laporan farmakologi uji toksisitas ld50
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
1/10
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI I
UJI TOKSISITAS AKUT (LD50
)
Oleh :
Kelompok VI A Ganjil
RICO JULIARDI ( 1 )
RIALITA LIFIANI ( 1001080 )
RITA ASTUTI ( 1001084 )
RIZKY RINDIANA ( 1001086 )
SARIYATNA ( 1001088 )
SEPTARIA ( 1001090 )
Tanggal Praktikum : 9 Desember 2011
Dosen : Adriani Susanty, M. Farm. Apt.
Asisten :
Suharpa
Fitria Rizky
Program Studi S1 Farmasi
Sekolah Tinggi Farmasi Riau
2011
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
2/10
BAB V
UJI TOKSISITAS AKUT (LD50)
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui dosis suatu obat yang menimbulkan kematian 50% dari hewanpercobaan.
2. Untuk melihat tingkat klasifikasi toksisitas suatu obat.
II. TINJAUAN PUSTAKAKetoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi secara singkat
(24jam) setelah pemberian dalam dosis tunggal. Jadi yang dimaksud dengan uji toksisitas
akut adalah uji yang dilakukan untuk mengukur derajat efek suatu senyawa yang diberikan
pada hewan ercobaan tertentu, dan pengamatannya dilakukan pada 24 jam pertama setelah
perlakuan dan dilakukan dalam satu kesempatan saja. Data kuantitatif uji toksisitas akut dapat
diperoleh melalui 2 cara, yaitu dosis letal tengah (LD50) dan dosis toksik tengah (TD50).
Namun yang paling sering digunakan adalah dengan metode LD50.
Dosis efektif 50% adalah dosis suatu obat yang dapat berpengaruh terhadap 50% dari
jumlah hewan yang diuji, sedangkan, dosis lethal 50% adalah, dosis suatu obat atau bahan
kimia yang dapat menyebabkan kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang diuji.
Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan potensi ketoksikan
akut dari suatu senyawa dan untuk menentukan gejala yang timbul pada hewan percobaaa.
Data yang dikumpulkan pada uji toksisitas akut ini adalah data kuantitatif yang berupa
kisaran dosis letal atau toksik, dan data kualitatif yang berupa gejala klinis.
Bahan racun adalah semua bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan/kesakitan
pada makhluk hidup. Sebagai akibat dari kerusakan tersebut ialah adanya gangguan pada
struktur anatomi dan fisiologik dari jaringan yang menderita, bahkan dapat menimbulkan
kematian. Semua bahan kimia mungkin akan beracun bila diberikan berlebihan atau rute
pemberian yang tidak lazim. Terlalu banyak oksigen murni, air ataupun garam dapat
menyebabkan kematian Tetapi hal tersebut tidak dapat digunakan sebagai pegangan, karena
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
3/10
bahan yang biasanya disebut racun sperti sianida, arsen dan sebagainya tidak dapat dikatakan
tidak beracun, sehingga kita harus menyatakan bahwa semua bahan kimia akan beracun bila
diberikan secara tidak proporsional.
Daya toksisitas suatu bahan toksik biasanya dihitung dari nilai LD50 (lethal dose
50%). Dosis tersebut menggambarkan konsentrasi bahan bahan kimia yang dapat
menyebabkan kematian sampai 50% dari jumlah hewan yang di uji. Nilai LD50 digunakan
untuk mengelompokkan dosis toksik dari bahan kimia yang baru diproduksi. Hasil dari uji
LD50 dari bahan kimia biasanya bervariasi untuk setiap spesies hewan dan laboratorium
penguji, sehingga nilai LD50 tersebut biasanya hanya merupakan perkiraan.
Tabel 1. Perkiraan dosis LD50 bahan kimia pada hewan percobaan.
Bahan Hewan percobaan Pemberian LD50 (mg/Kg)
Ethil alkohol Mencit Oral 10.000
NaCl Mencit i.p 4.000
FeSO4 Tikus Oral 1.500
Morfin sulfat Tikus Oral 900
DDT Tikus Oral 100
Picrotoksin Tikus s.c. 5
Strychnin sulfat Tikus i.p. 2
Nicotin Tikus i.v. 1
d-tubocuravin Tikus i.v. 0,5
Hemicholinium-3 Tikus i.v. 0,2
Tetrodotoksin Tikus i.v. 0,10
Dioksin Marmot i.v. 0.001
Toksin
Botulinum
Tikus i.v. 0.00001
Oral= lewat mulut; i.p=intra peritoneal; s.c.=sub cutan; i.v.=intra vena
Sumber: Loomis (1978)
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
4/10
Cara pemberian senyawa pada hewan percobaan yang lazim adalah peroral, namun
yang paling tepat adalah dengan mempertimbangkan kemungkinan cara pemberian senyawa
tersebut pada manusia.
Kebanyakan orang lebih memilih memakai obat dari kulit atau melalui inhalasi karena
kemudahannya. Tetapi uji toksisitas melalui kedua cara tersebut sulit dilakukan. Ada
beberapa alasan antara lain:
1. Uji toksisitas akut melalui kulit membutuhkan biaya yang lebih besar dari pada pemberian
per oral.
2. Uji toksisitas akut melalui inhalasi membutuhkan alat khusus, agar perhitungan induksi
obat sesuai standar, sehingga butuh biaya lebih banyak dan dengan metode yang lebih
rumit.
3. Tidak banyak hewan yang memiliki struktur kulit yang sama dengan manusia, karena
manusia mempunyai epidermis (stratum corneum) yang lebih tebal dari hewan percobaan
pada umumnya. Hewan yang mempunyai tingkat kesamaan paling tinggi dalam struktur
kulit adalah babi.
Lethal Dose 50 adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna
menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau
menimbulkan efek toksik yang berarti pada 50% hewan percobaan setelah perlakuan. LD50
merupakan tolak ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis
letal. Ada beberapa pendapat yang menyatakan tidak setuju, bahwa LD50 masih dapat
digunakan untuk uji toksisitas akut. Namun ada juga beberapa kalangan yang masih setuju,
dengan pertimbangan:
a. Jika lakukan dengan baik, uji toksisitas akut tidak hanya mengukur LD50, tetapi juga
memeberikan informasi tentang waktu kematian, penyebab kematian, gejala gejala
sebelum kematian, organ yang terkena efek, dan kemampuan pemulihan dari efek
nonlethal.
b. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk pertimbangan pemilihan design penelitian
subakut.
c. Tes LD50 tidak membutuhkan banyak waktu.
d. Hasil tes ini dapat langsung digunakan sebagai perkiraan risiko suatu senyawa terhadap
konsumen atau pasien.
Pada dasarnya, nilai tes LD50 yang harus dilaporkan selain jumlah hewan yang mati,
juga harus disebutkan durasi pengamatan. Bila pengamatan dilakukan dalam 24 jam setelah
perlakuan, maka hasilnya tertulis LD5024 jam. Namun seiring perkembangan, hal ini sudah
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
5/10
tidak diperhatikan lagi, karena pada umumnya tes LD50 dilakukan dalam 24 jam pertama
sehingga penulisan hasil tes LD50 saja sudah cukup untuk mewakili tes LD50 yang diamati
dalam 24 jam. Bila dibutuhkan, tes ini dapat dilakukan lebih dari 14 hari. Contohnya, pada
senyawa tricresyl phosphat, akan memberikan pengaruh secara neurogik pada hari 10 14,
sehingga bila diamati pada 24 jam pertama tidak akan menemukan hasil yang berarti. Dan
jika begitu tentu saja penulisan hasil harus deisertai dengan durasi pengamatan. Ada beberapa
hal yang dapat mempengaruhi nilai LD50 antara lain spesies, strain, jenis kelamin, umur, berat
badan, gender, kesehatan nutrisi, dan isi perut hewan percobaan.
Teknis pemberian juga mempengaruhi hasil, antara lain waktu pemberian, suhu
lingkungan, kelembaban, sirkulasi udara. Tidak luput kesalahan manusia juga dapat
mempengaruhi hasil ini. Sehingga sebelum melakukan
penelitian, ada baiknya kita memeperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi
hasil ini. Secara umum, semakin kecil nilai LD50, semakin toksik senyawa tersebut. Begitu
pula sebaliknya, semakin besar nilai LD50, semakin rendah toksisitasnya. Hasil yang
diperoleh (dalam mg/kgBB) dapat digolongkan menurut potensi ketoksikan akut senyawa uji
menjadi beberapa kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut (Loomis (1978)) :
No KELAS LD50 (mg/KgBB)
1 Luar biasa toksik 1 atau kurang
2 Sangat toksik 150
3 Cukup toksik 50500
4 Sedikit toksik 5005000
5 Praktis tidak toksik 500015000
6 Relatif kurang
berbahaya
lebih dari 15000
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
6/10
III. BAHAN DAN ALATa. Bahan yang digunakan: Anak ikan Lele
Fenol dengan berbagai konsentrasi (0,0025% ; 0,005% ; 0,01% ; 0,02% ; 0,04%) Aquades
b. Alat yang digunakan: Beaker glass Stopwatch
IV. PROSEDUR KERJA1. Siapkan fenol dengan berbagai konsentrasi di dalam beaker glass.2. Siapkan anak ikan Lele 6 ekor setiap kelompok, masukkan kedalam masing-masing
beaker glass, dan mulai hitung waktunya dengan menggunakan stopwatch yang telah
disiapkan.
3. Lakukan pengamatan selama 1,5 sampai 2 jam.4. Hitung berapa jumlah ikan yang mati dan jumlah ikan yang hidup.5. Tabelkan dan hitung LD50 nya.
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
7/10
V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan
DosisJumlah Hewan
Perkelompok
Jumlah Hewan Pi
Mati Hidup
0.0025 % 6 0 6 0
0.005 % 6 1 5 0.17
0.01 % 6 6 0 1
0.02 % 6 6 0 1
0.04 % 6 6 0 1
Kontrol 6 0 6 0
Perhitungan LD50 :
Rumus :
m = ab ( Pi 0.5 )
Data :
1.) Log dosis terendah yang mnyebabkan kematian 100% tiap kelompok ( a ) = 0.01% , Log 0.01 = -2
2.) Beda log dosis yang berurutan ( b ) = 2 , Log 2 = 0.33.) Jumlah hewan yang mati yang menerima dosis sebanyak i dibagi jumlah hewan
seluruhnya yang menerima dosis i ( Pi ) = Pi = ( 0+0.17+1+1+1) = 3.17
m = ab ( Pi 0.5 )
Log LD50 = -20.3 ( 3.170.5 )
= -20.3 ( 2.67 )
= -20.801
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
8/10
= -2.801
Anti Log = -2.801
LD50 = 0.00158 %
B. PembahasanPercobaan uji toksisitas akut LD50, objek yang digunakan adalah ikan lele sebanyak 6
ekor. 6 ekor ikan lele di masukkan kedalam beaker glass yang berisi fenol dengan
konsentrasi 0.01 %. Pengamatan ini dilakukan selama 1,52 jam. Pada awal ikan lele
dicelupkan ke dalam larutan fenol, ikan masih dalam keadaan seperti biasa. Setelah
menit ke 8 beberapa ikan lele sudah mulai melayang layang, dan pada menit ke 13
semua ikan lele mati. Sementara untuk konsentrasi fenol 0.0025 % tingkat kematian
tidak terjadi, dan pada konsentrasi fenol 0.4 % tingkat kematian ikan lele lebih cepat.
( a ) ( b )
Dari gambar dapat dilihat perbandingan pada kedua beaker glass. Pada beakerglass yang diberi larutan kontrol, ikan lele yang berada di dalam larutan tersebut
bertahan hidup dengan baik. Sementara pada beaker glass yang berisi larutan fenol
konsentrasi 0.01% ikan lele yang berada didalamnya tidak bertahan lama dan pada
menit ke 13 ikan tersebut mati 100% seperti terlihat pada gambar ( b ). Hal ini
membuktikan bahwa larutan fenol tersebut mengandung senyawa-senyawa fenol
merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat racun ( toksik ). Apabila senyawa
ini mencemari perairan maka akan membuat rasa dan bau tidak sedap, dan pada nilai
konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian organisme di perairan tersebut.Oleh
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
9/10
karena itu pada konsentrasi larutan fenol 0.04% lebih cepat terjadi kematian pada ikan
lele di bandingkan pada konsentrasi fenol 0.0025%.
VI. KESIMPULAN1. Uji toksisitas akut adalah uji yang dilakukan untuk mengukur derajat efek suatu
senyawa yang diberikan pada hewan ercobaan tertentu
2. Dosis efektif 50% adalah dosis suatu obat yang dapat berpengaruh terhadap 50%dari jumlah hewan yang diuji, sedangkan, dosis lethal 50% adalah, dosis suatu obat
atau bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian sampai 50% dari jumlah hewan
percobaan.
3. Semakin kecil nilai LD50, semakin toksik senyawa tersebut. Begitu pula sebaliknya,semakin besar nilai LD50, semakin rendah toksisitasnya.
4. Dari percobaan dapat dilihat tingkat toksisitas akut LD50 yang terjadi pada ikan leleyang dicelupkan pada larutan fenol konsentrasi 0.04% lebih cepat terjadi. Hal ini
dipengaruhi oleh senyawa fenol yang bersifat racun ( toksik ). Dapat di lihat
perbandingan dengan menggunakan larutan kontol, yaitu air saja. Pada larutan
kontrol tidak ada ikan lele yang mati. Pada konsentrasi kecil, yaitu 0.0025 % tingkat
kematian ikan lele termasuk rendah, tidak mencapai 50%. Dari pengamatan
kelompok kami, dapat kami simpulkan bahwa pengaruh senyawa fenol akan
menyebabkan rusaknya suatu organisme bahkan apabila dalam konsentrasi tinggi
akan menyebabkan kematian organisme tersebut. Semakin banyak larutan fenol
yang diberikan, atau semakin besar konsentrasi fenol yang diberikan maka akan
semakin cepat dan tinggi tingkat toksisitas yang terjadi pada organisme tersebut.
-
7/28/2019 LAPORAN FARMAKOLOGI UJI TOKSISITAS LD50
10/10
DAFTAR PUSTAKA
Loomis TA. 1987.Essential of toxicology.3rd ed. Philadelpia: Lea & Febiger. Hal; 198202
Donatus IA. 2001.Toksikologi Dasar. Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi dan
Toksikologi Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada;
http://eprints.undip.ac.id/8080/1/Rika_Jenova.pdf
www.geocities.ws/kuliah_farm/praktkum.../praktikum_toksi.doc
http://eprints.undip.ac.id/8080/1/Rika_Jenova.pdfhttp://www.geocities.ws/kuliah_farm/praktkum.../praktikum_toksi.dochttp://www.geocities.ws/kuliah_farm/praktkum.../praktikum_toksi.dochttp://www.geocities.ws/kuliah_farm/praktkum.../praktikum_toksi.dochttp://eprints.undip.ac.id/8080/1/Rika_Jenova.pdf