laporan kimfis 2 - ketergantungan laju reaksi pada temperatur

Upload: dika-virga-saputra

Post on 16-Oct-2015

418 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

Laporan Kimfis 2 - Ketergantungan Laju Reaksi Pada Temperatur

TRANSCRIPT

  • KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA TEMPERATUR

    I Gede Dika Virga Saputra

    1108105034

    Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

    Abstrak

    Percobaan ini dilakukan untuk menunjukkan pengaruh perubahan temperatur pada laju reaksi

    dan untuk memperlihatkan kegunaan pengukuran-pengukuran volume-volume gas guna

    mengikuti kinetika penguraian katalitik H2O2. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju

    berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.

    Laju reaksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah temperatur. Percobaan

    ini dilakukan dengan alat laju pengukuran reaksi peruraian hidogen peroksida dilakukan

    dengan menambahkan larutan FeCl3 dan HCl lalu ditambahkan dengan cepat larutan H2O2 dan

    dilakukan dengan waktu 10 menit dengan suhu konstan. Gelembung gas yang timbul diukur

    dari berkurangnya volume air dan percobaan ini dilakukan dengan variasi suhu 550C, 650C

    dan 750C. Dari percobaan ini diperoleh nilai k dari masing-masing variasi suhu dan diperoleh

    regresi linier yaitu y = -17,9728 x + 0,0545. Harga Ea yang diperoleh dari hasil perhitungan

    adalah Ea = 147,4258 J/mol dan harga A untuk praeksponensial adalah A = 1,0560.

    Keyword : laju reaksi, pengaruh temperatur, nilai k, regresi linier, harga Ea, harga A

    PENDAHULUAN

    Laju reaksi (Reaction Rate) atau

    kecepatan reaksi adalah perubahan

    konsentrasi konsentrasi pereaksi ataupun

    produk dalam satauan waktu. Laju suatu

    reaksi dapat dinyatakan sebagai laju

    berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi,

    atau laju bertambahnya konsentrasi suatu

    produk. Konsentrasi biasanya di nyatakan

    dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase

    gas, suatu tekanan atmosfer, milimeter

    merkurium, dapat di gunakan sebagai ganti

    konsentrasi(Atkin, 1990).

    Untuk reaksi : A + 2 B 3 C +

    4 D, laju reaksi dapat diartikan sebagai laju

    berkurangnya konsentrasi A dan B atau laju

    bertambahnya konsentrasi C dan D dalam

    satuan waktu. Untuk reaksi : A + 2B 3C

    + 4D, laju berkurangnya konsentrasi A

    tidak sama dengan laju berkurangnya

    konsentrasi B, demikian juga laju

    bertambahnya konsentrasi C tidak sama

    dengan laju bertambahnya konsentrasi D.

    Dari koefisien reaksi nampak bahwa setiap

    kebutuhan 1 mol A, maka B yang

    dibutuhkan harus 2 mol untuk

    menghasilkan 3 mol C dan 4 mol D. Jadi B

    berkurang dengan laju dua kali

    berkurangnya A atau Laju berkurangnya B

    = 2 x laju berkurangnya A, jadi untuk reaksi

    : A + 2 B 3 C + 4 D dapat dinyatakan

    laju reaksi merupakan laju berkurangnya

    konsentrasi A, laju berkurangnya

    konsentrasi B, laju bertambahnya

    konsentrasi C, laju bertambahnya

    konsentrasi D(Bird, 1993)

    Reaksi Kimia dapat berlangsung

    dengan laju yang berbeda-beda, ada yang

  • cepat dan ada yang lambat tergantung pada

    jenis pereaksi, situasi dan kondisi reaksi

    kimia itu sendiri. Ada beberapa faktor yang

    dapat mempengaruhi laju reaksi yaitu : a)

    Sifat zat Pereaksi, pada kondisi yang sama,

    Besi labih mudah mengalami perkaratan

    dibanding Tembaga, alkohol sangat mudah

    terbakar sedangkan Air tidak dapat

    terbakar. Dari uraian di atas jelas bahwa

    laju reaksi sangat tergantung pada sifat zat

    pereaksi. b) Konsentrasi, pada umumnya

    reaksi berlangsung lebih cepat jika

    konsentrasi pereaksi lebih besar, dan

    sebaliknya reaksi akan lebih lambat jika

    konsentrasi pereaksi lebih kecil. c)

    Temperatur, pengaruh temperatur sangat

    besar terhadap laju reaksi. Umumnya setiap

    kenaikan temperatur 100C akan

    menyebabkan laju reaksi bertambah besar 2

    atau 3 kali. Kenaikan temperatur 1000C

    menyebabkan laju reaksi bertambah

    sebesar 210 kali, namun keadaan ini bukan

    merupakan aturan baku, pengaruh

    kuantitatif dari perubahan temperatur

    terhadap laju reaksi hanya dapat diketahui

    melalui eksperimen. d) Luas permukaan,

    reaksi dalam sistim heterogen dapat terjadi

    pada bidang permukaan zat-zat yang

    bereaksi. Oleh karena itu semakin halus zat-

    zat yang bereaksi (semakin luas bidang

    permukaannya), akan semakin cepat

    reaksinya. Sebagai contoh, dalam jumlah

    yang sama garam halus akan lebih cepat

    larut dalam air bila dibandingkan dengan

    garam kasar yang dilarutkan dalam air yang

    sama, dan yang terakhir yaitu e) Katalis

    adalah zat yang dapat mengubah laju reaksi

    tanpa mengalami perubahan secara kimiawi

    di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat

    laju reaksi disebut katalis positif atau lebih

    umum disebut Katalis, sedangkan katalis

    yang memperlambat laju reaksi disebut

    katalis negatif atau lebih umum disebut

    Inhibitor. Katalis dapat dibedakan atas

    katalis Anorganik dan katalis Organik yang

    disebut Biokatalis atau Enzim

    (Sukardjo,1989)

    BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

    Pada percobaan kali ini

    menggunakan alat-alat seperti : a)

    pengaduk magnetik, b) pemanas, c) labu

    reaksi 100 mL, d) Pipet volume 25 mL dan

    10 mL, e) termometer, f) bola hisap, g)

    buret gas dan h) gelas beker. Pada

    percobaan ini juga menggunakan bahan-

    bahan seperti ; a) Larutan hidrogen

    peroksida (H2O2), b) Ferri klorida (FeCl3)

    0,5 M, c) HCl dan d) aquadest

    Percobaan ini dilakukan pertama

    kali dengan menyusun alat seperti gambar

    berikut :

  • Pemanas dihidupkan kemudian suhu diatur

    pada posisi 550C dengan menggunakan

    pengatur suhu dan diukur dengan

    termometer, suhu dijaga agar tetap konstan.

    Lalu dalam labu reaksi ditambahkan 25 mL

    larutan FeCl3 dan 10 mL larutan HCl lalu

    dibiarkan beberapa menit sehingga sistem

    berada dalam kesetimbangan termal dengan

    badnya. Kemudian Ke dalam labu reaksi

    ditambahkan secepatnya sebanyak 2 mL

    larutan H2O2 20% volume, sumbat ditutup

    kembali dan kran ditutup. Stopwatch (jam)

    dihidupkan dan diamati gelembung yang

    timbul pada buret gas selama 10 menit lalu

    dilakukan pengulangan pada suhu 650C dan

    750C.

    Dilakukan 3 kali pengulangan

    terhadap pengukuran volume gas terhadap

    suhu. Suhu yang digunakan bervariasi,

    yaitu 550C, 650C dan 750C.

    Dengan suhu 55oC

    t (sekon) Volume O2

    (mL)

    326 0,5

    405 1

    Dengan suhu 65oC

    t (sekon) Volume O2

    (mL)

    19 0,5

    26 1

    34 1,5

    53 2

    82 2,5

    120 2,8

    249 3,7

    Dengan suhu 75oC

    t (sekon) Volume O2

    (mL)

    5 0,5

    10 0,8

    13 1,1

    18 1,7

    22 2,5

    29 3,5

    36 4,0

    45 4,8

    70 5,5

    94 6,3

    150 7,5

    191 8,0

    266 8,5

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Percobaan kali ini yaitu

    ketergantungan suhu terhadap laju reaksi,

    dimana tujuan dari dilakukannya percobaan

    ini yaitu untuk menunjukkan pengaruh

    perubahan temperatur pada laju reaksi dan

    untuk memperlihatkan kegunaan

    pengukuran-pengukuran volume-volume

    gas guna mengikuti kinetika penguraian

    katalitik H2O2. Pada percobaan ini

    dilakukan pengukuran volume gas oksigen

    yang terurai (dikeluarkan) pada tekanan

  • atmosfer dan temperatur kamar karena

    konsentrasi H2O2 tidak dapat langsung

    diukur. Dari reaksi penguraian katalitik

    H2O2 akan diketahui orde reaksi, konstanta

    laju (k) dan waktu paruh pada temperatur

    tertentu. Dalam percobaan ini dilakukan

    dua kali percobaan dengan satu kali

    pengulangan. Untuk percobaan pertama

    suhu diatur dan dibiarkan konstan dari awal

    percobaan hingga akhir percobaan yaitu

    550C, untuk percobaan ke-2 suhu dibiarkan

    konstan yaitu 650C dan percobaanke-3

    yaitu 750C. Dalam pengukuran laju reaksi

    penguraian hidrogen peroksida (H2O2) ini

    digunakan larutan ferri klorida (FeCl3) 0,5

    M dan ditambahkan dengan larutan HCl.

    Selanjutnya dilakukan pemanasan larutan

    dan larutan diaduk dengan menggunakan

    pengaduk magnetik yang berfungsi untuk

    mempercepat berlangsungnya reaksi dan

    mempercepat homogenisasi larutan. Selain

    itu pemanasan yang dilakukan saat

    percobaan juga mempercepat reaksi

    penguraian katalitik hidrogen peroksida.

    Adapun reaksi yang terjadi yaitu :

    Fe3+ / H+

    H2O2 (aq) H2O (l) + O2 (g)

    Pada percobaan ini, gelembung gas

    yang timbul pada waktu 10 menit dilihat

    dari berkurangnya volume air. Pada

    percobaan pertama dengan suhu 550C

    diperoleh volume konstan 1 mL. Nilai

    volume gas oksigen yang konstan tersebut

    kemungkinan menunjukkan penguraian

    hidrogen peroksida telah selesai sehingga

    tidak dihasilkan gelembung gas lagi.

    Pengamatan volume gelembung gas

    yang timbul terhadap waktu diketahui

    bahwa semakin lama waktu yang

    diperlukan dalam reaksi penguraian

    hidrogen peroksida maka volume gas

    oksigen yang terurai juga semakin banyak.

    Adapun dari data yang diperoleh tersebut

    dipergunakan untuk menentukan nilai

    konstanta laju (k) dan waktu paruh reaksi

    penguraian katalitik hidrogen peroksida. .

    Nilai k yang diperoleh pada percobaan pada

    variasi suhu 550C, 650C dan 750C dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Suhu 550C

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL) k

    900 0,5 2,13x10-3

    1200 1

    Suhu 650C

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL) k

    19 0,5 0,76 x10-2

    26 1 1,21 x10-2

    34 1,5 1,53 x10-2

    53 2 1,47 x10-2

    82 2,5 1,37 x10-2

    120 2,8 1,18 x10-2

    249 3,7

  • Suhu 750C

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL) k

    5 0,5 1,22 x10-2

    10 0,8 0,99 x10-2

    13 1,1 1,06 x10-2

    18 1,7 1,24 x10-2

    22 2,5 1,58 x10-2

    29 3,5 1,83 x10-2

    36 4,0 1,77 x10-2

    45 4,8 1,85 x10-2

    70 5,5 1,49 x10-2

    94 6,3 1,44 x10-2

    150 7,5 1,42 x10-2

    191 8 1,48 x10-2

    266 8,5

    Pada percobaan ketergantungan

    temperatur pada laju reaksi ini juga

    ditentukan persamaan regresi linier, nilai

    energi aktivasi (Ea) dan faktor pra-

    eksponensial (A). Berdasarkan data yang

    diperoleh persamaan regresi linier dapat

    dihitung dengan menggunakan persamaan

    regresi y=mx+c, dimana m merupakan

    gradient dan c adalah konstanta, sehingga

    diperoleh persamaan regresi linier untuk

    reaksi katalitik yaitu y = -17,9728 x +

    0,0545. Harga Ea yang diperoleh dari hasil

    perhitungan adalah Ea = 147,4258 /

    dan harga A untuk praeksponensial adalah

    A = 1,0560. Berdasarkan literatur dapat

    diketahui bahwa dengan kenaikan

    temperatur maka pembentukan volume

    oksigen juga semakin meningkat. Selain itu

    penggunaan katalis juga dapat

    mempercepat laju reaksi dimana dalam

    percobaan ini dipergunakan katalis Fe3+

    yang berasal dari larutan FeCl3.

    KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukan dapat

    disimpulkan bahwa :

    1. Laju suatu reaksi berbanding lurus

    dengan temperatur dimana semakin

    tinggi temperatur yang dipergunakan

    maka laju reaksi akan semakin cepat,

    demikian pula sebaliknya.

    2. Jumlah volume hidrogen peroksida

    (H2O2) yang terurai sebanding dengan

    jumlah perubahan volume oksigen.

    3. Waktu paruh reaksi penguraian katalitik

    hidrogen peroksida (H2O2) tidak

    dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan

    4. Keadaan tak hingga merupakan keadaan

    dimana volume oksigen yang terbentuk

    dari reaksi penguraian sudah mencapai

    nilai konstan (tidak mengalami

    perubahan pada waktu yang cukup

    lama).

    5. Persamaan regresi linier untuk reaksi

    katalitik yang diperoleh dalam

    percobaan ini yaitu y = 0,5938 x +

    0,0011.

    6. Harga Ea yang diperoleh dari hasil

    perhitungan adalah Ea = 147,4258 /

  • dan harga A untuk praeksponensial

    yang diperoleh adalah A = 1,0560.

    DAFTAR PUSTAKA

    Atkin, P, W. 1990. Kimia Fisika Jilid 2

    Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga

    Bird, Tony.1993.Kimia Fisika untuk

    Universitas.Gramedia:Jakarta.

    Dogra, S dan S.K Dogra.1990.Kimia Fisik

    dan Soal-Soal.Universitas Indonesia

    Press: Jakarta.

    Gede Bawa, I.G.A, dkk.2005.Kimia Dasar

    II.Jurusan Kimia FMIPA Udayana:Bukit

    Jimbaran.

    Sastrohamidjojo, H.2001.Kimia Dasar

    Edisi ke-2. Gadjah Mada University

    Press : Yogyakarta

    Sukardjo.1989. Kimia Fisika.Bina Aksara :

    Yogyakarta.

    Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2014.

    Penuntun Praktikum Kimia Fisika

    II.Jurusan Kimia F.MIPA Universitas

    Udayana : Bukit Jimbaran.

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

    LAMPIRAN JAWABAN PERTANYAAN

    1. Pada percobaan ini hanya digunakan dua jenis temperatur yaitu pada 700 C dan 800 C

    saja sehingga laju reaksi yang menjadi dua kalinya tidak dapat ditentukan. Dalam

    penentuan tersebut diperlukan nilai temperatur awal dan temperatur akhir.

    2. Cara yang dapat digunakan untuk menaikkan laju penguraian hidrogen peroksida selain

    menaikkan temperatur adalah:

    a. Dengan menambah konsentrasi hidrogen peroksida sehingga volume oksigen yang

    terbentuk semakin banyak sehingga laju penguraian akan semakin cepat.

    b. Dengan menggunakan katalis yang sesuai.

    3. Diketahui : V O2 = 30 mL = 0,03 L

    T = 25 0C = 298 K

    R = 0,082 L atm/mol K

    Ditanya : mol (n) H2O2 = . . . . . . ?

    Jawab : PV = n.R.T

    n = RT

    PV

    = KmolKxLatm

    Latmx

    298/082,0

    03,01

    = molatmL

    atmL

    /436,24

    03,0

    = 1,23 x 10-3 mol

    Jadi mol H2O2 yang terurai sebanyak 1,23 x 10-3 mol

  • LAMPIRAN PERHITUNGAN

    1.1 Penentuan Konstanta Laju (k)

    kt

    t eVVV

    kteV

    VtV

    ktV

    Vt

    V

    V

    ln

    ktV

    Vt

    1ln

    Untuk T = 550C

    Nilai k pada 326 detik pertama ( t = 326 s = 5,26 menit)

    Diketahui : V = 1 mL

    Vt = 0,5 mL

    t = 326 sekon

    Ditanya : k = . . . . . . .?

    Jawab : ln (1

    ) =

    ln (1 0,5

    1) = . 326

    ln(1 0,5) = . 326

    ln(0,5) = . 326

    -0,6931 = -326.k

    k = 2,13x10-3

    Jadi nilai k pada 326 detik pertama adalah -2,13x10-3

    Maka dengan cara yang sama dapat dihitung nilai konstanta laju (k) pada menit

    selanjutnya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL)

    V (mL) V

    Vt

    V

    Vt1

    V

    Vt1ln k

    900 0,5 1

    0,5 0,5 -0,6931 2,13x10-3

    1200 1 1 0

    k1 = k pada 550C =

    n

    k= 1,065 x 10-3

    Untuk T = 650C

    Nilai k pada 19 detik pertama ( t = 19 s = 0,19 menit)

  • Diketahui : V = 3,7 mL

    Vt = 0,5 mL

    t = 19 sekon

    Ditanya : k = . . . . . . .?

    Jawab : ln (1

    ) =

    ln (1 0,5

    3,7) = . 19

    ln(1 0,135) = . 19

    ln(0,865) = . 19

    k = 7,63 x10-3

    Jadi nilai k pada 19 detik pertama adalah 7,63 x 10-3.

    Maka dengan cara yang sama dapat dihitung nilai konstanta laju (k) pada menit-

    menit selanjutnya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL)

    V

    (mL) V

    Vt

    V

    Vt1

    V

    Vt1ln k

    19 0,5

    3,7

    0,135 0,865 -0,145 0,76 x10-2

    26 1 0,270 0,730 -0,315 1,21 x10-2

    34 1,5 0,405 0,595 -0,519 1,53 x10-2 53 2 0,541 0,459 -0,779 1,47 x10-2 82 2,5 0,676 0,324 -1,127 1,37 x10-2 120 2,8 0,757 0,243 -1,415 1,18 x10-2 249 3,7 1 0

    k1 = k pada 650C =

    n

    k 7,52102

    7 = 1,07 x 10-2

    Untuk T = 750C

    Nilai k pada 5 detik pertama ( t = 5 s = 0,05 menit)

    Diketahui : V = 8,5 mL

    Vt = 0,5 mL

    t = 5 sekon

    Ditanya : k = . . . . . . .?

    Jawab : ln (1

    ) =

    ln (1 0,5

    8,5) = . 5

    ln(1 0,059) = . 5

    ln(0,941) = . 5

  • k = 1,22 x10-2

    Jadi nilai k pada 5 detik pertama adalah 1,22 x 10-2

    Maka dengan cara yang sama dapat dihitung nilai konstanta laju (k) pada menit-

    menit selanjutnya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    t

    (sekon)

    Vt

    (mL)

    V

    (mL) V

    Vt

    V

    Vt1

    V

    Vt1ln k

    5 0,5

    8,5

    0,059 0,941 -0,061 1,22 x10-2

    10 0,8 0,094 0,906 -0,099 0,99 x10-2

    13 1,1 0,129 0,871 -0,138 1,06 x10-2

    18 1,7 0,200 0,800 -0,223 1,24 x10-2

    22 2,5 0,294 0,706 -0,348 1,58 x10-2

    29 3,5 0,412 0,588 -0,531 1,83 x10-2

    36 4,0 0,471 0,529 -0,637 1,77 x10-2 45 4,8 0,565 0,435 -0,834 1,85 x10-2 70 5,5 0,647 0,353 -1,041 1,49 x10-2 94 6,3 0,741 0,259 -1,351 1,44 x10-2 150 7,5 0,882 0,118 -2,137 1,42 x10-2

    191 8 0,941 0,059 2,830 1,48 x10-2

    266 8,5 1 0

    k1 = k pada 750C =

    n

    k 17,37102

    13 = = 1,34 x 10-2

    1.2 Mencari persamaan regresi linier

    Diketahui: k1 = 1,065x10-3; T1 = 550C = 328 K

    k2 = 1,07x10-2 ; T2 = 650C = 338 K

    k3 = 1,34x10-2 ; T2 =750C = 345 K

    Ditanya : persamaan regresi linearnya?

    Perhitungan:

    ln =

    .1

    + ln

    Bila persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk = + , (persamaan gradient

    suatu garis)

    Maka = ;

    = ;

    = ; = .

    Koordinat k T (K) ln k (sebagai y) 1

    (sebagai x)

    1 1,065x10-3

    328

    6,297x10-5 3,049x10-3

    2 1,07x10-2

    338

    6,766x10-4 2,958x10-3

    3 1,34x10-2 345

    2,927x10-3 2,898x10-3

  • Dengan menggunakan program regresi linear pada kalkulator, maka harga m

    (gradient), c (konstanta), r (regresinya) dapat kita hitung dengan cara memasukkan

    harga x dan y sebagai titik koordinat (x, y)

    Koordinat ln k (sebagai y) 1

    (sebagai x)

    Nilai r m

    (gradient)

    c (konstanta)

    1 6,297x10-5 3,049x10-3

    0,906 -17,9728 0,0545 2 6,766x10-4 2,958x10-3

    3 2,927x10-3 2,898x10-3

    Maka, persamaan regresi = +

    Menjadi y = -17,9728 x + 0,0545

    1.3 Mencari nilai Ea

    Dari persamaan y = -17,9728 x + 0,0545; dimana Harga

    =

    Dan dari hasil perhitungan dengan memakai program kalkulator diperoleh harga m =

    -17,9728

    Maka,

    =

    17,9728 =

    = 17,9728

    = 17,9728 molKJ /314,8

    = 149,4258 /

    = 147,4258 /

    1.4 Mencari nilai A (praeksponensial)

    Dari persamaan y = -17,9728 x + 0,0545; dimana harga ln =

    Dan berdasarkan hasil perhitungan kalkulator yang ditampilkan pada table

    sebelumnya diperoleh bahwa harga c = 0,0545

    Maka, ln =

    ln = 0,0545

    = 0,0545

    = 1,0560

  • LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

    KETERGANTUNGAN LAJU REAKSI PADA TEMPERATUR

    Oleh :

    Nama : I Gede Dika Virga Saputra

    NIM : 1108105034

    Kelompok : III.B

    LABORATORIUM KIMIA FISIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2014