laporan diskusi kelompok 17a (kardiorespirasi)
TRANSCRIPT
MAKALAH TRIGER 2 MODUL 2
Nama Anggota Kelompok 17 A:
Zerra Manangsang 0130840269
Selince Ani Wetipo 0130840222
Selfiana Mote 0130840295
Serdani Maria F. Bawotong 0130840304
Sharah 0130840223
Shinta Bella Rahayaan 0130840289
Shinta Widya Dharma 0130840224
Sisera Wambrauw 0130840227
Siwi Indah Sari 0130840228
Stella L. Krey 0130840229
Stenly I. Mandosir 0130840230
Sylvanny da Costa 0130840226
Teminus Kogoya 0130840297
Thresye Anjela Souhuwat 0130840231
Tirza L. Bembe 0130840234
Fakultas Kedokteran - Universitas Cenderawasih
2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah modul 2 Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi dengan
baik dan waktu yang cukup.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah terutama untuk dosen fasilitator
kami. Kiranya tugas modul 2 ini memberikan pelajaran penting dalam menganalisa masalah.
Selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa kami
tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menambah dan menjadi tolak ukur kami. Kami berharap analisa tugas
modul 2 ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi proses pembelajaran.
Jayapura, 02 Maret 2016
Penyusun
Kelompok 17A
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Skenario.........................................................................................................2
1.3 Kata Sulit ......................................................................................................3
1.4 Kata Kunci ....................................................................................................4
1.5 Daftar Masalah .............................................................................................4
1.6 Hipotesa ........................................................................................................4
1.7 Learning Objectives......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Bayi Tidak Bernapas Spontan dan Tidak Menangis ......................................5
2.1.1 Sirkulasi Darah dan Respirasi Pada Janin ............................................ 5
2.1.2 Sirkulasi Darah Setelah Lahir ...............................................................6
2.1.3 Penyebab Bayi Tidak Bernapas Spontan dan Tidak Menangis ............7
2.2 Ibu Bayi Mengalami Tekanan Darah Rendah ...............................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11
Daftar Pustaka .........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung yang memompa dan mempertahankan
aliran darah, arteri, yang mengangkut darah pergi dari jantung,arteriol ,pembuluh kecil
yang menuju pembuluh yang lebih kecil lagi, yaitu kapiler,venul, pembuluh halus yang
menampung isi kapiler, kemudian vena adalah pembuluh darah yang membawa darah
kembali ke jantung. Kapiler adalah tempat berlangsungnya pertukaran antara darah dan
cairan jaringan.
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang berfungsi
menghantarkan berbagai nutrisi , oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan
membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi . Selanjutnya juga
mengangkat panas sebagai hasil proses metabolisme sel keseluruh tubuh serta membawa
berbagai hormon dari kelenjar endokrin ke organ sasaran. Sistem kardiovaskuler (sistem
sirkulasi ) terdiri dari 3 komponen utama : Jantung ( pompa ), Pembuluh darah ( saluran ),
darah (media transport).
Dalam siklus sirkulasi terdapat tiga komponen penting yaitu jantung, pembuluh darah
dan darah. Darah terus-menerus mengaliri sistem sirkulasi dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir
di jantung. Sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri dari lengkung terturtup pembuluh-
pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik adalah
sirkuit pembuluh yang mengangkut darah jantung dan sistem tubuh lain.
Fungsi sirkulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh untuk mentranspor
zat makanan ke jaringan tubuh, dan untuk mempertahankan lingkungan yang sesuai di
dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara
normal.1
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru - paru.
Udara masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam pernapasan otot
sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara
yang masuk juga melindungi permukaan organ yang lembut.
1
Hantaran tekanan menghasilkan udara di paru - paru melalui saluran pernapasan atas.
Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan internal dengan menyesuaikan tingkat
pengeluaran karbondioksida pembentuk asam. Homeostasis penting bagi kelangsungan
hidup sel – sel. Sel - sel memerlukan pasokan konstan oksigen yang digunakan untuk
menunjang reaksi kimiawi penghasil energi yang menghasilkan karbondioksida
menghasilkan asam karbonat yang harus selalu di kelola oleh tubuh agar pH di
lingkungan internal dapat dipertahankan.
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas (paru) dan suatu pompa ventilasi
paru. Pompa ventilasi ini terdiri dari atas dinding dada, otot pernapasan , yang
memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada, pusat pernapasan di otak yang
mengendalikan otot pernapasan, serta jaras dan saraf yang menghubungkan pusat
pernapasan dengan otot pernapasan.
Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari
atmosfer ke jaringan untuk menunang metabolism sel, serta pemindahan pasif terus-
menerus CO2 yang dihasilkan oleh metabolism dari jaringan ke atmosfer. Sistem
Respirasi berperan dalam homeostatis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara
atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernapasan dan
jaringan.2
Fungsi respirasi dapat dibagi menjadi : ventilasi paru yang berarti masuk dan
keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru, difusi O dan CO antara alveoli dan
darah, pengangkutan O dan CO dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel jaringan
tubuh, serta pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan.
1.2 Skenario
IBU DAN BAYINYA
Pagi-pagi di Puskesmas Yapsi, dr Poppy tampak disibukkan oleh seorang pasien.
Pasien kali ini seorang ibu muda berumur 19 tahun sedang hamil sekitar 28-32 minggu.
Ibu datang dengan perdarahan pervaginam dan merasa nyeri di perut bagian bawah,
dengan riwayat jatuh dari motor 1 hari yang lalu. Setelah melakukan pemeriksaan,
didapatkan, didapatkan kalau ibu berada dalam proses persalinan dan dr.Poppy segera
memimpin persalinannya.
2
Tidak lama kemudian, lahirlah seorang bayi perempuan, namun bayi ini tidak
bernafas spontan dan tidak menangis , sehingga nampak sianosis. Dengan segera
dr.Poppy melakukan tindakan resusitasi untuk menolong bayi tersebut. Tidak lama
kemudian bayi mulai merintih dan sianosisnya mulai berkurang namun karena fisilitas
puskesmas yang kurang memadai sehingga dr.Poppy memutuskan untuk segera merujuk
bayi ini ke RS Yowari.
Saat dr.Poppy sedang disibukkan dangan sang bayi, sejumlah bidan dan perawat
masih bergumul dengan masalah sang ibu dan sang bayi. Perdarahan dari ibu yang baru
melahirkan belum juga teratasi.”Dok, uterusnya tak kunjung kontraksi, perdarahan tak
juga berhenti dan pasien makin lemah, infus sudah terpasang satu jalur” teriak seorang
Bidan.
“Vital sign terakhir berapa?’”Tanya dr.Poppy. “Tekanan darah 70/ palpasi, takikardia
dan takipneu, Dok...” jawab sang Bidan. “Cepat pasang infus satu jalur lagi dan tetesan
guyur. Monitor terus vital signnya, dan segera dirujuk dengan bayinya..” jawab dr.Poppy
1.3 Kata Sulit3
1.3.1 Sianosis : Kebiruan pada kulit, dan penyebabnya adalah hemoglobin
yang tidak mengandung O2 jumlahnya berlebihan dalam
pembuluh darah kulit,terutama dalam kapiler.
1.3.2 Pervaginam : Melalui Vagina
1.3.3 Resusitasi : Usaha dalam memberikan ventilasi yang kuat, serta
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen menuju ke otak, jantung dan alat-alat
vital lainnya.
1.3.4 Palpasi : Metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran,
kekuatan, atau letak sesuatu (dari bagian tubuh dimana
penguji ialah praktisi kesehatan).
1.3.5 Takikardia : Denyut jantung yang cepat, biasanya didefinisikan sebagai
lebih besar dari 100 denyut per menit.
1.3.6 Takipneu : Pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya
didefinisikan lebih dari hembusan per menit.
3
1.3.7 Infus : Alat yang dipakai sebagai ganti makanan yang masuk ke
dalam tubuh.
1.3.8 Vital sign : Tanda – tanda vital ( indikasi adanya sesuatu ) yang terdiri
dari pernafasan, tekanan darah, suhu, dan denyut nadi.
1.4 Kata Kunci
1.4.1 Kardiovaskuler
1.4.2 Respirasi
1.5 Daftar Masalah
1.5.1 Bayi tidak bernafas spontan dan tidak menangis
1.5.2 Ibu bayi mengalami tekanan darah rendah
1.6 Hipotesa
1.6.1 Kemungkinan bayi tidak menangis karena megalami perubahan fungsional .
1.6.2 Kemungkinan ibu mengalami tekanan darah rendah akibat perdarahan
pervaginam.
1.7 Learning Objective
1.7.1 Anatomi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
1.7.2 Histologi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
1.7.3 Fisiologi : Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi
1.7.4 Biokimia : Pengangkut oksigen dalam darah
1.7.5Gizi klinik : Zat Gizi pembentukan darah, Protein, Fe, Zn, Cu, B6, B12 & Asam
Folat. Zat antioksi dan Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E,
Karoten,Selenium & Zinc.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bayi Tidak Bernafas Spontan dan Tidak Menangis
Secara normal, bayi akan bernafas spontan dan menangis ketika lahir. Ketika bayi
baru dilahirkan, bayi mengambil napas untuk pertama kalinya melalui perubahan
peredaran darah dan dengan menangis membantu membuka sirkulasi untuk mengirim
oksigen melalui paru-paru. Tangisan bayi yang baru lahir merupakan suatu respon yang
terjadi untuk membantu membuka paru-parunya agar bisa menghirup oksigen. Namun,
kasus yang terjadi pada skenario menunjukkan bahwa bayi yang lahir tidak bernafas
spontan dan tidak menangis sehingga nampak sianosis. Sistem pernapasan merupakan
sistem yang paling tertantang ketika mengalami perubahan dari fase intrauterus menuju
ekstrauterus. Bayi baru lahir harus segera bernapas.
2.1.1 Sirkulasi Darah dan Respirasi pada Janin
Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai janin
lahir adalah plasenta. Selama dalam uterus, janin mendapat O2 dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. O2
diserap oleh darah janin dan CO2 dikeluarkan ke dalam sirkulasi ibu melalui dinding
vili dengan cara yang serupa dengan pertukaran O2 dan CO2 di paru.
Namun lapisan-lapisan sel yang membungkus vili lebih tebal dan kurang
permeable dibandingkan dengan membran alveolus paru, dan pertukaran yang terjadi
jauh kurang efisien. Plasenta juga merupakan rute tempat masuknya semua zat
makanan ke janin dan keluarnya zat sisa dari janin ke dalam darah ibu. Lima puluh
lima persen curah jantung janin melewati plasenta. Darah di vena umbilikalis
manusia diperkirakan mengalami saturasi O2 sebesar 80%, dibandingkan dengan
saturasi arteri orang dewasa yang mencapai 90%. Duktus venosus membelokan
sebagian dari darah langsung ke vena cava inferior dan sisanya bercampur dalam
dara porta janin. Darah vena porta dan sistemik janin mengalami saturasi hanya 26 %
dan saturasi darah campuran di vena cava inferior dialirkan secara langsung keatrium
kiri melalui foramen ovale. Sebagian besar dari vena cava superior untuk memasuki
ventril kanan dan di keluarkan ke dalam arteri pulmonalis. Resistensi paru yang
kolaps sangat tinggi dan tekanan di arteri
5
pulmonalis beberapa mmHg lebih tinggi dari pada tekana di aorta sehingga sebagian
besar darah di arteri pulmonalis lewat melalui duktus arteriosus ke aorta.
Dengan cara ini darah yang relatif tidak mengalami saturasi dari ventrikel
kanan di alihkan kebadan dan bagian bawah tubuh janin, sedangkan kepala janin
menerima darah yang teroksigenasi lebih baik dari pada ventrikel kiri. Dari aorta,
sebagian darah di pompa kedalam arteri umbilikalis dan kembali ke plasenta. Saturasi
O2 darah di aorta bagian bawah dan arteri umbilikalis janin adalah sekitar 60%.4
Sedangkan respirasi pada janin secara normal memiliki resisten yang luar
biasa. Meskipun demikian, saturasi O2 darah ibu dalam plasenta sedemikian rendah
seandainya sel darah merah janin tidak memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap O2
daripada sel darah merah orang dewasa. Sel drah merah janin mengandung
hemoglobin janin (hemoglobin F), sedangkan sel darah merah orang dewasa
mengandung hemoglobin dewasa (hemoglobin A). Setelah lahir, pembentukan
hemoglobin F normalnya terjadi lagi dan pada usia 4 bulan, 90% hemoglobin dalam
darah merupakan hemoglobin A.5
2.1.2 Sirkulasi Darah Setelah Lahir
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna menghantarkan O2 dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna menghantarkan O2 ke jaringan untuk membuat sirkulasi
yang baik. Secara normal yang terjadi setelah bayi lahir adalah :
a. penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. O2 menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Salah peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
Pernapasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan pada atrium kanan O2 pada pernapasan ini menimbulkan
relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru.
6
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan
penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Pada saat lahir, sirkulasi plasenta terputus dan resistensi perifer tiba-tiba
bertambah. Tekanan di aorta meningkat sehingga melebihi tekanan arteri
pulmonalis, sementara itu karena sirkulasi plasenta terputus, bayi menjadi semakin
asfiksia. Akhirnya, bayi menarik nafas beberapa kali dan paru mengembang.
Tekanan intra pleura yang sangat negatif selama menarik nafas ikut membantu
pengembangan paru, namun beberapa faktor lain yang belum dipahami juga
berperan. Efek menghirup nafas pertama ditambah konstriksi vena umbilikalis,
memeras 100 ml dara dari plasenta,
Duktus arteriosus berkonstriksi dalam beberapa setelah lahir, menyebabkan
penutupan fungsional dan penutupan anatomik permanen terjadi dalam 24 -48 jam
berikutnya akibat penebalan ekstensif tunika intima. Mekanisme yang menyebabkan
penyempitan awal masih belum dipahami, tetapi peningkatan O2 arteri berperan
penting. In utero, kontriksi vasodilator-terutama prostaglandin E2A di duktus cukup
tinggi dan sintesis prostagladin sendiri di hambat oleh inhibisi siklooksigenase saat
lahir.
Pada bayi prematur duktus tidak dapat menutup secara spontan, tetapi
penutupan ini dapat di induksi dengan infus obat yang menghambat siklooksigenase.
Hasil terbaik diperoleh pada pemberian obat sekaligus menghambat COX-1 dan
COX-2.6
2.1.3 Penyebab Bayi Tidak Bernafas Spontan dan Tidak Menangis
Pada skenario ibu muda berusia 19 tahun yang sedang mengandung 28 – 32
minggu, ibu ini mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri di bagian bawah perut
(pada bagian abdomen ibu mengalami trauma) sehari setelah jatuh dari motor.
Kondisi perdarahan yang dialami ibu menyebabkan harus melahirkan pada saat itu
juga. Pada kondisi tersebut bayi masih berumur antara 28 – 32 minggu yang
termasuk dalam golongan bayi prematur.
7
Pada bayi prematur, paru-paru belum berkembang secara sempurna dan produksi
surfaktan oleh sel alveolar tipe dua juga belum memadai untuk mengurangi tegangan
pada permukaan alveolus sampai tingkat yang dapat ditoleransi, sehingga kerja
alveolus menjadi berat. Produksi surfaktan pada bayi biasanya cukup pada minggu
ke-35 untuk memungkinkan bernapas spontan. Kapasitas vital dan kapasitas residual
fungsional paru pada dasarnya kecil, berkaitan dengan ukuran bayi. Selain itu,
sekresi surfaktan ditekan atau bahkan tidak ada.7
Saat lahir, dinding alveoli mula-mula kolaps akibat tekanan permukaan cairan
kental yang memenuhi alveoli. Sistem pernapasan sangat mungkin kurang
berkembang pada bayi Sel-sel penyekresi surfaktan (sel-sel epitel alveolus tipe II)
baru mulai menyekresi surfaktan pada 1 – 3 bulan terakhir kehamilan. Oleh karena
itu, banyak bayi prematur (seperti pada skenario bayi lahir belum cukup bulan) atau
beberapa bayi cukup bulan dilahirkan tanpa kemampuan menyekresi cukup
surfaktan,, yang menyebabkan kecenderungan kolapsnya alveoli.8
Fosfatidilkolin (lestin) mengandung banyak kolin dan terdapat di membran sel
dan membentuk simpanan kolin terbesar dalam tubuh. Kolin penting dalam
transmisi saraf, sebagai zat asetilkolin, dan sebagai simpanan huhusmetil yang labil.
Dipamol Lestitin adalah suatu zat aktif permukaan konstituen utama surfaktan yang
mencegah perlekatan permukaan bagian dalam paru akibat tegangan permukaan.
Surfaktan paru terutama terdiri dari lipid membran dengan beberapa protein dan
karbohidrat.9
Pada kasus ini sirkulasi darah bayi terganggu karena terkena dampak dari
ibunya yang mengalami syok hipovolemik (kondisi ketidakmampuan jantung
memasok darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang).
Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu oleh pendarahan.
2.2 Ibu Bayi Mengalami Tekanan Darah Rendah
Denyut nadi normal manusia adalah antara 60-100 kali/menit. Tekanan nadi adalah
perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah dapat terlalu
tinggi (hipertensi jika di atas 140/90 mm Hg), atau terlalu rendah (hipotensi jika di
bawah 100/60 mm Hg). Tekanan darah bergantung pada volume darah dan kemampuan
daya regang pembuluh darah.
8
Pada skenario ibu ini di berikan cairan infus sebanyak dua jalur karena pendarahan
akibat syok yang terus dialami oleh si ibu dan tekanan darah 70/palpasi yang berarti ibu
ini mengalami tekanan darah yang rendah saat di ukur dengan metode palpasi (karena
sukar untuk menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba atau sukar mentukan
tekanan diastolik dari ibu tersebut dan, hanya dapat ditentukan tekanan sistolik).7
Penurunan volume darah akibat pendarahan (pada ibu dari bayi) menyebabkan
penurunan aliran balik vena,dan curah jantung berkurang.
Frekuensi denyut jantung meningkat, dan pada perdarahan hebat, tekanan darah selalu
menurun. Perubahan tekanan darah bervariasi untuk tiap individu, walaupun jumlah
darah yang hilang sama.
Pemberian larutan elektrolit (pada skenario ibu diberikan infus dua jalur) akibat
dehidrasi yang dialami oleh si ibu, pemberian larutan elektrolit dapat memulihkan syok.
Infus diperlukan untuk menambah volume cairan extrasel dan intrasel yang hilang akibat
pendarahan.Cairan tubuh dan zat-zat terlarut didalamnya berada dalam mobilitas yang
konstan.10
Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen di dalam darah, yang terdiri dari
dua pasang rantai polipetida (globin) dan empat gugus heme yang masing-masing
mengandung sebuah atom besi. Beberapa zat gizi yang berperan dalam sintesis
hemoglobin adalah Protein, Fe, Zn, Cu, B6, B12 & Asam Folat, Zat antioksidan,
Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Karoten, Selenium & Zinc.
Besi
Fungsi besi di dalam tubuh,terutam berkaitan dengan pembentukan hemoglobin.besi
mutlak penting baik untuk transfor oksigen ke jaringan,maupun untuk mempertahankan
sistem oksidatif di dalam set jaringan,tanpa besi,kehidupan dapat berhenti dalam
beberapa detik.
Seng
Seng adalah bagian integral dari sebagian besar enzim,salah satu yang penting adalah
karbonik anhidrase,yang khusus terdapat dalam konsentrasi yang tinggi di sel darah
merah.Enzim ini bertanggung jawab pada penggabungan cepat karbon dioksida daridarah
kapiler paru ke dalam alveoli.
9
Asam askobat (Vitamin C)
Asam karbonat penting untuk mengaktifkan enzim proli hidroksilase,yang
menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksiprolin,suatu unsure integral
kolagen.Tanpa asam askorbat,maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan
tubuh menjadi cacat dan lemah.Oleh sebab itu,Vitamin ini penting untuk pertumbuhan
dan kekuatan serabut di jaringan subkutan,kartilago,tulang,dan gigi
Vitamin E
Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan resorpsi janin setelah konsepsi pada
manusia.Akibat efek-efek defisiensi vitamin E,maka vitamin E kadang – kadang juga
di sebut sebagai “ vitamin antisterilitas “.Defisiensi vitamin E mencegah pertumbuhan
yang normal dan sering menyebabkan degenerasi sel tubulus ginjal dan sel
otot.Vitamin E di yakini memainkan peranan perlindungan untuk oksidasi lemak tak
jenuh.bila tidak ada vitamin E,jumlah lemak tak jenuh di dalam sel
berkurang,menimbulkan kelainan struktur dan fungsi dari organel selular seperti
mitokondria,lisosom,dan bahkan membrane sel.11
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bayi tidak bernapas spontan dan tidak menangis karena sirkulasi darah bayi
terganggu akibat terkena dampak dari ibunya yang mengalami syok
hipovolemik (kondisi ketidakmampuan jantung memasok darah yang
mengandung O2 ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang sehingga
bayi sulit bernapas). Kurangnya pasokan darah ini umumnya dipicu oleh
pendarahan selain itu juga dipengaruhi masih kurangnya produksi surfaktan
dalam alveoli.
2. Tekanan darah ibu rendah akibat pendarahan yang terjadi secara terus
menerus.Tekanan darah rendah pada ibu yang baru melahirkan dapat membuat
kondisi ibu melemah sehingga dibutuhkan penambahan cairan melalui infus
atau juga transfusi darah.
11
Daftar Pustaka
1. Dorland, W.A. Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland ed. 31. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC
2. Ganong, W.F. 2012. Fisiologi Kedokteran ed. 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, page 609, 649,678
3. Guyton, Arthur C. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 12. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC; page 502,556, 111, 1105,
4. Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran, EGC; page 495,557
5. Mescher. L. Anthony. 2014. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Edisi 12.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC; page 29, 301
6. Robert K. Murray, David A. Bender, Peter J. Kennelly, Victor W, Rodwell, P.
Anthony Weil. 2014. Biokima Harper Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,
EGC; page 163, 262-263
7. Sherwood, Laurale. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran, EGC; page 328,378, 403
8. Sobotta, F. Paulsen & J. Waschke. 2014. Atlas Anatomi Manusia: Organ – Organ
Dalam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC; page 30
12