laporan fisiologi tanda vital
DESCRIPTION
bjhTRANSCRIPT
BAB I
DASAR TEORI
1.1 Dasar teori
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan tanda-tanda vital adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis yang memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Pengukuran tanda-tanda vital sangat diperlukan untuk pemeriksaan sebagian besar fungsi
dasar tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi 4 tanda utama, yaitu (1) Tekanan darah, (2)
Denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas), (3) Pernafasan (kecepatan, kedalaman, dan irama),
(4) Suhu tubuh, (5) Berat badan (BB), dan (6) Tinggi badan (TB). Pemeriksaan tanda vital
yang dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat digunakan untuk
memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada
pasien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem
tubuh. Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda dengan pasien lainnya.
Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam
keadaan sakit.
1.2 Teori Dasar Pengukuran Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk menentukan adanya normotensi,
hipertensi, dan hipotensi pada pasien. Pemeriksaan ini diperoleh dari pengkuran pada
sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu
gelombang tinggi yang disebut tekanan sistole dan gelombang pada titik terendah yang
disebut tekanan diastole. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm
hg). Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan
dengan pemeriksaan nadi. Seorang tidak dapat mengukur tekanan darahnya sendiri kecuali
menggunakan tensimeter elektronik. Dalam pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode yaitu:
metode langsung dan tak langsung. Metode langsung yaitu dengan memasukkan kanula atau
jarum langsung kedalam pembuluh darah yang dihubungkan ke manometer. Metode ini
adalah metode paling tepat dan akurat tetapi pasien merasa tidak nyaman dan memerlukan
metode khusus. Sedangkan, metode tidak langsung yaitu metode yang menggunakan manset
yang disambungkan ke sfigmanometer. Mekanisme metode ini adalah dengan mendengarkan
bunyi koroktoff Pada dinding arteri brakhialis dengan menggunakan stetoskop. Bunyi
koroktoff sendiri adalah bunyi gelombang sel-sel darah yang dikontrasikan (saat sistolik) oleh
jantung dan mengenai dinding arteri maka timbul bunyi“ dug..dug” Lazimnya pengukuran
dilakukan pada arteri brachialis pada lengan atas atau arteri femoralis pada tungkai atas.
Panjang manset disyaratkan selebar kira-kira 2-3 lingkar bagian tersebut. Teknik pengukuran
dengan manometer ada dua yaitu: (1) Palpasi, hanya dapat menentukan sistole (2) Auskultasi
dengan bantuan alat stetoskop. Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistole maupun diastole.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa:
Kategori Sistole DiastoleHipotensi < 90 mmHg < 60 mmHgOptimal < 120 mmHg < 80 mmHgNormal < 130 mmHg <85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHgStadium 1
(hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2(hipertensi sedang)
160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3(hipertensi berat)
180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4(hipertensi sangat berat)
≥ 210 mmHg ≥120 mmHg
Tekanan darah dapat berbeda dari nilai normal, tergantung keadaan faal tertentu atau
kelainan patologonis, seperti shock, gangguan faal ginjal, trauma kapitis tumor adrenal dan
lain-lain. Keadaan tekanan darah ryang lebih rendah dari normal disebut
Hipotensi.Sedangkan tekanan darah yang lebih tinggi disebut Hipertensi.Tekanan darah
normal dewasa muda adalah 120/80 mmHg. Nilai tekanan darah normal ini dapat dirubah
sesuai dengan perjalanan usia. Diagnose hipertensi pada umumnya ditegakkan setelah
dilakukan pengukuran secara berulang selama beberapa hari.
1.3 Teori Dasar Denyut Nadi (Heart Rate)
Pengukuran nadi bertujuan untuk menentukan kecepatan dan keteraturan kerja jantung dan keadaan aliran arteri. Denyut nadi identik dengan denyut jantung, dimana kecepatan denyut jantung berubah-ubah oleh karena perubahan keseimbangan pengaruh saraf parasimpatis pada Nodus Sinoatrium (SA). Sistem Parasimpatis mengontrol kerja jantung dalam situasi-situasi yang santai dan tenang sehingga memperlambat denyut jantung, sedangkan sistem simpatis mengontrol kerja jantung pada situasi-situasi darurat seperti pada
rasa cemas, ketakutan atau pada saat berolahraga, yang memerlukan peningkatan kebutuhan akan aliran darah sehingga denyut jantung menjadi cepat. Nilai denyut nadi merupakkan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler, denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan palpasi di atas arteri radialis atau pun nadi perifer yang lain. Pengukuran yang paling tepat untuk denyut nadi adalah di Arteri Karotis dan Arteri Brakhialis karena lebih dekat dengan aorta dan lebih kecil disortasinya. Pada orang dewasa normal kecepatan denyut nadi berkisar 60-100 denyut/menit. Seorang atlet yang berlatih biasanya memiliki kecepatan denyut nadi istirahat yang lebih rendah daripada orang normal yang hidup santai 70 denyut / menit.
1.4 Teori Dasar Frekuensi Nafas
Frekuensi pernapasan adalah jumlah pernapasan atau inspirasi per menit. Pada umumnya, pernapasan mempunyai kecepatan yang lebih rendah dan tidak teratur dibandingkan denyut nadi, oleh karena itu penghitungan frekuensi pernapasan hendaknya dilakukan dalam satu menit untuk menghindari kesalahan. Selain frekuensinya, dalam pemeriksaan ini hendaknya diamati pula pola pola pernapasan (dada, perut, mulut, hidung), usaha nafas (berkaitan dengan ada sumbatan atau tidak), penggunaan otot tambahan, dan volume nafas (pendek/panjang/dalam). Pengukuran dilakukan ketika orang coba dalam keadaan istirahat, dengan menghitung berapa kali jumlah dada terangkat per menit. Jumlah respirasi normal pada orang dewasa adalah 15-20X per menit ketika istirahat. Kecepatan respirasi dapat meningkat pada kondisi demam, sakit atau kondisi kesehatan lain.
1.5 Teori Dasar Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Pengukuran suhu tubuh bertujuan menentukan normalitas, demam dan hipotermia tubuh pasien. Suhu tubuh normal dianggap berada pada 36,5°C-37,2°C sesuai dengan The American Medical Association. Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ. Suhu di inti bagian dalam yang terdiri dari organ-organ abdomen, toraks, sistem saraf pusat, serta otot rangka umumnya relatif konstan. Suhu oral dan rektum merupakan tempat yang mudah digunakan untuk memantau suhu tubuh. Suhu oral istirahat rata-rata dengan termometer klasik/air raksa atau dengan termometer digital adalah 36,8°C + 0,35°C dengan rentang normal 36,1ºC – 37,2ºC. Suhu rektum rata-rata 37,2°C + 0,3°C cenderung lebih tinggi dari pemeriksaan melaui mulut, berkisar antara 36,1ºC – 37,8ºC. Pengukuran suhu secara aksiler, yaitu dengan menempatkan termometer di bawah ketiak pasien, cenderung 0,6°C dibawah suhu melalui mulut. Selain itu pengukuran suhu juga bisa dilakukan melalui telinga dengan menggunakan termometer khusus yang bisa mencatat suhu tubuh dengan cepat melalui silinder telinga. Pengukuran denga cara ini dapat menunjukkan temperatur inti tubuh (suhu organ-organ internal).
1.6 Teori Dasar BB dan TB
Pengukuran fisik TB dan BB sangat diperlukan dalam memperoleh informasi
tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormonal metabolic.
Pemeriksaan TB harus dilakukan dengan posisi berdiri. BB seringkali diperbandingkan
dengan BB ideal.
BB ideal wanita / pria
BB ideal maks wanita / pria: TB-110
BB ideal min wanita / pria: BB ideal maks – (BB ideal maks x 10%)
Indeks Masa Tubuh (IMT)
BB ideal wanita / pria BB ideal maks wanita / pria: TB-110BB ideal min wanita / pria: BB ideal maks – (BB ideal maks x 10%)
Indeks Masa Tubuh (IMT)BB (kg)/TB2 (m2)
BAB IIHASIL PERCOBAAN
2.1 Pengukuran Sikap Tubuh Orang Parameter Berbaring Duduk Berdiri
I II III rerata I II III rerata I II III rerata
Ke-1 Tangan Kanan
108/70
110/70
112/70
110/70 110/80
120/70
130/90
120/80 130/70
110/70
120/70
120/70
Tangan Kiri
120/70
100/70
110/70
120/70 100/70
120/70
110/70
110/70 109/80
121/80
100/80
110/80
Ke-2 Tangan Kanan
100/48
104/49
105/50
103/49 109/59
110/59
105/59
108/59 110/72
120/72
130/72
120/72
Tangan Kiri
101/59
102/55
100/63
101/59 110/72
102/72
103/72
105/72 107/67
102/67
106/67
104/67
2.2 Pengaruh Latihan
Orang ParameterNadi
(kali/mnt)Sistole
(mmHg)Diastole(mmHg)
Ke-13 menit pertama
96 156 88
6 menit 88 120 809 menit 56 117 6911 menit 68 116 71
Ke-23 menit pertama
92 151 92
6 menit 84 136 849 menit 80 120 7711 menit 72 108 74
2.3 Pengaruh Stress : Cold Pressure TestOrang Parameter Sistole
(mmHg)Diastole(mmHg)
Ke-1 Pra-stress 110 6930 detik 105 6860 detik 118 70
Ke-2 Pra-stress 137 8630 detik 138 8560 detik 129 87
2.4. Pengukuran Denyut Nadi
Orang coba Jenis Kelamin Denyut Nadi di 3 TempatRadialis Brachialis Carotis
Zakiyya Perempuan 80 72 72Heni Perempuan 96 96 96
Citra Yuli Perempuan 86 84 88Iga Perempuan 88 80 92
2.5 Pengukuran Frekuensi Nafas
Orang Coba Jenis Kelamin Frekuensi NafasZakiyya Permpuan 12Grace Perempuan 14Nadhir Laki-Laki 16
2.6. Pengukuran Suhu Tubuh
Orang Coba Lokasi Suhu Tubuh (oC)Grace Mulut 37
Ketiak 35,5Zakiyya Mulut 37,2
Ketiak 36,4
2.7. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Orang Coba
Jenis Kelamin Berat Badan dan
Tinggi Badan
BB Ideal (minimal
dan maksimal)
IMT (Indeks Massa Tubuh)
Klasifikasi
Heni Perempuan 58/163
47,753
21,83 Normal
Zakiyya Perempuan 47/155
40,545
19,56 Normal
Hilda Perempuan 53/153
38,743
21,80 Normal
Nadhir Laki-laki 67/171
54,961
22,91 Normal
2.8 Pertanyaan dan Jawaban2.8.1 Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
1. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter konvensional dengan digital?
Ada
2. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan pada lengan kanan dan kiri?
Ada3. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran darah dilakukan dengan tensimeter
konvensional dan digital? Ada
4. Apakah ada perbedaan hasil pengukuran A. Radialis, A. Karotis, dan A. Bracialis? Ada
5. Apakah ada perbedaan tekanan darah yang diukur dengan perbedaan posisi? Jelaskan mengapa?
Ada. Karena posisi tubuh seseorang akan mempengaruhi tekanan darah maupun denyut nadinya. Apabila pengukuran dilakukan dalam keadadan berdiri, tubuh mengalami pengaruh gaya gravitasi sehingga terjadi penurunan sedikit pada tekanan darah, sedangkan pada posisi duduk tekanan darah cenderung stabil.
6. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi tekanan darah? Faktor Fisiologis :
a. Volume darahb. Viskositas darahc. Kelenturan dinding arterid. Curah jantunge. Kapasitas pembuluh darahc. Kekuatan gerak jantung
Faktor Patologis:a. Jenis kelamin b. Temperatur c. Posisi tubuhd. Usiae. Aktivitas fisikf. Emosi
7. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital terlebih dahulu, pasien dapat mengalami pendarahan setelah proses pencabutan. Hal ini karena ternyata pasien mengalami hipertensi dimana tekanan darah darah lebih tinggi gigi tidak boleh dicabut.
2.8.2 Percobaan Pengukuran Denyut Nadi
1. Mengapa mahasiswa kedokteran gigi harus mengukur denyut nadi sebelum melakukan tindakan operatif?
Karena sebelum melakukan tindakan operatif, denyut nadi pasien harus normal. Jadi harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan, seperti pendarahan.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut nadi? Jenis aktivitas fisik,posisi tubuh,suhu di sekitar tubuh, ukuran tubuh, obat
yang sedangdikonsumsi, sakit, trauma, emosi, umur, jenis kelamin. Denyut nadi dapat meningkat saat berolahraga, sakit, trauma dan emosi. Wanita berumur 12 tahun ke atas umumnya memiliki denyut nadi lebih
cepat dari pada laki- laki.3. Apakah ada perbedaan pengukuran denyut nadi pada berbagai posisi tubuh? Jelaskan mengapa?
Ada. Karena adanya pengaruh perbedaan gaya gravitasi. Denyut nadi akan lebih rendah pada saat berbaring dibandingkan pada posisi duduk atau berdiri. Pada saat berbaring efek gravitasi tubuh akan berkurang, sehingga darah lebih banyak mengalir kembali ke jantung. Sedangkan, pada posisi berdiri terjadi peningkatan denyut nadi karena darah yang kembali ke jantung lebih sedikit. Pada posisi duduk denyut nadi cenderung stabil karena jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
4. Mengapa saat bekerja denyut nadi meningkat? Dalam melakukan aktivitas, terutama aktivitas yang berat seperti naik-turun
bangku yang dilakukan pada praktikum ini, akan dibutuhkan lebih banyak energi dalam bentuk ATP. Energi tersebut di dapatkan dari hasil metabolisme tubuh, dimana membutuhkan oksigen. Oksigen dalam tubuh manusia di angkut oleh hemoglobin dalam darah. Sehingga semakin besar energi yang diperlukan maka oksigen yang diperlukan juga semakin besar, oleh karena itu aliran darah yang dibutuhkan juga semakin meningkat.
5. Bagaimana cara menentukan denyut nadi maksimal dan optimal? Denyut nadi maksimal adalah maksimal denyut nadi yang dapat dilakukan
pada saat melakukan aktivitas maksimal. Untuk menentukan denyut nadi maksimal digunakan rumus 220-umur. Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumusan:
DNM = (220 – Umur) , kemudian dikalikan dengan intensitas membakar lemak 60-70 persen DNM.Contoh:DN maksimal = 220 – usiaDN optimal = 80% x DN maksimalDN minimal = 60% x DN maksimal
2.8.3 Percobaan Pengukuran Suhu Tubuh
1. Mengapa pengukuran suhu tubuh di ketiak berbeda?
Berapa perbedaannya?Jelaskan!
Suhu tubuh di ketiak tidak seakurat pengukuran pada oral, biasanya lebih rendah dari suhu oral. Hal ini karena kelembapan di ketiak lebih tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
2. Kapan harus melakukan pengukuran suhu tubuh di rongga mulut atau pengukuran
di bagian tubuh yang lain?
Pengukuran rongga mulut yaitu: Saat subjek bernafas dengan hidung bukan dengan mulut Saat subjek tidak mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi,
atau gemetar akibat kedinginan Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang
menangis atau subjek konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif dan risiko terpapar cairan tubuh
Pengukuran ketiak yaitu :digunakan untuk bayi, anak kecil ,anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
2.8.4 Percobaan Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
1. Apakah pengukuran TB dan BB diperlukan di bidang kedokteran gigi? Jelaskan untuk apa? Pengukuran fisik TB dan BB diperlukan untuk mengetahui Indeks Massa
Tubuh (IMT) yang digunakan dalam memprediksi kesehatan dan juga pengklasifikasian IMT pasien. Indikator berat badan dan tinggi badan (wasting status) adalah merupakan indikator yang terbaik digunakan untuk menggambarkan status gizi saat ini.. Dalam hubungannya dengan bidang kedokteran gigi, penyakit infeksi ini dapat berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.Selain itu, pengukuran tinggi badan dan berat badan sangat diperlukan dalam memperoleh informasi tambahan yang menegakkan diagnosis, terutama yang berkaitan dengan hormon metabolik
2. Apakah akibat jika seseorang termasuk kurus beresiko dan apa pula akibat bagi yang terlalu gemuk? Jelaskan! Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat dialami oleh orang yang
memiliki IMT kurang dari 18, yaitu:1. Anemia
Orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu. Kekurangan energi dan kelemahan adalah merupakan gejala khas anemia.
2. OsteoporosisOsteoporosis adalah penipisan jaringan tulang atau hilangnya kepadatan tulang seiring dengan waktu. Berat badan yang rendah menyebabkan tekanan yang diterima oleh tulang juga kecil, padahal, tekanan pada tulang berfungsi meningkatkan kepadatan tulang.
3. Rendahnya sistem imunBagi penderita anoreksia, energi yang masuk ke dalam tubuh sedikit, maka sel-sel tubuh kurang maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga, orang yang terlalu kurus gampang terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker, yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.
Kegemukan juga beresiko mengakibatkan beberapa gangguan kesehatan, seperti:
1. HipertensiPada kegemukan, pembuluh darah sering mengalami atherosclerosis atau pengapuran sehingga menyempit yang menyebabkan naiknya tekanan darah.
2. Masalah persendianSemakin gemuk seseorang, maka beban tulang akan semakin berat. Sehingga, akan muncul gangguan sendi.
3. Kesehatan jantung Pada orang gemuk, tentu metabolisme bergerak lebih dinamis dengan beban lebih, karena semakin berat bebannya, otomatis jantung berdenyut lebih cepat, bekerja lebih banyak dan pada gilirannya tentu saja akan terkompensasi oleh tubuh secara alamiah. Dalam hal kompensasinya tak dapat lagi ditolerir oleh tubuh maka tak pelak lagi akan menimbulkan gangguan jantung serius. Gangguan jantung ini dikenal dengan dekompensasi kordis.Kasus ini ditemukan banyak pada orang gemuk yang tidak banyak pergerakannya.
4. Diabetes Melitus Orang gemuk cenderung mengalami penurunan hormon insulin. Ini membuat gula darah naik dan akan meracuni seluruh tubuh.
5. Masalah KesuburanTerjadinya perubahan pada pembuluh darah kecil, termasuk yang menuju ke penis. Salah satu akibat dari perubahan inilah yang menjadi penyebab utama gangguan seksual retrogade ejaculation (ejakulasi ke belakang), yaitu semprotan sperma menuju kandung kemih, bukannya keluar secara normal. Tentu saja penderita kelainan ini tidak akan bisa membuahi pasangannya.
BAB IIIPEMBAHASAN
1.1 Pengukuran Tekanan Darah
Pada percobaan ini, pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter konvensional dan digital menunjukkan adanya perbedaan, hal ini karena ketelitian pengukuran menggunakan alat konvensional dan digital tersebut berbeda. Pengukuran tekanan darah pada lengan kanan dan lengan kiri juga berbeda, umumnya pada orang coba pertama dan kedua tekanan darah sistol lebih tinggi pada tangan kanan. Hasil yang berbeda juga didapatkan ketika dilakukan pengukuran tekanan darah dengan perbedaan posisi. Hal ini disebabkan karena adanya efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah. Karena arah peredaran darah menjadi horizontal saat berbaring, maka tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu terjadi pompa aliran darah. Sedangkan pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. Nilai tekanan darah berubah dengan adanya pengaruh latihan, pada kedua orang coba dapat diamati, pada 3 menit pertama setelah latihan berupa naik turun bangku, kedua orang coba mengalami hipertensi ringan dimana tekanan darah naik, namun setelah beristirahat tekanan darah mulai kembali normal. Hal ini sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, semakin besar aktivitas kerja tubuh maka energy yang dibutuhkan juga semakin banyak, sehingga tekanan darah naik.
3.2 Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi pada A. radialis, A. Brachialis dan A. Carotis mendapatkan hasil yang berbeda-beda pada empat orang coba, namun perbedaannya tidak terlalu tinggi. Pengukuran denyut nadi pada posisi yang berbeda-beda, menunjukkan nilai denyut nadi yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih lambat dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Pompa jantung lebih lambat disebabkan karena saat orang coba dalam posisi berbaring efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah yang kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampumemompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyutjantung yang diperlukan per menitnya untuk memenuhi kebutuhkan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit. Namun detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri,akibat dari posisi tubuh yang melawan gravitasi. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri.
3.3 Pengukuran Suhu Tubuh
Hasil pengamatan yang kami dapatkan setelah melakukan percobaan, suhu tubuh pada orang coba yang diukur secara oral dan aksial ditunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini
dikarenakan suhu ketiak tidak seakurat pengukuran oral, dan ini umumnya mengukur 1 derajat lebih rendah dari suhu oral jika diukur secara bersamaan. Selain itu kelembapan di daerah ketiak lebih tinggi sehingga menurunkan suhu tubuh inti.
3.4 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Pengukuran BB dan TB yang kami lakukan menunjukkan perbedaan hasil antara orang coba satu dan lainnya. Namun, pada ke empat orang coba, dapat diklasifikasikan dalam berat badan normal berdasarkan IMT yang telah dihitung. Pengukuran BB dan TB digunakan untuk mengetahui IMT pada setiap orang. Sedangkan BB dan TB setiap orang tentulah bervariasi hal ini disebabkan karena asupan nutrisi setiap individu berbeda. Selain itu faktor genetik juga dapat menjadi salah satu pemicu BB dan TB setiap individu.
3.5 Frekuensi Nafas
Setelah mendapatkan hasil pengukuran pernafasan, table menunjukkan perbedaan frekuensi pernapasan antara satu orang coba dengan orang coba lainnya. Frekuensi nafas antara laki-laki dan perempuan berbeda.Pada laki-laki frekuensi pernafasan setiap menitnya lebih banyak dari pada perempuan karena laki-laki melakukan aktivitas lebih banyak dari pada perempuan, oleh karena itu membutuhkan oksigen yang lebih banyak juga.
BAB IVKESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa:1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan digital,
sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di arteri brachialis, karotis, dan fascialis.
2. Faktor yang menyebabkan perbedaan pada pengukuran tekanan darah adalah gaya gravitasi, posisi tubuh, aktivitas fisik, temperature, usia, jenis kelamin, dan usia.
3. Aktivitas fisik, posisi tubuh, suhu di sekitar tubuh, ukuran tubuh, obat yang sedang dikonsumsi, sakit, trauma, emosi, umur, jenis kelamin dapat mempengaruhi pengukuran denyut nadi
4. Berat badan serta tinggi dari masing-masing orang tergantung asupan utrisi serta faktor genetis dari orang tersebut
5. Frekuensi nafas laki-laki lebih banyak daripada perempuan karena laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas sehingga membutuhkan suplai oksigen yang lebih banyak.
BAB VDAFTAR PUSTAKA
1. C. Guyton. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7, bagian 1 & 2. Alihbahasa: Ken AriataTengadi, dkk. Jakarta: EGC
2. Ganong, WF .2005. Review of Medical Physiology. 22nd Edtion., Appleton & Lange A Simon & Schuster Co., Los Altos, California.
3. Hall JE.2010.Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC4. Ramadhan AJ.2009. Mencermati gangguan pada darah dan pembuluh
darah,tekanan darah. Yogyakarta : Diva press