lapak bioper 5 fix
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
ANALISIS PENENTUAN UMUR MENGGUNAKAN OTOLIT PADA IKAN SELAR (Selaroides sp)
Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum Mata Kuliah Biologi Perikanan
Disusun Oleh : Nama NPM
Nadia Purnamasari G 230110120022Farica Mara Felisiana 230110120047Efran Adzi Solihat 230110120073
Kelompok 1 Kelas A
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
“Laporan Praktikum Biologi Perikanan Analisis Penentuan Umur
Menggunakan Otolit Pada Ikan Selar (Selaroides sp)”. Laporan Praktikum ini
kami susun berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan yang kami lakukan
pada tanggal 22 April 2014, yang mana hasil dari percobaan tersebut kami jadikan
dasar pada penulisan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Harapan kami semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jatinangor, 28 April 2014
Penyusun
1
2
DAFTAR ISIBab Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
i
ii
iii
iv
v
I. PENDAHULUANI.1. Latar Belakang……………………………………………………..1.2 Tujuan Praktikum…………………………………………………..
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Penentuan Umur Ikan…………...…….................…..………..........2.2 Otolit …….…………..…….........................….................................2.3 Hubungan Perkembangan Otolit dengan Pertumbuhan Ikan............2.4 Letak dan Bentuk Otolit pada Ikan…………………………...........
III. METODOLOGI3.1 Waktu dan Tempat………………………..……………………......3.2 Alat dan Bahan……………………………………………...……...
3.2.1 Alat…………………………………………………………...3.2.2 Bahan…………………………………………………………
3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………...IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil………………………………………………………………..4.2 Pembahasan………………………………………………………...
V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan………………………………………………………...5.2 Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…….LAMPIRAN………………………………………………………….……
11
2244
77777
916
17171819
3
DAFTAR TABEL
Nomor JudulHalaman
1. Hasil Data Pengamatan Kelompok Otolith Ikan Selar.......................................142. Hasil Data Pengamatan Angkatan Otolith Ikan Selar.........................................15
4
DAFTAR GAMBAR
Nomor JudulHalaman
3. Gambar Otolit.....................................................................................................84. Gambar Hubungan Pertumbuhan Panjang Ikan dengan Panjang Otolit.............95. Gambar Anatomi dari aparatu vestibula pada ikan.............................................106. Gambar Tiga pasang otolit pada ikan.................................................................107. Gambar Otolit dengan lingkaran-lingkaran pertumbuhan..................................11
5
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor JudulHalaman
1. Alat dan Bahan Praktikum..................................................................................242. Kepala Ikan.........................................................................................................253. Kepala Ikan dibedah...........................................................................................254. Pengamatan Otolit...............................................................................................26
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan adalah sumber makanan yang memiliki protein yang tinggi, memiliki
harga jual yang juga tinggi karena tekstur serta rasa yang khas yang banyak
diminati masyarakat. Berbagai produk hasil perikanan bahkan merupakan sumber
devisa Negara yang cukup diminati. Selain itu ikan merupakan salah satu
komoditi unggulan di dunia bisnis Indonesia. Oleh karena sejumlah alasan
tersebut perlu adanya ilmu yang mendukung segala usaha perikanan
berkelanjutan.
Dengan meningkatnya minat produksi di bidang perikanan maka perlu
diadakannya pemeliharaan keseimbangan populasi ikan dalam suatu perairan yang
alami maupun buatan. Hal ini akan berdampak positif dalam pertumbuhan ikan,
seperti dalam hal pemijahan, tumbuh maksimal, dan menentukan pakan yang
tepat.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum yang telah dilaksanakan
adalah:
Untuk menentukan umur ikan
Mengetahui definisi tentang otolit
Mengetahui Hubungan Perkembangan Otolit dengan Pertumbuhan Ikan
Mengetahui Letak dan Bentuk Otolit pada Ikan
7
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Umur Ikan
Manda et al (2011) Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2
cara yaitu secara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies
ikan budidaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup
di perairan alami.
Pembacaan umur adalah suatu pengetahuan yang cukup menarik dalam
bidang perikanan terutama pembacaan umur pada spesies-spesies ikan yang hidup
secara alami diperairan umum. Karena kita tidak mengetahui pasti kapan suatu
individu ikan itu menetas dari telur, yang dapat kita ketahui adalah beberapa
ukuran panjang tubuh individi ikan itu ketika tertangkap oleh nelayan. Lain
halnya dengan spesies ikan yang dibudidayakan kita mengetahi berapa lama
individu ikan tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut
kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya (Penuntun Praktikum
Bioper, 2009).
2.2 Otolit
Otolit adalah bagan keras dari ikan yang terbentuk dari kalsium dan
arogonit, yang dapat berguna dalam perhitungan pertubuhan dan umur ikan.
Melalui otolith dapat diketahui perkembangan ikan. Menurut Pannella (1974)
pertumbuhan harian yang dialami ikan dapat ditandai pada otolitnya. Nielson dan
Johnson (1983) juga menyatakan bahwa secara anatomi, ada bagian-bagian tubuh
ikan yang dapat digunakan untuk menentukan tanda perkembangan yang tetap
secaara periodic, yaitu bagan tubuh yang keras seperti pada otolit dimana tahapan
waktu tetap dapat ditandai.
8
Gambar 1. Otolit
Otolit sebagai salah satu komponen berstruktur keras dalam tubuh ikan
terbentuk dari endapan kalsium karbonat dan orogonite dapat digunakan untuk
menghitung pertumbuhan dan menentukan umur ikan (Campana, 1987). Jones
(1992) dalam Stevenson dan Campana (1992) menyatakan bahwa penambahan
panjang ikan dapat diketahui lewat perhitungan dari setiap penambahan lingkaran
pada otolit.
Seiring dengan pertumbuhan, batu telinga didalam sacculus menjadi
bertambah besar. Pengendapan kalsium disekeliling batu telinga kurang rapat
pada waktu ikan tumbuh cepat, tetapi pada waktu terjadi kelambatan pertumbuhan
endapan kalsium tadi semakin rapat. Dengan menentukan kerapatan letak
endapan tadi yang terlihat berbeda akan dapat diketahui umur ikan tadi. Proses
dan keadaan yang sama terjadi pula pada jari-jari sirip, pembacaan umur dengan
menggunakan batu telinga atau jari-jari sirip keras tidak dapat secara langsung
seperti tulang operculum atau tulang punggung, tetapi harus menggunakan alat
tambahan yaitu kaca pembesar.
Tanda tahunan pada batu telinga atau tulang otolit ada yang dapat dibaca
langsung dibawah mikroskop tetapi kebanyakan tidak, melainkan harus
dihauluskan dulu permukaannya atau dibuat menjadi tipis agar hasilnya baik.
Demikian juga jari-jari sirip harus dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan
gergaji yang khusus dibuat untuk itu (Effendie, 1995 dalam Beni, 2009).
9
Pemotongan dan pengasahan otolit yang berukuran relatif besar,
pengasahan yang dilakukan secara vertikal dengan cara sepotong kristal bond
diletakkan diujung objek glass dan dipanaskan sampai meleleh (Windarti, 2007).
2.3 Hubungan Perkembangan Otolit dengan Pertumbuhan Ikan
Bagi ikan yang memiliki pola pertumbuhan allometrik yang berarti
pertambahan panjang ikan lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan panjang
otolit. Pertumbuhan ikan juga dapat diamati dari otolitnya.
Gambar 2. Hubungan antara pertumbuhan panjang ikan dengan pertumbuhan
otolit
Sumber: Jurnal Ikhtiologi Indonesia
2.4 Letak dan Bentuk Otolit pada Ikan
Otolit terletak didalam apparatus vestibula. Aparatus vestibula ini terbagi
menjadi kantung bagian dorsal yang disebut pars superior dan kantung bagian
ventral yang disebut pars interior. Lapili terletak di bagian anterior daro pars
superior, sedangkan sagita dan asteriskus letaknya saling berdekatan yakni berada
didalam pars inferior yang posisinya di bagian tengah dan bawah lapili.
10
Gambar 3. Anatomi dari aparatu vestibula pada ikan
Otolit bersifat spesifik dan terdiri daari 3 pasang yang masing-masing mempunyai
perbedaan karakteristik tersendiri yang mempengaruhi kegunaan dalam
menentukan umur. Pasangan terbesar disebut sagita, diikuti oleh lapilus
sedangkan pasangan terkecil disebut asteriskus. Untuk menentukan umur ikan,
otolit yang sering digunakan adalah sagita dan papilus. Sagita umumnya
mempunyai inkremen yang lebar, sehingga lebih sering dipilih untuk menentukan
umur ikan yang pertumbuhannya lambat (ikan yang berumur panjang). Sedangkan
inkremen pada lapilus umumnya lebih sempit, sehingga membutuhkan keakuratan
yang tinggi dalam membacanya.
Gambar 4. Tiga pasang otolit pada ikan
Sumber: Oseanografi.lipi.go.id
Pada ikan yang pertumbuhannya cepat, seringkali dijumpai adanya
susunan inkramen sub-harian pada sagita. Hal ini membuat interprestasi dalam
11
pembacaan menjadi lebi sulit. Selain itu, jika menggunakan sagita seringkali
dibutuhkan pengasahan dan pemolesan yang dimaksudkan untuk mempermudah
pembacaan atau interprestasi dan tehnik ini membutuhkan banyak waktu dan
tenaga.
Gambar 5. Otolit dengan lingkaran-lingkaran pertumbuhan
BAB III
METODELOGI
3.1 Perhitungan umur dengan analisa otolith
3.1.1 Waktu dan tempat
Pada praktikum Biologi Perairan kali ini dilakukan pada :
Waktu : Selasa, 22 April 2014
Pukul : 14.30 Wib s/d 16.00 Wib
Tempat : Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran
3.1.2 Alat dan bahan
Alat : Bahan :
1. Crystal bone 1. Kepala ikan
2. Gunting
3. Hot plate
4. Mikroskop
5. Object glass
6. Pinset
7. Pisau
3.1.3 Prosedur praktikum
1. Kepala ikan diambil.
2. Kepala ikan dibedah, sampai terlihat otak ikan.
3. Otak ikan sudah terlihat, otolith dicari di bagian bawah otak ikan.
4. Setelah otolith ditemukan, otolith dicuci dengan air mengalir secara
perlahan.
5. Crystal bone diletakkan di atas object glass kemudian dicairkan dengan
hot plate.
12
13
6. Setelah crystal bone cair, otolith dimasukkan ke dalam crystal bone yang
telah cair.
7. Diamkan sebentar sampai crystal bone mengeras.
8. Setelah crystal bone mengeras, permukaan crystal bone diamplas sampai
halus sehingga dapat terlihat garis-garis umur harian di permukaan otolith.
9. Garis-garis umur harian diamati dengan mikroskop dan dihitung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok : 01
Hari/Tanggal : Selasa/ 22 April 2014
Spesies ikan : Ikan Selar (Selaroides sp.)
Asal ikan : Air laut
4.1.1 Hasil Pengamatan Otolit Ikan Selar Kelompok 01
Tabel 1. Data Kelompok Otolit Kelompok 01
Nama Praktikan Umur (dalam hari) Keterangan
Efran A
Farica M
Nadia P
-
Tidak teridentifikasi,
dikarenakan bagian otolith
tidak lengkap/ rusak dan
juga proses pengamplasan
yang salah, sehingga tidak
teridentifikasi ketika
dilakukan pengamatan di
mikroskop
4.1.2 Hasil Pengamatan Data Angkatan
Hari/Tanggal :Selasa/ 22 April 2014
Spesies ikan :Ikan Selar (Selaroides sp.)
Asal ikan : Air Laut
Jumlah ikan : 52
14
15
Tabel 2. Data Angkatan OtolitK
elom
p.
Nama
Kelompok
Umur
(Dalam Hari)Keterangan
1 A
Efran A
Farica M
Nadia P
-
Tidak teridentifikasi, dikarenakan bagian otolith
tidak lengkap/ rusak dan juga proses pengamplasan
yang salah, sehingga tidak teridentifikasi ketika
dilakukan pengamatan di mikroskop
2 A
Anita N
Namira A
Sundoro
360Garisnya terlihat lebih jarang karena hitungannya
perbulan
3 A
Deny P
Stephanie
Thaha Y
-
Tidak teridentifikasi, dikarenakan bagian otolith
tidak lengkap/ rusak dan juga proses pengamplasan
yang salah, sehingga tidak teridentifikasi ketika
dilakukan pengamatan di mikroskop
4 A
Afrah H
Birta B
Wildan N
360Garisnya terlihat lebih jarang karena hitungannya
perbulan
5 A
Kenny P
Neni S
Waskita A
-
Tidak teridentifikasi, dikarenakan bagian otolith
tidak lengkap/ rusak dan juga proses pengamplasan
yang salah, sehingga tidak teridentifikasi ketika
dilakukan pengamatan di mikroskop
6 A
Dian Fitri
Ganda M
M. Nofhan
-
Tidak teridentifikasi, disebabkan karena proses
pengamplasan yang terlalu berlebihan sehingga tidak
teridentifikasi ketika dilakukan pengamatan melalui
mikroskop.
7 A
Akbar R
Heru S
Lidya P
-
Tidak teridentifikasi karena pada saat pemberian
crystal bone terjadi kesalahan sehingga saat diamplas
terdapat bagian otolith yang rusak dan terkikis
sehingga tidak dapat diidentifikasi.
8 A Indrie R 360 Garisnya terlihat lebih jarang karena hitungannya
16
Kiki H
Rian Fperbulan
9 A
Azka I
Elvira A
Firdha O
360Garisnya terlihat lebih jarang karena hitungannya
perbulan
10 A
Heru P
Siti A
Tiasa F
30
Garis-garis yang tampak terlihat jelas, namun hanya
sedikit garis-garis yang terlihat karena sebagian
otolitnya pecah yang disebabkan oleh kerusakan
pada saat pengambilan.
11 A
Andrian A
Aninda N
M. Taufik N
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan.
12 A
Achmad A
Akhmad H
Esa K
-Tidak teridentifikasi karena bagian otolith rusak pada
proses pengamplasan
13 A
Dwi W
Irfan A
Maki Z
-
Tidak teridentifikasi adanya garis umur pada otolith,
garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
adanya kerusakan dan patahan pada otolith pada saat
pengamplasan
14 A
Alfi R
Cita S
Rifai D
-
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga tidak
dapat diidentifikasi.
15 AM. Surya
Nur Aulia-
Tidak teridentifikasi karena bagian otolith rusak pada
proses pengamplasan
16 A
Inda A
Revqy P
Satria R
-
Saat diamati melalui mikroskop, alur garis umur
tidak jelas karena otolith tidak menyatu diakibatkan
patah saat pengambilan.
17 A
Krishna L
M. Ghifari
Respandu Z
-
Garis umur tidak teridentifikasi dikarenakan otolit
rusak (terbelah-belah) dikarenakan saat pengambilan
kurang hati-hati
18 A Andi A 34 Ketika diamati di mikroskop garis umur yang terlihat
17
Katisya A
M. Rizki M
hanya sebanyak 34 garis. Disebabkan garis umur
yang belum jelas.
19 A
Farhan R
Mutiara I
Rena W
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
20 A
Ahmad T
Gmelina A
M. Asyari
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
21 A
Bagus H
Ihsan F
Shelvi M
120
120 garis yang tampak dan sisanya tidak terlihat
akibat otholit yang patah dan crystal bone yang
terlalu tebal.
22 A
Dzinnuri K
Semita S
Sugih B
-
Tidak teridentifikasi. Hal ini dikarenakan terjadi
kesalahan pada saat pemberian crystal bone sehingga
pada saat diamplas terdapat bagian otolith yang rusak
dan terkikis sehingga tidak dapat diidentifikasi
23 A
Andri S
Irma F
M. Rizqi H
-
Tidak mendapatkan otolith pada ikan yang diamati,
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas saat
dilihat melalui mikroskop karena rusaknya otolith
saat proses pengamplasan
24 A
Erra Dian
Luthfy W
M. Nu’man A
10 bulan 12
hari
Setelah diindentifikasi dengan mikroskop garis umur
tampak terlihat namun sedikit samar. Setelah
dihitung terdapat 317 lingkaran.
25 A
Firmansyah
Putri W
Taufiq R
-
Garis umur pada otolith tidak terlihat karena
pengamplasan yang tidak benar dan menyebabkan
otolith menjadi terbagi dua
26 A
Ahmad R
Ika R
Novel F
-
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
adanya otolith yang tidak utuh saat pengambilannya
dan rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga
tidak dapat diidentifikasi.
27 A Annisa D
Azlhimsyah
- Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
adanya otolith yang tidak utuh saat pengambilannya
18
dan rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga
tidak dapat diidentifikasi
1 B
Adinda K
Gagas W
Raymond S
18
18 garis yang tampak sisanya tidak terlihat karena
cystal bone terlalu tebal dan masih terdapat
gumpalan berwarna hitam.
2 B
Ira Sri
N. M.Ridwan
Ondi K
-
Garis umur pada otolith tidak nampak karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga tidak
dapat diidentifikasi.
3 B
Alvin T
Tria M
Ulfah N
270Garis umur pada otolith tidak terlihat dengan cukup
jelas dikarenakan otolith yang sudah rusak.
4 B
Attindriya
Gilang K
Maulana A
60
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga tidak
dapat diidentifikasi.
5 B
Kokoh T
Nizha N
Sofan S
60
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga tidak
dapat diidentifikasi
6 B
Adi Bagus
Alfina A
Denny A
60
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga tidak
dapat diidentifikasi
7 B
Axseel F
Lies A
Yuni A
-
Tidak teridentifikasi, karena pada saat pengamatan
pada mikroskop terlihat garis – garis yang jarang
tidak padat seperti lingkaran dan dikarenakan
otolitnya rusak (patah) maka umur tidak dapat
teridentifikasi
8 B
Fahmi A
Hanan H
Ramdhani C
270Garis umur pada otolith tidak terlihat dengan cukup
jelas dikarenakan otolith yang sudah rusak.
9 B
Aghnia N
M. Luki
Yuniar P
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
19
10 B
Asep I
Irenne A
Robby W
270
Otolith pecah dan banyak terkikis. Garis umur pada
otolith tidak terlihat dengan cukup jelas dikarenakan
otolith yang sudah rusak atau pecah dan terkikisnya
otolith akibat pengampelasan yang cukup keras.
11 B
Kania M
Iman B
Reno Dwi
270 Otolith pecah dan banyak terkikis
12 B
Laily H
Lathofah M
M. Fajar
90
Garis otolith menunjukkan umur ikan. Garis tidak
terlihat jelas karena pengamplasan otolith kurang
baik dan crystal bone terlalu tebal.
13 B
Alsyafi A
Andi Lia
Ludfi D
19
Garis yang tampak sisanya tidak terlihat dengan
jelas. hal ini dikarenakan crystal bone yang masih
terlalu tebal dan proses pengamplasan yang kurang
benar
14 B
Hermilita A
M. Fiqi F
Nadhilah
120
Garis umur pada otolith tidak terlihat jelas karena
rusaknya otolith saat pengamplasan sehingga hanya
sedikit garis yang dapat teridentifikasi
15 B
Ammar A
Riri A
Yulia A
-
Tidak teridentifikasi, kerena otolith saat terbalik dan
saat dilakukan pengemplasan otolith menjadi pecah
dan rusak sehingga tidak dapat teridntifikasi.
16 B
M. Faujih
Sofyan Y
Zhafira U
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
17 B
Esti L
Ginandya F
Irfan P
-
Tidak teridentifikasi, karena pada saat pengamatan
pada mikroskop terlihat garis – garis yang jarang
tidak padat seperti lingkaran dan dikarenakan
otolitnya rusak (patah) maka umur tidak dapat
teridentifikasi
18 B
Arvilia H
Fa’iz A
Nicolas
-Tidak mendapatkan otolith pada ikan yang kami
amati
20
19 B
Firdausi N
M. Ihsan Z
Wahyuni Dwi
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
20 B
Nadia S
Safira N
Teguh S
24
Garis yang terlihat jelas hanya 24 namun
diperkirakan ada garis yang tidak teridentifikasi
karena jarak antar garis masih renggang dan di setiap
garis terdapat area hitam yang menumpuk. Hal
tersebut karena otolith yang patah dan pengamplasan
yang belum sempurna
21 B
Adhimukti D
Fahri F
Hanif M
-
Tidak teridentifikasi, karena pada saat pengamatan
pada mikroskop terlihat garis – garis yang jarang
tidak padat seperti lingkaran dan dikarenakan
otolitnya rusak (patah) maka umur tidak dapat
teridentifikasi
22 B
Larassati S
Linda M
Maryono P
-
Tidak teridentifikasi, disebabkan karena proses
pengamplasan yang kurang hati-hati sehingga
menyebabkan garis-garis pada otolit tidak terlihat
23 B
Asri U
Imelda Y
M. Salman
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
24 B
Dicky S
Dwi S
Irfan H
-
Tidak teridentifikasi, Garis umur pada otolith tidak
terlihat jelas saat dilihat melalui mikroskop karena
rusaknya otolith saat proses pengamplasan
25 B
Bangbang P
Faisal A
Raichmandika
-
Garis pertumbuhan umur pada otholit ikan selar
tidak nampak karena rusaknya otholit saat
pengamplasan sehingga tidak dapat diidentifikasi.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengamatan otolit ini kami mendapatkan sampel otolit
dari kelompok 5A karena dari kepala ikan yang kelompok kami ambil, kami tidak
menemukan otolitnya. Mungkin sebenarnya ada namun kelompok kami kurang
21
teliti dan kurang berhati – hati pada saat membedah kepala ikan. Dari sampel
otolit yang kelompok kami amati bersama dengan kelompok 5A ini garis umur
pada otolit tidak dapat teridentifikasi karena garis umur tidak terlihat dengan jelas
pada saat dilihat menggunakan mikroskop. Hal ini terjadi karena rusaknya otolith
saat proses pengamplasan selain itu juga pada saat pengamplasan objek glass
sempat terjatuh. Tidak terlihatnya garis umur pada otolit menyebabkan kelompok
kami tidak dapat mengetahui berapa umur ikan yang kami amati. Selain untuk
mengetahui umur ikan, garis umur pada ototlit juga dapat digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ikan. Garis umur ini merupakan pengendapan kalsium
di sekeliling otolit. Semakin rapat pengendapan kalsium di sekeliling otolit maka
semakin lambat pertumbuhan ikan tersebut dan semakin renggang pengendapan
kalsium di sekeliling ototlit maka semakin cepat pertumbuhannya. Pada
kelompok 2A, 4A, 8A, 9A diperoleh keterangan yaitu terlihat garis umurnya
yang lebih jarang (renggang) karena hitungan umurnya perbulan, ini menunjukan
bahwa ikan yang mereka amati berumur 360 hari dengan pertumbuhan yang
tergolong cepat. Sedangkan pada kelompok 24A hasil identifikasi menunjukan
terdapat garis umur yang sedikit samar dan setelah dihitung terdapat 317
lingkaran yang berarti umur ikan tersebut 10 bulan 12 hari. Pada kelompok 1B
dan 13B garis umur dapat diidentifikasi meskipun hanya sedikit dikarenakan
lapisan crystal bone yang terlalu tebal menyebabkan garis umur tidak bisa terlihat
dengan jelas. Sedangkan pada kelompok 3B, 4B, 5B, 8B, dan 10B otolitnya sudah
rusak karena terkikis pada saat pengamplasan namun garis umur pada otolit masih
dapat diidentifikasi meskipun terlihat kurang jelas. Selain kelompok yang telah
dibahas sebelumnya, kelompok sisanya tidak dapat mengidentifikasi garis umur
pada otolit karena otolit banyak yang terkikis pada saat pengamplasan selain itu
juga terdapat beberapa kelompok yang otolitnya sudah pecah.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Penentuan umur ikan dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan pada sisik, operculum, duri sirip, tulang punggung, dan
otolit.
Otolit merupakan hasil pengendapan kalsium yang sejalan dengan
pertumbuhannya.
Otolit berbentuk oval (seperti bulir beras) dan berwarna putih
kekuningan.
Otolit harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum diamati di bawah
mikroskop.
Semakin rapat garis umur otolit maka semakin lambat pertumbuhan
ikan dan semakin renggang garis umur ototlit maka semakin cepat
pertumbuhan ikan tersebut.
5.2. Saran.
Sangat dibutuhkan ketelitian dan kehati – hatian dari praktikan agar
tidak terjadi kesalahan terutama dalam pengambilan sample.
Dibutuhkan informasi yang lebih banyak baik dari dosen mata kuliah
maupun asisten laboratorium agar praktikan jauh lebih memahami dan
mengerti dimana letak otolit dan bagaimana bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA22
23
Drs. Effendie, Moch Ichsan. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri.
Bogor
Prof. Dr. H. Effendie, Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusatama. Yogyakarta
Mamangkey, JJ. 2002. Hubungan Perkembambangan Otolit Dengan Pertumbuhan
Ikan Terbang di Perairan Teluk Manado. Universitas Negri Manado.
Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara,
Yogyakarta.
Fujaya, Y., 1999. Fisiologi ikan. Rineka Cipta; Jakarta.
Suharti, S. 2002. Menentukan Umur Ikan Melalui Mikrostruktur Otolit.
Oseanografi
http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxvii%281%291-
8.pdf
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Pada Saat Praktikum
Gunting, pinset, cawan petri, pisau
Amplas halus, amplas kasar da, paper galss
25
Kepala Ikan
Lampiran 2. Kegiatan Praktikum
Kepala ikan dibedah
26
Pengamatan otholit