laporan kebisingan

15
Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jumat, 27 Maret 2015 Kualitas Udara Waktu : 07.00-11.00 Dosen : Dr.Ir. Sobri Effendy, MS Dimas Ardi Prasetya, ST PENGUKURAN KEBISINGAN MENGGUNAKAN ALAT SOUND LEVEL METER Disusun oleh : Anisa Ayu Wardini J3M113042 Wawan Ahmad Nawawi J3M113051 Mayang Widyanti J3M113054 Regi Riansyah J3M113055 Annisa Nur Wardani J3M113059 TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

Upload: annisa-nur-wardani

Post on 12-Nov-2015

171 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Kebisingan

TRANSCRIPT

  • Laporan Praktikum Hari, tanggal : Jumat, 27 Maret 2015

    Kualitas Udara Waktu : 07.00-11.00

    Dosen : Dr.Ir. Sobri Effendy, MS

    Dimas Ardi Prasetya, ST

    PENGUKURAN KEBISINGAN MENGGUNAKAN ALAT SOUND LEVEL

    METER

    Disusun oleh :

    Anisa Ayu Wardini J3M113042

    Wawan Ahmad Nawawi J3M113051

    Mayang Widyanti J3M113054

    Regi Riansyah J3M113055

    Annisa Nur Wardani J3M113059

    TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2015

  • PENDAHULUAN

    Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau

    kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium

    yang berupa zat cair, padat, dan gas. Berdasarkan segi kualitas, bunyi dibedakan

    menjadi dua yaitu frekuensi yang dinyatakan dalam jumlah getaran per detik

    (hertz) yaitu jumlah getaran dalam satu detik yang sampai ke telinga dan

    intensitas atau arus energi yang dinyatakan dalam desibel (DB) yaitu

    perbandingan antara kekuatan dasar bunyi dengan frekuensi yang dapat diterima

    oleh telinga normal (Sumamur, 1995).

    Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup No.Kep.Men-

    48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu

    usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

    gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan, termasuk ternak,

    satwa, dan sistem alam. Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas bunyi yaitu

    frekuensi dan intensitas. Sifat dari kebisingan antara lain kadarnya berbeda,

    apabila jumlah tingkat bising bertambah maka gangguan akan bertambah pula,

    dan bising perlu dikendalikan karena sifatnya mengganggu (Goembira, Fadjar,

    Vera S Bachtiar, 2003).

    Getaran sumber suara mengganggu keseimbangan molekul udara

    sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini

    menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium

    udara menurut pola ramnatan longitudinal. Rambatan gelombang di udara ini

    dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu

    sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

    Kualitas udara bukan hanya dilihat dari komposisi kimia saja. Udara juga

    berfungsi untuk merambatkan bunyi. Apabila sumber bunyi bertambah atau

    meningkat levelnya maka akan mengganggu pendengaran dan menurunkan

    kualitas udara sehingga ukuran lain dari kualitas udara adalah tingkat kebisingan.

    Kebisingan merupakan polusi suara yang timbul dari bunyi yang tidak diharapkan

    sehingga mengganggu lingkungan. Polusi kebisingan memberi efek psikologi dan

    kesehatan bagi orang-orang yang terpapar secara terus-menerus. Oleh karena itu,

    pengukuran tingkat kebisingan di suatu tempat perlu dilakukan secara rutin.

  • TUJUAN

    Praktikum Kebisingan bertujuan untuk mengukur dan mengetahui nilai

    kebisingan di suatu lokasi (Pintu 2 Kampus Cilibende Diploma IPB).

    ALAT DAN BAHAN

    Alat yang digunakan pada praktikum kebisingan adalah Sound Level

    Meter, Stopwatch, alat tulis dan kalkulator. Bahan yang digunakan adalah sumber

    suara (kegiatan perkantoran).

    Gambar 1. Alat Sound Level Meter

    METODE KERJA

    Alat yang akan digunakan disiapkan. Pengambilan data dilakukan

    menggunakan alat Sound Level Meter. Ketinggian microphone Sound Level Meter

    adalah 1,2 m dari permukaan tanah. Pengambilan data dilakukan selama 24 jam

    pada pukul 09.00 WIB, 12.00 WIB, 15.00 WIB, 19.00 WIB, 22.00 WIB, dan

    03.00 WIB. Pengukuran dilakukan selama 10 menit pada setiap jam yang telah

    dilakukan dengan interval 5 detik, sehinga diperoleh 120 data. Data yang

    diperoleh dicatat dan dihitung untuk memperoleh nilai kebisingan siang malam

    menggunakan rumus :

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    LS = 10 Log 1/16 (T1 x 100.1L1

    + T2 x 100.1L2

    + T3 x 100.1L3

    + T4 x 100.1L4

    )

    LM = 10 Log 1/8 (T5 x 100.1L5

    + T6 x 100.1L6

    )

  • Keterangan :

    - LTM5 = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik

    - LS = Leq selama siang hari

    - LM = Leq selama malam hari

    - LSM = Leq selama siang dan malam hari

    -Leq : Equivalent Continuous Noise Level atau Tingkat Kebisingan Sinambung Setara

    yaitu nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah (fluktuatif) selama

    waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan dari kebisingan ajeg (steady) pada

    selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB (A).

    - L1 diambil pada jam 09.00

    - L2 diambil pada jam 12.00

    - L3 diambil pada jam 15.00

    - L4 diambil pada jam 19.00

    - L5 diambil pada jam 22.00

    - L6 diambil pada jam 03.00

  • HASIL PENGUKURAN

    Tabel 1. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 09.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    50,3 60,1 53,5 50,1 51,7 51 60,9 57 60,3 56,5

    55,7 52,4 57,8 51 57,2 53,9 56,7 61,1 54,1 50,8

    58,4 53 48,4 49,2 49,5 49,9 55,5 57,4 75,2 59,7

    50,7 49,9 59,8 54,9 53,7 58,7 67,1 63 60,6 57,5

    55,7 51,3 52,8 57,8 55,3 64,2 56,3 58,2 59,2 54,8

    51,7 47,7 50,3 48,1 51,6 47,7 47,5 55,6 51,4 58,4

    49,9 54 56,1 54,9 61,8 53,7 50 57,9 54,8 54,8

    52,8 50 54,3 51,2 52,3 59,9 60 54,8 55 53

    54,3 53 53,1 54 55,1 60,6 56,4 63 56,4 56,6

    57 58,3 55,5 56,1 54,2 57,7 51,3 56 54,5 55,3

    58 57,1 54,9 55,7 55,1 54,4 54,3 59,8 58,1 56

    58 58 56,7 59 51,9 50,6 54,5 58,4 55,1 54,6

    Nilai Max : 75,2 dB (A)

    Nilai Min : 47,5 dB (A)

    Range : max min = 75,2 47,5 = 22,7 dB (A)

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 22,7/ 7,9 = 3.5

    Tabel 2. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 09.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1 47,5 - 55,4 51,5 64

    2 55,5 - 63,4 59,5 53

    3 63,5 - 71,4 67,5 3

    4 71,5 - 79,4 75,5 1

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (64 100,1.51,5 + 53 100,1.59,5 + 2 100,1.67,5 +

    1 100,1.75,5)

    = 59,34 dB (A)

  • Tabel 3. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 12.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    59,6 55,7 54,5 56,4 52,1 51 49,1 47,8 47,1 47,2

    53,1 48,6 45,9 48,3 48,7 46,4 47,9 53,7 47,8 47,5

    48,2 46,7 48,2 49,6 64,6 54,6 61,5 52,1 61,7 50,8

    53,6 50,2 49,2 53,1 51,6 54,4 56,6 54 49 50,1

    48,8 51,5 50,6 51,8 49,4 48,5 50,4 51,5 50,4 52,2

    57,7 51,4 53,5 61,4 54 55,7 56,3 63 58,8 58,5

    54 52,7 64 52,4 54,3 52 48,9 59,6 50,3 50,5

    54 48,8 48,3 52,3 52 56,9 60,4 61,2 79,7 66,7

    57,5 60,8 63,2 69 57,2 57,4 61,5 54,4 47,9 49,5

    51 47,7 50 59,9 50,8 48,9 48 48,9 48,2 52,8

    60,4 55,1 50,7 52,4 54,1 53,3 58 56,3 53,6 49,6

    47,6 50,4 52,4 56 60,4 49,8 55,9 51 48 50,5

    Nilai Max : 79,7 dB (A)

    Nilai Min : 45,9 dB (A)

    Range : max min = 79,7 45,9 = 33,8

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 33,8/ 7,9 = 4,3

    Tabel 4. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 12.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1. 45,9 - 53,8 49,9 74

    2. 53,9 - 61,8 57,9 39

    3. 61,9 - 69,8 65,9 6

    4. 69,9 - 77,8 73,9 -

    5. 77,9 - 85,8 81,9 1

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (74 100,1.49,9 + 39 100,1.57,9 + 6 100,1.65,9 +

    1 100,1.81,9)

    = 62,42 dB (A)

  • Tabel 5. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 15.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    57,6 65,5 65,1 59,4 57,4 54,4 57,8 55,7 54,9 54,5

    68,4 59,6 55,8 51,9 52,2 54,9 53,3 53,3 55,3 61,1

    54,9 60,2 66,2 58,3 55,7 61,7 57,1 61,2 56,4 59,8

    63,7 71,2 66,8 66,9 66,7 63,7 60,1 60,2 58,6 51,7

    63 52,4 51,7 55,5 58,6 52,6 53,5 61,2 55,6 58,5

    52,6 62,5 52,4 53,1 58,9 60,7 65,6 56,9 59,6 55,3

    52,6 58,6 65,5 57,6 61,3 59,3 57,2 66,2 55,3 55,4

    54,9 56,1 53,4 55,7 58,3 57,8 56,7 51,3 52,2 52,6

    57,8 54,9 66,7 58,2 54,7 59,9 56,1 54,2 53,3 55,3

    59,7 57,4 58,8 53 51,6 52,3 52,8 57,6 57,5 58,2

    66,6 61,3 57,4 56,2 66,2 68,2 61 57,1 51,1 54,2

    63,8 56,4 55,2 55,6 58,4 54 60,9 60,4 59,5 74,3

    Nilai Max : 74,3 dB (A)

    Nilai Min : 51,1 dB (A)

    Range : max min = 74,3 51,1 = 23,2

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 29,2/ 7,9 = 2,9

    Tabel 6. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 15.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1. 51,1 59 55,1 77

    2. 59,1- 67 63,1 39

    3. 67,1 75 60,1 4

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (77 100,1.55,1 + 39 100,1.63,1 + 4 100,1.60,1)

    = 59,57 dB (A)

  • Tabel 7. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 19.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    59,9 51,3 54,5 56,5 61,0 58,0 60,8 53,9 54,9 64,2

    69,7 56,3 52,2 58,1 55,0 56,3 56,5 56,6 56,0 57,1

    56,1 65,5 59,9 56,9 55,5 55,9 53,2 56,3 55,7 52,1

    55,1 54,0 51,1 52,1 55,0 53,5 56,9 54,9 53,9 56,2

    75,4 63,8 56,1 54,2 52,6 51,6 34,6 55,9 58,5 55,5

    53,0 62,4 56,3 59,0 56,3 57,0 57,3 55,0 56,2 52,0

    53,6 55,7 55,6 52,8 55,4 52,5 58,3 54,5 58,1 55,0

    53,5 51,5 53,2 52,5 51,0 52,2 63,4 54,5 55,2 55,0

    58,7 49,9 53,0 50,7 47,1 51,4 59,9 53,9 52,5 56,3

    58,2 56,0 54,8 68,8 55,5 56,2 54,7 58,3 48,9 53,9

    49,3 47,9 47,8 48,1 51,3 60,3 59,9 52,5 50,9 47,2

    44,5 45,1 48,5 45,3 45,8 46,6 46,3 48,5 49,9 49,1

    Nilai Max : 73,4

    Nilai Min : 34,5

    Range : max min = 73,4 34,5 = 38,9

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 38,9/ 7,9 = 4,924

    Tabel 8. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 19.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1. 34,5-42,4 37,5 1

    2. 42,5-50,4 46,5 18

    3. 50,5-58,4 54,5 83

    4. 58,5-66,4 62,3 15

    5. 66,5-74,4 70,45 3

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (1 100,1.37,5 + 18 100,1.46,5 + 83 100,1.54,5 +

    15 100,1.63,3 + 3 100,1.70,45 )

    = 58,40 dB (A)

  • Tabel 9. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 22.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    44,3 52,1 48,2 43,2 48,1 50,1 46,5 51,7 44,8 42,7

    45 52,8 52,5 41,3 48,3 54,2 43,6 44,4 43,4 46,5

    45,5 67,2 47,4 42,7 45,9 51,6 42,1 41 41,5 45,6

    45,3 64,4 48,8 41 48,9 44,6 42,4 40,6 45,6 52,1

    42,3 55,8 50,5 49,6 50,8 50,6 48,1 42,7 50,5 50,8

    40,8 60,7 53,7 54,5 56,3 47,4 51,9 44,3 46,2 49,8

    42,5 51,1 51,4 55,1 64,4 40,6 50 42,6 48,1 44,2

    49,4 50,2 44,1 63,3 66,3 43,3 47,6 41 47,4 42

    53,5 50,9 47,8 70,1 60,2 40,3 44,3 43,5 43 40

    45,8 48,9 45,6 62,3 46,5 42,4 45,3 50,1 41,5 44,2

    44,5 46 47,7 49 47 41,8 53,6 45,2 40,6 48,2

    47,3 47,4 47 56,1 48,5 48,2 43,3 42,6 43,4 47

    Nilai Max : 70,1 dB (A)

    Nilai Min : 40 dB (A)

    Range : max min = 70,1 40 = 30,1

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 29,9/ 7,9 = 3,8

    Tabel 10. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 22.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1. 40- 47,9 44 68

    2. 48- 55,9 52 41

    3. 56 63,9 60 6

    4. 64 71,9 68 5

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (68 100,1.44 + 41 100,1.52 + 6 100,1.60 + 5 100,1.68)

    = 55,81 dB (A)

  • Tabel 11. Data hasil pengukuran kebisingan pukul 03.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    46,6 47,4 47,5 47,6 47,5 48,6 48,3 48,3 48,3 48,4

    46,2 47,3 47,4 47,3 46,7 51,3 48,4 48,8 48,4 48,3

    46,8 47,5 47,6 47,1 46,9 48,4 49,4 48,2 48,5 48,2

    46,9 47,6 47,4 47 46,8 48 51,6 47,8 48,4 48,1

    46,7 47,2 47 47,1 46,7 48 50,4 48,4 48,4 47,4

    47,2 47,1 47,6 47,2 46,6 48,4 48,5 48,3 48,5 48

    46,6 47 47,2 47,1 47,3 48,2 48,4 48,5 48 48,3

    46,4 47,6 47,3 47,5 49 48 48,2 48,6 48,2 48

    47,4 47,5 47,5 46 47 48,3 48,7 47,6 48,5 48,5

    47 47,6 47,4 46,7 48,4 47,7 48,8 47,9 48,1 48,2

    46,8 47,3 47,2 47 48,5 47,8 48,4 48,2 47,8 48,1

    46,8 47,6 47,4 46,7 48,5 47,9 48,5 48 48,1 48,4

    Nilai Max : 51,6 dB (A)

    Nilai Min : 46 dB (A)

    Range : max min = 51,6 46 = 5,6

    Kelas : 1 + 3,3 log n

    : 1 + 3,3 log 120 = 7,9

    Interval kelas : r/k = 5,6/ 7,9 = 0,7088

    Tabel 12. Distribusi frekuensi kebisingan pukul 03.00 WIB di Pintu 2 Diploma IPB

    No Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

    1. 46 53,9 50 120

    LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln

    = 10 Log 1

    120 x (120 100,1.50)

    = 50,00 dB (A)

  • Perhitungan LS

    Dik : T1 = 6 ; T2 = 3 ; T3 = 3 ; T4 = 4

    LS = 10 Log 1/16 (T1 x 100,1L1

    + T2 x 100,1L2

    + T3 x 100,1L3

    + T4 x 100,1L4

    )

    = 10 Log 1

    16 (6 100,1.59,34 + 3 100,1.62,42 + 3 100,1.59,57 +

    3 100,1.58,40)

    = 59,77 dB (A)

    Perhitungan LM

    Dik : T5 = 3 ; T6 = 5

    LM = 10 Log 1/8 (T5 x 100,1L5

    + T6 x 100,1L6

    )

    = 10 Log 1

    8 (3 100,1.55,81 + 5 100,1.50)

    = 53,13 dB (A)

    Perhitungan LSM

    LSM = 10 Log 1/24 (16 x 100,1LS

    + 8 x 100,1(LM+5)

    )

    = 10 Log 1

    24 (16 x 10

    0,1.59,77 + 8 x 10

    0,1.(53,13+5))

    = 59,29 dB (A)

    PEMBAHASAN

    Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan cara sederhana dengan

    sebuah sound level meter biasa. Tingkat tekanan bunyi dB (A) diukur selama 10

    (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima)

    detik. Prinsip kerja SLM didasarkan pada getaran yang terjadi. Apabila terdapat

    sebuah objek atau benda yang bergetar, akan menyebabkan terjadinya perubahan

    tekanan udara yang akan ditangkap oleh sistem peralatan, kemudian selanjutnya

    jarum analog akan menunjukkan angka jumlah tingkat kebisingan

    Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam

    satuan Desibel disingkat dB. Desibel (dBA) merupakan suatu angka logaritma

    dari perbandingan antara dua fisis sama yang menyatakan ambang dengar suara.

    Satuan dBA untuk tekanan suara yang disebut tingkat tekanan suara (sound

    pressure level = SPL) adalah logaritma perbandingan antara tekanan suara pada

    posisi tertentu dari sumber dibandingkan dengan tekanan suara ambang suara

    dengar manusia (tekanan ambang manusia adalah pref = 2 x 10-5

    N/m2) (BJ Smith,

  • 1996). Desibel adalah satu per sepuluh bel, sebuah satuan yang dinamakan untuk

    menghormati Alexander Graham Bell. Satuan bel terlalu besar untuk digunakan

    dalam sebagian besar keperluan sehingga digunakan satuan desibel yang disingkat

    dB.

    Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu

    manusia. Tingkat kebisingan siang lebih besar dibandingkan tingkat kebisingan

    malam, hal ini dibuktikan dengan nilai perhitungan LS sebesar 59,77 dB (A) dan

    sebesar LM 53,13 dB (A). Pada siang hari aktivitas manusia sangat banyak dan

    ramai serta adanya lalu lalang kendaraan sedangkan malam hari aktivitas manusia

    sedang istirahat sehingga tidak menimbulkan kebisangan. Berdasarkan praktikum

    pengukuran tingkat kebisingan pada lingkungan kantor didapatkan nilai

    kebisingan siang malam (LSM) sebesar 59,29 dB (A). Berdasarkan SK Menteri

    Negara Lingkungan Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, nilai tersebut

    masih di bawah baku mutu untuk kawasan perkantoran. Baku mutu kawasan

    perkantoran sebesar 65 dB (A). Akan tetapi, berdasarkan skala kualitas

    lingkungan tingkat kebisingan untuk perkantoran termasuk skala kualitas buruk

    karena dalam range 58,1-60,0 dB (A). Hal ini dapat dilihat pada tabel 13.

    Tabel 13. Skala Kualitas Lingkungan Tingkat Kebisingan Untuk Permukiman,

    Perkantoran, Sekolahan.

    No Tingkat Kebisingan (dBA) Skala Kualitas

    1 < 50.0 5 Sangat Baik

    2 50.0 55.0 4 Baik

    3 55.1 58.0 3 Sedang

    4 58.1 60.0 2 Buruk

    5 > 60.0 1 Sangat Buruk

    Sumber: Fandeli (2007)

    Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang

    diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga

    tidakmenimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

    Berdasarkan baku mutu, kawasan tersebut masih nyaman untuk kegiatan

    perkantoran. Kebisingan di sekitar kawasan tersebut tidak akan mengganggu

    aktivitas yang ada di perkantoran dan tidak akan berdampak pada kesehatan

  • secara signifikan. Nilai pengukuran yang dilakukan termasuk pada skala kualitas

    lingkungan yang buruk dapat terjadi karena pengukuran yang dilakukan bukan

    pada ruangan perkantoran namun pada pintu gerbang perkantoran di mana

    kendaraan keluar masuk gedung. Oleh karena itu, dapat mempengaruhi

    perhitungan. Gedung perkantoran tersebut juga cukup jauh dengan pintu gerbang

    sehingga banyak medium untuk menghalangi perambatan bunyi.

    Berdasarkan pengukuran di kawasan perkantoran, tingkat kebisingan siang

    (LS) didapat sebesar 59,77 dB (A). Nilai tersebut dapat dibandingkan dengan SK

    Menteri Kesehatan Nomor 405/Menkes RI/XI/2002 tentang Persyaratan

    Kesehatan Lingkungan Kerja mengenai tingkat kebisingan dan lamanya

    pemaparan yang diizinkan. Tingkat kebisingan yang diizinkan pada pemaparan 8

    jam/hari sebesar 85 dB (A) sehingga perkantoran tersebut masih tergolong

    nyaman karena masih di bawah baku mutu. Timgkat kebisingan siang

    diasumsikan sebagai waktu kerja pada umumnya yaitu selama 8 jam.

    Efek kebisingan pada pendengaran hanya sementara dan pemulihan

    terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi pemaparan secara

    terus-menerus mengakibatkan kerusakan menetap kepada indera-

    indera pendengaran. Dampak kebisingan tergantung kepada besar tingkat

    kebisingan. Kebisingan dengan intensitas tinggi dapat berdampak buruk pada

    kesehatan antara lain gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan

    patologis organis, dan gangguan komunikasi. Gangguan tersebut dijelaskan

    sebagai berikut :

    a. Gangguan fisiologis

    Gangguan fisiologis adalah gangguan yang pertama timbul akibat bising.

    Pemaparan bunyi dapat menimbulkan reaksi fisiologis seperti denyut nadi

    cepat, tekanan darah naik, metabolism terhambat, gangguan tidur dan

    penyempitan pembuluh darah. Reaksi ini terutama terjadi pada awal pemaparan

    terhadap bunyi.

    b. Gangguaan psikologis

    Gangguan fisiologis apabila terjadi terlalu lama dapat menimbulkan gangguan

    psikologis. Kebisingan dapat mempengaruhi stabilitas mental dan reaksi

    psikologis, seperti rasa khawatir, jengkel, takut dan lain-lain.

  • c. Gangguan patologis organis

    Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat

    pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat

    sementara hingga permanen.

    d. Komunikasi

    Kebisingan dapat menganggu pembicaraan dan kebisingan mengganggu kita

    dalam menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain sehingga

    menghampat komunikasi.

    Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib mentaati baku tingkat

    kebisingan yang telah dipersyaratkan, memasang alat pencegahan terjadinya

    kebisingan, dan menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan

    sekurangkurangnya 3 (tiga) bulan sekali kepada Gubernur, Menteri, Instansi yang

    bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan. Nilai pengukuran

    tingkat kebisingan LSM dihitung dan mempunyai nilai toleransi + 3 dB (A).

    Gangguan pendengaran akibat bising (GPAB) adalah penurunan

    pendengaran sensorineural yang pada awalnya tidak disadari karena belum

    mengganggu percakapan sehari-hari. GPAB tidak dapat disembuhkan namun bisa

    dicegah, oleh karena itu tempat kerja yang melebihi bilai ambang batas harus

    menerapkan Program Konservasi Pendengaran / Hearing Conservation Program

    (HCP) yang meliputi pemantauan kebisingan, audiometri tes, pengendalian

    kebisingan, penggunaan alat pelindung diri, training motivasi, dan pemeliharaan

    catatan / record.

    Tindakan lain yang perlu diambil agar kebisingan tidak mengganggu

    kesehatan atau membahayakan yaitu melakukan pengaturan tata letak ruang harus

    sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kebisingan, sumber bising dapat

    dikendalikan dengan cara meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan,

    penanaman pohon, dan membuat bukit buatan.

    Menurut penelitian, tanaman dapat mengurangi atau meredam kebisingan,

    yaitu dengan mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis

    tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk

    tebal dengan daun yang rindang. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan

    sampai 95% (Grey dan Deneke, 1978). Penyimpanan beberapa jenis tanaman di

  • sudut ruangan yang cukup rapat dapat mengurangi kebisingan, khususnya

    kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah selain itu tanaman dapat

    memberikan oksigen yang segar dalam ruangan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai kebisingan

    siang malam (LSM) sebesar 59,29 dB (A), nilai ini masih di bawah baku mutu

    yang telah ditentukan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

    : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan di area perkantoran

    yaitu sebesar 65 dB (A) sehingga kawasan perkantoran ini masih tergolong

    nyaman dan amam bagi kesehatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Fandeli Chapid. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta (ID) :

    Liberty Offset.

    Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar. 2003. Pengendalian Bising. Padang (ID) :

    Universitas Andalas Press.

    Grey GW, Deneke FI. 1978. Urban Forestry. New York (UD) : John Wiley and

    Sons.

    Suma'mur. 1995. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta (ID) :Haji

    Mas Agung.

    Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/1996

    Tentang Baku Tingkat Kebisingan.

    Keputusan Menteri NegaR Kesehatan Nomor 405/Menkes RI/XI/2002 tentang

    Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.