laporan penelitian dakabalarea kab. cirebon
DESCRIPTION
laporan penelitian penunjang dana dakabalarea kabupaten cirebon yang merupakan evaluasi program kredit yang pernah di berikan oleh pemerintah kabupaten cirebonTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
EVALUASI PROGRAM KREDIT PENUNJANG DAKABALAREA
KABUPATEN CIREBON.
Oleh :
Subhan, Drs., M.Si
KERJASAMA LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
DENGAN BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA KABUPATEN CIREBON
2014
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program-program pemberdayaan ekonomi untuk pembiayaan UMKM
diJawa Barat termasuk Kabupaten Cirebon dipandang memiliki potensi yang
besar dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) disamping itu
dapat meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat miskin. Program-program
pemberdayaan ekonomi terutama pembiayaan mikro secara umum diarahkan bagi
pengusaha kecil dan menengah dengan memberikan alternatif metode penjaminan
pinjaman. Program pemberdayaan --seperti dana bergulir Dakabalarea-- yang
selama ini menggunakan basis group leading atau pinjaman berkelompok dan
sistem pengawasan bersama (Peer Monitoring).
Berawal dari tahun 1998 yang terjadi keruntuhan ekonomi bangsa kita,
hancurnya usaha konglomerasi dan usaha-usaha besar, ditandai
dengan :bangkrutnya usaha besar, bunga bank yang tinggi bisa mencapai 50%
pertahun, kurs USD hingga mencapai 15,000 per USD. Implikasi dari keadaan ini
antara lain terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karena tempat
usaha mereka bangkrutsementara usaha kecil menengah relatif bisa bertahan.
Namun begitu usaha kecil ini tetap harus didukung supaya tidak mengalami nasib
yang sama dengan usaha besar.
Dalam rangka mengurangi dampak negatif dari krisis ekonomi tersebut,
pada tahun 1999 pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil kebijakan strategis
untuk membantu kalangan masyarakat kecil terutama mereka yang bergerak
dalam bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) melalui program dana
bergulir yang diberi nama Kredit Program DAKABALAREA. Program ini
dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Gubernur
Jawa Barat Nomor 2 Tahun 1999 tentang DAKABALAREA. Dalam kebijakan ini
disebutkan bahwa tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan produktifitas
UMKM dan meningkatkan daya beli rakyat.
2
Kebijakan yang dianggap pro kepada UMKM ini diambil karena usaha
kecil dianggap paling kuat dalam bertahan dikrisis ekonomi.Program ini
menggunakan pendekatan sistem syariah, dipilihnya sistem syariah karena
dianggap sesuai dengan karakter masyarakat dan lebih adil. Dalam sistem ini tidak
mengenal istilah bunga melainkan bagi hasil.
Kredit ini disalurkan melalui Bank Pembangunan Jawa Barat (Bank Jabar)
yang sekarang menjadi Bank Jabar dan Banten (Bank BJB) kemudian setelah
terbentuknya Bank yang menggunakan sistem syariah maka penanganannya
dilimpahkan kepada Bank tersebut. Adapun Bank yang dimaksud adalah BJB
Syariah.
Untuk menunjang program DAKABALAREA Pemerintah Kabupaten
Cirebon mengalokasikan dana penunjang DAKABALAREA yang disebut Kredit
Program Penunjang DAKABALAREA yang digulirkan dari tahun 2000 sampai
2013.Pada tahun 2013 Kredit Program PenunjangDAKABALAREA ini
merupakan bagian dari program pengembangan sistem pendukung usaha bagi
UMKM.
Secara khusus Kredit Program Penunjang DAKABALAREA Kabupaten
Cirebon ini dimaksudkan agar : (1) Produksi “dahareun” diupayakan dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Cirebon. (2) Kelancaran distribusi
“dahareun” dari produsen ke konsumen lebih optimal. (3) konsumen mempunyai
daya beli untuk memenuhi kebutuhan “dahareun”.
Sedangkan tujuan Kredit Program PenunjangDAKABALAREA Kabupaten
Cirebon adalah : (1) sebagai salah satu upaya dalam rangka pemberdayaan
ekonomi rakyat Kabupaten Cirebon khususnya dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan usaha mikro kecil dan koperasi serta lembaga ekonomi rakyat
lainnya. (2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendapatan yang
meningkat serta berkecukupan bahan pangan dalam memenuhi kebutuhan gizi.
Adapun sasaran Kredit Program Penunjang DAKABALAREA Kabupaten
Cirebon adalah tercapainnya peningkatan dan pengembangan usaha mikro / kecil
dan koperasi serta lembaga ekonomi rakyat lainnya dalam rangka menanggulangi
akibat krisis ekonomi di Kabupaten Cirebon. Sasaran penerima kredit adalah
masyarakat yang mempunyai sumber penghasilan dari kegiatan usaha mikro
3
(informal), usaha rumah tangga atau usaha berskala kecil, baik yang dilakukan
sendiri atauoun tergabung dalam suatu kelompok atau koperasi.
Penerima kredit terbanyak adalah para pelaku kegiatan usaha mikro yang
melakukan usaha perdagangan. Mereka adalah kepala rumah tangga yang harus
mencari penghasilan bagi keluarganya dengan memperoleh kredit maka tentunya
akan sedikit memperbesar modal kerja sehingga meningkatkan kelancaran dari
pendapatan usaha.Sasaran penerima kredit lainnya adalah para pelaku usaha yang
melakukan kegiatan dirumah berbentuk warung atau usaha produktif seperti
menghasilkan kerajinan dan makanan olahan, pertanian, peternakan maupun
perikanan.
Besarnya jumlah Kredit Program Penunjang yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Kabupaten Cirebon sejak tahun 2000 sampai dengan 2005 sebesar Rp.
1,125,000,000 (Satu Milyar Seratus Dua Puluh Lima Juta) yang diberikan secara
bertahap. Untuk tahun 2000 sebesar Rp. 75.000.000 (Tujuh Puluh Lima Juta
Rupiah) kemudian pada tahun berikutnya menurun sebesar Rp 35.000.000 (Tiga
Puluh Lima Juta Rupiah), selanjutnya padatahun 2003 Pemerintah Kabupaten
Cirebon meningkatkan alokasi dana penunjang program sebesar Rp 350.000.000
(Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) serta terakhir pada tahun 2005 memberikan
dana penunjang sebesar Rp. 500.000.000 (Lima Ratus Juta Rupiah).
Gambar 1.1Alokasi Kredit Program PenunjangDAKABALAREA
Di Kabupaten CirebonTahun 2000 sampai 2005
Sumber : Laporan Setda Perekonomian, 2013, data diolah
4
Berdasarkan laporan perkembangan Kredit Program
PenunjangDAKABALAREA Kabupaten Cirebon periode akhir bulan Desember
2012 dari Bank BJB Syariah Cabang Cirebon, saldo nominal alokasi Kredit
Program Penunjang DAKABALERA sebesar Rp.524.883.042. Sedangkan dana
yang masih bergulir di masyarakat penerima program sebesar Rp 600.116.958.
Tabel di bawah menjelaskan perbandingan saldo alokasi yang ada di masyarakat
dari tahun 2010 – 2012.
Tabel Perbandingan Saldo Alokasi Dana Kredit Program Penunjang Dakabalarea Yang Ada Di Masyarakat
Tahun 2010 dengan Tahun 2012
Tahun Saldo alokasi dana
Tunggakan Keterangan
2010 Rp. 437.765.607 Rp 687.234.3932011 Rp. 323.639, 542 Rp. 801.360.458 Dana digulirkan
pada tahun ini sebesar 114.126.065
2012 Rp. 524.883.042 Rp. 600.116.958
Tabel di atas menunjukkan perbandingan tahun 2011 dengan tahun 2012 saldo
alokasi dana kredit Program Dakabalarea pengembalian dari masyarakat sebesar
Rp. 201.243.500. Berdasarkan berdasarkan gambaran tersebut, maka Pemerintah
Kabupaten Cirebon melakukan MoU dengan bank pelaksana yaitu Bank BJB
Syariah. Dalam MoU tersebut ditetapkan untuk biaya administrasi sebesar 0,5%
dari realisasi pinjaman dan ditempatkan dalam rekening tersendiri (MoU Nomor
581/180-perek/2005 dan Nomor 67/kes-crb/ADUM/2005 tentang Kredit Program
Penunjang DAKABALAREA pasal 9.)
Berdasarkan data, untuk perputaran dana bergulirpada bulan Desember
tahun 2012 telah mencapai Rp. 5.007.200.000 (Laporan evaluasi Tim Teknis
2012). Dana tersebut dialokasikan untuk penerima yang berbasis kelompok.
Adapun jumlah penerima tersebut sampai dengan bulan Desember tahun 2012
dapat dilihat dalam di bawah ini :
5
Tabel Perkembangan Jumlah Penerima Kredit Program Penunjang DAKABALAREA Bulan Desember 2012
Jumlah Penerima Manfaat Keterangan Jenis UsahaKelompok Anggota
218 2.509 Lunas Perdagangan 60 725 Macet Usaha Peternakan 4 40 Usaha Perikanan3 32 Lain-lain
Sedangkan untuk perkembangan jumlah penerima program pada tahun
2013, dari data yang diterima menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini
terlihat dengan jumlah anggota yang sebelumnya besar, tapi pada tahun 2013,
jumlah kelompok menurun akan tetapi jumlah anggota dalam kelompok naik
terutama pada sektor perdagangan.
Tabel ,Perkembangan Jumlah Penerima Kredit Program Penunjang DAKABALAREATahun 2013
Jumlah Penerima Manfaat Keterangan Jenis UsahaKelompok Anggota
220 2482 Lunas Perdagangan 3 25 Macet Usaha Perikanan 3 29 Macet Usaha Peternakan
Dalam kaitannya dengan Kredit Program Penunjang DAKABALAREA,
sistem operasional pengalokasiannya atau manajemennya dengan menggunakan
sistem syariah, berdasarkan MoU Nomor 581/180-perek/2005 dan nomor 67/kes-
crb/ADUM/2005 tentang Kredit Program Penunjang DAKABALAREA pasal 10
dijelaskan bahwa sistem pembagian bagi hasil, dimana bagian keuntungan pihak
pertama yang berasal dari jasa bagi hasil (Al Mudorobah) dan pembayaran jual
beli (Al Murobaha) dengan ketentuan a) 25% untuk tim teknis kabupaten, b) 25%
untuk kelompok usaha, c) 25% untuk sarjana pendamping dan d) 25% untuk
cadangan modal.
Dari hasil temuan BPK RI Tahun 2004-2012, BPK merekomendasikan agar
pihak pemerintah dalam hal ini bagian Perekonomian Sekda Kabupaten Cirebon
agar dana bergulir yang tersimpan di Bank digulirkan kembali secara selektif dan
jika tidak dapat digulirkan, maka dana yang ada di Bank tersebut disetorkan
kembali ke kas daerah dengan dibuktikan surat pernyataan kesanggupan
6
mengembalikan ke kas daerah Kredit Program Penunjang DAKABALAREA
sebesar Rp 437.765.607 yang ditanda tangani oleh kepala bagian perekonomian
selaku ketua tim teknis.Data tersebut berdasarkan hasil laporan tahun 2010.
Menindaklanjuti temuan BPK tersebut perlu kiranya pemerintah Kabupaten
Cirebon mengadakan kajian atau evaluasi tentang Program Penunjang
DAKABALAREA. Diharapkan melalui evaluasi ini pemerintah daerah akan
memperoleh gambaran tentang kondisi riil dilapangan serta dapat mengambil
kebijakan apakah program ini akan dilanjutkan kembali atau tidak. Dalam rangka
menjawab temuan BPK tersebut Bupati Cirebon mengeluarkan Keputusan Bupati
Cirebon Nomor 581/Kep.205-Perek/2014 yang antara lain berisi instruksi untuk
mengevaluasi pelaksanaan Kredit Penunjang Program DAKABALAREA secara
komprehensif untuk perbaikan dan kemajuan kredit program bagi usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) pada tahun berikutnya. Untuk itu, maka diperlukan
kajian evaluasi dan monitoring yang diharapkan memperoleh gambaran perbaikan
sistem dan nama program yang baru yang disesuaikan dengan kondisi yang ada
dilapangan.
Berdasarkan data yang sudah dipaparkan terutama yang berkaitan dengan
penerima manfaat dapat disimpulkan bahwa program ini merupakan program
yang sangat baik untuk peningkatan produktifitas UMKM maupun daya beli
masyarakat d iJawa Barat pada umumnya dan khususnya di Kabupaten Cirebon.
Walaupun pada perkembangannya terdapat penerima program yang macet atau
belum mampu melunasi kewajibannya.
Kegiatan evaluasi program didalamnya termasuk kegiatan monitoring
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan
kekuatan dalam segi perencanaan dan implementasi kegiatan / program. Secara
sederhana memantau (monitoring) diartikan sebagai mengamati dan mengikuti
pelaksanaan kegiatan program yang sedang berjalan. Dengan memantau, akan
diketahui apakah pelaksanaan dan pencapaian program sesuai dengan
perencanaan atau tidak. Jika tidak sesuai atau terjadi penyimpangan, dapat dengan
segera diperbaiki. Secara lebih sistematis pemantauan adalah kegiatan
pengumpulan informasi yang dilakukan secara periodik untuk memastikan apakah
7
suatu kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemantauan adalah
proses yang terus menerus dilakukan sepanjang siklus program dimulai dari
pelatihan dan sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Hasil dari
kegiatan pemantauan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan
penyesuaian terhadap perencanaan.
Evaluasi merupakan kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang
dicapai dengan taget yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi partisipatif
merupakan evaluasi dengan melibatkan semua pihak yang terlibat (stakeholders)
dalam program (perencana, pelaksana, penyandang dana, penerima manfaat dan
evaluator). Nilai penting evaluasi partisipatif antara lain sebagai berikut :
• Melaksanakan program pemberdayaan ekonomi pada program penunjang
DAKABALAREA atas dasar apa yang telah diketahui dan dilakukan
masyarakat.
• Membantu penerima program untuk mengevaluasi program dimana mereka
terlibat.
• Membantu untuk mengetahui sejauhmana manfaat program yang dilakukan
bersama-sama memberikan manfaat.
• Membantu masyarakat mengetahui sejauhmana aktivitasnya berpengaruh dan
memberikan dampak terhadap pencapaian program.
• Membantu untuk mengetahui potensi yang termanfaatkan dan potensi yang
belum termanfaatkan.
• Membantu untuk meningkatkan kemampuan sistem program penunjang
Dakabalrea memanfaatkan fasilitas secara lebih baik.
• Membantu masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam melihat
program pemberdayaannya dalam kaitannya dengan program yang lebih luas.
• Hal-hal yang dievaluasi adalah mencakup aspek input, proses, output dan
outcome.
B. Tujuan Evaluasi Program
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan evaluasi Kredit Program Penunjang
DAKABALAREAdi Kabupaten Cirebon adalah :
• Mengetahui kinerja pelaksanaan kegiatan
8
• Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan
Program selanjutnya
• Menyusun rekomendasi terhadap permasalahan yang dihadapi.
9
II. HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Perkembangan Program Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah
Digulirkannya Kredit Program Penunjang DAKABALAREA oleh
Pemerintah Kabupaten Cirebon merupakan kelanjutan program Dakabalarea yang
dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Program ini diperuntukkan
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah yang memiliki usaha produktif berbasis
kelompok atau usaha kelompok.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah kelompok dan anggota
kelompok dari tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada di bawah ini :
Tabel Perkembangan Jumlah Kelompok dan Anggota Kelompok Program Penunjang Dakabalarea
Tahun
Jumlah Kelompok Jumlah Anggota
Pdag PetrnkPerik
nJasa Perdag Petrnk Perikn Jasa
2012 218 60 4 4 2.509 725 40 322013 220 3 3 2.509 25 29
Secara umum bahwa perkembangan Kredit program penunjang
Dakalabarea dari sisi jumlah kelompok menunjukan bahwa program ini
memberikan sumbangan bagi perekmbangan UMKM di Kabupaten Cirebon.
B. Deskripsi Kajian Pada Tanggapan Masyarakat Kredit Program
Penunjang Dakabalarea
1. Manfaat Program
Salah satu tujuan program DAKABALAREA adalah memberikan manfaat
untuk meningkatkan produksi UMKM serta meningkatknya daya beli masyarakat.
Untuk mengetahui seberapa besar manfaat program kredit penunjang
DAKABALAREA bagi penerima dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
10
Gambar Prosentase Tanggapan Penerima Manfaat Kredit Program
Dakabalarea Kabupaten Cirebon
0.0020.0040.0060.0080.00
42.75
78.2668.12 75.00 68.84 76.81 78.99
a) Indeks sebelum adanya program kredit penunjang Dakabalarea
Sebelum adanya Kredit Program Penunjang DAKABALAREA
Kabupaten Cirebon, pertumbuhan ekonomi penerima program masih
belum optimal. Gambaran tersebut dapat dilihat dari pernyataan
“Sebelum adanya program Dakabalarea tingkat perkembangan usaha
sangat lambat” memperoleh indeks 42,57%. Artinya sebelum adanya
program kredit penunjang Dakabalarea kemampuan daya beli dan
pertumbuhan industri tergolong masih rendah.
Mengenai Perkembangan Usaha sebelum ada program dapat
dilihat dalam Gambar di bawah ini
Gambar 3.4Perkembangan usaha sebelum adanya program kredit penunjang
Dakabalarea
11
Sanga
t Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Agak T
idak Se
tuju
Agak S
etuju
Setuju
Sanga
t Setu
ju0.001.002.003.004.005.006.007.00
0.21
6.63
0.621.66
3.11
0.00
b) Indeks kesesuaian program kredit penunjang Dakabalarea dengan
kebutuhan usaha
Berdasarkan penelitian dilapangan menunjukkan bahwa program
Dakabalarea sesuai dengan kebutuhan usaha penerima program.
Dimana sebagian besar penerima program yaitu 78,26% mengakuinya.
Masyarakat UMKM berharap agar ada keberlanjutan dari program ini
karena memberikan manfaat yang besar. Namun sebagian besar
penerima program menginginkan dirubahnya sistem pemberian kredit
dari kelompok menjadi perorangan, terdapat juga sebagian masyarakat
yang menginginkan tetap perkelompok namun jumlah anggota
kelompoknya tidak terlalu banyak. Nilai indeks kesesuaian program
dengan kebutuhan usaha dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Kesesuaian program kredit penunjang Dakabalarea dengan
kebutuhan usaha
12
Sanga
t Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Agak T
idak Se
tuju
Agak S
etuju
Setuju
Sanga
t Setu
ju0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 0.83 0.00 0.83
20.70
0.00
c) Indeks dampak program kredit penunjang Dakabalarea.
Dari hasil penelitian menunjukkan tanggapan responden pada
pernyataan setuju terhadap dampak adanya pada program. Setelah
diberikan program dampak program kredit penunjang Dakabalarea
menunjukkan prosentase dampak langsung pada gambar sebesar
68,12%. Nilai ini berada pada interval yang cukup untuk membenarkan
pernyataan yang diajukan dari surveyor. Setelah diberikan Program
dampak langsung kredit penunjang Dakabalarea bagi masyarakat
Kabupaten Cirebon yakni meningkatnya pertumbuhan produksi
sekaligus meningkatkan kemampuan daya beli. Disamping itu,
masyarakat menjadi lebih inovatif dalam mengembangkan produksi.
Nilai indeks dampak kredit program penunjang Dakabalarea dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran dampak program kredit penunjang Dakabalarea
13
Sanga
t Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Agak T
idak Se
tuju
Agak S
etuju
Setuju
Sanga
t Setu
ju0.002.004.006.008.00
10.0012.0014.0016.0018.00
0.002.90
0.00 0.00
16.56
0.00
d) Indeks manfaat program kredit penunjang Dakabalarea
Manfaat diberikannya program kredit penunjang Dakabalarea secara
langsung dapat dirasakan masyarakat terutama dalam penambahan
modal dan secara tidak langsung pada pertumbuhan usahanya. manfaat
inipun sesungguhnya dirasakan oleh penerima program kredit
penunjang Dakabalarea yang mengalami kemacetan dalam
pengembaliannya. Mereka beranggapan kemacetan pengembalian kredit
disebabkan adanya faktor lain sehingga usaha mereka tidak dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Nilai indeks manfaat program
kredit penunjang Dakabalarea terhadap keberlangsungan usaha dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran manfaat program kredit penunjang Dakabalarea
14
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
0.001.30
0.001.73
18.40
0.00
e) Indeks peningkatan penghasilan dari kredit program penunjang
Dakabalarea
Dari hasil penelitian pada masyarakat penerima program KPPD (Kredit
Program Penunjang DAKABALAREA) menyatakan setuju dengan
adanya kredit yang diterima dari program dapat meningkatkan
penghasilan dengan indeks sebesar sebesar 68.24% dengan kategori
cukup. Hal ini dapat menjelaskan bahwa KPPD (Kredit Program
Penunjang DAKABALAREA) dapat mengembangkan usaha telah
dirintis. Nilai indeks adanya peningkatan penghasilan setelah menerima
kredit program penunjang dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.
Gambar 3.8Peningkatan penghasilan responden setelah menerima program
kredit penunjang Dakabalarea
Sanga
t Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Agak T
idak Se
tuju
Agak S
etuju
Setuju
Sanga
t Setu
ju0.002.004.006.008.00
10.0012.0014.0016.0018.00
0.002.48
0.001.66
15.53
0.00
f) Indeks kelangsungan usaha
15
Dari hasil penelitian dengan masyarakat penerima KPPD (Kredit
Program Penunjang DAKABALAREA) Kabupaten Cirebon
menyatakan setuju dengan jenis program tersebut karena bermanfaat
bagi kelangsungan usaha. Prosentase yang menginginkan adanya
keberlanjutan dari program ini sebesar 76,81%.
Nilai indeks dari keberlangsungan us
Gambar 3.9Adanya keberlangsungan usaha masyarakat penerima kredit
penunjang Dakabalarea
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 1.24 0.00 0.00
20.70
0.00
g) Indeks keberlanjutan program kredit penunjang Dakabalarea
Bedasarkan hasil penelitian terhadap masyarakat penerima Program
kredit penunjang Dakabalarea, sebagian besar menginginkan
dilanjutkannya program karena program ini memberi manfaat bagi
kelangsungan usaha. Ditunjukkan dengan tingginya prosentase yang
menginginkan adanya keberlanjutan dari program ini sebesar 78,99%.
Gambar di bawah ini menunjukkan tanggapan mayarakat penerima
program tentang keberlanjutan program.
Gambar Tanggapan masyarakat terhadap keberlanjutan program
16
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 0.83 0.00 0.00
21.74
0.00
2. Mekanisme Program
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme pencairan
kredit program penunjang DAKABALAREA pada umumnya relatif tidak
memberatkan masyarakat penerima. Hal ini ditunjukkan dengan gambar dibawah
ini :
Gambar Prosentase Tanggapan Masyarakat Penerima Terhadap
Mekanisme Kredit Program Dakabalarea Kabupaten Cirebon
0.0020.0040.0060.0080.00
78.26 81.1665.22 65.22 64.49 62.32
a) Indeks kesesuaian jumlah pencairan
Berdasarkan hasil penelitian untuk kesesuaian jumlah yang dicairkan
dengan jumlah nominal yang tertulis menunjukkan bahwa masyarakat
menganggap bahwa jumlah nominal yang ditentukan dengan realisasi
yang diterima sudah sesuai. Hasil ini diperkuat dengan nilai prosentase
17
tanggapan masyarakat penerima sebesar 78,25%. Meskipun terdapat
beberapa kelompok masyarakat penerima yang mengeluhkan masih
terlalu kecilnya jumlah yang diterima dengan kebutuhan usaha. Nilai
indeks dari kesesuaian jumlah pencairan dengan proposal yang diajukan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran kesesuaian jumlah pencairan
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 0.83 0.00 0.83
20.70
0.00
b) Indeks pemotongan biaya persyaratan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah pemotongan untuk biaya
persyaratan pencairan program yang meliputi biaya adminidstrasi dan
tabungan beku sebesar 10% dari jumlah pencairan masyarakat tidak
mempermasalahkan karena sebelumnya sudah dikemukakan diawal
pada saat melakukan analisa kelayakan usaha masing-masing
kelompok. Disamping itu dalam hal tabungan beku diperhitungkan
sebagai pelunasan pada tahap akhir angsuran. Hasil ini diperkuat
dengan nilai prosentase tanggapan masyarakat penerima sebesar
81.16%. Nilai indeks dari adanya beban biaya persyaratan dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran pemotongan biaya persyaratan
18
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 0.41 0.00 0.00
22.77
0.00
c) Indeks penggunaan dana kredit
Hasil penelitian untuk penggunaan dana kredit program penunjang
Dakabalarea, menunjukkan bahwa penggunaan dana yang diterima oleh
masyarakat pada dasarnya digunakan untuk melakukan pengembangan
usaha, walaupun sebagian masyarakat penerima program ada yang
menggunaan dana tersebut untuk kebutuhan lain. Hasil ini diperkuat
dengan nilai prosentse tanggapan masyarakat penerima sebesar 65.22%.
Nilai indeks dari penggunaan dana kredit untuk usaha dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran penggunaan dana kredit program penunjang
Dakabalarea
Sanga
t Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Agak T
idak Se
tuju
Agak S
etuju
Setuju
Sanga
t Setu
ju0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00 0.83 0.00 0.83
20.70
0.00
d) Indeks kesesuaian angsuran dengan kemampuan
19
Hasil penelitian untuk kesesuaian angsuran dengan kemampuan,
masyarakat mengakui bahwa mereka relatif mampu untuk mengangsur.
Akan tetapi disisi lain ada banyak keluhan terutama ketika angsuran
yang semakin besar. Masyarakat berharap masa tenggang diperpanjang,
sehingga besarnya angsuran masih dapat dijangkau oleh kemampuan
mereka. Hasil ini diperkuat dengan nilai prosentase tanggapan
masyarakat penerima sebesar 65.22%. Nilai indeks dari kesesuaian
jumlah angsuran dengan kemampuan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar Gambaran kesesuaian jumlah angsuran dengan kemampuan
membayar
0.002.004.006.008.00
10.0012.0014.00
0.002.07 2.48 1.66
12.42
0.00
e) Indeks jangka waktu pengembalian
Hasil penelitian untuk jangka waktu pengembalian, masyarakat relatif
tidak keberatan terhadap jangka waktu pengembalian yang telah
ditetapkan. Namun ada juga sebagian masyarakat yang memperdulikan
dengan jangka waktu, semakin pendek maka semakin baik, namun
tanggapan masyarakat tersebut disesuaikan dengan skala usahanya.
Hasil ini diperkuat dengan prosentase tanggapan masyarakat penerima
sebesar 64.49%. Nilai indeks dari jangka waktu pengembalian kredit
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar
20
Gambaran jangka waktu pengembalian kredit
0.002.004.006.008.00
10.0012.0014.00
0.00
2.900.62
2.48
12.42
0.00
f) Indeks ketepatan waktu pembayaran angsuran
Tingkat kesadaran masyarakat untuk membayar angsuran tepat pada
waktunya cukup. Akan tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan
masyarakat penerima program tidak tepat waktu dalam membayar
angsuran. Faktor tersebut antara lain : fluktuasi usaha yang tidak
menentu, adanya kebutuhan lain diluar aktivitas usaha yang
membutuhkan dukungan dana (kebutuhan sekolah anak, keluarga sakit).
Hasil ini diperkuat dengan prosentase tanggapan masyarakat penerima
sebesar 64.49%. Nilai indeks dari ketepatan dalam pengembalian
angsuran dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.17Ketepatan dalam pengembalian angsuran
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
0.00
2.481.24
5.80
8.28
0.00
3. Prosedur Program
21
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur kredit program
penunjang DAKABALAREA pada umumnya relatif tidak memberatkan
masyarakat penerima. Hal ini ditunjukkan dengan gambar dibawah ini :
Gambar 3.18Prosentase Tanggapan Masyarakat Penerima Terhadap
Prosedur Kredit Program Dakabalarea Kabupaten Cirebon
a) Indeks kesesuaian prosedur
Hasil penelitian untuk kesesuaian prosedur Kredit Program Penunjang
DAKABALAREA, masyarakat mengakui bahwa prosedur yang
ditetapkan pada program tersebut sesuai dengan apa yang disepakati.
Hasil ini diperkuat dengan prosentase tanggapan masyarakat penerima
sebesar 78,26 %. Nilai indeks dari prosedur pengajuan kredit program
penunjang Dakabalarea dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.19Gambaran kesesuaian prosedur kredit program Dakabalarea
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.41 0.62 1.66
19.67
b) Indeks pengajuan kredit kolektif
22
Menurut ketentuan kredit program penunjang Dakabalarea, penerima
program berbentuk kelompok dengan jumlah keanggotaan antara 5 – 15
orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat penerima
program sebagian besar tidak menginginkan berbentuk kelompok. Hal
ini disebabkan bahwa dalam sistem kelompok apabila terjadi
ketidakdisiplinan dari satu atau sebagian anggota, maka kemudian yang
bertanggungjawab adalah seluruh anggota kelompok karena
menggunakan sistem tanggung renteng. Dan yang paling memberatkan
adalah bagi mereka pemilik agunan akibatnya kalau terjadi
ketidaklancaran dalam pembayaran menyebabkan agunan tersebut
tertahan di Bank. Hasil ini diperkuat dengan prosentase tanggapan
masyarakat penerima sebesar 37.68%. Nilai indeks dari hal tersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran pengajuan kredit program Dakabalarea
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
0.00
8.70
0.00 0.00
2.07
0.00
c) Indeks agunan pinjaman
Masyarakat dapat menyadari bahwa dalam hal pengajuan kredit
biasanya disertai dengan persyaratan agunan. Hasil penelitian tentang
agunan menunjukkan bahwa masyarakat tidak keberatan. Hasil ini
diperkuat dengan nilai prosentase tanggapan masyarakat penerima
sebesar 76,81%. Nilai indeks dari hal tersebut dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
23
Gambar Gambaran agunan/penjaminan pada kredit program Dakabalarea
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
0.00 0.41 1.24 1.66
18.63
0.00
d) Indeks prosedur yang memberatkan
Hasil penelitian untuk prosedur, masyarakat mengakui bahwa prosedur
yang dipersyaratkan tidak memberatkan. Namun dalam hal prosedur
perlu adanya perbaikan terutama berkaitan dengan lamanya proses
pencairan di Bank. Hasil ini diperkuat dengan prosentasi tanggapan
masyarakat penerima sebesar 76, 81%. Nilai indeks dari hal tersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambaran agunan/penjaminan pada kredit program Dakabalarea
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
0.00
8.70
0.00 0.00
2.07
0.00
24