landasan psikologi pendidikan

16
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan adalah suatu kegiatan yang menyangkut interaksi kejiwaan antara pendidik dan peserta didik dalam suasana nilai-nilai budaya suasana masyarakat yang didasarkan pada nilai- nilai kemanusiaan. Dalam proses pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan, kebudayaan, kemasyarakatan, norma-norma dan kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan dalam prosesnya (integrated). Landasan psikologis pendidikan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang dasar psikologis atau dasar kejiwaan yang menjadi prinsip dasar pembelajaran secara teori maupun praktik pendidikan. Sedangkan tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan bangsa yang mencakup kecerdasan IQ (Intelegent Quotion), SI (Social Intelegence), EI (Emotional Intelegence), SpI (Spiritual Intelegence) dan kecerdasan manusia lainnya. Kemampuan intelektual adalah modal dasar individu yang paling tinggi, dengan akal yang diberikan oleh tuhan sebagai pembeda dengan makhluk ciptaan lainnya. Pendidik tidak hanya terpaku pada masalah intelektual peserta didik saja namun harus memperhatikan kebutuhannya juga.

Upload: dwi-perdana

Post on 17-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psikologi

TRANSCRIPT

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

A. PengertianPendidikan adalah suatu kegiatan yang menyangkut interaksi kejiwaan antara pendidik dan peserta didik dalam suasana nilai-nilai budaya suasana masyarakat yang didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Dalam proses pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan, kebudayaan, kemasyarakatan, norma-norma dan kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan dalam prosesnya (integrated). Landasan psikologis pendidikan adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang dasar psikologis atau dasar kejiwaan yang menjadi prinsip dasar pembelajaran secara teori maupun praktik pendidikan. Sedangkan tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan bangsa yang mencakup kecerdasan IQ (Intelegent Quotion), SI (Social Intelegence), EI (Emotional Intelegence), SpI (Spiritual Intelegence) dan kecerdasan manusia lainnya.Kemampuan intelektual adalah modal dasar individu yang paling tinggi, dengan akal yang diberikan oleh tuhan sebagai pembeda dengan makhluk ciptaan lainnya. Pendidik tidak hanya terpaku pada masalah intelektual peserta didik saja namun harus memperhatikan kebutuhannya juga. Menurut A.H. Maslow dalam bukunya yang berjudul Individual and Society menjelaskan bahwa kebutuhan tertinggi akan tercapai setelah kebutuhan-kebutuhan di bawahnya terpenuhi dan terbagi menjadi lima tingkatan kebutuhan :1. Kebutuhan fisik: lapar, haus.2. Kebutuhan keamanan: keamanan, aturan.3. Kebutuhan memiliki rasa cinta : kasih sayang, mengidentifikasi.4. Kebutuhan penghargaan : prestasi, keberhasilan, harga diri.5. Kebutuhan akulturasi: kebutuhan menyempurnakan diri.

B. Situasi Pergaulan PendidikanPergaulan pendidikan adalah hubungan antara dua pihak yang mempunyai maksud disengaja untuk mempengaruhi anak didik, sehingga anak didik tersebut berkembang menuju kedewasaan. Proses pendidikan tidak akan langsung nampak, melainkan proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Pendidik harus sabar untuk membentuk individu yang berkualitas dan menunggu hasil yang anak didik dapatkan. Manusia merupakan individu yang dapat dipengaruhi oleh pendidik karena manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung melakukan kontak sosial seperti : meniru orang lain, ingin berkumpul, ingin akrab dan ingin menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan yang ditempati peserta didik pun ikut berperan dalam perubahan tingkah laku.Tugas pendidik membutuhkan banyak pendekatan baik secara ilmiah, filsafat dan religi. Pendekatan ilmiah contohnya dengan melakukan pendekatan psikologis, karena dalam mendidik individu pendidik harus bisa membantu menemukan dan mengembangkan potensi yang tersembunyi dari peserta didik juga memberi motivasi agar tujuan dari pendidikan tercapai.

C. Beberapa Dimensi Proses PendidikanPendidikan bertujuan untuk memperbaiki perilaku (bahavior modification, behavior improvement). Intinya pendidikan harus menghasilkan anak yang memiliki integritas, kepribadian serta bertanggung jawab. Prof. Dr. Kohnstamm seorang tokoh Belanda mengadakan pembedaan antara berbagai lapisan perilaku pada berbagai jenis makhluk yang disebut nevous van gedringen, yaitu :1. Lapisan perilaku anorganis, seperti peristiwa jatuh pada makhluk hidup atau mati, yang keduanya patuh terhadap hukum alam berupa gravitasi bumi.2. Lapisan vegetatif atau nabati, yaitu lapisan tentang segala proses yang terdapat dalam tubuh.3. Perilaku animal atau hewani, yaitu lapisan yang sifatnya berupa dorongan naluri, misalnya nafsu makan, dorongan seks, berkelahi dan perilaku ini dapat diperbaiki.4. Perilaku manusiawi, yaitu lapisan perilaku yang sudah dimiliki manusia, meliputi :a. Adanya kemauan menguasai hawa nafsu.b. Adanya kesadaran intelektual.c. Adanya kesadaran diri.d. Manusia sebagai makhluk sosial.e. Manusia mempunyai bahasa simbolis, baik kata maupun tertulis.f. Manusia dapat menyadari nilai-nilai maupun norma-norma.5. Lapisan mutlak, manusia dapat menghayati kehidupan religius, dapat berkomunikasi dengan Tuhan dan menghayati nilai-nilai kehidupan manusia tertinggi.

Dalam dimensi psikis pendidikan terdapat aspek kognitif (seperti pengetahuan, pengertian, dsb), aspek afektif atau emosional (seperti perasaan, kesenangan, keindahan, dst) serta aspek psikomotorik berupa keterampilan sederhana hingga kompleks. D. Tugas-tugas Pokok PerkembanganProses pendewasaan manusia ialah pertemuan antara pertumbuhan potensi dalam anak dan pengaruh lingkungan yang disengaja melalui pendidikan. Pendidikan terdiri atas tugas-tugas perkembangan potensi anak. Menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan yang membawa kebahagiaan dan apabila tugas terselesaikan maka akan membawa keberhasilan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

Tahap-tahap pengembangan menurut Erickson yang diadopsi oleh Sikun Pribadi (1984; 156- 159) adalah sebagai berikut :1) The sense of trust (kemampuan mempercayai), kira-kira umur 0 s.d. 12 bulan. Kemampuan ini adalah dasar kepercayaan pada orang lain, diri sendiri dan percaya bahwa hidup ini penuh dengan kebaikan.2) The sense of authomony (kemampuan berdiri sendiri), kira-kira umur 1,5 s.d. 3 tahun. Tugas pada tahap ini anak mempertegas kehadirannya, ia merupakan pribadi yang mempunyai harga diri dan kita perlukan, dengan toleransi dan kehormatan sehingga anak akan merasa bahwa mereka mempunyai harga diri yang mantap.3) The sense of initiative (kemampuan berprakarsa), kira-kira umur 3,5 s.d. 5,5 tahun. Anak menemukan kemampuan yang tersimpan dalam dirinya dengan melakukan banyak percobaan.4) The sense of accomplisment (kemampuan menyelesaikan tugas), kira-kira 6 s.d. 12 tahun. Pada periode ini anak rajin dan aktif, ingin selalu menyelesaikan tugas-tugas yang dirasakan pada dirinya. 5) The sense of identity (kemampuan meyakini identitas), kira-kira umur 12 s.d. 18 tahun. Periode ini merupakan masa adolensi, yaitu periode di mana anak mencari identitasnya dengan memainkan peran, ia ingin tahu bagaimanakah dia itu.6) Tahap kedewasaan. Ada tiga tahap pada periode ini :a. Intimacy (keakraban), memperlihatkan kedekatan pada lawan jenis, sahabat, kepemimpinan, kasih sayang, cinta, perjuangan, persaingan dan cita-cita.b. Generatifity (kemampuan mengurus), mampu mengurus diri sendiri juga orang lain.c. Integrity (integritas kepribadian), tingkat kedewasaan yang penuh tanggung jawab, dapat menerima diri sendiri dan orang lain, memiliki rasa sayang terhadap sesama manusia, jujur, memiliki harga diri yang tinggi, memiliki pandangan yang objektif terhadap segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan dan memiliki kejiwaan yang stabil juga otentik.

E. Pemahaman terhadap Perkembangan Pribadi AnakKemampuan menempatkan diri dalam pribadi anak, sehingga dunia kejiwaan anak bukan saja dapat dipahami melainkan dapat diarifi bukan hanya sebagai makhluk biologis tetapi spiritual juga. Perkembangan kehidupan anak dapat dibagi ke dalam periodesasi :a. Anak bayi (0 s.d. 1 tahun), periode vital yang bermakna mempertahankan hidup dilengkapi dengan naluri dan insting.b. Kanak-kanak (1 s.d. 5 tahun), usia prasekolah. Anak mempersiapkan diri untuk bersekolah di Taman Kanak-kanak. Pada periode ini memiliki tiga ciri, yaitu : perkembangan emosi kegembiraan hidup, kebebasan dan fantasi. c. Anak sekolah (6 s.d. 12 tahun), periode intelektual. Sebagian besar waktunya dipergunakan untuk pengembangan intelektual. Anak pada periode ini mudah diberi tugas untuk dilaksanakan juga mudah belajar kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan.d. Remaja atau adolensi (12 s.d.18 tahun), periode sosial. Anak memiliki minat untuk hal-hal kemasyarakatan atau senang berorganisasi. Aktifnya kelenjar hormon seks yang mengakibatkan anak tertarik pada lawan jenis, mengalami pertumbuhan jasmani yang cepat, mengalami pubertas.

F. Beberapa Teori dalam PendidikanPemahaman belajar menurut pandangan psikologis merupakan upaya mengenali realitas kondisi objektif terhadap anak yang sedang mengalami proses belajar menuju kedewasaan. Masalah yang perlu diperhatikan di antaranya : hakikat manusia, tujuan pendidikan, isi pendidikan dan nilai-nilai serta metode pencapaian tujuan pendidikan.

1) Teori Psikologi KognitifDipengaruhi oleh Kurt Lewin, John Dewey dan Kohler yang mempunyai pandangan bahwa proses belajar pada manusia melibatkan pengenalan yang bersifat kognitif atau pengetahuan yang melibatkan logika atau dengan pengalaman. Jean Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognisi menjadi empat tahap, yaitu:a. Tahap sensori-motorik (0,0 s.d. 2,0). Tingkah laku dikendalikan oleh perasaan dan aktivitas motorik.b. Tahap operasi awal (2,0 s.d. 6,0). Di mana anak mulai mengenal simbol termasuk simbol verbal.c. Tahap operasi konkret (7,0 s.d. 11,0). Masa anak mulai membandingkan pendapat orang lain.d. Tahap operasi formal (12,0 s.d. ke atas). Perkembangan kognisi anak yang sudah mampu berpikir abstrak tanpa terbatas kepada hal-hal yang konkrit.

Brunner mengemukakan bahwa ada iga tahapan perkembangan intelektual, yaitu :1. Tahap enactive yaitu : tahapan perkembangan memahami lingkungan melalui respons-respons motorik. 2. Tahap Iconic yaitu : perkembangan kognisi anak mulai mampu berpikir atas dasar model, gambar atau hal hal yang konkret.3. Tahap sysmbolic yaitu : tahap berpikir anak tidak terbatas pada hal konkrit saja, mampu berpikir abstrak.

Teori Brunner mengimplementasikan bahwa proses belajar mengajar harus memperhatikan tahap perkembangan kognisi anak. Guru mempunyai peranan penting dalam aktivitas belajar mengajar, guru harus lebih aktif dalam pembelajaran, memilih materi belajar dan menciptakan situasi belajar juga guru harus mempertimbangkan kemampuan berpikir anak sesuai dengan perkembangan usia anak. Peranan guru yang didasarkan pada teori Piaget :a. Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih materi pelajaran dan mengendalikan aktivitas murid.b. Mendiagnosa tahap perkembangan murid, menyajikan permasalahan kepada murid yang sejajar tingkat perkembangannya.c. Mendorong perkembangan murid dengan latihan.

2) Teori Psikologi HumanistikAbraham H. Maslow dan Carl R. Rogers adalah tokoh humanisme. Faktor yang mempengaruhi menurut ajaran ini ditentukan oleh dirinya sendiri, internal dan bukan oleh kondisi lingkungan atau pengetahuannya. Dasar-dasar kependidikan mempunyai prinsip-prinsip :a) Manusia mempunyai dorongan belajar.b) Belajar bermakna apabila sesuai kebutuhan.c) Belajar diperkuat mengurangi ancaman dari luar.d) Belajar inisiatif sendiri melibatkan keseluruhan pribadi.e) Sikap berdiri sendiri, kreativitas dan percaya diri.

Pendidikan humanis menekankan pada pertumbuhan yang seimbang antara kognitif dan aspek yang dipelajari. Tujuan pendidikan humanis adalah realisasi diri, yakni kondisi di mana individu mencapai kesadaran akan dirinya sendiri, lingkungan dan sistem nilai. Guru sebagai sumber atau fasilitator, menurut Carl R. Rogers (1985; 334) ia mempunyai tugas :a. Menciptakan iklim kelas yang kondusif dan positif untuk belajar.b. Membantu siswa mengklarifikasi tujuan belajar dan guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan.c. Membantu siswa mengembangkan tujuan sebagai kekuatan belajar.d. Menyediakan sumber belajar.

Carl R. Rogers (1969) menyarankan beberapa teknik yang membantu guru untuk menciptakan iklim kelas yang memungkinkan pembelajaran :1. Terima kondisi siswa, demi tercapainya hubungan. 2. Kenali dan bina minat siswa melalui penemuannya terhadap diri.3. Gunakan pendekatan discovery, ajukan masalah kepada siswa dan berikan pertanyaan pengendali bagi siswa yang memecahkan masalah.4. Usahakan sumber belajar yang mungkin siswa peroleh juga menggunakannya.5. Tekankan pentingnya penilaian diri sendiri dan tanggung jawab.

3) Teori Belajar BehavioristikE.L. Thorndike dan B.F Siknner adalah dua orang tokoh psikologi yang berpandangan behavioristik. Aliran ini memandang bahwa tingkah laku manusia adalah hasil pembentukan melalui lingkungan dan perilaku adalah hal yang dapat diamati. Asumsi pokok aliran behaviorisme menurut .I. Soelaeman (1985; 335), adalah :1. Perilaku itu dipelajari dan terbentuk akibat stimulus dan respons.2. Manusia hakikatnya mencari kesenangan, menghindari kesulitan.3. Perilaku manusia didasarkan pada lingkungan.

Menurut teori belajar behavioristik, ada tiga hal yang mempengaruhi proses belajar yaitu : stimulus, respons dan akibat. Stimulus adalah faktor dari lingkungan yang dapat membangkitkan respons atau tanggapan individu dan menghasilkan akibat positif atau negatif.Hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan diukur yang menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademis maupun perilaku sosial sebagai hasil belajar. Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah berorientasi pada pengembangan kompetensi, penguasaan secara tuntas terhadap apa-apa yang dipelajari.Peranan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengambil inisiatif dan pengendali proses belajar. Tugas-tugas guru dalam hal ini di antaranya :a) Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dalam merumuskannya dalam rumusan yang spesifik.b) Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar. c) Mengidentifikasi pembelajaran, kegiatan belajar, perhatian penghargaan dan kegiatan yang dipilih siswa yang memadai.d) Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan.

Ada dua pokok yang merupakan implikasi dari teori behaviorisme, yaitu :1. Modifikasi perilaku dengan menggunakan cara-cara ayan spesifik dan menggunakan sistem ganjaran.2. Penghargaan berprogram yang menunjuk kepada :a. Cara umum tentang perencanaan dan sistem penyajian pengajaran.b. Hasil yang spesifik, teks yang diprogram atau pertunjukkan film slide. Model pembelajaran menggunakan mesin, pengajaran komputer dan pengajaran modular.

G. Jenis-jenis Upaya PendidikanUpaya pendidikan adalah usaha pendidik untuk membimbing anak mencapai kedewasaannya. Faktor pendidikan andalan pengaruh yang tidak disengaja diadakan oleh pendidik, tetapi dapat mempunyai pengeruh terhadap anak yang sama dengan upaya disengaja oleh pendidik. Perbuatan disengaja pendidik ditonjolkan kepada anak sebagai teladan atau nasihat. Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan pendidik dan terdidik dan upaya yang dilakukannya adalah pedagogis. Setiap upaya pendidikan dilaksanakan berhubungan pada empat hal, yaitu :1. Mencapai tujuan pendidikan. 2. Dihubungkan dengan siapa melakukan upaya tersebut.3. Dihubungkan dengan cara yang digunakan.4. Bagaimana efeknya terhadap anak.

Pelaksanaan proses pendidikan sebenarnya adalah suatu perbuatan wibawa, di mana nilai-nilai atau maksud yang diinginkan harus sesuai dengan kenyataan. Pendidikan pada hakikatnya tidak dilaksanakan dalam kepura-puraan, pendidik harus jujur, murni dan otentik. Pendidik juga dituntut berbuat sesuai asas kepatutan bukan hanya menyampaikan pelajaran, tetapi argumen yang rasional dan logis sehingga anak dapat menerima penjelasan sesuai dengan tingkat perkembangan logikanya. Tugas guru sebagai pengajar, tetapi juga sebagai tokoh, idola dan orang yang bermoral.