laporan kegiatan lokakarya validasi nasional...
TRANSCRIPT
Tim Penyusun REDD+ Readiness Package for IndonesiaPUSAT LITBANG SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN DAN
PERUBAHAN IKLIM2016
LAPORAN WORKSHOP PENYUSUNAN METODOLOGI PENILAIAN SENDIRI KESIAPAN
IMPLEMENTASI REDD+ INDONESIA
Latar Belakang
Sebagai prasyarat bagi REDD+ countries yang mengikuti skema Carbon Fund dari FCPF (Forest Carbon Partnership Facility), Readiness Package perlu disusun dengan menyertakan hasil penilaian sendiri (Self Assessment) terhadap kemajuan relatif dari kesiapan implementasi REDD+ di negara tersebut. Kerangka penilaian paket kesiapan meliputi: a) gambaran singkat tentang Kerangka Penilaian; b) kerangka penilaian rinci, yang terdiri dari sembilan sub-komponen dan aspek terkait, serta kriteria penilaian (berjumlah 34) dan pertanyaan diagnostik (berjumlah 58); dan c) panduan tentang proses penilaian.
Hasil Penilaian Kesiapan dalam Readiness Package dimaksud juga mendokumentasikan kemajuan negara, menangkap pembelajaran, menilai kesenjangan, dan mengidentifikasi kegiatan selanjutnya untuk transisi ke pelaksanaan kegiatan berbasis kinerja (result-based payment).
Komponen penilaian mencakup 9 (sembilan) hal, yaitu: 1. Readiness Organization and Consultation a. National REDD+ Management Arrangement b. Consultation, participation, and outreach 2. REDD+ Strategy Preparation a. Assessment of LU, LU change drivers, Forest Law, Policy and Govenance b. REDD+ strategy options c. Implementation framework d. Social and Environmental Impacts3. Reference Level 4. Monitoring Systems (Forests, Safeguards ) a. National Forest Monitoring System b. Information Sytem for multiple benefits, other impacts, governance, and
safeguards
Metode penilaian (termasuk di dalamnya proses, mekanisme, standar, dan berbagai hal terkait lainnya) diserahkan kepada masing-masing negara sesuai dengan keadaan negara tersebut. Maka, penyusunan dokumen Readiness Package membutuhkan metodologi yang tepat, partisipatif, serta akuntabel sesuai karakteristik masing-masing negara. Oleh karena itu dalam rangka penyusunan dokumen Indonesian REDD+ Readiness Package, maka dibutuhkan proses identifikasi metodologi penilaian sendiri (self assessment).
Pasca pelaksanaan identifikasi dan pemilihan metode penilaian sendiri (termasuk di dalamnya proses, mekanisme, standar, dan berbagai hal terkait lainnya), kemudian diperlukan proses penilaian itu sendiri. Pada tahap ini penilaian akan dilakukan dengan metode terpilih. Penilaian akan dilakukan secara partisipatif, komprehensif, dan representatif.
Proses penilaian sendiri yang partisipatif menunjukkan kebutuhan proses yang melibatkan berbagai entitas yang terkait dengan hutan dan dampak REDD+. Komprehensif menggambarkan kebutuhan penilaian yang mencakup berbagai aspek
yang dipersyaratkan oleh lembaga donor sehingga memenuhi standar kelayakan atribut dan variable mutu yang diminta. Representatif menunjukkan keterwakilan yang menyeluruh atas semua entitas yang berkaitan dan berkepentingan.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan focus group discussion ini adalah :a. Memberikan informasi kepada publik mengenai adanya kegiatan Self-Assessment
kesiapan implementasi REDD+ Indonesia.b. Melakukan update progress kesiapan REDD+ di Indonesia. c. Menyepakati metode pelaksanaan Self-Assessment dan kriteria indikator yang
digunakan dalam penilaian kesiapan REDD+ di Indonesiad. Melakukan penilaian sendiri (self assessment) kesiapan implementasi REDD+ di
Indonesia
Luaran
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan:a. Update progress kesiapan REDD+ di Indonesia sampai dengan 2016b. Tersedianya opsi-opsi metodologi penilaian kesiapan relatif REDD+ di Indonesiac. Draft hasil penilaian sendiri (self assessment) atas kesiapan implementasi REDD+ di
Indonesia.
Metoda Pelaksanaan
Agenda workshop meliputi:1. Pembukaan: pengantar diskusi 2. Perjelasana tentang REDD+ Readiness Package3. Paparan progres REDD+ di Indonesia 4. Identifikasi opsi metodologi penilaian5. Pembahasana tentang dan variabel penilaian6. Paparan tentang kesiapan REDD+ Indonesia7. Diskusi Kelompok Terfokus8. Paparan Hasil diskusi9. Penutup
Sesi pagi diisi dengan 2 topik:1. Paparan progres REDD+ di Indonesia diisi dengan 4 paparan makalah dengan
tema: Strategi nasional REDD+; Progres FREL NFMS dan MRV; Progres dalam Funding instrument dan benefit sharing mechanism; dan Progres dalam Funding instrument dan benefit sharing mechanism
2. Penjelasan tentang identifikasi opsi metodologi penilaian mandiri dan pembahasan atribut dan variabel penilaian
Sesi siang diisi dengan 2 topik kegiatan1. pembelajaran dari lapang dengan menimba pengalaman dari WWF, FFI-IP, TNC
dan GIZ Forclime2. Diskusi kelompok dan paparan masing-masing kelompok. Peserta diskusi dibagi
menjadi 4 kelompok: a. Group 1 (Fasilitator : Aziz Khan; Raporteur: Ellyn K.D) : Strategi nasional
REDD+, kebijakan, peraturan dan tata kelola (governance)b. Group 2 (Fasilitator : Arief Darmawan; Rapporteur: Gamma N. Sularso) :
FREL, NFMS dan MRVc. Group 3 (Fasilitator : M. Zahrul Muttaqien; Rapporteur: Indartik) :
Funding instrument dan benefit sharing mechanismd. Group 4 (Fasilitator : M. Farid; Rapporteur: PM) : Safeguard Information
System3. Penutup
Waktu dan Tempat
Small group discussion akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Rabu / 1 September 2016 Jam : 08.00 – 17.00 WIBTempat : Hotel , Jakarta
PesertaPeserta diskusi yang diundang meliputi: Direktorat Inventarisasi GRK, Ditjen PPI :
1. Dr. Kirsfianti L. Ginoga2. Dr. Belinda Margono
Direktorat Mitigasi, Ditjen PPI :3. Emma Rachmawati, M.Sc.4. Novia Widyaningtyas, M.Sc.
Direktorat Mobilisasi, Ditjen PPI :5. Achmad Gunawan Widjaksono, MAS 6. Radian Bagiono, M.Sc.F.
Direktorat IPSDH, Ditjen Planologi Kehutanan :7. Dr. Ruandha A. Sugardiman8. Judin Purwanto, M.Si
Pokja Perubahan Iklim Kemen LHK : 9. Dr. Machfudh
Seknas RAN GRK, Bappenas :10. Dr. Medrilzam
AFOCO : 11. Dr. Wayan Susi Dharmawan
GIZ Forclime : 12. Dr. Pipin Permadi13. Stephanie Wegscheider
IJ-REDD+ :
14. Dr. Gun Gun Hidayat15. Dr. Hideyuki Kubo
UNDP 16. Muhammad Farid
17. Roy RahendraTNC, Jakarta
18. Iwan Wibisono19. Delon Marthinus
WWF20. Zulfira Warta21. Arif Data Kusuma
Flora & Fauna International - Indonesia Program22. Lorens Arang23. Joseph Hutabarat
World Resource Institute - Indonesia Program24. Dr. Arief Wijaya
IPB : 25. Dr. Teddy Rusolono
ICRAF : 26. Dr. Sonya Dewi,
P3HKA : 27. Dr. Haruni Krisnawati
P3SEKPI : 28. Dr. Retno Maryani29. Ir. Ari Wibowo, M,Sc., 30. Dr. M. Zahrul Mutaqin,
Pustanling 31. Ibu Baroroh
Agenda Lokakarya
Secara rinci agenda lokakarya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Agenda tentatif pelaksanaan penilaian mandiri kesiapan REDD+ IndonesiaTabel 1. Tentatif agenda identifikasi metodologi self assessment kesiapan REDD+ Indonesia
Waktu AgendaNara sumber/
moderator08.00 – 08.10 Pengantar diskusi oleh Kepala P3SEKPI Dr. Bambang
Suprianto08.10 – 08.30 1. REDD+ Readiness Package : Proses dan
Kebutuhan di Indonesia.Dr. Niken Sakuntaladewi
08.30 – 08.40 Diskusi08.40 – 09.45 Topik 1: Progress REDD+ di Indonesia pada setiap komponen
(Moderator : Muhammad Farid)08.40 – 08.50 2. Strategi nasional REDD+, kebijakan,
peraturan dan tata kelola (governance)Ibu Emma
08.50 – 09.00 3. Progres dalam FREL, NFMS dan MRV Oleh : Dr. Belinda
untuk mendukung REDD+ Margono09.00 – 09.10 4. Progres dalam Funding instrument dan
benefit sharing mechanism untuk mendukung REDD+
Oleh : Radian Bagiyono, M.Sc.F
09.10 – 09.20 5. Progres dalam Safeguard Information System untuk mendukung REDD+
Oleh : Novia Widyaningtyas M.Sc
09.20 – 10.00 Diskusi10.00 – 10.15 Coffee break10.15 – 11.00 Topik 2: Identifikasi opsi metodologi
penilaian sendiri (self assessment) kesiapan REDD+ Indonesia
Moderator : PM
11.00 – 12.00 Topik 3: Pembahasan atribut dan variable penilaian
Moderator : PM
12.00 – 13.00 Ishoma13.00 – 14.00 Topik 4: Kesiapan REDD+ Indonesia: Pembelajaran dari Lapangan
(Moderator : Iwan Wibisono)13.00 – 13.15 7. Pembelajaran dalam proses konsultasi,
partisipasi masyarakat, dan REDD+ outreach di Kabupaten Kutai Barat
Oleh :Arif Data Kusuma (WWF)
13.15 – 13.30 8. Pembelajaran dari pelaksanaan REDD+ di tingkat Desa di Kalimantan Barat
Oleh :FFI – IP
13.30 – 13.45 9. Pembelajaran dalam pelaksanaan REDD+ di Tingkat Kabupaten di Kabupaten Berau
Oleh : TNC
13.45 – 14.00 10. Pembelajaran dalam pelaksanaan pengukuran dan pelaporan emisi GRK dari hutan berbasis partisipasi masyarakat
Oleh : GIZ Forclime
14.00 – 14.30 Diskusi : Apa yang bisa diambil dari pengalaman lapangan dalam memperkuat metode self-assessment kesiapan REDD+?
14.30 – 14.45 Coffee break14.45 – 16.00 FGD self assessment
Group 1 (Fasilitator : Aziz Khan; Raporteur: Ellyn K.D) : Strategi nasional REDD+, kebijakan, peraturan dan tata kelola (governance)
Group 2 (Fasilitator : Arief Darmawan; Rapporteur: Gamma N. Sularso) : FREL, NFMS dan MRV
Group 3 (Fasilitator : M. Zahrul Muttaqien; Rapporteur: Indartik) : Funding instrument dan benefit sharing mechanism
Group 4 (Fasilitator : M. Farid; Rapporteur: PM) : Safeguard Information System
16.00 – 16.30 Pemaparan Hasil Group Moderator : PM16.30.- 17.00 Wrap up dan penutupan Dr. Bambang
Suprianto/Dr. Niken Sakuntaladewi
Poin penting Workshop
1. Pendahuluan
Workshop ini memiliki 3 tujuan utama, yaitu:d. Update progress kesiapan REDD+ di Indonesia sampai dengan 2016e. Tersedianya opsi-opsi metodologi penilaian kesiapan relatif REDD+ di Indonesiaf. Draft hasil penilaian sendiri (self assessment) atas kesiapan implementasi REDD+ di
Indonesia.
2. Paparan
Beberapa poin penting dari paparan narasumber tentang perkembangan REDD+ Indonesia adalah sebagai berikut:
3. Hasil
a. Progress REDD+ di Indonesia Strategi REDD+ nasional, kebijakan dan tata kelola:- Indonesia berada pada fase antara fase 2 dan fase 3 (implementasi)- Koordinasi dan kelembagaan pada entitas nasional dilakukan oleh Ditjen
PPI KLHK.- Strategi nasional sudah disusun dan dilaksanakan, dokumen Stranas
sedang direview FREL, NFMS, dan MRV- Desain MRV M dan R dilakukan oleh entitas sub nasional, sedangkan V
dilakukan oleh DGPPI KLHK atau pihak ketiga.- Untuk REDD+:- Mengikuti prosedur MRV Nasional sebagai pendekatan dalam
rangkaian pelaksanaan MRV REDD+- Membangun kesepakatan mekanisme MRV REDD+, disesuaikan
kondisi dan permasalahan yang dihadapi - Untuk fase implementasi terkait FREL, NFMS, dan MRV, saat ini beberapa
hal sedang dalam proses:- Pedoman penyusunan FREL Sub-Nasional- Pedoman MRV REDD+ (National Approach and Sub-National
Implementation)- Pedoman penggunaan data dan informasi untuk sub-nasional
Funding instrument dan benefit sharing mechanism- Untuk mendukung pendanaan REDD+ saat ini sedang disusun rancangan
Perpres Pendanaan Lingkungan Hidup, yang meliputi:1. Pengelolaan Pendanaan LH, termasuk dana PPI (REDD+), yang
mengatur al:• Penghimpunan pendanaan• Pemupukan penggunaan • Penyaluran dana
2. Pengelola dana LH dengan pola keuangan BLU• Badan Pengelola Dana LH: - Komite Pengarah- Dewan Pengawas
• Bank Custodian sebagai trustee- Sementara untuk mekanisme benefit sharing, di Indonesia telah banyak
penyelenggaraan pilot/DA REDD+, yang memegang peranan penting sebagai proses pembelajaran & transfer of knowledge, bahan masukan kebijakan, perangkat/standard nasional, serta sebagai persiapan result-based actions di level sub nasional (Provinsi/ Kabupaten/ Tapak) dalam proses transisi menuju ke REDD+ full implementation. Pembelajaran itu antara lain dari: UNREDD, GIZ Forclime Financial Modula, IAFCP-KFCP, Berau Forest Carbon Programme, FFI.
- Perlu juga meningkatkan keterlibatan non-party stakeholders, termasuk pihak swasta.
Safguards Information System- Telah tersedia SIS REDD+ di Indonesia yang mencakup 7 Principles, 17
Criteria, and 32 Indicators. Sejalan dengan itu telah terbangun juga Assessment Tools untuk indikator-indikator tersebut.- Pengaturan kelembagaan dan arus informasi SIS REDD+ telah disiapkan. - SIS-REDD+ berbasis web di Indonesia telah dibangun, telah diujicoba
operasionalnya di tingkat nasional dan provinsi (Jambi dan Kalimantan Timur)- Kasus di Kalimantan Timur: terdapat pengembangan Provincial Safeguards,
perlu koordinasi dan sinergi antara REDD+ Safeguards yang ada (SIS, PRISAI, REDD+ SES); sedang dilakukan proses multi-stakeholder; REDD+ SES dikonsultasikan di 3 kabupaten (Berau, Paser, and Kutai Kertanegara); assessments dilakukan dan menghasilkan inputs bagi SIS di tingkat nasional.- Summary of Information sedang disiapkan untuk disubmit melalui 3rd
National Communication.- Penguatan REDD+ safeguards dan operasionalisasi SIS: Sarolangun (w/ MHA+
other stakeholders), South Sumatera ; kolaborasi dengan pengembangan SESA-ESMF.
b. Opsi metodologiAda 2 opsi metodologi yang dapat dipilih, yaitu: mengikuti panduan FCPF, atau membuat metodologi sendiri. Berdasarkan diskusi dan pembelajaran dari beberapa negara, maka kita sepakat untuk melakukan penilaian mandiri menggunakan panduan FCPF dengan beberapa penyesuaian pada diagnostic questions sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia.Penyesuaian akan dilakukan pada FGD di masing-masing kelompok.
c. Hasil penilaian mandiri
Readiness Organization and ConsultationSubcomponent 1a: National REDD+ Management Arrangements
Criteria Diagnostic question VerifierAccountability and transparency
- How are national REDD+ institutions and management arrangements demonstrating they are operating in an open, accountable and transparent manner?
- Institusi, DG PPI - Mechanism/tupoksi - Ada web/Open approved - Planning and monev
evaluation
Operating mandate and budget
- How is it shown that national REDD+ institutions operate under clear mutually supportive mandates with adequate, predictable and sustainable budgets?
- Annual budged plan- Resource availability- Operating mandat
Multi-sector coordination mechanisms and cross-sector collaboration
- How are national REDD+ institutions and management arrangements ensuring REDD+ activities are coordinated, integrated into and influencing the broader national or sector policy frameworks (e.g., agriculture, environment, natural resources management, infrastructure development and land-use planning)?
- Multisector organization body (forum, task force)
- Multisector coordination mechanism
- Integrated cross sector program regarding regulation
Technical supervision capacity
- How effectively and efficiently are national REDD+ institutions and management arrangements leading and supervising multi-sector readiness activities, including the regular supervision of technical preparations?
- Sufficient Human Resource expertise/ competence availability
- With full mandate for take lead of supervision
- Supervising mechanism- Technical supervision
related work Funds management capacity
- How are institutions and arrangements demonstrating effective, efficient and transparent fiscal management, including coordination with other development partner-funded activities?
- Fund/finance devision responsible and capable to do fund management
- Fund management /mechanism/coordination involving to other entities
- Audited fund management
achievement/resultFeedback and grievance redress mechanism
- What evidence is there to demonstrate the mechanism is operating at the national, subnational and local levels, is transparent, impartial, has a clearly defined mandate, and adequate expertise and resources?
- Relevan institution exsist (tersedia lembaga pengaduan )
- Tools mechanism for feedback and grievance redress
- What evidence is there that potentially impacted communities are aware of, have access to, and the mechanism is responsive to feedback and grievances?
- Relevant evidence feedback and grievance redress
Reference Emissions Level/Reference LevelsCriteria Diagnostic question Verifier Result Demonstration of methodology
Is the preliminary sub-national or national forest REL or RL presented (as part of the R-Package) using a clearly documented methodology, based on a step-wise approach, as appropriate?
Significant progress. FREL has been under technical assessment by UNFCCC and almost completed with no significant correction.
GREEN
Are plans for additional steps and data needs provided, and is the relationship between the sub-national and the evolving national reference level demonstrated (as appropriate)?
Yes there is additional steps and data has been provided. But the relationship between the sub-national and national RL is not yet develop to fulfill the need.
YELLOW
Use of historical data, and adjusted for national circumstances
- How does the establishment of the REL/RL take into account historical data, and if adjusted for national circumstance, what is the rationale and supportive data that demonstrate that
Yes, the FREL is credible and defendable (through TA FREL by UNFCCC)
GREEN
proposed adjustments are credible and defendable?
- Is sufficient data and documentation provided in a transparent fashion to allow for the reconstruction or independent cross-checking of the REL/RL?
The data and documentation of deforestation and forest degradation has been completed but data and information of forest and peat fire still under development.
YELLOW
Technical feasibility of the methodological approach, and consistency with UNFCCC/IPCC guidance and guidelines
- Is the REL/RL (presented as part of the R-Package) based on transparent, complete and accurate information, consistent with UNFCCC guidance and the most recent IPCC guidance and guidelines, and allowing for technical assessment of the data sets, approaches, methods, models (if applicable) and assumptions used in the construction of the REL/RL?
Yes. The development of FREL using IPCC 2006 Guidelines. FREL Indonesia already undergone TA FREL by UNFCCC
GREEN
Monitoring Systems for Forests, and SafeguardsSubcomponent: National Forest Monitoring System
Criteria Diagnostic question Verifier Result Documentation of monitoring approach
Is there clear rationale or analytic evidence supporting the selection of the used or proposed methodology (combination of remote sensing and ground-based forest carbon inventory approaches, systems resolution, coverage, accuracy, inclusions of
Activity data need to be improved (adjusted interpretation from manual into semi-automatic)
Emission factor database still under development
Not all carbon pools has been counted, only AGB and soils
ORANGE
carbon pools and gases) and improvement over time?
(BGB, necromass and organic matter from litter and dead wood)
Has the system been technically reviewed and nationally approved, and is it consistent with national and international existing and emerging guidance?
Yes for nationally approved, but NFMS has not been yet to technically reviewed. There is no updated international technical guidance for developing NFMS, but Indonesia follows country standard (e.g. SNI)
ORANGE
- Are potential sources of uncertainties identified to the extent possible?
Yes, further development needed
YELLOW
Demonstration of early system implementation
- What evidence is there that the system has the capacity to monitor the specific REDD+ activities prioritized in the country’s REDD+ strategy?
Land Cover Data is produced annually, it can detect lost of forest (deforestation), but there needs improvement to detect forest regrowth and degradation
YELLOW
- How does the system identify and assess displacement of emissions (leakage), and what are the early results (if any)?
The system is not yet fit to assess the displacement of emission (leakage)
RED
- How are key stakeholders involved (participating/consulted) in the development and/or early implementation of the system, including data collection and any potential verification of its results?
The system is still an internal mechanism in the KLHK
RED
- What evidence is there that the system allows for comparison of changes in forest area and carbon content (and associated GHG emissions) relative to the baseline estimates used for the REL/RL?
The system capable for comparison, yet we haven’t provided any evidence on forest change relative to the baseline.
ORANGE
Institutional arrangements and capacities
- Are mandates to perform tasks related to forest monitoring clearly defined (e.g., satellite data processing, forest inventory, information sharing)?
Yes, mandates are provided GREEN
- What evidence is there that a transparent means of publicly sharing forest and emissions data are presented and are in at least an early operational stage?
Websites are provide for sharing forest area, but emissions data is not provided yet
YELLOW
- Have associated resource needs been identified and estimated (e.g., required capacities, training, hardware/software, and budget)?
Associated resource needs been identified and estimated, but an updated budget plan is not provided yet.
ORANGE
Funding instrument and benefit sharing mechanism
Komponen dalam Readiness Package : (1) Readines organization and consultation; (2) REDD+ strategy preparation; (3) REL/RL; (4) Monitoring system and safeguard
Funding management capacity (1.a.5) dan Benefit sharing mechanism (2.c.21) merupakan hal yang penting namun masih merupakan criteria.
Kesepakatan kelompok, kedua isu masuk menjadi sub komponen di komponen 2 :2e. Funding instrument and benefit sharing mechanism
Perlu menyusun Criteria untuk sub komponen 2e :1. Fund management capacity2. Availability of Fund3. Benefit sharing mechanism
Verifier :1. Fund management capacity :
a. Lembaga/organizationTidak ada gagasan membuat lembagaRedAda gagasan lembaga YellowSudah ada lembaga Green
b. PersonnelTidak ada personel Red
Y
Sudah ditunjuk personel YellowSudah ada personel green
c. Job descriptionTidak ada draft RedSudah ada draft yellowSudah diregulasikan green
2. Availability of Funda. Committed fund for REDD+
Tidak ada janji merahAda janji yellowJanji terealisasi hijau
3. Benefit sharinga. Transparant and equitable existing mechanism
No mechanism RedMechanism need improvement YellowImplemented mechanism Green
Kriteria yg masuk ke dalam safeguard
Kriteria verifier result
Demonstration of early system implementation
1.-
2. how does the system identify and asses displacement of emissions (leakage), and what are the early result (if any?)
Identifikasipotensi leakage spt Illegal logging>dlm lap tertulisdantdktertulis/ formal dan non-formal
Yellow : good progress
Adanyarencanamitigasi leakage.
Sdhdilakukandlmbentuk project-project.
Catatan, pdskala sub nasionalperludilihatdokumen-dokumenterkaitmis : RPJMD, SRAP
3.how are key stakeholders involved (participating/consulted) in the development and/or early implementation of the system, including data
multi pihakterlibatdalampenyusunanrencanaantisipasi leakage
Green : significant progress
Telahmilbatkan DDPIKaltim
Kaltim :adatim MRV yang dapatidentifikasiperubahantuplah (apakahbenarmerekamemperhatikan leakage?)
Y
Y
colletion and any potencial verification of its results?
Identification of relevant non-carbon aspect, and soc and env issues
How have relevant non-carbon aspect, and soc and env safeguard issues of REDD+ preparations been identified? Are thet any capacity building recommendations associated with these
Keterkaitanisu-isupersiapansosialdanlingkungan non karbondengan REDD+ sdhteridentifikasi
Green : significant progress
Sudahteridentifiaksidenganbaik. Peraturan-peraturansudahada: KHLS, HCVF
Sub component: 2d. soc and env impacts
criteria Diagnostic question verifier result
Analysis of social and environmental safeguard issues
What evidence is there that applicable sesa issues relevant to the countrycontext have been fully identified/analyzed via relevant studies or diagnostic and in consultation process
Assessment thdp safeguard sudahdibangunsecaramultipihak
Yellow :Good progress
DKN (representasimultipihak)
Sdhada consultation process yang melibatkan multi pihaknasdan sub nasdalambentuklaporan.
Sesadanesmfoleh DKN blmsempurna (WB tdk satisfied)
Redd+ strategy desigb with respect to impact
How were sesa result and identification of soc and env impacts (both postitive and negative) used for prioritizing and designing redd+ strategiy options
Hasilsesatelahdipakaidalamprioritisasidandisainpilihan-pilihanstrategiredd+
Yellow: Good progress
PenyusunanStrateginas red+ dansesadilakukandalamwaktu yang bersamaansehinggamungkinpembelajarandarisesablmdiakomodirdalamstranas
Catt apakah proses revisistranasygsedangberlangsungmenggunakan input daripenyusunansesa
Environmental and soc management framework
What evidence is there that the esmf is in place and managing environmental and social risk/potential impacts related to REDD+ activities
Esmfsudahberfungsidalammengelolaresikososialdanlingkungan
Orange :further progress required
Conceptual framework untuk ESMF belumterbentuk
Kedua isu ini bisa menjadi nilai tambah bagi Indonesia, namun perkembangan keduanya belum terlalu pesat, sehingga bisa menjadi komponen atau minimal sub komponen.
Sebaiknya masuk sub komponen, karena kalau masuk komponen terlalu besar, namun banyak uji coba terkait isu ini yang telah dilakukan, seperti FFI dan inisiatif lainnya sehingga bisa dimasukkan ke sub komponen.