laporan akhir semester ganjil
TRANSCRIPT
Laporan Akhir Semester Ganjil Diagnosa LAN
Nama : Bondan Prasetyo
Kelas : XI – TKJ B
No. Absen: 05
SMK Negeri 1 Cimahi
Tahun Ajaran 2010/2011
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Diagnosa LAN. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam semesta kanjeng Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in-tabi’atnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya di akhir jaman. Amin.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan melaporkan hasil praktek selama
semester ganjil dalam mata pelajaran Diagnosa LAN. Dalam laporan ini saya akan menjelaskan tujuan, langkah kerja, dan hasil pengamatan dari beberapa materi yakni Enkapsulasi, Handshaking, dan Flow Control dalam proses Sistem Komunikasi. Tak hanya itu, dalam laporan ini saya jelaskan pula mengenai Subnetting dan Proses Routing dalam Jaringan Komputer.
Ucapan terima kasih saya haturkan kepada guru pembimbing dalam mata pelajaran ini
yakni Bpk. Rudi Haryadi, S.St dan Bpk. Adi Setiadi yang dengan sabar dan penuh ketekunan membimbing kami untuk mendapatkan ilmu yang tak ternilai harganya dan dengan motivasi yang diberikan oleh beliau, akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Kritik dan saran yang membangun saya harapkan dari rekan-rekan pembaca laporan ini
agar dapat menjadi motivasi dalam penyusunan laporan kedepan. Tak lupa ucapan terima kasih saya haturkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Cimahi, November 2010 Penulis
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………… 1 Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………. 2 Enkapsulai……………………………………………………………………………………………………………………….. 3 Handshaking……………………………………………………………………………………………………………………. 8 Flow Kontrol……………………………………………………………………………………………………………………. 11 Perhitungan CIDR…………………………………………………………………………………………………………... 15 Perhitungan VLSM…………………………………………………………………………………………………………… 21 Pengujian IP Address Dalam Satu Network…………………………………………………………………..…. 24 Pengujian IP Address 2 …………………………………………………………………………………………………… 30 Kesalahan Command Ping Pada Proses Subnetting………………………………………………………….. 63 Routing…………………………………………………………………………………………………………………………… 70 Penutup………………………………………………………………………………………………………………………….. 86
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 3
Prog. Keahlian : TKJ
Enkapsulasi
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 01 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami proses Enkapsulasi pada sistem komunikasi. Siswa dapat menganalisa setiap protocol yang ada pada proses Enkapsulasi. Siswa dapat membuktikan proses Enkapsulasi menggunakan aplikasi Wireshark
PENDAHULUAN
Enkapsulasi merupakan pembungkusan data dengan menambahkan header pada data tersebut. Dengan kata lain enkapsulasi adalah proses pengemasan data hingga menjadi data yang dapat dikirimkan melalui jaringan komputer. Header merupakan kemasan data yang di dalamnya terdapat informasi tentang protokol yang digunakan.
Dalam melakukan praktek ini, saya menggunakan aplkasi throughput (wireshark). Aplikasi ini berfungsi sebagai aplikasi yang dapat menunjukkan proses enkapsulasi dan dekapsulasi. Tetapi aplikasi ini tidak dapat meng-capture proses enkapsulasi dengan menggunakan sinyal wireless. Hanya dapat meng-capture proses enkapsulasi menggunakan kabel UTP yang terhubung secara langsung ke jaringan internet dan jaringan komputer. ALAT dan BAHAN
1 buah PC Aplikasi wireshark
LANGKAH KERJA
Buka aplikasi throught put (wireshark) dengan mengklik icon wireshark atau klik start -> All Program -> WireShark.
Pilih capture, interface (Ctrl+I).
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 4
Kemudian akan muncul lembar dialog. Pilih media yang akan dianalisa. Lalu pilih “Start”.
Program Wireshark siap dijalankan
Sebelum melakukan proses analisa, persiapkan wireshak dalam keadaan siap melakukan
analisa. Buka kaskus.us Lihat yang terjadi pada jendela wireshak, setelah melakukan kegiatan pemanggilan home
yahoo.com Tampilan Wireshak setelah melakukan eksekusi home kaskus.us
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 5
Setelah muncul tampilan diatas, pilih salah satu baris framedata yang akan di analisa
HASIL PENGAMATAN
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa source beralamatkan IP 172.16.16.52 dan destination beralamatkan IP 202.169.62.3. Disana terjadi proses request data dari source kepada destination dan lihat tanda dibawahnya lagi. Source berubah menjadi alamat destination awal dan destination berubah menjadi alamat source awal yang dimana proses pengiriman data request dari source awal telah dikirim oleh destination yang bertindak sebagai source kedua karena mengirimkan data yang direquest oleh source awal. Sehingga dapat disimpulkan bahawa disini terjadi proses komunikasi half duplex, karena proses pengiriman data terjadi secara bergantian setelah source awal yang bertindak sebagai pengirim request data, dan destination sebagai penerima request data lalu kemudian destination tadi berubah menjadi source yang mengirimkan data request dari source awal tersebut.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 6
Analisa header-header (PDU) 1. Frame
Dari gambar diatas dapat diketahui: Nomer framenya = 39 Besar framenya = 1242 byte
2. Ethernet
Dari gambar diatas dapat diketahui : MAC address komputer adalah = internet_4f:83:81 (00:e0:4d:4f:83:81)
Komputer server = Intel-Hf_f2:27:74 (00:a0:c9:f2:27:74) 3. Internet Protokol
Dari gambar diatas dapat diketahui: Internet protokol : IPv4
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 7
Header length: 20 bytes Flags adalah field yang menjelaskan mengenai proses fragmentasi Checksum adalah field yang berisi 16 bit yang melakukan proses error correcton.
4. Transmission Control Protokol
Dari gambar di atas dapat diketahui : Port yang diguakan komputerr = 1673 Port server = 80
5. Transfer protokol
Dari gambar di atas dapat diketahui: User-Agent (browser yang digunakan) = opera /9.80 Host = ad.kaskus.us
KESIMPULAN
Dalam proses diatas kegiatan transmisinya menggunakan transmisi half-duplex karena
proses pengiriman data antara source dan seterusnya tidak berlangsung bersama-sama.
IP yang digunakan yakni 1Pv4.
Apabila kita membuka suatu web yang berbeda, maka frame yang ditampilkan akan
berbeda pula karena setiap tidak sama dalam menyampaikan jumlah informasinya.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 8
Prog. Keahlian : TKJ
Handshaking
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 02 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami proses handshaking pada sistem komunikasi data. Siswa dapat menganalisis handshaking pada jaringan komputer. Siswa dapat mengamati tahap-tahap proses handshaking yang terjadi pada proses
komunikasi. PENDAHULUAN
Handshaking yaitu sesi komunikasi data yang berlangsung dari mulai perencanaan komunikasi sampai dengan komunikasi tersebut selesai. Proses handshaking diawali proses pra-komunikasi, yaitu proses pencarian host tujuan (destination) oleh host yang bertindak sebagai pengirim. Proses ini diakhiri dengan kesepakatan kedua belah pihak untuk melaksanakanpertukaran data (connection establish), yaitu proses pengirim informasi berupa request dan tanggapan antara kedua belah pihak.
Dua proses awal ini (prakomunikasi dan connection establish) dapat disebut proses pembentukan koneksi. Artinya, untuk melakukan komunikasi, perangkat yang dituju harus menerima koneksi awalan terlebih dahulu sebelum mengirimkan atau menerima data.
ALAT dan BAHAN
1 unit PC Aplikasi troughput (wireshark)
LANGKAH KERJA
Buka aplikasi throught put (wireshark) dengan mengklik icon wireshark atau klik start -> All Program -> WireShark.
Pilih capture, interface (Ctrl+I).
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 9
Kemudian akan muncul lembar dialog. Pilih media yang akan dianalisa. Lalu pilih “Start”.
Program Wireshark siap dijalankan
Setelah itu bukalah web browser, lalu kunjungi salah satu web yang akan dianalisa. Stop proses capture, lalu lakukan analisa yang terjadi pada frame yang muncul. HASIL PENGAMATAN
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 10
Pada frame 10 packet dikirimkan atas permintaan dari 192.168.0.7 ke 64.233.183.104 yang berprotocolkan TCP mengirimkan SYN(synchronize)
Pada frame 11 terjadinya negosiasi antara 64.233.183.104 dan 192.168.0.7. atau lebih jelasnya terjadinya pengriman informasi berupa request dan tanggapan antara kedua belah pihak. Informasi nya ialah SYN dan ACK
Pada frame 12 berisi informasi ACK Pada frame 13 berisi informasi permintaan halaman web oleh 12.168.0.7.isi informasinya
GET /firefox?client=firefox…………… Pada frame 14 informasi pengriman ACK kepada 192.168.0.7 sebagai informasi bahwa
permintaan telah di terima oleh client Pada Frame 15 informasi mengenai telah diterimanya content dengan bentuk text/html Pada frame 18 informasi mengenai permintaan terhadap server.dengan isi informasi SYN Pada frame 19 berisi informasi permintaan terhada[ server. Dengan isi informasi ACK Pada Frame 20 berisi Informasi terjadinya pertukaran data. Proses pengiriman informasi
berupa request dan tanggapan antara kedua belah pihak Pada frame 21 dan 22 client melakukan permintaan kembali dengan isi informasi ACK GET
/firefox……….. yang berarti meminta suatu halaman Pada frame 23 server mengirim informasi berisi ACK kepada client Pada frame 24 server melakukan reassembled PDU
Pada frame 25 menunjukan bahwa segment sebelum frame 25 telah hilang Dan melakukan reassembled PDU pada frame 14 untuk menjamin keselamatan data
Pada frame 26 client melakukan permintaan yang berisi ACK kepada server. Pada frame 27 menandakan berakhirnya babak 1 karena terdapat informasi Http/1.1
text/html yang berarti client telah mendapatkan content berupa text/html.
KESIMPULAN
Proses handshaking bisa dikatakan sudah masuk Connection Establish bilamana sudah ada kode GET/ dari host penerima ke pengerim. Merupakan tanda pertukaran data awal dalam proses Connection Establish.
Proses handshaking dalam aplikasi throughput tidak selalu berurutan dalam suatu proses GET/ bisa saja ada 2 kali proses GET/ dalam satu waktu sehingga menyebabkan hasil capture bergantian antara GET/ yang satu dengan yang lainnya.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 11
Prog. Keahlian : TKJ
Flow Control
Nama : Bondan Prasetyo
Experiment : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 03 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami proses flow control dalam sistem komunikasi. Siswa dapat membuktikan flow control menngunakan aplikasi troughput (wireshark). Siswa dapat mengetahui fungsi flow control.
PENDAHULUAN
Flow Control adalah suatu proses yang digunakan untuk mengatur rate data transmission. Tujuannya seandainya spec yang berkaitan dengan spec yang berbeda maka Flow Control akan mengatur supaya data yang dikirim dapat dipahami oleh penerima.
Flow Control utamanya digunakan untuk menghindari bottle neck dengan menyesuaikan data rate atau kecepatan data antara host pengirim dan host penerima. Jadi node yang menerima tidak kelabakan dengan data dari node transmisi karena data yang dikirimkan terlalu cepat.
Flow Control akan didukung oleh Congestion Control. Flow Control akan berhasil terjadi jika Congestion Control yang mengatur traffic data juga berhasil.
Ada tiga tipe Flow Control, yaitu : 1. Network Congestion, adalah sebuah mekanisme pencegahan yang menyediakan control
terhadap kuantitas transmisi data yang akan masuk ke sebuah device. 2. Windowing Flow Control, adalah sebuah mekanisme yang digunakan oleh TCP. TCP
mengimplementasikan layanan Flow Control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima menerima Over Buffer.
3. Data Buffer, adalah sebuah mekanisme pencegahan control yang melayani penyimpanan data yang berlebih.
Error Control adalah satu proses penjaminan paket data sehingga data bisa sampai ditujuan
dengan lengkap, tidak rusak dan tidak hilang. Error Control merupakan bagian dari Flow Control. ALAT dan BAHAN
1 unit PC Aplikasi wireshark
LANGKAH KERJA
Buka aplikasi throught put (wireshark) dengan mengklik icon wireshark atau klik start -> All Program -> WireShark.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 12
Pilih capture, interface (Ctrl+I).
Kemudian akan muncul lembar dialog. Pilih media yang akan dianalisa. Lalu pilih “Start”.
Program Wireshark siap dijalankan
Setelah itu bukalah web browser, lalu kunjungi salah satu web yang akan dianalisa. Stop proses capture, lalu lakukan analisa yang terjadi pada frame yang muncul.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 13
HASIL PENGAMATAN
Pada info yang ditampilkan dalam frame no. 63 tampak info [TCP previews segment lost] yang berarti terjadinya flow control dalam frame tersebut. Perhatikan pada bagian Transmission control protocol berwarna kuning
Hal ini ditunjukan pada SEQ/ACK analysis terdapat informasi [this is an ACK to the segment in frame : 62]. Ini merupakan penjelasan bahwa pada frame 63 merupakan perbaikan dari frame 62. Error control merupakan bagian dari flow control yang digunakan untuk menghindari bottle neck yang berfungsi untuk mengatur kecepatan data yang disesuaikan dengan kecepatan pengiriman.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 14
KESIMPULAN
Flow Control : Menjamin pengirim data mengirim segmen sesuai dengan kemampuan pemrosesan receiver.
Congestion Control : Menjamin sender menahan pengiriman data jika traffic network terlalu padat.
Error Control merupaan bagian dari Flow Control.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 15
Prog. Keahlian : TKJ
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 04 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami konsep dari subnetting. Siswa dapat memahami konsep CIDR. Siswa dapat melakukan perhitungan subnetting dengan cara CIDR.
PENDAHULUAN
Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Sistem CIDR
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting dari IPv4 address. IP Address dapat digambarkan terdiri dari dua kelompok bit pada address.
Bagian paling penting adalah network address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau subnet dan bagian yang paling signifikan adalah host identifier, yang menyatakan sebuah interface host tertentu pada jaringan. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu lintas routing antar jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat. Desain classful network untuk IPv4 berukur network address sebagai satu atau lebih kelompok 8-bit, menghasilkan blok Kelas A, B, atau C alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat untuk penyedia layanan Internet dan end user pada bit batas alamat apapun, bukannya pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, bagaimanapun, host identifier memiliki ukuran tetap yaitu 64-bit oleh konvensi, dan subnet yang lebih kecil tidak pernah dialokasikan kepada pengguna akhir. ALAT dan BAHAN
Alat tulis Soal perhitungsn CIDR.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 16
LANGKAH KERJA
Siapkan alat tulis dan soal perhitungan CIDR yang diberikan oleh teman yang memiliki no. absen sebelum no. absen masing-masing.
Dalam soal ini saya diberi soal oleh Bambang Hermawan no. absen 04. Hitunglah soal-soal yang diberikan dengan langkah pertama yakni menentukan range
network awal, dengan cara mencari jumlah IP = 2n. Dimana “n” adalah bit host (angka 0) pada masking.
Langkah berikutnya yakni menentukan panjang subnetwork dengan cara membagi jumlah host dibagi dengan jumlah subnet yang akan dialokasikan atau dengan jumlah host.
Langkah terakhir, tentukan alokasi IP Address untuk setiap network. HASIL PENGAMATAN
Pertanyaan 1. Network awal 172.16.48.0/24. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas
128 host! 2. Network awal 172.16.96.0/20. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas 64
host! 3. Network awal 192.168.32.0/22. Buatlah menjadi 10 subetwork! 4. Network awal 192.168.100.0/23. Buat menjadi 5 subnetwork! 5. Network awal 172.16.88.0/21. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas 70
host! Penyelesaian 1. Network awal 172.16.48.0/24. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas
128 host! Langkah 1
Range network awal 172.16.48.0 s/d 172.16.48.255 Jumlah IP awal = 28 = 256
Langkah 2
Panjang setiap subnetwork Panjang network = jumlah host awal : jumlah host tiap subnet = 256 : 128 = 2 subnet Jadi, jumlah subnet yang dialokasikan yakni 2 subnetwork yang memiliki masking /25
Langkah 3
Alokasi IP Address untuk tiap subnetwork
172.16.48.0/25 s/d 172.16.48.127/25
172.16.48.128/25 s/d 172.16.48.255/25
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 17
2. Network awal 172.16.96.0/20. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas 64 host! Langkah 1
Range network awal 172.16.96.0 s/d 172.16.111.255 Jumlah IP awal = 212 = 4096
Langkah 2 Panjang setiap subnetwork Panjang network = jumlah host awal : jumlah host tiap subnet = 4096 : 64 = 64 subnet Jadi, jumlah subnet yang dialokasikan yakni 64 subnetwork yang memiliki masking /26
Langkah 3 Alokasi IP Address untuk tiap subnetwork
172.16.96.0 /26 s/d 172.16.96.63 /26
172.16.96.64 /26 s/d 172.16.96.127 /26
172.16.96.128 /26 s/d 172.16.96.191 /26
172.16.96.192 /26 s/d 172.16.96.255 /26
172.16.97.0 /26 s/d 172.16.97.63 /26
172.16.97.64 /26 s/d 172.16.97.127 /26
172.16.97.128 /26 s/d 172.16.97.191 /26
172.16.97.192 /26 s/d 172.16.97.255 /26
172.16.98.0 /26 s/d 172.16.98.63 /26
172.16.98.64 /26 s/d 172.16.98.127 /26
172.16.98.128 /26 s/d 172.16.96.191 /26
172.16.98.192 /26 s/d 172.16.98.255 /26
172.16.99.0 /26 s/d 172.16.99.63 /26
172.16.99.64 /26 s/d 172.16.99.127 /26
172.16.99.128 /26 s/d 172.16.99.191 /26
172.16.99.192 /26 s/d 172.16.99.255 /26
172.16.100.0 /26 s/d 172.16.100.63 /26
172.16.10.64 /26 s/d 172.16.100.127 /26
172.16.100.128 /26 s/d 172.16.100.191 /26
172.16.100.192 /26 s/d 172.16.100.255 /26
172.16.101.0 /26 s/d 172.16.101.63 /26
172.16.101.64 /26 s/d 172.16.101.127 /26
172.16.101.128 /26 s/d 172.16.101.191 /26
172.16.101.192 /26 s/d 172.16.101.255 /26
172.16.102.0 /26 s/d 172.16.102.63 /26
172.16.102.64 /26 s/d 172.16.102.127 /26
172.16.102.128 /26 s/d 172.16.102.191 /26
172.16.102.192 /26 s/d 172.16.102.255 /26
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 18
172.16.103.0 /26 s/d 172.16.103.63 /26
172.16.103.64 /26 s/d 172.16.103.127 /26
172.16.103.128 /26 s/d 172.16.103.191 /26
172.16.103.192 /26 s/d 172.16.103.255 /26
172.16.104.0 /26 s/d 172.16.104.63 /26
172.16.104.64 /26 s/d 172.16.104.127 /26
172.16.104.128 /26 s/d 172.16.104.191 /26
172.16.104.192 /26 s/d 172.16.104.255 /26
172.16.105.0 /26 s/d 172.16.105.63 /26
172.16.105.64 /26 s/d 172.16.105.127 /26
172.16.105.128 /26 s/d 172.16.105.191 /26
172.16.105.192 /26 s/d 172.16.105.255 /26
172.16.106.0 /26 s/d 172.16.106.63 /26
172.16.106.64 /26 s/d 172.16.106.127 /26
172.16.106.128 /26 s/d 172.16.106.191 /26
172.16.106.192 /26 s/d 172.16.106.255 /26
172.16.107.0 /26 s/d 172.16.107.63 /26
172.16.107.64 /26 s/d 172.16.107.127 /26
172.16.107.128 /26 s/d 172.16.107.191 /26
172.16.107.192 /26 s/d 172.16.107.255 /26
172.16.108.0 /26 s/d 172.16.108.63 /26
172.16.108.64 /26 s/d 172.16.108.127 /26
172.16.108.128 /26 s/d 172.16.108.191 /26
172.16.108.192 /26 s/d 172.16.108.255 /26
172.16.109.0 /26 s/d 172.16.109.63 /26
172.16.109.64 /26 s/d 172.16.109.127 /26
172.16.109.128 /26 s/d 172.16.109.191 /26
172.16.109.192 /26 s/d 172.16.109.255 /26
172.16.110.0 /26 s/d 172.16.110.63 /26
172.16.110.64 /26 s/d 172.16.110.127 /26
172.16.110.128 /26 s/d 172.16.110.191 /26
172.16.110.192 /26 s/d 172.16.110.255 /26
172.16.111.0 /26 s/d 172.16.111.63 /26
172.16.111.64 /26 s/d 172.16.111.127 /26
172.16.111.128 /26 s/d 172.16.111.191 /26
172.16.111.192 /26 s/d 172.16.111.255 /26 3. Network awal 192.168.32.0/22. Buatlah menjadi 10 subetwork! Langkah 1
Range network awal 192.168.32.0 s/d 192.16.35.255 Jumlah IP awal = 210 = 1024
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 19
Langkah 2 Panjang setiap subnetwork Panjang network = jumlah host awal : jumlah subnet = 1024 : 16 = 64 host Jadi, tiap subnet panjangnya 64 IP yang memiliki masking /26
Langkah 3 Alokasi IP Address untuk tiap subnetwork
192.168.32.0 /26 s/d 192.168.32.63 /26
192.168.32.64 /26 s/d 192.168.32.127 /26
192.168.32.128 /26 s/d 192.168.32.191 /26
192.168.32.192 /26 s/d 192.168.32.255 /26
192.168.33.0 /26 s/d 192.168.33.63 /26
192.168.33.64 /26 s/d 192.168.33.127 /26
192.168.33.128 /26 s/d 192.168.33.191 /26
192.168.33.192 /26 s/d 192.168.33.255 /26
192.168.34.0 /26 s/d 192.168.34.63 /26
192.168.34.64 /26 s/d 192.168.34.127 /26
192.168.34.128 /26 s/d 192.168.34.191 /26
192.168.34.192 /26 s/d 192.168.34.255 /26
192.168.35.0 /26 s/d 192.168.35.63 /26
192.168.35.64 /26 s/d 192.168.35.127 /26
192.168.35.128 /26 s/d 192.168.35.191 /26
192.168.35.192 /26 s/d 192.168.35.255 /26 4. Network awal 192.168.100.0/23. Buat menjadi 5 subnetwork! Langkah 1
Range network awal 192.168.100.0 s/d 192.16.101.255 Jumlah IP awal = 29 = 512
Langkah 2 Panjang setiap subnetwork Panjang network = jumlah host awal : jumlah subnet = 512 : 8 = 64 host Jadi, tiap subnet panjangnya 64 IP yang memiliki masking /26
Langkah 3 Alokasi IP Address untuk tiap subnetwork
192.168.100.0 /26 s/d 192.168.100.63 /26
192.168.100.64 /26 s/d 192.168.100.127 /26
192.168.100.128 /26 s/d 192.168.100.191 /26
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 20
192.168.100.192 /26 s/d 192.168.100.255 /26
192.168.101.0 /26 s/d 192.168.101.63 /26
192.168.101.64 /26 s/d 192.168.101.127 /26
192.168.101.128 /26 s/d 192.168.101.191 /26
192.168.101.192 /26 s/d 192.168.101.255 /26 5. Network awal 172.16.88.0/21. Tentukan alokasi subnetwork masing-masing terdiri atas 70
host! Langkah 1
Range network awal 192.16.88.0 s/d 192.16.100.255 Jumlah IP awal = 211 = 2048
Langkah 2 Panjang setiap subnetwork Panjang network = jumlah host awal : jumlah subnet = 2048 : 128 = 16 subnet Jadi, jumlah subnet yang dialokasikan yakni 16 subnetwork yang memiliki masking /25
Langkah 3 Alokasi IP Address untuk tiap subnetwork
192.168.88.0 /25 s/d 192.168.88.127 /25
192.168.88.128 /25 s/d 192.168.88.255 /25
192.168.89.0 /25 s/d 192.168.89.127 /25
192.168.89.128 /25 s/d 192.168.89.255 /25
192.168.90.0 /25 s/d 192.168.90.127 /25
192.168.90.128 /25 s/d 192.168.90.255 /25
192.168.91.0 /25 s/d 192.168.91.127 /25
192.168.91.128 /25 s/d 192.168.91.255 /25
192.168.92.0 /25 s/d 192.168.92.127 /25
192.168.92.128 /25 s/d 192.168.92.255 /25
192.168.93.0 /25 s/d 192.168.93.127 /25
192.168.93.128 /25 s/d 192.168.93.255 /25
192.168.94.0 /25 s/d 192.168.94.127 /25
192.168.94.128 /25 s/d 192.168.94.255 /25
192.168.95.0 /25 s/d 192.168.95.127 /25
192.168.128 /25 s/d 192.168.95.255 /25 KESIMPULAN
Subnetting dengan sistem CIDR sangatlah mudah, tetapi banyak host yang terbuang karena fokus pada satu masking saja.
Alokasi IP Address pada CIDR memiliki masking yang sama.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 21
Prog. Keahlian : TKJ
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 05 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami konsep perhitungan VLSM. Siswa dapat melakukan perhitungan subnetting dengan cara VLSM.
PENDAHULUAN
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public). Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; ALAT dan BAHAN
Alat tulis Soal-soal perhitungan VLSM.
LANGKAH KERJA
Siapkan alat tulis dan soal perhitungan VLSM yang diberikan oleh teman yang memiliki no. absen sesudah no. absen masing-masing.
Dalam soal ini saya diberi soal oleh Dara Lena S.J no. absen 06. Langkah pertama dalam melakukan perhitungan ini yakni mendefinisikan range setiap
subnetmask dengan cara menambah 2 digit pada jumlah PC yang berada dalam alokasi subnetwork.
Setelah melakukan penjumlahan, maka akan dihasilkan jumlah IP Address dan dapat ditentukan pula maskingnya.
Langkah kedua yakni mengurutkan subnetwork dari network terbesar ke network terkecil dengan mengurutkan maskingnya.
Apabila terdapat masking yang sama, urutkanlah terlebih dahulu network dengan jumlah PC terbanyak.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 22
Setelah melakukan langkah diatas, maka akan dihasilkan sisa IP yang tidak digunakan dan dapat dialokasikan lagi bila IP yang tersisa dapat dibagi menggunakan making yang memungkunkan.
HASIL PENGAMATAN
Pertanyaan 1. Dari network 192.72.0.0/23, tentukan alokasikan/range subnetwork mask:
Subnetwork A untuk alokasi 250 PC Subnetwork B untuk alokasi 62 PC Subnetwork C untuk alokasi 100 PC Subnetwork D untuk alokasi 30 PC
2. Dari network 128.82.102.0/26, tentukan alokasi/range subnetwork mask: Subnetwork A untuk alokasi 12 PC Subnetwork B untuk alokasi 17 PC
3. Dari network 172.61.0.0/21, tentukan alokasi/range: Subnetwork A untuk alokasi 96 PC Subnetwork B untuk alokasi 288 PC Subnetwork C untuk alokasi 521 PC Subnetwork D untuk alokasi 29 PC Subnetwork E untuk alokasi 111 PC
Penyelesaian 1. Langkah 1
A = 250 + 2 = 252 => 256 IP Address, mask /24 = 255.255.255.0 B = 62 + 2 = 64 => 64 IP Address, mask /26 = 255.255.255.192 C = 100 + 2 = 102 => 128 IP Address, mask /25 = 255.255.255.128 D = 30 + 2 = 32 => 32 IP Address, mask /27 = 255.255.255.224 Langkah 2 A = 192.72.0.0 /24 s/d 192.72.0.255 /24 C = 192.72.1.0 /25 s/d 192.72.1.127 /25 B = 192.72.1.128 /26 s/d 192.72.1.191 /26 D = 192.72.1.192 /27 s/d 192.72.1.223 /27 Sisa = 192.72.1.224 s/d 192.72.1.255 = 32 IP
2. Langkah 1 A = 12 + 2 = 14 => 16 IP Address, mask /28 = 255.255.255.240 B = 17 + 2 = 19 => 32 IP Address, mask /27 = 255.255.255.224
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 23
Langkah 2 B = 128.82.102.0 /27 s/d 128.82.102.223 /27 A = 128.82.102.224 /28 s/d 128.82.102.239 /28 Sisa = 128.82.102.240 s/d 128.82.102.255 = 16 IP
3. Langkah 1 A = 96 + 2 = 98 => 128 IP Address, mask /25 = 255.255.255.128 B = 288 + 2 = 290 => 512 IP Address, mask /23 = 255.255.254.0 C = 521 + 2 = 523 => 1024 IP Address, mask /22 = 255.255.252.0 D =29 + 2 = 31 => 32 IP Address, mask /27 = 255.255.255.224 E = 111 + 2 = 113 => 128 IP Address, mask /25 = 255.255.255.128 Langkah 2 C = 172.61.0.0 /22 s/d 172.61.3.255 /22 B = 172.61.4.0 /23 s/d 172.61.5.255 /23 E = 172.61.6.0 /25 s/d 172.61.6.127 /25 A = 172.61.6.128 /25 s/d 172.61.6.255 /25 D = 172.61.7.0 /27 s/d 172.61.7.223 /27 Sisa = 172.61.7.224 s/d 172.61.8.255 = 224 IP
KESIMPULAN
Subnetting dengan sistem VLSM jauh lebih mudah dibandingkan dengan teknik CIDR, karena kita dapat mengalokasikan kembali jumlah IP yang tidak digunakan
Alokasi IP Address pada VLSM harus teliti dalam mengurutkan subnetwork agar dapat dialokasikan dengan benar.
Apaila terdapat masking yang sama dalam suatu network, utamakan terlebih dahulu untuk mengurutkan jumlah PC yang lebih banyak dari kedua masking yang sama.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 24
Prog. Keahlian : TKJ
Pengujian IP Address Dalam Satu Network
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 06 Instruktur : Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat menentukan IP Address yang berada dalam 1 network. Siswa dapat membuktikan IP Address yang tidak berada dalam 1 network. Siswa dapat menganalisis IP Address menggunakan perintah “Ping”.
PENDAHULUAN
Pengalamatan digunakan sebagai identitas unit pengirim (source address) dan unit penerima (destination address). IP Address dipilih sebagai system pengalamatan yang universal karena memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan system pengalamatan yang lain. IP Address adalah pengalamatan logika pada TCP/IP. Ada 2 jenis IP Address, yakni IPv4 dan IPv6. IP Address diterapkan pada singlehost dan bukan alamat untuk komputer tetapi untuk network interface card. Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah : Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255).
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 25
Netmask. Adalah address yang digunakan untuk melakukan masking / filter pada proses
pembentukan routing supaya kita cukup memperhatikan beberapa bit saja dari total 32 bit IP Address. Artinya dengan menggunakan netmask tidak perlu kita memperhatikan seluruh (32 bit) IP address untuk menentukan routing, akan tetapi cukup beberapa buah saja dari IP address yg kita perlu perhatikan untuk menentukan kemana packet tersebut dikirim. Kaitan antara host address, network address, broadcast address & network mask sangat erat sekali - semua dapat dihitung dengan mudah jika kita cukup paham mengenai bilangan Biner.
ALAT dan BAHAN
1 unit PC Aplikasi “Command Prompt”
LANGKAH KERJA
Nyalakan PC terlebih dahulu Klik Kanan pada Icon Local Area connection pada toolbar, lalu klik “open Network
Connection”. Lalu Klik kanan pada Local Area Connection, lalu klik properties
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 26
Lalu Sorot Internet Protocol -> klik properties -> lalu atur IP address dan maskingnya
Setelah itu lakukan pengujian IP Address menggunakan perintah “Ping” pada aplikasi
“Command Prompt”. Untuk membuktikan IP Address yang berada dalam satu network atau tidak, gantilah IP
Address dan masking setelah proses pembuktian menggunakan perintah “Ping”. HASIL PENGAMATAN
IP yang berada dalam 1 network Host 192.168.100.2/27 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.100.1/27 Hasilnya
sebagai berikut:
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 27
Host 192.168.0.2 /26 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.0.1/26 Hasilnya sebagai berikut :
Host 111.131.141.130/25 melakukan Ping ke Host dengan IP 111.131.141.129/25 Hasilnya sebagai berikut :
Host 200.201.220.2/24 melakukan Ping ke Host dengan IP 200.201.220.1/24 Hasilnya sebagai berikut :
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 28
Host 172.32.32.17/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.32.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
IP yang tidak Berada dalam 1 Network Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.32.17/28 Hasilnya
sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.33.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 29
Host 172.32.32.50/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.33.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.34.1/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.100.1/28 Hasilnya sebagai berikut :
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 30
KESIMPULAN
Dalam pengamatan tampak command “reply from *IP Address+” yang berarti PC satu dengan PC yang berhubungan terkoneksi dengan baik karena IP yang dituju terdeteksi oleh PC yang mengetesnya.
Apabila command “request time out” maka proses pengepingan dari satu PC tersebut tidak berjalan dengan baik diakibatkan tidak berada dalam satu network.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 31
Prog. Studi : TKJ
Pengujian IP Address 2
Nama : Alan Aprianto
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ – B
No.Experimen : 07 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Stiadi
TUJUAN Siswa dapat mengerti tentang pengujian IP Address. Siswa dapat mengetahui cara-cara untuk mengatur IP Address beserta maskingnya Siswa dapat menghubungkan dua buah computer dalam satu network Siswa dapat mengetahui respon dari ping yang berhasil dan gagal Siswa dapat menganalisa jaringan yang tidak terhubung
PENDAHULUAN
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah : Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan "routing" suratsurat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data. Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 32
seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Netmask.
Adalah address yang digunakan untuk melakukan masking / filter pada proses pembentukan routing supaya kita cukup memperhatikan beberapa bit saja dari total 32 bit IP Address. Artinya dengan menggunakan netmask tidak perlu kita memperhatikan seluruh (32 bit) IP address untuk menentukan routing, akan tetapi cukup beberapa buah saja dari IP address yg kita perlu perhatikan untuk menentukan kemana packet tersebut dikirim.
Kaitan antara host address, network address, broadcast address & network mask sangat erat sekali - semua dapat dihitung dengan mudah jika kita cukup paham mengenai bilangan Biner. Jika kita ingin secara serius mengoperasikan sebuah jaringan computer menggunakan teknologi TCP/IP & Internet, adalah mutlak bagi kita untuk menguasai konsep IP address tersebut. Konsep IP address sangat penting artinya bagi routing jaringan Internet. Kemampuan untuk membagi jaringan dalam subnet IP address penting artinya untuk memperoleh routing yang sangat effisien & tidak membebani router-router yang ada di Internet. Mudah-mudahan tulisan awal ini dapat membuka sedikit tentang teknologi / konsep yang ada di dalam Internet. ALAT dan BAHAN 2 buah PC atau Laptop yang saling tekoneksi Kabel crossover Alat tulis
LANGKAH KERJA Atur IP Address 2 buah PC dengan masking yang sama. Lalu coba uji koneksi dengan perintah ping. Lagu ganti masking sehingga kedua ip tersebut tidak satu network. Kemudian ganti salah satu IP agar kembali menjadi satu network.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 33
HASIL PENGAMATAN Praktek 1 IP PC 1
IP PC 2
PING 172.31.12..4 KE 172.31.12.67 DENGAN
MASKING /24
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 34
MASKING KEDUA PC DIGANTI MENJADI /28
PERINTAH PING KETIKA KEDUA MASKING DIGANTI
SALAH SATU IP PC DIGANTI SEHINGA KEDUA PC MENJADI 1 NETWORK
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 35
Praktek 2
PENGATURAN IP ADDRESS KEDUA PC
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 36
PERINTAH PING 172.25.10.5 /26 ke 172.25.10.55/26
Kedua masking diganti menjadi /27
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 37
Perintah ping ketika kedua masking diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 38
Salah satu ip diganti menjadi satu network kembali Dan di uji dengan perintah ping
Praktek 3
Konfigurasi kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 39
Ping :21.22.23.24 /17 21.22.24.25 /17
Masking kedua pc diganti Kemudian di periksa dengan perintah PING
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 40
Salah satu IP diganti menjadi 1 network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 41
Praktek 4 Konfigurasi kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 42
Ping dari192.16.26.37/21 192.16.27.37
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 43
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 44
Praktek 5
Konfigurasi ip kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 45
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 46
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 47
Praktek 6
Konfigurasi ip kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 48
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 49
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 50
Praktek 7
Konfigurasi ip kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 51
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 52
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 53
Praktek 8
Konfigurasi ip kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 54
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 55
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 56
Praktek 9
Konfigurasi ip kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 57
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 58
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 59
Praktek 10
Konfiurasi kedua pc
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 60
Masking kedua pc diganti
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 61
Salah satu IP diganti menjadi satu network kembali
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 62
KESIMPULAN
Dua buah IP address dapat saling berhubungan jika kedua IP tersebut berada dalam satu network.
Bila tidak dalam keadaan 1 network maka tidak dapat saling berhubungan. IP Address yang berbeda network tetapi terhubung oleh interface tetap tidak akan
bisa terhubung kecuali melalui router
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 63
Prog. Keahlian : TKJ
Kesalahan Command Ping Pada Proses Subneting
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 08 Instruktur: Rudi Haryadi, S.St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami apa yang dimaksud IP Address. Siswa dapat mengetahui IP yang berada dalam satu network dari perintah Ping. Siswa dapat mengetahui dan memahami jawaban dari perintah Ping.
PENDAHULUAN
Alamat IP sebagai pengalamatan logic berbasis IP merupakan satu jenis addressing yang banyak digunakan hamper semua pengguna jaringan computer. Hal ini dikarenakan banyaknya pennguna jaringan computer yang menghubungkan networknya dengan Internetwork. Untuk SIstem Operasi Microsoft Windows, maupun pada sistem operasi lainnya yang terhubung jaringan, implementasi pengalamatan di terapkan pada network interface card.
Untuk mengetahui status ketersambungan host dengan host lain, dapat diketahui melalui beberapa cara diantaranya menggunakan tools “ping”. Utilitas ping digunakan untuk mengecek apakah jaringan sudah dapat berfungi dan terhubung dengan baik. Sintaks dari perintah ping adalah sebagai berikut:
Ping [alamat IP]/[host-name] – option
Tanggapan dari tools “ping” setidaknya ada empat yakni reply from, request timed out, hardware error, destination host unreachable, dsb. Tanggapan tersebut akan dijelaskan pada hasil praktek dibawah. ALAT dan BAHAN
2 buah PC. 1 buah konektor RJ-45 dengan type cross. Program Command Prompt.
LANGKAH KERJA
Aktifkan ke-2 buah PC. Sambungkan ke-2 PC menggunakan kabel RJ-45 dengan type cross. Klik Kanan pada Icon Local Area connection pada toolbar, lalu klik “open Network
Connection”. Lalu Klik kanan pada Local Area Connection, lalu klik properties. Lalu Sorot Internet Protocol -> klik properties -> lalu atur IP address dan maskingnya. Aktifkan program Command Prompt. Masukkan perintah Ping yang diikuti dengan IP yang akan diujikan pada program tersebut. Amati respon yang muncul saat proses dijalankan. Analisa setiap respon yang ada pada setiap perintah. Setelah analisa perintah, masukkan IP dengan masking yang berbeda. Lalu amati dan analisa respon yang terjadi.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 64
HASIL PENGAMATAN
Gambar respon dari perintah “Ping”.
PC dengan IP 172.168.64.6/28 melakukan Ping ke PC dengan IP 172.168.64.2/28, dengan hasil sebagai berikut:
Kedua Masking dari setiap PC diganti menjadi /30 (172.168.64.6/30 -> 172.168.64.2/30),
dengan jawaban”Request Timed Out” dan “Destination Host Unreachable”.
PC dengan IP 172.168.64.6/30 diganti dengan 172.168.64.1/30, dan kedua PC tersebut
kembali tersambung .
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 65
Ketika sedang terkoneksi, kabel konektor yang menghubungkan kedua PC tersebut
dicabut. Lalu menghasilkan jawaban “Hardware error” (pada PC 1) dan “General Failure” (pada PC 2). o Tampilan PC 1
o Tampilan PC 2
Saat tidak terkoneksi lakukan ping dari PC dengan IP 192.168.64.1/30 ke IP
192.168.64.2/30, dan muncul Jawaban “PING: Transmit Failed. General Failure”.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 66
Tambahkan option -l, lalu jawaban yang muncul adalah, “Value must be supplied for
option –l.”
Lakukan perintah Ping dengan option –j –k, lalu muncul jawaban, “Only one source route
option may be specified “.
Saat melakukan perintah ping dengan option –l 65500 –f, lalu muncul jawaban “Packet
needs to be fragmented but DF set.”
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 67
Pada perintah ping –n 10, maka akan muncul jawaban “IP address must be specified.”
Ketika tidak ada koneksi cobalah untuk melakukan ping dengan option -6, lalu muncul jawaban “Ping request could not find host. Please check the name and try again.”
Perintah ping dengan option –j 6789, akan muncul jawaban, “Bad parameter 6789.”
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 68
Melakukan perintah ping dengan option –s 65500, jawaban yang muncul yakni ”Bad value for option –s, valid range is from 1 to 4.”
Pada saat melakukan perintah ping dengan option –j, akan muncul jawaban “Bad option
specified.”
Respon-respon dari perintah ping berdasarkan hasil praktek yang ditemukan adalah : Reques Timed Out .
Terjadi apabila batas waktu yang telah ditentukan untuk menjawab telah habis. Destination Host Unreachable.
Terjadi ketika Host yang dituju tidak terdapat dalam satu network. Hardware Error .
Terjadi apabila salah satu hardware jaringan dari salah satu PC terjadi kerusakan atau kesalahan dalam pemasangannya.
General Failure. Terjadi apabila ketika sedang terjadi koneksi media penghubungnya terputus atau tercabut dengan paksa.
PING: Transmit Failed. General Failure. Terjadi apabila melakukan perintah ping ke IP yang berada dalam 1 network tetapi saat tidak ada koneksi antara kedua IP tersebut.
Value must be supplied for option –l. Terjadi karena ketika menggunakan option –l tidak menggunakan Value atau angka keterangan dari option perintah ping tesebut.
Only one source route option may be specified
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 69
Terjadi ketika dua buah option dari perintah ping yang memliki perintah dan fungsi yang sama digunakan secara bersamaan.
Packet needs to be fragmented but DF set.
IP address must be specified.
Terjadi apabila IP Address tujuan tidak lengkap saat diberikan.
Ping request could not find host. Please check the name and try again. Terjadi ketika tidak ada koneksi dan melakukan perintah ping.
Bad parameter 6789. Terjadi ketika Parameter yang diberikan untuk option perintah ping tidak cocok.
Bad value for option –s, valid range is from 1 to 4. Terjadi ketika value yang diberikan untuk suatu option melebihi batas atau terlalu kecil.
Bad option specified. Terjadi ketika spesifikasi dari sebuah option terjadi kesalahan atau kerusakan
KESIMPULAN
Perintah Ping berfungsi untuk melakukan pengecekan koneksi pada host.
Perintah Ping dapat dikombinasikan dengan option-option yang tersedia sesuai dengan fungsinya masing-masing agar diketahui apabila jaringan terkoneksi dengan baik bahkan terjadi kesalahan koneksi.
Bagi seorang teknisi, respon kesalahan pada proses uji koneksi seperti diatas sangat membantu karena kita dapat memperbaiki kesalahan pada koneksi jaringan baik yang disebabkan oleh faktor dari memasukkan input IP Address yang salah atau faktor dari pemasangan hardware komputer.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 70
Prog. Keahlian : TKJ
Routing
Nama : Bondan Prasetyo
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI – TKJ B
No. Experimen: 09 Instruktur: Rudi Haryadi, S,St Adi Setiadi
TUJUAN
Siswa dapat memahami konsep routing. Siswa dapat mengetahui konsep routing yang terjadi pada sebuah topologi. Siswa dapat membuat tabel routing dari sebuah topologi.
PENDAHULUAN
Routing adalah proses penyampaian data dari satu host ke host yang lainnya yang tergabung dalam jaringan komputer. Proses routing terjadi pada lapisan network. Berdasarkan prosesnya roueing dapat dibagi menjadi 2, yakni routing langsung dan routing tidak langsung. a. Routing Langsung
Routing langsung merupakan penyampaian paket data antarhost yang terdapat dalam network yang sama. Pengiriman data dilakukan secara langsung dari host pengiriman ke host penerima tanpa harus melalui perantara terlebih dahulu.
b. Routing Tidak Langsung Routing tidak langsung merupakan penyampaian paket data antarhost pada network
yang bebeda, sehingga penyampaian data antarkeduanya harus melalui perantara (router). Konfigurasi routing dalam suatu host baik yang berfungsi sebagai user maupun router terdapat dalam table routing. Table routing dapat ditampilkan dengan menggunakan perintah:
Netstat –nr atau route –n
Untuk mendaftarkan jaringan pada tabel routing diperlukan sintaks seperti: Route add –net [jaringan] mask [subnet-mask] [alamat IP gateway]
Adapun untuk melakukan penghapusan entri routing dari table routing dapat digunakan sintaks route delete.
Route change [jaringan] [gateway]
ALAT dan BAHAN
1 unit PC Gambar sebuah topologi jaringan Program “Cisco Packet Tracer”
LANGKAH KERJA
Aktifkan program “Cisco Packet Tracer”. Gambarlah topologi yang diberikan oleh instruktur pada program tersebut. Masukkan IP Address, masking, dan default getway pada item PC dengan cara mengklik
item -> desktop -> IP Configuration.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 71
Masukkan IP Address dan masking pada router dengan cara mengklik item -> Config -
>Interface (FastEthernet n/0 atau FastEthernet n/1) -> tekan “On” pada Port Status.
Pada Config Static, masukkan network, masking, dan next hop lalu tekan Add.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 72
Setelah itu lakukan pengujian koneksi pada setiap item. Untuk menguji koneksi, gunakan perintah “Ping” yang diikuti oleh IP Address.
Setelah melakukan pengujian koneksi, catatlah hasilnya. Catatan: untuk mempermudah dalam memasukkan IP Address, masking, dan gateway pada
item, buatlah terlebih dahulu tabel routing dari IP Address yang tertera pada gambar topologi.
HASIL PENGAMATAN
Topologi Ke-1 Gambar topologi
Tabel routing
No. Host IP Address Konfigurasi Routing
1 H1 10.10.10.1/24 Default Gateway 10.10.10.2
2 R1 10.10.10.2/24 11.11.11.1/24
12.12.12.o/24 via 11.11.11.2
3 R2 11.11.11.2/24 12.12.12.0/24
10.10.10.0/24 via 11.11.11.1
4 H2 12.12.12.2./24 Default Gateway 12.12.12.1
Memasukkan IP Address, masking, dan gateway pada Host1.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 73
Memasukkan IP Address dan masking pada router1.
Memasukkan static routing pada router1.
Memasukkan IP Address dan masking pada router2.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 74
Memasukkan static routing pada router2.
Memasukkan IP Address, masking, dan gateway pada Host2.
Uji koneksi dari host1 ke host2 atau sebaliknya menggunakan perintah “Ping”.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 75
Topologi Ke-2 Gambar topologi
Tabel routing
No. Host IP Address Konfigurasi Routing
1 H1 20.20.20.1/24 Default Gateway 20.20.20.2
2 R1 20.20.20.2/24 30.30.30.1/24
40.40.40.0/24 via 30.30.30.2 50.50.50.0/24 via 30.30.30.2
3 R2 30.30.30.2/24 40.40.40.1/24
20.20.20.0/24 via 30.30.30.1 50.50.50.0/24 via 40.40.40.2
4 R3 40.40.40.2/24 50.50.50.1/24
30.30.30.0/24 via 40.40.40.1 20.20.20.0/24 via 40.40.40.1
5 H2 50.50.50.2/24 Default Gateway 50.50.50.1
Memasukkan IP Address, masking, dan gateway pada Host1.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 76
Memasukkan IP Address dan masking pada router1.
Memasukkan static routing pada router1.
Memasukkan IP Address dan masking pada router2.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 77
Memasukkan static routing pada router2.
Memasukkan IP Address dan masking pada router3.
Memasukkan static routing pada router3.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 78
Memasukkan IP Address, masking, dan gateway pada Host2.
Uji koneksi dari host1 ke host2 atau sebaliknya menggunakan perintah “Ping”.
Topologi Ke-3 Gambar topologi
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 79
Tabel routing
No. Host IP Address Konfigurasi Routing
1 H1 1.1.1.1/24 Default Gateway 1.1.1.2
2 R1 1.1.1.2/24 2.2.2.1/24
3.3.3.0/24 via 2.2.2.2 4.4.4.0/24 via 2.2.2.2 5.5.5.0/24 via 4.4.4.1 6.6.6.0/24 via 4.4.4.1
3 R2 2.2.2.2/24 3.3.3.1/24 4.4.4.1/24
5.5.5.0/24 via 4.4.4.2 6.6.6.0/24 via 4.4.4.2 1.1.1.0/24 via 2.2.2.1
4 R3 4.4.4.2/24 5.5.5.1/24 6.6.6.1/24
3.3.3.0/24 via 4.4.4.1 2.2.2.0/24 via 4.4.4.1 1.1.1.0/24 via 2.2.2.1
5 H2 3.3.3.2/24 Default Gateway 3.3.3.1
6 H3 5.5.5.2/24 Default Gateway 5.5.5.1
7 H4 6.6.6.2/24 Default Gateway 6.6.6.1
Memasukkan IP Address, masking, dan default getway pada host1.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 80
Memasukkan IP Address dan masking pada Router1.
Memasukkan static routing pada Router1.
Memasukkan IP Address dan masking pada Router2.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 81
Memasukkan static routing pada Router2.
Memasukkan IP Address dan masking pada Router3.
Memasukkan static routing pada Router3.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 82
Memasukkan IP Address, masking, dan default gateway pada host2.
Memasukkan IP Address, masking, dan default gateway pada host3
. Memasukkan IP Address, masking, dan default gateway pada host3
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 83
Uji koneksi dari Host1 ke Host2, Host3, dan Host4.
Uji koneksi dari Host2 ke Host1, Host3, dan Host4.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 84
Uji koneksi dari Host3 ke Host1, Host2, dan Host4.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 85
Uji koneksi dari Host4 menuju Host1, Host2, dan Host3.
KESIMPULAN
Dalam melakukan routing suatu topologi, kita harus betul-betul memperhatikan dalam memasukkan IP Address, masking, dan default gateway karena apabila kita salah memasukkannya, maka akan terjadi error saat proses uji koneksi.
Untuk mempermudah memasukkan data seperti IP Address, masking, dan default getway gunakan tabel routing agar tidak salah dalam memasukkan data.
Dalam proses uji koneksi terdapat jawaban “request time out”, hal ini terjadi apabila salah dalam memasukkan data. Namun apabila data yang diberikan sudah benar, namun muncul jawaban tersebut disebabkan karena adanya proses “refresh” pada komponen yang sedang digunakan.
Bondan Prasetyo – Diagnosa LAN 86
PENUTUP
Terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu terpenuhinya laporan ini semoga menjadi berkah dan menjadi amalan bagi pihak terkait. Wassalam.
Cimahi, November 2010
Penulis