laporan mikrobiologi
DESCRIPTION
laporan mikrobiologiTRANSCRIPT
Laporan Praktikum Nama : Ganis AndrianiMikrobiologi NIM : J3L111144
Hari/tanggal : Jumat/12 Oktober 2012Waktu : 13.00 – 16.40 WIBKelompok : 7Asisten : Ebta Bramada
Genny Angelia Ramdhani
PJP : Muhammad Arif, S.Pi
PENENTUAN PEWARNAAN MIKROBA(PEWARNAAN GRAM, PEWARNAAN SPORA DAN PEWARNAAN
KOH)
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1 Penentuan Bentuk Dan Jenis Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Gram
No BakteriBentuk
selSifat gram
Hasil pengamatan
1Bacillus
spBacillus
-
2 E coli Bacillus -
3 Staphylo Coccus +
Keterangan : - : gram negatif + : gram positif
Tabel 2 Penentuan Bentuk Dan Jenis Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Spora
No BakteriAda/tidak nya spora
Bentuk spora Hasil pengamatan
1Basillus
spAda spora
Seperti bercak-bercak
2 E coliTidak ada
spora-
3 Staphylo Ada spora Seperti titik
Tabel 3 Penentuan gram positif dan gram negatif berdasarkan KOHNo Bakteri Ada / Tidak Lendir Hasil Pengamatan1 Bacillus sp Tidak berlendir +2 E coli Tidak berlendir +3 Staphylo Berlendir -
Keterangan : - : gram negatif + : gram positif
Pembahasan
Pewarnaan bakteri dilakukan untuk mengidentifikasikan bentuk bakteri
yang terlihat setelah proses pewarnaan gram dan termasuk ke dalam bakteri gram
positif atau gram negatif dan ada tidaknya spora dengan melakukan pewarnaan
spora serta penentuan gram positif dan gram negatif melalui uji cepat dengan
KOH 3%. Proses pewarnaan dilakukan dengan membersihkan gelas objek dan
gelas penutup dengan alkohol 70% untuk sterilisasi agar tidak kontaminasi.
Kemudian ditetesi aquades yang steril untuk meletakan bakteri dan dibuat
preparat apusan dari biakan miring agar mudah diamati dan difiksasi. Sampel di
suspensikan sampai homogen agar bakteri dapat menyebar di gelas objek dan
tidak menumpuk. Kemudian difiksasi di atas api bunsen yang bertujuan untuk
membunuh bakteri secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri,
meletakkan bakteri diatas objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas pewarna
(Tortora 2002).
Proses pewarnaan bakteri dengan cara olesan bakteri yang telah dibuat
kemudian ditetesi gram A yang mengandung kristal ungu yang merupakan cat
primer yang akan mewarnai bakteri selama 1 menit. Setelah perlakuan pewarnaan,
preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Hal ini dilakukan
pada gram yang mengandung iodin yang berfungsi melekatkan atau memfiksasi
cat primer yang diserap. dicuci dengan gram C yang mengandung alkohol yang
dapat melunturkan cat sebelumnya. Gram D mengandung safranin sehingga
berwarna merah yang merupakan cat sekunder atau kontras yang berfungsi untuk
memberikan warna bakteri non target (Volk 1993). Pencucian dengan air mengalir
dimaksudkan agar cat dapat hilang secara sempurna dan tidak bersisa, dikeringkan
bertujuan agar warna yang melekat pada bakteri segera kering bila dilakukan
pewarnaan kembali. Kemudian dilihat di bawah mkroskop dengan perbesaran
1000x dengan menggunakan minyak imersi. Minyak imersi digunakan dengan
tujuan untuk menaikkan indeks bias cahaya sehingga objek terlihat lebih jelas.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa bacillus sp termasuk dalam gram
negatif berbentuk batang. Tetapi, menurut literatur bacillus sp termasuk dalam
gram positif, karena bacillus sp dapat menahan zat warna primer kristal violet.
Hal ini dapat disebabkan saat pembilasan dengan alkohol, dan saat pengeringan
dengan tissu, ada bakteri yang ikut larut dengan alkohol ataupun ikut dengan tissu
karena proses pengeringan yang terlalu ditekan serta saat pengambilan bakteri
yang terlalu sedikit dan kontaminasi dari bakteri lingkungan yang menyebabkan
warna bacillus sp menjadi merah muda dan bukan ungu.
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha
mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Letak endospora di dalam
sel serta ukurannya selama pembentukannya tidaklah sama bagi semua spesies.
Sebagai contoh, beberapa spora adalah sentral yaitu dibentuk di tengah-tengah sel,
yang lain terminal yaitu dibentuk di ujung; dan yang lain lagi subterminal yaitu di
dekat ujung. (Pelezar 1986). Pada umumnya sporulasi mudah terjadi, jika
keadaan medium memburuk. Beberapa spesies bakteri dapat kehilangan
kemampuannya untuk membentuk spora. Spora dapat tumbuh lagi menjadi bakteri
biasa apabila keaadaan di luar menguntungkan. Mula-mula air meresap ke dalam
spora, kemudian spora mengembang dan kulit spora menjadi retak karenanya.
Keretakan ini dapat terjadi pada salah satu ujung, tetapi juga dapat terjadi pada
tengah-tengah atau dekat tengah-tengah spora. Hal ini merupakan ciri khas bagi
beberapa spesies Bacillus. Jika kulit spora pecah di tengah-tengah, maka masing-
masing pecahan akan merupakan suatu tutup pada kedua ujung bakteri
(Dwidjoseputro 2001). Berdasarkan pengamatan, bacillus sp dan staphylo terdapat
spora dengan bentuk masing-masing seperti bercak-bercak pada bacillus sp dan
titik-titik pada staphylo. Keberadaan spora dalam bakteri dapat diketahui dari
warna bakteri yang ditimbulkan. Pada bacillus sp terdapat sedikit warna hijau dari
malasit hijau yang dapat memberikan warna spora pada bakteri dan pada staphylo
terdapat titik-titik didalam sel bakteri.
Pewarnaan dengan menggunakan larutan KOH 3%, dilakukan
untuk mengetahui gram suatu bakteri termasuk dalam gram positif ataupun gram
negatif dengan cara cepat. Namun pewarnaan tersebut tidak memberikan hasil
yang spesifik dan tidak memberikan bentuk serta penataan sel pada bakteri.
Bakteri dikatakan gram positif apabila tidak berlendir dan gram negatif berlendir.
Gram negatif atau berlendir, berarti bakteri memiliki lemak tebal dan berdinding
sel tipis yang berada diruang periplasma. Sedangkan gram positif atau tidak
berlendir berarti memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis. KOH akan
menyerang lemak (bilayer lipid) ini dan membuat sel gram negatif pecah.
Pecahnya sel melepaskan materi genetik (DNA) yang merupakan substansi
melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat sticky
strings (menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket) yang memberikan
hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum inokulum atau ose (Sunatmo
2007).
Berdasarkan pengamatan, hanya staphylo yang berlendir, sedangkan bacillus dan
e coli tidak berlendir. Hal ini berarti staphylo termasuk dalam gram negatif
sedangkan bacillus dan e coli gram positif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu proses fiksasi
yang kurang dekat dengan api, pencucian dengan alkohol yang langsung pada
bakterinya, tanpa melewati dinding kaca objek sehingga bakteri ikut luntur ,
proses pengeringan yang terlalu ditekan, intensifikasi pewarnaan, penggunaan zat
warna penutup, kontaminasi bakteri dari lingkungan, pengambilan bakteri yang
terlalu sedikit dan pemanasan yang terlalu lama ataupun terlalu cepat sehingga
pewarna belum meresap pada spora sehingga warna hijau yang ditimbulkan tidak
kontras.
Simpulan
Berdasarkan pengamatan, bakteri Bacillus sp termasuk dalam gram negatif
pada pewarnaan gram, termasuk gram positif pada pewarnaan KOH dan positif
mengandung spora. Bakteri E coli termasuk dalam gram negatif pada pewarnaan
gram, termasuk gram positif pada pewarnaan KOH dan tidak mengandung spora.
Bakteri Staphylo termasuk dalam gram positif pada pewarnaan gram, termasuk
gram negatif pada pewarnaan KOH dan mengandung spora. Hasil antara
pewarnaan gram dengan pewarnaan KOH tidak sama dikarenakan adanya
kesalahan saat pewarnaan bakteri.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : PT Djambatan
Pelezar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Sri Ratna, dkk, penerjeman; Jakarta : UI Press. Terjemahan dari : Basic Microbiology
Sunatmo. 2007. Experimen Mikrobiologi dalam Laboratorium. Jakarta: Ardy Agency
Tortora, G. J, B.R. Funke, and C.L. Case.2002. Microbiology : An Introduction. New York : Addison Wesley Longman
Volk, W.A and M.F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga