laporan osfis eza

56
BAB I TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melakukan praktikum ini, praktikan dihadarapkan dapat : 1. Menentukan harga salinitas berdasarkan konduktivitas air laut. 2. Menghitung densitas berdasarkan kedalaman, suhu dan salinitas. 3. Membuat grafik berupa kurva temperature, salinitas dan densitas terhadap kedalaman serta mampu mengintepretasikan jenis lapisan. 4. Membuat kontur temperature, salinitas dan densitas serta mencoba menginterpretasikannya. 1

Upload: thomazz-edzhar-marinescience

Post on 31-Jul-2015

332 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN osfis eza

BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum ini, praktikan dihadarapkan dapat :

1. Menentukan harga salinitas berdasarkan konduktivitas air laut.

2. Menghitung densitas berdasarkan kedalaman, suhu dan salinitas.

3. Membuat grafik berupa kurva temperature, salinitas dan densitas terhadap

kedalaman serta mampu mengintepretasikan jenis lapisan.

4. Membuat kontur temperature, salinitas dan densitas serta mencoba

menginterpretasikannya.

1

Page 2: LAPORAN osfis eza

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Temperatur

2.3.1 Distribusi Temperatur secara vertical

Temperatur adalah salah satu parameter kualitas perairan.

Distribusi temperature secara vertical dapat dibedakan menjadi tiga

lapisan, yaitu :

1. Lapisan homogen (mixed layer) adalah lapisan yang berada di

kedalaman 10 – 500 m dari permukaan air laut. Lapisan ini

terbentuk akibat pengaruh angin dan gelombang laut pada lapisan

atas sehingga terbentuk suatu lapisan yang homogen akibat

teraduk-aduk

2. Lapisan Thermocline adalah lapisan yang berada di kedalaman

500 – 1000 m dari permukaan air laut. Pada lapisan thermokline ini

penurunan suhu atau temperature sangat cepat sekali.

3. Lapisan dalam (deep layer) adalah lapisan yang berada di

kedalaman >1000 m. Pada lapisan dalam (deep layer) ini

temperature atau suhu perairan mulai turun perlahan lahan dan

stabil.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi ketiga lapisan ini

diantaranya adalah :

2

Page 3: LAPORAN osfis eza

a. Posisi geografis suatu perairan : posisi geografis sangat menentukan temperature suatu perairan dikarenakan apabila semakin dekat dengan wilayah kutub temperature laut akan semakin rendah sebaliknya apabila posisi geografis perairan tersebut lebih dekat dengan garis katulistiwa maka suhu perairan tersebut akan cenderung bersuhu lebih tinggi disbanding wilayah subtropics dan kutub.

b. Waktu, berkaitan dengan musim : musim sangat mempengaruhi temperature suatu perairan dikarenakan suhu diatas permukaan air laut akan mempengaruhi pula suhu di dalam pemukaan air laut

(Eka Djunarsjah, 2005)

2.3.2 Distribusi Temperatur secara Horisontal

Distribusi temperature di muka bumi ini sangatlah bervariasi

karena pemanasan yang tidak merata di permukaan bumi. Hal ini yang

menyebabkan daerah tropis memiliki air laut yang lebih hangat , di

bandingkan daerah lintang tinggi yang jarang terkenas panas matahari.

Secara horizontal, suhu permukaan air laut berada adalah -2 c sampai

30 c, perbedaan suhu secara horizontal ini dikontrol oleh pembetukan

es di daerah kutub.

a. Faktor – faktor yang dapat mrmpengaruhi suhu secara horizontal

adalah : Pemanasan yang tidak merata di muka bumi : di daerah

tropis menerima banyak sinar matahari dari pada daerah yang

berada di daerah lintang tinggi hal ini menyebabkan temperature

perairan di daerah tropis lebih tinggi dibandingkan wilayah perairan

lainnya.

b. Posisi geografis suatu perairan : Temperatur di perairan tropis

umumnya lebih tinggi dibandingkan perairan subtropics dan kutub

c. Faktor penyebaran arus seperti :

- Gerakan air: arus dan turbulensi.

-.Distribusi massa daratan yang tidak sama dikedua belahan bumi

(Modul oseanografi fisis, 2010)

3

Page 4: LAPORAN osfis eza

2.2 Salinitas

2.2.1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Salinitas

Salinitas adalah jumlah total material terlarut (yang dinyatakan

dalam gram) yang terkandung dalam 1kg air laut,satuan salinitas .

Terdapat beberapa fkctor yang mempengaruhi salinitas di laut

diantaranya adalah :

a. Evaporasi (Penguapan) di permukaan laut

b. Hujan (Tingkat Pretisipasi)

c. Mencair atau membekunya es kutub

d. Aliran sungai menuju laut

(Eka Djunarsjah, 2005)

2.2.2 Distribusi Salinitas secara Vertikal

Persebaran atau distribusi salinitas secara vertical dapat

dibedakan menjadi tiga zona yaitu mixed layer (homohalin), haloklin dan

deep.

mixed layer : zona ini berada di kedalaman antara 50 -100 m

dibawah permukaan air laut. Pada zona ini tingkat salinitasnya

seragam( homogen

Haloklin : Pada zona ini salinitas air laut dapat berubah dengan

sangat cepat sesuai tingkat kedalaman perairan.

Deep layer : zona ini berada di kedalaman 600 – 1000 m dibawah

permukaan air laut. Pada zona ini salinitasnya bernilai minimum dan

turun secara perlahan.

4

Page 5: LAPORAN osfis eza

Distribusi vertikal salinitas berkaitan dengan perbedaan radiasi

matahari yang diterima suatu daerah di permukaan bumi, juga

dipengaruhi oleh distribusi suhu dan densitas

Pretisipasi yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi salinitas di

suatu perairan, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan

salinitas yang cepat terhadap kedalaman

(Modul oseanografi fisis, 2010)

2.3.3 Distribusi Salinitas Secara Horisontal

Distribusi salinitas secara horizontal menunjukkan harga yang

rendah (tropis) dan lintang (kutub) dan harga di lintang menengah.

Variasi salinitas di lintang ini sangat ditentukan oleh perbedaan

penguapan dan presipitasi, demikian juga di lintang tinggi sehingga

salinitasnya rendah. Di lintang menengah, penguapan jauh lebih besar

dibandingkan tingkat presitipasi sehingga membuat salinitas di daerah

ini tinggi. Di daerah kutub terdapat banyak hujan salju dan pencairan es

yang menyebabkan salinitas di daerah ini kurang Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi salinitas di antaranya adalah :

a. Penguapan (evaporasi) di permukaan laut

b. Curah hujan (pretisipasi)

Semakin tinggi tingkat evaporasi terhadap pretisipasi mengakibatkan

salinitas akan naik dan begitu pula sebaliknya

(Eka Djunarsjah, 2005)

2.3 Densitas

2.3.1 Distribusi Densitas secara vertikal

Densitas adalah jumlah massa air per satu satuan volume.

Densitas merupakan fungsi dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga

oleh salinitas temperature dan tekanan. Densitas rata-rata di permukaan

laut berkisar antara 1,02 - 1,07 gr/cm3 dan akan bertambah sesuai

dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta akan berkurang

mengikuti kenaikan temperatur temperature.

Distribusi densitas secara vertical dapat dibedakan menjadi tiga

zona yaitu :

Mixed layer : lapisan ini berada di kedalaman < 100 m dan biasanya

densitas pada lapisan ini rendah dibandingkan lapisan dibawahnya.

5

Page 6: LAPORAN osfis eza

Pikokline : lapisan ini berada di kedalaman 500 m – 1000 m . di

daerah ini densitas air laut bertambah dengan cepat karena faktor

penurunan suhu dan naiknya tekanan

Deep layer : lapisan ini berada dikedalaman 1000 m – dasar pada

lapisan ini densitasnya meningkat karena air pada lapisan ini

meningkat dengan lambat dan stabil.

Faktor – faktor yang menyebabkan variasi densitas di sebuah perairan

adalah :

Evaporasi di permukaan laut.

Di kedalaman <100 m perairan dipengaruhi oleh gelombang dan

angin sehingga menyebabkan tingkat densitas di kedalaman ini

bersifat homogeny.

Perubahan suhu dan salinitas mengakibatkan perubahan salinitas di

sebuah perairan

(modul oseanografi fisis,2010)2.3.2 Distribusi Densitas Secara Horizontal

Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan salinitas secara

horizontal adalah :

Evaporasi : penyebaran densitas disebabkan oleh evaporasi karena

sebagian besar permukaan laut yang terkena paparan langsung dari

matahari maka menyebabkan suhu meningkat dan akan merubah

nilai densitasnya.

Angin dan gelombang : densitas dipengaruhi oleh angin dan

gelombang karena angin dan gelombang dapat menyebabkan proses

6

Page 7: LAPORAN osfis eza

pengadukan di sebuah perairan berlangsung sehingga membuat nilai

salinitasnya menjadi homogen

(Eka Djunarsjah, 2005)

7

Page 8: LAPORAN osfis eza

BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN DATA MANUAL

3.2 Pengolahan Data Manual

3.2.1 Stasiun 13

1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus

P=1025×9,8×depth×10−4

P=1025×9,8×69,71×10−4=¿ 70,0237

2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut

σ 0=0,093+(0,8149×salinity )−(0,000482×salinity2 )+(0,0000068×salinity3)

σ 0=0,093+(0,8149×35,1425 )−(0,000482×35,14252 )+(0,0000068×35,14253 ) = 28,24448111

3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D

σ0

T

28 28,24448 29

25 4.76 4.82

25,2109 X D Y

30 6.37 6.44

x=(25,2109−25 )× (6,37−4.76 )

(30−25 )+4.76=¿4.8279098

y=(25,2109−25 )×(6.44−4.82)

(30−25)+4.82=¿4,8883316

8

Page 9: LAPORAN osfis eza

D=(28.24448−29 )×(4.8279098−4.8883316)

(28−29)+4.8883316=¿

4,842681788

4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,24448111-

4,842682=23,4018

5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2

503,57×

(T+283)(T+67,26)

ΣT=−(25,2109−3,98)2

503,57×

(25,2109+283)(25,2109+67,26)

=¿ - 2,98346

6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut

AT=T ¿)) X 10−3

AT=25,2109 (4,7867−(0,09815×25,2109 )+(0,000843×25,21092) )X 10−3 ¿0,075646

7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus

BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6

BT=25,2109 (18,03−(0,0,8164×25,2109 )+(0,0166×25,21092 )) X 10−6

¿0,000201652

8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara

σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿

σT 2=−2.98346+ (28,2444811+0,1324 ) X ¿ = 23,4076777

9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t

Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿

Δs , t=0,02736−(10−3×23.4018)(1−(10¿¿−3×23.4018))¿

= 0,004053

9

Page 10: LAPORAN osfis eza

10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5

S

P

35 35,1425 36

0 0 0

70,0237 X δs.p y

100 0 0,2

x=(70,0237−0 )× (0−0 )

(100−0 )+0=0

y=(70,0237−0 )× (0,2−0 )

(100−0)+0=¿0,140047

δs.p¿(35.1425−36 )×(0−0,14047)

(35−36)+0,140047=¿0,02

δs.p×10−5 = 0,0000002

11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan

10−5

T

P

25 25,2109 30

0 0 0

70,0237 X δt.p y

100 3.9 4,2

10

Page 11: LAPORAN osfis eza

x=(70,0237−0 )× (3,9−0 )

(100−0 )+0=¿ 2,73092411

y=(70,0237−0 )× (4,2−0 )

(100−0 )+0=¿ 2,94099519

δ t . p=(25.2109−30 )×(2,73092411−2,94099519)

(25−30)+2.94099519=¿

2.73092

δ t . p×10−5= 0,0000273092

12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p

δ=0,004053+0 ,0000002+¿0,0000273092

¿0,004080558

13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)

105

ɑ35,0 , p=97264−(0,44×70,0237)

105=¿0,972332

14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ

ɑ s , t , p=0,972332+0.004080558= 0,976412454

15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p

ps , t , p=1÷0,976412454=¿1,024157

16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya

σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103

σs ,t , p=(1,024157−1 )×103=¿ 24,15736

11

Page 12: LAPORAN osfis eza

3.2.2 Stasiun 14

1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus

P=1025×9,8×dept h×10−4

P=1025×9,8×104,71×10−4=¿ 105,1812

2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut

σ 0=0,093+(0,8149×salinity)−(0,000482×salinity2)+(0,0000068×salinity3)

σ 0=0,093+(0,8149×35,3135 )−(0,000482×35,31352 )+(0,0000068×35,31353 )

= 28,38235

3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D

σ0

T

28 28,38235 29

20 3,34 3,39

22,8087 X D Y

25 4,76 4,82

12

Page 13: LAPORAN osfis eza

x=(22,8087−20 )× (4,76−3,34 )

(25−20 )+3,34=¿4,137671

y=(22,8087−20 )×(4,82−3,39)

(25−20)+3,39=¿4,193288

D=(28.38235−29 )×(4,137671−4,193288)

(28−29)=¿4.158936

4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,38235 - 4,1589636171 =

28.38235

5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2

503,57×

(T+283)(T+67,26)

ΣT=−(22,8087−3,98)2

503,57×

(22,8087+283)(22,8087+67,26)

=¿ - 2,39032

6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut

AT=T ¿)) X 10−3

AT=22,8087 (4,7867− (0,09815×22,8087 )+(0,000843×22,80872 ))X 10−3

¿0,070965

7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus

BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6

BT=22,8087 (18,03− (0,0,8164×22,8087 )+ (0,0166×22,80872 ))X 10−6

¿0,000183

8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara

σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿σT 2=−2.39032+(28,38235+0,1324 ) X ¿

X (28,38235−0,1334 ) = 24,24868

9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t

13

Page 14: LAPORAN osfis eza

Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿

Δs , t=0,02736−(10−3×28.38235)(1−(10¿¿−3×28.38235))¿

= -0,00105

10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5

S

P

35 35,3635 36

100 0 0,2

105,1812 X δs.p y

200 0 0,3

x=(105,1812−100 )× (0+0 )

(200−100 )+0=0

y=(105,1812−100 )× (0,3−0,2 )

(200−100)+0,2=¿ 0,205181

14

Page 15: LAPORAN osfis eza

δs.p¿(35.3635−36 )×(0−0,205181)

(35−36)+0.205181=0,0643

δs.p×10−5 = 0,000000643

11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan

10−5

T

P

20 22,8087 25

100 3,5 3,9

105,1812 X δt.p y

200 7 7,8

x=(105,1812−100 )× (7−3,5 )

(200−100 )+3,5=¿ 3,681342

y=(105,1812−100 )× (7,8−3,9 )

(200−100 )+3,9=¿ 4.102067

δ t . p=(22.8087−25 )×(3,681342−4.102067)

(20−25)+4.102067=¿ 3,68134

δ t . p×10−5= 0,0000368134

12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumus

δ=Δs , t+δs . p+δt . p

δ=−0,00105+0,000000643+¿ 0,0000368134

¿-0.00105

13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)

105

ɑ35,0 , p=97264−(0,44×105,1812)

105=¿ 0.972177

15

Page 16: LAPORAN osfis eza

14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ

ɑ s , t , p=0,972177−0,00105= 0.972177

15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p

ps , t , p=1÷0,972177=¿1,029694

16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya

σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103

σs ,t , p=(1.029694−1 )×103=¿ 29.69385

3.2.3 Stasiun 7

1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus

P=1025×9,8×dept h×10−4

P=1025×9,8×99,71×10−4=¿ 100.1587

2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut

σ 0=0,093+(0,8149×salinity)−(0,000482×salinity2)+(0,0000068×salinity3)

σ 0=0,093+(0,8149×35,2251 )−(0,000482×35,22512 )+(0,0000068×35,22513 )

= 28,3110762

3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D

σ0

T

28 28,3110762 29

16

Page 17: LAPORAN osfis eza

20 3,34 3,39

24,5895 X D Y

25 4,76 4,82

x=(24,5895−20 )× (4,76−3,34 )

(25−20 )+3,34=¿4,643418

y=(24,5895−20 )×(4,82−3,39)

(25−20)+3,39=¿4,702597

D=(2928,3110762−29 )×(4,643418−4,702597)

(28−29)+4,702597=¿

4,661827

4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,3110762 - 4,661827 =

23,64924902

5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2

503,57×

(T +283)(T +67,26)

ΣT=−(24,5895−3,98)2

503,57×

(24,5895+283)(24,5895+67,26)

=¿ -2,8246834

6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut

AT=T ¿)) X 10−3

AT=24,5895 (4,7867−(0,09815×24,5895 )+(0,000843×24,58952 ))X 10−3

¿0,074456881

7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus

17

Page 18: LAPORAN osfis eza

BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6

BT=24,5895 (18,03−(0,0,8164×24,5895 )+(0,0166×24,58952 ))X 10−6

¿0.000196525

8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara

σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿

σT 2=¿-2,8246834 + (28.311076 + 0,1324) x (1- 0,074456881

+¿0,000196525x(28,311076 – 0,1334) = 23.65849

9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t

Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿

Δs , t=0,02736−(10−3 x23.64924902)(1−(10¿¿−3×23,64924902))¿

= 0,003800633

10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5

S

P

35 35,2251 36

100 0 0.2

100.1587 X δs.p Y

200 0 0,3

x=(100.1587−100 )× (0−0 )

(200−100 )+0=0

18

Page 19: LAPORAN osfis eza

y=(100.1587−0 )× (0,3−.20 )

(200−100)+0.2=¿ 0,200159

δs.p¿(35,2609−36 )×(0−0 ,200159)

(35−36)−0.200159=0,045055722

δs.p×10−5 = 0,000000451

Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan10−5

T

P

20 24,5895 25

100 3.5 3.9

100.1587 X δt.p Y

200 7 7.8

x=(100.1587−100 )× (7−3.5 )

(200−100 )+3.5=¿ 3,505554

y=(100.1587−100 )× (7−3.5 )

(200−100 )+3.5=¿ 3,906189

δ t . p=(24,5895−25 )×(3,505554−3,906189)

(20−25)+3,906189=¿

3,50555

δ t . p×10−5= 0,0000350555

11. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p

δ=0,00380063+0,000000451+¿0,0000350555

¿0,003836139

19

Page 20: LAPORAN osfis eza

12. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)

105

ɑ35,0 , p=97264−(0,44×100.1587)

105=¿ 0,976035441

13. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ

ɑ s , t , p=0,976035441+0,003836139= 0.976035441

14. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p

ps , t , p=1÷0.976035441=¿ 1,024553

15. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya

σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103

σs ,t , p=(1,024553−1 )×103=¿ 24,55296

3.2.4 Stasiun 6

1. Langkah pertama kita cari tekanan dengan rumus

P=1025×9,8×dept h×10−4

P=1025×9,8×81,71×10−4=¿ 82,077695

2. Kemudian kita cari σ0, rumus sebagai berikut

20

Page 21: LAPORAN osfis eza

σ 0=0,093+(0,8149×salinity )−(0,000482×salinity2 )+(0,0000068×salinity3)

σ 0=0,093+(0,8149×35.1394 )− (0,000482×35,18942 )+(0,0000068×35,18943 )

= 28,24198184

3. Lalu dengan apendiks kita cari nilai D

σ0

T

28 28,24198 29

20 3,34 3,39

24,1767 X D Y

25 4,76 4,82

x=(24,1767−20 )× (4,76−3,34 )

(25−20 )+3,34=¿ 4,5261828

y=(24,1767−20 )×(4,82−3,39)

(25−20)+3,39=¿ 4,5845362

D=(28,24198−20 )×(4,5261828−4.5845362)

(28−29)+4.5845362=¿ 4,540303263

4. Kita cari nilai σt1 dengan cara σ0 – D = 28,24198 - 4,540303 =

23,70168

5. Lalu kita cari ΣT=−(T−3,98)2

503,57×

(T+283)(T+67,26)

ΣT=−(24.1767−3,98)2

503,57×

(24.1767+283)(24.1767+67,26)

=¿ - 2,72125

21

Page 22: LAPORAN osfis eza

6. Kemudian kita cari nilai AT dengan rumus berikut

AT=T ¿)) X 10−3

AT=24,1767 (4,7867− (0,09815×24,1767 )+(0,000843×24,17672 ))X 10−3

¿0,073659

7. Setelah AT kita cari nilai BT, dengan rumus

BT=T (18,03−(0,0,8164×T )+(0,0166×T2 ))X 10−6

BT=24,1767 (18,03− (0,0,8164×24,1767 )+ (0,0166×24,17672 ))X 10−6

¿0,000193

8. Setelah itu kita cari nilai σ T2 dengan cara

σ T 2=ΣT+(σ 0+0,1324 )׿

σT 2=−2,72125 + (28,24798+ 0,1324) x (1- 0,073659

+0,000193x(28,24798 – 0,1334) = 23,71726

9. Selanjutnya kita cari nilai Δs,t

Δs , t=0,02736−(10−3×σ t 1)(1−(10¿¿−3×σ t 1))¿

Δs , t=0,02736−(10−3 x23,70168)(1−(10¿¿−3×23,70168))¿

= 0,003747

10. Kita cari nilai dengan interpolasi apendiks 4 lalu kali dengan10−5

S

P

35 35,1394 36

22

Page 23: LAPORAN osfis eza

0 0 0

82,0777 X δs.p Y

100 0 0,2

x=(82.0777−0 )× (0−0 )

(100−0 )+0=0

y=(82.0777−0 )× (0,2−0 )

(100−o)+0=¿ 0,164155

δs.p¿(35.1394−36 )×(0−0,164155)

(35−36)−0.164155=¿0,022883261

δs.p×10−5 = 0,00000229

11. Dengan interpolasi apendiks 5 kita cari nilai δt.p lalu kali dengan

10−5

T

P

20 24,1767 25

0 0 0

82,0777 X δt.p y

100 3,5 3,9

x=(82.0777−0 )× (3,5−0 )

(100−0 )+0=¿ 2,872719

y=(82.0777−0 )× (3,9−0 )

(100−0 )+0=¿ 3,20103

23

Page 24: LAPORAN osfis eza

δ t . p=(24.1767−25 )×(3.20103−2 .872719)

(20−25)+2,872719=¿2.872719

δ t . p×10−5= 0,0000287272

12. Nilai δ kita dapatkan dengan rumusδ=Δs , t+δs . p+δt . p

δ=0,003747+¿0,00000229

+¿ 0,0000287272¿0,003776091

13. Lalu kita cari nilai ɑ35,0 , p=97264−(0,44×P)

105

ɑ35,0 , p=97264−(0,44×82.0777)

105=¿ 0,972279

14. Cari ɑ s , t , p=ɑ35,0 , p+δ

ɑ s , t , p=0,972279+0,003776091= 0,976054949

15. Langkah berikutnya ps , t , p=1÷ɑs , t , p

ps , t , p=1÷0,976054949=¿ 1,024532

16. Langkah akhir kita mencari nilai σs,t,p dengan rumusnya

σs ,t , p=( ps ,t , p−1)×103

σs ,t , p=(1,024532−1 )×103=¿ 24,53248

3.2 Pengolahan Data Excel

24

Page 25: LAPORAN osfis eza

3.2.1 Stasiun 13

25

Page 26: LAPORAN osfis eza

3.2.2 Stasiun 14

26

Page 27: LAPORAN osfis eza

27

Page 28: LAPORAN osfis eza

3.2.3 Stasiun 7

28

Page 29: LAPORAN osfis eza

29

Page 30: LAPORAN osfis eza

3.2.4 Stasiun 4

30

Page 31: LAPORAN osfis eza

31

Page 32: LAPORAN osfis eza

32

Page 33: LAPORAN osfis eza

BAB IV

33

Page 34: LAPORAN osfis eza

ANALISA

4.1 Analisa Tiap Stasiun

4.1.1 Stasiun 13

Pada stasiun ini dilakukan pengukuran parameter perairan yaitu

kedalaman, salinitas dan temperature . dari ketiga data tersebut kita

dapat mencari beberapa parameter lain seperti anomali densitas, faktor

densitas, dll dengan cara perhitungan manual seperti yang sudah

dilakukan dalam praktikum ini. Berdasarkan hasil perhitungan pada

stasiun 13 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu

perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat

bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 69,71 m dibawah

permukaan salinitasnya terlihat akan mencapai kestabilan. Namun pada

kedalaman tersebut temperature Nampak mulai menurun cepat.

Densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan meningkat

pula. Lalu dari hasil perhitungan faktor densitas dapat terlihat penurunan

faktor densitas menurun dengan stabil dari permukaan hingga ke

kedalaman. namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin hal ini

disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan pencatatan

data. Berdasarkan data stasiun nilai temperature tertinggi adalah

28,6337 dan yang terendah adalah 11.1959 , nilai salinitas terendah

adalah 33,2961 dan yang tertinggi adalah 35,2925. nilai faktor densitas

tertinggi adalah 29,17032 dan yang terendah 21,23171.

4.1.2 Stasiun 14

Pengukuran parameter dilakukan di stasiun ini. Berdasarkan

perhitungan manual nilai temperature terendah adalah 8,2639 dan yang

tertinggi adalah 28,7809 , nilai salinitas terendah adalah 32,153 dan

yang tertinggi adalah 35,3175.nilai faktor densitas tertinggi adalah

31,55136 dan yang terendah 26,49048. Berdasarkan hasil perhitungan

pada stasiun 14 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu

perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat

bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 104,71 m terlihat sebagai

akhir dari level haloklin karena dibawah kedalaman ini penurunan

salinitas cenderung homogen . pada kedalaman yang sama temperature

34

Page 35: LAPORAN osfis eza

menurun drastis , hal ini dapat dilihat di grafik dan menunjukkan telah

berada di level termoklin karena penurunan temperature yang cepat.

Faktor densitas di stasiun ini terlihat berbeda dari stasiun 13, baru

terlihat naik secara stabil pada kedalaman 121.71 semakin dalam

perairan maka densitasnya akan meningkat pula namun ada beberapa

data yang berlawanan mungkin hal ini disebabkan oleh kesalahan

perhitungan atau kesalahan pencatatan data.

4.1.3 Stasiun 7

Pada stasiun ini dilakukan perhitungan terhadap Temperatur,

salinitas dan densitas serta kedalaman. Berdasarkan hasil perhitungan

pada stasiun 7 ini dapat dilihat dari tabel bahwa semakin dalam suatu

perairan maka temperaturnya akan menurun, salinitas akan meningkat

bila semakin dalam, namum dalam kedalaman 115,71 m dibawah

permukaan salinitasnya terlihat menuju kearah termoklin karena terlihat

data selanjutnya menunjukkan penurunan suhu yang drastis . Begitu

pula dengan densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan

meningkat pula namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin

hal ini disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan

pencatatan data. Berdasarkan perhitungan manual nilai temperature

terendah adalah 9,3772 dan yang tertinggi adalah 28,5587 , nilai

salinitas terendah adalah 33,8002 dan yang tertinggi adalah

35,3071.nilai faktor densitas tertinggi adalah 30.17658 dan yang

terendah 21,40537.

4.1.4 Stasiun 6

Pada stasiun ini dilakukan beberapa pengukuran parameter

perairan di antaranya kedalaman, salinitas dan temperature dari ketiga

parameter di atas kita dapat mencari beberapa parameter lain seperti

kedalaman, salinitas, expansi air laut, dll dengan cara perhitungan

manual seperti yang sudah dilakukan dalam praktikum ini. Berdasarkan

hasil perhitungan pada stasiun 6 ini dapat dilihat dari tabel bahwa

semakin dalam suatu perairan maka temperaturnya akan menurun,

salinitas akan meningkat bila semakin dalam, namum dalam kedalaman

146,76 m dibawah permukaan salinitasnya berubah secara perlahan

35

Page 36: LAPORAN osfis eza

atau dapat dikatakan stabil. Begitu juga dengan tekanan semakin dalam

tekanan maka nilainya akan bertambah pula. Begitu pula dengan

densitas semakin dalam perairan maka densitasnya akan meningkat

pula namun ada beberapa data yang berlawanan mungkin hal ini

disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau kesalahan pencatatan

data. Berdasarkan perhitungan manual nilai temperature terendah

adalah 10,4993 dan yang tertinggi adalah 28,1829 , nilai salinitas

terendah adalah 34,4218 dan yang tertinggi adalah 35.2945.nilai faktor

densitas tertinggi adalah 29,60495 dan yang terendah 22,2806

4.2 Sebaran Stasiun

Berdasarkan data keempat stasiun yang telah diolah yaitu

stasiun 13, 14, 7, 6 memiliki nilai temperature yang hampir sama di

permukaan air yaitu ± 28C. hal ini terjadi mungkin karena keempat

stasiun ini berada pada tempat yang tidak terlalu jauh atau berdekatan

dan intensitas matahari yang masuk ke stasiun ini hampir sama

sehingga membuat persebaran temperatur pada keempat stasiun ini

cenderung seragam.

Berdasarkan data yang diolah keempat stasiun memiliki nilai

salinitas yang hampir sama yaitu berada di kisaran ±35‰, namun nilai

salinitas yang sama ini tidak berada pada permukaan air tetapi nilai

salinitas yang hampir sama ini di temukan berada di kedalaman <100 M.

mungkin hal ini disebabkan oleh pengaruh angin yang berhembus dan

gelombang sehingga mengakibatkan pengadukan salinitas di keempat

stasiun ini sehingga menyebabkan nilai salinitas yang sama (homogen).

Berdasarkan data yang telah diolah dari keempat stasiun

dapat dilihat bahwa keempat stasiun ini memiliki nilai yang berbeda –

beda mungkin hal ini disebabkan evaporasi yang tak sama dari stasiun

yang satu dengan stasiun yang lain, pengadukan air oleh arus dan

gelombang, berbedanya kondisi morfologi dari stasiun yang satu dengan

stasiun yang lain, dll.

4.3 Analisa grafik

4.1 Grafik Temperatur VS kedalaman

36

Page 37: LAPORAN osfis eza

10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 300

50100150200250300350400

T vs H

T vs H

Grafik T vs H Stasiun 13

5 10 15 20 25 300

100

200

300

400

500

600

T vs H

T vs H

Grafik T vs H stasiun 14

37

Page 38: LAPORAN osfis eza

5 10 15 20 25 300

50100150200250300350400450500

T vs H

T vs H

Grafik T vs H Stasiun 7

5 10 15 20 25 300

50100150200250300350400450

T vs H

T vs H

Grafik T vs H stasiun 6

Keempat grafik menunjukkan gambaran yang seragam. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin dalam suatu perairan maka temperaturnya

akan semakin menurun jadi besarnya temperature di pengaruhi oleh

kedalaman suatu perairan.

38

Page 39: LAPORAN osfis eza

4.2 Grafik Salinitas vs Kedalaman

33 33.5 34 34.5 35 35.50

50

100

150

200

250

300

350

400

S vs H

S vs H

Grafik S vs H Stasiun 13

31.5 32 32.5 33 33.5 34 34.5 35 35.5 360

100

200

300

400

500

600

S vs H

S vs H

Grafik S vs H stasiun 14

39

Page 40: LAPORAN osfis eza

33.6 33.8 34 34.2 34.4 34.6 34.8 35 35.2 35.40

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

S vs H

S vs H

Grafik S vs H stasiun 7

34.2 34.4 34.6 34.8 35 35.2 35.40

50

100

150

200

250

300

350

400

450

S vs H

S vs H

Grafik S vs H stasiun 6

Berdasarkan keempat grafik diatas yang diperoleh dari perhitungan

keempat stasiun terlihat bahwa salinitas mengalami penurunan secara

cepat pada kedalaman 50 – 125 dan terlihat menurun dengan stabil

pada 125 sampai dengan 400 dan dapat disimpulkan bahwa semakin

dalam suatu perairan maka salinitasnya akan meningkat namun ada

kalanya suatu salinitas itu bernilai konstan atau mengalami perubahan

yang tidak terlalu drastis( yaitu pada kedalaman 125 kebawah ).

40

Page 41: LAPORAN osfis eza

4.3 Grafik faktor Densitas vs Kedalaman

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 300

50

100

150

200

250

300

350

400

σs,t,p vs H

σs,t,p vs H

Grafik D vs H stasiun 13

26 27 28 29 30 31 320

100

200

300

400

500

600

σs,t,p vs H

σs,t,p vs H

Grafik D vs H stasiun 14

41

Page 42: LAPORAN osfis eza

20 22 24 26 28 30 320

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

σs,t,p vs H

σs,t,p vs H

Grafik D vs H stasiun 7

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310

50

100

150

200

250

300

350

400

450

σs,t,p vs H

σs,t,p vs H

Grafik D vs H stasiun 6

Terlihat pada keempat grafik menunjukkan faktor densitas naik seiring

bertambahnya kedalaman perairan, namun terlihat pada stasiun 14 terlihat

penurunan drastis pada kedalaman rendah, hal ini mungkin disebabkan daerah

ini tegak lurus dengan pantai atau terjadi kesalah pengukuran data karena

gangguan dari luar. namun dapat disimpulkan bahwa semakin dalam suatu

42

Page 43: LAPORAN osfis eza

perairan maka faktor densitasnya akan semakin tinggi hal ini dikarenakan suhu

yang semakin rendah dan tekanan yang semakin tinggi.

4.4 Analisa kontur

4.4.1 Kontur Tempratur

Berdasarkan kontur pada peta sebaran temperature kedalaman 200 m

tidaklah terlalu jauh perbedaanya sehingga menyebabkan terdapat satu

puncak dan satu lembah

4.4.2 Kontur Salinitas

Berdasarkan kontur salinitas yang telah dibuat persebaran salinitas

pada kedalaman 200 m tidaklah terlalu jauh bahkan hanya berselisih

sedikit sehingga menyebabkan kontur terlihat rumit namun persebaran

salinitas pada kedalaman ini merata.

4.4.3 Kontur Densitas

Dengan melihat kontur densitas yang telah dibuat pada persebaran

salinitas pada kedalaman 200 m . kontur terlihat rumit karena selisihnya

nilai yang terlalu dekat .

43

Page 44: LAPORAN osfis eza

BAB V

KESIMPULAN

1. Temperatur adalah salah satu parameter oseanografi yang mengukur derajat

panas yang dapat berubah seiring ruang dan waktu dimana penyebarannya

dipengaruhi oleh gerakan air .

2. Temperature berbanding terbalik dengan kedalaman, semakin dalam suatu

perairan maka nilai temperaturnya semakin menurun.

3. Densitas dan salinitas berbanding lurus terhadap kedalaman, semakin dalam

maka nilai dari keduanya akan semakin bertambah.

4. Faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan air salah satunya curah hujan

yang menimbulkan proses presipitasi(penurunan suhu permukaan) dan

evaporasi(meningkatnya suhu permukaan).

5. Salinitas berbanding lurus dengan kedalaman, semakin dalam suatu perairan

maka salinitasnya pun semakin tinggi.

6. Faktor yang mempengaruhi salinitas air laut diantarnya aliran air sungai dan

run-off, tingkat pretisipasi dan evaporasi.

7. Nilai dari suatu densitas air laut bergantung terhadap salinitas, suhu,

tekanan, dan kedalaman. Semakin dalam suatu perairan, memiliki salinitas

tinggi, suhu rendah dan tekanan yang tinggi maka densitasnya akan tinggi.

8. Ketiga parameter tersebut (suhu, salinitas, dan suhu) juga dipengaruhi oleh

topografi dari wilayahnya serta aktivitas aktivitas lainnya yang berada di dekat

pantai yang dapat mempengaruhi.

9. Kecendrungan grafik pada setiap stasiun yang terlihat sama menandakan

pada keempat titik ini memiliki nilai kualitas perairan yang homogen antar

stasiun

DAFTAR PUSTAKA

44

Page 45: LAPORAN osfis eza

(Eka Djunarsjah, 2005) http://sudomo-gis.com

/Tulisan/Hidrografi_SifatFisikAirLaut.pdf

Modul oseanografi fisis , 2010

(http://id.wikipedia.org)

45