laporan pendahuluan

Upload: apip

Post on 07-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aku

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

1. PengertianPenyakit tuberkulosis pada bayi dan anak disebut juga tuberkulosis primer dan merupakan suatu penyakit sistemik ( Ngastiyah: 1997). Menurut (Donna L.Wong, dkk: 2009), Tuberculossis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kumanMycobacterium tuberculosissistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Sedangkan menurut (Amin, M.,1999), tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru. Yang biasanya disebabkan olehMycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakterimycobacterium tuberculosisyang biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui nukley droplet melalui udara (Sandra, 2002)2. PenyebabAgentuberkolosis.Mycobacteriumtubercolosis,mycobakterium bovis,mycobakterium africanum. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkanMycobacterium tubercolosis,mycobakterium bovis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalan keadaan kering, tetapi mati di dalam cairan yang bersuhu 60selama 15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebababkan nekrosis jaringan, sedang lemahnya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor penyebab untuk terjadinya fibrosis serta terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. Basil tuberkulosis tidak membentuk toksin.Penularan tuberkulosis umumnya melalui udara hingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. Selain melalui udara penularan dapat peroral jika meminum susu yang mengandung basil tuberkulosis bovis. Ada mikrobakterium lain yaknimycobakterium atipicyang dapat menyebabkan penyakit menyerupai tuberkulosis.

3. Tanda dan gejalaSangat bervariasi, Dapat bersifat asimtomatik atau menimbulkan bermacam-macam gejala :a. DemamDemam yang naik turun selama 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilekb. Malaise/ketidak nyamananc.Anoreksiad.Penurunan berat badane.Batuk bisa ada atau tidak, berkembang secara perlahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulanSejalan dengan perkembangan :a.Peningkatan frekuensi nafasb.Ekspansi paru buruk pada tempat yang sakitc.Bunyi nafas hilang dan ronchi kasard.Pekak pada saat perkusi di kedua lapang parue.Demam naik-turunf.Pucat dan anemi

4. Clinical pathwayInvasi bakteri tuberkulosisSembuh Infeksi primer

Sembuh dengan Fokus ghonSembuh dengan fibrotikinfeksi pasca primer Bakteri dorman(reaktivasi)bakteri muncul beberapaTahun kemudian

Reaksi infeksi/inflamasi,kavitas dan merusak farenkim paru

Perubahan cairan intrapleuraKerusakan mberan alveolar,kafiler merusak pleura,atalrktasisReaksi sistematis5. Produks sekret , pecahnya pembuluh darah6. Anoreksia, mual, BB r 7.

sesak,sianosis penggunaan otot bantu napas BatukproduktifBatuk darah8. Sesak nafas,ekspansi toraks9. Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

KetidakEfektifanBersihanjalan nafas10. Pola napas tidak efektifGangguanpertukaran gas11.

Intoleransi aktivitaslemah

5. Pemeriksaana. Uji Tuberkulinmerupakan uji paling penting untuk menentukan apakah anak sudah terinfeksi tuberkel basilus atau tidak. Prosedur yang dianjurkan adalahUji Mantoux 2x24 jam,yang menggunakan derifat protein murni (PPD, Purified protein derifatif). Dosis standar adalah 5 unit tuberkulin dalam 0,1 ml larutan, di injeksi secarasubkutan. Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan di ukur diameter melintang dari indurasi yang terjadi. Hasil dianggap positif bila terdapat indurasi dengan 5 mm keatas, bila 4 mm negatif, 5-9 mm masih dianggap meragukan, tetapi jika 10 mm keatas jelas positif.b. Pemeriksaan RadiologisPada anak dengan uji tuberkulin positif dilakukan pemeriksaan radiologis. Secara rutin dilakukan foto rontgen paru, dan untuk diagnosis tidak cukup hanya pemeriksaan radiologis tetapi diperlukan juga data klinis.c. Pemeriksaan bakteriologisDitemukannya basil tuberkulosis akan memastikan diagnosis tuberkulosis. Bahan-bahan yang digunakan untuk pemeriksaan bakteriologis ialah :1)Bilasan lambung2)Sekret bronkus3)Sputum (pada anak yang besar)4)Cairan pleurad.Uji BCGBCG diberikan secara langsung tanpa didahului uji tuberkulin. Bila ada anak yang mendapat BCG langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan berarti perlu dicurigai adanya tuberkulosis. Pada anak dengan tuberkulosis BCG akan menimbulkan reaksi lokal yang lebih cepat dan besar oleh karena itu, reaksi BCG dapat dijadikan alat diagnostik.Vaksin BCG diletakkan pada ruang/tempat bersuhu 200C-80C serta pelindung dari cahaya. Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal atau intrakutan pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bayi usia muda yang mungkin sulit menerima injeksi terdermal. Dosis yang digunakan sebagai berikut :1)Untuk infant atau anak-anak kurang dari 12 bulan diberikan satu dosis vaksin BCG sebanyak 0,05 mg.2)Untuk anak-anak di atas 12 bulan dan dewasa diberikan satu dosis vaksin BCG sebanyak 0,1 mg 6. Penatalaksanaana.Farmakologi1) Rifampisin, dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari, diberikan satu kali sehari per oral, diminum dalam keadaan lambung kosong, diberikan selama 6-9 bulan2) INH (isoniazid), bekerja bakterisidal terhadap basil yang berkembang aktif ekstraseluler dan basil didalam makrofag. Dosis INH 10-20/kgBB/hari per oral, lama pemberian 18-24 bulan3) Pirazinamid, bekerja bakterisidal terhadap basil intraseluler, dosis 30-35 mg/kgBB/hari per oral, 2 kali sehari selama 4-6 bulan.4) Etambutol, dosis 20 mg/kgBB/hari dalam keadaan lambung kosong, 1 kali sehari selama 1 tahun.5) Kortikosteroid, diberikan bersama-sama dengan obat antituberkulosis yang masih sensitif, diberikan dalam bentuk kortison dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari. Kortikosteroid di berikan sebagai antiflogistik dan ajuvan pada tuberkulosis milier, meningitis serosa tuberkulosa, pleuritis tuberkulosa, penyebaran bronkogen, atelektasis, tuberkulosis berat atau keadaan umum yang buruk.

b. Non farmakologi1) Memberikan posisi ektensi ( kepala lebih tinggi dari badan )2) Melakukan postural drainase3) Melakukan suction untuk mengeluarkan dahak4) pemberian nutrisi yang adekuat, untuk menjaga daya tahan tubuh klien agar tidak terjadi penyebaran infeksi ke organ tubuh yang lainnya5) memantau kepatuhan ibu dalam memberikan obat kepada anaknyaAsuhan Keperawatan TB Paru1. PengkajianData Yang dikajiA. Aktifitas/istirahatKelelahan Nafas pendek karena kerja Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat Mimpi buruk Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja Kelelahan otot, nyeri , dan sesakB. Integritas EgoAdanya / factor stress yang lamaMasalah keuangan, rumahPerasaan tidak berdaya / tak ada harapanMenyangkalAnsetas, ketakutan, mudah terangsangC. Makanan / CairanKehilangan nafsu makanTak dapat mencernaPenurunan berat badanTurgor kult buruk, kering/kulit bersisikKehilangan otot/hilang lemak sub kutanD. KenyamananNyeri dadaBerhati-hati pada daerah yang sakitGelisahE. PernafasanNafas PendekBatukPeningkatan frekuensi pernafasanPengembangn pernafasan tak simetrisPerkusi pekak dan penuruna fremitusDefiasi trakealBunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateralKarakteristik : Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darahF. KeamananAdanya kondisi penekanan imun Test HIV PositifDemam atau sakit panas akutG. Interaksi SosialPerasaan Isolasi atau penolakanPerubahan pola biasa dalam tanggung jawab

Pemeriksaan Diagnostik1. Kultur Sputum2. Zeihl-Neelsen3. Tes Kulit4. Foto Thorak5. Histologi6. Biopsi jarum pada jaringan paru7. Elektrosit8. GDA9. Pemeriksaan fungsi ParuII. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia Kerusakan jaringan Penurunan ketahanan Malnutrisi Terpapar lngkungan Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen

Kriteria hasil:- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang aman Intervensi:1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi 2. Identifikasi orang lain yang beresiko 3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara 5. Awasi suhu sesuai indikasi6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang 7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat 8. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum 9. Dorong memilih makanan seimbang 10. Kolaborasi pemberian antibiotik11. Laporkan ke departemen kesehatan lokal2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk buruk Edema tracheal Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuatIntervensi:1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris 2. Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif 3. Beri posisi semi/fowler 4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea 5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari 6. Kolaboras pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi

3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis Kerusakan membran alveolar kapiler Sekret kental , tebal Edema bronchialKriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan Intervensi :1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan 2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit 3. Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi 4. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan 5. Kolaborasi oksigen

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan Sering batuk / produksi sputum Anorexia Ketidakcukupan sumber keuangan Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat Intervensi:1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare 2. Pastikan pola diet biasa pasien 3. Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik 4.Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat 5. Dorong dan berikan periode stirahat sering.6. Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.7. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.8. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah.9. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.10. Konsul dengan terapi pernafasan untuk jadual pengobatan 1-2 jam sebelum dan sesudah makan.11. Awasi pemeriksaan laboratorium12. Kolaborasi antipiretik

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan pencegahan Berhubungan dengan : Keterbatasan kognitif Tak akurat/lengkap informasi yang ada salah interpretasi informasi

Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan serta melakukan perubahan pola hidupdan berpartispasi dalam program pengobatan Intervensi :1. Kaji kemampuan psen untuk belajar2. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat3. Tekankan pentingnya mempertahankan proten tinggi dan det karbohidrat dan pemasukan cairan adekuat.4. Berikan interuksi dan informasi tertuls khusus pada pasien untuk rujukan.5. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama.6. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah7. Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alcohol sementara minum INH8. Rujuk untuk pemeriksaan mata setelah memula dan kemudian tiap bulan selama minum etambutol9. Dorongan pasien/ atau orang terdekat untuk menyatakan takut / masalah. Jawab pertanyaan dengan benar.10. Dorong untuk tidak merokok11. Kaji bagaimana TB ditularkan dan bahaya reaktivasi