laporan observasi seni kriya mancanegara - keramik hijau goryeo korea
DESCRIPTION
Keramik Hijau Goryeo KoreaTRANSCRIPT
Keramik Hijau Goryeo (Celadon )
Korea Selatan
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya
Semester Genap
Tahun Ajaran 2012 / 2013
Disusun oleh : Kelas:
1. Eka Annisa Desiyana XI IPA 1
2. Fitria Anggraini
3. Oktavia Rianti
4. Putri Larasati
SMA Negeri 1 Cibinong, Jln. Mayor Oking Jayaatmaja No. 73
Telp. (021) 8752614 Cibinong-Bogor, Website : www.sman1-cbi.sch.id
2
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku siswi dari salah satu
kelompok Seni Budaya di kelas XI- IPA 1, telah melaksanakan kegiatan
presentasi dan pembuatan laporan ini dengan lancar dan sebagai mana
mestinya.
Laporan ini merupakan salah satu tugas bidang mata pelajaran Seni
Budaya untuk Observasi Seni Kriya Mancanagera. Oleh karena itu, kami
memilih seni kriya dari Korea Selatan yaitu Keramik Hijau Goryeo.
Kami menyadari bahwa laporan dan presentasi kelompok kami jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Dengan terlaksananya presentasi dan laporan ini, maka kami
berharap telah memenuhi tugas Seni Budaya dan mendapatkan nilai
yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
Cibinong, 9 Mei 2013
Anggota Kelompok
3
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pemilihan Materi............................................................ 4
1.2 Latar Belakang Materi secara Sosiologis / Antropologis ........................ 4
Bab II Pembahasan
2.1 Bahan...................................................................................................... 7
2.2 Alat pembuatan ...................................................................................... 7
2.3 Cara Pembuatan .................................................................................... 9
2.4 Video Cara Pembuatan .......................................................................... 19
2.5 Bentuk dan Fungsi ................................................................................. 20
2.6 Pola Hias dan Ornamen ......................................................................... 22
2.7 Video ...................................................................................................... 28
Bab III Penutup
3. 1 Kesimpulan ............................................................................................ 30
3. 2 Penutup .................................................................................................. 30
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 31
4
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Pemilihan Materi
Keramik Hijau Goryeo atau yang biasa disebut Celadon merupakan salah
satu karya seni kriya yang berasal dari Korea Selatan. Salah satu keunikan
Celadon adalah kemunculannya yang sudah dibuat sejak abad ke-9. Selain itu,
Celadon mempunyai berbagai macam bentuk, jenis, dan pola hias yang
memiliki nilai seni dan estetika yang tinggi.
Maka dari itu kelompok kami memilih materi ini untuk dibahas dan kami
pernah melihat Keramik Hijau Goryeo dalam TV Shows Faith yang diperankan
oleh aktor Lee Minho yang berasal dari Korea Selatan yang diproduksi oleh
stasiun TV swasta di Korea pada tahun 2012. Menurut kami Keramik yang
terdapat film tersebut mempunyai keunikan tersendiri terutama dalam pola hias
dan penggunaannya dibandingkan dengan keramik jenis lain.
Kami menyadari, bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Semoga Laporan makalah ini dapat berguna untuk pembaca.
1.2 Latar Belakang Materi Secara Sosiologis / Antropologis
Awal mula di zaman Silla Bersatu Berbagai teori dan bukti sejarah yang dikemukakan oleh para sejarawan
mengenai asal-usul keramik hijau Goryeo di Semenanjung Korea antara lain
kaitannya dengan produksi keramik hijau di Yuezhou, Provinsi Zhejiang, Cina
selatan. Mengenai asal-usul, ada 2 teori.
Teori pertama, meyakini bahwa keramik hijau pertama di Korea
dibuat di abad ke-9, akhir periode Silla Bersatu (668-918).
Teori kedua, keramik hijau pertama kali dibuat di pertengahan abad
ke-10, masa Dinasti Goryeo.
Teori pertama paling kuat karena dibuktikan dengan penemuan berbagai
jenis keramik mirip produksi Yuezhou di situs tungku pembakaran di pesisir
barat Korea. Di masa itu, Goryeo dipengaruhi Tang dalam berbagai bidang,
yaitu agama Buddha, seni budaya, termasuk kerajinan keramik.Pengrajin
keramik hijau dan putih di zaman akhir Silla Bersatu semakin kreatif
menciptakan berbagai bentuk baru namun tak ada dekorasi.
5
Periode Goryeo dan masa keemasan
Berlanjut ke pemerintahan Goryeo yang baru, metode ukir intaglio, relief,
glasir besi, dan tatahan putih dipergunakan. Pengaruh khas Goryeo masih
belum nampak karena masih meniru cara Cina untuk keramik pot, botol, dan
vas maebyeong. Warna hijau keramik masih cukup gelap kadang-kadang
kuning karena proses bakar dalam tungku. Tapi lapisannya semakin tipis dan
lebih tahan lama, menunjukkan adanya kemajuan dalam metode pembuatan.
Di pertengahan abad ke-11, Goryeo sudah cukup makmur untuk mengatur
negerinya sendiri. Guna membuat keramik yang lebih bernilai pabrik-pabrik di
pantai timur dan selatan ditutup dan pusat produksi pindah ke pesisir barat
dekat ibukota, khususnya ke Provinsi Jeolla. Dua daerah penting, Kecamatan
Taegu, Kabupaten Gangjin dan Kecamatan Boan dan Kecamatan Chinso di
Kabupaten Buan merupakan pusat produksi keramik yang dikelola secara
khusus oleh pemerintah.
Keramik Cina masih jadi barang dagang di Goryeo sampai abad ke-12,
antara lain keramik hijau Yaozhou Cina utara, keramik Ci-zhou dari
Guangdong, keramik Ding, Jingdezhen, dan Xiuwu. Perabot-perabot ini
menginspirasi produksi keramik Goryeo dari segi bentuk yang semakin
bermacam-macam.
Pada masa pemerintahan Raja Injong (raja ke-17), pengrajin Goryeo mulai
menemukan gaya khusus tahap demi tahap. Mulai tahun 1123 sampai 100
tahun berikutnya, disebut sebagai zaman kejayaan keramik hijau Goryeo saat
banyak hasil karya bermutu tinggi diciptakan.
Hasil karya pengrajin Goryeo ditunjukkan dengan glasir keramik yang
lebih transparan, jernih dan terang untuk menampilkan permukaan ukir-ukiran
dan pola yang lebih ramai dan rumit. Sementara keramik hijau Cina berglasir
lebih gelap sehingga menambahkan pola cukup sulit dilakukan. Warna hijau
batu giok yang didamba-damba pengrajin Goryeo pun sudah berhasil
diciptakan dan menarik perhatian warga Cina dimana-mana. Xu Jing, utusan
Huizong dari Song Utara menulis pengalamannya berkunjung ke Korea dalam
buku Gaoli Tujing (Perjalanan utusan ke Goryeo) tahun 1123.
Di antara jenis keramik hijau Goryeo yang paling dikagumi adalah
sanggam cheongja, keramik hijau tatahan. Asalnya tak jelas, tapi kemungkinan
pertengahan abad 12 (1150-an) menurut penemuan mangkok keramik hijau di
kuburan Mun Gong-yu yang meninggal tahun 1159.
Metode menatah sebenarnya digunakan untuk kerajinan metal didapat
dari penelitan mendalam mengenai karakteristik bahan ditambah keterampilan
tinggi, merupakan penemuan besar orang Goryeo. Metode sanggam membuat
pola tampak bagai lukisan, memperlihatkan paduan warna-warna yang
harmonis. Pola yang disukai antara lain awan dan burung jenjang, representatif
corak keramik Goryeo.
6
Setelah Invasi Mongol sampai akhir periode Goryeo
Pada tahun 1131, invasi bangsa Mongol ke Korea menandai periode
penurunan keramik hijau. Tahun berikutnya, pemerintahan pindah ke Pulau
Ganghwa menghindari pasukan Mongol sampai akhirnya menyerah tahun 1270
dan kembali lagi ke Kaesong.
Pada masa ini metode tatahan masih dipraktikkan namun kualitasnya jauh
berkurang karena warna hijau terang berubah gelap dan tidak menarik lagi.
Pola-pola yang sebelumnya rumit diganti dengan yang lebih sederhana, biasa,
dengan permukaan terlalu kosong atau terlalu banyak sehingga tidak
seimbang. Harmoni warna memburuk, terlalu gelap atau terlalu terang karena
pengrajin tidak lagi mencari nilai seni. Sebagian besar dibuat antara tahun
1269-1287. Pengaruh Arab dan barat masuk lewat Yuan pada tahun 1290-an
memperkenalkan keramik-keramik asing. Keramik besar-besar dengan ukuran
melebihi 70 cm juga diciptakan atas pengaruh Yuan bersama keramik glasir
kuning dan keabu-abuan.
Di abad ke-14 (tahun 1300-an), kualitas keramik hijau semakin
melenceng, kali ini glasir hampir hitam dan tatahan jadi kasar bahkan
produksinya semakin banyak. Hasil turunan ini adalah dasar keramik
buncheong yang diminati pada masa Dinasti Joseon. Sejak itu, dibawah
kekuasaan Dinasti Yuan kerajinan keramik hijau telah kehilangan nilai dan
kualitas hingga Goryeo jatuh pada tahun 1391.
Kebangkitan kembali
Setelah keruntuhan Goryeo, dan Dinasti Joseon memerintah selama 500
tahun lebih, kesenian membuat keramik hijau telah punah di Korea. Orang-
orang Amerika dan Eropa yang tinggal di Korea adalah orang asing pertama
yang menemukan kembali keramik hijau pada tahun 1881 di sebuah kuburan
kuno di Kaesong (Korea Utara).
Terdapat banyak upaya menghidupkan kembali kesenian keramik hijau
Goryeo yang sudah punah, diantaranya berhasil dilakukan oleh seniman-
seniman keramik di Korea Selatan, seperti Ko-Chung (Ji Jae-Seob) dan Chon-
Jin pada tahun 1950-an. Kebanyakan di antara mereka kini dihargai oleh
pemerintah sebagai aset nasional, seperti Ji Jae-seob. Sebagian besar
kerajinan keramik hijau Goryeo yang diproduksi pada saat ini berasal dari
rekonstruksi cara-cara lama dan tungku pembakaran baru di Kabupaten
Gangjin, propinsi Jeolla Selatan.
7
Bab II Pembahasan
2.1 Bahan Membuat benda pakai dan benda hias yang disebut gerabah/keramik
membutuhkan bahan tanah liat.
Tanah liat yang baik memiliki persyaratan teknis, yaitu :
a) Bebas dari kotoran, b) Butiran tanah halus, c) Liat atau plastis, d) Daya susut tanah tidak lebih dari 10%
2.2 Alat Pembuatan
1. Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau
silinder.
8
2. Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih basah dari meja putar.
3. Butsir berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
9
4. Pisau pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
5. Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik berglasir.
2.3. Cara Pembuatan
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang
10
telah siap pakai. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan benda keramik dengan teknik putar:
1. Tempatkan bola tanah liat plastis tepat di tengah alas pembentukan yang telah terpasang pada kepala putaran, basahi kedua tangan dan bola tanah liat dengan air.
11
2. Putar kepala putaran, tempatkan tangan kanan pada bagian atas bola tanah liat dan tangan kiri sedikit dibawah, tekan kearah tengah hingga tanah liat memusat dengan tepat.
3. Tekan dengan kedua telapak tangan pada sekeliling bagian bawah tanah liat kemudian naikkan hingga membentuk kerucut (cone) yang tinggi.
12
4. Tekan kembali tanah liat dengan tangan kanan dari atas ke bawah dan tangan kiri menekan ke dalam, lakukan 2-3 kali dan jagalah agar tanah liat tetap memusat, padat dan bebas gelembung udara.
5. Setelah tanah liat benar-benar memusat pada kepala putaran, tempatkan kedua tangan pada bagian atas bentuk cone pendek, masukkan ibu jari tepat di tengah untuk mulai membuka tanah liat.
13
6. Gunakan kedua ibu jari untuk membuat dinding tanah liat dan ibu jari kiri menjaga agar tanah liat tetap memusat. Tempatkan tangan kanan pada bagian luar untuk menarik tanah liat ke atas. Lakukan menipiskan dan menaikkan dinding tanah liat sampai ketebalan pada alas silinder antara 1,5 – 2 cm.
7. Tekan dan tarik ke atas dinding silinder dengan telunjuk tangan kanan yang melipat pada bagian luar dinding, sedangkan tangan kiri menahan bagian dalam sehingga menjadi tipis, rata, dan tinggi.
8. Kontrol bentuk tanah liat dengan menjepit dinding menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, sementara kedua ibu jari saling menekan dan jari
14
kiri menjaga bagian luar dinding tanah liat sehingga memperoleh bentuk yang diinginkan.
9. Haluskan permukaan luar dengan rib secara vertikal dan jagalah agar dinding tetap lurus, sementara tangan kiri menekan tanah liat keluar, kemudian haluskan bagian dalam menggunakan sponge stick.
15
10. Tekan bagian dalam dinding tanah liat dari bagian bawah ke atas menggunakan sponge secara perlahan hingga membentuk gelembung. Kemudian haluskan bagian dalam dinding.
11. Potong bagian atas tanah liat menggunakan ujung kayu yang tajam sehingga tepi bagian atas sejajar.
16
12. Setelah selesai pisahkan dasar silinder dengan alas pembentukan menggunakan tali pemotong, angkat benda kerja dengan alas pembentukannya dan keringkan.
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
1. Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan,
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti;
2. Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan 3. Air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal
benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
17
4. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara
dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang
pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-
benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi
glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya
lebih kedap air dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Warna dari keramik hijau ini ditentukan dari bahan pembuatan,
antara lain kandungan besi dalam tanah liat, bahan glasir yang terbuat
dari besi-oksida, mangan-oksida dan kwarsa tingkat pembakaran dalam
tungku.
Prosesnya dimulai dari pengukiran dengan pisau bambu, lalu
membentuk pola-pola di permukaan yang setengah kering dan
mengisinya dengan tanah liat putih dan merah sebelum dibakar. Pada
saat proses pembakaran, tanah liat merah berubah jadi hitam dan tanah
liat putih tetap berwarna putih. Setelah pembakaran pertama, keramik
diberi glasir lagi dan dibakar untuk kedua kalinya.
a. Mencampurkan bahan-bahan untuk mengglasir
18
b. Menggiling dalam keadaan basah menggunakan jarmill
c. Penyaringan glasir
19
d. Melapiskan glasir tersebut ke benda keramik dengan teknik semprot, teknik
celup, atau kuas
5. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
2.4. Video Cara Pembuatan
Korea Pottery_0001.wmv - YouTube.avi
20
2.5. Bentuk dan Fungsi
Keramik Hijau Goryeo memiliki beberapa bentuk dan fungsi sebagai
berikut :
1. Hiasan Ruang Tamu
.
Vas Bunga Guci
2. Peralatan Rumah Tangga
Piring Teko
21
Tempayan Mangkok
5. Ritual Agama Bundha
22
2.5. Pola Hias dan Ornamen
2.5.1. Jenis - Jenis
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa jenis keramik hijau yang juga bermakna khusus:
Cham-wae, jenis vas yang berbentuk buah melon.
Maebyeong, jenis vas yang berbahu lebar dan tinggi, melambangkan wanita.
23
Jubyeong, jenis vas berleher langsing dan panjang, melambangkan pria.
Kundika, jenis kendi air yang digunakan dalam ritual agama Buddha.
24
Berdasarkan teknik pembuatannya:
Somun cheongja, keramik hijau biasa tanpa pola dan corak.
Sanghyong cheongja, keramik hijau figuratif berbentuk hewan atau tumbuhan.
25
Hwageum cheongja, keramik hijau pola lukisan emas.
Jinsa cheongja, keramik hijau pola tembaga.
Eumgak cheongja, keramik hijau pola ukiran.
Yanggak cheongja, keramik hijau pola relief.
Sanggam cheongja, keramik hijau tatahan.
Yok sanggam cheongja, keramik hijau tatahan terbalik.
Tugak cheongja, keramik hijau dekorasi terbuka.
Cheolsa cheongja, keramik hijau glasir besi.
Toehwa cheongja, keramik hijau berlapis.
Cheolhwa cheongja, keramik hijau glasir besi berdekorasi.
26
2.5.2. Pola – Pola Pola-pola yang diciptakan berdasarkan Buddhisme dan kepercayaan
tradisional, antara lain:
Burung bangau, melambangkan keabadiaan atau umur panjang.
Lingkaran, melambangkan matahari.
27
Ikan, melambangkan realisasi yang besar.
Bunga teratai, melambangkan kasih Buddha.
.
Peoni, melambangkan kekayaan dan penghargaan.
28
Naga, melambangkan keagungan.
Bunga seruni, melambangkan kesehatan dan kesejahteraan.
Pohon cemara, melambangkan kerajaan dan kesetiaan.
Harimau, melambangkan pelindung dan kehangatan
Itik, melambangkan jabatan perdana menteri.
29
2.6. Nilai Filosofis
Nilai-nilai filosofis pada seni keramik mendapat pengaruh dari nilai estetika Zen
Buddhisme seperti :
1. Nilai Ketidaksimetrisan
2. Nilai Kealamian
3. Nilai Kesederhanaan
30
Bab III Penutup
3. 1 Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Goryeo Cheongja atau Keramik Hijau Goryeo adalah jenis kerajinan keramik
berwarna hijau (Bahasa Inggris:celadon) yang diciptakan pada zaman Dinasti
Goryeo (935-1392) di Korea. Celadon memiliki ciri khas warna biru-kehijauan karena
metode pengglasiran secara khusus. Walau teknik pembuatannya diperkenalkan dari
Cina, Goryeo Cheongja berhasil diciptakan pengrajin Goryeo dengan gaya dan
metode yang berbeda. Pada masa Goryeo, keramik ini selain digunakan untuk
perabot rumah tangga, juga dianggap sebagai karya seni bernilai yang dijual sebagai
komoditas perdagangan.
Bentuk yang banyak dibuat antara lain berbagai jenis peralatan dapur dan
rumah tangga, antara lain vas bunga, mangkuk, piring, teko, tempayan, cawan,
pembakar dupa, kotak perhiasan, guci dan sebagainya
Berbagai teori dan bukti sejarah yang dikemukakan oleh para sejarawan
mengenai asal-usul keramik hijau Goryeo di Semenanjung Korea antara lain
kaitannya dengan produksi keramik hijau di Yuezhou, Provinsi Zhejiang, Cina
selatan.
3. 2 Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan
terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pembuatan laporan dan presentasi
ini. Serta kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan laporan ini.
Kami selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila
terdapat kessalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi
tugas Seni Budaya, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, pertimbangan, serta
motivasi dan koreksi bagi kegiatan selanjutnya.
Cibinong, 9 Mei 2013
Anggota Kelompok
31
Daftar Pustaka
Materi
http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik_Hijau_Goryeo Diakses tanggal 21 Maret 2013
http://sindyirvana.blogspot.com/2011/12/c-teknik-pembuatan.html Diakses tanggal 6 April 2013
http://margono.guru.fkip.uns.ac.id/teknologi/
http://www.studiokeramik.org/search/label/Teknik%20Putar Diakses tanggal 11 April 2013
Gambar
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b7/Korea-Goryeo_celadon-08.jpg/450px-Korea-Goryeo_celadon-08.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f4/Korea-Goryeo_celadon-02.jpg/450px-Korea-Goryeo_celadon-02.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Goryeo_Celadon_.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b7/Korea-Goryeo_celadon-Incense_burner-01.jpg/450px-Korea-Goryeo_celadon-Incense_burner-01.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/97/Korea-Goryeo_porcelain-03.jpg/449px-Korea-Goryeo_porcelain-03.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/42/Korea-Goryeo_porcelain-01.jpg/450px-Korea-Goryeo_porcelain-01.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7d/Seoul-National.Museum.of.Korea-06.jpg/600px-Seoul-National.Museum.of.Korea-06.jpg Diakses tanggal 21 Maret 2013
http://www.koreanconsulate.on.ca/en/?b_id=82&c_id=359&mnu=a06b05&start=1
http://www.hancinema.net/beauty-of-goryeo-celadon-revealed-48692.html
http://www.metmuseum.org/toah/works-of-art/1986.305
http://pinterest.com/usurpriseme/ceramic-celadon/
http://www.sportslinkup.com/shop/0-Celadon-korea-1.html
http://www.youtube.com/watch?v=kPza4Ot_Dfc Diakses tanggal 6 April 2013
http://hilmanbasiruddin.wordpress.com/2010/02/24/tahap-mengglasir/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13477/1/10E00231.pdf