laporan kbs (girder overpass)

26
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL (KBS) GIRDER OVERPASS Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KBS Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedunng Oleh Fadhdhal Azhar 131144007 Syam Audirachman T 131144024 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Upload: syam-at

Post on 20-Sep-2015

85 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tugas Salah Satu Mata Kuliah Di Kampus

TRANSCRIPT

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL (KBS)GIRDER OVERPASS

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KBS Program Studi Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedunng

Oleh

Fadhdhal Azhar 131144007Syam Audirachman T131144024

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan infrastruktur dalam bidang transportasi semakin bertambah seiring meningkatnya masyarakat dalam penggunaan kendaraan bermotor. Produktivitas masyarakat di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh infrastuktur terutama dalam bidang transportasi. Infrastruktur di bidang transportasi yang memadai, maka produktivitas masyarakat di suatu daerah akan meningkat.Akhir-akhir ini, sering terjadi kemacetan di jalan lalu lintas terutama di kota-kota besar dan kota industri. Kemacetan tersebut disebabkan oleh meningkatnya volume kendaraan sehingga dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang lebih memadai pula. Selain itu keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan dalam pembangunan infrastruktur.Dibutuhkannya pembangunan infrastruktur di bidang transportasi yang tidak banyak menggunakan lahan. Oleh karena itu, diperlukanlah pembangunan overpass. Pembangunan overpass setidaknya dapat mengurangi kemacetan yang terjadi, meningkatkan aksesibititas dan kapasitas jaringan jalan dalam melayani lalu lintas kendaraan.

1.2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan overpass? Apa saja bagian-bagian dari overpass? Apa saja jenis-jenis Girder pada overpass? Bagaimana dasar pemilihan konstruksi Girer pada overpass? Apa saja kelebihan dan kekurangan Girder pada overpass di setiap jenisnya? Apa saja contoh dari Girder yang digunakan pada overpass? Apa saja permasalahan yang berkaitan dengan Girder pada overpass ? Bagaiamana solusi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan Girder pada overpass?1.3 Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini: Untuk menambah pengetahuan mengenai overpass. Untuk mengetahui bagian-bagian dari overpass. Untuk mengetahui dasar-dasar pemilihan konstruksi Girder pada overpass. Untuk mengetahui jenis-jenis Girder pada overpass. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing Girder pada overpass. Untuk mengetahui contoh dari Girder yang digunakan pada overpass. Untuk mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada overpass.

1.4 Ruang LingkupRuang lingkup laporan ini mengenai Girder pada overpass.

1.5 Metode Pengumpualan DataDalam pembuatan laporan ini, metode pengumpulan data diperoleh dari situs web di internet yang membahas mengenai Girder pada overpass.

BAB IIDASAR TEORI

2.1 Pengertian OverpassOverpass/jalan layangadalah salah satu bangunan infrastruktur di bidang transportasiyang dibangun tidak sebidang dengan tanah, melayang melewati daerah/kawasan tertentu yang biasanya selalu memiliki permasalahan tertentu. Seperti kemacetanlalu lintas, melalui jalan kereta apiuntuk, dan juga untuk alasan sebagai meningkatkankeselamatan lalu lintasdan efisiensi.

2.2 Bagian-bagian dari overpassOverpass memiliki beberapa bagian yang sama seperti jembatan pada umumnya, yaitu : Pondasi Abutment Pilar Girder Slab Box girder Bangunan pelengkap

2.3 Girder Overpass(Pengertian. Fungsi, Jenis-jenis(Menurut Bahan, Menurut Bentuk))

2.3.1 Apa itu Girder?Girder adalah struktur bagian atas pada jembatan atau fly over yang biasanya berada diantara dua penyangga (pier atau abutment).

2.3.2 Fungsi GirderGirder berfungsi untuk menopang struktur diatasnya yaitu lantai jembatan atau fly over. Balok girder juga berfungsi untuk mendukung balok balok lainnya yang lebih kecil dalam suatu konstruksiDiafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara balok girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masin masing balok girder dalam arah horisontal. Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan balok girder sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan.

2.3.3 Macam macam GirderBanyak sekali macam-macam Girder yang ada di pasaran. Mulai dari berbagai macam bentuk penmpangnya hingga bahan materialnya.

2.3.3.1 Menurut BentuknyaBanyak sekali bentuk penampang balok girder yang digunakan pada konstruksi jembatan atau overpass. Bentuk penampang dapat memberikan dukungan-dukungan tertentu pada suatu konstruksi jembatan atau overpass. Berikut berbagai macam bentuk penampang girder yang sering digunakan. Girder H

Balok/girder yang memiliki bentuk penampang seperti huruf H. Yaitu bentuk penampangnya yang terihat memiliki flens atas dan bawah yang sama ukurannya. Dan memiliki panjang flens yang tidak berbeda jauh dengan ukuran webnya.Girder I

Balok I biasanya terbuat dari baja struktural tetapi juga dapat dibentuk dari aluminium atau bahan lainnya. Di Indonesia balok I ini sering disebut juga dengan PCI Girder untuk balok girder yang dibuat dari material beton, sedangkan untuk balok I baja merupakan girder dari profil baja IWF. Girder T

Balok/girder dengan bentuk penampang T, tidak berbeda jauh bentuknya dengan balok/girder dengan bentuk penampang I. Hanya saja flens bagian bawahnya yang lebih pendek dari flens bagian atasnya.

2.3.3.1 Menurut MaterialnyaBajaBaja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya.Setiap bahan konstruksi memiliki kemampuan dan kekuatan ketika menahan beban external yang diberikan, hal ini disebut sifat mekanis material. Pada baja sifat-sifat mekanis yang dimiliki adalah sebagai berikut:a. kekuatan Baja mempunyai daya tarik, lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360. di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360 N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya tariknya adalah 37 kgf/mm2. karna mengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur. b. Keuletan (Ductility) Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan berhubungan dengan besarnya regangan (strain) yang permanen sebelum baja putus dan terkait erat dengan kemudahan saat dibentuk (sifat dapat dikerjakan). Untuk menguji keuletan dilakukan dengan menggunakan uji tarik.c. KekerasanKekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya external yang dapat menembusnya. Cara yang biasa dilakukan dalam pengujianya adalah dengan menggunakan uji Brinnel, Rockwell, dan Ultrasonic.d. Ketangguhan (Thougness) Ketangguhan adalah hubungan antara energi yang diserap oleh baja hingga baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang mampu diserap oleh baja maka semakin rapuh dan semakin kecil ketangguhanya. Cara pengujianya adalah dengan memberikan pukulan mendadak (impact/pukul tarik).

BetonBeton sendiri adalah merupakan campuran yang homogen antara semen, air, aggregat dan zat admixture sebagai bahan tambahan. Agregat yang digunakan terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (Krikil). Karakteristik beton adalah mempunyai kuat tekan tekan yang namun memiliki kuat tarik yang rendah. Untuk mendisain beton dengan kekuatan tertentu diperlukan kombinasi semua komponen material yang sesuai dan dihitung menggunakan standar mix design yang berlaku.Saat ini beton masih menjadi pilihan utama sebagai bahan konstruksi, hal ini dikarenakan material yang dibutuhkan untuk membuat beton sangat mudah didapatkan. Faktor lain yang menjadikan beton sebagai bahan konstruksi adalah karena beton sangat mudah dibentuk menjadi beragam bentuk sesuai dengan desain dan kebutuhan yang diinginkan.Sifat-sifat penting dari beton adalah kakuatan karakteristik, kekuatan tekan, tegangan dan regangan, susut dan rangkak, reaksi terhadap temperatur, keawetan dan kekedapan terhadap air . Dari semua sifat tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton, karena merupakan gambaran dari mutu beton yang ada kaitannya dengan strukturt beton. Berbagai test uji kekuatan dilakukan pada beton keras ini antara lain, Uji kekuatan tekan (compression test), Uji kekuatan tarik belah (spillting tensile test), Uji kekuatan lentur,Uji lekatan antara beton dan tulangan, Uji Modulus Elastisitas dan lain sebagainya.Penggunaan material beton sebagai bahan konstruksi tentu harus memperhatikan banyak hal. Sebagai bahan konstruksi beton memiliki berbagai keunggulan dan kekurangan dibanding dengan material lainya, berikut adalah keunggulan beton: Dapat dibentuk sesuai keinginan dan kebutuhan konstruksi. Mampu menahan beban tekan yang tinggi. Tahan terhadap temperatur yang tinggi. Tidak banyak membutuhkan perawatan (biyaya perawatan rendah).Kekurangan beton: Bentuk yang telah dibentuk tidak bisa dirubah kebentuk lain. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian dan pengawasan yang ketat. Memiliki berat sendiri yang besar. Memiliki daya pantul suara yang tinggi. Diperlukan cetakan (bkisting) untuk membentuk beton. Tidak memiliki kekuatan tarik.Setelah dicampur beton segera mengeras dan beton yang mengeras sebelum pengecoran, tidak bisa didaur ulang.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pemilihan GirderPemilihan balaok/girder yang tepat dalam suatu konstruksi sangat penting. Terutama untuk mengoptimalkan hasil kosntruksi yang akan dilakukan.Pemilihan material yang digunakan dalam pembuatan balok/girder pada kosntruksi jembatan atau overpass harus memperhatikan kondisi di lapangan, biaya, dan metoda pelaksanaan yang digunakan.Material yang digunakan dapat berupa baja, beton atau keduanya yaitu gabungan balok/girder dari material baja dan beton yang biasa disebut kompsit. Perhatikan kelebihan dan kekurangan material bahan pada sub bab nanti yang akan dibahas untuk dapat memilih mana yang baik untuk digunakan.Berdasarkan bentuknya, balok/girder harus diperhitungkan dahulu. Lalu dapat ditentukan bentuk penampang balok/girder yang dibutuhkan.Selain itu perlu diperhatikan bahwa material ataupun bentuk penampang dan yang telah dipilih dan ditentukan mudah dilaksanakan juga mudah didapat bahannya.

3.2 Konsep Konsep Pemasangan dan Pembuatan GirderKemudahan pengoperasian akan menunjang banyak aspek yang ingin dicapai dalam proyek yaitu tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya. Resiko kecelakaan juga dapat direduksi bila alat lebih stabil dalam pelaksanaan erection girder. Metoda Floating CranesMetode ini adalah sejenis ponton bermesin yang dilengkapi alat crane. Floating cranes digunakan pada pekerjaan erection girder yang dilakukan di sungai atau laut yang dalam. Penggunaan floating cranes tergantung pada kedalaman laut atau sungai yang memadai yang berkaitan dengan ketenangan permukaan air dimana floating cranes dapat bekerja dengan baik. Kesetimbangan floating cranes bertumpu pada badan kapal. Mobilisasi floating cranes tidak memerlukan bantuan alat lain karena mempunyai mesin sendiri. Metoda Kura KuraCrawler cranes mempunyai bagian atas yang dapat berputar 3600. Dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat bergerak di dalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan di proyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.Pengaruh permukaan tanah terhadap alat tidak akan menjadi masalah karena lebar kontak antara permukaan dengan roda cukup besar kecuali jika permukaan merupakan material yang sangat jelek. Keseimbangan alat dipengaruhi oleh besarnya jarak roda crawler. Crane yang mempunyai crawler yang lebih panjang mempunyai keseimbangan yang lebih baik. Pada saat pengangkatan material, hal hal yang perlu diperhatikan adalah posisi alat pada waktu pengoperasian harus benar benar water level, untuk mencapai kondisi water level seperti maka digunakan ponton. Setelah PCI girder ditempatkan diatas roller girder oleh crawler cranes maka winches menarik roller girder secara manual. Roller girder bergerak secara tranversal meuju bearing pad yabg direncanakan. Winches dan roller girder pada pengoperasianya tidak terpengaruh permukaan air karena ditempatkan di pier. Metoda Girder LaunchersMetode pelaksanaan launching girder untuk pemakaian alat girder launchers.

Gambar di atas adalah urutan kerja pada pemakaian Girder Launcher ; (1) Launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat, (2) Launcher dan girder dipindahkan menuju bentang yang direncanakan, (3) Launcher sudah pada posisi untuk erection, (4) Girder dihubungkan pada ujung penggantung Launcher, (5) Girder sudah terangkat oleh Launcher, (6) Girder telah ditempatkan. (Sumber: Libby, James R.,Modern Prestressed Concrete).

3.3 Keuntungan dan Kelebihan Girder pada Overpass Berdasarkan Bentuk dan Jenis Material

3.3.1 Berdasarkan BentukBerdasarkan bentuk penampangnya, pemilihan jenis penampang balok/girder yang akan digunakan, tentu berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu.

3.3.2 Berdasarkan Material

Kelebihan Beton :1. Mampu menahan gaya tekan serta bersifat tahan terhadap korosidan pembusukan.2. Beton segar mudah di cetak sesuai keinginan dan cetakannya juga dapat di pakai lebih dari sekali tergantung dari kualitas cetakan yang di buat.3. Beton segar dapat di semprotkan pada permukaan beton lama yang retak atau di isikan pada beton dalam proses perbaikan.4. Beton segar dapat di pompa sehingga memungkinkan untuk di tuang pada tempat-tempat yang sulit.5. Beton sudah pasti tahan aus dan tahan bakar.

Kekurangan Beton1. Beton di anggap tidak mampu menahan gaya tarik sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di berikan tulangan baja sebagai penahan gaya tarik.2. Beton keras masih mempunyai sifat mengembang atau menyusut jika terjadi perubahan suhu sehingga perlu di buat dilatasi untuk mencegah terjadinya retakan retakan.3. Untuk mendapatkan beton kedap air yang sempurna, harus di kerjakan dengan teliti.4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus di hitung dengan teliti agar setelah di kompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

Kelebihan Baja

Kuat tarik tinggi. Tidak dimakan rayap Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut Bisa di daur ulang Dibanding Stainless Steel lebih murah Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan Dibanding alumunium lebih kuat

Kekurangan Baja :

Bisa berkarat. Lemah terhadap gaya tekan. Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile Tidak kokoh Tidak tahan api

3.3 Contoh Permasalahan

Pada hari selasa tanggal 13 Juli 2004 sekitar pukul 14.10 WIB, musibah terjadi pada saat erection girder ke 6 dari rencana 16 girder pada bentang ke 7, yaitu girder-girder yang menghubungkan pilar P6 dan pilar P7 di sisi Surabaya. Bobot mati masing-masing PCI-Girder adalah 80 ton, panjang 40 m dan tingginya 2,10 mKontraktor pelaksana telah mendudukan girder pada tempatnya sejumlah 6 bentang @16 buah girder per bentang dan 6 buah girder pada bentang ke 7. Erection girder no.6 bentang ke 7 ini salah satu tumpuannya telah duduk tepat di atas balas bearing pad, sedangkan satu tumpuannya lagi dalam proses akan mendudukkan di atas bearing pad, pada saat inilah musibah itu terjadi. Girder no. 6 ini terguling ke sisi barat menimpa girder no. 5 dan seterusnya terjadi efek saling tindih begitu cepat, sehingga 6 buah girder pada bentang ke-7 jatuh ke dasar laut dan patah menjadi beberapa bagian. Efek saling tindih ini terjadi karena jarak as ke as girder 1,85m, sedang tinggi girder 2,10 m. Akumulasi beban girder yang terguling tidak mampu ditahan oleh kekuatan bracing pada masing-masing girder.Semua prosedur pelaksanaan erection girder dengan sistem kura-kura ini telah dilaksanakan dengan baik dan ekstra hati-hati. Erection girder pada bentang ke-5 dan ke-6 pun telah dilaksanakan dengan metode yang sama dengan bentang ke-7. walau demikian musibah tidak terelakkan dan akhirnya menelan korban satu orang tenaga erection girder yang berpengalaman meninggal dunia.Setelah dilakukan penelitian oleh pakar struktur jembatan suramadu, tidak ditemukan adanya cacat struktur yang dapat membahayakan jembatan untuk jangka panjang, sehingga dinyatakan aman untuk dilanjutkan pelaksanaan pembangunan lagi.

Kronologi Kejadian12.30 wibGirder dibawa dari stock yard ke lokasi13.00 wibGirder diangkat dan diletakkan diatas 'kura-kura' untuk kemudian ditarik dan diposisikan pada tempat yang diinginkan. Setelah tepat pada posisi yang diinginkan, girder diangkat dengan dongkrak untuk diletakkan pada pier head. Dongkrak diturunkan, dan terjadilah musibah. 14.10 wibBalok girder yang mempunyai berat 80 ton dengan dimensi panjang 40 meter, tinggi 2,1 meter, dan lebar 0,8 meter tersebut tiba-tiba bergoyang kemudian terjadi goyangan (ketidak seimbangan), sehingga akhirnya balok pelan pelan terguling menyandar ke balok 5. Karena mendapat gaya lateral akhirnya balok 5 juga terguling menyandar ke balok 4, demikian seterusnya. Karena balok 1 tidak ada sandaran, maka berakibat balok secara keseluruhan jatuh ke laut dan patah.Tinjauan kestabilan Balok GirderKestabilan konstruksi pilar P6 dan P7 tidak terganggu pasca jatuhnya 6 buah girder pada bentang ke-7 dalam menerima beban horisontal Wh (total) = 20 ton. (gambar 4)Apabila gaya resultante Wh (total) disebar merata dengan sudut penyebaran 45, maka minimal ada 4 buah tiang yang menerima beban horisontal sebesar 20 t/4 = 5 ton/tiang, masih lebih kecil dari kemampuan daya dukung horisontal tiang tegak Ha = 8,5 t.Adanya pergeseran horisontal sebesar 14 mm pada pilecap masih dalam batas wajarsebelum pelaksanaan evakuasi girder. Prediksi defleksi horisontal tiang dibawah seabed di dekat virtual fixed level sekitar 5 mm, hal ini menandakan bahwa defleksi tiang masih dibawah pergeseran normal (= 10 mm).Setelah proses evakuasi semua girder selesai, dari pengukuran diperoleh hasil pergeseran horisontal sebesar 3 mm. Prediksi defleksi horisontal tiang di bawah seabed sekitar 1 mm. Hal ini menandakan bahwa konstruksi pilar telah kembali pada keadaan semula sebelum musibah runtuhnya 6 buah girder." Kita semua prihatin atas musibah yang terjadi ini, yang jelas dibalik musibah akan terkandung hikmah yang besar.Sikap keterbukaan Pemimpin Proyek Induk beserta jajarannya yang terkait"langsung pada Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu ditunjukkan dalam kejadian ini. Tidak ada hal-hal yang perlu ditutup-tutupi atau bahkan disembunyikan, memutar balikkan fakta, merekayasa jawaban atas pertanyaan para penyidik, wartawan media cetak dan elektronik, lembaga profesi, anggota Dewan yang terhormat, bahkan sampai ke level Dirjen dan Menteri Kimpraswil karena yang terjadi benar-benar diluar dugaan dan kemampuan kita.

Mengapa Balok Girder Patah ketika rebah?Gelagar jembatan Suramadu adalah Girder Beton Pratekan Pracetak Segmental yang berpenampang I. Pemasangan girder tersebut direncanakan dalam posisi berdiri tegak, apabila girder tersebut terguling atau dalam posisi tidur maka akan berakibat patah. Berdasarkan analisa struktur praktis, dengan pembebanan berat sendiri girder yang dikalikan dengan suatu koefisien kejut ( anggap saja sebesar 1,5), mutu beton K 500, dan beban pratekan sesuai dengan rencana, maka diperoleh tegangan-tegangan di dalam girder sebagai berikut :Tegangan tarik yang terjadi pada beton adalah -968,0 kg/cm2, sedangkan kemampuan tegangan tarik rencana beton yang diijinkan sebesar -10,4 kg/cm2. Tegangan tekan yang terjadi pada beton adalah 1219,9 kg/cm2, sedangkan kemampuan tegangan tekan beton yang diijinkan sebesar 194,5 kg/cm2. Dengan dememikian bisa dipastkan dalam kondisi rebah balok gider akan patah

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanMetode konstuksi yang digunakan untuk pemasangan girder memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka dari itu perlu diperhatikan metode mana yang lebih baik untuk digunakan dalam kontsruksi jembatan atau overpass. Selain itu pemilihan bahan dan bentuk penampang yang tepat dapat memberikan hasil yang optimal dalam suatu konstruksi. 4.2 SaranBalok girder adalah bagian struktur pada jembtan atau overpass yang masih dapat disebut sederhana. Maka dari itu untuk jembatan atau overpas yang memiliki bentang yang cukup panjang dan memiliki bentuk konstruksiyang tidak simpel, disarankan untuk tidak hanya menggunakan balok girder. Melainkan gunakan juga box girder, yang mampu menahan beban torsi lebih baik dibandingkan balok girder biasa.Selain itu, terus mencari informasi baru selain dari makalah ini. Karena perkembangan teknologi terus berkembang, tidak menutup kemungkinan lahir dan muncul inovasi baru yang lebih baik dari apa yang ada pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Iron Girder Model. http://www.britishboots.deviantart.com. I-Girders. http://www.bdsstructural.com. http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/kelebihan-dan-kekurangan-struktur-baja-dibandingkan-beton.htmlhttp://msyafransmts.blogspot.com/2013/04/kegagalan-struktur-jembatan-kartanegara.htmlhttp://junaidawally.blogspot.com/2013/06/tipe-jembatan-struktur-jembatan-dan_6227.htmlhttp://pustaka.pu.go.id/new/istilah-bidang-detail.asp?id=274http://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/apa-yang-dimaksud-dengan-girder0321068_Abstract_TOChttp://repository.maranatha.edu/3060/1/0321068_Abstract_TOC.pdf2011-2-00279-SP Bab2001http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-00279-SP%20Bab2001.doc2878-7223-1-PBhttp://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/article/viewFile/2878/1398infopublik20120704141958https://pu.go.id/uploads/services/infopublik20120704141958.pdf