laporan lamun
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Ekologi
Perairan
Hari / Tanggal : Minggu, 14 November 2010
Dosen : Ir. Widodo
Assisten : Satryo Arif Widodo
: Obet Agtapura
EKOSISTEM LAMUN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Khairani Wahyuni J3M109026Fajri Suprayitno J3M109043
Nur Utari J3M109047Winda Ayu Sativa J3M109060
Putri Mushandri Pratami J3M209064Sahid Aghnia Shalih J3M209066
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
ABSTRAK
Praktikum ekologi perairan dapat meliputi ekosistem perairan estuari, dimana
ekosistem tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang beragam dibanding ekosistem
lainnya. Ekosistem estuari dapat meliputi ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang
lamun. Praktikum kali ini praktikan mencoba mempelajari ekosistem pada padang lamun.
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir atau perairan
laut dangkal yang dipengaruhi salinitas yang cukup tinggi. Praktikum padang lamun
dilakukan di Pantai Tanjung Lesung, Provinsi Banten. Terdapatnya jenis tumbuhan lamun
yang ditemukan diantaranya Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Thalassia
hemprichii.
Keyword: Ekosistem estuari, jenis tumbuhan lamun
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lamun (seagrass) adalah
tumbuhan berbunga (angiospermae)
yang berbiji satu (monokotil) dan
mempunyai akar rimpang, daun, bunga
dan buah. Jadi sangat berbeda dengan
rumput laut (algae) (Wood et al. 1969;
Thomlinson 1974; Azkab 1999).
Habitat lamun dapat dipandang sebagai
suatu komunitas, dalam hal ini padang
lamun merupakan suatu kerangka
struktural yang berhubungan dalam
proses fisik atau kimiawi yang
membentuk sebuah ekosistem. Secara
ekologis padang lamun memiliki
peranan penting bagi ekosistem.
Lamun merupakan sumber pakan bagi
invertebrata, tempat tinggal bagi biota
perairan dan melindungi mereka dari
serangan predator.
Lamun juga menyokong rantai
makanan dan penting dalam proses
siklus nutrien serta sebagai pelindung
pantai dari ancaman erosi ataupun
abrasi (Romimohtarto dan Juwana,
1999). Daerah Padang Lamun dengan
kepadatan tinggi akan dijumpai fauna
bentos yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan daerah yang
tidak ada tumbuhan lamunnya.
Ekosistem Padang Lamun memiliki
diversitas dan densitas fauna yang
tinggi dikarenakan karena gerakan
daun lamun dapat merangkap larva
invertebrata dan makanan tersuspensi
pada kolom air. Alasan lain karena
batang lamun dapat menghalangi
pemangsaan fauna bentos sehingga
kerapatan dan keanekaragaman fauna
bentos tinggi.
Faktor –faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan padang lamun adalah,
perairan laut dangkal berlumpur dan
berpasir, kedelaman tid k lebih dari
sepuluh meter agar matahari dapat
menembus, suhu antara 20-300C, kadar
garam antara 25-35/mil, kecepatan arus
0,5 m/detik. Untuk tipe perairan
tropios seperti Indonesia, padang
lamun lebih dominan tumbuh dengan
koloni beberapa jenis pada suatu
kawasan tertentu yang berbeda dengan
kawasan temperatur atau daerah dingin
yang kebanyakan di dominasi oleh satu
jenis lamun. Penyebaran lamun sangat
bervariasi tergantung pada topografi
pantai dan pola pasang surut air laut.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah untuk mengetahui
penutupan dari jenis lamun dan
mengklasifikasikan jenis lamun.
II. METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Praktikum yang dilakukan
menggunakan alat-alat yaitu transek
kuadrat 1x1 m2, kertas sabak, pensil, tali
rafia, alat dasar selam, tali tambang
berukuran 100 meter, buku identifikasi
lamun, dan plastik. Bahan-bahan yang
digunakan hanya formalin sebagai
pengawet.
2.2. Langkah kerja
Data-data tang perlu dikumpulkan
untuk mengkaji komunitas lamun
sebelum mengkaji perhitungan
penutupan jenis lamun pada perairan
estuari parameter yang diamati terlebih
dahulu yaitu suhu, warna perairan,
selanjutnya kelimpahan lamun.
Pertama hal yang dilakukan adalah
pembuatan transek kuadrat sebelumnya
diisi pasir sebagai pemberat yang
dibatasi oleh tali rafia di dalamnya
menjadi 25 bagian, kemudian ditarik
tali tambang ke arah laut dari pinggir
pantai, transek tersebut dibawa dan
diselingi letaknya setelah 5 meter,
selanjutnya suhu diukur dengan
termometer setiap peletakan transek,
warna perairan juga ditentukan.
Penentuan dari penutupan lamun
dihitung berdasar pada tabel kelas
penutupan yang digunakan untuk
mencatat kelimpahan lamun, dicatat
kelimpahan tiap substasuin lamun yang
adaa dalam ke-25 bagian transek
tersebut. Contoh dari jenis lamun yang
berbeda kemudian diambil dan
dimasukkan ke dalam plastik serta
diberi formalin untuk diawetkan. Lalu
hasil yang didapat dibawa ke
laboratorium untuk diindentifikasi.
III. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan Transek ke-3
Jumlah Lamun
2 3 1 4 3
2 3 3 3 3
1 5 0 4 5
4 3 3 4 3
1 5 2 0 0
Dimana:
Mi: Nilai tengah persentasi dari kelas ke-5
Fi: Frekuensi (jumlah dari sektor dengan
kelas penutupan yang sama)
Nilai Penutupan berdasarkan jenis lamun:
Cymodocea rotundat (warna merah):
= ∑ (Mi × Fi ) /∑ F
= ∑ (18,75 × 12 )/36
= 6,25
Thalassia hemprichii:
= ∑ (Mi × Fi ) /∑ F
= ∑ (9,38× 6 ) /24
= 2,34
Cymodocea serrulata:
= ∑ (Mi × Fi )/∑ F
=∑ (37,5 × 10 ) /40
= 9,37
3. 2 PEMBAHASAN
Estuari atau muara sungai adalah
ekosistem muara sungai yang merupakan
tempat pertemuan dua jenis badan air
dengan perbedaan sifat kimia, dalam hal
ini kadar air garam (salinitas) yang sangat
dominan, yaitu antara air tawar dari
daratan dan air laut dari dorongan pasang
surut.(Dermawan et al, 2008)
Adanya pasang surut
menimbulkan adanya adaptasi dari
biota-biota yang terdapat pada
estuari. Praktikum kali ini lokasi
yang diteliti adalah pantai Tanjung
Lesung, dimana pesisir atau
wilayah peralihan antara laut dan
daratan sehingga salinitas
mempengaruhi. pada pengamatan
di lapang didapatkan salinitas atau
kadar garam sebesar 30 yang
dinyatakan dalam per mil.
Padang lamun adalah salah
satu ekosistem khas laut dangkal di
perairan hangat dengan dasar pasir
dan didominasi tumbuhan lamun
yang beradaptasi di air asin.
Padang lamun hanya dapat
terbentuk pada perairan laut
dangkal (kurang dari tiga meter)
namun dasarnya tidak pernah
terbuka dari perairan (selalu
tergenang). Ia dapat dianggap
sebagai bagian dari ekosistem
mangrove, walaupun padang lamun
dapat berdiri sendiri.
Padang lamun juga dapat
dilihat sebagai ekosistem antara
ekosistem mangrove dan terumbu
karang. Tumbuhan lamun yang
ditemukan pada pada transek
diantaranya jenis Cymodocea
rotundata, Cymodocea serrulata,
dan Thalassia hemprichii.
Kondisi lamun yang
menyerupai padang rumput di
daratan ini
mempunyai beberapa fungsi
ekologis yang sangat potensial
berupa perlindungan bagi
ivertebrata dan ikan kecil. Daun-
daun lamun yang padat dan saling
berdekatan dapat meredam gerak
arus, gelombang dan arus materi
organik yang memungkinkan
padang lamun merupakan kawasan
lebih tenang dengan produktifitas
tertinggi di lingkungan pantai di
samping terumbu karang.
Lamun memiliki
produktivitas primer yang tinggi,
karena letaknya yang tidak terlalu
dalam menyebabkan cahaya
matahari yang masuk ke dalam
perairan dapat menjadi sumber
energi bagi lamun. Dimana laju
penambatan energi yang dilakukan
oleh produsen yaitu lamun yang
menunjukkan jumlah energi cahaya
yang diubah menjadi energi kimia
oleh autotrof suatu ekosistem
selama suatu periode. Lamun :
sejenis ilalang laut yang hidup di
dasar laut yang berpasir yang tidak
begitu dalam dimana sinar matahari
masih dapat menembus ke dasar
hingga memungkinkan ilalang
tersebut berfotosintesa.
Melambatnya pola arus dalam
padang lamun
memberi kondisi alami yang sangat
di senangi oleh ikan-ikan kecil dan
invertebrata kecil
seperti beberapa jenis udang, kuda
laut, bivalve, gastropoda dan
echinodermata. Hal terpenting
lainnya adalah daun-daun lamun
berasosiasi dengan alga kecil yang
dikenal
dengan epiphyte yang merupakan
sumber makanan terpenting bagi
hewan-hewan kecil
tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh
sangat subur dengan melekat pada
permukaan daun
lamun dan sangat di senangi oleh
udang-udang kecil dan beberapa
jenis ikan-ikan kecil.
Disamping itu padang
lamun juga dapat melindungi
hewan-hewan kecil tadi dari
serangan predator. Sangat khas
memang pola kehidupan hewan-
hewan kecil ini di
padang lamun yang tidak jarang
memberikan konstribusi besar bagi
kelangsungan ikan dan udang
ekonomis penting. Ini adalah
sebagian kecil dari peran penting
padang lamun
yang menyebar di sekitar perairan
pantai Indonesia.
Data yang didapatkan
bahwa pada padang lamun yang
diamati terdapat nilai penutupan
sebesar 6,25 jenis Cymodocea
rotundat, 2,34 jenis Thalassia
hemprichii, 9,37 jenis Cymodocea
serrulata. Perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa pada padang
lamun yang diamati persentase
jenis lamun yang dominan adalah
jenis Cymodocea serrulata. Diduga
pertumbuhan Cymodocea serrulata
yang lebih mampu bertahan
dibanding jenis lain pada perairan
estuari yang diamati, nutrien yang
didapat jenis tersebut lebih mudah
diserap oleh jenis Cymodocea
serrulata.
Hal tersebut tidak terlepas
dari faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
padang lamun yaitu perairan laut
dangkal berlumpur dan
mengandung pasir. kedalaman
tidak lebih dari 10 m agar cahaya
dapat menembus, suhu antara 20-
30º C, kadar garam antara
25-35/mil, kecepatan arus.
Keberadaan lamun banyak
memiliki fungsi, diantaranya
sebagai tempat berkembangbiaknya
ikan-ikan kecil dan udang, sebagai
perangkap sedimen sehingga
terhindar dari erosi, sebagai
penyedia bahan makanan bagi biota
laut, bahan baku pupuk, serta
bahan baku kertas.
IV. KESIMPULAN
Ekosistem lamun pada Pantai Tanjung
Lesung memiliki
DAFTAR PUSTAKA
Romimohtarto, K & Juwana, S. 2007.
BIOLOGI LAUT Ilmu Pengetahuan
tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan .
Dermawan, A et all. 2008. Kebijakan dan
Strategi Konservasi Sumber Daya Ikan
dan Lingkungannya di Perairan Daratan.
Departemen Kelautan dan Perikanan.