lapja

31
Congenital Talipes Equino- Varus (Congenital Clubfoot) Dicky Pangestu Sandjaya 1408465691 Laporan Jaga ICD X: Q66.89 SKDI: 2

Upload: dicky-pangestu

Post on 13-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ddmxc

TRANSCRIPT

Page 1: Lapja

Congenital Talipes Equino-Varus(Congenital Clubfoot)

Dicky Pangestu Sandjaya1408465691

Laporan Jaga

ICD X: Q66.89SKDI: 2

Page 2: Lapja

IDENTITAS PASIEN1) Nama Pasien: By. SC2) Umur : 3 Bulan3) Jenis Kelamin : Perempuan4) Agama : Islam5) Pendidikan : -6) No.RM : 9159467) Tanggal MRS: 08-3-20168) Tanggal Pemeriksaan: 08-03-20169) Alamat : Siak

Page 3: Lapja

ANAMNESISAlloanamnesis : Oleh ibu pasien.

Keluhan Utama : kedua kaki membengkok ke dalam sejak lahir

Page 4: Lapja

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli bedah tulang pada tanggal 8 maret

2016Setelah lahir kaki kanan dan kiri bayi menekuk ke dalam,

tidak dapat diluruskan. Keluhan tidak disertai pembengkakan, kemerahan, pergerakan normal. Riwayat terjatuh tidak ada. Ibu pasien merasa khwatir dengan kondisi anaknya tersebut.

Pasien lahir 8/12/2015, lahir spontan dibantu oleh dokter, berat lahir 3500gr, panjang badan 50cm, langsung menangis, presentasi kepala, plasenta lahir lengkap.

Page 5: Lapja

Perkembangan bayi : saat ini bayi sudah dapat tengkurap, mengangkat kepala bila di dudukkan, tertawa/berteriak dan memegang benda.

Riw ASI: ASI ekslusif – sekarangTidak ada keluhan mengenai kelainan bentuk fisik yang

lain.Riw ANC: kontrol teratur 4 kali, USG 1 kali, saat usia

kehamilan 3 bulan dikatakan bayi sehat, tidak disebutkan ada kelainan.

Riw Trauma selama kehamilan (-), demam tinggi tidak ada,

Page 6: Lapja

• Riwayat Kebiasaan ibu :Alkohol (-), Pelihara hewan peliharaan (-), merokok (-) riwayat minum jamu (-), obat-obatan jangka panjang (-).

• Riwayat penyakit dahulu:Ht(-), DM(-), asma (-), trauma (-)

• Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.

Page 7: Lapja

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Keadaan Umum : Baik.Kesadaran : ComposmentisBB : 5kg

Tanda-tanda VitalHeart Rate : 128 x/menitFrek.Nafas : 28x/menitSuhu : 36,9°C

Page 8: Lapja

Pemeriksaan Kepala dan Leher

Kepala: • Inspeksi:

– pupil isokor, refleks cahaya (+/+).– Fontanella datar, – Tidak ada mongoloid face

Leher: • Inspeksi: deviasi trakea (-)• Palpasi: Nyeri tekan (-), pulsasi arteri carotis teraba

Page 9: Lapja

• I: Spontan, RR 28x/menit, Pergerakan dada simetris, retraksi (-)

• P: nyeri (-)• P: sulit dilakukan• A: Suara nafas vesikuler

(+/+), ronki(-/-), wheezing(-/-), BJ 1 2 reguler

Thorax

• Inspeksi : Perut datar, jejas(-) luka (-)

• Auskultasi : Bising usus (+) normal.

• Perkusi : sulit dilakukan• Palpasi : Supel, hepar dan

lien tidak teraba, defans muskuler (-), nyeri tekan & nyeri lepas (-)

Abdomen

Page 10: Lapja

Pemeriksaan ekstremitas• Tungkai kanan dan kiri:

Plantar flexiAduksi pada forefootSupinasi pada midfoot

• Panjang tungkai:ki: 7cmka: 7cm

• Tulang belakang: dbn

Page 11: Lapja

• Congenital Talipes Equino-Varusbilateral

DIAGNOSIS KERJA

Page 12: Lapja

Anjuran Pemeriksaan penunjang• Rontgen AP lateral pada tungkai

Page 13: Lapja

TerapiMetode PONSETI

- Kontrol ulang 1 minggu lagi- jika akral dingin, kuku membiru, segera ke IGD atau dokter terdekat

Edukasi:- Jangan paksakan kaki

lurus- Lanjutkan pemberian

asi

Page 14: Lapja

TINJAUAN PUSTAKA

Page 15: Lapja

Definisi

• CTEV : kelainan congenital yang mengenai kaki bagian belakang, tengah dan depan dengan ciri CAVE (cavus-adduktus-varus-equinus)

Page 16: Lapja

Anatomi tulang kaki

Page 17: Lapja
Page 18: Lapja

Anatomi kelainan

• Equinus ankle joint• Varus : endorotasi kaki

belakang • adduksi dan supinasi

(midtarsal joint)• Cavus : plantar fleksi

kaki depan

Page 19: Lapja

Insiden

• Insiden 1-2 dari 1000 kelahiran hidup, • setengahnya bilateral,• anak laki 2X lebih banyak dari anak

perempuan • Kemungkinan terjadi 10% jika pada anak

sebelumnya menderita CTEV

Page 20: Lapja

Etiologi• Penyebab pasti tidak diketahui,

• kelainan genetic, gangguan perkembangan intrauteri, bersamaan dengan kelainan neurologik (neural tube defect, myelomeningocele) atau kelainan neuromuscular (arthrogryposis, tibial deficiency, constriction ring)

• 1 kembar monozygot CTEVkemungkinan menderita 32% pd kembarannya

Page 21: Lapja

Patofisiologi• Perkembangan stadium pembentukan fibula tertahan• Pembentukan kartilago talus yang tidak sempurna• Terbentuknya retracting fibrosis• Terjadi kelainan insersi tendon

Page 22: Lapja

Diagnosis

• bentuk khas CTEV dapat jelas didiagnosis tetapi bentuk yang ringan harus dibedakan dengan postural equinovarus yang merupakan akibat ringan dari posisi intrauterine dan dapat dengan mudah dikoreksi ke posisi normal

Page 23: Lapja

Terapi

• Orang tua yang cemas harus dijelaskan bahwa dengan penanganan dini dan dilakukan oleh ahli tidak akan pincang, dapat menikmati hidup normal bahkan berolah raga.

• prinsip :mengoreksi dengan lembut kelainannya• menjaga hasil koreksi untuk jangka waktu lama• mengawasi anak sampai akhir masa pertumbuhan

sampai mencapai kematangan tulang.

Page 24: Lapja

Konservative treatmentMetode Ponseti

• pembalut gips dipasang tiap minggu sekali (mengikuti perubahan bentuk setelah koreksi)

• dilanjutkan dengan splint Denis Browne. Jika:kedua kaki terkena : sudut 70 derajatsatu kaki terkena : sudut 75 derajat di kaki CTEV dan 45 derajat kaki yang normal

3 bulan pertama : dipakai setiap hari dan dibuka hanya pada saat mandi

Page 25: Lapja

Konservative treatment• 3 bulan kedua : splint Dennis Browne dipakai

12 jam di malam hari dan 2-4 jam siang hari

• Dilanjutkan dengan sepatu khusus dennis browne sampai usia 3 – 4 tahun

Page 26: Lapja
Page 27: Lapja
Page 28: Lapja

Pembedahan

• Jika usaha konservativ gagal• Dilakukan saat:

– 8 sd 12 mg setelah manipulasi+splint tidak ada perubahan

– Ukuran anatomi cukup dan dapat dikenali memudahkan operasi

– Hasil operasi yang dilakukan lebih dini khususnya neonatal sugery tidak memberi hasil lebih baik dari yang dilakukan lebih lanjut

Page 29: Lapja

• Secara umum:– Anak < 5 th soft tissue operation (tenotomi,,

pemanjangan tendo, capsulotomi)– Anak > 5 th bony operation (reshaping)

osteotomi atau fusion.

Page 30: Lapja

PROGNOSIS

• Kurang lebih 50% kasus CTEV bayi baru lahir dapat dikoreksi tanpa tindakan operatif.

• Teknik Ponseti (termasuk tenotomi tendon Achil- les) dilaporkan memiliki tingkat kesuksesan sebesar 89%. Peneliti lain melaporkan rerata tingkat kesuksesan sebesar 10-35%. Sebagian besar kasus melaporkan tingkat kepuasan 75-90%, baik dari segi penampilan maupun fungsi kaki.

Page 31: Lapja

TERIMA KASIH