laporan ark-cat mobil
TRANSCRIPT
LAPORAN ANALISA RESIKO KESEHATAN
SOURCE, HAZARD IDENTIFICATION AND
CHARACTERIZATION CAT MOBIL
Disusun oleh :
1. Levana Maria Kuntani (31061105)
2. Ratna Mega Firmanti (31091186)
3. Enda Wisantanta Pandia (31091191)
4. Hutri Catur Sad Winarni (31091198)
5. Siska Augusta Larinda (31091205)
6. Yabin Albion Pamasi (31091212)
FAKULTAS BIOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh dunia yang demikian cepat telah mendorong
lahirnya era industrialisasi. Sebuah masa yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan
hidupnya. Keadaan tersebut selanjutnya membuka keberagaman lapangan kerja. Meskipun
terbukanya lebih banyak lapangan kerja tersebut di satu sisi sangat dibutuhkan, namun di lain
pihak perlu disadari adanya permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan
dampak penyakit akibat kerja. Dampak kemajuan industrialisasi yang berupa timbulnya
penyakit akibat kerja tersebut di atas perlu mendapat perhatian yang serius. Jumlah pekerja
yang cukup besar tersebut apabila tidak mendapat perhatian kesehatan dan keselamatan
kerjanya, maka pada gilirannya dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan daya saing
pekerja. Selain itu dapat menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar jika terjadi penyakit
terkait kerja. Meskipun dampak negatif dari timbulnya penyakit terkait kerja telah diketahui,
namun data tentang penyakit terkait kerja di Indonesia sampai saat ini belum terekam dengan
baik. Untuk menunjukkan besaran masalah penyakit terkait kerja ini, jika dilihat dari adanya
kecenderungan peningkatan prevalensi di beberapa negara maju, maka dapat diperkirakan di
Indonesia prevalensinya juga meningkat. Salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat
perhatian adalah penyakit akibat kerja pada pekerja pengecatan mobil. Kelompok pekerja ini
perlu mendapat perhatian karena jumlahnya yang terus berkembang, sementara itu risiko
penyakit akibat kerjanya cukup besar.
Observasi data dilakukan di dua belas tempat pengecatan mobil di wilayah Jalan
Magelang, Ring Road Utara dan daerah Kotagede Yogyakarta.
B. Tujuan
1. Mengetahui proses atau tahapan pengecatan mobil.
2. Mengetahui sumber pemcemaran (agen) yang digunakan pada proses pengecatan.
3. Mengetahui pengaruh bahan pencemar terhadap kesehatan para pekerja dan
lingkungan.
BAB II
METODOGI PENELITIAN
A. Metode yang dipakai:
1. Observasi
2. Wawancara (kuesioner)
B. Bengkel cat mobil:
1. Bengkel Peugeot
2. Jaya Abadi
3. Yono Motor
4. Jaya Motor
5. Auto Car Care
6. Alpine
7. Bengkel Merapi Motor
8. Monaco
9. Sumber Maju
10. Agus Motor
11. Dedi Jaya Auto
12. Sumber Auto
BAB III
HASIL DAN EVALUASI
Pada pengamatan dan wawancara analisa resiko kesehatan ini, diambil dua belas
bengkel cat mobil di daerah Jalan Magelang, Ring Road Utara, dan Kotagede. Dengan nama
bengkel dan koresponden yang diwawancarai sebagai berikut.
No Nama BengkelJumlah
Pekerja
Jumlah
Mobil per
Minggu
Korespoden Yang Di
Wawancarai
1 Bengkel Peugeot 2 2 Ahmad
2 Jaya Abadi 3 4 Nunun
3 Yono Motor 8 1 Yono
4 Jaya Motor 4 1 Jaya
5 Auto Car Care 3 5 Udin
6 Alpine 50 38 Noven
7 Bengkel Merapi Motor 10 3 Usman
8 Monaco 34 28 Samuel
9 Sumber Maju 10 1 Paijo
10 Agus Motor 7 2 Agus
11 Dedi Jaya Auto 1 3 Dedi
12 Sumber Auto 20 38 Guntur
Sebagian besar bengkel ini terletak di sekitar jalan besar, sehingga jauh dari tempat
tinggal atau pemukiman warga. Ke dua belas bengkel ini terdiri dari bengkel kecil yang
hanya mengecat sekitar 1 mobil per minggunya hingga bengkel yang menangani pengecatan
dengan skala besar yaitu mencapai 38 mobil per minggu. Dan jumlah pekerjanya juga
beragam dari yang hanya 1 orang (pemiliknya menangani sendiri tanpa dibantu pekerja
tambahan) dan yang terbanyak di bengkel Alpine yang memiliki jumlah pekerja sebanyak 50
orang. Di setiap bengkel memiliki berbagai cara untuk menangani setiap mobil yang masuk.
Untuk bengkel yang menangani mobil dalam skala besar di setiap tahapannya dilakukan oleh
orang yang berbeda. Selain itu memiliki banyak tempat khusus pada tahap pengecatannya,
dimana mobil yang akan melalui tahap pengecatan di masukkan ke tempat khusus (oven)
yang memiliki blower sehingga sirkulasi udara berlangsung baik maka tidak menganggu
kesehatan pekerjanya. Selain itu, untuk keamanan pekerjanya (safety work) sendiri di bengkel
yang besar menggunakan masker sebagai pelindungnya, ada juga yang ditambahkan dengan
pelindung dada dan sarung tangan. Tetapi dari semua bengkel ini tidak menerapkan
penggunaan pelindung seluruh tubuh. Karena pekerjaan yang dilakukan ini tidak hanya
menyebabkan menurunnya kesehatan paru-paru saja, tetapi dapat menyebabkan iritasi pada
kulit jika partikelnya menyentuh kulit. Sedangkan untuk bengkel yang berskala kecil karena
tempat dan biaya yang kurang memadai, setiap tahap tidak di berikan tempat khusus dalam
pengecatan dan setiap tahapnya dilakukan oleh orang yang sama (satu orang menangani satu
mobil dari tahap awal sampai akhir). Untuk keamanan kerjanya sendiri tidak banyak yang
menggunakan alat keamanan kerja.
Pekerjaan mengecat mobil merupakan pekerjaan yang terlihat biasa namun mempunyai
dampak terhadap kesehatan. Berikut ini adalah grafik dari penggunaan alat pengaman kerja di
tempat-tempat cat mobil di daerah Jalan Magelang, Ring Road Utara, dan Kotagede
Yogyakarta.
tidak ada17%
masker58%
masker + sarung tangan
17%
masker+ pelindung
dada8%
Pengaman Kerja
Karakteristik aktivitas mengecat mobil yang mempengaruhi kesehatan pekerjanya yaitu :
Masa kerja
Jumlah jam kerja per minggu
Kepemilikan ruang khusus pengecatan
Ventilasi ruang pengecatan
Penggunaan masker
Posisi terhadap arah angin pada saat pengecatan
Para pekerja beraktivitas selama 8 jam sehari dalam 6 hari dan selama bertahun-tahun.
Pekerjaan yang dijalani ada yang belum mencapai 10 tahun , namun ada pula yang bekerja
lebih dari 10 tahun, yaitu 30 tahunan. Aktivitas yang dilakukan tidak terbatas pada 1
pekerjaan saja. Sebagai contoh yaitu mendempul saja. Pekerjaan yang mereka lakukan dari
mengamplas hingga pengecatan selesai. Aktivitas tersebut sangat mempengaruhi kesehatan
pekerja.
Jumlah jam kerja per minggu pada aktivitas pekerja terpapar debu dapat digunakan untuk
memperkirakan kumulatif paparan yang diterima oleh seorang pekerja. Timbulnya gangguan
fungsi paru pada pekerja pengecatan dapat sangat tergantung pada lamanya paparan serta
dosis paparan yang diterima.
Adapun ruang pengecatan yang cukup dibutuhkan untuk meminimalkan risiko paparan
bahan berbahaya. Aktivitas pengecatan dalam ruang terbatas akan menyebabkan tingkat
kontaminasi yang tinggi dan oksigen mungkin akan turun konsentrasinya sampai batas yang
membahayakan kesehatan.
Di samping itu, pekerja harus mengenakan pakaian khusus termasuk sarung tangan yang
melindungi seluruh tubuh, terutama untuk perlindungan dari bahaya yang dapat mengenai
kulit dan mata. Aktivitas pengecatan di ruang terbuka meskipun memungkinkan suplai udara
bersih secara otomatis, namun menimbulkan dampak buruk yaitu akibat penggunaan
isocyanates yang terdapat dalam bahan cat dapat menyebar dalam radius sampai dengan 15
meter, sehingga dalam radius tesebut tiap orang harus mengenakan masker.
Ventilasi ruang pengecatan haruslah didesain secara cukup. Akibat dari ventilasi yang
tidak memadai akan menyebabkan konsentrasi debu cat meningkat, yang selajutnya dapat
menyebabkan risiko bahaya kebakaran apabila terakumulasi secara cukup.
Untuk menghindari paparan yang overspray pekerja harus memperhatikan arah angin
apabila pengecatan dilakukan di ruangan terbuka atau aliran udara apabila pengecatan
dilakukan di ruang pengecatan yang menggunakan air exhaust .
Karakteristik agen pencemar yang ada yaitu :
- Kimia : aerosol, cadmium, chromium, plumbum, merkuri, acrylic resin,
isocyanate, dan pelarut toluene.
- Fisik : debu, particulate.
- Biologi : alergen (bakteri).
Agen pencemar kimia yang berasal dari dempul dan cat yang bersifat toksik dan
merupakan bahan karsinogenik. Adapun kandungan senyawa kimia yaitu cadmium
menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit, hidung, saluran nafas
atas. Plumbum dan merkuri menyebabkan fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan
kanker. Acrylic resin menyebabkan asma. Isocyanate dan pelarut toluene menyebabkan
menurunnya kapasitas vital paru-paru. Agen pencemar fisik particulate dan debu yang berasal
dari proses mengamplas menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, dan dalam jumlah berlebih
dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Agen pencemar biologi yang berasal dari air yang
digunakan setelah proses mengamplas dimungkinkan mengandung bakteri yang
menyebabkan alergi pada kulit pekerja.
Identifikasi bahaya pada proses pengecatan mobil berdasar setiap masing-masing proses
adalah sebagai berikut:
a. Pengamplasan I
Tahap ini merupakan tahap untuk membersihkan bodi mobil dengan menggunakan
amplas supaya permukaan bodi yang akan dicat menjadi rata. Pengamplasan
dilakukan dengan menggunakan kertas pasir. Pada kegiatan ini biasanya tangan para
pekerja menjadi kasar, karena pada tempat pengecatan mobil yang kami wawancarai
para pekerjanya tidak menggunakan sarung tangan. Agen pencemar yang ditimbulkan
dari proses pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan
permukaan mobil ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu
tersebut dapat menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung
bahan kimia jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan
iritasi kulit, debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. By-
produk yang dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari
pengamplasan ini baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke
tempat sampah.
b. Pendempulan
Pendempulan bertujuan untuk mendasari pengecatan, maratakan dan menghaluskan
bidang kerja serta menambal bidang kerja yang tergores atau kempot. Pendempulan
ini dilakukan dengan teliti, karena pendempulan merupakan fondasi dari cat. Aplikasi
dempul yang pertama adalah lapisan tipis untuk mencegah gelembung udara. Lapisan
kedua lebih tebal dan diaplikasikan berkala dan saling tindih, permukaan kedua ini
tidak rata sehingga harus diratakan dengan sudip/spatula. Pada tahap pendempulan
tidak dihasilkan by-produk, sedangkan untuk produknya sendiri mobil yang semula
tergores atau kempot menjadi rata kembali apabila ditutup dengan dempul ini.
Komposisi dempul hampir sama dengan cat mobil itu sendiri yaitu mengandung
bahan-bahan kimia, sehingga apabila mengenai tubuh dengan intensitas yang rutin
maka dapat menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit,
hidung, saluran nafas atas, fibrosis dan dalam jangka panjang menyebabkan kanker,
bahkan dapat juga menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru. Agen
pencemar kimia yang berasal dari dempul tersebut bersifat toksik dan merupakan
bahan karsinogenik.
c. Pengamplasan II
Pengamplasan yang kedua ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa dempul yang
telah mengering dan juga mendapatkan permukaan yang benar-benar rapi.
Pengamplasan kedua ini dilakukan dengan cara menggosokkan kertas pasir pada
permukaan yang terdapat dempulan. Agen pencemar yang ditimbulkan dari proses
pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan permukaan mobil
ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu tersebut dapat
menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung bahan kimia
jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan iritasi kulit,
debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. By-produk yang
dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari pengamplasan ini
baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke tempat sampah.
d. Pengecatan dasar
Proses ini merupakan sebuah proses mengecat dengan cat dasar agar warna cat
nantinya benar-benar melekat dengan baik. Waktu yang diperlukan untuk proses
pengecatan dasar ini ± 12 jam. Pada tahap penegcatan dasar biasanya dipilih cat yang
berwarna putih atau silver, dan pada tahap ini tidak di jumpai adanya limbah. Dalam
proses pengecatan dasar ini juga dapat mempengaruhi terhadap resiko kesehatan
pekerja karena agen pencemar kimia yang berasal dari cat bersifat toksik dan
merupakan bahan karsinogenik. Sehingga dapat menimbulkan kanker paru-paru,
iritasi kulit, hidung, saluran nafas atas, fibrosis dan dalam jangka panjang
menyebabkan kanker, asma. Selain itu dapat juga menyebabkan menurunnya
kapasitas vital paru-paru.
e. Pengamplasan III
Pengamplasan yang ketiga ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengecatan yang
lebih baik. Pengamplasan dilakukan hingga permukaan yang akan di cat benar-benar
rata sehingga hasilnya optimum. Agen pencemar yang ditimbulkan dari proses
pengamplasan ini yaitu debu. Debu yang berasal dari pengamplasan permukaan mobil
ini tergolong pada jenis debu metal, jika mengenai kulit, debu tersebut dapat
menyebabkan iritasi dan juga alergi karena debu tersebut mengandung bahan kimia
jenis merkuri, cadmium, dan juga arsen. Selain menyebabkan alergi dan iritasi kulit,
debu juga dapat menyebabkan ISPA apabila terhirup dalam tubuh. By-produk yang
dihasilkan dari kegiatan mengamplas ini adalah debu. Limbah dari pengamplasan ini
baik berupa bekas kertas pasir maupun debu yang ada dibuang ke tempat sampah.
f. Pengecatan warna
Proses pengecatan warna ini adalah kegiatan mengecat mobil dengan warna tertentu
dan cat mobil merk tertentu. Cat pada umumnya memberikan dampaknya hanya
setelah mengalami perubahan dari kondisi cair menjadi lapisan tipis dan padat melalui
proses pengeringan/pengerasan. Komposisi cat secara umum mencakup yaitu resin,
yang berfungsi untuk mengikat pigmen yang membentuk lapisan tipis kontinyu untuk
menghasilkan kekerasan, kilap,lekat dan masih banyak lagi fungsinya. Yang kedua
yaitu pigment yang digunakan untuk menghasilkan warna. Selain itu juga
mengandung pelarut/ thinner yang berupa cairan transparan yang digunakan untuk
melarutkan resin untuk pencampuran dan mendapatkan kekentalan (viscosity) yang
sesuai untuk proses pengecatan. Dan yang terakhir yaitu mengandung bahan aditif
yang digunakan sebagai bahan pelengkap untuk meningkatkan properti dari cat dalam
hal kekuatan, ketahanan dan aplikasi saat melakukan pengecatan. Salah satu jenis cat
mobil yang digunakan yaitu berbahan dasar polyurethane, dimana cat/pernish ini
dapat bertahan sangat lama dan menghasilkan hasil akhir yang high gloss (mengkilat),
selain itu cat/pernish polyurethane tahan terhadap bahan kimia (thinner) dan lebih
tahan terhadap goresan/scratch body. Produk yang dihasilkan yaitu berupa mobil yang
sudah di cat kembalidan siap pakai, sedangkan by-produknya tidak ada karena
biasanya cat yang digunakan secukupnya saja dan apabila sisa dapat digunakan
kembali. Dalam memperoleh hasil pengecatan yang sempurna harus didukung oleh
bahan cat yang berkualitas, yaitu tenaga ahli, peralatan & fasilitas oven yang
memenuhi syarat. Karena jika tidak maka cat akan keriting, warna belang (tidak
sama), partikel silver tidak sama/rata, penyemprotan cat yang tidak merata, kurangnya
tingkat glossy dari pernish (clear coat) yang digunakan dan lain sebagainya. dengan
menggunakan teknik oven, proses pengeringan hanya butuh 60 menit saja. Dalam
proses pengecatan warna ini juga dapat mempengaruhi terhadap resiko kesehatan
pekerja, karena agen pencemar kimia yang berasal dari cat bersifat toksik dan
merupakan bahan karsinogenik. Adapun kandungan senyawa kimia yaitu cadmium
menyebabkan kanker paru-paru, chromium menyebabkan iritasi kulit, hidung, saluran
nafas atas. Plumbum dan merkuri menyebabkan fibrosis dan dalam jangka panjang
menyebabkan kanker. Acrylic resin menyebabkan asma. Isocyanate dan pelarut
toluene menyebabkan menurunnya kapasitas vital paru-paru.
g. Finishing
Finishing digunakan untuk memastikan bahwa mobil sudah selesai dalam proses
pengecatan dan siap untuk digunakan kembali.
Pengecatan mobil biasanya dengan menggunakan beberapa teknik dan bagian dari proses
pengecatan mobil yang mempunyai resiko paling tinggi yaitu pengecatan spray (spray
painters). Kumpulan bahan kimia yang terdapat dalam cat tersebut disemprotkan dengan alat
spray painting dirubah menjadi bentuk aerosol, yaitu kumpulan partikel halus berupa cair
atau padat. Bentuk tersebut akan sangat mudah terhisap oleh pengecat terutama jika tidak
mengenakan masker, sehingga merupakan resiko yang penting terhadap penurunan fungsi
paru-paru. Di samping itu, cat juga mempengaruhi beberapa organ lain seperti susunan saraf
pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, dan jantung.
Pada para pekerja di bengkel-bengkel yang dianalisa oleh kelompok, lama kerja mereka
ada yang telah mencapai lebih dari 30 tahun, namun ada pula yang kurang dari 10 tahun. Hal
ini mempengaruhi jumlah zat kimia yang terinhalasi oleh pekerja. Menurut Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja nomor 01 tahun 1997 tentang kadar partikel dari aktivitas pengecatan
mobil “nilai ambang batasnya sebesar 3 mg/m3”. Artinya apabila bekerja setiap harinya 8 jam
atau selama 40 jam selama seminggu, pekerja terpapar oleh patikel lebih dari 3 mg/m3, maka
pekerja mempunyai resiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru-paru. Dari ketetapan
ambang abatas tersebut, kelompok dapat menghitung jumlah zat kimia yang terinhalasi oleh
pekerja. Untuk pekerja yang bekerja ≤ 10 tahun, zat kimia yang terinhalasi ke tubuh 1440
mg/m3. Untuk pekerja yang bekerja ≥ 10 tahun (30 tahun), zat kimia yang terinhalasi ke
tubuh 4320 mg/m3.
Dari perhitungan yang didapat di atas dan perilaku pekerja yang tidak memakai
perlindungan tubuh lengkap (beberapa dari: masker, kacamata, baju tertutup dari tangan
hingga kaki), maupun yang tanpa memakai perlindungan tubuh (masker pun tak pakai), dapat
dikarakterisasi efek kesehatan pada pekerja di bengkel-bengkel yang kelompok analisa yaitu
efek dari agen kimia, para pekerja mengalami penurunan kapasitas vital paru-paru, iritasi
hidung dan saluran nafas atas, serta dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru-
paru. Adapun efek akibat agen fisika yaitu iritasi kulit, iritasi mata, dan dalam jumlah
berlebih dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Selain itu, agen pencemar biologi
menyebabkan alergi pada kulit pekerja. Efek kesehatan ini dialami pekerja namun belum
nampak dampaknya dan para pekerja belum menyadari. Namun, adapula pekerja yang sehat.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang dapat dilihat di bawah ini.
Efek kesehatan pada pekerja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
• Riwayat penyakit : pekerja yang mempunyai riwayat penyakit akan lebih mudah
terkena dampak dari bekerja mengecat mobil dikarenakan sistem pertahanan tubuhnya
sudah turun.
• Umur : umur pekerja rata – rata dari data yang didapat kelompok 50% masih muda
dan 50% sudah berumur/tua. Pekerja yang berumur tua akan lebih beresiko umur di
atas 40 tahun mengalami penurunan kapasitas vital paru-paru dan penurunan daya
tahan tubuh sehingga akan mudah mengalami efek kesehatan dari agen-agen
pencemar.
• Jenis kelamin: Semua pekerja yang ditemui adalah laki-laki. Tidak ada wanita yang
bekerja di bengkel-bengkel tersebut sehingga wanita kurang berpotensi terhadap efek
dari agen-agen pencemar cat mobil. Pada umumnya laki-laki yang lebih rentan
terkena dampak dari agen-agen pencemar di pengecatan mobil.
• Status gizi : Makanan yang dimakan pekerja dapat mempengaruhi ketahanan tubuh
terhadap agen pencemar. Makanan yang mengandung antioksidan dapat membantu
tubuh dalam menangkal oksidan yang berasal dari cat mobil tersebut.
• Kebiasaan olah raga : Pekerja yang biasa berolahraga kebugaran tubuhnya akan
terjaga sehingga tetap terjaga kapasitas vital paru-parunya.
• Kebiasaan merokok : Rokok selalu berhubungan dengan asap rokok dan nikotin. Asap
rokok merangsang sekresi lendir sedangkan nikotin akan melumpuhkan silia sehingga
fungsi pembersihan jalan nafas terhambat. Konsekuensi menumpuk sekresi lendir
yang menyebabkan batuk-batuk, banyaknya dahak dan sesak nafas.
• Mekanisme clearance paru : mekanisme alami paru-paru dalam mengeluarkan agen
pencemar yang masuk.
Untuk meminimalisir efek kesehatan pada para pekerja, maka perlu dilakukan beberapa
hal yaitu menggunakan kelengkapan pelindung tubuh, gizi makanan dicukupi, olahraga
teratur, mengurangi bahkan menghentikan merokok, memperhatikan posisi mengecat yang
benar, memiliki ruang khusus pengecatan, dan juga memiliki ventilasi ruang pengecatan yang
memadai, memiliki blower untuk menyedot debu hasil pengamplasan.
Selain itu diperhatikan pula efek pada lingkungan yaitu air yang digunakan setelah proses
pendempulan jangan dibuang begitu saja (perlu treatment) karena dapat mencemari
lingkungan terlebih tanah dan badan air.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1. Proses dalam pengecatan mobil yaitu pengamplasan I pendempulan pengamplasan
II pengecatan dasar pengamplasan III pengecatan warna finishing
2. Sumber pencemar (agen) dari pengecatan mobil yaitu:
Pada saat proses pengamplasan agen pencemarnya fisik yang berupa debu dan
particulate.
Cat mobil pada saat proses pengecatan baik pada pengecatan warna dasar
maupun pengecatan warna agen pencemar kimia berupa aerosol, cadmium,
chromium, plumbum, merkuri, acrylic resin, isocyanate, dan pelarut toluene.
Pada saat mengecat mobil kondisi ruangan yang dipakai untuk mengecat juga
dapat menjadi sumber pencemar dari proses pengecatan mobil, yakni sebagai
agen biologi berupa alergen (bakteri).
3. Bahan pencemar baik baik fisika, kimia, maupun biologi dapat mempengaruhi kesehatan
para pekerjanya. Pekerja yang bekerja ≤ 10 tahun, zat kimia yang terinhalasi ke tubuh
1440 mg/m3 maka pekerja mempunyai resiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru-
paru demikian juga bagi pekerja yang bekerja ≥ 10 tahun (30 tahun), zat kimia yang
terinhalasi ke tubuh 4320 mg/m3. Cat ini juga mempengaruhi beberapa organ lain seperti
susunan saraf pusat, hati, ginjal, kulit, mata, organ reproduksi, dan jantung, dan paru-
paru. Sedangkan dampak pada lingkungan yaitu terjadinya pencemaran udara.
Saran:
- Sebaiknya para pekerja cat mobil memakai media pelindung tubuh secara lengkap
(pakaian khusus untuk mengecat mobil) terlebih dahulu sebelum bekerja, hal ini perlu
dilakukan agar terhindar dari kemungkinan terkena bahan-bahan kimia pada tubuh.
- Meningkatkan kesadaran lingkungan, pemahaman arti kesehatan lingkungan ,
sehingga peduli terhadap bahaya limbah bagi lingkungan dan pada akhirnya akan
berimbas ke manusia juga.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. http://eprints.undip.ac.id/17854/1/IRWAN_BUDIONO.pdf. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2012.
Anonim,2012.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_DampakInhalasiCatSemprot.pdf/
08_DampakInhalasiCatSemprot.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2012.
LAMPIRAN