laporan kerja praktek
TRANSCRIPT
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keberadaan mata kuliah kerja praktek dilatarbelakangi oleh kesadaran akan
pentingnya mahasiswa untuk dibekali oleh pengetahuan yang tidak hanya berupa teori,
namun juga praktek di lapangan. Kemampuan dan pengetahuan mahasiswa untuk
memahami dan mempelajari kenyataan keteknikan praktis di lapangan juga dibutuhkan
mahasiswa, agar memiliki kemampuan yang adaptif dan kreativitas yang tinggi dalam
memecahkan masalah keteknikan/arsitektur dilapangan.
Pada masa perkuliahan, mahasiswa mempelajari teori-teori yang menjadi
landasan dasar pemikiran suatu disiplin ilmu. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat
mengaplikasikan teori-teori dari ilmu pengetahuan yang didapat di perkuliahan untuk
diterapkan dalam pelaksanaan di lapangan, seperti adanya proyek yang sesuai dengan
disiplin ilmu yang telah dipelajari. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
adanya kerja praktek.
Pada Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya, kerja praktek merupakan salah
satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan studi Strata 1 (S1). Mahasiswa Arsitektur yang mengikuti kerja
praktek ini diharapkan dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran tentang hubungan
antara teori-teori arsitektur dengan penerapannya di lapangan secara khusus ataupun
penerapan ilmu Arsitektur pada umumnya. Selain itu. Mahasiswa Arsitektur juga
diharapkan dapat benar-benar terlibat dalam kerja praktek ini, sehingga mahasiswa
tersebut dapat mengetahui lebih dalam mengenai objek yang ditinjau pada saat
pelaksanaan kerja praktek dan akhirnya akan menjadi nilai tambah serta pengalaman
berpikir bagi mahasiswa setelah menyelesaikan kerja praktek tersebut.
Proyek pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang merupakan proyek
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2011/2012.
Proyek RUSUNAWA T-24 Palembang ini memiliki luas total 1,7 hektar yang terdiri
dari 3 bangunan RUSUNAWA yang tiap-tiap bangunannya terdiri dari 5 lantai.
RUSUNAWA ini diperuntukkan untuk warga Pemulutan pada khususnya dan warga
Palembang pada umumnya.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 1
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Adanya organisasi proyek dalam sebuah pembangunan menjadi hal yang penting
demi menciptakan sebuah kinerja yang baik antar sesama pekerja. Melalui organisasi
yang jelas, pekerja akan tahu batasan-batasan pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Melalui organisasi, pekerja tau kemana ia harus berkeluh kesah tentang pekerjaannya.
Hal ini pula yang diterapkan dalam proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini lah yang akan
penulis bahas dalam pengerjaan laporan kerja praktek ini yaitu “Tinjauan Pelaksanaan
Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang”.
Tujuan pengambilan tema ini adalah untuk membandingkannya dengan teori yang
diperoleh semasa kuliah dengan penerapannya di lapangan kerja.
I.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini adalah :
1. Memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
2. Mencari hubungan antara teori-teori arsitektur yang dipelajari di kampus dengan
proses pekerjaan yang terjadi di lapangan.
3. Mempelajari organisasi proyek yang berada di proyek RUSUNAWA T-24
Palembang.
I.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam laporan kerja praktek ini pembahasan lebih difokuskan kepada
pengamatan pekerjaan selama penulis kerja praktek di lapangan, yaitu di mulai dari
tanggal 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012, yaitu :
“Organisasi Proyek Yang Ada di Proyek RUSUNAWA T-24 Palembang”
I.4 Metode Penulisan
Ada pun metode penulisan yang digunakan pada pembuatan laporan Kerja
Praktek ini, antara lain :
1. Studi Pustaka
Sebagai bahan literatur dan referensi serta perbandingan teori perkuliahan
dengan praktek di lapangan. Sumber studi pustaka penulis ambil dari
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 2
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
buku-buku dan internet yang sekiranya dapat membantu dalam
pembahasan topik yang akan diangkat.
2. Studi Observasi Lapangan
Studi observasi lapangan adalah pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan atau pekerjaan yang di lakukan di lapangan pada proyek
pembangunan RUSUNAWA T-24. Untuk studi observasi ini dilakukan
dari 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Maret 2012.
3. Konsultasi
Konsultasi yang dilakukan berupa diskusi bersama dosen pembimbing dan
pihak kontraktor utama, dalam hal ini adalah pihak PT. Riyah Permata
Anugrah.
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika pada penulisan laporan ini diurai menjadi 5 BAB. Uraian bab tersebut
antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Mengurai secara umum latar belakang kerja praktek, permasalahan yang
akan dibahas, tujuan, ruang lingkup pembahasan, metodologi penulisan,
dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM
Berisikan uraian atau gambaran umum mengenai proyek RUSUNAWA T-
24 Palembang meliputi lokasi, kondisi fisik, serta profil proyek
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan uraian tentang definisi dan fungsi organisasi proyek, dan
bentuk-bentuk organisasi proyek yang diperoleh dari studi literatur dan
observasi lapangan.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang uraian analisa bentuk organisasi proyek serta
pembahasan perbedaan-perbedaan antara teori dan yang terjadi di
lapangan.
BAB V PENUTUP
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 3
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Latar Belakang
Kesimpulan dan Saran
Tujuan
Praktek Lapangan
Ruang Lingkup(Organisasi Proyek)
Laporan KP
Teori Perkuliahan
Analisa dan Pembahasan Data
KP
Berisikan tentang kesimpulan pembahasan pekerjaan dan perbandingan
antara teori yang di peroleh selama perkuliahan dengan praktek yang
berada di lapangan disertai beberapa saran dari penulis.
I.6 Kerangka Berfikir
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 4
Diagram 1.1 Kerangka BerfikirSumber : Data Pribadi
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
BAB II
GAMBARAN UMUM
II.1 Data Umum Proyek
Secara Umum poyek RUSUNAWA T-24 Palembang yang sedang berjalan saat
ini berlokasi di Jln. Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Nama Proyek : RUSUNAWA T-24
2. Lokasi Proyek : Jln. Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati
3. Kontraktor Pelaksana : PT. Riyah Permata Anugerah
4. No. Kontrak : KU.08.08/PKPS-II/543/X/2011
5. MK Wilayah : PT. Shiddiq Sarana Mulya
6. Tahun Anggaran : 2011 / 2012
II.2 Lokasi Proyek
RUSUNAWA T-24 yang sedang dalam pelaksanaan saat ini berlokasi di Jln.
Sriwijaya Raya KM. 14 Kertapati dengan luas site 17.012 m2. Batasan georgrafis dari
proyek ini adalah :
Utara : Rawa-rawa
Selatan : Kantor Camat Pemulutan dan Kantor Polisi
Barat : Rawa-rawa
Timur : Desa Pemulutan
II.3 Data Fisik Proyek
Luas lahan pada proyek pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang adalah
17.012 m2. RUSUNAWA ini terdiri atas 3 blok bangunan yang masing-masing blok
terdiri dari 5 lantai. Kondisi fisik proyek dapat dilihat dari beberapa bagian bangunan,
seperti berikut :
II.3.1 Pondasi
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 5
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pondasi yang digunakan adalah jenis pondasi tiang pancang. Pondasi ini
digunakan karena pertimbangan keadaan struktur tanah pada lokasi.
II.3.2 Pelat Lantai
Tebal pelat lantai pada bangunan ini adalah 12 cm. Menggunakan wiremes
M7-150 dua lapis. Mutu beton K-350.
II.3.3 Sloof
Ukuran sloof pada proyek ini adalah 30cm x 45cm dengan mutu beton K-350.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 6
Gambar 2.1 Detail PondasiSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.2 Detail Plat LantaiSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.3 Detail SloofSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
II.3.4 Kolom
Ukuran kolom struktur yang digunakan adalah 30cm x 50cm, 25cm x 50cm.
Mutu beton K-350.
II.3.5 Kolom Join
Merupakan pengganti balok dengan dimensi 25cm x 45 cm. Menggunakan
mutu beton K-350.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 7
Gambar 2.4 Detail KolomSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.5 Detail Kolom JoinSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
II.5 Manajemen Proyek
A. Pengadaan
Pada pelaksanaannya, proyek ini menggunakan sistem pengadaan tender.
Yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dikerjakan dan diawasi oleh
pemenang tender. Untuk pemenang tender RUSUNAWA T-24 Palembang ini adalah
PT. Riyah Permata Anugerah sebagai kontraktor pelaksana dan PT. Shiddiq Sarana
Mulya sebagai Manajemen Konstruksi Wilayahnya.
B. Struktur Organisasi Proyek
Dalam berbagai bidang pekerjaan, struktur organisasi merupakan suatu
kelengkapan yang teramat penting, demikian pula halnya dengan pekerjaan yang
berhubungan dengan pembangunan suatu konstruksi. Struktur organisasi ini mutlak
diperlukan guna menjamin kelancaran dan kesuksesan dari pembangunan suatu
proyek.
Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau
pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara
pengelolaan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu.
Dalam pencapaian sasaran yang terarah serta untuk mempermudah dalam
pelaksanaan pengurusan dan pengelolaan jalannya proyek pembangunan gedung
RUSUNAWA T-24 Palembang, struktur organisasi merupakan hal yang mutlak untuk
dipenuhi.
Dengan pengorganisasian ini, masing-masing pihak dapat mengetahui hak dan
kewajibannya dengan jelas sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan sesuai
dengan bidang yang diembannya. Selain itu untuk mempermudah dalam pengontrolan
sejauh mana pekerjaan telah memenuhi target ataupun menemukan kendala-kendala
yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan proyek di lapangan.
Berikut merupakan kerangka organisasi proyek RUSUNAWA T-24
Palembang.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 8
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 9
Ir. Yosef Sihotang,
MTProject
Manager
Hermansa.STEngineering
Manager
Ridyard Marbun.ST
Site Manager
TBNProcurement
Head
Riris Simamora.SEFA,HRD,&GA
HeadQS : Oland Mustafa.ST
Adtek :TBN
Drafter :TBN
Survey :1. Samson2. Rembo
Pelaksana
Produksi : 1. Ganda Lumbanbatu.ST2. TBN
Erection : 1. Robert Purba2. TBN
Gudang
Material :Roy Banjarnahor
Peralatan :Ronal Gultom
1. Security
2. Office Boy
3. Office Girl
TBNHSE Officer
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK RUSUNAWA KOTA PALEMBANG
Diagram 2.1 Struktur Organisasi PT. Riyah Permata AnugerahSumber : Data Perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
II.6 Dokumentasi Proyek
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 10
Gambar 2.8 Lokasi ProyekSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.7 Lokasi ProyekSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.13 Pelaksanaan Pekerjaan Tie BeamSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.6 Plang Nama ProyekSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.9 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom JoinSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.12 Pelaksanaan Pekerjaan Tiang PancangSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.11 Pelaksanaan Pekerjaan KolomSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 2.10 Pelaksanaan Pekerjaan Plat LantaiSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Manajemen Konstruksi
I.6.1 Definisi Manajemen
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokkan
dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method).
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan
melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan
organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya
manusia, bukan material atau finansial. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan
(penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan
kelompok kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian
kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan,
integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Pengertian manajemen begitu luas,
sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh
semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan
seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 11
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
I.6.2 Manajemen Proyek Konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen Proyek Konstruksi
I.6.2.1 Pengertian
Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu tujuan
tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
tindakan-tindakan, diantaranya adalah :
Perencanaan (planning)
Pengorganisasian (organizing)
Pelaksanaan (actuating)
Pengawasan (controlling)
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.
Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk bangunan / infrastruktur.
Jadi, defenisi “Manajemen Proyek Konstruksi” adalah suatu cara / metode
untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh
waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-
tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
I.6.3 Fungsi Manajemen
Secara umum, fungsi-fungsi manajemen adalah :
1) Fungsi Perencanaan
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi,
asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara lain :
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 12
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun
pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk
memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2) Fungsi Organisasi
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain
dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan. Tindakan berupa antara lain :
þ Menetapkan daftar penugasan.
þ Menyusun lingkup kegiatan.
þ Menyusun struktur kegiatan.
þ Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi,
dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi
kewenangan terlihat jelas.
3) Fungsi Pelaksanaan
Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam
kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama
dalam pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :
Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas,
hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong
tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan
bersama.
4) Fungsi Pengendalian
Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan, dan penganalisaan serta
pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 13
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi). Tindakan-
tindakan tersebut meliputi antara lain :
Mengukur kualitas hasil.
Membandingkan hasil terhadap standard kualitas.
Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
Memberikan saran-saran perbaikan.
Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan
yang terjadi segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.
I.6.4 Unsur-unsur Manajemen
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan
yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem
dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau
struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan.
1. Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input)
menjadi hasil (output ).
2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka
akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung
siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
4. Mempunyai Sasaran yang Jelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang
jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk
mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 14
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
I.6.5 Manfaat Manajemen Konstruksi
Manfaat manajemen konstruksi jika dibandingkan dengan sistem tradisional
dapat dilihat dari beberapa segi.
1. Segi Biaya Proyek
a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi
pada tahap perencanaan.
b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan
dengan sistem tradisionil karena tidak ada pembebeanan ganda dari
keuntungan Kontraktor, dan Sub kontraktornya.
2. Segi Waktu
a. Dengan sistem Fast Track.
b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan
dapat lebih panjang sebingga kualitas desain semakin sempurna.
c. Pengadaan material/peralatan import dapat diukur secara dini sebingga
kemungkinan terlambat karena proses import dapat dihindarkan.
3. Segi Kualitas
a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam hal
metode pelaksanaan , implementsi, dan Quality Control.
b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik
proyek dibantu dengan tim MK.
c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena
paket yang dilelang dilakukan secara bertahap dan paket per paket.
4. Segi Program Pemerintah
a. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha
kontraktor yang baru berkembang dapat direalisir.
b. Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis semua
keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan metode MK.
I.6.6 Tahapan Operasional Di Dalam Sistem Manajemen Konstruksi
1. Pengembangan Konsep
Tahap pengembangan konsep ini berupa :
a. Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu.
b. Mengidentifikasikan batasan utama.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 15
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
c. Membuat TOR dan organizing.
d. Saran-saran prinsip konsep desain kepada konsultan perencana.
e. Tahapan pekerjaan.
f. Master, coordinating schedule.
g. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan
perencana.
h. Cash flow (Proyeksi Arus Dana).
2. Tahap Perencanaan
a. Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah.
b. Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating Schedule).
c. Melakukan Review (peninjauan kembali)
d. Membuat RKS.
e. Membuat RAB tiap paket pekerjaan.
f. Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material.
g. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.
Sebelum memasuki tahapan pelelangan beberapa tahapan yang dilalui antara
lain :
a) Sketsa Rencana :
Inti dari sketsa rencana ialah menuangkan konsep-konsep arsitektur,
evaluasi terhadap beberapa alternative proses teknologi, penetapan
dimensi serta kapasitas ruangan-ruangan, dan mengetengahkan studi
banding ekonomi bangunan.
Didalam proyek terdapat etimasi biaya proyek, etimasi biaya proyek
terdiri
dari :
o Etimasi biaya kasar untuk pemilik sebagai dasar untuk studi
kelayakan proyek.
o Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk
RAB Konsultan Perencanaan).
o Estimasi detail oleh kontraktor (dasar untuk RAB Penawaran
Kontraktor).
o Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost).
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 16
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
b) Rencana Detail
Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan
menjabarkan seluruh perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan
terkecil secara sistematis dan berurutan. Perancangan dan analisis yang
disajikan meliputi seluruh segi struktur bangunan.
3. Tahap Pelelangan
a. Mengadakan pra kwalifikasi kontraktor.
b. Free tender meeting.
c. Menyusun daftar calon rekanan.
d. Bill of quality (jenis pekerjaan + volume).
e. Aanqijzing (penjelasan)
f. Menyiapkan dokumen lelang.
g. Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.
h. Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk direkomendasikan kepada
Pimro.
i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.
4. Tahap Pelaksanaan
a. Membuat rencana induk pelaksanaan.
b. Menyusun prosedur di lapangan.
c. Free construction meeting.
d. Mengkoordinasi membuat prasarana kerja.
e. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor.
f. Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan kontraktor
dilihat dari aspek waktu, mutu dan kesempatan kerja.
g. Memproses ijin yang diperlukan.
h. Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan.
i. Memeriksa gambar detail dan contoh material.
j. Memimpin rapat koordinasi proyek.
k. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan .
l. Change order : biaya, mutu, waktu.
m. Menghitung pekerjaan tambah kurang.
n. Mengevaluasi RAB secara periodic.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 17
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
o. Memeriksa dan menyiapkan dokumen pembayaran.
p. Evaluasi terhadap klaim kontrak.
q. Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto.
r. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.
s. Memeriksa berita acara serah terima pertama.
5. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian
a. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol.
b. Mengkoordinir pelaksanaan operasional.
c. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing.
d. Mengarahkan dan memeriksa secara manual.
e. Memproses : garansi, jaminan, sertifikat, peralatan, dan training
operator.
I.7 Organisasi Proyek Konstruksi
I.7.1 Organisasi
Bentuk organisasi akan terlihat dalam struktur organisasi. Secara fisik struktur
organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan
hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang ada, bagan ini merupakan suatu
hasil keputusan tentang struktur organisasi yang bersangkutan yang sesuai dengan
hubungan fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan kontraktual, dll yang menyatakan
keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran.
Bagan biasanya disusun secara piramida, di bagian atas menyempit sedangkan
bagian bawah melebar. Bagan tersebut memperlihatkan tingkatan-tingkatan yang ada
dalam organisasi dan pendelegasian wewenang digambarkan dengan garis lurus dan
koordinasi pekerjaan digambarkan dengan garis putus-putus.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan bagan organisasi,
adalah:
1. Bagan organisasi dapat memperlihatkan karakteristik utama dari organisasi
yang bersangkutan.
2. Bagan organisasi dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-
hubungan yang ada dalam organisasi.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 18
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
3. Bagan organisasi dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang
ideal sebagai pedoman untuk dapat mengetahui siapa bawahan dan siapa
atasan.
I.7.2 Pembentukan Organisasi Proyek
Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik (owner), konsultan atau
kontraktor. Pada umumnya owner menentukan dalam menyusun serangkaian
kebijaksanaan dan memilih bentuk organisasi provek yang tepat untuk mengelola proyek.
Hal yang perlu diidentifikasikan saat pembentukan organisasi proyek .
Tahapan proyek yang diberlakukan pada organisasi atau proyek
Penetapan pihak- pihak yang terlibat secara fungsional dalam organisasi
proyek, yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan
kapan (bilamana) keterlibatan pihak-pihak tersebut
Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan
mempengaruhi bentuk organisasi manajemen proyek yang digunakan.
Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan organisasi
dapat terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :
1. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing-masing
pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan
perencana dan kontraktor. Misalnya ada tahap disain dimana konsultan
perencana berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi.
Demikian pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai
pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila
pada saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan
perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama
(kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.
2. Hubungan Kontrak
Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak
antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama. Kontrak merupakan
kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang mempunyai
kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 19
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu
sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
I.7.3 Macam Struktur Organisasi Proyek
Secara garis besar terdapat 2 macam bentuk organisasi pada proyek konstruksi,
yaitu :
1. Berdasarkan hubungan kontrak / perjanjian kerja samanya
Struktur organisasi berdasarkan hubungan kontrak/ perjanjian kerjasamanya
mengatur hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek misalnya hubungan
antara owner, konsultan, dan kontraktor. Karena organisasi semacam ini mengatur
hubungan antar pihak atau eksternal pihak-pihak maka sering disebut pula sebagai
organisasi eksternal.
1.1 Organisasi Tradisional
Organisasi tradisional banyak/ biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan
kondisi biasa/umum. Ide pembentukannya didasarkan pada pendekatan pembentukan
organisasi terpisah (separation organisation). Bentuk organisasi ini terdiri dari 3
pihak, yaitu : pemilik proyek yang bertindak sebagai manajemen proyek konstruksi,
konsultan disain sebagai perancang konstruksi dan di beberapa proyek juga terdapat
konsultan pengawas sebagai pengawas pelaksanaan konstruksi dan kontraktor sebagai
pelaksana konstruksi. Tahap proyek dipisah antara tahap disain dan tahap pelaksanaan
kontruksi dan tahapan tersebut berlangsung secara berurutan (sequential). Hubungan
kerjasama yang ada terdiri dan hubungan antara pemilik dengan konsultan dan
pemilik dengan kontraktor. Bila konsultan bertindak sebagai pengawas, tanggung
jawabnya hanya sebatas mengawasi agar sesuai dengan yang telah didisain tanpa
memiliki wewenang merubah disain (harus ada persetujuan pemilik proyek).
Pada organisasi tradisional, dikenal adanya kontraktor utama. Pekerjaan
konstruksi yang tidak dikerjakan kontraktor utama disubkonkan kepada sub
kontraktor atau kontraktor spesialis, dengan alasan bahwa sub kontraktor dapat
melakukan pekerjaan spesialis tersebut dengan lebih cepat, biaya yang lebih murah
dan mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan kontraktor utama. Hal ini
disebabkan karena jenis kegiatan tersebut tidak biasa dilakukan oleh kontraktor utama
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 20
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pemilik
Konsultan Kontraktor
Pemilik
KonsultanKontraktorUtama
SubKontraktor
Kerja Dengan Kemampuan Sendiri
(kontraktor utama tidak berpengalaman), kontraktor utama tidak memiliki sumber
daya, baik tenaga kerja maupun peralatan.
Organisasi Tradisional
Skema Hubungan Bentuk Organisasi
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
1.2 Swakelola (Owner-Builder )
Bentuk organisasi swakelola mirip dengan organisasi tradisional, hanya saja unit
organisasi pemberi tugas (pemilik) konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah
selesai. Hal tersebut sekaligus menjelaskan bahwa ide pembentukan organisasi
semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu (integration of organisation). Dalam
bentuk organisasi swakelola, tenaga kerja dan pengadaan bahan serta peralatan dapat
dikontrakkan kepada pemasok (supplier). Untuk proyek-proyek pemerintah bentuk
organisasi swakelola hanya dilakukan untuk proyek kecil atau proyek darurat
(misalnya proyek penanggulangan bencana alam).
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 21
Diagram 3.1 Skema Struktur Organisasi TradisionalSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pemilik
Divisi PerencanaDivisi Pelaksana
Kontraktor dan Sub Kontraktor
Kerja Dengan Kemampuan Sendiri
Pemilik
Kontraktor
Hubungan Fungsional
Konsultan
Tidak seperti organisasi tradisional, pelaksanaan tahapan kegiatan proyek pada
organisasi semacam ini dapat dilakukan secara overlapping karena pemilik proyek
berfungsi sekaligus sebagai konsultan dan kontraktor.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
proyek (bertindak juga sebagai konsultan perencana dan kontraktor)
(owner reiponsible for design and construction ). Pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan kontraktor/ subkontraktor ( optional own forces work
contractor and subcontractors )
Jenis kontrak yang diterapkan biasanya : harga tetap, harga satuan,atau
kontrak konstruksi yang dinegosiasikan. Uxedprice, unit price, or
negotiated construction contracts).
Organisasi Swakelola
Skema Hubungan Bentuk Organisasi
1.3 Organisasi Manajemen Konstruksi (Professional Construction Management)
Perkembangan proyek konstruksi dengan dana yang semakin besar menyebabkan
kegiatan didalam proyek menjadi semakin banyak. Hal ini mengakibatkan pihak-
pihak yang terlibat di dalam proyek menjadi semakin banyak pula . Misalnya dengan
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 22
Diagram 3.2 Skema Struktur Organisasi SwakelolaSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
semakin banyaknya kegiatan proyek maka dibutuhkan semakin banyak kontraktor
spesialis. Oleh sebab itu owner tidak cukup mampu untuk mengelola proyeknya
sendirian sehingga membutuhkan pihak lain yang membantu dalam menggelola
proyek yang disebut dengan pihak manajemen konstruksi.
Organisasi manajeman konstruksi berkaitan dengan tim manajemen proyek terdiri
dan manajer proyek (professional construction manajemen) dan pihak-pihak lain
(kontraktor, konsultan disain, dan sebagainya ) yang mempunyai tugas mengelola
proyek secara terpadu dari perencanaan proyek (project planning), disain, dan
pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara pihak yang terlibat dalam tim
manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan timbal balik di dalam tim
manajemen proyek.
Pelaksanaan tahapan pada organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan
secara overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan
konstruksinya sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dengan
keterlibatan beberapa kontraktor spesialis, pihak manajemen konstruksi
mengkoordinasikan agar desain pekerjaan yang satu dapat langsung dikerjakan oleh
kontraktor spesialis yang satu tanpa menunggu keseluruhan desain selesai.
Pelaksanaan semacam ini melakukan satu kali pengadaan konsultan dan beberapa kali
pengadaan kontraktor spesialis. Cara pengadaan konsultan dan kontraktor semacam
ini disebut dengan pendekatan paket pekerjaan.
Manajemen konstruksi merupakan suatu perusahaan atau organisasi khusus yang
melaksanakan praktek manajemen konstruksi, yaitu :
1. Bekerja bersama-sama pemilik proyek dan konsultan disain mulai awal proyek
dan membuat rekomendasi penyempurnaan disain (agar benar-benar
memenenuhi kebutuhan/ mutu pemilik), pemilikan teknologi dan metoda
konstruksi, membuat jadwal konstruksi dan studi ekonomi pelaksanaan dan
seterusnya).
2. Mengusulkan alternatif disain dan metoda pelaksanaan konstruksi yang tepat
dan membuat analisa dampak altenatif tersebut terhadap biaya dan jadwal
konstruksi.
3. Memantau perkembangan proyek sedemikian rupa sehingga tidak melampui
target yang telah ditetapkan pemilik proyek.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 23
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
4. Koordinasi pengadaan peralatan dan bahan dan seluruh kegiatan kontraktor.
Koordinasi hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran angsuran, perubahan,
tuntutan (demands) dan pemeriksaan agar sesuai dengan persyaratan disain.
5. Melaksanakan dukungan/ pelayanan yang berkaitan dengan proyek dan
dibutuhkan pemilik proyek. Misalnya koordinasi permohonan izin-izin seperti
IMB.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
Manager konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari pemilik.
(construction manager usually acting as agent for owner).
Tim meliputi kelompok yang terdiri dari pemilik dan manajer konstruksi,
perencana dan kontraktor.
Organisasi Manajemen Konstruksi
Skema Hubungan Bentuk Organisasi
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 24
Pemilik Pemilik
Konsultan Kontraktor
Konsultasi Manajemen
Konstruksi
Konsultan Kontraktor
Diagram 3.3 Skema Struktur Organisasi Manajemen KonstruksiSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
Manajemen Pelaksana
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
1.4 Organisasi Turnkey
Pada proyek-proyek tertentu pemilik proyek memiliki keterbatasan kemampuan
teknis dan biaya untuk merealisasikan suatu proyek, dan untuk mengatasi masalah
tersebut pemilik proyek menyerahkan tanggung jawab disain dan pelaksanaan
konstruksi (termasuk pembiayaan) pada suatu organisasi (investor, kontraktor)
pengaturan seperti hal tersebut dinamakan proyek atau organisasi turnkey. Ide dasar
pembentukan organisasi turnkey didasarkan pada organisasi terpadu (integration of
organization) yang menyerahkan semua kegiatan (disain dan pelaksanaan konstruksi)
pada satu pihak. Di Indonesia telah lama dilakukan proyek secara turnkey seperti
proyek-proyek industri dan jalan tol.
Pada organisasi semacam ini perencanaan menjadi tanggung jawab kontraktor
sesuai kontrak antara kontraktor dengan pemilik, dalam hal ini kontraktor menjadi
konsultan perencana.
Tidak seperti proyek konstruksi tradisional, pelaksanaan tahapan proyek pada
organisasi semacam ini memungkinkan dilaksanakan secara overlapping karena
tanggung jawab desain dan pelaksanaan konstruksi sudah pada satu pihak. Ketika
tahap pengadaan konsultan dan kontraktor, pengadaannya cukup dilakukaan satu kali
yaitu sebelum tahap perencanaan/desain dimulai. Pendekatan desain dan pelaksanaan
konstruksi sekaligus atau biasa dikenal dengan pendekatan merancang dan
melaksanakan.
Ciri-ciri organisasi semacam ini :
þ Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun
pelaksanaan konstruksi (single firm responsible for both design and
construction).
þ Ada keterlibatan subkontraktor-subkontraktor spesialis (specialty
subcontractors)
þ Jenis kontrak yang diterapkan pada bentuk organisasi seperti ini adalah
harga tetap, harga maximum bergaransi, atau kontrak konstruksi disain
dengan biaya tambah upah tetap (fixed price, guaranteed maximum price,
or cost plus a fee design-construction contract) .
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 25
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pemilik
Konsultan Kontraktor
Investor/Konsultan-Kontraktor
Organisasi Manajemen Turnkey
Skema Hubungan Bentuk Organisasi
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
2. Berdasarkan Strukturnya
Struktur organisasi berdasarkan strukturnya mengatur hubungan antar pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi di dalam (internal) suatu perusahaan,
sering disebut pula sebagai organisasi internal. Bentuk organisasi internal ini sangat
bervariasi, didasarkan pada lingkup pekerjaan, skala pekerjaan, spesialisasi pekerjaan,
juga kemudahan koordinasi, cara pengendalian, pendelegasian wewenang, dan lain-
lain.
2.1 Organisasi garis (line) / Satuan Tugas
Dengan adanya item kegiatan proyek yang semakin bertambah dan beraneka
ragam menyebabkan pimpinan proyek mengalami kesulitan dalam mengelola proyek.
Untuk itu kemudian timbul ide untuk medelegasikan kewenangan kepada level
dibawahnya yang bersifat mandiri (independent organization) sehingga pimpinan
proyek lebih mudah dalam melakukan pengaturan.
Dalam organisasi ini terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung
secara vertikal antara atasan dan bawahan sejak dari pimpinan tertinggi sampai pada
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 26
Pemilik
Konsultan - Kontraktor
Konsultan Kontraktor Utama
Diagram 3.4 Skema Struktur Organisasi Manajemen TurnkeySumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
Kerja Dengan Kemampuan Sendiri
Sub Kontraktor
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
jabatan terendah. Setiap kepala unit bertanggung jawab melaporkan kepada unit yang
lebih tinggi satu tingkat diatasnya kegiatan-kegiatan dilakukan oleh seluruh bagian
berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan organisasi. Struktur ini biasanya
diterapkan pada organisasi yang kecil dan aktivitasnya sederhana.
Organisasi line sering disebut juga organisasi .komando/militer/bentuk lurus. Tipe
line ini merupakan tipe yang paling tua dan paling sederhana. Berbagai tipe yang lain
merupakan pengembangan lebih lanjut dari tipe line. Organisasi ini hanya dapat
berjalan dengan baik apabila pimpinan mempunyai manajerial yang baik, karena
semua kemajuan dan kemunduran tergantung di tanngan pimpinan.
Ciri-ciri Organisasi Line
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui
satu garis wewenang
Jumlah karyawan sedikit, sehingga dinamakan organisasi sederhana
Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap
hari kerja
Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
Pucuk pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal
Tingkat spesialisasi tidak begitu tinggi
Tujuan organisasi sederhana
Kelebihan Organisasi Line
þ Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya, karena pimpinan berada dalam
satu tangan
þ Disiplin dan militarisi pekerja umumnya tinggi
þ Koordinasi relatif mudah dilaksanakan
þ Proses pengambilan keputusan dan intruksi berjalan cepat dan tidak
bertele-tale
þ Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangan karena
pemimpin berhubungan langsung dengan karyawan
þ Rasa solidaritas karyawan umumnya tinggi
þ Pengendalian secara ketat pada setiap keryawan dapat dilaksanakan
Kelemahan Organisasi Line
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 27
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Owner
Project Manager
Desain Manager Support Service Construction Manager
Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan
kepentingan organisasi.
Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak otoriter dan diktator
Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak efesien
Kurang tersedianya staf ahli
Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.
Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar untuk
mengambil inisiatif sendiri.
Timbulnya birokrasi, yaitu lambatnya jalan pekerjaan dan tanggung jawab
karena banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus dilewati.
Tidak adanya kerja sama antara bagian-bagian yang sederajat dalam
organisasi tersebut.
Organisasi Garis / Satuan Tugas
2.2 Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional yaitu organisasi yang memiliki susunan dari satuan-satuan
yang menangani tugas-tugas spesifik sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
dilengkapi sub ordinal.
Ciri-ciri organisasi fungsional :
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 28
Diagram 3.5 Skema Struktur Organisasi Garis / Satuan TugasSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pembagian tugas dapat dibedakan secara jelas dan tegas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tidak banyak memerlukan koordinasi, karena
koordinasi dilaksanakan oleh pimpinan tingkat atas.
Pembagian unit-unit organisasi berdasarkan spesialisasi kegiatan.
Para pembantu pimpinan atau pimpinan unit mempunyai wewenang
memberikan perintah langsung pada unit-unit bawahan masing-masing.
Pada struktur fungsional setiap bagian bertanggungjawab atas satu macam fungsi
tertentu dan pada fungsinya itu kewenangannya menjangkau bagian-bagian yang ada
dibawahnya menunjukkan bagian yang dimiliki sebuah bagian yang menjangkau
bagian-bagian lain pada sebuah organisasi.
2.3 Organisasi Matriks
Akibat perkembangan proyek yang membutuhkan dana besar menyebabkan
kegiatan proyek tersebut semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan kebutuhan
jumlah personil bertambah sehingga kemudian terjadi pemakaian bersama personil di
beberapa tempat. Oleh sebab itu kemudian timbul organisasi matriks yang
memungkinkan personil untuk bekerja dengan dua arah tanggung jawab secara
vertikal dan horizontal sehingga menyebabkan pemakaian personil itu lebih efisien.
Matriks adalah suatu desain struktural yang menugaskan para spesialis dari
departemen-departemen fungsional tertentu untuk bekerja pada satu tim yang
dipimpin oleh seorang pimpinan proyek organisasi matriks disebut juga "project
organization" (organisasi proyek). Karena proyek mempunyai jangka waktu tertentu,
maka diperlukan suatu metode manajemen dan pengorganisasian yang tidak
mengganggu struktur organisasi dan mempertahankan tingkat efisiensi. Dalam
organisasi matriks, personalia fungsional yang ditugaskan dalam suatu proyek bekerja
pada fungsionalnya. Sebagai contoh : seorang manager diberi kekuasaan dan
tanggung jawab untuk memenuhi tujuan-proyek, seperti kualitas, masalah
pembiayaan, masa penyelesaian, dan lain-lain. Maka manager mempunyai
kewenangan untuk menugaskan dan menilai karyawan fungsional yang bekerja pada
proyek, setelah proyek selesai karyawan fungsional akan kembali ke bagian-bagian
fungsionalnya masing-masing.
Ciri Organisasi Matriks
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 29
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Project
Accountability
Cooporate AccountabilityOwner
Project Manager Constrution DivisionDesain Division
Construction ManagerDesain ManagerProject
Cooporate Accountability
Para pegawai dalam struktur organisasi matriks mempunyai 2 orang
atasan yaitu departemen fungsional dan manager proyek
Digunakan dalam skala proyek yang besar.
Adanya saling ketergantungan di antara departemen
Organisasi matriks merupakan gabungan organisasi fungsional dan organisasi
satuan tugas. Kelemahan organisasi matriks adalah tidak jelas pertangungjawaban
bawahan atas pekerjaannya karena tidak dapat dibedakan hal-hal yang bersifat
manajerial dan fungsional. Pada gambar dapat dilihat contoh organisasi matriks.
Organisasi Matriks
2.4 Organisasi Garis dan Staf
Seperti penjelasan pada organisasi matriks, dengan peningkatan dana proyek
mengakibatkan kegiatan proyek semakin banyak pula. Hal ini akan menambah beban
pekerjaan bagi para personilnya. Untuk meningkatkan mutu pekerjaan, personil tidak
dapat bekerja sendiri seperti pada organisasi fungsional tetapi membutuhkan saran/
bantuan dari seorang staf sehingga timbul lah organisasi garis dan staf.
Pada organisasi garis dan staf terdapat dua kelompok orang-orang yang
berpengaruh dalam menjalankan organisasi. Orang yang melaksanakan tugas pokok
organisasi dalam rangka pencapaian tugas, yang digambarkan dengan garis. Orang
yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini hanya
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 30
Diagram 3.6 Skema Struktur Organisasi MatriksSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Owner
Project Manager Constrution DivisionDesain Division
Construction ManagerDesain Manager Support Service
berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional.orang-orang tersebut
disebut staf.
Ciri Organisasi Garis dan Staff
Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang diperlukan secara
maksimal.Dalam melaksanakan tugasnya, anggota garis dapat meminta
pengarahan serta informasi dari staf.
Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.
Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan
Organisasi Garis dan Staff
I.7.4 Konsep-Konsep Manajemen Konstruksi
Dalam perkembangannya proyek konstruksi memerlukan pendanaan yang makin
besar dan demikian pula dalam pengelolaan proyek akan semakin kompleks. Kendala
terhadap penyediaan dana, saat ini dapat diatasi oleh pemilik dengan beberapa konsep
pendekatan dan dengan bentuk organisasi ekternal yang didasarkan pada penyedia
dana (investor) yang sekaligus sebagai pelaksana jasa konstruksi yaitu :
1. Konsep build, own, operate, transfer (BOOT) atau BOO
Konsep semacam ini seringkali disebut sebagai konsep proyek konsesi.
Pada konsep semacam ini terdapat investor sebagai pemilik sementara
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 31
Diagram 3.7 Skema Struktur Organisasi Garis dan StaffSumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/195610121985032-ROCHANY_NATAWIDJANA/
Organisasi_Proyek_Konstruksi.pdf
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
yang melakukan pembangunan (build), pemilikan (own), pengoperasian
(operate), dan serah terima (transfer) proyek kepada pemilik tetap. Awal
mula timbulnya konsep semacam ini karena pemilik tetap mengalami
kesulitan mendanai proyek sehingga memberikan kewenangan kepada
investor/pemilik sementara untuk melakukan pembangunan dan kemudian
mengoperasikan proyek sampai masa konsesi berakhir. Dengan demikian
pemilik sementara/investor bertanggung jawab mulai dari desain,
pelaksanaan konstruksi sampai dengan pengoperasiannya sehingga dapat
memperoleh keuntungan untuk pengembalian biaya investasi. Berakhirnya
masa konsesi ditandai dengan serah terima proyek kepada pemilik tetap.
Pada konsep BOOT studi kelayakan proyek biasa dilakukan oleh pemilik
sementara/ investor sedangkan pada turnkey bisa dilakukan oleh owner.
2. Konsep engineering, procurement, construction (EPC)
Pada konsep semacam ini, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung
jawab kegiatan desain (engineering) kepada konsultan dan tidak
menyerahkan kegiatan pengadaan material/peralatan (procurement) dan
kegiatan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor. Pada proyek semacam
ini pemilik proyek menyerahkan tanggung jawabnya kepada satu pihak
yang disebut kontraktor EPC.
BAB IV
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 32
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa
IV.1.1 Hubungan Kerja Proyek
Hubungan kerja proyek RUSUNAWA T-24 Palembang menggunakan bentuk
Hubungan Kerja Kontrak. Ini dapat di lihat dari adanya nomor kontrak antara
Kementrian Pekerjaan Umum sebagai owner, PT. Riyah Permata Anugerah sebagai
kontraktor pelaksana, dan PT. Shiddiq Sarana Mulya sebagai MK wilayahnya, dengan
nomor kontrak KU.08.08/PKPS-II/543/X/2011.
IV.1.2 Bentuk Organisasi Proyek
IV.1.2.1 Berdasarkan Hubungan Kontrak / Perjanjian Kerja Samanya
Bentuk organisasi yang digunakan dalam proyek ini berdasarkan hubungan
kontraknya adalah bentuk Organisasi Tradisional. Organisasi ini terdiri atas 3
pihak, yaitu : pemilik proyek (Kementrian Pekerjaan Umum), konsultan pengawas
(PT. Shiddiq Sarana Mulya), dan pelaksana konstruksi (PT. Riyah Permata
Anugerah). Untuk desain RUSUNAWA sendiri sudah dilakukan oleh Kementrian
Pekerjaan Umum yang kemudian dilelangkan untuk tahap pengerjaannya, dan
dimenangkan oleh PT. Riyah Permata Anugerah.
Organisasi Tradisional
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 33
Gambar 4.1 Plang Nama ProyekSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Pemilik
Konsultan Kontraktor
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
IV.1.2.2 Berdasarkan strukturnya
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 34
Diagram 4.1 Skema Hubungan Organisasi TradisionalSumber :
Skema Hubungan Skema Hubungan Proyek
RUSUNAWA T-24
PalembangKementrian
Pekerjaan Umum
PT. Riyah Permata
Anugerah
PT. Shiddiq Sarana
Mulya
Diagram 4.2 Skema Struktur Organisasi TradisionalSumber :
Bentuk Organisasi Proyek
RUSUNAWA T-24Bentuk Organisasi
Pemilik
KonsultanKontraktorUtama
SubKontraktor
Procurement Head Engineering
Manager Site Manager FA,HRD,&GA
HEAD
Kerja Dengan Kemampuan Sendiri
Kementrian
Pekerjaan Umum
PT. Shiddiq Sarana
Mulya
PT. Riyah Permata
Anugerah
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Berdasarkan bentuk strukturnya, proyek pembangunan RUSUNAWA T-24
ini menggunakan bentuk struktur Organisasi Garis (line) / Satuan Tugas. Hal ini
bisa dilihat dari bentuk organisasi yang berbentuk secara vertikal dari atas (project
manager) hingga bawah (pekerja lapangan). Organisasi ini hanya dapat berjalan
dengan baik apabila pimpinan mempunyai manajerial yang baik, karena semua
kemajuan dan kemunduran tergantung di tangan pimpinan.
A. Project Manager (Manajer Proyek)
Seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek.
Project manager haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat agar dapat
mengayomi bawahan untuk melaksanakan tugasnya sesuai target yang dicapai.
Tugas Project Manager dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Manager proyek bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan
dan mem berbagai aktifitas, fungsi lini. Aktifitas interegasi yang
dilakukan manager proyek termasuk:
Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membangun
perencanaan proyek
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 35
Ir. Yosef
Sihotang, MTProject
Manager
Hermansa.ST
Engineering
Manager
Ridyard Marbun.S
TSite
Manager
TBNProcurement Head
Riris Simamora
.SEFA,HRD,&GA Head
QS : Oland Mustafa.ST
Adtek :TBN
Drafter :TBN
Survey :1. Samson2. Rembo
Pelaksana
Produksi : 1. Ganda Lumbanbatu.ST2. TBN
Erection : 1. Robert Purba2. TBN
Gudang
Material :Roy Banjarnahor
Peralatan :Ronal Gultom
1. Security
2. Office Boy
3. Office Girl
TBNHSE
Officer
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK RUSUNAWA KOTA PALEMBANG
Diagram 4.3 Struktur Organisasi PT. Riyah Permata AnugerahSumber : Data Perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk mengeksekusi
perencanaan
Menginteregasikan aktifitas-aktifitas penting untuk membuat
perubahaan dari perencanaan
B. Procurement Head (Kepala Pengadaan)
Procurement Head (Kepala Pengadaan) adalah seseorang yang mengatur
kegiatan bagian gudang. Procurement Head meninjau barang yang masuk dan
barang yang keluar untuk kegiatan opoerasional pembangunan.
Tugas Procurement Head (Kepala Pengadaan) dalam melaksanakan proyek
pembangunan adalah :
Mengatur barang masuk dan keluar dari gudang
Megkoordinir setiap alat yang digunakan untuk kelangsungan kegiatan
proyek
Mencatat dan melaporkan segala kegiatan kepada project manager
Mecatat barang dan alat-alat yang rusak dan tidak mencukupi untuk
kegiatan pembangunan
C. Engineering Manager (Manajer Teknik)
Engineering manager adalah seseorang yang bekerja pada bagian
pengerjaan gambar shop drawing. Shop drawing adalah gambar teknis lapangan
yang dipakai untuk acuan pelaksanaan suatu pekerjaan.
Tugas Engineering Manager (Manajer Teknik) dalam melaksanakan proyek
pembangunan adalah :
Menambahkan gambar shop drawing apa saja yang kurang yang
sekiranya dibutuhkan untuk proyek.
Merevisi gambar shop drawing yang terjadi perubahan
Mengecek gambar shop drawing yang salah
D. Drafter (Juru Gambar)
Seseorang yang bertugas untuk membantu engineering manager dalam
pembuatan gambar kerja, yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 36
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
yang telah dibuat arsitek. Gambar detail itu meliputi setiap detail rencana
arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail rencana mekanikal dan
elektrikal.
Tugas drafter dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Membantu tugas engineering manager dalam membuat gambar shop
drawing
Membantu tugas engineering manager dalam mengecek dan
menevaluasi gambar
E. Quantity Surveyor (Pengamat Kuantitas)
Quantity surveyor bertugas menghitung volume dan kebutuhan material
bangunan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan
baik itu gedung maupun infrastruktur.
Tugas quantity surveyor dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Menghitung luas pekerjaan bangunan.
Menghitung volume pekerjaan.
bekerja sama dengan logistik untuk memberikan informasi kebutuhan
material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.
Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan
sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/
pemborong dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule
pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan.
mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang
dihitung oleh estimator.
mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan
dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka
tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang volume pekerjaan
atau menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.
F. Surveyor (Pengamat)
Surveyor adalah orang yang meninjau dan mengecek pekerjaan yang terjadi
di lapangan. Dengan adanya surveyor maka engineering manajer tidak perlu
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 37
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
langsung terjun kelapangan untuk melakukan mengecek gambar yang
diaplikasikan ke lapangan.
Tugas surveyor dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Mensurvei pekerjaan dilapangan
Melaporkan kepada engineering manajer apabila terdapat
kesalahan-kesalahan dalam pengaplikasian gambar di lapangan
G. Site Manager (Manajer Lapangan)
Site manager adalah orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi
dilapangan. Apabila ada kesalahan-kesalah yang terjadi di lapangan maka site
manager melaporkannya kepada project manager.
Tugas site manager dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Mengecek semua pengerjaan yang dilakukan di lapangan
Mencatat semua pekerjaan-pekerjaan yang terjadi dilapangan
Melaporkan semua yang terjadi di lapangan kepada project manager
Membuat laporan pekerjaan dan dilaporkan kepada project manager
dan kepada dinas Kementrian Pekerjaan Umum Pusat
Mencatat keadaan cuaca pada saat pengerjaan proyek
H. Production (Produksi)
Suatu kelompok yang bekerja memproduksi semua komponen-komponen
bangunan yang diperlukan untuk melaksanakam pembangunan RUSUNAWA
T-24 Palembang.
Tugas produksi dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Membuat komponen-komponen yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
I. Erection (Pemasangan)
Suatu kelompok yang bekerja memasang semua komponen-komponen
bangunan yang diperlukan untuk melaksanakam pembangunan RUSUNAWA T-
24 Palembang.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 38
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Tugas erection dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Memasang komponen-komponen yang diperlukan untuk
melaksanakan pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
J. FA, HRD, & GA Head (Administrasi)
Administrasi adalah mengatur semua yang berhubungan dengan
administrasi proyek.
Tugas administrasi dalam pelaksanaan proyek pembangunan :
Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan
pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi
kelancaran kegiatan seluruh proyek
Mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kenyamanan ruang kantor
dan keamanan kantor
Membantu kapala-kepala bagian untuk membuat surat keluar
Mencatat dan membuat laporan dari hasil-hasil rapat
menyimpan catatan-catatan rinci mengenai infromasi yang
berhubungan dengan proyek yaitu alamat, nomor kontak, alamat
email dan catatan layanan.
IV.1.3 Konsep Manajemen Konstruksi
Konsep manajemen konstruksi yang digunakan dalam proyek
RUSUNAWA T-24 ini adalah Konsep Engineering, Procurement, Construction
(EPC). Pada konsep semacam ini, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung
jawab kegiatan desain (engineering) kepada konsultan dan tidak menyerahkan
kegiatan pengadaan material/peralatan (procurement) dan kegiatan pelaksanaan
konstruksi kepada kontraktor. Pada proyek semacam ini pemilik proyek
menyerahkan tanggung jawabnya kepada satu pihak yang disebut kontraktor EPC.
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Hubungan Kerja Proyek
Kantor Kementrian Pekerjaan Umum yang terletak di kota Jakarta dan
hanya terdapat kantor sementara PT. Riyah Permata Anugerah yang terletak di
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 39
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
lokasi proyek yaitu kota Palembang, mengakibatkan hubungan kerja antara
Kementrian Pekerjaan Umum (Owner) dengan PT. Riyah Permata Anugerah dan PT.
Shiddiq Sarana Mulya (Proyek Konstruksi) tidak dilakukan dengan langsung atau
bertatap muka. Hanya dilakukan melalui email yang berupa foto lapangan dan laporan
progres yang dilakukan secara berkala yang dikirim ke kantor PT. Riyah Permata
Anugerah pusat yang terletak di kota jakarta. Selanjutnya data tersebut dilaporkan
kembali ke Kementrian Pekerjaan Umum. Selama penulis kerja praktek di RUSUNAWA
T-24, wakil dari Kementrian Pekerjaan Umum dan wakil PT. Riyah Permata Anugerah
pusat hanya dua kali meninjau langsung proyek RUSUNAWA T-24, yaitu pada saat
adanya pengetesan PDA (Pile Driving Analyzer) pada titik pondasi dan pada saat
pemasangan kolom join pertama di salah satu blok RUSUNAWA.
Hal ini mengakibatkan kurang selarasnya hubungan komunikasi antara
Kementrian Pekerjaan Pusat, PT. Riyah Permata Anugerah pusat, dengan PT. Riyah
Permata Anugerah yang terjun langsung di lokasi proyek dalam melaksanakan pekerjaan
proyek RUSUNAWA T-24 Palembang. PT. Riyah Permata Anugerah pusat tidak tau
secara langsung apa saja kendala yang terjadi di lapangan, sehingga mengakibatkan
mundurnya waktu pengerjaan RUSUNAWA tersebut. Kurang baiknya komukasi antara
dinas Kementrian Pekerjaan Umum pusat dengan dinas Kementrian Pekerjaan Umum
daerah juga mengakibatkan terganggunya pengerjaan proyek RUSUNAWA T-24
Palembang.
Contoh Kurang baiknya komunikasi antar dinas terkait :
Antara PT. Riyah Permata Anugerah pusat dengan PT. Riyah Permata
Anugerah yang terjun langsung di lokasi proyek
PT. Riyah Permata Anugerah pusat tidak tahu secara langsung dan
pasti kendala apa saja yang terjadi di lapangan. Pemberitahuan apa adanya
yang dilaporkan oleh orang proyek ke orang pusat hanya sebatas progres
kerja dan foto-foto perkembangan pembangunan. Jadi apabila ada kejadian
yang terjadi di lapangan seperti perbedaan pendapat antara pekerja lapangan
dan pekerja yang berada di kantor, itu hanya sebatas kejadian di proyek saja,
tidak sampai dilaporkan ke kantor pusat.
Antara dinas Kementrian Pekerjaan Umum pusat dengan dinas Kementrian
Pekerjaan Umum daerah
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 40
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Ketika PT. Riyah Permata Anugerah sebagai pelaksana konstruksi
meminta sesuatu kepada Kementrian Pekerjaan Umum pusat sebagai owner,
dan Kementrian Pekerja Umum tidak dapat menyanggupinya karena
terkendala jarak, maka Kementrian Pekerjaan Umum pusat meminta bantuan
kepada Kementrian Pekerjaan Umum daerah. Namun itu menjadi kendala
ketika Kementrian Pekerjaan Umum daerah tidak cepat tanggap dan
Kementrian Pekerjaan Umum pusat tidak melanjutkan komunikasi dengan
Kementrian Pekerjaan Umum daerah.
Ini dapat di lihat ketika PT. Riyah Permata Anugerah meminta tanah
urug untuk menimbun lokasi proyek yang terletak di daerah rawa. Untuk
penimbunan pertama di blok satu RUSUNAWA disanggupi oleh Kementrian
Pekerjaan Umum, tapi untuk penimbunan kedua Kementrian Pekerjaan
Umum pusat meminta bantuan kepada Kementrian Pekerjaan Umum daerah
untuk mengirim tanah urug ke lokasi proyek RUSUNAWA T-24. Namun
yang terjadi adalah mulai dari penulis masuk kerja praktek hingga penulis
selesai kerja praktek di sana, Kementrian Pekerjaan Umum daerah tidak
mengirim juga tanah urug untuk dilakukan penimbunan sehingga untuk
pembangunan di blok dua RUSUNAWA menjadi terhambat pengerjaannya.
Akhirnya PT. Riyah Permata Anugerah mengambil inisiatif untuk
menimbun sendiri tanah urug pada blok dua RUSUNAWA. Namun itu
dilakukan hanya sebatas bagian pondasi saja, tidak dilakukan penimbunan
menyeluruh pada lokasi blok dua RUSUNAWA.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 41
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
IV.2.2 Organisasi Proyek
IV.1.2.1 Berdasarkan strukturnya
Hampir semua kelemahan-kelemahan yang terdapat pada bentuk
struktur organisasi line terjadi pada proyek RUSUNAWA T-24 Palembang.
Tujuan pribadi pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan
kepentingan organisasi.
Kepribadian yang tegas dan keras oleh Project Manager sebagai
selaku pemimpin proyek RUSUNAWA T-24, sering kali menyebabkan
tujuan pribadi project manager menjadi berbanding lurus dengan tujuan
yang lebih mementingkan kepentingan organisasi.
Hal ini dapat dilihat ketika project manager meminta adanya
pengecekan ulang terus menerus pada saat pemasangan kolom pada blok
satu RUSUNAWA, padahal hal itu tidak perlu dilakukan karena
pengecekan sendiri hanya perlu dilakukan sekali saja dan tidak perlu
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 42
Gambar 4.5 Perbedaan Antara Blok Dua Dengan Blok SatuSumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.4 Penimbunan Yang Dilakukan Hanya Sebatas Pondasi Saja
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.3 Blok Dua Yang Dilakukan Penimbunan Oleh PT.RPA Sendiri
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.2 Blok Satu Yang Sudah Dilakukan Penimbunan oleh Kementrian Pekerjaan Umum pusat
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
diulangi. Hal ini menyebabkan adanya perdebatan antara pekerja lapangan
dengan project manager yang mengakibatkan terulurnya waktu untuk
pengerjaan yang berikutnya.
Ada kecenderungan pimpinan untuk bertindak otoriter dan diktator
Seperti yang ditulis sebelumnya, sifat project manager yang keras
dan tegas mengakibatkan adanya tindakan otoriter dan diktator dalam
pengerjaan proyek RUSUNAWA T-24. Sifat project manager yang sulit
menerima masukan dari bawahan dan tidak mau dibantah, juga menambah
kecenderungan tindakan otoriter di dalam proyek.
Hal ini bisa terlihat dari sering terjadinya perdebatan antara pekerja
lapangan, kantor, dengan project manager. Selain itu, sifat otoriter yang
diterapkan oleh project manager dalam memimpin proyek membuat
banyaknya pekerja yang ingin mengundurkan diri dari proyek
RUSUNAWA T-24 Palembang.
Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
Bentuk organisasi line yang hanya mengacu pada satu pimpinan,
mengakibatkan para pekerja bergantung penuh pada satu pimpinan yaitu
project manager. Hal ini membuat sulit pekerja untuk melakukan tahap-
tahap pengerjaan apabila terjadi kendala di atas.
Ini bisa dilihat ketika banyaknya dokumen-dokumen gambar yang
telat ditanda tangani oleh project manager sehingga gambar tersebut
menjadi telat diturunkan ke lapangan dan menjadi terlambat untuk di
kerjakan oleh pekerja lapangan.
Adanya rangkap jabatan dalam pekerjaan sehingga tidak efesien
Salah satu ciri-ciri bentuk organisasi line yaitu memiliki jumlah
karyawan yang sedikit, mengakibatkan adanya rangkap jabatan dalam
organisasi ini. Hal ini juga terjadi di proyek RUSUNAWA T-24
Palembang. Site manager yang terkadang juga merangkap jabatan menjadi
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 43
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
engineering manager untuk membantu dalam mengerjakan gambar shop
drawing untuk mempercepat pengerjaan, engineering manager yang
merangkap kerja sebagai surveyor lapangan, quantity surveyor yang juga
merangkap kerja sebagai bagian dari FA, HRD, dan GA head untuk
membantu dalam mengurus surat-surat yang masuk dan keluar, juga
mengurus surat untuk project manager.
Banyaknya rangkap jabatan pada proyek RUSUNAWA T-24
Palembang mengakibatkan banyaknya waktu dan energi yang terbuang.
Hal ini terjadi karena kurang percayanya project manager terhadap orang
luar sehingga proyek juga menjadi susah dalam hal menambah karyawan.
Kurang tersedianya staf ahli
Kurang tersedianya staf ahli mengakibatkan banyaknya human error
dalam pengerjaan proyek RUSUNAWA T-24.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya komponen-komponen struktur
bangunan yang kurang sempurna dan rusak akibat tidak rapihnya
pengerjaan dan salah mengantisipasi pada saat pengangkatan komponen
bangunan (proyek RUSUNAWA ini menggunakan sistem precast dalam
pengerjaan proyeknya).
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 44
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Kemungkinan pekerjaan dilaksanakan kurang sempurna.
Dengan sedikitnya staf ahli yang berada di proyek, itu berdampak
pula dengan kurang sempurnanya pengerjaan yang dilaksanakan. Dengan
tidak sempurnanya pelaksanaan mengakibatkan banyaknya komponen-
komponen struktur yang melenceng pengerjaannya atau tidak sesuai
dengan gambar yang telah dibuat oleh engineering manager. Di tambah
pula jarangnya pengecekan yang di lakukan oleh konsultan MK, membuat
kacau balaunya pengerjaan yang berada di lapangan. Pekerja lapangan dan
kantor yang tidak sejalan menyebabkan pengerjaan yang seperti hanya
menerapkan pengerjaan yang penting selesai.
Bakat para bawahan sulit untuk berkembang karena sukar untuk
mengambil inisiatif sendiri.
Sifat project manager yang tidak bisa menerima masukan dari
bawahan mengakibatkan para bawahan sulit untuk menyampaikan
inisiatif-inisiatif yang mungkin akan mempermudah pengerjaan atau
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 45
Gambar 4.7 Komponen Sloof Dan Pile Cap Yang Saling Bertumpuk Besinya
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.6 Komponen Kolom Join Yang Rusak Akibat Salah Pengangkatan
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.7 Pemasangan Sloof Yang Tumpang Tindih Dengan Pile Cap
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
Gambar 4.6 Pengerjaan Pile Cap Yang Tidak Menggunakan Pasir Urug Dulu,Namun Langsung Lantai Kerja
Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
mempercepat pengerjaan proyek RUSUNAWA T-24. Hal ini
mengakibatkan sulitnya para bawahan untuk berkembang karena hanya
menerima perintah dari atasan saja tanpa ada kontribusi dari dirinya
sendiri. Sulitnya para bawahan berkembang membuat para pekerja banyak
yang ingin mengundurkan diri dalam waktu dekat.
Timbulnya birokrasi, yaitu lambatnya jalan pekerjaan dan tanggung jawab
karena banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus dilewati.
Banyaknya tangga-tangga organisasi membuat pekerja sulit untuk
menyampaikan masalah yang terjadi di lapangan. Tidak banyak juga yang
akhirnya masalah-masalah itu akhirnya terhenti ditengah birokrasi, dan
tidak sampai pada atasan. Tidak sampainya masalah-masalah yang ada di
lapangan hingga ke atasan membuat pekerja lapangan bingung untuk
melanjutkan pekerjaan. Atasan pun berfikir tidak ada masalah yang serius
yang terjadi di lapangan. Sehinga apabila ada inspeksi yang diadakan oleh
dinas Kementrian Pekerjaan Umum, akan terjadi saling tuduh menuduh
antara atasan dan bawahan. Ini mengakibatkan kurang baiknya hubungan
komunikasi antara atasan hingga bawahan.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 46
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap kerja praktek
lapangan pada proyek RUSUNAWA T-24 Palembang pada bab sebelumnya, penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Organisasi proyek merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu
proyek pembangunan. Organisasi proyek berfungsi sebagai alur kerja yang
digunakan dalam proyek untuk mengetahui batasan-batasan pekerjaan yang
harus dikerjakan. Tanpa adanya organisasi proyek maka pekerja tidak dapat
melakukan tugasnya dengan maksimal.
2. Bentuk organisasi proyek yang digunakan dalam suatu proyek
menggambarkan garis besar alur kerja proyek tersebut. Maka pengambilan
dalam bentuk organisasi proyek harus disesuaikan dengan visi dan misi,
jumlah pekerja, dan kemampuan dari proyek tersebut.
3. Sikap otoriter yang diterapkan oleh project manager dalam proyek
pembangunan RUSUNAWA T-24 mengakibatkan terhambatnya pengerjaan
proyek.
4. Buruknya komunikasi antara atasan dan bawahan dalam proyek RUSUNAWA
T-24 Palembang mengakibatkan tidak harmonisnya hubungan antara atasan
dan bawahan menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman, sehingga
pekerjaan tidak berjalan lancar.
V.2 Saran
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 47
LAPORAN KERJA PRAKTEKTinjauan Pelaksanaan Organisasi Proyek Pada Proyek Pembangunan RUSUNAWA T-24 Palembang
Setelah penulis mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan dilapangan, penulis
dapat memberi saran antara lain :
1. Bentuk struktur organisasi garis (line) / satuan tugas berbanding lurus dengan sifat
dan sikap seorang pemimpin dalam suatu proyek. sehingga bagus atau tidaknya
bentuk organisasi garis (line) dalam suatu proyek dapat dilihat dari bentuk
kepemimipinan dari proyek tersebut.
2. Seharusnya seorang pemimpin harus menciptakan suasana kerja yang nyaman agar
para pekerja merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan sangat penting dalam suatu
organisasi proyek, karena tanpa adanya komunikasi yang baik maka proyek tidak
akan berjalan lancar sesuai dengan target yang diinginkan oleh semua pihak.
4. Pemimpin seharusnya dapat meneriman masukan dan saran dari bawahan agar tidak
terjadinya kesenjangan sosial dalam sebuah proyek.
LUTHFI HAMDANI KARIMULLAH (03061006031) 48