laporan delegasi teknis badan kerjasama antar …letak quito : di garis khatulistiwa dengan...
TRANSCRIPT
0
LAPORAN
DELEGASI TEKNIS
BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KE QUITO- REPUBLIK EKUADOR
26 AGUSTUS – 1 SEPTEMBER 2019
JAKARTA, SEPTEMBER 2019
1
Laporan Kerja
Kunjungan Delegasi Delegasi Teknis Badan Kerja Sama Antar Parlemen
DPR RI ke Ekuador
Tanggal 26 Agustus – 1 September 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen adalah Alat Kelengkapan DPR RI (AKD) yang
memiliki tugas dalam lingkup diplomasi parlemen. Hal ini tertuang dalam Pasal 116
ayat (1) UU No 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) yang menetapkan tugas
BKSAP antara lain: ”membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan
persahabatan dan kerja sama antara DPR dan parlemen negara lain, baik secara
bilateral maupun multilateral termasuk organisasi internasional yang menghimpun
parlemen dan/atau anggota parlemen negara lain.”
Dalam pelaksanaan tugasnya, BKSAP membagi wilayah kerjanya menjadi tiga:
pelaksanaan tugas secara multilateral melalui organisasi internasional dan organisasi
regional, serta dalam hal pelaksanaan tugas secara bilateral melalui peningkatan
hubungan persahabatan dan kerja sama antarparlemen.
Untuk mendukung peningkatan hubungan bilateral kedua parlemen dan
melakukan upaya diplomasi yang dapat mendukung pelaksanaan politik luar negeri
pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,
maka DPR RI mengirimkan Delegasi Teknis BKSAP DPR RI yang dipimpin oleh Bapak
Juliari Peter Batubara (FPDIP) Wakil Ketua BKSAP DPR RI ke Ekuador pada tanggal 26
Agustus s.d. 1 September 2018.
2
1.2. Dasar Pengiriman Delegasi
Adapun dasar hukum pengiriman delegasi adalah Surat Keputusan Pimpinan
DPR RI Nomor: 7/PIMP/I/2019-2020 tanggal 18 Agustus 2019 Perihal Penugasan
Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Kunjungan Teknis
Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ke Ekuador.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kunjungan Teknis BKSAP DPR RI ke Ekuador adalah:
1. Untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara Parlemen
Indonesia dengan Parlemen Ekuador, terutama untuk ikut berkontribusi dalam
mempromosikan hubungan kerjasama pemerintah kedua negara.
2. Menunjukkan komitmen penuh dukungan Parlemen Indonesia terkait kerjasama
bilateral antara kedua negara khususnya pada bidang kerjasama sosial dan
budaya serta pariwisata.
3. Untuk bertukar pandangan (sharing best practices) dengan Parlemen Ekuador
terkait tugas-tugas keparlemenan (legislasi, anggaran, dan pengawasan serta
diplomasi parlemen) dan isu-isu regional dan internasional terkini.
4. Untuk mempererat tali persahabatan serta mendorong upaya peningkatan
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara secara
lebih luas yakni antar-parlemen, antar-pemerintah, antar-bisnis, dan antar-
masyarakat.
1.4. Susunan Delegasi
Susunan delegasi Teknis BKSAP ke Ekuador sebagai berikut:
No Nama No.
Anggota Posisi Fraksi
1. Juliari Peter Batubara A-168 Ketua Delegasi FPDIP
2. Mercy Chriesty Barens A-228 Anggota FPDIP
3. Achmad Farial A-517 Anggota FPPP
4. Bara Khrisna Hasibuan A-500 Anggota FPAN
3
BAB II
ISI LAPORAN
2.1. Profil Negara Ekuador
Nama Negara : Republik Ekuador
Kota-Kota utama :
1. Quito : Ibu Kota.
2. Guayaquil : kota pelabuhan dan industri termasuk kota terbesar di Ekuador.
3. Cuenca : kota no.3 terbesar dan banyak peninggalan bangunan tua.
Letak Quito : di garis khatulistiwa dengan ketinggian 2880 m. Nama Ekuador diambil
dari kata Ekuator yang artinya adalah garis tengah bumi karena secara geografis
berada di titik nol bumi. Lokasi ini di tandai dengan bangunan Mitad del Mundo.
Cuaca : Sejuk sepanjang tahun berkisar 5-21 Derajat Celcius dan Iklim Tropis.
Sistem Pemerintahan : Republik Presidensil
Kepala Negara : Presiden Lenín Moreno Garcés
Kepala Pemerintahan : Presiden Lenín Moreno Garcés
Jumlah Penduduk : 15.223.680 orang
Penduduk Ekuador terdiri dari:
71% Mestizo
7,2% Afroecuadorian
7,4% Montubio
6,1% White
7% Amerindian
0,4% suku-suku lainnya
Jumlah WNI di Ekuador: 52 orang
Potensi Ekonomi : Minyak bumi, Pisang, Bunga, Kopi, dan Hasil Laut
Forum Bilateral : Forum Konsultasi Bilateral (FKB), Sidang Komisi Bersama (SKB)
Agama : Katolik Roma
Bahasa Resmi : Spanyol
Mata Uang : US$
Sistem poltik dan pemerintahan – Sistem Politik : Demokrasi Perwakilan menganut
sistem Multi Partai Partai yang memerintah Alianza Pais.
4
2.2. Hubungan Indonesia dengan Ekuador
A. Politik
1. Hubungan diplomatik antara Indonesia-Ekuador dibuka pada 29 April 1980.
Sejak itu kedua negara telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan
kerjasama bilateral. Sejak bulan Mei 1985 Ekuador dirangkap dari KBRI Caracas,
sementara dan Indonesia dirangkap oleh Kedutaan Besar Ekuador Tokyo. Namun
sejak bulan Agustus 2005 Perwakilan RI untuk Ekuador dirangkap dari KBRI
Lima, Peru. Hubungan bilateral kedua negara sejak 5 tahun terakhir
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
2. Kedutan Besar Ecuador untuk Indonesia sebelumnya dirangkap di Tokyo,
Pemerintah Ekuador sejak bulan November 2004 telah membuka Kedutaan
Besarnya di Jakarta dan menunjuk YM. Alfonso Lopez-Araujo sebagai Duta Besar
hingga Mei 2007. Yang kemudian digantikan oleh Dr. Rodrigo Yepes-Enriquez
hingga 2009. Sebagai pengganti Duta Besar Rodrigo Yepes-Enriquez, Pemerintah
Ekuador telah menunjuk YM. Eduardo Alberto Calderon sebagai Duta Besar LBBP
Republik Ekuador.
3. Pada tanggal 1 Juni 2011, secara resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia
dibuka di Ecuador. Pada hari kamis tanggal 15 Maret 2012 pukul 11.30 bertempat
di Istana Presiden Ecuador (Palacio de Carondelet), Bapak Saut M.T. Gultom telah
menyerahkan Surat-Surat Kepercayaan (Letters of Credence) sebagai Duta Besar
LBBP-RI kepada Wakil Presiden Republik Ecuador, H.E. Mr. Lenin Moreno.
Dengan telah diserahkannya Surat-surat Kepercayaan tersebut Bapak Saut M.T.
Gultom secara resmi merupakan Duta Besar LBBP Republik Indonesia Pertama
untuk Republik Ecuador.
4. Hubungan baik antara Indonesia dan Ekuador juga diwujudkan dalam bentuk
saling dukung dalam pencalonan keanggotaan pada badan-badan internasional
seperti UN-ECOSOC dan International Law Commission (ILC).
5
5. Kedua negara juga telah melakukan Forum Konsultasi Bilateral dan Sidang
Komisi Bersama sebanyak 2 (dua) kali secara back to back pada tanggal 5-6 April
2010 di Quito, Ekuador dan tanggal 6 Oktober 2011 di Jakarta. Pada kedua
pertemuan dimaksud, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama di
bidang perdagangan, minyak dan energi terbarukan, telekomunikasi,
kebudayaan, sosial, penanganan bencana alam, dan pendidikan.
B. Ekonomi
Hingga saat ini hubungan ekonomi kedua negara masih dalam tingkat moderat dan
didominasi oleh kegiatan ekspor-impor yang dilakukan melalui negara ketiga.
Namun terlihat peningkatan yang substantif setiap tahunnya. Ekuador merupakan
mitra dagang terbesar Indonesia ke-5 di kawasan Amerika Selatan, yang menjadi
potensi besar untuk pintu masuk produk Indonesia di kawasan Amerika Selatan.
Total perdagangan antara Indonesia-Ekuador pada periode Januari—September
2018 mencapai USD 154,8 juta. Nilai ini meningkat dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun lalu, yang tercatat sebesar USD 96,9 juta.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Ekuador periode Januari—September 2018 sebesar
USD 58,7 juta. Produk ekspor terbesar Indonesia ke Ekuador di antaranya yaitu
kendaraan bermotor, mesin pemurni, karet alam, dan kertas. Sementara itu, nilai
impor nonmigas adalah sebesar USD 96,1 juta. Beberapa produk impor Indonesia
dari Ekuador terbesar yaitu biji kakao, tembakau, pakan ikan, bunga potong, dan
reagen laboratorium.
Gambaran neraca perdagangan Indonesia dengan Ekuador berdasarkan data dari
BPS sebagai berikut:
6
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA dengan EKUADOR
Periode: 2014 - 2019
(Nilai : Ribu US$)
Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Trend(%)
14-18
Jan-Jul Perub.(%) 19/18 2018 2019
TOTAL PERDAGANGAN
132.327,7 70.173,7 105.786,6 148.090,9 227.876,6 20,13 121.382,2 116.525,6 -4,00
MIGAS 26,1 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
NON MIGAS 132.301,5 70.173,2 105.786,6 148.090,9 227.876,6 20,13 121.382,2 116.525,6 -4,00
EKSPOR 90.467,5 47.500,8 57.511,3 57.218,7 76.902,1 -1,38 46.151,0 32.369,0 -29,86
MIGAS 26,1 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
NON MIGAS 90.441,3 47.500,3 57.511,3 57.218,7 76.902,1 -1,37 46.151,0 32.369,0 -29,86
IMPOR 41.860,2 22.672,9 48.275,3 90.872,2 150.974,5 48,50 75.231,1 84.156,5 11,86
MIGAS 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
NON MIGAS 41.860,2 22.672,9 48.275,3 90.872,2 150.974,5 48,50 75.231,1 84.156,5 11,86
NERACA PERDAGANGAN
48.607,3 24.827,9 9.235,9 -33.653,5 -74.072,4 -29.080,1 -51.787,5 -78,09
MIGAS 26,1 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
NON MIGAS 48.581,1 24.827,4 9.235,9 -33.653,5 -74.072,4 -29.080,1 -51.787,5 -78,09
Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan
C. Beberapa Persetujuan antara kedua negara:
1. Persetujuan Kerjasama Ekonomi dan Teknik RI – Ekuador (Jakarta, 9
November 2005)
2. Exchange of Notes Pembentukan Komisi Bersama, di bawah
Pers.KSET (Jakarta, 14 Juli 2006)
3. MoU Kerjasama Pusdiklat dengan Lembaga Diplomatik Ekuador (Jakarta, 14
Juli 2006)
4. MoU Pembentukan Mekanisme Konsultasi Bilateral (Jakarta, 14 Juli 2006)
5. MoU Kerjasama di bidang Energi dan Pertambangan (Jakarta, 14 Juli 2006)
6. MoU kerjasama di bidang Telekomunikasi (Jakarta, 14 Juli 2006)
7
7. Persetujuan Bebas Visa Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (Jakarta, 14
Juli 2006)
8. MoU kerjasama kebudayaan RI – Ekuador (Jakarta, 26 November 2007)
9. Exchange of Note Pemberian Bebas Visa bagi Pemegang paspor Biasa (2008)
10. MoU Kerjasama Perdagangan dan Investasi (2012)
11. MoU Kementerian Luar Negeri RI dengan Kementerian Luar Negeri,
Perdagangan dan Integrasi Republik Ekuador mengenai Aktivitas Bersama
untuk Meningkatkan Komunikasi dan Konsultasi Bilateral. (2012)
2.3. Hasil Kunjungan
A. Pertemuan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Quito
Delegasi Teknis BKSAP DPR RI yang dipimpin oleh Bapak Juliari Peter Batubara
(FPDIP) Wakil Ketua BKSAP DPR RI telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar
Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Ekuador, Ibu Dra. Diennaryati
Tjokrosuprihatono, M.Psi., beserta jajaran guna membahas kerjasama bilateral antara
Indonesia dan Ekuador serta isu-isu terkini diantara kedua negara.
Pada kesempatan tersebut Dubes RI menyampaikan ucapan selamat datang
kepada Delegasi Teknis BKSAP ke Ekuador, selanjutnya beliau memaparkan postur
dan kinerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito. Beberapa hal yang
sampaikan oleh Dubes RI, yaitu:
a. Struktur KBRI Quito terbagi menjadi 5 (lima) bidang yaitu: Politik, Protokol,
Konsuler; Penerangan Fungsi Ekonomi; Penerangan Sosial Budaya; Komunikasi;
dan BPKRT. Kemudian dilakukan perkenalan jajaran KBRI yang
bertanggungjawab atas bidang-bidang tersebut kepada para Delegasi GKSB DPR
RI.
b. Dalam rangka memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Ekuador, KBRI
Quito giat melakukan promosi budaya dan kuliner Indonesia di beberapa kota di
Ekuador dan disambut sangat antusias oleh masyarakat Ekuador.
8
Pada tanggal 20-24 Agustus 2019, KBRI Quito menyelenggarakan Exotic
Indonesia Week of Gastronomi and Culture 2019 di Sheraton Hotel di Guayaquil.
Pada kegiatan itu KBRI berkesempatan menyampaikan informasi mengenai
Trade Expo Indonesia 2019 yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 16-20
Oktober 2019 dan juga Ina-LAC yang dilaksanakan secara back to back dengan
TEI yaitu pada tanggal Oktober 2019. Duta Besar RI mengajak para pengusaha
Ekuador di Guayaquil untuk menghadiri TEI dan Ina-LAC 2019 untuk menggali
potensi perdagangan dan investasi yang dapat dilakukan dengan Indonesia. Hasil
dari kegiatan tersebut KBRI Quito telah menerima konfirmasi dari sejumlah
pengusaha Ekuador di Guayaquil yang akan menghadiri kedua kegiatan itu di
Indonesia.
c. Perdagangan antara Indonesia dan Ekuador perlahan tapi pasti, terjadi
peningkatan yang cukup signifikan ditunjukkan dengan peningkatan volume
ekspor produk kertas dan automotive Indonesia ke Ekuador. Sejak tahun 2014,
Toyota Ekuador merupakan satu-satunya perusahaan yang mengimpor produk
automotive dari Indonesia. Berdasarkan data perdagangan, tampak nilai
pembelian Toyota Ekuador terhadap produk Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun, dengan kenaikan 137% di tahun 2017. Atas upaya tersebut pada
Oktober tahun 2018, Toyota Ekuador menerima Primaduta Award dari Menteri
Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita sebagai bentuk penghargaan dalam
peningkatan volume ekspor Indonesia ke Ekuador.
d. Dubes RI menyampaikan pula bahwa Ekuador merupakan mitra dagang terbesar
kelima bagi Indonesia di kawasan setelah Brasil, Argentina, Chile dan Peru. Maka
Kerjasama perdagangan dengan Ekuador diyakini dapat menguatkan pasar
Indonesia di Amerika Latin mengingat posisi mereka yang strategis di kawasan.
Namun demikian kendala yang dihadapi oleh eksportir Indonesia adalah masalah
tarif yang tinggi bila dibandingkan dengan produk China di Ekuador. Indonesia
mengusulkan agar kedua negara dapat menganalisis kemungkinan kerja sama
perdagangan di masa depan. Untuk itu, kedua delegasi sepakat untuk melakukan
kajian internal mengenai kemungkinan sebuah perjanjian dagang dimasa depan.
9
e. Adapun potensi ekspor RI yang dibutuhkan di Ekuador antara lain di bidang:
tekstil, medical equipment, furniture modern, dan pesawat terbang. Untuk
Ekspor pesawat terbang perlu diperhatikan service purna jualnya terkait
pengiriman rangka pesawat terbang mengingat jarak yang cukup jauh antara
Indonesia dan Ekuador.
f. Disampaikan pula bahwa Asosiasi Kelapa Sawit Ekuador meminta GAPKI
(Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) atau IPOA (Indonesian Palm Oil
Association) untuk jadi keynote speaker, hal ini bisa menjadi peluang Indonesia
untuk beraliansi dengan Ekuador dalam menghadapi Uni Eropa atas regulasinya
yang menghambat ekspor sawit Indonesia.
g. Salah satu kendala yang dihadapi oleh KBRI antara lain bahwa Pemerintah
Indonesia kurang memberikan perhatian untuk wilayah Amerika Latin sehingga
perwakilan-perwakilan RI di wilayah Amerika latin harus kreatif dalam
membuka potensi kerjasama RI dengan negara-negara di Amerika latin, dan
dengan tidak adanya organisasi ASEAN di Amerika latin sehingga Dubes Equador
harus menyelenggarakan MIKT di Ekuador dan saat ini sudah berjalan untuk
tahun yang kedua.
Menanggapi sambutan dan pemaparan dari Dubes RI, Ketua Delegasi Teknis
BKSAP DPR RI, Juliari Batubara menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan
yang hangat dan pemaparan postur serta kinerja dari KBRI Quito dan hubungan
bilateral antara Indonesia dan Ekuador sebagaimana yang telah disampaikan oleh
Dubes RI.
Selanjutnya Ketua Delegasi memperkenalkan anggota Delegasi Teknis yang ikut
serta mendampingi serta menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan teknis yaitu
untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara DPR RI dan Parlemen Ekuador
dan mendapatkan informasi terkini dari KBRI terkait kerjasama Bilateral yang telah
terjalin antara RI dan Ekuador.
Ketua Delegasi memaparkan bahwa Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP)
DPR RI adalah salah satu alat kelengkapan DPR yang aktif memerankan peran sebagai
10
unsur focal point dalam melaksanakan diplomasi parlemen sebagaimana tertuang pada
pasal 116 Undang-Undang No. 17/2014 ayat (1) tentang MPR, DPR dan DPD.
Dengan Kunjungan teknis ini diharapkan dapat menampung aspirasi para
pemangku kepentingan dan dapat menjadi bahan masukan untuk DPR RI dan
Pemerintah Indonesia sebagai upaya peningkatan hubungan bilateral Indonesia-
Ekuador.
Menutup sambutannya Ketua Delegasi menyampaikan apresiasi kepada Dubes RI
beserta jajaran atas peningkatan kerjasama yang telah dilakukan oleh Dubes RI beserta
jajaran. Disampaikan pula paparan dan bahan masukan dari Dubes RI akan disampaikan
BKSAP kepada Komisi terkait guna menindaklanjuti potensi peluang ekspor RI ke
Ekuador di bidang tekstil, medical equipment, furniture modern, dan pesawat terbang.
Pertemuan diakhiri dengan pertukaran cinderamata dengan Dubes RI dengan Dubes
RI untuk Ekuador.
Foto 1. Penyerahan cinderamata Delegasi Teknis BKSAP DPR RI kepada Dubes RI untuk Ekuador
11
Foto 2. Diskusi Delegasi Teknis BKSAP DPR RI dengan Dubes RI untuk Ekuador beserta jajaran
B. Konference Press MIKT
Pada saat kunjungan ke Ekuador, Anggota Delegasi, Ibu Mercy Chriesty Barens
berkesempatan untuk menghadiri kegiatan Konference Press MIKT di Hotel Hilton
Quito. Kegiatan ini diadakan oleh Kedutaan besar negara-negara MIKT di Ekuador
yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea dan Turki tanpa Australia. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk menginformasikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
di EKuador dan memaparkan kebijakan luar negeri dari negara-negara tersebut
beserta sejumlah isu yang menjadi kepentingan kerjasama negara-negara MIKT.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
• Kunjungan Delegasi Teknis BKSAP DPR RI ke Ekuador pada tanggal 26
Agustus-1 September 2019 telah berjalan baik dan lancar.
• Delegasi Teknis BKSAP mendapatkan infomasi perkembangan terkini terkait
kerjasama bilateral kedua negara dimana telah terjadi peningkatan ekspor
Indonesia pada produk kertas dan kendaraan bermotor serta kendala-kendala
yang dihadapi oleh KBRI dalam meningkatkan kerjasama kedua negara.
• Dalam kunjungan ini diidentifikasi sejumlah potensi kerjasama antara kedua
negara, KBRI Quito diharapkan dapat terus mengembangkan dan
meningkatkan hubungan kerjasama antar kedua negara di segala bidang.
B. Saran
Melalui kunjungan Teknis ini Delegasi mendapat banyak masukan dan pandangan
mengenai perlunya peningkatan kerjasama bagi kedua negara sehingga hubungan
bilateral antara kedua negara akan senantiasa terjalin dan terbina dengan baik.
Jakarta, Oktober 2019
KETUA DELEGASI,
ttd
Juliari Peter Batubara
No. Anggota: A-168