laporan pendahuluan

51
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA 1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005). Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005) Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Upload: zulkifli-bakri-sallipadang

Post on 27-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kanker Payudara

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ 

KANKER PAYUDARA

1.     PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan

ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus

tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika

benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh

lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat.

Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik

T, 2005)

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,

saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca

mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai

tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada

payudara. (Medicastore, 2011)

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang

menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).

 Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan

pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,

tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).

Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi

pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa

adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kanker sudah

berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak

dan kanker terlihat dengan jelas.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan

di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di

kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya, jaringan

kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau ekor payudara.

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior dari

arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan beberapa

arteri Interkostalis.

Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar

sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m. rektus

abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara kontra

lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)

2.  ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson,

1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca

mammae, yaitu:

•    Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan

seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan  bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002:

1589).

           Virus

Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel

yang sedang mengalami proliferasi.

           Genetik

-        Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” 

autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).

-        Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai

peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).

-        mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga

kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53

(Murray, 2002).

           Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang

berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan

aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada

pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a.     Tinggi melebihi 170 cm

b.     Masa reproduksi yang relatif panjang.

c.      Faktor Genetik

d.     Ca Payudara yang terdahulu

e.     Keluarga

Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota

keluarga terkena carsinoma mammae.

f.       Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita

yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

g.     Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

h.     Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang

dari 12 tahun

i.       Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih

besar untuk terkena kanker.

3.  ANATOMI DAN FISIOLOGI 

a.    Anatomi Payudara

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER

PAYUDARA

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong

lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral ats kelenjr payudara,

jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut penonjolan Spence atau

ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar

susu dan fasia pectoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan

lemak. Diantara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang

memberi rangka untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes anterior dan a.

mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a. aksilaris, dan beberapa a.

interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada beberapa saraf

lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah,

yakni  n. intercostalis dan n. kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah

aksila dan bagian medial lengan atas.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar

parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula penyaliran yang ke

kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah kelenjar getah bening yang

berada disepanjang arteri dan vena brakialis.

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke

kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.

rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati, pleura dan payudara

kontralateral.

b.    Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 15-

20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus

ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus

laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang

dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada

putting susu.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :

a)     Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia

b)     Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid

c)      Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

4.  PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER

PAYUDARA

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a.     Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang

disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar

matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.

kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel

menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b.     Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel

yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu

diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan

suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker

(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang

menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:

           Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan

progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae

(Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang

pertumbuhan sel mammae .

Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih

jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa

hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche

dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan

resiko kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia

lebih dari 30 tahun.

           Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa

abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\

           Genetik

o    Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” 

autosomal dominan.

o    Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17     mempunyai

peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

o    mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga

kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53

(Murray, 2002).

            Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang

berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan

aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker

pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia

sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan

menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal

menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan

yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan

pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran

darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran

kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit

bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan

timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak,

vertebredan panggul)

Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh

dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.

Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

Pathway CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

 

5.  MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER

PAYUDARA

Gejala  umum Ca mamae adalah :

           Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

           Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan

           Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut

seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

           Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

           Ada cairan yang keluar dari puting susu

           Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi

retraksi

           Ada rasa sakit

           Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat

           Ada pembengkakan didaerah lengan

           Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

           Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

           Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta

puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

           Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

           Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.

           Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6.  PENTAHAPAN  CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada

keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat

membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada,

memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan

dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada,

pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk

kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah

nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh.

Tumor primer (T) :

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 :Tumor <>

a.  T1a : Tumor <>

b.  T1b :Tumor 0,5 – 1 cm

c.   T1c :Tumor 1 – 2 cm

5. T2 :Tumor 2 – 5 cm

6. T3 : Tumor diatas 5 cm

7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau

kulit :

a.  T4a : Melekat pada dinding dada

b.  T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange

c.   T4c : T4a dan T4b

d.  T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N) :

1.    Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2.    N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3.    N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat

4.    N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau

melekat pada jaringan sekitarnya

5.    N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I

Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa

penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot

pektoralis.

2. Stadium IIa

Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa

penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus

(LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium IIb

Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa

penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)

dan tanpa penyebaran jauh.

Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat

penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)

supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau

dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka

bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa

juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak

menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular

ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria

interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular

ipsilateral

6. Stadium IV

Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.

2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.

3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50%

dari waktu sadar.

4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran

lebih 50% dari waktu sadar.

5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya

tiduran saja.

7.  PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE

(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

a.     Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam

serum/plasma, Pemeriksaan sitologis

b.     Test diagnostik lain:

           Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET

           Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi

biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

1.     Pemeriksaan payudara sendiri

2.     Pemeriksaan payudara secara klinis

3.     Pemeriksaan manografi

4.     Biopsi aspirasi

5.     True cut

6.     Biopsi terbuka

7.     USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi

radiasi dan kemoterapi.

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER

PAYUDARA

8.  KOMPLIKASI

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.

Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:

a.      metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran

limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru,

tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.

b.      gangguan neuro varkuler

c.      Faktor patologi

d.      Fibrosis payudara

e.      kematian

9.  PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA

MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

1.     Pembedahan

a.      Mastectomy radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan

otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak

diangkat.

b.      Mastectomy total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor

diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

c.      Lumpectomy/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi

dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor

tersebut.

d.      Wide excision/mastektomy parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e.      Ouadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

2.     Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi

tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena

inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3.     Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping:

lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

4.     Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga

dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin

lainnya.\

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A.     PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

1.      Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan

payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.

2.      Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan

tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan

penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker

ovarium atau kanker serviks.

3.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien

mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya,

seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

4.      Pemeriksaan Fisik

a.     Kepala       : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan

frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

b.     Rambut     : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.

c.      Mata          : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak

ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d.     Telinga      : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak

ada gangguan fungsi pendengaran.

e.     Hidung      : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f.       Mulut        : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g.     Leher         : biasanya terjadi pembesaran KGB.

h.     Dada         : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda

radang.

i.       Hepar        : biasanya tidak ada pembesaran hepar.

j.       Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5.      Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a.     Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya

kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

b.     Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi

penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c.      Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi,

distensi abdomen dan konstipasi.

d.     Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena

terjadi kelemahan dan nyeri.

e.     Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi

pada kognitif, sensorik maupun motorik.

f.       Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

g.     Persepsi dan Konsep Diri

Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan

membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

h.     Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya

dalam berinteraksi social.

i.       Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.

j.       Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

k.      Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.

Pemeriksaan Diagnostik

1.      Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi

metastatik dan evaluasi.

2.      biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2

3.      Penanda tumor

4.      Mammografi

6.      sinar X dada

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA

MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

2.    Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia

3.    Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan

4.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan

5.    Ansietas  berhubungan dengan  diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .

6.    Kurang pengetahuan tentang Kanker  mammae berhubungan dengan kurang pemajanan

informasi

7.    Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh

8.    Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam

citra diri

C.    PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA

MAMMAE) / KANKER PAYUDARA

DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

pembedahan, mis;

anoreksia

NOC :

v  Nutritional Status :

food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

v  Adanya

peningkatan berat

badan sesuai dengan

tujuan

v  Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi

badan

v  Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

NIC :

Nutrition Management

§  Kaji adanya alergi makanan

§  Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah kalori

dan nutrisi yang dibutuhkan

pasien.

§  Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

§  Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein dan

vitamin C

§  Berikan substansi gula

§  Yakinkan diet yang dimakan

v  Tidak ada tanda

tanda malnutrisi

v  Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

§  Berikan makanan yang

terpilih ( sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

§  Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

§  Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori

§  Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

§  Kaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

§  BB pasien dalam batas normal

§  Monitor adanya penurunan

berat badan

§  Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

§  Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan

§  Monitor lingkungan selama

makan

§  Jadwalkan pengobatan  dan

tindakan tidak selama jam

makan

§  Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

§  Monitor turgor kulit

§  Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah

§  Monitor mual dan muntah

§  Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht

§  Monitor makanan kesukaan

§  Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

§  Monitor pucat, kemerahan,

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

§  Monitor kalori dan intake

nuntrisi

§  Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik papila

lidah dan cavitas oral.

§  Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman

nyeri berhubungan dengan

proses pembedahan

NOC :

v  Pain Level,

v  Pain control,

v  Comfort level

Kriteria Hasil :

v  Mampu

mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,

mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi

untuk mengurangi

nyeri, mencari

bantuan)

v  Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

v  Mampu mengenali

nyeri (skala,

intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

v  Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

NIC :

Pain Management

§  Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

§  Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

§  Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

§  Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

§  Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

§  Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa lampau

§  Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan menemukan

dukungan

§  Kontrol lingkungan yang

berkurang

v  Tanda vital dalam   

rentang normal

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

§  Kurangi faktor presipitasi

nyeri

§  Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi, non

farmakologi dan inter personal)

§  Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

§  Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

§  Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

§  Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri

§  Tingkatkan istirahat

§  Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

§  Monitor penerimaan pasien

tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

§  Tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

§  Cek instruksi dokter tentang

jenis obat, dosis, dan frekuensi

§  Cek riwayat alergi

§  Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

§  Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

§  Tentukan analgesik pilihan,

rute pemberian, dan dosis

optimal

§  Pilih rute pemberian secara

IV, IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

§  Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

§  Berikan analgesik tepat waktu

terutama saat nyeri hebat

§  Evaluasi efektivitas analgesik,

tanda dan gejala (efek samping)

Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan

pengangkatan bedah

jaringan

NOC : Tissue

Integrity : Skin and

Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

v  Integritas kulit

yang baik bisa

dipertahankan

(sensasi, elastisitas,   

temperatur, hidrasi,

pigmentasi)

v  Tidak ada luka/lesi

pada kulit

v  Perfusi jaringan

baik

v  Menunjukkan

pemahaman dalam

proses perbaikan

kulit dan mencegah

terjadinya sedera

berulang

v  Mampu

melindungi kulit dan

mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami

NIC : Pressure Management

 Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

 Hindari kerutan padaa tempat

tidur

 Jaga kebersihan kulit agar tetap

bersih dan kering

 Mobilisasi pasien (ubah posisi

pasien) setiap dua jam sekali

 Monitor kulit akan adanya

kemerahan

 Oleskan lotion atau

minyak/baby oil pada derah

yang tertekan

 Monitor aktivitas dan mobilisasi

pasien

 Monitor status nutrisi pasien

Ansietas  berhubungan

dengan  diagnosa,

pengobatan, dan

prognosanya .

NOC :

v  Anxiety control

v  Coping

Kriteria Hasil :

v  Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan

gejala cemas

v  Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukkan tehnik

untuk mengontol

cemas

v  Vital sign dalam

batas normal

v  Postur tubuh,

ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

NIC :

Anxiety Reduction

(penurunan kecemasan)

·         Gunakan pendekatan yang

menenangkan

·         Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap pelaku pasien

·         Jelaskan semua prosedur

dan apa yang dirasakan selama

prosedur

·         Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan

mengurangi takut

·         Berikan informasi faktual

mengenai diagnosis, tindakan

prognosis

·         Dorong keluarga untuk

menemani anak

·         Lakukan back / neck rub

·         Dengarkan dengan penuh

perhatian

·         Identifikasi tingkat

kecemasan

·         Bantu pasien mengenal

situasi yang menimbulkan

kecemasan

·         Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi

·         Instruksikan pasien

menggunakan teknik relaksasi

·         Barikan obat untuk

mengurangi kecemasan

Kurang pengetahuan

tentang penyakit,

perawatan,pengobatan

kurang paparan terhadap

informasi

NOC :

v  Kowlwdge :

disease process

v  Kowledge : health

Behavior

Kriteria Hasil :

v  Pasien dan

keluarga menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan

program pengobatan

v  Pasien dan

keluarga mampu

melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

Teaching : Dissease Process

- Kaji  tingkat pengetahuan klien

dan keluarga tentang proses

penyakit

-Jelaskan tentang patofisiologi

penyakit, tanda dan gejala serta

penyebabnya

-Sediakan informasi tentang

kondisi klien

-Berikan informasi tentang

perkembangan klien

-Diskusikan perubahan gaya hidup

yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa

yang akan datang dan atau

kontrol proses penyakit

-Jelaskan alasan dilaksanakannya

benar

v  Pasien dan

keluarga mampu

menjelaskan kembali

apa yang dijelaskan

perawat/tim

kesehatan lainnya

tindakan atau terapi

-Gambarkan komplikasi yang

mungkin terjadi

-Anjurkan klien untuk mencegah

efek samping dari penyakit

-Gali sumber-sumber atau

dukungan yang ada

-Anjurkan klien untuk melaporkan

tanda dan gejala yang muncul

pada petugas kesehatan

Gangguan body image

berhubungan dengan

kehilangan bagian dan

fungsi tubuh

1)      Klien tidak

malu dengan keadaan

dirinya.

2)      Klien dapat

menerima efek

pembedahan.

         Diskusikan dengan klien

atau orang terdekat respon klien

terhadap penyakitnya.

Rasional : membantu dalam

memastikan masalah untuk

memulai proses pemecahan

masalah

         Tinjau ulang efek

pembedahan

Rasional : bimbingan antisipasi

dapat membantu pasien memulai

proses adaptasi.

         Berikan dukungan emosi

klien.

Rasional : klien bisa menerima

keadaan dirinya.

         Anjurkan keluarga klien

untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa

masih ada orang yang

memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan 

pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.

Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta.

EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner

Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,

NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

n