laporan kinerja - · pdf file... kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun pengendalian ......
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA BBTKLPP BANJARBARU
2015
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BBTKLPP BANJARBARU 2016
ii
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja secara garis besar berisikan informasi rencana kerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015. Rencana kinerja tahun 2015 merupakan upaya pencapaian kinerja program dan kegiatan yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang mengacu pada tugas dan fungsi dan rencana aksi kegiatan tahun 2015 - 2019.
Laporan kinerja memiliki dua fungsi yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja BBTKLPP Banjarbaru kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Selain itu laporan kinerja juga sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 19 indikator yang ditetapkan, 13 indikator tercapai target, 3 indikator tercapai melampaui target dan 3 indikator belum mencapai target. Tiga indikator yang melebihi target yaitu jumlah pengujian laboratorium sebesar 100,46%, jumlah kajian kualitas air minum 102,63% dan jumlah SDM yang dibina sebesar 127,17%.
Tiga indikator yang belum tercapai adalah jumlah SKD dan KLB, bencana dan
kondisi matra di wilayah layanan sebesar 73,33 %, jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang sebesar 93,55 % dan jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar 75 %.
Dalam upaya pencapaian indikator-indikator tersebut terdapat kendala/masalah yang
dihadapi. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian target indikator adalah sebagai berikut :
1. Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas, 2. Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas, 3. Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal, 4. Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih
kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama, 5. Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga program
pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.
Terhadap masalah yang dihadapi tersebut di atas, BBTKLPP Banjarbaru akan melakukan upaya tindak lanjut sebagai berikut:
1. Meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program, 2. Meningkatkan kemampuan SDM dalam hal rancang bangun 3. Pemberdayaan masyarakat di wilayah penempatan alat TTG 4. Mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
iii
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………........... i
Ikhtisar Eksekutif ..….………………………………………………………………………............. ii
Daftar Isi………….…………………………...............................…………………………............. iii
Bab I : Pendahuluan………………………..…………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………...... 1
B. Maksud dan Tujuan ……………………………………...... 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………...... 2
D. Sistematika Penulisan ……………………………………...... 3
Bab II : Perencanaan Kinerja………………….....…………………………………… 4
A. Perencanaan Kinerja ……………………………………...... 4
B. Perjanjian Kinerja ……………………………………...... 6
Bab III : Akuntabilitas Kinerja……………………………….…………………………. 8
A. Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………...... 8
B. Realisasi Anggaran ……………………………………...... 71
C. Sumber Daya ……………………………………...... 72
Bab IV : Penutup….. ……………………………………………………………………. 80
Lampiran 1 : Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Lampiran 2 : Perhitungan Capaian Kinerja Tahun 2015
Lampiran 3 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015
1
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan keinginan nyata pemerintah untuk
melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dalam
suatu Pemerintahan yang baik salah satu hal yang disyaratkan terselenggaranya good
governance.
Dalam rangka mewujudkan hal di atas diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Pasal 3
menyebutkan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan Negara meliputi :
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru mengacu pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mendorong
terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu cara untuk
menciptakan pemerintahan yang baik dan terpercaya.
2
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan akuntabilitas kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 merupakan
bentuk pertanggung jawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan maupun
kegagalan pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2015 yang harus dipertanggung
jawabkan oleh kepala BBTKLPP Banjarbaru.
Tujuan penyusunan Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru adalah :
1. Memberi informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya
dicapai oleh BBTKLPP Banjarbaru.
2. Sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan bagi BBTKLPP Banjarbaru
untuk meningkatkan kinerjanya.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BBTKLPP Banjarbaru sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2349/Menkes/PER/XI/2011 merupakan UPT di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal P2P dengan wilayah kerja meliputi empat provinsi (Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara).
BBTKLPP Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan surveilens epidemiologi,
kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi,
pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna,
kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dibidang
pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
Dalam melaksanakan tugas, Unit pelaksana teknis bidang teknik kesehatan
lingkungan dan pengendalian penyakit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan surveilans epidemiologi
2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan
3. Pelaksanaan laboratorium rujukan
4. Pelaksanaan pengembangan model teknologi tepat guna
5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi
6. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan
KLB/wabah dan bencana
7. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
9. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan
lingkungan dan kesehatan matra
10. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan B/BTKLPP.
3
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
D. SISTEMATIKA PENULISAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan
tujuan, tugas pokok dan fungsi serta sistematika penulisan yang akan
disajikan.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan sasaran strategis dan sasaran
kegiatan, pengukuran kinerja serta kebijakan dan strategi untuk mencapai
visi dan misi.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran dan analisis pencapaian
kinerja berupa keberhasilan dan kegagalan, permasalahan serta usulan
pemecahan masalah, dan menjelaskan tentang sumber daya yang
dimiliki.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dan menguraikan rekomendasi
yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
4
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses perencanaan yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis
dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul.
1. RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK)
Berdasarkan rencana aksi kegiatan yang telah disusun BTKLPP Banjarbaru
tahun 2015-2019, pelaksanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
berbasis laboratorium didistribusikan melalui pokok-pokok sebagai berikut :
a. Peningkatan Surveilans Epidemiologi
b. Peningkatan kemampuan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
c. Peningkatan dan Pengembangan Teknologi Laboratorium
d. Peningkatan kemampuan rancang bangun dan Teknologi Tepat Guna
e. Dukungan administrasi dan manajemen
Tugas pokok kegiatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
mengidentifikasi faktor risiko, analisis situasi dan kecenderungan untuk memperkuat
pemantauan wilayah setempat, kewaspadaan dini dan upaya pencegahan maupun
pengendalian penyakit, bencana serta pencemaran lingkungan yang berdampak
kepada kesehatan masyarakat.
Agar penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi sebagaimana diuraikan di atas
dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang
mencerminkan keluaran (output).
BBTKLPP Banjarbaru memiliki wilayah layanan empat provinsi yakni Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara meliputi 40
kabupaten/kota dengan berbagai variasi, dan dinamika kependudukan, epidemiologi,
kondisi lingkungan serta geografi. Secara bertahap BBTKLPP Banjarbaru telah
melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat
terlaksana secara optimal.
5
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Adapun rencana aksi kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015-2019 dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Banjarbaru 2015-2019
No. INDIKATOR SATKER TARGET KEGIATAN
2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 Dokumen 65 Dokumen 63 Dokumen 63 Dokumen 64 Dokumen
2. Jumlah desimenasi dan advokasi - 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali
3. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
31 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen 11 Dokumen
4. Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung
4 Dokumen 6 Dokumen 22 Dokumen 24 Dokumen 24 Dokumen
5. Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular
9 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen
6. Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen - - - -
7. Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen - - - -
8. Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen - - - -
9. Jumlah kajian penyehatan lingkungan
6 Dokumen - - - -
10. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit 37 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit
11. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
12. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi
24 Unit 12 Unit 13 Unit 10 Unit 10 Unit
13. Jumlah pengujian laboratorium 7.000 Sampel 7.050 Sampel 7.100 Sampel 7.150 Sampel 7.200 Sampel
14. Jumlah dokumen data dan informasi 5 Dokumen - - - -
15. Jumlah laporan keuangan 26 Dokumen - - - -
16. Jumlah laporan Target dan pagu PNBP
14 Dokumen - - - -
17. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan
18. Jumlah layanan administrasi kepegawaian
4 Dokumen - - - -
19. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran
17 Unit 60 Unit 60 Unit 60 Unit 61 Unit
20. Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 64 Orang 64 Orang 64 Orang 64 Orang
2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015
Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan target tahunan indikator
kinerja sasaran berdasarkan target yang telah ditetapkan dalam rencana aksi
kegiatan. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015, adalah
sebagai berikut:
6
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 2.2. Rencana Kinerja Tahunan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015
No Indikator Target
1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 Dokumen
2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang 31 Dokumen
3. Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 Dokumen
4. Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 Dokumen
5. Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen
6. Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen
7. Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen
8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen
9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit
10. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang 1 Unit
11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 24 Unit
12. Jumlah pengujian laboratorium 7.000 Sampel
13. Jumlah dokumen data dan informasi 5 Dokumen
14. Jumlah laporan Keuangan 26 Dokumen
15. Jumlah laporan target dan pagu PNBP 14 Dokumen
16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 12 Bulan
17. Jumlah layanan administrasi kepegawaian 4 Dokumen
18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 Unit
19. Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang
B. PERJANJIAN KINERJA
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dikelolanya. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada
akhir tahun 2015. Penyusunan Penetapan Kinerja ini didasarkan pada Inpres No. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Sasaran-sasaran yang akan dicapai BBTKLPP Banjarbaru tahun
2015 dinyatakan dalam Perjanjian Kkinerja 2015.
7
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015
No Indikator Target Anggaran (Rp)
1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 Dokumen 396.372.000
2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
31 Dokumen 978.684.000
3. Jumlah Kajian pengendalian penyakit menular langsung
4 Dokumen 113.208.000
4. Jumlah Kajian pengendalian penyakit tidak menular
9 Dokumen 294.166.000
5. Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen 430.122.000
6. Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen 347.333.000
7. Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen 151.203.000
8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen 29.826.000
9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit 114.716.000
10. Jumlah TTG pengendalian peny. Bersumber binatang
1 Unit 3.101.000
11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 24 Unit 1.203.623.000
12. Jumlah pengujian laboratorium 7.000 Sampel 2.724.719.000
13. Jumlah Dokumen data dan informasi 5 Dokumen 92.935.000
14. Jumlah Laporan Keuangan 26 Dokumen 364.512.000
15. Jumlah laporan Target dan pagu PNBP 14 Dokumen 180.620.000
16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
12 Bulan 5.954.291.000
17. Jumlah Layanan administrasi kepegawaian 4 Dokumen 96.750.000
18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 Unit 207.036.000
19. Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 396.988.000
J U M L A H 14.080.205.000
8
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode
untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme
untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat
manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Aksi Kegiatan
BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015-2019. Pengukuran kinerja diperlukan untuk
mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan
oleh BBTKLPP Banjarbaru dalam kurun waktu Januari – Desember 2015. Pengukuran
tingkat capaian kinerja BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan
dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai
atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja,
namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2015
ini.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RAK dan
Penetapan Kinerja.
Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja tersebut diuraikan
dalam tabel berikut ini.
9
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.1. Rincian Tingkat Capaian Kinerja Masing-Masing Indikator
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Meningkatnya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 Dokumen
22 Dokumen 73,33
Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
31 Dokumen 29 Dokumen 93,55
Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung
4 Dokumen 3 Dokumen 75,00
Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular
9 Dokumen 9 Dokumen 100,00
Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen 39 Dokumen 102,63 Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen 18 Dokumen 100,00 Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen 8 Dokumen 100,00 Jumlah kajian penyehatan lingkungan
6 Dokumen 6 Dokumen 100,00
Jumlah TTG penyehatan lingkungan
4 Unit
4 Unit
100,00
Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
1 Unit 1 Unit 100,00
Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi
24 Unit 24 Unit 100,00
Jumlah pengujian laboratorium 7.000 Sampel 7.032 Sampel 100,46 Jumlah dokumen data dan informasi
5 Dokumen 5 Dokumen 100,00
Jumlah laporan keuangan 26 Dokumen 26 Dokumen 100,00 Jumlah laporan target dan pagu PNBP
14 Dokumen 14 Dokumen 100,00
Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
12 bulan 12 bulan 100,00
Jumlah Layanan administrasi kepegawaian
4 Dokumen 4 Dokumen 100,00
Jumlah fasilitas pendukung perkantoran
17 Unit 17 Unit 100,00
Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 117 orang 127,17
Dilihat dari capaian masing-masing indikator, BBTKLPP Banjarbaru dapat melaksanakan
tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi. Uraian capaian kinerja dari
masing-masing indikator adalah sebagai berikut :
1. JUMLAH SKD DAN KLB, BENCANA DAN KONDISI MATRA DI WILAYAH LAYANAN
a. Pengertian
Jumlah SKD dan KLB, bencana, wabah di wilayah layanan adalah Jumlah SKD
dan KLB, Bencana, wabah yang direspon kurang dari 24 jam dari laporan diterima dan
lainnya yang dilaksanakan dalam 1 tahun di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru.
Istilah Matra diarahkan pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang
mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa
terjadi di darat (lapangan), laut maupun udara. Kondisi matra akibat lingkungan yang
berubah bermakna ini bisa terjadi karena sudah direncanakan maupun tidak
direncanakan.
10
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Aktivitas matra lapangan yang direncanakan antara lain meliputi haji, transmigrasi,
berkemah, perjalanan mudik lebaran, berkumpulnya penduduk saat festival ataupun
acara-acara keagamaan, perjalanan wisata, kegiatan bawah tanah, dan kegiatan lintas
alam. Matra Laut meliputi penyelaman, pelayaran dan kehidupan laut lepas pantai.
Matra Udara adalah penerbangan dan kegiatan kedirgantaraan lainnya. Adapun kondisi
matra yang tidak direncanakan adalah lingkungan pengungsian akibat terjadinya
bencana, gangguan kamtibmas maupun krisis lainnya
Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP
Banjarbaru tahun 2015 terdiri dari : jumlah investigasi dan penanggulangan KLB dan
jumlah lokasi yang melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra.
b. Definisi Operasional
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya kejadian kesakitan/kematian dan
atau meningkatnya suatu kejadiaan kesakitan kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Undang Undang Wabah,
1984). Sedangkan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB)
merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya
pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Rumus perhitungan :
d. Capaian Indikator
Capaian Indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 22 dokumen, dari target kinerja
sebanyak 30 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 73,33%.
Capaian ini terdiri dari 2 kasus KLB keracunan makanan, 10 pengukuran kualitas udara
dalam rangka Respon Cepat KLB kabut asap, 8 kegiatan pemantauan wilayah setempat
dalam rangka kondisi matra dan 2 kegiatan advokasi.
Pelaksanaan kegiatan investigasi KLB tergantung dari laporan dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat. Kasus-kasus KLB yang dilaporkan kepada BBTKLPP
Banjarbaru dan dapat direspon < 24 jam tahun 2015 sebanyak 2. Untuk lebih jelasnya
kegiatan investigasi KLB yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:
X = Jumlah SKD dan KLB, bencana, wabah dan kondisi matra yang
dilaksanakan di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
11
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.2. Kegiatan Investigasi KLB Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. KLB keracunan makanan catering perusahaan kontruksi bangunan Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.
1 dokumen
2. KLB keracunan makanan Pondok Pesantren Darunnajah Desa Cindai Alus Kabupaten Banjar.
1 dokumen
T o t a l 2 dokumen
Selain kasus-kasus KLB, BBTKLPP Banjarbaru juga melakukan kegiatan dalam
rangka Sistem Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) dan Respon Cepat KLB Kabut asap
dilaksanakan sebanyak 10 kali. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3. Kegiatan Respon Cepat KLB Kabut Asap Tahun 2015
No Lokasi Jumlah
1. Kota Palangka Raya, Prov. Kalteng 4 kali
2. Kota Banjarbaru, Prov. Kalsel 2 kali
3. Kota Banjarmasin, Prov. Kalsel 2 kali
4. Kabupaten Kotawaringin Timur, Prov. Kalteng 2 kali
T o t a l 10 kali
Pelaksanaan kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka kondisi matra
sebanyak 8 kegiatan. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4. Kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Dalam Rangka
Kondisi Matra Tahun 2015 No Kegiatan Jumlah
1. Kondisi matra mudik lebaran Kota Samarinda Prov. Kaltim 1 dokumen
2. Kondisi matra mudik lebaran Kota Balikpapan Prov. Kaltim 1 dokumen
3. Kondisi matra mudik lebaran Kota Palangka Raya Prov. Kalteng 1 dokumen
4. Kondisi matra mudik lebaran Kota Banjarmasin Prov. Kalsel 1 dokumen
5. Kondisi matra haul Guru Sekumpul Kabupaten Banjar Prov Kalsel 1 dokumen
6. Kondisi matra haul Datuk Kelampayan Kab. Banjar Prov. Kalsel 1 dokumen
7. Kondisi matra upacara adat Mapanretasi Kab. Tanah Bumbu Prov. Kalteng.
1 dokumen
8. Kondisi matra upacara adat Erau Kab. Kutai Kartanegara Prov. Kaltim.
1 dokumen
T o t a l 8 dokumen
Agar hasil kegiatan dapat bermanfaat untuk dilakukan tindak lanjut oleh instansi
pemangku kebijakan perlu dilakukan kegiatan advokasi hasil kegiatan. Kegiatan
advokasi dilakukan sebanyak 2 kali. Kegiatan advokasi yang dilakukan dapat dilihat
pada tabel berikut :
12
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.5. Kegiatan Advokasi Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. Advokasi dalam rangka kondisi matra haul Guru Sekumpul Kabupaten Banjar Prov Kalsel.
1 kali
2. Advokasi dalam rangka kondisi matra haul Datuk Kelampayan Kab. Banjar Prov. Kalsel
1 kali
T o t a l 2 kali
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Tahun 2015
Target indikator jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
pada tahun 2015 sebanyak 30, realisasi capaian sebanyak 22 kegiatan. Perbandingan
antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.1. Target dan Realisasi Indikator Jumlah SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra
di Wilayah Layanan Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2011 s/d 2015
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014, realisasi tahun 2015
mengalami kenaikan. Dari tahun 2011 s/d 2013 tetap yaitu sebanyak 10 kejadian. Pada
tahun 2014 naik sebanyak 16 kegiatan dan tahun 2015 naik sebanyak 22 kegiatan.
Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 3.2. Perbandingan Realisasi Indikator Jumlah SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi
Matra di Wilayah Layanan Tahun 2011 s/d 2015
10 10 10
16
22
0
5
10
15
20
25
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Target Realisasi
3022
13
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru Dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
untuk mendukung indikator Prosentase respon sinyal SKD KLB, bencana dan kondisi
matra di wilayah layanan BTKL sebesar 90% yang tertuang dalam Rencana Aksi
Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk
indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru
sebanyak 22 kegiatan.
h. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru Dengan Target Kinerja
Dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Target dalam RENSTRA indikator persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon
tahun 2015 sebesar 65%. Capaian kinerja indikator jumlah SKD dan KLB, bencana dan
kondisi matra di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015 sebanyak 22
kegiatan.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas tetapi
kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
j. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja
Target indikator ini sebanyak 30, pencapaian sebanyak 22 atau sebesar 73,33%.
Penyebab kegagalan dari pencapaian kinerja diantaranya disebabkan pengurangan
anggaran perjalanan dinas (refocusing) sebesar Rp. 103.628.000,-. Dana ini berasal
dari anggaran investigasi KLB sebelumnya 200.000.000,- menjadi Rp. 143.604.000,-
dana kegiatan matra semula Rp. 300.000.000,- menjadi Rp. 252.768.000,-. Selain itu
kegagalan pencapaian kinerja ini juga disebabkan keterlambatan dimulainya kegiatan
BBTKLPP Banjarbaru. Kegiatan matra “Iseng Mulang” di Kota Palangkaraya Provinsi
Kalteng pada tahun 2015 belum dapat terlaksana berhubung kegiatan tersebut
berbarengan dengan pelaksanaan kegiatan lain di bidang Surveilans Epidemiologi
yang sudah terjadwal sesuai hasil koordinasi dengan daerah.
k. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya ditunjuknya BBTKLPP
Banjarbaru sebagai koordinator dalam kewaspadaan dini, kesiapsiagaan,
penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru
serta Keputusan Dirjen PP dan PL nomor HK.00.06.11.3137 tentang prosedur kerja
14
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
kewaspadaan dini, kesiapsiagaan, penanggulangan KLB/Wabah dan Bencana di
lingkungan Ditjen PP dan PL.
l. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator:
1) Pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor risiko kondisi
matra pada upacara adat dan keagamaan
2) Investigasi dan penanggulangan KLB/ wadah kejadian kabut asap.
3) Pemeriksaan sampel makanan dan air dilakukan terutama pada KLB dan SKD-KLB
yang diduga sumber pencemaran berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti
kasus keracunan pangan.
4) Distribusi Logistik KLB
Distribusi logistik disesuaikan dengan kasus yang dilaporkan seperti bencana kabut
asap yang menjadi faktor risiko ISPA maka diberikan masker untuk pencegahan
5) Diseminasi dan advokasi hasil kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka
pengendalian faktor risiko kondisi matra pada upacara adat dan keagamaan.
6) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor
Kerjasama lintas sektor ditingkatkan dalam rangka pelaksanaan penanggulangan
KLB berdasarkan UU No.4 Tahun 1984. Hal ini dikarenakan penanggulangan KLB
tidak bisa hanya dikerjakan oleh satu pihak, tetapi semua pihak terkait seperti Dinas
Kesehatan, KKP dan BLHD.
m. Masalah yang dihadapi
1) Dalam kegiatan pemantauan wilayah setempat dalam rangka pengendalian faktor
risiko kondisi matra, pemeriksaan mikrobiologi belum dapat dilakukan secara cepat
karena masih menggunakan metode konvensional
2) Untuk penanggulangan kabut asap perlu dukungan semua pihak dan upaya yang
terintegrasi maupun distribusi logistik terkait kejadian kabut asap
3) Pengukuran kabut asap secara teknis memerlukan pengawasan yang terus menerus
selama 24 jam sehingga memerlukan kesiapan alat dan fisik petugas
4) Wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru yang luas dengan topografi berupa
pegunungan sehingga kesulitan dalam merespon laporan KLB < 24 jam.
5) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal
6) Kurangnya jumlah personil pendukung kegiatan.
n. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kemampuan pemeriksaan sampel
2) Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium.
15
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
3) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/ Kota.
2. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
a. Pengertian
Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang disini dihitung dari jumlah
kajian pengendalian penyakit bersumber binatang yang dilaksanakan dalam 1 tahun.
Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru
tahun 2015 terdiri dari : jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan
efektivitas intervensi malaria, jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular
dan efektivitas intervensi DBD, jumlah lokasi survei penilaian mikrofilaria, jumlah
pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah layanan, jumlah
survei schistosomiasis yang dilaksanakan.
b. Definisi Operasional
Jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas
intervensi malaria adalah jumlah lokasi yang dilakukan kajian dan monitoring faktor
risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria.
Jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi
DBD adalah jumlah lokasi yang dilakukan kajian dan monitoring faktor risiko sumber
penular dan efektivitas intervensi DBD.
Jumlah lokasi survei penilaian mikrofilaria adalah jumlah lokasi survei darah jari
filariasis. Pada tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru fokus pada kegiatan survei cakupan
POPM (Pemberian Obat Masal Pencegahan) Filariasis dan kegiatan survei vektor
filariasis. Tujuan survei cakupan adalah memvalidasi laporan pengobatan massal filaria
yang dilakukan kota/kabupaten dalam hal pemberian obat pencegahan penyakit kaki
gajah. Survei ini tidak boleh dilakukan oleh kota/kabupaten yang melakukan pemberian
obat massal.
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis adalah suatu cara
pencegahan dimana obat-obatan yang bersifat anthelmintic (zat yang dapat membunuh
cacing dalam tubuh manusia) diberikan kepada semua penduduk di suatu wilayah
tertentu (seperti negara bagian, wilayah regional, provinsi, kabupaten, kecamatan, atau
desa) pada interval waktu tertentu tanpa mempedulikan status infeksi perorangan dari
populasi tersebut. Obat pencegahan yang diberikan pada POMP Filariasis adalah
kombinasi Diethylcarbamazine (DEC) dengan Albendazole (ALB) dengan dosis tertentu
16
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
berdasarkan umur individu yang mengkonsumsi. Dengan mengkonsumsi kombinasi
DEC dan ALB seseorang akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus yaitu
terlindungi dari kemungkinan terinfeksi LF dan juga kecacingan (soil-transmitted
helminthes).
Jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah
kerja adalah jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular penyakit leptospirosis
di wilayah layanan.
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi pada manusia dan binatang yang
disebabkan oleh bakteri leptospira yang berbentuk spiral dan bergerak aktif. Leptospira
biasanya terdapat pada binatang peliharaan seperti anjing, sapi, babi, kerbau, maupun
binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan sebagainya. Di dalam tubuh hewan hewan
ini leptospira hidup di ginjal dan air kemih. Manusia terinfeksi bakteri leptospira
karena kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urin atau cairan tubuh
lainnya dari hewan yang terinfeksi bakteri leptospira. Leptospira masuk lewat kulit yang
luka atau membran mukosa.
Jumlah survei schistosomiasis yang dilaksanakan adalah jumlah laporan kegiatan
hasil survei schistosomiasis yang dilaksanakan. Pada tahun 2015 fokus pada kegiatan
survei kecacingan pada anak sekolah dasar dan survei kecacingan F. buski melalui
pemeriksaan feses serta pemeriksaan hospes perantara.
Fasciolopsiasis merupakan penyakit cacing daun terbesar (The Giant Intestinal
Fluke) yang disebabkan karena manusia terinfeksi oleh metaserkaria dari Fasciolopsis
buski yang tertelan masuk ke tubuh manusia melalui tumbuhan air (kangkung, umbi
teratai, keladi air, dll) yang dimakan mentah atau dimasak dengan tidak baik. Pada
infeksi awal, penderita menunjukkan gejala asimtomatis, sedangkan pada akhir masa
inkubasi cacing dewasa yang melekatkan diri pada mukosa usus halus akan
menyebabkan peradangan, ulserasi dan abes sehingga menimbulkan gejala nyeri
epigatrum, mual dan diare (Soedarto, 2011). Penyakit ini di Indonesia pertama kali
dilaporkan pada tahun 1982 di Desa Sungai Papuyu Kecamatan Babirik Kabupaten
Hulu Sungai Utara dengan ditemukannya cacing Fasciolopsis buski pada muntahan
murid usia 11 tahun. Berturut-turut kemudian ditemukan telur dan cacing dewasanya
pada muntahan dan tinja dari 25 penderita dari daerah yang sama.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
X = Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
17
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 29 dokumen dari target kinerja
sebanyak 31 dokumen. Capaian ini terdiri dari : kajian dan monitoring faktor risiko
sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebanyak 6, pelaksanaan kajian dan
monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi malaria sebanyak 10,
survei cakupan POMP filariasis sebanyak 4 lokasi dan survei vektor filariasis sebanyak
4 lokasi, pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di wilayah kerja
dilakukan di 1 lokasi dan survei schistosomiasis yang dilaksanakan sebanyak 4 lokasi.
Capaian kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas
intervensi DBD sebanyak 6 kegiatan. Kegiatan Profil DBD dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.6. Kegiatan Profil DBD Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko lingkungan Kota Balikpapan
1 dokumen
2. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko perilaku Kota Balikpapan 1 dokumen
3. Profil DBD untuk kegiatan survei entomologi Kota Balikpapan 1 dokumen
4. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko lingkungan Kota Banjarmasin
1 dokumen
5. Profil DBD untuk kegiatan faktor risiko perilaku Kota Banjarmasin
1 dokumen
6. Profil DBD untuk kegiatan survei entomologi Kota Banjarmasin 1 dokumen
T o t a l 6 dokumen
Pelaksanaan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas
intervensi malaria sebanyak 10 kegiatan. Kegiatan berupa survei dinamika penularan
malaria. Adapun lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.7. Kegiatan Survei Dinamika Penularan Malaria Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. Kabupaten Banjar 1 dokumen
2. Kabupaten Kotabaru 1 dokumen
3. Kabupaten Kutai Kertanegara 1 dokumen
4. Kabupaten Gunung Mas 1 dokumen
5. Kabupaten Seruyan 1 dokumen
6. Kabupaten Berau 1 dokumen
7. Kabupaten Bulungan 1 dokumen
8. Provinsi Kalimantan Selatan 1 dokumen
9. Provinsi Kalimantan Tengah 1 dokumen
10. Provinsi Kalimantan Timur 1 dokumen
T o t a l 10 dokumen
18
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Pelaksanaan pengamatan faktor risiko dan sumber penular leptospirosis di
wilayah kerja dilakukan di 1 lokasi yaitu di kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan
Selatan.
Pelaksanaan survei schistosomiasis yang dilaksanakan sebanyak 4 dengan
kegiatan berupa survei kecacingan. Kegiatan survei kecacingan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.8. Survei Kecacingan Tahun 2015
No Kegiatan Jumlah
1. Survei kecacingan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Banjar
1 dokumen
2. Survei kecacingan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
1 dokumen
3. Survei kecacingan F. Buski pada anak sekolah dasar melalui pemeriksaan feses di kabupaten Hulu Sungai Utara
1 dokumen
4. Survei kecacingan F. Buski melalui pemeriksaan hospes perantara di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
1 dokumen
T o t a l 4 dokumen
Pelaksanaan survei penilaian mikrofilaria pada tahun 2015 fokus pada kegiatan
survei cakupan POMP filariasis sebanyak 4 lokasi dan survei vektor filariasis sebanyak
4 lokasi. Kegiatan survei cakupan POMP filariasis dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9. Kegiatan Survei Cakupan POMP Filariasis Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Hulu Sungai Utara
Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Tapin 3 Kabupaten Tanah Bumbu
4 Kabupaten Tabalong
Pelaksanaan kegiatan survei vektor filariasis dilakukan pada 4 lokasi. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.10. Kegiatan Survei Vektor Filariasis Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Paser Kalimantan Timur 2 Kabupaten Seruyan
Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Kotawaringin Timur
4 Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Target jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015
sebanyak 31 dokumen. Realisasinya sebanyak 29 dokumen. Prosentase pencapaian
target indikator ini sebesar 93,55%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah
kajian pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 tersebut dapat dilihat
pada grafik berikut:
19
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Grafik 3.3. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang untuk
mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit
bersumber binatang sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam
Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen
P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari
BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 29 dokumen.
g. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
h. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja
Target indikator ini sebanyak 31, pencapaian sebanyak 29 atau sebesar 96,67%.
Penyebab 2 kegiatan tidak tercapai adalah adanya KLB kabut asap. Satu kegiatan
survei dinamika penularan malaria lokasi Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan
Timur belum dapat terlaksana. Pada saat itu tim survei dari BBTKLPP Banjarbaru
sudah berangkat dan berhasil mendarat di bandara Sepinggan, Kalimantan Timur.
Untuk mencapai kabupaten Nunukan harus melanjutkan pesawat udara transit di Kota
Tarakan. Bandara Kota Tarakan diselimuti asap tebal sehingga penerbangan
ditiadakan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Penyebab lainnya adanya pengurangan anggaran perjalanan dinas (refocusing)
sebesar Rp. 155.316.000,-. Dana ini berasal dari anggaran survei vektor filasiasis dan
survei cakupan POPM filariasis sebelumnya 431.736.000,- menjadi Rp. 382.179.000,-
dana kegiatan survei buski semula Rp. 124.745.000,- menjadi Rp. 117.625.000,-.,
dana survei kecacingan semula Rp. 61.850.000,- menjadi 40.450.000,-, dana kegiatan
25
30
35
Target Realisasi
31
29
20
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
profil DBD semula Rp. 187.002.000,- menjadi Rp. 148.702.000,- dana survei faktor
risiko penyakit malaria semula Rp. 246.344.000,- menjadi 213.312.000,-, dana survei
faktor risiko penyakit leptospirosis semula Rp. 82.296.000,- menjadi Rp. 76.416.000,-
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan target
mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus Malaria dan Penyakit
lainnya tahun 2015.
j. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator
1) Survei vektor filariasis
2) Jejaring kerja survei cakupan/ survei filariasis
3) Survei kecacingan pada anak sekolah
4) Surveilans epidemiologi dalam rangka pengendalian F. buski
5) Koordinasi kegiatan profil DBD
6) Survey dinamika penularan malaria
7) Uji sampel strain positif virus dengue dengan PCR
8) Kajian faktor risiko kejadian leptospirosis
Kajian faktor risiko didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan
observasi lingkungan secara langsung disertai data-data surveilans yang
mendukung kejadian tersebut.
k. Masalah Yang Dihadapi
1) Dalam survei vektor Filariasis lokasi yang ditetapkan cukup jauh sehingga perlu
persiapan matang baik pendanaan, peralatan maupun transportasi.
2) Pada kegiatan survei cakupan POMP terdapat perbedaan hasil antara BBTKLPP
Banjarbaru dg survei Dinkes Kab. Tabalong
3) Kurangnya personil pendukung kegiatan
4) Jejaring kerja dan koordinasi belum maksimal.
l. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan jejaring kerja dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kabupaten/Kota terutama untuk menindaklanjuti perbedaan hasil survei cakupan
POMP.
2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai pindahan.
21
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
3. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
a. Pengertian
Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung disini dihitung dari jumlah
kajian pengendalian penyakit menular langsung yang dilaksanakan dalam 1 tahun.
Output yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru
tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan
atau advokasi tentang tifoid.
b. Definisi Operasional
Jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi tentang tifoid
adalah jumlah kab/kota yang melakukan sosialisasi dan atau advokasi tentang tifoid
kepada kelompok berisiko. Pada tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru melaksanakan
pemantauan tipoid pada kelompok berisiko. Hasil kajian ini akan berguna sebagai
bahan sosialisasi dan advokasi kepada kelompok berisiko oleh dinas terkait.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator ini sebanyak 3 dokumen dari target 4 dokumen. Prosentase
capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar
75%. Kegiatan kajian berupa kajian kualitas air terhadap demam tipoid
dilaksanakan di 3 lokasi. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.11. Lokasi Kajian Berupa Kajian Kualitas Air Terhadap Demam Tipoid Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Berau Kalimantan Timur 3 Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Target kajian pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 sebanyak 4
dokumen. Realisasinya sebanyak 3 dokumen. Prosentase pencapaian target
X = Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung
yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
22
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
indikator ini sebesar 75%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian
pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik 3.4. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian
Penyakit Menular Langsung Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung untuk
mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit
menular langsung sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam
Rencana Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP
Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari
BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 3.
g. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
h. Analisis Penyebab Kegagalan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini
sebanyak 4, pencapaian sebanyak 3 atau sebesar 75%. Penyebab 1 kegiatan tidak
tercapai adalah adanya KLB kabut asap. Sama dengan kegiatan survei dinamika
penularan malaria lokasi Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur, satu
kegiatan kajian kualitas air terhadap penyakit demam typoid juga diambil lokasi
Kabupaten Nunukan belum dapat terlaksana. Pada saat itu tim survei dari
BBTKLPP Banjarbaru sudah berangkat dan berhasil mendarat di bandara
Sepinggan, Kalimantan Timur. Untuk mencapai kabupaten Nunukan harus
melanjutkan pesawat udara transit di Kota Tarakan. Bandara Kota Tarakan
diselimuti asap tebal sehingga penerbangan ditiadakan sampai batas waktu yang
belum bisa ditentukan.
0
1
2
3
4
Target Realisasi
4
3
23
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Kegagalan/Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan
target mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus Malaria dan
Penyakit lainnya tahun 2015.
j. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator:
1) Melakukan pengambilan sampel air
2) Melakukan pemeriksaan laboratorium pada sampel air
3) Melakukan kajian hubungan kualitas air terhadap kejadian penyakit demam
Thypoid.
k. Masalah Yang Dihadapi
1) Sampel air bersih di sumur gali dalam kegiatan kajian hubungan kualitas air
terhadap kejadian penyakit demam Thypoid sulit didapatkan karena selama dua
bulan terakhir sumber air (sumur gali) mengalami kekeringan
2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal
3) Kurangnya jumlah personil untuk mendukung kegiatan
l. Pemecahan Masalah
1) Meningkatkan jejaring Surveilans Epidemilogi baik dengan Dinas Kesehatan di
wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.
2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai
pindahan.
4. JUMLAH KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
a. Pengertian
Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular dihitung dari jumlah kajian
pengendalian penyakit tidak menular yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output
yang masuk ke dalam indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun
2015 hanya 2 output yaitu: jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor
risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus dan
jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah.
24
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
b. Definisi Operasional
Jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor risiko Penyakit Tidak
Menular (PTM) melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus
adalah jumlah kab/kota yang melaksanakan monitoring faktor risiko PTM.
Untuk mencapai output ini tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru melaksanakan
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data PTM di 4 provinsi.
Jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah adalah
jumlah penduduk usia > 15 tahun yang melakukan pemeriksaan gula darah di
fasyankes primer. Untuk mencapai output ini tahun 2015 BBTKLPP Banjarbaru
melaksanakan kegiatan deteksi dini kejadian diabetes militus di 5 kabupaten.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator ini sebanyak 9 dokumen dari target 9 dokumen. Prosentase
capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit menular langsung sebesar
100%.
Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data PTM di 4 provinsi
yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Utara. Kegiatan deteksi dini kejadian diabetes militus di 5 kabupaten yaitu:
Tabel 3.11. Lokasi Kegiatan Deteksi Dini Kejadian Diabetes Militus
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan 2 Kabupaten Palangka Raya
Kalimantan Tengah 3 Kabupaten Kotawaringin Timur
4 Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara
5 Kabupaten Balikpapan Kalimantan Timur
e. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Tidak Menular Target kajian pengendalian penyakit tidak menular tahun 2015 sebanyak 9
dokumen. Realisasinya sebanyak 9 dokumen. Prosentase pencapaian target
indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian
X = Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular yang
dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
25
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pengendalian penyakit menular langsung tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik 3.5. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Pengendalian
Penyakit Tidak Menular Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular untuk
mendukung indikator prosentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit tidak
menular sebesar 50 % dari rekomendasi tahun 2014 yang tertuang dalam Rencana
Aksi Program (RAP) Ditjen P2P Kemenkes RI. Target nasional (RAP Ditjen P2P)
untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP
Banjarbaru sebanyak 9 dokumen.
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular ini sebanyak 9
dokumen, pencapaian sebanyak 9 dokumen atau sebesar 100%. Keberhasilan
capaian indikator ini karena tersedianya dana yang cukup, komitmen yang kuat
untuk mencapai kinerja, kerjasama yang baik antar bidang dan bagian serta arahan
dan bimbingan dari kepala maupun dari Dirjen P2P.
h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan
target mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya kasus malaria dan
penyakit lainnya tahun 2015.
Target Realisasi
9 9
26
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
j. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator
1) Deteksi dini kejadian Diabetes Mellitus
2) Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data serta jejaring Penyakit
Tidak Menular (PTM)
3) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor
k. Masalah Yang Dihadapi
1) Pemeriksaan yang dilakukan dalam Diabetes Mellitus cukup beragam sehingga
diperlukan petugas yang lebih banyak lagi agar kegiatan berjalan lancar
2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal.
l. Pemecahan Masalah
1) Meningkatkan jejaring surveilans epidemilogi baik dengan dinas kesehatan di
wilayah layanan maupun instansi lintas sektor.
2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai
pindahan.
5. JUMLAH KAJIAN KUALITAS AIR MINUM
a. Pengertian
Jumlah kajian kualitas air minum dihitung dari jumlah kajian kualitas air minum
yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang
dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah peta
kualitas air minum. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan kajian tingkat
risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM, pemetaan uji petik
kualitas air, pemantapan akreditasi, jejaring kerja dan kemitraan laboratorium,
bahan-bahan laboratorium, alat laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi,
pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan pengelolaan limbah,
operasional pemusnahan limbah B3.
b. Definisi Operasional
Pemetaan uji petik kualitas air adalah kegiatan pengambilan sampel secara acak
pada sambungan rumah pengguna PDAM untuk dilakukan pengujian di
laboratorium.
Kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM adalah
serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan sampel air PDAM pada rumah-rumah
27
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pelanggan PDAM kemudian diuji di laboratorium dan hasilnya dianalisis risiko
kesehatan lingkungan.
Pemantapan akreditasi adalah serangkaian kegiatan mulai dari penyediaan alat
laboratorium, bahan laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan alat
laboratorium, pengelolaan limbah serta pemusnahan limbah B3 untuk
memantapkan akreditasi.
Jejaring kerja dan Kemitraan Laboratorium adalah kegiatan dalam rangka
sosialisasi serta menjalin kerjasama dengan laboratorium daerah di wilayah
layanan.
Penyelenggaraan Kalibrasi adalah kegiatan pengkalibrasian alat laboratorium agar
alat tersebut berfungsi dan menunjukkan validitas yang sebenarnya.
Operasional dan pengelolaan limbah adalah serangkaian kegiatan untuk mengolah
limbah yang dihasilkan oleh laboratorium agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
Operasional Pemusnahan limbah B3 adalah kegiatan untuk memusnahkan limbah
B3 yang berasal dari laboratorium dengan penanganan yang aman sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator kualitas air minum sebanyak 39 dokumen dari target 38
dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit
menular langsung sebesar 102,63%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang
dilakukan berupa kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna
air PDAM dilakukan di 12 kabupaten, pemetaan uji petik kualitas air dilaksanakan di
11 kabupaten, jejaring kerja dan kemitraan laboratorium di 4 kabupaten,
pemantapan akreditasi terlaksana 6 dokumen, pengadaan bahan-bahan
laboratorium, pengadaan alat laboratorium, penyelenggaraan kalibrasi,
pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan pengelolaan limbah,
operasional pemusnahan limbah B3 masing-masing menghasilkan 1 dokumen,
totalnya 6 dokumen.
Kegiatan kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air
PDAM dilakukan di 12 kabupaten. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
X = Jumlah kajian kualitas air minum yang dilaksanakan
BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
28
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.12. Lokasi Kajian Tingkat Risiko Paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit
pada Pengguna Air PDAM Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Tabalong
Kalimantan Selatan
2 Kabupaten Balangan 3 Kota Banjarbaru
4 Kabupaten Banjar
5 Kabupaten Barito Kuala
6 Kabupaten Hulu Sungai Selatan
7 Kabupaten Tanah Laut
8 Kabupaten Kotawaringin Timur
Kalimantan Tengah
9 Kabupaten Barito Timur
10 Kabupaten Barito Selatan
11 Kabupaten Lamandau
12 Kabupaten Seruyan
Kegiatan pemetaan uji petik kualitas air minum dilaksanakan di 11
kabupaten. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.13. Lokasi Kegiatan Pemetaan Uji Petik Kualitas Air Minum Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Tabalong
Kalimantan Selatan
2 Kabupaten Balangan 3 Kabupaten Banjar
4 Kabupaten Barito Kuala
5 Kabupaten Hulu Sungai Selatan
6 Kabupaten Tanah Laut 7 Kabupaten Kotawaringin Timur
Kalimantan Tengah
8 Kabupaten Barito Timur
9 Kabupaten Barito Selatan
10 Kabupaten Lamandau
11 Kabupaten Seruyan
Untuk mensosialisasikan keberadaan serta kemampuan pengujian
laboratorium BBTKLPP Banjarbaru dan sekaligus menjalin kerjasama dengan
laboratorium daerah perlu dilakukan kegiatan jejaring dan kemitraan laboratorium.
Kegiatan jejaring kerja dan kemitraan laboratorium pada tahun 2015 dilaksanakan
di 3 laboratorium. Lokasi kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.14. Lokasi Jejaring Kerja dan Kemitraan Laboratorium Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1. Lab. BLHD provinsi Kalteng Kalimantan Tengah 2. Lab. Lingkungan BLH Kab. Tanah Laut
Kalimantan Selatan 3. Lab. Kantor Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kab. Hulu Sungai Utara
4. Lab. BLH Kabupaten Tapin
Kegiatan pemantapan akreditasi terlaksana 6 dokumen berupa kegiatan
pengadaan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat laboratorium,
penyelenggaraan kalibrasi, pemeliharaan peralatan laboratorium, operasional dan
29
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pengelolaan limbah, operasional pemusnahan limbah B3 masing-masing
menghasilkan 1 dokumen. Total dari kegiatan ini menghasilkan 6 dokumen.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.15. Jumlah Dokumen Pemantapan Akreditasi Tahun 2015
No Nama Dokumen Jumlah 1. Pengadaan bahan-bahan laboratorium 1 dokumen 2. Pengadaan alat laboratorium 1 dokumen 3. Penyelenggaraan kalibrasi 1 dokumen 4. Pemeliharaan peralatan laboratorium 1 dokumen 5. Operasional dan pengelolaan limbah 1 dokumen 6. Operasional pemusnahan limbah B3 1 dokumen
T o t a l 6 dokumen
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Kualitas Air Minum
Target jumlah kajian kualitas air minum tahun 2015 sebanyak 38 dokumen.
terealisasi sebanyak 39 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini
sebesar 102,63 %. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian kualitas
air minum tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.6. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Kualitas Air Minum Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian kualitas air minum untuk mendukung indikator Ditjen
P2P Kemenkes RI yaitu prosentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan.
Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015
sebanyak 30%. Capaian dari Banjarbaru untuk kegiatan yang mendukung indikator
tersebut adalah pemetaan uji petik kualitas air minum sebanyak 12 dokumen.
37
38
39
Target Realisasi
38 39
30
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian kualitas air minum untuk mendukung indikator dalam
RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase sarana air minum yang
dilakukan pengawasan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut pada
tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru untuk kegiatan
yang mendukung indikator tersebut adalah pemetaan uji petik kualitas air minum
sebanyak 12 dokumen.
h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini
sebanyak 38 dokumen, pencapaian sebanyak 39 dokumen atau sebesar 102,63 %.
Keberhasilan pencapaian kinerja karena ada kelebihan dana setelah digunakan
untuk mencapai kinerja sehingga digunakan untuk menambah output 1 lokasi kajian
tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM di Kota
Banjarbaru. Selain tersedianya dana, faktor pendukung lain adalah kesiapan SDM
dalam melaksanakan kajian tambahan, koordinasi yang baik dengan instansi
daerah terutama PDAM, sarana-prasarana yang memadai serta pembinaan dari
Ditjen P2P.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
Selain itu dengan dana yang tersedia mampu menambah output 1 lokasi kajian
tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM di Kota
Banjarbaru.
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan
target menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap
sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada
2015.
k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator
1) Uji petik kualitas air PDAM
2) Kajian tingkat risiko paparan Fe, Mn, Nitrat, Nitrit pada pengguna air PDAM
31
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
3) Pemeriksaan sampel kualitas air
Pemeriksaan air dilakukan sesuai dengan parameter yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan.
4) Pelatihan sampling internal untuk Petugas Pengambil Sampel (PPS) BBTKLPP
Banjarbaru
5) Pengambilan sampel IPAL untuk UKL UPL BBTKLPP Banjarbaru serta
pengurasan dan pembuangan lumpur IPAL
6) Proses kalibrasi eksternal alat laboratorium
7) Uji banding laboratorium
8) Jejaring kerja dan kemitraan laboratorium
9) Kaji ulang manajemen sistem mutu
10) Peningkatan kerjasama lintas sektor
l. Masalah yang dihadapi
1) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal
2) Kurangnya jumlah personil untuk mendukung kegiatan
m. Pemecahan Masalah
1) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai
pindahan
2) Memaksimalkan Jejaring dan kemitraan dengan lintas program dan lintas sektor.
6. JUMLAH KAJIAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
a. Pengertian
Jumlah kajian sanitasi TTU dihitung dari jumlah kajian sanitasi TTU yang
dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini yang
dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu: jumlah peta
kualitas TTU. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan pemantauan faktor
risiko kesehatan lingkungan di asrama haji, kajian kesehatan lingkungan pada TTU
dan kajian kesehatan lingkungan rumah sakit.
b. Definisi Operasional
Pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji merupakan
kegiatan pemeriksaan, pemantauan, kajian, rekomendasi antisipasi, kewaspadaan
dan tindakan penanggulangan serta kerjasama berbagai pihak dalam sanitasi
makanan, penyehatan lingkungan asrama/pondokan, transportasi, restoran, dan
32
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
tempat-tempat pelayanan agar jemaah haji dan petugas bebas dari ancaman
terjadinya KLB keracunan dan penyakit menular, atau timbulnya gangguan
kesehatan lainnya. Prioritas sanitasi makanan adalah penyediaan makanan yang
bersifat massal di asrama embarkasi/debarkasi, pondokan di Arab Saudi,
perawatan sakit dan dalam perjalanan.
Prioritas penyehatan lingkungan adalah pengendalian vektor penular
penyakit, penyediaan kamar tidur, air mandi dan air minum di asrama
embarkasi/debarkasi, pondokan di Arab Saudi, dan di tempat-tempat pelayanan
jemaah haji. Penyehatan lingkungan dan sanitasi makanan yang dilaksanakan oleh
BBTKLPP Banjarbaru terbatas pada saat keberangkatan jamaah calon haji pada
embarkasi.
Sanitasi diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga
lingkungan agar tetap bersih dan terbebas dari ancaman penyakit. Sedangkan TTU
diartikan sebagai suatu tempat dimana banyak orang berkumpul untuk melakukan
kegiatan baik secara insidentil maupun terus-menerus, baik secara membayar,
maupun tidak.
Sanitasi TTU merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan untuk
menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering digunakan untuk menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan
kesehatan.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator sanitasi TTU sebanyak 18 dokumen dari target 18
dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian penyakit
menular langsung sebesar 100%. Untuk mencapai output ini kegiatan yang
dilakukan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji sebanyak
3 dokumen, kajian kesehatan lingkungan pada TTU sebanyak 5 dokumen dan
kajian kesehatan lingkungan rumah sakit sebanyak 10 dokumen.
Kegiatan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji
sebanyak 3 lokasi. Lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
X = Jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum yang dilaksanakan
BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
33
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.16. Lokasi Kegiatan Pemantauan Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
Di Asrama Haji Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Embarkasi Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 Embarkasi Balikpapan Kalimantan Timur 3 Embarkasi Palangkaraya Kalimantan Tengah
Kegiatan kajian kesehatan lingkungan pada TTU sebanyak 5 lokasi. Lokasi
kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.17. Lokasi Kajian Kesehatan Lingkungan Pada Tempat-Tempat Umum
(Pondok Pesantren) Tahun 2015 No. Lokasi Provinsi 1 Ponpes Takasus Diniyah Kab. Banjar
Kalimantan Selatan
2 Ponpes Al Hidayah Kab. Banjar 3 Ponpes Darul Ilmi Kota Banjarbaru 4 Ponpes Misbahul Munir Kota
Banjarbaru 5 Ponpes Putri Al Falah Kota Banjarbaru
Kegiatan kajian kesehatan lingkungan rumah sakit sebanyak 10 lokasi. Lokasi
kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.18. Lokasi Kajian Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Tahun 2015
No. Lokasi Provinsi 1 Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kalimantan Selatan
2 Kabupaten Tapin
3 Kabupaten Hulu Sungai Utara
4 Kabupaten Barito Utara 5 Kabupaten Kotabaru 6 Kabupaten Penajam Paser Utara
Kalimantan Timur 7 Kota Samarinda 8 Kota Tarakan 9 Kabupaten Kasongan Kalimantan Tengah
10 Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Sanitasi Tempat-Tempat Umum Target kajian sanitasi TTU tahun 2015 sebanyak 18 dokumen. Realisasinya
sebanyak 18 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%.
Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian sanitasi TTU tahun 2015
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
34
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Grafik 3.7. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Sanitasi
Tempat-Tempat Umum Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung
indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTU yang memenuhi syarat
kesehatan. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun
2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 18 dokumen.
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja
dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung
indikator dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase TTU yang
memenuhi syarat kesehatan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut
pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 18
dokumen.
h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini
sebanyak 18, pencapaian sebanyak 18 atau sebesar 100%. Keberhasilan
pencapaian kinerja karena : pendanaan yang cukup, sarana-prasarana penunjang
kegiatan berupa peralatan laboratorium yang memadai, SDM yang mendukung
kegiatan, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas
program.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
Target Realisasi
18 18
35
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya adanya target
kegiatan dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 yaitu
tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 58%. Selain itu
juga target yang tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun 2015 – 2019 yaitu
tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 58%.
k. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator
1) Kajian kesehatan lingkungan pada TTU
2) Kajian kesehatan lingkungan pada pondok pesantren
3) Kajian kesehatan lingkungan rumah sakit
4) Kegiatan pemantauan faktor risiko kesehatan lingkungan di asrama haji
5) Peningkatan kerjasama lintas sektor
l. Masalah Yang Dihadapi
1) Masih kurangnya kesadaran pihak pengelola TTU mengenai pentingnya sanitasi
TTU untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.
2) Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan kerena memerlukan biaya ekstra.
3) Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawasan pada tingkat II dan
kecamatan
4) Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.
5) Masih minimnya dana yang diakolasikan untuk pengawasan sanitasi TTU.
m. Pemecahan Masalah
1) Meningkatkan jejaring baik dengan dinas kesehatan di wilayah layanan maupun
instansi lintas sektor.
2) Penambahan personil melalui perekrutan CPNS dan menerima pegawai
pindahan.
7. JUMLAH KAJIAN SANITASI TEMPAT
PENGELOLAAN MAKANAN (TPM)
a. Pengertian
Jumlah kajian sanitasi TPM dihitung dari jumlah kajian sanitasi tempat pengolahan
makanan yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator
ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output yaitu:
36
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
jumlah peta kualitas TPM. Untuk mencapai output ini dilakukan kegiatan kajian
HACCP pada TPM.
b. Definisi Operasional
HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) adalah sebuah metode operasi
terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa membantu organisasi dalam
industri makanan dan minuman untuk mengidentifikasi risiko keamanan pangan,
mencegah bahaya dalam keamanan pangan, dan menyampaikan kesesuaian
hukum.
HACCP adalah suatu sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah
yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan
proses produksi. HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang
dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan dengan pendekatan
pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan jaminan dalam
menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri pangan adalah untuk
mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan
guna memenuhi tututan konsumen. HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian
mutu sejak bahan baku dipersiapkan sampai produk akhir diproduksi masal dan
didistribusikan. Oleh karena itu dengan diterapkannya sistem HACCP akan
mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada suatu produk pangan.
Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar
global yang memiliki daya saing kompetitif.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator sanitasi tempat pengolahan makanan sebanyak 8 dokumen
dari target 8 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator kajian pengendalian
penyakit menular langsung sebesar 100%. Untuk mencapai output ini kegiatan
yang dilakukan kajian HACCP pada tempat pengelolaan makanan sebanyak 8
dokumen. Kegiatan HACCP dapat dilihat pada tabel berikut:
X = Jumlah kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan yang
dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
37
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.19. Lokasi Kajian HACCP Tahun 2015
No. Kegiatan Provinsi 1. Kajian HACCP pada TPM Kab. Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah 2. Kajian HACCP pada TPM Kota Palangkaraya
3. Kajian HACCP pada TPM Kab. Kotawaringin Timur 4. Kajian HACCP pada TPM Kota Banjarmasin
Kalimantan Selatan 5. Kajian HACCP pada TPM Kab. Tanah Bumbu 6. Kajian HACCP pada TPM Kab. Tabalong 7. Kajian HACCP pada TPM Kab. Berau Kalimantan Timur 8. Kajian HACCP pada TPM Kota Tarakan Kalimantan Utara
e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah kajian tempat pengelolaan
makanan
Target kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan tahun 2015 sebanyak 8
dokumen. Realisasinya sebanyak 8 dokumen. Prosentase pencapaian target
indikator ini sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian
TPM tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.8. Target dan Realisasi Jumlah Kajian Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat pengelolaan makanan untuk
mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase tempat pengolahan
makanan yang memenuhi syarat kesehatan memenuhi syarat kesehatan. Target
nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 8%.
Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 8 dokumen.
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan Indikator satker jumlah kajian sanitasi tempat-tempat umum untuk mendukung
indikator dalam RENSTRA Kementerian Kesehatan RI yaitu prosentase TPM yang
memenuhi syarat kesehatan. Target dalam RENSTRA untuk indikator tersebut
Target Realisasi
8 8
38
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pada tahun 2015 sebanyak 8%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 8
dokumen.
h. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian sanitasi TPM ini sebanyak 8, pencapaian sebanyak 8
atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja karena didukung : anggaran
yang memadai, tersedianya sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa
peralatan laboratorium, reagen serta penunjang lain, pembinaan dari Ditjen P2P,
SDM yang bekerjasama maksimal, kemitraan dengan lintas sektor dan lintas
program.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun jumlah sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan ini terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan dengan cara bekerjasama antar bidang.
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya adanya penerapan
sistem HACCP sesuai SNI 01-4852-1998 tentang system analisa bahaya dan
pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya oleh lembaga yang
berwenang.
k. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai kinerja
1) Peningkatan Kemampuan SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang
berhubungan dengan kajian.
2) Pemenuhan peralatan penunjang untuk melakukan kajian
3) Peningkatan jejaring kerja baik lintas sektor maupun lintas program
4) Perbaikan dan pengadaan alat laboratorium
l. Masalah yang dihadapi
1) Jumlah SDM yang terbatas
2) Jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal
m. Pemecahan Masalah
1) Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan daerah.
2) Penambahan tenaga fungsional sanitarian di BBTKLPP Banjarbaru
39
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
8. JUMLAH KAJIAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
a. Pengertian
Jumlah kajian penyehatan lingkungan dihitung dari jumlah kajian penyehatan
lingkungan yang dilaksanakan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam
indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output
yaitu: kajian ADKL/ARKL dengan kegiatan berupa kajian faktor risiko pajanan debu
dan gas di lingkungan pemukiman.
b. Definisi Operasional
Analisis risiko adalah istilah untuk risk assessment, yaitu karakterisasi efek –
efek yang potensial merugikan kesehatan manusia oleh pajanan bahaya
lingkungan (Aldrich dan Griffith 1993). Analisis risiko merupakan suatu alat
pengelolaan risiko, proses penilaian bersama para ilmuwan dan birokrat untuk
memprakirakan peningkatan risiko kesehatan pada manusia yang terpajan (NRC
1983).
WHO (2004) mendefinisikan analisis risiko sebagai proses yang dimaksudkan
untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada suatu organisme sasaran,
sistem atau sub populasi, termasuk identifikasi ketidakpastian yang menyertainya,
setelah terpajan oleh agent tertentu, dengan memperhatikan karakteristik yang
melekat pada penyebab (agent) yang menjadi perhatian dan karakteristik sistem
sasaran yang spesifik. Risiko itu sendiri didefinisikan sebagai kebolehjadian
(probabilitas) suatu efek merugikan pada suatu organisme, sistem atau subpopulasi
yang disebabkan oleh pemajanan suatu agent dalam keadaan tertentu. Definisi lain
menyebutkan risiko kesehatan manusia sebagai kebolehjadian kerusakan
kesehatan seseorang yang disebabkan oleh pemajanan atau serangkaian
pemajanan bahaya lingkungan (WHO 2004).
Saat ini analisis risiko digunakan untuk menilai atau menaksir risiko kesehatan
manusia yang disebabkan oleh pajanan bahaya lingkungan. Bahaya adalah sifat
yang melekat pada suatu risk agent atau situasi yang memiliki potensi
menimbulkan efek merugikan jika suatu organisme, sistem atau sub populasi
terpajan oleh risk agent tersebut (WHO 2004).
Bahaya lingkungan terdiri atas tiga risk agent yaitu chemical agents (bahan-
bahan kimia), physical agents (energi radiasi dan gelombang elektromagnetik
berbahaya) dan biological agents (makhluk hidup atau organisme). Analisis risiko
bisa dilakukan untuk pemamajanan yang telah lampau (past exposure), dengan
efek yang merugikan sudah atau belum terjadi, bisa juga untuk studi prediksi risiko
40
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pemajanan yang akan datang (future exposure). Bahaya adalah suatu potensi
risiko, dan risiko tidak akan terjadi kecuali syarat-syarat tertentu terpenuhi. Syarat -
syarat dimaksud adalah toksisitas risk agent yang bersangkutan dan pola-pola
pajanannya. Suatu risk agent, sekalipun toksik, tidak akan berisiko bagi kesehatan
jika tidak memajani dengan dosis dan waktu tertentu.
Kajian faktor risiko pajanan debu dan gas di lingkungan pemukiman adalah
kegiatan analisis tentang kondisi dan kecenderungan pencemar udara terutama
berasal dari pajanan debu dan gas di pemukiman terhadap risiko kesehatan
masyarakat disekitar pemukiman.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator kajian penyehatan lingkungan sebanyak 6 dokumen dari
target 6 dokumen. Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. Untuk
mencapai output ini kegiatan yang dilakukan kegiatan berupa kajian faktor risiko
pajanan debu dan gas di lingkungan pemukiman sebanyak 6 dokumen. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.20. Kajian Faktor Risiko Pajanan Debu Dan Gas Tahun 2015
No. Kegiatan Jumlah 1. Kajian tingkat risiko pajanan Pb di kawasan perkantoran PT ADARO
Indonesia 1 dokumen
2. Kajian tingkat risiko pajanan Pb di kawasan pemukiman PT ADARO Indonesia
1 dokumen
3. Kajian ttingkat risiko pajanan TSP dan PM10 di kawasan perkantoran PT ADARO Indonesia
1 dokumen
4. Kajian tingkat risiko pajanan TSP dan PM10 di kawasan pemukiman PT ADARO Indonesia
1 dokumen
5. Kajian tingkat risiko pajanan SO2 dan NO2 di kawasan perkantoran PT ADARO Indonesia
1 dokumen
6. Kajian tingkat risiko pajanan SO2 dan NO2 di kawasan pemukiman PT ADARO Indonesia
1 dokumen
e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah kajian penyehatan lingkungan
Target kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 6 dokumen. Realisasinya
sebanyak 6 dokumen. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%.
Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun
2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
X = Jumlah kajian penyehatan lingkungan yang dilaksanakan
BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
41
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Grafik 3.9. Target Dan Realisasi Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Indikator Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun 2015 Dibandingkan Indikator Jumlah kajian ADKL tahun 2011 s/d 2014
Dalam RAK BBTKLPP Banjarbaru tahun 2010-2014 indikator untuk kegiatan ini
adalah jumlah kajian ADKL. Realisasi jumlah kajian ADKL tiap tahun mengalami
kenaikan. Pada tahun 2011 sebanyak 25 kawasan, tahun 2012 sebanyak 30
kawasan, tahun 2013 sebanyak 40 kawasan tahun 2014 sebanyak 50 kawasan.
Realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 53 kegiatan.
Untuk lebih jelasnya perbandingan realisasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
Grafik 3.10. Perbandingan Realisasi Jumlah Kajian Penyehatan Lingkungan Tahun 2011 – 2015
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja
Ditjen P2P Indikator satker jumlah kajian penyehatan lingkungan untuk mendukung indikator
Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase rekomendasi kajian penyehatan
lingkungan sebesar 50% dari jumlah rekomendasi tahun 2014. Target nasional (RAP
Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari
BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 6 dokumen.
0
10
20
30
40
50
60
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2530
40
5053
Target Realisasi
6 6
42
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak
6, pencapaian sebanyak 6 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja
karena faktor pendukung : tersedianya data-data yang lengkap, kerjasama internal
antar bidang, komitmen yang kuat untuk mencapai indikator meskipun tidak ada
anggaran untuk perjalanan dinas, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan PT
Adaro Indonesia sehingga kegiatan dapat terlaksana.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun anggaran perjalanan dinas untuk kegiatan ini terkena efisiensi sebagai
dana refocusing tetapi kinerja tetap mampu dicapai dengan cara memanfaatkan
data-data pengukuran kualitas udara tahun 2014 dan tahun 2015. Kinerja ini tercapai
berkat kerjasama yang harmonis antar bidang.
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Program yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dalam tujuan
memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan target mengurangi laju hilangnya
keragaman hayati, dan mencapai pengurangan yang signifikan pada 2010. Target
tersebut menitikberatkan pada: pengurangan emisi CO2, konsumsi CFC -
pengurangan ozon, kawasan perlindungan daratan, kawasan perlindungan laut dan
lain-lain.
k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator
Memanfaatkan data-data primer dari pengukuran kualitas udara yang dilakukan oleh
BBTKLPP Banjarbaru periode 2014 dan 2015 kemudian dilakukan analisis risiko
kesehatan lingkungan.
l. Masalah yang dihadapi
Tidak ada anggaran perjalanan dinas karena diefisiensi, tetapi tidak boleh
mengurangi output.
m. Pemecahan Masalah
1) Memanfaatkan data-data primer dari pengukuran kualitas udara PT ADARO
Indonesia.
2) Bekerjasama dan berkoordinasi dengan PT ADARO Indonesia.
43
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
9. JUMLAH TTG PENYEHATAN LINGKUNGAN
a. Pengertian
Jumlah TTG penyehatan lingkungan dihitung dari jumlah TTG penyehatan
lingkungan yang dihasilkan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam indikator ini
yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 2 output yaitu: jumlah
TTG bidang STBM dan jumlah TTG peningkatan kualitas air minum. Output TTG
bidang STBM dengan kegiatan berupa pembuatan model prototype teknologi
pengolahan sampah. Output TTG peningkatan kualitas air minum dengan kegiatan
berupa model/prototype pengembangan teknologi pengolahan air gambut dan
pemantauan pengolahan air gambut dan air sungai.
b. Definisi Operasional
TTG penyehatan lingkungan adalah adalah rancang bangun teknologi yang
berhubungan dengan upaya-upaya penyehatan lingkungan yang
dikembangkan/dibuat oleh BBTKLPP Banjarbaru.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator TTG penyehatan lingkungan sebanyak 4 unit dari target 4 unit.
Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. Kegiatan dalam indikator ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.21. TTG Penyehatan Lingkungan Tahun 2015
No. TTG Jumlah 1. Model teknologi pengolahan sampah 1 unit 2. Model model/prototype pengembangan teknologi pengolahan air
gambut 1 unit
3. Pemantauan pengolahan air gambut dan air sungai 1 unit 4. Pembuatan clorin diffuser 1 unit
T o t a l 4 unit
X = Jumlah TTG penyehatan lingkungan yang yang
dihasilkan dalam 1 tahun
44
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
e. Perbandingan target dan realisasi Indikator jumlah TTG penyehatan lingkungan Target kajian penyehatan lingkungan tahun 2015 sebanyak 4 unit. Realisasinya
sebanyak 4 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%.
Perbandingan antara target dan realisasi jumlah kajian penyehatan lingkungan tahun
2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.11. Target dan Realisasi Jumlah TTG Penyehatan Lingkungan Tahun 2015
f. Perbandingan Capaian Jumlah TTG tahun 2011 s/d 2015
Realisasi TTG tahun 2011 sebanyak 2 unit, tahun 2012 sebanyak 4 unit , tahun 2013
sebanyak 4 unit , tahun 2014 sebanyak 7 unit dan tahun 2015 sebanyak 5 unit.
Untuk lebih jelasnya perbandingan capaian jumlah TTG dari tahun ke tahun dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.12. Perbandingan Capaian Jumlah TTG Tahun 2011 s/d 2015
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah TTG penyehatan lingkungan untuk mendukung indikator
Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTG penyehatan lingkungan sebesar 50%
dari jumlah TTG tahun 2014. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator
tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru
sebanyak 4 unit.
0
1
2
3
4
5
6
7
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
2
4 4
7
5
Target Realisasi
4 4
45
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak
4, pencapaian sebanyak 4 atau sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian kinerja
karena faktor pendukung : pendanaan yang cukup, tersedianya sarana-prasarana
penunjang kegiatan berupa workshop TTG dan peralatan penunjang lain, kerjasama
SDM yang maksimal, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan lintas sektor dan
lintas program, wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru mempunyai local spesifik
berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun
model/teknologi, setiap tahun dilakukan penyempurnaan teknologi.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun kemampuan dalam pembuatan teknologi tepat guna terutama dalam
pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular terbatas
tetapi kegiatan ini tetap dilaksanakan. Hal ini karena komitmen dari personil TTG
yang baik, pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bidang dan bagian.
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya MDGs dengan
target menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap
sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada
2015 serta target kegiatan yang tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun 2015 -
2019 yaitu TTG penyehatan lingkungan sebesar 50% dari jumlah TTG tahun 2014.
k. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator
1) Mengirim SDM untuk pelatihan rancang-bangun
2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkait kegiatan.
3) Melakukan koordinasi dengan daerah dalam menempatkan alat pengolahan air
skala komunal.
4) Pemantauan alat pengolah air gambut dan air sungai
5) Uji coba bahan koagulan alami sebagai 45ector45tive pengolahan sederhana air
baku air minum
6) Pembuatan alat chlorine diffuser
7) Uji coba model/ prototype teknologi pengolahan sampah
46
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
l. Masalah yang dihadapi
1) Kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih terbatas.
2) Jumlah SDM yang kurang, sehingga banyak yang rangkap tugas.
3) Wilayah layanan terutama wilayah yang krisis air bersih sangat sulit dijangkau.
4) Komitmen masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih
kurang sehingga umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama.
5) Produk TTG mirip dengan produk program kementerian lain seperti PU juga
program pemerintah PNPM Mandiri sehingga kurang menarik masyarakat.
m. Pemecahan Masalah
1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG.
2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke
eselon I.
3) Meningkatkan jejaring kerja lintas 46ector untuk mencegah doubling bantuan alat
yang ditempatkan di masyarakat.
4) Memberdayakan masyarakat yag tinggal di sekitar lokasi penempatan alat TTG.
10. JUMLAH TTG PENGENDALIAN PENYAKIT
BERSUMBER BINATANG
a. Pengertian
Jumlah TTG Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dihitung dari jumlah TTG
Pengendalian Penyakit yang dihasilkan dalam 1 tahun. Output yang masuk ke dalam
indikator ini yang dilaksanakan BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 hanya 1 output
yaitu: jumlah TTG penyehatan permukiman dengan kegiatan berupa model teknologi
pengendalian vektor.
b. Definisi Operasional
Rancang bangun TTG adalah rancang bangun teknologi yang dibutuhkan oleh
masyarakat dalam bentuk unit rakitan TTG fungsional dan teruji dan bermanfaat
untuk menjawab kebutuhan teknologi di masyarakat.
Jumlah rancang bangun model dan teknologi tepat guna adalah jumlah kegiatan
(jenis) rancangan model/ teknologi/ metodologi ataupun bedah teknologi yang
dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung jumlah model teknologi
/metodologi /rancang bangun yang dibuat /diterapkan /dikembangkan oleh BBTKLPP
Banjarbaru.
47
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
TTG pengendalian penyakit bersumber binatang adalah rancang bangun teknologi
yang berfungsi untuk pengendalian penyakit bersumber binatang yang
dikembangkan/dibuat oleh BBTKLPP Banjarbaru
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Pencapaian indikator jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
sebanyak 1 unit dari target 1 unit. Prosentase capaian kinerja indikator ini sebesar
100%.
e. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Jumlah TTG Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Target jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang tahun 2015 sebanyak
1 unit. Realisasinya sebanyak 1 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini
sebesar 100%. Perbandingan antara target dan realisasi jumlah TTG pengendalian
penyakit bersumber binatang tahun 2015 tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 3.13. Target Dan Realisasi Jumlah TTG Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P
Indikator satker jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang untuk
mendukung indikator Ditjen P2P Kemenkes RI yaitu prosentase TTG pengendalian
penyakit bersumber binatang sebesar 50% dari jumlah TTG tahun 2014. Target
nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 30%.
Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 1 unit.
Target Realisasi
1 1
X = Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
yang dihasilkan dalam 1 tahun
48
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Target indikator jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung ini sebanyak
1 unit, pencapaian sebanyak 1 unit atau sebesar 100%. Faktor pendukung
keberhasilan pencapaian kinerja karena : anggaran yang memadai, target minimal,
komitmen SDM yang kuat untuk melaksanakan tugas meskipun tugas rangkap.
h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun kemampuan dalam pembuatan teknologi tepat guna terutama dalam
pengendalian penyakit bersumber binatang terbatas tetapi indikator ini tetap tercapai.
Hal ini karena komitmen dari personil TTG yang baik, pembinaan dari pimpinan serta
dukungan dari bidang dan bagian.
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Kegiatan yang menunjang keberhasilan kegiatan ini diantaranya target kegiatan yang
tertuang dalam RAP Dirjen PP dan PL tahun 2015 – 2019 yaitu TTG pengendalian
penyakit bersumber binatang sebesar 50% dari jumlah TTG tahun 2014.
j. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator
1) Mengirim SDM untuk pelatihan rancang-bangun
2) Melakukan konsultasi teknis ke eselon I ke subdit terkait kegiatan.
k. Masalah Yang dihadapi
1) TTG pengendalian penyakit bersumber binatang masih merupakan hal baru bagi
BBTKLPP Banjarbaru, masih kesulitan dalam melakukan kegiatan.
2) Belum ada SDM yang mempunyai keahlian khusus masalah TTG pengendalian
penyakit bersumber binatang
l. Pemecahan Masalah
1) Diklat SDM yang berhubungan dengan rancang bangun TTG.
2) Mengusulkan penambahan jumlah SDM sesuai keahlian yang dibutuhkan ke
eselon I.
49
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
11. JUMLAH ALAT KESEHATAN PENUNJANG TUPOKSI
a. Pengertian
Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi yang dihitung pada indikator ini adalah alat
kesehatan yang diadakan dengan sumber dana dari BBTKLPP Banjarbaru pada
tahun 2015. Output yang masuk ke dalam indikator ini adalah : jumlah alat kesehatan
sebanyak 24 unit.
b. Definisi Operasional
Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi adalah kegiatan pengadaan alat
kesehatan terutama alat-alat laboratorium yang dimanfaatkan untuk melaksanakan
tupoksi.
c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Capaian Indikator ini pada tahun 2015 sejumlah 24 unit, dari target kinerja sebanyak
24 unit. Prosentase pencapaian target indikator ini sebesar 100%.
e. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator alat kesehatan untuk mendukung target indikator dari Ditjen P2P yaitu
sebanyak 24 unit. Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat
pada grafik berikut ini:
Grafik 3.14. Target dan Realisasi Indikator Jumlah alat kesehatan Tahun 2015
Target Realisasi
24 24
X = Jumlah alat kesehatan yang diadakan dengan sumber dana
dari BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
50
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah alat kesehatan untuk mendukung indikator Ditjen P2P yaitu
Prosentase satker UPT yang memiliki alat kesehatan penunjang tupoksi sebesar
69%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015
sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 24 unit.
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Penyebab keberhasilan pencapaian indikator ini adalah :
1) Sarana prasarana yang memadai
2) Pendanaan yang cukup
3) Perencanaan pengadaan yang baik
4) Kerjasama antar bagian dan bidang
5) Sudah terbentuknya Unit Layanan Pengadaan di BBTKLPP Banjarbaru
6) Pembinaan dari Ditjen P2P
h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Tercapainya kinerja indikator ini didukung oleh perencanaan yang cukup baik dan
tim ULP yang kompeten (bersertifikat).
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
B/BTKLPP sebagai center of exellent serta dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsi B/BTKLPP yang tertuang dalam motto kerja kaji, uji dan solusi.
j. Upaya yang Dilakukan Untuk Mencapai Target Indikator:
1) Menyusun usulan alat/ barang yang akan dibeli pada awal tahun
2) Melakukan lelang segera setelah semua persyaratan lengkap
3) Konsultasi ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah) dan ke ULP Kemenkes RI
4) Meningkatkan kompetensi dengan mengirim pelatihan PBJ setiap tahun
k. Masalah Yang Dihadapi
1) Calon penyedia/peserta lelang tidak memenuhi syarat
2) Jumlah Peserta lelang kurang dari yang dipersyaratkan
3) Barang yang akan dilakukan pengadaan discontinue.
4) Tahun 2015 ada tambahan anggaran dari efisiensi perjalanan dinas yang turun di
pertengahan tahun.
51
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
l. Pemecahan Masalah
1) Meningkatkan koordinasi internal
2) Berkonsultasi ke ULP Kemenkes dan LKPP secara rutin
3) Peningkatan kompetensi SDM di bidang pengadaan secara continue.
12. JUMLAH PENGUJIAN LABORATORIUM
a. Pengertian
Pengujian laboratorium adalah merupakan analisis biokimia dan media lingkungan
terhadap media lingkungan akibat dari penyakit / pencemaran lingkungan.
Pemeriksaan/uji laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosa penyakit / faktor
risiko lingkungan.
b. Definisi Operasional
Jumlah pemeriksaan/pengujian laboratorium adalah jumlah sampel yang telah diuji
oleh laboratorium BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan parameter yang diminta selama
1 tahun. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menghitung seluruh jumlah sampel
yang diselesaikan/diuji oleh laboratorium baik sampel kimia air, kimia fisika gas dan
sampel biologi.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100,46%. Target indikator ini sebesar 7.000
sampel, capaian sebesar 7.032 sampel. Sampel tersebut berasal dari instalasi
laboratorium kimia air sejumlah 3.122 sampel, dari instalasi laboratorium Kimia Fisika
Gas sejumlah 3.443 sampel dan instalasi laboratorium Biologi sejumlah 467 sampel.
Capaian jumlah pengujian laboratorium BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.22. Capaian Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2015
Asal Sampel Instalasi Laboratorium
Kimia Air Instalasi Laboratorium
Kimia Fisika Gas Instalasi Laboratorium
Biologi
Sampel swasta 2.491 1.164 263 Sampel Program 631 2.279 204 J u m l a h 3.122 3.443 467
X = Jumlah sampel yang telah dilakukan pengujian oleh laboratorium
BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
52
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator Tahun 2015
Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 100,46%. Target
indikator ini sebesar 7.000 sampel, capaian sebesar 7.032 sampel. Perbandingan
antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.15. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2015
f. Perbandingan Capaian Indikator Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2011 s/d 2015 Capaian indikator jumlah pengujian laboratorium pada tahun 2011 sebanyak 6.793
sampel, tahun 2012 sebanyak 7.586 sampel, tahun 2013 sebanyak 9.200 sampel,
tahun 2014 sebanyak 8.628 sampel dan tahun 2015 capaian sebanyak 7.032
sampel. Penurunan sampel pada tahun 2015 disebabkan karena laboratorium
BBTKLPP Banjarbaru lebih mengutamakan pengujian Perbandingan realisasi
capaian indikator ini dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.16. Perbandingan Jumlah Pengujian Laboratorium Tahun 2011 s/d 2015
g. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja
Ditjen P2P Indikator satker jumlah pengujian laboratorium untuk mendukung indikator Ditjen
P2P yaitu prosentase sertifikat/hasil uji pemeriksaan laboratorium dan kalibrasi
sebesar 100% dari jumlah sampel uji. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk
7000
7032
6950
7000
7050
Target Realisasi
0
2000
4000
6000
8000
10000
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
67937586
92008628
7032
53
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP
Banjarbaru sebanyak 100,46%.
h. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Faktor penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah :
1) Laboratorium penguji sudah terakreditasi oleh KAN
2) Laboratorium BBTKLPP Banjarbaru sudah teregistrasi kompetensinya sebagai
laboratorium lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
3) Tarif jasa pengujian laboratorium lebih murah dibanding laboratorium daerah.
4) SDM yang kompeten
5) Sarana prasarana yang memadai
6) Pendanaan yang cukup
7) Jejaring dan kemitraan antar laboratorium daerah yang terjalin harmonis.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Meskipun secara rasio antara jumlah sampel yang harus diuji dengan ketersediaan
jumlah SDM tidak sebanding, tetapi pengujian sampel tetap dapat dilaksanakan
secara maksimal. Hal ini karena komitmen yang baik dari personil laboratorium,
pembinaan dari pimpinan serta dukungan dari bagian dan bidang.
j. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Akreditasi laboratorium BBTKLPP Banjarbaru oleh Komite Akreditasi Nasional
dengan sertifikat Nomor LP-479-IDN dan sertifikat registrasi kompetensi laboratorium
lingkungan dengan nomor 00065/LPJ/LABLING-1/LRK/KLH dan sebagai
laboratorium jejaring penyakit (re)emerging.
k. Upaya yang Dilakukan Untuk Pencapaian Indikator
1) Melakukan Pemeriksaan Sampel
Melakukan pengujian terhadap sampel pasif dan aktif yang masuk ke
laboratorium, baik sampel program maupun sampel yang berasal dari pelanggan
sesuai parameter yang diminta.
2) Melakukan Operasional Laboratorium
Kegiatan operasional laboratorium meliputi implementasi sistem mutu, melakukan
kalibrasi peralatan, pengadaan media dan reagensia, pengadaan alat
laboratorium, pengadaan peralatan penunjang, dan pemeliharaan IPAL
54
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
3) Melakukan Jejaring kemitraan
Jejaring kemitraan ini berupa kunjungan ke laboratorium yang ada daerah-daerah
guna sharing kemampuan laboratorium di daerah serta mensosialisasikan
kemampuan laboratorium BBTKLPP Banjarbaru.
l. Masalah yang dihadapi
1) Jumlah personil laboratorium yang tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah
sampel yang masuk sehingga beban kerja terlalu tinggi yang mengakibatkan
penyelesaian sampel lama.
2) Kompetitor laboratorium penguji didaerah yang terakreditasi semakin banyak.
m. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kompetensi SDM
2) Penambahan personil laboratorium.
3) Pengadaan reagensia dimulai diawal tahun
4) Memperkuat jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas program.
13. JUMLAH DOKUMEN DATA DAN INFORMASI
a. Pengertian
Dokumen data dan informasi yang dihitung dalam indikator ini adalah dokumen
terkait dengan pengumpulan data dan informasi kegiatan. Kegiatan yang
menghasilkan dokumen data dan informasi diantaranya : penyusunan profil dan
penyusunan buletin.
b. Definisi Operasional
Dokumen data dan informasi adalah dokumen yang dihasilkan melalui kegiatan
pengumpulan data dan informasi kegiatan, penyusunan media informasi/publikasi,
penyusunan profil.
c. Rumus/Cara Perhitungan Cara perhitungan :
X = Jumlah dokumen data dan informasi yang disusun BBTKLPP
Banjarbaru pada tahun 2015
55
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 5 dokumen,
capaian sebesar 5 dokumen. Capaian jumlah dokumen data dan informasi BBTKLPP
Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.23. Capaian Jumlah Dokumen Data dan Informasi Tahun 2015
No Nama Dokumen Jumlah 1. Buletin 4 dokumen 2. Laporan profil 1 dokumen
J u m l a h 5 dokumen
e. Perbandingan Target dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 5
dokumen, capaian sebesar 5 dokumen. Perbandingan antara target dan capaian
indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.17. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Dokumen Data dan Informasi Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah dokumen data dan informasi untuk mendukung indikator
Ditjen P2P yaitu prosentase satker program P2P yang menerapkan manajemen
pengelolaan data dan informasi sebesar 100 %. Target nasional (RAP Ditjen P2P)
untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian dari BBTKLPP
Banjarbaru sebanyak 5 dokumen.
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah :
1) Pendanaan yang cukup
2) Sarana prasarana yang memadai
3) Pembinaan dari Ditjen P2P
4) Kerjasama internal (antar bidang/bagian) yang terjalin harmonis.
Target Realisasi
5 5
56
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
h. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penerbitan buletin “PEdaTI” pertriwulan dan penyusunan profil BBTKLPP Banjarbaru
terlaksana dengan kerjasama antar bidang dan bagian.
i. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Adanya undang-undang keterbukaan informasi publik yang menjadi salah satu
indikator dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
yang transparan dan akuntabel.
j. Upaya yang Dilakukan Untuk Pencapaian Indikator
1) Menyusun format laporan profil yang disebarkan ke bidang/bagian
2) Memberikan batas waktu pengumpulan laporan profil bidang/bidang
3) Mengkompilasi laporan profil dari bidang/bagian
4) Mendesain tampilan bahan informasi dari bidang untuk dicetak sebagai buletin
k. Masalah Yang Dihadapi
Penyelesaian laporan kegiatan dari bidang agak lambat karena padatnya jadwal
kegiatan bidang.
l. Pemecahan Masalah
Kerjasama antar bidang lebih ditingkatkan terutama kesamaan pemahaman
pentingnya penyebaran informasi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.
14. JUMLAH LAPORAN KEUANGAN
a. Pengertian
Dokumen laporan keuangan yang dihitung dalam indikator ini adalah dokumen
perencanaan dan anggaran, dokumen evaluasi dan pelaporan, dokumen laporan
keuangan tingkat satker, laporan keuangan tingkat wilayah dan laporan kinerja.
b. Definisi Operasional
Dokumen perencanaan dan anggaran adalah dokumen yang terkait dengan
pengumpulan, penyusunan, pembahasan, pendampingan penyusunan anggaran.
Dokumen evaluasi dan pelaporan adalah dokumen yang dihasilkan melalui
pemantauan pelaksanaan kegiatan, laporan kemajuan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan laporan tahunan.
57
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Dokumen laporan keuangan adalah dokumen terkait dengan pengumpulan,
penyusunan dan pembahasan terhadap hasil evaluasi dan laporan kegiatan
keuangan.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 26 dokumen,
capaian sebesar 26 dokumen. Dokumen tersebut berupa dokumen perencanaan dan
anggaran sebanyak 3 dokumen, dokumen evaluasi dan pelaporan sebanyak 5
dokumen, laporan kinerja dan hasil reviu laporan kinerja sebanyak 2 dokumen, serta
laporan keuangan berjumlah 16 dokumen. Capaian jumlah laporan keuangan
BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.24. Capaian Jumlah Laporan Keuangan Tahun 2015
No Nama Dokumen Jumlah 1. Dokumen perencanaan dan anggaran 3 dokumen 2. Dokumen evaluasi dan pelaporan Laporan PP 39 4 dokumen Laporan tahunan 1 dokumen
3. Dokumen laporan keuangan Laporan keuangan tingkat satker 12 dokumen
Laporan keuangan tingkat wilayah 2 dokumen
Rekonsiliasi dengan eselon I 2 dokumen
4. Dokumen laporan kinerja Laporan kinerja 1 dokumen
Laporan hasil reviu laporan kinerja 1 dokumen J u m l a h 26 dokumen
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah laporan keuangan ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator
ini sebesar 26 dokumen, capaian sebesar 26 dokumen. Perbandingan antara target
dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
X = Jumlah laporan keuangan yang disusun BBTKLPP Banjarbaru
pada tahun 2015
58
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Grafik 3.18. Target dan Realisasi Indikator Jumlah laporan keuangan Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah laporan keuangan untuk mendukung indikator Ditjen P2P
yaitu prosentase satker yang menyusun laporan keuangan yang tepat wakytu dan
taat dengan aturan keuangan negara yang berlaku sebesar 100%. Target nasional
(RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%.
Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%.
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Penyebab keberhasilan dalam pencapaian indikator ini adalah :
1) Pendanaan yang cukup
2) Sarana prasarana yang memadai
3) Kerjasama internal (antar bidang/bagian) yang terjalin harmonis.
4) Pembinaan dari Diten P2P
h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Kewajiban penyusunan laporan keuangan untuk disampaikan kepada unit eselon 1.
Penyusunan Laporan ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No
233/PMK.05/2011 tentang Sistem dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Kewajiban pengisian e- monev DJA setiap bulan untuk disampaikan kepada Dirjen
Anggaran. Kewajiban pengisian e-monev Bappenas per triwulan untuk disampaikan
kepada Badan Perencanaan Nasiional.
a. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran dilakukan setiap tahun sesuai
undangan dari eselon 1. Laporan e-monev DJA disusun bulanan dan e-monev
Bapenas sesuai PP 39 disusun pertriwulan. Laporan keuangan tingkat satker dan
Target Realisasi
26 26
59
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
wilayah disusun setiap semesteran. Laporan kinerja disusun setiap akhir tahun.
Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang.
j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator
1) Menyusun outline/format TOR sesuai format terbaru diserahkan ke bidang/bagian
2) Menyusun format exel untuk RAB disebarkan ke bagian/bidang
3) Melakukan rapat internal dengan bidang/bagian untuk menyepakati batas waktu
pengumpulan usulan perencanaan beserta seluruh data dukung.
4) Menyusun outline/format laporan kinerja
5) Menyusun outline/format laporan tahunan
6) Menyusun outline/format laporan PP 39 dan e-monev
7) Memberikan deadline batas waktu pengumpulan laptah, laporan kinerja, PP 39
dan e-monev.
8) Melakukan entry data SPM.
9) Melakukan rekonsiliasi ke KPPN setiap bulan
10) Melakukan koordinasi dengan pihak eselon 1
11) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan penyusunan laporan keuangan.
k. Masalah yang dihadapi
1) Terbatasnya SDM di bagian Tata Usaha sehingga terjadi tugas rangkap
2) Gudang penyimpanan barang persediaan belum memadai
l. Pemecahan Masalah
1) Penambahan SDM
2) Penambahan ruangan untuk gudang persediaan
15. JUMLAH LAPORAN TARGET DAN PAGU PNBP
a. Pengertian
Dokumen laporan target dan pagu PNBP yang dihitung dalam indikator ini adalah
laporan bulanan penerimaan PNBP sebanyak 12 dokumen, proposal target dan pagu
PNBP sebanyak 1 dokumen dan laporan tahunan penerimaan PNBP sebanyak 1
dokumen.
b. Definisi Operasional
PNBP adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah semua penerimaan yang
diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
60
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
pemerintah atas laba badan usaha milik negara, serta penerimaan negara bukan
pajak lainnya. Jenis dan tarif yang dipungut BBTKLPP Banjarbaru sesuai jenis dan
tarif yang tercantum dalam peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Jenis dan tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian Kesehatan.
Target PNBP ditetapkan pada tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan trend
penerimaan PNBP pada beberapa tahun terakhir.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai 100%. Target indikator ini sebesar 14 dokumen, capaian
sebesar 14 dokumen. Capaian indikator ini terdiri dari laporan bulanan sebanyak 12
dokumen, laporan proposal PNBP 1 dokumen dan laporan 1 dokumen. Capaian
jumlah laporan target dan pagu BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.25. Capaian Jumlah Laporan Target dan Pagu BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015
No Nama Dokumen Jumlah 1. Laporan bulanan penerimaan PNBP 12 dokumen
2. Proposal target dan pagu 1 dokumen 3. Laporan tahunan penerimaan PNBP 1 dokumen
J u m l a h 14 dokumen
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 100%. Target
indikator ini sebesar 12 dokumen, capaian sebesar 12 dokumen. Perbandingan
antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.19. Target dan Realisasi Indikator Jumlah laporan target dan pagu Tahun 2015
Target Realisasi
14 14
X = Jumlah laporan target dan pagu PNBP yang disusun BBTKLPP
Banjarbaru pada tahun 2015
61
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah laporan target dan pagu untuk mendukung indikator Ditjen
P2P yaitu prosentase satker yang menyusun laporan realisasi penggunaan PNBP
yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen
P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari
BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%.
g. Analisis Faktor Pendukung Pencapaian Indikator
Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup,
sarana-prasarana penunjang kegiatan berupa peralatan laboratorium yang memadai,
SDM yang mendukung kegiatan, pembinaan dari Ditjen P2P, kemitraan dengan
lintas sektor dan lintas program.
h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Diterapkannya tarif atas jasa pelayanan yang diberikan oleh B/BTKLPP sesuai PP
Nomor 21 tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Kementerian Kesehatan.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penyusunan dokumen laporan penerimaan PNBP dilakukan setiap bulan dan akhir
tahun, proposal target dan pagu PNBP disusun setiap tahun untuk disampaikan ke
eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang.
j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator
1) Konsutasi teknis ke Ditjen P2P
2) Menyusun laporan tepat waktu
3) Menghadiri pertemuan penyusunan target PNBP yang diselenggarakan oleh
Ditjen P2P maupun Biro Keuangan Kementerian Kesehatan.
k. Masalah yang dihadapi
1) Pembayaran tarif jasa uji dari pelanggan via bank tidak disertai nama pelanggan.
2) Pelanggan yang melakukan pembayaran tarif jasa uji via bank tidak
menginformasikan ke BBTKLPP Banjarbaru
3) Setoran via bank tidak dilakukan pada saat jam kerja sehingga penyetoran ke
aplikasi SIMPONI tertunda lain hari.
62
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
l. Pemecahan Masalah
1) Menjalin kerjasama yang baik dengan pihak bank persepsi.
2) Mensosialisasikan ke pelanggan cara pembayaran tarif jasa uji via bank persepsi.
16. JUMLAH LAYANAN KERUMAHTANGGAAN DAN PENGELOLAAN BMN
a. Pengertian
Dokumen layanan kerumahtanggan dan pengelolaan BMN yang dihitung dalam
indikator ini adalah jumlah laporan aset negara (BMN) dan jumlah layanan
perkantoran yang dilakukan dalam 1 tahun.
Yang termasuk dalam layanan perkantoran meliputi pembayaran gaji dan tunjangan,
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan kantor termasuk didalamnya
kebutuhan sehari-hari perkantoran (biaya satpam, prmubakti dan sopir), langganan
daya dan jasa, pemeliharaan kantor serta pemeliharaan terkait operasional kantor.
b. Definisi Operasional
Jumlah layanan kerumahtanggaan adalah jumlah kegiatan kerumahtanggan yang
dilakukan untuk mendukung kelancaran operasional kantor.
Dokumen pengelolaan BMN bertujuan menyusun laporan BMN tingkat satker yang
akuntabel, tepat waktu, teratur dan paripurna sebagai hasil dari kegiatan
penatausahaan, pengelolaan dan laporan aset negara sesuai peraturan BMN.
Laporan aset negara adalah dokumen terkait dengan pengumpulan, penyusunan
dan pembahasan terhadap hasil evaluasi dan laporan aset negara.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 12 bulan
capaian sebesar 12 bulan.
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN ini telah tercapai
sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 12 bulan, capaian sebesar 12 bulan.
X = Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN yang
dilakukan oleh BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
63
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Perbandingan antara target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
Grafik 3.20. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Layanan Kerumahtanggaan
dan Pengelolaan BMN Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN untuk
mendukung indikator Ditjen P2P yaitu prosentase layanan kerumahtanggaan dan
pengelolaan BMN dan ULP sebesar 100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk
indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP
Banjarbaru sebanyak 12 bulan.
g. Analisis Penyebab Keberhasilan Pencapaian Kinerja
Penyebab keberhasilan pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup,
sarana-prasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta
pembinaan dari Ditjen P2P.
h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Kewajiban penyusunan laporan Barang Milik Negara untuk disampaikan kepada unit
eselon 1. Penyusunan Laporan ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No
233/PMK.05/2011 tentang Sistem dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, serta
Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara No S-2/KN/2014 hal tindak lanjut
monitoring dan evaluasi penyusutan BMN dan Penyusunan Laporan Barang
Pengguna Tahunan tahun 2013.
Target Realisasi
12 12
64
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penyusunan dokumen laporan BMN dilakukan setiap bulan, setiap semester dan
tahunan untuk disampaikan ke eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang
baik antar bagian dan bidang.
j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator
1) Melakukan entry data BMN hasil pengadaan (pembelian) maupun droping pusat.
2) Melakukan koordinasi dengan pihak eselon 1 terkait dengan kelengkapan
dokumen barang yang dikirim dari pusat.
3) Mengusulkan status penggunaan BMN yang dikelola oleh BBTKLPP Banjarbaru
4) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan penyusunan laporan BMN.
k. Masalah yang dihadapi
1) Barang yang dikirim dari pusat belum disertai dengan dokumen yang lengkap
2) Terlambatnya ADK barang droping yang dikirim dari pusat
l. Pemecahan Masalah
1) Berkoordinasi dengan pusat (pihak droping alat)
2) Penambahan SDM
3) Penambahan ruangan untuk gudang persediaan
17. JUMLAH LAYANAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
a. Pengertian
Jumlah layanan administrasi kepegawaian dihitung dari jumlah layanan administrasi
kepegawaian yang dilakukan dalam 1 tahun. Untuk mencapai output ini dilakukan
konsultasi administrasi jabatan fungsional dan kepegawaian. Kegiatan ini
menghasilkan dokumen kepegawaian.
b. Definisi Operasional
Dokumen kepegawaian adalah dokumen yang dihasilkan melalui pelaksanaan
perencanaan/evaluasi pegawai, pegelolaan administrasi pegawai, penataan jabatan,
pembinaan pegawai serta kegiatan lain yang berhubungan dengan pegawai.
65
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 4 dokumen,
capaian sebesar 4 dokumen. Capaian jumlah layanan administrasi kepegawaian
BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.26. Capaian Jumlah Layanan Administrasi Kepegawaian Tahun 2015
No Nama Dokumen Jumlah 1. Dokumen e-PUPNS 1 dokumen 2. Dokumen e-formasi 1 dokumen 3. Laporan ABK online 1 dokumen 4. Laporan kenaikan pangkat 1 dokumen
J u m l a h 4 dokumen
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah layanan administrasi kepegawaian ini telah tercapai sebanyak
100%. Target indikator ini sebesar, capaian sebesar. Perbandingan antara target dan
capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.21. Target dan Realisasi Indikator Jumlah layanan
Administrasi Kepegawaian Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja Ditjen P2P Indikator satker jumlah layanan administrasi kepegawaian untuk mendukung
indikator Ditjen P2P yaitu prosentase layanan administrasi kepegawaian sebesar
100%. Target nasional (RAP Ditjen P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015
sebanyak 100%. Capaian dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 100%.
Target Realisasi
4 4
X = Jumlah layanan administrasi kepegawaian yang dilakukan
oleh BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
66
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
g. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja
Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, sarana-
prasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta
pembinaan dari Ditjen P2P.
h. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
Adanya perubahan Organisasi di Kementerian Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang
Sistem Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan diperlukan analisis jabatan
untuk penataan kepegawaian, penataan ketatalaksanaan dan penataan pendidikan
dan pelatihan.
i. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Penyusunan dokumen e-PUPNS dilakukan sesuai kebutuhan. Penyusunan e-formasi
dan ABK seyogianya dilakukan setiap tahun. Kenaikan pangkat dilakukan 2 kali
periode tergantung masa kenaikan pangkat masing-masing pegawai. Semua
dokumen ini disampaikan ke eselon 1. Indikator ini tercapai atas kerjasama yang baik
antar bagian dan bidang.
j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian indikator
1) Melakukan konsultasi dengan kepegawaian Ditjen P2P
2) Menghadiri pertemuan terkait dengan kegiatan kepegawaian baik yang dilakukan
oleh bagian kepegawaian Ditjen P2P maupun Biro Kepegawaian.
3) Melakukan layanan administrasi kepegawaian dengan segera.
k. Masalah yang dihadapi
1) Belum ada SDM khusus jabatan fungsional umum analis kepegawaian
2) Pengelola kepegawaian saat ini dirangkap oleh petugas penyusun laporan
keuangan.
l. Pemecahan Masalah
1) Penambahan SDM
2) Berkonsultasi dengan eselon 1 secara kontinyu
67
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
18. JUMLAH FASILITAS PENDUKUNG PERKANTORAN
a. Pengertian
Jumlah fasilitas pendukung perkantoran adalah output yang digunakan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan sarana kelengkapan gedung perkantoran yang memadai dan
layak berupa peralatan elektronik/nonelektronik untuk pengadaan fasilitas kantor.
Perhitungan output ini berdasarkan jumlah unit peralatan dan fasilitas perkantoran
yang diadakan.
b. Definisi Operasional
Perangkat pengolah data dan komunikasi adalah jumlah paket pengadaan perangkat
pengolah data dan komunikasi yang diadakan dalam waktu 1 tahun
Jumlah paket peralatan dan fasilitas kantor adalah Jumlah paket peralatan dan
fasilitas kantor yang diadakan dalam periode 1 tahun.
Jumlah fasilitas pendukung perkantoran yang dihitung dalam indikator ini meliputi
jumlah perangkat pengolah data dan komunikasi sebanyak 3 unit dan jumlah
peralatan dan fasilitas perkantoran sebanyak 14 unit.
c. Rumus/Cara Perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 100%. Target indikator ini sebesar 17 unit,
capaian sebesar 17 unit. Capaian jumlah fasilitas pendukung perkantoran tahun
2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.27. Capaian Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran Tahun 2015
No Nama Alat Jumlah 1. Pengadaan perangkat pengolah data 3 unit 2. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 14 unit
J u m l a h 17 unit
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah fasilitas pendukung perkantoran ini telah tercapai sebanyak 100%.
Target indikator ini sebesar 17 unit, capaian sebesar 17 unit. Perbandingan antara
target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
X = Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran yang diadakan dengan
sumber dana dari BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
68
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Grafik 3.22. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Fasilitas Pendukung Perkantoran
Tahun 2015
f. Perbandingan Realisasi Kinerja BBTKLPP Banjarbaru dengan Target Kinerja
Direktorat Jenderal P2P Indikator satuan kerja jumlah fasilitas pendukung perkantoran untuk mendukung
indikator Direktorat Jenderal P2P yaitu prosentase satuan kerja UPT yang memiliki
fasilitas pendukung perkantoran sebesar 69%. Target nasional (RAP Direktorat
Jenderal P2P) untuk indikator tersebut pada tahun 2015 sebanyak 50%. Capaian
dari BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 17 unit.
g. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja
Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, sarana-
prasarana penunjang yang memadai, SDM yang mendukung kegiatan, serta
pembinaan dari Direktorat Jenderal P2P.
h. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan
Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) di BBTKLPP Banjarbaru, kegiatan
memperlancar pengadaan.
i. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pengadaan perangkat pengolah data dan pengadaan peralatan dan fasilitas kantor
direncanakan sesuai kebutuhan organisasi. Indikator ini tercapai atas kerjasama
yang baik antar bagian dan bidang.
j. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian Indikator
1) Menyusun usulan alat/ barang yang akan dibeli pada awal tahun
2) Melakukan pembelian segera
0
5
10
15
20
Target Realisasi
17 17
69
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
3) Konsultasi ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah) dan ke ULP Kemenkes RI
4) Meningkatkan kompetensi dengan mengirim pelatihan PBJ setiap tahun
19. JUMLAH SDM YANG DILATIH
a. Pengertian
SDM yang dilatih adalah SDM yang dilakukan peningkatan kapasitas/
kemampuannya melalui pendidikan dan pelatihan selama 1 tahun.
b. Definisi Operasional
Jumlah SDM yang dilatih baik internal atau eksternal yang mengikuti
pendidikan/pelatihan/magang di instansi lain dalam waktu 1 tahun.
c. Rumus/cara perhitungan
Cara perhitungan :
d. Capaian Indikator
Indikator ini telah tercapai sebanyak 127,17%. Target indikator ini sebesar 92 orang,
capaian sebesar 117 orang. Capaian jumlah SDM yang dilatih tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.28. Capaian Jumlah SDM yang dilatih Tahun 2015
No Pelatihan Jumlah 1. Pelatihan pengolahan limbah 2 orang 2. In house trainning ISO SNI 17025 20 orang 3. Pelatihan petugas pengambil contoh
lingkungan 5 orang
4. Pelatihan audit internal laboratorium 1 orang 5. Pelatihan quality management system 1 orang 6. Pelatihan PROPER 1 orang 7. Pelatihan OHSAS 18001:2007 (sistem
menejemen K3 1 orang
8. On the job training entomologi 1 orang 9. On the job training mikrobiologi 1 orang
10. On the job training plankton bentos 1 orang 11. On the job training ARKL 3 orang 12. Diklat dasar-dasar AMDAL dan diklat
pemantauan kabut asap 2 orang
13. Pelaporan pemantauan lingkungan 2 orang 14. On the job training ADKL 3 orang 15. In house training penyusunan ABK online
tahap 1 tanggal 24 Agustus 2015 21 orang
X = Jumlah SDM yang dilatih ke instansi penyelenggara pelatihan
baik swasta maupun pemerintah.
70
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
No Pelatihan Jumlah 16. In house training penyusunan ABK online
tahap 2 tanggal 21 September 2015 45 orang
17. Pelatihan bendahara 1 orang 18. Pelatihan barang dan jasa 1 orang 21. Diklat pra jabatan CPNS 4 orang
T O T A L 117 orang
e. Perbandingan Target Dan Realisasi Capaian Indikator
Indikator jumlah pengujian laboratorium ini telah tercapai sebanyak 127,17%. Target
indikator ini sebesar 92 orang, capaian sebesar 117 orang. Perbandingan antara
target dan capaian indikator ini dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.23. Target dan Realisasi Indikator Jumlah SDM yang dilatih Tahun 2015
f. Analisis Penyebab Pencapaian Kinerja
Penyebab pencapaian indikator ini adalah: pendanaan yang cukup, sarana-
prasarana penunjang yang memadai, SDM yang solid, serta pembinaan dari Ditjen
P2P
g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan
Adanya perubahan Organisasi di Kementerian Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang
Sistem Organisasi Tata Kerja Kementerian Kesehatan diperlukan analisis jabatan
untuk penataan kepegawaian, penataan ketatalaksanaan dan penataan pendidikan
dan pelatihan.
h. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Kegiatan pelatihan dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi. Indikator ini
tercapai atas kerjasama yang baik antar bagian dan bidang.
i. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian Indikator
1) Menyusun kebutuhan jenis pelatihan
2) Menyusun rencana pelatihan beserta rencana anggaran
3) Bekerjasama dengan penyelenggara pelatihan
0
20
40
60
80
100
120
Target Realisasi
92117
71
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
4) Bekerjasama dengan BBTKLPP lain yang lebih kompeten sebagai tempat on the
job training.
5) Melakukan peningkatan kapasitas pegawai dalam rangka penyusunan ABK online
secara swadaya karena anggaran perjalanan dinas untuk narasumber in house
training di effisiensi.
j. Masalah yang dihadapi
1) Beberapa pelatihan teknis batal dilaksanakan penyelenggara karena minimnya
peserta.
2) Penyelenggaraan pelatihan yang berhubungan dengan dukungan manajemen
seperti perencanaan, penyusunan laporan kinerja, arsiparis, retensi arsip, sangat
sedikit diselenggarakan, padahal pelatihan ini sangat dibutuhkan.
3) Anggaran perjalanan dinas narasumber in house training terkena effisiensi.
k. Pemecahan Masalah
1) Melakukan revisi POK untuk mengganti dengan jenis pelatihan lain.
2) Melaksanakan in house training ABK online secara swadaya dengan narasumber
internal BBTKLPP Banjarbaru.
B. REALISASI ANGGARAN
Pagu dan realisasi anggaran masing-masing indikator dapat dilihat pada grafik berikut
ini:
Tabel 3.29. Pagu dan Realisasi Anggaran Masing-Masing Indikator
No Indikator Kinerja Pagu Anggaran
(Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase
1. Jumlah SKD-KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
396.372.000 237.563.033 59,93
2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
978.684.000 826.625.569 84,46
3. Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung
113.208.000 71.963.500 63,57
4. Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular
294.166.000 217.926.386 74,08
5. Jumlah kajian kualitas air minum 435.812.000 330.502.725 75,84
6. Jumlah kajian sanitasi TTU 347.333.000 248.019.200
71,41
7. Jumlah kajian sanitasi TPM 151.203.000 123.209.800 81,49
8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan
29.826.000 0 0
9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 114.716.000 88.501.314 77,15
10. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
3.101.000 901.250 29,06
11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi
1.203.623.000 1.095.350.000 91,00
72
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
No Indikator Kinerja Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi (Rp.) Prosentase
12. Jumlah pengujian laboratorium 2.724.719.000 2.171.850.595 79,71
13. Jumlah dokumen data dan informasi 92.935.000 90.011.300 96,85
14. Jumlah laporan keuangan 364.512.000 319.015.900 87,52
15. Jumlah laporan target dan pagu PNBP
180.620.000 114.251.500 63,26
16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
5.954.291.000 5.132.427.551 86,28
17. Jumlah layanan administrasi kepegawaian
96.750.000 82.015.854 84,77
18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran
207.036.000 202.920.000 98,01
19. Jumlah SDM yang dilatih 396.988.000 259.016.200 65,25
C. SUMBER DAYA
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 sebanyak 72 orang. Jumlah
tersebut diklasifikasikan berdasarkan jabatan, kelompok umur, golongan, pendidikan
dan jenjang jabatan fungsional.
i. Jabatan
Berdasarkan kelompok jabatan, dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Jabatan Struktural
2. Jabatan Fungsional Umum (JFU)
3. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun 2015 dapat dilihat
pada grafik 3.11. berikut ini:
Grafik.3.20. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Tahun 2015
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pegawai BBTKLPP Banjarbaru sebanyak 13
pejabat struktural, 33 orang dengan jabatan fungsional tertentu dan 26 orang dengan
jabatan fungsional umum.
13
2633
Struktural
JFT
JFU
73
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
1) Jabatan Struktural
Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu
satuan organisasi. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Jabatan Struktural
Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik.3.21. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan Jabatan Struktural
Tahun 2015
2) Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Jabatan Fungsional Umum adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai
tujuan organisasi. Dari 69 orang pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
sebanyak 31 orang Jabatan Fungsional Umum (JFU). Data pegawai BBTKLPP
Banjarbaru berdasarkan Jenis Jabatan Umum (JFU) Tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel.3.30. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Tahun 2015
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah
Bagian Tata Usaha Penyusun Laporan 5 Perencana 1 Penata Laporan Keuangan 3 Bendahara 2 Verifikator Keuangan 1 Arsiparis 2 Pengadaan Barang dan Jasa 2
Bidang Surveilans Epidemiologi Epidemiolog 4 Epidemiolog Pemula 1
Bidang ADKL Sanitarian 2
1
48 Esselon 2
Esselon 3
Esselon 4
74
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) Jumlah Bidang PTL
Pengadministrasian Umum 1 Pranata Laboratorium Kesehatan 5 Sanitarian 1 Pranata Laboratorium KesehatanPemula 3
TOTAL 31
3) Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Jabatan Fungsional Tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya disyaratkan
dengan angka kredit.
i. JFT Epidemiolog Kesehatan
Berdasarkan jenjangnya, JFT Epidemiolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru
terdiri dari : 3 orang Epidemolog Kesehatan Muda dan 1 orang Epidemiolog
Kesehatan Pelaksana Lanjutan. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik
berikut:
Grafik.3.22. Data Jabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan
Berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2015
ii. JFT Entomolog Kesehatan
JFT Entomolog Kesehatan di BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015 hanya ada 1
orang dengan jenjang jabatan sebagai Entomolog Kesehatan Pertama. Data
tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.23. Data Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan Tahun 2015
1
3
Epidkespelakslanjutan
Epidkesmuda
1 Entokespertama
75
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
iii. JFT Sanitarian
Berdasarkan jenjangnya, JFT Sanitaran di BBTKLPP Banjarbaru terdiri dari : 1
orang Sanitarian Muda, 2 orang Sanitarian Pertama, 3 orang Sanitarian Penyelia,
1 orang Sanitarian Pelaksana Lanjutan dan 1 Orang Sanitarian Pelaksana.
Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.24. Data Jabatan Fungsional Sanitarian Berdasarkan
Jenjang Jabatan Tahun 2015
iv. JFT Pranata Laboratorium Kesehatan
Berdasarkan jenjangnya, JFT Pranata Laboratorium Kesehatan di BBTKLPP
Banjarbaru terdiri dari : 2 orang Pranata Labkes Muda, 1 orang Pranata Labkes
Pertama, 5 Orang Pranata Labkes Pelaksana Lanjutan dan 3 orang Pranata
Labkes pelaksana. Adapun data tersebut bisa dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.25. Data Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan
berdasarkan Jenjang Jabatan Tahun 2015
v. Kelompok Umur
Berdasarkan kelompok umur pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015,
kelompok tertinggi pada kelompok umur 23-27 tahun sebanyak 6 orang, 28-32 tahun
sebanyak 14, kelompok umur 33-37 tahun sebanyak 15 orang, kelompok umur 38-42
1
2
3
1 1
SanitarianMudaSanitarianPertamaSanitarianPenyeliaSanit PelaklanjtnSanit Pelaks
21
5
3
Pranata labksmd
Pranata Labkspertm
Pranata LabksPlks Lanj
Pranata Labksplks
76
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
tahun sebanyak 16 orang, kelompok umur 43-49 tahun sebanyak 15 orang,
kelompok umur 50-56 tahun sebanyak 5 orang dan pada kelompok umur >56 tahun
sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai BBTKLPP Banjarbaru
berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.26. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2015
vi. Golongan
Dilihat dari golongan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015, golongan
tertinggi IV c sebanyak 1 orang, golongan IV a sebanyak 6 orang, golongan III d
sebanyak 9 orang, golongan III c sebanyak 16 orang, golongan III b sebanyak 13
orang, pada golongan III a sebanyak 13 orang, golongan II d sebanyak 5 orang,
golongan II c sebanyak 7 orang, golongan II b sebanyak 1 orang dan golongan II a
sebanyak 1 orang. Data pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan golongan dapat
dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.27. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Golongan Tahun 2015
6
14
15 16 15
5
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Umur 23-27Umur 28-32Umur 33-37Umur 38-42Umur 43-49Umur 50-56 Umur > 56
0
5
10
15
20
IIa IIb IIc IId IIIa IIIb IIIc IIId IVa IVc
1 1
75
13 1316
9
6
1
77
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
vii. Pendidikan
Berdasarkan jenjang pendidikan, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015,
jenjang pendidikan tertinggi pasca sarjana sebanyak 13 orang dan jenjang
pendidikan terendah SLTA sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya, data pegawai
tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.28. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru berdasarkan Pendidikan Tahun 2015
viii. Jenis Kelamin
Dilihat dari Jenis kelamin, pegawai BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2015
didominasi oleh perempuan sebanyak 45 orang dan laki-laki sebanyak 27 orang.
Data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik.3.29. Data Pegawai BBTKLPP Banjarbaru
berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015
2. Sumber Daya Anggaran
Sumber daya anggaran yang dikelola oleh BBTKLPP Banjarbaru setiap tahun
mengalami peningkatan. Peningkatan anggaran ini berguna dalam rangka mencapai
13
34
1
21
1 2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
S2 S1 D4 D3 D1 SLTA
27
45
Laki-laki
Perempuan
78
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
target kinerja instansi. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2015 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.30. Pagu dan Realisasi Anggaran BBTKLPP Banjarbaru Tahun 2015
No Indikator Kinerja Pagu Anggaran
(Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase
1. Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
396.372.000 237.563.033 59,93
2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
978.684.000 826.625.569 84,46
3. Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung
113.208.000 71.963.500 63,57
4. Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular
294.166.000 217.926.386 74,08
5. Jumlah kajian kualitas air minum 430.122.000 330.502.725 75,84
6. Jumlah kajian sanitasi TTU 347.333.000 248.019.200
71,41
7. Jumlah kajian sanitasi TPM 151.203.000 123.209.800 81,49
8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan
29.826.000 0 0
9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 114.716.000 88.501.314 77,15
10. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang
3.101.000 901.250 29,06
11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi
1.203.623.000 1.095.350.000 91,00
12. Jumlah pengujian laboratorium 2.724.719.000 2.171.850.595 79,71
13. Jumlah dokumen data dan informasi 92.935.000 90.011.300 96,85
14. Jumlah laporan keuangan 364.512.000 319.015.900 87,52
15. Jumlah laporan target dan pagu PNBP
180.620.000 114.251.500 63,26
16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
5.954.291.000 5.132.427.551 86,28
17. Jumlah layanan administrasi kepegawaian
96.750.000 82.015.854 84,77
18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran
207.036.000 202.920.000 98,01
19. Jumlah SDM yang dilatih 396.988.000 259.016.200 65,25
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana di BBTKLPP Banjarbaru dikelompokkan atas peralatan, sarana
gedung dan prasarana lainnya.Kegiatan ini dikelola oleh Bagian Tata uusaha
BBTKLPP Banjarbaru yang digunakan oleh bidang-bidang dan instalasi. Gedung
terletak di Komplek Kesehatan Jl. Mistar Cokrokusumo No 2 A Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Posisi neraca Barang Milik Negara per 31 Desember 2015
senilai Rp.28.601.768.106,-. Adapun rincian BMN tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
79
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Tabel 3.23. Barang Milik Negara BBTKLPP Banjarbaru tahun 2014 dan tahun 2015
Kelompok Barang
2014 2015
Posisi Posisi
Awal Akhir Awal Akhir
Ekstrakomptabel 76.074.600 73.119.000 73.119.000 73.119.000
Intrakomptabel 23.757.298.311 25.982.255.563 25.982.255.563 28.528.649.106
Gabungan 23.833.372.911 26.055.374.563 26.055.374.563 28.601.768.106
80
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
BAB IV PENUTUP
Secara umum BBTKLPP Banjarbaru tahun 2015 telah mampu mencapai target yang
ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 19 indikator yang ditetapkan, 13
indikator tercapai target, 3 indikator tercapai melampaui target dan 3 indikator belum
mencapai target.
Tiga indikator yang melebihi target yaitu jumlah pengujian laboratorium sebesar
100,46%, jumlah kajian kualitas air minum 102,63% dan jumlah SDM yang dibina sebesar
127,17%.
Tiga indikator yang belum tercapai adalah jumlah SKD dan KLB, bencana dan
kondisi matra di wilayah layanan sebesar 73,33 %, jumlah kajian pengendalian penyakit
bersumber binatang sebesar 93,55 % dan jumlah kajian pengendalian penyakit menular
langsung sebesar 75 %. Belum tercapainya ketiga indicator ini dikarenakan kejadian luar
biasa kabut asap dampak kebakaran lahan dan hutan di wilayah layanan serta adanya
kebijakan refocusing pemanfaatan anggaran.
Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja diantaranya: anggaran yang cukup,
bimbingan dan arahan dari Ditjen P2P, peningkatan kemampuan laboratorium, kerjasama
yang baik di internal BBTKLPP Banjarbaru, sarana-prasarana yang memadai, SDM yang
menguasai dalam bidang surveilans epidemiologi, wilayah layanan dengan local spesifik
berupa wilayah berlahan gambut sehingga mempermudah rancang bangun
model/teknologi.
Meskipun secara umum capaian kinerja tahun 2015 telah memenuhi target, namun
selama pelaksanaan banyak kendala/hambatan yang ditemukan. Hambatan/kendala
tersebut adalah : kondisi wilayah layanan yang luas dengan kondisi terpencil sulit dijangkau
menyebabkan sulitnya penanggulangan KLB < 24 jam, jumlah SDM yang kurang, sehingga
banyak yang rangkap tugas, kemampuan SDM dalam hal rancang bangun TTG masih
terbatas terutama untuk TTG pengendalian penyakit, kemampuan pemeriksaan spesimen
yang terbatas sehingga kesulitan bila terjadi KLB penyakit diluar kemampuan laboratorium
BBTKLPP Banjarbaru, jejaring dan kemitraan dengan daerah belum maksimal, Komitmen
masyarakat di wilayah penempatan alat pengolahan air bersih masih kurang sehingga
umur pemakaian alat pengolah air tidak bertahan lama, produk TTG mirip dengan produk
program kementerian lain seperti PU juga program pemerintah PNPM Mandiri sehingga
kurang menarik masyarakat.
81
Laporan Kinerja BBTKLPP Banjarbaru 2015
Adapun langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi
kendala/permasalahan: meningkatkan jejaring kerja dengan lintas sektor dan lintas
program, peningkatan kemampuan pemeriksaan specimen/biomarker, meningkatkan
sarana dan prasarana laboratorium, meningkatkan kemampuan SDM baik melalui pelatihan
atau kesempatan tugas belajar, mengusulkan formasi kebutuhan tenaga sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Drs Sri Wahyudhi, M.Kes Jabatan : Kepala BBTKLPP Banjarbaru Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama : dr. H.Mohamad Subuh, MPPM Jabatan : Direktur Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Pihak pertama bejanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Banjarbaru, Januari 2015 Direktur Jenderal PP dan PL Kepala BBTKLPP Banjarbaru Kementerian Kesehatan RI dr.H.Mohamad Subuh, MPPM Drs. Sri Wahyudhi, M. Kes NIP. 196201191989021001 NIP. 195603301978091001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BBTKLPP BANJARBARU
No SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1.
Meningkatnya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
Jumlah kejadian SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 dokumen
Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
31 dokumen
Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 dokumen
Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 dokumen
Jumlah kajian kualitas air minum 38 dokumen
Jumlah kajian sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU) 18 dokumen
Jumlah kajian sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) 8 dokumen
Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 dokumen
Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 unit
Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang 1 unit
Jumlah alat kesehatan 24 unit
Jumlah pengujian laboratorium 7.000 sampel
Jumlah dokumen data dan informasi 5 dokumen
Jumlah laporan keuangan 26 dokumen
Jumlah laporan target dan pagu PNBP 14 dokumen
Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 12 bulan
Jumlah layanan administrasi kepegawaian 4 dokumen
Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 unit
Jumlah SDM yang dilatih 92 orang
Kegiatan Anggaran
1. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Rp. 396.372.000,- 2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Rp. 978.684.000,- 3. Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp. 113.208.000,- 4. Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. 294.166.000,- 5. Pengendalian Penyehatan Lingkungan Rp. 4.111.575.000,- 6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 8.186.200.000,-
pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Banjarbaru, Januari 2015 Direktur Jenderal PP dan PL Kepala BBTKLPP Banjarbaru Kementerian Kesehatan RI
dr.H.Mohamad Subuh, MPPM Drs. Sri Wahyudhi, M. Kes
NIP. 196201191989021001 NIP. 195603301978091001
Lampiran 2
Perhitungan Capaian Kinerja Tahun 2015
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Persentase
Meningkatnya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
Jumlah SKD dan KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan
30 Dokumen
22 Dokumen 73,33
Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang
31 Dokumen 29 Dokumen 93,55
Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung 4 Dokumen 3 Dokumen 75,00 Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular 9 Dokumen 9 Dokumen 100,00 Jumlah kajian kualitas air minum 38 Dokumen 39 Dokumen 102,63 Jumlah kajian sanitasi TTU 18 Dokumen 18 Dokumen 100,00 Jumlah kajian sanitasi TPM 8 Dokumen 8 Dokumen 100,00 Jumlah kajian penyehatan lingkungan 6 Dokumen 6 Dokumen 100,00
Jumlah TTG penyehatan lingkungan 4 Unit
4 Unit
100,00 Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang 1 Unit 1 Unit 100,00 Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 24 Unit 24 Unit 100,00 Jumlah pengujian laboratorium 7.000 Sampel 7.032 Sampel 100,46 Jumlah dokumen data dan informasi 5 Dokumen 5 Dokumen 100,00 Jumlah laporan keuangan 26 Dokumen 26 Dokumen 100,00 Jumlah laporan target dan pagu PNBP 14 Dokumen 14 Dokumen 100,00 Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN
12 bulan 12 bulan 100,00
Jumlah Layanan administrasi kepegawaian 4 Dokumen 4 Dokumen 100,00 Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 17 Unit 17 Unit 100,00 Jumlah SDM yang dilatih 92 Orang 117 orang 127,17
Lampiran 3
Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015
No Indikator Kinerja Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Prosentase
1. Jumlah SKD-KLB, bencana dan kondisi matra di wilayah layanan 396.372.000 237.563.033 59,93
2. Jumlah kajian pengendalian penyakit bersumber binatang 978.684.000 826.625.569 84,46
3. Jumlah kajian pengendalian penyakit menular langsung 113.208.000 71.963.500 63,57
4. Jumlah kajian pengendalian penyakit tidak menular 294.166.000 217.926.386 74,08
5. Jumlah kajian kualitas air minum 435.812.000 330.502.725 75,84
6. Jumlah kajian sanitasi TTU 347.333.000 248.019.200
71,41
7. Jumlah kajian sanitasi TPM 151.203.000 123.209.800 81,49
8. Jumlah kajian penyehatan lingkungan 29.826.000 0 0
9. Jumlah TTG penyehatan lingkungan 114.716.000 88.501.314 77,15
10. Jumlah TTG pengendalian penyakit bersumber binatang 3.101.000 901.250 29,06
11. Jumlah alat kesehatan penunjang tupoksi 1.203.623.000 1.095.350.000 91,00
12. Jumlah pengujian laboratorium 2.724.719.000 2.171.850.595 79,71
13. Jumlah dokumen data dan informasi 92.935.000 90.011.300 96,85
14. Jumlah laporan keuangan 364.512.000 319.015.900 87,52
15. Jumlah laporan target dan pagu PNBP 180.620.000 114.251.500 63,26
16. Jumlah layanan kerumahtanggaan dan pengelolaan BMN 5.954.291.000 5.132.427.551 86,28
17. Jumlah layanan administrasi kepegawaian 96.750.000 82.015.854 84,77
18. Jumlah fasilitas pendukung perkantoran 207.036.000 202.920.000 98,01
19. Jumlah SDM yang dilatih 396.988.000 259.016.200 65,25