laporan kerja praktek

79
LAPORAN KERJA PRAKTEK PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK DI TANI MAJU JL. GODEAN KM. 9, DESA SIDOKARTO, KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Disusun oleh : Asroni 20120122030 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Upload: kang-usro

Post on 09-Aug-2015

78 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kerja praktek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK

DI TANI MAJU JL. GODEAN KM. 9, DESA SIDOKARTO, KECAMATAN

GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Asroni

20120122030

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN (INTAN) YOGYAKARTA

2015

Page 2: Laporan kerja praktek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK

DI TANI MAJU JL. GODEAN KM. 9, DESA SIDOKARTO, KECAMATAN

GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Asroni

20120122030

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN (INTAN) YOGYAKARTA

2015

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Page 3: Laporan kerja praktek

PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK

DI TANI MAJU JL. GODEAN KM. 9, DESA SIDOKARTO, KECAMATAN

GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Diajuakan kepada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta

Sebagai salah satu syarat

Memperoleh derajat Sarjana Strata Satu

Diajukan Oleh :

Asroni

20120122030

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN (INTAN) YOGYAKARTA

2015

Page 4: Laporan kerja praktek

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK

DI TANI MAJU JL. GODEAN KM. 9, DESA SIDOKARTO, KECAMATAN

GODEAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Asroni

20120122030

Telah dipertanggung jawabkan dan diterima

Sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk

Memperoleh derajat Sarjana Strata Satu

Pada tanggal : 14 Maret 2015

Dosen Pembimbing

(Ir. Noordiana Herry Purwanti, M.P.)

Mahasiswa Praktek

(Asroni)

Dekan

Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta

( Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. )

Page 5: Laporan kerja praktek

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat serta

hidayah-Nya sehingga laporan kerja praktek di Tani Maju Jl. Godean Km 9, Desa

Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,

yang dimulai tanggal 24 Oktober 2014 sampai dengan 24 Januari 2015 dengan

judul : Perbanyakan Tanaman Jeruk Dengan Cara Cangkok ini telah selesai

dilaksanakan. Dengan selesainya laporan kerja praktek ini, penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam menyusun laporan

kerja praktek, khususnya kepada :

1. Dr. Ir. Achmad Kasiyani, M.sc. Rektor Institut Pertanian (INTAN)

Yogyakarta.

2. Ir. Dyan Yoseph Mardhani, M.Si. Dekan Fakultas Pertanian Institut

Pertanian (INTAN) Yogyakarta.

3. Ir. Noordiana Herry Purwanti, M.P. pembimbing dan penguji Kerja

Praktek.

4. Bapak Totok Surata, S. Pd. Direktur Tani Maju Jl. Godean Km. 9, Desa

Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

5. Bapak Agus Nur Icshanto Pembimping Lapangan di Tani Maju Jl. Godean

Km. 9, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

6. Kedua orang tua tercinta dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan laporan kerja praktek ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini jauh dari

sempurna, untuk itu saran-saran dan masukan yang bertujuan untuk sempurnanya

laporan ini sangat penulis harapkan, semoga laporan ini bermanfaat bagi

kepentingan studi khususnya di Fakultas Pertanian Institut Pertanian ( INTAN)

Page 6: Laporan kerja praktek

Yogyakarta, instansi yang bersangkutan dan bermanfaat bagi pihak lain yang

berkepentingan dengan laporan ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 12 Februari 2015

Penyusun

Page 7: Laporan kerja praktek

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii

KATA PENGANTAR....................................................................................iv

DAFTAR ISI...................................................................................................vi

I. PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Tujuan Kerja Praktek............................................................................4

C. Manfaat Kerja Praktek..........................................................................4

II. TINJAUAN PUSATAKA.........................................................................6

A. Sistematika Tanaman Jeruk..................................................................6

B. Morfologi Tanaman jeruk.....................................................................6

C. Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk............................................................10

D. Teknik Perbanyakan Tanaman Jeruk Secara Vegetatif........................14

III. METODE KERJA PRAKTEK...............................................................18

A. Tempat dan Waktu Kerja Praktak.........................................................18

B. Metode Pengumpulan Data...................................................................18

C. Bentuk Kegiatan...................................................................................18

IV. KEADAAN UMUM TANI MAJU..........................................................20

A. Sejarah Singkat Tani Maju...................................................................20

B. Geografis Tani Maju Kecamatan Godean............................................21

C. Struktur Organisasi Tani Maju.............................................................22

D. Produk Tani Maju.................................................................................24

E. Sarana dan Prasarana di Tani Maju......................................................24

F. Ketenagakerjaan...................................................................................25

V. PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK.......27

A. Pemilihan Pohon Induk.........................................................................28

B. Teknik Mencangkok.............................................................................28

C. Pemeliharaan Bibit................................................................................29

VI. PEMBAHASAN........................................................................................41

Page 8: Laporan kerja praktek

VII. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................44

A. Kesimpulan...........................................................................................44

B. Saran.....................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Laporan kerja praktek

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian sampai saat ini merupakan salah satu sektor yang

diprioritaskan pengembangannya di Indonesia. Disamping banyaknya tenaga kerja

yang terserap dibidang ini, juga karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Pesatnya pembangunan yang dilaksanakan disegala bidang, terutama

bidang ekonomi dan pendidikan membawa konsekuensi pada peningkatan

kesadaran mesyarakat tentang pentingnya kebutuhan akan gizi dan kesehatan.

Tingkat konsumsi buah-buahan di Indonesia baru mendekati 50 % dari jumlah

yang dianjurkan pemerintah, dengan demikian tanaman buah-buahan sebagai

salah satu sumber vitamin masih mempunyai peluang yang cukup besar untuk

dikembangkan dalam sekala luas.

Salah satu jenis buah yang sangat dikenal dan digemari hampir seluruah

kalangan masyarakat Indonesia adalah buah jeruk (Citrus spp.). Tanaman jeruk

mempunyai peranan sebagai tanaman hortikultura, makin hari makin terasa

penting bagi petani, karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Disamping

itu buah jeruk memiliki rasa dan aroma yang khas serta merupakan salah satu

pelengkap dalam menunjang gizi masyarakat, buah jeruk banyak mengandung

Vitamin C dan Vitamin D dalam jumlah yang cukup banyak yaitu 40-70 mg/100 g

buah jeruk (Sarwono, 1986).

Buah jeruk tidak hanya dikonsumsi secara langsung dalam bentuk buah

segar, tetapi sebagai bahan baku industri. Beberapa industri, seperti industri

minuman, farmasi dan industri kosmetika tidak hanya memerlukan buah jeruk

sebagai bahan baku yang kemudian menghasilkan berbagai produk dengan

kemasan yang menarik. Jenis-jenis jeruk yang digunakan sebagi bahan-bahan

industri antara lain : jeruk keprok, jeruk siem, untuk industri minuman kaleng dan

farmasi yaitu jeruk garaut, jeruk banten, jeruk kondecina, jeruk ragi dan lain-lain

(Evitadewi, 1988).

Page 10: Laporan kerja praktek

Penyakit CVPD (Citrus Vien Pholem Degeneration) saat ini masih tetep

merupakan masalah utama bagi para petani jeruk Indonesia, namun sejak di

temukan bibit-bibit baru yang unggul dan bebas dari penyakit ini dan

dibudidayakannya pada areal yang belum pernah terserang maka secara bertahap

produksi buah jeruk Indonesia meningkat lagi terutama di luar pulau Jawa.

Hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas panen dan produksi jeruk

pada periode sepuluh tahun terakhir (1985 - 1995) tampak bahwa luas panen dan

produksi tertinggi dicapai pada tahun 1986 yaitu 95–569 ha dengan luas total

produksi 574 – 322 ton. setelah itu luas dan produksi mengalami penurunan terus

hingga tahun 1993 mencapai titik terendah yaitu ; 260–341 ton dari luas hasil 36–

910 ha. Pada tahun 1994 luas panen dan produksi kembali meningkat dan tercatat

393–422 ton dengan luas panen 61–402 ha (Joesoef, 1986)

Dari data Pusat Data Indonesia Kementrian Pertanian (2015) produksi

jeruk Indonesia periode lima tahun terakhir (2009–2013) tampaknya bahwa luas

panen dan produksi dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 11: Laporan kerja praktek

Tabel 1. Perkembangan produksi jeruk periode 2009-2013 sebagai berikut :

Tahun Luas Panen (hektar) Produksi (ton)

2009 71238 1176304

2010 66531 1060805

2011 59882 955488

2012 65989 1094240

2013 70187 1124282

Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, publikasi 2015

Dari gambaran di atas terlihat besarnya prospek pengembangan budidaya

tanaman jeruk saat ini maupun di masa yang akan datang, sehingga mendorong

penulis untuk mendalami lebih jauh segala aspek yang berkaitan dengan budidaya

jeruk khususnya mengenai tehnik perbanyakan tanaman jeruk yang merupakan

langkah awal dalam menunjang pertumbuhan tanaman selanjutnya.

Salah satu tempat yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk

mendapatkan pengalaman praktek dalam perbanyakan tanaman buah-buahan

khususnya tanaman jeruk yaitu di Tani Maju. Tani Maju merupakan usaha

penjualan tanaman hias, buah-buahan, selain itu Tani Maju melayani jasa

konsultasi taman, pembuatan, pengerjaan, perawatan dan desain-desain taman.

Meliputi taman minimalis, tropis, kolam hias, taman dinding, penanaman rumput

manila dan penanaman rumput gajah mini. Tani Maju berdiri sejak 5 Agustus

2005 yang beralamat di Jalan Godean Km. 9, Sidokarto, Godean, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Adapun perusahaan ini dikelola langsung oleh pemiliknya

yaitu Bapak Totok Surata, S. Pd. Tani Maju merupakan wadah belajar bagi

masyarakat yang ingin belajar tentang tanaman hias, tanaman buah dan tata

Page 12: Laporan kerja praktek

taman. Tani Maju juga menerima pelajar atau mahasiswa untuk kegiatan kerja

praktek.

B. Tujuan Kerja Praktek

1. Tujuan Umum

a. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman mahasiswa dengan

terlibat langsung dilapangan.

b. Untuk mengetahui dan dapat menyelesaikan berbagai masalah di

lapangan.

c. Menerapkan teori yang diperoleh dari perkuliahan dan

membandingkannya dengan praktek yang ada di lapangan.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui bagaimana cara teknik perbanyakan tanaman jeruk dengan

cara cangkok.

2. Untuk memenuhi tugas/syarat dalam perkuliahan.

C. Manfaat Kerja Praktek

1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa dengan mengikuti kerja

praktek.

b. Membandingkan kenyataan yang terjadi di dilapangan dengan teori

yang diterima diperkuliahan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu

a. Dengan kerja praktek di lapangan dapat menemukan permasalahan-

permasalahan yang timbul dilapangan sehingga mendapatkan

pengetahuan tentang teknik perbanyakan tanaman jeruk dengan cara

cangkok.

Page 13: Laporan kerja praktek

3. Bagi Lembaga Tempat Kerja Praktek

a. Ikut membantu dalam mengidentifikasi permasalahan yang timbul di

lapangan serta alternatif pencegahannya.

b. Membantu dengan melibatkan diri pada kegiatan yang ada di tempat

kerja praktek.

Page 14: Laporan kerja praktek

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sitematika Tanaman Jeruk

Tanaman jeruk yang banyak dibudidayakan masyarakat tergolong kedalam

keluarga Rutaceae yang memiliki family kurang lebih 1300 spesies tanaman,

family Rutaceae dapat dibedakan menjadi 7 sub family dari 1300 genus. Genus

tanaman jeruk yang dikenal dalam pengertian sehari – hari oleh para petani dan

paling banyak dibudidayakan adalah jenis genus Citrus (Tirtosoepomo, 1989).

Berdasarkan susunan taksonomi dan ciri–ciri umum yang dimiliki oleh

tanaman jeruk yang dibudidayakan secara lengkap adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub Devisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Dialypetalae

Famili : Rutaceae

Genus : Citriae

Spesies : Citrus spp

B. Morfologi Tanaman Jeruk

1. Pohon

Pohon jeruk mempunyai ketinggian 2-10 meter tergantung

jenisnya, pohon jeruk mempunyai duri yang kuat, ranting yang muda

bersudut dan biasanya berduri, bercabang rendah, bentuk mahkota pohon

(tajuk) berbentuk bulat dan kerimbunannya sedang. Pada mulanya cabang

muda pipih bersudut, berwarna hijau tua, suram dan tidak begitu

mengkilat, halus tidak bebulu. Batang yang tua berubah bentuk menjadi

bulat (silinders) dengan retak-retak halus yang mempunyai duri yang

Page 15: Laporan kerja praktek

berwarana hijau tua. Pertumbuhan tunas dan akar mengalami pergantian

apabila tunas mengalami pertumbuhan, perakaran akan berhenti dan

sebaliknya. Pada musim kering di daerah teropis, tanaman mengalami

dormansi. Lama pergantian 4-6 minggu dan dalam setahun biasa mencapai

lima kali (Pracaya, 1992).

2. Akar

Pohon jeruk mempunyai akar tunggang (bercabang besar, panjang),

akar serabut (bercabang pendek kecil), dan mempunyai beberapa akar

rambut. Fungsi akar rambut dapat digantikan mycorrhiza atau cendawan

benang (Glomus spp.) yang tumbuh di dalam akar. Cendawan ini dapat

memberi unsur hara terutama P (Fosfor) yang diambil dari dalam tanah.

Akar tunggang bila mencapai tanah keras atau tanah yang terendam air

akan berhenti. Namun apabila tanahnya gembur bisa mencapai 4 meter.

Biasanya perakaran terdapat di sekitar daerah dengan kedalaman 0,15-0,8

meter, tetapi yang terbanyak adalah pada kedalaman 0,15-0,5 meter,

tergantung banyaknya unsur hara. Semakin banyak unsur hara di dalam

tanah, akar lebih bebas menembus tanah. Akar cabang yang mendatar bisa

mencapai 6-7 meter (Pracaya, 1992).

3. Daun

Bentuk daun jeruk adalah bulat telur (elips), panjangnya lebih

kurang 5-15 cm dan lebar 2-8 cm. ujungnya runcing, sedikit tumpul dan

biasanya sedikit berlekuk. Bagian tepi daun kadang-kadang bergerigi

halus, tidak berbulu pada kedua permukannya. Permukaan atas berwarna

hijau tua mengkilat dengan titik-titik kuning muda, permukaan bawah

berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan kusam dengan titik-titik

hijau tua. Apabiala daun dimemarkan akan timbul bau harum cirri khas

jeruk. Tulang daun bagian tengah bila dilihat dari permukaan bawah

berwarna hiaju muda, mempunyai cabang berjumlah 7-15 pasang. Setelah

sampai ditepi melengkung dan bertemu menjadi satu dengan tulang daun

bagian tepi. Tangkai daun pendek, setengah bulat, bagian bawah berwarna

Page 16: Laporan kerja praktek

hijau muda (hijau kekuningan), bagian atas dengan alur, berwarna hijau

tua, mempunyai sayap daun yang bentuknya bulat telur terbalik

memanjang (Pracaya, 1992).

4. Bunga

Bunga tumbuh pada ketiak daun, tunggal atau di dalam rangkainya.

Berbau sangat harum, kelopak berbentuk bergaris tengah 0,4-0,5 cm tegar,

cuping berbentuk segi tiga yang runcing atau tumpul, berbulu halus. Dari

luar berwarna putih hijau kekuningan dengan bintik-bintik kelenjar kuning

muda, dari dalam berwarna putih.

Mahkota bunga biasanya berjumlah 5 helai, warnanya putih atau

putih kekuningan, berbentuk bulat telur (elips) memanjang, bagian bawah

menyempit dan ujungnya tumpul atau runcing, tidak bebulu atau berbulu

pendek, dari luar terlihat bintik-bintik kuning muda yang tersebar, panjang

mahkota 1-2 cm dan lebar 0,5-0,7 cm.

Benangsari berjumlah 20-30 buah dalam 4-5 berkas yang

membentuk satu tabung yang lebih pendek daripada mahkota bunga yang

mengelilinginya. Tangkai benangsari berwarna putih, tidak berbulu,

terletak di dalam berkas sampai lebih dari separonya atau kadang-kadang

sampai ke atas masih bersatu. Bagian yang lepas, panjang lebih kurang

0,7-1 cm kepala benangsari memanjang (dua buah), berwarna kuning

belerang. Putik hampir sama panjangnya dengan benangsari. Bakal buah

berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan mengkilat, tidak berbulu,

berbintik hijau. Tangkai putik panjang, berwarna putih kehijauan, tidak

berbulu. Kepala putik berbentuk elips, berwarna kekuningan dan putik

cepat gugur.

Tanaman jeruk yang berasal dari biji mulai berbunga setelah

berumur lebih kurang 6-8 tahun, sedangkan yang bersal dari okulasi

(tempel) mulai berbunga sesudah dua atau tiga tahun sejak ditanam.

Biasanya, tanaman akan berbunga setelah musim kering atau musim

dingin berakhir, lebih kurang tiga minggu kemudian (Pracaya, 1992).

Page 17: Laporan kerja praktek

5. Buah

Buah jeruk bentuknya bulat, bulat lonjong atau bulat rata (papak)

dengan bagian dasar bulat, ujungnya bulat atau papak. Buah yang masak

berwarna kuning oranye, kuning atau hijau kekuningan, berbau harum,

agak halus, tidak berbulu, kusam dan sedikit mengkilat. Kulit buah

tebalnya lebih kuran 0,3-0,5 cm, dari tepi berwarna kuning atau oranye tua

dan semakin ke dalam berwarna putih kekuningan sampai putih, berdaging

dan kuat melekat pada dinding buah. Di dalam kulit buah ada segmen

(bagian buah) yang jumlahnya lebih kurang 8-18 buah mengelilingi sumbu

yang kuat. Setiap segmen mempunyai kulit tipis, kuat, putih transparan

dan melekat satu sama lain dengan kuat. Di dalam segmen ada daging

(pulp) yang berwarna kuning , oranye kekuningan atau kemerahan. Berbau

harum, rasanya manis atau sedikit masam dan masam. Pulp itu terdiri dari

gelembung kecil yang kedua ujungnya runcing atau tumpul, berisi cairan

dan letaknya bebas. Kelopak buah berbentuk seperti bintang dengan 3-6

segmen berbentuk segitiga.

Biji jeruk sangat bervariasi jumlahnya, dari yang tidak berbiji

sampai yang berbiji banyak. Biji berbentuk bulat telur, yang satu berujung

tumpul dan ujung lainnya lebih lebar. Warna biji putih atau putih keabuan,

kepingnya berwarna putih atau putih kekuningan, kadang-kadang berarna

kehijauan samar-samar dan mengkilat. Biji bersifat poliembrional dan

embrio berwarna putih (Pracaya, 1992).

Page 18: Laporan kerja praktek

C. Syarat Tumbuh Tanaman jeruk

Menurut Joesoef (1996), agar tanaman jeruk dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik maka harus dan dapat memenuhi syarat tumbuh sebagai

berikut :

1. Tanah

Pada umumnya tanaman jeruk membutuhkan struktur tanah yang

genbur dan subur, mengandung banyak bahan organik, aerasi baik dan air

tanah agak dalam. Pada tanah yang kurang subur dapat di Tanami jeruk

asalkan soal pemupukan diperhatikan benar – benar. Tanaman jeruk

menghendaki tanah dengan pH 4 – 7,8. Hasil yang maksimum didapat

pada tanah yang memiliki pH 6, jika tanah mempunyai pH kurang dari 5,

misalnya ber pH 4,5 seperti banyak terdapat pada daerah Sumatra yang

tanahnya kyrang masak, maka bila tidak diberi pupuk akan kelihatan

gejala defisiensi pada tanaman jeruk misalnya daun jeruk agak kekunuing–

kuningan.

Untuk menaikan kadar pH yang ada pada tanah yang belum sesuai

dengan syarat tumbuh tanamn jeruk dapat diberikan kapur dolomit dan

sejenisnya, akan tetapi sebaiknya diadakan penelitian terlebih dahulu. Pada

tanah ber pH tinggi akan kelihatan gejala – gejala kekurangan zat borium

pada pucuk – pucuk daun. Untuk menurunkan kadar pH yang ada di dalam

tanah dapat diberikan pupuk yang memiliki sifat asam misalnya pupuk Za

dan pupuk DS juga dapat diberikan ekstra belerang atau mempunyai efek

yang lebih cepat lagi yaitu dua minggu kemudian diberi tawas atau aluin.

Tanah yang longgar dan tidak cepat padat sehingga air berlebihan (air

hujan) bias cepat dialirkan atau dilarutkan, jeruk sama sekali tidak tahan

terhadap air yang tergenang karena akan menyebabkan mudah terserang

penyakit busuk akar.

Page 19: Laporan kerja praktek

2. Air

Tanaman jeruk membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan

dan perkembangan serta pembentukan bunga dan buah, karena perakaran

sangat halus maka tanaman jeruk sangat mudah sekali terganggu

pertumbuhannya, bila tanahnya kering dapat terjadi karena kekurangan air,

baik dari tidak adanya pengairan (sumber air) maupun dari kurangnya

turun hujan. Tanah yang banyak mengandung pasir dan airnya tidak

dalam, misalnya kurang lebih 1,50 meter baik sekali untuk berkebun

tanaman jeruk. Yang paling baik jika air dalam tanah jika terjadi hujan

dalamnya kurang lebih 50 cm dan pada musim kemarau 150 cm dalamnya

dari permukaan tanah.

Tanaman jeruk harus selalu kecukupan air walaupun tidak

berlebihan, sebab jika air terlalu banyak justru membahayakan tanaman

jeruk. Oleh sebab itu pemberian air pada tanaman jeruk harus dilakukan

pada saat yang tepat. Akibat air berlebih mengakibatkan timbulnya

berbagai macam penyakit, seperti penyakit yang menyebabkan buah-buah

muda rontok. Demikian juga apabila hujan terjadi terus-menerus pada

musim berbunga dapat mengakibatkan gagalnya proses pembuahan atau

menghambat pertumbuhan buah. Oleh karena itu perlu perhitungan, kapan

tanaman jeruk membutuhkan air banyak atau sedikit.

Pada awal pertumbuhan tanaman jeruk memerlukan air yang

banyak, demikian pula pada saat tanaman jeruk berbuah dan sebaiknya

pada saat bunga mekar dan pada saat buah hampir matang tanaman jeruk

tidak banyak membutuhkan air. Suplai air brguna untuk merangsang

mekarnya bunga dan meningkatkan mutu buah.

Pada umumnya tanaman jeruk di daerah tropis mengalami

kekurangan air. Tanaman jeruk yang mengalami kekurangan air

mengakibatkan pertumbuhannya terhambat, produksi buah turun, kadar

asam buah tinggi, kulit buah tipis dan buah yang masih kecil rontok. Itulah

Page 20: Laporan kerja praktek

sebabnya pada saat itu faktor pengairan sangat penting, agar terhindar dari

kerugian.

3. Curah Hujan

Tanaman jeruk menghendaki sinar mata hari yang banyak dengan

curah hujan optimum 1900 – 2040 mm/thn dan curah hujan minimum

1270 mm/thn dengan demikin pembagian dari lima bulan basah dan enam

bulan kering sampai delapan bulan basah dan 2 – 4 bukan kering (type

Smith dan Ferguson).

4. Kebutuhan Sinar Matahari

Tanaman jeruk membutuhkan sinar matahari atau intensitas cahaya

sekitar 85%-90% yang berguna untuk penguatan batang-batang tanaman

jeruk mendorong terbentuknya tunas-tunas dan perkembangan buah.

Tanaman jeruk yang kekurangan cahaya pertumbuhannya akan terhambat,

demikian juga pada saat bunga mekar akan mengakibatkan bunga mudah

rontok. Untuk memenuhi kebutuhan cahaya bagi tanaman jeruk, maka

lokasi penanaman harus dipilih di tempat yang mendapat cahaya matahari

penuh, selain itu juga pengaturan jarak tanam harus diatur supaya tidak

saling tumpang tindih antar tanaman jeruk, sehingga sinar matahari dapat

masuk ke dalam tanaman dan sekitar tanaman tidak terlalu lembab. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Page 21: Laporan kerja praktek

LokasiIntensitas

Cahaya (%)

Volume

Naungan (%)Jenis Naungan

Pembibitan 30%-50% 90%

Atap, daun

alang-alang,

rumbia, kelapa

Tanaman Dewasa

a. Dataran Rendah

(<100 mdpl)50%-75% 10%-15% Lamtoro

b. Dataran sedang I

(100-300 mdpl)75%-85% 15%-25% Lamtoro

c. Dataran sedang II

(300-500 mdpl)85%-90% 25%-30%

Lamtoro,

sengon

d. Dataran tinggi

(>500 mdpl)90%-95% 30%-40%

Lamtoro,

sengon

Tabel 2. Intensitas penyinaran, volume naungan dan jenis naungan

5. Kelembaban

Daerah-daerah yang cocok ditanami tanaman jeruk adalah daerah

yang memiliki kelembaban udara rata-rata 70%-80% dalam satu tahunnya.

Daerah yang mempunyai udara kering dan kadar kelembaban udaranya

rata-rata hanya mencapai 38,5%, masih dapat ditanami tanaman jeruk

dengan hasil yang cukup baik pula. Sebagian besar kadar kelembaban

udara di Indonesia rata-rata 50%-85%, sehingga hal ini tidak akan

menimbulkan kendala. Keadaan kelembaban udara sangat berpengaruh

besar terhadap kualitas buah jeruk, pengaruh-pengaruh tersebut yaitu :

a. Buah jeruk akan lebih tipis

b. Dagingnya halus

c. Air buahnya lebih banyak

d. Rasanya lebih segar

e. Aroma khas jeruk lebih kuat.

Page 22: Laporan kerja praktek

Daerah-daerah yang mempunyai kadar kelembaban udara rendah

dan laju penguapan air tanah melalui tanaman cukup kuat, ternyata

tanaman jeruk masih dapat menghasilkan buah dengan baik, dengan syarat

keadaan tanah cukup mengandung air.

6. Tinggi dari permukaan laut

Tanaman jeruk mempunyai teloransi tumbuh yang cukup baik,

sebab tanaman jeruk dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi

(1400 meter dari permukaan laut). Ketinggian tempat yang tidak

memenuhi syarat sering menimbulkan kendala-kendala, tetapi ketinggian

tempat bagi setiap tanaman jeruk berbeda-beda. Jika hal ini tidak

diperhatikan, maka akan berpengaruh terhadap kualitas buah. Misalnya,

rasa buah yang tadinya manis berubah menjadi pahit (getir) atau berubah

menjdi asam. Jenis tanaman buah jeruk yang cocok ditanam di dataran

tinggi, jika ditanam di dataran rendah daging buahnya akan berubah

menjadi kasar dan kadar airnya akan berkurang. Tanaman buah jeruk dapat

tumbuh pada 1-1400 mdpl, akan tetapi kebanyakan tanamn jeruk di tanam

pada ketinggian kurang lebih 1-800 mdpl hal ini tanaman jeruk tetap

berproduksi sangat baik.

D. Teknik Perbanyakan Tanaman Jeruk Secara Vegetatif

Perbanyakan tanaman jeruk sangat banyak ragamnya, mulai dari paling

sederahana sampai yang paling rumit, tingkat keberhasilan ada yang tinggi dan

adapula yang rendah hal ini tergantung pada iklim dan cara perbanyakan yang

dilakukan, tingkat keterampilan kerjanya dan waktu perbanyakan yang dilakukan

(Wudiyanto, 1994).

Perbanyakan vegetatif pada tanaman keras lebih menguntungkan karena

sifat-sifat genetik keturunan identik dengan induknya dan cepat menghasilkan

serta memungkinkan penanaman di daerah dengan permukaan air dangkal seperti

rawa-rawa, karena akarnya serabut. Selain itu pula dapat dihasilkan tanaman

dengan kombinasi sifat yang diinginkan, yaitu melalui okulasi dan teknik

penyambungan.

Page 23: Laporan kerja praktek

Tujuan utama dari perbanyakan tanaman adalah untuk memproduksi bibit

yang unggul, baik, memperbanyak jumlah tanaman dan memelihara sifat-sifat dari

individu tersebut pada generasi berikutnya.

Ada beberapa teknik perbanyakan secara vegetatif yang sering dilakukan

yaitu ; cangkok, stek, okulasi, sambung dan kultur jaringan.

1. Perbanyakan dengan cara cangkok

Mencangkok dapat dilakukan dengan cara memilih cabang yang sehat,

kuat, garis tengahnya kurang lebih 1 cm, sudah berkayau tetapi belum terlalu tua.

Setelah kulit dikelupas dan dibersihkan lalu diberi media perakaran. Media

perakaran dapat dibuat dari tanah dicampur denagn pupuk kandang yang telah

menjadi tanah ataupun dengan media mos pakis-pakisan. Untuk mempercepat

tumbuhnya akar dapat diberi hormon Rootone F pada bagian sayatan batang

(AAk, 1994).

Keuntungan dan kerugian mencangkok yaitu keuntungannya individu baru

memiliki sifat yang identik dengan sifat yang dimiliki induknya, tanaman cepat

berbuah atau berproduksi dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan kerugian

dalam mencangkok yaitu tidak dapat dilakukan dalam jumlah yang banyak,

kegagalan relatif tinggi atau tingkat keberhasilannya rendah, mudah roboh atau

tumbang karena memiliki perakaran serabut (Wudiyanto, 1994).

2. Perbanyakan dengan cara stek

Perbanyakan dengan cara stek merupakan cara perbanyakan dengan cara

mengambil bagian dari tanaman, dapat berupa pucuk, batang dan akar. Pada

tanaman jeruk stek yang diambil dari klon yang muda lebih cepat membentuk

akar dari pada klon yang telah tua. Pembentukan akar dapat dirangsang dengan

menggunakan ZPT seperti hormon IBA dengan konsentrasi 3000-8000 ppm.

Keuntungan dari stek ini adalah dapat diperoleh bibit yang banyak dalam waktu

singkat. Selain itu bibit baik digunakan didaerah pasang surut. Kerugian dari stek

adalah tingakat kematian sangat tinggi dan harus membutuhkan perlakuan yang

khusus dan intensif (AAk, 1994).

Page 24: Laporan kerja praktek

3. Perbanyakan dengan cara okulasi

Okulasi sering juga disebut dengan menempel, perbanyakan dengan cara

okulasi dilakukan dengan mengambil satu mata tunas dari tanaman jeruk yang

kemudian di tempel pada batang bawah yang sudah diambil kulitnya. Supaya

okulasi dapat berhasil dengan baik, dipilih tanaman jeruk yang kulitnya mudah

dikelupas dari kayunya pada waktu penyayatan atau tanaman yang masih aktif

pertumbuhannya karena se-sel kambium yang masih aktif dalam pembelahan akan

segera membentuk jaringan baru bila kulitnya diambil dari kayunya.

Okulasi sebaiknya dilakukan pada waktu akhir musim hujan atau pada

waktu pemulaan musim hujan karena pada saat itu pertumbuhan tanaman dalam

keadaan aktif, okulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu model temple,

segi empat, model forket, model huruf T dan model huruf H. Perbanyakan

tanaman dengan cara okulasi mempunyai keuntungan dan kelemahan.

Keuntungannya adalah dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah yang sangat

banyak, hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya dan

mempunyai perakaran yang lebih kuat. Sedangkan kerugiannya adalah

membutuhkan ketelitian yang tinggi, tingkat kegagalan yang cukup besar dan

membutuhkan biyaya yang cukup banyak (Wudiyanto, 1994).

4. Perbanyakan dengan cara sambung

Perbanyakan dengan cara sambung memiliki kesamaan dengan okulasi

yaitu menyatukan sifat dari dua jenis tanaman jeruk, hanya saja pada sistem

sambung yang digunakan berupa potongan dari ranting yang mempunyai

beberapa tunas dorman yang disambungkan kebatang bawah (AAk, 1994).

Page 25: Laporan kerja praktek

5. Perbanyakan dengan cara kultur jaringan

Perbanyakan dengan cara kultur jaringan ini memiliki banyak kelebihan

dibanding dengan cara-cara perbanyakan yang lain, hasil perbanyakan lebih

banyak, bebas dari hama penyakit serta tidak memerlukan ruang kerja yang luas.

Teknik ini masih sulit diterapkan pada jenis tanaman yang berkayu termasuk

tanaman jeruk karena bahan kultur yang digunakan sulit berdiferensiasi

membentuk kalus, akar dan tunas.

Perbanyakan dengan cara kultur jaringan mempunyai kelebihan dan

kekurangan, kelebihannya adalah mendapatkan bibit yang tahan terhadap hama

dan penyakit dan dapat dilakukan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan

kelemahannya adalah membutuhkan tingkat keterampilan, kemahiran yang tinggi,

ketelitian yang tinggi, tingkat kegagalan yang besar dan membutuhkan biaya yang

besar (Rukmana, 1999).

Page 26: Laporan kerja praktek

III. METODE KERJA PRAKTEK

A. Tempat dan Waktu Kerja Praktek

1. Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan kerja paktek di Tani Maju Jl. Godean km. 9

Sidokarto, Kec. Godean, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek ini telah dilakukan tiga bulan yaitu dimulai dari

tanggal 24 Oktober 2014 sampai dengan 24 Januari 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Secara Langsung

a. Mengikuti kegiatan pembibitan tanaman jeruk dengan pengarahan dari

pembimbing kerja parktek di Tani Maju.

b. Wawancara dengan karyawan Tani Maju.

c. Kerja praktek lapangan.

2. Secara Tidak Langsung

a. Mengumpulkan data-data primer dan sekunder yang diperoleh di Tani

Maju.

b. Studi pustaka.

C. Bentuk Kegiatan

1. Mengikuti kegiatan sehari-hari dalam teknik perbanyakan tanaman jeruk

dengan cara cangkok.

2. Mengumpulkan data-data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari

wawancara maupun observasi lapangan. Sedangkan data sekunder

diperoleh melalui studi pustaka maupun data pendukung lainnya.

Page 27: Laporan kerja praktek

IV. KEADAAN UMUM TANI MAJU

A. Sejarah Singkat Tani Maju

Tani Maju berdiri sejak tanggal 05 Agustus 2005, yang bergerak dibidang

penjualan tanaman hias dan tanaman buah, selain itu Tani Maju melayani jasa

konsultasi taman, pembuatan, pengerjaan, perawatan dan desain-desain taman.

Meliputi taman minimalis, tropis, kolam hias, taman dinding, penanaman rumput

manila dan penanaman rumput gajah mini.

Misi dan Tujuan Tani Maju

Misi

1. Meningkatkan peran dan fungsi agro foresty Tani Maju.

2. Menjadi perusahaan agrobisnis.

3. Menyediakan bibit unggul.

4. Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional khususnya dalam

bidang ekonomi dimana produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat

menambah devisa Negara.

5. Membantu pemerintah dalam mengatasi ketenagakerjaan nasional.

Tujuan

1. Menjadi pelayan terwujudnya peran dan fungsi pertanian yang tangguh.

2. Untuk meningkatkan pendapatan bagi pemilik dan pegawai Tani Maju

3. Untuk menciptakan lapangan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah

pengangguran.

Page 28: Laporan kerja praktek

B. Geografis Tani Maju Kecamatan Godean

Gambar 1 : Daerah lokasi Tani Maju.

Kios Tani Maju terletak di Jl. Godean km. 9 Sidokarto, Kec. Godean, Kab.

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas lahan Tani Maju lebih kurang 1

hektar yang di sewa oleh pemilik perusahaan dari pemerintah setempat.

Penempatan kios sangat strategis karena merupakan berada di Jalan Raya Godean

yang merupakan sebagai jalan utama bagi masyarakat Godean dan sekitarnya,

selain itu Jalan Raya Godean sering digunakan sebagai jalur alternatif masyarakat,

sehingga banyak sekali masyarakat yang melewati kios Tani Maju secara tidak

sengaja.

Lokasi kios yang strategi, dalam pemasaran bibit buah – buahan maupun

tanaman hias agar secara tidak langsung dilihat, dan dikenal oleh masyarakat.

Kemudahan transportasi yaitu dengan penyediaan angkutan umum dan perbaikan

Page 29: Laporan kerja praktek

jalan secara berkala oleh pemerintah sehingga banyak orang yang menggunakan

Jalan Raya Godean untuk jalur lalu lintasnya. Tidak hanya warga Yogyakarta,

banyak pula warga dari daerah luar kota yang menggunakan jalur ini. Sehingga

tujuan penempatan kios ini adalah untuk memperkenalkan produk bibit yang

dihasilkan oleh Tani Maju kepada masyarakat baik dalam daerah Yogyakarta

maupun warga daerah lain.

Kecamatan Godean berada di sekitar 10 km barat daya dari Kabupaten

Sleman dan berada di 7.76774‘ LS dan 110.29336‘ BT. Kecamatan Godean

mempunyai luas wilayah 2.684 Ha. Bentangan wilayah di Kecamatan Godean

berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit dengan ketinggian wilayah dari 209–

2.475 m di atas permukaan laut. Jenis tanah sebagian besar regosol dengan luas

tanah 2.018 ha dan jenis tanah grumusol seluas 216 ha. dengan pH tanah netral

sehinga memenuhi bagi persyatan tumbuh tanaman hortikultura (Anonim, 2012).

Kecamatan Godean berada di Kabupaten Sleman Yogyakarta yang

memiliki iklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember – April

dan musim kemarau antara bulan Mei–Oktober. Pada tahun 2000 hari hujan

terbanyak terdapat pada bulan Maret dengan 25 hari hujan, namun rata – rata

curah hujan 16,2 mm perhari dengan hari hujan sebanyak 20 hari. Kelembaban

nisbi udara berkisar antara 74%–81%, dengan suhu udara berkisar antara 26,10–

27,40C (Anonim, 2012).

Kondisi lingkungan alam di Kecamatan Godean dapat menjadi daya

dukung bagi syarat tumbuh tanaman buah – buahan yang merupakan tanaman

hortikultura. Baik dari kondisi tanah maupun lingkungan sekitar yang

mempengaruhi.

C. Struktur Organisasi Tani Maju

Suatu struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan

untuk menunjang kelancaran jalannya rencana sesuai dengan tugas dan fungsi

pokok masing-masing anggotanya. Struktur organisasi memiliki tujuan untuk

menilai dan mengontrol jalannya perusahaan. Struktrur organisasi Tani Maju

sebagi berikut :

Page 30: Laporan kerja praktek

Gambar 2 : Bagan struktur organisasi Tani Maju.

Dengan fokus kerja sebagai berikut :

1. Direktur

Tugasnya adalah mengontrol kegiatan yang ada di Tani Maju yang

meliputi: bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.

2. Bagian Keuangan

Tugasnya adalah mencatat dan membukukan setiap pengeluaran dan

pemasukan keuanagn disetiap transaksi jual – beli baik dalam harian, bulanan

maupun setiap tutup buku. Kemudian malaporkan kepada direktur.

DirekturTOTOK SURATA, S.Pd

Bag. KeuanganAGUS NUR ICSHANTO

Bag. PemasaranARIA GALIH ICSHANTO

Bag. Produksi Tanaman Hias1. BOWO

2. EKA

Bag. Produksi Tanaman Buah1. SUKIR

2. PUJI

Page 31: Laporan kerja praktek

3. Bagian Produksi Tanaman Buah dan Hias

Tugasnya adalah melaksanakan produksi tanaman, pembesaran,

pemupukan, penyiraman, pemangkasan dan penataan tanaman agar memiliki

kualitas tinggi untuk dipasarkan.

4. Bagian Pemasaran

Tugasnya adalah Memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan

pelanggan, menjalin hubungan baik dan berkelanjutan dengan pelanggan.

D. Produk Tani Maju

Tani Maju menyediakan tanaman hortikultura seperti tanaman buah-

buahan dan tanaman hias, selin itu Tani Maju menyediakan media tanam, pupuk

organik, aneka pot, poly bag dan sarana pertanian lainnya. Tani Maju melayani

jasa konsultasi taman, pembuatan, pengerjaan, perawatan dan desain-desain

taman. Meliputi taman minimalis, tropis, kolam hias, taman dinding, penanaman

rumput manila dan penanaman rumput gajah mini.

Tanaman buah-buahan yang tersedia dan dijual, yaitu : Durian, mangga,

kelengkeng, sirsak, sarikaya, anggur, jambu biji, jambu air, sawo, rambutan,

belmbing, jeruk dan lain-lain

Tanaman hias yang tersedia dan dijual, yaitu : Beringin, serut, palem botol,

paelm kuning, palem merah, pucuk merah, pucuk ungu, puring, cemara, mawar,

meleti korea, tri caler, anthurium, anggrek, begonia, aster dan lain-lain

E. Sarana dan Prasarana di Tani Maju

Bagian penting lain dalam suatu usaha dan organisasi yaitu adanya

kelengkapan sarana dan prasarana untuk mendukung kelancaran kegiatan di Tani

Maju. Sarana dan prasarana yang ada antara lain :

1. Satu unit mobil

2. Televisi

Page 32: Laporan kerja praktek

3. Satu unit arko

4. Perlengkapan pertanian seperti sabit, golok, cangkul, spreyer, dan lain–lain

5. ATK ( alat tulis kantor )

6. Tempat istirahat

Tempat istirahat didesain berbentuk gubuk dari bambu dan

biasanya digunakan oleh karyawan sebagai tempat istirahat pada saat jam

istirahat.

7. Ruang dapur

Terdapat sebuah ruangan dapur yang dilengkapi dengan alat-alat

masak dan peralatan makan lainnya.

8. Toilet.

9. Rumah plastik (green house)

Rumah palstik digunakan untuk tempat pembibitan, penyimpanan

bibit tanaman hias dengan intensitas cahaya di bawah 100% dan tempat

penyiapan/pembuatan media tanam.

F. Ketenagakerjaan

1. Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi perusahaan

karena kegiatan produksi tergantung sepenuhnya pada ketrampilan dan

keahlian tenaga kerja. Menurut data, jumlah tenaga kerja yang ada Tani

Maju berjumlah 4 orang.

Dalam mengadakan tenaga kerja Tani Maju tidak mengalami

banyak kesulitan karena kebanyakan tenaga kerja tersebut datang sendiri

untuk diterima sebagai pegawainya.

2. Sistem Pengupahan Perusahaan

Page 33: Laporan kerja praktek

Sistem pengupahan yang diterapkan oleh Tani Maju adalah sistem

harian. Gaji ini diberikan kepada pekerja dua minggu sekali atau juga bisa

diambil satu bulan sekali. Dengan upah perhari antara Rp 35.000 - Rp

50.000.

3. Jam kerja karyawan

Tani Maju menetapkan jam kerja reguler karyawan setiap harinya

selama 9 jam dengan ketentuan hari senin sampai minggu dimulai pukul

07.00-17.00 WIB dengan istirahat selama 1 jam yaitu pukul 12.00-13.00

WIB. Sistem libur karyawan bergantian seminggu sekali.

Page 34: Laporan kerja praktek

V. PERBANYAKAN TANAMAN JERUK DENGAN CANGKOK

Cara memperbanyak tanaman buah-buahan dengan cara mencangkok

sudah tidak asing lagi bagi masyarakyat Indonesia, hanya tidak banyak penanam

pohon jeruk yang mempunyai hasrat besar untuk melaksanakannya.

Kelebihan mencangkok tanamn jeruk :

1. Bibit yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan pohon

induknya.

2. Bibit cepat berbunga dan berbuah.

3. Pohon yang dihasilkan berakar pendek, karena tidak membentuk akar

pancar (akar tunggang). Oleh karena itu dapat ditanam di tempat yang

permukaan airnya tinggi (Rismunandar, 1967).

Kekurangan mencangkok tanaman jeruk :

1. Sukar untuk mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak.

2. Bentuk pohon dari hasil mencangkok menghasilkan pohon yang tidak

tinggi dan bercabang dari bawah.

3. Tanaman jeruk yang berasal dari bibit cangkok terkadang membawa sifat-

sifat buruk dari induknya.

4. Bibit hasil cangkokan akan mati apabila salah dalam penanaman

(Rismunandar, 1967).

Perbanyakan secara vegetatif dengan cara cangkok dapat dilakukan dengan

cara memilih cabang yang sehat, kuat, diameter batangg lebih kurang 1 cm, sudah

berkayu tetapi belum terlalu tua, kira-kira berumur 1-2 tahun. Dapat pula cangkok

dilakukan pada batang atau cabang yang masih kecil kurang lebih diameter batang

0,5 cm atau cabang yang sudah besar diameter batang 10-15 cm.

Page 35: Laporan kerja praktek

A. Pemilihan Pohon Induk

Pemilihan pohon induk dilakukan penyeleksian yang ketat dan memenuhi

persyaratan. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh pohon induk yang baik adalah

sebagai berikut :

1. Pohon induk harus sehat atau terbebas dari hama dan penyakit.

2. Pohon induk harus memiliki sifat-sifat yang baik dan bermutu tinggi, baik

dilihat dari segi mutu buah, potensi produksi dan ketahanan terhadap hama

dan penyakit.

3. Jenis atau varietas pohon induk harus jelas asal usulnya.

4. Pohon induk harus mendapatkan perawatan yang baik dan ditanam di

lahan yang jauh dari sumber penyakit.

B. Teknik Mencangkok

1. Alat dan bahan

a. Alat, meliputi : pisau cangkok dan plastik.

b. Bahan, meliputi : moss (media cangkok dari pakis-pakisan atau lumut),

pohon induk tanaman jeruk dan tali plastik.

2. Cara perbanyakan cangkok

a. Dipilih batang yang masih muda tetapi sudah berkayu.

b. Kulit batang atau cabang yang akan dicangkok dikelupas selebar atau

panjang 5-10 cm.

c. Kulit cabang atau batang diangkat hingga terlihat kambiumnya, selaput

kambium dihilangkan dengan cara dikerik dengan pisau hingga bersih

dan diamkan agar batang atau cabang kering.

d. Batang yang telah dikelupas kulitnya ditutup dengan mengunakan

media moss (media cangkok dari pakis-pakisan dan lumut) hingga

tertutup semua batangnya, balut dengan menggunakan plastik hingga

tertutupi, ikat yang kuat dengan tali plastik dan plastik dilubangi untuk

memberikan udara dan air.

Page 36: Laporan kerja praktek

e. Setelah cangkokan berumur 2-3 bulan maka akan keluar akar dan dapat

dipindahkan langsung ke lahan atau pindah ke dalam polybag.

3. Cara memotong cangkokan dari pohon induk

Cangkok dapat dikatakan jadi, jika batang sudah tampak keluar akar

dari sela-sela media. Batang cangkokan dipotong dibagian bawah, selanjutnya

dibuka palstik dan media cangkok, potongan cangkokan dapat di tanam

langsung di lahan atau dipindahkan ke dalam polybag.

Untuk menjaga kesegaran cangkokan dan mengurangi laju transpirasi

cangkokan dapat melakukan dengan membuag sebagian daun-daun yang

terdapat dicangkokan dan kurangi ranting-rantingnya.

Bebepapa hal yang perlu diperhatiakan dalam pemotongan cangkokan

dari pohon induuk.

a. Memotong cangkokan harus hati-hati dan harus menggunakan alat

pemotong yang tajam, diusahakan pemotongan cangkokan tersebut

harus putus dalam satu kali tebasan, cangkokan yang dipotong harus

berbentuk lancip supaya mudah dalam penanamanya. 

b. Media pada cangkokan sebisa mungkin jangan berantakan, karena jika

media pada cangkokan rusak atau pecah ditakutkan mengganggu

pertumbuhan akar cangkokan.

c. Setelah cangkokan dipotong dari pohon induk sebisa mungkin harus

dilakukan penanaman supaya akar cangkokan yang masih muda tidak

membusuk (Doni, 2011). 

C. Pemeliharaan Bibit

Bibit tanaman jeruk perlu pemeliharaan dengan baik. Pemeliharaan bibit

yang dilakukan meliputi :

1. Penyiraman

Penyiraman bibit hasil cangkokan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan

sore hari agar tidak mengalami kekeringan. Penyiraman bibit jangan terlalu

Page 37: Laporan kerja praktek

banyak agar unsur hara dalam media tidak tercuci. Penyiraman dilakukan tidak

hanya pada media tetapi pada tubuh tanaman jeruk.

2. Penyiangan

Penyiangan yang dilakukan untuk bibit yang berada dalam bedengan

maupun untuk bibit yang berada dalam polybag. Penyianagn dilakukan untuk

menghilangkan tanaman pengganggu disekitar tanaman pokok dan dapat

mencegah tumbuhnya gulma.

3. Pemupukan

Pemupukan bibit jeruk di dalam polybag harus lebih sering dilakukan

dibanding dengan di lahan, maupun jumlah yang diberikan lebih sedikit. Pupuk

yang dapat digunakan adalah pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk

kompos dan diberikan 3 bulan sekali. Selain pupuk organik dapat pula diberikan

pupuk kimia berupa pupuk majemuk (NPK) dengan dosis 50-70 gram sekali

pemberian untuk tanaman yang berumur kurang dari setahun. Pemberian pupuk

sebaiknya pada pagi hari sebalum pukul 09.00 WIB. atau sore setelah pupkul

16.00 WIB. sampai hari gelap, tidak disarankan pada saat cuaca mendung ataupun

hujan.

4. Perlindungan hama dan penyakit

Penyakit tanaman jeruk

Penyakit dapat menyerang pada seluruh bagian tanaman jeruk : akar,

batang, cabang, ranting, daun, bunga, pucuk-pucuk daun dan buah. Pada setiap

areal atau lahan tingkat seranagn penyakit tanaman jeruk berbeda-beda. Kendala

iklim, kesuburan tanaman, kebersihan dan sinar matahri mempunyai pengaruh

besar terhadap perkembangbiakan penyakit. Perkembangan penyakit harus

dicegah sedini mungkin. Penyakit yang menyerang kebanyakan golongan dari

jamur, bakteri, nematode dan virus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gejala penyakit dapat diketahui

dan diatasi secara dini adalah :

Page 38: Laporan kerja praktek

Mengenal gejala-gejala awal berjangkitnya penyakit.

Harus mengetahui dengan pasti saat mulai berjangkitnya penyakit.

Mengetahui jenis setiap penyakit.

Mengetahui cara mengendalikan dan cara pembasmiannya.

Harus mengetahui dampak negative ataupun dampak positif dari usaha

pencegahan dan pengendalian terhadap tanaman jeruk (AAK, 1994).

Usaha-usaha pencegahan berjangkitnya suatu penyakit dapat diambil

beberapa tindakan sebagai berikut :

Mengurangi kepadatan tanaman pelindung atau tanaman pagar supaya

keadaan kebun tidak terlalu lembab.

Melokalisasi bagian-bagian tanaman jeruk yang terserang penyakit.

Memilih bibit jeruk yang tahan terhadap penyakit, terutama penyakit

CVPD.

Melakukan pemupukan secara seimbang dengan dosis yang tepat.

Melakukan pengawasan terhadap setiap pohon jeruk dengan teliti.

Mengusahakan agar kadar air di dalam tanah tidak terlalu tinggi

dengan cara membuat parit dan saluran khusus untuk mencegah

penyakit-penyakt tanaman jeruk.

Dalam usaha mengendaliakn, menaggulangi dan memberantas penyakit

tanaman jeruk, sebaiknya mengenal terlebih dahulu karakteristik jenis-jenis

penyakit yang sering menyerang tanaman jeruk. Penyakit yang banyak menyerang

tanaman jeruk adalah sebagai berikut :

1) Penyakit lapuk hijau (Penicillium digitatum) dan penyakit lapuk biru

(Penicillium italicum)

Tanda dan gejala

Buah yang terserang akan membusuk, basah dan akhirnya rusak

seluruhnya dan timbul lapuk dan terjadi jaringan hifa (benang-benag lembut)

berwarna hijau atau biru.

Pengendalian

Page 39: Laporan kerja praktek

Lakukan pemetikan buah pada saat tidak ada embun

Dalam penyimpanan hindari pencampuran antar buah yang terinfeksi

penyakit dengan buah yang sehat.

Lakukan penyemprotan dengan pestisida dengan dosis yang tepat.

2) Penyakit busuk kering

Tanda dan gejala

Penyakit ini timbul dari percikan air hujan dengan intensitas tinggi disertai

angin kencang. Pada permulaan infeksi nampak bintik-bintik hitam pada

permukaan kulit buah jeruk yang lama-kelamaan kulit jeruk menjadi kehitam-

nitaman, keras dan kadang-kadang nampak celah-celah berwarna hitam. Penyakit

ini disebabkan oleh jamur Phytophtora parasitica atau Phytophtora citrophora.

Pengendalian

Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan penyemprotan pestisida Cupporit

OB 21, Antracol 70WP. Dosis pengguanaanya sesuai dengan petunjuk yang ada

pada label kemasan.

3) Penyakit kudis (Secab)

Penyakit ini menyerang berbagai jenis varietas jeruk, terutama jenis

jeruk keprok, sour orange, japanese citrone rough lemon lemon dan tangelo.

Tanda dan gejala

Pada buah timbul bintik-bintik coklat, lama-kelamaan menjadi

semacam kerak hitam mirip dengan kudis yang menyerang pada hewan.

Gejala awal ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada buah,

kuning pada daun, ranting, buah lalu berkembang menjadi kutil dengan

diameter 2-3 mm.

Kutil-kutil ini bergabus yang akan kering menjadi kerak yang

mengeras. Kalau kondisi lingkungan mendukung penyakit ini akan

berkembang denga pesat.

Pengendalian

Page 40: Laporan kerja praktek

Mekanis : daun-daun, ranting dan buah yang terserang dibakar atau

dimusnahkan.

Kimiawi : penyemprotan dengan fungisida, antara lain : Benlate 45 dan

Bavistin 50 WP.

4) Penyakit busa

Gejala dan tanda

Pada bagian tanaman yang terserang akan muncul busa putih. Bagian

kulit yang terserang akan busuk dan beberapa jenis kumbang masuk kebagian

yang sudah busuk, kemudian memakannya.

Pengendalian

Untuk mencegah menjalarnya penyakit, bagian tanaman yang terserang

penyakit ini dapat diolesi teer.

5) Penyakit busuk akar

Tanda dan gejala

Pertumbuhan tanaman terhambat.

Daun jeruk yang terserang akan mengunung dan tidak terlihat adanya

pertumbuhan yang sehat, sebab transportasi zat-zat makanan dan air yang

diproses akar tidak dapat disalurakan ke atas.

Akar busuk, kering dan berwarna hitam.

Pengendalian

Sanitasi lahan dan musnahakan tanaman jeruk yang terserang.

Semprot dengan fungisida, seperti : Benlate 45 dan Bavistin 50 WP.

Page 41: Laporan kerja praktek

6) Penyakit Citrus Vein Pholem Degeration (CVPD)

Gejala dan tanda

Warna daun menjadi hijau pucat sampai kuning, tipis dan tulang daun

kelihatan menonjol.

Ranting-ranting dan percabangan kururs, lama-kelamaan daunnya

berguguran.

Pada musim penghujan ranting-ranting dan cabang-cabang mudah patah

karena menjadi lapuk dan tanaman akan mati.

Pengendalian

Pengndalian serangan CVPD yang efektif hanya menggunakan pestisida

saja, terlebih-lebih tanaman jeruk dibawah umur lima tahun adalah sangat sukar.

Beberapa cara pengendalian CVPD ini dapat dilakuakan dengan cara sebagai

berikut :

Seranga yang menularkan penyakit CVPD ini dapat diberantas dengan

penyemprotan dengan pestisida Teramicyn dengan konsentrasi 10 cc/l air.

Penggunaan serangga dan jamur untuk membasmi serangga

pembawa/vektor CVPD.

Penyakit tanaman jeruk sebenarnya masih banyak jenis-jenisnya, namun di

atas merupan penyakit yang penting dan banyak menyerang tanaman jeruk pada

umumnya (AAK, 1994).

Page 42: Laporan kerja praktek

Hama tanaman jeruk

Hama tanaman jeruk sering terjadi pada musim kemarau. Hal ini

merupakan kebalikan dari penyakit tanaman jeruk yang aktivitas penyerangannya

justru terjadi pada musim penghujan. Usaha pengendalian yang efektif sebenernya

dapat dilakukan bilamana hama ini baru sedikit. Tindakan pengendalian hama ini

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ; dengan cara preventif (pencegahan) dan

tindakan kuratif ( membinasakan). Hama yang sering menggengu tanaman jeruk

dapat diklasifikasika menjadi 4 golongan, yaitu :

a. Berbagai jenis ulat yang merusak bunga, buah dan daun.

b. Berbagi jenis kumbang (kepik) yang merusak daun, buah dan bunga.

c. Berbagai jenis kutu perusak daun, bunga, buah, ranting dan batang. Jenis

kutu antara lain ; kutu wol, kutu batok, kutu prisai dan kutu pucuk atau

kutu daun.

d. Lalat perusak buah.

Berhasil tidaknya usaha pengendalian hama tergantung pada kondisi lahan

di sekitarnya. Oleh karena itu pengendalian hama harus dilakukan bersama-sama

dan secara terpadu. Pencegahan terhadap gangguan ulat, kepik (kumbang) dan

belalang yang menggerek bagian-bagian tanaman dapat dilakukan dengan

menutup semua bagian-bagian tanaman yang terluka dengan obat-obatan.

Beberapa hama yang banyak menyerang tanaman jeruk, antara lain :

1) Kupu-kupu gajah atau atlas (Attacus atlas)

Bagian tanaman yang diserang

Hama ini menyerang di bagian buah, daun-dauan yang masih muda serta

ranting.

Gejala-gejala dan akibatanya

Daun-daun yang diserang mengalami kerusakan, akan tetapi tidak parah.

Penyebab dan penularannya

Page 43: Laporan kerja praktek

Penyebabnya adalah keadaan tanaman yang lindung di sekitar mahkota

tanaman dan cara pemangkasan yang kuarang teratur.

Penularan yang tercepat melalui kupu-kupu, karena kupu-kupu bertelur

pada tanaman yang masih utuh dan sehat.

Pengendalian

Penyemprotan denga pestisida, antara lain : Dimeron dan Dithane M-45 80

WP. Dosis dan penggunaanya sesuai aturan pada lebel kemasan.

2) Kutu batok hijau (Coccus viridis)

Bagian tanaman yang diserang

Kutu-kutu ini banyak menempel pada tulang daun, ranting dan pucuk-

pucuk tunas baru.

Gejala-gejala dan akibatanya

Aktivitas kutu ini sangat merugikan karana mengeluarkan cairan manis,

sehingga mengundang datangnya semut hitam. Sedangkan semut hitam

membawa jamur jelaga hitam.

Jamur jelaga akan memenuhi seluruh permukaan ranting dan daun

sehingga menggangu aktivaitas fotosintesis tanaman.

Penyebab dan penularannya

Hama ini menyebar ke pohon-pohon lain dengan perantara semut hiatm.

Semakin banyak cairan yang dikeluarkan maka semut pun akan mudah dan cepat

berkembangbiak

Pengendalian

Penyemprotan denagn Curacon 500 EC, Nuvacron 20 SCW, Perfekthion

400 EC dan Supracide 40 EC. Dengan dosis dan aplikasi sesuai yang tertera pada

label kemasan.

Page 44: Laporan kerja praktek

3) Kutu hitam (Aphis tavaresi)

Bagian tanaman yang diserang

Hama ini menyerang bagian pucuk tanaman, ranting dan dauan-dauan

yang masih muda.

Gejala-gejala dan akibatanya

Hama ini juga mengeluarakan cairan manis yang mengundang semut

hitam untuk mendekat.

Daun-daun tua di bawah pucuk penuh dengan flek-flek yang manis

rasanya, berwarna keruh dan daun akan ditumbuhi jamur.

Tunas muda melilit seperti bengkok dan dipenuhi kutu hitam.

Penyebab dan penularannya

Kutu-kutu ini ditularkan oleh semut-semut ke tanaman lain yang belum

terserang oleh jamur jelaga hitam.

Pengendalian

Penyemprotan denagn Curacon 500 EC, Nuvacron 20 SCW, Perfekthion

400 EC dan Supracide 40 EC. Dengan dosis dan aplikasi sesuai yang tertera pada

label kemasan.

4) Lalat buah jeruk (Carpolon chaefilifera)

Bagian tanaman yang diserang

Lalat ini menyerang bagian tanaman tertentu seperti : kuncup bunga, putik,

kuncup buah dan benang sari.

Gejala-gejala dan akibatanya

Bagian-bagian tanaman yang terserang oleh hama ini akan mengalami

kerusakan, sebab bagian yang terserang akan digerek oleh ulat.

Pada tingkat serangan yang cukup parah, semua bunga rontok dan buah

yang masih kecil-kecil pun ikut rontok.

Page 45: Laporan kerja praktek

Penyebab dan penularannya

Telur-telur ini disebarkan oleh lalat-lalat tersebut, yang selau mencari

bagian tanaman jeruk yang belum terserang hama.

Pengendalian

Penyemprotan dengan pestisida, seperti : Gandasil B dan Cultar 250 EC

dengan dosis dan aplikasi sesuai anjuran.

Pada tingakt serangan rendah dapat dilakuakan pemangkasan dan

pemeliharaan bunga atau putik bakal buah pada bunga yang sudah tidak

memiliki mahkota karena rontok.

5) Ualat penggerek bunga (Prays citry)

Bagian tanaman yang diserang

Ulat ini suka menyerang tanaman yang baru saja berbunga, terutama

bagian kuncup bunga, putik dan calon bunga.

Gejala-gejala dan akibatanya

Kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putik pun banyak yang

berguguran.

Penyebab dan penularannya

Penularan ke tanaman lain yang belum terserang disebarkan oleh kupu-

kupu.

Pengendalian

Penyemprotan dengan pestisida, antara lain : Supracide 40 EC, Nuvacron

20 SCW dan Perfekthion 400 EC dengan dosis dan aplikasi yang sesuai pada

label kemasan.

6) Pengerek jeruk (Citri peistis sagittiferela)

Bagian tanaman yang diserang

Page 46: Laporan kerja praktek

Hama ini menyerang bagian buah jeruk yang berumur 2-4 bulan, dari buah

mentah hingga buah masak.

Gejala-gejala dan akibatanya

Pada bagian buah yang terserang nampak ada tepung atau kotoran dari

hama tersebut.

Bagian tanaman jeruk yang terserang akan mengeluarkan getah yang

meleleh dan menggantung keras.

Keadaan di dalam buah yang terserang akan membusuk dan rontok.

Penyebab dan penularannya

Penularan hama ini dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut. Kupu-

kupu tersebut meletakan telurnya di tempat-tempat yang terlindung dari predator

dan gangguan cuaca.

Pengendalian

Pengendalian yang efektif adalah memusnahkan telur-telurnya.

Penyemprotan pestisida, seperti : Supracide 40 EC dan Temik 106. Dosis

dan aplikasi sesuai dengan label kemasan.

7) Kepik (Cappea taparobanesis)

Bagian tanaman yang diserang

Hama kepeik ini menyerang bagian-bagian buah dan tangkai buah.

Gejala-gejala dan akibatanya

Bagian buah dan tangkai buah yang diserang akan menjadi mengkerut dan

kering karena cairan-cairan yang ada di dalamnya dihisap oleh kepik.

Pengendalian

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara memotong atau

mengambil buah yang sudah mengkerut, kemudian dimusnahkan denga cara

membenam atau membakar supaya telur-telur tidak tersebar.

Page 47: Laporan kerja praktek

8) Tungau (Tenuipaplus species)

Bagian tanaman yang diserang

Hama tungau menyerang kulit buah jeruk dan daging buah jeruk.

Gejala dan akibat serangannya

Sebagian kulit buah yang terserang tungau ada yang rusak tidak begitu

dalam, tetapi ada juga yang rusak begitu dalam sehingga sampai mengenai daging

buah. Akibat serangan tungau ini warna buah berubah menjadi keabu-abuan

hingga coklat kehitam-hitaman.

Penularannya

Penularan tungau dapat terjadi dengan perantara aingin atau air hujan yang

menghanyutkan telur-telur tungau. Disamping itu tungau mudah sekali pindah

atau loncat, karena tubuhnya ringan sekali.

Pengendalian

Penyemprotan dengan pestisida, seperti : Omite 570 EC dan Petracrex 300

EC dosis dan aplikasi sesuai yang tertera pada label kemasan.

Masih banyak hama tanaman jeruk lainnya, tetapi hama di atas merupakan

hama yang pada umumnya banyak menyerang tanaman jeruk. Pengendalin hama

dan penyakit tanaman dengan menggunakan pestisida kimia, hendaknya

diperhatikan penggunaannya supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.

Page 48: Laporan kerja praktek

VI. PEMBAHASAN

Tani Maju yang berdiri sejak tanggal 05 Agustus 2005, yang bergerak

dibidang penjualan tanaman hias dan tanaman buah, selain itu Tani Maju

melayani jasa konsultasi taman, pembuatan, pengerjaan, perawatan dan desain-

desain taman. Meliputi taman minimalis, tropis, kolam hias, taman dinding,

penanaman rumput manila dan penanaman rumput gajah mini. Tani Maju yang

beralamat di Jl. Godean km. 9 Sidokarto, Kec. Godean, Kab. Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Pembibitan tanaman jeruk yang dilakukan di Tani Maju meliputi : persipan

media, persiapan pohon induk, teknik cangkok, pemeliharaan dan pemasaran.

Pemeliharaan bibit tanaman jeruk meliputi : penyiraman, penyiangan,

pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.

Pemilihan batang atau cabang diusahakan harus dalam keadan aktif

pertubuhannya, batang dipilih yang muda tetapi sudah berkayu. Tahap selanjutnya

dilakukan penyayatan atau pengkelupasan kulit batang seluas 5-10 cm yang sudah

dipilih. Penyayatan harus menggunakan pisau yang tajam, bersih dan steril.

Tahap berikutnya adalah kegiatan pembalutan atau pembungkusan pada

sayatan cabang atau batang, pembalutan di Tani Maju dilakukan dengan

menggunakan media moss (media cangkok dari lumut atau pakis) dan dibalut

dengan menggunakan plastik dan diikat dengan tali plastik. Pada saat pembalutan

diusahaakn pembungkus cagkok yang padat dan kuat, sehingga akar dapat tumbuh

dengan baik karena media cangkok yang padat dan air yang diserap oleh media

cangkok dapat dipergunakan secara maksimal oleh batang atau cabang yang

disayat. Plastik balutan cangkokan dilubangi agar oksigen dan air dapat masuk ke

dalam.

Cangkokan yang sudah tumbuh akar kira-kira sudah berumur 8-10 minggu

siap dipotong. Batang cangkokan dipotong di bagian bawah dengan hati-hati

supaya tidak merusak akar dan potongan cangkokan siap ditanam di lahan

langsung atau ditanam ke dalam polybag. Untuk menjaga kesegaran cangkokan

dan untuk mrngurangi laju transpirasi cangkokan dapat melakukan tindakan

Page 49: Laporan kerja praktek

dengan membuang sebagian daun-daun dan mengurangi ranting-ranting yang

terdapat dicangkokan.

Tani Maju banyak melakukan pencangkokan pada musim penghujan baik

mencangkok tanaman hias ataupun tanaman buah, pada musim kemarau

dilakukan cangkok tapi tidak banyak seperti pada musim penghujan. Keberhasilan

suatu perbanyakan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan fasilitas dan

prasarana yang memadai saja. Masih banyak aspek-aspek lain yang saling terkait

seperti penyediaan pohon induk yang memenuhi syarat, teknik perbanyakan yang

digunakan, pemeliharaan pembibitan dan keterampilan dalam melakukan

perbanyakan. Pohon induk tanaman jeruk di Tani Maju masih terbatas, baik dari

segi jumlah maupun keragamannya. Dalam usaha perbanyakan tanaman, jumlah

pohon induk dan keragaman jenis sangat penting untuk menghasilkan bibit yang

banyak.

Tingkat keberhasilan cangkok di Tani Maju mencapai 80 % untuk tanaman

buah jeruk. Cangkok yang dilakukan di Tani Maju ada tiga jenis jeruk yaitu jeruk

nipis dengan tingkat keberhasilan mencapai 80% lebih, jeruk peras dengan tingkat

keberhasilan 70%-80% dan cangkok yang memiliki tingkat keberhasilan 60%-

70% yaitu jeruk limau/sambal. Dalam perbanyakan tanaman jeruk, kesehatan dari

tanaman pohon induk merupakan syarat mutlak untuk memperoleh bibit yang

berkualitas.

Dalam melakukan perbanyakan tanaman jeruk dengan cangkok yang

dilakukan di Tani Maju tidak menggunakan hormon perangsang akar karena

sudah mempunyai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Dengan tidak

mengguanakan hormon perangsang akar dapat mengurangi biaya pengeluaran,

tetapi dengan tidak menggunakan hormon perangsang akar, tumbuh akar menjadi

lebih lama dengan perkiraan waktu 8-10 minggu hingga siap dipotong dan

ditanam.

Perbanyakan tanaman jeruk dengan cangkok adalah perbanyakan yang

mudah dan banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia dan teorinyapun mudah

untuk dimengerti dan dipahami. Begitu pula perbanayakan tanaman jeruk dengan

Page 50: Laporan kerja praktek

cangkok yang dilakukan di Tani Maju sama halnya dengan teori yang diperoleh

dari perkuliahan, hanya saja cangkok yang dilakukan di Tani Maju tidak

menggunakan hormon perangsang akar karena tingkat keberhasilan tinggi.

Page 51: Laporan kerja praktek

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan kerja praktek di Tani Maju dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penulis mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam memperbanyak

tanaman jeruk dengan cara cangkok.

2. Diperoleh pengetahuan dan cara mengatasi masalah di lapangan

khususnya dalam bidang perbanyakan vegetatif dengan cangkok.

3. Perbanyakan vegetataif tanaman jeruk yang dilakukan di Tani Maju sudah

baik dan mempunyai keberhasilan 80%.

B. Saran

Agar lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bibit masih

diperlukan adanya perbaikan antara lain :

1. Pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung untuk peningkatan hasil

produksi, seperti penambahan alat-alat yang digunakan untuk

mencangkok.

2. Perlu adanya tambahan pengetahuan, pelatihan dan penelitian bagi

karyawan dalam perawatan tanaman agar dapat tepat dalam perawatan

bibit tanaman.

3. Pengguanaan ZPT untuk memacu pertumbuhan.

4. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia sebaiknya dikurangi agar

tidak merusak lingkungan jangka panjang.

Page 52: Laporan kerja praktek

DAFTAR PUSTAKA

AAk. (1994). Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisisus.204 hal.

Anonim. (2012, Januari 12). karakteristik wilayah. Retrieved Februari 11, 2015, from Pemerintah Kabupaten Sleman: http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/karakteristik-wilayah

Doni, S. H. (2011, Agustus). Teknik Memindahkan Cangkokan. Retrieved Februari 12, 2015, from Budidaya Jeruk Nipis: http://jeruk-nipis.blogspot.com/2011/08/teknik-memindakan-cangkokan.html

Evitadewi. (1988). Penanaman Jeruk Dengan Sistem Yang Praktis. Semarang: CV. Aneka Ilmu.40 hal.

Joesoef. (1986). Penuntutan Tanaman Jeruk. Jakarta: Baharatra Karya Aksara.75 hal.

Pracaya, I. (1992). Jeruk Manis (varietas, budidaya dan pascapanen). Jakarta: Penebar Swadaya.157 hal.

Rismunandar. (1967). Bertanam Jeruk. Bandung: Tarate .158 hal.

Rukmana. (1999). Teknik Memproduksi Bibit Unggul Tanaman Buah-buahan. Yogyakarta: Kanisius.72 hal.

Tirtosoepomo. (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.309 hal.

Wudiyanto. (1994). Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta: Penebar Swadaya.160 hal.

Page 53: Laporan kerja praktek

LAMPIRAN

Gambar 1. Pemilihan batang atau cabang

Gambar 2. Penyayatan atau pengkulitan

Page 54: Laporan kerja praktek

Gambar 3. Pembalutan dengan moss

Page 55: Laporan kerja praktek

Gambar 4. Pembungkusan dengan plastik