laporan kinerja triwulan iiisakip.pertanian.go.id/admin/jasa/lakin direktorat...direktorat...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN KINERJA TRIWULAN IIIDIREKTORAT
PERLINDUNGAN TANAMAN PANGANTAHUN 2018
KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
2018
-
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANTelp : 021 – 7805652, 7806213Fax : 021 – 7805652Email : [email protected] : http://ditjentan.deptan.go.id/ditlintp
mailto:[email protected]
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan
untuk mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema
"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan
Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dituangkan dalam program
percepatan pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan produksi
kedelai dan komoditas tanaman pangan lainnya. Untuk mendukung kebijakan
tersebut ditetapkan sasaran produksi Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta
Ton, dan Kedelai 2,2 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam Indikator
Kinerja Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya yang
dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain dengan
mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki khususnya sumber daya
lahan melalui pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada
pelaku usaha (petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil
produksi melalui pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik, melalui dua program aksi strategis yang
dicanangkan yaitu membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis
kerakyatan serta membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan
produktif. Strategi pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain
meningkatkan produksi dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan
dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan
terutama mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan
serta peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan
(petani).
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
2
Upaya pengamanan areal pertanaman dari gangguan OPT
dilaksanakan dengan menerapkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
(PHT), sedangkan penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) diupayakan
melalui antisipasi dan mitigasi terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam
lainnya. Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, inovasi dan diseminasi teknologi, serta penguatan kelembagaan
pengendalian OPT.
Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
(banjir dan kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, ditetapkan
bahwa Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya menjadi
tanggungjawab masyarakat bersama pemerintah.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan
sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT dan DPI
sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Dengan semakin
berkembangnya kesadaran manusia terhadap bahaya penggunaan pestisida,
terutama bagi lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia, maka
pengendalian OPT mengedepankan pengendalian secara pre-emptif dengan
menerapkan prinsip-prinsip PHT yang mengutamakan penerapan budidaya
tanaman sehat, pengamatan rutin, pemanfaatan musuh alami dan petani
sebagai ahli PHT. Apabila dalam pelaksanaan pengamanan pertanaman terjadi
peningkatan populasi yang tidak dapat diatasi dengan cara pre-emptif maka
dilakukan pengamanan dengan cara responsif menggunakan bahan pengendali
kimia secara bijaksana sesuai dengan kaidah 6 (enam) tepat yaitu tepat sasaran,
jenis, dosis, cara, waktu dan mutu.
Kebijakan pengendalian OPT dan Penanggulangan DPI di atas
diimplementasikan melalui berbagai kegiatan antara lain Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak
Perubahan Iklim (PPDPI), Dem Area Budidaya Tanaman Sehat, Gerakan
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
3
Pengendalian OPT, Penguatan Agroekosistem, serta fasilitasi sarana
pengendalian OPT.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang
bertanggungjawab mengamankan pertanaman tanaman pangan dari
gangguan OPT/DPI, menetapkan target pengamanan pertanaman dari
serangan OPT dan terkena DPI masing-masing sebesar OPT 97% dan 98%
dari luas tanam. Untuk mendukung target sasaran pengamanan pertanaman
dimaksud, diperlukan sinergi dari berbagai instansi terkait baik di tingkat pusat
maupun daerah.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;
2) Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
3) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
4) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan
dampak perubahan iklim;
5) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
4
6) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
7) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim; dan
8) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat, yaitu:
1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan.
2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia.
3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi.
4. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim.
Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh Subbagian
Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
5
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode 5 (lima) tahun
terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam Strategi
Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 - 2045, maka sasaran strategis
Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2015-2019 adalah : 1) Pencapaian
Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta peningkatan produksi gula dan
daging, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) Peningkatan komoditas
bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan
substitusi impor, (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5)
Peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) Akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 sasaran
produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan pada Tahun 2018 yaitu 1) padi sebesar 82,5 juta ton, b)
jagung sebesar 30 juta ton, dan c) kedelai sebesar 2,2 juta ton. Untuk
mencapai sasaran produksi dimaksud, pengamanan areal pertanaman dari
gangguan OPT dan DPI perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan upaya diatas, telah
disusun Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2015 - 2019. Renstra tersebut merupakan dokumen
perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang
ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, dan program yang akan
dilaksanakan dalam kurun lima tahun serta memberikan arah pembangunan
organisasi jangka menengah. Keselarasan Rencana Strategis Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 dengan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, diharapkan dapat mendorong
percepatan pencapaian sasaran produksi.
Pada tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
6
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). Alokasi kegiatan utama
Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan
DPI pada Tahun 2018 sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1. Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI) merupakan resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam
setiap usaha pembudidayaan tanaman pangan. Pengendalian yang kurang
baik terhadap OPT dapat berakibat pada penurunan/pengurangan produksi
dan produktivitas tanaman.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari dari gangguan-
gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT
dan DPI sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar.
Perlindungan tanaman merupakan suatu cara pendekatan atau cara berfikir
pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengamanan produksi tanaman
pangan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Pelaksanaan
FisikKeuangan
Rp.000,-)
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756
2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500
5Pengujian Mutu Produk Tanaman
(LHP/sertifikat)2.385 7.000.000
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat & DPI (Ha) 24.000 41.100.000
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500
8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800
Kegiatan Utama
Target
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
7
perlindungan tanaman pangan ditujukan guna mencegah terjadinya
pengurangan hasil produksi tanaman pangan.
Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan menetapkan indikator kinerja, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun
2018
Target
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan3%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan2%
Indikator Kinerja
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
8
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan diperoleh dengan membandingkan luas aman dari
serangan OPT dan DPI dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data
luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) tingkat kecamatan yang
dilaporkan ke Koordinator POPT di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu
sekali, kemudian Koordinator POPT melaporkan ke Laboratorium
Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) dan selanjutnya disampaikan ke
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi.
Rekap data serangan OPT, banjir dan kekeringan per kabupaten selanjutnya
dilaporkan oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, telah ditetapkan target
indikator kinerja dengan capaian sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Berdasarkan indikator kinerja diatas maka target luas aman dari
serangan OPT dan DPI masing-masing adalah 97% dan 98%. Sedangkan
realisasinya masing-masing adalah 98,33% dan 98,07% sehingga capaian
kinerjanya masing-masing adalah 101,37% dan 100,07%. Persen luas
serangan OPT sebesar 1,67% berasal dari total luas serangan OPT utama
Target RealisasiTarget Areal
Aman
Realisasi
Areal
Aman
Capaian
Kinerja
1
Rasio Luas Serangan OPT
terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
3% 1,67% 97,00% 98,33% 101,37%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap
Luas Tanam Tanaman Pangan2% 1,93% 98,00% 98,07% 100,07%
Indikator Kinerja
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
9
padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar
sebesar 270.376 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar
16.179.695 ha. Sedangkan persen luas terkena DPI (banjir dan kekeringan)
sebesar 1,93% berasal dari total luas terkena DPI pada tanaman padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar
312.581 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar 16.179.695 ha.
Penilaian terhadap capaian target indikator kinerja dilakukan dengan
metode scoring yang dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%
2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%
3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%
4. Kurang Berhasil = capaian realisasi 100%).
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018 per Komoditas
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Komoditas Target RealisasiTarget Areal
Aman
Realisasi
Areal Aman
Capaian
Kinerja
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangana. Padi 3% 2,19% 97,00% 97,81% 100,84%
b. Jagung 3% 0,44% 97,00% 99,56% 102,64%
c. Kedelai 3% 0,50% 97,00% 99,50% 102,58%
d. Kacang Tanah 3% 0,43% 97,00% 99,57% 102,65%
e. Kacang Hijau 3% 0,19% 97,00% 99,81% 102,89%
f. Ubi Kayu 3% 0,41% 97,00% 99,59% 102,67%
g. Ubi Jalar 3% 0,52% 97,00% 99,48% 102,56%
3% 1,67% 97,00% 98,33% 101,37%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangana. Padi 2% 2,44% 98,00% 97,56% 99,55%
b. Jagung 2% 0,90% 98,00% 99,10% 101,12%
c. Kedelai 2% 0,44% 98,00% 99,56% 101,59%
d. Kacang Tanah 2% 0,03% 98,00% 99,97% 102,01%
e. Kacang Hijau 2% 0,01% 98,00% 99,99% 102,03%
f. Ubi Kayu 2% 0,16% 98,00% 99,84% 101,88%
g. Ubi Jalar 2% 0,001% 98,00% 100,00% 102,04%
2% 1,93% 98,00% 98,07% 100,07%
Indikator Kinerja
Total Serangan OPT terhadap Luas Tanam
Total Terkena DPI terhadap Luas Tanam
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
10
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Secara rinci, capaian pelaksanaan kegiatan pengamanan tanaman dari
serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) adalah
sebagai berikut :
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018 per Komoditas
Ket : T= Terkena, P = Puso, Update tanggal 12 Oktober 2018
1. Pengamanan Tanaman Padi
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama seluas 249.665 ha atau
2,19% dari luas tanam 11.421.556 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut
seluas 2.571 ha diantaranya mengalami puso (0,02% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat
diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas
11.171.891 ha atau mencapai 97,81% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman padi yang terkena DPI seluas
278.769 ha atau 2,44% dari luas tanam 11.421.556 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 73.940 ha diantaranya mengalami puso (0,65% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 11.142.787
ha atau mencapai 97,56% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan
target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 100,84%
sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 99,55% dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
T P T P (Ha) T P T P
1 Padi 249.665 2.571 278.769 73.940 11.421.556 2,19 0,02 2,44 0,65
2 Jagung 14.998 180 30.742 3.727 3.416.082 0,44 0,01 0,90 0,11
3 Kedelai 2.830 87 2.528 386 568.493 0,50 0,02 0,44 0,07
4 Kacang Tanah 1.013 - 75 22 237.748 0,43 - 0,03 0,01
5 Kacang Hijau 355 - 12 - 183.224 0,19 - 0,01 -
6 Ubi Kayu 1.206 - 455 35 293.233 0,41 - 0,16 0,01
7 Ubi Jalar 309 - 1 - 59.360 0,52 - 0,001 -
270.376 2.838 312.581 78.111 16.179.695 1,67 0,02 1,93 0,48
% SERANGAN OPT/DPI
% OPT % DPI
JUMLAH
NO KOMODITAS
SERANGAN OPT/DPI (Ha)
OPT DPILUAS TANAM
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
11
Tabel 6. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Padi Triwulan III (Januari – September) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah seluas
119.235 ha (32,32%) dan DPI lebih tinggi seluas 49.146 ha (21,40%). Apabila
dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan
OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 133.308 ha (34,81%) dan DPI lebih
rendah seluas 146.664 ha (34,47%).
2. Pengamanan Tanaman Jagung
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama seluas 14.998 ha atau
0,44% dari luas tanam 3.416.082 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut
seluas 180 ha diantaranya mengalami puso (0,005% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat
diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas
3.401.084 ha atau mencapai 99,56% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman jagung yang terkena DPI seluas
30.742 ha atau 0,90% dari luas tanam 3.416.082 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 3.727 ha diantaranya mengalami puso (0,11% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 382.974 3.844 368.900 8.822 249.665 2.571
BANJIR (ha) 194.521 54.594 158.390 49.169 106.091 38.020
KEKERINGAN (ha) 230.912 59.291 71.232 21.166 172.678 35.921
OPT 382.974 3.844 368.900 8.822 249.665 2.571
Banjir & Kekeringan (DPI) 425.433 113.885 229.623 70.336 278.769 73.940
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 3,99 0,04 3,47 0,08 2,19 0,02
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 4,43 1,19 2,16 0,66 2,44 0,65
Areal Aman (%) OPT 96,01 96,53 97,81
Areal Aman (%) DPI 95,57 97,84 97,56
TARGET (%) OPT 93 97
TARGET (%) DPI 93 98
Capaian (%) OPT 103,80 100,84
Capaian (%) DPI 105,20 99,55
9.605.765 10.633.650
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN
11.421.556
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
12
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 3.385.340
ha atau mencapai 99,10% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan
target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,64%
sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 101,12% dari target sebesar
98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Jagung Triwulan III (Januari - September) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 605 ha
(3,88%) dan DPI lebih rendah 9.259 ha (23,15%). Apabila dibandingkan
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
III Tahun 2018 lebih rendah 4.352 ha (22,49%) dan DPI lebih rendah 17.342
ha (36,07%).
3. Pengamanan Tanaman Kedelai
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama seluas 2.830 ha atau
0,50% dari luas tanam 568.493 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 19.350 52 15.602 45 14.998 180
BANJIR (ha) 10.182 3.499 11.636 3.389 3.961 1.814
KEKERINGAN (ha) 37.902 9.271 28.365 4.121 26.781 1.913
OPT 19.350 52 15.602 45 14.998 180
Banjir & Kekeringan (DPI) 48.084 12.770 40.001 7.510 30.742 3.727
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,83 0,002 0,43 0,001 0,44 0,005
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 2,06 0,55 1,11 0,21 0,90 0,11
Areal Aman (%) OPT 99,17 99,57 99,56
Areal Aman (%) DPI 97,94 98,89 99,10
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,60 102,64
Capaian (%) DPI 100,91 101,12
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018Rerata 5 Tahun
3.416.0822.329.481 3.612.289
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
13
seluas 87 ha diantaranya mengalami puso (0,02% dari luas tanam). Dengan
demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat diamankan dari
serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 565.663 ha atau
mencapai 99,50% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kedelai yang terkena DPI seluas
2.528 ha atau 0,44% dari luas tanam 568.493 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut seluas 386 ha diantaranya mengalami puso (0,07% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 565.965 ha
atau mencapai 99,56% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,58% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 101,59%dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 8. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kedelai Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 1.398 ha
(97,63%) dan DPI lebih tinggi 1.561 ha (161,36%). Apabila dibandingkan
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 5.763 11 1.432 1 2.830 87
BANJIR (ha) 4.315 2.192 853 252 465 121
KEKERINGAN (ha) 4.411 1.054 114 24 2.064 265
OPT 5.763 11 1.432 1 2.830 87
Banjir & Kekeringan (DPI) 8.726 3.246 967 276 2.528 386
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 1,24 0,002 0,50 - 0,50 0,02
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,87 0,70 0,34 0,10 0,44 0,07
Areal Aman (%) OPT 98,76 99,50 99,50
Areal Aman (%) DPI 98,13 99,66 99,56
TARGET (%) OPT 97 97
TARGET (%) DPI 97 98
Capaian (%) OPT 102,57 102,58
Capaian (%) DPI 102,74 101,59
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN
568.493284.258466.152
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
14
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
III Tahun 2018 lebih rendah 2.933 ha (50,90%) dan DPI lebih rendah seluas
6.198 ha (71,03%).
4. Pengamanan Tanaman Kacang Tanah
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama seluas 1.013
ha atau 0,43% dari luas tanam 237.748 ha. Dari total luas terkena OPT
tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman
kacang tanah yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III
Tahun 2018 seluas 236.734 ha atau mencapai 99,57% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena DPI
seluas 75 ha atau 0,03% dari luas tanam 237.748 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 22 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kacang tanah yang
dapat diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas
237.673 ha atau mencapai 99,97% dari total luas tanam. Bila dibandingkan
dengan target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,65%
sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,01%dari target sebesar
98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
15
Tabel 9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Tanah Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017
dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 75 ha
(7,94%) dan DPI lebih rendah 53 ha (41,68%). Apabila dibandingkan dengan
Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan III
Tahun 2018 lebih rendah 1.798 ha (63,96%) dan DPI lebih rendah 955 ha
(92,76%).
5. Pengamanan Tanaman Kacang Hijau
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama seluas 355 ha
atau 0,19% dari luas tanam 183.224 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut
tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kacang
hijau yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018
seluas 182.869 ha atau mencapai 99,81% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena DPI
seluas 12 ha atau 0,01% dari luas tanam 183.224 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 2.812 3 939 0 1.013 0
BANJIR (ha) 718 308 59 37 58 10
KEKERINGAN (ha) 311 31 69 0 17 12
OPT 2.812 3 939 0 1.013 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 1.029 339 128 37 75 22
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,85 0,001 0,37 - 0,43 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,31 0,10 0,05 0,01 0,03 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,15 99,63 99,57
Areal Aman (%) DPI 99,69 99,95 99,97
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,66 102,65
Capaian (%) DPI 101,99 102,01
237.748
TAHUN 2018OPT & DPI
RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
253.538328.878
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
16
pertanaman kacang hijau yang dapat diamankan dari terkena DPI pada
Triwulan III Tahun 2018 seluas 183.212 ha atau mencapai 99,99% dari total
luas tanam. Bila dibandingkan dengan target sebesar 97% untuk OPT,
realisasi tersebut mencapai 102,89% sedangkan untuk DPI realisasinya
mencapai 102,03%dari target sebesar 98%. Perbandingan capaian dengan
tahun sebelumnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 10.Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Kacang Hijau Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017
dan Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 64 ha
(15,24%) dan DPI lebih rendah 297 ha (96,11%). Apabila dibandingkan
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
III Tahun 2018 lebih rendah 466 ha (56,78%) dan DPI lebih rendah 2.026 ha
(99,41%).
6. Pengamanan Tanaman Ubi Kayu
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama seluas 1.206 ha
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 822 3 419 3 355 0
BANJIR (ha) 1.982 177 309 2 9 0
KEKERINGAN (ha) 56 15 0 0 3 0
OPT 822 3 419 3 355 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 2.038 192 309 2 12 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,36 0,0015 0,213 0 0,19 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,89 0,08 0,16 0,0010 0,01 -
Areal Aman (%) OPT 99,64 99,79 99,81
Areal Aman (%) DPI 99,11 99,84 99,99
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,82 102,89
Capaian (%) DPI 101,88 102,03
183.224
TAHUN 2018OPT & DPI
RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
197.094227.731
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
17
atau 0,41% dari luas tanam 293.233 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut
tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi kayu
yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018
seluas 292.027 ha atau mencapai 99,59% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena DPI seluas
455 ha atau 0,16% dari luas tanam 293.233 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut seluas 35 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi kayu yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 292.778 ha
atau mencapai 99,84% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,67% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 101,88%dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 11. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Ubi Kayu Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 131 ha
(9,82%) dan DPI lebih rendah seluas 133 ha (22,57%). Apabila dibandingkan
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 2.693 41 1.338 21 1.206 0
BANJIR (ha) 270 89 577 214 434 35
KEKERINGAN (ha) 113 0 11 0 21 0
OPT 2.693 41 1.338 21 1.206 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 383 89 588 214 455 35
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,64 0,0097 0,42 0 0,41 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,09 0,021 0,18 0 0,16 0,01
Areal Aman (%) OPT 99,36 99,58 99,59
Areal Aman (%) DPI 99,91 99,82 99,84
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,61 102,67
Capaian (%) DPI 101,85 101,88
293.233319.465422.842
TAHUN 2018OPT & DPI
RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
18
III Tahun 2018 lebih rendah 1.487 ha (55,21%) dan DPI lebih tinggi 72 ha
(18,80%).
7. Pengamanan Tanaman Ubi Jalar
Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal
pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama seluas 309 ha atau
0,52% dari luas tanam 59.360 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut tidak
ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi jalar yang
dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas
59.051 ha atau mencapai 99,48% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena DPI seluas 1
ha atau 0,001% dari luas tanam 59.360 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman
ubi jalar yang dapat diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun
2018 seluas 59.359 ha atau mencapai 100% dari total luas tanam. Bila
dibandingkan dengan target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut
mencapai 102,56% sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,04%dari
target sebesar 98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya
disajikan pada tabel berikut.
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
19
Tabel 12. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Ubi Jalar Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
Data periode laporan 12 Oktober 2018
Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 162 ha
(110,68%) dan DPI lebih tinggi 1 ha (100,00%). Apabila dibandingkan dengan
Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan III
Tahun 2018 lebih rendah 73 ha (19,07%) dan DPI lebih rendah 45 ha
(98,37%).
C. Pelaksanaan Kegiatan Utama
a) Realisasi Kegiatan Utama
Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
merupakan hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama perlindungan
tanaman pangan sebagaimana tabel berikut :
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 382 0 147 0 309 0
BANJIR (ha) 25 0 0 0 1 0
KEKERINGAN (ha) 21 0 0 0 0 0
OPT 382 0 147 0 309 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 46 0 0 0 1 0
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,36 - 0,20 0 0,52 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,04 - - - 0,001 -
Areal Aman (%) OPT 99,64 99,80 99,48
Areal Aman (%) DPI 99,96 100,00 100,00
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,83 102,56
Capaian (%) DPI 102,04 102,04
59.360
TAHUN 2018OPT & DPI
RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017
72.201107.111
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
20
Tabel 13. Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018
Realisasi pelaksanaan kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka
pencapian target indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
adalah sebagai berikut :
a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan
antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati,
penanaman tanaman refugia (tanaman perdu berbunga) sebagai mikro
habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya.
Tujuan dari PPHT adalah memberdayakan petani alumni Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), PPHT dan petani yang
memahami PHT untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada
petani yang belum pernah dilatih, menumbuhkan prakarsa, motivasi dan
kemampuan petani/kelompok tani dalam mengelola agroekosistem dan
melaksanakan gerakan pengendalian OPT sesuai prinsip PHT secara
bersama-sama antar petani/kelompok tani satu hamparan,
mengimplementasikan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
FisikKeuangan
Rp.000,-)Fisik
Keuangan
Rp.000,-)Fisik Keuangan
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756 9.965 13.800.261 91,89 73,03
2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825 390 1.063.157 97,50 57,35
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500 543 3.520.025 62,92 62,75
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500 1.675 626.450 62,15 46,98
5Pengujian Mutu Produk Tanaman
(LHP/sertifikat)2.385 7.000.000 1.511 3.752.067 63,35 53,60
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Ha) 24.000 41.100.000 23.007 39.429.400 95,86 95,94
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500 1 4.995.515 100,00 46,86
8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800 3.923 8.062.500 100,00 57,09
Realisasi Capaian (%)Program/Kegiatan
PrioritasKegiatan Utama
Kegiatan
Penguatan
Perlindungan
Tanaman Pangan
dari Gangguan
OPT/DPI
Target
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
21
pengamanan pertanaman dari serangan OPT untuk mendukung peningkatan
produksi tanaman pangan.
Sasaran utama kegiatan pemasyarakatan penerapan PHT pada Skala
Luas diharapkan untuk mempertahankan produksi pertanian pada taraf tinggi,
baik secara kuantitas maupun kualitasnya, menurunkan intensitas serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi
pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh
alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Realisasi kegiatan
Penerapan PHT sebagaimana tabel berikut.
Tabel 14. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama
Terpadu (PPHT) Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018
Realisasi kegiatan PPHT padi, jagung dan kedelai Triwulan III Tahun
2018 yaitu 91,89%. Capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya
pada periode yang sama yaitu 80,69%.
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kehilangan hasil
akibat dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) yang dilaporkan setiap
tahun. Dengan kegiatan ini diharapkan petani mampu mengatasi
permasalahan akibat iklim yang tidak kondusif ketika usahatani tengah
berlangsung. Petani dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani
melalui pengelolaan budidaya sesuai iklim setempat/spesifik lokasi yang
optimal sehingga dapat meningkatkan produksi.
Kegiatan PPDPI bertujuan memberdayakan petani untuk menerapkan
upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim (banjir
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
PPHT 10.845 9.965 91,89 18.895.756 13.800.261 73,03
1 Padi 8.525 8.000 93,84 13.714.656 10.555.506 76,97
2 Jagung 1.560 1.305 83,65 3.354.600 2.025.155 60,37
3 Kedelai 760 660 86,84 1.826.500 1.219.600 66,77
Fisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)No Kegiatan
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
22
dan kekeringan) di lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat
terutama pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, memberdayakan
petani untuk melakukan mitigasi sederhana akibat DPI pada lahan
usahataninya, mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan
iklim (banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi tanaman
padi dari dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan).
Alokasi kegiatan PPDPI pada Tahun 2018 sebanyak 40 unit (400 ha) di
18 Provinsi. Realisasi kegiatan PPDPI Triwulan III (Januari-September) Tahun
2018 yaitu 390 ha (97,50%). Capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun
sebelumnya pada periode yang sama (91,67%).
c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik
lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas. Kepedulian petani
terhadap keberadaan OPT di areal usahataninya merupakan salah satu kunci
keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang dilakukan selama
ini masih terbatas pada lahan usahatani masih dengan wilayah yang terbatas,
namun jika dilakukan secara serentak bersama-sama dalam suatu wilayah
yang luas akan memberikan hasil yang lebih baik.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan OPT
perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-
sama. Untuk memberikan motivasi dan kepedulian kepada masyarakat petani
akan pentingnya pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama
dan berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal pengendalian
OPT.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah
meminimalkan kerusakan, memberdayakan dan meningkatkan kepedulian
masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT serta meningkatkan
kerjasama antar kelompok tani dan memudahkan monitoring dan evaluasi
sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, efektif, efisien dan
akuntabel. Realisasi Gerakan Pengendalian OPT Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut :
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
23
Tabel 15. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian Triwulan
III (Januari-September) Tahun 2018
Capaian kinerja gerakan pengendalian OPT pada Triwulan III (Januari-
September) tahun 2018 yaitu 62,92%. Capaian ini lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama
(50,00%).
d. Penguatan Agroekosistem
Penguatan agroekosistem merupakan faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan pertanaman mulai dari pra tanam sampai panen.
Kondisi agroekosistem sangat berpengaruh terhadap perlindungan tanaman.
Perencanaan agroekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
dalam upaya pengendalian OPT. Agroekosistem yang direncanakan harus
dapat meningkatkan peran layanan ekologi antara lain melalui
pengembangan refugia sebagai tempat berlindung dan penyedia nectar
tanaman untuk sumber makanan musuh alami sehingga ekosistem yang
tercipta mampu memberikan kesempatan bagi APH (agens pengendali
hayati) dapat bekerja optimal dan perkembangan OPT dapat terkendali.
Pendekatan perencanaan agroekosistem pertanian dilakukan dengan
menyederhanakan model perencanaan sehingga petani mampu memahami
dan melaksanakannya. Pengelolaan agroekosistem pertanian secara
menyeluruh bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara
berbagai komponen dalam agroekosistem pertanian pada berbagai stadia
tumbuh tanaman agar tidak terjadi lonjakan populasi OPT. Kegiatan
penguatan agroekosistem belum direalisasikan pada Triwulan I tahun 2018
karena pelaksanaan kegiatan harus menunggu proses revisi DIPA Refocusing
selesai.
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
Gerakan Pengendalian OPT 863 543 62,92 5.609.500 3.520.025 62,75
1 Padi 686 459 66,91 4.459.000 2.919.817 65,48
2 Jagung 112 46 41,07 728.000 355.050 48,77
3 Kedelai 65 38 58,46 422.500 245.158 58,03
No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
24
Tujuan dilaksanakannya Penguatan Agroekosistem adalah
meningkatkan pemahaman petani akan pentingnya menjaga keseimbangan
populasi hama dan musuh alami dan meningkatkan kerjasama antar petugas
lapang, kelompok tani dan instansi terkait dalam memperkuat agroekosistem
kedelai. Realisasi Penguatan Agroekosistem Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 16. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Agroekosistem
Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018
Capaian kinerja kegiatan penguatan agroekosistem pada Triwulan III
(Januari-September) tahun 2018 yaitu 62,15%. Capaian ini lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama
(49,59%).
e. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan Dampak Perubahan Iklim
Budidaya padi intensif berpotensi meningkatkan serangan OPT,
diantaranya Wereng Batang Coklat (WBC) serta penyakit yang ditularkannya
yaitu Kerdil Rumput/Hampa. Untuk mengatasi serangan OPT tersebut
dilakukan upaya-upaya pengelolaan sesuai prinsip Pengendalian Hama
Terpadu, antara lain budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami.
Dalam melakukan budidaya tanaman sehat, perlu dilakukan
pengolahan tanah secara baik dan benar untuk mengembalikan kesuburan
tanah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pupuk
organik dan mengembalikan pH tanah menjadi netral. Untuk mengembalikan
pH tanah asam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi, dapat
dilakukan dengan pemberian dolomit/kapur pertanian (kaptan). Disamping itu,
pemberian dolomit/kaptan dan pupuk organik juga mampu memperbaiki sifat
fisik, biologi dan kimia tanah sehingga dapat menginduksi ketahanan tanaman
terhadap serangan OPT, termasuk WBC dan penyakit kerdil rumput/hampa.
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
Penguatan Agroekosistem 2.695 1.675 62,15 1.333.500 626.450 46,98
1 Padi 2.175 1.450 66,67 913.500 494.750 54,16
2 Jagung 360 135 37,50 252.000 77.625 30,80
3 Kedelai 160 90 56,25 168.000 54.075 32,19
No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
25
Teknologi budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami dapat
diadopsi petani dalam skala yang luas, oleh karena itu perlu dilakukan
percontohan teknologi terapan dalam bentuk Demontrasi Area (Dem Area).
Dem area dialokasikan seluas 23.000 ha untuk dem area padi dan 1.000 ha
untuk dem area PDPI, dengan total anggaran Rp. 41,1 M. Capaian kinerja
kegiatan dem area Triwulan III (Januari – September) Tahun 2018 yaitu
23.007 ha (95,86%).
f. Pemberdayaan Petani Pengamat
Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan
penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat terutama
petani.
Pada tahun 2018, jumlah POPT di Indonesia baik Aparatur Sipil
Negara (ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.731 orang
akan terus dan berkurang karena sebagian petugas akan memasuki masa
pensiun. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas semakin berat dengan
wilayah kerja yang cukup luas.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan
perekrutan petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam melakukan
pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau yang disepakati
bersama antara POPT dengan Petani Pengamat.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 3.923 orang Petani
Pengamat di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat diharapkan mampu
melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya kepada
petugas POPT di wilayahnya. Realisasi kegiatan pemberdayaan petani
pengamat hingga Triwulan III telah ditetapkan petani pengamat oleh Dinas
Pertanian Provinsi sebanyak 3.923 orang (100,00% dari target) dengan
realisasi honor untuk petani pengamat sebesar Rp. 8.062.500.000,- (57,09%).
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
26
g. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)
Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan
dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida dan
pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan dengan tepat
sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman
dikonsumsi.
Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,
laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting dalam
melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil Pengujian.
Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui tingkat
keamanan produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat,
sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk
mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan informasi
yang tercantum dalam kemasannya.
Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,
pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta produk tanaman.
Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu pestisida, mutu pupuk
dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Selain itu
juga dilakukan pemantauan mutu pestisida. Tujuan dari pemantauan mutu
pestisida adalah untuk mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk
yang beredar dan meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan
pupuk sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani
dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar,
sedangkan pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran
logam berat dalam rangka melindungi dari cemaran yang melebihi Batas
Maksimum Residu Pestisida.
Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 3.752.067.204,- dengan capaian 53,60%. Sedangkan
output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Triwulan III (Januari-
September) Tahun 2018 sebanyak 1.511 dengan capaian 63,35 % dari target
2.385 LHP. Capaian ini lebih rendah dengan capaian tahun sebelumnya pada
periode yang sama (78,34%).
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
27
h. Pestisida
Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
menyalurkan bantuan Pestisida melalui BPTPH dan LPHP di daerah. Pada
Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan
bantuan pestisida sebesar Rp. 10.661.500.000,- yang pelaksanaannya
terbagi dalam duan (2) tahap kegiatan. Realisasi kegiatan hingga Triwulan III
tahun 2018 mencapai 59.993 kg/ltr dengan anggaran Rp. 4.995.515.100,-
(46,86% dari target).
i. Realisasi Keuangan
Pada Tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan
Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2018 adalah Rp.
247.153.654.000,-. Sampai dengan Triwulan III (Januari-September) Tahun
2018, realisasi anggaran mencapai Rp. 144.657.523.464,- atau 58,53% dari
pagu anggaran.
Realisasi anggaran dari DIPA dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh
Satker Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp. 69.347.339.497,- atau
64,32% dari pagu anggaran Rp. 107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada
satker pusat Tahun 2018 sebesar Rp. 75.310.183.967,- atau 54,05% dari
pagu anggaran Rp. 139.339.254.000,-. Capaian realisasi keuangan kegiatan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III disajikan dalam tabel
berikut.
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
28
Tabel 17. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman
Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018
Tabel 18. Realisasi Keuangan Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman
Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018
b) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output kegiatan,
dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 1. Rumus Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
n
ikeTVKikePAK
ikeRVKikeRAK
E
n
i
%100_/_
_/_1
1
Program/Kegiatan Prioritas Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi Anggaran %
1 Pemantapan Penerapan PHT 18.895.756.000 13.800.261.000 73,03
2 Penerapan Penanganan DPI 1.853.825.000 1.063.157.000 57,35
3 Gerakan Pengendalian OPT 5.609.500.000 3.520.025.000 62,75
4 Penguatan Agroekosistem 1.333.500.000 626.450.000 46,98
5 Pengujian Mutu Produk Tanaman 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat 41.100.000.000 39.429.400.000 95,94
7 Pengadaan Pestisida 10.661.500.000 4.995.515.100 46,86
8 Petani Pengamat 14.122.800.000 8.062.500.000 57,09
Kegiatan Utama
Kegiatan Penguatan
Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan
OPT/DPI
Rasio Luas Serangan
OPT yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Tanaman Pangan
Rasio Luas Serangan
DPI yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Tanaman Pangan
1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 247.153.654.000 144.657.523.464 58,53
I PUSAT 139.339.254.000 75.310.183.967 54,05
642DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT
DAN DPI32.166.972.000 4.017.181.174 12,49
643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60
645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 100.172.282.000 67.540.935.589 67,42
II DEKONSENTRASI 107.814.400.000 69.347.339.497 64,32
641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT 105.960.575.000 68.259.128.497 64,42
644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 1.088.211.000 58,70
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN/INDIKATOR OUTPUT PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
29
Keterangan :
• E : Efisiensi
• RVK : Realisasi volume keluaran
• RAK : Realisasi anggaran per keluaran
• TVK : Target volume keluaran
• PAK : Pagu anggaran per keluaran
• n : Jumlah jenis keluaran
Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator
kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi atau dalam definisi
lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih rendah dari rasio pagu anggaran
untuk menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan maka menunjukkan
penggunaan anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi
penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 19. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Utama Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III Tahun 2018
Item keluaranSatuan
keluaran
Target
Volume
Keluaran
(TVK)
Realisasi
Volume
Keluaran
(RVK)
Pagu Anggaran
per Keluaran
(PAK)
Realisasi
Anggaran per
Keluaran
(RAK)
1 PPHT Padi Ha 8.525 8.000 13.714.656 10.555.506 1.319 1.609 17,98%
2 PPHT Jagung Ha 1.560 1.305 3.354.600 2.025.155 1.552 2.150 27,83%
3 PPHT Kedelai Ha 760 660 1.826.500 1.219.600 1.848 2.403 23,11%
4 PPDPI Ha 400 390 1.853.825 1.063.157 2.726 4.635 41,18%
5 Gerdal Padi Kali 686 459 4.459.000 2.919.817 6.361 6.500 2,13%
6 Gerdal Jagung Kali 112 46 728.000 355.050 7.718 6.500 -18,75%
7 Gerdal Kedelai Kali 65 38 422.500 245.158 6.452 6.500 0,75%
8Penguatan
Agroekosistem PadiHa 2.175 1.450 913.500 494.750 341 420 18,76%
9Penguatan
Agroekosistem JagungHa 360 135 252.000 77.625 575 700 17,86%
10Penguatan
Agroekosistem KedelaiHa 160 90 168.000 54.075 601 1.050 42,78%
11Pengujian Mutu
Produk TanamanLHP/Sertifikat 2.385 1.511 7.000.000 3.752.067 2.483 2.935 15,39%
12Dem Area Budidaya
Tanaman Sehat Ha 24.000 23.007 41.100.000 39.429.400 1.714 1.713 -0,08%
13 Pengadaan Pestisida Paket 1 1 10.661.500 4.995.515 4.995.515 10.661.500 53,14%
14 Petani Pengamat Orang 3.923 3.923 14.122.800 8.062.500 2.055 3.600 42,91%
Efisiensi 20,36%
1-
(RAK/RVK)/
(PAK/TVK)
Rata - Rata Efisiensi
No
Keluaran (output ) Volume keluaran Anggaran (000 Rp)
RAK/RVK PAK/TVK
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
30
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan sumberdaya
kegiatan utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III Tahun
2018 terjadi inefisiensi pada kegiatan gerakan pengendalian yaitu gerakan
pengendalian jagung dengan nilai inefisiensi 18,75%. Hal ini disebabkan
karena pengadaan sarana pendukung kegiatan gerakan pengendalian OPT
dilakukan sebelum pelaksanaan gerdal sehingga realisasi keuangan lebih
tinggi daripada fisik kegiatan yang dihitung per unit.
c) Permasalahan Dan Upaya Tindak Lanjut
a. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan
Triwulan III antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan terhambat karena pergeseran waktu tanam yang
disebabkan oleh ketersediaan air saat ini diperkirakan tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama satu musim tanam.
2. Dalam pengujian, pelanggan yang tidak mempunyai dana talangan
berkeberatan dengan adanya penerapan kebijakan pembayaran biaya
pengujian di awal pada saat menyampaikan sampel pengujian. Hal ini
berdampak pada perolehan PNBP tidak mencapai target yang
direncanakan.
3. Dalam rangka meningkatkan kinerja BPMPT dan memperluas ruang
lingkup pengujian dalam rangka mendukung keamanan pangan,
diperlukan penambahan personel yang kompeten dan sarana yang
memadai.
b. Upaya Tindak Lanjut
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan pelaksanaan
kegiatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan di atas antara lain :
1. Mendorong petugas lapangan segera melakukan percepatan pelaksanaan
kegiatan dan mendorong petani segera melakukan tanam.
2. Mempercepat penyelesaian petunjuk teknis/pelaksanaan kegiatan dan
mensosialisasikannya secara intensif kepada petugas dan petani di
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
31
daerah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan efektifitas
pelaksanaan kegiatan.
3. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman memberikan opsi kedua yaitu
dengan membuat Surat Perjanjian Kerjasama yang mengikat bagi
perusahaan/ pemerintah yang tidak mempunyai dana talangan.
4. BPMPT sudah mengajukan usulan penambahan pegawai, PNS
(teknis dan non teknis) maupun THL ( analis dan laboran).
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
32
IV. PENUTUP
Berdasarkan pengukuran capaian kinerja kegiatan perlindungan tanaman
pangan yang dilakukan pada periode Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018,
disimpulkan bahwa kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam
pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI selama triwulan III termasuk
dalam kategori Sangat Berhasil. Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari
kegiatan pengamatan, pencegahan dan pengendalian serangan OPT/DPI yang
beberapa diantaranya telah direalisasikan pada triwulan III antara lain : PPHT padi,
jagung dan kedelai dengan realisasi sebesar 91,89%, PPDPI telah direalisasikan
sebesar 97,50%, gerakan pengendalian padi, jagung dan kedelai direalisasikan
sebesar 62,92%, penguatan agroekosistem padi, jagung dan kedelai direalisasikan
sebesar 62,15%, pengujian mutu produk tanaman sebesar 63,35%, dem area
budidaya tanaman sehat sebesar 95,86%, petani pengamat sebesar 100% dan
pestisida sebesar 100%.
Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan
pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada triwulan III tahun 2018
juga tak lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun daerah dalam
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para petani untuk senantiasa
mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, pengelolaan hama terpadu dan
respon cepat terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dengan tetap
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian mutu produk
juga berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang tersedia selalu
terjamin mutu dan efektifitasnya. Realisasi pelaksanaan kegiatan dan capaian
kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp. 144.657.523.464,- atau
58,53% dari pagu anggaran Rp. 247.153.654.000,-.
Dalam rangka mempertahankan capaian kinerja pada triwulan III maka
permasalahan-permasalahan yang dihadapi harus segera diselesaikan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan di bulan-bulan
berikutnya.
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
33
LAMPIRAN
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
34
Lampiran 1.
REALISASI ANGGARAN
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
KEWENANGAN NO PROPINSI OUTPUT PAGU DIPA
1764.642 Fasilitas Dukungan Teknis
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan
dari Gangguan OPT
32.166.972.000 4.017.181.174 12,49%
1764.643 Hasil Pengujian Mutu Produk
Tanaman 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60%
1764.645 Sarana dan Bahan Pengendalian
OPT 100.172.282.000 67.540.935.589 67,42%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 8.349.084.000 6.404.548.950 76,71%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 142.605.000 107.985.000 75,72%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 10.028.804.000 6.251.731.800 62,34%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 8.200.000 8,63%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.865.831.000 1.337.596.725 71,69%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 47.283.000 99,47%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 11.015.584.000 8.083.714.600 73,38%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 190.140.000 189.990.000 99,92%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.786.692.000 2.948.226.500 61,59%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 81.512.000 85,74%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 6.394.088.000 3.458.632.848 54,09%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 10.600.000 11,15%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.368.692.000 2.234.989.300 66,35%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 151.200.000 140.204.000 92,73%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.086.348.000 1.123.238.200 53,84%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 85.335.000 42.350.000 49,63%
10 JAMBI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.905.980.000 1.229.881.215 64,53%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.450.338.000 2.408.903.025 54,13%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 142.605.000 22.335.000 15,66%
12 LAMPUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.788.688.000 3.417.071.400 71,36%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.030.892.000 1.191.955.450 39,33%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 5.300.000 11,15%
14 KALIMANTAN TENGAH1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.975.796.000 1.075.263.500 54,42%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.477.374.000 2.378.725.700 68,41%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 12.497.000 26,29%
16 KALIMANTAN TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.071.214.000 1.328.566.100 64,14%
17 SULAWESI UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.089.744.000 2.012.189.000 65,12%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.678.178.000 1.685.129.400 62,92%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 38.385.000 80,75%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 6.418.122.000 4.866.362.150 75,82%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 190.140.000 173.640.000 91,32%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.824.430.000 1.159.928.350 41,07%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 237.675.000 8.250.000 3,47%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.597.664.000 1.108.019.000 69,35%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 58.370.000 51.620.000 88,44%
22 BALI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.362.348.000 808.020.636 59,31%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.553.186.000 2.545.759.500 71,65%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 37.800.000 35.725.000 94,51%
24 NUSA TENGGARA TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.818.846.000 1.682.728.600 59,70%
25 PAPUA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.342.616.000 777.000.000 57,87%
26 BENGKULU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.135.064.000 710.689.000 62,61%
28 MALUKU UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.390.316.000 1.020.325.000 73,39%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.792.894.000 2.111.364.000 75,60%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 94.500.000 99,40%
30 BANGKA BELITUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 603.116.000 225.505.700 37,39%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.853.598.000 1.126.835.148 60,79%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 17.835.000 37,52%
32 KEPULAUAN RIAU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 31.000.000 9.300.000 30,00%
33 PAPUA BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.522.816.000 895.166.000 58,78%
34 SULAWESI BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.351.232.000 641.761.700 47,49%
247.153.654.000 144.657.523.464 58,53%JUMLAH
1. KANTOR PUSAT
2. DEKONSENTRASI
29 BANTEN
31 GORONTALO
21 MALUKU
23 NUSA TENGGARA BARAT
19 SULAWESI SELATAN
20 SULAWESI TENGGARA
15 KALIMANTAN SELATAN
18 SULAWESI TENGAH
11 SUMATERA SELATAN
13 KALIMANTAN BARAT
8 SUMATERA BARAT
9 RIAU
6 ACEH
7 SUMATERA UTARA
4 DI YOGYAKARTA
5 JAWA TIMUR
2 JAWA BARAT
3 JAWA TENGAH
PAGU DIPA
1 DKI JAKARTA
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
35
Lampiran 2.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PANGAN
TAHUN 2012 – 2018 dan RERATA 5 TAHUN
ha
ha
Ket : periode laporan 12 Oktober 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 8.612.179 397.836 2.162 4,62 0,03 2.245.665 21.900 52 0,98 0,24 454.693 5.254 15 1,16 0,003 370.318 4.566 7 1,23 0,002
2 2013 8.994.674 435.128 4.197 4,84 0,05 2.204.351 18.601 10 0,84 0,0004 421.240 6.099 1 1,45 0,0002 342.827 2.918 2 0,85 0,0005
3 2014 9.111.107 399.272 2.172 4,38 0,02 2.228.671 19.131 - 0,86 - 482.561 7.899 29 1,64 0,006 335.151 2.232 3 0,67 0,001
4 2015 9.906.009 331.984 6.765 3,35 0,07 2.182.169 18.458 67 0,85 0,003 519.115 6.355 6 1,22 0,001 294.764 2.299 1 0,78 0,0003
5 2016 11.404.856 350.647 3.924 3,07 0,03 2.786.551 18.659 130 0,67 0,005 453.153 3.207 5 0,71 0,001 301.331 2.044 5 0,68 0,002
9.605.765 382.974 3.844 3,99 0,04 2.329.481 19.350 52 0,83 0,002 466.152 5.763 11 1,24 0,002 328.878 2.812 3 0,85 0,001
5 2017 10.633.650 368.900 8.822 3,47 0,08 3.612.289 15.602 45 0,43 0,001 284.258 1.432 1 0,50 0,0004 253.538 939 - 0,37 -
6 2018 11.421.556 249.665 2.571 2,19 0,02 3.416.082 14.998 180 0,44 0,005 568.493 2.830 87 0,50 0,01531 237.748 1.013 - 0,43 -
TahunPadi
Rasio LS thd LT
Komoditas
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS)
Rerata (2012-2016)
Kacang Tanah
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas Serangan (LS)
Kedelai
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Jagung
Luas Tanam
(LT)
Rasio LS thd LTNo
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2012 370.632 1.003 - 0,27 - 370.632 2.380 16 0,64 0,004 128.959 451 0 0,35 -
2 2013 158.041 654 - 0,41 - 517.208 2.630 7 0,51 0,001 116.682 444 0 0,38 -
3 2014 188.991 779 - 0,41 - 447.310 3.974 9 0,89 0,002 109.827 497 - 0,45 -
4 2015 210.594 821 17 0,39 0,008 355.373 1.748 9 0,49 0,003 94.917 210 - 0,22 -
5 2016 210.399 851 - 0,40 - 423.688 2.733 165 0,65 0,039 85.171 308 - 0,36 -
227.731 822 3 0,36 0,001 422.842 2.693 41 0,64 0,010 107.111 382 0 0,36 -
5 2017 197.094 419 3 0,21 0,002 319.465 1.338 21 0,42 0,007 72.201 147 0 0,20 0,0003
6 2018 183.224 355 - 0,19 - 293.233 1.206 - 0,41 - 59.360 309 0 0,52 -
Ubi Jalar
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Komoditas
Kacang Hijau
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Ubi Kayu
Luas Tanam
(LT)
Luas Serangan (LS)Tahun
Rasio LS thd LT
Rerata (2012-2016)
No
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
36
Lampiran 3.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 12 Oktober 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 297.286 10.448 95 3,51 0,03
2 Sumatera Utara 962.623 7.027 24 0,73 0,002
3 Sumatera Barat 445.385 1.866 92 0,42 0,02
4 R i a u 67.493 1.369 1 2,03 0,00
5 J a m b i 136.806 842 38 0,62 0,03
6 Sumatera Selatan 734.931 14.346 605 1,95 0,08
7 Bengkulu 133.429 2.117 10 1,59 0,007
8 Lampung 657.986 16.628 171 2,53 0,026
9 Kep. Bangka Belitung 22.903 303 27 1,32 0,12
10 Kep. Riau 155 - - - -
11 DKI Jakarta 630 141 - 22,37 -
12 Jawa Barat 1.434.879 46.567 92 3,25 0,01
13 Jawa Tengah 1.241.246 44.956 249 3,62 0,02
14 DI Yogyakarta 73.270 5.641 19 7,70 0,03
15 Jawa Timur 1.372.892 24.826 424 1,81 0,03
16 Banten 320.620 11.280 63 3,52 0,02
17 B a l i 114.722 2.760 41 2,41 0,04
18 Nusa Tenggara Barat 317.575 3.159 - 0,99 -
19 Nusa Tenggara Timur 227.986 3.611 13 1,58 0,006
20 Kalimantan Barat 393.570 2.072 11 0,53 0,00
21 Kalimantan Tengah 174.397 1.132 1 0,65 0,00
22 Kalimantan Selatan 489.536 1.655 7 0,34 0,0014
23 Kalimantan Timur 57.656 4.457 10 7,73 0,018
24 Kalimantan Utara 6.741 7 - 0,11 -
25 Sulawesi Utara 148.068 2.287 5 1,54 0,003
26 Sulawesi Tengah 218.325 5.241 91 2,40 0,04
27 Sulawesi Selatan 877.290 7.594 25 0,87 0,003
28 Sulawesi Tenggara 162.564 12.102 285 7,44 0,18
29 Gorontalo 76.643 2.886 89 3,77 0,12
30 Sulawesi Barat 147.309 8.547 45 5,80 0,03
31 M a l u k u 22.613 1.047 - 4,63 -
32 Maluku Utara 35.686 650 - 1,82 -
33 Papua Barat 3.032 1.150 1 37,92 0,02
34 Papua 45.310 952 37 2,10 0,08
11.421.556 249.665 2.571 2,19 0,02 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi
2018
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
37
Lampiran 4.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 12 Oktober 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 44.232 881 - 1,99 -
2 Sumatera Utara 236.868 425 - 0,18 -
3 Sumatera Barat 100.903 27 - 0,03 -
4 R i a u 11.973 190 - 1,59 -
5 J a m b i 10.535 61 0 0,58 0,001
6 Sumatera Selatan 112.845 777 - 0,69 -
7 Bengkulu 13.482 102 - 0,76 -
8 Lampung 277.612 504 - 0,18 -
9 Kep. Bangka Belitung 1.497 3 - 0,18 -
10 Kep. Riau 416 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 83.874 517 - 0,62 -
13 Jawa Tengah 334.832 1.801 - 0,54 -
14 DI Yogyakarta 14.650 51 - 0,35 -
15 Jawa Timur 704.982 1.280 124 0,18 0,018
16 Banten 53.854 10 - 0,02 -
17 B a l i 4.344 1 - 0,02 -
18 Nusa Tenggara Barat 154.340 318 - 0,21 -
19 Nusa Tenggara Timur 62.232 1.003 - 1,61 -
20 Kalimantan Barat 35.901 36 - 0,10 -
21 Kalimantan Tengah 17.945 - - - -
22 Kalimantan Selatan 75.638 5 - 0,01 -
23 Kalimantan Timur 11.604 163 - 1,41 -
24 Kalimantan Utara 373 - - - -
25 Sulawesi Utara 213.097 588 - 0,28 -
26 Sulawesi Tengah 68.972 513 - 0,74 -
27 Sulawesi Selatan 221.517 1.032 1 0,47 0,0005
28 Sulawesi Tenggara 31.552 716 - 2,27 -
29 Gorontalo 240.027 2.066 47 0,86 0,02
30 Sulawesi Barat 87.016 1.570 1 1,80 0,001
31 M a l u k u 11.497 23 - 0,20 -
32 Maluku Utara 171.233 77 - 0,04 -
33 Papua Barat 741 114 8 15,31 1,01
34 Papua 5.500 146 - 2,66 -
3.416.082 14.998 180 0,44 0,005 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
2018
No Provinsi
-
Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018
38
Lampiran 5.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 12 Oktober 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 5.532 312 - 5,64 -
2 Sumatera Utara 25.545 106 - 0,42 -
3 Sumatera Barat 2.516 3 - 0,11 -
4 R i a u 5.761 110 - 1,91 -
5 J a m b i 6.778 34 0 0,51 0,001
6 Sumatera Selatan 6.977 109 - 1,57 -
7 Bengkulu 1.722 36 - 2,11 -
8 Lampung 31.125 218 - 0,70 -
9 Kep. Bangka Belitung - - - - -
10 Kep. Riau 17 -