laporan kinerja pspp -...
TRANSCRIPT
Halaman 1
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) berdasarkan kepada
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
yang mengintrodusir Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang
diikuti dengan terbitnya Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Serta Permenpan RB no 53 tahun 2014 tentang
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan Kinerja
Instansi pemerintah, Sistem AKIP mendorong perbaikan akuntabilitas kinerja melalui
perbaikan manajemen pemerintahan, termasuk sistem perencanaan kinerja, pengukuran, dan
pelaporannya.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan
Kementerian untuk menerapkan sistem akuntabilitas kinerja aparatur dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya, Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan pemerintah untuk
memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan. Unit kerja di lingkungan Instansi Pemerintah
dituntut untuk tidak sekedar melakukan pelaporan kinerja kepada pemerintahan atasannya
(managerial accountability), akan tetapi juga melaporkan kinerja pemerintah kepada
masyarakat luas (public accountability). Sehingga menjadi kewajiban bagi Panti Sosial
Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara yang bergerak dalam upaya merehabilitasi korban
penyalahgunaan NAPZA untuk dapat membuat laporan kinerja dan menyampaikan informasi
kinerja secara transparan, tidak saja kepada Direktorat Rehabilitasi Sosial korban
penyalahgunaan Napza sebagai atasan, tetapi juga kepada publik secara luas.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Mengamanatkan agenda pembangunan nasional
tahun 2015 – 2019,yang berisi nawacita yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara.
Halaman 2
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
2. Membangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan demokratif dan terpercaya.
3. Membanguna Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan menegakkan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dandaya saing di pasr internasioanl
7. Mewujudkan Kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Untuk melaksanakan amanat strategis tersebut Kementerian sosial mendapatkan tugas
sesuai amanat poin tiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dan memperkut daerah-
daerah dan desa dalam kerangka kesatuan, Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf sumatera Utara
Merupakan UPT yang bertanggung jawab pada direktorat Rehabilitasi sosial bagi korban
Napza menjalankan sesuai fungsi dan tugas memberikan perlindungan sosial dan rehabilitasi
sosial bagi korban penyalahguna napza yang sasarannya meningkatkan fungsi sosial
penyandang masalah agar mampu melaksanakan peran dan fungsi sosialnya dengan baik. serta
mengacu pada Peraturan Menteri Sosial RI No. 106/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Sosial. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Instruksi Presiden tersebut mewajibkan
setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan
kebijakan yang dipercayakan
Untuk memenuhi harapan publik dan dalam rangka memperkuat akuntabilitas instansi
pemerintah, pada tahun 2006 telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Dimana menurut Pasal 20 peraturan
tersebut, laporan kinerja dihasilkan dari suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
yang diselenggarakan masing-masing instansi. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) dimaksudkan sebagai kewajiban Panti Sosial pamardi Putra Insyaf sumatera
Utara sebagai instansi pementintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
hambatan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam
Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2016, serta sebagai umpan balik untuk
memacu perbaikan kinerja di tahun mendatang.
Halaman 3
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
B. GAMBARAN UMUM PSPP “Galih Pakuan” Bogor
Permasalahan penyalahgunaan NAPZA di Indonesia menunjukan “trend” meningkat dan
meluas, tidak hanya melanda kalangan menengah ke atas seperti pada awal kemunculannya,
tetapi juga telah menyebar sampai kalangan bawah, dan tidak mengenal usia baik dewasa,
remaja bahkan anak-anak. Dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA semakin
kompleks dan terkait dengan banyak aspek, baik aspek hukum, kesehatan, social dan
sebagainya. PSPP “Galih Pakuan” Bogor merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI berperan dalam upaya
rehabilitasi social bagi korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan
Zat Adiktif lainnya). Penanganan yang diberikan oleh UPT ini menggunakan sistem Panti,
dimana penerima manfaat yang bersangkutan ditempatkan di Panti selama penyelenggaraan
proses rehabilitasi.
Surat Keputusan Menteri Sosial RI No 59/HUK/2003 tanggal 23 Juli 2003, menyebutkan
bahwa tugas dari PSPP “Galih Pakuan” Bogor adalah memberikan pelayanan dan rehabilitasi
sosial yang bersifat preventif, kuratif, dan promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental,
sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi anak-anak korban
NAPZA agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta
pengkajian dan penyiapan standart pelayanan dan rujukan. Permasalahan penyalahgunaan
NAPZA di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan kecenderungan
peningkatan yang sangat pesat, baik dri segi kualitas maupun kuantitasnya. Menurut data
terakhir hasil penelitian Badan Narkotika Nasional ( BNN ) dan Universitas Indonesia tahun
2015 menunjukkan sekitar 4.8 – 5,1 juta jiwa. Kemungkinan besar jumlah tersebut akan terus
meningkat.
Hal ini berdasarkan informasi yang disampaikan oleh berbagai media baik cetak maupun
elektronik seringkali diberitakan tentang kasus-kasus yang terungkap oleh pihak yang berwajib
atau kasus terbongkarnya beberapa pabrik produsen NAPZA diberbagai tempat di Indonesia.
Masalah tersebut telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk
klasifikasi usia produktif. Masalah ini tidak saja berdampak negative bagi korban atau
pengguna saja tetapi lebih luas lagi berdampak negative bagi keluarga dan masyarakat,
perekonomian, kesehatan nasional( HIV dan hepatitis ) mengancam, dan membahayakan
keamanan, ketertiban bahkan lebih jauh lagi mengakibatkan terjadinya biaya social yang tinggi
( social high cost ) dan generasi yang hilang ( lost generation )
Halaman 4
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan masalah tersebut dilakukan dengan dua
pendekatan yaitu demand dan harm reduction. Demand reduction adalah upaya untuk
mengurangi permintaan akan NAPZA yang berupa kegiatan yang mengarah pada pemulihan
penyalahguna napza mulai program detoksifikasi, rehabilitasi medis dan rehabilitasi social.
Harm reduction adalah program pengurangan dampak buruk dalam bentuk kegiatan
penjangkauan dan pendampingan ( outreach program ), pendidikan dan lain-lain.
Program rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan Napza merupakan serangkaian upaya
yang terkoordinasi dan terpadu terdiri atas upaya medis, bimbingan mental, psikososial,
keagamaan, pendidikan dan pelatihan vokasional untuk meningkatkan kemampuan
penyesuaian diri, kemandirian dan menolong diri sendiri serta mencapai keberfungsian social
sesuai dengan potensi yang dimiliki baik fisik, mental, social dan ekonomi. Pada akhirnya
mereka diharapkan dapat mengatasi masalah penyalahgunaan napza dan kembali berinteraksi
dengan masyarakat secara wajar.
Korban penyalahgunaan Napza sebagai makhluk sosial sama dengan mahkluk lainnya
untuk bisa diterima, dihargai dan dihormati sesuai dengan keberadaannya. Akibat langsung dari
penyalahgunaan napza yaitu rusaknya keberfungsian social korban penyalahguna napza dalam
masyarakat karena mereka mengalami stigma negative dari masyarakat. Akibat adanya kondisi
tersebut mengakibatkan korban penyalahgunaan napza mempunyai beberapa masalah yaitu
ketidak mampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya sesuai nilai dan norma yang
berlaku, kesulitan dalam berbahasa/berkomunikasi, sulit dalam mengembangkan kecerdasan,
mengalami masalah emosi dan mengalami hambatan baik dalam pergaulan maupun dalam
memperoleh pekerjaan. Hal ini bila dibiarkan akan menimbulkan masalah baru yaitu masalah
criminal.
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi korban penyalahgunaan Napza merupakan
bagian dari pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagaimana yang telah diamanatkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang RI No. 23 tahun1992 tentang kesehatan,
Undang-undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Undang-Undang Nomor No.
35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
Peraturan Menteri Sosial RI No. 56/HUK/2009, tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
PSPP "Galih Pakuan" Bogor sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Rehabilitasi Sosial
Korban penyalahgunaan Napza Sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor. 106/HUK/2009,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial, PSPP
“Galih Pakuan” Bogor mempunyai tugas dan fungsi, sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
Halaman 5
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang bersifat Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif, Promotif dalam bentuk Bimbingan Fisik, Mental, Sosial, Pelatihan
Keterampilan, Resosialisasi serta Bimbingan Lanjut bagi Korban NAPZA agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengkajian dan penyiapan
Standar Pelayanan dan Rujukan.
b. Fungsi
a) Penyusunan Rencana dan Program, Evaluasi dan Laporan.
b) Pelaksanaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa Sosial dan Perawatan.
c) Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi yang meliputi Bimbingan Mental, Sosial, Fisik
dan Keterampilan.
d) Pelaksanaan Resosialisasi, Penyaluran dan Bimbingan Lanjut.
e) Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Advokasi.
f) Pelaksanaan Pengkajian dan Penyiapan Standar Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
g) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
h) Sebagai pusat pengembangan, penyebaran dan pelayanan kesejahteraan sosial.
i) Sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kesempatan kerja penerima manfaat.
j) Sebagai pusat latihan keterampilan.
k) Sebagai pusat advokasi dan informasi kesejahteraan sosial.
l) Sebagai pusat rujukan bagi pelayanan dan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi lainnya.
m) Sebagai pusat laboratorium rehabilitasi sosial.
1. Landasan Hukum
a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
b. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP);
d. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-153/M.PAN/9/2004
Tentang Pedoman Umum Evaluasi AKIP;
e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan;
Halaman 6
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
f. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 111 /HUK/2009 tentang Indikator Kinerja
Pembangunan Kesejahteraan Sosial;
g. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Panti Sosial di Lingkungan Kementerian Sosial;
h. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 56/HUK/2009 tentang Pelayanan Dan Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif Lainnya
i. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial;
j. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 186 Tahun 2012 tentang Rencana Strategis
Kementerian Sosial Tahun 2010-2014;
k. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kinerja tahunan, Penetapan kinerja, Rencana aksi dan Laporan Akuntabilitas
kinerja di lingkungan Kementerian sosial.
l. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
m. DIPA PSPP "Galih Pakuan" Bogor Nomor : 027-04.2.526071/2016 Tanggal 7 Desember
2015.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2016 Panti Sosial Pamardi Putra “
Insyaf “ Sumut dimaksudkan untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban dan
informasi mengenai rencana kerja (performance plan) 2016 dengan capaian kinerja
(performance result) dan selanjutnya mengidentifikasi sejumlah celah kinerja
(performance gap) untuk perbaikan kinerja di masa mendatang di Panti Sosial Pamardi
Putra “ Insyaf “ Sumut.
b. Tujuan
Sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan dan kegagalan serta hambatan, permasalahan
dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “
Sumatera Utara sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan.
Halaman 7
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
3. Aspek Strategis
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 dimana Direktorat Jenderal rehabilitasi Sosial telah
menetapkan 3 prioritas yaitu : 1) Ketelantaran 2) Kecacatan 3) Ketunaan Sosial. Prioritas
yang terkait tugas dan fungsi Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA adalah prioritas ketiga ketunaan sosial. Ketunaan Sosial, meliputi warga
masyarakat yang mengalami gangguan fungsi sosial akibat ketidakmampuan melakukan
penyesuaian sosial, yaitu (a) tuna susila; (b) anak berhadapan dengan hukum/nakal; (c) anak
yang membutuhkan perlindungan khusus; (d) korban penyalahgunaan napza; (e)
gelandangan; (f) pengemis; (g) orang dengan HIV/AIDS; (h) bekas narapidana.
PSPP “ Insyaf Sumut sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari direktorat Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan napza yang memiliki tugas dan fungsi memberikan
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif
dalam bentuk bimbingan dalam sistem panti.
. Upaya penanggulangan masalah korban penyalahgunaan NAPZA memerlukan
penanganan yang serius, terpadu, terarah dan berkesinambungan serta melibatkan berbagai
profesi dan lintas sektoral. Penanggulangan korban penyalahgunaan NAPZA, telah
dilakukan berbagai pihak, baik oleh pemerintah maupun masyarakat (Yayasan/Orsos/LSM)
mulai dari upaya pencegahan, rehabilitasi sosial maupun perlindungan dan advokasi sosial
bagi korban penyalahgunaan NAPZA. Data-Data Strategis :
1) “40-50 orang di Indonesia mati setiap hari akibat penyalahgunaan narkoba.” (Presiden
Jokowi Kuliah Umum di UGM, 10/12/2014)
2) 2011: 2,2% (± 4,2 juta) penduduk Indonesia usia 10- 59 th menggunakan narkoba.
2015: prevalensi 2,8% (5,1 juta)” (Puslitkes UI, 2011)
3) Tercatat: 2011, siswa SMP pengguna napza 1.345 orang. 2012 naik 1.424 orang. Jan-
Feb 2013, 262 pengguna baru . ” (Polda Metro Jaya, 2013)
4) Jumlah sesungguhnya bisa 10 x lipat dari yang terdata.” (Prof. Dadang Hawari , Fak.
Kedokteran UI, 2013)
Permasalahan yang dihadapi organisasi dalam hal penanganan korban penyalahgunaan
NAPZA :
1) Penyalahgunaan NAPZA berdampak pada aspek biopsikososial spiritual (bagi individu,
keluarga, dan lingkungan), sehingga diperlukan intervensi yang komprehensif meliputi:
medis, sosial, individu, keluarga dan lingkungan.
Halaman 8
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
2) Korban penyalahgunaan NAPZA memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi
dinamika masalah dan dampak dari zat yang disalahgunakan
3) Perilaku penyalahgunaan Napza adalah penyakit yang rentan kambuh, sehingga
dibutuhkan proses pemulihan seumur hidup, yang melibatkan keluarga dan
lingkungan/masyarakat.
Melihat kondisi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan langkah-langkah :
1) Rehabilitasi sosial hendaknya dilaksanakan secara komprehensif menangani bukan
hanya Korban Penyalahgunaan Napza, tetapi juga keluarga dan lingkungan asalnya.
2) Mengkombinasinasikan terapi biopsikologis dengan layanan sosial yang dibutuhkan
penyalahguna napza.”
Isu Strategis yang dihadapi :
1) Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi data
2) Pengembangan model layanan berbasis hak & comprehensive care, dengan pendekatan
sosial
3) Penguatan dan pengembangan kerjasama melalui kemitraan strategis (cross cutting
issues)
4) Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan lokal masyarakat
5) Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat (pendekatan berbasis masyarakat)
6) Sosialisasi, Promosi, Kampanye Sosial
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran
atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Rencana penanganan
masalah penyalahgunaan NAPZA pada Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan
NAPZA melihat perlu adanya pengembangan program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA dan Pengembangan Peran Masyarakat.
Program pencegahan yang dilaksanakan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA diarahkan agar masyarakat terutama remaja mempunyai ketahanan
dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan NAPZA, serta pemberdayaan peran masayarakat
untuk aktif dalam penanggulangan NAPZA di lingkungannya.Guna meningkatkan
kemampuan dan efektifitas masyarakat dalam melakukan usaha-usaha pencegahan perlu
dilakukan peningkatan kapasitas masyarakat. Peningkatan kapasitas ini diantaranya
dilakukan dengan memberikan penguatan/ pembekalan/ pemantapan kepada kelompok-
Halaman 9
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
kelompok masyarakat agar meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam mencegah
penyalahgunaan NAPZA dan menerbitkan buku pedoman pencegahan, dan modul yang
berisi tentang begaimana melakukan pencegahan secara efektif dan efisien dengan
mendayagunakan berbagai potensi dan sumber yang ada di masyarakat.
2. Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
Masalah penyalahgunaan NAPZA merupakan persoalan yang kompleks. Kondisi
tersebut melahirkan berbagai pendekatan rehabilitasi yang berbeda-beda. Memperhatikan
kondisi ini maka diperlukan upaya untuk mengadopsi dan mensosialisasikan berbagai
pendekatan/ metode rehabilitasi sehingga memungkinkan masyarakat terutama
penyalahguna dan keluarga dapat memilih untuk menggunakan dan atau
mengembangkannya. Disamping diperlukan pengembangan metode rehabilitasi, program
lain yang perlu terus dilakukan adalah :
a. Peningkatan kapasitas petugas rehabilitasi sosial;
b. Peningkatan keterlibatan keluarga pecandu dalam proses rehabilitasi sosial;
c. Menciptakan, membina dan mengembangkan kerjasama lembaga-lembaga rehabilitasi
sosial
d. Peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi, selain dilaksanakan dengan basis
panti, juga dilaksanakan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) melalui kegiatan
penjangkauan dan pendampingan.
3. Resosialisasi dan Pembinaan Lanjut Korban NAPZA
Salah satu kesulitan dalam memelihara pemulihan yang telah dicapai oleh seorang
pecandu adanya sikap dan pandangan negatif dari lingkungan sosialnya sehingga mencapai
suasana yang tidak kondusif bagi mereka untuk melanjutkan kehidupannya secara wajar.
Untuk terciptanya kondisi ini perlu dilakukan berbagai kegiatan yang meliputi sosialisasi,
peningkatan kapasitas petugas, pembentukan dan pembinaan jejaring, pelibatan keluarga
dan masyarakat, pemberian bantuan usaha ekonomi produktif bagi eks klien dan recovering
addict non residential, advokasi sosial dan kemitraan dengan dunia usaha. Faktor lain yang
perlu terus ditingkatkan adalah aksebilitas bagi eks korban NAPZA yang sudah mendapat
pelatihan keterampilan terhadap tempat-tempat kerja, sebagai tempat penyaluran setelah dia
selesai direhabilitasi.
Halaman 10
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
4. Kelembagaan Penanggulangan Korban Penyalahgunaan NAPZA
Banyak jumlah penyalahgunaan NAPZA dan luasnya persebaran masalah sosial ini
memerlukan tindakan nyata berupa peningkatan aksebilitas kelompok sasaran untuk
mendapatkan pelayanan rehabilitasi. Guna meningkakan aksebilitas pelayanan ini paling
tidak harus dibangun di setiap provinsi 1 (satu) panti rehabilitasi sosial milik pemerintah
daerah yang didanai dari APBD. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah pusat
memfasilitasi dan memberikan asistensi baik teknis maupun non teknis yang disesuaikan
dengan kebutuhan, kemampuan dan kesiapan pemerintah daerah berdasarkan skala prioritas.
Selain itu dalam rangka memberikan advokasi terhadap hak-hak klien penyalahguna
NAPZA untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan menghindarkan mereka dari
mal praktek, maka kegiatan kelembagaan diarahkan pada penentuan standar pelayanan
minimal, sehingga setiap lembaga pelayanan dan rehabilitasi sosial korban NAPZA harus
mencapai/memiliki standar minimal yan harus dipenuhi dalam operasional kegiatan yang
meliputi standar kelembagaan.
c. Tugas Pokok
Memberikan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang bersifat Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif, Promotif dalam bentuk Bimbingan Fisik, Mental, Sosial, Pelatihan
Keterampilan, Resosialisasi serta Bimbingan Lanjut bagi Korban NAPZA agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, serta pengkajian dan penyiapan
Standar Pelayanan dan Rujukan.
d. Fungsi
a) Penyusunan Rencana dan Program, Evaluasi dan Laporan.
b) Pelaksanaan Registrasi, Observasi, Identifikasi, Diagnosa Sosial dan Perawatan.
c) Pelaksanaan Pelayanan dan Rehabilitasi yang meliputi Bimbingan Mental, Sosial, Fisik
dan Keterampilan.
d) Pelaksanaan Resosialisasi, Penyaluran dan Bimbingan Lanjut.
e) Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Advokasi.
f) Pelaksanaan Pengkajian dan Penyiapan Standar Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.
g) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha.
h) Sebagai pusat pengembangan, penyebaran dan pelayanan kesejahteraan sosial.
i) Sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kesempatan kerja klien.
j) Sebagai pusat latihan keterampilan.
k) Sebagai pusat advokasi dan informasi kesejahteraan sosial.
Halaman 11
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
l) Sebagai pusat rujukan bagi pelayanan dan rehabilitasi dari lembaga rehabilitasi lainnya.
m) Sebagai pusat laboratorium rehabilitasi sosial.
4. Struktur Organisasi dan SDM
PSPP “Galih Pakuan” Bogor sebagai salah satu Unit Kerja Eselon III dilingkungan Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial, struktur organisasinya berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor: 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial terdiri dari tiga
unit kerja eselon IV dengan uraian tugas dan fungsi sebagai berikut:
Gambar 1.
Struktur organisasi Panti Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor
a. Sub Bagian Tata Usaha
Melakukan dukungan pelayanan administrasi, penyiapan penyusunan rencana anggaran,
urusan dalam surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta
kehumasan.
Kepala Panti
Seksi Program dan Advokasi
Seksi Rehabilitasi Sosial
Sub. Bag. Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional
Instalasi Produksi (Workshop)
Halaman 12
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
b. Seksi Program dan Advokasi Sosial
Menyusun rencana program pelayanan Rehabilitasi Sosial, pemberian informasi, advokasi
sosial dan kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan
serta evaluasi pelaporan dan penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial korban
penyalahgunaan NAPZA.
c. Seksi Rehabilitasi Sosial
Melakukan observasi, identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa,
perawatan, bimbingan, pengetahuan dasar pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan,
penyaluran dan bimbingan lanjut bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
5. Sumber Daya Manusia
Guna memperlancar pelaksanaan tugas Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
didukung oleh potensi sumber daya manusia (SDM) sebanyak 36 orang personel (Data sampai
Desember 2016). Secara rinci dapat dilihat pada tabel .
Tabel 1.1. SDM PSPP “Galih Pakuan” Bogor
Jenis Pendidikan
Jml
Gol.
Jml SD SMP SMA D2/D3 S1 S2 S3 I II III IV
0 1 19 4 10 2 - 36 1 13 10 2 36
Sumber : Su bag TU
Komposisi umur SDM PSPP “Galih Pakuan” Bogor dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1.2. Komposisi Pegawai PSPP “Galih Pakuan” Bogor menurut umur
Sumber : SSub Bag TU PSPP Insyaf tahun 2016 data diolah
Dari Tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa jumlah SDM yang dimiliki PSPP Insyaf
untuk mendukung rencana strategis dalam menjalankan visi dan misinya masih sangat rendah
ditambah dengan rentang usia pegawai yang sebagian besar sudah mencapai usia mendekati
Halaman 13
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
pensiun sehingga dapat dimungkinkan berkinerja rendah karena faktor usia dan kesehatannya
menurun.
6. Gambaran Kegiatan di PSPP “Galih Pakuan” Bogor
Berikut ini kami sampaikan penjelasan singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf ” Sumatera Utara berikut output yang akan dihasilkan,
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut:
a. Sub Bagian Tata Usaha
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sub Bag. Tata usaha antara lain :
1) Melakukan persiapan bahan rencana kegiatan tahunan.
2) Melakukan urusan surat menyurat.
3) Mendistribusikan dan menindaklanjuti surat.
4) Menyiapkan bahan laporan kegiatan panti.
5) Melakukan kegiatan administrasi perkantoran.
6) Menghimpun dan merekap DP3, DUK, dan Daftar Hadir.
7) Menyiapkan urusan cuti, KARIS/KARSU, ASKES dan TASPEN.
8) Menyiapan usulan diklat pegawai dan kenaikan pangkat serta kenaikan gaji berkala.
9) Menyiapkan bahan mutasi dan pembinaan pegawai.
10) Menyiapkan bahan sangsi administrasi kepegawaian.
11) Menyiapkan analisa kebutuhan pegawai.
12) Menyiapkan urusan gaji dan honor pegawai.
13) Menyiapkan rencana dan analisa penggunaan dana rutin.
14) Melakukan penyusunan anggaran dan pembahasan.
15) Menyiapkan bahan panduan operasional panti.
16) Menyiapkan laporan realisasi keuangan.
17) Melakukan Unit Akutansi Wilayah (UAW) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
mengenai barang dan keuangan, data inventaris barang, ruangan, gedung, laporan
mutasi, penghapusan, penggunaan dan memelihara keamanan barang.
18) Mengusulkan kepanitiaan perlengkapan.
19) Menyiapkan analisa Kebutuhan Perlengkapan Kantor, dapur dan asrama.
20) Menyelenggarakan keamanan, kebersihan dan penerangan lingkungan panti.
21) Menyiapkan bahan permakanan dan kebutuhan klien.
Halaman 14
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
22) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan fungsional dalam rangka
penyusunan laporan kegiatan panti.
23) Menyiapkan bahan kehumasan.
24) Menyiapkan bahan dokumentasi pameran, dan sosialisasi program.
25) Melakukan penyiapan bahan LAKIP serta program dan informasi.
2. Seksi Program dan Advokasi Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Program dan Advokasi antara lain :
1) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2) Melakukan perumusan rencana kegiatan tahunan.
3) Melakukan konsultasi kegiatan kepada pimpinan.
4) Melakukan pengkajian program, penyiapan standarisasi pelayanan, pemantauan dan
evaluasi.
5) Melakukan penyiapan bahan program pendampingan yang memerlukan advokasi.
6) Melakukan penyusunan bahan program pelayanan.
7) Menyiapkan bahan panduan operasional panti.
8) Menyiapkan bahan panduan petugas pelayanan klien.
9) Melakukan program persatuan orang tua klien (POT)/keluarga melalui Program
Parenting Skill dan Family Support Group (FSG).
10) Melakukan pendistribusian informasi ketentuan/peraturan/tata tertib setiap unit
pelayanan dan klien yang wajib dipatuhi.
11) Melakukan pendampingan penyesuaian bagi setiap klien yang terhambat selama
mengikuti tahapan/proses rehabilitasi dalam panti.
12) Melakukan penghimpunan, pengolahan hasil pelaksanaan kegiatan bidang sebagai
bahan laporan.
13) Melakukan penyelenggaraan dan pengolahan perpustakaan.
14) Melakukan penghimpunan, pengolahan data dan informasi sebagai bahan penyusunan
laporan.
15) Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural dan fungsional dalam rangka
penyusunan laporan kegiatan panti.
16) Melakukan tugas lain dari kepala panti sesuai peraturan yang berlaku.
Halaman 15
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
3. Seksi Rehabilitasi Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Rehabilitasi Sosial antara lain :
1) Mempelajari, memahami peraturan perundang-undangan, ketentuan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya
2) Membagi tugas/kegiatan kepada staf.
3) Melakukan persiapan rencana kegiatan bimbingan fisik, perawatan kesehatan, mental,
sosial, dan keterampilan serta mengkonsultasikan kepada kepala panti.
4) Melakukan koordinasi kegiatan tahunan dengan unit terkait.
5) Melakukan penyusunan kurikulum, seleksi, kegiatan bimbingan sosial, mental, fisik,
kecerdasan dan keterampilan.
6) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi sosial termasuk perkembangan
klien.
7) Melakukan identifikasi, registrasi, seleksi dan penerimaan serta penjelasan program
kepada calon klien.
8) Melakukan tes awal untuk pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment).
9) Melakukan tes penelusuran minat dan bakat termasuk kemampuan IQ dan EQ.
10) Melakukan penempatan klien dalam program.
11) Melakukan pendekatan kepada masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait dalam
rangka penyiapan resosialisasi.
12) Melakukan magang klien pada perusahaan dan atau tempat usaha sesuai jenis
keterampilan.
13) Melakukan penyiapan bahan rujukan sesuai masalah.
14) Melakukan konsultasi keluarga.
15) Melakukan penyiapan bahan kelengkapan file klien.
16) Melakukan kegiatan extra kurikuler.
17) Melakukan penyelenggaraan pengasramaan.
18) Melakukan penyiapan kegiatan UEP, magang, wirausaha dan kunjungan keluarga.
19) Melakukan penyiapan bahan keterampilan, bimbingan kecerdasan dan kesehatan.
20) Melakukan peningkatan pengetahuan umum dan kecerdasan.
21) Melakukan pembinaan terhadap pengasuh dan instruktur.
22) Melakukan konsultasi kegiatan dengan pimpinan.
23) Melakukan penghimpunan, pengolahan data dan informasi sebagai bahan penyusunan
laporan.
Halaman 16
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
24) Melakukan tugas lain dari kepala panti sesuai peraturan yang berlaku.
C. Sistematika Penulisan LAKIP
LKj ini disusun untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Pamardi Putra
“Insyaf “ Sumut selama satu tahun. Capaian kinerja (performance result) tahun 2016
diperbandingkan dengan Rencana kinerja (performance plan) tahun 2016 dan dianalisis sebagai
tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap rencana kinerja
ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa mendatang. Dengan pola pikir tersebut maka sistematika penyajian
LAKIP Panti Sosial Pamardi Putra “ Insyaf “ Sumut adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas penjelasan umum organisasi, dengan aspek
strategis organisasi serta isu strategis yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan Kinerja 2016, menjelaskan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kepala
UPT PSPP “Galih Pakuan” Bogor Ke Direktur Rehaabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA tahun 2016.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan
A. Capaian Kinerja organisasi
Pada Sub bab ini disajikaan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebutdilakukan
analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi.
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional.
5. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
7. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
Halaman 17
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
B. Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian kinerja
C. Realisasi Anggaran
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di masa yang akan
datang.
Lampiran :
1. Rencana Kinerja Tahunan tahun 2016 PSPP “Galih Pakuan” Bogor
2. Indikator Kinerja tahun 2016 PSPP “Galih Pakuan” Bogor
3. Indikator Kinerja Utama tahun 2016 PSPP Insyaf Sumatra utara
4. Penetapan Kinerja tahun 2016 PSPP Insyaf sumatara Utara
Halaman 18
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel,
PSPP “Galih Pakuan” Bogor berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
a. RPJMN 2015-2019;
b. Renstra PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2015-2019;
c. Penetapan Kinerja Tahun 2016.
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan tahap
ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2015-2025
yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. Visi Pembangunan Nasional
Jangka Panjang 'terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong. Upaya mencapai visi jangka panjang tersebut harus disusun secara
sistematik dan berkesinambungan, terorganisir, dan dilaksanakan dengan penuh ketekunan,
disiplin, dan kerja keras yang dinyatakan dalam rumusan misi dan sasaran .
Misi pembangunan 2015 - 2019 adalah :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritime.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang mandiri, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Halaman 19
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan amanah diatas maka Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 2015 - 2019 ini juga diarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka
menengah yang bersifat menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas sektor harus ditangani secara
holistik dan tidak terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.
Pencapaian kinerja pembangunan tersebut menjadi komitmen semua pihak khususnya instansi
pemerintah untuk dapat merealisasikannya secara sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat
dan bangsa Indonesia.
Sementara itu ada juga 9 program unggulan yang diberi nama nawacita, salah satunya tentang
komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Komitmen inilah yang saat ini dinantikan seluruh
rakyat Indonesia agar Presiden Jokowi mengambil langkah tegas menyelamatkan KPK.
Berikut 9 program unggulan Presiden yang di sebut dengan “nawa Cita” :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi
domestic.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
B. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
Renstra PSPP “Galih Pakuan” Bogor tahun 2015-2019 telah disusun dan telah direvisi yang
disesuaikan dengan perkembangan terkini sehingga ditetapkan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial
Korban Penyalahgunaan NAPZA sebagai berikut :
Halaman 20
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
A. Visi dan Misi
a. V i s i
Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan. Visi PSPP “Galih Pakuan” Bogor adalah ;
“Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra "Galih Pakuan" Bogor sebagai lembaga
penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban penyalahgunaan
napza secara prima.
Visi ini mengandung arti bahwa PSPP “Galih Pakuan” Bogor sebagai sebuah institusi sosial
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya dilaksanakan secara profesional berkualitas,
memenuhi standar nasional sebagai sebuah lembaga pelayanan dan rehabilitasi sosial korban
Napza, sehingga menjadikan PSPP “Galih Pakuan” Bogor tidak hanya institusi yang
memberikan pelayanan saja namun menjadi pusat percontohan bagi panti lainnya dalam
kurun waktu lima tahun (tahun 2019).
b. M i s i
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi . Untuk mewujudkan visi di atas, PSPP “Galih Pakuan” Bogor mempunyai
misi sebagai berikut :
Misi 1:
Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi Sosial bagi penyalahguna napza sesuai dengan
norma, prosedur dan standar pelayanan;
Misi 2:
Melaksanakan program dan advokasi pelayanan rehabilitasi social bagi korban
penyalahguna napza yang efisien dan efektif;
Misi 3:
Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang
akuntabel, transparan, dan efisien
B. Maksud dan tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai
visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis. Sedangkan
Halaman 21
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,
spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun ke
depan.
Adapun maksud dan tujuan Renstra Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf” Sumut 2015-2019
diarahkan untuk mendukung capaian kinerja Kementerian Sosial untuk mencapai kinerja
tersebut, Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumut menetapkan tujuan Renstra 2015-2019
sebagai berikut :
a. Maksud
Rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza yang diselenggarakan melalui sistim
panti.
b. Tujuan
a. Mewujudkan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku , sehingga penerima manfaat dapat berfungsi sosial
dengan baik.
b. Menciptakan target pelayanan rehabilitasi dan advokasi sosial yang tepat sasaran
c. Menciptakan manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti yang akuntabel,
transparan, dan efisien
d. Sasaran
1. Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah yang mampu melaksanakan peran dan
fungsi sosial melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.
2. Meningkatnya sarana infrastruktur untuk mendukung proses rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan napza.
C. Strategi dan Kebijakan
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan
dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Kebijakan
adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang
dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Berikut strategi dan kebijakan yang
sudah dirumuskan PSPP Insyaf, yakni :
Strategi
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas penerima manfaat dalam kemampuan sosialnya
dengan melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial.
Halaman 22
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
2. Pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat
3. Peningkatan jumlah masyarakat yang dapat mengakses Program rehabsos di PSPP
Insyaf dengan memanfaatkan peran lembaga terkait, Orsos, Dinas sosial, dan Tokoh
mayrarakat dengan penyuluhan, sosialisasi, dsb serta mengoptimalkan penggunaan
sarana dan prasarana
4. Peningkatan kemampuan petugas dalam upaya tindakan reaksi cepat, dan advokasi
bagi korban penyalahgunaan napza
5. Melaksanakan fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
kegiatan dan pengawasan
Kebijakan
1. Memanfaatkan sarana, prasarana dan SDM yang tersedia untuk untuk melaksanakan
program rehabilitasi sosial secara optimal , guna mencapai peningkatan kemampuan
sosial penerima manfaat
2. Memberikan pemenuhan kebutuhan dasar penerima manfaat sesuai haknya secara wajar
dan sesuai standar yang berlaku.
3. Memanfaatkan peranan lembaga terkait yang ada serta mengoptimalkan penggunaan
sarana prasarana dalam rangka peningkatan kuantitas masyarakat dalam mengakses
program rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan napza
4. Memanfaatkan SDM yang ada untuk menjadi pelaksana kegiatan advokasi
5. Memanfaatkan sdm yang ada dan sarana prasarana untuk melaksanakan administrasi
pelayanan rehabilitasi sosial
Untuk dapat melihat relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi, misi, tujuan, sasaran, dan
kebijakan, dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Halaman 23
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 2.1.
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi : Mewujudkan Panti Sosial Pamardi Putra "Galih Pakuan" Bogor sebagai
lembaga penyelenggara rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi korban
penyalahgunaan napza secara prima.
Misi 1 : Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi Sosial bagi penyalahguna napza sesuai
dengan norma, prosedur dan standar pelayanan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan
pelayanan dan
rehabilitasi
sosial bagi
penerima
manfaat sesuai
dengan
standar
pelayanan
yang berlaku ,
sehingga
penerima
manfaat dapat
berfungsi
sosial dengan
baik
1. Meningkatnya
kualitas
Kemampuan
sosial penerima
manfaat
1. Peningkatan
kualitas dan
kuantitas penerima
manfaat dalam
kemampuan
sosialnya dengan
melaksanakan
kegiatan
rehabilitasi sosial.
1. Memanfaatkan sarana,
prasarana dan SDM
yang tersedia untuk
untuk melaksanakan
program rehabilitasi
sosial secara optimal
optimal, guna
mencapai peningkatan
kemampuan sosial
penerima manfaat
Misi 2 : Melaksanakan program dan advokasi pelayanan rehabilitasi social bagi
korban penyalahguna napza yang efisien dan efektif;
Tujuan sasaran Strategi Kebijakan
Mewujudkan
target
pelayanan
rehabilitasi
dan advokasi
sosial yang
tepat sasaran
Meningkatnya
jumlah
masyarakat yang
dapat mengakses
program
rehabilitasi sosial
di PSPP Insyaf
sumut sehingga
menghasilkan
target yang tepat
sasaran
Peningkatan jumlah
masyarakat yang
dapat mengakses
Program rehabsos di
PSPP Insyaf dengan
memanfaatkan peran
lembaga terkait,
Orsos, Dinas sosial,
dan Tokoh mayrarakat
dengan penyuluhan,
sosialisasi, dsb serta
mengoptimalkan
Memanfaatkan peranan
lembaga terkait yang ada
serta mengoptimalkan
penggunaan sarana
prasarana dalam rangka
peningkatan kuantitas
masyarakat dalam
mengakses program
rehabilitasi sosial bagi
korban penyalahgunaan
napza
Halaman 24
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Meningkatnya
jumlah
masyarakat yang
dapat diadvokasi
dan dijangkau,
dalam upaya
pencegahan
penyalahgunaan
napza
penggunaan sarana
dan prasarana
Peningkatan
kemampuan petugas
dalam upaya tindakan
reaksi cepat, dan
advokasi bagi korban
penyalahgunaan
napza
Memanfaatkan SDM yang
ada untuk menjadi
pelaksana kegiatan
advokasi
Misi 3 : Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti
yang akuntabel, transparan, dan efisien
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Menciptakan
manajemen
pelayanan
rehabilitasi
sosial dalam
panti yang
akuntabel,
transparan,
dan efisien
Terciptanya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi sosial
dalam panti
Melaksanakan fungsi
manajemen,
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan kegiatan
dan pengawasan
Memanfaatkan sdm yang
ada dan sarana prasarana
untuk melaksanakan
administrasi pelayanan
rehabilitasi sosial
D. Sasaran dan Program
Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan
kegiatan prioritas.
Program yang disusun oleh PSPP Insyaf Sumut merupakan program prioritas RPJMN yang
sesuai dengan tugas dan fungsi PSPP Insyaf sebagai UPT dari Direktorat Rehabilitasi Sosial
Korban Penyalahgunaan Napza yaitu sebagai penyelenggara pelayanan dan rehabilitasi korban
penyalahgunaan napza yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa kegiatan untuk masing-
masing program tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program ini didasarkan atas
strategi dan kebijakan jangka menengah.
Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program
yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam
Halaman 25
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh PSPP Inyaf Sumatera Utara. Pendanaan indikatif merupakan
perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan untuk melaksanakan program/kegiatan
pertahun.
Pencapaian misi pertama ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai
berikut:
1) Program Rehabilitasi sosial
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian individu yang menjadi korban
penyalahgunaan napza baik dalam kualitas keberfungsian sosial maupun jumlah penyandang
masalah yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial, dengan prioritas kegiatan adalah:
Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah korban
penyalahgunaan napza
Penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penyandang masalah korban penyalahgunaan
napza
Pencapaian misi kedua ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:
Program perlindungan dan advokasi sosial
Program ini bertujuan untuk peningkatan jumlah masyarakat yang dapat mengakses pelayanan
rehabilitasi sosial dan mengadvokasi korban penyalahgunaan napza, melalui kegiatan sebagai
berikut :
Penjajakan
Sosialisasi
Advokasi
Publikasi
Outreach/penjangkauan
IPWL ( institusi Penerima Wajib Lapor )
TRC ( tindakan reaksi cepat )
Pelayanan perpustakaan
Bimbingan lanjut
Rresosialisasi
Halaman 26
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Pencapaian misi ketiga ini dilakukan melalui program dan kegiatan prioritas sebagai berikut:
a. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Program ini bertujuan untuk Meningkatnya efektivitas sistem manajemen administrasi
pemerintahan dan pembangunan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan jasa kebersihan kantor
6) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
7) Penyediaan Alat Tulis Kantor
8) Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
9) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
10) Penyediaan Bahan Bacaan, dan Peraturan Perundang-Undangan
11) Penyediaan bahan logistik kantor
12) Penyediaan Makanan Minuman
13) Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
14) Rapat-rapat Koordinasi dan konsultasi dalam daerah
15) Penyediaan jasa tenaga teknis pendukung /tenaga perkantoran
b. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana Lembaga PSPP “Galih
Pakuan” Bogor sesuai dengan analisis keadaan serta kebutuhan melalui pengembangan
sistem informasi manajemen berbasis computerize, pengadaan sarana kantor pemerintahah,
pembangunan dan rehabilitasi prasarana gedung kantor pemerintahan guna mendukung
optimalisasi pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan serta pelayanan publik
sesuai dengan kemampuan Lembaga. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
2) Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
3) Pemeliharaan Rutin / Berkala Meubelair
Halaman 27
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
c. PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA KELEMBAGAAN
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan :
1) Peningkatan Kapasitas Perencanaan Program/Kegiatan
2) Peningkatan Pendataan dan Statistik
3) Pembangunan sarana dan prasarana pendukung
F. RENCANA KINERJA
Pada dasarnya rencana kinerja tahun 2016 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai
selama tahun 2016, yang mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam
rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis PSPP “ Insyaf “
sumatera Utara 2015-2019. Target kinerja pada tingkat sasaran strategis akan menjadi tolak ukur
dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi seperti terlihat pada
lampiran Rencana Kinerja Tahunan (RKT Tahun 2015).
Implementasi rencana strategis tahun 2015-2019 untuk tahun 2016 mencakup pelaksanaan
45 kegiatan dalam 3 program . Untuk melaksanakan aktivitas ini disediakan anggaran Belanja
Langsung sebesar Rp.15.366.936.000- (lima belas miliar tiga ratus enam puluh enam juta
Sembilan ratus tiga puluh enam ribu rupiah).
G. Penetapan Kinerja Tahun 2016
Diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah, maka semua instansi sampai unit eselon
II, dalam konteks ini termasuk PSPP “Galih Pakuan” Bogor diwajibkan untuk penyusunan
Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang
waktu satu tahun.
Berikut ini adalah Penetapan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor Tahun Anggaran 2016, yang
terdiri dari lampiran penetapan kinerja, sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja
sebagai berikut:
Halaman 28
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
KEMENTERIAN SOSIAL R.I
PERJANJIAN KINERJA
PSPP "GALIH PAKUAN" BOGOR TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Beni Sujanto
Jabatan: Kepala PSPP "Galih Pakuan" Bogor
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Waskito Budi Santoso
Jabatan : Direktur Rehailitasi korban penyalahgunaan Napza direktorat Jendral
rehabilitasi Sosial Kemanterian Sosial RI
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja sesuai lampiran
perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan
dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut
menjadi tanggungjawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberiikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap pencapaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Lau Bakeri, 4 Januari 2016
Direktur Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan NAPZA
Waskito Budi Santoso
Kepala PSPP “Insyaf “ Sumut
Ahd. Sulaiman
Halaman 29
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penetapan kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2016
No Sasaran Strategis
Tahun 2016
Indikator Kinerja Target
1 Korban penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan social di
dalam panti
Penerima manfaat mampu
melaksanakan fungsi
sosialnya
300 orang
2 Korban penyalahguna
napza yang berhasil
dilayani, diberi bantuan
dan direhabilitasi di
luar panti
Jumlah penerima manfaat
di luar panti yang mengikuti
shelter worksop
5 orang
Jumlah Penerima manfaat
yang mendapatkan
penanganan Kedaruratan
Tim Reaksi Cepat
30 orang
Jumlah penerima manfaat
di luar panti yang
mendapatkan layanan
penjangkauan ( out
reaching )
200 orang
3
3
Meningkatnya kualitas
administrasi pelayanan
dan rehabilitasi social
PSPP insyaf sumut
1. Laporan Pelayanan
Rehabilitasi sosial
2. Laporan keuangan
3. Laporan barang
4. Laporan Kinerja
5. Laporan publikasi
6. Laporan Monitoring
dan evaluasi
7. Laporan ekotif
8. Laporan layanan
perkantoran
8 laporan
Dokumen
perencanaan/program/
anggaran/data
informasi/kebijakan bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial korban
penyalahgunaan napza
2 dokumen
Layanan perkantoran 12 bulan
Halaman 30
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Bangunan dan peralatan
pendukung
1.180 m2
Jumlah Anggaran : Rp. 15.366.936.000,- (Lima belas miliar tiga ratus enam puluh enam juta
Sembilan ratus tiga puluh enam ribu rupiah )
Direktur Rehabilitasi Korban
Penyalahgunaan NAPZA
Waskito Budi Santoso
Kepala PSPP "Galih Pakuan" Bogor
Ahd. Sulaiman
Halaman 31
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
REVISI PENETAPAN KINERJA
Kementerian/Lembaga :Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
Tahun :2016
No Sasaran Strategis
Tahun 2016
Indikator Kinerja Target
1 Korban penyalahguna
napza yang mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan social di
dalam panti
Penerima manfaat mampu
melaksanakan fungsi sosialnya
200 orang
2 Korban penyalahguna
napza yang berhasil
dilayani, diberi bantuan
dan direhabilitasi di luar
panti
Jumlah penerima manfaat di luar
panti yang mengikuti shelter
worksop
2 orang
Jumlah Penerima manfaat yang
mendapatkan penanganan
Kedaruratan Tim Reaksi Cepat
30 orang
Jumlah penerima manfaat di luar
panti yang mendapatkan layanan
penjangkauan ( out reaching )
290 orang
3
3
Meningkatnya kualitas
administrasi pelayanan
dan rehabilitasi social
PSPP insyaf sumut
1. Laporan Pelayanan
Rehabilitasi sosial
2. Laporan keuangan
3. Laporan barang
4. Laporan Kinerja
5. Laporan publikasi
6. Laporan Monitoring dan
evaluasi
7. Laporan ekotif
8. Laporan layanan perkantoran
8 laporan
Dokumen perencanaan/program/
anggaran/data informasi/kebijakan
bidang rehabilitasi dan
perlindungan sosial korban
penyalahgunaan napza
2 dokumen
Layanan perkantoran 12 bulan
Halaman 32
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Bangunan dan peralatan pendukung 1.180 m2
Jumlah Anggaran :
SatkerPSPP Insyaf Sumut 15.017.046.000,- (Lima Belas Miliar tujuh belas juta empat puluh
enam ribu rupiah )
Medan, 28 Oktober 2016
Kepala PSPP “Galih Pakuan” Bogor
AHD. Sulaiman
Halaman 33
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA RENCANA AKSI
INDIKATOR KINERJA UTAMA PSPP “GALIH PAKUAN” BOGOR RI TAHUN 2016
Sasaran
Strategis Kegiatan
Tahun 2016
Registrasi dan
Penerimaan200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Orientasi dan
Pengenalan Program200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Kegiatan assesment 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan kebutuhan
Permakanan pm200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan kebutuhan
pakaian pm200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Bimbingan fisik dan
perawatan kesehatan200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan mental 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan terapeutik
community200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pelayanan family
support group200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pembahasan kasus 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
PelaksanaWaktu
PelaksanaanLokasi Ket
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima
manfaat mampu
melaksanakan
fungsi sosialnya
No Indikator Kinerja Target Realisasitingkat
capaian
Penanggung
jawab
Halaman 34
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
probe 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
keterampilan 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
resosialisasi 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
terminasi 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Kasie.
PASJan-Des
Wil
Sumut
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
PASJan-Des
Wil
Sumut
Jumlah penerima
manfaat di luar
panti yang
mendapatkan
layanan
penjangkauan (
out reaching )
Penjangkauan/outreac
hing290 orang
290
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
PASJan-Des
PSPP
Insyaf
Jumlah Penerima
manfaat yang
mendapatkan
penanganan
Kedaruratan Tim
Reaksi Cepat
Tim reaksi Cepat 30 orang 30 orang 100%2
Korban
penyalahguna
napza yang
berhasil dilayani,
diberi bantuan
dan
direhabilitasi di
luar panti
Jumlah penerima
manfaat di luar
panti yang
mengikuti shelter
worksop
Shelter Workshop 2 orang 2 orang
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima
manfaat mampu
melaksanakan
fungsi sosialnya
Halaman 35
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penjajakan Kasie.
PAS Des
Wil
Sumut
Pelatihan
Kewirausahaan
Kasie
Rehsos Des
PSPP
Insyaf
verifikasi kasusKasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Melaksanakan
home visit
Kasie.
Rehsos Jan-des
Wil
Sumut
Melaksanakan
bimbingan lanjut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Dukungan
Pembinaan fisik
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
2 Laporan keuanganPengelolaan
UAKPA
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengelolaan
UAKPB
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengadaan Barang
dan Jasa
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengelolaan Barang
persediaan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan LKJ
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Laporan IKM
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PMK 249
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PP 39
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelayanan
perpustakaan Kasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Peyiapan bahan
publikasi
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
5 Laporan publikasi
1
Lapora
n
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
4 Laporan Kinerja1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3 Laporan barang1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
1Laporan Pelayanan
Rehabilitasi sosial
1
laporan
1
laporan
Halaman 36
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Pemasangan
baliho
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelaksanaan
Sosialisasi IPWL
di daerah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pelaksanaan
Sosialisasi
Program panti di
Sekolah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pameran HKSNKasie.PAS Jan- Des Kalteng
Monitoring dan
evaluasi Program
di dalam panti
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Monitoring dan
evaluasi Program
di luar panti
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Keterampilan LASKasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Keterampilan
cangkang kerang
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
Jamuan tamuSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Rapat koordinasi
dalam panti
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Program dan
anggaran
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf SumutSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
kurikulum
rehabilitasi sosial
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf SumutSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut 6Laporan Monitoring
dan evaluasi
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
5 Laporan publikasi
1
Lapora
n
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
8Laporan layanan
perkantoran
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
7 Laporan ekotif1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
9
Dokumen
perencanaan/progr
am/ anggaran/data
informasi/kebijaka
n bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
korban
penyalahgunaan
napza
Halaman 37
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penyusunan
kurikulum
rehabilitasi sosial
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyelenggaraan
operasional
Perkantoran
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
gedung dan
bangunan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
halaman
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
kendaraan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Sarana kantor
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Jaringan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
koordinasi dan
konsultasi
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pembangunan
lapangan tenis
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
Rehabilitasi Asrama
Primari I
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
Rehabilitasi Asrama
Primari II
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
11
Bangunan dan
peralatan
pendukung
1.180
m2
1.180
m2100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
9
Dokumen
perencanaan/progr
am/ anggaran/data
informasi/kebijaka
n bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
korban
penyalahgunaan
napza
10Layanan
perkantoran
12
bulan
12
bulan
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
Halaman 40
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penetapan kinerja yang telah ditetapkan terdiri dari 2 sasaran (lihat Tabel 1, kolom 3). Selanjutnya
untuk mencapai sasaran tersebut di tetapkan 9 (empat) indikator kinerja (lihat Tabel 2, kolom 3)
dengan capaian target kinerja 45 (empat puluh lima ) dalam satuan stel, orang, Klien, tahun,
kegiatan, Unit, laporan, dokumen,m2 dan bulan layanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
15.366.936.000,- (Lima belas Miliar tiga ratus enam puluh enam juta Sembilan ratus tiga puluh
enam ribu rupiah). Untuk mencapai indikator sasaran tersebut, dilakukan kegiatan yang disesuaikan
dengan tugas pokok masing-masing bagian Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “ Sumut sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Kegiatan dan Anggaran Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “ Sumut
Tahun 2016
NO KEGIATAN ANGGARAN KET
1. Korban penyalahgunaan Napza yang memperoleh rehabilitasi
dan perlindungan kesejahteraan sosial di Panti Sosial
Pamardi Putra Insyaf sumatera utara
3.780.000.000 DIPA 2016
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan
Rehabilitasi dan Perlindungan social di luar panti
362.412.000 DIPA 2016
3. Laporan Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/Publikasi
serta Pelaksanaan Rehabilitasi dan Perlindungan sosial
Korban Penyalahgunaan NAPZA
1.928.342.000 DIPA 2016
4. Dokumen Perencanaan/Program/Anggaran/Data dan
Informasi/Kebijakan bidang Rehabilitasi dan Perlindungan
sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
129.252.000 DIPA 2016
5 Layanan Perkantoran 5.672.773.000 DIPA 2016
9. Gedung/Bangunan 3.494.157.000 DIPA 2016
Jumlah 15.366.936.000
Halaman 41
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Revisi Kegiatan dan Anggaran Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf “ Sumut
Tahun 2016
NO KEGIATAN ANGGARAN KET
1. Korban penyalahgunaan Napza yang memperoleh rehabilitasi
dan perlindungan kesejahteraan sosial di Panti Sosial
Pamardi Putra Insyaf sumatera utara
3.626.199.000 DIPA 2016
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan
Rehabilitasi dan Perlindungan social di luar panti
477.992.000 DIPA 2016
3. Laporan Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/Publikasi
serta Pelaksanaan Rehabilitasi dan Perlindungan sosial
Korban Penyalahgunaan NAPZA
1.618.145.000 DIPA 2016
4. Dokumen Perencanaan/Program/Anggaran/Data dan
Informasi/Kebijakan bidang Rehabilitasi dan Perlindungan
sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
127.780.000 DIPA 2016
5 Layanan Perkantoran 5.672.773.000 DIPA 2016
6. Gedung/Bangunan 3.494.157.000 DIPA 2016
Jumlah 15.017.046.000
Halaman 42
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Realisasi
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan antara target kinerja
sasaran dengan realisasi kinerja sasaran, atau dengan kata lain membandingkan capaian indikator
kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran.
Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk
menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga
keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan
jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator
outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan.
1. Metode Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi sebagai
berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin rendah
realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus:
Realisasi
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana
Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin rendah
realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus:
Halaman 43
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Rencana – (Realisasi – Rencana)
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana
Atau:
(2 x Rencana) – Realisasi
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi atas
kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih tinggi (ultimate
outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Namun
demikian, karena keterbatasan data sebagai akibat belum terbangunnya sistem dan
pengumpulan data serta indikator keberhasilan kinerja tahun sebelumnya menggunakan
indikator kinerja yang berbeda-beda, maka analisis lebih lanjut terhadap peningkatan dan
penurunan kinerja belum dapat disajikan.
Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja, Pengukuran kinerja tahun 2016 dilakukan
dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja, melalui pengukuran tingkat
pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator
sasaran yang telah ditetapkan, sebagaimana dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan
(RKT), dimana tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja
kegiatan yang berhubungan dengan sasaran tersebut. Pengukuran pencapaian sasaran ini
menggunakan formulir Pengukuran Kinerja.
2. Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
Hasil pengukuran capaian kinerja disimpulkan baik untuk masing-masing indikator
kinerjanya maupun untuk capaian pada tingkat sasaran. Penyimpulan dilakukan dengan
menggunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut :
Urutan Rencana capaian Kategori Capaian
I >85 Sangat Berhasil
Halaman 44
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
II 70 < X ≤ 85 Berhasil
III 55 < X ≤ 70 Cukup Berhasil
IV ≤ 55 Tidak Berhasil
Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran disimpulkan berdasarkan “Metode
Rata-Rata Data Kelompok”. Penyimpulan capaian sasaran tersebut dijelaskan berikut ini.
Penyimpulan pada tingkat sasaran dilakukan dengan mengalikan jumlah indikator untuk
setiap kategori (sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil dan tidak berhasil) yang ada disetiap
kelompok sasaran dengan nilai mean (rata-rata) skala ordinal dari setiap kategori, dibagi dengan
jumlah indikator yang ada di kelompok sasaran tersebut.
Jumlah indikator untuk setiap kategori X Nilai mean setiap kategori
Capaian Sasaran =
Jumlah indikator kinerja sasaran
Nilai mean setiap kategori ditetapkan sebagai berikut:
Sangat Berhasil : 92,5
Berhasil : 77,5
Cukup Berhasil : 62,5
Tidak Berhasil : 27,5
Hasil perkalian tersebut disimpulkan kembali berdasarkan skala pengukuran ordinal
dengan katagori sangat berhasil, berhasil, cukup berhasil, dan tidak berhasil.
B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Capaian kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor adalah memfokuskan semua aktivitasnya
pada layanan prima (service excellence) dalam rangka melaksanakan tugasnya baik di
lingkungan Kementerian Sosial RI maupun eksternal Kementerian Sosial RI. Perencanaan
strategis bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi merupakan suatu proses yang dinamis dan
harus terus menerus dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan jaman, sehingga
diharapkan mampu untuk mendorong akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah pusat.
Halaman 45
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
SAKIP adalah suatu sistem manajemen kinerja sektor publik yang berorientasi pada hasil
(result oriented government). Penerapan sistem manajemen kinerja yang baik, mewajibkan
menuntut setiap instansi pemerintah untuk memiliki suatu tatanan, instrumen, dan metode
pertanggungjawaban yang meliputi tahapan perencanaan kinerja, pelaksanaan, pengukuran dan
pelaporan kinerja dalam bentuk siklus akuntabilitas kinerja yang terpadu. SAKIP, meliputi:
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, serta pemanfaatan informasi dan
evaluasi kinerja.
Tahun anggaran 2016 PSPP “Galih Pakuan” Bogor telah menyelenggarakan penyusunan
LAKIP tahun 2016 dengan mengacu kepada 3 ( tiga Sasaran ). Sasaran tersebut selanjutnya
diukur dengan berdasarkan pada analisis indikator kinerja utama, pengukuran dilakukan dengan
cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam
penetapan kinerja dengan realisasinya. Realisasi sampai akhir tahun 2016 menunjukkan bahwa
sebanyak 3 sasaran tersebut telah dapat
dicapai dengan hasil baik. Tingkat capaian kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat
diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tahapan akuntabilitas kinerja berikutnya yaitu evaluasi kinerja. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui capaian realisasi, kemajuan dan kendala-kendala yang dijumpai
didalam pelaksanaan kegiatan –kegiatan dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan
dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program / kegiatan di masa yang akan datang.
Halaman 46
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Selain itu dalam evaluasi kinerja juga dilakukan analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara outputs dengan inputs baik untuk rencana
maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi antara nilai inputs dengan output.
Berikut ini adalah uraian realisasi pencapaian sasaran PSPP “Galih Pakuan” Bogor tahun 2015 yang diukur dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Capaian Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor Tahun 201
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA RENCANA AKSI
INDIKATOR KINERJA UTAMA PSPP “GALIH PAKUAN” BOGOR RI TAHUN 2016
Halaman 47
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Sasaran
Strategis Kegiatan
Tahun 2016
Registrasi dan
Penerimaan200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Orientasi dan
Pengenalan Program200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Kegiatan assesment 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan kebutuhan
Permakanan pm200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Pemenuhan kebutuhan
pakaian pm200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Bimbingan fisik dan
perawatan kesehatan200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan mental 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
bimbingan terapeutik
community200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pelayanan family
support group200 orang
200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
pembahasan kasus 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut Kasie. Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
PelaksanaWaktu
PelaksanaanLokasi Ket
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima
manfaat mampu
melaksanakan
fungsi sosialnya
No Indikator Kinerja Target Realisasitingkat
capaian
Penanggung
jawab
Halaman 48
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
probe 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
keterampilan 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
resosialisasi 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
terminasi 200 orang200
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
PSPP
Insyaf
Kasie.
PASJan-Des
Wil
Sumut
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
PASJan-Des
Wil
Sumut
Jumlah penerima
manfaat di luar
panti yang
mendapatkan
layanan
penjangkauan (
out reaching )
Penjangkauan/outreac
hing290 orang
290
orang100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Kasie.
PASJan-Des
PSPP
Insyaf
Jumlah Penerima
manfaat yang
mendapatkan
penanganan
Kedaruratan Tim
Reaksi Cepat
Tim reaksi Cepat 30 orang 30 orang 100%2
Korban
penyalahguna
napza yang
berhasil dilayani,
diberi bantuan
dan
direhabilitasi di
luar panti
Jumlah penerima
manfaat di luar
panti yang
mengikuti shelter
worksop
Shelter Workshop 2 orang 2 orang
1
Korban
penyalahguna
napza yang
mendapatkan
rehabilitasi dan
perlindungan
social di dalam
panti
Penerima
manfaat mampu
melaksanakan
fungsi sosialnya
Halaman 49
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penjajakan Kasie.
PAS Des
Wil
Sumut
Pelatihan
Kewirausahaan
Kasie
Rehsos Des
PSPP
Insyaf
verifikasi kasusKasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Melaksanakan
home visit
Kasie.
Rehsos Jan-des
Wil
Sumut
Melaksanakan
bimbingan lanjut
Kasie.
Rehsos Jan-Des
Wil
Sumut
Dukungan
Pembinaan fisik
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
2 Laporan keuanganPengelolaan
UAKPA
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengelolaan
UAKPB
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengadaan Barang
dan Jasa
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pengelolaan Barang
persediaan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan LKJ
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Laporan IKM
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PMK 249
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
laporan PP 39
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelayanan
perpustakaan Kasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Peyiapan bahan
publikasi
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
5 Laporan publikasi
1
Lapora
n
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
4 Laporan Kinerja1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3 Laporan barang1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
1Laporan Pelayanan
Rehabilitasi sosial
1
laporan
1
laporan
Halaman 50
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Pemasangan
baliho
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pelaksanaan
Sosialisasi IPWL
di daerah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pelaksanaan
Sosialisasi
Program panti di
Sekolah
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Pameran HKSNKasie.PAS Jan- Des Kalteng
Monitoring dan
evaluasi Program
di dalam panti
Kasie.
PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Monitoring dan
evaluasi Program
di luar panti
Kasie.
PAS Jan- Des
Wil
Sumut
Keterampilan LASKasie.PAS Jan- Des
PSPP
Insyaf
Keterampilan
cangkang kerang
Kasie.
Rehsos Jan- Des
PSPP
Insyaf
Jamuan tamuSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Rapat koordinasi
dalam panti
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
Program dan
anggaran
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf SumutSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyusunan
kurikulum
rehabilitasi sosial
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf SumutSub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut 6Laporan Monitoring
dan evaluasi
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
5 Laporan publikasi
1
Lapora
n
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
8Laporan layanan
perkantoran
1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
7 Laporan ekotif1
laporan
1
laporan100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
9
Dokumen
perencanaan/progr
am/ anggaran/data
informasi/kebijaka
n bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
korban
penyalahgunaan
napza
Halaman 51
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Penyusunan
kurikulum
rehabilitasi sosial
1
dokum
en
1
dokume
n
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Penyelenggaraan
operasional
Perkantoran
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
gedung dan
bangunan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
halaman
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
kendaraan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Sarana kantor
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pemeliharaan
Jaringan
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
koordinasi dan
konsultasi
Sub.Bag
TU Jan- Des
PSPP
Insyaf
Pembangunan
lapangan tenis
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
Rehabilitasi Asrama
Primari I
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
Rehabilitasi Asrama
Primari II
Sub.Bag
TU Juni - Nop
PSPP
Insyaf
3Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi
social PSPP
insyaf sumut
100%Kepala PSPP
Insyaf Sumut
11
Bangunan dan
peralatan
pendukung
1.180
m2
1.180
m2100%
Kepala PSPP
Insyaf Sumut
9
Dokumen
perencanaan/progr
am/ anggaran/data
informasi/kebijaka
n bidang
rehabilitasi dan
perlindungan sosial
korban
penyalahgunaan
napza
10Layanan
perkantoran
12
bulan
12
bulan
Halaman 49
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
C. Evaluasi Capaian dan Analisis Kinerja 2016
Capaian Kinerja 2016 PSPP “Galih Pakuan” Bogor secara kuantitatif telah dapat dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Namun secara kualitatif masih harus selalu ditingkatkan.
Berikut ini kami sampaikan uraian penjelasan tentang capaian kegiatan PSPP “Galih Pakuan”
Bogor Tahun 2016.
Indikator 1 Korban penyalahgunan napza yang mendapatkan rehabilitasi dan
perlindungan sosial dalam panti sosial pamardi putra insyaf sumut
Indikator ini merupakan Kriteria yang menjadi dasar penilaian suatu kinerja dan menjadi
program prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSPP “Galih Pakuan” Bogor sebagai
lembaga rehabilitasi sosial Korban penyalahgunaan Napza. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai
norma, prosedur dan standar pelayanan menegaskan bahwa rehabilitasi sosial yang dilaksanakan
tidak sekedar memenuhi kewajiban sebagai UPT Kementerian Sosial, melainkan terkandung
makna untuk memberikan pelayanan berkualitas dan memenuhi harapan penerima pelayanan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, rehabilitasi sosial diberikan dalam bentuk
a) motivasi dan diagnosis psikososial; b) perawatan dan pengasuhan; c) pelatihan keterampilan;
d) bimbingan fisik, mental, sosial; d) konseling psikososial; e) pelayanan aksesibilitas; f)
bantuan dan asistensi sosial; g) bimbingan resosialisasi; h) bimbingan lanjut dan atau rujukan.
Rehabilitasi sosial dilaksanakan secara bertahap mulai dari penerimaan sampai terminasi.
Indikator utama kegiatan ini adalah Jumlah PM yang telah mampu melaksanakan fungi
sosialnya
Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor mencapai 100 persen.
Pada tahun 2016, PSPP “Galih Pakuan” Bogor berhasil memberikan pelayanan, perlindungan
dan rehabilitasi sosial dari target 200, sebanyak 200 Penerima manfaat yang telah benar-benar
pulih. Karena pelayanan di PSPP Insyaf Sumut dalam sistem on off, dengan pengertian bahwa
penerimaan kelayan yang diberikan dapat dilaksanakan tiap hari.
Halaman 50
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Pencapaian kinerja sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian sasaran terlaksananya
pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar pelayanan sebagai
berikut:
1. Penerima manfaat yang diterima sesuai eligibilitas pelayanan dengan target 100 persen
dari calon penerima manfaat yang diterima.
Penerimaan calon penerima manfaat mensyaratkan kriteria tertentu agar dapat mengikuti
rehabilitasi sosial. Karena itu, indikator ini digunakan untuk mengukur ketaatan lembaga
dalam menerima calon penerima manfaat sesuai eligibilitas dan standar pelayanan yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan indikator 100 persen calon penerima manfaat yang diterima memenuhi
eligibilitas pelayanan, tingkat pencapaian kinerja penerimaan mencapai 100 persen. Seluruh
penerima manfaat yang diterima untuk mengikuti rehabilitasi sosial dengan target 200 orang
memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Korban Penyalahgunaan Napza yang masih dapat
menjalani rehabilitasi (tidak dual diagnosa) serta memenuhi persyaratan lain yang
ditetapkan.
Pada tahun 2016, jumlah Korban penyalahgunaan Napza yang mendaftar sebagai calon
penerima manfaat berjumlah 414 orang. Terdiri dari program reentry 30 orang dan primary
170 orang.
2. Orientasi dan pengenalan program yang diselesaikan tepat prosedur, tepat waktu dan
tepat sasaran dengan target 50 penerima manfaat di program reentry dan 150 di program
primary.
Halaman 51
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Indikator ini ditetapkan untuk mengetahui ketepatan waktu penyelesaian dan keakuratan
orientasi dan pengenalan program. Target orientasi dan pengenalan program berdasarkan
indikator ini tercapai 100 persen. Semua proses orientasi, dan pengenalan program telah
melalui prosedur yang ditetapkan, telah dilaksanakan oleh Tim Rehabilitasi yang melibatkan
pekerja sosial, dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, sedangkan target jumlah penerima manfaat yang mengikuti kegiatan orientasi
sebanyak 200 orang atau setara dengan 100 %
3. Assesment untuk menetukan latar belakang masalah korban menggunakan napza
Data klien diperoleh dan terkumpul melalui wawancara dan observasi, dianalisa, ditelusuri
dan diungkapkan masalahnya, identifikasi masalah dan dibahas dalam satu sidang kasus /
Case Coverence, hasil assesment yang terkumpul sebanyak 150 kasus dari program terpadu
dan 50 kasus dari re entry . Dukungan data keluarga melalui home visit/observasi keluarga
maing-masing klien sangat memperlancar pelaksanaan kegiatan ini. Case Coverence
dilakukan untuk mengungkapkan permasalahan yang muncul di panti yang dilaksanakan
pada setiap bulan sehingga dapat dicarikan solusi terhadap masalah yang ada.
4. Bimbingan Fisik, Sosial, Mental, Keterampilan dan Kesehatan
Pembinaan fisik, Bimbingan mental Agama, diarahkan untuk pemulihan kesehatan dan
kesegaran jasmani penerima manfaat sebagai berikut:
Halaman 52
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 3.2
Pencapaian Kinerja dalam Program bimbingan Fisik, mental, sosial, keterampilan dan
kesehatan
NO KEGIATAN TARGET
REALISAS
I %
1. Pemeriksaan dan perawatan kesehatan
penerima manfaat 200 200 100
2. Melaksanakan Function/K3 yang
dilaksanakan setiap hari 360 360 100
3. Aerobik
52 52 100
4 Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
12 12 100
5. Saturday Night Activity
52 52 100
Halaman 53
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
7. Probe
3 3 100
8. Outing
3 3 100
9. Widyawisata
1 1 100
10. Religius Class setiap rabu malam
52 52 100
11. Bimbingan Kerohanian untuk
penerima manfaat yang beragama
Kristen yang dilaksanakan setiap hari
jum’at
52 52 100
12. Etika Budi Pekerti
52 52 100
13. CC
12 12 100
14. FSG
4 4 100
15. Home Visit
26 26 100
16. Team Building
1 1 100
17. Terapi Kelompok
1 1 100
Dalam proses selama tahun 2016, penerima manfaat menjadi lebih religius dan sehat,
serta dapat berpikiran secara jernih yang sebelumnya selalu mengungkapakan sikapnya
dengan kemarahan.
Bimbingan Sosial diberikan untuk mengembangkan kemampuan dan fungsi sosial
penerima manfaat sebagai bekal dikemudian hari. Sebagai upaya untuk membangun
kembali peran fungsi sosialnya maka diberikan kegiatan-kegiatan;
Bimbingan sosial yang dilaksanakan selain klasikal juga dilaksanakan dengan
menerapkan Metode Therapeutic Community (TC) yang dilaksanakan di asrama maupun
ditempat lain.
Halaman 54
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 3.3
Kegiatan Therapeutic Community (TC) yang dilaksanakan adalah:
NO KEGIATAN TARGET
REALISAS
I %
1. Seminar
48 48 100
2. Confrontation Group
48 48 100
3. Sharing Circle
48 48 100
4 Static Group
48 48 100
5. PAGE
48 48 100
6. Encounter Group
48 48 100
7. Discussion
48 48 100
8. Dynamic Group
48 48 100
9. Konseling
48 48 100
10. Circle
48 48 100
11. Weekend Wrap Up
48 48 100
12. Residen Meeting
48 48 100
13. Morning Meeting
48 48 100
14. Morning Breafing
48 48 100
15. Structure of the House
360 360 100
a. Seminar
Bentuk pertemuan kelompok yang diikuti oleh seluruh Kelayan untuk membahas
suatu topik yang berkaitan dengan kehidupan adiksi, dengan membawa perubahan
antara lain:
1) Kelayan dapat lebih memahami kehidupan addict dan cara untuk mengatasinya.
2) Mulai memahami program hidup yang akan dijalaninya.
Halaman 55
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
3) Mulai memahami pencegahan – pencegahan dan pengaruh adiksi dari dalam diri
sendiri.
b. Discussion
Sebuah pertemuan yang diikuti oleh Kelayan untuk mendiskusikan suatu
permasalahan atau topik yang telah ditentukan, yang ada kaitannya dengan
perjalanan Kelayan. Kegiatan ini membawa perubahan antara lain :
1) Membiasakan diri untuk berpendapat
2) Berani untuk mempertahankan pendapat
3) Membangkitkan kepercayaan diri dalam berbicara
4) Membangkitkan potensi edukatif yang dimiliki
c. Responsible Interaction
Kata lain dari gotong royong, di sini Kelayan bekerja sama dalam membersihkan
lingkungannya, baik di dalam asrama maupun di luar asrama.
d. Sharing Circle
Yaitu suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh Kelayan dan didampingi oleh
pekerja sosial guna untuk membahas issue yang terjadi pada diri masing – masing
Kelayan dan membiasakan diri untuk memberikan masukan kepada Kelayan yang
lain.
e. Weekend Wrap Up
Yaitu suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh resident guna membahas tentang
perasaan hatinya dalam satu minggu, serta membahas issue yang terjadi dalam rumah
seminggu yang lalu, biasanya pertemuan ini dilaksanakan satu minggu sekali pada
hari minggu malam.
f. PAGE (Personal/Peer Accountability Group Evaluation)
Yaitu pertemuan mingguan yang diikuti oleh seluruh residen untuk membahas
tingkah laku positif dan negatif seorang residen yang dibahas oleh seluruh residen
dan residen itu sendiri.
Sessi dilaksanakan secara insidental yang diberikan kepada penerima manfaat yang
melakukan kesalahan-kesalahan dan diberi proses pembelajaran, dari proses tersebut
penerima manfaat telah berubah sikapnya yang tertutup dan tidak percaya diri menjadi
terbuka dan selalu memotivasi penerima manfaat yang lain agar menjadi percaya diri.
Halaman 56
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
5. Resosialisasi/Reintegrasi
Dalam bentuk Praktek Belajar Kerja (PBK) / Magang. Praktek Belajar Kerja dilaksanakan
tanggal 22 Oktober s/d 21 Desember 2016 pada 25 perusahaan/bengkel di Kota Medan dan
sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran di dunia kerja dan
menambah pengetahuan serta meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan /skill
kerja klien, dan sebagai bentuk pelaksanaan apa yang diperoleh di panti dan melatih
penerima manfaat menjalani kehidupan diluar panti dengan harapan dapat mengaplikasikan
dan dapat memecahkan masalahnya, sehingga hasil akhir dari kegiatan ini penerima manfaat
dapat berfungsi sosial secara wajar di masyarakat. Dari target 50 pm yang melaksanakan
kegiatan ini hanya 30 pm yang dapat melaksanakan sampai selesai. Dalam upaya
memberikan kesempatan resosialisasi PSPP Insyaf memberikan modal usaha bagi PM
berupa Toolkit sesuai dengan keterampilan yang diikutinya.
6. Penyelenggaraan Perpustakaan Klien
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Seksi Program dan Advokasi Sosial PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan bertujuan Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui
kegiatan Perpustakaan dan telah dilaksanakan yang menghasilkan pengetahuan dan
wawasan penerima manfaat menjadi lebih luas dibuktikan dengan dalam mengikuti kegiatan
seminar isi dari materi menjadi semakin berbobot, dengan target capaian 1200 PM hanya
583 yang berhasil meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan wawasanya.
Tabel 3.4
capaian indikator kinerja Kegiatan Rehabilitasi Sosial
NO KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Pendaftaran 200 200 100
2. Orientasi dan Pengenalan Program 200 200 100
3. Assesment 200 200 100
4 Terselenggaranya Bimbingan
Fisik, Sosial, Mental,
Keterampilan dan Kesehatan
200 200 100
Halaman 57
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
5. Resosialisasi/Reintegrasi 50 30 60
6. Penyelenggaraan Perpustakaan
Klien 1200 400 30
7 Terminasi 200 200 100
Dari hasil kinerja PSPP “Insyaf’ Medan tahun 2016 dengan sasaran Meningkatnya kualitas
Kemampuan sosial penerima manfaat dengan indikator Jumlah PM yang telah mampu
melaksanakan fungsi sosialnya sebanyak 200 Penerima Manfaat pulih dari target 200 Penerima
Manfaat, ini meningkat dari tahun 2015 yang target pelayanan sama Penerima manfaat dan
tingkat keberhasilan 80 Penerima manfaat.
Indukator 2 Korban penyalahguna napza yang berhasil dilayani diberi
banntuan dan direhabilitasi diluar panti
Dalam rangka memberikan kesempatan lebih luas kepada Korban penyalahgunaan napza di
masyarakat untuk memperoleh pelayanan dan memenuhi hak-hak dasarnya, PSPP “Insyaf Medan
melaksanakan kegiatan pelayanan advokasi sosial bagi korban penyalahguna napza dengan bentuk
kegiatannya meliputi pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di luar panti. Indikator kegiatan ini adalah
“Persentase PM yang telah di advokasi dan mediasi ”. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja
PSPP “Insyaf Medan mencapai 100 persen. Bentuk kegiatan dan capaian kinerja peningkatan
jangkauan pelayanan sebagai berikut:
1. Sheltered Workshop.
Kegiatan Workshop bagi alumni Klien dimaksudkan untuk melaksanakan program after care
dengan cara memberikan kesempatan kepada alumni klien untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang perbengkelan dengan melakukan praktek langsung di lapangan (di
Halaman 58
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
bengkel) dan menghadapi permasalahan secara langsung. Pada tahun ini Sheltered Workshop
dilaksanakan di Jalan Tanjung selamat yang dikhususkan pada kegiatan Bengkel bengkel las
Output kegiatan adalah 2 Orang eks klien korban penyalahgunaan NAPZA yang mengikuti
program Sheltered Workshop di PSPP “Galih Pakuan” Bogor untuk tahun anggaran 2016. Dan
hasil darikegiatan ini dapat dinilai memuaskan karena sws ini dapat berkembang dengan baik ,
dengan melihat banyaknya pelanggan yang memesan perkakas yang terbuat dari besi.
2. Advokasi dan TRC Bagi Klien Bermasalah.
Advokasi Sosial dilaksanakan untuk memberikan perlindungan kepada korban penyalahgunaan
napza maupun keluarga untuk mengakses pelayanan dan rehabilitasi sosial, koordinasi dengan
service provider yang ada diwilayah Sumatera Utara, target kinerja sebanyak 30 orang terealisasi
100 % yaitu 30 orang .
3. Outreaching
Outreaching adalah kegiatan yang bertujuan untuk menjangkau penyalahguna napza yang belum
dapat mengakses layanan panti PSPP Insyaf sumut, ada beberapa alasan mengapa korban
penyalahguna napza tidak mengakses layanan rehabilitasi PSPP Insyaf sumut:
1. Belum adanya kesadaaran daari diri korban maupun keluarga mengenai dampak dari
narkoba ini.
2. Keengganan Korban maupun keluarga untuk berpisah sementara mengikuti program
rehabilitasi.
3. Jarak yang jauh antara panti dan rumah korban sehingga pihak keluarga merasa keberatan
untuk melepas anaknya direhab.
4. Kurangnya informasi keluarga korban mengenai PSPP InsyafSumut.
Karena alasan itu maka dilakukan kegiatan penjangkauan yang tujuannya memberikan
pemahaman kepada masyarakat khususnya penyalahguna napza untuk dapat merehabilitasi
dirinya di luar panti, denganmemanfaatkan sumber ,yakni pekerja sosial kecamatan, TKSK
dan tenaga sosial adiksi yang ada di masyarakat. Pada kegiatan ini petugas memberikan
contoh dan teknik sederhana bagaimana cara merehabilitasi diri dan keluarga bagi mereka
yang terjerat penyalahgunaan napza.
PM yang menjadi target sebanyak 200 orang dan realisasi pelaksanaan kegiatan mencapai
100 % dari 10 wilayah yang telah direncanakan.
6. Kegiatan Pendukung Rehabilitasi sosial
Halaman 59
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Dalam menjalankan rehabilitasi sosial di dalam panti, tentunya ada kendala yang kemungkinan
datangnya dari luar lembaga, juga dari hasil assesment ditemukan penyebab dan pencetus
masalah ini berasal dari keluarga atau masyarakat di sekitar korban. Untuk itu dalam proses
rehabilitasi petugas mendatangi pihak keluarga dalam kegiatan home visit.
7. Monitoring dan Evaluasi Program.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kelayan
mengimplementasikan pelayanan yang telah diterima, sehingga dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan pelayanan untuk perbaikan kedepan. Kegiatan ini bertujuan untuk sebagai bahan
pertimbangan untuk menyusun program di masa yang akan datang. Kegiatan ini bertujuan
mengetahui outcome dari output yang telah diketahui tahun 2015 ini untuk memperoleh data eks
kelayan yang telah berhasil mengembangkan keahliannya sesuai dengan skill yang diterima di
Panti dalam upaya mencapai kemandiriannya dan dianalisa sebagai pendukung permohonan
pengajuan UEP. Berdasarkan kegiatan ini didapati 10 eks kelayan yang telah membuka usaha
dan diajukan untuk mendapakan bantuan UEP dari PSPP “Galih Pakuan” Bogor maupun dari
Direktorat KP Napza Kemensos RI Jakarta.
8. Bimbingan Lanjut Bagi Klien dan Bagi Instansi terkait.
Kegiatan ini dimaksudkan Untuk memenuhi salah satu tahapan program Rehabilitasi Sosial yang
sudah direncanakan oleh PSPP ‘Insyaf’ Sumatera Utara. Tujuanya adalah Memperoleh data
tentang perkembangan eks kelayan baik secara fisik, mental, sosial dan vokasional, Membantu eks
kelayan menyelesaikan permasalahan / hambatan yang dialami dalam menjalankan fungsi
sosialnya dilingkungan keluarga/masyarakat sehingga eks kelayan dapat menjalankan fungsi
sosialnya secara baik, dan Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menghubungkan eks kelayan
dengan sistem sumber yang dibutuhkan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah / hambatan
yang dihadapi terutama dalam hal pengembangan masyarakat. Hasil kegiatan meliputi :
1) Bimbingan Lanjut Kunjungan Ke kelayan dan Keluarga
2) Kondisi Fisik
Eks kelayan re entry b yang dikunjungi berjumlah 28 orang. Pada umumnya dalam kondisi
sehat (segar bugar), bergairah dan gemuk. Sedangkan eks resident primary, dari 11 orang
eks resident, 4 orang (36,36%) kelihatan kurus, lusuh dan tidak bergairah. Dari hasil
wawancara dengan petugas, eks resident tidak selera makan karena menderita sakit maag
Halaman 60
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
(asam lambung). Sedangkan 7 orang lainnya (63,64%) kelihatan sehat, segar bugar dan
bergairah. Namun mereka juga menderita penyakit asam lambung (maag).
3) Kondisi Mental Psikolgis
Pada Eks kelayan konvensional, ketika bertemu dengan petugas pada umumnya
menunjukkan penerimaan yang sangat baik dan senang dikunjungi oleh petugas. Sebagian
besar (80%) eks kelayan dan keluarga mampu menciptakan komunikasi dan kerjasama
yang baik, misalnya melaksanakan ibadah bersama – sama, makan bersama, dan eks
kelayan selalu terbuka kepada orang tua apabila ada masalah yang dihadapi serta
bertanggung jawab. Sedangkan sebagian kecil (20%) lainnya, eks kelayan dan keluarga
kurang bisa menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik. Hal ini bisa dilihat dari sikap
eks kelayan pada saat menerima kedatangan petugas. Eks kelayan menunjukkan sikap
kurang terbuka, dan kelihatan kurang akrab. Menurut pendapat keluarga, eks kelayan
kurang bertanggung jawab, kurang disiplin dan kurang dewasa karena belum berpikir
tentang masa depan.
Sedangkan eks resident terpadu, pada umumnya 9 orang (75%) dapat menjaga diri dari
pengaruh teman – temannya untuk kembali memakai narkoba. Sedangkan 4 orang lainnya
(25%) relaps lagi.
4) Kondisi sosial
Eks kelayan konvensional pada umumnya mampu bersosialisasi dengan keluarga dan
masyarakat dengan baik. Menurut hasil wawancara petugas dengan eks kelayan dan
keluarga, eks kelayan pada umumnya aktif dalam kegiatan – kegiatan kepemudaan dan
kegiatan – kegiatan sosial di llingkungan tempat tinggal mereka.
Sedangkan eks resident terpadu, 9 orang (75%) mampu menjalani hidup secara normal di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Mereka mampu menjalin komunikasi dan relasi yang
baik dengan lingkungan masyarakat sekitar mereka. Sedangkan 4 orang lainnya (25%)
cenderung menutup diri terhadap lingkungan, lebih sering di rumah dan menghabiskan
waktu menyendiri.
a. Bimbingan Lanjut dalam rangka Koordinasi Dengan Instansi terkait.
Pada umumnya, lembaga / instansi terkait dan pemerintah Daerah setempat sesuai asal
daerah eks kelayan / eks resident menyambut baik kerjasama yang ditawarkan oleh PSPP
‘Insyaf’ dalam menanggulangi permasalahan Narkoba, artinya pemerintah daerah setempat
bersedia memantau perkembangan eks kelayan dan akan mengikutsertakan mereka apabila
ada program – program bantuan penyedian modal usaha / keterampilan. Di samping itu,
pemerintah daerah setempat juga memohon kiranya di daerah asal eks kelayan / eks resident
Halaman 61
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
juga diadakan sosialisasi tentang program PSPP ‘Insyaf’ dan bahaya penyalahgunaan
NAPZA, sehingga masyarakat dapat mengetahui bahaya penyalahgunaan NAPZA dan
dengan kesadaran sendiri melapor kepada pemerintah atau langsung datang ke PSPP
‘Insyaf’ Sumatera Utara untuk mengikuti rehabilitasi.
9. Koordinasi dengan Instansi Terkait, Sosialisasi Program panti dan Kegiatan Penyuluhan
Penyebaran Informasi
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk Memberikan informasi tentang bahaya dan dampak
penyalahgunaan NAPZA dan pelayanan program rehabilitasi sosial yang dilakukan di PSPP
"Insyaf" Sumatera Utara dengan tujuan Adanya pemahaman pilar partisipan dan instansi terkait
tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial yang
dilaksanakan di PSPP "Insyaf" Sumatera Utara, sehingga memudahkan untuk mengakses
pelayanan rehabilitasi sosial terhadap korban penyalahgunaan Narkoba. Capaian kinerja kegiatan
tersebut adalah bertambahnya :
- Peserta dapat memahami tentang berbagai jenis narkotika dan bahaya serta dampak
penyalahgunaanya
- Peserta dapat memahami program dan kebijakan Panti Sosial Pamardi Putra ”Insyaf”
Sumatera Utara dalam melakukan rehabilitasi terhadap korban Napza
- Peserta diharapkan dapat memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA
kepada keluarga, masyarakat dan korban penyalahgunaan untuk dirujuk ke PSPP ”Insyaf”.
- Adanya respon positif dari Kepala Dinas Sosial/LSM/Orsos/PSM/Karang Taruna masing-
masing wilayah terhadap kegiatan yang dilakukan didaerahnya.
- Peserta aktif memberikan masukan dan respon yang positif dari materi yang disampaikan
dan diharapkan menjadi mitra dalam merujuk korban penyalahgunaan napza.
Dengan rincian kegiatan :
- Sosialisasi Program panti diikuti oleh 20 peserta
- Sosialisasi Program IPWL diikuti oleh 20 orang peserta
Halaman 62
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
10. Pencetakan Bahan Publikasi (Pembuatan Leaflet Stiker, Kalender dan Poster);
Advertorial/Iklan Layanan Masyarakat dan Pemasangan Plang dan Baligo;
Kegiatan Pencetakan Bahan Publikasi terdiri dari beberapa detil kegiatan diantaranya Pembuatan
Leaflet, Stiker, Kalender dan Poster. Hal ini diperlukan untuk mendukung kegiatan Penyuluhan
Sosial maupun Pendekatan Awal yang dilakukan untuk sosialisasi program pelayanan Panti
Sosial Pamardi Putra “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan Iklan Pengumuman dan Pemberitahuan
bertujuan untuk menyebarluaskan informasi Pelayanan Rehabilitasi sosial PSPP “Galih Pakuan”
Bogor di Media Elektronik yaitu RRI Medan. Adapun hasil dari kegiatan pembuatan dan
pemasangan baliho PSPP "Insyaf" Sumatera Utara adalah telah terpasangnya 3 buah baliho PSPP
"Insyaf" Sumatera Utara, yang terletak di : UPT. Tembung, marelan, Jalan sisingamangaraja ,
Simpang Diski dan Jalan Jamin Ginting. Kegiatan Tahun 2016 adalah pergantian MMT di 5
tempat, pemasangan Baligo (Besar) di Simpang POS, dan perbaikan Baligo, yaitu : Simpang
Tanjung Anom (MMT), Simpang Melati(MMT), Jalan Ngumban Surbakti. (MMT), Pinang
Baris, Amplas,. Dari kegiatan tersebut masyarakat dan keluarga korban penyalahgunaan napza
dapat mengakses PSPP “Insyaf’ medan dari pengumuman, plang, maupun leaflet yang di pasang
di daerah-daerah strategis sehingga dapat menghubungi petugas contact servis yang kemudian
merujuk korban penyalahgunaan napza di PSPP “Galih Pakuan” Bogor.
11. Penyaluran Resosialisasi setelah rehabilitasi.
Kegiatan Penyaluran Resosialisasi Setelah Rehabilitasi dilaksanakan untuk memberikan
perlindungan sosial serta menyalurkan eks penerima PSPP “Insyaf” untuk bekerja dan
bersosialisasi dengan masyarakat serta meyakinkan pengusaha bahwa eks. Penerima manfaat
dapat bekerja secara baik dan profesional, dari kegiatan ini sebanyak 34 eks, jumlahnya
meningkat dari tahun 2013 yang hanya dapat disalurkan sebanyak 23 penerima manfaat diterima
bekerja di wilayah Sumatera utara.
Halaman 63
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 3.4
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (3)
NO KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Penjajakan dan Pendekatan Awal 200 200 100
2. Advokasi dan TRC Bagi Klien
Bermasalah. 30 30 100
3. Monitoring dan Evaluasi Program. 10 10 100
4. Bimbingan Lanjut Bagi Klien dan
Bagi Instansi terkait. 28 28 100
5. Mou 0 0 0
6. Koordinasi dengan Instansi
Terkait, Sosialisasi Program panti
dan Kegiatan Penyuluhan
Penyebaran Informasi
115 115 100
7.
Pencetakan Bahan Publikasi
(Pembuatan Leaflet Stiker,
Kalender dan Poster);
Advertorial/Iklan Layanan
Masyarakat. Pemasangan Plang
dan Baligo;
Leaflet : 1000,
kalender : 50,
, 6, Plang : 5
Leaflet ::
1000, kalender
: 50,
: 6, Plang : 5
100
100
8. Penyaluran Resosialisasi setelah
rehabilitasi. 50 34 70
9. Sheltered Workshop. 2 2 100
Halaman 64
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Indikator 3 Laporan Kinerja / Keuangan / Monitoring / Evaluasi/ publikasi /
pelaksanaan rehabilitasidan perlindungan sosial Korban napza
1) Jumlah Dokumen Kepegawaian
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
Sub Bag. Tata Usaha PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan sub-sub komponen
kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja PSPP “Galih
Pakuan” Bogor 2016. Administrasi perkantoran yang berhubungan dengan surat menyurat,
kenaikan pangkat dan keadaan pegawai dilakukan di PSPP Insyaf Medan serta koordinasi
dengan Kementerian Sosial Pusat.
Surat Menyurat
Sampai dengan Desember 2016 terdapat surat masuk sebanyak 637 buah dan surat keluar
sebanyak 1650 buah. Ada penurunan jumlah surat keluar pada tahun ini dibandung tahun
sebelumnya.
Kepegawaian
Sampai dengan Semester II terdapat pegawai yang memperoleh Kenaikan Gaji Berkala
sebanyak 26 orang
Pegawai yang memperoleh kenaikan pangkat sampai denganSemester II sebanyak 0
orang
Pegawai yang mutasi sampai dengan akhir tahun sebanyak 9 orang.
Output kegiatan:
Output kegiatan adalah terlaksananya kegiatan bidang arsip dan kepegawaian.
2) Jumlah Dokumen Laporan
a. Jumlah laporan Bidang Keuangan (1 laporan & 1 dok)
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan sub-sub
komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2016. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
Halaman 65
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
1) Pembayaran Gaji dan Tunjangan
2) Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP).
Tabel 5.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (5)
NO. KEGIATAN TARGET REALISASI %
1. Tersusunnya laporan Pembayaran
1 lap 1 lap 100
2. Tersusunya dokumen Pengelolaan
Sistem Akuntansi Pemerintah
(SAP).
1 dok 1 dok
b. Jumlah laporan Bidang Urusan Rumah Tangga (12 bulan)
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan sub-sub
komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Pelayanan Kebutuhan Dasar
2) Sarana Kebutuhan Panti
3) Penyelenggaran Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Halaman 66
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 6.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (6)
NO. KEGIATAN TARGET
REALISAS
I %
1. Terlaksananya Pelayanan
Kebutuhan Dasar
12 bln 12 bln 100
2. Terpenuhinya Sarana Kebutuhan
Panti
12 bln 12 bln 100
3. Terlaksananya Penyelenggaran
Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
12 bln 12 bln 100
c. Jumlah Dokumen laporan Bidang Lain (4 dokumen).
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Sub Bag. Tata Usaha PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen kegiatan dan sub-sub
komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2014. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Pembinaan dan pelaksanaan urusan rumah tata usaha dan dukungan management.
2) Publikasi dan kampanye social berupa majalah dinding mingguan
3) Pengembangan keterampilan tambahan
4) Penyusunan RKAKL
Halaman 67
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Tabel 7.
Matrik kegiatan pencapaian indikator kinerja (7)
NO. KEGIATAN TARGET
REALISAS
I %
1. Terlaksanya Pembinaan dan
pelaksanaan urusan rumah tata
usaha dan dukungan management.
1 Dok 1 Dok 100
2. terpublikasi dan kampanye social
berupa majalah dinding mingguan
1 Dok 1 Dok 100
3. Terlaksanya Pengembangan
keterampilan tambahan
1 Dok 1 Dok 100
4. Terlaksananya Penyusunan
RKAKL
1 Dok 1 Dok 100
d. Jumlah Dokumen Program dan Pelayanan ( 1 Dokumen dan 2 laporan)
Indikator kinerja tersebut dihasilkan dengan melakuan serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan Seksi Program dan Advokasi Sosial PSPP “Galih Pakuan” Bogor. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan merupakan rangkaian proses antara komponen-komponen
kegiatan dan sub-sub komponen kegiatan untuk menghasilkan target yang ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor 2016.
Halaman 68
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
B. Analisis Akuntabilitas Keuangan
Pagu Anggaran PSPP “Galih Pakuan” Bogor Tahun 2016 sebesar Rp. 15.017.046.000 dengan
rincian penyebaran anggaran yang terbagi menjadi 4 bagian
sebagai berikut :
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja Pegawai 3.773.303.000 3.440.671.965 332.631.035 91,18
2. Belanja Barang 7.749.586.000 7.685.553.441 64.052.559 99,17
3. Belanja modal 3.494.157.000 3.420.803.703 73.353.297 97,90
4. Bantuan Sosial 0 0 0 0
Jumlah 15.017.046.000 14.547.009.109 470.036.891 96,87
terdapat kenaikan dalam penyerapan dimana pada tahun 2016 hanya mencapai 96,87 %
KENDALA YANG DIHADAPI :
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program :
a. Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
1) Klien sering kali kambuh (relapse) dalam mengikuti rehabilitasi sosial.
2) Latar belakang pendidikan, kebudayaan, dan penggunaan NAPZA.
3) Pendampingan belum optimal, karena seluruh pendamping belum mendapatkan
informasi yang cukup, bekal pengetahuan dan kemampuan sebagaimana yang
diharapkan.
4) Para Pendamping di lapangan masih belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya sesuai
dengan peran dan tugasnya.
b. Sumber Daya manusia (SDM)
1) Terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peksos, petugas sosial, dan tenaga sosial
dalam pelaksanaan program rehabilitasi sosial
Halaman 69
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH :
a. Menyamakan persepsi di tempat rehabilitasi
b. Pembekalan pendamping yang maksimal dan mengetahui tugas juga fungsi sebagai
pendamping
c. Memberikan kesempatan di dalam pelatihan/pembekalan/ pemantapan bagi petugas LKS
yang belum mengikuti
d. Mensosialisasikan program NAPZA ke LKS
e. Mendorong partisipasi pemerintah daerah untuk lebih memberikan perhatian terhadap
korban NAPZA, SDM dan LKS.
Halaman 71
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Perbandingan Realisasi tiga tahun terakhir
N
O Sasaran
2016 2015 2014 2013
TARG
ET
REAL
ISASI
Persenta
se
TAR
GET
REALI
SASI
Persent
ase
TARG
ET
REALIS
ASI Persentase TARGET
REALISA
SI
persentas
e
1
Meningkatnya
kualitas
Kemampuan
sosial penerima
manfaat
200 200 100% 80 80 100% 120 120 100% 120 91 75.8%
2
Terpenuinya
kebutuhan dasar
penerima manfaat
200 200 100% 80 80 100% 120 120 100% 120 91 75.8%
3
Meningkatnya
program dan
advokasi sosial
bagi korban
penyalahguna
napza
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4
Meningkatnya
kualitas
administrasi
pelayanan dan
rehabilitasi sosial
dalam panti
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Halaman 72
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan realisasi kinerja empat tahun terakhir bahwa terdapat kenaikan realisasi kinerja pada tahun 2016
pada kualitas kemampuan penerima manfaat dan pemenuhan kebutuhan penerima manfaat.
Halaman 72
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Perbandingan Jumlah pagu dan penyerapan anggaran tahun 2016, 2015, 2014 dan 2013
Penyerapan 2016
No Belanja Anggaran Realisasi Sisa anggaran %
1. Belanja
Pegawai
3.773.303.000 3.440.671.965 332.631.035 91,18
2. Belanja
Barang
7.749.586.000 7.685.553.441 64.052.559 99,17
3. Belanja modal 3.494.157.000 3.420.803.703 73.353.297 97,90
4. Bantuan
Sosial
0 0 0 0
Jumlah 15.017.046.000 14.547.009.109 470.036.891 96,87
Penyerapan 2015
NO BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
1 Belanja Pegawai 3.850.207.000 3.555.405.790 294.801.210 92,34
2 Belanja Barang 7.313.239.000 6.440.699.389 872.539.611 88,07
3 Belanja Modal 19.085.815.000 19.031.079.011 54.735.989 99,71
4 Bantuan Sosial - - - 0,00
30.249.261.000 29.027.184.190 1.222.076.810 95,96
Penyerapan2014
NO BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
1 Belanja Pegawai 4.423.737.000 3.793.722.761 630.014.239 85,76
2 Belanja Barang 3.192.302.000 3.151.378.052 40.923.948 98,72
3 Belanja Modal 499.593.000 496.163.250 3.429.750 99,31
4 Bantuan Sosial - - - 0,00
8.115.632.000 7.441.264.063 674.367.937 91,69
Penyerapan 2013
BELANJA ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN %
Belanja Pegawai 3.830.281.000 3.245.777.556 584.503.444 84,74
Belanja Barang 3.716.536.000 3.283.389.975 433.146.025 88,35
Belanja Modal 373.000.000 339.919.000 33.081.000 91,13
Bantuan Sosial 40.000.000 - 40.000.000 0,00
7.959.817.000 6.869.086.531 1.090.730.469 86,30
Halaman 73
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
Dilihat dari jumlah pagu yang disediakan pada tahun 2016 nampak ada peningkatan baik dari
ketersediaan pagu maupun penyerapannya, sehingga bila kita hubungkan antara akutabilitas
keuangan dengan akuntabilitas kinerja berbanding lurus, dengan asumsi adanya dukungan dana
dalam pelaksanaan kinerja.
Halaman 73
Laporan Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor TAHUN 2016 2016
BAB I V
P E N U T U P
Secara umum Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor tahun 2016 dapat dinyatakan berhasil, hal ini
dapat dilihat dari pencapaian kinerja sasaran. Dari 2 (dua) sasaran strategis dengan 9 target
indikator kinerja dapat dicapai 100 persen. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang
menghambat capaian kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor tahun 2015 sehingga kualitas target yang
dihasilkan perlu ditingkatkan.
Mencermati permasalahan/kendala yang dihadapi dalam mencapai target indikator kinerja sasaran
dan belajar dari pengalaman tahun 2016, kami merekomendasikan beberapa hal untuk
meningkatkan kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor di tahun 2016, sebagai berikut:
1. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyalahgunaan Napza,
peningkatan kualitas di sini meliputi peningkatan SDM, sarana dan prasarana yang
mendukungnya serta peningkatan kualitas proses penyuluhan bagi keluarga dan masyarakat
tentang rehabilitasi penyalahgunaan Napza.
2. Perlu segera Buku Perlindungan dan Advokasi Sosial sebagai acuan panti dalam melaksanakan
kegiatan perlindungan dan advokasi sosial.
3. Perlunya peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan tenaga Instruktur Keterampilan dan
Pekerja Sosial melalui Diklat Teknis ataupun Diklat Profesi yang dilaksanakan secara berkala.
4. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan efisiensi dan efektivitas
pemanfaatan sumber-sumber anggaran untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran strategis
yang ditetapkan, difokuskan pada prioritas nasional dan prioritas bidang penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor ini disusun, selanjutnya
kritik dan saran untuk meningkatkan kinerja PSPP “Galih Pakuan” Bogor ke depan kami harapkan.