laporan geodas acara2
DESCRIPTION
hrstTRANSCRIPT
Yang dimaksud dengan mineral adalah sebagian besar zat-zat hablur (kristal) yang ada
dalam kerak bumi dan bersifat homogen, baik fisik maupun kimiawi. Mineral itu
merupakan persenyawaan anorganik asli serta mempunyai susunan kimia tetap. Yang
dimaksud dengan persenyawaan kimia (anorganik) asli adalah bahwa mineral itu harus
terbentuk di alam, karena banyak zat yang mempunyai sifat yang sama dengan mineral
dapat dibuat di laboratorium. Jadi mineral inilah yang merupakan bagian-bagian pada
batuan, dengan kata lain, batuan adalah kumpulan mineral-mineral atau mineral adalah
bahan yang membentuk batuan.
Setiap jenis mineral tidak saja terdiri dari unsur-unsur tertentu, tetapi juga mempunyai
bentuk tertentu yang disebut bentuk kristal. Bentuk kristal berneka corak tetapi selalu
polihedral (bidang banyak). Nicholas Steno (1631-1687) orang yang pertama melakukan
pengukuran terhadap sudut-sudut yang dibuat oleh bidang-bidang yang seharga pada
kristal kuarsa (SiO2). Bentuk-bentuk yang dimiliki hablur alam ini tidak lain merupakan
pencerminan struktur dalam kristal. Dalam kristalografi bentuk kristal yang banyak
jumlahnya itu dapat dikelompokan menjadi tujuh sistem kristal yaitu : Isometrik,
tetragonal, ortorombik, trigonal, heksagonal, monoklin, triklin.
About these adsSumber : http://millilight.wordpress.com/2012/12/31/mineral-dan-kristal/ rabu 01/10/2014 jam 2:35
1. Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologi. Benda padat
homogen yang terbentuk dialam, inorganic/anorganik dan mempunyai struktur
kristal padat, dengan komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat fisik
tertentu, Setiap mineral mempunyai susunan atom yang teratur membentuk
kristal padat. Jadi singkat kata Kristal itu bagian dari mineral-mineral Mineral
dapat mempunyai komposisi kimia yang bervariasi. Variasi ini terjadi akibat
proses subtitusi atom dari satu elemen ke elemen lainnya. Subtitusi ini dapat
terjadi apabila kesetimbangan elektrik terjadi dalam struktur atom, dan jika
elemen yang mengsubtitusi mempunyai jari-jari atom yang hampir sama. Lebih
dari 3500 mineral adalah silikat (gabungan Si, O dan elemen lainnya). Seperti
Feromagnessian silikat mengandung Fe dan Mg. Group mineral lainnya adalah
karbonat, sulfida, sulfat, dan halida
2. Kristal
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi ,
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan.
Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal. yang semua atom-atom
dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi,
secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga
menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari
suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal
sebagai kristalisasi. Contoh dari kristal adalah: kuarsa (SiO2), K2O, Na, SiO2
Jadi Mineral itu terbentuk dari kristal-kristal yang sejenis
Sumber : http://tugaskuliah03.blogspot.com/2013/09/perbedaan-kristal-dan-mineral.html rabu 01/10/2014 jam 2:38
Definisi Kristal:
1. Menurut Wikipedia, kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
2. Menurut Snechal, kristal merupakan padatan yang secara essential mempunyai pola difraksi tertentu.
3. Menurut Djauhari Noor, kristal dapat didefinisikan sebagai mineral yang memiliki sifat dan bentuk
tertentu dalam keadaan padatnya sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:
1. Isometrik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
jumlah sumbu ada 3
Axial ratio a=b=c
sudut alfa=beta=gamma=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
tetoidal
gyroidal
diploida
hextetrahedral
hexoctahedral
Contoh mineralnya antara lain: emas, pirit, galena, halite, fluorite.
2. Tetragonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
jumlah sumbu ada 3
Axial ratio a=b (tidak = c)
sudut alfa=beta=gamma=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
piramid
Bipiramid
Ditetragonal Piramid
Ditetragonal Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Skalenohedral
Contoh mineralnya antara lain: rutile, autunite, pyrolusite, leusite, scapolite.
3. Hexagonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 4
a=b=d (tidak = c)
sudut alfa=beta=90 dan gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipiramid
Dihexagonal piramid
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
Contoh mineralnya antara lain: dolomite, apatite.
4. Trigonal
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 4
a=b=d (tidak = c)
sudut alfa=beta=90 dan gama=120
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Trigonal Piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
Ditrigonal Skalenohedral
Rombohedral
Contoh mineralnya antara lain: tourmaline, cinnabar.
5. Orthorombik
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
sudut alfa=beta=gama=90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
Contoh mineralnya antara lain: stibnite, chrysoberyl, aragonite, witherite.
6. Monoklin
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
sudut alfa=beta=90 tidak = gama
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Sfenoid
Doma
Prisma
Contoh mineralnya antara lain: azurite, mlachite, colemanit, gypsum, epidot.
7. Triklin
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Jumlah sumbu ada 3
a tidak sama dengan b tidak sama dengan c
sudut “alfa” tidak sama dengan “beta” tidak sama dengan “gama” tidak sama dengan 90
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
Pediol
Pinakoidal
Contoh mineralnya antara lain: albite, anortite, labradorite, kaolinite, microcline, anorthoclase.
Sumber : http://bamseko.wordpress.com/2013/10/11/pengenalan-7-sistem-kristal/ rabu 01/10/2014 jam 2:50
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
PENDAHULUAN
Novan Levi Bowen pada tahun 1922, mengemukakan sebuah teori mengenai proses urutan pengkristalan magma atau yang biasa disebut “deret bowen”. Beliau mengemukakan bahwa deret bowen menjelaskan bagaimana proses pembentukan mineral, khususnya mineral pada batuan beku, yaitu mineral yang mengandung silikat yang kemudian mengkrsital langsung dari magma berdasarkan penurunan temperatur. Riset ini dilakukan dengan cara mengambil sampel magma cair dan memasukkannya kedalam suatu alat
yang fungsinya memberti tekanan dan suhu yang dianggap sama dengan keadaan di bumi. Dengan berjalannya waktu serta dengan diturunkannya suhu dan tekanannya dengan analogi seperti penurunan magma itu seperti magma yang sudah keluar ke permukaan bumi, maka didapat suatu hasil dari eksperimen ini yaitu ternyata magma itu mulai membeku dan terus berubah membentuk suatu urutan mineral. Sehingga dari riset ini dibuatlah deret bowen yang sampai sekarang digunakan tabel untuk menjelaskan tentang ururtan pembekuaan magma. Mineral silikat merupakan mineral utama pembentuk batuan atau juga disebut RFM (Rock Forming Mineral). Unsur-unsur utamanya adalah O (oksigen), Si (silikat), Al(aluminium), Fe(besi), Ca (Kalsium), Na (natrium), K (kalium), dan Mg (magnesium). Sehingga batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari magma melalui proses pengkristan magma. Dalam proses pengkristalan magma tersebut terbagi menjadi 2 proses, yaitu yang terbentuk secara berurutan (kontinyu) dan tidak secara berurutan (diskontinyu) yang nanti akan dijelaskan pada deret bowen.
PEMBAHASAN
Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral ini dari yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke bawah menjadi mineral asam, yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu. Derek kontinyu digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret reaksi bowen dan deret diskontinyu pada bagian kiri deret reaksi bowen.
(Tabel 1. Deret Bowen) Deret kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas yang dimulai dari anorthite yang kaya akan Ca (kalsium) menjadi Oligoklas yang kaya akan Na(natrium). Pada deret ini disebut deret kontinyu karena pembentukan mineral yang satu dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan yang dekat seperti bitownite yang memiliki rumus kimia (Na, Ca) Al (Al,Si,)Si2O8 sangat berhubungan dengan pembentukan mineral andesin yang juga memiliki rumus kimia yang sama hanya saja nanti ada perbedaan dalam komposisi Na (natrium) dan Ca (kalsium) atau Al (aluminium) dan Si (silikon) yaitu (Na, Ca) Al, 2Si3, 2O8 .
Pada deret diskontinyu menggambarkan pembentukan mineral-mineral seperti olivine, piroksen, amfibol, dan biotit. Pembentukan ini dimulai dari olivin kemudian semakin ke bawah menjadi biotit. Deret ini disebut deret diskontinyu dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam pembentukan mineral-mineral ini dimana sebagai contoh olivin memiliki rumus kimia XSiO4 sedangkan mineral seperti biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe2+)3(Al, Fe3+)Si3O10(OH,F)2 dapat dilihat bahwa perbedaan rumus kimia yang sangat mencolok, oleh karen itu deret ini disebut deret diskontinyu karena tidak terdapatnya hubungan antara mineral yang terbentuk pertama dan yang terbentuk setelahnya. Akan tapi kedua deret ini bertemu pada satu titik dimana dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y). Kedua deret ini bertemu pada pembentukan K-Feldspar, kemudian berlanjut ke pembentukan muscovite, dan kuarsa.
KESIMPULAN Deret bowen adalah deret yang menjelaskan urutan pengkristalan magma berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut. Dimana pembentukan magma ini ditentukan berdasarkan pada derajat kristalisasi dan lama pendinginan magma, dan berpengaruh pada sifat yang akan dibawa oleh mineral yang terbentuk. Komposisi kimia, reaksi unsur, dan proses keterbentukannya mineral menjadi jawaban mengapa terdapat deret kontinyu dan deret diskontinyu pada deret bowen. Dengan mempelajari deret bowen kita dapat menentukan apakah suatu mineral dapat berasosiasi dengan mineral lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fenton, C.L & Fenton M.A 1940. The Rock Book. New York : Doubleday & Company, Inc.Magetsari, N.A, Abdullah, C.A, Brahmantyo, B. Catatan Kuliah GL-211 Geologi Fisik. Bandung : penerbit ITBSoetoto, S.U 2001. Geologi. Yogyakarta : Laboratorium Geologi Dinamik Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada
Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari Matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.
Sumber : http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/siklus-batuan.html rabu 01/10/2014 jam 3:45
Talc
Talc memiliki kilap mutiara dan umumnya talc berwarna putih. Kekerasan talc masuk dalam skala 1 dan ceratnya
berwarna putih. Belahan pada talc termasuk belahan 1 arah dan pecahannya termasuk conchoidal . Talc berbentuk
kristalin dan sifat dalamnya adalah fleksibel. Kemagnetan talc termasuk diamagnetic dan tidak dapat ditembus
cahaya(opaque).
Gypsum
Gypsum memiliki kilap kaca-mutiara dan umumnya berwarna putih. Gypsum memiliki kekerasan dalam skala 2 dan
ceratnya berwarna putih. Belahan pada gypsum adalah belahan 1 arah dan pecahannya adalah uneven. Bentuk dari
gypsum adalah kristalin dan sifat dalamnya adalah fleksibel. Kemagnetan gypsum adalah diamagnetic dan gypsum
dapat ditembus oleh cahaya.
Kalsit
Kilap flourit adalah kaca, umumnya flourit berwarna ungu,hijau,kuning. Kekerasan flourit masuk skala 4. Cerat flourit
adalah putih, sedangkan belahannya adalah sempurna . pecahannya termasuk irregular . flourit berbentuk isometric
dan sifat dalamnya adalah rapuh. Untuk kemagnetannya adalah diamagnetik. Dan flourit dapat ditembus oleh cahaya.
Apatit
Kilap apatit termasuk kilap kaca, dan biasanya berwarna hijau,kuning,biru. Skala kekerasan apatit adalah 5, sedangkan
ceratnya adalah putih. Belahannya adalah 1 arah. Pecahan apatit termasuk golongan conchoidal. Apatit memiliki
bentuk kristal. Sifat dalamnya rapuh. Kemagnetannya termasuk diamagnetik. Dan dapat ditembus oleh cahaya.
Orthoclase
Orthoclase memiliki kilap kaca dan pada umumnya orthoclase berwarna putih. Orthoclase memiliki kekerasan dalam
skala 6 dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada orthoclase termasuk belahan 2 arah dan pecahannya adalah
conchoidal. Orthoclase berbentuk kristalin dan sifat dalamnya adalah dapat diiris. Kemagnetannya adalah diamagnetic
dan dapat ditembus cahaya.
Kuarts
Kilap kuarts termasuk kilap gelas/kaca dan kuarts umumnya berwarna putih. Kekerasan kuarts masuk dalam skala 7
dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada kuarts adalah belahan 3 arah dan pecahannya termasuk conchoidal.
Kuarts berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam berupa brittle. Kemagnetan kuarts adalah diamagnetic dan dapat
ditembus cahaya.
Topaz
Kilap topaz termasuk dalam kilap intan-kaca dan topaz berwarna bening. Kekerasan topaz masuk dalam skala 8 dan
ceratnya berwarna putih. Belahan topaz termasuk belahan 1 arah dan pecahannya termasuk conchoidal. Topaz
berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam brittle. Kemagnetannya adalah diamagnetic dan dapat ditembus oleh
cahaya.
Corundum
Corundum termasuk dalam kilap kaca-intan dan corundum berwarna putih,bening,merah. Kekerasan corundum masuk
dalam skala 9 dan ceratnya berwarna putih. Untuk belahan corundum tidak mempunyai belahan dan pecahannya
termasuk conchoidal. Bentuk dari corundum adalah trigonal dan sifat dalamnya rapuh. Kemagnetannya adalah
diamagnetic. Corundum dapat ditembus oleh cahaya.
Intan
Intan memiliki kilap intan (adamantine) dan pada umumnya memiliki warna yang bening atau tidak berwarna.
Kekerasan intan masuk dalam skala 10 , sedangkan untuk cerat intan adalah putih. Untuk belahannya adalah
sempurna dan untuk pecahannya termasuk conchoidal. Intan berbentuk isometric dan sifat dalamnya brittle. untuk
kemagnetan intan bersifat diamagnetik. Dan intan dapat ditembus oleh cahaya.
Biotite
Kilap biotite termasuk dalam kilap putih hingga mutiara dan umumnya berwarna hitam kecoklatan. Skala kekerasan
biotite adalah 2.5 dan belahannya adalah 1 arah. Untuk ceratnya berwarna putih dan untuk pecahannya adalah
uneven. Biotit berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam fleksibel dan elastic. Sifat kemagnetannya adalah
parramagnetik dan tidak dapat ditembus oleh cahaya (opaque).
Muscovite
Kilap muscovite termasuk kilap mutiara dan umumnya berwarna putih,kuning,hijau. Skala kekerasan muscovite adalah
2 – 2.5 dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada muscovite adalah belahan 1 arah dan pecahannya adalah uneven.
Muscovite berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam fleksibel dan elastis. Kemagnetan pada muscovite adalah
paramagnetic dan dapat ditembus cahaya.
Plagioclase
Plagioclase memiliki kilap kaca dan umumnya berwarna putih,abu-abu, dan putih kebiru-biruan. Kekerasan
plagioclase masuk dalam skala 6 – 6.5 dan ceratnya berwarna putih. Belahan plagioclase adalah 2 arah dan
pecahannya adalah brittle. Plagioclase berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam yang rapuh. Kemagnetan
plagioclase adalah paramagnetic dan dapat ditembus cahaya.
Hornblende
Hornblende masuk dalam kilap kaca dan berwarna hitam mengkilat. Hornblende memiliki kekerasan dalam skala 5 – 6
dan ceratnya berwarna putih atau abu-abu. Belahan pada hornblende adalah belahan 2 arah dan pecahannya adalah
uneven. Horn blende berbentuk kritalin dan sifat dalamnya adalah brittle. Kemagnetan dari hornblende adalah
ferromagnetic dan tidak dapat ditembus oleh cahaya (opaque).
Piroksen
Kilap dari piroksen adalah kaca. Dan berwarna hijau mengkilap,hijau kekuningan. Kekerasan piroksen masuk dalam
skala 6.5 -7. Cerat piroksen adalah putih,sedangkan belahannya adalah 2 arah. Untuk pecahannya adalah uneven.
Piroksen berbentuk ortorombik. Sifat dalamnya yaitu rapuh. Kemagnetannya adalah diamagnetic. Dan piroksen dapat
ditembus oleh cahaya.
Serpentine
Serpentine termasuk dalam kilap lemak dan umumnya serpentine berwarna hijau tua,kuning,coklat atau hitam.
Kekerasan serpentine masuk dalam skala 3 – 4.5 dan ceratnya berwarna putih. Serpentine tidak memiliki belahan dan
pecahannya termasuk conchoidal. Serpentine berbentuk amorf dan sifat dalamnya adalah rapuh. Kemagnetannya
adalah diamagnetic. Serpentine tidak dapat ditembus oleh cahaya (opaque).
Dolomite
Dolomite termasuk kilap mutiara dan berwarna umumnya adalah pink,putih,kuning dan tidak berwarna. Untuk
kekerasan,dolomite masuk dalam skala 3.5 – 4, sedangkan ceratnya berwarna putih. Belahan dolomite termasuk
dalam belahan 3 arah dan dolomite berbentuk trigonal.sifat dalam dolomite adalah rapuh dan kemagnetannya adalah
diamagnetic. Dolomite juga dapat ditembus oleh cahaya.
Barite
Kilap barite termasuk dalam kilap kaca dan barite umumnya berwarna bening atau putih. Kekerasan barite masuk
dalam skala 3 – 3.5 dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada barite adalah belahan 1 arah dan pecahannya
termasuk conchoidal. Barite berbentuk orthorhombic dan sifat dalamnya rapuh. Kemagnetannya adalah diamagnetic.
barite dapat ditembus oleh cahaya.
Tourmaline
Kilap tourmaline termasuk kilap kaca dan berwarna hitam,coklat,merah. Kekerasan tourmaline termasuk dalam skala 7
– 7.5 dan ceratnya berwarna putih. Tourmaline tidak memiliki belahan dan pecahannya termasuk conchoidal.
Tourmaline berbentuk Kristal dan mempunyai sifat dalam brittle. Kemagnetannya adalah diamagnetic dan ketembusan
cahayanya adalah transculent.
Nevelin
Kilap nevelin termasuk kilap kaca dan nevelin berwarna abu-abu kehijauan. Kekerasan nevelin berada dalam skala 5
dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada nevelin tidak jelas dan pecahannya tidak rata. Nevelin berbentuk kristalin
dan sifat dalamnya adalah brittle. Untuk kemagnetan nevelin termasuk diamagnetic dan tidak dapat ditembus oleh
cahaya (opaque).
Pirit
Pirit memiliki kilap logam,dan umumnya warna pirit adalah kuning emas. Kekerasan pirit termasuk dalam skala 6 – 6.5.
cerat pirit adalah hitam kehijauan, sedangkan belahannya adalah sangat tidak jelas. Untuk pecahannya termasuk
conchoidal. Pirit berbentuk isometric dan sifat dalamnya brittle. kemagnetan pirit adalah diamagnetik. Dan pirit
bersifat tidak tembus cahaya (opaque).
Kalkopirit
Kilap kalkopirit termasuk dalam kilap logam dan kalkopirit berwarna biru kekuning-kuningan. Skala kekerasan
kalkopirit adalah 3.5 – 4, sedangkan ceratnya berwarna hijau tua. Belahan kalkopirit adalah 1 arah dan pecahannya
adalah conchoidal. Kalkopirit berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam rapuh. Kemagnetannya adalah ferromagnetic
dan tidak dapat ditembus oleh cahaya (opaque).
Azurite
Azurite termasuk kilap kaca dan berwarna biru langit. Kekerasan azurite masuk dalam skala 3.5 – 4, sedangkan
belahannya adalah 1 arah dan ceratnya berwarna biru pucat. Pecahan azurite adalah conchoidal. Azurite berbentuk
kristalin dan memiliki sifat dalam rapuh. Kemagnetan azurite bersifat diamagnetic dan tidak dapat ditembus cahaya
(opaque).
Amethyst
Kilap amethyst adalah kilap kaca dan umumnya berwarna ungu. Amethyst memiliki kekerasan dalam skala 7,
sedangkan ceratnya berwarna putih. Amethyst tidak memiliki belahan dan bentuk dari amethyst adalah Kristal. Sifat
dalam dari amethyst adalah rapuh dan sifat kemagnetannya adlah diamagnetic. Dan amethyst dapat ditembus oleh
cahaya.
Kalsedon
Kilap kalsedon termasuk kilap lemak dan umumnya kaslsedon berwarna coklat. Kekerasan kalsedon termasuk dalam
skala 6 dan ceratnya berwarna putih. Belahan kalsedon tidak jelas dan pecahannya termasuk conchoidal. Kalsedon
berbentuk kristalin dan sifat dalam kalsedon adalah rapuh. Kalsedon bersifat diamagnetic dan tidak dapat ditembus
oleh cahaya (opaque).
Silimanit
Kilap silimanit termasuk kilap sutera dan silimanit berwarna abu-abu. Kekerasan silimanit berada dalam skala 7.5 dan
ceratnya berwarna putih. Belahan pada silimanit termasuk belahan 1 arah dan pecahannya termasuk kasar(banyak
serpihan). Silimanit berbentuk orthorombik dan mempunyai sifat dalam rapuh. Kemagnetannya adalah diamagnetic
dan dapat ditembus oleh cahaya(transparent).
Chert
Kilap chert termasuk kilap putih dan umumnya berwarna putih,abu-abu. Kekerasan chert termasuk dalam skala 7 dan
ceratnya adalah putih. Belahan pada chert tidak jelas dan pecahannya termasuk conchoidal. Chert berbentuk amorf
dan mempunyai sifat dalam rapuh. Kemagnetannya adalah diamagnetic dan tidak dapat ditembus oleh cahaya
(opaque).
Beryl
Pada dasarnya beryl memiliki kilap seperti kaca (vitreous),dan umumnya beryl mempunyai warna hijau
keemasan,kuning,pink dan ada juga yang tidak berwarna. Kekerasan beryl masuk dalam skala 7.5 – 8. Untuk ceratnya
adalah putih. Sedangkan belahannya adalah 1 arah. Lalu pecahannya termasuk conchoidal. Beryl memiliki bentuk
kristalin. Sifat dalamnya adalah brittle. Kemagnetan beryl termasuk diamagnetik. Untuk ketembusan cahaya beryl
dapat ditembus oleh cahaya karena transparan.
Limonit
Limonit memiliki kilap tanah dan berwarna coklat pudar. Kekerasan limonit masuk dalam skala 4-5.5 dan ceratnya
berwarna kuning kecoklatan. Untuk belahan, belahan limonit tidak jelas dan pecahannya adalah conchoidal. Limonit
berbentuk amorf dan memiliki sifat dalam dapat diiris. Kemagnetan pada limonit adalah diamagnetic dan tidak dapat
ditembus oleh cahaya (opaque).
Kaolin
Kilap kaolin termasuk dalam kilap tanah dan kaolin berwarna putih atau bening. Kekerasan kaolin termasuk dalam
skala 1.5-2 dan ceratnya berwarna putih. Belahan pada kaolin adalah belahan 1 arah dan pecahannya termasuk
uneven. Kaolin berbentuk triklinik dan sifat dalamnya adalah rapuh. Kaloin bersifat diamagnetic . Kaolin dapat
ditembus oleh cahaya.
Hematite
Kilap hematite termasuk kilap logam dan umumnya berwarna abu-abu perak. Untuk kekerasan hematite masuk dalam
skala 5 – 6 ,lalu ceratnya adalah merah darah atau merah kecoklatan. Untuk hematite tidak mempunyai belahan dan
untuk pecahan,hematite termasuk uneven. Hematite berbentuk trigonal dan sifat dalamnya adalah rapuh. Untuk
kemagnetan hematite tergolong diamagnetik. Dan hematite tidak dapat ditembus cahaya (opaque).
Magnetite
Kilap magnetit termasuk dalam kilap logam dan magnetit berwarna hitam. Kekerasan magnetit masuk dalam skala 5.5
– 6.5 dan ceratnya berwarna hitam. Magnetit tidak memiliki belahan dan pecahannya adalah conchoidal. Magnetit
berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam dapat ditempa. Kemagnetan pada magnetit adalah ferromagnetic dan
tidak dapat ditembus cahaya (opaque).
Ilmenit
Ilmenit memiliki kilap logam,dan warna ilmenit adalah hitam. Kekerasan ilmenit masuk dalam skala 5 – 6 ,sedangkan
ceratnya adalah hitam kecoklatan. Tidak terdapat belahan pada ilmenit. Pecahannya termasuk golongan conchoidal.
Ilmenit memiliki bentuk amorf. Sifat dalamnya rapuh. Kemagnetan ilmenit termasuk diamagnetik. Untuk ketembusan
cahaya ilmenit tidak dapat tembus cahaya (opaque).
Rutil
Kilap rutil termasuk kilap intan dan umumnya berwarna merah mengkilap. Kekerasan rutil masuk dalam skala 6 -6.5
dan ceratnya berwarna merah. Belahan rutil termasuk belahan 2 arah dan pecahannya adalah conchoidal. Rutil
berbentuk kristalin dan memiliki sifat dalam brittle. Kemagnetannya adalah paramagnetic dan dapat ditembus oleh
cahaya.
About these ads
Terkait
Materi Mineral OptikWith 2 commentsMineral dalam Batuan SedimenBatuan Metamorf
Tinggalkan Balasan
Batuan Beku
Bentang alam Fluvial