laporan keuangan 2013 annual report bank indonesia annual financial statements bank indonesia 2013...
TRANSCRIPT
115 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Kinerja dan Pelaksanaan Tugas Bank IndonesiaBank Indonesia Performance and Task Implementation
Bank Indonesia dan PublikBank Indonesia and the Public
Outlook dan Strategi ke DepanOutlook and Strategy
Laporan KeuanganFinancial Report
Laporan KeuanganFinancial Report
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 116
Tema Laporan TahunanAnnual Report Theme
Pengantar GubernurForeword by the Governor
Tentang Bank IndonesiaAbout Bank Indonesia
Tata Kelola Bank IndonesiaBank Indonesia Governance
1 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan KeuanganIndependent Auditor’s Report on the Financial Statement 2
Laporan Keuangan Financial Statement 5
A. Neraca Balance Sheet 6
B. Laporan Surplus Defisit Sulplus Deficit Statement 8
C. Laporan Perubahan Ekuitas dan Rasio Modal Statement of Changes in Equity and Capital Ratio 9
D. Laporan Arus Kas Cash Flow Statement 10
Catatan atas Laporan KeuanganNotes to Financial Statement 12
A. Umum General 13
B. Kebijakan Akuntansi yang Signifikan Significant Accounting Policies 24
C. Penjelasan Pos-Pos Neraca, Laporan Surplus Defisit dan Laporan Perubahan Ekuitas dan Rasio Modal Notes to Balance Sheet, Surplus Deficit Statement and Statement of Changes in Equity and Capital Ratio 37
D. Penjelasan Lainnya Others 95
E. Komitmen dan Kontijensi Commitments and Contigencies 97
LampiranAppendixes 109
DAFTAR ISITable of Contents
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 2
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Laporan KeuanganIndependent Auditor’s Report on the Financial Statements
3 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Pursuant to Law Number 15 of 2004 on the Audit of
State Financial Management and Responsibilities, Law
Number 15 of 2006 on the State Audit Board and Law
Number 23 of 1999 on Bank Indonesia as most recently
amended by the Law Number 6 of 2009, State Audit
Board of the Republic of Indonesia (BPK-RI) has audited
the Bank Indonesia Balance Sheets as per 31 December
2013 and 2012, the Statements of Surplus (Deficit),
Changes in Equity, and Cash Flows for the years ended
on the same dates and Notes of the Financial Statements.
These financial statements are the responsibility of Bank
Indonesia. Our responsibility is to express an opinion on
these financial statements based on our audit.
BPK-RI conducted audits in accordance with the State
Financial Audit Standards. The standards require us to
plan and perform audits to obtain reasonable assurances
that the financial statements are free of material
misstatements. An audit includes examining evidence
supporting the amounts and disclosures in the financial
statements. The audit also includes assessing the
accounting principles used and significant estimations
made by bank Indonesia, evaluating the reliability of
internal control system which have material impacts
on the financial statements, as well as evaluating the
overall presentation of the financial statements. BPK-RI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, dan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2009, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca Bank Indonesia
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Laporan Surplus
Defisit, Laporan Perubahan Ekuitas serta Laporan Arus
Kas untuk tahun yang berakhir pada tangal-tanggal
tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab Bank Indonesia.
Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini
atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang
telah dilakukan.
BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut
mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian
atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh Bank Indonesia,
penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIAState Audit Board of the Republic of Indonesia
Nomor/Number: 54/01a/LHP/XV/04/2014
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGANIndependent Auditor»s Report on the Financial Statements
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 4
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
believes that our audits provide a reasonable basis for
our opinion.
In BPK-RI opinion, the financial statements as mentioned
above presents fairly, in all material respects, the financial
position of Bank Indonesia as at 31 December 2013 and
2012, the Statements of Surplus (Deficit), as well as cash
flows of the years ended in conformity with generally
accepted accounting principles and specific accounting
policies generally adopted by Central Banks, as discussed
in Note B to the Financial Statements.
In order to obtain reasonable assurance on the fairness
of the financial statements, BPK-RI has also implemented
assessments on the compliance with laws and regulations
and internal control system.The report on findings of
our test of compliance with the laws and regulations in
effect, and the report on findings of our test of
BankIndonesia»s internal control system are presented
in reports Number 54/01b/LHP/XV/04/2014 and Number
54/01c/LHP/XV/04/2014 both dated April 30, 2014
respectively, which are the integral part of these
statements.
intern yang berdampak material terhadap laporan
keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan
keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa
pemeriksaan tersebut memberikan dasar yang memadai
untuk menyatakan opini.
Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut
di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan Bank Indonesia tanggal 31
Desember 2013 dan 2012, dan Surplus Defisit, serta
Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan kebijakan akuntansi khusus atas
transaksi yang umumnya dilakukan Bank Sentral seperti
dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
butir B.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas
kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan sistem pengendalian
intern. Laporan hasil pemeriksaan atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Laporan
hasil pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
disajikan dalam Laporan Nomor 54/01b/LHP/XV/04/2014
dan nomor 54/01c/LHP/XV/04/2014 tanggal 30 april
2014 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
laporan ini.
Jakarta, 30 April 2014Jakarta, April 30, 2014
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIATHE STATE AUDIT BOARD OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Penanggung Jawab PemeriksaanPerson in Charge of Audit
Slamet Kurniawan, MSc,Ak.Register Negara No. D-14825
State Register Number D-14825
Signed
5 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Laporan KeuanganFinancial Statements
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 6
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
AKTIVACatatan 31 Desember 2013
Notes December 31, 2013
31 Desember 2012
December 31, 2012ASSETS
�1.� Emas� B.6, C.1� 36.757.308� 38.248.767�
2.� Uang Asing� B.4, B.7, C.2� 11.802� 11.842�
3.� Hak Tarik Khusus� B.4, B.8, C.3� 33.060.049� 26.254.734� �
4.� Giro� � B.4, B.9, C.4� 135.179.177� 55.434.566�
5.� Deposito � B.4, B.10, C.5� 31.271.039� 98.062.115�
6.� Surat Berharga� B.4, B.11, C.6� 972.742.507� 874.344.507�
7.� Surat Berharga Negara � �
Republik Indonesia � B.12, C.7� 117.066.701� 108.430.258�
8.� Surat Berharga yang Dibeli � �
dengan Janji Dijual Kembali� B.13, C.8� 219.172� 0�
9.� Tagihan� � 248.242.675� 252.760.307� �
9.1.� Kepada Pemerintah� B.14, C.9� 237.779.774� 243.056.782� �
9.2.� Kepada Bank� B.15, C.10� 2.315.341� 3.225.921� �
9.3.� Kepada Lainnya� B.16, C.11� 8.147.560� 6.477.604�
10.� Penyertaan� B.17, C.12� 850.343� 675.212�
11.� Aktiva Lain-lain� B.18, B.32, B.33. � 85.276.075� 77.595.949� � � �
C.13, C.29�
12.� Penyisihan Aktiva� B.20, C.14� (12.001.395)� (12.292.109)
JUMLAH AKTIVA� � 1.648.675.453� 1.519.526.148
�1.� Gold�
2.� Foreign Currencies�
3.� Holdings of Special Drawing � �
Rights�
4.� Demand Deposits�
5.� Time Deposits �
6.� Marketable Securities� �
7.� Government Bonds �
8.� Securities Purchased Under � �
Resale Agreements�
9.� Claims� �
9.1.� on Government� �
9.2.� on Banks� �
9.3.� Others�
10.� Equity Participations�
11.� Other Assets�
12.� Allowance for Bad Debts
Total Assets
BANK INDONESIABALANCE SHEETAs of December 31, 2013 and December 31, 2012(IDR million)
NERACA Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
KEWAJIBAN DAN EKUITASCatatan 31 Desember 2013
Notes December 31, 2013
31 Desember 2012
December 31, 2012LIABILITIES AND EQUITY
A. KEWAJIBAN� � � � �
1.� Uang dalam Peredaran� B.21, C.15� 500.030.818� 439.730.814�
2.� Giro� � � 384.377.182� 345.491.704� �
2.1.� Pemerintah � B.4, B.22, C.16� 60.078.359� 53.919.048� �
2.2.� Bank� B.4, B.22, C.17� 322.527.545� 290.364.048� �
2.3.� Lainnya � B.4, B.22, C.18� 1.771.278� 1.208.608�
3.� Sertifikat Bank Indonesia� B.23, C.19� 114.944.212� 77.282.423�
4.� Sertifikat Bank Indonesia � �
Syariah� B.24, C.20� 4.712.000� 3.455.000�
5.� Penempatan Berjangka� B.25, C.21� 56.788.961� 208.511.902�
6.� Penempatan Dana� B.26, C.22� 111.099.310� 69.024.266�
7.� Fasilitas Simpanan � �
Bank Indonesia Syariah� B.27, C.23� 16.267.400� 15.582.200�
8.� Surat Berharga yang Dijual � �
dengan Janji Dibeli Kembali� B.28, C.24� 68.785.840� 99.591.644�
9.� Pinjaman dari Pemerintah� B.4, B.29, C.25� 76.069� 98.086�
10.� Pinjaman Luar Negeri� B.4, B.30, C.26� 2.976.199� 3.427.704�
11.� Alokasi Hak Tarik Khusus� B.8, C.27� 37.174.934� 29.520.637�
12.� Kewajiban Lain-lain� B.19, B.32. � 72.075.687� 61.341.300� � � �
C.28, C.29
JUMLAH KEWAJIBAN� � 1.369.308.612� 1.353.057.680� � � � � � �
B. EKUITAS� � � � �
1.� Modal� C.30� 17.111.547� 17.114.024�
2.� Cadangan Umum� C.31� 22.924.506� 17.145.069�
3.� Cadangan Tujuan� C.31� 13.208.397� 13.168.140�
4.� Keuntungan atau Kerugian � �
yang Belum Direalisasi� B.31, C.32� 188.715.296� 113.221.542�
5.� Surplus (Defisit) Tahun Berjalan� � 37.407.095� 5.819.693
JUMLAH EKUITAS� � 279.366.841� 166.468.468
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS� � � 1.648.675.453� 1.519.526.148
A.� LIABILITIES�
1.� Currency in Circulation�
2.� Demand Deposits� �
2.1.� Government � �
2.2.� Banks � �
2.3.� Others �
3.� Bank Indonesia Certificates�
4.� Bank Indonesia Sharia � � � �
Certificates�
5.� Term Deposits�
6.� Deposit Facilities�
7.� Bank Indonesia Sharia � � � �
Deposit Facilities�
8.� Securities Sold Under � � � �
Repurchase Agreements�
9.� Loans from Government�
10.� Foreign Borrowings�
11.� Allocation of Special � � � �
Drawing Rights�
12.� Other Liabilities �
TOTAL LIABILITIES �
B. � EQUITY�
1.� Capital�
2.� General Reserves�
3.� Statutory Reserves� �
4.� Unrealized Gains/Losses�
5.� Current Year Surplus (Deficit)�
TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY
BANK INDONESIABALANCE SHEETAs of December 31, 2013 and December 31, 2012(IDR million)
NERACA Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
7 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
AKTIVACatatan 31 Desember 2013
Notes December 31, 2013
31 Desember 2012
December 31, 2012ASSETS
�1.� Emas� B.6, C.1� 36.757.308� 38.248.767�
2.� Uang Asing� B.4, B.7, C.2� 11.802� 11.842�
3.� Hak Tarik Khusus� B.4, B.8, C.3� 33.060.049� 26.254.734� �
4.� Giro� � B.4, B.9, C.4� 135.179.177� 55.434.566�
5.� Deposito � B.4, B.10, C.5� 31.271.039� 98.062.115�
6.� Surat Berharga� B.4, B.11, C.6� 972.742.507� 874.344.507�
7.� Surat Berharga Negara � �
Republik Indonesia � B.12, C.7� 117.066.701� 108.430.258�
8.� Surat Berharga yang Dibeli � �
dengan Janji Dijual Kembali� B.13, C.8� 219.172� 0�
9.� Tagihan� � 248.242.675� 252.760.307� �
9.1.� Kepada Pemerintah� B.14, C.9� 237.779.774� 243.056.782� �
9.2.� Kepada Bank� B.15, C.10� 2.315.341� 3.225.921� �
9.3.� Kepada Lainnya� B.16, C.11� 8.147.560� 6.477.604�
10.� Penyertaan� B.17, C.12� 850.343� 675.212�
11.� Aktiva Lain-lain� B.18, B.32, B.33. � 85.276.075� 77.595.949� � � �
C.13, C.29�
12.� Penyisihan Aktiva� B.20, C.14� (12.001.395)� (12.292.109)
JUMLAH AKTIVA� � 1.648.675.453� 1.519.526.148
�1.� Gold�
2.� Foreign Currencies�
3.� Holdings of Special Drawing � �
Rights�
4.� Demand Deposits�
5.� Time Deposits �
6.� Marketable Securities� �
7.� Government Bonds �
8.� Securities Purchased Under � �
Resale Agreements�
9.� Claims� �
9.1.� on Government� �
9.2.� on Banks� �
9.3.� Others�
10.� Equity Participations�
11.� Other Assets�
12.� Allowance for Bad Debts
Total Assets
BANK INDONESIABALANCE SHEETAs of December 31, 2013 and December 31, 2012(IDR million)
NERACA Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
KEWAJIBAN DAN EKUITASCatatan 31 Desember 2013
Notes December 31, 2013
31 Desember 2012
December 31, 2012LIABILITIES AND EQUITY
A. KEWAJIBAN� � � � �
1.� Uang dalam Peredaran� B.21, C.15� 500.030.818� 439.730.814�
2.� Giro� � � 384.377.182� 345.491.704� �
2.1.� Pemerintah � B.4, B.22, C.16� 60.078.359� 53.919.048� �
2.2.� Bank� B.4, B.22, C.17� 322.527.545� 290.364.048� �
2.3.� Lainnya � B.4, B.22, C.18� 1.771.278� 1.208.608�
3.� Sertifikat Bank Indonesia� B.23, C.19� 114.944.212� 77.282.423�
4.� Sertifikat Bank Indonesia � �
Syariah� B.24, C.20� 4.712.000� 3.455.000�
5.� Penempatan Berjangka� B.25, C.21� 56.788.961� 208.511.902�
6.� Penempatan Dana� B.26, C.22� 111.099.310� 69.024.266�
7.� Fasilitas Simpanan � �
Bank Indonesia Syariah� B.27, C.23� 16.267.400� 15.582.200�
8.� Surat Berharga yang Dijual � �
dengan Janji Dibeli Kembali� B.28, C.24� 68.785.840� 99.591.644�
9.� Pinjaman dari Pemerintah� B.4, B.29, C.25� 76.069� 98.086�
10.� Pinjaman Luar Negeri� B.4, B.30, C.26� 2.976.199� 3.427.704�
11.� Alokasi Hak Tarik Khusus� B.8, C.27� 37.174.934� 29.520.637�
12.� Kewajiban Lain-lain� B.19, B.32. � 72.075.687� 61.341.300� � � �
C.28, C.29
JUMLAH KEWAJIBAN� � 1.369.308.612� 1.353.057.680� � � � � � �
B. EKUITAS� � � � �
1.� Modal� C.30� 17.111.547� 17.114.024�
2.� Cadangan Umum� C.31� 22.924.506� 17.145.069�
3.� Cadangan Tujuan� C.31� 13.208.397� 13.168.140�
4.� Keuntungan atau Kerugian � �
yang Belum Direalisasi� B.31, C.32� 188.715.296� 113.221.542�
5.� Surplus (Defisit) Tahun Berjalan� � 37.407.095� 5.819.693
JUMLAH EKUITAS� � 279.366.841� 166.468.468
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS� � � 1.648.675.453� 1.519.526.148
A.� LIABILITIES�
1.� Currency in Circulation�
2.� Demand Deposits� �
2.1.� Government � �
2.2.� Banks � �
2.3.� Others �
3.� Bank Indonesia Certificates�
4.� Bank Indonesia Sharia � � � �
Certificates�
5.� Term Deposits�
6.� Deposit Facilities�
7.� Bank Indonesia Sharia � � � �
Deposit Facilities�
8.� Securities Sold Under � � � �
Repurchase Agreements�
9.� Loans from Government�
10.� Foreign Borrowings�
11.� Allocation of Special � � � �
Drawing Rights�
12.� Other Liabilities �
TOTAL LIABILITIES �
B. � EQUITY�
1.� Capital�
2.� General Reserves�
3.� Statutory Reserves� �
4.� Unrealized Gains/Losses�
5.� Current Year Surplus (Deficit)�
TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY
BANK INDONESIABALANCE SHEETAs of December 31, 2013 and December 31, 2012(IDR million)
NERACA Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 8
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Catatan1 Januari -
31 Desember 2013
NotesJanuary 1 -
December 31, 2013
1 Januari - 31 Desember 2012
January 1 - December 31, 2012
BANK INDONESIASURPLUS DEFICIT STATEMENTFor the Period of January 1 to December 31, 2013 and January 1 to December 31, 2012(IDR million)
LAPORAN SURPLUS DEFISIT Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
dan 1 Januari s.d. 31 Desember 2012(Dalam Jutaan Rupiah)
PENERIMAAN� � � �
1.� Pengelolaan Moneter� � 68.770.882� 39.478.797�
1.1.� Pengelolaan Devisa� C.33� 26.724.597� 24.697.913�
1.2.� Pengelolaan SSB Dalam Negeri� C.34� 8.205.948� 7.074.621�
1.3.� Pemberian Kredit dan Pembiayaan� C.35� 272.203� 289.421�
1.4.� Selisih Kurs karena Transaksi � �
Valuta Asing� C.36� 33.568.134� 7.416.842
2.� Pengelolaan Sistem Pembayaran� C.37� 244.982� 241.272
3.� Pengawasan Perbankan� C.38� 258.179� 26.264
4.� Lainnya� C.39� 1.839.385� 289.262
JUMLAH PENERIMAAN� � 71.113.428� 40.035.595� � � � � �
BEBAN� � � � �
1.� Pengendalian Moneter� � 18.182.444� 19.273.675�
1.1.� Operasi Moneter� C.40� 17.789.713� 19.006.279�
1.2.� Pengelolaan Devisa� C.41� 275.769� 143.487�
1.3.� Pinjaman Luar Negeri� C.42� 72.722� 92.384�
1.4.� Lainnya� � 44.240� 31.525
2.� Jasa Giro Pemerintah� C.43� 2.610.495� 4.156.871
3.� Penyelenggaraan Sistem Pembayaran� C.44� 2.709.100� 1.464.402�
3.1.� Sistem Pembayaran Tunai� � 2.679.328� 1.439.975�
3.2.� Sistem Pembayaran Non Tunai� � 29.772� 24.427
4.� Pengaturan dan Pengawasan Bank� C.45� 198.459� 183.002
5.� Umum dan Lainnya� C.46� 5.215.439� 6.861.415�
5.1.� SDM dan Logistik� � 5.169.213� 5.726.167�
5.2.� Lainnya� � 46.226� 1.135.248
JUMLAH BEBAN� � 28.915.937� 31.939.365
SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM PAJAK� � 42.197.491� 8.096.230
PENERIMAAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN� � (4.790.396)� (2.276.537)
SURPLUS (DEFISIT)� � 37.407.095� 5.819.693
REVENUES
1.� Monetary Operations�
1.1.� Foreign Reserves Management�
1.2.� Domestic Securities�
1.3.� Credit and financing� �
1.4.� Exchange Differences
2.� Payment System Services
3.� Banking Supervision
4.� Others
TOTAL REVENUES� �
EXPENSES
1.� Monetary Operations�
1.1.� Monetary Operations�
1.2.� Foreign Reserves Management�
1.3.� Foreign Borrowing Management�
1.4.� Others
2.� Interest Expenses on Government � �
Accounts
3.� Payment System Operations�
3.1.� Currency Circulation�
3.2.� Payment System Sponsoring
4.� Banking Regulations and Supervision
5.� General and Others�
5.1.� Human Resources and Logistics�
5.2.� Others
TOTAL EXPENSES
SURPLUS (DEFICIT) BEFORE TAX
INCOME TAX REVENUES (EXPENSES)
SURPLUS (DEFICIT)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
I.� EKUITAS
1.� Modal� 17.114.024� 0� 2.477� 17.111.547
2.� Cadangan Umum� 17.145.069� 5.780.136� 699� 22.924.506
3.� Cadangan Tujuan� 13.168.140� 582.669� 542.412� 13.208.397
4.� Keuntungan atau Kerugian �
yang Belum Direalisasi� 113.221.542� 75.493.754� 0� 188.715.296
5.� Surplus (Defisit) Tahun Berjalan� 5.819.693� 37.407.095� 5.819.693� 37.407.095�
Jumlah� 166.468.468� 119.263.654� 6.365.281� 279.366.841
II. � KEWAJIBAN MONETER �
(Catatan C.47)� � � � 1.255.761.888� � � � � � �
III.� RASIO MODAL SEBELUM �
DIKURANGI SISA SURPLUS �
YANG MENJADI BAGIAN �
PEMERINTAH (Catatan C.47)� � � � 5,87%� � � � � � �
IV.� SISA SURPLUS YANG MENJADI �
BAGIAN PEMERINTAH� � � � 0� � � � � � �
V.� RASIO MODAL SETELAH �
DIKURANGI SISA SURPLUS �
YANG MENJADI BAGIAN �
PEMERINTAH� � � � 5,87%
I.� EQUITY
1.� Capital
2.� General Reserves
3.� Statutory Reserves
4.� Unrealized Gains/Losses
5.� Current Year Surplus (Deficit)�
Total
II. � MONETARY LIABILITIES � � �
(Note C.47)� � � � � � �
III.� CAPITAL RATIO BEFORE � � �
DEDUCTED BY � � � �
GOVERNMENT'S SHARE OF �
BI'S SURPLUS (Note C.47)
IV.� TRANSFER OF SURPLUS �
TO GOVERNMENT� �
V.� CAPITAL RATIO AFTER � � �
DEDUCTED BY � � � �
GOVERNMENT'S SHARE OF �
BI'S SURPLUS
BANK INDONESIASTATEMENT OF CHANGES IN EQUITY AND CAPITAL RATIOFor the Period of January 1 to December 31, 2013(IDR Million)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS DAN RASIO MODAL Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2012
December 31, 2012
Pengurangan
Deduction
Penambahan
Addition
31 Desember 2013
December 31, 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
9 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Catatan1 Januari -
31 Desember 2013
NotesJanuary 1 -
December 31, 2013
1 Januari - 31 Desember 2012
January 1 - December 31, 2012
BANK INDONESIASURPLUS DEFICIT STATEMENTFor the Period of January 1 to December 31, 2013 and January 1 to December 31, 2012(IDR million)
LAPORAN SURPLUS DEFISIT Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
dan 1 Januari s.d. 31 Desember 2012(Dalam Jutaan Rupiah)
PENERIMAAN� � � �
1.� Pengelolaan Moneter� � 68.770.882� 39.478.797�
1.1.� Pengelolaan Devisa� C.33� 26.724.597� 24.697.913�
1.2.� Pengelolaan SSB Dalam Negeri� C.34� 8.205.948� 7.074.621�
1.3.� Pemberian Kredit dan Pembiayaan� C.35� 272.203� 289.421�
1.4.� Selisih Kurs karena Transaksi � �
Valuta Asing� C.36� 33.568.134� 7.416.842
2.� Pengelolaan Sistem Pembayaran� C.37� 244.982� 241.272
3.� Pengawasan Perbankan� C.38� 258.179� 26.264
4.� Lainnya� C.39� 1.839.385� 289.262
JUMLAH PENERIMAAN� � 71.113.428� 40.035.595� � � � � �
BEBAN� � � � �
1.� Pengendalian Moneter� � 18.182.444� 19.273.675�
1.1.� Operasi Moneter� C.40� 17.789.713� 19.006.279�
1.2.� Pengelolaan Devisa� C.41� 275.769� 143.487�
1.3.� Pinjaman Luar Negeri� C.42� 72.722� 92.384�
1.4.� Lainnya� � 44.240� 31.525
2.� Jasa Giro Pemerintah� C.43� 2.610.495� 4.156.871
3.� Penyelenggaraan Sistem Pembayaran� C.44� 2.709.100� 1.464.402�
3.1.� Sistem Pembayaran Tunai� � 2.679.328� 1.439.975�
3.2.� Sistem Pembayaran Non Tunai� � 29.772� 24.427
4.� Pengaturan dan Pengawasan Bank� C.45� 198.459� 183.002
5.� Umum dan Lainnya� C.46� 5.215.439� 6.861.415�
5.1.� SDM dan Logistik� � 5.169.213� 5.726.167�
5.2.� Lainnya� � 46.226� 1.135.248
JUMLAH BEBAN� � 28.915.937� 31.939.365
SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM PAJAK� � 42.197.491� 8.096.230
PENERIMAAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN� � (4.790.396)� (2.276.537)
SURPLUS (DEFISIT)� � 37.407.095� 5.819.693
REVENUES
1.� Monetary Operations�
1.1.� Foreign Reserves Management�
1.2.� Domestic Securities�
1.3.� Credit and financing� �
1.4.� Exchange Differences
2.� Payment System Services
3.� Banking Supervision
4.� Others
TOTAL REVENUES� �
EXPENSES
1.� Monetary Operations�
1.1.� Monetary Operations�
1.2.� Foreign Reserves Management�
1.3.� Foreign Borrowing Management�
1.4.� Others
2.� Interest Expenses on Government � �
Accounts
3.� Payment System Operations�
3.1.� Currency Circulation�
3.2.� Payment System Sponsoring
4.� Banking Regulations and Supervision
5.� General and Others�
5.1.� Human Resources and Logistics�
5.2.� Others
TOTAL EXPENSES
SURPLUS (DEFICIT) BEFORE TAX
INCOME TAX REVENUES (EXPENSES)
SURPLUS (DEFICIT)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
I.� EKUITAS
1.� Modal� 17.114.024� 0� 2.477� 17.111.547
2.� Cadangan Umum� 17.145.069� 5.780.136� 699� 22.924.506
3.� Cadangan Tujuan� 13.168.140� 582.669� 542.412� 13.208.397
4.� Keuntungan atau Kerugian �
yang Belum Direalisasi� 113.221.542� 75.493.754� 0� 188.715.296
5.� Surplus (Defisit) Tahun Berjalan� 5.819.693� 37.407.095� 5.819.693� 37.407.095�
Jumlah� 166.468.468� 119.263.654� 6.365.281� 279.366.841
II. � KEWAJIBAN MONETER �
(Catatan C.47)� � � � 1.255.761.888� � � � � � �
III.� RASIO MODAL SEBELUM �
DIKURANGI SISA SURPLUS �
YANG MENJADI BAGIAN �
PEMERINTAH (Catatan C.47)� � � � 5,87%� � � � � � �
IV.� SISA SURPLUS YANG MENJADI �
BAGIAN PEMERINTAH� � � � 0� � � � � � �
V.� RASIO MODAL SETELAH �
DIKURANGI SISA SURPLUS �
YANG MENJADI BAGIAN �
PEMERINTAH� � � � 5,87%
I.� EQUITY
1.� Capital
2.� General Reserves
3.� Statutory Reserves
4.� Unrealized Gains/Losses
5.� Current Year Surplus (Deficit)�
Total
II. � MONETARY LIABILITIES � � �
(Note C.47)� � � � � � �
III.� CAPITAL RATIO BEFORE � � �
DEDUCTED BY � � � �
GOVERNMENT'S SHARE OF �
BI'S SURPLUS (Note C.47)
IV.� TRANSFER OF SURPLUS �
TO GOVERNMENT� �
V.� CAPITAL RATIO AFTER � � �
DEDUCTED BY � � � �
GOVERNMENT'S SHARE OF �
BI'S SURPLUS
BANK INDONESIASTATEMENT OF CHANGES IN EQUITY AND CAPITAL RATIOFor the Period of January 1 to December 31, 2013(IDR Million)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS DAN RASIO MODAL Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 Desember 2012
December 31, 2012
Pengurangan
Deduction
Penambahan
Addition
31 Desember 2013
December 31, 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 10
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
1. CASH FLOWS/CASH EQUIVALENTS FROM OPERATIONS�
1.1.� Surplus�
1.2.� Decrease in Gold�
1.3.� Decrease in Foreign Currencies�
1.4.� Increase in Special Drawing Rights�
1.5.� Increase in Demand Deposits�
1.6.� Decrease in Time Deposits�
1.7.� Increase in Marketable Securities �
1.8.� Increase in Government Bonds �
1.9.� Increase in Securities � �
Purchased Under Resale Agreements �
1.10.� Decrease in Claims:� �
1.10.1.� Decrease in Claims on Government � �
1.10.2.� Decrease in Claims on Banks � �
1.10.3.� Increase in Claims on Others �
1.11.� Increase in Other Assets �
1.12.� Adjustments:� �
1.12.1.� Allowance for Bad Debts � �
1.12.2.� Fixed Asset Depreciation � �
1.12.3.� Intangible Asset Amortization � �
1.12.4.� Capital Lease Amortization �
1.13.� Increase in Currency in Circulation �
1.14.� Increase in Demand Deposits � �
1.14.1.� Increase in Government Demand Deposits � �
1.14.2.� Increase in Bank Demand Deposits � �
1.14.3.� Increase in Other Private Parties Demand � � � �
Deposits �
1.15.� Increase in Bank Indonesia Certificates �
1.16.� Increase in Bank Indonesia Sharia Certificates �
1.17.� Decrease in Term Deposits �
1.18.� Increase in Deposit Facilities �
1.19.� Increase in Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities �
1.20.� Decrease in Securities Sold Under Repurchase � � �
Agreements �
1.21.� Increase in Allocation of Special Drawing Rights �
1.22.� Increase in Other Liabilities
Net Cash Flows/Cash Equivalents from Operating Activities
1. ARUS KAS/SETARA KAS DARI AKTIVITAS OPERASI� �
1.1.� Surplus� � 37.407.095�
1.2.� Penurunan Emas� 1.491.459�
1.3.� Penurunan Uang Asing� 40�
1.4.� Kenaikan Hak Tarik Khusus� (6.805.315)�
1.5.� Kenaikan Giro� (79.744.611)�
1.6.� Penurunan Deposito� 66.791.076�
1.7.� Kenaikan Surat Berharga� (98.398.000)�
1.8.� Kenaikan Surat Berharga Negara Republik Indonesia� (8.636.443)�
1.9.� Kenaikan Surat Berharga yang Dibeli � �
dengan Janji Dijual Kembali� (219.172)�
1.10.� Penurunan Tagihan:� 4.517.632� �
1.10.1.� Penurunan Tagihan kepada Pemerintah� 5.277.008� � �
1.10.2.� Penurunan Tagihan kepada Bank� 910.580� � �
1.10.3.� Kenaikan Tagihan Kepada Lainnya� (1.669.956)� �
1.11.� Kenaikan Aktiva Lain-lain� (7.696.478)�
1.12.� Penyesuaian-penyesuaian� 202.078� �
1.12.1.� Penyisihan Aktiva� (290.714)� � �
1.12.2.� Penyusutan Aktiva Tetap� 455.084� � �
1.12.3.� Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud� 37.708� � �
1.12.4.� Amortisasi Aktiva Sewa Guna Usaha� 0� �
1.13.� Kenaikan Uang dalam Peredaran� 60.300.004�
1.14.� Kenaikan Giro� 38.885.478� �
1.14.1.� Kenaikan Giro Pemerintah� 6.159.311� � �
1.14.2.� Kenaikan Giro Bank� 32.163.497� � � � �
1.14.3.� Kenaikan Giro Pihak Swasta Lainnya� 562.670� �
1.15.� Kenaikan Sertifikat Bank Indonesia� 37.661.789�
1.16.� Kenaikan Sertifikat Bank Indonesia Syariah� 1.257.000�
1.17.� Penurunan Penempatan Berjangka� (151.722.941)�
1.18.� Kenaikan Penempatan Dana� 42.075.044�
1.19.� Kenaikan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah� 685.200�
1.20.� Penurunan Surat Berharga yang Dijual dengan Janji � �
Dibeli Kembali� (30.805.804)�
1.21.� Kenaikan Alokasi Hak Tarik Khusus� 7.654.297�
1.22.� Kenaikan Kewajiban Lain-lain� 10.734.387
Arus Kas/Setara Kas Bersih dari Aktivitas Operasi� (74.366.185)
BANK INDONESIACASH FLOW STATEMENTFor the Period of 1 January to December 31, 2013(IDR Million)
LAPORAN ARUS KAS Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
BANK INDONESIACASH FLOW STATEMENTFor the Period of 1 January to December 31, 2013(IDR Million)
LAPORAN ARUS KAS Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
2.� ARUS KAS/SETARA KAS DARI AKTIVITAS �
INVESTASI� �
2.1.� Kenaikan Penyertaan� (175.131)�
2.2.� Kenaikan Aktiva Tetap� (432.291)�
2.3.� (Kenaikan) Penurunan Aktiva Sewa Guna Usaha� 0�
2.4.� Kenaikan Aktiva Tidak Berwujud� (44.149)
Arus Kas/Setara Kas Bersih dari Aktivitas Investasi� (651.571)� �
3.� ARUS KAS/SETARA KAS DARI AKTIVITAS �
PENDANAAN� �
3.1.� Penurunan Modal� (2.477)�
3.2.� Penurunan Pinjaman dari Pemerintah� (22.017)�
3.3.� Penurunan Pinjaman Luar Negeri� (451.505)�
3.4.� Kenaikan Cadangan Umum� 5.779.437�
3.5.� Kenaikan Cadangan Tujuan� 40.257�
3.6.� Kenaikan Keuntungan atau Kerugian yang Belum � �
Direalisasi� 75.493.754�
3.7.� Surplus Tahun Lalu� (5.819.693)
Arus Kas/Setara Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan� 75.017.756� �
4.� KENAIKAN/PENURUNAN BERSIH ARUS KAS/SETARA �
KAS� � � 0
2.� CASH FLOWS/CASH EQUIVALENTS FROM INVESTING� �
ACTIVITIES �
2.1.� Increase in Equity Participation �
2.2.� Increase in Fixed Assets �
2.3.� (Increase) Decrease in Leasing Assets �
2.4.� Increase in Intangible Assets
Net Cash Flows/Cash Equivalents from Investing Activities �
3.� CASH FLOWS/CASH EQUIVALENTS FROM FINANCING� �
ACTIVITIES �
3.1.� Decrease in Capital �
3.2.� Decrease in Loans from Government �
3.3.� Decrease in Foreign Borrowings �
3.4.� Increase in General Reserves �
3.5.� Increase in Statutory Reserves �
3.6.� Increase in Unrealized Gains/Losses �
3.7.� Previous Year's Surplus
Net Cash Flows/Cash Equivalents from Financing Activities �
4.� NET INCREASE/DECREASE IN CASH FLOWS/CASH� �
EQUIVALENTS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
11 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
BANK INDONESIACASH FLOW STATEMENTFor the Period of 1 January to December 31, 2013(IDR Million)
LAPORAN ARUS KAS Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
(Dalam Jutaan Rupiah)
2.� ARUS KAS/SETARA KAS DARI AKTIVITAS �
INVESTASI� �
2.1.� Kenaikan Penyertaan� (175.131)�
2.2.� Kenaikan Aktiva Tetap� (432.291)�
2.3.� (Kenaikan) Penurunan Aktiva Sewa Guna Usaha� 0�
2.4.� Kenaikan Aktiva Tidak Berwujud� (44.149)
Arus Kas/Setara Kas Bersih dari Aktivitas Investasi� (651.571)� �
3.� ARUS KAS/SETARA KAS DARI AKTIVITAS �
PENDANAAN� �
3.1.� Penurunan Modal� (2.477)�
3.2.� Penurunan Pinjaman dari Pemerintah� (22.017)�
3.3.� Penurunan Pinjaman Luar Negeri� (451.505)�
3.4.� Kenaikan Cadangan Umum� 5.779.437�
3.5.� Kenaikan Cadangan Tujuan� 40.257�
3.6.� Kenaikan Keuntungan atau Kerugian yang Belum � �
Direalisasi� 75.493.754�
3.7.� Surplus Tahun Lalu� (5.819.693)
Arus Kas/Setara Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan� 75.017.756� �
4.� KENAIKAN/PENURUNAN BERSIH ARUS KAS/SETARA �
KAS� � � 0
2.� CASH FLOWS/CASH EQUIVALENTS FROM INVESTING� �
ACTIVITIES �
2.1.� Increase in Equity Participation �
2.2.� Increase in Fixed Assets �
2.3.� (Increase) Decrease in Leasing Assets �
2.4.� Increase in Intangible Assets
Net Cash Flows/Cash Equivalents from Investing Activities �
3.� CASH FLOWS/CASH EQUIVALENTS FROM FINANCING� �
ACTIVITIES �
3.1.� Decrease in Capital �
3.2.� Decrease in Loans from Government �
3.3.� Decrease in Foreign Borrowings �
3.4.� Increase in General Reserves �
3.5.� Increase in Statutory Reserves �
3.6.� Increase in Unrealized Gains/Losses �
3.7.� Previous Year's Surplus
Net Cash Flows/Cash Equivalents from Financing Activities �
4.� NET INCREASE/DECREASE IN CASH FLOWS/CASH� �
EQUIVALENTS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan.
See accompanying Notes to Financial Statements which are an integral part of the Financial Statements.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 12
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Catatan Atas Laporan KeuanganNotes To Financial Statements
13 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
A.� UMUM�
1.� Organisasi Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia
yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, yang
selanjutnya disebut Undang-Undang Bank Indonesia.
Sesuai Pasal 7 Undang-Undang Bank Indonesia, tujuan
Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a.� Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b.� Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran;
c.� Mengatur dan mengawasi bank.
Sehubungan dengan tugas tersebut, Bank Indonesia
melaksanakan semua kegiatannya tidak atas dasar
pertimbangan komersial untuk mencari keuntungan,
melainkan lebih diarahkan pada pengendalian nilai rupiah
dan terciptanya stabilitas sistem keuangan.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bank
Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur yang terdiri
dari seorang Gubernur dan seorang Deputi Gubernur
Senior, serta sekurang-kurangnya empat orang atau
sebanyak-banyaknya tujuh orang Deputi Gubernur.
Adapun susunan Dewan Gubernur pada tanggal 31
Desember 2013 adalah sebagai berikut:
A.� GENERAL�
1.� Organization of Bank Indonesia
Bank Indonesia is the Central Bank of the Republic of
Indonesia and was established based on Indonesia Act
Number 23 of 1999 on Bank Indonesia as amended by
Act Number 6 of 2009 on the Ratification into Law of
Government Regulation in Lieu of Law Number 2 of
2008 regarding the Second Amendment of Act Number
23 of 1999 on Bank Indonesia. This is hereinafter called
as Bank Indonesia Act.
In accordance with Article 7 of Bank Indonesia Act the
objective of Bank Indonesia is to achieve and maintain
the stability of Rupiah. To achieve the objective Bank
Indonesia has the following duties:
a.� Formulating and implementing monetary policies;
b.� Regulating and safeguarding the smooth operation
of the payment system;
c.� Regulating and supervising the banking sector.
In relation to the above duties, Bank Indonesia does not
perform all of their activities based on a commercial
basis, but they are aimed at controlling the Rupiah and
maintaining financial system stability.
In performing the duties, Bank Indonesia is led by the
Board of Governors, consisting of a Governor, a Senior
Deputy Governor and a minimum of 4 (four) or a
maximum of 7 (seven) Deputy Governors. The members
of the Board of Governors as of December 31, 2013
were as follows:
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 14
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Gubernur� :� Agus D.W. Martowardojo
Deputi Gubernur Senior� :� Mirza Adityaswara
Deputi Gubernur� :� 1. Halim Alamsyah� �
2. Ronald Waas� �
3. Perry Warjiyo� �
4. Hendar
Berdasarkan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Bank
Indonesia, Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi
Gubernur diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Khusus untuk
Deputi Gubernur, berdasarkan Pasal 41 ayat (2) calon
Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan
rekomendasi dari Gubernur.
Pada tanggal 31 Desember 2013, susunan Dewan
Gubernur terdiri dari seorang Gubernur, seorang Deputi
Gubernur Senior dan empat orang Deputi Gubernur.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 45/P Tahun 2013
tanggal 18 April 2013, Sdr. Darmin Nasution berakhir
masa jabatannya sebagai Gubernur Bank Indonesia pada
tanggal 22 Mei 2013.Sebagai penggantinya ditetapkan
Sdr. Agus D.W. Martowardojo terhitung sejak tanggal
24 Mei 2013. Selanjutnya,berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 28/P Tahun 2013 tanggal 5 April 2013, Sdr. Perry
Warjiyo diangkat sebagai Deputi Gubernur menggantikan
Sdr. Budi Mulya yang telah berakhir masa jabatannya
sejak tanggal 28 November 2012. Adapun Sdr. Muliaman
D. Hadad sesuai Keputusan Presiden Nomor 68/P Tahun
2012 tanggal 18 Juli 2012 diberhentikan dari Jabatan
Deputi Gubernur sejak tanggal 18 Juli 2012 untuk
diangkat menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Sebagai penggantinya, Sdr. Hendar
ditetapkan sebagai Deputi Gubernur berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 89/P Tahun 2013 tanggal 27
Juli 2013. Selain itu, berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 113/P Tahun 2013 tanggal 30 September 2013,
Sdr. Mirza Adityaswara diangkat sebagai Deputi Gubernur
Senior Bank Indonesia sejak tanggal 30 September 2013.
Governor� :� Agus D.W. Martowardojo
Senior Deputy Governor� :� Mirza Adityaswara
Deputy Governors� :� 1. Halim Alamsyah � �
2. Ronald Waas � �
3. Perry Warjiyo � �
4. Hendar
Under Article 41(1) of the Bank Indonesia Act, it is said
that Governor, Senior Deputy Governor and Deputy
Governors are proposed and appointed by the President
upon approval of the House of Representatives. In
particular, the candidates of Deputy Governors are
proposed by the President based on the recommendation
of the Governor, as stipulated in Article 41 (2).
As of December 31, 2013, the membership of the Bank
Indonesia»s Board of Governors consist of 1 (one)
Governor, 1 (one) Senior Deputy Governor and 4 (four)
Deputy Governors. As at Presidential Decree Number
45/P of 2013 effective on April 18, 2013, Mr. Darmin
Nasution whose term of office was expired on May 22,
2013 has been replaced by Mr. Agus D.W. Martowardojo
effective on May 24, 2013. Furthermore, as at Presidential
Decree Number 28/P of 2013 effective on April 5, 2013,
Mr. Perry Warjiyo was appointed as Deputy Governor,
replacing Mr. Budi Mulya whose term of office was
expired on November 28, 2012. While Mr. Muliaman D.
Hadad as at Presidential Decree Number 68/P of 2012
effective on July 18, 2012 was dismissed from Deputy
Governor»s position and appointed as the Head of
Commissioner Board of Financial Services Authority (OJK).
As his replacement, Mr. Hendar was appointed as Deputy
Governor as at Presidential Decree Number 89/P of 2013
effective on July 27, 2013. Also, as at Presidential Decree
Number 113/P of 2013 effective on September 30, 2013
Mr. Mirza Adityaswara was appointed as Senior Deputy
Governor of Bank Indonesia.
15 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Bank Indonesia berkantor pusat di Jalan M.H. Thamrin
Nomor 2 Jakarta.Pada tahun 2013, Bank Indonesia
melakukan penyesuaian Struktur Organisasi Level Atas
(SOLA). Penyesuaian struktur organisasi tersebut ditempuh
antara lain karena berlakunya Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan yang mengalihkan tugas Bank
Indonesia dalam mengatur dan mengawasi bank ke
Otoritas Jasa Keuangan. Dengan adanya penyesuaian
SOLA, struktur organisasi Bank Indonesia di Kantor Pusat
menjadi 33 (tiga puluh tiga) satuan kerja setingkat
Departemen. Sebanyak sepuluh satuan kerja fungsi
pengawasan bank setingkat Departemen di Kantor Pusat
Bank Indonesia dan fungsi pengawasan bank yang ada
di daerah dipindahkan ke OJK pada tanggal 31 Desember
2013. Sehubungan dengan hal tersebut, struktur
organisasi Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember
2013 mengalami penyesuaian dari 26 (dua puluh enam)
menjadi 23 (dua puluh tiga) Departemen di Kantor Pusat,
dan 41 (empat puluh satu) Kantor Perwakilan Bank
Indonesia di dalam wilayah Republik Indonesia, yang
terdiri atas 29 (dua puluh sembilan) Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi, dan 12 (dua belas) Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Kota/Kabupaten, serta empat
Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar wilayah Republik
Indonesia dengan jumlah pegawai sebanyak 5.762
pegawai. Struktur Organisasi Bank Indonesia sebagaimana
lampiran 1.
2.� Kebijakan Bank Indonesia yang Berimplikasi � �
Terhadap Laporan Keuangan Bank Indonesia
Selama tahun 2013, respon kebijakan difokuskan pada
upaya menjaga stabilitas ekonomi sehingga proses
penyesuaian ekonomi tetap terkendali. Kebijakan
diarahkan untuk memastikan inflasi tetap terkendali, nilai
tukar rupiah terjaga pada kondisi fundamentalnya, serta
defisit neraca transaksi berjalan dapat ditekan menuju
Bank Indonesia»s headquarters are located in M.H.
Thamrin Number 2 Jakarta. In 2013 Bank Indonesia has
implemented Top-Level Organization Structures (SOLA)
adjustment. This adjustment has been implemented due
to the enactment of Law number 21 of 2011 dated as
of November 22, 2011 on OJK concerning the duties
hand over from Bank Indonesia to OJK regarding banks
management and supervisory duties. With regard to
this, Bank Indonesia»s organizational structure has been
changed into thirty three (33) task forces at department»s
level in Head Office. Ten (10) task forces at departments
level for banks monitoring are in Bank Indonesia»s Head
Office and the rest in provincials/cities/regencies levels
for banks monitoring were handed over to OJK as of
December 31, 2013. With regard to this, Bank Indonesia»s
organizational structure had an adjustment from twenty
six (26) to twenty three (23) departments at the Head
Offices and forty one (41) Domestic Representative
Offices around Indonesia consisted of twenty nine (29)
Provincial Representatives Offices, twelve (12) in
Cities/Regencies and four Foreign Representative Offices
with the current total of 5,762 employees. The structure
is shown at attachment 1.
2.� Bank Indonesia Policies with Implications to � �
the Annual Financial Statements
During 2013, the responses of policies have been focused
to maintain economic stability to ensure the economic
adjustments process always in control. The policies have
been directed to ensure the inflation always in control,
Rupiah»s exchange rate is maintained on its fundamentals,
and current account deficit would be minimized to the
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 16
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
tingkat yang sehat. Dalam arah kebijakan tersebut, Bank
Indonesia telah memperkuat bauran kebijakan, mulai
dari (i) menaikkan suku bunga BI rate, (ii) memperkuat
operasi moneter, (iii) melakukan stabilisasi nilai tukar
rupiah, (iv) memperkuat kebijakan makroprudensial, (v)
memperkuat kerjasama antar bank sentral dalam kebijakan
moneter dan stabilitas sistem keuangan, hingga (vi)
berkoordinasi dengan Pemerintah.
Adapun kebijakan Operasi Moneter tahun 2013 antara
lain:
a.� Berkaitan dengan pengelolaan ekses likuiditas,
strategi operasi moneter dilakukan melalui
penyerapan likuiditas perbankan ke tenor yang lebih
panjang dengan mempertimbangkan kondisi makro
ekonomi dan manajemen likuiditas perbankan.
b.� Strategi kebijakan Bank Indonesia yang terkait
pengelolaan moneter rupiah antara lain:
1)� Penerbitan instrumen moneter baru yaitu
Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) yang
bersifat fleksibel, likuid dan dapat diperdagangkan
antar bank melalui perubahan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 15/5/PBI/2013 tanggal 27
Agustus 2013 tentang Operasi Moneter Bank
Indonesia.
2)� Perubahan ketentuan terkait Minimum Holding
Period (MHP) Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yaitu
dari enam bulan menjadi satu bulan yang
bertujuan untuk memperkuat pengelolaan
likuiditas dan meningkatkan efektivitas operasi
moneter serta mendorong pendalaman pasar
keuangan.
healthy level. In directing the policies, Bank Indonesia
has implemented some mixed policies, from (i) adjusting
BI rate, (ii) strengthening Monetary Operations, (iii)
stabilizing Rupiah»s exchange rate, (iv) strengthening
macro-prudential policies, (v) strengthening central bank»s
cooperation in monetary and financial system stability,
to (vi) coordinating with the Government of Republic of
Indonesia in a more solid way.
The Monetary Operation policies taken during 2013
among others were as follows:
a.� In relations with liquidity excess management, the
policy was to absorb banking liquidity to longer
periods of tenor with some considerations on macro-
economy and banking liquidity management.
b.� Bank Indonesia»s policy strategies related to Rupiah
monetary management among others were as
follows:
1)� Issuance of new monetary instrument named
Bank Indonesia Deposit Certificate (SDBI) which
is flexible, liquid and tradable between banks.
The legal basis of the issuance is the amendment
of Bank Indonesia»s regulation Number
15/5/PBI/2013 dated as of August 27, 2013 on
Bank Indonesia»s Monetary Operations.
2)� The change of the Minimum Holding Period
(MHP) of Bank Indonesia Certificate (SBI) from
six months to one month with the aim to
strengthen liquidity management, increase
monetary operation»s effectiveness and encourage
financial market penetrations.
17 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
3)� Bank Indonesia melakukan lelang Swap valas
(FX Swap) yang bertujuan untuk mendukung
pelaksanaan Operasi Moneter rupiah dan
mendukung pengelolaan likuiditas bank,
mendorong ketersediaan instrumen hedging
sehingga meningkatkan minat investor untuk
berinvestasi di Indonesia, serta mendorong
terjadinya price discovery yang sesuai dengan
harga pasar dan lebih transparan.
4)� Dalam rangka pengembangan pasar repo, Bank
Indonesia mendorong implementasi Mini Master
Repo Agreement (Mini MRA) yang telah
ditandatangani oleh delapan bank sebagai pionir
dan bersepakat untuk menggunakan kontrak
standar dalam transaksi repo antar bank sehingga
mempermudah pelaksanaan transaksi tersebut.
c.� Strategi kebijakan Bank Indonesia yang terkait
pengelolaan nilai tukar antara lain:
1)� Penerbitan kurs referensi spot, Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate yang bertujuan untuk
memberikan referensi rate yang kredibel.
2)� Penambahan tenor transaksi Term Deposit Valas
dari tenor 7, 14 dan 30 hari menjadi 1 hari s.d.
12 bulan yang bertujuan untuk meningkatkan
keragaman tenor penempatan devisa oleh bank
umum di Bank Indonesia.
3)� Penyesuaian beberapa ketentuan transaksi valas
serta berkoordinasi dengan Pemerintah untuk
mendorong agar pelaku ekonomi melakukan
lindung nilai. Kebijakan tersebut
diimplementasikan melalui perubahan ketentuan
Bank Indonesia yaitu:
3)� Bank Indonesia has implemented Foreign
Exchange Swap (FX Swap) auction to support
Rupiah»s monetary operations and bank liquidity
management, encourage the hedging
instruments availability to increas investors
interests in Indonesia and create a price discovery
that is more market prices appropriate and more
transparent.
4)� In relations with repo market, Bank Indonesia
has encouraged the implementation of Mini
Master Repo Agreement (Mini MRA) which has
been signed by eight pioneering banks. The
banks have agreed to use standard contracts in
facilitating interbank repo transactions.
c.� Bank Indonesia»s policy strategies related to exchange
rates among others were as follows:
1)� Issuance of Jakarta Interbank Spot Dollar rate
has been to provide a credible reference rates.
2)� Addition of Foreign Exchange Term Deposits
tenor from 7, 14 and 30 days to 1 day and up
to 12 months which to increase the tenor options
for banks foreign currencies deposits in Bank
Indonesia.
3)� Implementation of some adjustments in foreign
currencies transaction»s conditions and made
coordination with the Government to encourage
hedging. This policy has been implemented
through amendments of Bank Indonesia»s
regulations as follows:
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 18
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a)� Mengatur kembali kegiatan jual beli Uang
Kertas Asing yang dilakukan oleh Pedagang
Valuta Asing (PVA) Bank maupun Non Bank
serta kewajiban mengatur underlying transaksi
valas yang bertujuan untuk meminimalisasi
risiko spekulasi.
b)� Menerbitkan ketentuan mengenai Transaksi
Swap Lindung Nilai kepada Bank dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/8/PBI/2013 tanggal 7 Oktober 2013 yang
bertujuan untuk stabilisasi nilai rupiah dan
pendalaman pasar valas.
c)� Menerbitkan ketentuan mengenai Transaksi
Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/17/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013
yang bertujuan untuk meminimalisasi risiko
nilai tukar dan meningkatkan investasi di
Indonesia.
d.� Bank Indonesia melakukan pembelian Surat Berharga
Negara (SBN) √ building stock dalam kerangka
strategi operasi moneter yang secara bertahap akan
menggantikan SBI dengan SBN sebagai instrumen
operasi moneter utama dalam pengelolaan likuiditas.
Strategi pembelian SBN oleh Bank Indonesia tetap
memperhatikan volume dan timing pembelian SBN
dengan mempertimbangkan antara lain likuiditas
pasar, perkembangan nilai tukar, dan kondisi pasar
SBN.
e.� Bank Indonesia melakukan kebijakan pemenuhan
Giro Wajib Minimum (GWM). Untuk Bank Umum
Konvensional diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010
tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada
Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI
Nomor 15/7/2013 tanggal 26 September 2013, bank
a)� Rearranging foreign bank notes transactions
by banks or non-banks (money changers) and
underlying foreign currencies transactions in
order to minimize speculated risks.
b)� Issuing Bank Indonesia Regulation Number
15/8/PBI/2013 dated as of October 7, 2013
on Hedging Swap Transactions to stabilizing
Rupiah»s value and penetrating foreign
currencies market.
c)� Issuing Bank Indonesia Regulation Number
15/17/PBI/2013 dated as of December 24,
2013 on Hedging Swap Transactions to
minimizing risks of exchange rates and
boosting foreign investments in Indonesia.
d.� Bank Indonesia has bought Government Bonds
(SBN), building stock, within the monetary operations
strategy that will gradually substitute SBI to SBN as
the main instrument in monetary operations in
maintaining liquidity. The strategy in purchasing SBN
by Bank Indonesia should consider volume and
timing of the purchase, and also the liquidity in the
markets, foreign exchange rates and market
condition of SBN.
e.� Bank Indonesia has implemented Bank Minimum
Reserve Requirements (GWM). For Commercial
Banks as regulated in Bank Indonesia Regulation
Number 12/19/PBI/2010 dated as of October 4,
2010 concerning Bank Minimum Reserve
Requirements at Bank Indonesia in Rupiah and
Foreign Currencies as most recently amended by
Bank Indonesia Regulation Number 15/7/PBI/2013
19 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
wajib memenuhi GWM dalam rupiah dan GWM
dalam valuta asing.
1)� GWM dalam rupiah yang wajib dipenuhi terdiri
dari:
a)� GWM Primer dalam rupiah sebesar 8% dari
Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam rupiah.
b)� GWM Sekunder dalam rupiah dengan
pengaturan sebagai berikut:
(1)� Sebesar 2,5% dari DPK dalam rupiah
sampai dengan tanggal 30 September
2013;
(2)� Sebesar 3% dari DPK dalam rupiah sejak
tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan
tanggal 31 Oktober 2013;
(3)� Sebesar 3,5% dari DPK dalam rupiah
sejak tanggal 1 November 2013 sampai
dengan tanggal 1 Desember 2013;
(4)� Sebesar 4% dari DPK dalam rupiah sejak
tanggal 2 Desember 2013.
c)� GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar
perhitungan antara Parameter Disinsentif
Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan
selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan
memperhatikan selisih antara Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank
dan KPMM Insentif.
2)� Ketentuan pemenuhan GWM dalam valuta asing
ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valas.
f.� Bank Indonesia memberikan jasa giro dengan tingkat
bunga sebesar 2,5% per tahun terhadap bagian
tertentu dari pemenuhan kewajiban GWM Primer
dalam rupiah. Bagian tertentu yang mendapat jasa
giro ditetapkan sebesar 3% dari DPK dalam rupiah.
Jasa giro diberikan apabila Bank telah memenuhi
seluruh kewajiban GWM dalam rupiah.
dated as of September 26, 2013 where banks are
required to maintain GWM both in Rupiah and
foreign currencies.
1)� The GWM which should be maintained in Rupiah
consists of:
a)� Primary GWM in Rupiah is 8% of Third Party
Funds (DPK);
b)� Secondary GWM in Rupiah with the following
arrangements:
(1)� 2.5% of DPK in Rupiah up to September
30, 2013;
(2)� 3% of DPK in Rupiah from October 1,
2013 to October 30, 2013;
(3)� 3.5% of DPK in Rupiah from November
1, 2013 to December 1, 2013;
(4)� 4% of DPK in Rupiah from December 2,
2013.
c)� GWM Loan to Deposit Ratio (LDR) is calculated
using Lower and Upper Disincentive
Parameters of the differences between Bank
LDR and Targeted LDR and considering the
difference between Capital Adequacy Ratio
(CAR) of Bank and CAR of Incentive.
2)� GWM in foreign currencies is 8% of DPK.
f.� Bank Indonesia provides interest for bank demand
deposits on working days of 2.5% per annum for
particular amount of compulsory primary GWM in
Rupiah. This particular number is determined at 3%
from DPK in Rupiah. Interest is given when bank
has fulfilled all obligations of GWM in Rupiah.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 20
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
g.� Kewajiban pemenuhan GWM untuk perbankan
syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/16/PBI/2013
tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib
Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Peraturan
Bank Indonesia ini mengatur antara lain hal-hal
sebagai berikut:
1)� GWM dalam rupiah bagi perbankan syariah
ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam rupiah
dan GWM dalam valas sebesar 1% dari DPK
dalam valas.
2)� Perbankan syariah yang memiliki DPK diatas Rp1
triliun dan memiliki rasio pembiayaan dalam
rupiah terhadap DPK dalam rupiah (financing to
deposit ratio) kurang dari 80%, berlaku pula
kewajiban tambahan GWM dalam rupiah sebesar
1%, 2%, dan 3%, tergantung kepada besarnya
DPK bank yang bersangkutan. Jika bank memiliki
DPK lebih besar dari Rp1 triliun s.d. Rp10 triliun
maka bank wajib memelihara tambahan GWM
sebesar 1% dari DPK. Jika bank memiliki DPK
lebih besar dari Rp10 triliun s.d. Rp50 triliun
maka bank wajib memelihara tambahan GWM
sebesar 2% dari DPK. Jika bank memiliki DPK
lebih besar dari Rp50 triliun maka bank wajib
memelihara tambahan GWM sebesar 3% dari
DPK. Bank Indonesia tidak memberikan jasa giro
atas saldo rekening giro bank syariah.
Pelaksanaan berbagai kebijakan moneter tersebut di
atas berimplikasi pada kondisi keuangan Bank Indonesia,
yang tercermin dalam neraca dan laporan surplus defisit
Bank Indonesia. Implikasi kebijakan moneter Bank
Indonesia terhadap neraca dan laporan surplus defisit
antara lain sebagai berikut:
g.� The obligation to maintain GWM in Rupiah and in
foreign currencies for Commercial Sharia Banks and
Sharia Business (UUS) as regulated in Bank Indonesia
Regulation Number 15/16/PBI/2013 dated as of
December 24, 2013 on GWM in Rupiah and foreign
currencies for Commercial Sharia Banks and Sharia
Business were as follows:
1)� GWM in Rupiah for Sharia Banks is determined
at 5% of DPK in Rupiah and GWM in foreign
currencies is determined at 1% of DPK in foreign
currencies.
2)� Sharia Banks with DPK more than IDR1 trillion
and the Financing to Deposit Ratio in Rupiah is
less than 80%, additional GWM in Rupiah is also
applied at 1%, 2% and 3%, depending on the
amount of DPK of the banks. If a bank has DPK
more than IDR1 trillion up to IDR10 trillion, the
bank should maintain additional GWM of 1%
of DPK. If the bank has DPK between IDR10
trillion and IDR50 trillion, the bank should
maintain additional GWM of 2% of DPK. And if
the bank has DPK more than IDR50 trillion it
should maintain additional GWM of 3% of DPK.
Bank Indonesia does not provide deposit account
to Sharia banks.
The implementation of the above policies have some
implications in Bank Indonesia»s financial condition which
is reflected in Balance Sheet and Surplus Deficit Statement
of Bank Indonesia, which among others were as follows:
21 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a.� Kebijakan moneter ditempuh melalui operasi moneter
dengan menggunakan berbagai instrumen moneter
dan upaya menjaga volatilitas nilai tukar rupiah agar
sejalan dengan fundamentalnya. Hal ini berimplikasi
terhadap neraca antara lain tercermin dalam volume
instrumen moneter (Pos SBI, SBIS, Penempatan
Berjangka, Penempatan Dana, Fasilitas Simpanan
Bank Indonesia Syariah, Surat Berharga yang Dijual
dengan Janji Dibeli Kembali), dan Pos Deposito.
Volume rata-rata harian net posisi operasi moneter
menurun sebesar 21,94% dari Rp400.092.332 juta
pada tahun 2012 menjadi Rp312.304.944 juta pada
tahun 2013. Sedangkan, saldo rata-rata bulanan
Deposito Bank Indonesia mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya dari Rp87.427.638
juta pada tahun 2012 menjadi Rp50.004.160 juta
pada tahun 2013.
b.� Kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas
makro ekonomi di tengah tantangan eksternal dan
internal berimplikasi pada beban operasi moneter.
Pada periode Januari hingga Mei 2013, Bank
Indonesia mempertahankan BI rate pada level 5,75%.
Kebijakan ditempuh dengan pertimbangan inflasi
secara umum masih pada tingkat terkendali dan
belum membahayakan pencapaian sasaran inflasi
tahun 2013 dan 2014, sebesar 4,5% Ø1%. Namun
dalam perkembangannya, upaya menjaga stabilitas
ekonomi menghadapi tantangan yang tidak ringan
sejak akhir Mei 2013. Dari sisi global, ketidakpastian
pasar keuangan global meningkat sejak akhir Mei
2013 dipicu rencana penarikan stimulus moneter di
AS (tapering off) sehingga mendorong aliran keluar
modal asing dari emerging economies, termasuk
Indonesia. Pada saat bersamaan, defisit transaksi
berjalan melebar dipengaruhi melemahnya
permintaan global dan rendahnya harga komoditas,
di tengah permintaan domestik yang kuat.
Menghadapi hal tersebut, pada periode Juni s.d.
a.� Monetary policies which have been implemented
by Monetary Operations using various monetary
instruments and by maintaining Rupiah»s volatile
exchange rate in order to stay in its fundamentals.
This implies to the Balance Sheet on the monetary
instruments volume (SBI, SBIS, Term Deposits, Deposit
Facilities, Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities,
Securities Sold under Repurchase Agreements items)
and Deposit item. Monetary Operations average
daily volume was lowered by 21.94% from
IDR400,092,332 million of 2012 to IDR312, 304,944
million of 2013. While average monthly balance of
Bank Indonesia»s Deposits was lowered when
compared with the previous year from IDR87,427,638
million of 2012 to IDR50,004,160 million of 2013.
b.� Bank Indonesia»s policies for maintaining macro
economic stability amid external and internal
challenges have implied on Monetary Operations
cost. As of January 2013 to May 2013, Bank
Indonesia maintained the BI rate at a 5.75%. The
policies have been implemented under some
considerations that the inflation in general was still
under control and yet to harm the inflation rate
target of 2013 and 2014 which is set at 4.5% Ø1%.
Yet the efforts for maintaining economic stability
have faced some tough challenges since May 2013.
At end of May 2013, global financial market
uncertainties which were triggered by US tapering
off plan which prompted foreign funds to bail out
from emerging economies countries including
Indonesia. At the same time, current transactions
deficit has been widen due to weakening global
demand and low commodity prices amid strong
domestic demand. Responding to that situation,
between June to December 2013 Bank Indonesia
has adjusted the BI rate by 175 basis points to
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 22
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Desember 2013, Bank Indonesia menaikkan BI rate
sebesar 175 bps menjadi 7,50%. Koridor suku
bunga, yaitu suku bunga Deposit Facility sebagai
batas bawah dan suku bunga Lending Facility sebagai
batas atas juga disesuaikan. Penyesuaian suku bunga
Deposit Facility naik 175 bps menjadi 5,75% dan
suku bunga Lending Facility naik menjadi 7,50%.
Pelaksanaan operasi moneter berimplikasi pada
beban operasi moneter, yang merupakan bagian
terbesar dari beban Bank Indonesia. Untuk periode
1 Januari s.d. 31 Desember 2013, beban operasi
moneter tercatat sebesar Rp17.789.713 juta atau
61,52% dari total beban Bank Indonesia. Beban
operasi moneter tersebut mengalami penurunan
sebesar Rp1.216.566 juta atau turun 6,41%
dibandingkan periode 1 Januari s.d. 31 Desember
2012. Penurunan beban tersebut sejalan dengan
turunnya rata-rata volume instrumen moneter.
c.� Sejalan dengan strategi kebijakan penerbitan
instrumen moneter baru SDBI dan perubahan
ketentuan MHP SBI, SDBI dalam kurun waktu 4
bulan sejak diterbitkan pada tanggal 27 Agustus
2013 tercatat sebesar Rp26.196.762 juta. Sementara
itu, SBI per 31 Desember 2013 meningkat sebesar
Rp11.465.027 juta atau naik 14,83% dibandingkan
31 Desember 2012.
d.� Kebijakan pengelolaan moneter rupiah dengan lelang
Swap valas (Fx Swap) berimplikasi pada meningkatnya
aset valas Bank Indonesia khususnya giro yang pada
31 Desember 2013 mengalami peningkatan sebesar
Rp79.744.611 juta atau naik 143,85% dibandingkan
posisi 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut
sejalan dengan pemenuhan kebutuhan likuiditas
dalam rangka pelaksanaan kebijakan
moneter/stabilisasi nilai tukar.
7.50%. The interest rate corridors (Deposit Facility
as lower level and Lending Facility as upper level)
have also been adjusted. The Deposit Facility has
been adjusted by 175 basis points to 5.75% and
the Lending Facility to 7.50%.
The implementation of Monetary Operations has
implied on its cost which is the biggest in Bank
Indonesia»s cost. In the period of January 1 to
December 31, 2013 the costs was at IDR17,789,713
million or 61.52% of Bank Indonesia»s total cost.
The cost has decreased by IDR1,216,566 million or
6.41% compared with January 1, to December 31,
2012. The decrease was in lieu with the decrease
of money market instruments average volume.
c.� In accordance with the issuance of new monetary
instrument policy»s strategies, named SDBI, and the
change in the MHP»s regulations on SBI, the value
of SDBI in four months since its issuance on August
27, 2013 was IDR26,196,762 million. Meanwhile,
SBI as of December 31, 2013 was increased to
IDR11,465,027 million or 14.83% when compared
with as of December 31, 2012.
d.� Bank Indonesia has implemented Foreign Exchange
Swap auction with the implication on the increase
of Bank Indonesia»s foreign currencies assets the
demand deposits as of December 31, 2013 was
increased by IDR79,744,611 million or 143.85%
when compared with as of December 31, 2012. The
increase was in lieu with liquidity demand objective
in the implementation of monetary policy/foreign
exchange stabilization.
23 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
e.� Pelaksanaan strategi kebijakan pengelolaan nilai
tukar melalui penambahan tenor transaksi Term
Deposit Valas dari tenor 7, 14 dan 30 hari menjadi
1 hari s.d. 12 bulan, tercermin dalam pos Penempatan
Berjangka yang mengalami peningkatan. Penempatan
Berjangka dalam valas meningkat dari sebesar
Rp27.995.913 juta per 31 Desember 2012 menjadi
sebesar Rp56.788.961 juta per 31 Desember 2013.
Di sisi lain, Penempatan Berjangka dalam rupiah
mengalami penurunan untuk periode yang sama
dari sebesar Rp180.515.989 juta menjadi nihil. Hal
ini terkait kebijakan Bank Indonesia yang untuk
sementara waktu menonaktifkan Penempatan
Berjangka rupiah dengan menerbitkan SDBI yang
dapat diperdagangkan antar bank.
f.� Pelaksanaan strategi Bank Indonesia melakukan
pembelian Surat Berharga Negara (SBN) - building
stock tercermin dari kepemilikan SBN Bank Indonesia
yang meningkat sebesar Rp32.908.800 juta atau
35,67%, dari Rp92.257.740 juta pada 31 Desember
2012 menjadi Rp125.166.540 juta pada 31 Desember
2013. Hal ini sejalan dengan upaya Bank Indonesia
untuk menggantikan secara bertahap instrumen SBI
sebagai instrumen moneter dengan SBN.
g.� Di sisi nilai tukar, Bank Indonesia tetap mengarahkan
agar nilai tukar rupiah bergerak selaras dengan kondisi
fundamentalnya dengan volatilitas yang terjaga.
Nilai tukar rupiah secara rata-rata melemah sebesar
10,40% dari Rp9.358,00/USD pada tahun 2012
menjadi Rp10.445,00/USD pada tahun 2013 sesuai
dengan fundamentalnya. Kondisi ini berimplikasi
pada neraca terutama pada pos Keuntungan atau
Kerugian yang Belum Direalisasi yang meningkat
dari sebesar Rp113.221.542 juta per 31 Desember
2012 menjadi sebesar Rp188.715.296 juta per 31
Desember 2013 karena melemahnya nilai tukar rupiah
terutama terhadap valuta USD dan EUR. Sementara
e.� Bank Indonesia has implemented foreign exchange
management strategies policy through the addition
of Foreign Exchange Term Deposits tenor from 7,
14 and 30 days to 1 day and up to 12 months and
has increased the Term Deposits in foreign currencies
from IDR27,995,913 million as of December 31,
2012 to IDR56,788,961 million as of December 31,
2013. The Term Deposits in Rupiah was decreased
for these period from IDR180,515,989 million to
zero. This was related to Bank Indonesia policy to
temporarily inactivate the Term Deposits in Rupiah
by releasing SDBI for between banks trading.
f.� Bank Indonesia has bought Government Bonds (Surat
Berharga Negara √ SBN) - building stock and has
increased its value by IDR32,908,800 million or
35.67% from IDR92,257,740 million as of December
31, 2012 to IDR125,166,540 million as of December
31, 2013. This is in lieu of the effort to gradually
substitute SBI with SBN as money market instrument.
g.� At Rupiah»s exchange rate, Bank Indonesia kept on
directing Rupiah»s exchange rate to moving as per
its fundamentals with a controlled volatility. In
average, Rupiah»s exchange rate was decreased by
10.40% from IDR9,358.00/USD in 2012 to
IDR10,445.00/USD in 2013 as per its fundamentals.
This condition has implication on the Balance Sheet
mainly in Unrealized Gains/Losses item which was
increased from IDR113,221,542 million as of
December 31, 2012 to IDR188,715,296 million as
of December 31, 2013 due to the decrease of
Rupiah»s exchange rate especially against USD and
EUR. Meanwhile, revenues of Bank Indonesia due
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 24
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
itu, di sisi penerimaan Bank Indonesia mencatat
Penerimaan Selisih Kurs karena Transaksi Valas untuk
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 sebesar
Rp33.568.134 juta atau mengalami peningkatan
sebesar Rp26.151.292 juta dibandingkan periode 1
Januari s.d. 31 Desember 2012. Peningkatan
penerimaan selisih kurs karena transaksi valas tersebut
merupakan dampak penjabaran transaksi antar valas
dan valas ke rupiah dalam rangka pengelolaan devisa
dan pelaksanaan kebijakan moneter. Meningkatnya
penerimaan tersebut bukan merupakan tujuan Bank
Indonesia namun merupakan dampak atau implikasi
dari pelaksanaan kebijakan yang ditempuh Bank
Indonesia.
B.� KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Bank Indonesia menyusun Laporan Keuangan Tahunan
berdasarkan Pedoman Akuntansi Keuangan Bank
Indonesia (PAKBI). PAKBI disusun dengan mengacu
kepada prinsip akuntansi yang berlaku umum, Peraturan
Intern Bank Indonesia, dan praktik-praktik yang lazim
dilakukan oleh bank sentral negara lain, serta
kesepakatan-kesepakatan antara Bank Indonesia dan
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK)
dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan √ Ikatan
Akuntan Indonesia. Untuk hal-hal yang belum diatur
dalam PAKBI, Kebijakan Akuntansi Bank Indonesia
mengacu kepada prinsip akuntansi yang berlaku umum
dan keunikan Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan
governance melalui laporan keuangan yang didukung
oleh pedoman akuntansi yang relevan dan reliable, Bank
Indonesia bersama dengan Komite Penyusun Kebijakan
Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (KAKBI) yang
independen menyusun Kerangka Dasar Penyusunan
Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (KDP-
to Exchange Differences for the period of January
1 to December 31, 2013 was IDR33,568,134 million
or was increased by IDR26,151,292 million when
compared with the period of January 1 to December
31, 2012. This increase was due to the implication
of inter-foreign currencies and foreign currencies to
Rupiah»s exchange within foreign currencies
management and monetary policies frameworks.
The increase was not the main objective of Bank
Indonesia but the impact or implication of Bank
Indonesia»s policy implementations.
B.� SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
The Bank Indonesia Annual financial Statements (LKTBI)
have been prepared based on the Bank Indonesia Financial
Accounting Guidelines (PAKBI). PAKBI is in conformity
with generally accepted accounting principles, Bank
Indonesia»s internal regulations and best practices in
other central banks in other countries, and the agreements
between Bank Indonesia and the State Audit Board of
the Republic of Indonesia (BPK) with the Financial
Accounting Standards Board of the Indonesian Institute
of Accountants (IAI). In the case of any matters not
provided for in the PAKBI, Bank Indonesia»s Accounting
Policy adheres to generally accepted accounting principles
and the uniqueness of Bank Indonesia as the central
bank.
In the effort to improve accountability and governance
through financial statements which are supported by
relevant and reliable accounting guidelines, Bank
Indonesia in cooperation with the independent
Committee of Bank Indonesia Financial Accounting
Policies (KAKBI) to prepare Framework for the Preparation
of Bank Indonesia Financial Accounting Policies (KDP-
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
25 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
KAKBI) dan KAKBI, yang mengadopsi standar akuntansi
keuangan umum dengan modifikasi untuk menyesuaikan
dengan karakteristik unik Bank Indonesia sebagai bank
sentral.
KAKBI terdiri dari Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (PDP2LK) sebagai prinsip yang
mendasari perlakuan akuntansi transaksi Bank Indonesia,
dan seperangkat Pernyataan Kebijakan Akuntansi
Keuangan (PKAK) yang merupakan pengaturan perlakuan
akuntansi transaksi spesifik, yang terdiri dari PKAK 01:
Kebijakan Akuntansi, PKAK 02: Penyajian Laporan
Keuangan, PKAK 03: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta
Asing, PKAK 04: Emas, PKAK 05: Uang Dalam Peredaran,
PKAK 06: Instrumen Keuangan Kebijakan, dan PKAK
07: Transaksi Tidak Unik.
Sebagai standar akuntansi, KAKBI akan dijabarkan dalam
bentuk aturan pelaksanaan dalam berbagai surat edaran,
antara lain surat edaran tentang Pedoman Akuntansi
Keuangan Bank Indonesia (PAKBI), dan mulai diberlakukan
sejak tanggal 1 Januari 2014.
Adapun untuk periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013,
Bank Indonesia menerapkan kebijakan akuntansi secara
konsisten dalam penyusunan Laporan Keuangan sebagai
berikut:
1.� Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan
Bank Indonesia menyajikan LKTBI dalam mata uang
pelaporan rupiah, dan menyusun LKTBI atas dasar
akrual dengan konsep nilai historis, kecuali untuk
beberapa akun tertentu disusun berdasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam
kebijakan masing-masing akun tersebut.
2.� Taksiran Manajemen
Bank Indonesia menyusun LKTBI sesuai dengan
kebijakan akuntansi yang berlaku umum yang
KAKBI) and KAKBI, which adopts generally accepted
accounting principles with some modifications to suit
with unique characteristics of Bank Indonesia as the
central bank.
KAKBI consists of Basic Principles for Preparation and
Presentation of Financial Statements (PDP2LK) for the
basis of Bank Indonesia transaction accounting practices
and a set of Statement of Financial Accounting Policies
(PKAK). PKAK is a specific transaction accounting practice
arrangement that comprise of PKAK 01: Accounting
Policies, PKAK 02: Financial Statements Presentation,
PKAK 03: Impact of Foreign Currencies Exchange Rates,
PKAK 04: Gold, PKAK 05: Currency in Circulation, PKAK
06: Financial Instruments Policies, and PKAK 07: Non-
unique Transactions.
As the Accounting Standards, KAKBI is to be implemented
through implementing regulations and circulars, i.e.
Circular on PAKBI which was effective as of January 1,
2014.
Bank Indonesia had consistently applied significant
accounting policies in preparing the Financial Statements
for the period of January 1 to December 31, 2013 as
follows:
1.� Basis for Preparation of Financial Statements
Bank Indonesia presents this Financial Statements
in Rupiah, and prepared on the accrual basis using
historical cost concept, except for certain accounts
which are presented using other measurements as
stated in the accounting policy of each account.
2.� Management Estimations
Bank Indonesia has prepared the Financial Statements
in conformity with generally accepted accounting
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 26
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
mengharuskan manajemen membuat taksiran dan
asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan
kewajiban, mengungkapkan aktiva dan kewajiban
kontinjensi pada tanggal laporan, serta jumlah
pendapatan dan beban yang dilaporkan selama
periode pelaporan.
3.� Pengakuan Pendapatan Bunga
Bank Indonesia mengakui pendapatan bunga dari
penanaman dana secara akrual. Akrualisasi
pendapatan bunga dihentikan dan bunga yang telah
diakui sebelumnya namun belum tertagih dibatalkan
pada saat penanaman dana yang bersangkutan
digolongkan sebagai non-performing.
4.� Transaksi dalam Valuta Asing
Bank Indonesia membukukan transaksi valas dengan
metode pembukuan multi currency accounting.
Transaksi valas dibukukan dalam original currency
maupun dalam valuta rupiah. Transaksi valas
dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
transaksi. Guna penyusunan Laporan Keuangan,
aktiva dan pasiva dalam valas dijabarkan dalam
rupiah dengan menggunakan kurs neraca (kurs
tengah valas yang dijadikan referensi) yang berlaku
pada tanggal yang bersangkutan. Selisih penjabaran
tersebut disajikan di neraca pada pos Keuntungan
atau Kerugian yang Belum Direalisasi dalam kelompok
Ekuitas sampai dengan valas yang bersangkutan
berkurang. Bank Indonesia menggunakan metode
Net Currency Position (NCP) dalam menatausahakan
dan mencatat valas. Dalam metode tersebut, hasil
revaluasi aktiva dan pasiva valas dihitung dari
perkalian antara posisi netto valas dengan selisih
antara kurs neraca dengan harga perolehan rata-
rata valas.
principles that requires management to make
estimations and assumptions that may affect the
amount of assets and liabilities, disclosure of
contingent assets and liabilities at the date of the
financial statements and the amount of revenues
and expenses reported during the year.
3.� Recognition of Interest Income
Bank Indonesia has recognized the interest income
from the investment on an accrual basis. Accrued
interest that was previously recognized is reversed
at the time when the placements are classified as
non-performing.
4.� Transactions in Foreign Currencies
Bank Indonesia records transactions in foreign
currencies using multi-currency accounts. Transactions
in foreign currencies are recorded in the original
currency or in Rupiah. Transactions in foreign
currencies are recorded in Rupiah using the exchange
rate prevailing at the transaction date. For the
financial reporting purposes, assets and liabilities in
foreign currencies are translated into Rupiah using
the exchange rate prevailing at the Balance Sheet
dates (median exchange rate used as reference).
The differences of amount rising from the periodical
translations are recorded on the Balance Sheet in
the Unrealized Gains/Losses in the Equity section,
until the foreign exchanges are decreased. Bank
Indonesia uses the Net Currency Position (NCP)
method in administrating and recording foreign
currency assets and liabilities. With this method, the
result of the revaluation of foreign currency assets
and liabilities is calculated from the multiplication
of the net position of the foreign currency assets
and liabilities with the difference between the Balance
Sheet exchange rate and average cost of the foreign
exchange currencies.
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
27 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Kurs Neraca Bank Indonesia untuk valas utama pada
tanggal 31Desember 2013 adalah Rp12.189,00/USD,
Rp16.821,44/EUR, Rp20.096,63/GBP,
Rp10.875,66/AUD, Rp10.021,21/NZD,
Rp18.771,06/SDR, Rp11.616,88/JPY100, dan
Rp11.442,94/CAD.
5.� Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Bank Indonesia adalah:
a.� Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini
direpresentasikan oleh Kementerian Keuangan.
Hubungan istimewa dengan Kementerian
Keuangan diwujudkan antara lain dengan adanya
kewajiban pemenuhan modal Bank Indonesia,
pemberian jasa giro atas penyimpanan dana di
Bank Indonesia serta kesepakatan persyaratan
dan rate khusus untuk Surat Utang Pemerintah.
b.� Karyawan Bank Indonesia dan
badan/yayasan/perusahaan yang mewakili
kepentingan karyawan Bank Indonesia. Dalam
pengertian ini antara lain Dana Pensiun Bank
Indonesia (DAPENBI) dan Yayasan Kesejahteraan
Karyawan Bank Indonesia (YKKBI).
c.� Badan/lembaga/yayasan yang didirikan untuk
menunjang pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
Dalam pengertian ini antara lain Yayasan
Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI).
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak
dengan tingkat harga, persyaratan, dan kondisi yang
sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa, diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
6.� Emas
Emas dinilai secara periodik berdasarkan harga pasar.
Selisih antara harga pasar dengan harga perolehan
The rates of major foreign exchange as of December
31, 2013 were IDR12,189.00/USD,
IDR16,821.44/EUR, IDR20,096.63/GBP,
IDR10,875.66/AUD, IDR10,021.21/NZD,
IDR18,771.06/SDR, IDR11,616.88/JPY100, and
IDR11,442.94/CAD.
5.� Transactions with Related Parties
Related parties of Bank Indonesia are as follows:
a.� Government of the Republic of Indonesia here
represented by the Ministry of Finance. The
special relationship with the Ministry of Finance
is manifested in, among other things, the
obligation to fulfill Bank Indonesia»s capital
requirements, to provide demand deposit services,
and conditional agreements and special rates for
SBN.
b.� The employees of Bank Indonesia and
entities/foundations/enterprises that represent
the interests of the employees of Bank Indonesia.
These include among others the Bank Indonesia
Pension Fund (DAPENBI) and Bank Indonesia
Empolyees Welfare Foundation (YKKBI).
c.� Entities/institutions/foundations which are
established to support activities of Bank Indonesia.
This include, among others, the Indonesian
Banking Development Foundation (YPPI).
All significant transactions with related parties,
whether or not made under similar terms and
conditions as those conducted with third parties,
are disclosed in the Financial Statements.
6.� Gold
Gold is periodically evaluated at fair market values.
The differences due to gold market price changes
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 28
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
diakui sebagai Keuntungan atau Kerugian yang Belum
Direalisasi dan disajikan dalam kelompok Ekuitas.
7.� Uang Asing
Uang Asing disajikan di Neraca sebesar nilai nominal.
8.� Hak Tarik Khusus
Hak Tarik Khusus atau Special Drawing Rights (SDR)
merupakan potensi klaim Indonesia sebagai anggota
International Monetary Fund (IMF) atas freely usable
currencies (USD, JPY, GBP, dan EUR) milik negara
anggota IMF lain sesama partisipan SDR Department,
apabila negara anggota tersebut setuju untuk
dilakukan konversi. Hak Tarik Khusus disajikan di
Neraca sebesar nilai nominal ditambah hasil akrualisasi
interest on SDR holdings dan remuneration yang
masih harus diterima dan dikurangi dengan hasil
akrualisasi assessment fee dan charges. Alokasi Hak
Tarik Khusus merupakan rekening lawan atas klaim
di IMF, dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan di
Neraca sebagai kewajiban pada pos Alokasi Hak Tarik
Khusus.
9.� Giro
Giro Bank Indonesia dalam valas pada bank sentral
dan bank komersial di luar negeri disajikan di Neraca
sebesar nilai nominal.
10.� Deposito
Deposito Bank Indonesia dalam valas pada bank
(counterparty) di luar negeri disajikan di Neraca
sebesar nilai nominal ditambah akrualisasi bunga
yang masih harus diterima.
11.� Surat Berharga
Surat-Surat Berharga (SSB) dalam rupiah dan valas
yang dimiliki oleh Bank Indonesia dikelompokkan
berdasarkan tujuan pemilikan, yaitu Dimiliki Hingga
are recorded in the Equity Account under Unrealized
Gains/Losses.
7.� Foreign Currencies
Foreign currencies are presented on the Balance
Sheet at nominal value.
8.� Holding on Special Drawing Rights
Special Drawing Rights (SDR) holding represents a
potential claim to International Monetary Fund (IMF)
countries on freely usable currencies (USD, JPY, GBP,
and EUR) owned by other IMF members as SDR
Department member when those countries agree
to convert. SDR are presented at their nominal value
plus interest accruing on SDR holdings and
remuneration receivables, minus assessment fees
and charges. The allocation of special drawing rights
takes the form of a counter account to IMF claims,
that are recorded based on their nominal value as
presented on the Balance Sheet as liabilities in the
Special Drawing Right Allocations item.
9.� Demand Deposits
Bank Indonesia Demand Deposits in foreign currencies
in other central banks or correspondent banks are
presented on the Balance Sheet at nominal value.
10.� Time Deposits
Bank Indonesia Time Deposits in foreign currencies
in correspondent banks are presented on the Balance
Sheet at nominal value together with the accrued
interest.
11.� Marketable Securities
Marketable Securities (SSB) in Rupiah and foreign
currencies are classified based on the purpose of
ownership, i.e. Held to Maturity, Trading, and
29 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Jatuh Tempo (Held to Maturity), Diperdagangkan
(Trading), dan Tersedia untuk Dijual (Available for
Sale). SSB kelompok Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
disajikan berdasarkan harga perolehan setelah
amortisasi premi/diskonto. SSB kelompok
Diperdagangkan disajikan sebesar harga pasar. Selisih
antara harga pasar dengan harga perolehan diakui
sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.
SSB kelompok Tersedia untuk Dijual disajikan sebesar
harga pasar. Selisih antara harga pasar dengan harga
perolehan diakui sebagai Keuntungan atau Kerugian
yang Belum Direalisasi dan disajikan dalam kelompok
Ekuitas.
Dalam kelompok SSB Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
dan Tersedia Untuk Dijual, terdapat SSB yang
ditempatkan kepada agen peminjam dalam transaksi
peminjaman surat berharga (securities lending)
sebesar nilai tercatat. Atas transaksi peminjaman
surat berharga tersebut, Bank Indonesia menerima
agunan dalam bentuk tunai (cash collateral) dan
atau surat berharga (non cash collateral). Perolehan
agunan tunai yang diinvestasikan kembali dicatat
sebagai nilai nominal dana yang diinvestasikan,
sedangkan agunan surat berharga dari agen
peminjam tidak diakui sebagai aset Bank Indonesia.
12.� Surat Berharga Negara Republik Indonesia
Bank Indonesia memiliki SBN Republik Indonesia
yang terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi
Negara (ON). SPN adalah SUN dengan jangka waktu
sampai dengan satu tahun. Sedangkan ON adalah
SUN dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
SBSN merupakan SBN yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas penyertaan
terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah
Available for Sale. Held to Maturity SSB is presented
at cost after premium/discount amortization. Trading
SSB is presented at fair market price value. The
differences due to the market price changes of
trading securities are recorded as gains or losses for
the current year. Available for Sale SSB are presented
at fair market price value. The differences due to
the market price changes of Available for Sale SSB
are presented in Unrealized Gains/Losses item in the
Equity section.
Within the Held to Maturity SSB and Available for
Sale SSB, there are SSB that are placed with agents
as part of securities lending transactions, and are
recorded at listing value. Bank Indonesia receives
both cash and non-cash collaterals. A gain on cash
collateral which is reinvested is recorded at the
nominal value of the invested funds while non-cash
collateral from agents is not recognized as a Bank
Indonesia»s asset.
12.� Government Bonds
Bank Indonesia holds SBN which consist of
Government Bonds (SUN) and Sharia Government
Bonds (SBSN). SUN consist of Treasury Bills (SPN)
and Marketable Treasury Bond (ON). SPN are State
Debt Securities with up to one year tenor while ON
is State Debt Securities with more than one year
tenor.
SBSN are Governments Bonds issued according to
Sharia principles as proof of participation in SBSN
assets and are denominated in Rupiah or foreign
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 30
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
maupun valas, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang berlaku.
SUN dan SBSN untuk operasi moneter diklasifikasikan
sebagai Tersedia untuk Dijual dan disajikan sebesar
harga pasar. Selisih antara harga pasar dengan harga
perolehan diakui sebagai Keuntungan atau Kerugian
yang Belum Direalisasi dan disajikan dalam kelompok
Ekuitas. Bunga ON yang masih harus diterima disajikan
sebagai bagian dari pos Surat Utang Negara Republik
Indonesia.
13.� Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual
Kembali
Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual
Kembali merupakan surat berharga milik bank yang
dijual secara bersyarat kepada Bank Indonesia,
dengan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan
harga dan jangka waktu yang disepakati. Surat
Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
disajikan sebesar harga penjualan oleh bank. Selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian
kembali oleh bank diakui sebagai penerimaan bunga.
14.� Tagihan kepada Pemerintah
Tagihan kepada Pemerintah terdiri dari SUP, ON, dan
Tagihan Lainnya kepada Pemerintah.
a.� Surat Utang Pemerintah
SUP adalah surat pengakuan utang jangka
panjang Pemerintah kepada Bank Indonesia,
yang tidak dapat dipindahtangankan dan/atau
diperjualbelikan kepada pihak lain dan
pembayaran pokok beserta bunganya sesuai
jangka waktu yang telah diperjanjikan. SUP
disajikan sebesar nilai nominal surat utang yang
belum dilunasi.
currencies. These are in accordance with the relevant
legislation.
SUN and SBSN for monetary operations are classified
as Available for Sale and presented at fair market
value. The differences due to the market price
changes are recorded in Unrealized Gains/Losses
item in the Equity section. The accrued interest of
ON is presented in the Government Bonds item.
13.� Securities Purchased Under Resale Agreements
Securities Purchased under Resale Agreements are
owned by banks and that are sold to Bank Indonesia
with an agreement to repurchase under a specific
price and terms. These securities are presented at
their selling price. The differences between the
selling price and the repurchase price are recognized
as interest income.
14.� Claims to Government
Claims on Government consist of State Debt Securities
(SUP), Government Treasury Bonds, and other claims
on Government.
a.� State Debt Securities
SUP are long term bonds issued by the
Government to Bank Indonesia which are non-
transferable and non-marketable, with regulated
payment schedule of outstanding value and
interest. SUP are presented at their outstanding
nominal value.
31 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
b.� Obligasi Negara
ON yang termasuk dalam pos Tagihan kepada
Pemerintah adalah SUN dengan jangka waktu
lebih dari satu tahun yang tidak dapat
dipindahtangankan dan/atau diperjualbelikan
kepada pihak lain dan pembayaran pokok beserta
bunganya sesuai jangka waktu yang telah
diperjanjikan. ON disajikan sebesar nilai nominal
ON yang belum dilunasi.
c.� Tagihan Lainnya kepada Pemerintah
Tagihan Lainnya kepada Pemerintah, termasuk
bunga atas tagihan kepada Pemerintah, disajikan
di Neraca sebesar nilai nominal tagihan yang
belum dilunasi oleh Pemerintah.
15.� Tagihan kepada Bank
Tagihan kepada Bank disajikan di Neraca sebesar
nilai nominal yang belum dilunasi oleh bank ditambah
bunga yang masih harus diterima.
16.� Tagihan kepada Lainnya
Tagihan kepada Lainnya antara lain terdiri dari tagihan
atas pemberian kredit channeling serta sisa kredit
program yang disajikan di Neraca sebesar jumlah
bruto yang belum dilunasi.
17.� Penyertaan
Sesuai Undang-Undang Bank Indonesia, Bank
Indonesia dapat melakukan penyertaan modal pada
badan hukum atau badan lainnya yang sangat
diperlukan dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI).
Penyertaan dengan kepemilikan saham kurang dari
20% disajikan sebesar harga perolehan (cost),
sedangkan penyertaan dengan kepemilikan saham
sebesar 20% ke atas disajikan sebesar harga
b.� Government Treasury Bonds
Government Treasury Bonds in this item are long-
term bonds issued by the Government to Bank
Indonesia which are non-transferable and non-
marketable and presented at their outstanding
nominal value.
c.� Other Claims on Government
Other claims on Government including interest
claims are presented on the Balance Sheet at the
outstanding value of the claims.
15.� Claims on Banks
Claims on Banks are presented on the Balance Sheet
at the outstanding value plus accrued interest.
16.� Claims on Others
Claims on others which include claims in respect of
channeling credits and remaining program credits
are presented on the Balance Sheet at their gross
outstanding value.
17.� Equity Participation
In accordance with Bank Indonesia Act, Bank
Indonesia may conduct equity participation in legal
entities or other entities deemed necessary on the
implementation of the tasks of Bank Indonesia under
the approval of the Republic of Indonesia House of
Representatives (DPR RI).
Equity participation with less than 20% ownership
is presented at cost; meanwhile equity participation
with ownership more than 20% is presented at cost
price added by profit or loss of the subsidiary
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 32
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
perolehan ditambah bagian laba atau rugi dari anak
perusahaan setelah penyertaan tersebut dilakukan.
Apabila terdapat penurunan nilai secara permanen,
maka nilai tercatat penyertaan harus disesuaikan
sebesar nilai penurunan permanen tersebut.
18.� Aktiva Tetap/Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Tetap/Aktiva Tidak Berwujud disajikan di
Neraca pada pos Aktiva Lain-lain sebesar nilai
perolehan aktiva tetap/aktiva tidak berwujud
dikurangi akumulasi penyusutan/amortisasi, kecuali
aktiva tetap yang dinilai kembali disajikan sesuai nilai
revaluasi dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Aktiva Tetap/Aktiva Tidak Berwujud
disusutkan/diamortisasi berdasarkan taksiran masa
manfaat aktiva yang bersangkutan dengan
menggunakan metode garis lurus.
19.� Imbalan Kerja
Bank Indonesia membentuk cadangan atas imbalan
kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja dari
pegawai yang telah memberikan jasanya dan berhak
memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan
di masa depan. Imbalan pasca kerja Bank Indonesia
antara lain berupa Program Pensiun Manfaat Pasti
dan Program Tunjangan Hari Tua. Program Tunjangan
Hari Tua terdiri dari program manfaat pasti Tunjangan
Pemilikan Rumah (Tuperum) dan manfaat terukur
untuk Tunjangan Kesehatan Hari Tua (TKHT).
Berdasarkan paragraf 25 dan 27 Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 24 tentang
Imbalan Kerja (revisi 2010), metode akuntansi yang
digunakan untuk TKHT adalah skema imbalan pasti.
Jumlah beban dan kewajiban imbalan kerja dihitung
berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang
dilakukan secara berkala.
company subsequent to the equity participation.
In case of permanent impairment in the value of
equity participation, the recorded value of equity
participation is adjusted accordingly.
18.� Fixed Assets/Intangible Assets
Fixed Assets/Intangible Assets are presented on the
Balance Sheet as part of other assets at cost less
accumulated depreciation/amortization, save in case
of revalued fixed assets, which are stated at the
revalued amount less accumulated depreciation.
Fixed assets/intangible assets are
depreciated/amortized based on estimated useful
life of the asset concerned using the straight-line
method.
19.� Employee Benefits
Bank Indonesia provides an allowance for long-term
benefits and post-employment benefits for the
employees who have rendered their services and
are entitled to accept the future benefits. Bank
Indonesia has, among others, Defined Benefit Plan
and Pension Fund. Pension Fund consists of Home
Ownership Allowance (Tuperum) and Defined Plan
for Pensioner Health Facilities (TKHT). Based on
paragraphs 25 and 27 of Statement of Financial
Accounting Standards Number 24 on Employee
Benefits (2010 revision), the accounting method
used for Pensioner Health Facilities is fixed benefits.
The amount of contribution and benefit liabilities
are calculated periodically by an independent actuary.
33 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Beban dan kewajiban imbalan kerja ditentukan
secara terpisah untuk masing-masing program
dengan menggunakan metode penilaian aktuaris
projected unit credit sesuai dengan PSAK Nomor 24
tentang Imbalan Kerja (revisi 2010).
20.� Penyisihan Aktiva
Bank Indonesia membentuk penyisihan aktiva secara
gabungan atas tagihan, penanaman dana, dan aktiva
lainnya baik dalam rupiah maupun valas, sehingga
aktiva tersebut disajikan secara wajar. Penetapan
persentase penyisihan aktiva dilakukan berdasarkan
tingkat risiko yang melekat pada masing-masing
aktiva tersebut yang tercermin antara lain dari rating
penanaman dana, kondisi keuangan peminjam,
kelancaran pembayaran pada masa lampau, peringkat
komposit bank, hubungan dan kesepakatan antara
Bank Indonesia dengan peminjam, dan faktor-faktor
relevan lainnya.
21.� Uang dalam Peredaran
Uang dalam Peredaran disajikan sebagai komponen
kewajiban sebesar nilai nominal jumlah uang kertas
dan uang logam yang telah dinyatakan sebagai alat
pembayaran yang sah oleh Bank Indonesia dan tidak
berada dalam penguasaan Bank Indonesia.
22.� Giro
Giro atau simpanan pihak lain pada Bank Indonesia,
baik dalam rupiah maupun dalam valas, disajikan
sebesar nilai nominal.
23.� Sertifikat Bank Indonesia
Pos Sertifikat Bank Indonesia terdiri dari SBI dan
SDBI. SDBI diterbitkan sejak bulan Agustus 2013.
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek. SBI disajikan di
Neraca sebesar nilai nominal dikurangi diskonto.
The costs and liabilities of employee benefits are
determined separately for each plan by using the
projected unit credit in accordance with the
Statement of Financial Accounting Standards (PSAK)
Number 24 on Employee Benefits (2010 revision).
20.� Allowance for Bad Debts
Bank Indonesia provides a combined allowance for
bad debts including allowance for claims, placements,
and other assets in order to present the assets fairly.
The allowance percentage is decided by considering
the inherent rate of risk in each particular asset,
which are reflected by some factors e.g. investment
rating, debtors financial position, performance of
prior payment, bank»s composite grade, relationship
and agreement between Bank Indonesia and debtors,
and other relevant factors.
21.� Currency in Circulation
Currency in circulation is presented as liabilities at
total nominal value of bank notes and coins which
have been declared as legal tender by Bank Indonesia
and is not in the possession of Bank Indonesia.
22.� Demand Deposits
Demand deposits of other parties in Bank Indonesia
consist of demand deposits in Rupiah and foreign
currencies which are presented at nominal value.
23.� Bank Indonesia Certificates
Bank Indonesia Certificate item consists of SBI and
SDBI. SDBI was launched in August 2013.
SBI are securities in Rupiah and issued by Bank
Indonesia as a short-term notes payable. SBIs are
presented on the Balance Sheet at nominal value
deducted by a discount paid in advance.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 34
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
SDBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek yang
dapat diperdagangkan hanya antar bank. SDBI
disajikan di Neraca sebesar nilai nominal dikurangi
diskonto.
24.� Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat
berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka
waktu pendek dalam mata uang rupiah yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS disajikan
sebesar nilai nominal. Imbalan bonus SBIS dicatat
secara cash basis.
25.� Penempatan Berjangka
Merupakan penempatan dana dalam rupiah dan
valas milik peserta Operasi Moneter secara berjangka
di Bank Indonesia. Penempatan Berjangka dalam
rupiah dan valas berjangka waktu paling singkat satu
hari dan paling lama 12 bulan. Penempatan Berjangka
dalam rupiah disajikan sebesar nilai nominal dikurangi
diskonto. Penempatan Berjangka dalam Valas disajikan
sebesar nilai nominal ditambah bunga yang masih
harus dibayarkan.
26.� Penempatan Dana
Merupakan penempatan dana rupiah milik bank di
Bank Indonesia (Deposit Facility), berjangka waktu
overnight, dan disajikan sebesar nilai nominal
dikurangi diskonto.
27.� Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS)
adalah fasilitas simpanan yang disediakan oleh Bank
Indonesia kepada Bank untuk menempatkan dananya
di Bank Indonesia dalam rangka standing facility
syariah. FASBIS disajikan sebesar nilai nominal.
Imbalan bonus FASBIS dicatat secara cash basis.
SDBI are securities in Rupiah and issued by Bank
Indonesia as short-term notes payables and tradable
only between banks. SDBIs are presented on the
Balance Sheet at nominal value deducted by a
discount paid in advance.
24.� Bank Indonesia Sharia Certificates
Bank Indonesia Sharia Certificates (SBIS) are short-
term certificates issued by Bank Indonesia based on
Sharia principles in Rupiah. SBIS are presented at
nominal value. SBISs bonuses are recorded on a cash
basis.
25.� Term Deposits
A term deposit is one of the Open Market Operation
instruments where Monetary Operation participants
place their funds in Bank Indonesia for a certain
period of time with the minimum period of one day
and the maximum of 12 months. A term deposit in
Rupiah is presented at nominal value deducted by
discount. A term deposit in foreign currencies is
presented at nominal values and accrued interest.
26.� Deposit Facilities
Deposit facilities are the facilities given to banks to
place their funds overnight at Bank Indonesia. Deposit
facilities are presented at nominal value deducted
by discount.
27.� Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities
Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities (FASBIS) are
deposit facilities provided by Bank Indonesia to the
banks placing funds in Bank Indonesia in the
framework of Sharia Standing facilities. FASBIS are
presented at nominal value and the bonuses are
recorded on a cash basis.
35 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
28.� Securities Sold under Repurchase Agreements
Securities Sold under Repurchase Agreements are
Bank Indonesia securities which are purchased by
banks with an agreement to resell under an agreed
price and terms. These securities are presented at
nominal value deducted by unamortized discount.
29.� Loans from Government
Loans from Government consist of loans as part of
Two Step Loan (TSL) program in Rupiah and
Government Bonds in foreign currencies. Loans from
Government in Rupiah as part of TSL are presented
on the Balance Sheet as principal and interest while
the loans from Government in foreign currencies
are presented at outstanding amount after discount.
30.� Foreign Borrowings
Foreign borrowings or loan facilities received by
Bank Indonesia from foreign parties in foreign
currencies are presented at the outstanding amount
after calculation of accrued interest.
31.� Unrealized Gains/Losses
Unrealized Gains/Losses present the recognition of
securities revaluation, translation of assets and
liabilities in foreign exchange into Rupiah, and other
asset valuation, and is presented in the Equity section.
32.� Taxation
In accordance with Republic of Indonesia Act number
36 of 2008 article 4 (1) point S, Bank Indonesia»s
surplus is an object of Income tax (Pajak Penghasilan√
PPh). Therefore, as of January 1, 2009 and based
28.� Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli
Kembali
Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali
adalah surat berharga milik Bank Indonesia yang
dibeli secara bersyarat oleh bank, dengan kewajiban
penjualan kembali sesuai dengan harga dan jangka
waktu yang disepakati. Surat Berharga yang Dijual
dengan Janji Dibeli Kembali disajikan sebesar nilai
nominal dikurangi diskonto yang belum diamortisasi.
29.� Pinjaman dari Pemerintah
Pinjaman dari Pemerintah antara lain terdiri dari
pinjaman dalam rangka program Two Step Loan
(TSL) dalam rupiah dan obligasi Pemerintah dalam
valas. Pinjaman dari pemerintah dalam rangka
program TSL dalam rupiah disajikan di Neraca sebesar
pokok dan bunga. Obligasi Pemerintah dalam valas
disajikan di Neraca sebesar nilai yang belum ditarik
oleh Pemerintah setelah dikurangi diskonto.
30.� Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman luar negeri atau fasilitas pinjaman yang
diterima Bank Indonesia dari pihak lain di luar negeri
dalam valas, disajikan sebesar nilai nominal yang
belum dilunasi dengan memperhitungkan bunga
yang masih harus dibayar.
31.� Keuntungan atau Kerugian yang Belum Direalisasi
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
merupakan penyajian atas hasil revaluasi surat
berharga, selisih hasil penjabaran aktiva dan pasiva
valas ke dalam nilai rupiah, dan hasil revaluasi aktiva
lainnya dan disajikan dalam kelompok Ekuitas.
32.� Perpajakan
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf S Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008, surplus Bank Indonesia
merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh). Oleh
karena itu, sejak 1 Januari 2009 Bank Indonesia
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 36
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
on Letter for Taxable Employers Number PEM-
00167/WJP.07/KP.103/2006 dated December 1, 2006
Bank Indonesia has been confirmed as Taxable
Employer (PKP).
Bank Indonesia has adopted PSAK Number 46
concerning Accounting of Income tax. Based on
PSAK 46, income tax is calculated based on the
accounting surplus (deficit) for the current year.
Bank Indonesia»s income tax liability is further
regulated by Government Regulation Number 94 of
2010 article 7, dated as of December 30, 2010 on
the Calculation and Redemption of Income tax in
the Current Year as follows:
a.� Bank Indonesia»s surplus object of income tax is
a BI»s surplus according to audited financial
statements after adjustment or fiscal correction
based on the income tax regulations and having
regard to BI»s characteristics.
b.� Procedures for calculating and paying income
tax applied to BI»s surplus as stated in article 7
(1) is regulated in Minister of Finance Regulation
Number 100/PMK.03/2011 dated as of July 11,
2011.
The elucidation on Article 7 of Government
Regulation Number 94 of 2010, dated December
30, 2010 concerning the Calculation and Redemption
of Income Tax in the Current Year explains that BI»s
characteristics related to surplus consist of exchange
rate differences, allowance for bad debts, and fixed
assets depreciation.
menjadi Wajib Pajak. Berdasarkan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak Nomor PEM-
00167/WJP.07/KP.103/2006 tanggal 1 Desember
2006, Bank Indonesia telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Bank Indonesia telah mengadopsi PSAK 46 tentang
Akuntansi Pajak Penghasilan. Berdasarkan PSAK 46,
entitas menyajikan dampak pajak penghasilan baik
kini maupun tangguhan terhadap surplus (defisit)
tahun berjalan.
Pengaturan pengenaan PPh atas surplus Bank
Indonesia diatur lebih lanjut dalam Pasal 7 Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tanggal 30
Desember 2010 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam Tahun Berjalan,
sebagai berikut:
a.� Surplus Bank Indonesia yang merupakan obyek
pajak penghasilan adalah surplus Bank Indonesia
menurut Laporan Keuangan Tahunan (audited)
setelah dilakukan penyesuaian atau koreksi fiskal
sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan
dengan memperhatikan karakteristik Bank
Indonesia.
b.� Ketentuan mengenai tata cara penghitungan
dan pembayaran pajak penghasilan atas surplus
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada
Pasal 7 ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 100/PMK.03/2011 tanggal 11
Juli 2011.
Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 7 Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tanggal 30
Desember 2010 tentang Penghitungan Penghasilan
Kena Pajak dan Pelunasan PPh dalam tahun berjalan
menyebutkan bahwa karakteristik Bank Indonesia
terkait surplus antara lain berupa selisih kurs,
penyisihan aktiva, dan penyusutan aktiva tetap.
37 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Current tax for the operative and previous periods
are recognized as the amount of tax payable,
calculated using the prevailing tax rate (tax regulation)
or that which was substantively applicable on the
date of the Balance Sheet.
A correction of tax liabilities is recognized when Tax
Imposition Letter is received, or, if Bank Indonesia
raises an objection or appeal, at the time a decision
is made on the objection or appeal.
33.� Deferred Tax Assets
Deferred tax is calculated using the prevailing tax
rate at the time when the asset was recovered or
the obligation was settled, that is, using the prevailing
tax rate (tax regulation) or the tax rate (tax regulation)
or the tax rate that was substantively applicable on
the date of the Balance Sheet.
All Temporary differences between the asset and
liabilities amounts recorded for the financial
statements on the basis of tax liability shall be
recognized as deferred taxes using the Asset and
Liability Method. This method also provides for the
recognition of deferred tax benefits as compensation
for fiscal losses.
C.� NOTES TO THE BALANCE SHEET, SURPLUS
DEFICIT STATEMENT AND STATEMENT OF
CHANGES IN EQUITY AND CAPITAL RATIO�
1.� Gold
The gold balance as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were TOZ2,509,873.5400 and
TOZ2,377,046.3100 respectively or the equivalent
of IDR36,757,308 million and IDR38,248,767 million.
In year 2013 Bank Indonesia has purchased gold
(allocated gold) of TOZ132,827.2300 as one of many
diversification strategies in order to maintain the
Pajak kini untuk periode berjalan dan periode
sebelumnya diakui sebesar jumlah pajak terutang,
yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
(peraturan pajak) yang berlaku atau yang telah
secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat
surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan
keberatan atau banding, pada saat keputusan atas
keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.
33.� Aktiva Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan
tarif pajak yang akan berlaku pada saat aktiva
dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan
tarif pajak (peraturan pajak) yang berlaku atau yang
telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat
aktiva dan kewajiban untuk pelaporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai
pajak tangguhan dengan Metode Aktiva dan
Kewajiban (Asset and Liability Method). Metode ini
juga mengatur untuk mengakui manfaat pajak
tangguhan atas kompensasi rugi fiskal.
C.� PENJELASAN POS-POS NERACA, LAPORAN
SURPLUS DEFISIT, DAN LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS DAN RASIO MODAL�
1.� Emas
Saldo emas per 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing sebesar TOZ2,509,873.5400
dan TOZ2,377,046.3100 atau setara dengan
Rp36.757.308 juta dan Rp38.248.767 juta. Pada
tahun 2013 Bank Indonesia membeli emas (allocated
gold) sebesar TOZ132,827.2300 sebagai salah satu
strategi diversifikasi investasi dalam upaya menjaga
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 38
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
value of preserved capital. The value of gold was
presented based on the current market price for
gold available on the London market as of December
31, 2013 which was USD1,201.50/TOZ.
2.� Foreign Currencies
The balances of foreign currencies as of December
31, 2013 and December 31, 2012 were equal to
IDR11,802 million and IDR11,842 million respectively.
3.� Holdings of Special Drawing Rights
Special Drawing Rights (SDR) holding represents a
potential claim to International Monetary Fund (IMF)
countries on freely usable currencies (USD, JPY, GBP,
and EUR) owned by other IMF members as SDR
Department members when those countries agree
to do the conversion.
SDR is part of foreign exchange reserves. The SDR
balance is derived from the SDR allocations and its
increase is due to addition of SDR allocation, SDR
purchase and SDR income such as interest on SDR
nilai cadangan devisa (preserve capital). Nilai emas
disajikan berdasarkan harga emas yang tersedia di
pasar London yaitu pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar USD1,201.50/TOZ.
2.� Uang Asing
Saldo uang asing per 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 masing-masing setara dengan
Rp11.802 juta dan Rp11.842 juta.
3.� Hak Tarik Khusus
Hak Tarik Khusus merupakan rekening yang
menampung Special Drawing Rights (SDR). SDR
merupakan potensi klaim Indonesia sebagai anggota
IMF atas freely usable currencies (USD, JPY, GBP,
EUR) milik negara anggota IMF lain sesama anggota
SDR Department, apabila negara anggota tersebut
setuju untuk melakukan konversi.
Hak Tarik Khusus diperhitungkan sebagai cadangan
devisa. Saldo Hak Tarik Khusus berasal dari alokasi
SDR dan bertambah jika terdapat penambahan
alokasi SDR, pembelian SDR, serta penerimaan dalam
Foreign Currencies in vault:
USD
JPY
GBP
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
ValasCurrency
Rp jutaIDR Million
ValasCurrency
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uang Asing dalam persediaan:
USD� 966,181.00� 11.777� 1,220,568.23� 11.803
JPY� 190,145.00� 22� 190,510.00� 21
GBP� 126.00� 3� 1,137.01� 18
Jumlah� � 11.802� � 11.842
Uraian Description
39 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
holdings, remuneration, and refund of charges.The
balance decreases due to various payments in SDR
such as commitment fee, service charges, periodic
charges, SDR allocation charges, and assessment
fee. SDR allocation is explained in Note C.27.
The balance of SDR as of December 31, 2013 was
SDR1,761,224,431.00 or the equivalent of
IDR33,060,049 million and as of December 31, 2012
was SDR1,761,340,445.00 or the equivalent of
IDR26,254,734 million.
4.� Demand Deposits
Demand deposits in foreign currencies in central
banks and overseas correspondent banks as of
December 31, 2013 and December 31, 2012
amounted to IDR135,179,177 million and
IDR55,434,566 million respectively, with the details
as follows:
SDR seperti interest on SDR holdings, remuneration,
dan refund of charges. Saldo Hak Tarik Khusus
berkurang jika terdapat pembayaran dalam SDR
seperti commitment fee, service charges, periodic
charges, charges alokasi SDR, dan assessment fee.
Alokasi SDR dijelaskan dalam Catatan C.27.
Saldo Hak Tarik Khusus per 31 Desember 2013
sebesar SDR1,761,224,431.00 atau setara dengan
Rp33.060.049 juta dan per 31 Desember 2012
sebesar SDR1,761,340,445.00 atau setara dengan
Rp26.254.734 juta.
4.� Giro
Jumlah giro valas Bank Indonesia yang disimpan
pada bank sentral dan bank komersial di luar negeri
per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
masing-masing setara dengan Rp135.179.177 juta
dan Rp55.434.566 juta dengan rincian sebagai
berikut:
-� Hak Tarik Khusus� 33.060.649� 26.255.207
-� Penerimaan YMH Diterima� 5.998� 3.153
-� Biaya YMH Dibayar� (6.598)� (3.626)
Saldo Hak Tarik Khusus� 33.060.049� 26.254.734
-� Special Drawing Rights
-� Accrued Income
-� Payments Due
Special Drawing Rights Balance
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 40
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Di antara saldo giro pada Bank Sentral, terdapat
giro yang oleh Federal Reserve Bank, New York, dan
Bank of Japan, Tokyo, ditempatkan pada reverse
repo dan/atau overnight masing-masing sebesar
USD9,487,900,000.00 atau setara dengan
Rp115.648.013 juta, dan sebesar
JPY63,151,695,091.00 atau setara dengan
Rp7.336.257 juta. Pendapatan atas reverse repo
dan/atau overnight tersebut diakui pada saat jatuh
tempo.
5.� Deposito
Saldo deposito dalam valas per 31 Desember 2013
dan 31 Desember 2012 masing-masing setara
dengan Rp31.271.039 juta dan Rp98.062.115 juta
dengan rincian sebagai berikut:
The demand deposits in central banks including
placements in reverse repo and/or overnight, among
them in the Federal Reserve Bank, New York and
Bank of Japan, Tokyo, amounted to
USD9,487,900,000.00 or the equivalent of
IDR115,648,013 million and JPY63,151,695,091.00
or the equivalent of IDR7,336,257 million. Income
from reverse repo and/or overnight was recognized
on the due date.
5.� Time Deposits
The balances of time deposits in foreign currencies
as of December 31, 2013 and December 31, 2012
were IDR31,271,039 million and IDR98,062,115
million respectively, with the details as follows:
USD� 9,488,919,179.60� 85,586,778.02� 9,574,505,957.62� 116.703.653� 35.772.771
JPY� 63,152,087,923.00� 11,266,762,668.00� 74,418,850,591.00� 8.645.149� 6.043.526
EUR� 74,897,748.37� 44,554,286.04� 119,452,034.41� 2.009.355� 3.829.812
GBP� 53,855,923.09� 28,581,832.95� 82,437,756.04� 1.656.721� 1.453.033
AUD� 182,942,669.22� 78,587,739.45� 261,530,408.67� 2.844.316� 3.762.070
CNY� 11,854,029.67� 0.00� 11,854,029.67� 23.699� 2.792.255
Valas Lainnya� � � � 3.296.284� 1.781.099� � � � � �
135.179.177� 55.434.566
USD
JPY
EUR
GBP
AUD
CNY
Other Currencies
Valas Currency
Bank SentralCentral Banks
Bank KomersialCommercial Banks
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2013 December 31, 2013
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
JumlahTotal
41 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Included in Time Deposits were special time deposits
with the IMF that consisted of:
a.� Special time deposit with the IMF for Poverty
Reduction and Growth Facility (PRGF) amounted
to SDR25,000,000.00 or the equivalent of
IDR469,277 million as of December 31, 2013
and the equivalent of IDR372,653 million as of
December 31, 2012.
Di antara saldo tersebut, terdapat deposito khusus
pada IMF yang terdiri dari:
a.� Deposito khusus pada IMF merupakan Poverty
Reduction and Growth Facility (PRGF) pada IMF
sebesar SDR25,000,000.00 atau setara dengan
Rp469.277 juta pada tanggal 31 Desember 2013
dan setara dengan Rp372.653 juta pada tanggal
31 Desember 2012.
USD� 1,125,000,000.00� 13.712.625� 4,757,000,000.00� 46.000.190
AUD� 497,250,000.00� 5.407.922� 4,168,300,000.00� 41.788.833
NZD� 1,071,800,000.00� 10.740.733� 938,520,000.00� 7.443.271
GBP� 20,000,000.00� 401.932� 146,000,000.00� 2.274.513
EUR� 25,000,000.00� 420.536� 0.00� 0� � �
30.683.748� � 97.506.807
Deposito Khusus:� � � � �
IMF PRGF (SDR)� 25,000,000.00� 469.277� 25,000,000.00� 372.653
IMF Trust for Special
PRGF (SDR)� 4,850,030.00� 91.040� 4,850,030.00� 72.295� � �
560.317� � 444.948
Sub Total Deposito� � 31.244.065� � 97.951.755
Bunga Deposito yang
Masih Harus Diterima� � 26.974� � 110.360
Total Deposito� � 31.271.039� � 98.062.115
USD
AUD
NZD
GBP
EUR
Special Time Deposits:
IMF PRGF (SDR)
IMF Trust for Special
PRGF (SDR)
Sub Total Time Deposits
Accrued Interest
Total Time Deposits
31 Desember 2013 December 31, 2013
ValasCurrency
Rp jutaIDR Million
ValasCurrency
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 42
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
b.� The other special time deposits with the IMF
were Trust for Special PRGF Operations for the
Heavily Indebted Poor Countries (HIPC) and PRGF
Subsidy Operations (≈the Trust∆) amounted to
SDR4,850,030.00 or the equivalent of IDR91,040
million as of December 31, 2013 and the
equivalent of IDR72,295 million as of December
31, 2012.
The tenor and average interest rate range of the
time deposits were as follows:
b.� Deposito khusus lainnya pada IMF merupakan
Trust for Special PRGF Operations for the Heavily
Indebted Poor Countries (HIPC) and PRGF Subsidy
Operations (≈The Trust∆) sebesar
SDR4,850,030.00 atau setara dengan Rp91.040
juta pada tanggal 31 Desember 2013 dan setara
dengan Rp72.295 juta pada tanggal 31 Desember
2012.
Jangka waktu dan kisaran tingkat suku bunga rata-
rata deposito tersebut adalah sebagai berikut:
a.� Deposito pada bank koresponden� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 21.160.012� 51.565.400�
- 1 - 3 bulan� 9.523.736� 37.054.883�
- Lebih dari 3 bulan� 0� 8.886.524
b.� Deposito khusus� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 0� 0�
- 1 - 3 bulan� 0� 0�
- Lebih dari 3 bulan� 560.317� 444.948� �
31.244.065� 97.951.755
a.� Time deposits in correspondent banks�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
b.� Special Time Deposits�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
Uraian Description
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
43 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
6.� Surat Berharga
Saldo SSB dalam valas per 31 Desember 2013 dan
31 Desember 2012 masing-masing setara dengan
Rp972.742.507 juta dan Rp874.344.507 juta dengan
rincian sebagai berikut:
6.� Marketable Securities
The balance of marketable securities in foreign
currencies as of December 31, 2013 and December
31, 2012 were the equivalent of IDR972,742,507
million and IDR874,344,507 million respectively, with
the details as follows:
Kisaran tingkat suku bunga setahun� � �
a.� USD� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 0,06% - 0,14%� 0.20%�
- 1 - 3 bulan� 0.12%� 0.28%�
- Lebih dari 3 bulan� - � -
b.� AUD� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 2.43%� 2.90%�
- 1 - 3 bulan� 2,48% - 2,57%� 2.95%�
- Lebih dari 3 bulan� -� 3.06%
c.� NZD� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 2,30% - 2,65%� 2.51%�
- 1 - 3 bulan� 2,53% - 2,65%� 2.60%�
- Lebih dari 3 bulan� -� 2.54%
d.� EUR� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 0.09%� -�
- 1 - 3 bulan� -� -�
- Lebih dari 3 bulan� -� -
e.� GBP� � � �
- Kurang dari 1 bulan� 0.37%� 0.33%�
- 1 - 3 bulan� -� 0.34%�
- Lebih dari 3 bulan� -� -
f.� SDR� � � �
- Kurang dari 1 bulan� -� -�
- 1 - 3 bulan� -� -�
- Lebih dari 3 bulan� 0.13%� 0.10%
Interest Rate Range
a.� USD�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
b.� AUD�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
c.� NZD�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
d.� EUR�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
e.� GBP�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
f.� SDR�
- Less than 1 month�
- 1 - 3 months�
- More than 3 months
Uraian Description
31 Desember 2013 December 31, 2013
Bunga SetahunInterest p.a
Bunga SetahunInterest p.a
31 Desember 2012 December 31, 2012
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 44
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
SSB ini merupakan penempatan dalam denominasi
valas antara lain USD, GBP, CAD, EUR, AUD, NZD,
dan JPY.
SSB Dimiliki Hingga Jatuh Tempo per 31 Desember
2013 sebesar Rp107.662.327 juta terdiri dari: 1)
sebesar Rp59.484.798 juta akan jatuh tempo dalam
periode kurang dari satu tahun; 2) sebesar
Rp44.831.902 juta akan jatuh tempo dalam periode
antara 1-5 tahun; dan 3) sebesar Rp3.345.627 juta
akan jatuh tempo dalam periode antara 5-10 tahun.
Dalam SSB Dimiliki Hingga Jatuh Tempo dan Tersedia
Marketable securities are placements denominated
in foreign currencies, predominantly in USD, GBP,
CAD, EUR, AUD, NZD, and JPY.
Held to Maturity Securities outstanding as of
December 31, 2013 of IDR107,662,327 million and
consists of: 1) IDR59,484,798 million due within less
than a year; 2) IDR44,831,902 million due within 1
to 5 years; and 3) IDR3,345,627 million due within
5 to 10 years. Included in Held to Maturity and
Available for Sale securities there was Third Party
Securities Lending (TPSL) allocation amounted to
Dimiliki Hingga Jatuh
Tempo� 107.662.327� � 107.662.327� 101.980.184� � 101.980.184
Tersedia Untuk Dijual:� � � � � � �
a.� Portofolio BI� 721.916.859� 3.790.419� 725.707.278� 652.808.394� 22.694.911� 675.503.305
b.� External Portfolio �
Manager:� � � � � � � �
- Counterparty� 121.269.754� (5.112.328)� 116.157.426� 75.952.491� 2.413.830� 78.366.321�
- Asian Bond Fund� 5.485.050� 1.098.156� 6.583.206� 4.351.501� 1.107.521� 5.459.022
c.� Automatic Investment� 11.579.009� (251)� 11.578.758� 8.219.052� (44)� 8.219.008
Trading� 0� � 0� 0� � 0
Bunga yang Masih
Harus Diterima� � � 5.053.512� � � 4.816.667� �
967.912.999� � 972.742.507� 843.311.622� � 874.344.507
Held to Maturity
Available for Sale:
a.� BI Portfolio
b.� External Portfolio �
Manager:
- Counterparty
- Asian Bond Fund
c.� Automatic Investment
Trading
Accrued Interest
Harga Perolehan (setelah
amortisasi premi/diskonto)
Acquisition cost (after premium/
discount amortization)
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
Harga Perolehan (setelah
amortisasi premi/diskonto)
Acquisition cost (after premium/
discount amortization)
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2013 December 31, 2013
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
45 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Untuk Dijual tersebut termasuk alokasi penempatan
pada Third Party Securities Lending (TPSL) sebesar
Rp134.271.086 juta. Dari jumlah alokasi tersebut
yang telah dipinjamkan adalah sebesar
Rp119.022.496 juta dan Bank Indonesia menerima
agunan (collateral) dalam bentuk tunai sebesar
Rp66.840.981 juta sebagaimana dijelaskan pada
Catatan C.13 dan C.28, serta dalam bentuk SSB
(non tunai) sebesar Rp59.860.901 juta yang
ditatausahakan secara extra comptable.
TPSL dilakukan dengan cara meminjamkan sementara
SSB milik Bank Indonesia kepada peminjam (borrower)
melalui lembaga perantara (securities lending agent).
TPSL dimaksudkan untuk memperluas pemanfaatan
peluang pasar dalam rangka optimalisasi pengelolaan
cadangan devisa. Atas transaksi TPSL, Bank Indonesia
menerima agunan (collateral) dalam bentuk tunai
(cash collateral) dan non tunai (non cash collateral).
Cash collateral yang diterima melalui securities
lending agent direinvestasikan. Untuk transaksi TPSL
tersebut, Bank Indonesia mendapatkan penjaminan
ganda (double indemnification) dari securities lending
agent baik dari sisi peminjaman SSB (lending side)
maupun dari sisi reinvestasi. Dalam hal ini, apabila
borrower mengalami default, maka kerugian akan
ditanggung oleh securities lending agent.
SSB Tersedia untuk Dijual (Portofolio Bank Indonesia
dan Automatic Investment) per 31 Desember 2013
sebesar Rp737.286.036 juta terdiri dari: 1) sebesar
Rp240.528.952 juta akan jatuh tempo dalam periode
kurang dari satu tahun; 2) sebesar Rp352.657.309
juta akan jatuh tempo dalam periode antara 1-5
tahun; dan 3) sebesar Rp144.099.775 juta akan
jatuh tempo dalam periode 5-10 tahun.
IDR134,271,086 million. From the portion
IDR119,022,496 million of the TPSL deals, Bank
Indonesia received cash collateral of cash amounted
to IDR66,840,981 million as explained in Notes C.13
and C.28, while non-cash securities collateral
amounted to IDR59,860,901 million was
administered on an extra-comptable basis.
TPSL deals were carried by lending on a temporary
basis securities held by Bank Indonesia to borrowers
through securities lending agents. These deals were
conducted so as to expand market opportunities in
the context of optimizing foreign exchange reserves
management. In respect of TPSL transactions, Bank
Indonesia received cash collateral and non-cash
collateral.
The cash collateral received through securities lending
agent was reinvested so that Bank Indonesia gained
additional revenues. In respect to such TPSL
transactions, Bank Indonesia received double
indemnification from securities lending agents both
from lending side and reinvestment. In this respect,
should a borrower default, the loss resulted would
be borne by the securities lending agent.
The balances of the Available for Sale Securities in
Bank Indonesia»s portfolio and Automatic Investment
as of December 31, 2013 was amounted to
IDR737,286,036 million, consisting of: 1)
IDR240,528,952 million due within less than a year;
2) IDR352,657,309 million due within 1 to 5 years;
and 3) IDR144,099,775 million due within 5 to 10
years.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 46
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
7.� Surat Berharga Negara Republik Indonesia
Bank Indonesia memiliki SBN Republik Indonesia
yang terdiri dari SUN dan SBSN. SUN terdiri dari SPN
dan ON. SUN dan SBSN dapat diperjualbelikan dan
dikelompokkan sebagai SSB Tersedia untuk Dijual.
Saldo SBN per 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing adalah sebesar Rp117.066.701
juta dan Rp108.430.258 juta dengan rincian sebagai
berikut:
7.� Government Bonds
Bank Indonesia holds SBN which consist of SUN and
SBSN. SUN consist of SPN and ON. SUN and SBSN
can be traded and classified as Available for Sale
Securities.
The balances for SBN as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were IDR117,066,701 million
and IDR108,430,258 million respectively, with the
details as follows:
a.� Surat Utang Negara� � � � � � � �
1)� Obligasi Negara� � � � � � � � �
-� Tersedia untuk dijual� 118.949.588� (10.756.651)� 108.192.937� 86.881.335� 13.900.785� 100.782.120� �
-� Bunga yang Masih � � �
Harus Diterima� � � 2.510.667� � � 2.135.399� � � �
118.949.588� � 110.703.604� 86.881.335� � 102.917.519� �
2)� Surat Perbendaharaan � �
Negara� � � � � � � � �
-� Tersedia untuk dijual� 5.084.599� 116.994� 5.201.593� 5.319.244� 135.561� 5.454.805� �
-� Bunga yang Masih � � �
Harus Diterima� � � 0� � � 0� � � �
5.084.599� � 5.201.593� 5.319.244� � 5.454.805
a.� Government Securities�
1)� Government Bonds� �
-� Available for Sale� � � �
-� Accrued Interest� � � � �
2)� Treasury Bills� � � �
-� Available for Sale� � � �
-� Accrued Interest
Harga Perolehan
Acquisition cost
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
Harga Perolehan
Acquisition cost
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2013 December 31, 2012
31 Desember 2012 December 31, 2011
Uraian Description
47 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
SUN dan SBSN diperoleh Bank Indonesia dalam
rangka building stock, untuk digunakan sebagai
instrumen moneter yang diharapkan akan dapat
menggantikan SBI sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara. SUN jenis ON diperoleh melalui pembelian
di pasar sekunder sejak bulan April 2005, sementara
SUN jenis SPN diperoleh Bank Indonesia di pasar
perdana sejak bulan Mei 2008, dan SBSN jangka
pendek atau SPNS diperoleh di pasar perdana sejak
bulan Agustus 2011. Dari total SUN dan SBSN sebesar
Rp117.066.701 juta, telah digunakan untuk
instrumen Surat Berharga yang Dijual dengan Janji
Dibeli Kembali sebesar Rp68.785.840 juta atau
58,76% √ lihat Catatan C.24.
SUN and SBSN were acquired by Bank Indonesia for
building stock purpose and was intended to
substitute SBI as monetary instruments and as
required by State Treasury Act Number 1 of 2004.
ON were acquired from the secondary market since
April 2005 while SPN were acquired from primary
market since May 2008. Short-term SBSN or SPNS
were from primary market since August 2011. From
the total of SUN and SBSN of IDR117,066,701
million, the amount of IDR68,785,840 million or
58.76% was used for Securities Sold under
Repurchase Agreements √ see Note C.24.
b.� Surat Berharga Syariah �
Negara� � � � � � � �
Surat Perbendaharaan �
Negara Syariah (SPNS)� � � � � � � �
-� Tersedia untuk dijual� 1.132.353� 29.151� 1.161.504� 57.161� 773� 57.934�
-� Bunga yang Masih Harus � �
Diterima� � � 0� � � 0� � � �
1.132.353� � 1.161.504� 57.161� � 57.934� � � � �
125.166.540� � 117.066.701� 92.257.740� � 108.430.258
b.� Government Sharia� �
Securities�
Sharia Treasury Bills� �
(SPNS)�
-� Available for Sale� �
-� Accrued Interest
Harga Perolehan
Acquisition cost
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
Harga Perolehan
Acquisition cost
Hasil Revaluasi
Revaluation
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Harga Pasar dan Bunga Yang Masih
Harus Diterima
Fair valueand Accrued
Interest
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2013 December 31, 2013
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 48
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Surat berharga jenis ON sebesar Rp108.192.937 juta
terdiri dari: (1) sebesar Rp1.960.447 juta akan jatuh
tempo dalam periode kurang dari satu tahun; (2)
sebesar Rp8.187.817 juta akan jatuh tempo dalam
periode antara 1-5 tahun; (3) sebesar Rp23.903.829
juta akan jatuh tempo dalam periode 5-10 tahun;
dan (4) sebesar Rp74.140.844 juta akan jatuh tempo
di atas 10 tahun. SUN Tersedia untuk Dijual jenis
SPN sebesar Rp5.201.593 juta akan jatuh tempo
dalam periode kurang dari satu tahun. Sedangkan
SBSN jangka pendek atau SPN Syariah per 31
Desember 2013 sebesar Rp1.161.504 juta akan jatuh
tempo dalam periode kurang dari satu tahun.
8.� Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual
Kembali
Saldo Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual
Kembali per 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing adalah Rp219.172 juta dan
nihil.
9.� Tagihan kepada Pemerintah
Tagihan kepada Pemerintah per 31 Desember 2013
dan 31 Desember 2012 masing-masing adalah
Rp237.779.774 juta dan Rp243.056.782 juta dengan
rincian sebagai berikut:
Marketable Securities of ON amounted to
IDR108,192,937 million consist of: (1) IDR1,960,447
million due within less than a year; (2) IDR8,187,817
million due within 1 to 5 years; (3) IDR23,903,829
million due within 5 to 10 years; and (4)
IDR74,140,844 million due within more than 10
years. Available for Sale Securities classified as SPN
were amounted to IDR5,201,593 million due within
less than a year while short-term SBSN or Sharia
SPN as of December 31, 2013 were amounted to
IDR1,161,504 million due within less than a year.
8.� Securities Purchased Under Resale Agreements
The balances of Securities Purchased under Resale
Agreements as of December 31, 2013 and December
31, 2012 were IDR219,172 million and zero,
respectively.
9.� Claims on Government
Claims on Government as of December 31, 2013
and December 31, 2012 were amounted to
IDR237,779,774 million and IDR243,056,782 million
respectively, with the details as follows:
-� Surat Utang Pemerintah� 109.139.941� 113.753.686
-� Obligasi Negara Seri SRBI-01/MK/2003� 125.729.598� 126.390.779
-� Tagihan Lainnya Kepada Pemerintah �
dalam Rupiah� 2.910.235� 2.912.317� �
237.779.774� 243.056.782
-� Government Bonds
-� Treasury Bonds (ON) SRBI-01/MK/2003
-� Other Claims on Government in Rupiah
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
49 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a.� Surat Utang Pemerintah (SUP)
Nilai SUP per 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 adalah sebagai berikut:
1)� SUP Nomor SU-002/MK/1998 (SU-002)
SU-002 diterbitkan tanggal 23 Oktober 1998
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun
1998 tentang Pinjaman Dalam Negeri dalam Bentuk
Surat Utang jo. Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 1998 tentang Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Ekspor Impor
Indonesia.
Nilai nominal SU-002 adalah sebesar Rp20.000.000
juta yang tidak dapat dipindahtangankan dan
diperjualbelikan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008
tanggal 10 November 2008 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2009, Menteri Keuangan telah menerbitkan
addendum kelima SU-002 yang mengubah suku
bunga dari 1% menjadi 0,1% per tahun dan berlaku
efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
a.� Government Bonds (SUP)
The values of SUP as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were as follows:
1)� SUP Number SU-002/MK/1998 (SU-002)
SU-002 was issued on October 23, 1998 based on
Presidential Decree Number 55 of 1998 concerning
Domestic Loans in terms of Debt Securities in
conjunction with Government Regulation Number
60 of 1998 concerning Addition of the Republic of
Indonesia»s equity Participation in PT Bank Ekspor
Impor Indonesia (PT BEII).
The nominal value of SU-002 is IDR20,000,000
million, non-tradable and non- transferable.
Based on Act Number 41 of 2008 dated as of
November 10, 2008 concerning Government Income
and Expenditure Budget for the year 2009, the
Minister of Finance has issued the fifth addendum
of SU-002 which amends the annual interest rate
from 1% to 0.1% and effective as of January 1,
2009.
Nilai nominal: � � �
-� SUP Nomor: SU-002/MK/1998� 17.301.017� 18.077.491
-� SUP Nomor: SU-004/MK/1999� 46.959.390� 48.921.477
-� SUP Nomor: SU-007/MK/2006� 44.879.534� 46.754.718
Jumlah� 109.139.941� 113.753.686
Nominal value:
-� SUP Number: SU-002/MK/1998
-� SUP Number: SU-004/MK/1999
-� SUP Number: SU-007/MK/2006
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 50
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Pemerintah telah melakukan pembayaran angsuran
SU-002 dengan total sebesar Rp2.698.983 juta sejak
tanggal 1 April 2010 s.d. 1 Oktober 2013, yang di
antaranya merupakan pembayaran angsuran SU-
002 pada tahun 2013 adalah sebesar Rp776.474
juta. Baki debet SU-002 per 31 Desember 2013
sebesar Rp17.301.017 juta.
2)� SUP Nomor SU-004/MK/1999 (SU-004)
SU-004 diterbitkan tanggal 28 Mei 1999 berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1998 tentang
Pinjaman Dalam Negeri dalam Bentuk Surat Utang
jo. Persetujuan Bersama Pemerintah dan Bank
Indonesia tanggal 6 Februari 1999.
Nilai nominal SU-004 adalah sebesar Rp53.779.500
juta yang tidak dapat dipindahtangankan dan
diperjualbelikan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008
tanggal 10 November 2008 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2009, Menteri Keuangan telah menerbitkan
addendum kelima SU-004 yang mengubah suku
bunga dari 3% menjadi 0,1% per tahun dan berlaku
efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.
Pemerintah telah melakukan pembayaran angsuran
SU-004 dengan total sebesar Rp6.820.110 juta sejak
tanggal 1 Juni 2010 s.d. 29 November 2013, yang
di antaranya merupakan pembayaran angsuran SU-
004 pada tahun 2013 adalah sebesar Rp1.962.087
juta. Baki debet SU-004 per 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp46.959.390 juta.
3)� SUP Nomor SU-007/MK/2006 (SU-007)
SU-007 diterbitkan tanggal 24 November 2006
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002
The Government has paid the installments of SU-
002 with the total amount of IDR2,698,983 million
from April 1, 2010 to October 1, 2013, which was
the installment for the year 2013 amounted to
IDR776,474 million. The outstanding balance of SU-
002 as of December 31, 2013 was IDR17,301,017
million.
2)� SUP Number SU-004/MK/1999 (SU-004)
SU-004 was issued on May 28, 1999 based on
Presidential Decree Number 55 of 1998 concerning
Domestic Loans in the Form of Debt Securities in
conjunction with the Agreement between the
Government and Bank Indonesia dated February 6,
1999.
The nominal value of SU-004 was IDR53,779,500
million, non-transferable and non-tradable.
Based on Act Number 41 of 2008 dated as of
November 10, 2008 concerning the Government
Income and Expenditure Budget for the year 2009,
the Minister of Finance issued the fifth addendum
of SU-004 which amends the annual interest rate
from 3% to 0.1% and has been effective as of
January 1, 2009.
The Government has paid the installments of SU-
004 with the total amount of IDR6,820,110 million
from June 1, 2010 to November 29, 2013 which
was the installment for the year 2013 amounted to
IDR1,962,087 million. The outstanding balance of
SU-004 as of December 31, 2013 was IDR46,959,390
million.
3)� SUP Number SU-007/MK/2006 (SU-007)
SU-007 was issued on November 24, 2006 based
on The Government of Republic of Indonesia Act
51 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
tentang Surat Utang Negara dan Kesepakatan
Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia tentang Restrukturisasi Surat Utang
Nomor SU-002/MK/1998 dan SU-004/MK/1999
tanggal 18 April 2006. Nilai nominal SU-007 adalah
sebesar Rp54.862.150 juta dan tidak dapat
diperdagangkan.
SU-007 diterbitkan untuk mendudukkan tunggakan
bunga dan hasil indeksasi SU-002 dan SU-004 s.d.
tanggal 31 Desember 2005 dengan rincian sebagai
berikut:
(1)� Tunggakan bunga SU-002 sebesar Rp4.637.583
juta.
(2)� Tunggakan bunga SU-004 sebesar Rp12.291.887
juta.
(3)� Hasil indeksasi SU-002 sebesar Rp11.231.072
juta.
(4)� Hasil indeksasi SU-004 sebesar Rp26.701.608
juta.
Adapun persyaratan Surat Utang ini adalah sebagai
berikut:
(1)� SU-007 mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari
2006 dan jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus
2025.
(2)� Bunga SU-007 sebesar 0,1% per tahun yang
dihitung dari sisa pokok dan dibayar secara tunai
oleh Pemerintah kepada Bank Indonesia setiap
enam bulan sekali, yaitu pada tanggal 1 Februari
dan 1 Agustus. Pembayaran bunga pertama kali
dilakukan pada tanggal 1 Desember 2006 untuk
pembayaran bunga yang jatuh tempo tanggal
1 Februari 2006 dan tanggal 1 Agustus 2006.
(3)� Pokok SU-007 diangsur sebanyak 38 kali.
Angsuran pertama jatuh tempo dan dibayar
tanggal 1 Februari 2007 dan angsuran berikutnya
jatuh tempo dan dibayar setiap tanggal 1
Agustus dan 1 Februari setiap tahunnya sehingga
Number 24 of 2002 concerning Government Bonds
and Agreement between the Minister of Finance
and the Governor of Bank Indonesia concerning the
Restructuring of Government Bonds Number SU-
002/MK/1998 and SU-004/MK/1999 dated as of
April 18, 2006. The nominal value of SU-007 is
IDR54,862,150 million and it is non-tradable.
SU-007 was issued to substitute interest and
indexation arrears on SU-002 and SU-004
up to December 31, 2005 with the details as
follows:
(1)� SU-002 interest arrears amounted to
IDR4,637,583 million.
(2)� SU-004 interest arrears amounted to
IDR12,291,887 million.
(3)� SU-002 indexation arrears amounted to
IDR11,231,072 million.
(4)� SU-004 indexation arrears amounted to
IDR26,701,608 million.
The terms and conditions of SU-007 were as
follows:
(1)� SU-007 became effective on January 1, 2006
and due on August 1, 2025.
(2)� The SU-007 annual interest rate is 0.1%
calculated based on the remaining principal
balances and paid in cash by the Government
to Bank Indonesia in every 6 months, which is
at February 1 and August 1. The first payment
of the interest was in December 1, 2006 for
due dates of February 1, 2006 and August 1,
2006.
(3)� Principal repayment of SU-007 is divided into
38 installments. The first installment was due
and paid on February 1, 2007 and the next
installments will due and get paid on every
August 1 and February 1 each year until the
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 52
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
final installment of August 1, 2025. Principal
repayment may be settled in the form of cash
or in Marketable Treasury Bonds.
The Government has paid the installments of SU-
007 with the total amount of IDR9,982,616 million
from February 1, 2007 to August 1, 2013 and some
of them were the installment of SU-007 for the year
2013 amounted to IDR1,875,185 million. The
outstanding balance on SU-007 as of December 31,
2013 was IDR44,879,534 million.
b.� Treasury Bond (ON) Number SRBI-01/MK/2003
(SRBI-01)
SRBI-01 was issued to substitute SUP Number SU-
001/MK/1998 and Number SU-003/MK/1999 in
relation to the implementation of the Agreement
between the Government and Bank Indonesia
concerning the Settlement of Bank Indonesia Liquidity
Assistance (BLBI) and the Financial Relationship
between the Government and Bank Indonesia dated
August 1, 2003. The nominal value of SRBI-01 is
IDR144,536,094 million.
On July 31, 2012 an Agreement on the revision of
2003 Joint Agreement had been signed between
the Governor of Bank Indonesia, the Minister of
Finance and the Coordinating Minister for Economy
regarding Restructuring ON Number SRBI-
01/MK/2003 from the bullet payment with due date
on the year 2033 with self-liquidating system, so
the payment will be in amortized method with due
date on the year 2043. The terms and conditions of
ON SRBI-01 were as follows:
1)� SRBI-01 became effective on August 1, 2003
and the due date is August 1, 2043.
angsuran terakhir jatuh tempo dan dibayar
tanggal 1 Agustus 2025. Pembayaran angsuran
pokok dilakukan secara tunai atau dibayar
dengan Surat Utang Negara yang dapat
diperdagangkan.
Pemerintah telah melakukan pembayaran angsuran
SU-007 dengan total sebesar Rp9.982.616 juta sejak
1 Februari 2007 s.d. 1 Agustus 2013, yang di
antaranya merupakan pembayaran angsuran SU-
007 pada tahun 2013 adalah sebesar Rp1.875.185
juta. Baki debet SU-007 per 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp44.879.534 juta.
b.� Obligasi Negara Seri SRBI-01/MK/2003 �
(SRBI-01)
SRBI-01 diterbitkan sebagai pengganti SUP Nomor
SU-001/MK/1998 dan Nomor SU-003/MK/1999
dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama
antara Pemerintah dan Bank Indonesia mengenai
Penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
serta Hubungan Keuangan Pemerintah dan Bank
Indonesia tanggal 1 Agustus 2003 (SKB Tahun 2003).
Nilai nominal SRBI-01 adalah sebesar Rp144.536.094
juta.
Pada tanggal 31 Juli 2012 telah ditandatangani revisi
SKB Tahun 2003 oleh Gubernur Bank Indonesia,
Menteri Keuangan, dan Menteri Koordinator
Perekonomian yang antara lain memuat restrukturisasi
Obligasi Negara Nomor Seri SRBI-01/MK/2003 dari
semula pembayaran sekaligus (bullet payment) pada
saat jatuh tempo tahun 2033 dengan sistem self-
liquidating, menjadi pembayaran dengan metode
cicilan (amortized) s.d. jatuh tempo tahun 2043
sehingga persyaratan SRBI-01 menjadi sebagai berikut:
1)� SRBI-01 mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus
2003, dan jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus
2043.
53 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
2)� SRBI-01 dikenakan bunga tahunan sebesar 0,1%
dari sisa pokok, yang dibayar oleh Pemerintah
setiap enam bulan sekali, yaitu pada bulan
Februari dan Agustus.
3)� Pokok SRBI-01 dibayar setiap tanggal 1 Februari
dan 1 Agustus setiap tahunnya sehingga
angsuran terakhir jatuh tempo dan dibayar
tanggal 1 Agustus 2043. Pembayaran angsuran
pokok dilakukan secara tunai atau dari surplus
Bank Indonesia yang menjadi bagian Pemerintah.
Pemerintah telah melakukan pembayaran angsuran
SRBI-01 dengan total sebesar Rp18.806.496 juta
sampai dengan Agustus 2013. Pembayaran angsuran
SRBI-01/MK/2003 pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp661.181 juta. Baki debet SRBI-01 per 31 Desember
2013 adalah sebesar Rp125.729.598 juta.
c.� Tagihan Lainnya kepada Pemerintah dalam � � �
rupiah
Kecuali Tagihan Bunga kepada Pemerintah, Tagihan
Lainnya kepada Pemerintah dalam rupiah merupakan
tagihan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-
Undang Bank Indonesia. Tagihan Lainnya kepada
Pemerintah dalam rupiah terutama terdiri dari:
2)� Annual interest rate on SRBI-01 is 0.1% of the
remaining principle balance and will be paid by
the Government every 6 months in February
and August.
3)� Principal repayment of SRBI-01 is paid on every
February 1 and August 1 each year until the
final installment of August 1, 2043. Principal
repayment may be settled in cash or from Bank
Indonesia»s surplus that is accruing to the
Government.
The Government has paid the installments of SRBI-
01 with the total amount of IDR18,806,496 million
up to August 2013. The installment of SRBI-
01/MK/2003 on 2013 was amounted to IDR661,181
million. The outstanding balance of SRBI-01 as of
December 31, 2013 is IDR125,729,598 million.
c.� Other Claims on Government in Rupiah
Other than claims due to loan interest, other claims
on Government in Rupiah were claims effective
before the enactment of the Bank Indonesia Act,
with the details as follows:
1)� Tagihan karena keanggotaan Pemerintah�
dalam Lembaga Internasional� 2.826.956� 2.826.956
2)� Tagihan bunga kepada Pemerintah� 83.279� 85.170
3) � Tagihan lainnya� 0� 191�
Jumlah� 2.910.235� 2.912.317
1)� Claims due to Government membership �
of International Institutions
2)� Claims due to loan interest
3)� Other Claims �
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 54
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
1)� Tagihan karena keanggotaan Pemerintah dalam
Lembaga Internasional (Dana Talangan) sebesar
Rp2.826.956 juta, terdiri dari tagihan kepada
Pemerintah karena keanggotaan pada IMF
sebesar Rp2.764.862 juta, keanggotaan pada
International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD) sebesar Rp57.434 juta dan
keanggotaan lainnya sebesar Rp4.660 juta.
Tagihan tersebut berasal dari pembayaran secara
tunai yang dilakukan Bank Indonesia atas nama
Pemerintah sehubungan dengan penyertaan
Pemerintah pada lembaga keuangan internasional
sejak tahun 1972 s.d.1999. Dalam rangka
penyelesaian tagihan tersebut, Kementerian
Keuangan dan Bank Indonesia telah melakukan
verifikasi atas tagihan dana talangan tersebut.
Dari nilai tagihan sebesar Rp2.826.956 juta,
masih terdapat nilai yang belum disepakati oleh
Pemerintah dan Bank Indonesia sebesar
Rp46.357 juta.
Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP), mulai Laporan tahun 2009, Pemerintah
c.q. Kementerian Keuangan telah mencatat
Dana Talangan tersebut sebagai kewajiban/pasiva
dalam pos ≈Utang Jangka Panjang Dalam Negeri
Lainnya∆. Pemerintah dan Bank Indonesia saat
ini masih melakukan pembahasan terkait
penyelesaian atas tagihan tersebut.
2)� Tagihan bunga kepada Pemerintah per 31
Desember 2013 sebesar Rp83.279 juta terdiri
dari:
a)� Tagihan bunga SU-002, SU-004, dan SU-
007 sebesar Rp27.419 juta dan tagihan
bunga SRBI-01 sebesar Rp52.273 juta.
b)� Tagihan dalam rangka Subsidi Bunga Kredit
Program sebesar Rp3.587 juta.
1)� Claims due to Government membership in
International Institutions were amounted to
IDR2,826,956 million and consisted of IMF
membership fee of IDR2,764,862 million,
membership in the International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) of
IDR57,434 million and other memberships of
IDR4,660 million. The claims originated from
cash payment by Bank Indonesia on behalf of
the Government as the Government Participation
in an international financial institution from
1972 to 1999. In the frame of claim settlements,
the Ministry of Finance and Bank Indonesia have
implemented some verification upon the claims.
From the outstanding claims amounted to
IDR2,826,956 million, the IDR46,357 million of
it had not yet agreed by the Government and
Bank Indonesia.
In the Central Government»s Financial Statements
since 2009, the Government through the
Ministry of Finance recognized these claims as
liabilities under ≈Other Domestic Long term
Liabilities∆ item. Resolution of the claims is in
under discussion between the Government and
Bank Indonesia.
2)� Claims due to loan interest as of December 31,
2013 were amounted to IDR83,279 million
consisted of:
a)� Interest claims on SU-002, SU-004, and SU-
007 amounted to IDR27,419 million and
interest claim on SRBI-01 amounted to
IDR52,273 million
b)� Claims arising from Loan Subsidiary Program
of IDR3,587 million.
55 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
10.� Claims on Banks
Claims on banks as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 in Rupiah were IDR2,315,341
million and IDR3,225,921 million respectively with
the details as follows:
Claims on banks in the form of SOL and KLBI were
extended based on Act Number 13 of 1968
concerning Central Bank.
KLBI is credit or financing provided to banks from
Bank Indonesia»s own funds to support the
implementation of Government programs.
Subordinated Loans (SOL) are credits provided to
banks in the context of banks recovery. Since the
enactment of Act Number 23 of 1999 concerning
Bank Indonesia, Bank has not been allowed from
providing SOL and KLBI. As of December 31, 2013
Bank Indonesia is currently managing the SOL and
KLBI up to their maturity dates.
10.� Tagihan kepada Bank
Saldo Tagihan kepada Bank per 31 Desember 2013
dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp2.315.341 juta dan Rp3.225.921 juta dengan
rincian sebagai berikut:
Tagihan kepada Bank berupa Subordinated Loan
(SOL) dan KLBI diberikan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral.
KLBI adalah kredit atau pembiayaan kepada bank
yang sumber dananya berasal dari Bank Indonesia
untuk mendukung pelaksanaan program Pemerintah.
Pinjaman Subordinasi atau Subordinated Loan
selanjutnya disebut SOL merupakan kredit yang
diberikan kepada bank dalam rangka penyehatan
bank. Sejak diterbitkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia
tidak diperbolehkan memberikan kredit berupa SOL
dan KLBI. Per 31 Desember 2013, Bank Indonesia
masih mengelola SOL dan KLBI tersebut sampai
dengan jatuh tempo.
-� Pinjaman Subordinasi (SOL)� 1.348.884� 2.137.993
-� Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)�
executing� 960.713� 1.036.615
-� Tagihan Bunga SOL dan KLBI� 5.744� 51.313� �
2.315.341� 3.225.921
-� Subordinated Loans (SOL)
-� Executing Bank Indonesia Liquidity Credit �
(KLBI)
-� Interest claims on SOL and KLBI
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 56
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
11.� Claims on Others
Claims on others as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were IDR8,147,560 million and
IDR6,447,604 million respectively, with the details
as follows:
Claims on others in Rupiah were as follows:
Claims on appointed state-owned enterprises due
to credit program handover consisted of claims in
respect with KLBI which had been extended based
on Act Number 13 of 1968 concerning Central Bank.
Since the enactment of Act Number 23 of 1999
11.� Tagihan kepada Lainnya
Tagihan kepada Lainnya per 31 Desember 2013 dan
31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp8.147.560 juta dan Rp6.477.604 juta terdiri
dari:
Tagihan kepada Lainnya dalam rupiah terdiri dari:
Tagihan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pengalihan
sisa kredit program adalah tagihan atas KLBI yang
diberikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1968 tentang Bank Sentral, yang selanjutnya
-� Dalam Rupiah� 8.114.107� 6.470.002
-� Dalam Valas� 33.453� 7.602� �
8.147.560� 6.477.604
-� In Rupiah
-� In Foreign Currency
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
-� Tagihan pada BUMN yang ditunjuk �
Pemerintah dalam rangka pengalihan �
sisa kredit program� 6.424� 201.952
-� Tagihan karena pemberian kredit �
channeling� 5.834.078� 5.838.267
-� Tagihan Lainnya� 2.273.605� 429.783 � �
8.114.107� 6.470.002
-� Claims on appointed State-Owned �
Enterprises due to credit program � �
hand-over
-� Claims on channeling loans
-� Other claims
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
57 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
sejak diterbitkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia. Tagihan tersebut
dialihkan pengelolaannya kepada PT Permodalan
Nasional Madani sebagai BUMN Koordinator.
Tagihan karena pemberian kredit channeling adalah
tagihan atas KLBI yang disalurkan melalui bank
sebagai channeling agent namun hingga jatuh tempo
tagihan tersebut masih belum terselesaikan. Termasuk
dalam tagihan karena pemberian kredit channeling
adalah tunggakan Kredit Usaha Tani (KUT) sebesar
Rp5.700.726 juta.
BPK telah melakukan penelitian atas tunggakan KUT
untuk memenuhi permintaan Menteri Keuangan
melalui surat Nomor S-152/MK.05/2008 tanggal 3
April 2008. Tujuan penelitian tersebut adalah menilai
tunggakan KUT tahun penyediaan 1998/1999 pola
channeling per 31 Desember 2009 sesuai prosedur
yang disepakati bersama (agreed upon procedure)
dalam rangka risk sharing antara Pemerintah, Bank
Indonesia, dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit
Indonesia (Perum Jamkrindo).
BPK dengan surat Nomor 06/S/IV/01/2011 tanggal
14 Januari 2011 telah menyampaikan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) kepada Menteri Keuangan,
Gubernur Bank Indonesia, dan Direktur Utama Perum
Jamkrindo. Dalam LHP dimaksud, BPK menyimpulkan
bahwa Program KUT tahun penyediaan (TP)
1998/1999 pola channeling mengandung beberapa
kelemahan sistem pengendalian manajemen baik
dari segi desain dan implementasinya yang meliputi
kebijakan, organisasi, mekanisme penyaluran dan
pelunasan KUT, pelaporan, pendokumentasian dan
pengawasan. Kelemahan tersebut cenderung menjadi
penyebab tingginya tunggakan KUT TP 1998/1999
pola channeling.
concerning Bank Indonesia, these claims have been
transferred to PT Permodalan Nasional Madani as
coordinator.
Claims on channeling loans are claims in respect of
KLBI which was channeled through banks as
channeling agents but which had not been settled
as per due dates. Included in claims on channeling
loans are areas from the Agriculture Enterprise
Credit (KUT) scheme amounted to IDR5,700,726
million.
The BPK has conducted an audit on the KUT arrears
in accordance with the request from the Minister
of Finance as set out in Letter Number S-
152/MK.05/2008 dated April 3, 2008. The purpose
of the audit was to assess the arrears from KUT
channeling credits provided in 1998/1999 as of
December 31, 2009 in accordance with the
procedures agreed in the context of risk sharing
between the Government, Bank Indonesia and Perum
Jamkrindo.
BPK with its Letter Number 06/S/IV/01/2011 dated
January 14, 2011 submitted its audit report to the
Minister of Finance, the Governor of Bank Indonesia
and the President Director of Jamkrindo. According
to the report, BPK has concluded that the KUT
arrears channeling credits program in 1998/1999
had some weaknesses in management control,
design and implementation. Included in the
implementation are policies, organization, channeling
mechanism and KUT settlements, reporting,
documentation and supervisory. The weaknesses
assumed to be the cause of high outstanding of
KUT channeling program in 1998/1999.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 58
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Selanjutnya dalam rangka risk sharing BPK
menyarankan agar Bank Indonesia, Pemerintah, dan
Perum Jamkrindo untuk melakukan hal-hal antara
lain:
a.� Menyepakati status tunggakan KUT TP
1998/1999 pola channeling yang tidak didukung
dokumen penyaluran yang lengkap, tidak
didukung Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani (RDKK) sesuai Surat Keputusan
Menteri Pertanian dan tidak didukung sertifikat
penjaminan Perum Jamkrindo.
b.� Melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah (Pemda) dalam rangka penyelesaian
saldo rekening milik Pemda pada bank pelaksana
yang digunakan untuk menampung pelunasan
KUT TP 1998/1999 pola channeling.
c.� Melakukan koordinasi dengan bank pelaksana
untuk menyelesaikan hal-hal yang terkait dengan
saldo tunggakan dan tabungan beku.
Bank Indonesia telah meminta tanggapan kepada
Kementerian Keuangan dan penegasan mengenai
penyelesaian risk sharing tunggakan KUT 1998/1999
pola channeling melalui surat Nomor 13/3/GBI/DKBU
tanggal 22 Juni 2011.
Dalam rangka membahas penyelesaian risk sharing
KUT, Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali
pembahasan dengan kementerian terkait (Kementerian
Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan,
Kementerian Negara Koperasi dan UKM, serta Perum
Jamkrindo), pembahasan terakhir dilakukan pada
tanggal 11 Oktober 2013.
Tagihan lainnya per 31 Desember 2013 sebesar
Rp2.273.605 juta antara lain merupakan tagihan
pinjaman dan pembiayaan multiguna kepada
pegawai dan ADG sebesar Rp2.263.063 juta.
Furthermore, as part of the risk sharing efforts, the
BPK subsequently recommended that Bank Indonesia,
the Government and Perum Jamkrindo to take the
following actions, among others:
a.� Agree that the status of KUT channeling arrears
for 1998/1999 which were not supported by
full documentations, was not supported by
Farmers Group Needs Definitive Plans (RDKK)
as per Minister of Agriculture»s decree and
with Certificate of Guarantee from Perum
Jamkrindo.
b.� Coordinate with the relevant local Governments
for the purpose of settling the account balances
of the local Governments in the implementing
banks, which were used to accommodate the
payment of channeling KUT loans in 1998/1999.
c.� Coordinate with the implementing banks for
the settlements of outstanding balance and
frozen accounts.
Bank Indonesia has sought the response of the
Ministry of Finance and stressed the need for risk
sharing in respect of the 1998/1999 channeling KUT
arrears through Letter Number 13/3/GBI/DKBU dated
June 22, 2011.
In the effort to discuss the settlement of KUT risk
sharing, Bank Indonesia have conducted several
meetings with the related ministries (Coordinating
Ministry for Economy, Ministry of Finance, State
Ministry for Cooperative and Small & Medium
Enterprises, and Perum Jamkrindo), and the last
meeting was held in October 11, 2013.
Other claims as of December 31, 2013 were
amounted to IDR2,273,605 million and among
others are outstanding claims and multi-financing
to employees and ADG which were amounted to
IDR2,263,063 million.
59 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
12.� Penyertaan
Bank Indonesia mempunyai penyertaan pada
lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya,
dengan rincian sebagai berikut:
a.� Penyertaan pada Bank for International
Settlements (BIS)
Tujuan penyertaan pada BIS adalah untuk
memperoleh akses lebih besar terhadap kegiatan
BIS dalam pengambilan keputusan,
memanfaatkan fasilitas yang disediakan,
meningkatkan kepercayaan investor internasional
terhadap Indonesia, meningkatkan kerjasama di
bidang kebanksentralan yang berkaitan dengan
kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan,
sistem pembayaran, dan pengaturan perbankan.
Bank Indonesia membeli 3.000 lembar saham
(0,55% dari total saham yang beredar) pada
tanggal 29 September 2003 dengan nilai nominal
SDR5,000.00/saham dengan total harga
perolehan SDR42,054,000.00. Posisi penyertaan
tersebut pada tanggal 31 Desember 2013 setara
dengan Rp789.398 juta.
12.� Equity Participation
Bank Indonesia holds equity stakes in a number of
banks and other financial institutions with the details
as follows:
a.� Participation in Bank for International
Settlements (BIS)
The purpose of the equity participation is to
gain more access in BIS decision-making activities,
to utilize provided the facilities, to increase
international investors confidence towards
Indonesia and cooperation with other central
banks concerning monetary policy, financial
system stability, payment system and banking
regulation. Bank Indonesia purchased 3,000
shares (0.55% of the total issued shares) on
September 29, 2003 with a nominal value of
SDR5,000.00/share and total acquisition cost of
SDR42,054,000.00. The balance of the equity
participation as of December 31, 2013 was
equivalent to IDR789,398 million.
Equity participation in:
-� Bank for International� �
Settlements
-� International Islamic � �
Liquidity Management
Penyertaan pada:
-� Bank for International �
Settlements� 0,55� 789.398� 0,55� 626.862
-� International Islamic �
Liquidity Management� 6,67� 60.945� 6,67� 48.350� � �
850.343� � 675.212
Kepemilikan Ownership
% Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2013 December 31, 2013
Kepemilikan Ownership
31 Desember 2012 December 31, 2012
%
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 60
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
b.� International Islamic Liquidity Management
(IILM)
Tujuan utama IILM adalah menyediakan
instrumen keuangan syariah jangka pendek
yang berkualitas tinggi, likuid dan dapat
diperdagangkan secara internasional dengan
rating tinggi terutama untuk mendukung
pengelolaan likuiditas oleh lembaga keuangan
syariah. Keanggotaan Bank Indonesia
direpresentasikan dengan kepemilikan saham
IILM senilai USD5,000,000.00 atau setara dengan
Rp60.945 juta.
13.� Aktiva Lain-lain
Posisi Aktiva Lain-lain pada tanggal 31 Desember
2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp85.276.075 juta dan Rp77.595.949 juta, dengan
rincian sebagai berikut:
b.� International Islamic Liquidity Management
(IILM)
The main objective of IILM is providing high
quality, liquid and internationally tradable short
term sharia monetary instruments with high
rating, especially to support liquidity
management by Sharia financial institutions.
The membership of Bank Indonesia has been
represented by its shares in IILM that is amounted
to USD5,000,000.00 or equivalent to IDR60,945
million.
13.� Other Assets
The balances of other assets as of December 31,
2013 and December 31, 2012 were IDR85,276,075
million and IDR77,595,949 million respectively, with
the details as follows:
-� Reinvestasi Cash Collateral� 66.840.981� 55.094.624
-� Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud �
(Nilai Buku)� 15.961.241� 16.095.200
-� Aktiva dalam Penyelesaian� 414.052� 296.446
-� Aktiva Lain-lain pada IPBV� 423.798� 384.907
-� Persediaan Bahan Uang dan �
Uang Muka Pengadaan Uang� 362.377� 392.495
-� Aktiva Pajak Tangguhan� 549.223� 4.738.152
-� Lainnya� 724.403� 594.125 � �
85.276.075� 77.595.949
-� Reinvestment of Cash Collateral
-� Fixed Assets and intangible Assets � �
(book value)
-� Assets in proses
-� Other assets in IPBV
-� Currency Inventory and Currency � �
Procurement Advances
-� Deferred Tax Assets
-� Other Assets
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
61 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a.� Reinvestasi Cash Collateral
Saldo reinvestasi cash collateral yang berasal dari
cash collateral program TPSL per 31 Desember
2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp66.840.981 juta dan Rp55.094.624
juta - lihat Catatan C.6 dan C.28.
b.� Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud
Nilai buku Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud
per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
masing-masing sebesar Rp15.961.241 juta dan
Rp16.095.200 juta, dengan rincian sebagai
berikut:
a.� Reinvestment of Cash Collateral
The balances for reinvestment of cash collateral
originating from the TPSL cash collateral program
as of December 31, 2013 and December 31, 2012
were IDR66,840,981 million and IDR55,094,624
million respectively √ see Notes C.6 and C.28.
b.� Fixed Assets and Intangible Assets
The book value of Fixed Assets and Intangible
Assets as of December 31, 2013 and December
31, 2012 were IDR15,961,241 million and
IDR16,095,200 million respectively, with the details
as follows:
Cost of Fixed Assets
Fixed assets:
-� Land and Buildings
-� Non-Land and Buildings
Intangible Assets
Accumulated Depreciation/Amortization
Fixed assets:
-� Buildings �
-� Non-Buildings �
Intangible Assets
Book Value
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Harga Perolehan � � �
Aktiva Tetap: � � �
-� Tanah dan Bangunan� 15.784.667� 15.635.793
-� Selain Tanah dan Bangunan� 2.077.910� 1.926.841
Aktiva Tidak Berwujud� 325.828� 266.938 � �
18.188.405� 17.829.572
Akumulasi Penyusutan/Amortisasi � � �
Aktiva Tetap: � � �
-� Bangunan� 641.075� 364.228
-� Selain Bangunan� 1.391.563� 1.213.327
Aktiva Tidak Berwujud� 194.526� 156.817 � �
2.227.164� 1.734.372
Nilai Buku� 15.961.241� 16.095.200
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 62
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
c.� Aktiva Lain-lain pada IPBV
Aktiva Lain-lain pada Indo Plus Besloten
Vennootschap (IPBV) merupakan tagihan kepada
IPBV, suatu perusahaan yang ditunjuk untuk
mengelola Non Performing Loans (NPL) eks
Indover Bank, yang terdiri dari tagihan Floating
Principal Note (FPN) dan tagihan lainnya yang
digunakan sebagai cadangan untuk biaya
operasional IPBV.
Tagihan FPN merupakan tagihan yang berasal
dari NPL eks Indover Bank yang dialihkan
pengelolaannya kepada IPBV. Secara periodik
(triwulanan), IPBV mengkinikan nilai FPN tersebut
untuk menggambarkan nilai NPL terkini yang
dikelola. Untuk pertama kali nilai FPN yang
dikeluarkan IPBV pada tanggal 26 Januari 2004
sebesar USD294,232,949.00.
Pada bulan Mei 2013, seluruh sisa NPL eks Indover
Bank telah terjual dan hasilnya telah diserahkan
kepada Bank Indonesia. Nilai tagihan lainnya
kepada IPBV per 31 Desember 2013 adalah
sebesar USD33,736,543.63 atau setara dengan
Rp411.215 juta dan EUR748,048.77 atau setara
dengan Rp12.583 juta.
d.� Persediaan Bahan Uang dan Uang Muka
Pengadaan Uang
Nilai Persediaan Bahan Uang dan Uang Muka
Pengadaan Uang per 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp362.377 juta dan Rp392.495 juta, dengan
rincian sebagai berikut:
c.� Other Assets in IPBV
Other assets in Indo Plus Besloten Venootschap
(IPBV) are claims against IPBV, a company
appointed to manage non-performing loans ex
Indover Bank, consisting of Floating Principal Note
(FPN) claim and other claims that are used as a
reserve for IPBV»s operational expenditures.
FPN claims are claims from Non-Performing Loans
(NPL) of ex Indover Bank whose management has
been transferred to IPBV. Quarterly, IPBV updates
the FPN values to reflect the current NPL value
which IPBV manages. The first FPN issued on
January 26, 2004 is in the amount
USD294,232,949.00.
In May 2013 the remaining NPL of ex Indover
Bank have been sold and the fund has been
submitted to Bank Indonesia. Meanwhile, the
balances of other claims to IPBV as of December
31, 2013 were amounted to USD33,736,543.63
or the equivalent to IDR411,215 million and
EUR748,048.77 or the equivalent of IDR12,583
million.
d.� Supplies of Printed Money and Advance for
Printed Money
The values of the Currency Inventory and Currency
Procurement Advances as of December 31, 2013
and December 31, 2012 were amounted to
IDR362,377 million and IDR392,495 million
respectively, with the details as follows:
63 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
The value of Currency Inventory at December 31,
2013 was the accumulation amount of Currency
Inventory consisted of bank notes that is
amounted to IDR215,344 million, and coins
amounted to IDR147,033 million.
e.� Deferred Tax Assets
The balance of Deferred Tax Assets as of December
31, 2013 was IDR549,223 million and December
31, 2012 amounted to IDR4,738,152 million.
Further explanations on Deferred Tax Assets are
provided in Note C.29.
f.� Others
Included in Others is the placement of funds in
Indover Bank Amsterdam (IBA) consisted of
USD48,797,259.98 or the equivalent of
IDR594,790 million and EUR4,987,667.93 or the
equivalent of IDR83,900 million as of December
31, 2013 and other assets that were amounted
to IDR45,713 million.
On November 5, 2009, at the Creditors Meeting
in the Amsterdam Court in the Netherlands, Bank
Indonesia»s claim in IBA were stated as ≈disputed
claim also provisionally acknowledged∆. In March
2010, Bank Indonesia proposed a Statement of
Claim to the Amsterdam Court
Nilai persediaan bahan uang per 31 Desember
2013 merupakan akumulasi jumlah persediaan
bahan uang yang terdiri dari bahan kertas uang
senilai Rp215.344 juta dan bahan logam uang
sebesar Rp147.033 juta.
e.� Aktiva Pajak Tangguhan
Posisi Aktiva Pajak Tangguhan pada tanggal 31
Desember 2013 sebesar Rp549.223 juta dan pada
tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp4.738.152
juta. Penjelasan lebih rinci mengenai Aktiva Pajak
Tangguhan dijelaskan dalam Catatan C.29.
f.� Lainnya
Termasuk dalam Pos Lainnya adalah penempatan
dana pada Indover Bank Amsterdam (IBA) yang
terdiri dari USD48,797,259.98 atau setara dengan
Rp594.790 juta dan EUR4,987,667.93 atau setara
dengan Rp83.900 juta per 31 Desember 2013
serta Aktiva Lainnya sebesar Rp45.713 juta.
Pada tanggal 5 November 2009, dalam Creditors
Meeting di Pengadilan Amsterdam, Belanda,
tagihan Bank Indonesia di IBA ditetapkan sebagai
disputed claim also provisionally acknowledged.
Selanjutnya, pada bulan Maret 2010 Bank
Indonesia telah mengajukan Statement of Claim
-� Persediaan Bahan Uang� 362.377� 357.039
-� Uang Muka Pengadaan Uang� 0� 35.456� �
362.377� 392.495
-� Currency Inventory
-� Currency Procurement Advances
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 64
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
ke Pengadilan Amsterdam untuk meminta agar
claim Bank Indonesia di IBA tersebut dapat
sepenuhnya diakui menjadi acknowledged claim.
Berdasarkan seventeenth Public Liquidation Report
dari Stibbe tanggal 17 Februari 2014 untuk periode
pelaporan tanggal 1 Oktober 2013 s.d. 31 Januari
2014, proses pengadilan atas claim Bank Indonesia
tersebut masih berlangsung √ lihat Catatan D.1
dan E.3.
14.� Penyisihan Aktiva
Total Penyisihan Aktiva pada tanggal 31 Desember
2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebesar
Rp12.001.395 juta dan Rp12.292.109 juta, dengan
rincian sebagai berikut:
15.� Uang dalam Peredaran
Uang dalam Peredaran merupakan alat pembayaran
yang sah dan tidak berada dalam penguasaan Bank
Indonesia dengan posisi per 31 Desember 2013 dan
31 Desember 2012 masing-masing adalah sebesar
Rp500.030.818 juta dan Rp439.730.814 juta dengan
rincian sebagai berikut:
requesting that Bank Indonesia»s claim in IBA to
be declared as an acknowledged claim. According
to the Seventeenth Public Liquidation Report from
Stibbe dated February17, 2014 for reporting
period of October 1, 2013 to January 31, 2014,
the hearing on Bank Indonesia»s claim still in
progress √ see Notes D.1 and E.3.
14.� Allowance for Bad Debts
Total allowances for bad debts as of December 31,
2013 and December 31, 2012 were amounted to
IDR12,001,395 million and IDR12,292,109 million,
with the details as follows:
15.� Currency in Circulation
Currency in circulation is a valid payment instrument
and not under the possession of Bank Indonesia,
and with the positions as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 amounted to IDR500,030,818
million and IDR439,730,814 million respectively, with
the details as follows:
-� Saldo awal� 12.292.109� 11.263.320
-� Pemulihan penyisihan aktiva� 0� 0
-� Penggunaan untuk penghapusbukuan �
aktiva� (4.920)� (1.664)
-� Penambahan (pengurangan) �
pembentukan penyisihan aktiva� (285.794)� 1.030.453
-� Saldo akhir� 12.001.395� 12.292.109
-� Beginning Balance
-� Asset Recovery
-� Asset Write-off
-� Addition (Deduction) of Allowance � �
for Bad Debts
-� Ending Balance
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
65 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Dalam upaya untuk menyediakan uang layak edar
di masyarakat seluruh wilayah Indonesia, maka Bank
Indonesia senantiasa menyediakan uang layak edar
dalam jumlah yang cukup dan menarik uang yang
tidak layak edar (clean money policy).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang antara lain diatur bahwa dalam
kegiatan pemusnahan uang rupiah, Bank Indonesia
berkoordinasi dengan Pemerintah, dan pelaksanaan
pemusnahannya didasarkan pada nota kesepahaman,
yang berisi teknis pelaksanaan pemusnahan rupiah,
termasuk pembuatan berita acara pemusnahan
rupiah. Selain itu, juga diatur bahwa jumlah dan
nilai nominal rupiah yang dimusnahkan ditempatkan
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI).
Dalam pelaksanaannya, Gubernur Bank Indonesia
dan Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah
telah menandatangani Nota Kesepahaman Nomor
14/1/GBI/DPU/NK/MOU-5/MK.05/2012 tanggal 27
Juni 2012 tentang Pelaksanaan Koordinasi dalam
In the effort to provide proper circulated currency
for the people of Republic of Indonesia, Bank
Indonesia consistently provides fit currency in
circulation with the proper amount and withdraws
the unfit currency in circulation (clean money policy).
Act Number 7 of 2011 on Currency governs, among
other things, said that the destruction of rupiah
currency must be carried out by Bank Indonesia in
coordination with the Government based on the
Memorandum of Understanding that set out the
technical details of the destruction operation,
including the need to prepare an official report.
Besides, the amount and nominal value of the
destroyed Rupiah must be published in the Official
Gazette of the Republic of Indonesia.
Following that Act, the Governor of Bank Indonesia
and the Minister of Finance on behalf of the
Government have signed a Memorandum of
Understanding Number 14/1/GBI/DPU/NK/MOU-
5/MK.05/2012 dated as of June 27, 2012 concerning
Uang yang dicetak:� 619.423.252� 532.375.484
-� Uang kertas� 614.000.843� 527.829.642
-� Uang logam� 5.411.881� 4.535.314
-� Uang khusus� 10.528� 10.528
Uang yang telah dicabut dan ditarik
dari peredaran� (643)� (453)
Uang dalam persediaan� (119.372.952)� (92.628.114)
Lainnya� (18.839)� (16.103)
Jumlah uang dalam peredaran� 500.030.818� 439.730.814
Printed Money:
-� Banknotes
-� Coins
-� Special Editions �
Currency withdrawn from circulation �
Currency Inventory
Others
Currency in Circulation
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 66
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
rangka Perencanaan dan Pencetakan, serta
Pemusnahan rupiah.
Terkait dengan kewajiban tersebut, selama tahun
2013 Bank Indonesia telah menyampaikan laporan
pemusnahan uang periode triwulanan kepada
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Selain
itu, Bank Indonesia juga menerbitkan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 15/10/PBI/2013 tanggal 1
November 2013 tentang Jumlah dan Nilai Nominal
Uang rupiah yang Dimusnahkan Tahun 2011 dan
Tahun 2012. Adapun laporan pemusnahan periode
1 Januari s.d. 31 Desember 2013, akan disampaikan
paling lambat pada akhir bulan Januari 2014 kepada
Kementerian Hukum dan HAM untuk ditempatkan
dalam LNRI.
Pemusnahan uang rupiah yang dilakukan oleh Bank
Indonesia sejak tanggal 1 Januari 2013 s.d. 31
Desember 2013 adalah sebesar Rp105.299.551 juta.
Jumlah tersebut terdiri dari 5.017.405.112 bilyet
uang rupiah kertas dengan total nominal sebesar
Rp105.281.582 juta dan 106.705.000 keping uang
logam dengan total nominal sebesar Rp17.969 juta.
16.� Giro Pemerintah
Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsinya
sebagai pemegang Kas Pemerintah, mengelola Giro
Pemerintah. Saldo Giro Pemerintah dalam rupiah
dan valas per 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing sebesar Rp60.078.359 juta
dan Rp53.919.048 juta, dengan rincian sebagai
berikut:
the Coordination of Planning, Printing and
Destruction of Rupiah Banknotes and Coins.
With regards to this matter, during 2013 Bank
Indonesia has submitted a quarterly report on the
Destruction of Rupiah Banknotes and Coins to the
Ministry of Finance. Other than that, Bank Indonesia
has also issued Bank Indonesia Regulation Number
15/10/PBI/2013 dated on November 13, 2013
concerning the Destruction of Rupiah Banknotes
and Coins in 2011 and 2012. On the destruction
period of January 1, 2013 to December 31, 2013
the report was to be submitted at the latest of end
of January 2014 to the Minister of Law and Human
Rights for further publication in the Official Gazette
of the Republic of Indonesia.
Between January 1, 2013 to December 31, 2013,
the Rupiah destruction had a total value of
IDR105,299,551 million consisted of 5,017,405,112
bank notes with the nominal of IDR105,281,582
million and 106,705,000 coins with the nominal of
IDR17,969 million.
16.� Government Demand Deposits
In performing its function as the account holder of
the Government, Bank Indonesia manages
Government Demand Deposits. The balances of
Government Demand Deposits in Rupiah and foreign
currencies as of December 31, 2013 and December
31, 2012 were amounted to IDR60,078,359 million
and IDR53,919,048 million respectively with the
details as follows:
67 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a.� Rekening Giro Pemerintah dalam rupiah per 31
Desember 2013 terdiri dari:
1)� Rekening Kementerian Keuangan yang diberikan
jasa giro oleh Bank Indonesia terdiri dari:
a)� Rekening Kas Umum Negara (RKUN) sebesar
Rp2.154.700 juta.
b)� Rekening Penempatan terdiri dari:
(1)� Rekening Kas Penempatan sebesar
Rp9.639.144 juta.
(2)� Rekening selain Kas Penempatan yang
dikategorikan sebagai Rekening
Penempatan sebesar Rp26.908.805 �
juta.
2)� Rekening Kementerian Keuangan dalam rupiah
yang tidak diberikan jasa giro bersaldo adalah nihil.
3)� Rekening Giro Pemerintah Lainnya dalam rupiah
sebesar Rp18.685 juta.
b.� Rekening Giro Pemerintah dalam valas per 31
Desember 2013 terdiri dari:
1)� Rekening Kementerian Keuangan yang diberikan
jasa giro oleh Bank Indonesia terdiri dari:
a)� Rekening Kas Umum Negara dalam valas
ekuivalen sebesar Rp2.332.855 juta.
b)� Rekening Penempatan dalam valas terdiri
dari:
a.� Government Demand Deposits in Rupiah as of
December 31, 2013 consisted of:
1)� Accounts of Ministry of Finance provided in
Demand Deposits services by Bank Indonesia,
consisted of:
a)� General State Cash Account (RKUN) amounted
to IDR2,154,700 million.
b)� Placement Accounts consisted of:
(1)� Placement Cash Accounts amounted to
IDR9,639,144 million.
(2)� Other accounts other than the Placement
Accounts which are categorized as
Placement Accounts amounted to
IDR26,908,805 million.
2)� Accounts of Ministry of Finance in Rupiah without
Demand Deposits facilities was amounted to zero.
3)� Other Government Demand Deposits in Rupiah
amounted to IDR18,685 million.
b.� Government Demand Deposits in foreign currencies
as of December 31, 2013 consisted of:
1)� Accounts of Ministry of Finance provided in
Demand Deposits services by Bank Indonesia,
consisted of:
a)� General State Cash Account in foreign
currencies equivalent to IDR2,332,855 million.
b)� Placement Accounts in foreign currencies,
consisted of:
-� Dalam Rupiah� 38.721.334� 29.913.656
-� Dalam Valas� 21.357.025� 24.005.392� �
60.078.359� 53.919.048
-� In Rupiah
-� In Foreign Currency
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 68
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
(1)� Rekening Kas Penempatan ekuivalen
sebesar Rp4.810.602 juta.
(2)� Rekening selain kas penempatan yang
dikategorikan sebagai Rekening
Penempatan ekuivalen sebesar
Rp12.832.212 juta.
2)� Rekening Kementerian Keuangan dalam valas
yang tidak diberikan jasa giro setara dengan
Rp6.898 juta.
3)� Rekening Giro Pemerintah Lainnya dalam valas
sebesar Rp1.374.458 juta.
17.� Giro Bank
Giro Bank adalah saldo giro Bank Umum pada Bank
Indonesia dalam rupiah dan valas yang wajib
memenuhi GWM. Saldo Giro Bank per 31 Desember
2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp322.527.545 juta dan Rp290.364.048 juta, dengan
rincian sebagai berikut:
18.� Giro Lainnya
Saldo Giro Lainnya per 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 masing-masing sebesar Rp1.771.278
juta dan Rp1.208.608 juta, dengan rincian sebagai
berikut:
(1)� Cash Placement Accounts equivalent to
IDR4,810,602 million.
(2)� Other accounts which are categorized as
Placement Accounts equivalent to
IDR12,832,212 million.
2)� Ministry of Finance Accounts in foreign currencies
without Demand Deposits facilities equivalent
to IDR6,898 million.
3)� Other Government Demand Deposits Accounts
in foreign currencies equivalent to IDR1,374,458
million.
17.� Bank Demand Deposits
Bank Demand Deposits are the balance of demand
deposits of commercial banks in order to comply
with the Minimum Reserve Requirement (Giro Wajib
Minimum √ GWM). Bank Demand Deposits as of
December 31, 2013 and December 31, 2012 were
amounted to IDR322,527,545 million and
IDR290,364,048 million respectively, with the details
as follows:
18.� Other Demand Deposits
Other Demand Deposits as of December 31, 2013
and December 31, 2012 were amounted to
IDR1,771,278 million and IDR1,208,608 million,
respectively with the details as follows:
-� Dalam Rupiah� 253.655.238� 239.956.602
-� Dalam Valas� 68.872.307� 50.407.446� �
322.527.545� 290.364.048
-� In Rupiah
-� In Foreign Currency
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Rekening giro IMF merupakan gabungan dari IMF
Account Number 1 dan IMF Account Number 2. IMF
Account Number 1 digunakan untuk transaksi
keuangan dengan IMF antara lain terkait dengan
pembayaran kuota Indonesia dalam rupiah, serta
purchases dan repurchases fasilitas pinjaman IMF,
sedangkan IMF Account Number 2 digunakan untuk
transaksi administratif IMF di Indonesia.
Rekening giro IMF direvaluasi setiap tanggal 30 April
berdasarkan kurs yang ditetapkan IMF. Kurs yang
ditetapkan oleh IMF untuk revaluasi per 30 April
2013 dan 30 April 2012 adalah masing-masing
sebesar SDR0.0000681641 dan SDR0.0000701778.
Penyesuaian kurs ini atas beban atau untuk untung
Pemerintah dan Bank Indonesia. Revaluasi yang
menjadi bagian Pemerintah tersebut, apabila
diselesaikan dengan menerbitkan promissory note,
akan menambah atau mengurangi nilai promissory
note Pemerintah yang diadministrasikan dan disimpan
oleh Bank Indonesia.
Adapun total kuota Indonesia dan total nilai
promissory note per 31Desember 2013 masing-
masing sebesar SDR2,079,300,000.00 dan
Rp27.364.725 juta.
The IMF Demand Deposits Accounts consist of IMF
Account Number 1 and IMF Account Number 2. IMF
Account Number 1 is for financial transactions related
to quota»s payments in Rupiah, purchases, and
repurchases of IMF facilities while IMF Account
Number 2 is for IMF administrative transactions in
Indonesia.
IMF Demand Deposits Account is evaluated every
April 30 based on the exchange rate set by IMF. The
exchange rate set by IMF for revaluation purpose as
of April 30, 2013 and April 30, 2012 was
SDR0.0000681641 and SDR0.0000701778
respectively. This exchange rate adjustment concerns
expenses or gains accruing to Bank Indonesia and
the Government. The revaluation which the
Government is liable for, if settled by Promissory
Note, will increase or reduce the balance of the
Government»s promissory notes administered and
kept by Bank Indonesia.
Total quota for Indonesia and the total value of
promissory notes as of December 31, 2013 were
amounted to SDR2,079,300,000 and IDR27,364,725
million.
Rekening Giro IMF� 1.005.067� 1.005.069
Rekening Giro Bank Dunia� 94.094� 61.661
Rekening Giro ADB� 220.743� 2.153
Rekening Giro Lainnya� 451.374� 139.725� �
1.771.278� 1.208.608
IMF
World Bank
ADB
Others
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
69 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Rekening giro IMF merupakan gabungan dari IMF
Account Number 1 dan IMF Account Number 2. IMF
Account Number 1 digunakan untuk transaksi
keuangan dengan IMF antara lain terkait dengan
pembayaran kuota Indonesia dalam rupiah, serta
purchases dan repurchases fasilitas pinjaman IMF,
sedangkan IMF Account Number 2 digunakan untuk
transaksi administratif IMF di Indonesia.
Rekening giro IMF direvaluasi setiap tanggal 30 April
berdasarkan kurs yang ditetapkan IMF. Kurs yang
ditetapkan oleh IMF untuk revaluasi per 30 April
2013 dan 30 April 2012 adalah masing-masing
sebesar SDR0.0000681641 dan SDR0.0000701778.
Penyesuaian kurs ini atas beban atau untuk untung
Pemerintah dan Bank Indonesia. Revaluasi yang
menjadi bagian Pemerintah tersebut, apabila
diselesaikan dengan menerbitkan promissory note,
akan menambah atau mengurangi nilai promissory
note Pemerintah yang diadministrasikan dan disimpan
oleh Bank Indonesia.
Adapun total kuota Indonesia dan total nilai
promissory note per 31Desember 2013 masing-
masing sebesar SDR2,079,300,000.00 dan
Rp27.364.725 juta.
The IMF Demand Deposits Accounts consist of IMF
Account Number 1 and IMF Account Number 2. IMF
Account Number 1 is for financial transactions related
to quota»s payments in Rupiah, purchases, and
repurchases of IMF facilities while IMF Account
Number 2 is for IMF administrative transactions in
Indonesia.
IMF Demand Deposits Account is evaluated every
April 30 based on the exchange rate set by IMF. The
exchange rate set by IMF for revaluation purpose as
of April 30, 2013 and April 30, 2012 was
SDR0.0000681641 and SDR0.0000701778
respectively. This exchange rate adjustment concerns
expenses or gains accruing to Bank Indonesia and
the Government. The revaluation which the
Government is liable for, if settled by Promissory
Note, will increase or reduce the balance of the
Government»s promissory notes administered and
kept by Bank Indonesia.
Total quota for Indonesia and the total value of
promissory notes as of December 31, 2013 were
amounted to SDR2,079,300,000 and IDR27,364,725
million.
Rekening Giro IMF� 1.005.067� 1.005.069
Rekening Giro Bank Dunia� 94.094� 61.661
Rekening Giro ADB� 220.743� 2.153
Rekening Giro Lainnya� 451.374� 139.725� �
1.771.278� 1.208.608
IMF
World Bank
ADB
Others
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 70
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
19.� Sertifikat Bank Indonesia
Pos Sertifikat Bank Indonesia terdiri dari SBI dan
SDBI.
SBI pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 tercatat masing-masing sebesar
Rp88.747.450 juta dan Rp77.282.423 juta.
Sementara SDBI pada tanggal 31 Desember 2013
tercatat sebesar Rp26.196.762 juta.
Rincian SBI dan SDBI adalah sebagai berikut:
20.� Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sertifikat Bank Indonesia Syariah jangka waktu
sembilan bulan pada tanggal 31 Desember 2013
dan 31 Desember 2012 tercatat masing-masing
sebesar Rp4.712.000 juta dan Rp3.455.000 juta.
19.� Bank Indonesia Certificates
Bank Indonesia Certificates item consist of SBI and
SDBI.
SBI as of December 31, 2013 and December 31,
2012 were amounted to IDR88,747,450 million and
IDR77,282,423 million respectively, and SDBI as of
December 31, 2103 was amounted to
IDR26,196,762 million.
The details of SBI and SDBI are as follows:
20.� Bank Indonesia Sharia Certificates
Bank Indonesia Sharia Certificates with 9-month
tenor as of December 31, 2013 and December 31,
2012 were amounted to IDR4,712,000 million and
IDR3,455,000 million respectively.
Nilai nominal SBI� 91.392.000� 78.872.500
Dikurangi: Diskonto (bunga dibayar
dimuka) yang belum di amortisasi� 2.644.550� 1.590.077 � �
88.747.450� 77.282.423
SBI Nominal Value
Less: Un-amortized discount (interest
paid in advance)
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Nilai nominal SDBI� 26.519.999� 0
Dikurangi: Diskonto (bunga dibayar
dimuka) yang belum di amortisasi� 323.237� 0 � �
26.196.762� 0
SDBI Nominal Value
Less: Un-amortized discount (interest
paid in advance)
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
71 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
21.� Penempatan Berjangka
Penempatan Berjangka (Term Deposit) terdiri dari
Penempatan Berjangka rupiah dan valas.
Penempatan Berjangka dalam rupiah dan valas pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012
masing-masing tercatat sebesar Rp56.788.961 juta
dan Rp208.511.902 juta, dengan rincian sebagai
berikut:
a.� Penempatan Berjangka Dalam Rupiah
21.� Term Deposits
Term Deposits consist of Rupiah and foreign
currencies.
Term Deposits in Rupiah and foreign currencies as
of December 31, 2013 and December 31, 2012 were
amounted to IDR56,788,961 million and
IDR208,511,902 million respectively, with the details
as follows:
a.� Term Deposits in Rupiah
Penempatan Berjangka: � � �
-� Dalam Rupiah� 0� 180.515.989
-� Dalam Valas� 56.788.961� 27.995.913
Jumlah� 56.788.961� 208.511.902
Term Deposits:
-� In Rupiah
-� In Foreign Currency
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Nilai Nominal� 0� 180.797.500
-� 2 s.d. 90 hari� 0� 150.135.500
-� > 90 hari� 0� 30.662.000
Dikurangi: Diskonto Term Deposit (bunga
dibayar dimuka) yang belum diamortisasi� 0� 281.511
Jumlah� 0� 180.515.989
Tingkat Diskonto� � �
-� 2 s.d. 90 hari � -� 4,25% - 4,43%
-� > 90 hari � -� 4,00% - 4,70%
Nominal Value
-� 2 - 90 days �
-� > 90 days �
Less: Un-amortized discount term
deposit (interest paid in advance)
Total � � � � �
Discount Rate
-� 2 - 90 days
-� > 90 days
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
31 Desember 2013 December 31, 2013
31 Desember 2012 December 31, 2012
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 72
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
b.� Penempatan Berjangka Dalam Valas
22.� Penempatan Dana
Penempatan Dana (Deposit Facility) yang berjangka
waktu overnight pada tanggal 31 Desember 2013
dan 31 Desember 2012 masing-masing tercatat
sebesar Rp111.099.310 juta dan Rp69.024.266 juta.
Rincian Penempatan Dana adalah sebagai berikut:
b.� Term Deposits in Foreign Currencies
22.� Deposit Facilities
Deposit Facility with overnight term as of December
31, 2013 and December 31, 2012 were amounted
to IDR111,099,310 million and IDR69,024,266
million, respectively with the details as follows:
Nilai Nominal � � � � �
-� 1 hari� 3,184,000,000.00� 38.809.776� 0.00� 0
-� 7 hari� 1,080,000,000.00� 13.164.120� 815,000,000.00� 7.881.050
-� 14 hari� 210,000,000.00� 2.559.690� 670,000,000.00� 6.478.900
-� 30 hari� 185,000,000.00� 2.254.965� 1,410,000,000.00� 13.634.700
Bunga Term Deposit Valas
YMHD� � 410� � 1.263 � � �
56.788.961� � 27.995.913
Tingkat Diskonto �
-� 1 hari� 0,09%� - � �
-� 2 s.d. 30 hari� 0,13% - 0,16%� 0,12% - 0,15%
Nominal Value
-� 1 day
-� 7 days
-� 14 days
-� 30 days
Foreign Currency Term Deposit
Interest To be Calculated
Discount Rate
-� 1 day
-� 2 - 30 days
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian DescriptionValas (USD)
Foreign CurrencyValas (USD)
Foreign Currency
31 Desember 2013 December 31, 2013
31 Desember 2012 December 31, 2012
Nilai nominal� 111.134.800� 69.039.600
Dikurangi: Diskonto (bunga dibayar
di muka) yang belum diamortisasi� 35.490� 15.334
Jumlah� 111.099.310� 69.024.266
Nominal Value
Less: Un-amortized discount term
deposit (interest paid in advance)
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
73 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
23.� Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
FASBIS yang berjangka waktu overnight pada tanggal
31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 tercatat
masing-masing sebesar Rp16.267.400 juta dan
Rp15.582.200 juta.
24.� Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli �
Kembali
Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli
Kembali dengan jangka waktu satu hari s.d. satu
tahun, pada tanggal 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 tercatat masing-masing sebesar
Rp68.785.840 juta dan Rp99.591.644 juta.
23.� Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities
Bank Indonesia Sharia Deposit Facilities (FASBIS) with
overnight term as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were amounted to
IDR16,267,400 million and IDR15,582,200 million,
respectively.
24.� Securities Sold Under Repurchase Agreement
Securities Sold Under Repurchase Agreement with
overnight term up to one year as of December 31,
2013 and December 31, 2012 were amounted to
IDR68,785,840 million and IDR99,591,644 million
respectively.
a.� SUN sold under repurchase agreement �
-� Outstanding � �
-� Less: Un-amortized discount (interest � �
paid in advance)
b.� SBSN sold under repurchase agreement �
-� Outstanding � �
-� Less: Un-amortized discount (interest � �
paid in advance) � � �
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
a.� SUN yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali � � � �
-� Outstanding� 67.939.857� 100.094.969�
-� Dikurangi: Bunga dibayar di muka yang� �
belum diamortisasi� 87.300� 561.249� � �
67.852.557� 99.533.720
b.� SBSN yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali � � � �
- � Outstanding� 935.127� 58.087�
-� Dikurangi: Bunga dibayar di muka yang� �
belum diamortisasi� 1.844� 163� � �
933.283� 57.924
Jumlah� 68.785.840� 99.591.644
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 74
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
25.� Pinjaman dari Pemerintah
Pinjaman dari Pemerintah terdiri dari:
Pinjaman dari Pemerintah dalam rupiah adalah
pinjaman Pemerintah dalam rangka program TSL
yang berasal dari ASEAN Japan Development Fund
for Indonesia (AJDF). Pinjaman tersebut
diteruspinjamkan oleh Bank Indonesia kepada bank
pelaksana untuk Perkebunan Besar Swasta Nasional
(PBSN). Bank Pelaksana telah melunasi seluruh
pinjaman TSL kepada Bank Indonesia pada tahun
2007. Bank Indonesia telah mengajukan percepatan
pelunasan (prepayment) kepada Pemerintah terakhir
dengan surat Nomor 14/2/GBI/DKBU tanggal 30 Juli
2012, namun Pemerintah dengan surat Nomor S-
1965/PB.4/2013 tanggal 23 Juli 2013 mengemukakan
bahwa pihak lender (Japan International Cooperation
Agency - JICA d/h OECF) tidak dapat menyetujui
usulan prepayment. Dalam hal ini, Pemerintah masih
mengusahakan disetujuinya usulan prepayment
pinjaman OECF/AJDF-B2 tersebut oleh lender.
Pinjaman Pemerintah dalam rupiah per tanggal 31
Desember 2013 terdiri dari pokok sebesar Rp75.615
juta dan bunga sebesar Rp454 juta.
Pinjaman dari Pemerintah dalam valas dalam rangka
TSL dari Asian Development Bank (ADB) per 31
Desember 2013 adalah nihil.
25.� Loans from Government
Loans from Government consist of:
Loans from Government in Rupiah consist of
Government loans revenue due to TSL from ASEAN
Japan Development Fund for Indonesia (AJDF). The
loans have been channeled by Bank Indonesia to
the implementing banks for Major Domestic Private
Sector Plantation (PBSN). The implementing banks
had settled the overall loans in 2007. Bank Indonesia
had proposed prepayment to the Government with
the latest letter Number 14/2/GBI/DKBU dated July
30, 2012. Yet, the Government through the letter
number S-1965/PB.4/2013 dated July 23, 2013
explained that the lender (Japan International
Cooperation Agency - JICA a.k.a. OECF) was not in
a position to agree with a prepayment proposal. In
this matter the Government is still making some
effort to get the approval on the prepayment proposal
of OECF/AJDF-B2 loan. Loans from Government in
Rupiah as of December 31, 2013 were amounted
to IDR75,615 million with the interest of IDR454
million.
Loan from the Government in foreign currencies on
TSL program under ADB (Asian Development Bank)
as of December 31, 2013 is amounted to zero.
-� Dalam Rupiah� 76.069� 89.900
-� Dalam valas� 0� 8.186
Jumlah� 76.069� 98.086
-� In Rupiah
-� In Foreign Currency
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
75 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
26.� Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Luar Negeri terdiri dari:
Pinjaman Luar Negeri tersebut merupakan sisa dari
pinjaman Bank Indonesia yang diperoleh berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang
Bank Sentral yaitu:
a.� Pinjaman Sindikasi dari Bank Luar Negeri
Pinjaman sindikasi dari bank luar negeri
merupakan pinjaman sindikasi dari bank-bank
internasional kepada Bank Indonesia atas nama
Pemerintah yang digunakan untuk cadangan
devisa nasional. Pinjaman sindikasi terdiri dari:
26.� Foreign Borrowings
Foreign borrowings consisted of:
The above amount represents the outstanding
balance on a loan obtained by Bank Indonesia based
on Act Number 13 of 1968 concerning the Central
Bank and consisting of:
a.� Syndicated Loans from Foreign Banks
Syndicated loans from Foreign Banks represent
syndicated loans from international banks to
Bank Indonesia on behalf of the Government for
monetary reserve purpose. The Syndicated loans
consisted of:
a.� Pinjaman sindikasi dari bank luar negeri� 2.974.654� 3.425.771
b.� Bunga yang masih harus dibayar� 1.545� 1.933
Jumlah� 2.976.199� 3.427.704
a.� Syndicated loans from foreign banks
b.� Deferred interest payable
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
1.� Pinjaman Sindikasi Tahun 1994� -� 223.517
2.� Pinjaman Sindikasi Tahun 1995� 2.974.654� 3.202.254
Jumlah� 2.974.654� 3.425.771
1.� Syndicated loan of 1994
2.� Syndicated loan of 1995
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 76
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
1)� Pinjaman Sindikasi Tahun 1994
Merupakan pinjaman sindikasi dari kreditur luar
negeri dengan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ,
Hongkong Branch yang bertindak sebagai agent,
dengan jumlah pinjaman sebesar
USD500,000,000.00. Pinjaman tersebut
ditandatangani pada tanggal 28 Maret 1994.
Dalam kesepakatan London Club II telah dilakukan
amandemen kedua tanggal 28 September 2000,
yakni menjadwal ulang pinjaman pokok sebesar
USD150,000,000.00 untuk periode pembayaran 28
Maret 2002 s.d. 28 Maret 2013. Tingkat bunga
pinjaman yang diamandemen adalah LIBOR + 0,875%
dan TIBOR + 0,875%. Pinjaman sindikasi tahun 1994
telah dilunasi pada tanggal 28 Maret 2013.
2)� Pinjaman Sindikasi Tahun 1995
Merupakan pinjaman sindikasi dari kreditur luar
negeri dengan The Mizuho Corporate Bank, Ltd.,
Singapore Branch yang bertindak sebagai agent,
dengan jumlah pinjaman sebesar
USD500,000,000.00. Pinjaman tersebut
ditandatangani pada tanggal 14 Juni 1995.
Dalam kesepakatan London Club III telah dilakukan
amandemen kedua tanggal 6 September 2002,
yakni untuk menjadwal ulang pokok pinjaman
sebesar USD300,000,000.00 untuk periode
pembayaran 14 Desember 2008 s.d.14 Desember
2019. Tingkat bunga pinjaman yang diamandemen
adalah LIBOR + 0,875% dan TIBOR + 0,875%.
Saldo pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar USD194,304,000.00 atau setara dengan
Rp2.368.371 juta dan JPY5,218,980,372.00 atau
setara dengan Rp606.283 juta.
1)� Syndicated Loan of 1994
Syndicated Loan of 1994 represents a syndicated
loan from foreign creditors with Bank of Tokyo
Mitsubishi UFJ and Hongkong Branch as the agent,
and was amounted to USD500.000.000,00. The
loan agreement was signed on March 28, 1994.
Under the London Club II agreement, the second
amendment took place on September 28, 2000 to
reschedule the loan principal amounted to
USD150,000,000.00 for the payment period of
March 28, 2002 to March 28, 2013. The interest
rates amended were LIBOR + 0.875% and TIBOR +
0.875%. The 1994 syndicated loan was fully paid
on March 28, 2013.
2)� Syndicated Loan of 1995
Syndicated Loan of 1995 represents a syndicated
loan from foreign banks with The Mizuho Corporate
Bank, Ltd. and Singapore Branch as the agent, and
was amounted to USD500,000,000.00. The loan
agreement was signed on June 14, 1995.
Under the London Club III agreement, the second
amendment took place on September 6, 2002 to
reschedule the loan principal amount to
USD300,000,000.00 for the payment period of
December 14, 2008 to December 14, 2019. The
interest rates amended were LIBOR + 0.875% and
TIBOR + 0.875%.
The balance as of December 31, 2013 was amounted
to USD194,304,000.00 or equivalent to IDR2,368,371
million and JPY5,218,980,372.00 or equivalent to
IDR606,283 million.
77 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
b.� Bunga yang Masih Harus Dibayar
Perhitungan bunga atas Pinjaman Luar Negeri
yang telah menjadi beban namun belum dibayar
karena belum jatuh tempo adalah sebesar
Rp1.545 juta pada tanggal 31 Desember 2013
dan Rp1.933 juta pada tanggal 31 Desember
2012.
27.� Alokasi Hak Tarik Khusus
IMF mempunyai kewenangan mengalokasikan Hak
Tarik Khusus atau SDR (Article XV Section 1 dan
Article XVIII) untuk menambah likuiditas global jika
dibutuhkan dan untuk menambah cadangan devisa
negara-negara anggota dengan biaya relatif murah.
Keputusan Alokasi SDR tersebut memerlukan
dukungan 85% hak suara negara anggota IMF.
Tidak seperti halnya fasilitas pinjaman IMF pada
umumnya, Alokasi SDR tidak mengandung
conditionality. Besaran suku bunga Alokasi SDR sama
dengan suku bunga Hak Tarik Khusus, sehingga
negara anggota akan memperoleh pendapatan
bunga bila saldo Hak Tarik Khusus lebih besar
dibandingkan dengan Alokasi SDR. Sebaliknya,
negara anggota akan membayar bunga bila saldo
Hak Tarik Khusus lebih kecil dibandingkan dengan
Alokasi SDR. Atas pengelolaan SDR tersebut, IMF
mengenakan biaya administrasi yang besarnya
kurang dari 0,01% per tahun.
Sejak diciptakannya SDR pada tahun 1969, IMF telah
tiga kali memberikan Alokasi Umum SDR kepada
negara anggota yaitu: 1) Alokasi SDR yang
disampaikan secara bertahap pada periode tahun
1970-1972; 2) Alokasi SDR yang disampaikan secara
bertahap pada periode tahun1979-1981; dan 3)
Alokasi SDR yang ditetapkan pada tanggal 28 Agustus
2009. Di samping Alokasi Umum SDR, IMF juga telah
memberikan Alokasi Khusus SDR yang dilakukan
satu kali pada tahun 1997, namun baru dialokasikan
b.� Deferred Interest Payable
The interests of foreign borrowings which have
already become expenditures but not yet paid
due to the due dates as of December 31, 2013
and December 31, 2012 were amounted to
IDR1,545 million and IDR1,933 million
respectively.
27.� Allocations of Special Drawing Rights
The IMF has the authority to allocate Special Drawing
Rights (SDR) on Article XV(1) and Article XVIII to
add global liquidity if needed and augment the
foreign reserves of member countries at minimum
cost. A decision to allocate SDRs needs the voting
support of 85% of IMF member countries. SDR
allocations are not subject to conditionality. The
interest on SDR allocations is the same as interest
on SDR so the member countries will get interest
income if their SDR balances which is bigger than
their SDR allocations. On the other hand, the
members will have to pay interests when their SDR
balances are smaller than their SDR allocations. The
IMF charges an administration fee for managing
SDRs less than 0.01% per annum.
Since the inception of SDRs in 1969, the IMF has
allotted SDR General Allocations to member countries
for three times: 1) SDR allocations allotted in several
phases during 1970-1972; 2) SDR allocations allotted
in several allotted phases during 1979-1981; and 3)
SDR allocations on August 28, 2009. Besides SDR
General Allocations, the IMF also added Special SDR
Allocations in 1997, but this was only allocated to
member countries on September 9, 2009 after
getting the approval from 85% of the voting rights
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 78
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
kepada negara anggota pada tanggal 9 September
2009 karena persetujuan 85% hak suara negara
anggota baru diperoleh pada bulan Agustus 2009.
Alokasi khusus ini dilakukan untuk memberikan
alokasi SDR kepada negara-negara anggota yang
bergabung dengan IMF setelah alokasi umum tahun
1981 dan untuk menyeimbangkan alokasi negara-
negara anggota lainnya sejalan dengan
perkembangan ekonominya.
Berdasarkan surat IMF tanggal 3 September 2009,
pencatatan Alokasi SDR diklasifikasikan sebagai
other debt liabilities dalam kelompok long-term
liabilities sesuai Balance of Payment Manual 6 (BPM6).
Klasifikasi ini sesuai dengan karakteristik Alokasi
SDR yang memiliki jangka waktu panjang sehingga
dikategorikan sebagai utang jangka panjang.
Saldo Alokasi Hak Tarik Khusus per 31 Desember
2013 sebesar SDR1,980,438,720.00 atau setara
dengan Rp37.174.934 juta dan per 31 Desember
2012 sebesar SDR1,980,438,720.00 atau setara
dengan Rp29.520.637 juta.
28.� Kewajiban Lain-Lain
Kewajiban Lain-Lain per 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp72.075.687 juta dan Rp61.341.300 juta yang
terdiri dari:
of IMF member countries in August 2009. This
special allotment was intended to provide SDR
allocations to countries which joined the IMF after
the general allocation of 1981, and to bring the
allocations of other countries into line with their
economic growth.
Based on the IMF letter dated September 3, 2009,
SDR Allocations are classified as other debt liabilities
in the long-term liabilities section according to the
guidance in the Balance of Payment Manual 6
(BPM6). This classification is in accordance with the
characteristics of SDR allocations, which are long
term and categorized as long-term liabilities.
The Special Drawing Rights balance as of December
31, 2013 was amounted to SDR1,980,438,720.00
or equivalent to IDR37,174,934 million and as of
December 31, 2012 was amounted to
SDR1,980,438,720.00 or equivalent to
IDR29,520,637 million.
28.� Other Liabilities
Other liabilities as of December 31, 2013 and
December 31, 2012 were amounted to
IDR72,075,687 million and IDR61,341,300 million
respectively and consist of:
79 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
1)� Cash Collateral
Cash collateral merupakan jaminan yang diterima
oleh Bank Indonesia atas transaksi peminjaman SSB
milik Bank Indonesia (Third Party Securities Lending)
kepada pihak ketiga (borrower) melalui securities
lending agent. Selanjutnya cash collateral
direinvestasikan sebagaimana dijelaskan pada
Catatan C.6 dan Catatan C.13.
2)� Kewajiban Imbalan Kerja
Bank Indonesia menyelenggarakan program imbalan
kerja yang terdiri dari imbalan pascakerja dan imbalan
kerja jangka panjang lainnya. Perhitungan kewajiban
imbalan pascakerja dan imbalan kerja jangka panjang
lainnya dilakukan oleh aktuaris independen pada
posisi 31 Desember 2013.
Program imbalan pascakerja terdiri dari program
pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh DAPENBI
dan Tunjangan Hari Tua (THT) yang terdiri dari
Tuperum dan TKHT yang dikelola oleh YKKBI. Selain
itu, Bank Indonesia juga melaksanakan program
imbalan pascakerja antara lain berupa Uang
Perpisahan Pegawai, serta program Imbalan Kerja
1)� Cash Collateral
Cash collateral is collateral received by Bank Indonesia
in respect of Third Party Securities Lending to the
borrowers through securities lending agent. Such
cash collateral is then reinvested as explained in
Notes C.6 and C.13.
2)� Employee Benefits
Bank Indonesia provides post and long-term
employment benefit program. The actuarial
calculation on post and long-term employment
benefit program was performed by an independent
actuary for the position as of December 31, 2013.
The Post-Employment Programs consist of Defined
Benefit Pension Plan managed by DAPENBI and
Retirement Benefit Program managed by YKKBI.
In addition, Bank Indonesia also provides other post-
employment benefits programs such as Employee
Farewell Paid Leave and other long-term employee
benefits program such as Extended Leave and Long
-� Cash Collateral� 66.840.981� 55.094.624
-� Setoran Dana Pembukaan L/C �
dalam valas� 101.779� 603.460
-� Kewajiban Imbalan Kerja� 3.148.427� 3.139.453
-� Utang Pajak� 642.922� 47.150
-� Lainnya� 1.341.578� 2.456.613
Jumlah� 72.075.687� 61.341.300
-� Cash Collateral
-� Collateral for Opening L/C in Foreign�
Currency
-� Employee Benefits Liabilities
-� Tax Payables
-� Others
Total
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 80
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Jangka Panjang lainnya antara lain berupa Bantuan
Cuti Besar dan Penghargaan Masa Pengabdian.
Mutasi aktiva, kewajiban, dan beban imbalan kerja
pada periode Januari s.d. Desember 2013 adalah
sebagai berikut:
Service Payments.
The balanc of assets, liabilities and employee benefits
expenses from January to December 2013 are as
follows:
Saldo Aktiva/(Kewajiban)
31 Desember 2012� (794.889)� (111.663)� (697.611)� (368.055)� (1.010.395)� (156.840)� (3.139.453)
Beban Imbalan
Kerja� (13.425)� (29.283)� (107.492)� (62.473)� (456.202)� (60.727)� (729.602)
Pendapatan Imbalan
Kerja� 0� 0� 0� 22.687� 3.451� 0� 26.138
Pendanaan Bank
Indonesia� 268.701� 61.852� 75.207� 0� 0� 0� 405.760
Pembayaran Manfaat� 0� 0� 0� 35.161� 203.526� 50.043� 288.730
Saldo
Aktiva/(Kewajiban)
30 Desember 2013� (539.613)� (79.094)� (729.896)� (372.680)� (1.259.620)� (167.524)� (3.148.427)
Assets (Liabilities) Balance
as per December 31, 2012
Employment Benefit
Expenses
Employment Benefit
Income
Bank Indonesia»s
Contribution
Benefit Payment
Assets (Liabilities)
Balance as per
December 31, 2013
Uraian Description
Manfaat Pensiun
Pension Benefits
TunjanganKesehatan Hari Tua
Retirement Benefit
Program
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Imbalan Pascakerja
Other Post Employment
Benefits
Rp jutaIDR Million
Imbalan Kerja Jangka
PanjangLainnya
Other Long-Term
Benefits
Pajak untuk Imbalan
Pascakerja dan Imbalan Kerja Jangka
Panjang Lainnya
Tax
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jumlah
Total
Rp jutaIDR Million
(1) (2) (3) (4) (5) (7)
Tunjangan Pemilikan
Rumah
Housing Allowance
Rp jutaIDR Million
(6)
81 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Adapun total kewajiban imbalan kerja manfaat
pensiun, Tuperum, TKHT, imbalan pascakerja, imbalan
kerja jangka panjang lainnya, pajak untuk imbalan
pascakerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya
per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp3.148.427
juta.
29.� Perpajakan
a.� Penerimaan (Beban) Pajak Penghasilan
Penerimaan (Beban) pajak penghasilan untuk
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 adalah sebagai
berikut:
b.� Rekonsiliasi
Rekonsiliasi antara Surplus (Defisit) sebelum pajak
penghasilan dan Penerimaan (Beban) pajak
penghasilan yang ditunjukkan dalam Laporan
Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013:
Total employee benefits liabilities for pension benefits,
post-employment, other long term services, tax on
employee benefits and other long-term services as
of December 31, 2013 was amounted to
IDR3,148,427 million.
29.� Taxation
a.� Income Tax Revenues (Expenses)
Income tax revenues (expenses) for the period
of January 1 to December 31, 2013 and January
1 to December 31, 2012 are as follows:
b.� Reconciliation
The reconciliation between Surplus (Deficit) before
income tax and the income tax revenues
(expenses) as shown in the Annual Financial
Statements as of December 31, 2013 are as
follows:
- � Pajak Kini� (601.467)� 0
-� Pajak Tangguhan:� �
Penerimaan Pajak Tangguhan� 0� 262.986�
Beban Pajak Tangguhan � (4.188.929)� (2.539.523)
Jumlah Penerimaan (Beban) Pajak
Penghasilan� (4.790.396)� (2.276.537)
-� Current Tax
-� Deferred Tax: �
Deferred Tax Income (Expenses) �
Deferred Tax Expenses
Total Deferred Tax Income
(Expenses)
Jan √ Des 2013 Jan √ Dec 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jan √ Des 2012 Jan √ Dec 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 82
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Surplus (Deficit) before Income Tax
Positive Fiscal Correction
Permanent Differences:
1)� Benefits
2)� Grants and Assistance
3)� Fixed Assets and Inventory Depreciation
4)� Others �
Total
Temporal Differences:�
1)� Post-Employment and Other Long-Term � �
Employment Benefits
2)� Fixed Asset and Inventory Depreciation �
Total� � � �
Negative Fiscal Correction
Permanent Differences:� �
Total�
Temporary Differences:�
1)� Post-Employment and Other Long-Term � �
Employment Benefits
2)� Fixed Assets and Inventory Depreciation �
Total� � � �
Fiscal Surplus (Deficit)� � � �
Difference after Revaluation of Fixed Assets� � �
Compensation of Fiscal losses:� �
Fiscal Loss in 2009 IDR171,713 million� �
Fiscal Loss in 2010 IDR26,931,000 million �
Fiscal Loss in 2011 IDR24,135,325 million
Total�
Taxable Surplus�
Calculation of Current Tax:�
25% x Taxable Surplus (Deficit)
Current Tax�
Tax Credit: �
Article 25 Income Tax Installments
Income Tax Payable
Jan √ Des 2013 Jan √ Dec 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jan √ Des 2012 Jan √ Dec 2012
Uraian Description
Surplus (defisit) sebelum pajak penghasilan� 42.197.491� 8.096.230
Koreksi Fiskal Positif � � �
Beda Tetap:� � �
1)� Natura dan Kenikmatan� 799.747� 586.075
2)� Bantuan atau Sumbangan� 62.420� 46.310
3)� Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris� 186.247� 181.571
4)� Lainnya� 127.054� 199.564 �
Jumlah� 1.175.468� 1.013.520
Beda Waktu:� � �
1)� Imbalan Pascakerja dan Imbalan Kerja� �
Jangka Panjang Lainnya� 559.189� 1.555.167
2)� Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris� 210.182� (7.255) �
Jumlah� 769.371� 1.547.912� � � �
Koreksi Fiskal Negatif � � �
Beda Tetap:� (76.052)� (3.601) �
Jumlah� (76.052)� (3.601)
Beda Waktu:� � �
1)� Imbalan Pascakerja dan Imbalan Kerja �
Jangka Panjang Lainnya� (567.659)� (481.859)
2)� Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris� (12.808)� (14.110) �
Jumlah� (580.467)� (495.969)� � � �
Surplus (Defisit) Fiskal� 43.485.811� 10.158.092� � � �
Selisih Lebih Hasil Revaluasi Aktiva Tetap� 0� 0� � � �
Kompensasi Rugi Fiskal:� � � �
Rugi Fiskal Tahun 2009 Rp171.713 juta� 0� (171.713) �
Rugi Fiskal Tahun 2010 Rp26.931.000 juta� (16.944.621)� (9.986.379) �
Rugi Fiskal Tahun 2011 Rp24.135.325 juta� (24.135.325)� 0
Jumlah� (41.079.946)� (10.158.092)
Surplus Kena Pajak� 2.405.865� 0
Perhitungan Pajak Terutang:� � � �
25% x Surplus Kena Pajak� 601.467� 0
Jumlah Pajak Terutang� 601.467� 0
Kredit Pajak:� � 0 �
Angsuran PPh pasal 25� 0� 0
PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar� 601.467� 0
83 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
In the period of January to December 2013 Bank
Indonesia gained the fiscal surplus of
IDR43,485,811 million, yet Bank Indonesia
reserves the compensation right on the fiscal
deficits from 2010-2011 of IDR41,079,946 million
so the taxable surplus is IDR2,405,865 million
and the payable income tax as of 2013 is
IDR601,467 million.
c.� Deferred Tax Assets (Liabilities)
The balance of Deferred tax Assets (Liabilities)
as of December 31, 2013 and December 31,
2012 was the result of time differences as shown
below:
Pada periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2013 Bank Indonesia memperoleh
surplus fiskal sebesar Rp43.485.811 juta, namun
Bank Indonesia memiliki hak kompensasi kerugian
fiskal tahun 2010 dan tahun 2011 sebesar
Rp41.079.946 juta sehingga surplus kena pajak
menjadi sebesar Rp2.405.865 juta sehingga pajak
penghasilan terutang tahun 2013 menjadi sebesar
Rp601.467 juta.
c.� Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan
Posisi Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 merupakan pengaruh beda waktu dan
kompensasi kerugian fiskal dengan rincian
sebagai berikut:
1)� Post-Employment Benefits �
2)� Other Long Term Employment Benefits
3)� Post-Employment Benefits - Pension
4)� Retirement Benefits �
5)� Fixed Assets and Inventory Depreciation
Total Temporary Differences Fiscal
Correction
Fiscal Loss
Total
Deferred Tax Assets (Liabilities) in current
year
Deferred Tax Assets (Liabilities) in previous
year
Deferred Tax Assets (Liabilities)
Balance
APT Adjustment due to compensation of
previous years fiscal loss
Deferred Tax Assets (Liabilities) Balance
after Adjustment
1)� Imbalan Pascakerja� 27.451� 28.162
2)� Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya � 251.924� (185.110)
3)� Imbalan Pascakerja Manfaat Pensiun� (255.277)� 374.776
4)� Tunjangan Hari Tua� (32.568)� 855.480
5)� Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris� 197.374� (21.365)
Jumlah Koreksi Fiskal Beda Waktu� 188.904� 1.051.943
Rugi Fiskal� 0� 0
Jumlah� 188.904� 1.051.943
Aktiva (kewajiban) Pajak Tangguhan �
tahun berjalan � 47.226� 262.986
Aktiva (kewajiban) Pajak Tangguhan �
tahun sebelumnya� 4.738.152� 7.014.689
Saldo Aktiva (Kewajiban) Pajak
Tangguhan� 4.785.378� 7.277.675
Penyesuaian APT karena kompensasi atas
rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya� (4.236.155)� (2.539.523)
Saldo Aktiva (Kewajiban) Pajak
Tangguhan Setelah Penyesuaian� 549.223� 4.738.152
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 84
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Posisi Aktiva Pajak Tangguhan tahun 2013 sebesar
Rp549.223 juta berasal dari perbedaan temporer
sebesar Rp47.226 juta, yaitu 25% x Rp188.904
juta, dan penyesuaian saldo aktiva pajak
tangguhan yang berasal dari pengaruh
kompensasi kerugian fiskal tahun 2010 yang
masih dapat dikompensasikan sebesar
Rp4.236.155 juta, yaitu 25% x Rp16.944.621
juta √ lihat Catatan C.13.e.
d.� Utang Pajak
30.� Modal
Berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia, modal
Bank Indonesia ditetapkan berjumlah sekurang-
kurangnya Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun
rupiah). Modal ini harus ditambah sehingga menjadi
10% dari seluruh kewajiban moneter yang dananya
berasal dari cadangan umum atau hasil revaluasi
aset. Modal pada tanggal 31 Desember 2013 dan
31 Desember 2012 adalah sebesar Rp17.111.547
juta dan Rp17.114.024 juta.
Deferred Tax Assets in 2013 of IDR549,223 million
also include the time differences of
25% x IDR188,904 million which was amounted
to IDR47,226 million, and the adjustment to the
balance of deferred tax assets from compensation
of fiscal loss in 2010 of 25% x IDR16,944,621
million amounted to IDR4,236,155 million √ see
Note C.13.e.
d.� Tax Liabilities
30.� Capital
Based on Bank Indonesia Act, the capital of Bank
Indonesia shall be at least IDR2,000,000,000,000.00
(two trillion Rupiah). This capital must be increased
to up to 10% (ten percent) of total monetary
liabilities, with funds to be derived from general
reserves or assets revaluation reserves. The Capital
as of December 31, 2013 and December 31, 2012
were amounted to IDR17,111.547 million and
IDR17,114,024 million, respectively.
Article 29
Article 21
Article 22
Article 23
Article 26
Article 4 (2)
Value Added Tax (VAT)
Total
PPh Pasal 29� 601.467� 0
Pasal 21� 6.119� 11.559
Pasal 22� 0� 0
Pasal 23� 1.573� 1.451
Pasal 26� 1.050� 128
Pasal 4 ayat 2� 29.163� 31.961
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)� 3.550� 2.051
Jumlah� 642.922� 47.150
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
85 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
31.� Cadangan Umum dan Cadangan Tujuan
Pasal 62 Undang-Undang Bank Indonesia mengatur
bahwa surplus dari hasil kegiatan Bank Indonesia
akan dibagi sebagai berikut:
a.� 30% untuk Cadangan Tujuan; dan
b.� Sisanya dipupuk sebagai Cadangan Umum
sehingga jumlah Modal dan Cadangan Umum
menjadi 10% dari seluruh kewajiban moneter
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).
Selanjutnya dalam Pasal II angka 3 diatur bahwa
selama penyelesaian BLBI belum berakhir, Cadangan
Tujuan ditetapkan sebesar 10%.
Pada penjelasan Pasal 62 Undang-Undang Bank
Indonesia disebutkan pula bahwa Cadangan Tujuan
digunakan antara lain untuk biaya penggantian
dan/atau pembaruan harta tetap, pengadaan
perlengkapan yang diperlukan, pengembangan
organisasi dan sumber daya manusia dalam
melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia,
serta penyertaan yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas Bank Indonesia. Penggunaan Cadangan Tujuan
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp542.412 juta dengan rincian sebagai
berikut:
a.� Pembaruan/penggantian harta tetap sebesar
Rp508.447 juta.
b.� Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya
Manusia (SDM) sebesar Rp33.965 juta.
Posisi Cadangan Umum dan Cadangan Tujuan pada
tanggal 31 Desember 2013 masing-masing sebesar
Rp22.924.506 juta dan Rp13.208.397 juta.
31.� General and Statutory Reserves
Article 62 of Bank Indonesia Act states that surplus
that is arising from Bank Indonesia»s operations shall
be distributed as follows:
a.� 30% for statutory reserves; and
b.� The remainder to be reinvested as General
Reserves so that the sum of the Capital and
General Reserves become 10% of the overall
monetary liabilities as referred to in article 6 (2).
Further, as stated in article II Number 3, as long as
the settlement of BLBI has not been completed, the
statutory reserves shall be set at 10%.
According to the elucidation on Article 62 of the
Bank Indonesia Act, Statutory Reserves are to be
used for, among other things, financing the
replacement and/or renewal of fixed assets,
procurement of equipment, and organizational and
human resources development as part of the
implementation of the duties and authorities of Bank
Indonesia, as well as the investments that are needed
to implement the duties of Bank Indonesia. The
Statutory reserves that are utilized in the period of
January to December 2013 was amounted to
IDR542,412 million with the following details:
a.� Replacement/renewal of fixed assets amounted
to IDR508,447 million.
b.� Organizational and human resources development
amounted to IDR33,965 million.
The balances of General Reserves and Statutory
Reserves as of December 31, 2013 were amounted
to IDR22,924,506 million and IDR13,208,397 million.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 86
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
32.� Unrealized Gains/Losses
Unrealized Gains/Losses as of December 31, 2013
and December 31, 2012 were amounted to
IDR188,715,296 million and IDR113,221,542 million
respectively, with the details as follows:
The increase in unrealized gains from IDR113,221,542
million to IDR188,715,296 million was due to an
increase in the exchange rate differences as a result
of Rupiah depreciation against USD and EUR.
33.� Revenues from Foreign Reserves Management
Revenues from Foreign Reserves Management for
the periods of January 1 to December 31, 2013 and
January 1 to December 31, 2012 were amounted to
IDR26,724,597 million and IDR24,697, 913 million,
respectively, with the details as follows:
32.� Keuntungan atau Kerugian yang Belum
Direalisasi
Keuntungan atau Kerugian yang Belum Direalisasi
per tanggal 31 Desember 2013 dan 31 Desember
2012 masing-masing sebesar Rp188.715.296 juta
dan Rp113.221.542 juta yang terdiri atas:
Peningkatan keuntungan yang belum direalisasi dari
sebesar Rp113.221.542 juta menjadi Rp188.715.296
juta terutama karena peningkatan selisih kurs valas
akibat melemahnya nilai tukar rupiah terutama
terhadap valuta USD dan EUR.
33.� Penerimaan Pengelolaan Devisa
Penerimaan dari Pengelolaan Devisa pada periode
1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan1 Januari s.d.
31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp26.724.597 juta dan Rp24.697.913 juta yang
terdiri atas:
- � Revaluation of gold price
-� Revaluation of marketable securities in �
foreign currency
-� Revaluation of marketable securities in �
Rupiah
-� Differences in foreign exchange rate
- � Revaluasi harga emas� 33.500.726� 36.919.460
-� Revaluasi SSB dalam valas� (224.004)� 26.216.218
-� Revaluasi SSB dalam Rupiah� (10.610.506)� 14.037.119
-� Selisih kurs valas� 166.049.080� 36.048.745� �
188.715.296� 113.221.542
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
87 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Revenues from interests and others at foreign
currencies as of January 1 to December 31, 2013
consist of SSB foreign currencies coupons Available
for Sale was amounted to IDR14,531,830 million
and gains/losses of SSB foreign currencies Available
for Sale was amounted to IDR10,624,275 million.
Revenues from foreign currencies management as
of January 1 to December 31, 2013 was amounted
to IDR26,724,597 million, which were mainly from
the effort of Bank Indonesia in optimizing the
management of assets in foreign currencies through
the optimization of foreign currencies reserves
strategies, assets allocations in foreign currencies
and new investment products diversification for
additional revenues. Other than that, the high
revenues was resulted from portfolio rebalancing
activities in providing the liquidity to support the
implementation of monetary policies.
34.� Revenues from Domestic Securities
Revenues from Domestic Securities for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to
IDR8,205,948 million and IDR7,074,621 million,
respectively. The increase in Revenues from Domestic
Securities relates with the increase of coupons
Penerimaan bunga sektor valas dan penerimaan valas
lainnya periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013
masing-masing terutama berasal dari Kupon SSB
Valas Available for Sale (AFS) sebesar Rp14.531.830
juta dan Keuntungan/Kerugian Penjualan SSB Valas
AFS sebesar Rp10.624.275 juta.
Penerimaan pengelolaan devisa periode 1 Januari
s.d. 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp26.724.597
juta, terutama bersumber dari hasil upaya Bank
Indonesia untuk mengoptimalkan pengelolaan aset
valas melalui optimalisasi strategi pengelolaan
cadangan devisa, penyesuaian alokasi aset dan mata
uang, serta perluasan produk investasi baru yang
dapat memberikan tambahan penerimaan. Selain
itu, tingginya penerimaan tersebut merupakan
dampak dari aktivitas rebalancing portofolio dalam
menyediakan likuiditas untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan moneter.
34.� Penerimaan Pengelolaan SSB dalam Negeri
Penerimaan dari Pengelolaan SSB Dalam Negeri pada
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp8.205.948 juta dan Rp7.074.621 juta.
Peningkatan penerimaan Pengelolaan SSB Dalam
Negeri terkait dengan meningkatnya kepemilikan
-� Interest in foreign exchange sector
-� Provisions in foreign exchange sector
-� Other foreign exchange revenues
- � Bunga Sektor Valas� 15.818.109� 16.911.402
-� Provisi Sektor Valas� 242.818� 163.443
-� Penerimaan Valas Lainnya� 10.663.670� 7.623.068� �
26.724.597� 24.697.913
Jan √ Des 2013 Jan √ Dec 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jan √ Des 2012 Jan √ Dec 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 88
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
SSB dalam negeri berjangka panjang dan penerimaan
kupon dari SBN yang dimiliki Bank Indonesia.
35.� Penerimaan Pemberian Kredit dan Pembiayaan
Penerimaan dari Pemberian Kredit dan Pembiayaan
pada periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan
1 Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp272.203 juta dan Rp289.421 juta.
Penerimaan tersebut sebagian besar berasal dari
penerimaan bunga SUP sebesar Rp237.428 juta.
36.� Selisih Kurs karena Transaksi Valuta Asing
Penerimaan Selisih Kurs karena Transaksi Valas pada
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp33.568.134 juta dan Rp7.416.842 juta.
Peningkatan penerimaan selisih kurs karena transaksi
valas tersebut merupakan dampak penjabaran
transaksi antar valas dan valas ke rupiah dalam
rangka pengelolaan devisa dan pelaksanaan
kebijakan moneter.
37.� Penerimaan Pengelolaan Sistem Pembayaran
Penerimaan dari Pengelolaan Sistem Pembayaran
pada periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan
1 Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp244.982 juta dan Rp241.272 juta.
Penerimaan tersebut antara lain berasal dari
penerimaan jasa penyelenggaraan Real Time Gross
Settlement (RTGS) sebesar Rp127.939 juta yang
merupakan penerimaan atas transaksi RTGS sebanyak
17.633.570 transaksi dengan total nominal
Rp90.962.027.115 juta. Selain itu, terdapat
penerimaan jasa penyelenggaraan kliring sebesar
Rp114.685 juta yang merupakan penerimaan atas
transaksi kliring sebanyak 104.221.289 transaksi
dengan total nominal sebesar Rp2.542.496.466 juta.
revenues of SBN owned by Bank Indonesia.
35.� Revenues from Credit and Financing
Revenues from credit and financing for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to
IDR272,203 million and IDR289,421 million,
respectively. Included in that amount are accrued
revenues from Government bond interests amounted
to IDR237,428 million.
36.� Exchange Differences
The value of Exchange Differences for the periods of
January 1 to December 31, 2013 and January 1 to
December 31, 2012 were amounted to IDR33,568,134
million and IDR7,416,842 million, respectively.
Revenues from Exchange Differences were due to
the implementation of inter foreign currencies and
foreign currencies to Rupiah transactions under
foreign revenues management and the
implementation of monetary policies.
37.� Revenues from Payment System Services
Revenues from Payment System Services for the
periods of January 1 to December 31, 2013 and
January 1 to December 31, 2012 were amounted
to IDR244,982 million and IDR241,272 million
respectively. These revenues were derived, among
other things, from Real Time Gross Settlement
(RTGS) services which was amounted to IDR127,939
million, that came from the total of 17,633,570
transactions and total nominal of IDR90,962,027,115
million. Other than that, the revenues from clearing
services were amounted to IDR114,685 million
which consisted of clearing with 104,221,289
transactions and total nominal of IDR2,542,496,466
million.
89 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
38.� Penerimaan Pengawasan Perbankan
Penerimaan dari Pengawasan Perbankan pada periode
1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan1 Januari s.d.
31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp258.179 juta dan Rp26.264 juta.
Penerimaan pengawasan perbankan periode 1 Januari
s.d. 31 Desember 2013 terutama berasal dari koreksi
atas penerimaan sanksi administratif perbankan dan
sanksi pelanggaran GWM tahun-tahun sebelumnya
masing-masing sebesar Rp257.173 juta dan Rp1.006
juta.
39.� Penerimaan Lainnya
Penerimaan Lainnya pada periode 1 Januari s.d. 31
Desember 2013 dan 1 Januari s.d. 31 Desember
2012 masing-masing sebesar Rp1.839.385 juta dan
Rp289.262 juta.
Dalam penerimaan lainnya periode 1 Januari s.d. 31
Desember 2013 terutama dari penarikan uang kertas
dari peredaran sebesar Rp1.306.559 juta, penerimaan
karena pemulihan penyisihan aktiva sebesar
Rp285.794 juta, penerimaan sanksi administratif
sebesar Rp110.394 juta, dan penerimaan lainnya
dalam rupiah sebesar Rp102.134 juta.
40.� Beban Operasi Moneter
Beban Operasi Moneter terdiri atas:
38.� Revenues from Banking Supervision
Revenues from Banking Supervision for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to IDR258,179
million and IDR26,264 million, respectively.
Revenues from Banking Supervision for the periods
of January 1 to December 31, 2013 mainly on the
correction of revenues from the acknlowledgements
of previous years banking administrative and
Minimum Reserve Requirements (GWM) violation
sanctions were amounted to IDR257,173 million
and IDR1,006 million, respectively.
39.� Other Revenues
Other revenues for the periods of January 1 to
December 31, 2013 and 1 January to December 31,
2012 were amounted to IDR1,839,385 million and
IDR289,262 million, respectively.
Other revenues in 2013 were included gains from
the withdrawal of banknotes/coins amounted to
IDR1,306,559 million, recovery of allowance for bad
debts amounted to IDR285,794 million,
administrative sanctions amounted to IDR110,394
million, and other revenues amounted to IDR102,134
million.
40.� Monetary Operations Expenses
Monetary Operations Expenses consists of:
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 90
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Beban Operasi Moneter terhadap total beban untuk
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp17.789.713 juta (61,52%) dan
Rp19.006.279 juta (59,51%).
Dalam Beban Operasi Moneter 2013 antara lain
terdapat Beban Operasi Moneter Konvensional
sebesar Rp15.657.707 juta, Beban Operasi Moneter
Syariah sebesar Rp688.825 juta, dan Jasa Giro Bank
sebesar Rp1.403.354 juta.
41.� Beban Pengelolaan Devisa
Beban Pengelolaan Devisa pada periode 1 Januari
s.d. 31 Desember 2013 dan 1 Januari s.d. 31
Desember 2012 masing-masing sebesar Rp275.769
juta dan Rp143.487 juta.
42.� Beban Pinjaman Luar Negeri
Beban Pinjaman Luar Negeri merupakan beban
pengelolaan pinjaman luar negeri, yang pada periode
1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1 Januari s.d.
31 Desember 2012 tercatat masing-masing sebesar
Rp72.722 juta dan Rp92.384 juta.
Monetary Operations Expenses when compared to
overall expenses for the periods of January 1 to
December 31, 2013 and January 1 to December 31,
2012 were amounted to IDR17,789,713 million
(61.52%) and IDR19,006,279 million (59.51%),
respectively.
The Monetary Operations Expenses of 2013, among
others, are Conventional Monetary Operation
Expenses amounted to IDR15,657,707 million, Sharia
Monetary Operation Expenses amounted to
IDR688,825 million and Bank Demand Deposits
services amounted to IDR1,403,354 million.
41.� Foreign Reserves Management Expenses
Foreign Reserves Management Expenses for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to IDR275,769
million and IDR143,487 million, respectively.
42.� Foreign Loans Management Expenses
Foreign Loans Management Expenses for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to IDR72,722
million and IDR92,384 million, respectively.
-� Policy Development, Endorsement and � � �
Execution for Base Money
-� Research on Base Money
-� Information Management for Base Money
-� Pengembangan, Penetapan dan �
Pelaksanaan Kebijakan Uang Beredar� 17.763.634� 18.982.704
-� Penelitian Uang Beredar� 22.025� 20.820
-� Pengelolaan Informasi Uang Beredar� 4.054� 2.755� �
17.789.713� 19.006.279
Jan √ Des 2013 Jan √ Dec 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jan √ Des 2012 Jan √ Dec 2012
Uraian Description
91 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
43.� Beban Jasa Giro Pemerintah
Beban Jasa Giro Pemerintah pada periode 1 Januari
s.d. 31 Desember 2013 dan 1 Januari s.d. 31
Desember 2012 masing-masing sebesar Rp2.610.495
juta dan Rp4.156.871 juta. Penurunan Beban Jasa
Giro Pemerintah disebabkan menurunnya saldo rata-
rata bulanan giro Pemerintah dari rata-rata sebesar
Rp187.151 juta pada tahun 2012 menjadi sebesar
Rp115.071 juta pada tahun 2013.
Jasa Giro diberikan terhadap Rekening Giro
Kementerian Keuangan yang termasuk dalam
kategori Rekening Kas Umum Negara (RKUN) dan
Rekening Penempatan. Tingkat bunga Jasa Giro
Rekening Giro Kementerian Keuangan sesuai Surat
Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur
Bank Indonesia Nomor 17/KMK.05/2009 dan Nomor
11/3/KEP.GBI/2009 tanggal 30 Januari 2009 Tentang
Koordinasi Pengelolaan Uang Negara (PUN)
diterapkan untuk RKUN rupiah dan valuta asing
adalah sebesar 0,1% per tahun. Adapun tingkat
bunga Jasa Giro untuk rekening penempatan dalam
rupiah adalah sebesar 65% dari suku bunga kebijakan
Bank Indonesia (BI rate) per tahun, untuk rekening
penempatan dalam USD adalah sebesar 65% dari
Fed Fund rate per tahun, untuk rekening penempatan
dalam valuta asing non USD adalah sebesar 65%
dari home currency per tahun.
44.� Beban Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
Beban Penyelenggaraan Sistem Pembayaran pada
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp2.709.100 juta dan Rp1.464.402 juta.
Beban Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 antara
lain terdiri dari Beban Pelaksanaan Pencetakan
Uang sebesar Rp1.719.948 juta dan Beban
43.� Government Account Interest Expenses
Government Account Interests Expenses for the
periods of January 1 to December 31, 2013 and
January 1 to December 31, 2012 were amounted
to IDR2,610,495 million and IDR4,156,871 million,
respectively. The decrease in Government Account
Interest Expenses was due to the decrease in
Government Account monthly balance from the
average of IDR187,151 million in 2012 to IDR115,071
million in 2013.
Such interest was attributed to the Ministry of
Finance»s Account Interest which is under General
State Cash Account and Placement Accounts. The
interest rate of the account due to the Letters of
the Minister of Finance and the Governor of Bank
Indonesia Number 17/KMK.05/2009 and Number
11/3/KEP.GBI/2009 dated January 30, 2009
concerning the Coordination of State Funds
Management for State Funds Accounts in Rupiah
and Foreign Currencies is 0.1% per annum. While
the interest rate for Account Interest Expenses for
Placement Accounts in Rupiah is 65% of BI rate per
annum, for the Placement Accounts in USD is 65%
of Fed Fund rate per annum, and for the Placement
Account in other foreign currencies is 65% of home
currency per annum.
44.� Payment System Operating Expenses
Payment System Operating Expenses for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 were amounted to
IDR2,709,100 million and IDR1,464,402 million,
respectively. Payment system operating expenses for
the period of January 1 to December 31, 2013
include, among others, the currency printing expenses
amounted to IDR1,719,948 million and currency
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 92
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Pelaksanaan Pengadaan Bahan Uang sebesar
Rp825.282 juta.
45.� Beban Pengaturan dan Pengawasan Perbankan
Beban Pengaturan dan Pengawasan Perbankan pada
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan 1
Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp198.459 juta dan Rp183.002 juta.
46.� Beban Umum dan Lainnya
Pos Beban Umum dan Lainnya pada periode 1 Januari
s.d. 31 Desember 2013 dan 1 Januari s.d. 31
Desember 2012 masing-masing sebesar Rp5.215.439
juta dan Rp6.861.415 juta yang terdiri atas:
Sesuai dengan Undang-Undang Bank Indonesia,
gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur,
Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur
ditetapkan oleh Dewan Gubernur. Besarnya gaji dan
penghasilan lainnya bagi Gubernur ditetapkan paling
banyak dua kali gaji dan penghasilan lainnya bagi
pegawai dengan jabatan tertinggi di Bank Indonesia.
procurement expenses amounted to IDR825, 282
million.
45.� Banking Regulation and Supervision Expenses
Banking Regulation and Supervision Expenses for
the periods of January 1 to December 31, 2013 and
January 1 to December 31, 2012 were amounted
to IDR198,459 million and IDR183,002 million,
respectively.
46.� General and Other Expenses
General and Other Expenses for the periods of
January 1 to December 31, 2013 and January 1 to
December 31, 2012 were amounted to IDR5,215,439
million and IDR6,861,415 million respectively, and
consisted of:
Under Bank Indonesia Act, the salary, other income
and the facilities for the Governor, Senior Deputy
Governor, and Deputy Governors shall be prescribed
by the Board of Governors. The amount of such
salary and other income of the Governor shall be
determined at a maximum of two times the salary
and the income of an employee with the highest
grade in Bank Indonesia.
-� Human Resources
-� Logistics and security
-� IT system
-� Others
-� Sumber Daya Manusia� 3.961.623� 4.674.059
-� Logistik dan Pengamanan� 1.055.057� 949.326
-� Sistem Teknologi Informasi� 152.533� 102.782
-� Lainnya� 46.226� 1.135.248� �
5.215.439� 6.861.415
Jan √ Des 2013 Jan √ Dec 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Jan √ Des 2012 Jan √ Dec 2012
Uraian Description
93 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Dalam beban SDM termasuk juga imbalan pascakerja
dan imbalan kerja jangka panjang lainnya pada
periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013 sebesar
Rp729.602 juta sebagaimana dijelaskan dalam pos
Kewajiban Lain-lain. Selain itu, termasuk juga gaji,
insentif, tunjangan hari raya keagamaan, dan uang
cuti tahunan bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia
pada periode1 Januari s.d. 31 Desember 2013 dan
1 Januari s.d. 31 Desember 2012 masing-masing
sebesar Rp13.315 juta dan Rp15.619 juta.
Di dalam beban SDM tersebut, termasuk juga THT
berupa Tuperum dan TKHT serta Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana
diwajibkan oleh Undang-Undang Nomor 3 tahun
1992 tentang Jamsostek, yaitu Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua.
47.� Rasio Modal
Rasio Modal (Modal, Cadangan Umum, dan Surplus
tahun berjalan) terhadap Kewajiban Moneter per
tanggal 31 Desember 2013 adalah 5,87%.
Jumlah Modal dan Kewajiban Moneter yang
diperhitungkan dalam perhitungan Rasio Modal per
tanggal 31 Desember 2013 masing-masing adalah
Rp73.702.439 juta dan Rp1.255.761.888 juta.
Modal, Kewajiban Moneter, dan Rasio Modal per
tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Included in human resources expenses are post-
employment and long term employment expenses
for the period of January 1 to December 31, 2013
that were amounted to IDR729,602 million as
described in Other Liabilities item. Other than that,
the expenses also include salaries, incentives, holiday
bonuses (Tunjangan Hari Raya) and annual leave
payments to the Board of Governors for the periods
of January 1 to December 31, 2013 and January 1
to December 31, 2012 that are amounted to
IDR13,315 million and IDR15,619 million respectively.
Also included in the human Resources expenses are
Bank Indonesia»s membership expenses in Housing
Ownership Program and Social Man Power Benefits
program (Jamsostek) which are compulsory under
the Jamsostek Act Number 3 of 1992 on work
accident insurance, life insurance and retirement
insurance.
47.� Capital Ratio
The capital ratio (Capital, General Reserves and
Current Year Surplus) to Monetary Liabilities as of
December 31, 2013 is 5.87%.
The amount of capital and monetary liabilities used
in the Capital Ratio calculation as of December 31,
2013 was IDR73,702,439 million and
IDR1,255,761,888 million, respectively. The Capital,
Monetary Liabilities and Capital Ratio as of December
31, 2013 were as follows:
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 94
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
a.� Capital � � �
-� Capital � �
-� General Reserves � �
-� 90% Current Year Surplus (after tax) � � �
Total � �
b.� Monetary Liabilities �
-� Currency in Circulation �
-� Government Demand Deposits �
-� Bank Demand Deposits �
-� Other Demand Deposits (excluding IMF, World � � � �
Bank, and ADB) �
-� Liabilities arising from Monetary Operations � �
(SBI, SDBI, SBIS, Term Deposits, Deposit Facilities, � �
FASBIS, Securities Sold Under Repurchase � � � �
Agreements) �
-� Loans from Government �
Total � �
c.� Capital Ratio � � �
Capital + General Reserves + 90% Current Year Surplus� � � � �
Monetary Liabilities
a.� Modal � � �
-� Modal� 17.111.547�
-� Cadangan Umum� 22.924.506�
-� 90% Surplus Tahun Berjalan (setelah pajak)� 33.666.386�
Jumlah� 73.702.439
b.� Kewajiban Moneter � � �
-� Uang dalam Peredaran� 500.030.818�
-� Giro Pemerintah� 60.078.359�
-� Giro Bank� 322.527.545�
-� Giro Lainnya (kecuali Giro IMF, Bank Dunia, � �
dan ADB)� 451.374�
- � Kewajiban yang timbul dari operasi moneter � �
(SBI, SDBI, SBIS, Penempatan Berjangka, � �
Penempatan Dana, FASBIS, Surat Berharga yang � �
Dijual dengan Janji Dibeli Kembali)� 372.597.723�
-� Pinjaman dari Pemerintah� 76.069�
Jumlah� 1.255.761.888� � � � �
c.� Rasio Modal � � �
Modal + Cadangan Umum + 90% Surplus Tahun Berjalan =
�5,87%�
� � Kewajiban Moneter
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Uraian Description
95 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
D.� PENJELASAN LAINNYA
1.� Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan �
Istimewa
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan
istimewa adalah sebagai berikut:
Tagihan pada Indover Bank per 31 Desember 2013
sebesar Rp678.690 juta sebagaimana dijelaskan
pada C.13.
Bank Indonesia memberikan pinjaman kepada
pegawai dan Anggota Dewan Gubernur berdasarkan
PDG Nomor 15/6/PDG/2013 tentang Pinjaman
Multiguna dan Pembiayaan Multiguna bagi Pegawai
Bank Indonesia dan PDG Nomor 15/7/PDG/2013
tentang Pinjaman Multiguna dan Pembiayaan
Multiguna bagi Anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia.
2.� Dana Kesejahteraan Pegawai
Berdasarkan Pasal 47 ayat 6 Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, Bank Indonesia
diwajibkan mengalokasikan 7,5% dari laba bersih
setelah pajak yang telah disahkan untuk Dana
Kesejahteraan Pegawai (DKP). Saat ini, sebagian
dana yang terhimpun dalam DKP digunakan sebagai
D.� OTHERS�
1.� Related Party Transactions
Related Party transactions consist of:
The claims to Indover Bank as of December 31, 2013
was amounted to IDR678,690 million as described
in C.13.
Bank Indonesia provides loans to employees based
on Board of Governors Decisions Number
15/6/PDG/2013 concerning Multi-Purpose Loans and
Expenses to Bank Indonesia Employees and PDG
Number 15/7/PDG/2013 concerning Multi-purpose
Loans and Expenses for the members of the Board
of Governors of Bank Indonesia.
2.� Employee Welfare Fund
Under Article 47(6) Act Number 13/1968 concerning
Central Bank, stipulates Bank Indonesia is obliged
to allocate 7.5% of its audited net profit after tax
profit which has been validated to the Employee
Welfare Fund (DKP). In the present day, some of the
fund under DKP has been utilized as a source of
-� Tagihan pada Indover Bank� 678.690� 535.761
-� Pinjaman Pegawai� 2.263.132� 411.623 � �
2.941.822� 947.384
-� Claims on Indover Bank
-� Employee Loans
31 Desember 2013 December 31, 2013
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
31 Desember 2012 December 31, 2012
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 96
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
sumber pinjaman bagi pegawai dan selebihnya
ditempatkan dalam bentuk deposito dan surat
berharga Pemerintah. Berdasarkan Keputusan
Gubernur Bank Indonesia Nomor
3/11/KEP/GBI/INTERN/2001 tanggal 29 Juni 2001,
pengelolaan DKP dilakukan oleh YKKBI.
Posisi DKP per 31 Desember 2013 adalah Rp882.256
juta terdiri dari pinjaman pegawai Bank Indonesia
sebesar Rp11.199 juta dan dana yang dikelola oleh
YKKBI sebesar Rp871.057 juta.
3.� Rencana Kenaikan Kuota IMF
Pada saat dilakukan IMF 14th General Review of
Quotas pada tahun 2010, negara-negara anggota
IMF menyepakati untuk meningkatkan kuota IMF
sebesar 100%. Adanya kenaikan kuota tersebut
menyebabkan kuota Indonesia, sebagai salah satu
anggota IMF, akan meningkat sebesar SDR2,569 juta
menjadi SDR4,648 juta dan Quota share Indonesia
akan meningkat menjadi 0,975%. Peningkatan kuota
hasil IMF 14th General Review of Quotas akan berlaku
efektif apabila:
a.� Negara-negara anggota yang memiliki setidaknya
70% pangsa kuota telah menyampaikan
persetujuan (consent) kenaikan kuota kepada IMF.
b.� Negara anggota yang mewakili setidaknya 85%
hak suara telah meratifikasi perubahan
(amendment) Article of Agreement IMF tentang
Board Reform. Negara anggota diminta segera
menyampaikan persetujuan kenaikan kuota dan
meratifikasi perubahan Article of Agreement IMF
tentang Board Reform.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Keuangan
mengirimkan Surat kepada Gubernur Bank Indonesia
dengan Nomor Surat S-871/MK.011/2011 tanggal
28 Desember 2011 perihal Persetujuan Pemerintah
employee loans and the rest has been invested in
time deposits and Government bonds. Based on the
Governor of Bank Indonesia Number
3/11/KEP/GBI/INTERN/2001 dated as of June 29,
2001, YKKBI was appointed as the fund manager
of the DKP.
The Balance of the fund as of December 13, 2013
was amounted to IDR882,256 million, which
consisted of Bank Indonesia employee loans that
were amounted to IDR11,199 million and funds
managed by YKKBI amounted to IDR871,057 million.
3.� Letter of Consent to IMF
In the IMF 14th General Review of Quotas of 2010,
it has been agreed by the IMF member countries
that the IMF quota was to be increase by 100%.
Such increases caused the quota for Indonesia as
the member of the IMF increased by SDR2,569
million to become SDR4,648 million, and Quota
share of Indonesia increased to 0,975%. The increase
of quota as per IMF 14th General Review of Quotas
to be in effect when:
a.� The member countries with at least 70% of
quota share submit consent for the increase of
quota to the IMF.
b.� The member countries with at least 85% of vote
right has ratified the amendment of IMF Article
of Agreement concerning Board Reform. The
member countries to be requested to submit the
approvals of quota increase and ratify the
amendment of IMF Articles of Agreement
concerning Board Reform.
In respect with this, the Minister of Finance»s letter
Number S-871/MK.011/2011 dated December 28,
2011 was submitted to the Governor of Bank
Indonesia regarding the Government»s approval on
97 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
atas kenaikan kuota IMF dalam rangka 14th General
Review of Quotas yang berisi antara lain atas nama
Pemerintah RI, Menteri Keuangan menyetujui
kenaikan Kuota IMF dan mengingat Gubernur Bank
Indonesia adalah Governor di IMF untuk Indonesia
dapat mengirimkan letter of consent kepada IMF.
Sebagai tindak lanjut atas surat tersebut, pada
tanggal 12 April 2012 Gubernur Bank Indonesia
mengirimkan letter of consent kepada IMF yang
merupakan salah satu syarat penambahan kuota
Indonesia di IMF.
Per 31 Desember 2013, kenaikan kuota belum
berlaku efektif karena masih menunggu ratifikasi
amandemen Articles of Agreement oleh Amerika
Serikat untuk memenuhi jumlah voting power yang
dipersyaratkan sebesar minimal 85%, sedangkan
per 31 Desember 2013 baru mencapai 76,07%.
4.� Penyelesaian Aset Eks BPPN
Dalam rangka penyelesaian aset eks bank-bank yang
telah dialihkan oleh BPPN kepada Pemerintah, saat
ini Kementerian Keuangan dengan Bank Indonesia
sedang melakukan pembahasan atas dokumen yang
ada di Bank Indonesia.
E.� KOMITMEN DAN KONTINJENSI
1.� Pinjaman Dua Tahap (Two Step Loans)
Pinjaman Dua Tahap merupakan pinjaman dari
lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia,
JICA, dan ADB kepada Pemerintah Republik Indonesia
untuk diteruspinjamkan kepada bank melalui Bank
Indonesia. Peran Bank Indonesia dalam skim kredit
ini adalah sebagai pemegang kas Pemerintah, untuk
memberikan dan menagih kembali pinjaman yang
the IMF quota increase in the frame of 14th General
Review of Quotas which consisted of among other
things, the approval from the Minister of Finance
representing the Government of the Republic of
Indonesia on the IMF quota increase and bearing in
mind that the Governor of Bank Indonesia is a
Governor in IMF for Indonesia and is able to submit
the letter of consent to the IMF. As a follow up of
the above letter, in April 12, 2012 the Governor of
Bank Indonesia submitted the letter of consent to
the IMF as one of the requirements for Indonesia»s
quota increase in the IMF.
As of December 31, 2013 the quota increase has
not been in force due to the amendment ratification
process of Articles of Agreement by the United
States in order to meet the voting power required
at the minimum of 85%. As of December 31, 2013
the voting power was only at 76.07%.
4.� Ex-Indonesia Banking Restructuring Agency
(BPPN) Assets Resolution
In the frame of assets resolution of ex Banks Take
Over from IBRA (BBPN) to the Government, the
Ministry of Finance and Bank Indonesia are in
discussion on the documents possessed under Bank
Indonesia.
E.� COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
1.� Two Step Loans
TSL are loans from financial foreign institutions such
as the World Bank, Japan Bank for International
Cooperation (JICA) and the Asian Development Bank
(ADB) to the Government of the Republic of Indonesia
to be channeled to banks through Bank Indonesia.
The role of Bank Indonesia in these credit schemes
is as the account holder of the Government, to
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 98
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
diteruskan kepada bank-bank nasional. Bank-bank
nasional ini seterusnya akan mengambil alih risiko
kredit dan menyalurkan kredit tersebut kepada
pemakai akhir yang memenuhi syarat.
Surat Menteri Keuangan Nomor S-2147/LK/2000
tanggal 16 Mei 2000 menyatakan bahwa Bank
Indonesia hanya bertindak sebagai agen pelaksana
dari skim-skim ini, sehingga tidak akan menanggung
risiko kredit.
Peminjam (borrower) dalam penerusan TSL adalah
Pemerintah Republik Indonesia, kecuali untuk fasilitas
dari EXIM Taiwan yang bertindak sebagai peminjam
adalah Bank Indonesia dan diteruspinjamkan kepada
Bank Bukopin.
Pinjaman TSL diteruskan kepada bank dalam valuta
rupiah, USD, dan EUR dengan posisi saldo pinjaman
per 31 Desember 2013 setara dengan Rp651.002
juta.
Di samping itu, terdapat tagihan Pemerintah kepada
BUMN/BUMD/Pemda dengan Subsidiary Loan
Agreement (SLA) yang ditandatangani oleh Bank
Indonesia atas dasar surat kuasa dari Menteri
Keuangan dalam rangka Project Aid yang sumber
dananya berasal dari Foreign Exchange Loan dan
Rekening Dana Investasi dengan nilai outstanding
per 31 Desember 2013 setara dengan Rp309.835
juta.
Saldo pinjaman masing-masing skim tersebut diatas
merupakan sisa saldo penerusan pinjaman sebelum
berlakunya Undang-Undang Bank Indonesia dan
penatausahaannya tidak dicatat dalam Neraca Bank
Indonesia namun dicatat pada rekening off balance
sheet Bank Indonesia.
distribute the loans and to collect payments from
the national banks. Thus, these national banks bear
the credit risk and distribute the loans to the qualified
borrowers.
The letter of the Minister of Finance S-2147/LK/2000
dated as of May 16, 2000 stated that Bank Indonesia
only acts as the executing agent of these schemes
and therefore bears no credit risk.
The borrower in a TSL is the Government of Republic
of Indonesia, except for the borrower of loans from
EXIM Taiwan, where Bank Indonesia acts as a
borrower, but the loan then in turn being channeled
to Bank Bukopin.
TSL are distributed to recipient banks in Rupiah,
USD, and EUR with the balance as of December 31,
2013 equivalent to IDR651,002 million.
Other than that, there are also Governments claims
against the State Owned Enterprises (BUMN)/Local
Government-Owned Enterprises (BUMD)/Regional
Government with the Subsidiary Loan Agreement
(SLA) that was signed by Bank Indonesia based on
authorization from the Minister of Finance for the
purpose of project aid. The funds originated from
Foreign Exchange Loans and Investment Fund
Accounts (RDI) with the outstanding as of December
31, 2013 equivalent to IDR309,835 million.
The loan balances for each of the above schemes
represents the balances which were channeled prior
to the Bank Indonesia Act. Their administration is
not recorded on the Bank Indonesia Balance Sheet
but rather on Bank Indonesia off-balance sheet
account.
99 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
2.� Transaksi Valas
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah komitmen
tagihan dan komitmen kewajiban atas transaksi
forex, surat-surat berharga, dan deposito Bank
Indonesia masing-masing sebesar Rp120.980.655
juta dan Rp17.716.648 juta.
3.� N.V. De Indonesische Overseeze Bank �
(Indover Bank)
Sejak tanggal 6 Oktober 2008, Indover Bank
dikenakan tindakan darurat (emergency measures)
karena adanya kesulitan likuiditas yang dialaminya.
Pada tanggal 1 Desember 2008, Indover Bank telah
dinyatakan pailit/bangkrut oleh Pengadilan
Amsterdam dan berstatus dilikuidasi dalam wilayah
kedaulatan Belanda. Alasan dilikuidasinya Indover
Bank adalah ekuitas yang telah negatif dan tidak
ada tambahan modal yang dapat diharapkan untuk
menutup ekuitas negatif tersebut, baik melalui
tambahan modal dari Bank Indonesia sebagai
pemegang saham tunggal Indover Bank maupun
dari investor lainnya.
Dengan telah dipailitkannya Indover Bank oleh
Pengadilan Belanda, maka Indover Bank berada di
bawah pengelolaan dan pengawasan kurator yang
ditunjuk oleh Pengadilan Amsterdam Belanda.
Per 31 Desember 2013, masih terdapat dispute
antara Bank Indonesia dan kurator mengenai hak
dan kewajiban Bank Indonesia sebagai pemegang
saham tunggal dan kreditur terkait dengan
pelaksanaan likuidasi Indover Bank. Pada bulan
Maret 2010, Bank Indonesia sebagai kreditur telah
mengajukan statement of claim atas deposito dan
giro Bank Indonesia di Indover Bank ke Pengadilan
Amsterdam. Atas klaim Bank Indonesia tersebut di
atas, pada bulan April 2010 kurator menyampaikan
statement of counterclaim di Pengadilan Belanda
2.� Foreign Currencies Transactions
As of December 31, 2013, commitment receivables
and commitment payables of marketable securities,
time deposits, and forex transaction of Bank Indonesia
were amounted to IDR120,980,655 million and
IDR17,716, 648 million respectively.
3.� N.V. De Indonesische Overseeze Bank �
(Indover Bank)
Since October 6, 2008, emergency measures have
been applied to Indover Bank due to a shortage of
liquidity. On December 1, 2008, Indover Bank was
declared bankrupt by the Amsterdam Court and its
status was being liquidated in the Netherlands. The
reason for Indover Bank»s liquidation was its negative
equity and a lack of additional capital that could be
expected to cover the negative equity, by way of
additional capital from Bank Indonesia as the sole
shareholder of Indover Bank or from other investors.
With the declaration of Indover Bank»s bankruptcy
by the Amsterdam Court, Indover Bank was placed
under the control and supervision of Trustees
appointed by the Amsterdam Court, Netherlands.
As of December 31, 2013 there is still a dispute
outstanding between Bank Indonesia and the Trustees
concerning the right and liabilities of Bank Indonesia
as the sole shareholder and the creditors in the
liquidation of Indover Bank. In March 2010, Bank
Indonesia as a creditor filed a statement of claim to
its time and demand deposits with Indover Bank to
the Amsterdam Court. Based on that claim, on April
2010 the trustees filed a statement of counterclaim
to the Amsterdam Court, arguing that Bank Indonesia
as the sole shareholder of Indover Bank must bear
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 100
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
the deficit in Indover Bank and set off Bank
Indonesia»s claims against Indover Bank. In this
respect, Bank Indonesia is of the opinion that based
on company law, Bank Indonesia»s responsibility as
the sole shareholder of Indover Bank is limited to
Bank Indonesia»s equity in Indover Bank.
In the latest development as reported by Stibbe in
Seventeenth Public Liquidation Report dated as of
February 17, 2014 for reporting period of October
1, 2013 to January 31, 2014 the process of resolving
the dispute is still underway at the Amsterdam Court.
4.� Legal Matters
As of January 1 to December 31, 2013, Bank
Indonesia was dealing with 4 (four) overseas legal
cases related to the Indover Bank bankruptcy
settlement in the Netherlands at Amsterdam District
Court. There are also other 81 (eighty one) domestic
cases consisting of 71 (seventy one) civil cases, and
10 (ten) adminsitrative law cases. From these legal
cases, 40 (forty) cases have been decided by the
courts.
5.� Safeguarding Bank Indonesia»s Assets
a.� Bank Indonesia»s Assets Secured by Judicial
Decision
In the corruption case involving convicted
defendant Lee Darmawan Kertaraharja Haryanto
a.k.a. Lee Chin Kiat, the Supreme Court of the
mendalilkan bahwa Bank Indonesia sebagai
pemegang saham tunggal Indover Bank
berkewajiban untuk menanggung defisit Indover
Bank dan men-set off tagihan Bank Indonesia yang
ada di Indover Bank. Dalam hal ini, Bank Indonesia
tetap berpendirian bahwa sesuai hukum perusahaan,
tanggung jawab Bank Indonesia sebagai pemegang
saham tunggal pada Indover Bank hanya sebatas
penyertaan Bank Indonesia pada Indover Bank.
Dalam perkembangannya, sebagaimana yang
disampaikan Stibbe dalam seventeenth Public
Liquidation Report dari Stibbe tanggal 17 Februari
2014 untuk periode pelaporan tanggal 1 Oktober
2013 s.d. 31 Januari 2014, proses penyelesaian
dispute tersebut masih berlangsung di Pengadilan
Amsterdam.
4.� Perkara Hukum yang Ditangani Bank Indonesia
Selama tahun 2013, Bank Indonesia menangani
empat perkara perdata yang berada di luar negeri
terkait penyelesaian kewajiban Indover Bank
Amsterdam di Pengadilan Distrik Amsterdam. Selain
itu, Bank Indonesia juga menangani 81 (delapan
puluh satu) perkara di dalam negeri yang terdiri dari
perkara perdata sebanyak 71 (tujuh puluh satu)
perkara dan perkara Tata Usaha Negara sebanyak
sepuluh perkara. Dari perkara-perkara tersebut,
sebanyak 40 (empat puluh) perkara telah diputus
oleh pengadilan.
5.� Aset Bank Indonesia yang Dalam Proses
Penyelesaian
a.� Aset Bank Indonesia yang Diperoleh Dari Putusan
Pengadilan
Terhadap perkara Tindak Pidana Korupsi terpidana
Lee Darmawan Kertaraharja Haryanto alias Lee
Chin Kiat, telah ada Putusan MARI Nomor
101 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Republic of Indonesia has handed down Decision
Number 1662K/Pid/1991 dated as of March 21,
1992 with the following rules:
1)� Execution of Payment of Compensation
amounted to IDR85,000 million.
The Supreme Court stated that the defendant
Lee Dharmawan Kertaraharja Haryanto a.k.a.
Lee Chin Kiat should pay compensation to
the Republic of Indonesia, in this case Bank
Indonesia, in the amount of IDR85,000
million.
However, the court order does not impose
penalties if compensation is not paid and sets
no time limit for the payment of
compensation. Execution of the decision was
the responsibility of the Prosecution Service,
while Bank Indonesia only receives the
compensation funds from the execution by
the Execution Service.
Since the decision of the Supreme Court on
March 21, 1992 which has had a permanent
legal force since April 2011, Bank Indonesia
has not received the proceeds of the execution.
Bank Indonesia has submitted letters Number
12/193/DHk dated May 24, 2010 and Number
12/400/DHk dated October 6, 2010 to the
head of West Jakarta District Prosecution
Office requesting the compensation order to
be enforced.
The Head of West Jakarta District Prosecution
Office with the letter Number B-
4383/O.1.12/Fu.1/10/2010 dated October
20, 2010, stated that in connection with the
payment of compenstaion of IDR85,000 million
in the corruption case of the convicted Lee
1662K/Pid/1991 tanggal 21 Maret 1992. Adapun
putusan MARI Nomor 1662K/Pid/1991 tanggal
21 Maret 1992 menetapkan sebagai berikut:
1)� Eksekusi pembayaran uang pengganti sebesar
Rp85.000 juta
Sesuai keputusan MARI tersebut ditetapkan
bahwa terdakwa Lee Dharmawan
Kertaraharja Haryanto alias Lee Chin Kiat
harus membayar uang pengganti kepada
negara c.q. Bank Indonesia sebesar Rp85.000
juta.
Dalam amar putusan MARI tidak ada klausula
denda apabila uang pengganti tidak dibayar
dan tidak ada batas waktu pembayaran uang
pengganti dimaksud. Eksekusi putusan
pengadilan tersebut merupakan kewenangan
pihak Kejaksaan, sedangkan Bank Indonesia
hanya menerima penyerahan uang pengganti
hasil eksekusi dari Kejaksaan.
Sejak putusan MARI tanggal 21 Maret 1992
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
hingga April 2011, Bank Indonesia belum
menerima hasil eksekusi uang pengganti. Bank
Indonesia telah mengajukan surat kepada
Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat dengan
Nomor 12/193/DHk tanggal 24 Mei 2010 dan
Nomor 12/400/DHk tanggal 6 Oktober 2010
yang isinya menanyakan pelaksanaan eksekusi
uang pengganti tersebut.
Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat,
dengan surat Nomor B-
4383/O.1.12/Fu.1/10/2010 tanggal 20
Oktober 2010, menyatakan bahwa terkait
eksekusi pembayaran uang pengganti sebesar
Rp85.000 juta dalam perkara Tindak Pidana
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 102
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Korupsi terpidana Lee Darmawan Kertaraharja
Haryanto alias Lee Chin Kiat telah dilakukan
pembayaran kepada kas negara.
Berdasarkan rapat di Kementerian Keuangan
pada tanggal 16 Januari 2012 yang dihadiri
Kementerian Keuangan, Kejaksaan Negeri
Jakarta Barat, dan Bank Indonesia serta surat
Kementerian Keuangan RI Nomor S-
910/PB/2012 tanggal 27 Januari 2012,
diinformasikan bahwa uang pengganti atas
kasus Lee Darmawan yang terlanjur disetorkan
ke Kas Negara oleh Kejaksaan Negeri Jakarta
Barat dapat dikembalikan kepada pihak yang
menderita kerugian (Bank Indonesia).
Bank Indonesia telah menyampaikan
permohonan pengembalian atas uang
pengganti tersebut kepada Kejaksaan Negeri
Jakarta Barat, dan terakhir dengan surat
kepada Satuan Petugas Khusus (Satgassus)
Nomor 15/3/DPA tanggal 27 Mei 2013 untuk
melakukan penarikan uang hasil eksekusi
aset Lee Darmawan yang disetorkan Kejari
Jakbar kepada rekening Kas
Negara/Bendaharawan Umum Negara ke
Bank Indonesia. Satgassus dengan surat
Nomor B-340/SATBARA.BSE/KR/05/2013
tanggal 29 Mei 2013 meminta agar Bank
Indonesia menyampaikan dokumen-dokumen
pendukung sebagai pemenuhan persyaratan
pengajuan penarikan uang pengganti. Bank
Indonesia melalui surat Nomor 15/39/DPA
tanggal 19 September 2013, menyampaikan
kepada Satgassus dokumen-dokumen
pendukung terkait dengan pengembalian
uang pengganti yang telah disetor ke kas
negara sebesar Rp6.647 juta.
Darmawan Kertaraharja Haryanto also known
as Lee Chin Kiat, the convicted had made
cash payments into the State Cash Account.
Following a meeting at the Ministry of Finance
on January 16, 2012 which were attended
by the representatives of Minister of Finance,
East Jakarta District Prosecutor, and Bank
Indonesia, and based on the letter of the
Minister of Finance Number S-910/PB/2012
dated January 27, 2012, it was informed that
the funds which had been paid into the State
Cash Account by the West Jakarta District
Prosecution Office should be handed over to
the party which suffered of loss (Bank
Indonesia).
In respect to this matter, Bank Indonesia with
the latest letter to Special Task Force
(Satgassus) Number 15/3/DPA dated May 27,
2013 had submitted a request to the West
Jakarta Prosecution Office for the handover
of the funds from execution against the assets
of Lee Darmawan from State Treasury
Account to Bank Indonesia. Satgassus with
its letter Number B-
340/SATBARA.BSE/KR/05/2013 dated May
29, 2013 requested Bank Indonesia to submit
any supporting documents required for the
handover of the funds. Bank Indonesia with
its letter Number 15/39/DPA dated September
19, 2013 had submitted the suporting
documents related with the handover of the
funds which has been paid to State Treasurry
account amounted to IDR6,647 million.
103 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
2)� Rampasan Barang Bukti Berupa Tanah
dan/atau Bangunan
Sesuai keputusan MARI Nomor
1662K/Pid/1991 tanggal 21 Maret 1992
tersebut di atas, ditetapkan bahwa barang
bukti berupa tanah dan/atau bangunan
dirampas untuk Negara c.q. Bank Indonesia
yang apabila dijumlahkan mencapai Ø1.193
Ha. Selanjutnya, pada tanggal 30 Maret 1993
Kejaksaan Negeri Jakarta Barat telah
menyerahkan sebagian barang bukti
rampasan kepada Negara c.q. Bank Indonesia
yang berupa dokumen-dokumen untuk
bidang tanah seluas Ø1.001 Ha. Pada saat
ini, aset rampasan tersebut masih dalam
proses penyelesaian, bekerja sama dengan
Yayasan Tridaya. Aset rampasan tersebut
tersebar di beberapa lokasi, dan sampai
dengan posisi 31 Desember 2013, Bank
Indonesia telah melakukan penjualan aset
rampasan sebanyak 69 (enam puluh sembilan)
bidang tanah senilai Rp7.338 juta.
b.� Aset Bank Indonesia yang Masih Perlu Diselesaikan
dengan Pihak Lain
Per 31 Desember 2013, Bank Indonesia memiliki
tiga aset yang perlu diselesaikan.
6.� Tagihan Kepada PT Bank IFI
Melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 11/19/KEP.GBI/2009 tanggal 17 April 2009,
Bank Indonesia mencabut izin usaha PT Bank IFI
terhitung sejak tanggal 17 April 2009. Bank Indonesia
mempunyai tagihan atas dana kelolaan PT Ustraindo
yang ada di PT Bank IFI sebesar Rp50.817 juta yang
terdiri dari pokok sebesar Rp38.850 juta dan bunga
sebesar Rp11.967 juta. Hingga saat ini Bank Indonesia
masih mengupayakan pengembalian atas tagihan
dimaksud kepada PT Ustraindo.
2)� Confiscation of Evidence in the Form of Land
and/or Buildings
Supreme Court Decision Number
1662K/Pid/1991 dated as of March 21, 1992
ordered that the evidence in the form of
lands and/or buildings to be forfeit to the
state, in this case Bank Indonesia. The land
extends to approximately 1,193 Ha. Further,
on March 30, 1993 the West Jakarta
Prosecution Office handed over some of the
seized evidence to Bank Indonesia in the form
of land documents for approximately 1,001
Ha. At present, the process of resolving
problems related to these assets is still
underway in collaboration with Tridaya
Foundation. The said assets are located in a
number of different places and as of
December 31, 2013, Bank Indonesia had sold
69 (sixty nine) lots of the assets which are
amounted to IDR7,338 million.
b.� Bank Indonesia Assets Under Resolution With
Third Parties
As of December 31, 2013, Bank Indonesia still
have 3 (three) assets to be resolved.
6.� Claims on PT Bank IFI
Through Governor of Bank Indonesia»s Decree
Number 11/19/KEP.GBI/2009 dated as of April 17,
2009, Bank Indonesia has revoked the license of PT
Bank IFI effective on April 17, 2009. Bank Indonesia
has claims on funds managed by PT Ustraindo from
PT Bank IFI amounted to IDR50,817 million consisted
of principal of IDR38,850 million and interest of
IDR11,967 million. Up to present, Bank Indonesia
continues with the efforts to acquire the said claims
from PT Ustraindo.
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 104
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
7.� Tagihan Bunga Fasilitas Saldo Debit (FSD) eks.
Bank Take Over PT Bank Danamon Indonesia
Pada tahun 1998/1999 Bank Indonesia telah
memberikan BLBI kepada bank-bank yang mengalami
masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter
tahun 1998 di Indonesia sebesar Rp144.536.094
juta.
Sebagai tindak lanjut Persetujuan Bersama antara
Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan
tanggal 6 Februari 1999, telah dilakukan pengalihan
BLBI posisi tanggal 29 Januari 1999 dari Bank
Indonesia kepada Pemerintah c.q. Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) sebesar Rp144.536.094
juta dengan Akta Penyerahan dan Pengalihan Hak
(Akta Cessie) tanggal 22 Februari 1999, dan di sisi
lain Pemerintah menerbitkan Surat Utang SU-
001/MK/1998 sebesar Rp80.000.000 juta dan SU-
003/MK/1999 sebesar Rp64.536.094 juta.
Dari total BLBI yang telah dialihkan kepada
Pemerintah q.q. BPPN sebesar Rp144.536.094 juta,
termasuk didalamnya FSD sebesar Rp54.460.896
juta. Dalam jumlah FSD tersebut terdapat FSD eks.
Bank Take Over (BTO) PT Bank Danamon Indonesia
(PT BDI) yang terdiri dari PT Bank Danamon Tbk.,
PT Bank PDFCI Tbk., dan PT Bank Tiara Asia Tbk.,
sebesar Rp20.129.741 juta. Terhadap FSD sebesar
Rp20.129.741 juta tersebut terdapat beban bunga
FSD sebesar Rp5.322.248 juta dengan rincian sebagai
berikut:
7.� FSD Interest Claims
In 1998/1999 Bank Indonesia provided Bank
Indonesia Liquidity Assistance (BLBI) to banks that
are experiencing liquidity problems at the time of
the monetary crisis in Indonesia in 1998. The said
assistance amounted to IDR144,536,094 million.
As a follow up to the Joint Agreement between
Governor of Bank Indonesia and the Minister of
Finance dated as of February 6, 1999, the BLBI
position as of January 29, 1999 was transferred
from Bank Indonesia to the Government through
Indonesian Bank Restructuring Agency (BPPN) in the
amount of IDR144,536,094 million based on the
Deed of Surrender and Transfer of Title (Cessie Deed)
dated as of February 22, 1999. For its part, the
Government issued Treasury Bond SU-001/MK/1998
which was amounted to IDR80,000,000 million and
SU-003/MK/1999 which was amounted to
IDR64,536,094 million.
The total BLBI of IDR144,536,094 million which had
been transferred to the Government through BPPN
included FSD which was amounted to IDR54,460,896
million. This amount included the FSD of ex Bank
Takeovers (BTO) of PT Bank Danamon Indonesia (PT
BDI) which were originated from PT Bank Danamon
Tbk., PT Bank PDFCI Tbk., and PT Bank Tiara Asia
Tbk. amounted to IDR20,129,741 million. In respect
of this FSD of IDR20,129,741 million there is an
accrued FSD interest of IDR5,322,248 million with
the details being as follows:
105 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
Berdasarkan Persetujuan Bersama antara Gubernur
Bank Indonesia dan Menteri Keuangan tanggal 6
Februari 1999, tagihan bunga sebesar Rp5.322.248
juta tidak ikut dialihkan kepada Pemerintah. Namun
Menteri Keuangan (Menkeu) dengan surat Nomor
SR-176/MK.01/1999 tanggal 31 Mei 1999 perihal
Surat Kuasa Umum dalam rangka Pembayaran
Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Bank
menyatakan bahwa bunga FSD termasuk dalam
angka sementara rincian kewajiban bank yang dapat
dibiayai penjaminan Pemerintah dengan catatan
pelaksanaan pembayaran masih akan dibicarakan
kembali.
Dalam rangka penyelesaian tagihan bunga FSD eks.
BTO PT BDI, Bank Indonesia telah melakukan upaya
penyelesaian sebagai berikut:
a.� Menyampaikan surat tagihan kepada eks. BTO.
PT BDI masing-masing dengan surat Nomor
1/124/UK, Nomor 1/122/UK dan Nomor 1/123/UK
tanggal 6 Juli 1999 perihal Pembebanan Bunga
Fasilitas Saldo Debet Eks. BTO. PT BDI masing-
masing dengan surat Nomor B.0741-DIR tanggal
12 Juli 1999 perihal Pembebanan Bunga Fasilitas
Saldo Debet, Nomor BI-015/FA25/0799 tanggal
Based on Joint Decision between The Governor of
Bank Indonesia and Minister of Finance dated as of
February 6, 1999, the claims in respect of the interest
of IDR5,322,248 million were not transferred to the
Government. Yet, according to the Minister of
Finance Letter Number SR-176/MK.01/1999 dated
May 31, 1999 concerning General Letter of
Authorization in terms of Government Guarantee
Payment to Bank Liabilities, FSD interest was included
in the interim bank liabilities amount that could be
financed by Government guarantee, subject to the
provision that payment implementation would be
further discussed.
In the effort on FSD Interests Claims from PT Bank
Danamon Indonesia, Bank Indonesia has implemented
the followings:
a.� Bank Indonesia have submitted its Letters Number
1/122/UK, Number 1/123/UK and Number
1/124/UK dated July 6, 1999 concerning FSD
Interest Claims to PT BDI ex BTO. PT BDI with the
letter Number B.0741-DIR dated July 12, 1999
concerning FSD Interests Liabilities, Number BI-
015/FA25/0799 dated July 13, 1999 concerning
FSD/BLBI Interests Claims amounted to IDR527,519
-� PT Bank Danamon Tbk.� 16.691.825� 4.379.861
-� PT Bank PDFCI Tbk.� 1.995.000� 534.959
-� PT Bank Tiara Asia Tbk.� 1.442.916� 407.428� �
20.129.741� 5.322.248
-� PT Bank Danamon Tbk.
-� PT Bank PDFCI Tbk. � �
-� PT Bank Tiara Asia Tbk.
Pokok FSD FSD Principal
Rp jutaIDR Million
Rp jutaIDR Million
Bunga FSD FSD Interest
Uraian Description
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 106
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
13 Juli 1999 perihal Tagihan Bunga Fasilitas Saldo
Debet/BLBI sebesar Rp527.519 juta dan Nomor
238/BTA-CS/VII/99 tanggal 12 Juli 1999 perihal
Pembebanan Bunga Fasilitas Saldo Debet
menyatakan bahwa bunga FSD telah
diperhitungkan dalam rekapitalisasi yang dilakukan
oleh BPPN dan meminta agar Bank Indonesia
tidak melakukan pendebetan giro eks. BTO PT
BDI di Bank Indonesia untuk pembayaran bunga
FSD serta meminta Bank Indonesia melakukan
konfirmasi dengan BPPN.
b.� Menyampaikan surat kepada BPPN mengenai
penyelesaian tagihan bunga FSD eks. BTOPT BDI,
terakhir surat Nomor 6/63/BKr tanggal 10 Maret
2004 perihal Kewajiban Bunga Fasilitas Saldo
Debet PT Bank Danamon Indonesia.
c.� Memasukkan permasalahan bunga FSD dalam
agenda yang dibahas antara Pemerintah dan
Bank Indonesia melalui Tim Kerja yang dibentuk
dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menkeu
dengan GBI Nomor 7/23/KEP.GBI/2005 tanggal
29 April 2005 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Penyelesaian Beberapa Permasalahan
di Bidang Keuangan Departemen Keuangan dan
Bank Indonesia. Namun sampai dengan SKB
dimaksud berakhir pada tanggal 31 Desember
2005, belum diperoleh penyelesaian atas
permasalahan bunga FSD tersebut.
d.� Meminta data/dokumen rekapitalisasi eks. BTO
oleh BPPN kepada PT BDI melalui surat Nomor
12/166/DKBU tanggal 23 Februari 2010 dan
Nomor 12/248/DKBU tanggal 5 April 2010
masing-masing perihal Permasalahan Tagihan
Bunga Fasilitas Saldo Debet Bank Indonesia
kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk., PT
Bank Tiara Asia Tbk. dan PT Bank PDFCI Tbk.
million and Number 238/BTA-CS/VII/99 dated July
12, 1999 concerning FSD Interests Liabilities stated
that BPPN had calculated the FSD interest claim
in respect of PT BDI in the recapitulation program
and had requested Bank Indonesia not to debit
PT BDI ex-Bank Takeovers Demand Deposit at
Bank Indonesia for FSD Interests settlement and
to require confirmation between Bank Indonesia
and BPPN.
b.� Bank Indonesia submitted a letter to the BPPN
Number 6/63/BKr dated March 10, 2004
concerning FSD interest liabilities of PT Bank
Danamon Indonesia.
c.� Including the FSD Interests in the meeting agenda
between the Government and Bank Indonesia
through a Committee formed by Joint Decision
of the Minister of Finance and the Governor of
Bank Indonesia Number 7/23/KEP.GBI/2005 dated
as of April 29, 2005 concerning the Establishment
of Coordinating Team on Financial Issues
Settlements between Bank Indonesia and Ministry
of Finance. Yet, by the expiry date of the Joint
Decision on December 31, 2005, there had still
been no resolution on the FSD interests.
d.� Requesting data/documents of BPPN
recapitalization program on ex Bank Takeovers
to PT BDI through the letters Number
12/166/DKBU dated February 23, 2010 and
Number 12/248/DKBU dated April 5, 2010
concerning FSD Interests Claims to PT Bank
Danamon Indonesia Tbk., PT Bank Tiara Asia Tbk.
and PT Bank PDFCI Tbk, respectively.
107 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
e.� Menyampaikan surat kepada Menkeu mengenai
penyelesaian tagihan bunga FSD eks. BTO PT
BDI, terakhir surat Nomor 14/1/GBI/DKBU tanggal
26 Maret 2012 perihal Tagihan Bunga Fasilitas
Saldo Debet Bank Indonesia kepada PT Bank
Danamon, PT Bank PDFCI, dan PT Bank Tiara
Asia.
Bank Indonesia tetap melanjutkan tugas pengelolaan
tagihan bunga FSD eks. BTO termasuk upaya
penagihan, dengan mempertimbangkan bahwa
tagihan tersebut merupakan aset yang masih
memerlukan tindak lanjut yang komprehensif.
Informasi lengkap terkait dengan tagihan bunga
FSD dapat dilihat pada LKTBI Tahun 2011 dan 2012
audited.
8.� Kerjasama Ekonomi Keuangan Regional
Bank Indonesia menjalin kerjasama keuangan regional
seperti ASEAN Swap Arrangement (ASA) dengan
negara-negara ASEAN, Chiang Mai Initiative
Multilateralization (CMIM) dengan negara ASEAN
beserta Cina, Korea, dan Jepang (ASEAN+3) dan
Billateral Swap Agreement (BSA) antara Bank
Indonesia dengan Bank of Japan (BoJ) sebagai agen
dari Kementerian Keuangan Jepang. Tujuan dari
kerjasama tersebut adalah untuk membantu negara
yang mengalami masalah neraca pembayaran dan
atau kesulitan likuiditas jangka pendek. Bank
Indonesia juga menjalin kerjasama keuangan dengan
People»s Bank of China dalam bentuk Billateral
Currency Swap Arrangement (BCSA) yang bertujuan
untuk mendukung perdagangan dan investasi kedua
negara serta penyediaan likuiditas jangka pendek
bagi stabilisasi pasar keuangan.
Penyediaan kebutuhan tersebut bersumber dari
komitmen kontribusi negara anggota yang
pengelolaan dan kepemilikannya berada di masing-
e.� Submitting letters to Minister of Finance regarding
the Settlement of FSD Interests Claim for eks.
BTO PT BDI, at the latest was the letter Number
14/1/GBI/DKBU dated March 26, 2012 concerning
FSD Interests Claims to PT Bank Danamon
Indonesia Tbk., PT Bank PDFCI Tbk., and PT Bank
Tiara Asia Tbk.
Bank Indonesia continues to perform its duties on
managing the FSD interest claims, including
endeavoring to ensure their recovery, considering
that the claims constitute assets which require
comprehensive resolution. Complete information
related to the FSD Interests Claims can be found in
the audited Annual Financial Statements Bank
Indonesia 2011 and 2012.
8.� Regional Financial and Economic Cooperation
Bank Indonesia has made some regional financial
cooperations such as ASEAN Swap Arrangement
(ASA) with the ASEAN member countries, Chiang
Mai Initiative Multi-lateralization (CMIM) with ASEAN
countries and also China, South Korea, and Japan
(ASEAN+3), and Bilateral Swap Agreement (BSA)
between Bank Indonesia and Bank of Japan. The
objective of the cooperations is to provide short term
liquidity to the countries undergoing balance of
payments problem. Bank Indonesia also had financial
cooperation with People»s Bank of China in Bilateral
Currency Swap Agreement (BCSA) with the purpose
of supporting bilateral trade and investments and
provision of short term liquidity for maintaining
money market stabilization.
The provision of such needs from the contribution
commitments of the member countries. The
ownership and management of the funds are in the
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 108
Annual Financial Statements Bank Indonesia 2013
Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2013
Notes to Financial StatementsAs of December 31, 2013 and 2012
BANK INDONESIA
Catatan atas Laporan Keuangan 31 Desember 2013 dan 2012
masing bank sentral negara anggota. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2013 belum terdapat
permintaan fasilitas dari negara anggota untuk
pemenuhan kebutuhan likuiditas serta tidak ada
aktivasi fasilitas oleh Indonesia. Demikian pula untuk
kerjasama BCSA, belum ada aktivasi fasilitas oleh
kedua belah pihak.
central banks of each member countries, as of
December 31, 2013 there was no request of such
provision of needs from the member countries. Also
there was no facility activation from both parties
under BCSA.
109 2013 Annual Report | Bank Indonesia
LampiranAppendixes
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 110
111 2013 Annual Report | Bank Indonesia
Daftar SingkatanList of Abbreviations and Acronyms
ABIF ASEAN Banking Integration FrameworkADB Asian Development BankADG Anggota Dewan GubernurAJDF ASEAN Japan Development Fund for
IndonesiaAPEC Asia-Pacific Economic CooperationAPMK Alat Pembayaran Menggunakan KartuARIF Accountable, Responsible, Independent, &
FairAS Amerika SerikatASEAN The Association of Southeast Asian NationsASEAN+3 ASEAN + Jepang, China, KoreaATM Anjungan Tunai MandiriAUD Australian DollarBakohumas Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat
PemerintahBBM Bahan Bakar MinyakBCSA Bilateral Currency Swap AgreementBI Bank IndonesiaBI-CAC Bank Indonesia Counterfeit Analysis CentreBICARA Bank Indonesia Call and InteractionBI-CBC Bank Indonesia Central Banking CourseBI-RTGS Bank Indonesia-Real Time Gross SettlementBIS Bank for International SettlementsBI-SSSS Bank Indonesia-Scripless Security Settlement
SystemBLBI Bantuan Likuiditas Bank IndonesiaBPK RI Badan Pemeriksa Keuangan Republik
IndonesiaBPM6 Balance of Payment Manual 6BPPN Badan Penyehatan Perbankan NasionalBPR Bank Perkreditan RakyatBps basis point(s)BSA Bilateral Swap AgreementBSBI Badan Supervisi Bank IndonesiaBTO Bank Take OverBUMD Badan Usaha Milik DaerahBUMN Badan Usaha Milik NegaraCAD Canadian DollarCAR Capital Adequacy RatioCFM Capital Flows ManagementDAPENBI Dana Pensiun Bank IndonesiaDEBNAS Dewan Bawang Merah NasionalDHE Devisa Hasil EksporDKI Daerah Khusus IbukotaDKP Dana Kesejahteraan PegawaiDPK Dana Pihak KetigaDPM Departemen Pengelolaan MoneterDPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Republik
IndonesiaEMEAP The Executives’ Meeting of East Asia Pacific
Central BanksEUR EuroFASBIS Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
FKSSK Forum Koordinasi Stabilitas Sistem KeuanganFPN Floating Principal NotesFSD Fasilitas Saldo DebetFTV Financing to ValueFx Swap Foreign Exchange SwapGAP Good Agriculture ProcessGBP Great Britain PoundsterlingGEW Global Entrepreneurship WeekGKN Gerakan Kewirausahaan NasionalGres! Gerakan Ekonomi SyariahGWM Giro Wajib MinimumHIPC Heavily Indebted Poor CountriesIBA Indover Bank AmsterdamIBRD International Bank for Reconstruction and
DevelopmentIFN Islamic Finance NewsIFSN International Financial Safety NetIHK Indeks Harga KonsumenIILM International Islamic Liquidity ManagementIKNB Industri Keuangan Non-BankIKU Indeks Kinerja UtamaIMF International Monetary FundIndover Bank
N.V. De Indonesische Overseeze Bank
IPBV Indo Plus Besloten VennootschapIRU Investor Relations UnitISO International Organization for
StandardizationJamsostek Jaminan Sosial Tenaga KerjaJIBOR Jakarta Interbank Offer RateJICA Japan International Cooperation AgencyJISDOR Jakarta Interbank Spot Dollar RateJPSK Jaring Pengaman Sektor KeuanganJPY Japanese YenKAK Kebijakan Akuntansi KeuanganKBRI Kedutaan Besar Republik IndonesiaKejari Jakbar Kejaksaan Negeri Jakarta BaratKITA-Kompak
Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas, dan Kompak
KLBI Kredit Likuiditas Bank IndonesiaKLH Kementerian Lingkungan HidupKMK Keputusan Menteri KeuanganKPJU Komoditas Produk Jenis Usaha UnggulanKPMM Kewajiban Penyediaan Modal MinimumKPw DN BI Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank
IndonesiaKUT Kredit Usaha TaniLDR Loan to Deposit RatioLemhanas-RI Lembaga Pertahanan Nasional Republik
IndonesiaLHP Laporan Hasil PemeriksaanLIBOR London Inter-Bank Offered RateLKPP Laporan Keuangan Pemerintah PusatLKTBI Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia
Bank Indonesia | Laporan Tahunan 2013 112
LNRI Lembaran Negara Republik IndonesiaLPS Lembaga Penjamin SimpananLtd. LimitedLTV Loan to ValueMA RI Mahkamah Agung Republik IndonesiaMenkeu Menteri KeuanganMHP Minimum Holding PeriodMini MRA Mini Master Repo AgreementMKE Majelis Kehormatan EtikMoU Memorandum of UnderstandingMXN Mexican PesoMYR Malaysia RinggitN.V. Naamloze VennootschapNCP Net Currency PositionNIK Nomor Induk KependudukanNKRI Negara Kesatuan Republik IndonesiaNPG National Payment GatewayNPI Neraca Pembayaran IndonesiaNPL Non-Performing LoanNZD New Zealand Dollaro/n OvernightOJK Otoritas Jasa KeuanganON Obligasi NegaraPAKBI Pedoman Akuntansi Keuangan Bank
IndonesiaPBI Peraturan Bank IndonesiaPBSN Perkebunan Besar Swasta NasionalPDB Produk Domestik BrutoPDG Peraturan Dewan GubernurPemda Pemerintah DaerahPemkab Pemerintah KabupatenPemprov Pemerintah ProvinsiPersero Perusahaan PerseroanPerum Jamkrindo
Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia
PIHPS Pusat Informasi Harga Pangan StrategisPKP Pengusaha Kena PajakPMK Protokol Manajemen Krisis Pokjanas Kelompok Kerja NasionalPPh Pajak PenghasilanPRGF Poverty Reduction and Growth FacilityPSAK Pernyataan Standar Akuntansi KeuanganPSBI Program Sosial Bank IndonesiaPT Perseroan TerbatasPUN Pengelolaan Uang NegaraRakornas Rapat Koordinasi NasionalRAPBN Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja NegaraRDG Rapat Dewan GubernurRDKK Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok TaniRepo Repurchase AgreementRI Republik IndonesiaRKUN Rekening Kas Umum NegaraRp Rupiah
RTGS Real Time Gross SettlementRUU Rancangan Undang-UndangSBDK Suku Bunga Dasar KreditSBI Sertifikat Bank IndonesiaSBIS Sertifikat Bank Indonesia SyariahSBN Surat Berharga NegaraSBSN Surat Berharga Syariah NegaraSDBI Sertifikat Deposit Bank IndonesiaSDM Sumber Daya ManusiaSDR Special Drawing RightsSEAVG South-East Asia Voting GroupSKB Surat Keputusan BersamaSKNBI Sistem Kliring Nasional Bank IndonesiaSLA Subsidiary Loan AgreementSNKI Strategi Nasional Keuangan InklusifSOL Subordinated LoanSOLA Struktur Organisasi Level AtasSPN Surat Perbendaharaan NegaraSPNS Surat Perbendaharaan Negara SyariahSSB Surat-Surat BerhargaSSK Stabilitas Sistem KeuanganSU Surat UtangSUN Surat Utang NegaraSUP Surat Utang PemerintahTHT Tunjangan Hari TuaTIBOR Tokyo Inter-Bank Offered RateTKHT Tunjangan Kesehatan Hari TuaTOZ Troy OunceTPI Tim Pengendali InflasiTPID Tim Pengendali Inflasi DaerahTPSL Third-Party Securities LendingTSL Two Step LoanTUKAB Transaksi Uang Kartal Antar BankTuperum Tunjangan Pemilikan RumahUFJ United Financial of JapanUKM Usaha Kecil dan MenengahULN Utang Luar NegeriUMKM Usaha Mikro Kecil dan MenengahUN-ESCAP The United Nations-Economic and Social
Commission for Asia and the PacificUPLK Unit Perantara Layanan KeuanganUSD United States DollarUU Undang-UndangUYD Uang yang DiedarkanValas Valuta AsingWTP Wajar Tanpa PengecualianYKKBI Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank
Indonesiayoy year on yearYPPI Yayasan Pengembangan Perbankan
Indonesia
DAFTAR ISITable of Contents
Ikhtisar 1 Highlights
Tema Laporan Tahunan 2 Annual Report Theme
PENGANTAR GUBERNUR 4 FOREWORD BY THE GOVERNOR
TENTANG BANK INDONESIA 10 ABOUT BANK INDONESIAStatus, Tujuan, dan Tugas 11 Status, Objective, and Task
Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Strategis 12 Vision, Mission, and Strategic Values
Sekilas Perjalanan 14 Brief History
Profil Dewan Gubernur 18 Profile of the Board of Governors
Rangkaian Peristiwa 2013 22 Series of Events in 2013
Kebijakan Strategis 2013 28 Strategic Policies in 2013
Struktur Organisasi Bank Indonesia 32 Organisational Structure of Bank Indonesia
Peta Wilayah Kerja Bank Indonesia 34 Working Area Map of Bank Indonesia
TATA KELOLA BANK INDONESIA 36 BANK INDONESIA GOVERNANCEDewan Gubernur 38 Board of Governors
Badan Supervisi Bank Indonesia 39 Bank Indonesia Supervision Body
Rapat Dewan Gubernur 39 Board of Governors Meeting
Komite 40 Committee
Manajemen Strategis 41 Strategic Management
Manajemen Risiko 43 Risk Management
Audit Internal 44 Internal Audit
Hubungan dengan Pemerintah 44 Relationship with the Government
Hubungan dengan Parlemen 45 Relationship with the Parliament
Pengaturan Kode Etik Anggota Dewan Gubernur
46 Code of Ethics for the Member of the Board of Governors
Pengaturan Disiplin Pegawai 47 Employee Code of Discipline
KINERJA DAN PELAKSANAAN TUGAS BANK INDONESIA
48 BANK INDONESIA PERFORMANCE AND TASK IMPLEMENTATION
Mengelola Kestabilan Moneter 50 Managing Monetary Stability
• Boks: Apresiasi Kebijakan Bank Indonesia 55 • Box: Appreciation for Bank Indonesia Policies
• Boks: Menopang Kestabilan Nilai Tukar Rupiah dan Menguatkan Pengelolaan
Likuiditas
58 • Box: Sustaining the Stability of the Exchange Rate of Rupiah and Strengthening Liquidity Management
• Boks: Mengendalikan Inflasi Daerah 60 • Box: Controlling Regional Inflation
Mengawal Ketahanan Sistem Perbankan dan Memperkokoh Stabilitas Sistem
Keuangan
63 Safeguarding Banking System Resilience and Bolstering Financial System Stability
• Boks: Pengawasan Perbankan oleh Bank Indonesia Dalam Lintasan Waktu
68 • Box: Bank Indonesia Banking Supervision in the Passage of Time
Menjaga Sistem Pembayaran yang Aman dan Efisien
73 Maintaining a Secure and Efficient Payment System
• Boks: Merentang Jangkauan Layanan Uang Layak Edar
74 • Box: Expanding Services Coverage of Currency Fit for Circulation
Menggerakkan Sektor Riil dan UMKM 77 Mobilizing the Real Sector and MSMEs
• Boks: Menjalin Kemitraan, Mendorong Roda Perekonomian
82 • Box: Establishing Partnerships, Turning the Economic Wheel
• Boks: Mendekatkan Perekonomian Indonesia ke Mancanegara
85 • Box: Bringing the Indonesian Economy to the World
Memperkuat Kerjasama Internasional 87 Strengthening International Cooperation
Menata Organisasi dan Mengelola Kinerja 89 Restructuring Organisation and Managing Performance
BANK INDONESIA DAN PUBLIK 94 BANK INDONESIA AND THE PUBLIC
Komunikasi dan Edukasi Publik 96 Public Communication and Education
• Boks: Menyapa Publik Melalui BICARA 98 • Box: Greeting the Public through BICARA
Program Sosial Bank Indonesia 100 Bank Indonesia Social Programme
• Boks: Mendulang Asa di Sela Pohon Sawit 104 • Box: Stirring Hope in the Middle of Palm Oil Trees
OUTLOOK DAN STRATEGI KE DEPAN
106 OUTLOOK AND STRATEGY
Outlook Perekonomian 108 Economic Outlook
Strategi ke Depan 109 Strategy
LAPORAN KEUANGAN 115 FINANCIAL REPORT
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Menjaga Stabilitas untuk Pertumbuhan Ekonomi yang BerkesinambunganMaintaining Stability for Sustainable Economic GrowthJl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350
Telp. (62 21) 500131Fax. (62 21) 3861458www.bi.go.idemail: [email protected]
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Menjaga Stabilitas untuk Pertumbuhan Ekonomi yang BerkesinambunganMaintaining Stability for Sustainable Economic Growth
Menjaga Stabilitas untuk Pertum
buhan Ekonomi yang B
erkesinambungan
Maintaining Stability for Sustainable Econom
ic Grow
thLap
oran
Tahu
nan
A
nn
ual R
epo
rt 2013
Indonesia menghadapi tantangan tak ringan selama 2013. Setidaknya, terdapat tiga isu global yaitu ketidakpastian pemulihan ekonomi global, ketidakjelasan penghentian stimulus oleh The Fed (tappering-off), dan harga komoditas yang terus menurun. Hal ini berdampak terhadap kondisi ekonomi domestik melalui jalur perdagangan maupun keuangan. Kondisi kian berat karena struktur ekonomi Indonesia belum kuat memenuhi permintaan domestik yang masih besar. Akibatnya, tekanan terhadap neraca pembayaran semakin meningkat, nilai tukar rupiah melemah, dan inflasi meningkat.
Seiring dengan menguatnya tekanan terhadap perekonomian Indonesia, Bank Indonesia memaksimalkan upaya mengawal stabilitas guna memastikan perekonomian nasional tumbuh berimbang dan sehat. Dalam hal ini, prioritas utama Bank Indonesia adalah menekan laju inflasi, menurunkan defisit transaksi berjalan, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan (SSK). Bank Indonesia memantapkan bauran kebijakannya di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Selain itu, juga bersinergi dengan Pemerintah, otoritas keuangan terkait, dan bank sentral lain dalam menjaga stabilitas perekonomian dan SSK.
Komitmen mengelola SSK juga ditunjukkan dengan mengawal transisi pengalihan tugas pengawasan dan pengaturan bank ke Otoritas Jasa Keuangan. Dengan persiapan yang matang, proses pengalihan berjalan lancar, dan. industri perbankan pada saat dialihkan dalam kondisi sehat serta kegiatan bisnis perbankan tetap berjalan normal.
Berbagai langkah kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah membuahkan hasil positif. Mulai triwulan IV-2013, perekonomian dan sistem keuangan Indonesia menunjukkan sinyal perbaikan. Inflasi mereda, keseimbangan eksternal mulai membaik, nilai tukar terkendali, dan SSK terjaga baik. Keberhasilan kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia mendapatkan pengakuan dari the Financial Times dan the Economist.
Berbagai capaian tersebut tidak terlepas dari dukungan kapabilitas internal Bank Indonesia. Bank Indonesia membangun infrastruktur tata kelola organisasi yang mampu mendukung terlaksananya tugas secara efektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Sumber daya manusia yang kompeten dan berintegritas juga menjadi motor penggerak kinerja Bank Indonesia. Menjawab perubahan lingkungan yang dinamis, di 2013 Bank Indonesia melakukan Reorganisasi Struktur Organisasi Level Atas. Perubahan ini memberikan nuansa baru pelaksanaan tugas dan peran Bank Indonesia khususnya dalam mewujudkan stabilitas sistem keuangan.
Memasuki 2014, masih banyak tantangan menghadang perekonomian Indonesia. Proses pemulihan ekonomi global masih berlanjut dan ekonomi domestik masih membutuhkan pembenahan struktural. Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas untuk pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dengan mendayagunakan seluruh potensi dan kemampuan yang ada. Salah satunya mempertajam strategi kebijakan dan memperkuat pengorganisasian Bank Indonesia. Untuk jangka pendek, telah ditetapkan strategi tahunan 2014 dan dalam jangka panjang telah dicanangkan misi dan visi Bank Indonesia 2024, yang ditunjang dengan nilai-nilai strategis baru.
In 2013, Indonesia was confronted with daunting challenges. At least there are three global issues i.e. uncertainty over global economic recovery, lack of clarity over tapering off the fiscal stimulus as signaled by the Fed and the prolonged decline in commodity prices. The domestic economic conditions were influenced through the trade and financial channels. Further challenges were posed by the structure of the Indonesian economy, which lacked capacity to keep pace with buoyant domestic demand. As a result, the balance of payments came under mounting pressure, accompanied by weakening in the exchange rate and rising inflation.
With growing pressure bearing down on the Indonesian economy, Bank Indonesia mounted an all-out drive for stability to ensure balanced and prudent economic growth. The main priority for Bank Indonesia was to curb the rate of inflation, bring down the current account deficit and reinforce financial system stability. Bank Indonesia strengthened its policy mix covering monetary management, macroprudential policies and the payment system. Bank Indonesia also worked in synergy with the Government, relevant financial authorities and other central banks to protect economic and financial system stability.
The commitment to financial system stability was also demonstrated in preparation for the transition involving the handover of banking regulation and supervision functions to the Financial Services Authority. With thorough preparations in place, the handover proceeded without a hitch, and the banking industry remained in sound condition during the transfer with banking business continuing as normal.
The multifaceted policy actions pursued by Bank Indonesia and the Government brought positive results. In Q4/2013, Indonesia’s economy and financial system began showing signs of improvement. Inflation eased, external balances began to improve, the exchange rate was brought under control and financial stability remained within comfortably safe limits. The success of Bank Indonesia’s policies won acclaim from The Financial Times and The Economist.
These achievements would not have been possible without the support of Bank Indonesia’s internal capabilities. Bank Indonesia has developed an organisational governance infrastructure capable of supporting the effective and accountable performance of duties. Another force driving the performance of Bank Indonesia is the competence and integrity of its human resources. In 2013, in response to the dynamically changing environment, Bank Indonesia embarked on Reorganisation of the High Level Organisational Structure. This change has brought fresh nuances to the performance of Bank Indonesia’s duties and roles, particularly in bringing about financial system stability.
In early 2014, numerous challenges continue to daunt the Indonesian economy. The global economy is still struggling towards recovery. The domestic economy has further need of structural reforms. Bank Indonesia is holding steadfast in managing stability for sustainable economic growth. To bring this about, Bank Indonesia will harness its entire potential and capabilities. One such measure involves the fine tuning of policy strategy and strengthening of the Bank Indonesia organisation. For the short-term, Bank Indonesia has adopted the 2014 annual strategy and launched the mission and vision for 2024, underpinned by new strategic values.