laporan kinerja - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/lakin puslitbanghorti...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2017
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018
REVISI MARET 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN
RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN
RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang
Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang
berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian
Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –
2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan
menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat
diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja
Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN
RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN
RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang
Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang
berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian
Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –
2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan
menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat
diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja
Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN
RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN
RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang
Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang
berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian
Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –
2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan
menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat
diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja
Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN
RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN
RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang
Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang
berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian
Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –
2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan
menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat
diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja
Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN
RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN
RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang
Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang
berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian
Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)
di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator
yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –
2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan
menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat
diharapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja
Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.
Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,
Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan
pertanian yang konsisten dan kontinyu, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) telah menetapkan Rencana Strategis
(Renstra) 2015 – 2019. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu
kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; NAWACITA Kabinet Kerja 2015-2019; Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025; Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; Strategi Induk
Pembangunan Pertanian 2015-2045; Renstra Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019; dan Renstra Balitbangtan Tahun 2015-2019. Renstra merupakan
dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2015-2019).
Selanjutnya sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang
Hortikultura menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). LAKIN disusun oleh satuan
kerja yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai
tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung
pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
LAKIN disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai
hubungan yang logis dengan bahan dasarnya yaitu Renstra, DIPA, RKA-KL, dan
Perjanjian Kinerja (PK).
Sebagaimana tercantum di dalam dokumen Renstra, Puslitbang Hortikultura
memiliki visi “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Terkemuka
Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”.
Untuk mendukung tercapainya visi Puslitbang Hortikultura, pada tahun anggaran
2017 Puslitbang Hortikultura menetapkan 2 (dua) tujuan, 4 (empat) sasaran
strategis yang selanjutnya diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.
Indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan dalam tahun 2017
seluruhnya tercapai dan bahkan ada beberapa yang melebihi target yang telah
ditetapkan dengan rata-rata capaian realisasi kinerja 109,76% (sangat berhasil). Indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut. Dihasilkannya: (1)
17 VUB hortikultura dengan capaian realisasi 106,25%, kategori sangat
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan
pertanian yang konsisten dan kontinyu, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) telah menetapkan Rencana Strategis
(Renstra) 2015 – 2019. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu
kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional; NAWACITA Kabinet Kerja 2015-2019; Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025; Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; Strategi Induk
Pembangunan Pertanian 2015-2045; Renstra Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019; dan Renstra Balitbangtan Tahun 2015-2019. Renstra merupakan
dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2015-2019).
Selanjutnya sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang
Hortikultura menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). LAKIN disusun oleh satuan
kerja yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai
tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung
pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.
LAKIN disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai
hubungan yang logis dengan bahan dasarnya yaitu Renstra, DIPA, RKA-KL, dan
Perjanjian Kinerja (PK).
Sebagaimana tercantum di dalam dokumen Renstra, Puslitbang Hortikultura
memiliki visi “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Terkemuka
Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”.
Untuk mendukung tercapainya visi Puslitbang Hortikultura, pada tahun anggaran
2017 Puslitbang Hortikultura menetapkan 2 (dua) tujuan, 4 (empat) sasaran
strategis yang selanjutnya diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.
Indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan dalam tahun 2017
seluruhnya tercapai dan bahkan ada beberapa yang melebihi target yang telah
ditetapkan dengan rata-rata capaian realisasi kinerja 109,76% (sangat berhasil). Indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut. Dihasilkannya: (1)
17 VUB hortikultura dengan capaian realisasi 106,25%, kategori sangat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaiv
berhasil; 2) Terkonservasi dan terkarakterisasinya 54 sumber daya genetik
tanaman buah tropika, dengan capaian realisasi 108%, kategori sangat berhasil; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura dengan capaian realisasi
sebagai berikut: benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) capaian
realisasi 4%; cabai dengan realisasi 40% masing-masing dengan kategori tidak berhasil; benih sumber (batang) tanaman jeruk dan buah subtropika capaian
realisasi 188,88%, kategori sangat berhasil; 4) Dihasilkannya 8 teknologi
produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk
terwujudnya sistem pertanian bioindustri dengan capaian realisasi (100%),
dengan kategori sangat berhasil; 5) Tersusunnya 2 rekomendasi kebijakan
litbang hortikultura (100%), kategori sangat berhasil; dan 6) terdapat 15
teknologi yang didesiminasikan dengan capaian realisasi 166,67%, kategori
sangat berhasil.
Dalam pencapaian sasaran indikator kinerja untuk menunjang kegiatan penelitian, pengembangan dan manajemen, pada tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura mengelola anggaran sebesar Rp138.901864.000,-, terdiri dari Belanja Pegawai Rp45.378.839.000,-, Belanja Barang Rp65.199.443.000,- dan Belanja Modal Rp28.323.582.000,-. Dalam perjalanannya, DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura telah mengalami revisi 4 sampai 8 kali dari pagu awal Rp102.304.339.000, hal ini dikarenakan adanya self blocking, penambahan APBNP, PNBP, dan penambahan hibah. Pada umumnya capaian kinerja akuntabilitas keuangan Puslitbang Hortikultura telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp130.503.626.091 (93,95%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp42.035.174.346,- (92,63%), belanja barang Rp62.304.100.664,- (95,56%), dan belanja modal Rp26.164.351.081,- (92,95%). Dilihat dari efisiensi kinerjanya, Puslitbang Hortikultura memiliki nilai efisiensi 66% dari 6 indikator (jumah VUB, SDG, Benih Sumber, Teknologi, Rekomendasi dan Teknologi yang di diseminasikan). Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura telah melebihi target yang telah ditetapkan (Rp820.638.000,-) yaitu sebesar Rp2.267.360.180,- (276,28%) yang terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp132.610.807,-, Balitsa Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.507,-, Balithi Segunung Rp283.533.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.000-.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................... 5
2.1. Perencanaan Strategis ........................................................ 7
2.2. Perencanaan Kinerja .......................................................... 12
2.3. Perjanjian Kinerja .............................................................. 13
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................. 15
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja .............................................. 17
3.2. Analisis Capaian Kinerja ...................................................... 17
3.3. Akuntabilitas Keuangan ...................................................... 52
3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
2016 ....................................................................... 52
3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
2017 ....................................................................... 52
3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak
(PNBP) .................................................................... 58
3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP Tahun 2016 dengan
Tahun 2017 ............................................................. 60
3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output ....................... 63
BAB IV. PENUTUP .......................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................ 69
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
v
berhasil; 2) Terkonservasi dan terkarakterisasinya 54 sumber daya genetik
tanaman buah tropika, dengan capaian realisasi 108%, kategori sangat berhasil; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura dengan capaian realisasi
sebagai berikut: benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) capaian
realisasi 4%; cabai dengan realisasi 40% masing-masing dengan kategori tidak berhasil; benih sumber (batang) tanaman jeruk dan buah subtropika capaian
realisasi 188,88%, kategori sangat berhasil; 4) Dihasilkannya 8 teknologi
produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk
terwujudnya sistem pertanian bioindustri dengan capaian realisasi (100%),
dengan kategori sangat berhasil; 5) Tersusunnya 2 rekomendasi kebijakan
litbang hortikultura (100%), kategori sangat berhasil; dan 6) terdapat 15
teknologi yang didesiminasikan dengan capaian realisasi 166,67%, kategori
sangat berhasil.
Dalam pencapaian sasaran indikator kinerja untuk menunjang kegiatan penelitian, pengembangan dan manajemen, pada tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura mengelola anggaran sebesar Rp138.901864.000,-, terdiri dari Belanja Pegawai Rp45.378.839.000,-, Belanja Barang Rp65.199.443.000,- dan Belanja Modal Rp28.323.582.000,-. Dalam perjalanannya, DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura telah mengalami revisi 4 sampai 8 kali dari pagu awal Rp102.304.339.000, hal ini dikarenakan adanya self blocking, penambahan APBNP, PNBP, dan penambahan hibah. Pada umumnya capaian kinerja akuntabilitas keuangan Puslitbang Hortikultura telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp130.503.626.091 (93,95%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp42.035.174.346,- (92,63%), belanja barang Rp62.304.100.664,- (95,56%), dan belanja modal Rp26.164.351.081,- (92,95%). Dilihat dari efisiensi kinerjanya, Puslitbang Hortikultura memiliki nilai efisiensi 66% dari 6 indikator (jumah VUB, SDG, Benih Sumber, Teknologi, Rekomendasi dan Teknologi yang di diseminasikan). Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura telah melebihi target yang telah ditetapkan (Rp820.638.000,-) yaitu sebesar Rp2.267.360.180,- (276,28%) yang terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp132.610.807,-, Balitsa Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.507,-, Balithi Segunung Rp283.533.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.000-.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................... 5
2.1. Perencanaan Strategis ........................................................ 7
2.2. Perencanaan Kinerja .......................................................... 12
2.3. Perjanjian Kinerja .............................................................. 13
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................. 15
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja .............................................. 17
3.2. Analisis Capaian Kinerja ...................................................... 17
3.3. Akuntabilitas Keuangan ...................................................... 52
3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
2016 ....................................................................... 52
3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
2017 ....................................................................... 52
3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak
(PNBP) .................................................................... 58
3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP Tahun 2016 dengan
Tahun 2017 ............................................................. 60
3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output ....................... 63
BAB IV. PENUTUP .......................................................................... 65
LAMPIRAN ................................................................................ 69
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturavi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang
Hortikultura 2015-2019 ....................................................... 12
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ........... 13
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang
Hortikultura Tahun 2017 ...................................................... 18
Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang
Hortikultura ......................................................................... 54
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017 57
Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup
Puslitbang Hortikultura Tahun 2015 dan 2016 menurut jenis
Belanja ................................................................................ 58
Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2016 Lingkup Puslltbang Hortikultura 59
Tabel 8. Rekapitulasi PNBP tahun 2015-2016 Lingkup Puslitbang
Hortikultura ......................................................................... 62
Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang
Hortikultura 2017 ................................................................. 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti .......................... 24
Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1 .................................. 24
Gambar 3. Umbi dan Keripik Kentang Varietas Spudy Agrihorti ........ 25
Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03 ......................................... 25
Gambar 5. Keprok SoE 86 Agrihorti ................................................. 25
Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort ..................................................... 26
Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort ..................................................... 26
Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort .................................................. 26
Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort ................................................... 26
Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti ................................................... 26
Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti .................................................... 26
Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti .................................................. 27
Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort ............................. 27
Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihort .......................... 27
Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti ............................. 27
Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante ........................................ 27
Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti ......................... 27
Gambar 18. Grafik Perbandingan Capaian VUB Hortikultura 2013-2017 28
Gambar 19. Beberapa Koleksi Plasma Nutfah Balitbu Tropika yang
Telah Dikarakter pada Tahun 2017 ................................. 29
Gambar 20. Produksi Benih Sumber Tanaman Jeruk ........................... 31
Gambar 21. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40
Ton/ha off season ......................................................... 33
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang
Hortikultura 2015-2019 ....................................................... 12
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ........... 13
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang
Hortikultura Tahun 2017 ...................................................... 18
Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang
Hortikultura ......................................................................... 54
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017 57
Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup
Puslitbang Hortikultura Tahun 2015 dan 2016 menurut jenis
Belanja ................................................................................ 58
Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2016 Lingkup Puslltbang Hortikultura 59
Tabel 8. Rekapitulasi PNBP tahun 2015-2016 Lingkup Puslitbang
Hortikultura ......................................................................... 62
Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang
Hortikultura 2017 ................................................................. 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti .......................... 24
Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1 .................................. 24
Gambar 3. Umbi dan Keripik Kentang Varietas Spudy Agrihorti ........ 25
Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03 ......................................... 25
Gambar 5. Keprok SoE 86 Agrihorti ................................................. 25
Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort ..................................................... 26
Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort ..................................................... 26
Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort .................................................. 26
Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort ................................................... 26
Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti ................................................... 26
Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti .................................................... 26
Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti .................................................. 27
Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort ............................. 27
Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihort .......................... 27
Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti ............................. 27
Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante ........................................ 27
Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti ......................... 27
Gambar 18. Grafik Perbandingan Capaian VUB Hortikultura 2013-2017 28
Gambar 19. Beberapa Koleksi Plasma Nutfah Balitbu Tropika yang
Telah Dikarakter pada Tahun 2017 ................................. 29
Gambar 20. Produksi Benih Sumber Tanaman Jeruk ........................... 31
Gambar 21. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40
Ton/ha off season ......................................................... 33
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaviii
Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai dengan Produktivitas >20
Ton/ha off season ........................................................ 34
Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek
Phalaenopsis terhadap Beberapa Media Kultur Padat ...... 34
Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium
Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair; Variasi respon
arah morfogenesis pada tahap inisasi kalus/plbs/tunas
anggrek ....................................................................... 35
Gambar 25. Proses pembuatan kompos batang pisang ....................... 35
Gambar 26. Profil Remote Sensing untuk Monitoring Hama Tanaman
Jeruk ........................................................................... 36
Gambar 27. Grafik Perbandingan Capaian Teknologi Hortikultura
2013-2017 .................................................................... 37
Gambar 28. Grafik Perbandingan Capaian Jumlah Rekomendsi
Hortikultura 2013-2017 ................................................. 40
Gambar 29. Mangga Alpukat ............................................................ 45
Gambar 30. Mangga Pisang ............................................................. 45
Gambar 31. Puslitbang Hortikultura Juara 1 Lomba Mobil Hias ............ 48
Gambar 32. Sertifikat dan Penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada
Acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan . 49
Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura .................................. 53
Gambar 34. DIPA Revisi Akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura............ 53
Gambar 35. Komposisi Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura Per
Belanja ......................................................................... 56
Gambar 36. Realisasi DIPA September 2017 UK Lingkup Puslitbang
Hortikultura .................................................................. 56
Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan
2016 ........................................................................... 60
Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Penerimaan Fungsional
dan Umum Tahun 2016 dan 2017 ................................. 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 71
Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 ... 72
Lampiran 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019 ..................................................................... 73
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ..... 78
Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Hortikultura Berbasis pertanian
Bioindustri Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017.... 84
Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS ................................. 87
Lampiran 7. Rendemen/Bobot Benih Pertanaman .............................. 93
Lampiran 8. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura TA 2017 ............................. 95
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
ix
Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai dengan Produktivitas >20
Ton/ha off season ........................................................ 34
Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek
Phalaenopsis terhadap Beberapa Media Kultur Padat ...... 34
Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium
Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair; Variasi respon
arah morfogenesis pada tahap inisasi kalus/plbs/tunas
anggrek ....................................................................... 35
Gambar 25. Proses pembuatan kompos batang pisang ....................... 35
Gambar 26. Profil Remote Sensing untuk Monitoring Hama Tanaman
Jeruk ........................................................................... 36
Gambar 27. Grafik Perbandingan Capaian Teknologi Hortikultura
2013-2017 .................................................................... 37
Gambar 28. Grafik Perbandingan Capaian Jumlah Rekomendsi
Hortikultura 2013-2017 ................................................. 40
Gambar 29. Mangga Alpukat ............................................................ 45
Gambar 30. Mangga Pisang ............................................................. 45
Gambar 31. Puslitbang Hortikultura Juara 1 Lomba Mobil Hias ............ 48
Gambar 32. Sertifikat dan Penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada
Acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan . 49
Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura .................................. 53
Gambar 34. DIPA Revisi Akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura............ 53
Gambar 35. Komposisi Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura Per
Belanja ......................................................................... 56
Gambar 36. Realisasi DIPA September 2017 UK Lingkup Puslitbang
Hortikultura .................................................................. 56
Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan
2016 ........................................................................... 60
Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Penerimaan Fungsional
dan Umum Tahun 2016 dan 2017 ................................. 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 71
Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 ... 72
Lampiran 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019 ..................................................................... 73
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ..... 78
Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Hortikultura Berbasis pertanian
Bioindustri Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017.... 84
Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS ................................. 87
Lampiran 7. Rendemen/Bobot Benih Pertanaman .............................. 93
Lampiran 8. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura TA 2017 ............................. 95
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturax
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura2
BAB I PENDAHULUAN
Puslitbang Hortikultura merupakan unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura (tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika). Mandat tersebut dilaksanakan oleh (a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), (c) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).
Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikultura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2017, yaitu : 1) Jumlah VUB hortikultura, 2) Jumlah benih sumber hortikultura, 3) Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, 5) Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan 6) Jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan yang dilaksanakan di berbagai bidang, diharapkan menghasilkan varietas unggul, benih sumber bermutu, teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, rekomendasi kebijakan, serta mendiseminasikan iptek dan membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; b) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; c) pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura; serta d) pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
3
BAB I PENDAHULUAN
Puslitbang Hortikultura merupakan unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura (tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika). Mandat tersebut dilaksanakan oleh (a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), (c) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).
Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikultura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2017, yaitu : 1) Jumlah VUB hortikultura, 2) Jumlah benih sumber hortikultura, 3) Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, 5) Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan 6) Jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan yang dilaksanakan di berbagai bidang, diharapkan menghasilkan varietas unggul, benih sumber bermutu, teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, rekomendasi kebijakan, serta mendiseminasikan iptek dan membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; b) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; c) pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura; serta d) pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura4
Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura didukung sejumlah peneliti dan tenaga administrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura per 31 Desember 2017 berjumlah 603 orang (lampiran 2). Dengan semakin berkembangnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang baik di dalam maupun di luar negeri.
Issue-issue strategis yang sedang berkembang di Puslitbang Hortikultura terkait dengan kebutuhan teknologi akan swasembada bawang dan cabai sehingga diperlukan suatu strategi dalam mengatasi perbanyakan komoditas hortikultura secara cepat dan massal melalui pengembangan kawasan hortikultura dengan penerapan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan. Selain itu teknologi –teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura belum seluruhnya diadopsi oleh masyarakat. Sebagai upaya dalam mempercepat hilirisasi teknologi hortikultura tersebut maka diperlukan suatu sistem diseminasi dan kelembagaan yang kuat.
Dalam mendukung penelitian dan pengembangan hortikultura, pada saat ini Puslitbang Hortikultura dan balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 368,56 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian diantaranya telah mendapatkan akreditasi dari penguji SNI 17025-2005.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
5
Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura didukung sejumlah peneliti dan tenaga administrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura per 31 Desember 2017 berjumlah 603 orang (lampiran 2). Dengan semakin berkembangnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang baik di dalam maupun di luar negeri.
Issue-issue strategis yang sedang berkembang di Puslitbang Hortikultura terkait dengan kebutuhan teknologi akan swasembada bawang dan cabai sehingga diperlukan suatu strategi dalam mengatasi perbanyakan komoditas hortikultura secara cepat dan massal melalui pengembangan kawasan hortikultura dengan penerapan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan. Selain itu teknologi –teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura belum seluruhnya diadopsi oleh masyarakat. Sebagai upaya dalam mempercepat hilirisasi teknologi hortikultura tersebut maka diperlukan suatu sistem diseminasi dan kelembagaan yang kuat.
Dalam mendukung penelitian dan pengembangan hortikultura, pada saat ini Puslitbang Hortikultura dan balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 368,56 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian diantaranya telah mendapatkan akreditasi dari penguji SNI 17025-2005.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Renstra memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah. Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang Hortikultura Tahun 2015–2019, merupakan kelanjutan Renstra tahun 2010–2014. Penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2014-2019, berpedoman pada Sembilan Agenda Prioritas Pemerintahan Jokowi-JK (NAWACITA), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), Renstra Kementerian Pertanian, Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.
Visi
Visi Puslitbang Hortikultura adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Terkemuka Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”
Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut:
1. Menghasilkan teknologi inovasi yang memiliki karakter tepat guna, efisien, efektif, dan berkelanjutan
2. Pengembangan sistem diseminasi teknologi inovasi yang efektif dan efisien
Tujuan dan Sasaran
Tujuan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan VUB, benih sumber, inovasi teknologi, dan rekomendasi kebijakan Hortikultura
2. Mengakselerasi dan meningkatkan adopsi teknologi hortikultura bekerjasama dengan institusi terkait
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Renstra memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah. Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang Hortikultura Tahun 2015–2019, merupakan kelanjutan Renstra tahun 2010–2014. Penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2014-2019, berpedoman pada Sembilan Agenda Prioritas Pemerintahan Jokowi-JK (NAWACITA), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), Renstra Kementerian Pertanian, Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.
Visi
Visi Puslitbang Hortikultura adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Terkemuka Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”
Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut:
1. Menghasilkan teknologi inovasi yang memiliki karakter tepat guna, efisien, efektif, dan berkelanjutan
2. Pengembangan sistem diseminasi teknologi inovasi yang efektif dan efisien
Tujuan dan Sasaran
Tujuan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan VUB, benih sumber, inovasi teknologi, dan rekomendasi kebijakan Hortikultura
2. Mengakselerasi dan meningkatkan adopsi teknologi hortikultura bekerjasama dengan institusi terkait
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura8
Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan;
2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan;
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura;
4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura
Arah Kebijakan
Arah kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura modern berbasis bioindustri dilaksanakan di berbagai bidang, dan yang terkait dengan tupoksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura adalah :
1. Mengelola dan memanfaatkan SDG hortikultura dalam perakitan VUB;
2. Memfokuskan penyediaan VUB bermutu dengan memanfaatkan SDG yang tersedia;
3. Menyediakan teknologi inovatif berbasis HKI untuk mengatasi permasalahan lahan suboptimum dan mengantisipasi dampak perubahan iklim
4. Mengkonsolidasikan hasil-hasil penelitian dan memformulasikannya dalam bentuk rakitan teknologi untuh memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang penerapan;
5. Mendorong peningkatan adopsi teknologi melalui diseminasi dan rekomendasi pengembangan inovasi hortikultura untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha;
6. Menganalisis dan menyusun rancangan kebijakan yang terkait dengan permasalahan pengembangan agribisnis hortikultura;
7. Memberdayakan secara optimal kompetensi SDM dan ketersedian fasilitas untuk mendukung pelaksanaan penyediaan invensi dan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan;
8. Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan;
9. Memperluas jaringan IPTEK hortikultura, membangun kemitraan dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan penelitian Tematik, serta mendorong terbangunnya kawasan agribisnis hortikultura berbasis inovasi
Strategi Litbang Hortikultura
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai luaran (output) kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dalam kurun waktu 2015 – 2019 ialah:
a) Meningkatkan perakitan dan penyediaan varietas unggul baru (yang dapat menjawab permasalahan dan preferensi konsumen), benih, dan inovasi sistem perbenihan berdaya saing serta memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)
b) Memanfaatkan teknologi yang bersifat high technology untuk analisis genom dan ekspresi gen dalam mempercepat penciptaan varietas unggul baru hortikultura;
c) Mengembangkan kegiatan penelitian melalui konsorsium dengan berbagai lembaga terkait;
d) Memanfaatkan pengembangan teknologi yang telah dilakukan berbagai pihak, termasuk advanced technology dalam mempercepat penciptaan teknologi unggul baru mendukung pengembangan hortikultura;
e) Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik
Program dan Kegiatan
Puslitbang Hortikultura, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada “Program Penciptaan Teknologi dan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan” (Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019). Sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian, yang menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas, Puslitbang Hortikultura melakukan penelitian dan pengembangan untuk tanaman cabai, dan bawang merah sebagai produk pertanian penting pengendali inflasi, serta produk hortikultura lainnya yang berorientasi ekspor dan substitusi impor (nanas,manggis, salak, mangga, jeruk dan tanaman florikultura). Selain itu Puslitbang Hortikultura juga melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan unggulan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan lingkungan, serta memiliki daya saing global.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
9
Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan;
2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan;
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura;
4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura
Arah Kebijakan
Arah kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura modern berbasis bioindustri dilaksanakan di berbagai bidang, dan yang terkait dengan tupoksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura adalah :
1. Mengelola dan memanfaatkan SDG hortikultura dalam perakitan VUB;
2. Memfokuskan penyediaan VUB bermutu dengan memanfaatkan SDG yang tersedia;
3. Menyediakan teknologi inovatif berbasis HKI untuk mengatasi permasalahan lahan suboptimum dan mengantisipasi dampak perubahan iklim
4. Mengkonsolidasikan hasil-hasil penelitian dan memformulasikannya dalam bentuk rakitan teknologi untuh memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang penerapan;
5. Mendorong peningkatan adopsi teknologi melalui diseminasi dan rekomendasi pengembangan inovasi hortikultura untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha;
6. Menganalisis dan menyusun rancangan kebijakan yang terkait dengan permasalahan pengembangan agribisnis hortikultura;
7. Memberdayakan secara optimal kompetensi SDM dan ketersedian fasilitas untuk mendukung pelaksanaan penyediaan invensi dan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan;
8. Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan;
9. Memperluas jaringan IPTEK hortikultura, membangun kemitraan dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan penelitian Tematik, serta mendorong terbangunnya kawasan agribisnis hortikultura berbasis inovasi
Strategi Litbang Hortikultura
Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai luaran (output) kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dalam kurun waktu 2015 – 2019 ialah:
a) Meningkatkan perakitan dan penyediaan varietas unggul baru (yang dapat menjawab permasalahan dan preferensi konsumen), benih, dan inovasi sistem perbenihan berdaya saing serta memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)
b) Memanfaatkan teknologi yang bersifat high technology untuk analisis genom dan ekspresi gen dalam mempercepat penciptaan varietas unggul baru hortikultura;
c) Mengembangkan kegiatan penelitian melalui konsorsium dengan berbagai lembaga terkait;
d) Memanfaatkan pengembangan teknologi yang telah dilakukan berbagai pihak, termasuk advanced technology dalam mempercepat penciptaan teknologi unggul baru mendukung pengembangan hortikultura;
e) Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik
Program dan Kegiatan
Puslitbang Hortikultura, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada “Program Penciptaan Teknologi dan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan” (Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019). Sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian, yang menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas, Puslitbang Hortikultura melakukan penelitian dan pengembangan untuk tanaman cabai, dan bawang merah sebagai produk pertanian penting pengendali inflasi, serta produk hortikultura lainnya yang berorientasi ekspor dan substitusi impor (nanas,manggis, salak, mangga, jeruk dan tanaman florikultura). Selain itu Puslitbang Hortikultura juga melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan unggulan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan lingkungan, serta memiliki daya saing global.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura10
A. Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura
Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan
2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura 4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura 5. Tersedianya jejaring kerja nasional dan internasional yang kuat untuk
mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka
B. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Cabai
Untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura, perakitan VUB saja belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal tersebut harus ditunjang oleh pemanfaatan high technology yang tepat guna. Untuk varietas cabai, dilakukan:
1. Perakitan Teknologi PTT cabai pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;
2. Perakitan teknologi pengendalian HPT untuk antisipasi perubahan iklim; 3. Perakitan teknologi pengelolaan biomassa cabai untuk konsumsi segar
dan pemanfaatan limbah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan
pascapanen cabai; 5. Perakitan teknologi penanganan segar untuk meningkatkan daya
simpan dan penekanan susut hasil cabai, melalui implementasi teknologi kemasan hurdl;
6. Perakitan teknologi pengolahan cabai untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah;
7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra produksi cabai mendukung stabilitas harga;
8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
C. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Bawang Merah
Untuk mendukung daya saing, stabilisasi harga dan produksi bawang merah, dilakukan
1. Perakitan Teknologi PTT bawang merah pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;
2. Perakitan teknologi budidaya untuk memperbaiki mutu dan daya simpan benih;
3. Perakitan teknologi pengendalian HPT bawang merah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan
pascapanen bawang merah; 5. Perakitan teknologi penanganan bawang merah segar untuk
memperpanjang masa simpan; 6. Perakitan teknologi pengolahan bawang merah untuk meningkatkan
daya saing dan nilai tambah; 7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra
produksi bawang merah; 8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
D. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain
Untuk meningkatkan daya saing, ekspor dan substitusi impor terhadap komoditas hortikultura lain, dilakukan: 1. Perakitan teknologi untuk memperpanjang masa berbuah dan budidaya
mangga di lahan suboptimal, serta teknologi produksi jeruk dan krisan adaptif terhadap perubahan iklim;
2. Perakitan dan perbaikan komponen teknologi pengendalian HPT melalui pemanfaatan bioprospecting;
3. Perakitan teknologi pascapanen untuk ekspor; (4) Perakitan teknologi minimalisasi kontaminasi logam berat dan pestisida; (5) Perakitan teknologi penanganan segar dan pengolahan buah tropis, serta pemanfaatan limbahnya; (6) Perkitan komponen teknologi komoditas hortikultura unggulan daerah; dan (7) Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
E. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain
Rekomendasi kebijakan Puslitbang Hortikultura untuk mendukung stabilitas harga dan pasokan cabai dan bawang merah, serta peningkatan daya saing komoditas hortikultura lainnya, dilakukan melalui beberapa kegiatan: 1. Analisis volatilitas harga bawang merah dan cabai mendukung stabilisasi
harga bawang merah dan cabai secara nasional; 2. Analisis prospek dan kendala pengembangan sentra produksi cabai dan
bawang merah di lahan suboptimal;
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
11
A. Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura
Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan
2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan
3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura 4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura 5. Tersedianya jejaring kerja nasional dan internasional yang kuat untuk
mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka
B. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Cabai
Untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura, perakitan VUB saja belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal tersebut harus ditunjang oleh pemanfaatan high technology yang tepat guna. Untuk varietas cabai, dilakukan:
1. Perakitan Teknologi PTT cabai pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;
2. Perakitan teknologi pengendalian HPT untuk antisipasi perubahan iklim; 3. Perakitan teknologi pengelolaan biomassa cabai untuk konsumsi segar
dan pemanfaatan limbah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan
pascapanen cabai; 5. Perakitan teknologi penanganan segar untuk meningkatkan daya
simpan dan penekanan susut hasil cabai, melalui implementasi teknologi kemasan hurdl;
6. Perakitan teknologi pengolahan cabai untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah;
7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra produksi cabai mendukung stabilitas harga;
8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
C. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Bawang Merah
Untuk mendukung daya saing, stabilisasi harga dan produksi bawang merah, dilakukan
1. Perakitan Teknologi PTT bawang merah pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;
2. Perakitan teknologi budidaya untuk memperbaiki mutu dan daya simpan benih;
3. Perakitan teknologi pengendalian HPT bawang merah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan
pascapanen bawang merah; 5. Perakitan teknologi penanganan bawang merah segar untuk
memperpanjang masa simpan; 6. Perakitan teknologi pengolahan bawang merah untuk meningkatkan
daya saing dan nilai tambah; 7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra
produksi bawang merah; 8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
D. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain
Untuk meningkatkan daya saing, ekspor dan substitusi impor terhadap komoditas hortikultura lain, dilakukan: 1. Perakitan teknologi untuk memperpanjang masa berbuah dan budidaya
mangga di lahan suboptimal, serta teknologi produksi jeruk dan krisan adaptif terhadap perubahan iklim;
2. Perakitan dan perbaikan komponen teknologi pengendalian HPT melalui pemanfaatan bioprospecting;
3. Perakitan teknologi pascapanen untuk ekspor; (4) Perakitan teknologi minimalisasi kontaminasi logam berat dan pestisida; (5) Perakitan teknologi penanganan segar dan pengolahan buah tropis, serta pemanfaatan limbahnya; (6) Perkitan komponen teknologi komoditas hortikultura unggulan daerah; dan (7) Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.
E. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain
Rekomendasi kebijakan Puslitbang Hortikultura untuk mendukung stabilitas harga dan pasokan cabai dan bawang merah, serta peningkatan daya saing komoditas hortikultura lainnya, dilakukan melalui beberapa kegiatan: 1. Analisis volatilitas harga bawang merah dan cabai mendukung stabilisasi
harga bawang merah dan cabai secara nasional; 2. Analisis prospek dan kendala pengembangan sentra produksi cabai dan
bawang merah di lahan suboptimal;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura12
3. Kajian efisiensi dan prospek pengembangan teknologi peningkatan daya simpan, serta susut hasil cabai dan bawang merah;
4. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah mendukung peningkatan produk, serta produktivitas cabai dan bawang merah;
5. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian, serta perubahan iklim;
6. Analisis kebijakan pengembangan kawasan jeruk berbasis peningkatan kesejahteraan petani;
7. Analisis rantai nilai dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas hortikultura;
8. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah, mendukung peningkatan produk dan produktivitas hortikultura lainnya yang merupakan komoditas unggulan daerah.
2.2. Perencanaan Kinerja
Sasaran dan indikator kinerja utama (IKU) Puslitbang Hortikultura tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 1. dengan sasaran meliputi: (1) tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber, (2) tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian Bio-Industri, (3) Tersedianya Rekomendasi Kebijakan, (4) Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan (5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura.
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019
No. Sasaran Indikator Kinerja
1. Tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber
Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan dan Benih Sumber
2. Tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian BioIndustri
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
3. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
4. Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka.
Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka
5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama tahun 2015-2019 seperti disajikan pada Lampiran 3. Indikator kinerja beserta target yang terdapat pada Renstra tersebut akan dijadikan sebagai indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura.
2.3 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja (PK) 2017 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA 2017. Perjanjian kinerja ini merupakan komitmen perjanjian kerja sebagai tolak ukur keberhasilan dan menjadi dasar penilaian evaluasi akuntabilitas kinerja Puslitbang Hortikultura pada akhir tahun anggaran. Perjanjian kinerja Puslitbang Hortikultura mengalami 2 (dua) kali revisi , yaitu PK pertama terbit pada bulan Januari dan PK ke dua pada bulan Oktober 2017. Perubahan PK tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.
Jumlah anggaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sebesar Rp. 138.610.945.000,- (Seratus tiga puluh delapan miliar enam ratus sepuluh juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya varietas unggul
baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah VUB Hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
16 VUB 50 aksesi buah tropika
Jumlah Benih Sumber :
650 Kg bawang merah 100 Kg cabai
5.000 tanaman
2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri
8 Teknologi
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
2 rekomendasi
4 Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
Jumlah kerjasama nasional dan internasional
-
Teknologi yang didiseminasikan 9 teknologi
Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi 30 Oktober 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
13
3. Kajian efisiensi dan prospek pengembangan teknologi peningkatan daya simpan, serta susut hasil cabai dan bawang merah;
4. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah mendukung peningkatan produk, serta produktivitas cabai dan bawang merah;
5. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian, serta perubahan iklim;
6. Analisis kebijakan pengembangan kawasan jeruk berbasis peningkatan kesejahteraan petani;
7. Analisis rantai nilai dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas hortikultura;
8. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah, mendukung peningkatan produk dan produktivitas hortikultura lainnya yang merupakan komoditas unggulan daerah.
2.2. Perencanaan Kinerja
Sasaran dan indikator kinerja utama (IKU) Puslitbang Hortikultura tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 1. dengan sasaran meliputi: (1) tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber, (2) tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian Bio-Industri, (3) Tersedianya Rekomendasi Kebijakan, (4) Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan (5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura.
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019
No. Sasaran Indikator Kinerja
1. Tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber
Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan dan Benih Sumber
2. Tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian BioIndustri
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
3. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
4. Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka.
Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka
5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura
Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura
Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama tahun 2015-2019 seperti disajikan pada Lampiran 3. Indikator kinerja beserta target yang terdapat pada Renstra tersebut akan dijadikan sebagai indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura.
2.3 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja (PK) 2017 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA 2017. Perjanjian kinerja ini merupakan komitmen perjanjian kerja sebagai tolak ukur keberhasilan dan menjadi dasar penilaian evaluasi akuntabilitas kinerja Puslitbang Hortikultura pada akhir tahun anggaran. Perjanjian kinerja Puslitbang Hortikultura mengalami 2 (dua) kali revisi , yaitu PK pertama terbit pada bulan Januari dan PK ke dua pada bulan Oktober 2017. Perubahan PK tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.
Jumlah anggaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sebesar Rp. 138.610.945.000,- (Seratus tiga puluh delapan miliar enam ratus sepuluh juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).
Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya varietas unggul
baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah VUB Hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
16 VUB 50 aksesi buah tropika
Jumlah Benih Sumber :
650 Kg bawang merah 100 Kg cabai
5.000 tanaman
2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Jumlah teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri
8 Teknologi
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
2 rekomendasi
4 Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
Jumlah kerjasama nasional dan internasional
-
Teknologi yang didiseminasikan 9 teknologi
Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi 30 Oktober 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura14
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja
Keberhasilan pencapaian kinerja Puslitbang Hortikultura disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Untuk setiap satker dilakukan updating realisasi keuangan yang dilakukan setiap minggu (hari Jumat) atau setiap akan dilaksanakannya rapat pimpinan (Rapim B) di Badan Litbang Pertanian melalui aplikasi i-monev serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Juga didukung kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup Puslitbang Hortikultura.
Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 - <100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan tidak berhasil : <60 persen. Berdasarkan kategori keberhasilan, terihat bahwa rata-rata capaian kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 sebesar 109,76% yang masuk ke dalam kategori sangat berhasil yang berarti bahwa secara umum sasaran telah dapat dicapai.
3.2 Analisis Capaian Kinerja
Berdasarkan RPJM 2015–2019, Puslitbang Hortikultura mempunyai 5 (lima) sasaran kegiatan dengan 6 (enam) indikator kinerja. Realisasi capaian per output (kinerja) Puslitbang Hortikultura tahun 2017 yang mendukung perjanjian kinerja Puslitbang Hortikulturan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja
Keberhasilan pencapaian kinerja Puslitbang Hortikultura disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Untuk setiap satker dilakukan updating realisasi keuangan yang dilakukan setiap minggu (hari Jumat) atau setiap akan dilaksanakannya rapat pimpinan (Rapim B) di Badan Litbang Pertanian melalui aplikasi i-monev serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Juga didukung kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup Puslitbang Hortikultura.
Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 - <100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan tidak berhasil : <60 persen. Berdasarkan kategori keberhasilan, terihat bahwa rata-rata capaian kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 sebesar 109,76% yang masuk ke dalam kategori sangat berhasil yang berarti bahwa secara umum sasaran telah dapat dicapai.
3.2 Analisis Capaian Kinerja
Berdasarkan RPJM 2015–2019, Puslitbang Hortikultura mempunyai 5 (lima) sasaran kegiatan dengan 6 (enam) indikator kinerja. Realisasi capaian per output (kinerja) Puslitbang Hortikultura tahun 2017 yang mendukung perjanjian kinerja Puslitbang Hortikulturan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura18
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %
1
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
VUB 16 17 106,25
a. Sayuran 3 3 100
b. Buah tropika 1 1 100
c. Tanaman hias 11 12 109,09
d. Jeruk dan buah subtropika lainnya
1 1 100
2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi
Aksesi 50 54 108
3. Jumlah Benih Sumber:
77,13
a. Benih sumber bawang merah
Kg 650 26 4
b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40
c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika
tanaman 5.000 9.444 188,88
2
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
teknologi 8 8 100
a. Sayuran teknologi 2 2 100
b. Buah tropika teknologi 2 2 100
c. Tanaman hias teknologi 2 2 100
d. jeruk dan buah subtropika lainnya
teknologi 2 2 100
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Rekomendasi 2 2 100
4
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y
- -
2. Teknologi yang didiseminasikan:
teknologi 9 15 166,67
a. Puslitbang hortikultura
teknologi 4 10 250
b. Sayuran teknologi 2 2 100
c. Buah tropika teknologi 1 1
d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100
e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya
teknologi 1 1 100
Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.
3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun
Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1 :
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %
1
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
VUB 16 17 106,25
a. Sayuran 3 3 100
b. Buah tropika 1 1 100
c. Tanaman hias 11 12 109,09
d. Jeruk dan buah subtropika lainnya
1 1 100
2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi
Aksesi 50 54 108
3. Jumlah Benih Sumber:
77,13
a. Benih sumber bawang merah
Kg 650 26 4
b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40
c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika
tanaman 5.000 9.444 188,88
2
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
teknologi 8 8 100
a. Sayuran teknologi 2 2 100
b. Buah tropika teknologi 2 2 100
c. Tanaman hias teknologi 2 2 100
d. jeruk dan buah subtropika lainnya
teknologi 2 2 100
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Rekomendasi 2 2 100
4
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y
- -
2. Teknologi yang didiseminasikan:
teknologi 9 15 166,67
a. Puslitbang hortikultura
teknologi 4 10 250
b. Sayuran teknologi 2 2 100
c. Buah tropika teknologi 1 1
d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100
e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya
teknologi 1 1 100
Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.
3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun
Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1 :
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
19
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %
1
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
VUB 16 17 106,25
a. Sayuran 3 3 100
b. Buah tropika 1 1 100
c. Tanaman hias 11 12 109,09
d. Jeruk dan buah subtropika lainnya
1 1 100
2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi
Aksesi 50 54 108
3. Jumlah Benih Sumber:
77,13
a. Benih sumber bawang merah
Kg 650 26 4
b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40
c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika
tanaman 5.000 9.444 188,88
2
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
teknologi 8 8 100
a. Sayuran teknologi 2 2 100
b. Buah tropika teknologi 2 2 100
c. Tanaman hias teknologi 2 2 100
d. jeruk dan buah subtropika lainnya
teknologi 2 2 100
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Rekomendasi 2 2 100
4
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y
- -
2. Teknologi yang didiseminasikan:
teknologi 9 15 166,67
a. Puslitbang hortikultura
teknologi 4 10 250
b. Sayuran teknologi 2 2 100
c. Buah tropika teknologi 1 1
d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100
e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya
teknologi 1 1 100
Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.
3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun
Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1 :
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %
1
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan
VUB 16 17 106,25
a. Sayuran 3 3 100
b. Buah tropika 1 1 100
c. Tanaman hias 11 12 109,09
d. Jeruk dan buah subtropika lainnya
1 1 100
2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi
Aksesi 50 54 108
3. Jumlah Benih Sumber:
77,13
a. Benih sumber bawang merah
Kg 650 26 4
b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40
c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika
tanaman 5.000 9.444 188,88
2
Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri
teknologi 8 8 100
a. Sayuran teknologi 2 2 100
b. Buah tropika teknologi 2 2 100
c. Tanaman hias teknologi 2 2 100
d. jeruk dan buah subtropika lainnya
teknologi 2 2 100
3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang
1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
Rekomendasi 2 2 100
4
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y
- -
2. Teknologi yang didiseminasikan:
teknologi 9 15 166,67
a. Puslitbang hortikultura
teknologi 4 10 250
b. Sayuran teknologi 2 2 100
c. Buah tropika teknologi 1 1
d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100
e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya
teknologi 1 1 100
Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.
3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun
Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1 :
Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura20
1. Realisasi capaian indikator kinerja VUB hortikultura digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah VUB Hortikultura 16 17 106,25
terdiri dari:
Tanaman sayuran 3 3 100
Tanaman buah tropika 1 1 100
Tanaman hias 11 12 109,09
Tanaman jeruk dan buah subtropika
1 1 100
Berdasarkan sasaran kegiatan pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura, pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan VUB melebihi target, yaitu 17 VUB dengan persentase capaian sebesar 106,25% dari target 16 VUB dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian VUB hortikultura didukung oleh capaian realisasi kinerja setiap komoditas. Status ke 17 VUB hortikultura tersebut adalah sebagai berikut. (a) VUB tanaman sayuran dengan target 3 VUB telah tercapai 3 VUB (100%) yaitu (1) VUB bawang merah dengan nama Violetta Agrihorti 2, (2) VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama Carvi Agrihorti (tahap pendaftaran) dan (3) VUB Kentang varietas Spudy Agrihorti. Kentang cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan status masih dalam tahap penyusunan makalah dan akan segera di daftarkan pada bulan Februari 2018; (b) VUB tanaman buah tropika dari target 1 VUB, capaian realisasi telah sesuai dengan target 1 VUB (100%), yaitu VUB pisang tahan penyakit layu dengan nama pisang INA 03 yang saat ini telah diperoleh tanda daftar dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP); (c) VUB tanaman jeruk terealisasi sesuai target (100%) yaitu VUB tanaman Jeruk Keprok Soe86 Agrihorti SK telah terbit dengannomoe 124/Kpts/SR/D.2.7/12/2017 dan (d) VUB tanaman hias telah terealisasi melebihi target, yaitu berjumlah 12 VUB (109,09%) dengan status pendaftaran di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian (Lampiran 9). Kedua belas VUB tanaman hias tersebut adalah 7 varietas krisan (varietas Cintia Agrihort, Delisa Agrihort, Maruto Agrihort, Yuliana Agrihort, Xanne Agrihorti, dan Xavia Agrihorti), 1 VUB krisan pot (Kamila Agrihorti), dan 5 VUB anggrek yang terdiri atas 3 VUB anggrek Phalaenopsis (Phalaenopsis varietas Adelia Agrihort, Humaira Agrihorti dan Arvina Agrihorti) dan 2 VUB anggrek Dendrobium (Kumala Agrihorti dan Bigiante Agrihorti).
Adapun keunggulan ketujuh belas VUB hortikultura yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Bawang Merah Violletta Agrihorti 2 (Gambar 1), merupakan calon VUB hasil persilangan Sembrani dengan Kramat 1, warna umbi merah muda, jumlah umbi per rumpun 10-13, bobot umbi basah per rumpun 90.26-123.74 gram, bobot umbi kering per rumpun 60.99-83.90 gram umur panen 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen dengan hasil umbi basah per hektar 23.12-29.07 ton/ha dan umbi kering per hektar 13.56-19.09 ton/ha dengan penciri utama bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda (182A Greyed Red Group RHS). Keunggulan varietas produksi umbi tinggi dan agak tahan terhadap Alternaria porri.
2. Cabai Merah Carvi Agrihorti (Gambar 2), keunggulan dari varietas ini mempunyai derajat agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil panen buah 18-20 ton/ha, umur awal panen 95 hari setelah tanam, mempunyai panjang buah 10-13 cm dan warna buah setelah tua merah (RHD red grup 46 A).
3. Kentang Varietas Spudy Agrihorti (Gambar 3), kentang sebagai bahan baku olahan. Kentang ini cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan nama varietas unggul baru Spudy Agrihorti. Keunggulan dari Spudy Agrihorti ini adalah: cocok untuk kentang olahan keripik dengan warna kuning, rendemen hasil keripik tinggi lebih dari 20%, sehingga sangat disukai oleh industri keripik skala menengah dan kecil di Garut dan Banjarnegara. Relatif lebih tahan (toleran) terhadap penyakit busuk/hawar daun (Phythoptora infestans) dibandingkan varietas Atlantik dan memiliki produktivitas tinggi mencapai 30 ton/ha. Kentang varietas ini masih dalam taraf penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Februari 2018 pada tahap pendaftaran.
4. VUB pisang INA 03 (Gambar 4), keunggulan pisang ini adalah sangat tahan terhadap penyakit layu Foc, rasa manis dengan total padatan terlarut (TSS) berkisar 28-29o brix, kandungan vitamin C tinggi (23,17- 27,81 mg), persentase bagian buah yang dapat dimakan tinggi (71,10 – 72,42%), dan berumur panen genjah (266 - 285 hari). Pisang INA 03 cocok sebagai buah segar (Gambar 3).
5. VUB tanaman jeruk Keprok Soe 86 Agrihorti (Gambar 5), Keunggulannya: warna kulit oranye (RHS 30D), daging buah oranye (RHS 17A), berbiji sedikit (seedless); putik lebih panjang dibandingkan benang sari dan fertilitas polen rendah–menengah; hasil buah per pohon per tahun 19,80
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
21
1. Realisasi capaian indikator kinerja VUB hortikultura digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah VUB Hortikultura 16 17 106,25
terdiri dari:
Tanaman sayuran 3 3 100
Tanaman buah tropika 1 1 100
Tanaman hias 11 12 109,09
Tanaman jeruk dan buah subtropika
1 1 100
Berdasarkan sasaran kegiatan pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura, pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan VUB melebihi target, yaitu 17 VUB dengan persentase capaian sebesar 106,25% dari target 16 VUB dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian VUB hortikultura didukung oleh capaian realisasi kinerja setiap komoditas. Status ke 17 VUB hortikultura tersebut adalah sebagai berikut. (a) VUB tanaman sayuran dengan target 3 VUB telah tercapai 3 VUB (100%) yaitu (1) VUB bawang merah dengan nama Violetta Agrihorti 2, (2) VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama Carvi Agrihorti (tahap pendaftaran) dan (3) VUB Kentang varietas Spudy Agrihorti. Kentang cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan status masih dalam tahap penyusunan makalah dan akan segera di daftarkan pada bulan Februari 2018; (b) VUB tanaman buah tropika dari target 1 VUB, capaian realisasi telah sesuai dengan target 1 VUB (100%), yaitu VUB pisang tahan penyakit layu dengan nama pisang INA 03 yang saat ini telah diperoleh tanda daftar dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP); (c) VUB tanaman jeruk terealisasi sesuai target (100%) yaitu VUB tanaman Jeruk Keprok Soe86 Agrihorti SK telah terbit dengannomoe 124/Kpts/SR/D.2.7/12/2017 dan (d) VUB tanaman hias telah terealisasi melebihi target, yaitu berjumlah 12 VUB (109,09%) dengan status pendaftaran di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian (Lampiran 9). Kedua belas VUB tanaman hias tersebut adalah 7 varietas krisan (varietas Cintia Agrihort, Delisa Agrihort, Maruto Agrihort, Yuliana Agrihort, Xanne Agrihorti, dan Xavia Agrihorti), 1 VUB krisan pot (Kamila Agrihorti), dan 5 VUB anggrek yang terdiri atas 3 VUB anggrek Phalaenopsis (Phalaenopsis varietas Adelia Agrihort, Humaira Agrihorti dan Arvina Agrihorti) dan 2 VUB anggrek Dendrobium (Kumala Agrihorti dan Bigiante Agrihorti).
Adapun keunggulan ketujuh belas VUB hortikultura yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Bawang Merah Violletta Agrihorti 2 (Gambar 1), merupakan calon VUB hasil persilangan Sembrani dengan Kramat 1, warna umbi merah muda, jumlah umbi per rumpun 10-13, bobot umbi basah per rumpun 90.26-123.74 gram, bobot umbi kering per rumpun 60.99-83.90 gram umur panen 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen dengan hasil umbi basah per hektar 23.12-29.07 ton/ha dan umbi kering per hektar 13.56-19.09 ton/ha dengan penciri utama bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda (182A Greyed Red Group RHS). Keunggulan varietas produksi umbi tinggi dan agak tahan terhadap Alternaria porri.
2. Cabai Merah Carvi Agrihorti (Gambar 2), keunggulan dari varietas ini mempunyai derajat agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil panen buah 18-20 ton/ha, umur awal panen 95 hari setelah tanam, mempunyai panjang buah 10-13 cm dan warna buah setelah tua merah (RHD red grup 46 A).
3. Kentang Varietas Spudy Agrihorti (Gambar 3), kentang sebagai bahan baku olahan. Kentang ini cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan nama varietas unggul baru Spudy Agrihorti. Keunggulan dari Spudy Agrihorti ini adalah: cocok untuk kentang olahan keripik dengan warna kuning, rendemen hasil keripik tinggi lebih dari 20%, sehingga sangat disukai oleh industri keripik skala menengah dan kecil di Garut dan Banjarnegara. Relatif lebih tahan (toleran) terhadap penyakit busuk/hawar daun (Phythoptora infestans) dibandingkan varietas Atlantik dan memiliki produktivitas tinggi mencapai 30 ton/ha. Kentang varietas ini masih dalam taraf penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Februari 2018 pada tahap pendaftaran.
4. VUB pisang INA 03 (Gambar 4), keunggulan pisang ini adalah sangat tahan terhadap penyakit layu Foc, rasa manis dengan total padatan terlarut (TSS) berkisar 28-29o brix, kandungan vitamin C tinggi (23,17- 27,81 mg), persentase bagian buah yang dapat dimakan tinggi (71,10 – 72,42%), dan berumur panen genjah (266 - 285 hari). Pisang INA 03 cocok sebagai buah segar (Gambar 3).
5. VUB tanaman jeruk Keprok Soe 86 Agrihorti (Gambar 5), Keunggulannya: warna kulit oranye (RHS 30D), daging buah oranye (RHS 17A), berbiji sedikit (seedless); putik lebih panjang dibandingkan benang sari dan fertilitas polen rendah–menengah; hasil buah per pohon per tahun 19,80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura22
–23,54 kg; kandungan air: 88,858 %; Kadar gula:9,3 –10 obrix; Kadar asam: 0,38 –0,44 %; kandungan vitamin C : 39,6 –48 mg/100 gram.
6. Krisan Cintia Agrihort (Gambar 6), merupakan krisan bunga potong, dengan deskripsi tinggi tanaman 105,2 + 6,05 cm, bunga berwarna merah (Red 53A), diameter bunga 5,65 + 0,39 cm. Bentuk bunga tunggal, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang. Jumlah kuntum bunga banyak yang terangkai dalam tandan bunga berbentuk payung, serta resisten penyakit karat .
7. Krisan Delisa Agrihort (Gambar 7), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 102,5+6,7 cm, bunga berwarna ungu merah (Red Purple 71A), diameter bunga 5,6+0,3 cm. Bentuk bunga semi dekoratif, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang, batangnya sangat kuat menunjang banyak kuntum bunga, serta resisten penyakit karat.
8. Krisan Maruto Agrihort (Gambar 8), krisan bunga potong, tinggi tanaman 91,2+2,78 cm, bunga berwarna Ungu-Merah (Red Purple 71A), diameter bunga 10,1+0,66 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 14-16 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang, dan resisten terhadap penyakit karat. Batang kuat dengan tangkai bunga pendek sehingga kuntum bunga tidak mudah patah.
9. Krisan Yuliana Agrihort (Gambar 9), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 98.6 + 6.01 cm, bunga berwarna putih-hijau, diameter bunga 7,13 + 0,36 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 15-18 hari. Produksi 55-58 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang dan Resisten terhadap penyakit karat, bunga potongnya tahan lama dalam vas.
10. Krisan Xanne Agrihorti (Gambar 10), merupakan krisan bunga potong dengan tinggi tanaman 73,4 – 113,5 cm. Diameter batang 3,91 – 7,50 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita Yellow orange group 14 A. Warna bunga tabung Yellow green group N 144 A. Diameter kuntum bunga 6,01 – 7,34 cm. Diameter bunga tabung 1,13 – 1,55 cm. Waktu respon : 57 – 60 hari. Kesegaran bunga dalam vase 10 – 16 hari dan Warna yang kontras antara bunga pita dan piringan bunga serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.
11. Krisan Xavia Agrihorti (Gambar 11), merupakan krisan bunga potong. Tinggi tanaman 86,8–104,5 cm. Diameter batang 4,48–7,55 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita White group NN 155 A. Warna bunga tabung Yellow green group 144 A. Diameter kuntum bunga 4,55 – 5,55 cm. Diameter bunga tabung 0,49-0,77 cm. Waktu respon : 60 – 70 hari. Kesegaran bunga dalam vase : 10 – 16 hari, dan warna yang kontras antara bunga pita yang putih dan piringan bunga hijau serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.
12. Krisan Kamila Agrihorti (Gambar 12), tinggi tanaman 22,0 – 28,5 cm, diameter batang 2,1 – 2,9 mm, bentuk bunga ganda, warna bunga pita Yellow orange group 15 A, warna bunga tabung, Yellow green group N 144 B. Diameter kuntum bunga 3,24 – 4,65 cm, diameter bunga tabung 0,56 – 0,91 cm, waktu respon 62 – 72 hari. Lama kesegaran bunga 11 – 15 hari, dan bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga kuning oranye (Yellow orange group 15 A) dan warna bunga tabung kuning kehijauan (Yellow green group N 144 B), dengan ukuran kuntum bunga yang sedang.
13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihorti (Gambar 13). Bunga berbentuk bundar, berukuran panjang (5-6) cm, lebar (5-6) cm, warna bunga Putih (White groups N155A Royal Hort. Colour Chart). Jumlah kuntum 17-22 kuntum/2 tangkai multiflora, denga hasil bunga 6-10 tangkai /tahun. Vaselife 3 – 4 bulan dan bunga multiflora dengan tangkai tegak, rajin berbunga karena dalam periode 2-3 tahun sudah 7-9 kali berbunga.
14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti (Gambar 14), warna sepal dorsal dasar putih, splas violet dan garis-garis violet. Warna sepal lateral dasar putih, pangkal sisi bawah splas kuning kehijauan, bintik-bintik red purple dan sisi atas bawah splas violet. Warna petal dasar putih, pangkal splas, garis-garis dan bintik-binti violet. Jumlah kuntum bunga: 8 – 10 kuntum, panjang bunga : 8,4 – 9,2 cm, lebar bunga 10,0 – 10,6 cm, panjang tangkai bunga 22,0 – 37,2 cm dan panjang rachis : 17,2–25,4 cm, bentuk bunga bulat dan susunan bunga lebih rapat.
15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti (Gambar 15), warna sepal dorsal dasar yellow green, splas menyeluruh, dan garis berurat greyed orange; warna sepal later dasar yellow green, pangkal bintik greyed red dan purple, warna petal dasar yellow green, splas menyeluruh greyed orange, dan bergaris tipis greyed orange jumlah kuntum bunga: kuntum, panjang bunga 7,7 – 8,5 cm, lebar bunga 7,4 – 8,0 cm, panjang tangkai bunga 19,7 – 40,2 cm dan panjang rachis : 5,4 – 13,6 cm, warna bunga lebih cerah dan petal serta cepal tebal sehingga umur kesegaran bunga lebih lama (sampai 4 bulan).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
23
–23,54 kg; kandungan air: 88,858 %; Kadar gula:9,3 –10 obrix; Kadar asam: 0,38 –0,44 %; kandungan vitamin C : 39,6 –48 mg/100 gram.
6. Krisan Cintia Agrihort (Gambar 6), merupakan krisan bunga potong, dengan deskripsi tinggi tanaman 105,2 + 6,05 cm, bunga berwarna merah (Red 53A), diameter bunga 5,65 + 0,39 cm. Bentuk bunga tunggal, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang. Jumlah kuntum bunga banyak yang terangkai dalam tandan bunga berbentuk payung, serta resisten penyakit karat .
7. Krisan Delisa Agrihort (Gambar 7), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 102,5+6,7 cm, bunga berwarna ungu merah (Red Purple 71A), diameter bunga 5,6+0,3 cm. Bentuk bunga semi dekoratif, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang, batangnya sangat kuat menunjang banyak kuntum bunga, serta resisten penyakit karat.
8. Krisan Maruto Agrihort (Gambar 8), krisan bunga potong, tinggi tanaman 91,2+2,78 cm, bunga berwarna Ungu-Merah (Red Purple 71A), diameter bunga 10,1+0,66 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 14-16 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang, dan resisten terhadap penyakit karat. Batang kuat dengan tangkai bunga pendek sehingga kuntum bunga tidak mudah patah.
9. Krisan Yuliana Agrihort (Gambar 9), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 98.6 + 6.01 cm, bunga berwarna putih-hijau, diameter bunga 7,13 + 0,36 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 15-18 hari. Produksi 55-58 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang dan Resisten terhadap penyakit karat, bunga potongnya tahan lama dalam vas.
10. Krisan Xanne Agrihorti (Gambar 10), merupakan krisan bunga potong dengan tinggi tanaman 73,4 – 113,5 cm. Diameter batang 3,91 – 7,50 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita Yellow orange group 14 A. Warna bunga tabung Yellow green group N 144 A. Diameter kuntum bunga 6,01 – 7,34 cm. Diameter bunga tabung 1,13 – 1,55 cm. Waktu respon : 57 – 60 hari. Kesegaran bunga dalam vase 10 – 16 hari dan Warna yang kontras antara bunga pita dan piringan bunga serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.
11. Krisan Xavia Agrihorti (Gambar 11), merupakan krisan bunga potong. Tinggi tanaman 86,8–104,5 cm. Diameter batang 4,48–7,55 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita White group NN 155 A. Warna bunga tabung Yellow green group 144 A. Diameter kuntum bunga 4,55 – 5,55 cm. Diameter bunga tabung 0,49-0,77 cm. Waktu respon : 60 – 70 hari. Kesegaran bunga dalam vase : 10 – 16 hari, dan warna yang kontras antara bunga pita yang putih dan piringan bunga hijau serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.
12. Krisan Kamila Agrihorti (Gambar 12), tinggi tanaman 22,0 – 28,5 cm, diameter batang 2,1 – 2,9 mm, bentuk bunga ganda, warna bunga pita Yellow orange group 15 A, warna bunga tabung, Yellow green group N 144 B. Diameter kuntum bunga 3,24 – 4,65 cm, diameter bunga tabung 0,56 – 0,91 cm, waktu respon 62 – 72 hari. Lama kesegaran bunga 11 – 15 hari, dan bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga kuning oranye (Yellow orange group 15 A) dan warna bunga tabung kuning kehijauan (Yellow green group N 144 B), dengan ukuran kuntum bunga yang sedang.
13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihorti (Gambar 13). Bunga berbentuk bundar, berukuran panjang (5-6) cm, lebar (5-6) cm, warna bunga Putih (White groups N155A Royal Hort. Colour Chart). Jumlah kuntum 17-22 kuntum/2 tangkai multiflora, denga hasil bunga 6-10 tangkai /tahun. Vaselife 3 – 4 bulan dan bunga multiflora dengan tangkai tegak, rajin berbunga karena dalam periode 2-3 tahun sudah 7-9 kali berbunga.
14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti (Gambar 14), warna sepal dorsal dasar putih, splas violet dan garis-garis violet. Warna sepal lateral dasar putih, pangkal sisi bawah splas kuning kehijauan, bintik-bintik red purple dan sisi atas bawah splas violet. Warna petal dasar putih, pangkal splas, garis-garis dan bintik-binti violet. Jumlah kuntum bunga: 8 – 10 kuntum, panjang bunga : 8,4 – 9,2 cm, lebar bunga 10,0 – 10,6 cm, panjang tangkai bunga 22,0 – 37,2 cm dan panjang rachis : 17,2–25,4 cm, bentuk bunga bulat dan susunan bunga lebih rapat.
15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti (Gambar 15), warna sepal dorsal dasar yellow green, splas menyeluruh, dan garis berurat greyed orange; warna sepal later dasar yellow green, pangkal bintik greyed red dan purple, warna petal dasar yellow green, splas menyeluruh greyed orange, dan bergaris tipis greyed orange jumlah kuntum bunga: kuntum, panjang bunga 7,7 – 8,5 cm, lebar bunga 7,4 – 8,0 cm, panjang tangkai bunga 19,7 – 40,2 cm dan panjang rachis : 5,4 – 13,6 cm, warna bunga lebih cerah dan petal serta cepal tebal sehingga umur kesegaran bunga lebih lama (sampai 4 bulan).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura24
16. Anggrek Dendrobium Bigiante Agrihorti (Gambar 16), tinggi tanaman 17-18,2 cm, panjang tangkai malai bunga 8-8,5 cm, panjang rachis 12-17 cm, diameter tangkai malai bunga 0,3 cm, jumlah kuntum bunga 7-10 ukuran bunga: panjang bunga 4,0-4,2 cm, lebar bunga 5,2 – 5,4cm, umur berbunga lebih pendek dari pada Dendrobium yang lain.
17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti (Gambar 17), tinggi tanaman 97 cm, panjang daun 10 cm, lebar daun 3,2, warna bunga N 75A. Ukuran bunga 5,5 x 7,5 (pxl), jumlah kuntum bunga per tangkai 7, warna lembut putih kehijauan dan ungu, tahan lama lebih dari 2 bulan.
Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1
Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti
Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03
Keripik VUB Spudy Agrihorti Umbi VUB Spudy Agrihorti
Gambar 3. Umbi dan keripik kentang varietas Spudy Agrihorti
Gambar 5. Keprok SoE86 Agrihorti
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
25
16. Anggrek Dendrobium Bigiante Agrihorti (Gambar 16), tinggi tanaman 17-18,2 cm, panjang tangkai malai bunga 8-8,5 cm, panjang rachis 12-17 cm, diameter tangkai malai bunga 0,3 cm, jumlah kuntum bunga 7-10 ukuran bunga: panjang bunga 4,0-4,2 cm, lebar bunga 5,2 – 5,4cm, umur berbunga lebih pendek dari pada Dendrobium yang lain.
17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti (Gambar 17), tinggi tanaman 97 cm, panjang daun 10 cm, lebar daun 3,2, warna bunga N 75A. Ukuran bunga 5,5 x 7,5 (pxl), jumlah kuntum bunga per tangkai 7, warna lembut putih kehijauan dan ungu, tahan lama lebih dari 2 bulan.
Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1
Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti
Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03
Keripik VUB Spudy Agrihorti Umbi VUB Spudy Agrihorti
Gambar 3. Umbi dan keripik kentang varietas Spudy Agrihorti
Gambar 5. Keprok SoE86 Agrihorti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura26
Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort
Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort
Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort
Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti
Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort Agrihort
Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti
Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti
Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante
Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
27
Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort
Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort
Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort
Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti
Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort Agrihort
Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti
Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti
Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante
Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura28
Perbandingan realisasi capaian kinerja VUB antara tahun 2013 sampai 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah VUB Hortikultura
87,1 102,9 95,45 108,7 106,25
Perbandingan capaian kinerja VUB terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Indikator Kinerja
Capaian VUB Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2017
Jumlah VUB Hortikultura
21 25 17 118 53,39 14,41
Gambar 18. Grafik perbandingan capaian VUB hortikultura 2013-2017
87,1
102,995,45
108,7106.25
0
20
40
60
80
100
120
2013 2014 2015 2016 2017
Capa
ian
VUB
Hort
ikul
tura
(%)
Tahun
Berdasarkan Renstra 2015-2019, target VUB sebanyak 118 VUB, maka capaian VUB sampai dengan tahun 2017 sebesar 53,39% dengan capaian tahun 2017 sebesar 14,41%.
2. Indikator kinerja kedua dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi. Adapun capaian realisasi sumber daya genetik buah tropika digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
- Jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika
50 aksesi 54 aksesi 108
Berdasarkan indikator kinerja kedua, yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, maka capaian sumberdaya genetik tanaman buah tropika telah melebihi target, yaitu 54 aksesi (108%) dari 50 aksesi yang ditargetkan dengan kategori sangat berhasil. 54 aksesi buah tropika yang terdiri dari 7 komoditas buah tropika, yaitu buah naga, tin, jambu biji, alpukat, pepaya, durian, dan mangga (Gambar 19).
Gambar 19. Aksesi Buah Tropika
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
29
Perbandingan realisasi capaian kinerja VUB antara tahun 2013 sampai 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah VUB Hortikultura
87,1 102,9 95,45 108,7 106,25
Perbandingan capaian kinerja VUB terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Indikator Kinerja
Capaian VUB Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2017
Jumlah VUB Hortikultura
21 25 17 118 53,39 14,41
Gambar 18. Grafik perbandingan capaian VUB hortikultura 2013-2017
87,1
102,995,45
108,7106.25
0
20
40
60
80
100
120
2013 2014 2015 2016 2017
Capa
ian
VUB
Hort
ikul
tura
(%)
Tahun
Berdasarkan Renstra 2015-2019, target VUB sebanyak 118 VUB, maka capaian VUB sampai dengan tahun 2017 sebesar 53,39% dengan capaian tahun 2017 sebesar 14,41%.
2. Indikator kinerja kedua dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi. Adapun capaian realisasi sumber daya genetik buah tropika digambarkan sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
- Jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika
50 aksesi 54 aksesi 108
Berdasarkan indikator kinerja kedua, yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, maka capaian sumberdaya genetik tanaman buah tropika telah melebihi target, yaitu 54 aksesi (108%) dari 50 aksesi yang ditargetkan dengan kategori sangat berhasil. 54 aksesi buah tropika yang terdiri dari 7 komoditas buah tropika, yaitu buah naga, tin, jambu biji, alpukat, pepaya, durian, dan mangga (Gambar 19).
Gambar 19. Aksesi Buah Tropika
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura30
3. Indikator kinerja ketiga dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah benih sumber hortikultura. Adapun capaian realisasi benih sumber hortikultura adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
- Jumlah benih sumber bawang merah 650 Kg 26 Kg 4
- Jumlah benih sumber cabai 100 kg 40 Kg 40
- Jumlah benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika lainnya
5.000 tanaman 9.444 tanaman
188,88
Berdasarkan indikator kinerja ketiga, yaitu jumlah benih sumber hortikultura capaian realisasi berkisar antara 2,5 s.d. 188,8%, rata-rata sebesar 77,13% dengan kategori cukup berhasil. Secara keseluruhan benih sumber hortikultura belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2017 tersebut adalah sebaga berikut: dihasilkan 16 kg (2,5%) benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) dari target 650 kg ; sebanyak 40 kg (40%) benih sumber cabai dari target 100 kg. Kategori dari kedua jenis benih sumber tersebut di atas tidak berhasil. Namun capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika (Gambar 20) melebihi target, yaitu 9.444 batang (188,8%) dengan kategori sangat berhasil, hal ini disebabkan terdapat pemesanan benih sumber jeruk dan buah subtropika pada saat tahun berjalan yang melebihi target yang sudah direncanakan.
Ketidakberhasilan capaian benih sumber bawang merah TSS dikarenakan mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman (di Lembang, Jawa Barat; Batu Malang, Jawa Timur; serta di Gurgur dan Silangit, Sumatera Utara). Hal ini disebabkan pada saat vase pembungaan dan pembentukan biji bawang merah, yang diprediksi sudah mulai kemarau ternyata curah hujannya masih tinggi dan banyak berkabut, sehingga serangan penyakit alternaria dan Stempylium pada tangkai bunga bawang merah sangat tinggi, walaupun penyemprotan fungisida telah dilakukan secara intensif (2x sehari) serangan penyakit menyebabkan bunga menjadi layu, daun mengering dan pada akhirnya tidak menghasilkan biji (keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6).
Sementara itu, tidak tercapainya target produksi benih sumber cabai merah hibrida, disebabkan rendemen benih dari yang diproduksi lebih rendah dari rendemen benih yang digunakan pada saat perencanaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa hal, antara lain tingkat keberhasilan
persilangan yang dilakukan. Keberhasilan persilangan antara lain dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, viabilitas polen, dll. Sehingga ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) Lampiran 7.
Perbandingan realisasi capain kinerja benih sumber hortikultura dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah benih sumber kentang
120 150,4 324,47 249,29
- Jumlah benih sumber TSS
17
- Jumlah benih sumber bawang merah dan sayuran potensial lain
75,9 113,6 104,2 100,17
- Jumlah benih sumber cabai
132,33 31,3
- Jumlah benih sumber buah tropika
102,5 100 119,8 104,42 100
- Jumlah benih sumber anggrek dan tanaman hias lainnya
380,7 235,6 117,8 111,49
Jumlah benih sumber krisan
164,1 121,2 107,5 100,22
- Jumlah benih sumber jeruk dan buah
139,1 223,6 140 228,3 188.8
Gambar 20. Benih sumber tanaman jeruk
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
31
3. Indikator kinerja ketiga dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah benih sumber hortikultura. Adapun capaian realisasi benih sumber hortikultura adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
- Jumlah benih sumber bawang merah 650 Kg 26 Kg 4
- Jumlah benih sumber cabai 100 kg 40 Kg 40
- Jumlah benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika lainnya
5.000 tanaman 9.444 tanaman
188,88
Berdasarkan indikator kinerja ketiga, yaitu jumlah benih sumber hortikultura capaian realisasi berkisar antara 2,5 s.d. 188,8%, rata-rata sebesar 77,13% dengan kategori cukup berhasil. Secara keseluruhan benih sumber hortikultura belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2017 tersebut adalah sebaga berikut: dihasilkan 16 kg (2,5%) benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) dari target 650 kg ; sebanyak 40 kg (40%) benih sumber cabai dari target 100 kg. Kategori dari kedua jenis benih sumber tersebut di atas tidak berhasil. Namun capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika (Gambar 20) melebihi target, yaitu 9.444 batang (188,8%) dengan kategori sangat berhasil, hal ini disebabkan terdapat pemesanan benih sumber jeruk dan buah subtropika pada saat tahun berjalan yang melebihi target yang sudah direncanakan.
Ketidakberhasilan capaian benih sumber bawang merah TSS dikarenakan mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman (di Lembang, Jawa Barat; Batu Malang, Jawa Timur; serta di Gurgur dan Silangit, Sumatera Utara). Hal ini disebabkan pada saat vase pembungaan dan pembentukan biji bawang merah, yang diprediksi sudah mulai kemarau ternyata curah hujannya masih tinggi dan banyak berkabut, sehingga serangan penyakit alternaria dan Stempylium pada tangkai bunga bawang merah sangat tinggi, walaupun penyemprotan fungisida telah dilakukan secara intensif (2x sehari) serangan penyakit menyebabkan bunga menjadi layu, daun mengering dan pada akhirnya tidak menghasilkan biji (keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6).
Sementara itu, tidak tercapainya target produksi benih sumber cabai merah hibrida, disebabkan rendemen benih dari yang diproduksi lebih rendah dari rendemen benih yang digunakan pada saat perencanaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa hal, antara lain tingkat keberhasilan
persilangan yang dilakukan. Keberhasilan persilangan antara lain dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, viabilitas polen, dll. Sehingga ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) Lampiran 7.
Perbandingan realisasi capain kinerja benih sumber hortikultura dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah benih sumber kentang
120 150,4 324,47 249,29
- Jumlah benih sumber TSS
17
- Jumlah benih sumber bawang merah dan sayuran potensial lain
75,9 113,6 104,2 100,17
- Jumlah benih sumber cabai
132,33 31,3
- Jumlah benih sumber buah tropika
102,5 100 119,8 104,42 100
- Jumlah benih sumber anggrek dan tanaman hias lainnya
380,7 235,6 117,8 111,49
Jumlah benih sumber krisan
164,1 121,2 107,5 100,22
- Jumlah benih sumber jeruk dan buah
139,1 223,6 140 228,3 188.8
Gambar 20. Benih sumber tanaman jeruk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura32
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
subtropika
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, Puslitbang Hortikultura hanya memproduksi empat jenis benih sumber yaitu bawang merah, cabai, buah tropika serta jeruk dan buah subtropika. Untuk benih sumber lainnya tidak diproduksi pada tahun 2017, hal ini dikarenakan benih sumber yang lainnya masuk dalam kegiatan APBNP dan KP4S. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa benih sumber TSS dan cabai tidak tercapai pada tahun 2017.
Untuk mencapai sasaran kegiatan 2, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Teknologi Hortikultura Unggul menuju Pertanian Bioindustri. Adapun pencapaian target teknologi hortikultura dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri
8 8 100
Terdiri dari teknologi tanaman :
- Sayuran 2 2 100
- Buah tropika 2 2 100
- Hias 2 2 100
- Jeruk dan buah subtropika 2 2 100
Sasaran Kegiatan 2 :
Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Berdasarkan sasaran kegiatan 2 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri, capaian realisasi teknologi hortikultura pada tahun 2017 telah sesuai dengan target, yaitu 8 teknologi (100%). Hal ini menunjukkan kategori sangat berhasil.
Teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: (1) Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season (Gambar 21); (2) Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season (Gambar 22) ; (3) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro (Gambar 23); (4) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair (Gambar 24); (5) Teknologi Produksi Mangga Efisien Air Yang Mendukung Off Season Mangga; (6) Teknologi Pemupukan Kalsium Untuk Mengurangi Getah Kuning; (7) Prototipe Pupuk Slow Release Untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan; (8) Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter). Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi (Gambar 27). Keunggulan ke delapan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.
Beberapa tampilan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura dapat dilihat di bawah ini.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
33
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
subtropika
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, Puslitbang Hortikultura hanya memproduksi empat jenis benih sumber yaitu bawang merah, cabai, buah tropika serta jeruk dan buah subtropika. Untuk benih sumber lainnya tidak diproduksi pada tahun 2017, hal ini dikarenakan benih sumber yang lainnya masuk dalam kegiatan APBNP dan KP4S. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa benih sumber TSS dan cabai tidak tercapai pada tahun 2017.
Untuk mencapai sasaran kegiatan 2, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Teknologi Hortikultura Unggul menuju Pertanian Bioindustri. Adapun pencapaian target teknologi hortikultura dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri
8 8 100
Terdiri dari teknologi tanaman :
- Sayuran 2 2 100
- Buah tropika 2 2 100
- Hias 2 2 100
- Jeruk dan buah subtropika 2 2 100
Sasaran Kegiatan 2 :
Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Berdasarkan sasaran kegiatan 2 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri, capaian realisasi teknologi hortikultura pada tahun 2017 telah sesuai dengan target, yaitu 8 teknologi (100%). Hal ini menunjukkan kategori sangat berhasil.
Teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: (1) Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season (Gambar 21); (2) Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season (Gambar 22) ; (3) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro (Gambar 23); (4) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair (Gambar 24); (5) Teknologi Produksi Mangga Efisien Air Yang Mendukung Off Season Mangga; (6) Teknologi Pemupukan Kalsium Untuk Mengurangi Getah Kuning; (7) Prototipe Pupuk Slow Release Untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan; (8) Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter). Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi (Gambar 27). Keunggulan ke delapan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.
Beberapa tampilan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura dapat dilihat di bawah ini.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura34
Varietas Mega Top Varietas Lingga
Varietas PM 99 Varietas Kencana
Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season
Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek Phalaenopsis Terhadap Beberapa Media Kultur Padat
Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair; Variasi Respon Arah Morfogenesis Pada Tahap Inisiasi Kalus/Plbs/Tunas Anggrek Dendrobium Terhadap Beberapa Media Kultur Padat
Gambar 25. Proses Pembuatan Kompos Batang Pisang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
35
Varietas Mega Top Varietas Lingga
Varietas PM 99 Varietas Kencana
Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season
Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek Phalaenopsis Terhadap Beberapa Media Kultur Padat
Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair; Variasi Respon Arah Morfogenesis Pada Tahap Inisiasi Kalus/Plbs/Tunas Anggrek Dendrobium Terhadap Beberapa Media Kultur Padat
Gambar 25. Proses Pembuatan Kompos Batang Pisang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura36
Perbandingan realisasi capaian kinerja teknologi hortikultura dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri
108,3 100 105 104,76 100
Gambar 26. Profil Remote Sensing Untuk Monitoring Hama Tanaman Jeruk
Berdasakan Gambar 27 grafik di atas menunjukkan bahwa teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura dari tahun 2013 hingga tahun 2017 selalu memenuhi sampai melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu ≥ 100%. Capaian yang sangat memuaskan ini tidak terlepas dari peran serta ke empat Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura yang menangani tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman jeruk dan buah subtropika serta tanaman hias.
Dari grafik terlihat capaian teknologi tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 108,3%, yang kemudian diikuti pada tahun 2015 yaitu sebesar 105% dan tahun 2016 yaitu 104,76%. Sedangkan capaian untuk tahun lainnya relatif sama yaitu sebesar 100%, artinya Puslitbang Hortikultura telah dapat memenuhi kinerjanya dengan memenuhi target teknologi yang telah ditetapkan.
108,3
100
105 104,76
10099
100
101
102103
104
105
106
107
108
109
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Capa
ian
Tekn
olog
i Hor
tikul
tura
(%)
Tahun
Gambar 27. Grafik perbandingan capaian teknologi hortikultura 2013-2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
37
Perbandingan realisasi capaian kinerja teknologi hortikultura dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Indikator Kinerja Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri
108,3 100 105 104,76 100
Gambar 26. Profil Remote Sensing Untuk Monitoring Hama Tanaman Jeruk
Berdasakan Gambar 27 grafik di atas menunjukkan bahwa teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura dari tahun 2013 hingga tahun 2017 selalu memenuhi sampai melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu ≥ 100%. Capaian yang sangat memuaskan ini tidak terlepas dari peran serta ke empat Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura yang menangani tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman jeruk dan buah subtropika serta tanaman hias.
Dari grafik terlihat capaian teknologi tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 108,3%, yang kemudian diikuti pada tahun 2015 yaitu sebesar 105% dan tahun 2016 yaitu 104,76%. Sedangkan capaian untuk tahun lainnya relatif sama yaitu sebesar 100%, artinya Puslitbang Hortikultura telah dapat memenuhi kinerjanya dengan memenuhi target teknologi yang telah ditetapkan.
108,3
100
105 104,76
10099
100
101
102103
104
105
106
107
108
109
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Capa
ian
Tekn
olog
i Hor
tikul
tura
(%)
Tahun
Gambar 27. Grafik perbandingan capaian teknologi hortikultura 2013-2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura38
Perbandingan capaian kinerja teknologi terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator Kinerja
Capaian Teknologi Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2017
Jumlah Teknologi Hortikultura
21 21 8 103 48,54 7,77
Sasaran Kegiatan 3 :
Tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan
Sasaran kegiatan ketiga yaitu tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran kegiatan ke tiga tersebut diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan Litbang Hortikultura. Capaian realisasi indikator rekomendasi dapat dilihat sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
2 Rekomendasi 2 100
Pada tahun 2017 capaian realisasi kinerja dari indikator rekomendasi kebijakan litbang hortikultura mencapai 2 rekomendasi (100%) dari 2 rekomendasi yang ditargetkan, dengan kategori sangat berhasil. Kedua rekomendasi tersebut terkait dengan 1) Penggunaan TSS sebagai alternatif benih bawang merah; 2) Rekomendasi kebijakan pengembangan Kabupaten Solok sebagai daerah penyangga produksi bawang merah nasional. Secara lengkap rekomendsi kebijakan litbang hortikultura yang dihasilkan tersebut adalah
1. Puslitbang hortikultura telah menghasilkan paket teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah yang salah satu komponen teknologinya adalah penggunaan TSS sebagai benih. Penggunaan TSS dapat
mengurangi biaya produksi terutama pada komponen benih. Teknologi TSS sebenarnya bukan teknologi baru namun merupakan cara pandang baru dalam penyediaan benih bawang merah. Sebelumnya tahun 2007-2008 penggunaan TSS sebagai benih sudah diinisiasi di Kabupaten Brebes. Namun penggunaan TSS ini tidak berkembang. Hasil survey benchmarking budidaya bawang merah dengan benih TSS menunjukkan bahwa banyak kendala di lapangan terutama pada saat pindah tanam karena memerlukan keterampilan dan tenaga kerja dalam jumlah besar dan setelah pindah tanam dimana daya tumbuhnya rendah. Disamping itu waktu budidaya bawang merah dengan benih TSS lebih lama dibandingkan dengan umbi. Selain itu dari sisi pemasaran, bawang merah asal TSS varietas Tuktuk kurang disukai oleh pasar. Namun terdapat keuntungan dari penggunaan TSS sebagai benih, terutama pada saat harga bawang merah konsumsi naik yang akan berimbas kepada naiknya harga benih umbi. Oleh karena itu, penggunaan TSS direkomendasikan sebagai alternatif pada saat harga benih umbi mahal.
2. Kabupaten Solok merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional yang berpotensi untuk menjadi daerah penyangga produksi terutama pada saat sentra produksi utama menurun produksinya. Kabupaten Solok memiliki angka koefisien keragaman produksi bulanan paling kecil diantara seluruh sentra produksi bawang merah yang ada di Indonesia, yang artinya produksi bawang merah di Kabupaten Solok hampir stabil sepanjang tahun, tidak seperti sentra-sentra produksi utama lainnya yang produksi bawang merahnya musiman. Sebuah survey dilakukan untuk mengetahui karakteristik rantai nilai agribisnis bawang merah di Kabupaten Solok. Hasil survey menunjukkan bahwa biaya usahatani bawang merah di Kabupaten Solok termasuk efisien karena petani biasa menggunakan benih sendiri. Selain itu dari segi penyediaan benih petani sudah relati mandiri tidak tergantung kepada daerah lain dan relatif fanatik dengan varietas lokal. Dari studi dasar untuk pengembangan kawasan beberapa rekomendasi yang perlu menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan adalah penyuluhan mengenai PHT bawang merah, memberikan akses informasi harga, menstabilkan harga bawang merah melalui kelembagaan dan perluasan pasar, memperkuat lembaga pemodalan, dan membangun serta mengoptimalkan sarana prasarana pascapanen. Perbandingan capaian kinerja rekomendasi kebijakan hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
39
Perbandingan capaian kinerja teknologi terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:
Indikator Kinerja
Capaian Teknologi Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2017
Jumlah Teknologi Hortikultura
21 21 8 103 48,54 7,77
Sasaran Kegiatan 3 :
Tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan
Sasaran kegiatan ketiga yaitu tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran kegiatan ke tiga tersebut diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan Litbang Hortikultura. Capaian realisasi indikator rekomendasi dapat dilihat sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
2 Rekomendasi 2 100
Pada tahun 2017 capaian realisasi kinerja dari indikator rekomendasi kebijakan litbang hortikultura mencapai 2 rekomendasi (100%) dari 2 rekomendasi yang ditargetkan, dengan kategori sangat berhasil. Kedua rekomendasi tersebut terkait dengan 1) Penggunaan TSS sebagai alternatif benih bawang merah; 2) Rekomendasi kebijakan pengembangan Kabupaten Solok sebagai daerah penyangga produksi bawang merah nasional. Secara lengkap rekomendsi kebijakan litbang hortikultura yang dihasilkan tersebut adalah
1. Puslitbang hortikultura telah menghasilkan paket teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah yang salah satu komponen teknologinya adalah penggunaan TSS sebagai benih. Penggunaan TSS dapat
mengurangi biaya produksi terutama pada komponen benih. Teknologi TSS sebenarnya bukan teknologi baru namun merupakan cara pandang baru dalam penyediaan benih bawang merah. Sebelumnya tahun 2007-2008 penggunaan TSS sebagai benih sudah diinisiasi di Kabupaten Brebes. Namun penggunaan TSS ini tidak berkembang. Hasil survey benchmarking budidaya bawang merah dengan benih TSS menunjukkan bahwa banyak kendala di lapangan terutama pada saat pindah tanam karena memerlukan keterampilan dan tenaga kerja dalam jumlah besar dan setelah pindah tanam dimana daya tumbuhnya rendah. Disamping itu waktu budidaya bawang merah dengan benih TSS lebih lama dibandingkan dengan umbi. Selain itu dari sisi pemasaran, bawang merah asal TSS varietas Tuktuk kurang disukai oleh pasar. Namun terdapat keuntungan dari penggunaan TSS sebagai benih, terutama pada saat harga bawang merah konsumsi naik yang akan berimbas kepada naiknya harga benih umbi. Oleh karena itu, penggunaan TSS direkomendasikan sebagai alternatif pada saat harga benih umbi mahal.
2. Kabupaten Solok merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional yang berpotensi untuk menjadi daerah penyangga produksi terutama pada saat sentra produksi utama menurun produksinya. Kabupaten Solok memiliki angka koefisien keragaman produksi bulanan paling kecil diantara seluruh sentra produksi bawang merah yang ada di Indonesia, yang artinya produksi bawang merah di Kabupaten Solok hampir stabil sepanjang tahun, tidak seperti sentra-sentra produksi utama lainnya yang produksi bawang merahnya musiman. Sebuah survey dilakukan untuk mengetahui karakteristik rantai nilai agribisnis bawang merah di Kabupaten Solok. Hasil survey menunjukkan bahwa biaya usahatani bawang merah di Kabupaten Solok termasuk efisien karena petani biasa menggunakan benih sendiri. Selain itu dari segi penyediaan benih petani sudah relati mandiri tidak tergantung kepada daerah lain dan relatif fanatik dengan varietas lokal. Dari studi dasar untuk pengembangan kawasan beberapa rekomendasi yang perlu menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan adalah penyuluhan mengenai PHT bawang merah, memberikan akses informasi harga, menstabilkan harga bawang merah melalui kelembagaan dan perluasan pasar, memperkuat lembaga pemodalan, dan membangun serta mengoptimalkan sarana prasarana pascapanen. Perbandingan capaian kinerja rekomendasi kebijakan hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura40
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
200 300 133,33 200 100
Berdasarkan Gambar 28 di atas, terlihat bahwa dari tahun 2013 hingga tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan rekomendasi kebijakan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Bahkan pada empat tahun sebelumnya capaian rekomendasi Puslitbang Hortikultura melebihi dari target yang ditentukan. Capaian tertinggi pada tahun 2014 yaitu 300% kemudian diikuti pada tahun 2013 dan 2016 yaitu 200%. Banyaknya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Puslitbang Hortikultura erat kaitannya dengan banyaknya issue yang dikaji serta ketersediaan anggaran.
Perbandingan capaian kinerja rekomendasi litbang hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 28. Grafik perbandingan capaian jumlah rekomendasi hortikultura 2013-2017
200
300
133,33
200
100
0
50
100
150
200
250
300
350
2013 2014 2015 2016 2017
Capa
ian
Reko
men
dasi
Ho
rtik
ultu
ra (%
)
Tahun
Indikator Kinerja
Capaian rekomendasi litbang hortikultura
Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2016
Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
4 4 2 10 100 20
Sasaran Kegiatan 4 :
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
Sasaran kegiatan keempat yaitu terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura. Untuk mencapai sasaran kegiatan keempat, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja yaitu, 1) Jumlah kerjasama nasional dan internasional dan 2) Teknologi yang didiseminasikan. Pada PK tahun 2017 hanya terdapat satu indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Capaian realisasi indikator kinerja di atas dapat dilihat sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi yang didiseminasikan 9 15 166,67
oleh:
- Puslitbang Hortikultura 4 10 250
- Balitsa 2 2 100
- Balitbu 1 1 100
- Balithi 1 1 100
- Balitjestro 1 1 100
Capaian realisasi kinerja diseminasi telah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 15 teknologi yang didiseminasikan (166,67%) dari target 9 teknologi dengan kategori sangat berhasil. Hal ini tidak terlepas dari ketercapaian Puslitbanghortikultura sebesar 250% yang dikarenakan pada TA. 2017 merupakan awal dimulainya tahun perbenihan hortikultura melalui penganggaran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
41
Indikator Kinerja
Realisasi (%)
2013 2014 2015 2016 2017
- Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
200 300 133,33 200 100
Berdasarkan Gambar 28 di atas, terlihat bahwa dari tahun 2013 hingga tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan rekomendasi kebijakan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Bahkan pada empat tahun sebelumnya capaian rekomendasi Puslitbang Hortikultura melebihi dari target yang ditentukan. Capaian tertinggi pada tahun 2014 yaitu 300% kemudian diikuti pada tahun 2013 dan 2016 yaitu 200%. Banyaknya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Puslitbang Hortikultura erat kaitannya dengan banyaknya issue yang dikaji serta ketersediaan anggaran.
Perbandingan capaian kinerja rekomendasi litbang hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 28. Grafik perbandingan capaian jumlah rekomendasi hortikultura 2013-2017
200
300
133,33
200
100
0
50
100
150
200
250
300
350
2013 2014 2015 2016 2017
Capa
ian
Reko
men
dasi
Ho
rtik
ultu
ra (%
)
Tahun
Indikator Kinerja
Capaian rekomendasi litbang hortikultura
Target Renstra 2015-2019
% Capaian terhadap target
Renstra
2015 2016 2017 2015-2019 2016
Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura
4 4 2 10 100 20
Sasaran Kegiatan 4 :
Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura
Sasaran kegiatan keempat yaitu terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura. Untuk mencapai sasaran kegiatan keempat, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja yaitu, 1) Jumlah kerjasama nasional dan internasional dan 2) Teknologi yang didiseminasikan. Pada PK tahun 2017 hanya terdapat satu indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Capaian realisasi indikator kinerja di atas dapat dilihat sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi yang didiseminasikan 9 15 166,67
oleh:
- Puslitbang Hortikultura 4 10 250
- Balitsa 2 2 100
- Balitbu 1 1 100
- Balithi 1 1 100
- Balitjestro 1 1 100
Capaian realisasi kinerja diseminasi telah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 15 teknologi yang didiseminasikan (166,67%) dari target 9 teknologi dengan kategori sangat berhasil. Hal ini tidak terlepas dari ketercapaian Puslitbanghortikultura sebesar 250% yang dikarenakan pada TA. 2017 merupakan awal dimulainya tahun perbenihan hortikultura melalui penganggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura42
dari APBNP. Program perbenihan hortikultura meliputi mangga, durian, jeruk, jengkol, pete, bawang merah, bawang putih, dan lainnya yang berdampak terhadap banyaknya permintaan inovasi teknologi hortikultura dari stakeholder. Hasil dari kinerja teknologi yang didiseminasi tahun 2017 secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Dari Biji (True Seed of Shallot=TSS).
2. Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) Bawang Merah.
3. Teknologi PROLIGA Cabai Merah.
4. Varietas Unggul Baru (VUB) Jeruk Lemon Tanpa Biji (Montaji)
5. Teknologi Pupuk Lengkap Lepas Lambat (PUKAP) Jestro.
6. Teknologi inovasi Mangga Gadung 21 yang popular dengan sebutan Mangga Alpokat.
7. VUB Mangga Agri Gardina 45 (Mangga Pisang)
8. VUB Mangga Garifta Merah
9. Inovasi teknologi krisan (10 varietas krisan, yaitu Suciono, Marimar, Merah Hayani, Soca Kawani, Yulita, Riri Kulo, Sintanur, Kineta, Marina, dan Naweswari)
10. Pupuk Hayati Gliocompos
11. Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura
12. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai
13. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai meliputi kegiatan untuk mendukung UPSUS dan TTP, yaitu: pengiriman benih sumber ke 11 lokasi, pengiriman 4 orang detasir, serta penyediaan tenaga ahli/narasumber untuk 29 kegiatan.
14. Teknologi VUB krisan mendukung diseminasi inovasi teknologi tanaman hias melalui kerjasama lintas kawasan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah) pada tanggal 22 Nopember 2017 dengan tema Sosialisasi Forum Komunikasi Kerjasama Lintas Kawasan Florikultura (Floriculture Belt). Sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintan Daerah Kabupaten Wonosobo yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo.
15. Inovasi teknologi budidaya manggis di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau. Pengembangan manggis di Kecamatan tersebut sudah berlangsung ± 9 tahun seluas 100 ha (10.000 tanaman) meskipun terjadi musibah kebakaran, sampai pada tahun 2017 tanaman masih bertahan
(5.000 tanaman) dengan luas 50 Ha. Pendampingan teknologi dilakukan untuk memberikan motivasi kepada petani dan dinas terkait. Inovasi teknologi budidaya yang telah diaplikasikan, antara lain pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit tanaman manggis. Diharapkan dengan inovasi teknologi tersebut, produksi mangga semakin meningkat.
16. Diseminasi Teknologi Top Working dengan menggunakan varietas Pamindo Agrihorti. Dilakukan pada tahun 2017 kepada petani Pamelo di Kabupaten Pangkep dan BPTP Sulawesi Selatan. Dampak yang diperoleh yaitu: 1) Petani dapat menanam varietas baru untuk menggantikan varietas Pamelo yang telah berumur puluhan tahun, dan 2) VUB Pamindo Agrihorti segera menyebar ke wilayah pengembangan Pamelo di kebun petani dan segera dapat panen lebih cepat karena di top working pada tanaman dewasa milik petani.
3.2.2. Outcome Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat (https://danang651.wordpress.com/2010/03/30/indikator-kinerja-input-proses-output-outcome/.
Berdasarkan capaian kinerja yang telah dicapai Puslitbang Hortikultura selama kegiatan tahun 2017 teridentifikasi beberapa output berpotensi menjadi outcome dan kegiatan yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya telah menjadi outcome diantaranya:
1. Benih sumber hortikultura telah terdistribusi ke 29 provinsi, 33 BPTP, dan 24 Pertanian Dinas Pertanian di seluruh Indonesia diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.
2. Publikasi hasil-hasil penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Informasi Inovasi teknologi budidaya juga tersedia yang dapat di akses
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
43
dari APBNP. Program perbenihan hortikultura meliputi mangga, durian, jeruk, jengkol, pete, bawang merah, bawang putih, dan lainnya yang berdampak terhadap banyaknya permintaan inovasi teknologi hortikultura dari stakeholder. Hasil dari kinerja teknologi yang didiseminasi tahun 2017 secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Dari Biji (True Seed of Shallot=TSS).
2. Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) Bawang Merah.
3. Teknologi PROLIGA Cabai Merah.
4. Varietas Unggul Baru (VUB) Jeruk Lemon Tanpa Biji (Montaji)
5. Teknologi Pupuk Lengkap Lepas Lambat (PUKAP) Jestro.
6. Teknologi inovasi Mangga Gadung 21 yang popular dengan sebutan Mangga Alpokat.
7. VUB Mangga Agri Gardina 45 (Mangga Pisang)
8. VUB Mangga Garifta Merah
9. Inovasi teknologi krisan (10 varietas krisan, yaitu Suciono, Marimar, Merah Hayani, Soca Kawani, Yulita, Riri Kulo, Sintanur, Kineta, Marina, dan Naweswari)
10. Pupuk Hayati Gliocompos
11. Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura
12. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai
13. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai meliputi kegiatan untuk mendukung UPSUS dan TTP, yaitu: pengiriman benih sumber ke 11 lokasi, pengiriman 4 orang detasir, serta penyediaan tenaga ahli/narasumber untuk 29 kegiatan.
14. Teknologi VUB krisan mendukung diseminasi inovasi teknologi tanaman hias melalui kerjasama lintas kawasan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah) pada tanggal 22 Nopember 2017 dengan tema Sosialisasi Forum Komunikasi Kerjasama Lintas Kawasan Florikultura (Floriculture Belt). Sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintan Daerah Kabupaten Wonosobo yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo.
15. Inovasi teknologi budidaya manggis di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau. Pengembangan manggis di Kecamatan tersebut sudah berlangsung ± 9 tahun seluas 100 ha (10.000 tanaman) meskipun terjadi musibah kebakaran, sampai pada tahun 2017 tanaman masih bertahan
(5.000 tanaman) dengan luas 50 Ha. Pendampingan teknologi dilakukan untuk memberikan motivasi kepada petani dan dinas terkait. Inovasi teknologi budidaya yang telah diaplikasikan, antara lain pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit tanaman manggis. Diharapkan dengan inovasi teknologi tersebut, produksi mangga semakin meningkat.
16. Diseminasi Teknologi Top Working dengan menggunakan varietas Pamindo Agrihorti. Dilakukan pada tahun 2017 kepada petani Pamelo di Kabupaten Pangkep dan BPTP Sulawesi Selatan. Dampak yang diperoleh yaitu: 1) Petani dapat menanam varietas baru untuk menggantikan varietas Pamelo yang telah berumur puluhan tahun, dan 2) VUB Pamindo Agrihorti segera menyebar ke wilayah pengembangan Pamelo di kebun petani dan segera dapat panen lebih cepat karena di top working pada tanaman dewasa milik petani.
3.2.2. Outcome Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat (https://danang651.wordpress.com/2010/03/30/indikator-kinerja-input-proses-output-outcome/.
Berdasarkan capaian kinerja yang telah dicapai Puslitbang Hortikultura selama kegiatan tahun 2017 teridentifikasi beberapa output berpotensi menjadi outcome dan kegiatan yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya telah menjadi outcome diantaranya:
1. Benih sumber hortikultura telah terdistribusi ke 29 provinsi, 33 BPTP, dan 24 Pertanian Dinas Pertanian di seluruh Indonesia diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.
2. Publikasi hasil-hasil penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Informasi Inovasi teknologi budidaya juga tersedia yang dapat di akses
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura44
melalui website dan leaflet, serta kerjasama dengan mitra, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk hortikultura nasional.
3. PUKAP JESTRO-1 adalah pupuk yang mengandung nutrisi esensial lengkap (makro dan mikro), formulanya disesuikan dengan kebutuhan tanaman jeruk yang belum menghasilkan (TBM), dan memiliki karakter melepaskan nutrisi secara berangsur-angsur (slow release). Keunggulan pupuk ini antara lain : praktis karena tidak perlu pencampuran dengan pupuk lain; lebih efisien dari pupuk konvensional; efektif memacu pertumbuhan tanaman muda; dapat membantu mengurangi masalah penyakit CVPD (HLB); dan ramah lingkungan. Pupuk ini telah didaftarkan hak PATEN pada bulan Oktober 2017 dan MOU pra-lisensi dengan industri pupuk pada bulan Nopember 2017.
4. Teknologi Expert System Untuk Forecasting Hama Kutu Sisik (Aonidiella aurantii) Dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk. Dengan tersedianya teknologi expert system OPT jeruk yang meliputi hama dan penyakit yang berbasis pada teknologi informasi maka diharapkan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai alat monitoruing yang efektif dan efisien. Hasil dari pengamatan yang diperoleh secara real time dapat digunakan sebagai dilakukan dapat digunakan sebagai alat atau sistem peringatan dini early warning system (EWS) untuk pengambilan keputusan pengendalian hama dan penyakit di lokasi tertentu. Dengan peringatan yang cepat diharapkan pengendalian OPT juga dapat dilakukan dengan tepat dalam hal waktu dan caranya, sehingga kondisi tanaman dan produksi dapat optimal. Dengan demikian kualitas produksi juga dapat ditingkatkan agar mempunyai daya saing di pasaran dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis.
5. Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun (BUJANGSETA).
Balitjestro memiliki teknologi yang mampu membuat tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun, yang disebut teknologi BUJANGSETA (Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun) dengan mutu buah premium. Teknologi yang sudah diterapkan meliputi manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen hama penyakit. Teknologi ini diterapkan setelah tanaman sudah berbuah, dan ketiga manajemen ini mengarah pada pertunasan generatif dan bunga mampu mekar serempak. Teknologi Bujangseta telah diterapkan di wilayah pengembangan pertanaman jeruk seluas 10 ha di Kota Batu, Jawa Timur, 20 ha di Kabupaten Banyuwangi, dan 5 Ha di Jember Jawa Timur
6. Mangga Gadung 21 terbit dengan SK: 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016. Mangga ini berukuran besar, daging buah tebal, rasa manis 15-21 Brix; produktivitas 226 – 267 buah/pohon. Dapat dimakan dengan disendok seperti mengosumsi buah alpukat matang. Mangga Gadung 21 saat ini terkenal dengan nama mangga alpukat.
7. Mangga Agri Gardina 45. Telah dilepas dengan SK nomor 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Keunikan dari mangga ini dagingnya lebih tipis dan hampir semua bagiannya dapat dimakan dengan rasa manis, sangat cocok sebagai tanaman pekarangan atau tanaman buah dalam pot. Ciri khas lainnya warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun). Cocok sebagai tanaman pekarangan. Saat ini mangga Agri Gardina 45 terkenal dengan nama mangga pisang karena cara makan mangga ini seperti makan pisang, yaitu hanya dikupas.
8. VUB Pisang Raja Kinalun. Diadopsinya teknologi buah tropika yaitu Pisang Varietas Raja Kinalun (VUB yang dilepas Balitbu Tropika tahun 2009) dan pisang varietas Ayam (varietas pisang lokal yang hampir punah). Merupakan kerjasama antara Balitbu Tropika dengan CV. Kiniko Kabupaten Tanah Datar
Gambar 29. Mangga Alpukat
Gambar 30. Mangga Pisang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
45
melalui website dan leaflet, serta kerjasama dengan mitra, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk hortikultura nasional.
3. PUKAP JESTRO-1 adalah pupuk yang mengandung nutrisi esensial lengkap (makro dan mikro), formulanya disesuikan dengan kebutuhan tanaman jeruk yang belum menghasilkan (TBM), dan memiliki karakter melepaskan nutrisi secara berangsur-angsur (slow release). Keunggulan pupuk ini antara lain : praktis karena tidak perlu pencampuran dengan pupuk lain; lebih efisien dari pupuk konvensional; efektif memacu pertumbuhan tanaman muda; dapat membantu mengurangi masalah penyakit CVPD (HLB); dan ramah lingkungan. Pupuk ini telah didaftarkan hak PATEN pada bulan Oktober 2017 dan MOU pra-lisensi dengan industri pupuk pada bulan Nopember 2017.
4. Teknologi Expert System Untuk Forecasting Hama Kutu Sisik (Aonidiella aurantii) Dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk. Dengan tersedianya teknologi expert system OPT jeruk yang meliputi hama dan penyakit yang berbasis pada teknologi informasi maka diharapkan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai alat monitoruing yang efektif dan efisien. Hasil dari pengamatan yang diperoleh secara real time dapat digunakan sebagai dilakukan dapat digunakan sebagai alat atau sistem peringatan dini early warning system (EWS) untuk pengambilan keputusan pengendalian hama dan penyakit di lokasi tertentu. Dengan peringatan yang cepat diharapkan pengendalian OPT juga dapat dilakukan dengan tepat dalam hal waktu dan caranya, sehingga kondisi tanaman dan produksi dapat optimal. Dengan demikian kualitas produksi juga dapat ditingkatkan agar mempunyai daya saing di pasaran dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis.
5. Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun (BUJANGSETA).
Balitjestro memiliki teknologi yang mampu membuat tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun, yang disebut teknologi BUJANGSETA (Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun) dengan mutu buah premium. Teknologi yang sudah diterapkan meliputi manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen hama penyakit. Teknologi ini diterapkan setelah tanaman sudah berbuah, dan ketiga manajemen ini mengarah pada pertunasan generatif dan bunga mampu mekar serempak. Teknologi Bujangseta telah diterapkan di wilayah pengembangan pertanaman jeruk seluas 10 ha di Kota Batu, Jawa Timur, 20 ha di Kabupaten Banyuwangi, dan 5 Ha di Jember Jawa Timur
6. Mangga Gadung 21 terbit dengan SK: 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016. Mangga ini berukuran besar, daging buah tebal, rasa manis 15-21 Brix; produktivitas 226 – 267 buah/pohon. Dapat dimakan dengan disendok seperti mengosumsi buah alpukat matang. Mangga Gadung 21 saat ini terkenal dengan nama mangga alpukat.
7. Mangga Agri Gardina 45. Telah dilepas dengan SK nomor 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Keunikan dari mangga ini dagingnya lebih tipis dan hampir semua bagiannya dapat dimakan dengan rasa manis, sangat cocok sebagai tanaman pekarangan atau tanaman buah dalam pot. Ciri khas lainnya warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun). Cocok sebagai tanaman pekarangan. Saat ini mangga Agri Gardina 45 terkenal dengan nama mangga pisang karena cara makan mangga ini seperti makan pisang, yaitu hanya dikupas.
8. VUB Pisang Raja Kinalun. Diadopsinya teknologi buah tropika yaitu Pisang Varietas Raja Kinalun (VUB yang dilepas Balitbu Tropika tahun 2009) dan pisang varietas Ayam (varietas pisang lokal yang hampir punah). Merupakan kerjasama antara Balitbu Tropika dengan CV. Kiniko Kabupaten Tanah Datar
Gambar 29. Mangga Alpukat
Gambar 30. Mangga Pisang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura46
dalam bentuk pengembangan pisang. Kerjasama ini merupakan lanjutan dari tahun 2015.
9. Mangga Garifta yang terdiri dari empat varietas yaitu Garifta merah, Garifta Kuning, Garifta Gading, dan Garifta Oranye yang dilepas pada tahun 2008 mulai dikembangkan di sentra produksi Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Keempat varietas ini memiliki keunggulan kulit buah berwarna merah dan merupakan daya tarik yang tidak dimiliki varietas sebelumnya. Citarasa manis dan sedikit asam merupakan perpaduan citarasa yang sangat diminati oleh konsumen Dalam dan Luar Negeri. Hal yang menarik yaitu budidaya mangga Garifta sangat menguntungkan petani, karena peningkatan pendapatan sebesar 100%.
10. VUB Pepaya Merah Delima yang telah di lepas oleh Badan Litbang pada tahun 2011 dengan provitas tinggi yaitu mencapai 70-90 ton/ha/musim. Keunggulan lain dari pepaya ini yaitu daya simpan cukup lama hingga 10 hari, memiliki warna daging buah merah, dan rasa manis sehingga banyak petani tertarik untuk membudidayakan. Penyebaran papaya ini hampir di seluruh Indonesia, terdistribusi kurang lebih 30 Provinsi sehingga adopsi masyarakat terhadap pepaya ini dinilai cukup tinggi. Pepaya Merah Delima menjadi salah satu komoditas yang perlu ditanam di pekarangan pada program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).
11. Kentang Varietas Medians, telah dilepas dengan SK Mentan No 3932/Kpts/SR.120/3/2013. Keunggulan varietas ini adalah memiliki rendemen tinggi sehingga cocok untuk pembuatan kripik kentang (chips), produktivitas tinggi mencapai 32 ton/ha, toleran terhadap OPT busuk daun, layu bakteri dan virus, serta memiliki adaptasi yang baik pada iklim tropis. Medians selain disukai oleh industri juga disukai oleh petani. Dalam acara peresmian Sistem informasi Modern Berbasis Smartphone oleh Menteri Pertanian RI pada tanggal 22 Desember 2016, bertempat di Aula Sadikin Sumintawikarta Bogor telah diadakan 3 (tiga) penandatanganan perjanjian lisensi dan 5 (lima) perjanjian kerjasama. Salah satu diantaranya adalah addendum perjanjian lisensi kentang Medians antara Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan Papandayan dan Cikuray Farm. Addendum perjanjian lisensi dari eksklusif menjadi non eksklusif ini dilakukan dalam rangka penderasan hasil penelitian Balitbangtan kepada petani melalui pihak ketiga dalam hal ini swasta/perusahaan.
12. Jeruk Keprok Batu 55 merupakan varietas unggul jeruk nusantara yang dihasilkan oleh Balitbangtan yang berasal dari Kota Batu. Pohon induk jeruk ini telah berkembang di 14 provinsi, sedangkan benih sebar sudah berkembang di 17 provinsi dengan luas 2.000 ha. Tingkat adopsi masyarakat
terhadap jeruk ini cukup tinggi, karena dapat memberikan peningkatan produksi, pendapatan dan juga digunakan sebagai buah jeruk impor.
13. Varietas Krisan Puspita Nusantara dapat menembus pasar global, Varietas krisan yang telah dilepas oleh Balithi mendapat respon positif dari konsumen dalam negeri. Banyak permintaan terhadap bunga krisan Balithi yang berimplikasi mengalirnya permintaan benih. Pada tahun 2005 dilakukan uji perdana ekspor krisan ke Jepang oleh PT AIBN, ternyata bunga krisan Puspita Nusantara sangat diminati. Tahun 2016 PT BIM dari Malino-Makasar mencoba kembali ekspor krisan ke Jepang. Hasilnya memuaskan dengan jumlah ekspor per minggu 6.000 tangkai. Upaya ekspor akan terus dilakukan mengikuti permintaan pasar Jepang yang terus meningkat. Sampai dengan akhir tahun 2017 telah dilepas sebanyak 100 varietas krisan tipe spray maupun standar.
14. VUB SunPatiens. Kerjasama antara SAKATA dengan Balithi untuk menghasilkan varietas unggul SunPatiens, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi/IOCRI) telah bekerja sama dengan Sakata Seed Corporation (SSC) sejak tahun 2008. Di dalam kerjasama tersebut telah dilakukan kegiatan eksplorasi SDG Impatiens endemik di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Dari aksesi hasil eksplorasi tersebut diperoleh aksesi plasma nutfah yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan, tahan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan intensif serta memiliki periode produktif yang relatif panjang. Varietas yang dihasilkan tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. Dari penjualan benih yang dilakukan setiap tahun, SSC senantiasa membayar rutin royalti tahunan. Untuk memudahkan penyebutan varietas tersebut maka pihak SSC memberi nama spesies baru yang dihasilkan yaitu SunPatiens dan mematenkan nama tersebut secara luas ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Sampai tahun 2014 SSC telah menghasilkan sebanyak 32 varietas unggul SunPatiens yang telah dipasarkan ke seluruh dunia yang tergolong dalam kelompok tanaman Impatiens vigor, kompak dan spreading. Produk hasil kerjasama ini menguasai pasar internasional dengan share market sebesar lebih dari 30% dari total volume penjualan dunia sebanyak 80 juta stek pucuk.
3.2.3. PRESTASI LAIN DILUAR INDIKATOR KINERJA TA 2017
1. Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura dan Balitsa menerima sertifikat sebagai unit kerja berprestasi wilayah bebas dari korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017 sesuai dengang SK Menteri Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
47
dalam bentuk pengembangan pisang. Kerjasama ini merupakan lanjutan dari tahun 2015.
9. Mangga Garifta yang terdiri dari empat varietas yaitu Garifta merah, Garifta Kuning, Garifta Gading, dan Garifta Oranye yang dilepas pada tahun 2008 mulai dikembangkan di sentra produksi Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Keempat varietas ini memiliki keunggulan kulit buah berwarna merah dan merupakan daya tarik yang tidak dimiliki varietas sebelumnya. Citarasa manis dan sedikit asam merupakan perpaduan citarasa yang sangat diminati oleh konsumen Dalam dan Luar Negeri. Hal yang menarik yaitu budidaya mangga Garifta sangat menguntungkan petani, karena peningkatan pendapatan sebesar 100%.
10. VUB Pepaya Merah Delima yang telah di lepas oleh Badan Litbang pada tahun 2011 dengan provitas tinggi yaitu mencapai 70-90 ton/ha/musim. Keunggulan lain dari pepaya ini yaitu daya simpan cukup lama hingga 10 hari, memiliki warna daging buah merah, dan rasa manis sehingga banyak petani tertarik untuk membudidayakan. Penyebaran papaya ini hampir di seluruh Indonesia, terdistribusi kurang lebih 30 Provinsi sehingga adopsi masyarakat terhadap pepaya ini dinilai cukup tinggi. Pepaya Merah Delima menjadi salah satu komoditas yang perlu ditanam di pekarangan pada program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).
11. Kentang Varietas Medians, telah dilepas dengan SK Mentan No 3932/Kpts/SR.120/3/2013. Keunggulan varietas ini adalah memiliki rendemen tinggi sehingga cocok untuk pembuatan kripik kentang (chips), produktivitas tinggi mencapai 32 ton/ha, toleran terhadap OPT busuk daun, layu bakteri dan virus, serta memiliki adaptasi yang baik pada iklim tropis. Medians selain disukai oleh industri juga disukai oleh petani. Dalam acara peresmian Sistem informasi Modern Berbasis Smartphone oleh Menteri Pertanian RI pada tanggal 22 Desember 2016, bertempat di Aula Sadikin Sumintawikarta Bogor telah diadakan 3 (tiga) penandatanganan perjanjian lisensi dan 5 (lima) perjanjian kerjasama. Salah satu diantaranya adalah addendum perjanjian lisensi kentang Medians antara Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan Papandayan dan Cikuray Farm. Addendum perjanjian lisensi dari eksklusif menjadi non eksklusif ini dilakukan dalam rangka penderasan hasil penelitian Balitbangtan kepada petani melalui pihak ketiga dalam hal ini swasta/perusahaan.
12. Jeruk Keprok Batu 55 merupakan varietas unggul jeruk nusantara yang dihasilkan oleh Balitbangtan yang berasal dari Kota Batu. Pohon induk jeruk ini telah berkembang di 14 provinsi, sedangkan benih sebar sudah berkembang di 17 provinsi dengan luas 2.000 ha. Tingkat adopsi masyarakat
terhadap jeruk ini cukup tinggi, karena dapat memberikan peningkatan produksi, pendapatan dan juga digunakan sebagai buah jeruk impor.
13. Varietas Krisan Puspita Nusantara dapat menembus pasar global, Varietas krisan yang telah dilepas oleh Balithi mendapat respon positif dari konsumen dalam negeri. Banyak permintaan terhadap bunga krisan Balithi yang berimplikasi mengalirnya permintaan benih. Pada tahun 2005 dilakukan uji perdana ekspor krisan ke Jepang oleh PT AIBN, ternyata bunga krisan Puspita Nusantara sangat diminati. Tahun 2016 PT BIM dari Malino-Makasar mencoba kembali ekspor krisan ke Jepang. Hasilnya memuaskan dengan jumlah ekspor per minggu 6.000 tangkai. Upaya ekspor akan terus dilakukan mengikuti permintaan pasar Jepang yang terus meningkat. Sampai dengan akhir tahun 2017 telah dilepas sebanyak 100 varietas krisan tipe spray maupun standar.
14. VUB SunPatiens. Kerjasama antara SAKATA dengan Balithi untuk menghasilkan varietas unggul SunPatiens, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi/IOCRI) telah bekerja sama dengan Sakata Seed Corporation (SSC) sejak tahun 2008. Di dalam kerjasama tersebut telah dilakukan kegiatan eksplorasi SDG Impatiens endemik di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Dari aksesi hasil eksplorasi tersebut diperoleh aksesi plasma nutfah yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan, tahan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan intensif serta memiliki periode produktif yang relatif panjang. Varietas yang dihasilkan tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. Dari penjualan benih yang dilakukan setiap tahun, SSC senantiasa membayar rutin royalti tahunan. Untuk memudahkan penyebutan varietas tersebut maka pihak SSC memberi nama spesies baru yang dihasilkan yaitu SunPatiens dan mematenkan nama tersebut secara luas ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Sampai tahun 2014 SSC telah menghasilkan sebanyak 32 varietas unggul SunPatiens yang telah dipasarkan ke seluruh dunia yang tergolong dalam kelompok tanaman Impatiens vigor, kompak dan spreading. Produk hasil kerjasama ini menguasai pasar internasional dengan share market sebesar lebih dari 30% dari total volume penjualan dunia sebanyak 80 juta stek pucuk.
3.2.3. PRESTASI LAIN DILUAR INDIKATOR KINERJA TA 2017
1. Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura dan Balitsa menerima sertifikat sebagai unit kerja berprestasi wilayah bebas dari korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017 sesuai dengang SK Menteri Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura48
Republik Indonesia nomor 791/Kpts/KP.590/11/2017 tanggal 29 Nopember 2017.
2. Juara I Lomba Mobil Hias (Gambar 31) dalam Karnaval Florikultura Indonesia mewakili Balitbangtan pada tanggal 30 Juli 2017 di Bogor dan mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor IPB.
3. Kunjungan Stakeholders ke Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura. Stakeholders yang berkunjung ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura sangat bervariasi mulai dari penentu kebijakan pusat dan daerah, pelaku agribisnis hortikultura, LSM, mahasiswa, pelajar, dan ibu-ibu darma wanita.
4. Telah dilaksanakan kerjasama luar negeri dengan mitra The Australian Center For Internasional Agriculture Research (ACIAR) melalui judul kegiatan Increasing Produktivity of Alium and Solanaceaous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia.
5. Melalui Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran tahun 2017 telah berhasil terejuvinasi 250 aksesi, terkarakterisasi 80 aksesi 496 aksesi hasil eksplorasi. Kegiatan Rejuvinasi Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 4 komoditas meliputi kentang 105 aksesi, bawang merah 80 aksesi, bawang daun 45 aksesi dan jamur edibel 20 akses. Untuk kegiatan Karakterisasi Umum Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 1 komoditas yaitu bawang merah 80 aksesi. Sedangkan untuk hasil eksplorasi terdiri dari 4 komoditas yaitu cabai 40 aksesi, kentang 25 aksesi, bawang merah 430 aksesi dan bawang daun 1 aksesi. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran ini telah terdokumentasi pada sistem informasi plasmanutfah 1670 paspor data dan 453 karakter.
Gambar 31. Puslitbang Hortikultura juara I Lomba Mobil Hias
6. Tanggal 28 Desember 2017 bertempat di Aula Gubernur Sumbar, Padang dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Komisioner Informasi Pusat, wakil Parpol, Perguruan Tinggi, DPR RI, dan Kepala Daerah Tingkat II se Sematera Barat, Balitbu Tropika mendapat sertifikat sebagai Nominator Keterbukaan Informasi Publik Peringkat Sumatera Barat Tahun 2017, kategori instansi vertikal.
7. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika memperoleh penghargaan peringkat I kategori Pelaksanaan Anggaran semester II TA 2017. Hal ini berdasarkan penetapan hasil penilaian kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja lingkup KPPN Solok, Sumatera Barat. Penilaian berdasarkan kepada penyelesaian UP/TUP, penyampaian data kontrak, tingkat kesalahan SPM, dan tingkat retur SP2D.
8. Pada tanggal 13 Desember 2017 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di tetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Jeruk oleh Kemenristekdikti dalam acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan bertempat di auditorium BPPT. Deklarasi PUI ditandai dengan penyerahan sertifikat dan plakat PUI oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir kepada Kepala Balitjestro Dr. Muhammad Taufiq Ratule. Pada tanggal yang sama Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) mendapat Pembinaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dari Kemenristek Dikti selama 3 tahun (Periode Tahun 2018 – 2020).
Gambar 32. Sertifikat & penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
49
Republik Indonesia nomor 791/Kpts/KP.590/11/2017 tanggal 29 Nopember 2017.
2. Juara I Lomba Mobil Hias (Gambar 31) dalam Karnaval Florikultura Indonesia mewakili Balitbangtan pada tanggal 30 Juli 2017 di Bogor dan mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor IPB.
3. Kunjungan Stakeholders ke Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura. Stakeholders yang berkunjung ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura sangat bervariasi mulai dari penentu kebijakan pusat dan daerah, pelaku agribisnis hortikultura, LSM, mahasiswa, pelajar, dan ibu-ibu darma wanita.
4. Telah dilaksanakan kerjasama luar negeri dengan mitra The Australian Center For Internasional Agriculture Research (ACIAR) melalui judul kegiatan Increasing Produktivity of Alium and Solanaceaous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia.
5. Melalui Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran tahun 2017 telah berhasil terejuvinasi 250 aksesi, terkarakterisasi 80 aksesi 496 aksesi hasil eksplorasi. Kegiatan Rejuvinasi Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 4 komoditas meliputi kentang 105 aksesi, bawang merah 80 aksesi, bawang daun 45 aksesi dan jamur edibel 20 akses. Untuk kegiatan Karakterisasi Umum Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 1 komoditas yaitu bawang merah 80 aksesi. Sedangkan untuk hasil eksplorasi terdiri dari 4 komoditas yaitu cabai 40 aksesi, kentang 25 aksesi, bawang merah 430 aksesi dan bawang daun 1 aksesi. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran ini telah terdokumentasi pada sistem informasi plasmanutfah 1670 paspor data dan 453 karakter.
Gambar 31. Puslitbang Hortikultura juara I Lomba Mobil Hias
6. Tanggal 28 Desember 2017 bertempat di Aula Gubernur Sumbar, Padang dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Komisioner Informasi Pusat, wakil Parpol, Perguruan Tinggi, DPR RI, dan Kepala Daerah Tingkat II se Sematera Barat, Balitbu Tropika mendapat sertifikat sebagai Nominator Keterbukaan Informasi Publik Peringkat Sumatera Barat Tahun 2017, kategori instansi vertikal.
7. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika memperoleh penghargaan peringkat I kategori Pelaksanaan Anggaran semester II TA 2017. Hal ini berdasarkan penetapan hasil penilaian kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja lingkup KPPN Solok, Sumatera Barat. Penilaian berdasarkan kepada penyelesaian UP/TUP, penyampaian data kontrak, tingkat kesalahan SPM, dan tingkat retur SP2D.
8. Pada tanggal 13 Desember 2017 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di tetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Jeruk oleh Kemenristekdikti dalam acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan bertempat di auditorium BPPT. Deklarasi PUI ditandai dengan penyerahan sertifikat dan plakat PUI oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir kepada Kepala Balitjestro Dr. Muhammad Taufiq Ratule. Pada tanggal yang sama Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) mendapat Pembinaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dari Kemenristek Dikti selama 3 tahun (Periode Tahun 2018 – 2020).
Gambar 32. Sertifikat & penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura50
3.2.4. Keberhasilan Perjanjian Kinerja Tahun Sebelumnya
Pada tahun 2016 indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan seluruhnya telah tercapai dengan rata-rata realisasi capaian kinerja 127,53% masuk dalam kategori sangat berhasil. Masing-masing capaian indikator kinerja diapat dilihat di bawah ini.
1. Dihasilkannya 25 VUB hortikultura (108,70%) dari target 23 VUB, yaitu: 1) Cabai Merah Besar Hibrida Inata Agrihorti, 2) Bawang Merah Violetta Agrihorti 1, 3) Kentang Dayang Sumbi Agrihorti, 4) Mentimun Hibrida Varietas Litsa 2, 5) Pepaya Dapina Agrihorti, 6) Mangga Gadung 21, 7) Durian Sambeng, 8) Jeruk Pamelo Pamindo Agrihorti, 9) Krisan Reena Agrihort, 10) Krisan Zarina Agrihort, 11) Krisan Safira Agrihort, 12) Krisan Padmini Agrihort, 13) Krisan Yozita Agrihort, 14) Krisan Alfana Agrihort, 15) Krisan Alfani Agrihort, 16) Krisan Suciwati Agrihort, 17) Krisan Yuliawati Agrihort, 18) Krisan Mardelia Agrihort, 19) Krisan Alisha Agrihorti, 20) Krisan Pot Armita Agrihorti, 21) Krisan Pot Khanza Agrihorti, 22) Gerbera Nalini Agrihorti, 23) Gerbera Arkadewi Agrihorti, 24) Gerbera Awandhini Agrihorti, 25) Anggrek Adelina 2 Agrihort.
2. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2016 tersebut adalah: 105.947 G0 kentang (249,29%); 36,172 kg benih sumber bawang merah (100,02%); 42,347 kg cabai (132,33%); 357,064 Kg sayuran potensial (117,84%); 17.680 batang benih sumber buah tropika, jeruk dan buah subtropika (160,73%) terdiri dari 6.265 batang benih sumber buah tropika (732 batang manggis, 1.188 batang mangga, 2.198 batang durian, 1.643 batang alpukat, dan 504 batang sirsak ratu); 11.415 (228,3%) batang benih sumber jeruk dan buah subtropika (10.977 batang BPMT dan 438 batang BF jeruk) dari target 5.000 batang BF dan BPMT; 5.240 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (111,49%) terdiri atas 2.910 planlet anggrek, 970 planlet lili, dan 679 planlet anthurium, serta 440.964 benih stek inti/sumber krisan (100,22%).
3. Dihasilkannya 22 teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan (104,76%), dengan kategori sangat berhasil.
4. Tersusunnya 2 Jurnal Hortikultura Elektronik (100%), tercetaknya 1 nomor majalah IPTEK Hortikultura (100%), dan tercetaknya 1 Buku Inovasi Teknologi Hortikultura (100%).
5. Tersusunnya 4 (empat) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan capaian realisasi (200%), dengan kategori sangat berhasil.
6. Terjalinnya 8 jejaring kerja sama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka (100%) dengan kategori sangat berhasil.
7. Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp112.928.213,278 (95,24%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp 44.567.059.848,- (96,37%), belanja barang Rp40.769.795.957,- (96,40%), dan belanja modal Rp27.591.177. 478,- (91,89%). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp2.252.627.705,- (276,28%), terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp64.849.711,- Balitsa Rp640.343.063,- Balitbu Tropika Rp663.486.805,- Balithi Rp229.689.116,- dan Balitjestro Rp654.259.010,-.
3.2.5. KENDALA DAN LANGKAH ANTISIPASI
Secara keseluruhan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2017 telah tercapai. Namun masih terdapat indikator kinerja yang tidak tercapai sesuai dengan target, yaitu BS bawang merah TSS dan BS cabai. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga berakibat pada ketidaktercapaian target kinerja BS tersebut
Kendala :
1. Permasalahan teknis, yaitu sulitnya mempredeksi musim dan turunnya kabut serta adanya angin topan siklus Dahlia yang mengakibatkan rusaknya beberapa rumah kasa dan naungan yang digunakan untuk produksi benih sumber bawang merah TSS tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan panen.
2. Ketidaktercapaian BS cabai dikarenakan rendemen yang dihasilkan (6,6-10 g) lebih rendah dari pada rendemen saat perencanaan (25 g) dengan tingkat penurunan sebesar 60-73,6%.
Langkah Antisipasi:
1. Dibentuk Tim Pendamping Pelepasan Varietas di Balit yang salah satu tupoksinya melakukan pengawalan pendaftaran VUB.
2. Untuk BS bawang merah TSS dilakukan penanaman kembali seluas 1 ha di KP Margahayu, Balitsa pada bulan Oktober 2017 dan akan panen pada bulan Februari 2018.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
51
3.2.4. Keberhasilan Perjanjian Kinerja Tahun Sebelumnya
Pada tahun 2016 indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan seluruhnya telah tercapai dengan rata-rata realisasi capaian kinerja 127,53% masuk dalam kategori sangat berhasil. Masing-masing capaian indikator kinerja diapat dilihat di bawah ini.
1. Dihasilkannya 25 VUB hortikultura (108,70%) dari target 23 VUB, yaitu: 1) Cabai Merah Besar Hibrida Inata Agrihorti, 2) Bawang Merah Violetta Agrihorti 1, 3) Kentang Dayang Sumbi Agrihorti, 4) Mentimun Hibrida Varietas Litsa 2, 5) Pepaya Dapina Agrihorti, 6) Mangga Gadung 21, 7) Durian Sambeng, 8) Jeruk Pamelo Pamindo Agrihorti, 9) Krisan Reena Agrihort, 10) Krisan Zarina Agrihort, 11) Krisan Safira Agrihort, 12) Krisan Padmini Agrihort, 13) Krisan Yozita Agrihort, 14) Krisan Alfana Agrihort, 15) Krisan Alfani Agrihort, 16) Krisan Suciwati Agrihort, 17) Krisan Yuliawati Agrihort, 18) Krisan Mardelia Agrihort, 19) Krisan Alisha Agrihorti, 20) Krisan Pot Armita Agrihorti, 21) Krisan Pot Khanza Agrihorti, 22) Gerbera Nalini Agrihorti, 23) Gerbera Arkadewi Agrihorti, 24) Gerbera Awandhini Agrihorti, 25) Anggrek Adelina 2 Agrihort.
2. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2016 tersebut adalah: 105.947 G0 kentang (249,29%); 36,172 kg benih sumber bawang merah (100,02%); 42,347 kg cabai (132,33%); 357,064 Kg sayuran potensial (117,84%); 17.680 batang benih sumber buah tropika, jeruk dan buah subtropika (160,73%) terdiri dari 6.265 batang benih sumber buah tropika (732 batang manggis, 1.188 batang mangga, 2.198 batang durian, 1.643 batang alpukat, dan 504 batang sirsak ratu); 11.415 (228,3%) batang benih sumber jeruk dan buah subtropika (10.977 batang BPMT dan 438 batang BF jeruk) dari target 5.000 batang BF dan BPMT; 5.240 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (111,49%) terdiri atas 2.910 planlet anggrek, 970 planlet lili, dan 679 planlet anthurium, serta 440.964 benih stek inti/sumber krisan (100,22%).
3. Dihasilkannya 22 teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan (104,76%), dengan kategori sangat berhasil.
4. Tersusunnya 2 Jurnal Hortikultura Elektronik (100%), tercetaknya 1 nomor majalah IPTEK Hortikultura (100%), dan tercetaknya 1 Buku Inovasi Teknologi Hortikultura (100%).
5. Tersusunnya 4 (empat) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan capaian realisasi (200%), dengan kategori sangat berhasil.
6. Terjalinnya 8 jejaring kerja sama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka (100%) dengan kategori sangat berhasil.
7. Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp112.928.213,278 (95,24%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp 44.567.059.848,- (96,37%), belanja barang Rp40.769.795.957,- (96,40%), dan belanja modal Rp27.591.177. 478,- (91,89%). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp2.252.627.705,- (276,28%), terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp64.849.711,- Balitsa Rp640.343.063,- Balitbu Tropika Rp663.486.805,- Balithi Rp229.689.116,- dan Balitjestro Rp654.259.010,-.
3.2.5. KENDALA DAN LANGKAH ANTISIPASI
Secara keseluruhan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2017 telah tercapai. Namun masih terdapat indikator kinerja yang tidak tercapai sesuai dengan target, yaitu BS bawang merah TSS dan BS cabai. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga berakibat pada ketidaktercapaian target kinerja BS tersebut
Kendala :
1. Permasalahan teknis, yaitu sulitnya mempredeksi musim dan turunnya kabut serta adanya angin topan siklus Dahlia yang mengakibatkan rusaknya beberapa rumah kasa dan naungan yang digunakan untuk produksi benih sumber bawang merah TSS tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan panen.
2. Ketidaktercapaian BS cabai dikarenakan rendemen yang dihasilkan (6,6-10 g) lebih rendah dari pada rendemen saat perencanaan (25 g) dengan tingkat penurunan sebesar 60-73,6%.
Langkah Antisipasi:
1. Dibentuk Tim Pendamping Pelepasan Varietas di Balit yang salah satu tupoksinya melakukan pengawalan pendaftaran VUB.
2. Untuk BS bawang merah TSS dilakukan penanaman kembali seluas 1 ha di KP Margahayu, Balitsa pada bulan Oktober 2017 dan akan panen pada bulan Februari 2018.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura52
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2016 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP.
3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2016
DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2016 setelah mengalami beberapa kali revisi menjadi Rp118.566.806.00)-. dengan realisasi Rp103.919.330.553,- (96,72%) dengan realisasi masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp15.639.265.811,- (94,03%), Balitsa Lembang Rp32.481.867.774,- (97,15%), Balitbu Tropika Solok Rp22.940.908.466,- (96,71%), Balithi Segunung Rp23.822.363.254,- (91,71%) dan Balitjestro Tlekung Rp18.043.807.978,- (95,96%).
3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2017
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp101.773.839.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2017 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp12.250.000.000,- (14%), Balitsa Lembang Rp30.082.861.000,- (28%), Balitbu Tropika Solok Rp21.870.000.000,- (20%), Balithi Segunung Rp19.592.978.000,- (20%) dan Balitjestro Tlekung Rp17.978.000.000,- (16%). Dalam perjalanannya DIPA Puslitbang mengalami beberapa kali revisi, hal ini disebabkan karena adanya Self bloking dan dana APBNP yaitu kebijakan pemerintah mengenai kegiatan mendukung perbenihan sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami perubahan menjadi Rp138.901.864.000,- dengan masing-masing anggaran UK/UPT : Puslitbang Hortikultura Bogor Rp 14.332.468.000,- , Balitsa Lembang : Rp48.867.222.000,-, Balitbu Tropika Rp30.618.879.000,-, Balithi Segunung : 19.492.978.000,- dan Balitjestro Rp25.369.026.000,- Dengan realisasi anggaran sebagai berikut : Puslitang Hortikultura Bogor Rp13.905.670.706,- (97,02%); Balitsa Lembang Rp46.168.151.484 (94,05) Balitbu Tropika Rp 28.449.155.482 ((2,91%) Balithi Segunung Rp18.272.378.655 (93,74%) dan Balitjestro Ro23.708.269.764 (93,45%) Persentase DIPA UK/UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura pagu awal dan pagu akhir tahun 2017 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Puslitbang Hortikultura, dan Balitsa mengalami perubahan
Puslitbanghorti12.250.000.000
12%
Balitsa30.082.861.000
30%
Balitbu21.870.000.000
21%
Balithi19.592.986.000
19%
Balitjestro17.978.000.000
18%
Puslitbanghorti14.332.468.000 ;
10%
Balitsa; 49.088.513.000 ;
36%
Balitbu Tropika; 30.618.879.000 ;
22%
Balithi19.492.978.000 ;
14%
Balitjestro25.369.026.000 ;
18%
Gambar 34. DIPA Revisi akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura
Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
53
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2016 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP.
3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2016
DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2016 setelah mengalami beberapa kali revisi menjadi Rp118.566.806.00)-. dengan realisasi Rp103.919.330.553,- (96,72%) dengan realisasi masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp15.639.265.811,- (94,03%), Balitsa Lembang Rp32.481.867.774,- (97,15%), Balitbu Tropika Solok Rp22.940.908.466,- (96,71%), Balithi Segunung Rp23.822.363.254,- (91,71%) dan Balitjestro Tlekung Rp18.043.807.978,- (95,96%).
3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2017
Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp101.773.839.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2017 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp12.250.000.000,- (14%), Balitsa Lembang Rp30.082.861.000,- (28%), Balitbu Tropika Solok Rp21.870.000.000,- (20%), Balithi Segunung Rp19.592.978.000,- (20%) dan Balitjestro Tlekung Rp17.978.000.000,- (16%). Dalam perjalanannya DIPA Puslitbang mengalami beberapa kali revisi, hal ini disebabkan karena adanya Self bloking dan dana APBNP yaitu kebijakan pemerintah mengenai kegiatan mendukung perbenihan sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami perubahan menjadi Rp138.901.864.000,- dengan masing-masing anggaran UK/UPT : Puslitbang Hortikultura Bogor Rp 14.332.468.000,- , Balitsa Lembang : Rp48.867.222.000,-, Balitbu Tropika Rp30.618.879.000,-, Balithi Segunung : 19.492.978.000,- dan Balitjestro Rp25.369.026.000,- Dengan realisasi anggaran sebagai berikut : Puslitang Hortikultura Bogor Rp13.905.670.706,- (97,02%); Balitsa Lembang Rp46.168.151.484 (94,05) Balitbu Tropika Rp 28.449.155.482 ((2,91%) Balithi Segunung Rp18.272.378.655 (93,74%) dan Balitjestro Ro23.708.269.764 (93,45%) Persentase DIPA UK/UPT
lingkup Puslitbang Hortikultura pagu awal dan pagu akhir tahun 2017 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Puslitbang Hortikultura, dan Balitsa mengalami perubahan
Puslitbanghorti12.250.000.000
12%
Balitsa30.082.861.000
30%
Balitbu21.870.000.000
21%
Balithi19.592.986.000
19%
Balitjestro17.978.000.000
18%
Puslitbanghorti14.332.468.000 ;
10%
Balitsa; 49.088.513.000 ;
36%
Balitbu Tropika; 30.618.879.000 ;
22%
Balithi19.492.978.000 ;
14%
Balitjestro25.369.026.000 ;
18%
Gambar 34. DIPA Revisi akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura
Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura54
akibat dari adanya dana hibah. Hal ini karena Puslitbang Hortikultura menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah lingkup Puslitbang Hortikultura
No UK/UPT
RINCIAN
Total Pagu
(Rp)
Pagu Hibah (Rp) Realisasi (Rp)
Sisa (Rp)
1.
Puslitbang Hortikultura
1.035.113.597
Terdiri dari :
ACIAR 813.822.597 813.822.597 0
2. Balitsa
ACIAR 221.291.000 206.665.348
14.625.652
TOTAL 1.035.113.597
1.020.487.945
14.625.652
Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikultura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, barang dan modal. Komposisi Anggaran Puslitbang Hortikultura perjenis belanja Tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 35.
Dari Gmbar 35 tersebut memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi yang diikuti dengan Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Hal ini disebabkan pada tahun 2017 bertambahnya jumlah belanja Barang karena adanya tambahan dana APBNP untuk kegiatan perbenihan dan kegiatan belanja modal untuk renovasi gedung/bangunan dan untuk menunjang kegiatan perbenihan. belanja pegawai mengalami penurunan disebabkan beberapa pegawai mutasi dan kenaikan mengalami keterlambatan
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan telah mencapai Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp 138.901.864.000,- ditampilkan pada Lampiran 7. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,02%, Balitsa Lembang 94,05%, Balitbu Tropika Solok 92,91%, Balithi Segunung 93,74%, dan Balitjestro Tlekung 93,46%, berikut grafik presentasi pelaksanaan realisasi Dipa masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura (Gambar 36).
B.pegawai30%
B.Barang Ops20%
B.Barang Non Ops41%
B.Modal9%
Gambar 35. Komposisi Anggaran Per Jenis Belanja Puslitbang Hortikultura TA. 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
55
akibat dari adanya dana hibah. Hal ini karena Puslitbang Hortikultura menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah lingkup Puslitbang Hortikultura
No UK/UPT
RINCIAN
Total Pagu
(Rp)
Pagu Hibah (Rp) Realisasi (Rp)
Sisa (Rp)
1.
Puslitbang Hortikultura
1.035.113.597
Terdiri dari :
ACIAR 813.822.597 813.822.597 0
2. Balitsa
ACIAR 221.291.000 206.665.348
14.625.652
TOTAL 1.035.113.597
1.020.487.945
14.625.652
Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikultura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, barang dan modal. Komposisi Anggaran Puslitbang Hortikultura perjenis belanja Tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 35.
Dari Gmbar 35 tersebut memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi yang diikuti dengan Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Hal ini disebabkan pada tahun 2017 bertambahnya jumlah belanja Barang karena adanya tambahan dana APBNP untuk kegiatan perbenihan dan kegiatan belanja modal untuk renovasi gedung/bangunan dan untuk menunjang kegiatan perbenihan. belanja pegawai mengalami penurunan disebabkan beberapa pegawai mutasi dan kenaikan mengalami keterlambatan
Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan telah mencapai Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp 138.901.864.000,- ditampilkan pada Lampiran 7. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,02%, Balitsa Lembang 94,05%, Balitbu Tropika Solok 92,91%, Balithi Segunung 93,74%, dan Balitjestro Tlekung 93,46%, berikut grafik presentasi pelaksanaan realisasi Dipa masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura (Gambar 36).
B.pegawai30%
B.Barang Ops20%
B.Barang Non Ops41%
B.Modal9%
Gambar 35. Komposisi Anggaran Per Jenis Belanja Puslitbang Hortikultura TA. 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura56
Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas antara 92,91 – 97,02%. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama berdasarkan PK yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017. Realisasi Anggaran berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2017 (Tabel 5)
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit
97,02 94,05 92,91 93,74 93,45 93,95
Persen
UK/UPTGambar 36. Realisasi DIPA Desember 2017 UK/UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017
No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura
1,853.000.000 1.839.138.106 99,25
2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura
650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39
100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39
40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10
150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100
150.000 kg benih sebar bawang putih
5.862.500.000 5.846.286.133 99,72
360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08
5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya
145.000.000 142.669.800 98,39
80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18
398.000 benih buah tropika dan sub tropika
3.989.924..000 3.192.441.709 80,01
970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08
3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28
4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri
3.916.500.000 3.526.010.370 90,03
5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura
3.423.135.000 3.375.560.354 98,55
6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional
141.750.000 140.394.851 98,55
7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01
Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017
Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017
No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura
1,853.000.000 1.839.138.106 99,25
2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura
650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39
100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39
40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10
150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100
150.000 kg benih sebar bawang putih
5.862.500.000 5.846.286.133 99,72
360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08
5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya
145.000.000 142.669.800 98,39
80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18
398.000 benih buah tropika dan sub tropika
3.989.924..000 3.192.441.709 80,01
970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08
3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28
4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri
3.916.500.000 3.526.010.370 90,03
5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura
3.423.135.000 3.375.560.354 98,55
6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional
141.750.000 140.394.851 98,55
7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01
Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017
Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
57
Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas antara 92,91 – 97,02%. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama berdasarkan PK yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017. Realisasi Anggaran berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2017 (Tabel 5)
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit
97,02 94,05 92,91 93,74 93,45 93,95
Persen
UK/UPTGambar 36. Realisasi DIPA Desember 2017 UK/UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017
No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura
1,853.000.000 1.839.138.106 99,25
2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura
650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39
100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39
40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10
150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100
150.000 kg benih sebar bawang putih
5.862.500.000 5.846.286.133 99,72
360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08
5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya
145.000.000 142.669.800 98,39
80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18
398.000 benih buah tropika dan sub tropika
3.989.924..000 3.192.441.709 80,01
970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08
3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28
4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri
3.916.500.000 3.526.010.370 90,03
5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura
3.423.135.000 3.375.560.354 98,55
6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional
141.750.000 140.394.851 98,55
7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01
Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017
Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang
Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017
No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %
1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura
1,853.000.000 1.839.138.106 99,25
2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura
650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39
100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39
40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10
150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100
150.000 kg benih sebar bawang putih
5.862.500.000 5.846.286.133 99,72
360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08
5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya
145.000.000 142.669.800 98,39
80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18
398.000 benih buah tropika dan sub tropika
3.989.924..000 3.192.441.709 80,01
970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08
3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28
4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri
3.916.500.000 3.526.010.370 90,03
5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura
3.423.135.000 3.375.560.354 98,55
6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional
141.750.000 140.394.851 98,55
7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01
Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017
Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura58
Hortikultura sebesar Rp138.901.864.000,- dengan capaian realisasi sebesar Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp138.901.864.000,-
Dibandingkan anggaran tahun 2016 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp22.905.411.000,-. Peningkatan anggaran tersebut terdapat pada belanja barang sebesar 54,16% dari belanja barang tahun 2016. Belanja Barang tersebut mengalami peningkatan karena adanya kebijakan dana tambahan APBNP untuk kegiatan perbenihan selain itu dana ABNP digunakan untuk pembangunan infrastruktur kebun percobaan, laboratorium, rumah kaca/sere dan pengadaan peralatan laboratorium. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan mencapai 93,95% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Bogor 97,02%, Balitsa 94,05%, Balitbu Tropika 92,91, Balithi 93,74%, dan Balitjestro 93,45.
Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2016 dan 2017 menurut jenis belanja.
No Jenis Pengeluaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) (%) Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) (%)
1. Belanja Pegawai 46.245.743.000 44.567.059.848 96,37 45.378.839.000 42.035.174.346 92,63
2. Belanja Barang 42.294.032.000 40.769.975.957 96,40 65.199.443.000 62.304.100.664 95,56
3. Belanja Modal 30.027.031000 27.591.177.478 91,89 28.323.582.000 26.164.351.081 92,95
Total 118.566.806.000 112.928.213.278 95,24 138.901.864.000 130.503.626.091 93,95
3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura selain mendapatkan dana dari
APBN, SMARTD juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis
penerimaan umum dan fungsional. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp 851.053.000,-
dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker
Puslitbang Hortikultura Bogor Rp378.000,-, Balitsa Lembang Rp250.000.000,-,
Balitbu Tropika Solok Rp345.960.000,-, Balithi Segunung Rp113.965.000,- dan
Balitjestro Tlekung Rp140.750.000,-
Realisasi PNBP lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 sebesar
Rp2.267.360.180,- (276,29%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp132.610.807-, Balitsa
Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.517,-, Balithi
Segunung Rp283.553.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.010-.
Lebih lengkapnya, realisasi PNBP TA 2017 dari penerimaan umum dan
fungsional dapat dilihat pada tabel 7 berikut :
Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura
Jenis Pengeluaran
Tahun 2017 No Pagu Realisasi % Target Rp. Rp
1 Puslitbang Hortikultura
- Penerimaan umum 378.000 132.610.807 3508,22 - Penerimaan Fungsional - - 0 Jumlah : 1 378.000 132.610.807 17,156
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran
- Penerimaan umum - 261.316.057 1,261 - Penerimaan Fungsional 250.000.000 598.157.500 239,26 Jumlah : 2 250.000.000 859.473.557 223,79 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 30.415.000 51.122.017 168,08 - Penerimaan Fungsional 315.545..000 575.966.500 202,00 Jumlah : 3 345.960.000 627.088.517 120
4 Balai PenelitianTanaman Hias
- Penerimaan umum 1.500.000 181.290.799 12.086,05 - Penerimaan Fungsional 112.465.000 102.242..500 86,60 Jumlah : 4 113.965.000 283.533.299 244,53 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum 0 14.700.000 0 - Penerimaan Fungsional 140.750.000 349.954.010 248,64 Jumlah : 5 140.750.000 364.654.010 258,64
Jumlah Penerimaan Umum
( 1 s/d 5 ) 32.293.000 641.039.680 1985,07
Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5) 818.760.000 1.626.320.500
198,63
Jumlah Seluruhnya 851.053.000 2.267.360.180 266,41
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2017 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
59
Hortikultura sebesar Rp138.901.864.000,- dengan capaian realisasi sebesar Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp138.901.864.000,-
Dibandingkan anggaran tahun 2016 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp22.905.411.000,-. Peningkatan anggaran tersebut terdapat pada belanja barang sebesar 54,16% dari belanja barang tahun 2016. Belanja Barang tersebut mengalami peningkatan karena adanya kebijakan dana tambahan APBNP untuk kegiatan perbenihan selain itu dana ABNP digunakan untuk pembangunan infrastruktur kebun percobaan, laboratorium, rumah kaca/sere dan pengadaan peralatan laboratorium. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan mencapai 93,95% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Bogor 97,02%, Balitsa 94,05%, Balitbu Tropika 92,91, Balithi 93,74%, dan Balitjestro 93,45.
Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2016 dan 2017 menurut jenis belanja.
No Jenis Pengeluaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) (%) Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) (%)
1. Belanja Pegawai 46.245.743.000 44.567.059.848 96,37 45.378.839.000 42.035.174.346 92,63
2. Belanja Barang 42.294.032.000 40.769.975.957 96,40 65.199.443.000 62.304.100.664 95,56
3. Belanja Modal 30.027.031000 27.591.177.478 91,89 28.323.582.000 26.164.351.081 92,95
Total 118.566.806.000 112.928.213.278 95,24 138.901.864.000 130.503.626.091 93,95
3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura selain mendapatkan dana dari
APBN, SMARTD juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis
penerimaan umum dan fungsional. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp 851.053.000,-
dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker
Puslitbang Hortikultura Bogor Rp378.000,-, Balitsa Lembang Rp250.000.000,-,
Balitbu Tropika Solok Rp345.960.000,-, Balithi Segunung Rp113.965.000,- dan
Balitjestro Tlekung Rp140.750.000,-
Realisasi PNBP lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 sebesar
Rp2.267.360.180,- (276,29%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT
sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp132.610.807-, Balitsa
Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.517,-, Balithi
Segunung Rp283.553.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.010-.
Lebih lengkapnya, realisasi PNBP TA 2017 dari penerimaan umum dan
fungsional dapat dilihat pada tabel 7 berikut :
Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura
Jenis Pengeluaran
Tahun 2017 No Pagu Realisasi % Target Rp. Rp
1 Puslitbang Hortikultura
- Penerimaan umum 378.000 132.610.807 3508,22 - Penerimaan Fungsional - - 0 Jumlah : 1 378.000 132.610.807 17,156
2 Balai PenelitianTanaman Sayuran
- Penerimaan umum - 261.316.057 1,261 - Penerimaan Fungsional 250.000.000 598.157.500 239,26 Jumlah : 2 250.000.000 859.473.557 223,79 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 30.415.000 51.122.017 168,08 - Penerimaan Fungsional 315.545..000 575.966.500 202,00 Jumlah : 3 345.960.000 627.088.517 120
4 Balai PenelitianTanaman Hias
- Penerimaan umum 1.500.000 181.290.799 12.086,05 - Penerimaan Fungsional 112.465.000 102.242..500 86,60 Jumlah : 4 113.965.000 283.533.299 244,53 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum 0 14.700.000 0 - Penerimaan Fungsional 140.750.000 349.954.010 248,64 Jumlah : 5 140.750.000 364.654.010 258,64
Jumlah Penerimaan Umum
( 1 s/d 5 ) 32.293.000 641.039.680 1985,07
Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5) 818.760.000 1.626.320.500
198,63
Jumlah Seluruhnya 851.053.000 2.267.360.180 266,41
Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2017 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura60
1) Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura;
2) Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%.
3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP tahun 2016 dengan tahun 2017
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp851.053.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.267.360.180,-(276,28%). Pada Tahun 2016 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 777.051.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.252.627.705,- (289,89%).
Capaian kinerja realisasi penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016 melebihi target yang ditetapkan. Capaian realisasi tahun 2017 sebesar 276,28% dan pada tahun 2016 sebesar 289,89% disajikan pada Gambar 37. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada sektor penjualan hasil pertanian/perkebunan dan pemesanan benih sumber pada UPBS. Hasil dari peningkatan PNBP kebun percobaan digunakan kembali untuk operasional kebun dan belanja modal. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 maka ketercapaian realisasi PNBP mengalami penurunan sebesar 13,60%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan target yang ditetapkan pada tahun 2017.
Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan 2016
Rp.777,051,000 Rp.851.053.000
Rp. 2,252,627,705
Rp. 2,267,360,180
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
2016 2017
Tota
l (Rp
)
Tahun
Pagu Realisasi
269,81 198,63
864,26
1985,07
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
2016 2017
Capa
ian
real
iasi
pen
erim
aan
(%)
Tahun
Fungsional
Umum
Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016, penerimaan fungsional maupun penerimaan umum melebihi target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2017 dengan realisasi penerimaan fungsional sebesar 198,63% dan realisasi umum sebesar 1985,07%, sedangkan pada tahun 2016 untuk realisasi fungsional sebesar 269,81% dan realisasi umum sebesar 864,26%. Secara umum penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 dan 2016 sebagian besar berasal dari penerimaan fungsional.
Berdasarkan Gambar 38 menunjukkan bahwa capaian realisasi penerimaan fungsional tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 71,18 % dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2017, penerimaan PNBP sebagian besar masuk ke dalam penerimaan umum, sehingga ketercapaian penerimaan umum pada tahun 2017 sebesar 1985,07%. Perbandingan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup (PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2016 dan 2017 tercantum dalam Tabel 8 di bawah ini.
Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Renerimaan Fungsional dan Umum Tahun 2016 dan 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
61
1) Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura;
2) Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%.
3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP tahun 2016 dengan tahun 2017
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp851.053.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.267.360.180,-(276,28%). Pada Tahun 2016 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 777.051.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.252.627.705,- (289,89%).
Capaian kinerja realisasi penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016 melebihi target yang ditetapkan. Capaian realisasi tahun 2017 sebesar 276,28% dan pada tahun 2016 sebesar 289,89% disajikan pada Gambar 37. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada sektor penjualan hasil pertanian/perkebunan dan pemesanan benih sumber pada UPBS. Hasil dari peningkatan PNBP kebun percobaan digunakan kembali untuk operasional kebun dan belanja modal. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 maka ketercapaian realisasi PNBP mengalami penurunan sebesar 13,60%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan target yang ditetapkan pada tahun 2017.
Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan 2016
Rp.777,051,000 Rp.851.053.000
Rp. 2,252,627,705
Rp. 2,267,360,180
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
2016 2017
Tota
l (Rp
)
Tahun
Pagu Realisasi
269,81 198,63
864,26
1985,07
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
2016 2017
Capa
ian
real
iasi
pen
erim
aan
(%)
Tahun
Fungsional
Umum
Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016, penerimaan fungsional maupun penerimaan umum melebihi target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2017 dengan realisasi penerimaan fungsional sebesar 198,63% dan realisasi umum sebesar 1985,07%, sedangkan pada tahun 2016 untuk realisasi fungsional sebesar 269,81% dan realisasi umum sebesar 864,26%. Secara umum penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 dan 2016 sebagian besar berasal dari penerimaan fungsional.
Berdasarkan Gambar 38 menunjukkan bahwa capaian realisasi penerimaan fungsional tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 71,18 % dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2017, penerimaan PNBP sebagian besar masuk ke dalam penerimaan umum, sehingga ketercapaian penerimaan umum pada tahun 2017 sebesar 1985,07%. Perbandingan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup (PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2016 dan 2017 tercantum dalam Tabel 8 di bawah ini.
Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Renerimaan Fungsional dan Umum Tahun 2016 dan 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura62
Lapo
ran
Aku
ntab
ilita
s Kin
erja
Pus
litba
ng H
ortik
ultu
ra T
ahun
201
7
Tabe
l 8. R
ekap
itula
si P
NBP
Tah
un
2016
– 2
017
Ling
kup
Pusl
itban
g H
ortk
ultu
ra
No
Je
nis
Pen
gelu
aran
Tahu
n 20
16
Tahu
n 20
17
Pag
u R
ealis
asi
%
Pag
u R
ealis
asi
%
Targ
et
Rp.
R
p
Targ
et R
p.
Rp
1 P
uslit
bang
Hor
tiku
ltu
ra
-
Pene
rimaa
n um
um
378.
000
64.8
49.7
11
17,1
56
378.
000
132.
610.
807
3508
,22
-
Pene
rimaa
n Fu
ngsi
onal
-
- 0
- -
0
Jum
lah
: 1
378.
000
64.8
49.7
11
17,1
56
378.
000
64.8
49.7
11
17,1
56
2 B
alai
Pen
elit
ianT
anam
an S
ayur
an
-
Pene
rimaa
n um
um
3.83
3.00
0 48
.342
,313
1,
261
- 26
1.31
6.05
7 1,
261
-
Pene
rimaa
n Fu
ngsi
onal
22
3.00
0.00
0 59
2.00
0.75
0 26
5,47
25
0.00
0.00
0 59
8.15
7.50
0 23
9,26
Jum
lah
: 2
22
6.83
3.00
0 64
0.34
3.06
3 28
2,30
250.
000.
000
859.
473.
557
223,
79
3 B
alai
Pen
elit
ianT
anam
an B
uah
Tro
pika
-
Pene
rimaa
n um
um
20.5
45.0
00
85.4
80.8
05
416,
07
30.4
15.0
00
51.1
22.0
17
168,
08
-
Pene
rimaa
n Fu
ngsi
onal
28
9.45
5.00
0 57
8.00
6.00
0 21
9,91
31
5.54
5..0
00
575.
966.
500
202,
00
Ju
mla
h :
3 31
0.00
0.00
0 66
3.48
6.80
5 21
4,03
31
5.54
5.00
0 62
7.08
8.51
7 12
0 4
Bal
ai P
enel
itia
nTan
aman
Hia
s
-
Pene
rimaa
n um
um
1.50
0.00
0 28
.247
.616
1.
883,
17
1.50
0.00
0 18
1.29
0.79
9 12
.086
,0 5
- Pe
nerim
aan
Fung
sion
al
107.
465.
000
201.
441.
500
187,
45
112.
465.
000
102.
242.
.500
86
,60
Ju
mla
h :
4 10
8.96
5.00
0 22
9.68
9.11
6 21
0,79
11
3.96
5.00
0 28
3.53
3.29
9 24
4,53
5
Bal
ai P
enel
itia
nTan
aman
Jer
uk d
an B
uah
Subt
ropi
ka
-
Pene
rimaa
n um
um
0 0
0 0
14.7
00.0
00
0
- Pe
nerim
aan
Fung
sion
al
130.
875.
000
654.
259.
010
499,
91
140.
750.
000
349.
954.
010
248,
64
Ju
mla
h :
5 13
0.87
5.00
0 65
4.25
9.01
0 49
9,91
14
.700
.000
36
4.65
4.01
0 25
8,64
Ju
mla
h Pe
nerim
aan
Um
um (
1 s/
d 5
) 26
.256
.000
22
6.92
0.44
5
864,
26
32.2
93.0
00
641.
039.
680
1985
,07
Ju
mla
h Pe
nerim
aan
fung
sion
al 1
s/d
5)
750.
795.
000
2.02
5.70
7.26
0
269,
80
818.
760.
000
1.62
6.32
0.50
0 20
6,30
Ju
mla
h Se
luru
hnya
77
7.05
1.00
0 2.
252.
627.
705
289,
89
851.
053.
000
2.26
7.36
0.18
0 27
6,28
3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output
Salah satu penilaian dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan PMK 249/2011 yaitu terkait dengan nilai efisiensi dalam penggunaan anggaran. Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara realisasi anggaran dengan realisasi volume keluaran (RVK) tergadap pagu anggaran dengan target volume keluaran (TVK). Efisiensi mempunyai skala -20% sampai dengan 20%, sehingga perlu ditransformasi agar diperoleh skala nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 100%. Nilai efisiensi kinerja Puslitbang Hortikultura secara lengkap disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang Hortikultura 2017 No Indikator Rincian Pagu Realisasi TVK RVK Efisiensi Nilai
efisiensi 1. Jumlah VUB Jumlah
VUB 1.653.000.000
1.639.406.711 16
17
7
67
2. Jumlah SDG 200.000.000
199.731.395
50
54
8
69
3. Jumlah benih sumber
Bawang merah
1.783.000.000
1.772.069.940
650
26
(2.384,67)
-5911,69
Cabai 1.000.000.000 998.638.427 100 40 (149,66) -524,15 Buah jeruk
dan subtropika lainnya
145.000.000
142.669.800
5.000
9.444
48
170
4. Jumlah Teknologi
3.916.500.000
3.526.010.370
8
8
10
75
5. Jumlah rekomendasi
630.000.000
619.142.057
2
2
2
54
6. Jumlah Teknologi yang didiseminasikan
3.423.135.000
3.375.560.354
9
15
41
152
TOTAL 6,42 66
Keterangan: TVK= Target Volume Keluaran, RVK= Realisasi Volume Keluaran
Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan secara keseluruhan dari ke lima indikator kinerja (jumlah VUB, jumlah sumber daya genetik yang terkonservasi dan terkarakterisasi, jumlah teknologi, jumlah rekomendasi, dan jumlah teknologi yang didiseminasikan) Puslitbang Hortikultura menunjukkan efisiensi sebesar 6,42% dengan nilai efisiensi 66%. Hal ini menunjukkan bahwa Puslitbang Hortikultura dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 66% dari seluruh output yang dihasilkan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
63
3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output
Salah satu penilaian dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan PMK 249/2011 yaitu terkait dengan nilai efisiensi dalam penggunaan anggaran. Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara realisasi anggaran dengan realisasi volume keluaran (RVK) tergadap pagu anggaran dengan target volume keluaran (TVK). Efisiensi mempunyai skala -20% sampai dengan 20%, sehingga perlu ditransformasi agar diperoleh skala nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 100%. Nilai efisiensi kinerja Puslitbang Hortikultura secara lengkap disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang Hortikultura 2017 No Indikator Rincian Pagu Realisasi TVK RVK Efisiensi Nilai
efisiensi 1. Jumlah VUB Jumlah
VUB 1.653.000.000
1.639.406.711 16
17
7
67
2. Jumlah SDG 200.000.000
199.731.395
50
54
8
69
3. Jumlah benih sumber
Bawang merah
1.783.000.000
1.772.069.940
650
26
(2.384,67)
-5911,69
Cabai 1.000.000.000 998.638.427 100 40 (149,66) -524,15 Buah jeruk
dan subtropika lainnya
145.000.000
142.669.800
5.000
9.444
48
170
4. Jumlah Teknologi
3.916.500.000
3.526.010.370
8
8
10
75
5. Jumlah rekomendasi
630.000.000
619.142.057
2
2
2
54
6. Jumlah Teknologi yang didiseminasikan
3.423.135.000
3.375.560.354
9
15
41
152
TOTAL 6,42 66
Keterangan: TVK= Target Volume Keluaran, RVK= Realisasi Volume Keluaran
Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan secara keseluruhan dari ke lima indikator kinerja (jumlah VUB, jumlah sumber daya genetik yang terkonservasi dan terkarakterisasi, jumlah teknologi, jumlah rekomendasi, dan jumlah teknologi yang didiseminasikan) Puslitbang Hortikultura menunjukkan efisiensi sebesar 6,42% dengan nilai efisiensi 66%. Hal ini menunjukkan bahwa Puslitbang Hortikultura dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 66% dari seluruh output yang dihasilkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura64
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
65
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura66
BAB IV
PENUTUP
Secara umum sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019, tahun ke tiga (2017) telah berhasil dicapai dalam mendukung terwujudnya pertanian bioindustri berkelanjutan. Capaian sasaran kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 hampir seluruhnya tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 109,76% dengan kategori sangat berhasil. Tetapi masih terdapat indikator kinerja yang belum tercapai yaitu benih sumber bawang merah TSS dan cabai. Sebagai alterantif solusi untuk benih sumber bawang merah sudah dilakukan penanaman kembali, sedangkan untuk BS cabai kedepannya akan diperbaiki terkait manajemen teknis dan non teknis.
Melalui kegiatan tahun 2017, Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas hortikultura sebagai salah satu upaya dalam mengatasi issue-issue strategis yang berkembang. Hasil yang telah dicapai yaitu 17 VUB, 54 SDG buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, 16 Kg BS TSS, 40 Kg BS cabai, 9.444 batang BS tanaman jeruk dan buah subtropika, 8 teknologi produksi hortikultura berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan, 2 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura serta 15 teknologi yang didiseminasikan.
Diharapkan agar tahun 2018, Puslitbang Hortikultura dapat mempertahankan kesuksesan capaian kinerja pada tahun ini atau bahkan meningkatkan kinerjanya dengan mengkoordinasikan dengan UPT dan pihak-pihak terkait, mensinergikan seluruh kegiatan, memperkuat fungsi manajemen dari tahap perencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan resiko, serta penguatan SDM.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
67
BAB IV
PENUTUP
Secara umum sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019, tahun ke tiga (2017) telah berhasil dicapai dalam mendukung terwujudnya pertanian bioindustri berkelanjutan. Capaian sasaran kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 hampir seluruhnya tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 109,76% dengan kategori sangat berhasil. Tetapi masih terdapat indikator kinerja yang belum tercapai yaitu benih sumber bawang merah TSS dan cabai. Sebagai alterantif solusi untuk benih sumber bawang merah sudah dilakukan penanaman kembali, sedangkan untuk BS cabai kedepannya akan diperbaiki terkait manajemen teknis dan non teknis.
Melalui kegiatan tahun 2017, Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas hortikultura sebagai salah satu upaya dalam mengatasi issue-issue strategis yang berkembang. Hasil yang telah dicapai yaitu 17 VUB, 54 SDG buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, 16 Kg BS TSS, 40 Kg BS cabai, 9.444 batang BS tanaman jeruk dan buah subtropika, 8 teknologi produksi hortikultura berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan, 2 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura serta 15 teknologi yang didiseminasikan.
Diharapkan agar tahun 2018, Puslitbang Hortikultura dapat mempertahankan kesuksesan capaian kinerja pada tahun ini atau bahkan meningkatkan kinerjanya dengan mengkoordinasikan dengan UPT dan pihak-pihak terkait, mensinergikan seluruh kegiatan, memperkuat fungsi manajemen dari tahap perencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan resiko, serta penguatan SDM.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura68
LAMPIRAN
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
69
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura70
KEPALA PUSAT
BAGIAN TATA USAHA
BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH
TROPIKA
BIDANG KERJA SAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL
PENELITIAN
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN
BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
BALAI PENELITIAN TANAMAN
HIAS
BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA
SUB BIDANG KEPEGAWAIAN DAN
RUMAH TANGGA
SUB BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN
SUB BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SUB BIDANG PROGRAM
SUB BIDANG KERJA SAMA PENELITIAN
SUB BIDANG EVALUASI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
71
KEPALA PUSAT
BAGIAN TATA USAHA
BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH
TROPIKA
BIDANG KERJA SAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL
PENELITIAN
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN
BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
BALAI PENELITIAN TANAMAN
HIAS
BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA
SUB BIDANG KEPEGAWAIAN DAN
RUMAH TANGGA
SUB BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN
SUB BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SUB BIDANG PROGRAM
SUB BIDANG KERJA SAMA PENELITIAN
SUB BIDANG EVALUASI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura72
Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017
Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Struktural 25
Peneliti 168
Litkayasa 78
Arsiparis 4
Pustakawan 2
Pranata Komputer 2
Analis Kepegawaian 1
Pranata Humas 3
Fungsional Umum (Staf penunjang) 280
Total Pegawai 564
Berdasarkan Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan
Jabatan Pendidikan
Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA
Peneliti 22 65 80 1 - - 168 Teknisi Litkayasa - - 10 5 7 56 78
Pustakawan - - 2 - - 2
Arsiparis - - 1 - 2 1 4
Pranata Komputer - 1 2 - - - 3
Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1 Pranata Humas - 1 1 - - 1 3 Jumlah 22 67 95 8 9 58 259
Berdasarkan Usia
UK/UPT Umur (tahun)
Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60
Puslitbanghorti 2 10 13 23 2 50 Balitsa Lembang 6 32 45 81 8 172 Balitbu Tropika 1 20 66 50 3 140 Balithi 3 30 32 51 2 118 Balitjestro 2 26 33 20 3 84 Jumlah 14 118 189 225 18 564
Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti
UK/UPT Jenjang Jabatan Peneliti
Jumlah Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Puslitbang Hortikultura
4 3 4 5 16
Balitsa 10 10 13 15 48
Balitbu - 14 17 11 42 Balithi 6 7 8 12 34 Balitjestro 4 3 9 12 28 Jumlah 23 38 49 56 168
Berdasarkan Jenjang Fungsional Litkayasa
Lingkup Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa
Jumlah Penyelia Pelaksana
Lanjutan Pelaksana Pemula
Balitsa 7 3 10 - 20
Balitbu 4 2 7 4 17
Balithi 15 3 11 2 31
Balitjestro 1 1 2 7 11
Jumlah 25 12 30 11 78
Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
Kebun Percobaan
Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian
(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)
Balitsa Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 KP.Serpong 3,5 Andosol Balitbutrop Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey
grumusol 5 Rendah kering 1.470
Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158 Balithi Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah - Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - KP. Serpong 3,5 Padsolik 50 Balitjestro Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
73
Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017
Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Struktural 25
Peneliti 168
Litkayasa 78
Arsiparis 4
Pustakawan 2
Pranata Komputer 2
Analis Kepegawaian 1
Pranata Humas 3
Fungsional Umum (Staf penunjang) 280
Total Pegawai 564
Berdasarkan Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan
Jabatan Pendidikan
Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA
Peneliti 22 65 80 1 - - 168 Teknisi Litkayasa - - 10 5 7 56 78
Pustakawan - - 2 - - 2
Arsiparis - - 1 - 2 1 4
Pranata Komputer - 1 2 - - - 3
Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1 Pranata Humas - 1 1 - - 1 3 Jumlah 22 67 95 8 9 58 259
Berdasarkan Usia
UK/UPT Umur (tahun)
Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60
Puslitbanghorti 2 10 13 23 2 50 Balitsa Lembang 6 32 45 81 8 172 Balitbu Tropika 1 20 66 50 3 140 Balithi 3 30 32 51 2 118 Balitjestro 2 26 33 20 3 84 Jumlah 14 118 189 225 18 564
Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti
UK/UPT Jenjang Jabatan Peneliti
Jumlah Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Puslitbang Hortikultura
4 3 4 5 16
Balitsa 10 10 13 15 48
Balitbu - 14 17 11 42 Balithi 6 7 8 12 34 Balitjestro 4 3 9 12 28 Jumlah 23 38 49 56 168
Berdasarkan Jenjang Fungsional Litkayasa
Lingkup Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa
Jumlah Penyelia Pelaksana
Lanjutan Pelaksana Pemula
Balitsa 7 3 10 - 20
Balitbu 4 2 7 4 17
Balithi 15 3 11 2 31
Balitjestro 1 1 2 7 11
Jumlah 25 12 30 11 78
Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
Kebun Percobaan
Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian
(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)
Balitsa Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 KP.Serpong 3,5 Andosol Balitbutrop Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey
grumusol 5 Rendah kering 1.470
Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158 Balithi Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah - Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - KP. Serpong 3,5 Padsolik 50 Balitjestro Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura74
Kebun Percobaan
Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian
(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)
Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering - Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Jumlah 368,56
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
75
Kebun Percobaan
Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian
(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)
Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering - Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Jumlah 368,56
Lam
pira
n 3.
Ind
ikat
or K
iner
ja U
tam
a (I
KU)
Pusl
itban
g H
ortik
ultu
ra 2
015
– 20
19
Indi
kato
r K
iner
ja K
giat
an
Satu
an
Vol
ume
Alo
kasi
An
ggar
an (
Juta
Rup
iah)
Pra
kira
an M
aju
Pra
kira
an M
aju
201
5 2
016
201
7 2
018
201
9 2
015
201
6 2
017
201
8 2
019
100,
468. 9
131,
130
144,
280
158,
800
174,
800
1 Ju
mla
h VU
B H
ortik
ultu
ra
VUB
22
23
25
28
30
2,46
7.5
8,36
0 10
,346
12
,945
14
,829
- VU
B B
awan
g M
erah
, Cab
ai
dan
Sayu
ran
lain
nya
4
4 4
4 4
1,17
9.3
2,64
0 2,
904
3,19
4 3,
514
- VU
B Bu
ah T
ropi
ka
1
1 1
2 3
500,
00
1,15
5 1,
271
1,69
8 2,
237
- VU
B Ta
nam
an H
ias
16
17
18
19
20
59
6,2
2,80
5 3,
267
3,79
3 4,
392
- VU
B Je
ruk
dan
Buah
Su
btro
pika
1 1
2 3
3 19
2,00
1,
760
2,90
4 4,
259
4,68
5
2 Ju
mla
h Te
knol
ogi d
an
Inov
asi P
enin
gkat
an
Prod
uksi
Tan
aman
H
ortik
ultu
ra
Tekn
olog
i 20
21
20
21
22
3,
320.
5 12
,788
14
,066
16
,970
21
,172
- Te
knol
ogi
Baw
ang
Mer
ah,
Caba
i dan
Sayu
ran
lain
nya
Tekn
olog
i 8
8 8
8 8
1,00
4.7
3,52
0 3,
872
4,25
9 5,
543
- Te
knol
ogi
Buah
Tro
pika
Te
knol
ogi
2 2
2 2
3 82
5,00
2,
475
2,72
3 2,
995
4,94
1
- Te
knol
ogi T
anam
an H
ias
Tekn
olog
i 7
7 7
7 7
712,
80
3,08
0 3,
388
3,72
7 4,
099
- Te
knol
ogi J
eruk
dan
Bua
h Su
btro
pika
Te
knol
ogi
3 3
3 4
4 77
8,00
3,
713
4,08
4 5,
990
6,58
8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura76
Indi
kato
r K
iner
ja K
giat
an
Satu
an
Vol
ume
Alo
kasi
An
ggar
an (
Juta
Rup
iah)
Pra
kira
an M
aju
Pra
kira
an M
aju
201
5 2
016
201
7 2
018
201
9 2
015
201
6 2
017
201
8 2
019
3 Te
rsed
iany
a be
nih
sum
ber
hort
ikul
tura
2,
200,
1 3,
596
4,06
8 4,
596
5,19
0
- Be
nih
Sum
ber
Kent
ang
(G0)
Pl
anle
t 40
,000
42
,500
45
,000
47
,500
50
,000
26
2,7
164
191
221
256
- - -
Beni
h Su
mbe
r Ba
wan
g m
erah
Be
nih
Sum
ber
Caba
i Be
nih
Sum
ber
Sayu
ran
Po
tens
ial
Kg
Kg
Kg
35
,000
36,1
65
32
303
37,6
56
34
310
39,1
40
35
325
40,6
20
38
34
2
6
82,4
1,80
5 99
20
8
2,09
3 11
5 24
1
2,41
6 13
2 27
9
2,78
2 15
3 32
1
- Be
nih
sum
ber
Bua
h Tr
opik
a, J
eruk
dan
Bua
h Su
b Tr
opik
a La
inny
a
Tana
man
11
,000
11
,000
11
,000
11
,000
11
,000
81
3 74
8 79
9 85
5 91
7
- Be
nih
Sum
ber
angg
rek
dan
tana
man
hia
s la
in
Plan
let
4,60
0 4,
700
4,80
0 4,
900
5,00
0 21
2 33
2 36
5 40
1 44
2
- Be
nih
sum
ber
kris
an
Stek
42
0,00
0 44
0,00
0 46
0,00
0 48
0,00
0 50
0,00
0 23
0 24
0 26
4 29
1 32
0
4 Ju
mla
h Rek
omen
dasi
Ke
bija
kan
Rek
omen
dasi
2
2 2
2 2
1,09
1.3
2,31
0 2,
541
2,79
5 3,
075
5 M
odel
Pen
gem
bang
an
Kaw
asan
Agr
ibis
nis
Hor
tikul
tura
Mod
el
1 0
0 0
0 50
0
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
77
Indi
kato
r K
iner
ja K
giat
an
Satu
an
Vol
ume
Alo
kasi
An
ggar
an (
Juta
Rup
iah)
Pra
kira
an M
aju
Pra
kira
an M
aju
201
5 2
016
201
7 2
018
201
9 2
015
201
6 2
017
201
8 2
019
6 D
ukun
gan
pene
litia
n da
n pe
ngem
bang
an t
anam
an
hort
ikul
tura
Bula
n 12
12
12
12
12
90
,889
.6
100,
337
109,
145
116,
969
125,
557
Sum
ber:
REN
STR
A Pu
slitb
ang
Hor
tikul
tura
201
5-20
19 E
disi
Rev
iew
Tah
un 2
017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura78
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
1. Awal, Januari 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
79
Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017
1. Awal, Januari 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura80
2.Revisi I, Oktober 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
81
2.Revisi I, Oktober 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura82
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura84
Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Produksi Hortikultura Berbasis Teknologi Maju dan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Terwujudnya Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Tahun 2017
No Teknologi Yang Dihasilkan Keunggulan
1. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season
Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.
a. Bawang asal TSS varietas Trisula dapat dibudidayakan di dataran rendah (< 50 m, dpl.) off-season.
b. Pertanaman TSS di lahan sawah saat off-season menghasilkan rataan jumlah anakan (2-4) per tanaman.
c. Produksi bawang merah asal TSS di lahan sawah DR saat off-season baru mencapai 21,56 t/ha dengan efisiensi lahan 70 %.
d. Biaya produksi bawang merah asal TSS cukup tinggi mencapai Rp 113,6 juta dengan BEP = Rp 5,270 / kg dan R/C = 2,66 cukup menguntungkan.
2. Paket Teknologi Produksi
Cabai dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season
Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season.
Komponen Teknologi :
a. Varietas : Kencana, Lingga, Mega Top dan PM99
b. Pesemaian terproteksi: dalam sungkup nylon dan disemprot dengan inducer bunga pagoda
c. Populasi 29 ribu tanaman/ha (jarak tanam 40 x 60 cm)
d. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak
e. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning
f. Pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan 1.000 kg NPK
g. Pengendalian OPT: Prinsip PHT,
Aplikasi biopestisida ATECU, penggunaan repelent serai wangi, strategi penggunaan fungisida
Strategi :
a. Varietas unggul produktif dan adatif
b. Pesemaian sehat c. Populasi tinggi d. Hasil 1 kg/tanaman e. Kehilangan hasil < 10 %
3. Teknologi Perbanyakan
Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro
Pengembagan dan aplikasi teknologi perbanyakan klonal secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis kultur padat dapat dijadikan sebagai alternatif pada produksi massal anggrek Phalaenopsis untuk menjamin ketersediaan benih yang seragam dan berkualitas secara berkesinambungan.
4. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair
Teknologi perbanyakan klonal ini efektif dan efisien untuk perbanyakan massal anggrek Dendrobium melalui embriogenesis somatik berbasis bioreaktor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu (sehat, vigor, dan seragam) dalam jumlah besar secara berkelanjutan mendukung pengembangan dan kemajuan agribisnis.
5. Teknologi Produksi Mangga Efisien Air yang Mendukung Off Season Mangga
Dengan teknologi kompos batang pisang produksi yang dihasilkan lebih tinggi 45% dibandingkan dengan kontrol, sementara itu dengan penggunaan hydrogel produksi lebih tinggi 50% dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan bahan ini juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 33% dibandingkan dengan kontrol.
6. Teknologi Pemupukan Kalsium untuk Mengurangi Getah Kuning
Pemberian Ca berbasis nano hingga dosis 90 g/tanaman dapat meningkatkan kadar Ca dan Mn daun dan menurunkan cemaran getah kuning pada daging buah hingga 19,78%. Pemberian dosis Ca berbasis nano yang lebih tinggi lagi selain tidak efisien juga menunjukkan hasil cemaran getah kuning yang lebih tinggi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
85
Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Produksi Hortikultura Berbasis Teknologi Maju dan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Terwujudnya Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Tahun 2017
No Teknologi Yang Dihasilkan Keunggulan
1. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season
Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.
a. Bawang asal TSS varietas Trisula dapat dibudidayakan di dataran rendah (< 50 m, dpl.) off-season.
b. Pertanaman TSS di lahan sawah saat off-season menghasilkan rataan jumlah anakan (2-4) per tanaman.
c. Produksi bawang merah asal TSS di lahan sawah DR saat off-season baru mencapai 21,56 t/ha dengan efisiensi lahan 70 %.
d. Biaya produksi bawang merah asal TSS cukup tinggi mencapai Rp 113,6 juta dengan BEP = Rp 5,270 / kg dan R/C = 2,66 cukup menguntungkan.
2. Paket Teknologi Produksi
Cabai dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season
Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season.
Komponen Teknologi :
a. Varietas : Kencana, Lingga, Mega Top dan PM99
b. Pesemaian terproteksi: dalam sungkup nylon dan disemprot dengan inducer bunga pagoda
c. Populasi 29 ribu tanaman/ha (jarak tanam 40 x 60 cm)
d. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak
e. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning
f. Pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan 1.000 kg NPK
g. Pengendalian OPT: Prinsip PHT,
Aplikasi biopestisida ATECU, penggunaan repelent serai wangi, strategi penggunaan fungisida
Strategi :
a. Varietas unggul produktif dan adatif
b. Pesemaian sehat c. Populasi tinggi d. Hasil 1 kg/tanaman e. Kehilangan hasil < 10 %
3. Teknologi Perbanyakan
Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro
Pengembagan dan aplikasi teknologi perbanyakan klonal secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis kultur padat dapat dijadikan sebagai alternatif pada produksi massal anggrek Phalaenopsis untuk menjamin ketersediaan benih yang seragam dan berkualitas secara berkesinambungan.
4. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair
Teknologi perbanyakan klonal ini efektif dan efisien untuk perbanyakan massal anggrek Dendrobium melalui embriogenesis somatik berbasis bioreaktor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu (sehat, vigor, dan seragam) dalam jumlah besar secara berkelanjutan mendukung pengembangan dan kemajuan agribisnis.
5. Teknologi Produksi Mangga Efisien Air yang Mendukung Off Season Mangga
Dengan teknologi kompos batang pisang produksi yang dihasilkan lebih tinggi 45% dibandingkan dengan kontrol, sementara itu dengan penggunaan hydrogel produksi lebih tinggi 50% dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan bahan ini juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 33% dibandingkan dengan kontrol.
6. Teknologi Pemupukan Kalsium untuk Mengurangi Getah Kuning
Pemberian Ca berbasis nano hingga dosis 90 g/tanaman dapat meningkatkan kadar Ca dan Mn daun dan menurunkan cemaran getah kuning pada daging buah hingga 19,78%. Pemberian dosis Ca berbasis nano yang lebih tinggi lagi selain tidak efisien juga menunjukkan hasil cemaran getah kuning yang lebih tinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura86
Teknologi ini dapat meminimalkan cemaran getah kuning pada daging buah manggis hingga 19,78 %.
7. Prototipe Pupuk Slow Release untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan
Memiliki kandungan unsur nutrisi lengkap, sehingga aplikasinya praktis karena tidak perlu pencampuran pupuk dan dapat mengurangi masalah penyakit CVPD. Pupuk diselaputi dengan bahan alami sehingga diharapkan harganya lebih murah dibandingkan dengan pupuk sejenis serta ramah lingkungan
8. Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella Auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium Tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi
Dapat mendeteksi secara dini hama kutu sisik dan penyakit embun tepung pada lokasi yang dipasang alat tersebut, sehingga hama dan penyakit tersebut dapat dikendalikan.
Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS
JUSTIFIKASI KEGAGALAN
PRODUKSI BENIH SUMBER BAWANG MERAH (TSS)
I. PRODUKSI BIJI / TSS (TRUE SHALLOT SEED)
Target : 650 kg
Realisasi : 26 kg (4 %)
Target produksi benih TSS (True Shallot Seed) tidak tercapai target karena
mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman. Produksi TSS dilakukan di 4
lokasi yaitu di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur
dan Silangit Sumatera Utara. Target penanaman untuk 4 lokasi 4,5 Ha. Realisasi
penanaman Lembang 1 Ha, Batu Malang 2,3 Ha, Gurgur 0,7 Ha dan Silangit 0,6
Ha sehingga realisasi penanaman adalah 4,6 Ha.
Produk TSS di Lembang Bandung Jawa Barat
Penanaman produksi TSS di Lembang dilakukan 27 April 2017. Luas lahan untuk
untuk produksi benih TSS di Lembang adalah 1 Ha. Varietas yang ditanam
adalah Trisula. Lokasi Lembang dipilih karena memenuhi syarat untuk produksi
TSS sesuai dengan petunjuk teknis produksi benih TSS.
Dari 1 Ha penanaman produksi TSS di Lembang diperoleh populasi 72500
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 70644
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar
373546 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 168 bunga. Jika pertumbuhan
optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara
dengan 84 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 504 biji. Dalam 1 Ha akan didapatkan 188.267.184 biji. Apabila
diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1
Ha adalah 94.133.592 biji. Berat 1000 biji TSS 2 gr, sehingga prediksi produksi
TSS seluas 1 Ha di Lembang adalah 188 kg.
Realisasi produksi TSS di Lembang adalah 3.37 kg setara dengan 1,8 % dari
potensi porduksi yang dapat dicapai yaitu 188 kg. Penyebab kegagalan produksi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
87
Teknologi ini dapat meminimalkan cemaran getah kuning pada daging buah manggis hingga 19,78 %.
7. Prototipe Pupuk Slow Release untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan
Memiliki kandungan unsur nutrisi lengkap, sehingga aplikasinya praktis karena tidak perlu pencampuran pupuk dan dapat mengurangi masalah penyakit CVPD. Pupuk diselaputi dengan bahan alami sehingga diharapkan harganya lebih murah dibandingkan dengan pupuk sejenis serta ramah lingkungan
8. Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella Auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium Tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi
Dapat mendeteksi secara dini hama kutu sisik dan penyakit embun tepung pada lokasi yang dipasang alat tersebut, sehingga hama dan penyakit tersebut dapat dikendalikan.
Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS
JUSTIFIKASI KEGAGALAN
PRODUKSI BENIH SUMBER BAWANG MERAH (TSS)
I. PRODUKSI BIJI / TSS (TRUE SHALLOT SEED)
Target : 650 kg
Realisasi : 26 kg (4 %)
Target produksi benih TSS (True Shallot Seed) tidak tercapai target karena
mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman. Produksi TSS dilakukan di 4
lokasi yaitu di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur
dan Silangit Sumatera Utara. Target penanaman untuk 4 lokasi 4,5 Ha. Realisasi
penanaman Lembang 1 Ha, Batu Malang 2,3 Ha, Gurgur 0,7 Ha dan Silangit 0,6
Ha sehingga realisasi penanaman adalah 4,6 Ha.
Produk TSS di Lembang Bandung Jawa Barat
Penanaman produksi TSS di Lembang dilakukan 27 April 2017. Luas lahan untuk
untuk produksi benih TSS di Lembang adalah 1 Ha. Varietas yang ditanam
adalah Trisula. Lokasi Lembang dipilih karena memenuhi syarat untuk produksi
TSS sesuai dengan petunjuk teknis produksi benih TSS.
Dari 1 Ha penanaman produksi TSS di Lembang diperoleh populasi 72500
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 70644
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar
373546 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 168 bunga. Jika pertumbuhan
optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara
dengan 84 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 504 biji. Dalam 1 Ha akan didapatkan 188.267.184 biji. Apabila
diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1
Ha adalah 94.133.592 biji. Berat 1000 biji TSS 2 gr, sehingga prediksi produksi
TSS seluas 1 Ha di Lembang adalah 188 kg.
Realisasi produksi TSS di Lembang adalah 3.37 kg setara dengan 1,8 % dari
potensi porduksi yang dapat dicapai yaitu 188 kg. Penyebab kegagalan produksi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura88
TSS disebabkan oleh cuaca Buruk. Kelembaban udara di lembang sangat tinggi,
dari sejak tanam bulan April sampai panen bulan Oktober rata-rata kelembaban
bulanan selalu tinggi yaitu selalu diatas 83 %, bahkan kelembaban harian sering
mencapai 90 %. Kadang-kadang turun hujan dan berkabut. Kondisi ini yang
menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.
Penanaman dilakukan bulan April karena diharapkan pada bulan Juni saat bunga
mekar dan pembentukan kapsul hujan sudah berkurang, karena Lembang
merupakan dataran tinggi basah sehingga saat pembentukan kapsul pada
produksi TSS tidak menhendaki adanya curah hujan dan kelembaban yang tinggi
agar diperoleh hasil yang optimal. Pada Bulan Juni ternyata memang hujan
sudah berkurang, tetapi kabut masih selalu turun di pagi hari, akibatnya kondisi
lingkungan kelembabannya tinggi.
Pertumbuhan awal sampai berbunga sangat bagus. Persentase tanaman
berbunga mencapai 97 %. Pada saat pembentukan kapsul tanaman terserang
penyakit akibat cuaca yang tidak mendukung yaitu kelembaban udara yang
tinggi. Bunga yang sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul karena tangkai
bunga rusak dan menjadi kering akibat serangan penyakit.
Produksi TSS di Lembang (awal
pertumbuhan)
Produksi TSS di Lembang (awal
berbunga)
Produksi TSS di Lembang
(tanaman mulai terserang
Penyakit)
Produksi TSS di Lembang,
tanaman terserang penyakit)
Produk TSS di Batu Jawa Timur
Produksi TSS di Batu Malang Jawa Timur mulai menanam tanggal 25 Mei 2017.
Luas tanam produksi TSS di Batu aadal 2,3 Ha. Produksi TSS di Batu ditanam di
desa Tulungrejo dengan ketinggian 1400 dpl dan di desa Sumber Brantas dan
dengan ketinggian 1500 dpl. Varietas yang diproduksi adalah varietas Bima
Brebes. Alasan Memilih lokasi ini adalah berdasarkan produksi tahun sebelumnya
dilokasi yang sama telah dipakai untuk produksi TSS dan hasilnya bagus.
Dari 2,3 Ha penanaman produksi TSS di Malang diperoleh populasi 383.300
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya
228.063 tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu
hektar 684.190 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika
pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai
50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS
sehingga dalam 1 umbel terdapat 426 biji. Dalam 2,3 Ha akan didapatkan
291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka
jumlah biji bernas dalam 2,3 Ha adalah 145.732.577 biji. Berat 1000 biji TSS
kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 2,3 Ha di Batu Jawa
Timur adalah 291 kg.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
89
TSS disebabkan oleh cuaca Buruk. Kelembaban udara di lembang sangat tinggi,
dari sejak tanam bulan April sampai panen bulan Oktober rata-rata kelembaban
bulanan selalu tinggi yaitu selalu diatas 83 %, bahkan kelembaban harian sering
mencapai 90 %. Kadang-kadang turun hujan dan berkabut. Kondisi ini yang
menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.
Penanaman dilakukan bulan April karena diharapkan pada bulan Juni saat bunga
mekar dan pembentukan kapsul hujan sudah berkurang, karena Lembang
merupakan dataran tinggi basah sehingga saat pembentukan kapsul pada
produksi TSS tidak menhendaki adanya curah hujan dan kelembaban yang tinggi
agar diperoleh hasil yang optimal. Pada Bulan Juni ternyata memang hujan
sudah berkurang, tetapi kabut masih selalu turun di pagi hari, akibatnya kondisi
lingkungan kelembabannya tinggi.
Pertumbuhan awal sampai berbunga sangat bagus. Persentase tanaman
berbunga mencapai 97 %. Pada saat pembentukan kapsul tanaman terserang
penyakit akibat cuaca yang tidak mendukung yaitu kelembaban udara yang
tinggi. Bunga yang sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul karena tangkai
bunga rusak dan menjadi kering akibat serangan penyakit.
Produksi TSS di Lembang (awal
pertumbuhan)
Produksi TSS di Lembang (awal
berbunga)
Produksi TSS di Lembang
(tanaman mulai terserang
Penyakit)
Produksi TSS di Lembang,
tanaman terserang penyakit)
Produk TSS di Batu Jawa Timur
Produksi TSS di Batu Malang Jawa Timur mulai menanam tanggal 25 Mei 2017.
Luas tanam produksi TSS di Batu aadal 2,3 Ha. Produksi TSS di Batu ditanam di
desa Tulungrejo dengan ketinggian 1400 dpl dan di desa Sumber Brantas dan
dengan ketinggian 1500 dpl. Varietas yang diproduksi adalah varietas Bima
Brebes. Alasan Memilih lokasi ini adalah berdasarkan produksi tahun sebelumnya
dilokasi yang sama telah dipakai untuk produksi TSS dan hasilnya bagus.
Dari 2,3 Ha penanaman produksi TSS di Malang diperoleh populasi 383.300
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya
228.063 tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu
hektar 684.190 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika
pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai
50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS
sehingga dalam 1 umbel terdapat 426 biji. Dalam 2,3 Ha akan didapatkan
291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka
jumlah biji bernas dalam 2,3 Ha adalah 145.732.577 biji. Berat 1000 biji TSS
kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 2,3 Ha di Batu Jawa
Timur adalah 291 kg.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura90
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 1,7 kg atau setara dengan 0,6 % dari
potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 291. Penyebab kegagalan
terjadinya cuaca ekstrim yaitu sering turun hujan dan berkabut. Produksi benih
di Batu Malang dikerjasamakan dengan petani kooperator. Sejak tanam hingga
panen petani kooperator telah membuat laporan kepada Balitsa mengengenai
adanya cuaca buruk yang kurang menguntungkan terhadap pertumbuhan
tanaman. Laporan yang dilakukan yaitu pada tanggal 5 Juli, 19 Agustus, 8
September dan 2 Oktober 2017. Pada intinya yang dilaporkan adalah kedaan
cuaca yaitu terjadinya hujan dan kabut yang menyebabkan kelembaban tinggi
yang mengakibatkan serangan penyakit pada tanaman bawang merah untuk
produksi TSS. Cuaca buruk terjadi selama musim tanam yaitu sejak pertumbuhan
vegetatif sampai panen.
Pada awal pertumbuhan sampai keluar bunga kondisi tanaman masih bagus.
Namun setelah bunga mulai mekar di lokasi produksi TSS sering turun hujan dan
berkabut. Kabut turun setiap hari pada malam hari, pagi dan sore. Akibat
seringnya hujan dan kabut tersebut maka tanaman terserang penyakit. Penyakit
menyerang pada bagian tangkai bunga sehingga bunga yang belum atau sudah
mekar tidak berhasil menjadi kapsul dan tidak menghasilkan biji. Sehingga
menyebabkan gagal panen.
Produksi TSS di Tulungrejo
Batu Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu
Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang
Kondisi hasil panen biji di Batu Malang Jawa Timur
Produk TSS di Gurgur Sumatera Utara
Produksi TSS di Gurgur dilaksanakan 1 Juni 2017 dengan luas lahan 0,7 HA.
Varietas yang ditanam adalah Bima Brebes. Pemilihan lokasi KP Gurgur adalah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
91
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 1,7 kg atau setara dengan 0,6 % dari
potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 291. Penyebab kegagalan
terjadinya cuaca ekstrim yaitu sering turun hujan dan berkabut. Produksi benih
di Batu Malang dikerjasamakan dengan petani kooperator. Sejak tanam hingga
panen petani kooperator telah membuat laporan kepada Balitsa mengengenai
adanya cuaca buruk yang kurang menguntungkan terhadap pertumbuhan
tanaman. Laporan yang dilakukan yaitu pada tanggal 5 Juli, 19 Agustus, 8
September dan 2 Oktober 2017. Pada intinya yang dilaporkan adalah kedaan
cuaca yaitu terjadinya hujan dan kabut yang menyebabkan kelembaban tinggi
yang mengakibatkan serangan penyakit pada tanaman bawang merah untuk
produksi TSS. Cuaca buruk terjadi selama musim tanam yaitu sejak pertumbuhan
vegetatif sampai panen.
Pada awal pertumbuhan sampai keluar bunga kondisi tanaman masih bagus.
Namun setelah bunga mulai mekar di lokasi produksi TSS sering turun hujan dan
berkabut. Kabut turun setiap hari pada malam hari, pagi dan sore. Akibat
seringnya hujan dan kabut tersebut maka tanaman terserang penyakit. Penyakit
menyerang pada bagian tangkai bunga sehingga bunga yang belum atau sudah
mekar tidak berhasil menjadi kapsul dan tidak menghasilkan biji. Sehingga
menyebabkan gagal panen.
Produksi TSS di Tulungrejo
Batu Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu
Malang
Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang
Kondisi hasil panen biji di Batu Malang Jawa Timur
Produk TSS di Gurgur Sumatera Utara
Produksi TSS di Gurgur dilaksanakan 1 Juni 2017 dengan luas lahan 0,7 HA.
Varietas yang ditanam adalah Bima Brebes. Pemilihan lokasi KP Gurgur adalah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura92
karena berdasarkan uji coba tahun-tahun sebelumnya KP gurgur adalah lokasi
yang paling bagus untuk produksi TSS.
Target luas tanam di KP Gurgur Sumut target penanaman seluas 1,5 Ha. Apabila
terealisasi penanaman seluas 1,5 Ha jumlah populasi tanaman mencapai 250.000
tanaman, bila diasumsikan persentase tanaman hidup 80% maka populasi
tanaman menjadi 200.000.
Jika jumlah tanan yang hidup 70 % menghasilkan bunga dan setiap tanaman
yang berbunga menghasilkan 3 umbel maka potensi jumlah umbel 600.000.
Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka
persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 71
kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel
terdapat 426 biji. Dalam 1,5 Ha akan didapatkan 255.600.000 biji. Apabila
diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1,5
Ha adalah 127.800.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 g, sehingga
prediksi produksi TSS seluas 1,5 Ha di Gurgur adalah 255 kg.
Penanaman di KP Gurgur baru mencapai luasan 7000 m2 (0,7 Ha) dan dengan
kondisi optimal prediksi produksi TSS nya adalah 120 kg.
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 4,46 kg atau setara dengan 3,7 % dari
potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 120 kg. Penyebab gagalnya
produksi biji di KP Gurgur adanya demo warga yang mengklaim bahwa lahan KP
Gurgur merupakan milik warga sedang demo. Warga yang sedang demo
melarang untuk melanjutkan kegiatan tanam dan pemeliharan produksi TSS di
KP Gurgur.
Kronologi terjadinya demo warga : Pada hari Selasa tanggal 13 bulan Juni 2017
jam 5:09 wib disaat sedang melakukan pemeliharaan tanaman yaitu penyiraman
tanaman. Pada saat pekerja sedang melakukan pemeliharaan tanaman tiba-tiba
muncul seorang pria paruh baya naik kendaraan bermotor dan memotret kami.
Kemudian dia memanggil Parlindungan (karyawan KP Berastagi) yang memakai
topi merah dan menanyakan siapa yang memberi ijin melakukan aktifitas di
lokasi ini. Lalu Parlindungan memanggil (Fatiani Manik) untuk memberi
penjelasan. Fatiani Manik menjelaskan bahwa tanaman sudah tumbuh dan perlu
pemeliharaan yaitu penyiraman karena kondisi iklim yang panas terik (tidak
pernah hujan). Kemudian muncul Kepala Kebun Percobaan Gurgur Balige
(Jintamin Saragih) menyatakan untuk meneruskan aktifitas dan menjamin
keselamatan kami. Selang 10 menit kemudian datanglah sebuah mobil kijang
hitam dan di dalam mobil ada 5 orang laki-laki paruh baya yang salah satunya
adalah Kepala Desa. Mereka melarang kami untuk melanjutkan kegiatan dengan
alasan bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Kami berusaha memberi
penjelasan untuk kegiatan tersebut tetapi mereka tetap melarang untuk
menambah luasan penanaman dan pemeliharaan.
Seperti pada gambar jelas terlihat bahwa jaringan air sudah di buat sangat baik
untuk kelancaran pemyiraman dan pemupukan. Pipa air di sambung dari kolam
yang ada di kampung dengan memperbaiki mesin pompa air yang ada di kolam
agar air mengalir ke lokasi penanaman. Setelah kejadian pelarangan tersebut
pipa air dari kolam ke lahan tanaman bawang merah diputus mengakibatkan
kami mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman, penyemprotan dan
pemupukan pada tanaman bawang merah. Sementara kondisi cuaca panas terik
mengakibatkan banyak tanaman yang mati karena kurang siram. Selain pipa air
diputus tenaga kerja orang kampung yang bekerja lokasi bawang merah dilarang
dan diancam.
Setelah terjadi demo masyarakat di penanaman tidak boleh dilajutkan lagi oleh
masyarakat sekitar padahal target penanaman masih kurang 0,8 Ha. Untuk
memenuhi target penanaman menjadi 1,5 Ha maka kemudian penanaman di
lakukan lokasi baru yaitu di Silangit Tapanuli Utara. Akibat dari demo masyarakat
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
93
karena berdasarkan uji coba tahun-tahun sebelumnya KP gurgur adalah lokasi
yang paling bagus untuk produksi TSS.
Target luas tanam di KP Gurgur Sumut target penanaman seluas 1,5 Ha. Apabila
terealisasi penanaman seluas 1,5 Ha jumlah populasi tanaman mencapai 250.000
tanaman, bila diasumsikan persentase tanaman hidup 80% maka populasi
tanaman menjadi 200.000.
Jika jumlah tanan yang hidup 70 % menghasilkan bunga dan setiap tanaman
yang berbunga menghasilkan 3 umbel maka potensi jumlah umbel 600.000.
Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka
persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 71
kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel
terdapat 426 biji. Dalam 1,5 Ha akan didapatkan 255.600.000 biji. Apabila
diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1,5
Ha adalah 127.800.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 g, sehingga
prediksi produksi TSS seluas 1,5 Ha di Gurgur adalah 255 kg.
Penanaman di KP Gurgur baru mencapai luasan 7000 m2 (0,7 Ha) dan dengan
kondisi optimal prediksi produksi TSS nya adalah 120 kg.
Realisasi produksi TSS di gugur adalah 4,46 kg atau setara dengan 3,7 % dari
potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 120 kg. Penyebab gagalnya
produksi biji di KP Gurgur adanya demo warga yang mengklaim bahwa lahan KP
Gurgur merupakan milik warga sedang demo. Warga yang sedang demo
melarang untuk melanjutkan kegiatan tanam dan pemeliharan produksi TSS di
KP Gurgur.
Kronologi terjadinya demo warga : Pada hari Selasa tanggal 13 bulan Juni 2017
jam 5:09 wib disaat sedang melakukan pemeliharaan tanaman yaitu penyiraman
tanaman. Pada saat pekerja sedang melakukan pemeliharaan tanaman tiba-tiba
muncul seorang pria paruh baya naik kendaraan bermotor dan memotret kami.
Kemudian dia memanggil Parlindungan (karyawan KP Berastagi) yang memakai
topi merah dan menanyakan siapa yang memberi ijin melakukan aktifitas di
lokasi ini. Lalu Parlindungan memanggil (Fatiani Manik) untuk memberi
penjelasan. Fatiani Manik menjelaskan bahwa tanaman sudah tumbuh dan perlu
pemeliharaan yaitu penyiraman karena kondisi iklim yang panas terik (tidak
pernah hujan). Kemudian muncul Kepala Kebun Percobaan Gurgur Balige
(Jintamin Saragih) menyatakan untuk meneruskan aktifitas dan menjamin
keselamatan kami. Selang 10 menit kemudian datanglah sebuah mobil kijang
hitam dan di dalam mobil ada 5 orang laki-laki paruh baya yang salah satunya
adalah Kepala Desa. Mereka melarang kami untuk melanjutkan kegiatan dengan
alasan bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Kami berusaha memberi
penjelasan untuk kegiatan tersebut tetapi mereka tetap melarang untuk
menambah luasan penanaman dan pemeliharaan.
Seperti pada gambar jelas terlihat bahwa jaringan air sudah di buat sangat baik
untuk kelancaran pemyiraman dan pemupukan. Pipa air di sambung dari kolam
yang ada di kampung dengan memperbaiki mesin pompa air yang ada di kolam
agar air mengalir ke lokasi penanaman. Setelah kejadian pelarangan tersebut
pipa air dari kolam ke lahan tanaman bawang merah diputus mengakibatkan
kami mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman, penyemprotan dan
pemupukan pada tanaman bawang merah. Sementara kondisi cuaca panas terik
mengakibatkan banyak tanaman yang mati karena kurang siram. Selain pipa air
diputus tenaga kerja orang kampung yang bekerja lokasi bawang merah dilarang
dan diancam.
Setelah terjadi demo masyarakat di penanaman tidak boleh dilajutkan lagi oleh
masyarakat sekitar padahal target penanaman masih kurang 0,8 Ha. Untuk
memenuhi target penanaman menjadi 1,5 Ha maka kemudian penanaman di
lakukan lokasi baru yaitu di Silangit Tapanuli Utara. Akibat dari demo masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura94
, bawang merah yang baru ditanam tidak bisa disiram selama satu minggu
sehingga tanaman banyak yang mati dan hanya tersisa kurang lebih 30 % dari
populasi awal. Kondisi pertumbuan tanaman tidak maksimal karena kurang
penyiraman pada awal tanam. Dari 30 % populasi tanaman yang tersisa hanya
30 % yang menghasilkan bunga sebagai akibat pertumbuhan awal yang
terganggu. Pada waktu pembentukan kapsul terjadi serangan penyakit sebagai
akibat seringnya turun hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya gagal panen.
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produk TSS di Silangit Sumatera Utara
Waktu tanam produksi TSS di Silangit dilakuakn tanggal 8 Juli 2017. Lokasi ini
merupakan lokasi pindahan dari KP Gurgur karena di KP Gurgur tidak mungkin
menambah lagi penanaman karena situasinya tidak memungkinkan karena
adanya demo masyarakat. Alasan pemilihan lokasi di Silangit karena lokasi
tersebut merupakan dataran tinggi dan masih berdekatan dengan KP Gurgur.
Luas tanam di Silangit adalah 6000 m2 dari target 8000 m2. Di Silangit hanya bisa
menanam 6000 m2 (0,6 Ha) karena benih sudah banyak yang rusak karena
sudah tertunda penanamannya selama 2 minggu pemindahan lokasi.
Dari 0,6 Ha penanaman produksi TSS di Silangit diperoleh populasi 100000
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 60000
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar
181000 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan
optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara
dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 426 biji. Dalam 0,6 Ha akan didapatkan 291.465.153 biji.
Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas
dalam 2,3 Ha adalah 77.106.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr,
sehingga prediksi produksi TSS seluas 0,6 Ha di Silangit adalah 77 kg.
Realisasi produksi benih TSS di Silangit atau setara dengan 2,2 %dari potensi
porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 77. Penyebab gagalnya produksi biji
di Silangit adalah :
a. Benih banyak yang sudah rusak karena penanaman ditunda selam 2
minggu akaibat pemindahan lokasi dari KP Gurgur ke Silangit. Benih
tersebut sudah divernalisasi seharusnya langsung ditanam karena benih
pada dasarnya sudah tumbuh. Karena menunggu persiapan lahan
sehingga benih banyak yang rusak sebelum ditanam.
b. Pengolahan lahan yang kurang bagus karena terburu-buru harus siap
untuk ditanami. Seharusnya lahan setelah diolah tidak langsung ditanami
supaya seresah dan pupuk kandang mengalami proses terdekomposisi
sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman.
c. Cuaca ekstrim yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman.
Dari bulan Agustus sampai bulan Desember banyak terjadi hujan.
Kondisi tanaman di Silangit pada awal pertumbuhan sama seperti dilokasi lain
yaitu pertumbuhannya sangat bagus. Namun pada perkembangannya di Silangit
sering turun hujan dan sering berkabut. Hal ini berbeda dengan di KP Gurgur
yang merupakan dataran tinggi kering dan tidak berkabut. Lokasi Silangit
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
95
, bawang merah yang baru ditanam tidak bisa disiram selama satu minggu
sehingga tanaman banyak yang mati dan hanya tersisa kurang lebih 30 % dari
populasi awal. Kondisi pertumbuan tanaman tidak maksimal karena kurang
penyiraman pada awal tanam. Dari 30 % populasi tanaman yang tersisa hanya
30 % yang menghasilkan bunga sebagai akibat pertumbuhan awal yang
terganggu. Pada waktu pembentukan kapsul terjadi serangan penyakit sebagai
akibat seringnya turun hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya gagal panen.
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produksi TSS di Gurgur Sumut
Produk TSS di Silangit Sumatera Utara
Waktu tanam produksi TSS di Silangit dilakuakn tanggal 8 Juli 2017. Lokasi ini
merupakan lokasi pindahan dari KP Gurgur karena di KP Gurgur tidak mungkin
menambah lagi penanaman karena situasinya tidak memungkinkan karena
adanya demo masyarakat. Alasan pemilihan lokasi di Silangit karena lokasi
tersebut merupakan dataran tinggi dan masih berdekatan dengan KP Gurgur.
Luas tanam di Silangit adalah 6000 m2 dari target 8000 m2. Di Silangit hanya bisa
menanam 6000 m2 (0,6 Ha) karena benih sudah banyak yang rusak karena
sudah tertunda penanamannya selama 2 minggu pemindahan lokasi.
Dari 0,6 Ha penanaman produksi TSS di Silangit diperoleh populasi 100000
tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 60000
tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar
181000 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan
optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara
dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1
umbel terdapat 426 biji. Dalam 0,6 Ha akan didapatkan 291.465.153 biji.
Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas
dalam 2,3 Ha adalah 77.106.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr,
sehingga prediksi produksi TSS seluas 0,6 Ha di Silangit adalah 77 kg.
Realisasi produksi benih TSS di Silangit atau setara dengan 2,2 %dari potensi
porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 77. Penyebab gagalnya produksi biji
di Silangit adalah :
a. Benih banyak yang sudah rusak karena penanaman ditunda selam 2
minggu akaibat pemindahan lokasi dari KP Gurgur ke Silangit. Benih
tersebut sudah divernalisasi seharusnya langsung ditanam karena benih
pada dasarnya sudah tumbuh. Karena menunggu persiapan lahan
sehingga benih banyak yang rusak sebelum ditanam.
b. Pengolahan lahan yang kurang bagus karena terburu-buru harus siap
untuk ditanami. Seharusnya lahan setelah diolah tidak langsung ditanami
supaya seresah dan pupuk kandang mengalami proses terdekomposisi
sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman.
c. Cuaca ekstrim yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman.
Dari bulan Agustus sampai bulan Desember banyak terjadi hujan.
Kondisi tanaman di Silangit pada awal pertumbuhan sama seperti dilokasi lain
yaitu pertumbuhannya sangat bagus. Namun pada perkembangannya di Silangit
sering turun hujan dan sering berkabut. Hal ini berbeda dengan di KP Gurgur
yang merupakan dataran tinggi kering dan tidak berkabut. Lokasi Silangit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura96
ternyata merupakan dataran tinggi basah dan kadang-kadang berkabut. Akibat
sering hujan dan berkabut maka kelembaban menjadi tinggi. Sejak awal
penanaman sering terjadi hujan, bulan Juli terjadi 14 hari hujan, bulan Agustus
terjadi 14 hari hujan, bulan September terjadi 24 hari hujan, bulan Oktober
terjadi 17 hari hujan, bulan November terjadi 26 hari hujan dan bulan Desember
terjadi 24 hari hujan. Hujan yang terjadi terus-menerus menyebabkan
kelembaban yang tinggi yang menyebabkan tanaman terserang penyakit. Saat
pembentukan kapsul serangan penyakit semakin tinggi sehingga bunga-bunga
bawang merah mati sebelum menjadi kapsul. Sebagai akibat kondisi lingkungan
yang kurang memungkinkan tersebut maka panen biji di Silangit mengalami
kegagalan.
Produksi TSS di Silangit Tapanuli Utara
Sumut
Produksi TSS di Silangit
Tapanuli Utara Sumut
Tindak Lanjut Dari Kegagalan Produksi TSS
Setelah terjadi kegaggalan produksi TSS di 4 Lokasi kemudian tindak lanjutnya
adalah menanam ulang sesuai dengan kemampuan sember daya yang ada.
Lokasi penanaman dilakukan di Lembang di tempat yang sama ketika produksi
TSS sebelumnya. Luas penanaman adalah 1 Ha. Tanam dilakukan tanggal 27
Oktober 2018. Dari penanaman seluas 1 Ha hanya setengahnya yang mampu
berbunga. Pada saat pembentukan kapsul terjadi lagi serangan penyakit.
Dari luasan 1 Ha dibagi dalam 2 blok. Masing-masing blok seluas 1 Ha. Hanya
Blok 1 yang mampu berbunga dengan luas lahan 0,5 Ha. Untuk blok 2
pertumbuhan kurang bagus dan hanya akan dipanen benih umbinya. Blok 1
mempunyai populasi tanaman hidup 35322. Setelah dihitung Jumlah karangan
bunga (umbel) dalam satu hektar 104580 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel
152 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul
bisa mencapai 50% atau setara dengan 76 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul
berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 456 biji. Dalam 0,5 Ha
tersebut akan didapatkan 47.688.480 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas
mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 0,5 Ha adalah 23.844.240 biji.
Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1
Ha di Lembang dalam kondisi pertumbuhan optimal adalah 48 kg.
Kondisi tanaman terserang penyakit pada saat pembentukan kapsul walaupun
serangannya tidak seberat musim tanam sebelumnya. Umbel sudah mulai
dipanen sedang dijemur untuk diproses lebih lanjut. Perkiraan jumlah biji yang
dihasilkan adalah 15 kg atau setara dengan 31,25 % dari potensi hasil yang
mungkin dapat dicapai.
Tanam Ulang Produksi TSS di
Lembang
Tanam Ulang Produksi TSS (mulai
terserang penyakit)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
97
ternyata merupakan dataran tinggi basah dan kadang-kadang berkabut. Akibat
sering hujan dan berkabut maka kelembaban menjadi tinggi. Sejak awal
penanaman sering terjadi hujan, bulan Juli terjadi 14 hari hujan, bulan Agustus
terjadi 14 hari hujan, bulan September terjadi 24 hari hujan, bulan Oktober
terjadi 17 hari hujan, bulan November terjadi 26 hari hujan dan bulan Desember
terjadi 24 hari hujan. Hujan yang terjadi terus-menerus menyebabkan
kelembaban yang tinggi yang menyebabkan tanaman terserang penyakit. Saat
pembentukan kapsul serangan penyakit semakin tinggi sehingga bunga-bunga
bawang merah mati sebelum menjadi kapsul. Sebagai akibat kondisi lingkungan
yang kurang memungkinkan tersebut maka panen biji di Silangit mengalami
kegagalan.
Produksi TSS di Silangit Tapanuli Utara
Sumut
Produksi TSS di Silangit
Tapanuli Utara Sumut
Tindak Lanjut Dari Kegagalan Produksi TSS
Setelah terjadi kegaggalan produksi TSS di 4 Lokasi kemudian tindak lanjutnya
adalah menanam ulang sesuai dengan kemampuan sember daya yang ada.
Lokasi penanaman dilakukan di Lembang di tempat yang sama ketika produksi
TSS sebelumnya. Luas penanaman adalah 1 Ha. Tanam dilakukan tanggal 27
Oktober 2018. Dari penanaman seluas 1 Ha hanya setengahnya yang mampu
berbunga. Pada saat pembentukan kapsul terjadi lagi serangan penyakit.
Dari luasan 1 Ha dibagi dalam 2 blok. Masing-masing blok seluas 1 Ha. Hanya
Blok 1 yang mampu berbunga dengan luas lahan 0,5 Ha. Untuk blok 2
pertumbuhan kurang bagus dan hanya akan dipanen benih umbinya. Blok 1
mempunyai populasi tanaman hidup 35322. Setelah dihitung Jumlah karangan
bunga (umbel) dalam satu hektar 104580 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel
152 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul
bisa mencapai 50% atau setara dengan 76 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul
berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 456 biji. Dalam 0,5 Ha
tersebut akan didapatkan 47.688.480 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas
mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 0,5 Ha adalah 23.844.240 biji.
Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1
Ha di Lembang dalam kondisi pertumbuhan optimal adalah 48 kg.
Kondisi tanaman terserang penyakit pada saat pembentukan kapsul walaupun
serangannya tidak seberat musim tanam sebelumnya. Umbel sudah mulai
dipanen sedang dijemur untuk diproses lebih lanjut. Perkiraan jumlah biji yang
dihasilkan adalah 15 kg atau setara dengan 31,25 % dari potensi hasil yang
mungkin dapat dicapai.
Tanam Ulang Produksi TSS di
Lembang
Tanam Ulang Produksi TSS (mulai
terserang penyakit)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura98
II. PRODUKSI BENIH UMBI
Target : 15000 kg
Realisasi : 8200 kg (54 %)
Produksi umbi diperoleh dengan menanam khusu produksi benih umbi dan umbi
yang diperoleh pada waktu produksi TSS. Pada saat produksi TSS diharapkan
selain produksi biji juga dihasilkan produksi umbi (hasil samping).
Target tahun 2017 adalah 15000 kg benih umbi dan realisasinya baru 8200 kg
sehinga tidak tercapai target. Realisasi baru mencapai 54 %.
Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh :
- Ada yang belum panen pada produksi benih umbi.
- Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit pada produksi TSS
mengakibatkan benih umbinya (hasil samping) rusak dan tidak bisa
dijadikan benih.
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI MARGAHAYU (II) LEMBANG
Januari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 19 87 24 15 0 2 19,8 86 24 15 0 3 19 87 24 15 0 4 19 88 24 15 0 5 18 85 24 15 0 6 18 86 24 15 6,5 7 19 85 24 15 0 8 19 82 24 15 0 9 20 87 24 15 0 10 20 88 24 15 0
Jmh 171 861 240 150 6,5 11 19 80 24 15 0 12 19 80 24 15 0 13 19 83 24 15 0 14 20 85 24 15 0 15 20,6 87 24 15 0 16 20 86 24 15 0 17 19,6 87 24 15 0 18 20 87 24 15 0 19 19,5 89 24 16 0 20 20 90 24 15 0
Jmh 196,7 854 240 151 0 21 19,6 78 24 15 0 22 19 86 24 15 26,5 23 19,6 85 24 15 16,5 24 19 87 24 15 0 25 19 89 24 16 0 26 19 88 24 16 0 27 20 84 24 15 0 28 19,8 85 24 15 0 29 20 89 25 15 6,5 30 19,6 90 24 15 0 31 19,8 90 24 15 0
Jmh 214,4 951 265 167 49,5 Jmh/B 582,1 2666 745 468 56
Rata2/B 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
99
II. PRODUKSI BENIH UMBI
Target : 15000 kg
Realisasi : 8200 kg (54 %)
Produksi umbi diperoleh dengan menanam khusu produksi benih umbi dan umbi
yang diperoleh pada waktu produksi TSS. Pada saat produksi TSS diharapkan
selain produksi biji juga dihasilkan produksi umbi (hasil samping).
Target tahun 2017 adalah 15000 kg benih umbi dan realisasinya baru 8200 kg
sehinga tidak tercapai target. Realisasi baru mencapai 54 %.
Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh :
- Ada yang belum panen pada produksi benih umbi.
- Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit pada produksi TSS
mengakibatkan benih umbinya (hasil samping) rusak dan tidak bisa
dijadikan benih.
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
Kondisi umbi hasil samping
produksi TSS
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI MARGAHAYU (II) LEMBANG
Januari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 19 87 24 15 0 2 19,8 86 24 15 0 3 19 87 24 15 0 4 19 88 24 15 0 5 18 85 24 15 0 6 18 86 24 15 6,5 7 19 85 24 15 0 8 19 82 24 15 0 9 20 87 24 15 0 10 20 88 24 15 0
Jmh 171 861 240 150 6,5 11 19 80 24 15 0 12 19 80 24 15 0 13 19 83 24 15 0 14 20 85 24 15 0 15 20,6 87 24 15 0 16 20 86 24 15 0 17 19,6 87 24 15 0 18 20 87 24 15 0 19 19,5 89 24 16 0 20 20 90 24 15 0
Jmh 196,7 854 240 151 0 21 19,6 78 24 15 0 22 19 86 24 15 26,5 23 19,6 85 24 15 16,5 24 19 87 24 15 0 25 19 89 24 16 0 26 19 88 24 16 0 27 20 84 24 15 0 28 19,8 85 24 15 0 29 20 89 25 15 6,5 30 19,6 90 24 15 0 31 19,8 90 24 15 0
Jmh 214,4 951 265 167 49,5 Jmh/B 582,1 2666 745 468 56
Rata2/B 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura100
Februari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 18 84 23 16 0 2 18 86 23 16 0 3 19 85 24 16 0 4 18 78 23 15 0 5 19 79 24 15 0 6 18 76 23 15 0 7 19 75 24 15 19,5 8 19 88 24 16 0 9 19 87 24 15 13,5 10 19 85 24 16 0
Jmh 206,9 823 236 155 33 11 20 86 24 15 11,5 12 20 85 24 15 9,5 13 19 85 24 16 7,5 14 19 85 24 16 0 15 19 85 25 15 0 16 19 86 24 15 28,5 17 18 89 23 15 0 18 18 87 23 15 0 19 19 88 24 15 0 20 18 87 23 16 0
Jmh 207,7 863 238 153 57 21 19 87 24 16 22,5 22 18 86 24 15 0 23 18 85 24 15 28,5 24 19 87 24 16 18,5 25 19 85 24 15 9,5 26 19 86 24 16 13,5 27 20 87 24 15 0 28 20 88 24 15 39,5
Jmh 152 691 192 123 132 Jmh/B 566,6 2377 666 431 222
Rata2/B 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93
Maret 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 24,5 2 20 88 23 17 20,5 3 20 90 24 16 9,5 4 20 87 24 15 0 5 21 89 24 15 10,5 6 21 88 24 15 39,5 7 20 89 24 15 34,5 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 7,5 10 21,8 90 25 14 21,5
Jmh 206,9 890 242 150 168 11 20 92 24 15 6,5 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 7,5 18 20 90 25 15 21,5 19 22 90 25 14 39,5 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 75 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 79,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 8,5 29 22 92 26 14 11,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 137,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 380,5
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 12,27
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
101
Februari 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 18 84 23 16 0 2 18 86 23 16 0 3 19 85 24 16 0 4 18 78 23 15 0 5 19 79 24 15 0 6 18 76 23 15 0 7 19 75 24 15 19,5 8 19 88 24 16 0 9 19 87 24 15 13,5 10 19 85 24 16 0
Jmh 206,9 823 236 155 33 11 20 86 24 15 11,5 12 20 85 24 15 9,5 13 19 85 24 16 7,5 14 19 85 24 16 0 15 19 85 25 15 0 16 19 86 24 15 28,5 17 18 89 23 15 0 18 18 87 23 15 0 19 19 88 24 15 0 20 18 87 23 16 0
Jmh 207,7 863 238 153 57 21 19 87 24 16 22,5 22 18 86 24 15 0 23 18 85 24 15 28,5 24 19 87 24 16 18,5 25 19 85 24 15 9,5 26 19 86 24 16 13,5 27 20 87 24 15 0 28 20 88 24 15 39,5
Jmh 152 691 192 123 132 Jmh/B 566,6 2377 666 431 222
Rata2/B 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93
Maret 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 24,5 2 20 88 23 17 20,5 3 20 90 24 16 9,5 4 20 87 24 15 0 5 21 89 24 15 10,5 6 21 88 24 15 39,5 7 20 89 24 15 34,5 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 7,5 10 21,8 90 25 14 21,5
Jmh 206,9 890 242 150 168 11 20 92 24 15 6,5 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 7,5 18 20 90 25 15 21,5 19 22 90 25 14 39,5 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 75 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 79,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 8,5 29 22 92 26 14 11,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 137,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 380,5
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 12,27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura102
April 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 0 2 20 88 23 17 8,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 11,5 5 21 89 24 15 18,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 0
Jmh 206,9 890 242 150 38,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 19,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 6,5 29 22 92 26 14 8,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 72,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 111
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58
Mei 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 18,5 2 20 88 23 17 13,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 6,5 5 21 89 24 15 9,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 58,5
Jmh 206,9 890 242 150 106,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 0 23 21,8 89 26 14 0 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 0 29 22 92 26 14 14,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 0
Jmh 236 980 278 154 14,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 121
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
103
April 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 0 2 20 88 23 17 8,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 11,5 5 21 89 24 15 18,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 0
Jmh 206,9 890 242 150 38,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 19,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 6,5 29 22 92 26 14 8,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5
Jmh 236 980 278 154 72,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 111
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58
Mei 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 18,5 2 20 88 23 17 13,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 6,5 5 21 89 24 15 9,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 58,5
Jmh 206,9 890 242 150 106,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0
Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 0 23 21,8 89 26 14 0 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 0 29 22 92 26 14 14,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 0
Jmh 236 980 278 154 14,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 121
Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura104
Juni 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 88 24 14 0 2 19 87 24 14 65,5 3 19,8 89 24 14 0 4 19,6 86 24 14 0 5 18,8 85 24 14 0 6 19 87 24 24 15,5 7 20 84 24 15 0 8 20,4 84 24 15 0 9 20,6 87 24 15 0 10 19,8 88 24 14 0
Jmh 206,9 865 240 153 81 11 18,6 80 24 14 0 12 19,6 86 24,6 14 0 13 19 84 24 14 0 14 19,4 87 24 14 0 15 20,2 89 24 15 0 16 19,8 88 24 14 0 17 19,6 87 24 14 0 18 19 85 24 14 0 19 20 88 24 15 0 20 19,6 89 24 14 0
Jmh 207,7 863 240,6 142 0 21 19 84 24 14 0 22 20 89 24 15 0 23 19,8 88 24 14 0 24 19 87 24 14 0 25 20 89 24 15 0 26 20,4 89 24 15 0 27 20,6 89 24 14 0 28 19 86 24 14 0 29 19 86 24 14 0 30 19 85 24 15 0 31 0 0 0 0 0
Jmh 175,2 872 240 144 0 Jmh/B 589,8 2600 720,6 439 81
Rata2/B 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61
Juli 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,6 80 26 16 0 2 19,2 87 25 15 0 3 19,6 88 26 16 0 4 19 88 25 15 0 5 20 89 26 16 0 6 20,4 89 25 15 0 7 18,2 85 25 15 0 8 19,6 85 25 15 0 9 18,6 86 25 15 0 10 18,8 86 26 16 0
Jmh 192 863 254 154 0 11 19 86 25 15 0 12 19,8 86 25 15 0 13 19,6 87 25 15 0 14 19 88 25 15 0 15 20 89 26 16 0 16 20,2 89 25 15 0 17 20,4 89 25 15 0 18 19,6 86 25 15 0 19 20 86 25 15 0 20 19,6 88 24 14 0
Jmh 197,2 874 250 150 0 21 19 89 26 16 0 22 18,8 87 26 16 0 23 19 84 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19 85 25 15 0 26 20 88 26 16 0 27 20,2 87 25 15 0 28 20,6 86 26 16 0 29 19,4 85 25 15 29,5 30 19,6 84 25 15 0 31 19,8 82 25 15 0
Jmh 215 944 280 170 29,5 Jmh/B 604,2 2681 784 474 29,5
Rata2/B 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
105
Juni 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 88 24 14 0 2 19 87 24 14 65,5 3 19,8 89 24 14 0 4 19,6 86 24 14 0 5 18,8 85 24 14 0 6 19 87 24 24 15,5 7 20 84 24 15 0 8 20,4 84 24 15 0 9 20,6 87 24 15 0 10 19,8 88 24 14 0
Jmh 206,9 865 240 153 81 11 18,6 80 24 14 0 12 19,6 86 24,6 14 0 13 19 84 24 14 0 14 19,4 87 24 14 0 15 20,2 89 24 15 0 16 19,8 88 24 14 0 17 19,6 87 24 14 0 18 19 85 24 14 0 19 20 88 24 15 0 20 19,6 89 24 14 0
Jmh 207,7 863 240,6 142 0 21 19 84 24 14 0 22 20 89 24 15 0 23 19,8 88 24 14 0 24 19 87 24 14 0 25 20 89 24 15 0 26 20,4 89 24 15 0 27 20,6 89 24 14 0 28 19 86 24 14 0 29 19 86 24 14 0 30 19 85 24 15 0 31 0 0 0 0 0
Jmh 175,2 872 240 144 0 Jmh/B 589,8 2600 720,6 439 81
Rata2/B 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61
Juli 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,6 80 26 16 0 2 19,2 87 25 15 0 3 19,6 88 26 16 0 4 19 88 25 15 0 5 20 89 26 16 0 6 20,4 89 25 15 0 7 18,2 85 25 15 0 8 19,6 85 25 15 0 9 18,6 86 25 15 0 10 18,8 86 26 16 0
Jmh 192 863 254 154 0 11 19 86 25 15 0 12 19,8 86 25 15 0 13 19,6 87 25 15 0 14 19 88 25 15 0 15 20 89 26 16 0 16 20,2 89 25 15 0 17 20,4 89 25 15 0 18 19,6 86 25 15 0 19 20 86 25 15 0 20 19,6 88 24 14 0
Jmh 197,2 874 250 150 0 21 19 89 26 16 0 22 18,8 87 26 16 0 23 19 84 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19 85 25 15 0 26 20 88 26 16 0 27 20,2 87 25 15 0 28 20,6 86 26 16 0 29 19,4 85 25 15 29,5 30 19,6 84 25 15 0 31 19,8 82 25 15 0
Jmh 215 944 280 170 29,5 Jmh/B 604,2 2681 784 474 29,5
Rata2/B 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura106
Agustus 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20,4 90 24 15 0 2 20 88 23 17 0 3 19 90 24 16 0 4 19,6 87 24 15 0 5 19,4 89 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19,6 89 24 15 0 8 20,4 89 25 14 0 9 20 90 25 14 0 10 20 90 25 14 0
Jmh 197,4 890 242 150 0 11 19 88 26 16 0 12 19,8 88 25 15 0 13 20 89 25 15 0 14 20,4 89 26 16 0 15 19,8 88 26 16 0 16 20,4 89 25 15 0 17 20,6 89 25 15 0 18 20,8 89 25 15 0 19 19,8 86 25 15 0 20 20,4 89 25 15 0
Jmh 201 884 253 153 0 21 19,6 88 26 16 0 22 20,4 89 25 16 0 23 19 86 25 15 0 24 19,8 86 25 15 0 25 19 82 25 15 0 26 19,8 87 25 16 0 27 20 89 25 15 0 28 20 85 25 15 0 29 19,4 87 25 16 0 30 20 89 25 15 0 31 20,6 89 25 15 0
Jmh 217,6 957 276 169 0 Jmh/B 616 2731 771 472 0
Rata2/B 19,87 88,10 24,87 15,23 0
September 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 86 26 15 0 2 19,4 88 25 17 0 3 20 89 25 16 0 4 18,9 87 25 15 0 5 19 88 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19 88 24 15 0 8 19 88 25 14 0 9 20,4 89 25 14 0 10 20,6 89 25 14 0
Jmh 194,9 880 248 150 0 11 19 84 24 15 0 12 19,8 86 25 14 0 13 19,6 85 24 15 0 14 19 87 25 14 0 15 20 89 25 15 0 16 20 89 25 14 0 17 19,8 88 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 20,4 90 25 14 0 20 20,4 89 25 14 0
Jmh 198 877 247 144 0 21 19,8 86 26 14 0 22 19,6 86 25 14 0 23 20 89 26 14 0 24 20,4 89 25 14 0 25 19,8 88 25 14 0 26 20,4 89 24 14 0 27 19,6 87 25 14 46,5 28 19 88 25 14 9,5 29 20 89 26 14 6,5 30 19,4 88 25 14 0 31 19,8 88 26 14 0
Jmh 217,8 967 278 154 62,5 Jmh/B 610,7 2724 773 448 62,5
Rata2/B 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
107
Agustus 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 20,4 90 24 15 0 2 20 88 23 17 0 3 19 90 24 16 0 4 19,6 87 24 15 0 5 19,4 89 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19,6 89 24 15 0 8 20,4 89 25 14 0 9 20 90 25 14 0 10 20 90 25 14 0
Jmh 197,4 890 242 150 0 11 19 88 26 16 0 12 19,8 88 25 15 0 13 20 89 25 15 0 14 20,4 89 26 16 0 15 19,8 88 26 16 0 16 20,4 89 25 15 0 17 20,6 89 25 15 0 18 20,8 89 25 15 0 19 19,8 86 25 15 0 20 20,4 89 25 15 0
Jmh 201 884 253 153 0 21 19,6 88 26 16 0 22 20,4 89 25 16 0 23 19 86 25 15 0 24 19,8 86 25 15 0 25 19 82 25 15 0 26 19,8 87 25 16 0 27 20 89 25 15 0 28 20 85 25 15 0 29 19,4 87 25 16 0 30 20 89 25 15 0 31 20,6 89 25 15 0
Jmh 217,6 957 276 169 0 Jmh/B 616 2731 771 472 0
Rata2/B 19,87 88,10 24,87 15,23 0
September 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 86 26 15 0 2 19,4 88 25 17 0 3 20 89 25 16 0 4 18,9 87 25 15 0 5 19 88 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19 88 24 15 0 8 19 88 25 14 0 9 20,4 89 25 14 0 10 20,6 89 25 14 0
Jmh 194,9 880 248 150 0 11 19 84 24 15 0 12 19,8 86 25 14 0 13 19,6 85 24 15 0 14 19 87 25 14 0 15 20 89 25 15 0 16 20 89 25 14 0 17 19,8 88 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 20,4 90 25 14 0 20 20,4 89 25 14 0
Jmh 198 877 247 144 0 21 19,8 86 26 14 0 22 19,6 86 25 14 0 23 20 89 26 14 0 24 20,4 89 25 14 0 25 19,8 88 25 14 0 26 20,4 89 24 14 0 27 19,6 87 25 14 46,5 28 19 88 25 14 9,5 29 20 89 26 14 6,5 30 19,4 88 25 14 0 31 19,8 88 26 14 0
Jmh 217,8 967 278 154 62,5 Jmh/B 610,7 2724 773 448 62,5
Rata2/B 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura108
Oktober 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,9 88 25 15 0 2 20,4 88 25 16 0 3 19 88 25 15 8,5 4 19 88 25 15 63,5 5 19,6 88 26 16 0 6 19,4 88 25 15 0 7 19,8 88 25 15 0 8 20,2 90 24,2 14 48,5 9 19,8 88 25 25 9,5 10 20,4 90 25 25 17,5
Jmh 197,5 884 250,2 171 147,5 11 19,6 87 25 15 6,5 12 19 88 25 15 79,5 13 19 87 26 16 0 14 19,8 89 25 15 0 15 20 90 26 16 0 16 19,4 87 25 15 0 17 20 89 26 16 19,5 18 20,6 90 25 14 8,5 19 20,2 90 26 16 12,5 20 19,8 89 25 14 22,5
Jmh 197,4 886 254 152 149 21 19,8 90 25 15 0 22 19 84 25 14 0 23 19,4 88 25 14 0 24 19,2 87 25 15 18,5 25 19,6 88 25 15 30,5 26 19,8 87 24 14 22,5 27 20,2 90 25 14 42,5 28 20 89 25 15 0 29 19,6 89 24 14 0 30 20,4 90 25 15 0 31 19 89 24 14 0
Jmh 216 971 272 159 114 Jmh/B 610,9 2741 776,2 482 410,5
Rata2/B 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24
November 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31
Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
109
Oktober 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,9 88 25 15 0 2 20,4 88 25 16 0 3 19 88 25 15 8,5 4 19 88 25 15 63,5 5 19,6 88 26 16 0 6 19,4 88 25 15 0 7 19,8 88 25 15 0 8 20,2 90 24,2 14 48,5 9 19,8 88 25 25 9,5 10 20,4 90 25 25 17,5
Jmh 197,5 884 250,2 171 147,5 11 19,6 87 25 15 6,5 12 19 88 25 15 79,5 13 19 87 26 16 0 14 19,8 89 25 15 0 15 20 90 26 16 0 16 19,4 87 25 15 0 17 20 89 26 16 19,5 18 20,6 90 25 14 8,5 19 20,2 90 26 16 12,5 20 19,8 89 25 14 22,5
Jmh 197,4 886 254 152 149 21 19,8 90 25 15 0 22 19 84 25 14 0 23 19,4 88 25 14 0 24 19,2 87 25 15 18,5 25 19,6 88 25 15 30,5 26 19,8 87 24 14 22,5 27 20,2 90 25 14 42,5 28 20 89 25 15 0 29 19,6 89 24 14 0 30 20,4 90 25 15 0 31 19 89 24 14 0
Jmh 216 971 272 159 114 Jmh/B 610,9 2741 776,2 482 410,5
Rata2/B 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24
November 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31
Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura110
Desember 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31
Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Kelembaban Maximum Minimum Hujan
Bulan oC % oC oC mm Januari 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81 Februari 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93 Maret 20,99 89,16 24,74 14,45 12,27 April 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58 Mei 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90 Juni 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61 Juli 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Agustus 19,87 88,10 24,87 15,23 0,00 September 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Oktober 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24 November 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45 Desember 20,09 89,00 25,19 15,19 3,31
Bulan Hujan Hari Hujan
mm
Januari 56,00 4 Februari 222,00 12 Maret 380,50 17 April 111,00 8 Mei 121,00 6 Juni 81,00 2 Juli 29,50 1
Agustus 0,00 0 September 62,50 3
Oktober 410,50 15 November 463,50 19 Desember 102,60 5
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
111
Desember 2017
Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5
Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5
Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31
Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5
Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Kelembaban Maximum Minimum Hujan
Bulan oC % oC oC mm Januari 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81 Februari 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93 Maret 20,99 89,16 24,74 14,45 12,27 April 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58 Mei 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90 Juni 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61 Juli 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95
Agustus 19,87 88,10 24,87 15,23 0,00 September 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02
Oktober 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24 November 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45 Desember 20,09 89,00 25,19 15,19 3,31
Bulan Hujan Hari Hujan
mm
Januari 56,00 4 Februari 222,00 12 Maret 380,50 17 April 111,00 8 Mei 121,00 6 Juni 81,00 2 Juli 29,50 1
Agustus 0,00 0 September 62,50 3
Oktober 410,50 15 November 463,50 19 Desember 102,60 5
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura112
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI SILANGIT
Juli 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,8 24,8 15,4 83 2 19,7 25 15,4 81 7 3 19,7 26,2 15,8 77 0,3 4 19,3 24,2 16,3 87 0,4 5 19,5 25 16 83 18,5 6 18,7 24 16 83 7 18,1 21,4 15,6 88 1,4 8 18,4 24,7 14,2 87 2,7 9 17,9 25,4 14,6 81 11,5 10 19,1 24,6 16,4 88 12,3
Jmh 189,2 245,3 155,7 838 54,1 11 18,7 24,2 16 87 1,8 12 18,3 23,2 15,2 90 0,5 13 18,3 22,4 15,8 85 1,5 14 18,6 25,6 15,8 72 1,5 15 18,6 25 15 77 16 19,5 25,4 15 74 17 19,5 25,7 14,8 67 18 19,3 25,4 12,9 72 19 18,9 25,7 13,9 69 20 19,8 25,4 14,8 65 Jmh 189,5 248 149,2 758 5,3 21 19,8 26,9 13,4 64 22 18,6 27 14 77 0 23 18,6 26 13,2 73 24 18,8 25,7 14 75 25 17,6 24,2 14 73 26 18,5 24,6 14,4 73 27 19,7 24,2 14,4 81 28 18,2 24,4 14,4 84 0,2 29 19,3 25.4 14,6 75 30 19 25,8 15,4 82 0,2 31 19 23,8 14,9 79 Jmh 207,1 252,6 156,7 836 0,4
Jmh/B 585,8 745,9 461,6 2432 59,8 Rata2/B 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,3 25,4 15,2 81 2 19,6 24,8 16 78 4,3 3 19,3 24,9 16,5 79 0,8 4 18,2 20,8 16,5 91 1 5 19 24,3 16,7 86 2,5 6 19,8 24,9 14 78 7 20,1 26,8 15,5 70 1 8 18,9 22,9 16,8 84 1,4 9 18,8 24,7 16,9 84 1,8 10 18,4 23,3 16 87 4,7
Jmh 191,4 242,8 160,1 818 17,5 11 18,6 23,6 16,3 93 53,6 12 18,3 22,5 16,3 91 24,7 13 18,4 24,2 16,6 90 25,8 14 18,6 23,3 15,8 89 1 15 17,7 23 16,1 90 1,7 16 20 25,3 15,8 85 17 17,8 24,8 15,4 79 18 19,9 25,1 16,3 72 10,4 19 19,9 24,6 15,4 81 20 20 26 15,6 83 Jmh 189,2 242,4 159,6 853 117,2 21 18,4 24,3 15,8 90 22 20,3 25,8 14,6 69 23 19,1 25,2 14,6 82 24 19,6 26 14,9 75 25 20,5 26,6 15,4 65 26 20,1 25,1 16,4 85 2,6 27 19,9 25,7 17,3 87 1,4 28 19,7 24,7 15,8 83 29 18,8 25,7 15,8 85 13,8 30 19,5 25 15,6 86 1,1 31 18,8 25,2 15,5 86 2,3
Jmh 214,7 279,3 171,7 893 21,2 Jmh/B 595,3 764,5 491,4 2564 155,9
Rata2/B 19,20 24,66 15,85 82,71 5,029032258
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
113
DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI SILANGIT
Juli 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,8 24,8 15,4 83 2 19,7 25 15,4 81 7 3 19,7 26,2 15,8 77 0,3 4 19,3 24,2 16,3 87 0,4 5 19,5 25 16 83 18,5 6 18,7 24 16 83 7 18,1 21,4 15,6 88 1,4 8 18,4 24,7 14,2 87 2,7 9 17,9 25,4 14,6 81 11,5 10 19,1 24,6 16,4 88 12,3
Jmh 189,2 245,3 155,7 838 54,1 11 18,7 24,2 16 87 1,8 12 18,3 23,2 15,2 90 0,5 13 18,3 22,4 15,8 85 1,5 14 18,6 25,6 15,8 72 1,5 15 18,6 25 15 77 16 19,5 25,4 15 74 17 19,5 25,7 14,8 67 18 19,3 25,4 12,9 72 19 18,9 25,7 13,9 69 20 19,8 25,4 14,8 65 Jmh 189,5 248 149,2 758 5,3 21 19,8 26,9 13,4 64 22 18,6 27 14 77 0 23 18,6 26 13,2 73 24 18,8 25,7 14 75 25 17,6 24,2 14 73 26 18,5 24,6 14,4 73 27 19,7 24,2 14,4 81 28 18,2 24,4 14,4 84 0,2 29 19,3 25.4 14,6 75 30 19 25,8 15,4 82 0,2 31 19 23,8 14,9 79 Jmh 207,1 252,6 156,7 836 0,4
Jmh/B 585,8 745,9 461,6 2432 59,8 Rata2/B 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,3 25,4 15,2 81 2 19,6 24,8 16 78 4,3 3 19,3 24,9 16,5 79 0,8 4 18,2 20,8 16,5 91 1 5 19 24,3 16,7 86 2,5 6 19,8 24,9 14 78 7 20,1 26,8 15,5 70 1 8 18,9 22,9 16,8 84 1,4 9 18,8 24,7 16,9 84 1,8 10 18,4 23,3 16 87 4,7
Jmh 191,4 242,8 160,1 818 17,5 11 18,6 23,6 16,3 93 53,6 12 18,3 22,5 16,3 91 24,7 13 18,4 24,2 16,6 90 25,8 14 18,6 23,3 15,8 89 1 15 17,7 23 16,1 90 1,7 16 20 25,3 15,8 85 17 17,8 24,8 15,4 79 18 19,9 25,1 16,3 72 10,4 19 19,9 24,6 15,4 81 20 20 26 15,6 83 Jmh 189,2 242,4 159,6 853 117,2 21 18,4 24,3 15,8 90 22 20,3 25,8 14,6 69 23 19,1 25,2 14,6 82 24 19,6 26 14,9 75 25 20,5 26,6 15,4 65 26 20,1 25,1 16,4 85 2,6 27 19,9 25,7 17,3 87 1,4 28 19,7 24,7 15,8 83 29 18,8 25,7 15,8 85 13,8 30 19,5 25 15,6 86 1,1 31 18,8 25,2 15,5 86 2,3
Jmh 214,7 279,3 171,7 893 21,2 Jmh/B 595,3 764,5 491,4 2564 155,9
Rata2/B 19,20 24,66 15,85 82,71 5,029032258
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura114
September 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,4 24 16,4 88 1 2 19,5 25,4 16,4 90 3 18,5 21,2 16,4 95 3 4 18,6 23,2 17 93 5 19,2 25 17 91 6,5 6 18,5 23 15,8 95 18 7 18 24,8 15,6 94 3,5 8 19,1 25 16,2 89 22 9 18,3 24,2 16,6 96 35,2 10 18,3 21,8 16,2 93 1
Jmh 187,4 237,6 163,6 924 0 11 18,9 24,2 15,8 85 0,4 12 19,2 26 16,2 83 1,5 13 19,4 25,2 16,6 87 9,5 14 18,7 25,4 16,4 95 22,3 15 18,6 23,8 15,5 85 18,4 16 19,5 26 15,4 73 0,3 17 19,8 25,6 16,2 79 0,8 18 20 25,4 17,4 87 17,4 19 18,7 22,8 16,8 90 0,2 20 17,7 21,7 15,4 93 4
Jmh 190,5 246,1 161,7 857 74,8 21 18,5 24 15,1 78 22 18,8 24,7 15,6 80 23 18,1 22,3 14 80 24 18,5 25 15,6 79 0,8 25 19,3 25 14 84 0,2 26 19,5 25,6 16,1 83 5 27 19,9 25,2 16,4 80 28 19,8 25,6 15,7 77 16,5 29 17,9 23,6 15 91 14,5 30 18,3 24,3 15,4 88 52,6 31
Jmh 188,6 245,3 152,9 820 89,6 Jmh/B 566,5 729 478,2 2601 164,4
Rata2/B 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,3 24,4 15,6 89 1,3 2 18,3 21.7 15,2 92 3 18,8 25,9 15,8 81 4 18,4 23,6 14,6 89 3,5 5 19,6 25,8 14,8 85 0,2 6 18,5 23,3 15,4 92 2,1 7 18,8 22,5 16,7 91 8 19,3 23,8 16,6 89 2,6 9 18,4 24,2 16,2 85 42,7 10 18,2 21,8 16,6 91 1
Jmh 186,6 215,3 157,5 884 53,4 11 20,1 25 16,2 77 12 19 23,6 16,6 82 13 18,5 21,1 16,8 88 14 20,4 26,3 15,9 71 0,5 15 20 26 15,9 72 16 19,5 24,3 13,5 57 17 19,1 25,8 13,6 67 18 19 26,1 14,2 67 19 18,8 26,3 13,8 72 20 19,3 26,4 14,2 73 0,5
Jmh 193,7 250,9 150,7 726 1 21 19,7 26,9 14,2 71 22 20,1 27,3 14 63 23 19,2 26,8 15,2 61 8,9 24 18,3 24,7 13,7 88 1,7 25 18,7 26,4 13,8 80 16,7 26 19 24,5 15,3 87 1,2 27 18,8 26,4 15,1 77 28 19,1 24,9 15,8 82 17,5 29 18,7 25 15,7 91 29,3 30 18,9 23,6 16,2 87 3,3 31 18,4 23,4 16,2 89 24
Jmh 208,9 279,9 165,2 876 102,6 Jmh/B 589,2 746,1 473,4 2486 157
Rata2/B 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
115
September 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,4 24 16,4 88 1 2 19,5 25,4 16,4 90 3 18,5 21,2 16,4 95 3 4 18,6 23,2 17 93 5 19,2 25 17 91 6,5 6 18,5 23 15,8 95 18 7 18 24,8 15,6 94 3,5 8 19,1 25 16,2 89 22 9 18,3 24,2 16,6 96 35,2 10 18,3 21,8 16,2 93 1
Jmh 187,4 237,6 163,6 924 0 11 18,9 24,2 15,8 85 0,4 12 19,2 26 16,2 83 1,5 13 19,4 25,2 16,6 87 9,5 14 18,7 25,4 16,4 95 22,3 15 18,6 23,8 15,5 85 18,4 16 19,5 26 15,4 73 0,3 17 19,8 25,6 16,2 79 0,8 18 20 25,4 17,4 87 17,4 19 18,7 22,8 16,8 90 0,2 20 17,7 21,7 15,4 93 4
Jmh 190,5 246,1 161,7 857 74,8 21 18,5 24 15,1 78 22 18,8 24,7 15,6 80 23 18,1 22,3 14 80 24 18,5 25 15,6 79 0,8 25 19,3 25 14 84 0,2 26 19,5 25,6 16,1 83 5 27 19,9 25,2 16,4 80 28 19,8 25,6 15,7 77 16,5 29 17,9 23,6 15 91 14,5 30 18,3 24,3 15,4 88 52,6 31
Jmh 188,6 245,3 152,9 820 89,6 Jmh/B 566,5 729 478,2 2601 164,4
Rata2/B 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 18,3 24,4 15,6 89 1,3 2 18,3 21.7 15,2 92 3 18,8 25,9 15,8 81 4 18,4 23,6 14,6 89 3,5 5 19,6 25,8 14,8 85 0,2 6 18,5 23,3 15,4 92 2,1 7 18,8 22,5 16,7 91 8 19,3 23,8 16,6 89 2,6 9 18,4 24,2 16,2 85 42,7 10 18,2 21,8 16,6 91 1
Jmh 186,6 215,3 157,5 884 53,4 11 20,1 25 16,2 77 12 19 23,6 16,6 82 13 18,5 21,1 16,8 88 14 20,4 26,3 15,9 71 0,5 15 20 26 15,9 72 16 19,5 24,3 13,5 57 17 19,1 25,8 13,6 67 18 19 26,1 14,2 67 19 18,8 26,3 13,8 72 20 19,3 26,4 14,2 73 0,5
Jmh 193,7 250,9 150,7 726 1 21 19,7 26,9 14,2 71 22 20,1 27,3 14 63 23 19,2 26,8 15,2 61 8,9 24 18,3 24,7 13,7 88 1,7 25 18,7 26,4 13,8 80 16,7 26 19 24,5 15,3 87 1,2 27 18,8 26,4 15,1 77 28 19,1 24,9 15,8 82 17,5 29 18,7 25 15,7 91 29,3 30 18,9 23,6 16,2 87 3,3 31 18,4 23,4 16,2 89 24
Jmh 208,9 279,9 165,2 876 102,6 Jmh/B 589,2 746,1 473,4 2486 157
Rata2/B 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura116
Nopember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,5 24,6 16,2 89 7,5 2 18,3 23,4 17,2 95 7,3 3 18,5 23,4 17 95 4 4 17,3 19,6 16,4 95 2,7 5 18,1 21,8 15,8 93 9,5 6 18,9 23,6 16,6 92 7,7 7 19,3 24,8 16,8 87 8 8 17,7 24,6 16,4 93 3 9 19,1 22,6 16 83 2,5 10 18,1 23,2 16 90 4,2
Jmh 184,8 231,6 164,4 912 56,4 11 18,7 22,8 16,6 86 1 12 18,5 23,4 16,6 89 13 19,7 25 16,6 82 8,7 14 18,5 22,4 16,8 86 0,4 15 19,3 24,6 16,8 82 15,5 16 19,7 25,1 17 92 1 17 19,5 23,8 16,6 88 18 19,4 24,3 16,7 90 16,7 19 18,3 23 16,2 93 43,5 20 18,6 23 15,9 91 0,2
Jmh 190,2 237,4 165,8 879 87 21 18,7 24,2 16,2 90 8,6 22 19,5 24,8 16,2 89 23 17,3 23,4 16,4 95 26 24 17,8 23,7 16 96 44,6 25 18,3 23,8 16,8 93 18,5 26 18 23,6 16,3 92 46,4 27 17,6 22 16,6 97 23,4 28 18,1 21,4 16,6 95 3,5 29 18,5 21 16,4 86 30 19,9 24,8 17 77 2,8 31
Jmh 183,7 232,7 164,5 910 173,8 Jmh/B 558,7 701,7 494,7 2701 317,2
Rata2/B 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 15,4 21 17 92 4 2 18,9 22,3 17,4 94 3,4 3 19,3 23,2 17,5 92 5,4 4 19 23 16,9 92 12,7 5 18,2 22,1 16,8 91 4 6 19,1 22,2 15,4 86 2,5 7 19,5 24,3 15,3 76 8 18,6 24,6 16,2 86 32,7 9 19,1 24,2 16,5 87 34,1 10 18,1 23,6 16,6 92 13,5
Jmh 185,2 230,5 165,6 888 112,3 11 19 22,4 16,3 87 2,6 12 18,1 21,6 15,6 94 2,4 13 19 22,6 15,6 93 5,6 14 18,7 22,8 15,6 9 18,4 15 18,7 24,4 14,9 82 16 18,8 23,6 15,4 87 17 18,2 23,4 14,4 86 18 18,1 24,3 14,5 85 12,2 19 18,8 24.2 16,2 92 16,8 20 18 22,4 16,4 97 15,2
Jmh 185,4 207,5 154,9 812 73,2 21 18,2 21 16,4 96 2,2 22 18,9 24 16,6 84 23 19,2 23,8 16,6 87 2,8 24 19,1 24,2 17 91 16 25 17,8 22,4 16,4 99 28,2 26 17,2 21 16 97 10,7 27 18 22,2 16,2 94 1,3 28 18,5 22,3 15,4 95 9,8 29 18,6 23,8 15,8 91 30 19,1 23,8 16,7 91 7,2 31 18,7 23,8 17 90 1,6
Jmh 203,3 252,3 180,1 1015 79,8 Jmh/B 573,9 690,3 500,6 2715 265,3
Rata2/B 18,5129 22,26774 16,148387 87,580645 8,558064516
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
117
Nopember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 19,5 24,6 16,2 89 7,5 2 18,3 23,4 17,2 95 7,3 3 18,5 23,4 17 95 4 4 17,3 19,6 16,4 95 2,7 5 18,1 21,8 15,8 93 9,5 6 18,9 23,6 16,6 92 7,7 7 19,3 24,8 16,8 87 8 8 17,7 24,6 16,4 93 3 9 19,1 22,6 16 83 2,5 10 18,1 23,2 16 90 4,2
Jmh 184,8 231,6 164,4 912 56,4 11 18,7 22,8 16,6 86 1 12 18,5 23,4 16,6 89 13 19,7 25 16,6 82 8,7 14 18,5 22,4 16,8 86 0,4 15 19,3 24,6 16,8 82 15,5 16 19,7 25,1 17 92 1 17 19,5 23,8 16,6 88 18 19,4 24,3 16,7 90 16,7 19 18,3 23 16,2 93 43,5 20 18,6 23 15,9 91 0,2
Jmh 190,2 237,4 165,8 879 87 21 18,7 24,2 16,2 90 8,6 22 19,5 24,8 16,2 89 23 17,3 23,4 16,4 95 26 24 17,8 23,7 16 96 44,6 25 18,3 23,8 16,8 93 18,5 26 18 23,6 16,3 92 46,4 27 17,6 22 16,6 97 23,4 28 18,1 21,4 16,6 95 3,5 29 18,5 21 16,4 86 30 19,9 24,8 17 77 2,8 31
Jmh 183,7 232,7 164,5 910 173,8 Jmh/B 558,7 701,7 494,7 2701 317,2
Rata2/B 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 2017
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Tgl oC % oC oC mm 1 15,4 21 17 92 4 2 18,9 22,3 17,4 94 3,4 3 19,3 23,2 17,5 92 5,4 4 19 23 16,9 92 12,7 5 18,2 22,1 16,8 91 4 6 19,1 22,2 15,4 86 2,5 7 19,5 24,3 15,3 76 8 18,6 24,6 16,2 86 32,7 9 19,1 24,2 16,5 87 34,1 10 18,1 23,6 16,6 92 13,5
Jmh 185,2 230,5 165,6 888 112,3 11 19 22,4 16,3 87 2,6 12 18,1 21,6 15,6 94 2,4 13 19 22,6 15,6 93 5,6 14 18,7 22,8 15,6 9 18,4 15 18,7 24,4 14,9 82 16 18,8 23,6 15,4 87 17 18,2 23,4 14,4 86 18 18,1 24,3 14,5 85 12,2 19 18,8 24.2 16,2 92 16,8 20 18 22,4 16,4 97 15,2
Jmh 185,4 207,5 154,9 812 73,2 21 18,2 21 16,4 96 2,2 22 18,9 24 16,6 84 23 19,2 23,8 16,6 87 2,8 24 19,1 24,2 17 91 16 25 17,8 22,4 16,4 99 28,2 26 17,2 21 16 97 10,7 27 18 22,2 16,2 94 1,3 28 18,5 22,3 15,4 95 9,8 29 18,6 23,8 15,8 91 30 19,1 23,8 16,7 91 7,2 31 18,7 23,8 17 90 1,6
Jmh 203,3 252,3 180,1 1015 79,8 Jmh/B 573,9 690,3 500,6 2715 265,3
Rata2/B 18,5129 22,26774 16,148387 87,580645 8,558064516
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura118
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Bulan oC % oC oC mm
Juli 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 19,20 24,66 15,85 82,71 5,03
September 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
November 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 18,51 22,27 16,15 87,58 8,56
Bulan Hujan Jumlah
mm hari hujan
Juli 125,50 14 Agustus 123,00 19
September 258,60 24 Oktober 161,00 17
November 321,20 26 Desember 269,30 24
Lampiran 7.
JUSTIFIKASI KEGAGALAN
PRODUKSI 100 KG BENIH CABAI HIBRIDA INATA AGRIHORTI
TA. 2017
Kegiatan untuk memproduksi 100 kg benih cabai hibrida Inata Agrihorti muncul
di akhir tahun 2016. Padahal Calon varietas cabai hibrida baru diproses untuk
didaftarkan di tahun 2016 juga. Dengan strategi mempercepat proses
pendaftaran, maka disusunlah rencana produksi untuk tahun 2017.
Alhamdulillah, Cabai hibrida Inata bisa didaftarkan di penghujung tahun 2016
dan SK Mentan Pendaftaran varietas cabai hibrida Inata Agrihorti keluar di akhir
Januari 2017 dengan nomor 002/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2017. Berarti Inata
Agrihorti dapat diproduksi oleh UPBS Balitsa yang bertupoksi sebagai unit
produksi benih sumber. Karena Inata Agrihorti adalah benih hibrida, berarti Inata
adalah benih sebar yang sebenarnya untuk memproduksinya bukan wilayah
UPBS. Namun dengan adanya Kepmentan 726/Kpts/KP.020/12/2015, maka UPBS
bisa memproduksi benih cabai hingga benih sebar.
Kegiatan dibagi menjadi 2 ROPP, satu ROPP untuk memproduksi benih cabai
hibrida beserta tetuanya, dan satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida
di lahan petani dengan tujuan transfer ilmu kepada petani dibawah kontrol
penanggung jawab ROPP. Target 100 kg benih cabai dibagi menjadi 95 benih
cabai hibrida Inata Agrihorti sebanyak 95 kg (90 kg diproduksi di Lembang, 5 kg
diproduksi di Pengalengan), 2.5 kg benih tetua betina, dan 2.5 kg benih tetua
jantan.
Tetua betina dan tetua jantan, masing-masing ditanam di screen yang berbeda
@ 100-200 m2 dengan populasi tanaman 100-200 tanaman. Sedangkan untuk
produksi benih hibrida Inata Agrihorti, karena belum ada pengalaman
sebelumnya, maka target produksi 95 kg dibuat dengan mengacu pada data
hasil produksi benih Inata Agrihorti pertama kali diproduksi. Benih hibrida
Agrihorti pertama diproduksi tahun 2013 dengan 10 tanaman betina dan 10
tanaman jantan menghasilkan 250 gram benih cabai hibrida (Makalah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
119
Data Iklim Rata-rata Bulanan
Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan
Bulan oC % oC oC mm
Juli 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93
Agustus 19,20 24,66 15,85 82,71 5,03
September 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48
Oktober 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06
November 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57
Desember 18,51 22,27 16,15 87,58 8,56
Bulan Hujan Jumlah
mm hari hujan
Juli 125,50 14 Agustus 123,00 19
September 258,60 24 Oktober 161,00 17
November 321,20 26 Desember 269,30 24
Lampiran 7.
JUSTIFIKASI KEGAGALAN
PRODUKSI 100 KG BENIH CABAI HIBRIDA INATA AGRIHORTI
TA. 2017
Kegiatan untuk memproduksi 100 kg benih cabai hibrida Inata Agrihorti muncul
di akhir tahun 2016. Padahal Calon varietas cabai hibrida baru diproses untuk
didaftarkan di tahun 2016 juga. Dengan strategi mempercepat proses
pendaftaran, maka disusunlah rencana produksi untuk tahun 2017.
Alhamdulillah, Cabai hibrida Inata bisa didaftarkan di penghujung tahun 2016
dan SK Mentan Pendaftaran varietas cabai hibrida Inata Agrihorti keluar di akhir
Januari 2017 dengan nomor 002/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2017. Berarti Inata
Agrihorti dapat diproduksi oleh UPBS Balitsa yang bertupoksi sebagai unit
produksi benih sumber. Karena Inata Agrihorti adalah benih hibrida, berarti Inata
adalah benih sebar yang sebenarnya untuk memproduksinya bukan wilayah
UPBS. Namun dengan adanya Kepmentan 726/Kpts/KP.020/12/2015, maka UPBS
bisa memproduksi benih cabai hingga benih sebar.
Kegiatan dibagi menjadi 2 ROPP, satu ROPP untuk memproduksi benih cabai
hibrida beserta tetuanya, dan satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida
di lahan petani dengan tujuan transfer ilmu kepada petani dibawah kontrol
penanggung jawab ROPP. Target 100 kg benih cabai dibagi menjadi 95 benih
cabai hibrida Inata Agrihorti sebanyak 95 kg (90 kg diproduksi di Lembang, 5 kg
diproduksi di Pengalengan), 2.5 kg benih tetua betina, dan 2.5 kg benih tetua
jantan.
Tetua betina dan tetua jantan, masing-masing ditanam di screen yang berbeda
@ 100-200 m2 dengan populasi tanaman 100-200 tanaman. Sedangkan untuk
produksi benih hibrida Inata Agrihorti, karena belum ada pengalaman
sebelumnya, maka target produksi 95 kg dibuat dengan mengacu pada data
hasil produksi benih Inata Agrihorti pertama kali diproduksi. Benih hibrida
Agrihorti pertama diproduksi tahun 2013 dengan 10 tanaman betina dan 10
tanaman jantan menghasilkan 250 gram benih cabai hibrida (Makalah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura120
Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti, 2016). Jadi dari 1 tanaman betina,
diperoleh 25 gram benih. Sehingga untuk mencapai 95 kg benih cabai hibrida,
diperlukan sekitar 3800 tanaman betina yang akan dipanen buah yang telah
disilangkan. Jika screen seluas 200 M2 diisi dengan tanaman betina 300 tanaman
(tanaman jantan 100 tanaman), maka dibutuhkan kurang lebih 13 screen, satu
screen berlokasi di Pengalengan, 12 screen berlokasi di KP. Margahayu Lembang.
Jadi total diperlukan 15 buah screen untuk mencapai target (Tabel 1). Strategi
ini telah diuraikan di RDHP dan ROPP produksi cabai hibrida.
Selain screen, SDM manusia terlatih dan sehat untuk penyilangan juga sangat
diperlukan. Karena untuk produksi cabai hibrida, kita mengandalkan tenaga
manusia untuk menyilangkan bunga jantan dan betina (karena tidak memiliki
CMS (Cytoplasmic Male Sterile)). Penyilangan dilakukan selama 6 minggu setelah
tanaman berbunga. Satu screen seluas 200 m2 disilangkan 6-8 orang tenaga
penyilang dari pagi jam 08.00 hingga jam 11 kemudian dilanjut sore hari jam
14.00-16.00 setiap hari, mengingat bunga tanaman cabai munculnya bertahap.
Sehingga produksi cabai hibrida ini tergolong padat karya. Pelatihan penyilangan
telah dilakukan di awal tahun 2017 sebelum tanaman berbunga sehingga para
penyilang paham akan teknik membuat hibrida.
Karena keterbatasan SDM penyilangan dan fasilitas, maka penanaman dilakukan
bertahap sehingga proses dari penyiapan media tanam steril, penyiapan screen,
penyilangan hingga ke prosesing benih bisa tertangani dengan baik (Gambar 1).
Pada awal-awal panen, dihitung bahwa rata-rata bobot benih bersih per tanaman
sekitar 10 gram. Sehingga tim berinisiatif menambah jumlah penanaman yang
semula 15 screen menjadi 18 screen (Tabel 3). Penggunaan 18 buah screen ini
telah memaksimalkan lahan dan screen yang ada di KP. Margahayu dan satu
screen di lahan petani Pengalengan.
Tabel 1. Perkiraan bobot benih dari penanaman produksi benih cabai hibrida
Tahun Screen Σ tanaman betina Σ tanaman jantan Perkiraan bobot benih (gr)
2017* screen 1 100 50 2,500
screen 2 264 156 6,600
screen 3 0 400 0
screen 4 410 0 10,250
screen 5 410 0 10,250
screen 6 364 100 9,100
screen 7 396 94 9,900
screen 8 300 100 7,500
screen 9 300 100 7,500
screen 10 400 98 10,000
screen 11 400 98 10,000
screen 12 300 100 7,500
Pengalengan 324 108 8,100
Jumlah 3,978 99,450
*) Berdasarkan asumsi satu tanaman betina menghasilkan 25 gr benih bersih
hibrida Inata Agrihorti
Berikut alur proses produksi benih cabai hibrida
Penutupan lantai screen
dengan mulsa
Penyiapan media tanam
steril dalam polibag
Pengaturan polibag
dalam screen
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
121
Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti, 2016). Jadi dari 1 tanaman betina,
diperoleh 25 gram benih. Sehingga untuk mencapai 95 kg benih cabai hibrida,
diperlukan sekitar 3800 tanaman betina yang akan dipanen buah yang telah
disilangkan. Jika screen seluas 200 M2 diisi dengan tanaman betina 300 tanaman
(tanaman jantan 100 tanaman), maka dibutuhkan kurang lebih 13 screen, satu
screen berlokasi di Pengalengan, 12 screen berlokasi di KP. Margahayu Lembang.
Jadi total diperlukan 15 buah screen untuk mencapai target (Tabel 1). Strategi
ini telah diuraikan di RDHP dan ROPP produksi cabai hibrida.
Selain screen, SDM manusia terlatih dan sehat untuk penyilangan juga sangat
diperlukan. Karena untuk produksi cabai hibrida, kita mengandalkan tenaga
manusia untuk menyilangkan bunga jantan dan betina (karena tidak memiliki
CMS (Cytoplasmic Male Sterile)). Penyilangan dilakukan selama 6 minggu setelah
tanaman berbunga. Satu screen seluas 200 m2 disilangkan 6-8 orang tenaga
penyilang dari pagi jam 08.00 hingga jam 11 kemudian dilanjut sore hari jam
14.00-16.00 setiap hari, mengingat bunga tanaman cabai munculnya bertahap.
Sehingga produksi cabai hibrida ini tergolong padat karya. Pelatihan penyilangan
telah dilakukan di awal tahun 2017 sebelum tanaman berbunga sehingga para
penyilang paham akan teknik membuat hibrida.
Karena keterbatasan SDM penyilangan dan fasilitas, maka penanaman dilakukan
bertahap sehingga proses dari penyiapan media tanam steril, penyiapan screen,
penyilangan hingga ke prosesing benih bisa tertangani dengan baik (Gambar 1).
Pada awal-awal panen, dihitung bahwa rata-rata bobot benih bersih per tanaman
sekitar 10 gram. Sehingga tim berinisiatif menambah jumlah penanaman yang
semula 15 screen menjadi 18 screen (Tabel 3). Penggunaan 18 buah screen ini
telah memaksimalkan lahan dan screen yang ada di KP. Margahayu dan satu
screen di lahan petani Pengalengan.
Tabel 1. Perkiraan bobot benih dari penanaman produksi benih cabai hibrida
Tahun Screen Σ tanaman betina Σ tanaman jantan Perkiraan bobot benih (gr)
2017* screen 1 100 50 2,500
screen 2 264 156 6,600
screen 3 0 400 0
screen 4 410 0 10,250
screen 5 410 0 10,250
screen 6 364 100 9,100
screen 7 396 94 9,900
screen 8 300 100 7,500
screen 9 300 100 7,500
screen 10 400 98 10,000
screen 11 400 98 10,000
screen 12 300 100 7,500
Pengalengan 324 108 8,100
Jumlah 3,978 99,450
*) Berdasarkan asumsi satu tanaman betina menghasilkan 25 gr benih bersih
hibrida Inata Agrihorti
Berikut alur proses produksi benih cabai hibrida
Penutupan lantai screen
dengan mulsa
Penyiapan media tanam
steril dalam polibag
Pengaturan polibag
dalam screen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura122
Penanaman bertahap
(jantan dan betina)
Penyiraman Pemupukan susulan
Penyilangan Prosesing buah menjadi
biji
Dengan asumsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ternyata, hasil per tanaman,
bobot benih bersih cabai hibrida Inata Agrihorti yang diperoleh di tahun 2017
berkisar 6.6-10.9 gram per tanaman (rata-rata 8 gram), bukan 25 gram/tanaman
seperti ketika tahun 2013. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak hal. Menurut
Kivadasannavar (2008) hasil produksi cabai hibrida dipengaruhi oleh banyak hal
antara lain waktu emaskulasi, waktu polinasi (penyerbukan buatan), viabilitas
polen, penggunaan zat pengatur tumbuh, waktu reseptif stigma. Menurut
Ozores-Hampton et al. (2012), kegagalan persilangan buatan dipengaruhi
banyak faktor antara lain proses fertilisasi yang tidak lengkap/sempurna
dikarenakan rendah/tingginya suhu, rendahnya penyinaran, hujan, tinggi
nitrogen dan rendahnya kalium. Pemberian pupuk N dan K telah diberikan sesuai
prosedur sehingga hal ini bisa dihilangkan dari penyebab kegagalan persilangan.
Suhu dan kelembaban bulanan di lembang pada tahun 2017 berkisar 18-21◦C
dan 85-89% (Tabel 2). Sedangkan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk
pembentuan biji adalah 22-28 ◦C dan 70-85% (Kaul, 1991). Kelembaban yang
tinggi (85-89%) dan suhu yang kurang hangat (18-21◦C) ini menyebabkan putik
atau polen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk reseptif dibandingkan
jika kelembabannya sesuai (70-85%). Apalagi jika kondisi hujan tinggi ( > 50
mm per 10 hari) menyebabkan suhu udara turun dan kelembaban semakin tinggi
di dalam screen. Kondisi seperti itu akan memperlambat/menunda waktu reseptif
putik yang berakibat penyerbukan buatan tidak berhasil (bunga gugur) meskipun
telah diberi polen yang viabel. Hal tersebut sesuai Kivadasannavar (2008) yang
menyebutkan bahwa waktu reseptif yang tertunda, menyebabkan
ketidkberhasilan persilangan buatan cabai. Lebih lanjut lagi, kondisi hujan
beruntun dalam beberapa hari semenjak bunga disilangkan menyebabkan suhu
menurun dan kelembaban meninggi sehingga jumlah ketidakberhasilan
bersilangan juga tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi juka volume hujan dalam
setiap 10 hari melebihi 50 mm. Ditabel 2 dapat dilihat bahwa di tahun 2017,
kecuali Januari, Juli-September, hampir di setiap bulan ada curah hujan tinggi
(angka diblok merah). Sehingga ketiga hal inilah (suhu, kelembaban, curah
hujan tinggi) yang diduga menjadi penyebab utama kegagalan persilangan
sehingga asumsi 25 gram/tanaman tidak dapat terpenuhi dan target tidak
tercapai.
Hingga saat ini peroleh benih (masuk stok UPBS) sekitar 31.1 kg dan yang masih
dalam proses diperkirakan 10-13 kg. Sehingga perolehan benih yang hingga
terakhir diperkirakan mencapai 41-44 kg (Tabel 3).
Ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi
benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot
benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) yakni 8 gram per tanaman.
Sehingga untuk menghasilkan 95 kg benih cabai hibrida Inata diperlukan sekitar
11,875 tanaman betina atau setara dengan 40 screen seluas 200 m2 yang
ditanam serentak.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
123
Penanaman bertahap
(jantan dan betina)
Penyiraman Pemupukan susulan
Penyilangan Prosesing buah menjadi
biji
Dengan asumsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ternyata, hasil per tanaman,
bobot benih bersih cabai hibrida Inata Agrihorti yang diperoleh di tahun 2017
berkisar 6.6-10.9 gram per tanaman (rata-rata 8 gram), bukan 25 gram/tanaman
seperti ketika tahun 2013. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak hal. Menurut
Kivadasannavar (2008) hasil produksi cabai hibrida dipengaruhi oleh banyak hal
antara lain waktu emaskulasi, waktu polinasi (penyerbukan buatan), viabilitas
polen, penggunaan zat pengatur tumbuh, waktu reseptif stigma. Menurut
Ozores-Hampton et al. (2012), kegagalan persilangan buatan dipengaruhi
banyak faktor antara lain proses fertilisasi yang tidak lengkap/sempurna
dikarenakan rendah/tingginya suhu, rendahnya penyinaran, hujan, tinggi
nitrogen dan rendahnya kalium. Pemberian pupuk N dan K telah diberikan sesuai
prosedur sehingga hal ini bisa dihilangkan dari penyebab kegagalan persilangan.
Suhu dan kelembaban bulanan di lembang pada tahun 2017 berkisar 18-21◦C
dan 85-89% (Tabel 2). Sedangkan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk
pembentuan biji adalah 22-28 ◦C dan 70-85% (Kaul, 1991). Kelembaban yang
tinggi (85-89%) dan suhu yang kurang hangat (18-21◦C) ini menyebabkan putik
atau polen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk reseptif dibandingkan
jika kelembabannya sesuai (70-85%). Apalagi jika kondisi hujan tinggi ( > 50
mm per 10 hari) menyebabkan suhu udara turun dan kelembaban semakin tinggi
di dalam screen. Kondisi seperti itu akan memperlambat/menunda waktu reseptif
putik yang berakibat penyerbukan buatan tidak berhasil (bunga gugur) meskipun
telah diberi polen yang viabel. Hal tersebut sesuai Kivadasannavar (2008) yang
menyebutkan bahwa waktu reseptif yang tertunda, menyebabkan
ketidkberhasilan persilangan buatan cabai. Lebih lanjut lagi, kondisi hujan
beruntun dalam beberapa hari semenjak bunga disilangkan menyebabkan suhu
menurun dan kelembaban meninggi sehingga jumlah ketidakberhasilan
bersilangan juga tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi juka volume hujan dalam
setiap 10 hari melebihi 50 mm. Ditabel 2 dapat dilihat bahwa di tahun 2017,
kecuali Januari, Juli-September, hampir di setiap bulan ada curah hujan tinggi
(angka diblok merah). Sehingga ketiga hal inilah (suhu, kelembaban, curah
hujan tinggi) yang diduga menjadi penyebab utama kegagalan persilangan
sehingga asumsi 25 gram/tanaman tidak dapat terpenuhi dan target tidak
tercapai.
Hingga saat ini peroleh benih (masuk stok UPBS) sekitar 31.1 kg dan yang masih
dalam proses diperkirakan 10-13 kg. Sehingga perolehan benih yang hingga
terakhir diperkirakan mencapai 41-44 kg (Tabel 3).
Ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi
benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot
benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) yakni 8 gram per tanaman.
Sehingga untuk menghasilkan 95 kg benih cabai hibrida Inata diperlukan sekitar
11,875 tanaman betina atau setara dengan 40 screen seluas 200 m2 yang
ditanam serentak.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura124
Data Iklim di KP. Margahayu Tahun 2017
Suhu Kelembahan Maximum Minimum Hujan
Jumlah 10 hari ke- oC % oC oC mm
Januari
1 171.00 861.00 240.00 150.00 6.50
2 196.70 854.00 240.00 151.00 0.00
3 214.40 951.00 265.00 167.00 49.50
Jumlah 1 bulan 582.10 2,666.00 745.00 468.00 56.00
Rerata 1 bulan 18.78 86.00 24.03 15.10 1.81
Februari
1 206.90 823.00 236.00 155.00 33.00
2 207.70 863.00 238.00 153.00 57.00
3 152.00 691.00 192.00 123.00 132.00
Jumlah 1 bulan 566.60 2,377.00 666.00 431.00 222.00
Rerata 1 bulan 20.24 84.89 23.79 15.39 7.93
Maret
1 206.90 890.00 242.00 150.00 168.00
2 207.70 884.00 247.00 144.00 75.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 137.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 380.50
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 12.27
April
1 206.90 890.00 242.00 150.00 38.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 72.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 111.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.58
Mei
1 206.90 890.00 242.00 150.00 106.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 14.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 121.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.90
Juni
1 206.90 865.00 240.00 153.00 81.00
2 207.70 863.00 240.60 142.00 0.00
3 175.20 872.00 240.00 144.00 0.00
Jumlah 1 bulan 589.80 2,600.00 720.60 439.00 81.00
Rerata 1 bulan 19.03 83.87 23.25 14.16 2.61
Juli
1 192.00 863.00 254.00 154.00 0.00
2 197.20 874.00 250.00 150.00 0.00
3 215.00 944.00 280.00 170.00 29.50
Jumlah 1 bulan 604.20 2,681.00 784.00 474.00 29.50
Rerata 1 bulan 19.49 86.48 25.29 15.29 0.95
Agustus
1 197.40 890.00 242.00 150.00 0.00
2 201.00 884.00 253.00 153.00 0.00
3 217.60 957.00 276.00 169.00 0.00
Jumlah 1 bulan 616.00 2,731.00 771.00 472.00 0.00
Rerata 1 bulan 19.87 88.10 24.87 15.23 0.00
September
1 194.90 880.00 248.00 150.00 0.00
2 198.00 877.00 247.00 144.00 0.00
3 217.80 967.00 278.00 154.00 62.50
Jumlah 1 bulan 610.70 2,724.00 773.00 448.00 62.50
Rerata 1 bulan 19.70 87.87 24.94 14.45 2.02
Oktober
1 197.50 884.00 250.20 171.00 147.50
2 197.40 886.00 254.00 152.00 149.00
3 216.00 971.00 272.00 159.00 114.00
Jumlah 1 bulan 610.90 2,741.00 776.20 482.00 410.50
Rerata 1 bulan 19.71 88.42 25.04 15.55 13.24
November
1 194.30 884.00 254.00 154.00 218.00
2 196.60 883.00 253.00 153.00 202.00
3 199.80 882.00 254.00 154.00 43.50
Jumlah 1 bulan 590.70 2,649.00 761.00 461.00 463.50
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
125
Data Iklim di KP. Margahayu Tahun 2017
Suhu Kelembahan Maximum Minimum Hujan
Jumlah 10 hari ke- oC % oC oC mm
Januari
1 171.00 861.00 240.00 150.00 6.50
2 196.70 854.00 240.00 151.00 0.00
3 214.40 951.00 265.00 167.00 49.50
Jumlah 1 bulan 582.10 2,666.00 745.00 468.00 56.00
Rerata 1 bulan 18.78 86.00 24.03 15.10 1.81
Februari
1 206.90 823.00 236.00 155.00 33.00
2 207.70 863.00 238.00 153.00 57.00
3 152.00 691.00 192.00 123.00 132.00
Jumlah 1 bulan 566.60 2,377.00 666.00 431.00 222.00
Rerata 1 bulan 20.24 84.89 23.79 15.39 7.93
Maret
1 206.90 890.00 242.00 150.00 168.00
2 207.70 884.00 247.00 144.00 75.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 137.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 380.50
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 12.27
April
1 206.90 890.00 242.00 150.00 38.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 72.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 111.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.58
Mei
1 206.90 890.00 242.00 150.00 106.50
2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00
3 236.00 980.00 278.00 154.00 14.50
Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 121.00
Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.90
Juni
1 206.90 865.00 240.00 153.00 81.00
2 207.70 863.00 240.60 142.00 0.00
3 175.20 872.00 240.00 144.00 0.00
Jumlah 1 bulan 589.80 2,600.00 720.60 439.00 81.00
Rerata 1 bulan 19.03 83.87 23.25 14.16 2.61
Juli
1 192.00 863.00 254.00 154.00 0.00
2 197.20 874.00 250.00 150.00 0.00
3 215.00 944.00 280.00 170.00 29.50
Jumlah 1 bulan 604.20 2,681.00 784.00 474.00 29.50
Rerata 1 bulan 19.49 86.48 25.29 15.29 0.95
Agustus
1 197.40 890.00 242.00 150.00 0.00
2 201.00 884.00 253.00 153.00 0.00
3 217.60 957.00 276.00 169.00 0.00
Jumlah 1 bulan 616.00 2,731.00 771.00 472.00 0.00
Rerata 1 bulan 19.87 88.10 24.87 15.23 0.00
September
1 194.90 880.00 248.00 150.00 0.00
2 198.00 877.00 247.00 144.00 0.00
3 217.80 967.00 278.00 154.00 62.50
Jumlah 1 bulan 610.70 2,724.00 773.00 448.00 62.50
Rerata 1 bulan 19.70 87.87 24.94 14.45 2.02
Oktober
1 197.50 884.00 250.20 171.00 147.50
2 197.40 886.00 254.00 152.00 149.00
3 216.00 971.00 272.00 159.00 114.00
Jumlah 1 bulan 610.90 2,741.00 776.20 482.00 410.50
Rerata 1 bulan 19.71 88.42 25.04 15.55 13.24
November
1 194.30 884.00 254.00 154.00 218.00
2 196.60 883.00 253.00 153.00 202.00
3 199.80 882.00 254.00 154.00 43.50
Jumlah 1 bulan 590.70 2,649.00 761.00 461.00 463.50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura126
Rerata 1 bulan 19.69 88.30 25.37 15.37 15.45
Desember
1 199.40 889.00 250.00 150.00 35.10
2 202.80 893.00 256.00 156.00 67.50
3 220.60 977.00 275.00 165.00 0.00
Jumlah 1 bulan 622.80 2,759.00 781.00 471.00 102.60
Rerata 1 bulan 20.09 89.00 25.19 15.19 3.31
Hasil sementara dan perkiraan hasil
Tahun Σ
tanaman betina
Σ tanaman jantan
Perkiraan Bobot benih (gr)
Realisasi Bobot Buah (kg)
Realisasi Bobot benih bersih (gr)
Bobot benih per
tanaman
Keterangan (per 29 januari 2018)
2013 10 10 250 25
25 gram pertanaman dijadikan asumsi kebutuhan tanaman betina
2017 screen 1 100 50 2,500 31900 1,092 10.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 2 264 156 6,600 99936 2,493 9.4 sudah masuk stok benih UPBS
screen 3 0 400 0
sudah masuk stok benih UPBS (benih dari semua lot yang tersortasi fisik (warna agak kusma) tetapi DB dan KA bagus
screen 4 410 0 10,250 119200 3,243 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 5 410 0 10,250 114000 3,250 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 6 364 100 9,100 108200 2,527 6.9 sudah masuk stok benih
UPBS
screen 7 396 94 9,900 127000 2,631 6.6 sudah masuk stok benih UPBS
screen 8 300 100 7,500 77500 1,855 6.2 sudah masuk stok benih UPBS
screen 9 300 100 7,500 99500 1,876 6.3 sudah masuk stok benih UPBS
screen 10 400 98 10,000 2,126 Pengujian benih
screen 11 400 98 10,000 2,475 Pengujian benih
screen 12 300 100 7,500 1,500 panen
screen 13 300 100 7,500 1,500 panen
screen 14 1300 0 32,500 1,049 panen
screen 15 1000 0 25,000 5,000 nyilangin
Pengalengan 324 108 8,100 2,835 8.8 sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Jantan 118 2,500 1,800 15
sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Betina 312 2,500 2,500 8 sudah masuk stok benih UPBS
169,450 44,752
Warna hijau : hasil sementara, warna biru : perkiraan hasil.
DAFTAR PUSTAKA Kirana, R., 2016. Makalah Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Ozores-Hampton, M., K. Fnu, and G.McAvoy. 2012. Blossom Drop, Reduced Fruit Set and Post-Pollination Disorders in Tomato. HS1195.Gainesvile: University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences. http://edis.ifas.ufl.edu/hs1195. Kaul, M.L.H., 1991. Reproductive Biology in Tomato. Monographs on Theoretical and Applied Genetics 14, Genetic Improvement of Tomato, pp.50-55.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
127
Rerata 1 bulan 19.69 88.30 25.37 15.37 15.45
Desember
1 199.40 889.00 250.00 150.00 35.10
2 202.80 893.00 256.00 156.00 67.50
3 220.60 977.00 275.00 165.00 0.00
Jumlah 1 bulan 622.80 2,759.00 781.00 471.00 102.60
Rerata 1 bulan 20.09 89.00 25.19 15.19 3.31
Hasil sementara dan perkiraan hasil
Tahun Σ
tanaman betina
Σ tanaman jantan
Perkiraan Bobot benih (gr)
Realisasi Bobot Buah (kg)
Realisasi Bobot benih bersih (gr)
Bobot benih per
tanaman
Keterangan (per 29 januari 2018)
2013 10 10 250 25
25 gram pertanaman dijadikan asumsi kebutuhan tanaman betina
2017 screen 1 100 50 2,500 31900 1,092 10.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 2 264 156 6,600 99936 2,493 9.4 sudah masuk stok benih UPBS
screen 3 0 400 0
sudah masuk stok benih UPBS (benih dari semua lot yang tersortasi fisik (warna agak kusma) tetapi DB dan KA bagus
screen 4 410 0 10,250 119200 3,243 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 5 410 0 10,250 114000 3,250 7.9 sudah masuk stok benih UPBS
screen 6 364 100 9,100 108200 2,527 6.9 sudah masuk stok benih
UPBS
screen 7 396 94 9,900 127000 2,631 6.6 sudah masuk stok benih UPBS
screen 8 300 100 7,500 77500 1,855 6.2 sudah masuk stok benih UPBS
screen 9 300 100 7,500 99500 1,876 6.3 sudah masuk stok benih UPBS
screen 10 400 98 10,000 2,126 Pengujian benih
screen 11 400 98 10,000 2,475 Pengujian benih
screen 12 300 100 7,500 1,500 panen
screen 13 300 100 7,500 1,500 panen
screen 14 1300 0 32,500 1,049 panen
screen 15 1000 0 25,000 5,000 nyilangin
Pengalengan 324 108 8,100 2,835 8.8 sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Jantan 118 2,500 1,800 15
sudah masuk stok benih UPBS
Tetua Betina 312 2,500 2,500 8 sudah masuk stok benih UPBS
169,450 44,752
Warna hijau : hasil sementara, warna biru : perkiraan hasil.
DAFTAR PUSTAKA Kirana, R., 2016. Makalah Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Ozores-Hampton, M., K. Fnu, and G.McAvoy. 2012. Blossom Drop, Reduced Fruit Set and Post-Pollination Disorders in Tomato. HS1195.Gainesvile: University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences. http://edis.ifas.ufl.edu/hs1195. Kaul, M.L.H., 1991. Reproductive Biology in Tomato. Monographs on Theoretical and Applied Genetics 14, Genetic Improvement of Tomato, pp.50-55.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura128
Lam
pira
n 8.
Rea
lisas
i Pel
aksa
naan
DIP
A Li
ngku
p Pu
sat
Pene
litia
n da
n Pe
ngem
bang
an H
ortik
ultu
ra T
A 20
17
Jeni
s P
enge
luar
an
P
agu
An
ggar
an
Keu
anga
n
Fisi
k Si
sa A
ngg
aran
Ta
rget
R
ealis
asi
Targ
et
Rea
lisas
i
(Rp)
(%)
(Rp)
(%
) (R
p)
(%)
Fisi
k (%
) Fi
sik
(%)
Pus
litba
ngho
rti
Bela
nja
Pega
wai
Be
lanj
a Ba
rang
Be
lanj
a M
odal
4.
431.
990.
000
9.52
8.39
0.00
0 2.
671.
950.
000
4.43
1.99
0.00
0 9.
528.
390.
000
2.67
1.95
0.00
0
10
0,00
10
0,00
10
0,00
4.
084.
848.
708
9.08
7.23
3.10
3 2.
467.
184.
000
92
,17
95,3
7 92
,34
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
34
7.14
1.29
2 44
1.15
6.89
7 20
4.76
6.00
0
7,
83
4,63
7,
66
Jum
lah
: 1
16.6
32.3
30.0
00
16.6
32.3
30.0
00
100,
00
15.6
39.2
65.8
11
94,0
3 10
0,00
10
0,00
99
3.06
4.18
9 5,
97
Bal
itsa
Be
lanj
a Pe
gaw
ai
Bela
nja
Bara
ng
Bela
nja
Mod
al
14
.672
.246
.000
11
.441
.602
.000
7.
320.
568.
000
14
.672
.246
.000
11
.441
.602
.000
7.
320.
568.
000
10
0,00
10
0,00
10
0,00
14
.083
.778
.645
11
.235
.702
.132
7.
162.
386.
997
95
,99
98,2
0 97
,84
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
58
8.46
7.33
5 20
5.89
9.86
8 15
8.54
8.00
3
4,
01
1,80
2,
16
Jum
lah
: 2
33.4
34.4
16.0
00
33.4
34.4
16.0
00
100,
00
32.4
81.8
67.7
74
97,1
5 10
0,00
10
0,00
95
2.54
8.22
6 2,
85
Bal
itbu
Be
lanj
a Pe
gaw
ai
Bela
nja
Bara
ng
Bela
nja
Mod
al
10
.758
.985
.000
91
21.8
69.0
00
3.83
9.40
0.00
0
10
.758
.985
.000
91
21.8
69.0
00
3.83
9.40
0.00
0
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
.523
.129
.682
8.
854.
257.
484
3.56
3.52
1.30
0
97
,81
97,0
7 92
,81
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
23
5.85
5.31
8 26
7.61
1.51
6 27
5.87
8.70
0
2,
19
2,93
7,
19
Jum
lah
: 3
23.7
20.2
54.0
00
23.7
20.2
54.0
00
100,
00
22.9
40.9
08.4
66
96,7
1 10
0,00
10
0,00
77
9,.3
45.5
34
3,29
B
alit
hi
Bela
nja
Pega
wai
Be
lanj
a Ba
rang
Be
lanj
a M
odal
10
.123
.060
.000
6.
975.
995.
000
8.87
7.61
3.00
0
10
.123
.060
.000
6.
975.
995.
000
8.87
7.61
3.00
0
10
0,00
10
0,00
10
0,00
9.
780.
156.
654
6.76
8.51
4.09
9 7.
272.
692.
500
96
,81
97,0
3 81
,93
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
34
2.90
3.34
6 20
7.48
0.90
1 1.
603.
920.
499
3,
39
2,97
18
,07
Jum
lah
: 4
25.9
76.6
68.0
00
25.9
76.6
68.0
00
100,
00
23.8
22.3
63.2
54
91,7
1 10
0,00
10
0,00
2.
154.
304.
746
8,29
B
alit
jest
ro
Bela
nja
Pega
wai
Be
lanj
a Ba
rang
Be
lanj
a M
odal
6.
259.
462.
000
5.22
6.17
6.00
0 7.
317.
500.
000
6.
259.
462.
000
5.22
6.17
6.00
0 7.
317.
500.
000
10
0,00
10
0,00
10
0,00
6.
095.
146.
159
4.82
4.26
9.13
9 7.
124.
392.
680
90
,27
90,2
7 90
,27
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
10
0,00
16
4.31
5.84
1 40
1.90
6.86
1 19
3.10
7.32
0
2,
63
7,69
- Ju
mla
h :
5 18
.803
.138
.000
18
.803
.138
.000
10
0,00
17
.818
.869
.321
95
,96
100,
00
100,
00
1759
.330
.022
4,
04
Jum
lah
A (1
s/d
5)
46.2
45.7
43.0
00
46.2
45.7
43.0
00
100,
00
44
.567
.059
.848
96
,00
100,
00
100,
00
1.67
8.68
3.15
2 3,
63
Jum
lah
B (1
s/d
5)
42.2
94.0
32.0
00
42.2
94.0
32.0
00
100,
00
4
0.76
9.97
5.95
7 90
,03
100,
00
100,
00
1.52
4.05
6.04
3 3,
60
Jum
lah
C (1
s/d
5)
30.0
27.0
31.0
00
30.0
27.0
31.0
00
100.
00
27.5
91.1
77.4
78
91,2
3 10
0,00
10
0,00
2.
435.
853.
522
8,11
Ju
mla
h Se
luru
hnya
1
18.5
66.
806
.00
0 1
18.5
66.
806
.00
0 1
00,0
0 1
12.9
28.
213
.27
8 9
5,2
4 10
0,00
1
00,0
0 5
.63
8.59
2.7
17
4,7
6