laporan pendahuluan laparatomy stoma 15 rssa

38
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN POST LAPARATOMY DENGAN STOMA 1. LAPARATOMY PENGERTIAN Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997).Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi (Arif Mansjoer, 2000).Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi (Lakaman:2000;194). Pembedahan perut sampai membuka selaput perut. Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu; a. Midline incision b. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari garis tengah c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy. d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy. ETIOLOGI 1

Upload: lean-ws

Post on 25-Jul-2015

1.897 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN POST LAPARATOMY DENGAN STOMA

1. LAPARATOMY

PENGERTIAN

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi

pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong,

1997).Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya

perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur

tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi

(Arif Mansjoer, 2000).Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut

dengan operasi (Lakaman:2000;194). Pembedahan perut sampai membuka selaput

perut.

Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu;

a. Midline incision

b. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari

garis tengah

c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas,

misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.

d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di

bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi

appendictomy.

ETIOLOGI

Etiologi sehingga di lakukan laparatomy adalah karena di sebabkan oleh

beberapa hal (Smeltzer, 2001) yaitu;

1.      Trauma abdomen (tumpul atau tajam)

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang

terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau

yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :

Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium)

yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak.

1

Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang

dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau

sabuk pengaman (sit-belt).

2.      Peritonitis

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga

abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis

primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat

penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi

appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon

(paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan

penyebab peritonitis tersier.

3.      Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya)

aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.

Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus

halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan

pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat

berupa  perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh

secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),

Intusepsi      (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang

ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang

mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan

penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi), 

hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot

abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen

usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).

4.      Apendisitis mengacu pada radang apendiks

Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian

inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah

2

obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan

mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.

5.      Tumor abdomen

6.      Pancreatitis (inflammation of the pancreas)

7.      Abscesses (a localized area of infection)

8.      Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)

9.      Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the intestines)

10.  Intestinal perforation

11.  Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)

12.  Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)

13.  Internal bleeding

2. STOMA

2.1. Definisi

Stoma dalam bahasa Yunani adalah mulut. Stoma adalah : usus yang

dikeluarkan dari dinding abdomen melalui proses operasi dan biasanya dilakukan

karena ada kelainan baik bawaan maupun ditemukan saat terjadi kecelakaan

atau bahkan karena ada penyakit dibagian saluran pencernaan ataupun

disaluran perkemihan. (Gibyanto,2011)

Pada umumnya dibuat untuk ileum (ileostomy) atau colon (colostomy).

Tedapat 2 jenis gastrointestinal Stoma :

1. Temporary (de-functioning) stomas : meliputi ileostomy atau colostomy yang

dibuat untuk melindungi suatu anastomosis atau dekompresi atau

penyembuhan segmen usus bagian distalnya. Stoma mempunyai 2 lubang

yaitu lubang proksimal adalah tempat keluarnya faeces dan lubang distal

tempat keluarnya mukus dari usus bagian distalnya.

3

Stoma yang bagus

2. Permanent stomas : lubang dinding abdomen yang dibuat secara permanen

tempat menempelkan bagian akhir dari usus pada permukaan kulit. Terdapat

beberapa bentuk permanent stoma antara lain:

a. Panproctocolectomy : ileostomy permanent yang dibuat dari ileum

terminalis, seluruh colon rectum dan anus diangkat.

b. Total colectomy: ileostomy dibuat tetapi ujung rectum tetap dan

disalurkan ke dinding abdomen sebagai mucus fistula.

c. Abdomenoperineal (A-P) excision : colostoly pada fossa iliaca sinistra,

rectum dan anus diangkat, sering disertai dengan pengangkatan 1/3

bagian atas dinding posterior vagina

d. Hartmarn’s procedure, eksisi dari sigmoid atau atas rectum colostomy

dibuat dan ujung rectum ditutup dan dibiarkan didalam pelvis.

e. Pelvis exenteration: operasi radikal untuk pengangkatan organ pelvis;

dibuat colostoly dan urostomy.

Kelainan pada organ Pencernaan yang menimbulkan indikasi tindakan

gastrointestinal Stoma :

Esafagus : Kanker pada bagian ini akan menyebabkan gangguan

menelan, dimulai sulit menelan dan bila tidak cepat diangkat akan

tersumbat total sehingga tidak bisa menelan sama sekali.

Lambung : Seperti di Esophagus kanker di lambung juga akan

menyebabkan tersumbatnya saluran cerna, tetapi tergantung lokasi,

kanker pada lokasi tertentu tidak akan menyebabkan tersumbatnya

saluran cerna sampai pada stadium lanjut.

Usus Besar : Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan

pola defikasi artinya secara berangsur angsur penderita merasa tidak

nyaman diperut kemudian mulas yang sukar diterangkan sebabnya

dilanjutkan dengan diare / mencret berak darah lender ini terutama untuk

kanker rectum dan obstruksi saluran cerna karena tersumbatnya usus

besar akhirnya perut kembung karena kotoran menumpuk dalam usus

karena tidak bisa keluar.

Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh

jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam

dinding rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan

penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara

4

dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar

dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung,

yang disebut kantung kolostomi.

Usus Halus : Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak. Kebanyakan

tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran

besar bisa menyebabkan terdapatnya darah dalam tinja, penyumbatan

usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus

masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).

Pangkreas : Kanker pangkreas karena letaknya sangat sulit terdiagnosis,

biasanya diketahui setelah ada komplikasi ikterus atau penyumbatan

pada usus 12 jari.

Hati : Kanker primer yang terletak ditepi pada keadaan dini bila cepat

diketahui dan segera diambil tindakan operasi akan menyembuhkan

penyakitnya. Pada hati sering dijumpai kanker sekunder yang berasal dari

penyebaran kanker alat tubuh lain seperti usus, paru, payudara, genitalia,

interna (Benbow Maureen, 2007)

2.2. Jenis-Jenis Stoma

1) Kolostomi

Dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut

diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal

sebagai anus buatan. Letak kolostomi pada abdomen bisa dimana saja

sepanjang letak kolon, namun biasanya dilakukan pada bagian kiri bawah, di

daerah kolon sigmoid. Namun dapat pula dibuat dilokasi kolon asendens,

transversum, dan desendens. Letak kolostomi sebaiknya dipilih dengan hati-hati

sebelum tindakan operasi. Sebaiknya hindari lokasi yang memiliki jaringan lemak

yang tebal dan terdapat skar (Kathleen Osborn, 2003).

Jenis jenis kolostomi

- Ascending kolostomi

Kolostomi ascending terletak di bagian kanan atas dari perut. Pada jenis

ini sudah jarang dilakukan sejak ditemukan bahwa ileostomi ,hal ini

dikarenakan ileostomi lebih efektif dibandingkan dengan kolostomi ascending

- Transverse Colostomy

5

Kolostomi transverse terletak dibagian atas dari perut baik di tengah

maupun di sebelah kanan. Pada pemasangan kolostomi jenis transverse ini

dilakukan dengan indikasi seperti dibawah ini

- Descending or Sigmoid Colostomy

Lolostomi descending / sigmoid ini terletak dibawah perut dan paling

sering dilakukan dibandingkn dengan jenis kolostomi lainnya. indikasi

pemasangan pada kolostomi sigmoid ini adalah seperti dibawah ini

2) Ileostomy

Selama operasi, bagian dari ileum dibawah ke permukaan perut untuk

membentuk stoma, biasanya di sisi kanan. Ini adalah tempat kotoran sekarang

akan berlalu dari tubuh. Isi usus dari ileostomy akan lebih liqiud dan semi-padat.

Anda dapat memiliki baik sebagai akhir ileostomi atau ileostomi loop dan

keduanya diperlakukan dan dirawat dengan cara yang sama. Ileostomy bisa

sementara atau permanen.

6

Indikasi :

1. Diverticulitis 2. Trauma (cedera) 3. Cacat lahir 4. Kanker / descending atau

usus sigmoid 5. Obstruksi usus 6. Kelumpuhan

Gambar 7 : Kolostomi Transverse

Indikasi :

1. Kanker rektum atau

sigmoid kolon.

2. Diverticulitis

3. Trauma (cedera)

4. Cacat bawaan

5. Obstruksi usus

6. Kelumpuhan

3) Urostomy

Jenis yang paling umum dari urostomy merupakan saluran ileum yang

biasanya berlokasi di sisi kiri perut. Hal ini melibatkan menggunakan sebuah

segmen pendek dari usus kecil (ileum) yang digunakan sebagai tabung atau

saluran untuk membentuk urin stoma melalui mana dari ureter dialihkan. Hal ini

biasanya setelah kandung kemih orang dan / atau uretra telah dihapus dan

permanen.

Gambar: Urostom

Gambar 13 : kantong Urostomi

2.3. Komplikasi Pasca Operasi

Perawat harus menyadari bahwa pasien – pasien dengan operasi ostomy

akan menghadapi resiko komplikasi dan komplikasi yang mungkin timbul pada

umumnya adalah shock, perdarahan, gangguan pernafasan, gangguan

perkemihan, gangguan pencernaan, luka, sepsis, masalah psikologi serta

komplikasi stoma misalnya caput medusa, Dermatitis irritasi, Dermatitis Alergi,

Folikulitis, Pseudoverrucous lesion dan monilia. Dan yang paling sering muncul

adalah komplikasi yang berkaitan dengan reseksi usus, anastomosis dan

konstruksi stoma, seperti ileus, obstruksi, gangguan absorbs, kebocoran,

anastomosis, iskemik, nekrotik stoma dan mucocutaneous separation. Beberapa

komplikasi yang muncul dengan manajemen penanganannya adalah sebagai

berikut :

a. Komplikasi kulit disekitar stoma

7

Definisi : Caput medusa,lebih dikenal dengan varises pada kulit sekitar

stoma.Umumnya terjadi pada pasien–pasien dengan penyakit hati.

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan caput medusa:

Penatalaksanaan yang bisa dilakukan perawat dalam hal ini adalah

pemberian silver nitrat untuk memotong pembuluh darah bila diperlukan,

Tindakan perawatannya adalah dengan cara membuka kantong dan wafer

yang dilakukan dengan lembut, dengan tehnik tidak menyebabkan trauma

pada kulit peristomal, perawatan kulit yang adekuat dan hindari penggunaan

plester yang tidak perlu.

b. Dermatitis Iritasi

Definisi :Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif ditandai oleh rasa

gatal dan secara klinis terdiri atas ruam polimorfi yang umumnya berbatas

tidak tegas. Gambaran klinisnya sesuai dengan stadium penyakitnya. Untuk

penamaan dermatitis, berbagai klasifikasi sudah diajukan antara lain

berdasarkan kondisi kelainan, lokasi kelainan, bentuk kelainan, usia pasien

dan sebagainya, contohnya:

Berdasarkan lokasi kelainan misalnya dermatitis manus, dermatitis

seboroik, dermatitis perioral, dermatitis popok, dermatitis perianal,

akrodermatitis, dermatitis generalisata, dsb.

Berdasarkan kondisi kelainan misalnya dermatitis akut, subakut dan

kronis atau dermatitis madidans (membasah) dan dermatitis sika (kering)

Berdasarkan penyebab misalnya dermatitis kontak iritan, dermatitis

kontak alergik, dermatitis medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis

venenata, dermatitis stasis, dan sebagainya,

Berdasarkan usia misalnya dermatitis infantil, dsb.,

Berdasarkan bentuk kelainan misalnya dermatitis numularis, dsb.

Etiologi :Dermatitis ringan biasanya terjadi sebagai akibat dari iritasi

reaktif, peradangan, dan kerusakan kulit yang disebabkan oleh kontak

dengan limbah usus, lebih sering dikaitkan dengan ileostomi karena

kandungan asam dari usus kecil Ini terjadi karena system pengantongan

stoma yang tidak bagus sehingga terjadi kebocoran dari isi kantong yang

mengiritasi daerah kulit sekitar. Adanya luka kemerahan atau lapisan kulit

yang terangkat bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan sehingga pasien

8

merasa tidak nyaman,ini bisa terjadi karena terlalu sering mengganti kantong

dan cara membersihkan skin barier yang tidak hati – hati.

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan Dermatitis iritasi:

Penatalaksanaan yang bisa dilakukan perawat dalam hal ini adalah

melakukan pengangkatan skin barier secara pelan – pelan lalu

mengeringkan daerah kulit setelah dibersihkan, memeriksa keadaan kulit,

lalu menggunakan air bersih untuk mencuci daerah kulit yang teriritasi.

Memberikan douderm pada daerah kulit teriritasi yang terbuka,selain

duoderm bisa juga diberi stomahesive powder yang berfungsi untuk menjaga

kulit tetap kering

c. Dermatitis Alergi

Etiologi : Ini muncul karena kulit alergi terhadap skin barier, plester,

adhesive remover, skin prep dan pasta. Umumnya menimbulkan reaksi

inflamasi dan iritasi pada kulit disekitar stoma pada pasien-pasien dengan

riwayat alergi pada makanan, obat-obatan atau bahan lainnya. Alergi ini

ditandai dengan gatal, panas, perih dan kemerahan pada sekitar kulit dan

untuk pasien ini disarankan untuk menjalani test alergi dengan

menggunakan produk-produk ostomy.

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan komplikasi Dermatitis alergi :

Perawat dapat melakukan perawatan, salah satunya dengan menghindari

penggunaan adhesive remover atau skin prep. Setelah itu menggunakan

pasta yang tidak mengandung alcohol seperti Coloplast strip pasta,

Calamine lotion ini akan melapisi daerah kulit yang kemerahan kemudian

bereaksi sebagai penghambat,barier dan mencegah terjadinya iritasi

9

Gambar : Dermatitis iritasi

berkelanjutan,Swin cream dpt digunakan untuk memberi kelembapan pada

daerah kulit yang teriritasi, Cortate ( Steroid lotion ) dapat mengurangi

kemerahan pada kulit ( jika iritasi kulit tidak sembuh lebih dari 2 minggu

segera hubungi ETN atau dokter.

d. Folikulitis

Definisi : ini adalah inflamasi folikel rambut dipori-pori kulit sekitar stoma.

Etiologi : Bisa terjadi pengangkatan rambut dengan tidak hati – hati.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan

folikulitis :

Perawat dapat melakukan tindakan. Sebaiknya lakukan langsung

pencukuran rambut karena cara ini sangat efektif, kemudian berikan Nystatin

( antifungal powder ) cara penggunaanya ditaburi secara tipis pada daerah

kulit terinfeksi, obat ini dapat diperoleh tanpa menggunakan resep. Jika

keadaan ini masih tetap terjadi seteah pemakaian topical lebih 2 x segera

hubungi ETN atau dokter ).

e. Pseudoverrucous Lession

Definisi : Tampak seperti nodul atau papul berwarna merah

kecoklatan,lesi ini dapat mencapai ketebalan 2-3 mm dari permukaan kulit.

Etiologi : Umumnya lesi ini terjadi pada stoma saluran kemih ini

dikarenakan terjadinya kontak urin dengan kulit sekitar stoma.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan

Pseudoverrucous Lession :

Gunakan kantong dengan ukuran dan tipe yang tepat, gunakan kantong

yang drainable dalam bentuk convek, gunakan pasta hidrocoloid sebelum

menempelkan kantong

10

f. Infeksi Jamur Monilia ,Candida

Definisi : infeksi yang terjadi pada stoma yang dikarenakan oleh

pertumbuhan dan perkembangan jamur monilia candida.

Etiologi : umumnya ditemukan di GI tract, ini terjadi karena infeksi oleh

jamur yang menyebabkan infeksi disekitar stoma. Orang yang mempunyai

stoma potensial akan mengalami infeksi jamur karena daerah sekitar stoma

hangat ,lembab dan tertutup, infeksi bisa menyebar disekitar area yang

lembab.kemudian menimbulkan kemerahan dan gatal.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan

monilia candida:

Bersihkan daerah kulit terinfeksi kemudian keringkan dengan kapas atau

bisa menggunakan hair dryer secara pelan – pelan kemudian berikan

Nystatin powder kedaerah kulit terinfeksi. Gunakan kantong drainable two

piece yang mengandung hidrocoloid dan penggantian kantong bisa 1 atau 2

x dalam seminggu.

g. Stomal Retraksi

Definisi : Pemasangan stoma yang menyebabkan kulit area sekitar stoma

tertarik ke dalam, menimbulkan nyeri, dan memungkinkan untuk terjadi

kebocoran.

11

Gambar 15 : Pseudoverrucous Lession

Etiologi : Hal ini dapat disebabkan oleh pemilihan kantong stoma yang

kurang tepat baik jenis ataupun ukurannya yang tidak mengikuti lekukan

perut.

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan

stomal retraksi:

Dalam penggunaan kantong stoma sebaiknya memilih untuk

menggunakan kantong stoma base plate yang convex, apabila dirasa oleh

keluarga atau pasien, kantong jenis tersebut terlalu mahal, maka dapat

diganti dengan menggunakan various standard size protective sheets

(kantong stomanya menggunakan plastic gula yang dilapisi dengan double

tipe).

h. Stomal Prolaps

Definisi: merupakan penonjolan mukosa colon 6cm atau lebih dari

permukaan kulit. Ada 3 jenis prolaps:

Penonjolan seluruh dinding colon (loop ileum)

Adanya strangulasi

Nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.

Etiologi : prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus

meningkat, fixasi usus tidak sempurna, mesocolon , tekanan intra abdomen

tinggi, dinding abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan

adanya omentum yang yang pendek dan tipis. Dukes, 2010).

12

Peran perawat dalam tindakan perawatan komplikasi stoma dengan

stomal prolaps:

Dalam merawat klien dengan stoma, keterampilan seorang tenaga

kesehatan (perawat, dokter) menjadi hal yang wajib. Klien berharap

mempunyai stoma yang baik dan letaknya sesuai dengan bentuk perutnya.

Selain itu, klien dianjurkan menggunakan ikat pinggang atau corset, hal ini

bertujuan untuk menahan tekanan dari dalam abdomen melalui luka insisi.

Ketika stoma terlanjur menonjol sebaiknya klien memilih kantong stoma yang

ukurannya lebih besar, hal ini supaya stoma yang menonjol tetap dalam

kondisi lembab karena tertutup oleh kantong stoma.

i. Parastomal Hernia

Definisi : suatu pembengkakan pada area sekitar perut stoma yang

menyebabkan ketidaknyamanan pada klien meskipun tidak selalu

membutuhkan intervensi bedah atau tindakan bedah namun bila terdapat

tanda-tanda perubahan warna stoma maka perlu dilakukan tindakan

pembedahan darurat.

Etiologi : hal ini dapat disebabkan karena kurangnya gerak usus dan klien

mengangkat beban yang terlalu berat atau aktivitas yang berlebihan.

Kebanyakan parastomal hernia akan berkembang dari waktu kewaktu,

setelah operasi, sekitar 12 bulan post operasi, atau bahkan lebih lama

13

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan parastomal hernia:

Perawat harus menasehati pasien (yaitu klien dengan pemasangan

stoma dalam 3 bulan pertama). Untuk menghindari mengangkat beban yang

terlalu berat atau melakukan aktivitas yang berlebihan meskipun klien

mampu melakukannya. Klien dianjurkan untuk memakai ikat pinggang untuk

melatih memperkuat dinding perut yang dapat menimbulkan terjadinya

hernia parastomal.

j. Granuloma

Granuloma adalah daerah merah tender yang memiliki penampilan

kembang kol yang terjadi di sekitar tepi stoma. Mereka sering

mengembangkan dimana jahitan dimasukkan sekitar stoma tetapi dapat

terjadi bertahun-tahun setelah operasi. Kadang-kadang menggosok dari

flange atau pelat dasar dapat meningkatkan risiko masalah ini.. Perdarahan

yang disebabkan oleh granulasi dapat terjadi dan dapat mengganggu

dengan mengikuti kantong. Template harus diperiksa dan jika perlu

penerapan perak nitrat oleh Perawat Perawatan stoma atau eksisi bedah

mungkin diperlukan

Penyebab granuloma ada dua yaitu : adanya benda asing seperti

benang, atau yang lainnya dan ada yang menucul secara spontan tanpa

penyerta. Tandanya seperti daging muncul dan mudah berdarah.

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan Granuloma:

a. Angkat benda asing penyebab granuloma

b. Evakuasi granuloma dengan silver nitrat atau benang

c. Tutup granuloma

d. Perhatikan apakah sel kanker atau bukan

14

k. Stenosis

Stenosis stoma juga dapat terjadi. Seringkali penyempitan usus pada

permukaan kulit, tetapi bisa terjadi di dalam perut. Hal ini ditandai dengan:

Penurunan jumlah tinja berlalu

Kotoran mungkin muncul pita-seperti

Bagian dari kotoran dapat menghentikan

Untuk memfasilitasi perjalanan tinja melalui stoma pulmonalis, rendah

residu diet, hidrasi meningkat, dan pelunak tinja biasanya direkomendasikan

sebagai intervensi dini pertama. dilatasi stomal Sesekali lembut, walaupun

kontroversial, adalah pilihan lain, tetapi stenosis berat harus dikelola dengan

tindakan pembedahan.

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan Stenosis:

Manajemen hiperplasia yang mengakibatkan stenosis dari saluran ileum

dimulai dengan evaluasi lesi hyperplasic melanggar pada area peristomal.

Diduga lesi ganas memerlukan rujukan pemeriksaan dokter, tetapi lesi jinak

dapat diobati dengan cauterizing daerah yang terkena dengan silver nitrat

dan mengubah sistem pouching sehingga limbah tidak mempengaruhi

integritas kulit peristomal. Selain itu akibat adanya feses yang tersisa pada

pouching, maka dilakukan irigasi stoma.

l. Nekrosis

Stoma harus memiliki suplai darah yang baik yang ditunjukkan dengan

stoma menjadi warna merah muda yang sehat, sedikit lebih gelap dari

bagian dalam mulut. Nekrosis terjadi jika suplai darah ke stoma dibatasi

(biasanya 24-48 jam setelah operasi). Awalnya stoma akan menjadi merah

gelap dan bahkan mungkin berubah menjadi hitam, ini merupakan indikasi

bahwa suplai darah terganggu. Tutup observasi diperlukan dan jika tidak ada

perbaikan operasi lebih lanjut mungkin diperlukan.

15

Peran perawat dalam penatalaksanaan perawatan komplikasi stoma

dengan Nekrosis

Manajemen konservatif nekrosis stomal melibatkan observasi langsung

dengan penilaian yang sering melalui kantong transparan untuk memantau

setiap perkembangan cedera. Ketika mukosa nekrotik jelas di atas tingkat

fasia, intervensi yang wajar termasuk mengubah ukuran alat ostomy dan

melembagakan diet rendah residu untuk memfasilitasi perjalanan efluen

melalui stoma yang juga mungkin menunjukkan stenosis. Jika nekrosis

terbatas pada daerah di atas fasia dan pasien tidak septik, ostomy yang

dapat menyembuhkan dari waktu ke waktu, tetapi pemisahan mukokutan,

stenosis, atau retraksi dapat terjadi. Sebaliknya, nekrosis yang meluas di

bawah level fasia membutuhkan pemberitahuan segera dokter bedah karena

revisi mendesak diindikasikan.

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan merupakan suatu proses yang meliputi lima tahap yaitu

pengkajian, analisa data, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

PENGKAJIAN FOKUS

Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi

infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap

infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan

memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih

berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas.

I. BIODATA

a. Identitas secara Umum

b. Riwayat Kesehatan

– Riwayat penyakit dahulu ( RPM )

Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus ,

psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan

dermatosiss atopik , limfoblastoma.

– Riwayat Penyakit Sekarang

Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit,

16

– Riwayat penyakit keluarga

c. Riwayat Lingkungan

d. Pola Aktivitas-Latihan

Apakah pemasangan stoma mengganggu aktivitas klien

Apakah klien membutuhkan bantuan dalam melaksanakan aktivitasnya

e. Pola Nutrisi

Bagaimana nafsu makan klien

BB normal atau tidak

Bagaimana kebiasaan makan pasien

Makanan yang menyebabkan diarhe

Makanan yang menyebabkan konstipasi

f. Pola Eliminasi

Apakah ada perubahan eliminasi tinja :

Konsistensi, bau, warna feces

Apakah ada konstipasi / diare

Apakah feces tertampung dengan baik

Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri

g. Pola Tidur-Istirahat

Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi

Tidur nyenyak/tidak

Apakah stoma mengganggu tidur/tidak

Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur

Adakah faktor psikologis mempersulit tidur

h. Pola Kebersihan Diri

Berapa kali mandi dalam sehari

Penggunaan sabun untuk mandi

Apakah ganti baju apa tidak

Bagaimana klien cara klien menjaga kebersihan area disekitar stoma

i. Pola peran & Hubungan

Apakah peran klien dalam keluarga

Apakah ada system pendukung yang mampu mensupport klien

Bagaimana klien memenuhi tugas/perannya

Apakah ada kesulitan menentukan dalam menjalankan peran atau dalam

keluarga

17

Apakah ada masalah peran yang dihadapi klien ketika klien menjalani

perawatan stoma

j. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, faktor

stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, karena

ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,

kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan klien tidak

mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan,

Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan

kepribadian.

Fase Adaptasi Psikologis klien post operasi stoma

Shock/panic

Biasanya terjadi segera setelah operasi. Pasien tidak dapat memproses

informasi dan mungkin menangis, cemas dan pelupa. Fase ini bisa

berlangsung dari hari ke minggu.

Denial (penolakan) atau defense (pertahanan)

Fase ini bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dan

penundaan proses adaptasi. Selama fase ini, individu menyangkal atau

menghindar. Sehingga klien mungkin berfikir tentang angan angan :

seandainya saya tidak…

Pengakuan

Pada fase ini klien mulai menghadapi kenyataan dari situasi. Dan sudah

berfikir mengenai realita/keadaan yang telah terjadi.

Adaptation/Resolution Adaptasi / Resolusi

Selama fase ini, kesedihan akut mulai mereda. Pasien mulai cara yang

konstruktif dan mulai untuk membangun struktur baru. Mereka

mengembangkan rasa baru senilai. Fase ini dapat berlangsung satu hingga

dua tahun.

k. Pola Komunikasi

Apakah ada kesulitan bagi klien dalam mengungkapkan apa yang dirasakan

Apakah ada pantangan atau larangan yang mempersulit

penyembuhan/perawatan stoma

l. Konsep diri

18

Gambaran diri

Perubahan permanen dan signifikan dalam penampilan tubuh dan

kemampuan fungsional dapat mengubah cara orang menginternalisasi citra

tubuh dan konsep diri.

Identitas diri

Pemasangan stoma yang dilakukan apakah mempengaruhi identitas klien

sebagai seorang wanita atau pria.

Ideal diri

Rasa takut kehilangan adalah normal akan tetapi apakah klien

menganggap hal tersebut merupakan hal yang sangat berarti dan tak bisa

dirubah?apa yang klien inginkan dan bagaimana klien dapat

memenuhinya/merubahnya

Harga diri

Apakah pikiran tersebut membuat klien malu, menangis, perasaan

ditolak(tidak diterima), atau bahkan depresi

Peran

Apakah klien merasa peran sosialnya akan berubah dan bahwa orang

lain tidak dapat menerima mereka seperti di masa lalu

Dalam proses rehabilitasi ada saat bahwa pasien harus memiliki

kesempatan untuk mengekspresikan atau menyangkal perasaan mereka,

tentang operasi mereka, perubahan dalam tubuh mereka atau citra diri mereka.

m. Pola Nilai & Kepercayaan

Apakah pemasangan stoma mengganggu proses ibadah klien

Kegiatan keagamaan seperti apa yang tidak dapat dilakukan ketika klien

terpasang stoma

n. Pemeriksaan fisik

a. KU : lemah

b. TTV : suhu naik atau turun.

c. Kepala

Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.

d. Mulut

Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh

obat.

19

e. Abdomen

Inspeksi : bentuk abdomen, integritas kulit (pigmentasi, lesi, striae, scar,

umbilikus)

Pengkajian Stoma setelah 48 jam Post Operasi

1. Tipe stoma.

Tidak bisa dibedakan hanya dengan inspeksi saja, semua tipe stoma,

baik warna maupun penampilannya sama.Kadang – kadang lokasi stoma

didingding abdomen dapat membantu menentukan tipe stoma, misalnya

ileustomy, lokasinya dikuadrant kiri bawah untuk kita harus selalu

membaca laporan operasi.

2. Stomal viability

Diukur lewat warna, turgor stoma.Stoma dibentuk dari mucosa usus

yang bersifat lembab, berwarna merah daging dan odem adalah hal yang

umum terjadi pada pasca operasi ostomi. stoma akan tampak tegang, agak

sedikit berkilau dan tampak bening.

3. Ketinggian Stoma

Ketinggian stoma terbagi tiga yaitu flush stoma dimana kedudukan

stoma lebih rendah dari permukaan kulit,stoma yang menonjol keluar

panjang jenis stoma ini akan beresiko trauma pada pemasangan kantong

dan stoma normal dengan ukuran 2,5 cm

4. Konstruksi Stoma

Tipe konstruksi stoma ada loop stoma, end stoma, doble barrel stoma

dan divided stoma tipe stoma penting diketahui untuk menilai permanent

atau tidaknya stoma dibuat.Hal – hal yang berkaitan dengan konstruksi

stoma seppperti pemasangan rod atau jembatan pada loop stoma,

pemasangan stent atau kateter ureter pada urinary stoma

5. Lokasi Stoma

Lokasi stoma pada abdomen akan sesuai dengan tipe stoma yang

dibuat,perlu dikaji pula kondisi luka operasi,garis ikat pinggang,lipatan –

lipatan dan kerutan – kerutan pada perut

6. Ukuran Stoma

Ukuran stoma dikaji dengan akurat dengan menggunakan satuan

ukuran inchi atau centimeter.Stoma diukur dari dasarnya dimana mukosa

bertemu dengan kulit.

20

7. Jahitan Pada Mucocutaneous.

Garis jahitan pada pertemuan mukosa dan kulit harus selalu dikaji

apakah terlihat reaksi alergi terhadap benang jahit,atau terlihat tanda-tanda

infeksi dan terjadi pemisahan mukosa dengan kulit.

8. Kulit Disekitar Stoma

Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya

erithema, maserasi, kemerahan, ulserasi dan melepuh.

Pengkajian stoma (terlampir)

Kaji secara perlahan permukaan perut di mulai ketika pasien masih

berbusana dengan posisi duduk dengan kaki di lantai

Kaji pada area sabuk penjepit, ukuran pinggang, dan lainnya misalnya

ostomy drain dan lain-lain

Palpasi : adanya massa, adanya distensi abdomen

Perkusi : untuk mengetahui adanya cairan/massa drongga abdomen

Auskiltasi : dengarkan suara bising usus dan catat jumlahnya dalam 1 menit.

f. Ekstremitas

Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.

g. Kulit

Untuk inspeksi yang akurat

Tanyakan pada klien tentang adanya lesi,kemerahan, memar.

Apakah klien memperhatikan adanya perubahan warna kulit

Tanyakan apakah terjadi trauma kulit akhir- akhir ini.

Tanyakan apakah klien punya riwayat alergi yang menyebabkan

kemerahan atau bintik-bintik Merah dan gatal.

Tanyakan apakah klien menggunakan obat- obatan topical atau ramuan

sendiri.

Tanyakan apakh klien pergi ke salon perawatan kulit, menggunakan

lampu pemanas, pil perawatan kulit.

Tanyakan apakah klien punya riwayat keluarga dengan gangguanm kulit

yang serius

1. Inspeksi :

21

Inspeksi warna dan pigmentasi kulit

Hasil normal : pigentasi normal pada kulit warna putih berkisar antara

Merah muda sampai kemerahan, sedang pada kulit gelap adalah

Coklat samar sampai Coklat gelap.

Perhatikan bila kulit pucat atau gelap lebih dari biasanya.

Perhatikan dimana terjadi variasi warna

Inspeksi warna bibir, kuku, telapak tangan dan konjungtiva.( hasil

normal warna teran)

Inspeksi sclera untuk adanya jaundis.

Perhatikan lebih pada daerah traksi, amputasi, dan balutan

Pengkajian lesi

Letak anatomi : setempat.

Susunan : garis, berkelompok, dermatomal.

Jenis : lesi primer / sekunder.

Warna : Merah. Putih, Coklat dll.

2. Palpasi

Menggunakan ujung jari palpasi permukaan Kulit untuk Merasakan

kelembabanya.( lebab, kering, berminyak ).

Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal/ punggung tangan,

bandingkan bagian tubuh yang simetris.( hangat atau

dingin ).Bandingkan antara atas dan bawah.

Tekan ringan kulit untuk menentukan teksturnya ( halus atau kasar ),

kelembutan, ketegangan kedalaman lesi permukaan. ( hasil normal

pada anak – anak dan dewasa adalah halus, lembut dan lentur ).

Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan dan lengan

bawah dan lepaskan.

Kaji mobilitas kulit ( menurun pada edema ).

Pengkajian pitting edema

Cara : tekan kulit area edema selama 5 detik danb lepaskan ukur

kedalaman dengan millimeter.

Perubahan – perubahan warna pada kulit

NO WARNA PENYEBAB LOKASI

Coklat Peningkatan melanin ; terpajan sinar UV , kehamilan, penyakit

Addison. Wajah, areola mamae, putting susu, lengan tangan bawah.

22

NO WARNA PENYEBAB LOKASI

Sianosis Peningkatan deoksihemoglobin abnormal, hipoksi Perifer,/

penurunana aliran darah ke kulit, penurunan oksihemoglobin.

( lingkungan yang dingin, PJK, peny. Paru, edema syndrome nefrotik,

syok ). Punggung kuku, bibir, mulut, kulit untuk sisnosis sentral yang

kuat.

. Pucat Penurunan warna / melanin, anemia, albinisme, virtilligo,

edema, Kulit. konjungtiva, bibir, punggung kuku.

Merah Peningkatan visibilitas oksihemoglobin krn dilatasi p.darah

superfisial, atau peningkatan aliran darah ke kulit, Demam, ruam kulit,

masukan alkohol, trauma langsung, inflamasi setempat.

Jaundise/ Kuning, ikterik, Peningkatan penyimpanan bilirubin dalam

jaringan.( penyakit hepar, ginjal, pancreas, hemolisis sel – sel darah

Merah, peningkata

masukan karoten. Sclera, membran mukosa , kulit

Kehitaman/ kebiruan. Ekstravasasi darah ke jaringan subcutan

( ekimosis), Ekstremitas, kepala, area yang mudah terluka atau

trauma.

Dari beberapa komplikasi pemasangan stoma dapat dirumuskan beberapa

kemungkinan diagnose keperawatan antara lain:

Diagnosa untuk komplikasi stoma

1. Komplikasi kulit disekitar stoma

a. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

b. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

c. Resiko infeksi yang beresiko karena kerusakan jaringan, prosedur invasive,

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

2. Dermatitis

a. Gangguan citra tubuh b.d pembedahan

b. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

3. Folikulititis

a. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

b. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

23

c. Resiko infeksi yang beresiko karena kerusakan jaringan, prosedur invasive,

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

4. Pseudoverrocous lesion

a. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

b. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

c. Resiko infeksi yang beresiko karena kerusakan jaringan, prosedur invasive,

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

5. Infeksi jamur monilia

a. Resiko infeksi yang beresiko karena kerusakan jaringan, prosedur invasive,

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

b. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

6. Stomal retraksi

a. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

b. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

7. Stomal prolaps

a. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

b. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring

c. Cemas b.d perubahan dalam status kesehatan

8. Parastomal hernia

a. Nyeri kronis b.d adanya destruksi jaringan

b. Kurang pengetahuan b.d kurang pajanan terhadap informasi penyakit

c. Konstipasi

Perencanaan Keperawatan

NO. Diagnosa kep. Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional1. Resiko tinggi

terhadap kerusakan integritas kulit b/d aliran feses/flatusdari stoma .

Mempertahankan integritas kulit dgn. Kriteria :*Kulit sekitar stoma tidak eritema

*Observasi area kulit peristomal setiap penggantian kantong, besihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemarahan, ( warna gelap atau kebiru-biruan )

         Ukur stoma secara periodik ,selama 6 minggu pertama dan sebulan selama 6 bulan.

Memantau proses penyembuhan mengidentifikasi masalah dan mencegah kerusakan kulit.

Sesuai dengan penyembuhan edema pasca 0perasi, ukuran kantong harus tepat, shg.feses terkumpul dan kontak dgn. Kulit

24

* Berikan pelindung kulit yang efektif

*Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong ,lakukan dgn. perlahan, kemudian cuci dgn. Baik.

*Observasi keluhan nyeri, rasa terbakar, gatal,melepuh disekitar stoma.

dpt.dicegah.Melindungi kulit dari perekat kantong.Mencegah iritasi jaringan/kerusakan

Antisipasi terhadap infeksi kandida yang memerlukan intervensi.

2 Gangguan citra tubuh b/d

psikososial gangguan

struktur tubuh ( stoma )

Dapat menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa disertai harga diri yang negatif..Kriteria;Menunjukan penerimaan dengan melihat, menyentuh stoma.Berpartisipasi dalam perawatan diri.Menyatakan perasaan tentang stoma .

       Kontak dengan klien secara sering, perlakukan klien dengan hangat dan sikap yang positif

       Dorong [pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang stoma.

       Berikan kesempatan kepada pasien/orang terdekat untuk melihat dan menyentuh stoma

       Berikan kesempatan kepada pasien untuk menerima illeostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.

       Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

       Membina saling percaya.

       Membantu pasien untuk mengenali perasaan sebelum dapat menerima dengan efektif..

       Membantui pasien dalam proses penerimaan.

* MDgn. Mencoba merawat didi sendiri, dapat membantu meningktkan kepercayaan diri * Meyakinkan klien bahwa dia dapat menangani hal tsb.dan meningkatkan harga diri.

3 Nyeri akut b/.d kerusakan kulit (insisi/drain),aktivitas proses penyakit,( kanker,trauma),takut atau ansietas.

Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol Kriteria :

       Menyatakan nyeri hilang,

       *Mampu tidur/istirahat dengan tepat

       Pasien dapat rileks.

       Kaji nyeri, karakteristik, catat lokasi, dannnnnnnn intensitas.

       Berikan tindakan kenyamanan mis.pwt. mulu, pijatan punggung, atau ubah posisi.

Dorong pasien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktifdan berikan

Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan kefektifan analgesikMencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan, menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan relakasasi.Menurunkan ansietas.sehingga

25

dudkungan dengan penerimaanKolaborasi :berikan obat analgesia s/d program therapi..

dapat meningkatkan Relaksasi.

Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

4 Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal, tertahannya sekresi/drainase, gg. Sirkulasi, edema dan nutrisi.

Penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda-tanda infeksi. Kriteria :Luka sembuh tanpa komplikasi:

Observasi lkua dan catat karakteristik drainase.

Ganti balutan sesyuai dengan kebutuhan dan gunakan tehnik aseptik dan aniseptika.Rubah posisi tidur,anjurkan untuk tidur miring, atau setengan dudukKolaborasi: Irigasi luka sesuai dengan indikasi gunakan cairan garam faal atau cairan lain.

Perdarahan post operasi sering terjadi pada 48 jam pertama an infeksi dapat terjadi kapan saja.Menurunkan iritasi kulit dan mencegah terjadinya infeksi

Menurunkan resiko. Pengumpulan dan meningkatkan drainage.Diperlukan untuk mengobati inflamasi .

5 Resiko kekurangan cairan dan elektrolit b/d keluaran ileostomi dengan volume tinggi

Mempertahankan hidrasi adekuat.Kriteria:Membran mukosa lembab.Turgor kulit baik.Pengisian kapiler baik.Tanda vital stabil.Intake dan out put seimbang.

Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair, dan timbang berat badan setiap hari

Observasi tanda vital, catat hipotensi postural, takhikardia dan evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosaKolaborasi :Catat dan observasi hasil lab. ( Ht. Dan elektrolit ).

Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai dengan indikasi.

Kehilangan cairan yang paling besar terjadi pada illeostomi, tetapi secara umum tidak lebih dari 500-800 ml/hari.Perubahan gejala tsb. Menunjukan status hidrasi, shg. Dpt memperkirakan kebutuhan cairan.

Deteksi homeostasis, membantu menentukan kebutuhan cairan.Dapat mempertahankan ferfusi jaringan adekuat.

6 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d adanya

Memrpertahankan berat badanKriteria :Menunjukan peningkatan berat badan bertahap

Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksamaAuskultasi bising usus.

Mengidentifikasi kebutuhanKembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk mencerna kembali.

26

gangguan absorpsi.

Hb. Normal ( L.13-17,P:11-15)

Mulai dengan nutrisi cairan perlahan

Identifikasi bau yang ditimbulkan oleh makanan dan sementara batasi diet secara bertahap, Konsul dengan shli

Tingkatkan diet dari cairan sampai makanan rendah sisa ,bila masukan oral dimulai..

Berikan makanan enteral/parenteral jika diindikasikan.

Menurunkan insiden kram abdomen dan mual.Sensitivitas thd. Makanan tertentu tidak umum setelah bedah usus.Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi klien.Diet rendah sisa dpt.dipertahankan sampai 6-8 minggu pertama, untuk memberikan waktu yang adekuat untuk penyembuhan usus.Untuk mengantisipasi kebutuhan tubuh dalam metBO

DAFTAR PUSTAKA

Cronin E (2008c) Sebuah panduan untuk penggunaan yang tepat dari produk

perawatan stoma cembung Keperawatan gastrointestinal; 6:. 2, 12-16.

Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Volume

2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Evanjh. 21 Mei 2011. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Stoma :

http://www.google.com/asuhan-keperawatan-pasien.dengan-stoma, diakses

tanggal 7 November 2011, jam 15:54 WIB

Butler DL (2009) komplikasi pasca operasi dini setelah operasi ostomy Jurnal

Keperawatan luka, ostomy dan kontinensia; 36:. 5, 513-519.

Dukes S (2010) Pertimbangan saat merawat orang dengan stoma prolaps British

Journal of Nursing; 19:. 17, S21-S26.

Thompson MJ, Trainor B (2007) Pencegahan hernia parastomal: perbandingan hasil 3

tahun tentang Keperawatan gastrointestinal; 5:. 3, 22-28.

Patricia, B. Practical stoma wound and continence management. second

edition, USA: 2004

Giovanna Bosio, at. all. A Proposal for Classifying Peristomal Skin Disorders:

27

Results of a Multicenter Observational Study. 53 (9). Sep 01.2007. (cited Nov

03.2008). Available from: http//www.Ostomy medical supplies.com Perry and

Potter Fundamental of nursing:concept, process and practice fourth edisien

mosby-Year Book inc.

28