laporan aa malka
TRANSCRIPT
Tabel 1
RENCANA EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM)
No. Informasi yang dibutuhkan Indikator
1. Persepsi mahasiswa terhadap
kemampuan dosen dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM)
1.1. Penguasaan materi kuliah
1.2. Kemampuan menjelaskan materi
1.3. Kemampuan menjawab/ menjelaskan pertanyaan/
tanggapan yang berasal dari mahasiswa
1.4. Kemampuan membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan mata kuliah
2. Kualitas materi perkuliahan 2.1. Sistematika waktu materi perkuliahan
2.2. Relevansi Mata Kuliah
2.3. Kemutakhiran Bahan Kuliah
2.4. Mutu soal-soal ujian
3. Penguasaan Materi 3.1 Kemampuan dosen menjelaskan
3.2. Kemampuan interaksi dosen dengan mahasiswa
4. Sistim Penilaian 4.1. Penilaian berdasarkan kehadiran
4.2. Penilaian berdasarkan tugas
4.3. Penilaian berdasarkan kemampuan menjawab tes
1
Tabel 2
RENCANA EALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
No.Informasi
Yang Dibutuhkan
IndikatorMetode
RespondenWaktu
PertemuanTehnik Instrumen
1. Persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
1.1. Penguasaan materi kuliah Kemampuan menjelaskan materi
1.2. Kemampuan menjawab/ menjelaskan pertanyaan/ tanggapan yang berasal dari mahasiswa
1.3. Kemampuan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan mata kuliah
1.4. Kemampuan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan mata kuliah
Wawancara
Wawancara
Observasi
Obserwasi
Kuesioner
Kuesioner
Pedoman Observasi/ kuesioner
Pedoman Observasi/ kuesioner
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Setiap pertemuan
Setiap pertemuan
Setiap pertemuan
Pertemuan Ke VIII & Pertemuan Terakhir
2. Kualitas materi perkuliahan
2.1. Sistematika waktu materi perkuliahan2.2. Relevansi Mata Kuliah2.3. Kemutakhiran Bahan Kuliah2.4. Mutu soal-soal ujian
Review dok
Wawancara
Review dokAnalisis Soal dan
hasil Ujian
Pedoman review
Kuesioner
Pedoman Review
Pedoman Analisis
Dosen ysb
Mahasiswa
Dosen ysb
Dosen ysb
Awal SemesterAwal SemesterAwal SemesterTengah & akhir semester
3. Penguasaan Materi
3.1 Kemampuan dosen menjelaskan
3.2. Kemampuan interaksi dosen dengan mahasiswa
Wawancara
Wawancara
Kuesioner
Kuesioner
Mahasiswa
Mahasiswa
Setiap PertemuanSetiap Pertemuan
4 Sistim Penilaian
4.1 Penilaian berdasarkan kehadiran
4.2. Penilaian berdasarkan tugas
4.3. Penilaian berdasarkan kemampuan menjawab tes
Review dokumenReview
dokumenReview
dokumen
Pedoman Review
Pedoman Review
Pedoman Review
Dosen ysb
Dosen ysb
Dosen ysb
Akhir semesterAkhir semesterTengah & Akhir semester
2
TABEL 3DAFTAR PERTANYAAN UNTUK MENGUMPULKAN DATA
Informasi yang dibutuhkan
Indikator Pertanyaan
1. Persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
1.1. Penguasaan materi kuliah Kemampuan menjelaskan materi
1.2. Kemampuan menjawab/ menjelaskan pertanyaan/ tanggapan yang berasal dari mahasiswa
1.3. Kemampuan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan mata kuliah
1.4. Kemampuan membuat pertanyaan yang berkaitan dengan mata kuliah
1.1.1 Kemampuan Dosen tentang materi yang diajarkan(1) Sangat tidak sesuai(2) Tidak sesuai (3) Sesuai (4) Sangat sesuai
1.2.1 Kemampuan menjelaskan Materi(1) Sangat tidak sesuai(2) Tidak sesuai (3) Sesuai (4) Sangat sesuai
1.3.1 Kemampuan menjawab pertanyaan dan tanggapan (1) Sangat tidak sesuai(2) Tidak sesuai (3) Sesuai (4) Sangat sesuai
1.4.1 Kualitas pertanyaan dosen kepada mahasiswa(1) Sangat tidak sesuai(2) Tidak sesuai (3) Sesuai (4) Sangat sesuai
2. Kualitas materi perkuliahan
2.1. Sistematika waktu materi perkuliahan
2.2. Relevansi Mata Kuliah2.3. Kemutakhiran Bahan
Kuliah
2.4. Mutu soal-soal ujian
2.1.1. Apakah materi kuliah sudah tersusun dengan baik dan waktu materi perkuliahan sudah selesai.
2.2.1 Apakah Materi kuliah relevan dengan mata kuliah
2.3.1. Apakah bahan bacaan yang dipakai cukup mutakhir untuk bahan kuliah
2.4.1. Bagaimana tingkat kesulitan soal ujian yang diberikan ?
3. Penguasaan materi3.1. Kemampuan dosen
menjelaskan3.1.1. Apakah dosen mampu menjelaskan
materi yang diajarkan?(1) Tidak mampu(2) Kurang mampu(3) Mampu(4) Sangat Mampu
3
3.2. Kemampuan interaksi dosen dengan mahasiswa
3.2.2. Apakah anda puas dengan jawaban dosen atas pertanyaan yang mahasiswa sampaikan?
(1) Tidak puas (2) Kurang puas (3) Puas (4) Sangat puas
4. Sistem Penilaian 4.1 Penilaian berdasarkan kehadiran
4.2. Penilaian berdasarkan tugas
4.3. Penilaian berdasarkan kemampuan menjawab tes
4.1.1. Apakah nilai yang diberikan berdasarkan tingkat kehadiran ?Ya/Tidak
4.2.1. Apakah nilai diperhitunkanYa/Tidak
4.3.1. Apakah test yang diberikan sesuai materi kuliah ? Ya/Tidak
4
EVALUASI PROGRAM PERKULIAHAN
Petunjuk ; Lingkari angka yang sesuai dengan pendapat anda untuk setiap pertanyaan dibawah ini.Angka 1 sampai dengan 4 pada skala jawaban mempunyai arti sebagai berikut ;1 = Kurang 3 = Baik2 = Cukup 4 = Sangat Baik
No Aspek Nilai(Lingkar)
Nilai(Dipindahkan)
1. Cara menyampaikan kuliah 1 2 3 4
2. Pemberian bimbingan 1 2 3 4
3. Keterampilan dalam berdiskusi dengan mahasiswa
1 2 3 4
4. Penguasaan terhadap materi 1 2 3 4
5. Cara memberikan motivasi kepada mahasiswa
1 2 3 4
6. Kemampuan memonitor kegiatan kelompok
1 2 3 4
7. Kepuasan mahasiswa terhadap nilai yang diberikan
1 2 3 4
8. Pemberian contoh-contoh 1 2 3 4
9. Penggunaan media belajar 1 2 3 4
10. Tehnik mengajar 1 2 3 4
TOTAL SKOR
RATA – RATA
5
Contoh Hasil Evaluasi Program Perkuliahan
MahasiswaAspek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10A 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3
B 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3
C 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3
D 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3
E 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4
F 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
G 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3
H 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
I 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3
J 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
TOTAL SKOR 33 33 34 35 33 25 33 32 31 32 321
RATA – RATA 3,3 3,3 3,4 3,5 3,3 2,2 3,3 3,2 3,1 3,2 3,21
Berdasarkan hasil evaluasi mata kuliah, di akhir semester diperoleh informasi bahwa ;
1. Nilai rata-rata kelulusan mahasiswa sesuai dengan apa yang diharapkan ditandai
dengan melihat jumlah mahasiswa lulus dengan nilai Baik dan sangat baik sekitar
90%
2. Telah diidentifikasi bahwa kelulusan tersebut disebabkan karena keberhasilan
mahasiswa menyelesaikan soal-soal dengan baik dan benar yang diberikan oleh
dosen
3. Kemampuan mahasiwa menyelesaikan soal-soal ujin disebabkan karena pemberian
tugas-tugas mandiri dengan volume yang lebih besar memungkinkan mahasiswa
lebih aktrif dan berpartisipasi dalam pengerjaan soal-soal latihan dibandingka
dengan pemberian tugas kelompok
6
TAHAPAN REKONSTRUKSI
Langkah 1 : Meningkatkan tujuan Instruksional Umum
Evaluasi menunjukkan bahwa tujuan matakuliah tidak dicapai secara efektif
karena mahasiswa hanya dituntut untuk memahami materi perkuliahan tanpa ada
monitoring terhadap kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
diberikan secara berkala dan berkesinambungan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka tujuan instruksional matakuliah
ditingkatkan menjadi:
“Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
dan mengaplikasikan konsep dasar epidemiologi di lapangan secara benar”
Langkah 2 : Meningkatkan Tujuan Instruksional Khusus
Selanjutnya jika tujuan instruksional umum ditingkatkan, maka dengan
sendirinya tujuan instruksional khusus akan meningkat pula. Peningkatan tujuan
instruksional khusus setiap pokok bahasan menjadi, setelah mengikuti matakuliah ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar epidemiologi
2. Menjelaskan konsep dasar timbulnya penyakit
3. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kajian epidemiologi deskriptif
4. Melakukan pengukuran epidemiologi
5. Melakukan surveilence epidemiologi
6. Melakukan penyelidikan wabah
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan
Langkah 3 : Menyusun Materi Perkuliahan
Berdasarkan dari tujuan instruksional umum dan instruksional khusus yang telah
dirumuskan tersebut, maka disusunlah materi perkuliahan dengan memasukkan unsur-
unsur contoh kasus dan soal-soal latihan baik untuk tugas individu maupun tugas-tugas
yang harus diselesaikan secara kelompok oleh mahasiswa.
7
Langkah 4 : Penilaian Hasil Belajar
1. Setelah pertemuan kedua, mahasiswa secara rutin diberikan tugas mandiri untuk
diselesaikan dan pada minggu atau pertemuan berikutnya secara acak mahasiswa
diminta untuk menjelaskan jawaban atas tugas yang diberikan kepadanya.
2. Selain itu untuk menguji bagaimana kesiapan mahasiswa terhadap materi yang
akan diberikan, maka dilakukan kuis-kuis singkat diawal perkuliahan.
3. Memberikan pujian kepada mahasiswa yang mengerjakan tugasnya atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dengan baik.
4. Menggunakan sumber-sumber pustaka yang mutakhir, baik melalui buku
literature, media cetak ataupun kasus-kasus kesehatan masyarakat yang terjadi.
Langkah 5 : Penilaian Hasil Belajar
Soal-soal dan ujian disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan dicapai
mahasiswa berdasarkan beberapa kriteria penilaian dengan bobot sebagai berikut:
Kehadiran 5%
Kuis dan partisipasi 10%
Praktikum 15%
Tugas 15%
Ujian tengah semester 25%
Ujian akhir semester 30%
Dengan rekonstruksi matakuliah ini, diharapkan mampu meningkatkan nilai rata-
rata mahasiswa menjadi lebih baik yaitu jumlah mahasiswa yang lulus dengan nilai C ke
bawah tidak sebesar seperti yang sudah terjadi pada semester sebelumnya.
8
...................................................................................................................................
9
ANALISIS INSTRUKSIONAL(Setelah direkonstruksi)
Mengaplikasikan konsep/teori epidemiologi di lapangan secara benar
Melakukan Pencatatan dan Pelaporan
Melakukan Penyelidikan wabah
Melakukan Surveilence Epidemiologi
Menganalisis ukuran-ukuran dalam Epidemiologi
Ukuran Morbiditas
Ukuran Mortalitas
Ukuran Fertilitas
Menjelaskan Epidemiologi Deskriptif
Menjelaskan Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
Menjelaskan Konsep Dasar Epidemiologi
Entry behaviour
10
Skema Materi Perkuliahan Epidemiologi
Mengaplikasikan konsep/teori epidemiologi di lapangan secara benar
Pencatatan dan Pelaporan
Penyelidikan wabah
Surveilence Epidemiologi
Ukuran Fertilitas
Ukuran Mortalitas
Ukuran Morbiditas
Ukuran-ukuran dalam Epidemiologi
Epidemiologi Deskriptif
Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
Konsep Dasar Epidemiologi
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah : Epidemiologi
Kode Mata Kuliah/Bobot SKS : Bd. 214 / 2 sks
Pengajar/Dosen : St. Malka, SKM
Semester : IV / 2008-2009
Hari Pertemuan/jam : Senin / 08.00 – 09.50
Tempat Perkuliahan : Ruangan 05
1. MANFAAT MATA KULIAH
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan
penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit
masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu epidemiologi
akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan yang banyak memberikan
perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan dengan mengetahui
distribusi, frekuensi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan
intervensi yang diperlukan..
2. DESKRIPSI PERKULIAHAN
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
tentang epidemiologi dengan membahas: konsep dasar epidemiologi, konsep dasar
timbulnya penyakit, epidemiologi deskriptif, ukuran-ukuran epidemiologi. Surveilence
epidemiologi, penyelidikan wabah serta pencatatan dan pelaporan masalah kesehatan
masyarakat.
Untuk memperoleh gambaran umum dan ruang lingkup materi mata kuliah ini,
maka anda dapat melihat pada bagan “Skema Materi Perkuliahan Epidemiologi”
11
3. TUJUAN ISTRUKSIONAL
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Setelah mengikuti mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan
konsep dasar epidemiologi di lapangan secara benar.
b. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK)
Pada akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa diharap mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar epidemiologi
2. Menjelaskan konsep dasar timbulnya penyakit
3. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup kajian epidemiologi deskriptif
4. Melakukan pengukuran epidemiologi
5. Melakukan surveilence epidemiologi
6. Melakukan penyelidikan wabah
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. STRATEGI PERKULIAHAN
Metode yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah metode ceramah dan metode
bervariasi dimana pertama-tama dosen pengasuh mata kuliah memberikan materi,
memberikan beberapa contoh soal, dan selanjutnya mahasiswa diminta untuk
mengerajakan soal-soal latihan serta melakukan surveilence epidemiologi, penyelidikan
wabah, serta melakukan pencatatan dan pelaporan.
5. MATERI/BACAAN PERKULIAHAN
Buku/bacaan pokok yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah:
1. Bustan M.N , 2005, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
2. Eko Budiarto, 2003, Pengantar Epidemiologi, EGC, Bandung
3. Nur Nasry Noor, 2002, Epidemiologi Penyakit Menular, FKM Unhas, Makassar
4. Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
12
6. TUGAS
1. Setiap pertemuan mahasiswa harus membuat tugas baca berupa ringkasan materi
kuliah.
2. Setiap pertemuan mahasiswa diberikan kuis.
3. Pada akhir pertemuan ke 5, mahasiswa diberikan tugas untuk membuat
epidemiologi deskriptif terhadap kasus penyakit yang berhubungan dengan
profesi bidan.
4. Pada pertemuan ke 6, 7 dan 8 mahasiswa diberikan tugas berupa latihan soal-soal
ukuran-ukuran dalam epidemiologi untuk dikumpul paling lambat satu hari
sebelum dimulainya perkuliahan berikutnya.
5. Pada akhir pertemuan ke 9, mahasiswa diberi tugas melakukan surveilence
epidemiologi
6. Pada akhir pertemuan ke 11, mahasiswa diberi tugas melakukan penyelidikan
wabah (Jika terjadi wabah)
7. Pada akhir perkuliahan mahasiswa diberi tugas membuat pencatatan dan
pelaporan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi dan tugas tersebut
dikumpul pada saat ujian akhir semester.
7. KRITERIA PENILAIAN
Kriteria penilaian yang digunakan pengajar/dosen dalam proses belajar mengajar
pada mata kuliah ini adalah sebagai berikut :
Nilai Point Range
ABCDE
43210
80 – 10070 – 7960 – 6950 – 590 - 49
13
Dalam menentukan nilai akan digunakan pembobotan sebagai berikut:
Kehadiran 5%
Kuis dan partisipasi 10%
Praktikum 15%
Tugas 15%
Ujian tengah semester 25%
Ujian akhir semester 30%
8. JADWAL PERKULIAHAN
Tanggal Topik Bahasan Bacaan/Bab
16 Februari
23 Februari
30 Februari
2 Maret
Kuliah pertama:
Penjelasan umum kontrak perkuliahan
kepada mahasiswa, dan (introduction)
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar timbulnya penyakit :
host (pejamu)
Konsep dasar timbulnya penyakit:
agent (penyebab) dan environment
(lingkungan)
1, Bab 1, Bab 2 dan Bab 3
2, Bab 1
3, Bab 1
4, Bab 2
1, Bab 7, Bab XIV
2, Bab 2
3, Bab VI
1, Bab 7
2, Bab 2
3, Bab VI
14
9 Maret
16 Maret
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif (melakukan
penelitian terhadap penyakit menular
dengan pendekatan epidemiologi
deskriptif)
1, Bab 2
4, Bab 2
1, Bab 2
4, Bab 2
23 Maret Ujian Tengah Semester (UTS)
30 Maret
6 April
13 April
20 April
4 Mei
Ukuran – ukuran dalam
epidemiologi : rate, rasio, proporsi,
prevalen dan incidence)
Ukuran-ukuran dalam epidemiologi
dengan menghitung dan menganalisis
ukuran-ukuran morbiditas
Ukuran-ukuran dalam epidemiologi
dengan menghitung dan menganalisis
ukuran-ukuran mortalitas
Ukuran-ukuran dalam epidemiologi
dengan menghitung dan menganalisis
ukuran-ukuran fertilitas
Surveilence epidemiologi
2, Bab 5
4, Bab 2
2, Bab 5
4, Bab 2
2, Bab 5
4, Bab 2
2, Bab 5
4, Bab 2
2, Bab 9
15
11 Mei
18 Mei
25 Mei
1 Juni
Praktek Surveilence epidemiologi
Penyelidikan wabah
Melakukan penyelidikan wabah
Pencatatan dan Pelaporan
2, Bab 9
3, Bab7
3, Bab 7
2, Bab 4
8 Juni Ujian Akhir Semester (UAS)
16
17
18
19
BAHAN AJAR
Bab 2Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
TINJAUAN MATA KULIAH
DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah epidemiologi ini, khususnya pada pokok bahasan konsep dasar
timbulnya penyakit diharapkan dapat memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
dapat menjelaskan tentang konsep dasar timbulnya penyakit atau masalah kesehatan
masyarakat lainnya yang terjadi di masyarakat.
MANFAAT
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan pen
yakit dan masalah kesehatan masyarakat, seseorang yang sehat sebagai salah satu
pejamu potensial dalam masyarakat mungkin akan ketularan suatu penyakit menular
tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat termasuk kebiasaan hidup dan
kegiatan sehari-hari serta pengaruh berbagai reservoir yang ada disekitarnya.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan trias penyebab penyakit
2. Menjelaskan defenisi host (pejamu)
3. Menjelaskan faktor-faktor host (pejamu)
4. Menjelaskan karakteristik host
5. Menjelaskan defenisi agent (penyebab)
6. Menjelaskan macam-macam agent (penyebab)
20
7. Menjelaskan karakteristik agent
8. Menjelaskan defenisi environment (lingkungan)
9. Menjelaskan faktor-faktor environment (lingkungan)
10. Menjelaskan karakteristik environment (lingkungan)
PENDAHULUAN
Luas masalah kesehatan bukanlah seluas suatu bidang yang sederhana dan
sempit. Kesehatan dapat mencakup keadaan fisik, mental dan sosial. Badan kesehatan
dunia (WHO, 1947) menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna
fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari penyakit dan kelemahan saja.
Dalam Undang-undang No.9/ 1960 tentang pokok-pokok kesehatan, pasal 2
dinyatakan: yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini adalah yang
meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas
dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Selanjutnya batasan kesehatan berkembang pada
peraturan tentang pokok-pokok kesehatan berikutnya. Dalam undang-undang RI No. 23
tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 1 dikatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Perubahan status sehat ke status sakit berkaitan dengan adanya keterpaparan
yang dialami dan kerentanan tubuh manusia dalam menghadapi keterpaparan itu. Untuk
menderita sakit, seseorang harus mengalami keterpaparan dan rentan/ peka terhadap
keterpaparan itu. Konsep ini sekaligus memberikan gambaran bahwa untuk mencegah
penyakit ini dapat dilakukan dengan dua cara utama yaitu: 1. menghindari keterpaparan,
misalnya memberikan desinfektan, 2. menurunkan keterpaparan, misalnya dengan
meningkatkan daya tahan tubuh dengan imunisasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang semakin meningkat,
termasuk bidang kesehatan secara umum. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran
telah mencapai taraf yang sangat memuaskan dalam hal mengatasi penderitaan dan
21
kematian penyakit tertentu. Namun demikian, masalah kesehatan bagi masyarakat umu
masih sangat rawan, walaupun pada beberapa tahun terakhir ini, sejumlah penyakit
menular tertentu dapat diatasi. Tetapi dilain pihak, timbul pila masalah baru dalam
bidang kesehatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan penyakit menular dan
tidak menular, maupun yang erat hubungannya dengan gangguan kesehatan lainnya.
Saat ini di negara maju telah terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular ke penyakit non infeksi, tetapi hal ini tidak berarti negara maju telah terbebas
dari masalah penyakit menular karena penyakit akut yang timbul, sebagian besar
disebabkan oleh penyakit menular, misalnya penyakit influensa di Inggris, morbili di
Italia atau AIDS. Oleh karena itu, pengetahuan tentang konsep dasar timbulnya penyakit
penting untuk diperhatikan terutama di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit
menular di Indonesia merupakan faktor utama penyebab kematian dan morbiditas.
Faktor-faktor dari host (pejamu) adalah faktor-faktor intrinsik yang dapat
mempengaruhi kerentanan host tersebut terhadap faktor agent.
Faktor agent adalah meliputi agent biologis dan non biologis (mis: fisik. Kimia, dsb).
Sedangkan faktor environment adalah elemen-elemen ekstrinsik yang dapat
mempengaruhi keterpaparan pejamu terhadap faktor agent.
PENYAJIAN
Model tradisional epidemiologi oleh John Gordon dari suatu penyakit
mempunyai tiga komponen, yaitu: host (pejamu), agent (penyebab) dan environment
(lingkungan). Agent dari suatu penyakit meliputi agent biologis dan non biologis
(misalnya agent fisik, kimia, nutrisi dan mekanik). Faktor –faktor dari host adalah
faktor-faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi kerentanan pejamu tersebut terhadap
faktor agent. Sedangkan faktor environment adalah elemen-elemen ekstrinsik yang dapat
mempengaruhi keterpaparan host terhadap faktor agent.Ketiga faktor tersebut dikenal
sebagai ” Trias Penyebab Penyakit”.
22
Proses interaksi ini disebabkan adanya ” agen” penyebab penyakit kontak
dengan manusia sebagai host (pejamu) yang rentan dan didukung oleh keadaan
lingkungan . Proses interaksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Health Service Report. Vol. 87.p.672. Diambil dari Textbook of Preventive and Social Medicine
Warna hitam pada gambar tersebut menunjukkan akibat dari terjadinya interaksi
antara ketiga faktor tersebut.
Proses interaksi ini dapat terjadi secara individu atau kelompok. Misalnya proses
terjadinya penyakit TBC karena adanya mycobacterim tuberkulosa yang kontak dengan
manusia sebagai pejamu yang rentan, daya tahan tubuh yang rendah dan perumahan
yang tidak sehat sebagai faktor lingkungan yang menunjang.
Proses terjadinya penyakit di atas sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi
yaitu pada masa Galenus (205 – 130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat
terjadi karena adanya faktor predisposisi, faktor penyebab, dan faktor lingkungan.
A. HOST ( PEJAMU )
Host (pejamu) adalah keadaan pada manusia yang sedemikian rupa sehingga
menjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor ini disebut faktor intrinsik.
Faktor pejamu dan agen dapat diumpamakan sebagai tanah dan benih.
Tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang dianalogikan dengan timbulnya
penyakit yang tergantung keadaan pejamu.Faktor pejamu yang merupakan faktor risiko
untuk timbulnya penyakit, meliputi:
23
1. Usia
Biasanya merupakan faktor pejamu yang terpenting dalam timbulnya suatu
penyakit. Terdapat penyakit-penyakit tertentu yang hanya menyerang pada anak-
anak usia tertentu (campak), ada juga yang menyerang mereka yang telah lanjut
usia (hipertensi, carsinoma, PJK,dll).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin seperti halnya usia, dimana bahwa terdapat penyakit-penyakit yang
hanya menyerang jenis kelamin tertentu.mis : carsinoma servix, penyakit kelenjar
gondok, diabetes mellitus cenderung dijumpai pada wanita dan sebaliknya
carsinoma prostate, penyakit jantung, hipertensi, hemofilia cenderung dijumpai
pada pria.
3. Ras
Mempunyai khans dalam timbulnya suatu penyakit. Karena perbedaan ras tentu
cara hidup juga berlainan sehingga timbulnya suatu penyakit biasanya disebabkan
oleh karena cara hidup tersebut atau kebiasaan sosial, nilai-nilai sosialseringkali
juga dihubungkan dengan faktor genetika, dll.
4. Sosial ekonomi
Sosek sangat erat kaitannya dengan cara hidup dan tingkat pendidikan.
5. Status Perkawinan
Juga merupakan faktor yang berkaitan dengan cara hidup, secara statistik
didapatkan bahwa angka kesakitan dan kematian dari banyak penyakit berbeda
berdasarkan status perkawinan (belum menikah, menikah, cerai, janda/ duda
karena kematian pasangannya)
6. Penyakit-Penyakit Terdahulu
Penyakit-penyakit terdahulu yang pernah mereka derita sebelumya tentu
mempunyai kerentanan dari peyakit-penyakit tertentu dibandingkan dengan
mereka yang tidak pernah menderita penyakit kronis. Misalnya malaria dan
rheumatoid arthritis yang mudah kambuh.
24
7. Gaya Hidup
Gaya hidup atau cara hidup seperti yang telah disebutkan diatas, faktor ini
berkaitan dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, ras atau golongan etnis.
Kebiasaan makan, minum, higiene perorangan yang jelek, membuang kotoran
yang tidak baik sangat erat kaitannya dengan penyakit-penyakit infeksi. Misalnya
infeksi usus, balanitis, carcinoma penis bagi orang yang melakukan sirkumsisi.
Selain itu kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak dan kolesterol
yang berlebihan, kebiasaan merokok dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit cardiovaskuler dan hypertensi.
8. Hereditas
Hereditas mempunyai kaitan dengan ras.
9. Nutrisi
Makin baik status gizi seseorang, maka makin baik pula sistem pertahanan orang
tersebut (secara umum)
10. Imunitas
Faktor imunitas sangat berperan dalam timbulnya suatu penyakit. Terdapat
beberapa golongan imunitas sesuai dengan cara didapatkan sebagai berikut:
a. Imunitas alamiah (tanpa ada intervensi)
- Imunitas alamiah aktif, didasat karena tubuh pernah mendapat infeksi dan
selanjutnya memproduksi antibodi terhadap infeksi tertentu tersebut dan yang
bersangkutan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut. Imunitas yang
diperoleh ini dapat bertahan lama.
- Imunitas alamiah pasif, kekebalan/ imunitas ini dimiliki oleh bayi yang baru
lahir yang mendapatkannya dari ibunya. Terutama antibodi yang dapat
melewati plasenta dan masuk kedalam peredaran darah janin. Biasanya jenis
kekebalan ini akan menghilang setelah 4 bulan bayi lahir.
b. Imunitas didapat (dengan intervensi)
- Imunitas didapat aktif : Imunitas yang dibuat oleh pejamu setelah
menerima vaksin tokxoid, misalnya: toksoid tetanus, vaksin smallpox
- Imunitas didapat pasif : sering dilaksanakan dengan penggunaaan gamma
25
globulin. Imunitas ini berlangsung tidak lebih dari 4 - 5 minggu. Antibodi
yang buat pada hewan (biasanya kuda), bisa juga dipakai untuk
memberikan proteksi sementara terhadap suatu penyakit, mis: pada tetanus
dan rabies.
KARAKTERISTIK HOST (PEJAMU)
- Resistensi : kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi
- Imunitas : kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon
imunologis, dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga
tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu
- Infectiousness: potensi host yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada
orang lain.
B. AGENT
Agent atau penyebab suatu penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup yang
kehadirannya atau ketidakhadirannya apabila diikuti kontak yang efektif dengan
manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk
menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent tersebut dapat
dilasifikasikan sebagai agent biologis, kimia, nutrisi, mekanik dan fisik.
1. Agent Biologis; terbagi 6 kelompok yaitu:
a. Virus adalah agent biologis yang terkecil yang dapat menimbulkan
beberapa penyakit seperti influenza, rabies, rubella, ensefalitis, AIDS, dll.
Penyakit-penyakit ini biasanya ditularkan secara langsung dari manusia ke
manusia lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya virus memerlukan sel
hidup.
b. Riketsia, merupakan parasit intrasel yang ukurannya diantara virus dan
bakteri. Riketsia mempunyai karakteristik seperti virus dan bakteri. Untuk
tumbuh dan berkembang biaknya organisme ini memerlukan sel yang
26
hidup (seperti pada virus). Riketsia dapat menimbulkan beberapa penyakit
antara lain: “Rocky Mountain Spotted Fever”, Q – Fever, dll.
c. Bakteri, adalah organisme uniseluler yang menyerupai tanaman ini dapat
menyebabkan bermacam-macam penyakit, mis: TBC,
meningitissalmonellosis, leprosis, dll. Bakteri yang dapat menyebaban
penyakit biasanya dapat berkembang biak di dalam maupun diluar tubuh
manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat ditularkan
secara langsung dari manusia ke manusia, tetapi dapat juga bakteri tersebut
dari lingkungan.
d. Protozoa, adalah organisme uniseluler antara lain dapat menyebabkan
malaria, trypanosomiasis, leismaniasis, disentri amuba, dll. Kebanyakan
organisme ini berkembang biak di luar tubuh manusia dan biasanya vektor
born (ditularkan melalui vektor, yaitu artropoda)
e. Metazoa, adalah organisme paraisitik multiseluler antara lain dapat
menyebabkan trichinosis, askariasis, schistosomiasis, dll. Organisme ini
mempunyai siklus hidup di luar tubuh manusia, sehingga penularannya
tidak langsung dari manusia ke manusia.
f. Jamur, sejenis tanaman yang tidak mempunyai klorofil, dapat uni maupun
multiseluler. Jamur dapat menyebabkan beberapa penyakit antara lain
histoplasmosis, epidermafitosis, moniliasis, dll. Tingkat resistensi
organisme ini tinggi, karena mereka membentuk spora. Umumnya tanah
merupakan reservoir utama.
Agent-agent tersebut diatas, dalam menimbulkan suatu penyakit
dipengaruhi oleh beberapa karakteristik:
1. Karakteristik inherent
Pada agent biologis/ mikrobiologis meliputi: morfologi, motilitas,
fisiologis, reproduksi, metabolisme, nutrisi, suhu yang optimal, produksi
toksin, dll. Dan yang tak kalah penting adalah sifat – sifat kimia dan fisik
dari agent yang tidak hidup.
27
2. Viabilitas dan Resistensi
Kepekaan mikroorganisme terhadap panas, dingin, kelembaban, matahari,
dll dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3. Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia
Terdapat beberapa faktor/ sifat yang penting dalam menimbulkan
penyakit, yaitu:
a. Infektivitas
Kemampuan untuk menginfeksi dan menyesuaikan diri terhadap
pejamu.
b. Patogenesis
Kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan pejamu, baik lokal
maupun umum, klinis atau subklinis.
c. Virulensi
Merupakan derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent.
d. Antigenitisitas
Kemampuan untuk merangsang pejamu membuat mekanisme
penolakan atau pertahanan terhadap agent yang bersangkutan
e. Reservoir dan sumber infeksi.
f. Cara penularan
2. Agent Kimia
Agent kimia antara lain: pestisida, food addivites, obat-obatan, limbah industri,
selain itu juga meliputi zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat dari suatu
penyakit. Cara transmisi dari agent kimia sehingga dapat menimbulkan gangguan,
yaitu secara:
a. Inhalasi
Inhalasi terdiri dari zat-zat kimia yang berupa gas (misalnya: CO2), uap
(misalnya uap bensin), debu mineral (misalnya asbestosis), partikel di udara
(misalnya alrgena).
28
b. Ditelan
Ditelan, misalnya minuman keras/ alkohol, obat-obatan, kontaminasi
makanan seperti pada keracunan logam berat, dll.
c. Melalui Mulut
Melalui kulit, misalnya keracunan pada pemakaian kosmetik atau pada
keracunan yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.
3. Agent Nutrisi
Yang termasuk dalam kategori agent nutrisi adalah karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air. Kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut diatas dapat
mengganggu keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
4. Agent Mekanik
Yang termasuk dalam kategori agent mekanik adalah friksi yang khronik, dll
kekuatan mekanik yang dapat megakibatkan timbulnya penyakit misalnya:
dislokasi atau patah tulang, dll.
5. Agent Fisika
Agent fisika meliputi radiasi – ionisasi, suhu udara, kelembaban, intensitas suara,
getaran, panas, pencahayaan, dll
C. ENVIRONMENT (LINGKUNGAN)
Faktor lingkungan diklasifikasikan dalam 4 faktor:
1. Lingkungan Fisik meliputi: udara, musim, cuaca dan geografi serta
geologinya.
a. Kondisi udara, musim, cuaca dapat mempengaruhi kerentanan
seseorang terhadap penyakit tertentu, contoh:
1) Faktor ketinggian dari permukaan laut (“altitude”) berpengaruh
terhadap mereka yang mengidap penyakit jantung.
2) Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi
selaput lendir hidung dan telinga sehingga lebih rentan terhadap
infeksi seperti influenza.
29
3) Dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang sehingga
memudahkan terjangkitnya suatu penyakit misalnya di daerah
dengan keadaan udara yang panas dan lembab menyebabkan orang
memakai baju setipis mungkin dan sesedikit mungkin sehingga
memudahkan terjadinya gigitan serangga dimana serangga tersebut
merupakan vektor dari suatu penyakit.
b. Kondisi geografis serta geologi juga dapat mempengaruhi kesehatan
secara langsung maupun tidak langsung. Faktor ini berkaitan dengan
tofografi, sifat tanah, distribusi dan jumlah tanah serta air yang
terkandung, dll.
Contoh:
1) Lokasi geografi menentukan macam-macam tumbuh-
tumbuhan yang ada di suatu tempat. Hal ini dapat
mempengaruhi ada tidaknya defisiensi vitamin, misalnya:
tingginya kasus scorbut pada daerah-daerah dimana penyakit,
buah-buahan dan sayur-sayuran tidak selalu tersedia.
2) Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis-jenis binatang
yang dapat menjadi vektor atau reservoir dari suatu penyakit,
sehingga dapat mempengaruhi distribusi penyakit, misalnya:
lalat tsetse dan penyakit tidur di Afrika.
3) Struktur geologi juga mempengaruhi macam tumbuhan yang
dapat dikonsumsi oleh manusia, ketersediaan air, dll dimana
hal-hal tersebut dapat mempengaruhi manusia.
2. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis dapat berperan sebagai berikut:
a. Hewan atau tumbuh-tumbuhan dapat berfungsi baik sebagai agent,
reservoir maupun vektor dari suatu penyakit.
b. Mikroorganisme saprofit mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan
melalui penyuburan tanah, dll.
30
c. Tumbuh-tumbuhan dapat merupakan sumber nutrisi, tetapi mungkin juga
menjadi tempat bermukim binatang yang merupakan vektor suatu penyakit
atau sumber alergen.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sangat mempengaruhi status kesehatan fisik dan mental baik
secara individu maupun kelompok. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kepadatan penduduk, sangat mempengaruhi ketersediaan makanan,
kemudahan penularan penyakit-penyakit menular, dll.
b. Kehidupan sosial seperti adanya perkumpulan-perkumpulan olah raga,
fasilitas rekreasi.
c. Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan, latar belakang etnis,
macam pekerjaan, dll dapat meningkatkan gangguan mental disamping
juga tingkat kejahatan.
d. Nilai-nilai sosial yang berlaku, misalnya: mengenai besar kecilnya
keluarga, aturan-aturan agama, dll.
4. Lingkungan Ekonomi, misalnya:
a. Kemiskinan’ hal ini hampir selalu berkaitan dengan malnutrisi, fasilitas
sanitasi yang tidak memadai, dll yang secara keseluruhan menunjang
penyebaran penyakit menular.
b. Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan oleh masyarakat,
berhubungan dengan ada tidaknya atau baik tidaknya sistem asuransi
kesehatan.
c. Adanya pusat-pusat latihan dan penyediaan kerja untuk para penyandang
cacat fisik, tingginya tingkat pengangguran.
d. Perang, dapat menyebabkan kemiskinan, perpindahan penduduk yang
secara keseluruhan dapat menyebabkan tingginya angka penyakit menular.
e. Bancana alam misalnya banjir, gempa bumi, memberikan dampak yang
hampir sama dengan perang.
31
PENUTUP
Suatu penyakit disebabkan karena adanya interaksi antara host, agent dan environment.
Ketiga faktor tersebut disebut trias penyebab penyakit
Host (pejamu) adalah keadaan pada manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi
faktor risiko untuk terjadinya penyakit. Agent (penyebab) adalah semua unsur atau
elemen hidup yang kehadirannya atau ketidakhadirannya apabila diikuti kontak yang
efektif dengan manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi
stimuli untuk menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu penyakit.
Faktor host meliputi: usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan,
penyakit-penyakit terdahulu, gaya hidup, hereditas, nutrisi dan imunitas. Agent dapat
diklasifikasikan atas agent biologis (virus, riketsia, bakteri, protozoa, metazoa, dan
jamur), agent kimia, agent nutrisi, agent mekanik dan agent kimia. F aktor lingkungan
meliputi, lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi.
Daftar Pustaka
1. Bustan M.N , 2005, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
2. Eko Budiarto, 2003, Pengantar Epidemiologi, EGC, Bandung
3. Nur Nasry Noor, 2002, Epidemiologi Penyakit Menular, FKM Unhas, Makassar
4. Soekidjo Notoatmodjo, 2002, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
32
RANGKUMAN
PETA KOGNITIF
Menjelaskan Menjelaskan menjelaskan
Melakukan
Terdiri dari Melakukan
melakukan
melakukan
33
Epidemiologi Deskriptif
JenisBentu Usaha
Konsep Dasar Epidemiologi
Identifikasi
Penyelidikan Wabah
Penanggulangan
Ukuran Morbiditas
Pencatatan dan Pelaporan
Konsep Dasar Timbulnya Penyakit
Surveilence Epidemiologi
EPIDEMIOLOGI
Ukuran Mortalitas
Ukuran DalamEpidemiologi
Ukuran Fertilitas
TUGAS AKHIRPELATIHAN APPLIED APPROACH (AA)
UNIT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA (UPSDM)
KOPERTIS WILAYAH IX SULAWESIAngkatan I
TANGGAL, 22 - 25 MEI 2009
NAMA MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGIKODE MATA KULIAH/SKS : Bd. 214NAMA DOSEN : ST. MALKA, SKM
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANANAKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA WATAMPONE
MAKASSAR2009
34
LEMBAR PENGESAHAN
PELATIHAN APPLIED APPROACH (AA)
ANGKATAN I
TANGGAL 07-12 JULI 2008
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI
Makassar, 12 Juli 208PEMBIMBING PESERTA
Dr.H. KAHARUDDIN, M.Hum NURAPIAH, SE, Ak
35
DAFTAR ISI
Halaman Sampul…………………………………………………………………….........i
Lembar Pengesahan………………………………………………………………….......ii
Daftar isi…………………………………………………………………………………iii
Rancangan Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)…………………………………...1
Rekonstruksi Mata Kuliah………………………………………………………………..7
Kontrak Perkuliahan…………………………………………………………………….11
Bahan Ajar……………………………………………………………………………...16
Peta Kognitif……………………………………………………………………………28
Transpatan…...………………………………………………………………………….29
36
37