kumpulan soal dan pembahasan try out 3

35
Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Kumpulan Soal dan Pembahasan

Try Out 3

Page 2: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

1. Tn. B, 55 tahun. datang ke dokter dengan keluhan batuk-batuk selama 3 bulan. Batuk dirasakan terus

menerus dan semakin berat. Batuk tidak berkurang dengan obat yang dibeli di warung. Pasien juga

mengeluhkan keringat malam serta berat badan yang turun. Untuk membantu menegakkan diagnosis

dokter melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. Setelah melihat hasilnya,

dokter mendiagnosis Tn. B dengan tuberculosis paru. Berikut adalah pemeriksaan darah yang menunjang

diagnosis tersebut, kecuali

a. Limfositosis

b. Monositosis

c. Peningkatan LED

d. Anemia

e. Eosinofilia

JAWABAN

e. Eosinofilia

PEMBAHASAN

Temuan pemeriksaan laboratorium yang menunjang diagnosis tuberculosis paru

Limfositosis

Monositosis

Peningkatan LED

Anemia

SUMBER Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Indonesia halaman 7

2. Dokter kemudian melanjutkan pemeriksaan ke pemeriksaan pencitraan untuk memperkuat diagnosis

tuberculosis paru. Dokter meminta pemeriksaan foto polos dada. Berikut ini bukan temuan yang

menunjang diagnosis tuberculosis paru

a. Opasitas di apeks paru

b. Kavitas

c. Penebalan pleura

d. Sudut kostofrenikus tumpul

Page 3: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Gambaran ground glass appearance

JAWABAN

e. Gambaran ground glass appearance

PEMBAHASAN

Gambarang yang dapat ditemukan pada tuberculosis paru

Opasitas di apeks paru dengan batas tidak jelas

Gambaran kavitas (tuberkuloma)

Pleuritis, penebalan pleura

Efusi pleura, sudut kostofrenikus tumpul

SUMBER Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Indonesia halaman 7

3. Selain pemeriksaan darah dan pencitraan, untuk memastikan diagnosis, dokter juga meminta

pemeriksaan sputum/hapusan dahak. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hasilnya negatif. Tes yang

selanjutnya diberikan pada Tn. B adalah

a. Pemeriksaan sputum ulang

b. Serologi tuberculosis

c. Xpert MTB

d. Foto dada ulang

e. Screening HIV

JAWABAN

a. Pemeriksaan sputum ulang

PEMBAHASAN

Semua pasien yang diduga TB dan mampu mengeluarkan dahak harus diperiksa mikorskopis specimen

apusan sputum/dahak minimal 2x ATAU 1x spesiem sputum untuk pemeriksaan gene expert.

SUMBER Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Indonesia halaman 8

Page 4: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

4. Setelah menjalani pemeriksaan sputum ulang, hapusan sputum Tn. B ternyata + BTA. Dokter

kemudian hendak menentukan dosis terapi untuk Tn. B menggunakan FDC TB. Jika berat badan Tn. B

adalah 45 kg maka dosis yang perlu diberikan adalah … tablet

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

e. 6

JAWABAN

b. 3

PEMBAHASAN

Dosis untuk panduan OAT FDC/KDT (Kombinasi Dosis Tetap) Kategori 1 fase intensif dan lanjutan

BB Fase Inensif Fase Lanjutan

2 bulan 4 bulan

Harian

RHZE

Harian

RHZ

3x/minggu

RHZ

Harian

RH

3x/minggu

RHZ

30-37 2 2 2 2 2

38-54 3 3 3 3 3

55-70 4 4 4 4 4

> 71 5 5 5 5 5

SUMBER Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Indonesia halaman 9

5. Setelah menjalani terapi dengan OAT kategori 1, Tn B mengeluhkan kencingnya berwarna kemerahan.

OAT yang dapat menyebabkan efek samping seperti ini adalah

a. Rifampicin

b. Isoniazid

Page 5: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

c. Ethambuthol

d. Pirazinamind

e. Streptomisin

JAWABAN

a. Rifampicin

PEMBAHASAN

Rifampicin dapat menyebabkan kemerahan pada air seni

SUMBER Kapita Selekta Kedokteran Universitas Indonesia Halaman 831

6. Tatalaksana untuk efek samping OAT yang menyebabkan warna kemerahan pada urin adalah

a. Edukasi dan reassurance

b. Antihistamin

c. Steroid dosis tinggi

d. Hentikan OAT, periksa fungsi liver

e. Vitamin C

JAWABAN

a. Edukasi dan reassurance

PEMBAHASAN

Rifampicin dapat menyebabkan warna merah pada urin, hal ini bukan merupakan sesuatu yang

berbahaya. Edukasi dan reassurance pasien bahwa hal tersebut tidak membutuhkan penanganan lebih

lanjut.

SUMBER Kapita Selekta Kedokteran Universitas Indonesia Halaman 831

7. Pasien lain yang juga sedang menjalani pengobatan tuberculosis paru mengeluhkan kesemutan dan rasa

terbakar pada kedua tangan dan kaki. OAT yang dapat menyebabkan efek samping tersebut adalah

Page 6: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

a. Rifampicin

b. Isoniazid

c. Ethambuthol

d. Pirazinamind

e. Streptomisin

JAWABAN

b. Isoniazid

PEMBAHASAN

Isoniazid menebabkan efek samping minor berupa neuritis perifer, pasien mengeluhkan rasa kesemutan

dan terbakar di perifer.

SUMBER Kapita Selekta Kedokteran Universitas Indonesia Halaman 831

8. Tatalaksana untuk neuritis perifer akibat OAT adalah

a. Piridoksin 100 mg/hari

b. Prednisone 60 mg/hari

c. Loratadin 2 mg/hari

d. Hentikan OAT

e. Reassurance dan edukasi

JAWABAN

a. Piridoksin 100 mg/hari

PEMBAHASAN

Piridoksin 100 mg/hari diberikan pada pasien neuritis perifer sampai gejala hilang kemudian dapat

diberikan profilaksis piridoksin 10 mg/hari

SUMBER Kapita Selekta Kedokteran Universitas Indonesia Halaman 831

Page 7: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

2. HIV

9. Seorang Pria datang ke dokter dengan keluhan diare yang tidak berhenti selama 3 bulan. Diare terjadi

terus menerus, namun kadang juga berhenti. Diare juga disertai dengan demam yang hilang timbul.

Pasien juga mengeluhkan luka yang terus menerus terjadi di rongga mulut. Setelah melakukan

pemeriksaan fisik serta laboratorium dokter mendiagnosis pasien tersebut dengan Sindroma AIDS.

Perubahan komponen pada sistem imun yang ditemukan pada Pria tersebut adalah, KECUALI

a. Penurunan aktivitas sel NK

b. Peningkatan apoptosis

c. Ekspresi antigen MHC kelas II menurun

d. Presentasi antigen meningkat

e. Produksi sitokin menurun

JAWABAN

d. Presentasi antigen meningkat

PEMBAHASAN

Berikut ini perubahan komponen pada sistem imun yang ditemukan pada infeksi HIV

Penurunan aktivita sel NK

Presentasi antigen menurun

Peningkatan aptopsosis

Ekspresi antigen MHC kelas II menurun

Produksi sitoken menurun

SUMBER Buku Ajar Interna FK Unair halaman 673

10. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menggolongkan sang pasien dengan

stadium klinis HIV AIDS pada dewasa. Pasien pada soal no 9, masuk pada stadium klinis

a. I

b. II

c. III

d. IV

Page 8: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. V

JAWABAN

c. III

PEMBAHASAN

Pada pasien ditemukan terdapat kandidiasis oris, diare kronis > 1 bulan, dan demam dengan penyebab

tidak jelas > 1 bulan. Maka pasien dapat digolongkan sebagai stadium klinis III

SUMBER Buku Ajar Interna FK Unair halaman 675

11. Berikut ini temuan yang mendukung diagnosis HIV AIDS Stadium Klinis III, kecuali

a. Hb 7 g/dl

b. Trombosit 25.000/mm3

c. TB paru

d. Neutropenia

e. Toksoplasmosis cerebri

JAWABAN

e. Toksoplasmosis cerebri

PEMBAHASAN

Infeksi HIV Primer Asimptomatik

Sindroma retroviral akut

Stadium Klinis I Asimptomatik

Limfadenopati general menetap

Page 9: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Stadium Klinis II Simptomatik

Penurunan berat badan tanpa sebab jelas < 10%

ISPA berulang

Herpes Zoster

CHeilits Angularis

Ulserasi oral berulang

Eropsi proritik papuler

Dermatitis seborrheic

Infeksi jamur pada kuku

Stadium Klinis III Penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas

Diare kronis sebab tidak jelas > 1 bulan

Demam tidak jelas > 1 bulan

Kandidiasis oris menetap

TB Paru

Stomatitis ulseratif nekrosis akut

Infeksi bakteri berat seperti pnuemoniae, empyema,

piomiositis, infeksi tulang atau sendi, meningitis

bakterimi

Hb < 8 g/dl, netropeni < 500/mm3, trombositopenia

< 50.000 / mm3, sebabt iddak jelas

Stadium Klinis IV Sindroma wasting HIV

Pneumoni pneumokistik

Pneumoni bakterial berulang

Herps simplek kronis

Kandidiasis orofagial

TB Ekstra pulmoner

Tokplasmosis SSP

Ensefalopati HIV

Kriptokokus ekstra pulmoner

Infeksi mikobakteri non TBC berat

Kriptokokus krnis

Infeksi CMV

Infeksi jamur sistemik

Karsinoma Servik

Lesmanisasi visceral luas atipik

Kardiomiopati nefropati terkait HIV

SUMBER Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas AIrlangga halaman 675

12. Sebelum melakukan tatalaksana pada HIV/AIDS ada beberapa prinsip terapi antiretroviral yang perlu

diperhatikan. Pernyataan berikut yang SALAH mengenai terapi antiretroviral adalah

a. Minimal menggunakan 2 jenis obat

b. Obat lini pertama harus diprioritaskan

c. Pada pasien dengan stadium awal perlu pemeriksaan CD4 dan viral load

Page 10: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

d. Resistensi ARV dapa terjadi

e. Motivasi pada pasien harus diberikan karena konsumsi obat yang lama

JAWABAN

a. Minimal menggunakan 2 jenis obat

PEMBAHASAN

Beberapa prinsip terapi ARV

ARV harus diberikan atas indikasi terapi yang tepat

Kombinasi ARV minimal 3 jenis obat

Pilihan obat lini pertama adalah prioritas

Pemberian ARV saat stadium awal HIV perlu melihat CD4 dan viral load

Interaksi ARV dengan obat lain sangatlah besar risikonya

Pasien harus diberikan motivasi dan edukasi mengenai pengobatannya

SUMBER Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas AIrlangga halaman 677

13. Setelah melakukan terapi antiretroviral, target terapi perlu ditentukan untuk evaluasi efektivitas terapi.

Berikut ini merupakan target terapi ARV pada HIV/AIDS, kecuali

a. RNA virus < 25 kopi per ml plasma

b. CD 4 > 500 sel per mm3

c. Efek samping minimal

d. Meningktatkan kualitas hidup

e. Menurunkan transmisi

JAWABAN

RNA virus < 25 kopi per ml plasma

PEMBAHASAN

Target terapi ARV

RNA virus < 50 kopi per ml plasma

CD 4 > 500 sel per mm3

Efek samping minimal, resistensi dapat dicegah

Meningktatkan kualitas hidup

Page 11: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Menurunkan transmisi

SUMBER Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Universitas AIrlangga halaman 677

14. Berikut ini obat ARV yang tidak boleh diberikan pada ibu hamil adalah

a. Lamivudin

b. Evafirenz

c. Stavudin

d. Didanosin

e. Abacavir

JAWABAN

b. Evafirenz

PEMBAHASAN

Evafirenz tidak dianjurkan untuk wanita hamil pada trimester pertama atau wanita yang memiliki potensi

tinggi untuk hamil.

SUMBER Buku ajar PAPDI halaman 895

3. Ebola

15. Tn D, 35 tahun, datang ke praktik dokterdemam, faringitis, dain injeksi konjuntiva bilateral. Tn D

adalah seorang kontraktor dan memiliki riwayat berkunjung ke Sudan seminggu terakhir. Dokter

menduga Tn D terinfeksi virus Ebola. Diagnosis pasti virus Ebola adalah dengan menggunakan

a. RT-PCR

b. Serologi

c. IFAT

d. Hapusan darah tepi

e. Sputum Gram

JAWABAN

a. RT-PCR

Page 12: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

PEMBAHASAN

Diagnosis pasti infeksi Ebola adalah dengan menggunakan RT-PCR. Tes serologi menggunakan indirect

fluorescence antibody test atau IFAT sering dikaitkan dengan hasil positif palsu.

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/216288-overview

16. Setelah dirawat beberapa hari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya neutrophilia,

disertai peningkatan dari bilirubin. Anuria terjadi setelah perawatan selama 1 minggu, TN D kemudian

mengelush sesak dan tachypnea. Tachypnea terjadi akibat

a. Obstruksi saluran napas

b. Metabolik asidosis

c. Anemia berat

d. Emobli paru

e. Vasokonstriksi bornkus

JAWABAN

b. Metabolik asidosis

PEMBAHASAN

Ketika terjadi anuria, BUN dan Serum Kreatinin akan menignkat. Pada pasien terminal akan muncul

asidosis metabolik, yang nampak sebagai tachypnea akibat hiperventilasi kompensasi

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/216288-overview

17. Ebola dapat menginfeksi berbagai jaringan di tubuh. Namun predileksi dari ebola ditemukan pada sel

hepatosis, endothelial, dan fagosit mononuclear. Replikasi virus dapat menyebabkan nekrosis fokal yang

ekstensif, paling berat ditemukan pada organ, kecuali

a. Hepar

b. Limfa

c. Ginjal

Page 13: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

d. Paru-paru

e. Cerebrum

JAWABAN

e. Cerebrum

PEMBAHASAN

Fokal nekrosis terkait replikasi virus ditemukan pada hepar, limfa, limfonodi, ginjal, paru, dan gonad.

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/216288-overview

4. Flu Burung

18. Tn J, 40 tahun adalah seorang pemilik peternakan ayam dan bebek. Datang dengan demam, batuk, dan

sesak, sejak 4 hari SMRS. Pasien juga mengeluh diare, mual muntah, dan nyeri dada. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan ronkhi dan wheezing di seluruh lapang paru. Diagnosis yang paling mendekati dari kasus

di atas

a. Flu Burung

b. Tuberkulosis paru

c. Bronkhitis

d. PPOK

e. Asthma bronkiale

JAWABAN

a. Flu Burung

PEMBAHASAN

Pasien merupakan pemilik peternakan ayam dan bebek. Gejala berupa batuk, sesak, demam, diare, dan

mual muntah mengarahkan pada diagnosis flu burung. Diagnosis lain masih mungkin namun diagnosis

flu burung harus dipikirkan ketika ada faktor risiko, sampai terbukti tidak.

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/2500029-workup#c2

Page 14: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

19. Manifestasi sistem saraf yang dapat terjadi pada flu burung adalah

a. Encephalitis

b. Meningitis

c. Polineuropati

d. Facial palsy

e. Hemiparesis

JAWABAN

a. Encephalitis

PEMBAHASAN

Encephalitis adalah salah satu manifestasi sistem saraf pusat yang sering ditemukan pada flu burung. Pada

sebagian kecil pasien hanya ditemukan gejala encephalitis tanp

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/2500029-clinical#b1

20. Untuk mendiagnosis Tn. J dokter melakukan pemeriksaan penunjang berupa foto thoraks. Berikut ini

adalah temuan yang paling umum pada foto thoraks pasien flu burung, kecuali

a. Efusi pelura

b. Perubahan kistik

c. Konsolidasi multifokal

d. Pneumothoraks

e. Limfadenopati

JAWABAN

d. Pneumothoraks

PEMBAHASAN

Temuan foto thoraks pada flu burung

Konsolidasi multifokal

Efusi pleura

Page 15: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Limfadenopati

Perubahan kistik

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/2500029-workup#c2

21. Tatalaksana farmakologis yang dapat diberikan pada flu burung adalah

a. Oseltamivir

b. Lamivudin

c. Tenofovir

d. Polimiksin B

e. Metronidazole

JAWABAN

a. Oseltamivir

PEMBAHASAN

Oseltamivir bekerja dengan meghambat neuraminidase, yang merupakan glikoprotein pada permukaan

virus influensi yang dapat menghancurkan sel. Dengan menghambat proses ini, maka proses infeksi dari

virus dapat terhambat.

SUMBER https://emedicine.medscape.com/article/2500029-medication#1

5. Pneumonia

22. Tn. D, 65 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan, batuk sejak 3 minggu SMRS. Batuk disertai

dengan sesak dan demam yang tidak berkurang. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan foto polos

dada untuk menegakkan diagnosis. Hasil foto polos dada adalah ditemukan infiltrat baru pada paru kanan

bawah. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus ini adalah

a. Pnuemoniae

b. TB paru

c. Emfisema

d. Asma bronkiale

Page 16: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Keganasan paru

JAWABAN

a. Pnuemoniae

PEMBAHASAN

Diangnosis pneumonia komunitas ditegakkan jika pada foto thoraks didapatkan infiltrate baru atau

progresif ditambah dengan gejala

Batuk

Perubahan karakter dahak

Demam > 38 derajat C

Leukositosis atau leukopenia

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 264

23. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, ditemukan Tn. D ternyata mememiliki komorbid berupa

diabetes melitus dan penyakit ginjal. Terapi yang tepat untuk Tn. D adalah

a. Azitromisin

b. Klaritomisin

c. Eritromisin

d. Doksisiklin

e. Amoksisilin Klavulanat

JAWABAN

e. Amoksisilin Klavulanat

PEMBAHASAN

Untuk pasien dengan komorbid, terapi farmakologi yang bisa diberikan adalah

Florokuinolon seperti levofloksasin 750 mg

Amoksisilin klavulanat 2 gram, 2x1 /hari

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 264

Page 17: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

24. Jika Tn. D tidak memiliki komorbid, terapi dapat dilakukan dengan pemberian, kecuali

a. a. Azitromisin

b. Klaritomisin

c. Eritromisin

d. Doksisiklin

e. Amoksisilin

JAWABAN

e. Amoksisilin

PEMBAHASAN

Pada pasien tanpa komorbid dan tidak ada risiko kebal obat, dapat diberikan

Makrolid : azitromisin, klaritomisin, atau eritromisin

Doksisiklin

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 264

25. Untuk menentukan apakah Tn. D perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut, dokter melakukan

beberapa pemeriksaan, berikut ini yang tidak termasuk dalam kriteria CURB untuk menentukan

perujukan ke FKTL

a. TD sistolik < 90 mm Hg

b. RR > 30 x menit

c. TD diastolic < 50 mm hg

d. Gangguan kesadaran

e. Peningkatan fungsi ginjal

JAWABAN

c. TD diastolic < 50 mm hg

Page 18: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

PEMBAHASAN

Kriteria CURB

a. TD sistolik < 90 mm Hg

b. RR > 30 x menit

c. TD diastolic < 60 mm hg

d. Gangguan kesadaran

e. Peningkatan fungsi ginjal

Masing-masing poin bernilai 1, dirujuk ketika nilai total 2

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 264

26. Bayi J, usia 3 bulan, diantar ibunya ke dokter karena keluhan sesak. Setelah melakukan pemeriksaan

menyeluruh, dokter mendiagnosis Bayi J dengan pneumonia berat. Berikut adalah temuan dokter yang

menyebabkan dokter mendiagnosis pneumonia berat

a. Bayi J tidak naik beratnya dalam 1 bulan ke belakang

b. Tidak mau menetek

c. Terlihat lemas

d. Suhu tubuh > 38 derajat celcius

e. Sesak napas

JAWABAN

e. Sesak napas

PEMBAHASAN

Klasifikasi Penumoniae berdasarakan pedoman WHO untuk anak 2 bulan – 5 tahun

Pneumoniae berat

Ada sesak napas

Harus dirawat dan diberikan anitbioitk

Page 19: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Pnuemoniae

Tidak ada sesak napas

Napas cepat dengan lajut > 50 x per menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun, dan > 40x per menit

untuk anak 1-5 tahun

TIdak perlu dirawat, tapi perlu diberikan antibioitk oral

Bukan penumoniae

Tidak ada napas cepat dan sesak

Tidak perlu dirawat, tidak perlu perlu antibiotik, pengobatan simptomatis

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 266

27. Terapi yang tepat pneumonia ringan pada anak adalah

a. Azitromisin

b. Klaritomisin

c. Eritromisin

d. Doksisiklin

e. Amoksisilin

JAWABAN

e. Amoksisilin

PEMBAHASAN

Terapi yang diberikan untuk pneumonia ringan pada anak adalah

Amoksisilin 25 ml/kgbb dan, kotrimoksasol 4 mg/kgbb TMP -20 mg/kgbb sulfametoksazol

SUMBER Panduan Praktis Klinis IDI Halaman 267

6. Malaria

28. Tn D, 56 tahun, datang dengan keluhan demam, menggigil, dan keringat dingin sejak 3 jam SMRS.

Keluhan tersebut disertai dengan sakit kepala, mual muntah, dan rasa nyeri di otot. Tn D sebelumnya

bepergian ke Papua untuk urusan pekerjaan. Tn. D mengatakan bahwa panas yang dideritanya terjadi

setiap hari dan tidak berkurang. Jika dokter mendiagnosis Tn D dengan Malaria, jenis malaria apakah

Page 20: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

yang paling mungkin

a. Falciparum

b. Vivax

c. Ovale

d. Malariae

e. Serebral

JAWABAN

a. Falciparum

PEMBAHASAN

Demam pada malaria falciparum dapat terjadi setiap hari. Sedangkan pada malaria vivax atau ovale

demam memiliki selang 1 hari. Pada Malaria malariae demam terjadi dalam selang waktu 2 hari

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 729

29. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan hapusan darah tepi untuk menegakkan diagnosis. Pada

hapusan darah tepi ditemukan bentukan seperti bulan sabit dan pisang. Hal ini mengarah pada diagnosis

malaria

a. Falciparum

b. Vivax

c. Ovale

d. Malariae

e. Serebral

JAWABAN

a. Falciparum

PEMBAHASAN

Bentuk temuan gametosit pada hapusan darah tepi malaria

Falciparum : bulan sabit.psiang

Page 21: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Vivax ovale malariae : sferis

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 729

30. Malaria dapat menyebabkan berbagai temuan dan tanda klinis. Salah satunya adalah anemia. Pada

malaria jenis apa anemia ditemukan cenderung lebih berat

a. Falciparum

b. Vivax

c. Ovale

d. Malariae

e. Serebral

JAWABAN

a. Falciparum

PEMBAHASAN

Plasmodium menyerang eritrosit. Anemia terjadi akibat pecahnya eritrosit yang terinfeski maupun tidak.

P Falciparum menginfeksi semua eritrosit, sehingga anemia yang ditemukan lebih berat. P Vivax/ovale

menginfeksi eritrosit muda sedangkan P. malariae menginfeksi eritrosit tua

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 729

31. Malaria dapat menjadi bentuk yang parah yang disebut malaria berat. Malaria berat didiagnosis ketika

ditemukan P. Falciparum pada stadium aseksual disertai dengan gejala berikut ini, kecuali

a. Penurunan kesadaran

b. Edema paru

c. Hipoglikemia < 40 mg/dl

d. Kejang 1x dalam 24 jam

e. Asidosis

Page 22: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

JAWABAN

d. Kejang 1x dalam 24 jam

PEMBAHASAN

Malaria berat didiagnosis ketika ditemukan P. Falciparum pada stadium aseksual disertai dengan gejala

berikut

Penurunan kesadaran (malaria serebral)

Anemia berat Hb< 5, HCT< 15%

Gagla ginjal akut, urin < 400 ml/24 ham atau < 1 ml/kgbb pada anak anak

Edema paru atau ARDS

Hipoglikemia < GDS < 40 mg/dl

Syok, akral dingin, TDS < 70 mm hG

Pendarahan spontan

Kejang > 2x/24 jam

Hemoglubinuria makroskopik

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 730

32. Berikut ini yang merupakan lini pertama obat antimlaria untuk Malaria Falciparum

a. Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

b. Artesunat + Amodiakuin +Kina

c. Kina + Amodiakuin + Primakuin

d. Artesunat + Kina + Primakuin

e. Artesunat + Kina

JAWABAN

a. Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

PEMBAHASAN

Lini pertama untuk malaria falciparum

Artesunate + Amodiakuin + primakuin

Page 23: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

Dihidroartemsinsin + Pipreakuin + Primakuin

Lini kedua

Kina + Doksisiklin/Tetrasiklin + Primakuin

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 730

33. Komibnasi lini pertama pengobatan malaria falciparum Artesunat + Amodiakuin + Primakuin tidak

boleh diberikan pada pasien dengan gangguan metabolik berupa

a. Hipertensi

b. Diabetes Melitus

c. Defisiensi G6PD

d. Obseitas

e. Dislipdiemia

JAWABAN

c. Defisiensi G6PD

PEMBAHASAN

Pemberian lini pertama Artesunat + Amodiakuin + Primakuin tidak boleh dilakukan pada pasien dengan

kondisi hamil, bayi < 1 thaun, dan defisiensi G6PD

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 729

34. Tatalaksana malaria berat adalah dengan melakukan stabilisasi jalan napas, pernapasan, serta

sirkulasi. Pilihan antimalarial untuk malaria berat adalah

a. Artesunat

b. Primakuin

c. Piperakuin

d. Doksisiklin

Page 24: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Tetrasiklin

JAWABAN

a. Artesunat

PEMBAHASAN

Tatalaksana untuk malaria berat adalah menggunakan antimalarial derivate artemisinin parenteral yaitu

aretesunat (IV/IM) dan artemeter (IM)

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 732

35. Setelah sembuh, Tn. D ingin kembali berkunjung ke Papua untuk urusan pekerjaan. Tn. D ingin

melakukan profilaksis malaria. Profilaksis malaria dapat diberikan menggunakan obat

a. Doksisiklin

b. Kina

c. DHP

d. Primakuin

e. Artesunate

JAWABAN

a. Doksisiklin

PEMBAHASAN

Profilaksis malaria dapat dilakukan dengan pemberian doksisiklin 100 mg/hari diberikan 1-2 hari sebelum

bepergian dan dapat bertahan selama 4 minggu

SUMBER : KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 732

7. Lepra

36. Tn. J. 45 tahun, datang dengan bercak-bercak berwanra terang, mengkilat, tidak terasa ketika

dipegang. Keluhan ini muncul 3 bulan yang lalu secara perlahan-lahan. Keluhan juga disertai rasa kebas

pada tangan kanan. Diagnosis untuk Tn. J adalah

Page 25: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

a. Lepra

b. Tinea Versikolor

c. Kandida albicans

d. Vitiligo

e. Melasma

JAWABAN

a. Lepra

PEMBAHASAN

Tanda cardinal pada lepra adalah

Lesi kulit yang mati rasa

Penebalan sarat tepi yang disertai gangguan fungsi saraf

Ditemukan BTA pada pemeriksaan histologis

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 32

37. Untuk mendiagnosis Tn. J perlu dilakukan pemeriksaan labortaorium, berikut ini adalah pemeriksaan

laboratorium yang tepat

a. KOH

b. Sediaan basah

c. Slit skin smear

d. Lampu wood

e. Punch biopsy

JAWABAN

c. Slit skin smear

PEMBAHASAN

Pada lepra perlu dilakukan pemeriksaan slit skin smear, adakn ditmeukan adanya basil tahan asam.

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 32

38. Untu mendiagnosis lepra, perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan adanya penebalan

Page 26: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Berikut ini saraf-saraf tepi yang perlu diperiksa

untuk menegakkan diagnosis lepra, kecuali

a. Facialis

b. Aurciularis magnus

c. Medianus

d. Radialis

e. TIbialis anterior

JAWABAN

e. TIbialis anterior

PEMBAHASAN

Berikut ini saraf tepi yang perlu diperiksan untuk mendiagnosis lepra

Facialis

Auricularis magnus

Medianus

Radialis

Ulnaris

Peroneous Komunis

Tibialis Posterior

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 32

39 Lepra dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe multibasiler dan tipe pausibasiler. Berikut ini yang BUKAN

pernyataan yang tepat mengenai kedua tipe lepra tersebut

a. Tipe MB memiliki jumlah bercak > 5

b. Tipe MB menyerang lebih dari satu saraf tipe

c. Pada tipe MB ditemukan BTA Positif

d. Pada tipe MB distribusi lesi bilateral simetris

e. Pada tipe PB permukaan halus mengkilap

JAWABAN

Page 27: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Pada tipe PB permukaan halus mengkilap

PEMBAHASAN

Tanda Utama PB MB

Bercak kusta 1-5 >5

Penebalan saraf tepi 1 saraf > 1 saraf

Kerokan jaringan kulit BTA - BTA +

Tanda lain

Distribusi Unilateral atau bilateral asimetris Bilateral simetris

Permukaan bercak Kering, kasar Halus, Mengkilap

Batas bercak Tegas Kurang tegas

Mati rasa pada bercak Jelas Kurnag jelas

Deformitas Terjadi cepat Pada tahap lanjut

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 32

40. Pada pengobatan pasien tipe PB terdapat pengobatan harian dan bulanan. Obat yang dikonsumsi saat

pengobatan bulanan adalah

a. Rifampisin 600 mg

b. Rifampisin 300 mg

c. Dapson 600 mg

d. Dapsaon 300 mg

e DDS 300 mg

JAWABAN

a. Rifampisin 600 mg

PEMBAHASAN

Pengobatan Lepra tipe PB adalah

Bulanan : Dapson 100 mg dan rifampisin 600 mg

Harian Dapson 100 mg

Pengobatan dilakukan 6-9 bulan

Page 28: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 35

41. Saat pengobatan lepra, seorang pasien mengeluh letih lesu dan lemah. Setelah berkunjung kembali ke

dokter, dokter mendiagnosis pasien menderita anemia. Obat anti lepra apakah yang dapat menyebabkan

kelainan ini

a. Dapson

b. Clofazimin

c. Lamprene

d. Rifampisin

e. Isoniazid

JAWABAN

a. Dapson

PEMBAHASAN

Efek samping dari obat anti lepra

Dapson : anemia

Clofazimin : perubahan warna kulit menjadi cokelat

Rifampisin : Air seni berubah menjadi berwarna

SUMBER PEDOMAN PRAKTIK KLINIS IDI HALAMAN 32

8. Program DOTS TB

42. Berikut ini merupakan pernyataan yang tepat mengenai tantangan penanganan TB di Indonesia

kecuali

a. Diperkirakan sebanyak > 200.000 kasus baru ditemukan di Indonesia

b. TB adalah pembunuh no 1 di Indonesia di kelas penyakit menular

c. Penderita TB paling banyak berusia > 55 tahun

Page 29: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

d. TB masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak

e. TB turut menyumbang dampak kematian pada infeksi HIV

JAWABAN

c. Penderita TB paling banyak berusia > 55 tahun

PEMBAHASAN

Total pasien baru (kasus TB

BTA positif maupun negatif) di Indonesia lebih dari 600.000 orang per tahun. Terdapat p

erbedaan besar angka penyakit TB di wilayah Sumatera, Jawa-

Bali, dan kawasan Timur Indonesia

Insidens kasus BTA positif (menular) tahun 2005 diperkirakan 107 kasus baru/100.000 p

enduduk (246.000 kasus baru setiap tahun)

TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat ket

iga dalam daftar sepuluh penyakit tertinggi di Indonesia

yang menyebabkan sekitar 100.000 kematian setiap tahunnya atau dalam sehari terjadi 30

0 kematian karena TB

Sebagian besar penderita TB usia produktif (15-55 tahun)

Kolaborasi intervensi TB-HIV : HIV meningkatkan kejadian TB dan angka kematian di

wilayah dengan prevalensi HIV tinggi (11-50 % pasien HIV/AIDS meninggal karena

TB).

Indonesia mempunyai epidemi HIV yang terkonsentrasi. Prevalensi pada orang dewasa

(15-49 tahun) diperkirakan <0,2% dengan kejadian terbesar di Prov. Bali, Jawa Timur,

Papua, Riau, Jakarta dan Jawa Barat. Wilayah dengan risiko tinggi HIV perlu mendapat

prioritas pelaksanaan program TB.

SUMBER http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-04-07/PROGRAM%20DOTS%20DI%20RS.htm

43. Berikut ini yang bukan merupakan 5 strategi TB DOTS adlaah

a. Peningkatan Komitmen Politis.

b. Penegakkan diagnosis dengan tes gene expert penguatan jejaring laboratorium mikroskopis TB

c. Pengobatan TB standar dengan PMO (Pengawas Menelan Obat) dalam upaya mengurangi risiko

terjadinya MDR dan peningkatan kesembuhan penderita.

d. Jaminan ketersediaan dan sistim pengelolaan OAT yang efektif.

Page 30: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Sistim Pencatatan dan Pelaporan baku untuk TB.

JAWABAN

b. Penegakkan diagnosis dengan tes gene expert penguatan jejaring laboratorium mikroskopis TB

PEMBAHASAN

5 Strategi TB DOTS

1. Peningkatan Komitmen Politis dengan ada Rencana Jangka Panjang Penanggulangan TB yang

didukung oleh penganggaran yang tetap dan memadai sesuai dengan target World Health

Assembly 2005 dan Millenium Development Goals 2015.

2. Penegakkan diagnosis dengan mikroskopis dahak dan serta penguatan jejaring laboratorium

mikroskopis TB

3. Pengobatan TB standar dengan PMO (Pengawas Menelan Obat) dalam upaya mengurangi risiko

terjadinya MDR dan peningkatan kesembuhan penderita.

4. Jaminan ketersediaan dan sistim pengelolaan OAT yang efektif.

5. Sistim Pencatatan dan Pelaporan baku untuk TB.

SUMBER

http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-04-07/PROGRAM%20DOTS%20DI%20RS.htm

44. Menurut Bank Dunia, TB DOTS memiliki banyak kelebihan sebagai strategi kesehatan. Keuntungan

utama dari TB DOTS adalah

a. Mudah dilakukan

b. Mencakup negara dengan penduduk besar

c. Membutuhkan tenaga terampil

d. Dapat meningatkan deteksi kasus

e. Cost effective

JAWABAN

Page 31: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

e. Cost effective

PEMBAHASAN

Bank Dunia berpendapat bahwa TB DOTS adalah salah satu strategi kesehatan yang paling cost effective.

SUMBER

http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-04-07/PROGRAM%20DOTS%20DI%20RS.htm

45. Melaksanakan TB DOTS di rumah sakit dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah

dengan membuat perjanjian (Memorandum of Understanding) antara rumah sakit dengan

a. Kementrian Kesehatan

b. WHO

c. Dinas Kesehatan

d. Pemerintah kabupaten/kota setempat

e. Perushaan farmasi penyuplai OAT

JAWABAN

c. Dinas Kesehatan

PEMBAHASAN

Langkah-langkah untuk mulai mengimplementasikan DOTS di rumah sakit antara lain yaitu :

· Melakukan penilaian dan analisis situasi, apakah rumah sakit telah bersedia untuk melaksanakan

program DOTS

· Mendapatkan komitmen yang kuat terutama dari manajemen dan dokter spesialis yang akan

melaksanakan DOTS

· Penyusunan nota kesepahaman ( Memorandum of Understanding ) antara Dinas Kesehatan

setempat dengan manajemen rumah sakit

· Menyiapkan tenaga pelaksana DOTS antara lain dokter, perawat, petugas laboratoium, petugas

farmasi, petugas pencatatan dan pelaporan, dan lain-lain

· Membentuk tim DOTS di rumah sakit. Tim tersebut akan melakukan koordinasi kegiatan internal

Page 32: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

linkage atau external linkage

· Menyediakan tempat untuk unit DOTS di dalam rumah sakit. Tempat ini menjadi pusat kegiatan

pelayanan pasien TB di rumah sakit

· Menyediakan tempat / rak penyimpanan paket-paket OAT di ruang DOTS.

· Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai standar.

· Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program tuberkulosis nasional

SUMBER

http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-04-07/PROGRAM%20DOTS%20DI%20RS.htm

9. MDR TB

46. Definisi dari Multi Drug Resistant pada TB adalah ketika seorang pasien TB mengalami resistensi

terhadap OAT

a.Isoniazid

b. Ethambutol

c. Ceftriaxone

d. Pirazinamid

e. Streptomisin

JAWABAN

a.Isoniazid

PEMBAHASAN

MDR TB terjadi ketika bakteri TB tidak merespon pada isoniazid dan rifampicin, dua OAT yang paling

kuat.

SUMBER https://www.who.int/news-room/q-a-detail/what-is-multidrug-resistant-tuberculosis-(mdr-

tb)-and-how-do-we-control-it

47. Tipe lain yang lebih berbahaya dari MDR TB disebut sebagai XDR-TB. Seseorang dikatakan

Page 33: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

menderita XDR TB ketika terdapat resistensi terhadap OAT, kecuali

a. Isoniazid

b. Rifampin

c. Floroquinolon

d. Amikacin

e. Ethambutol

JAWABAN

e. Ethambutol

PEMBAHASAN

Seseorang dikatakan menderita XDR TB ketika terdapat resistensi dari isoniazid, rifampin, golongan

floroquinolon, dan 3 obat lini kedua

SUMBER

https://www.medscape.com/answers/230802-19464/what-is-multidrug-resistant-tuberculosis-mdr-tb

48. Berikut ini merupakan prinsip pengobatan MDR TB kecuali

a. DIlakukan dengan konsumsi 3 OAT yang masih efektif

b. Jangan konsumsi obat yang dapat menyebabkan reaksi silang

c. Membatasi penggunaan obat lain

d. Lama pengobatan 18 bulan

e. Terdiri dari fase awal dan lanjutan

JAWABAN

a. DIlakukan dengan konsumsi 3 OAT yang masih efektif

PEMBAHASAN

Prnsip pengobatan MDR TB

Page 34: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

a. DIlakukan dengan konsumsi 4 OAT yang masih efektif

b. Jangan konsumsi obat yang dapat menyebabkan reaksi silang

c. Membatasi penggunaan obat lain

d. Lama pengobatan 18 bulan

e. Terdiri dari fase awal dan lanjutan

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA HALAMAN 832

10. Penularan HIV AIDS

49. Berikut ini yang dapat menjadi bahan transmisi penularan infeksi HIV adalah, kecuali

a. Darah

b. Semen

c.Cairan seminal

d.Cairan anus

e. Saliva

JAWABAN

e. Saliva

PEMBAHASAN

Hanya beberapa cairan tubuh yang dapat menularkan HIV AIDS, yaitu darah, semen, cairan pre seminal,

cairan anus, cairan vagina, dan ASI

SUMBER

https://www.cdc.gov/hiv/basics/transmission.html#:~:text=You%20can%20get%20or%20transmit,has%2

0HIV%20can%20transmit%20HIV.

50. Berikut ini aktivitas seksual yang paling berisiko menularkan HIV

a. Seks oral

Page 35: Kumpulan Soal dan Pembahasan Try Out 3

b. Seks Vaginal

c. Seks Anal

d. Fellatio

e. Cunnilingus

JAWABAN

c. Seks Anal

PEMBAHASAN

Hampir semua aktivitas seksual dapat menularkan HIV, namun anal seks adalah aktivitas seksual yang

paling besar kemungkinannya menularkan HIV.

SUMBER

https://www.cdc.gov/hiv/basics/transmission.html#:~:text=You%20can%20get%20or%20transmit,has%2

0HIV%20can%20transmit%20HIV.