laporan pendahuluan anak-isi

Upload: tia-y

Post on 08-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Laporan Pendahuluan ANAK-IsI

    1/4

    LAPORAN PENDAHULUAN

    BRONKOPNEUMONIA

    A. PENGERTIANPneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh

    bakteri; merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut(ISPA) yang paling sering

    menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita.(Said:2007)

    Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang

    mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di

    dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada

    bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak.

    B. KLASIFIKASI PNEUMONIAMenurut staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI(1985: 1228), pembagian

    pneumonia tidak ada yang memuaskan. Pada umumnya diadakan pembagian atas dasar

    anatomis dan etiologis.

    1. Pembagian Anatomisa. Pneumonia lobarisb. Pneumonia lobularis(bronkopneumonia)c. Pneumonia interstitialis(bronkiolitis)

    2. Pembagian Etiologisa. Bakteria: diplococcus pneumonia, pneumococcus hemolyticus, streptococcus

    aureus, hemopilus influenza, bacillus friedlander, mycobacterium tuberculosis.

    b. Virus: respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik.c. Mycoplasma pneumoniaed. Jamur: histoplasma capsulatum, cryptococcus neoformans, blastomyces

    dermatitides, coccidiodes immitis, aspergillus species, candida albicans.

    e. Aspirasi: makanan, kerosen(bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.f. Pneumonia hipostatikg. Sindrom loeffler

  • 8/6/2019 Laporan Pendahuluan ANAK-IsI

    2/4

    C. ETIOLOGIUmunya adalah bakteri, yaitustreptococcus pneumonia dan haemopilus

    influenzae. Pada bayi dan anak kecil ditemukanstaphylococcus aureus sebagai penyebab

    penyakit pneumonia yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.(Arif

    Mansjoer dkk:2000)

    D. PATOFISIOLOGIProses neumonia mempengaruhi ventilasi. Setelah agen penyebab mencapai

    alveoli, reaksi inflamasi akan terjadi dan mengakibatkan ekstravasasi cairan serosa ke

    dalam alveoli. Adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri.

    Membran kapiler alveoli menjadi tersumbat sehingga menghambat aliran oksigen ke

    dalam perialveolar kapiler di bagian paru yang terkena dan akhirnya terjadi

    hipoksemia.(Engram:1998)

    E. TANDA DAN GEJALA1. Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas

    selama beberapa hari.

    2. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40C dan terkadang disertaikejang karena demam yang tinggi.

    3. Anak sangat gelisah, dispenia, pernafasan cepat dan dangkal disrtai pernafasan cupinghidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut.

    4. Kadang-kadang disertai muntah dan diare.5. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa

    hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

    F. DIAGNOSA1. Foto toraks, pada foto toraks bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat pada satu atau

    beberapa lobus.

    2. Laboratorium:a. Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis, dapat mencapai 15.000-

    40.000/mm3

    dengan pergeseran ke kiri.

  • 8/6/2019 Laporan Pendahuluan ANAK-IsI

    3/4

    b. Kuman penyebab dapat dibiak dari usapantenggorok dan mungkin juga daridarah.

    c. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karenasuhu yang naik dan sedikit torak hialin.

    d. Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan asidosis metabolic dengan atau tanparetensi CO2.

    G. KOMPLIKASIKomplikasi yang dapat terjadi adalah emfisema, otitismedia akut. Mungkin juga

    kompikasi lain yang dekat seperti atelektasis, emfisema atau komplikasi jauh seperti

    meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotic secara tepat.

    H. PENATALAKSANAANPengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan tetapi karena

    hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan:

    1. Penisilin 50.000 U/KgBB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/KgBB/hariatau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.

    Pengobatan ini diteruskan sampai batas demam 4-5 hari.

    2. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukosa 5%dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10mEg/500ml/botol

    infus.

    3. Krena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolic akibat kurang makandan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan analisis gas darah arteri.

  • 8/6/2019 Laporan Pendahuluan ANAK-IsI

    4/4

    DAFTAR PUSTAKA

    Engram, B. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volum 1. Jakarta:

    EGC.

    Mansjoer, Arif, dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

    Ngastiyah. 2005.Pemantauan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC

    Said, M. 2007.Pneumonia Penyebab Utama Mortalitas Anak Balita di Indonesia.

    www. Idai.or.id.html.

    Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985.Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta:

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.

    http://ners-v1245t.blogspot.com/2010/06/lp-bronkopneumonia.html.