kuliah 1
TRANSCRIPT
VIII
VII VI
V
II
IV
I
III
Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)
Contoh: 8 kelas lahan untuk pertanian* I & II paling baik untuk pertanian karena datar & bertanah subur
III, IV, V kurang sesuai karena kemiringan lahanVI, VII kurang sesuai karena lahan miring dan berbatu
VIII tidak sesuai karena jenis tanah yang berlumpur dan tidak subur
*klasifikasi juga dilakukan untuk fungsi lahan lainnya (rekreasi, jalan dsb)
Ilustrasi: Raven et al. 1998, Kupchella & Hyland 1993
VIII
VII VIVI
V
II
IV
I
III
Pengetahuan Lingkungan © 2004 Departemen Biologi ITB (dnc/rre)
Contoh: 8 kelas lahan untuk pertanian* I & II paling baik untuk pertanian karena datar & bertanah subur
III, IV, V kurang sesuai karena kemiringan lahanVI, VII kurang sesuai karena lahan miring dan berbatu
VIII tidak sesuai karena jenis tanah yang berlumpur dan tidak subur
Ilustrasi: Raven et al. 1998, Kupchella & Hyland 1993
Tanggal
Pokok Bahasan Dosen
15 -2-2013 Pengertian dan Ruang Lingkup ABL YK
22-2-2013 Konsep Dasar dan Pembentukan Rupa Bumi YK
01-2-2013 UJIAN HARIAN/TUGAS YK
08-3-2013 Klasifikasi Bentang Lahan DP
15-3-2013 Bentang lahan Vulkanik DP
22-3-2013 Bentanglahan Perbukitan/Denudasional DP
05-4-2013 Bentang lahan Karst DP
12-4-2013 UJIAN PERTENGAHAN DP
19-4-2013 Bentanglahan Dataran Rendah Lahan Kering DR
26-4-2013 Bentanglahan Rawa Lebak DR
03-5-2013 Bentanglahan Pasang Surut DR
10 -5 2013 Bentanglahan Pesisir dan pantai DR
17-5-2013 UJIAN HARIAN/TUGAS DR
24-5-2013 Aplikasi Bentanglahan YK
31-5-2013 Aplikasi Bentanglahan YK
07-5-2013 UJIAN SEMESTER YK-DP-DR
PENGERTIAN
Pengertian Umum Bentang Lahan (Landscape): adalah panorama atas suatu hamparan daratan yang terdiri dari berbagai keadaan alam, baik alami maupun buatan manusia (artifisial).
Fisiografi : adalah bentukan alam di permukaan bumi, baik di daratan maupun dibawah permukaan air,yang dibedakan berdasarkan proses-proses pembentukan serta evolusinya.
Geomorfologi : adalah ilmu yang mempelajari bentukan-bentukan alam di permukaan bumi, khususnya dari segi evolusinya. Sebenarnya, kedua istilah fisiografi dan geomorfologi mempunyai arti yang hampir sama, hanya Geomorfologi lebih dekat dengan geologi, sedangkan fisiografi lebih dekat kearah lahan/tanah yang berkaitan dengan bahan induk tanah dan genesis tanah.
Landform : adalah bentukan alam dipermukaan bumi yang terjadi karena proses pembentukan tertentu dan melalui serangkaian evolusi tertentu pula. Misalnya : teras sungai yang berbentuk karena proses sedimentasi oleh aktifitas sungai dan telah berkembang sampai saat ini (evolusi) merupakan suatu landform ” landform teras sungai”.
Relief, bentuk wilayah : adalah keadaan tinggi – rendah suatu wilayah dipermukaan bumi ditinjau dari segi perbedaan tinggi dan kemiringan lerengnya . Misalnya : berombak, bergelombang, berbukit, dan lain-lain.
Topografi : menyatakan ketinggian tempat di permukaan bumi dengan ukuran satuan ketinggian tertentu. Istilah ini sering diartikan sama dengan relief.
Pengertian Bentang lahan
SUATU BAGIAN DARI PERMUKAAN BUMI YANG TERDIRI DARI SUATU SISTEM YANG KOMPLEKS YANG TERBENTUK OLEH PENGARUH TIMBAL-BALIK ANTARA BATUAN INDUK, AIR,
IKLIM, TUMBUHAN DAN HEWAN, MANUSIA SERTA BENTUK FISIOGNOMINYA SELAMA PERIODE WAKTU TERTENTU
MEMBENTUK SUATU KESATUAN YANG DAPAT DIBEDAKAN (VAN ZUIDAM ET AL; 1979)
A. Visualisasi Bentanglahan:
Karakteristik alami dan non-alami dari ruang di permukaan maupun dekat
permukaan bumi, yang bersifat dinamis. Hasil suatu perubahan
berkesinambungan dari interaksi dinamis antar geosfera (Bentanglahan merupakan ekspresi hubungan erat antar geosfera).
B. Unit Bentanglahan:
f (L, T, V, M)(Landform, Tanah, Vegetasi,
Manusia)
C. Unit Bentuk Lahan (Landform):f (R, P, S, B, W)(Relief/topografi, Proses, Struktur,
Batuan, Waktu)
D. Penekanan Analisis Bentanglahan:
- Bentanglahan untuk manusia- Pengaruh negatif dan positif
manusia terhadap bentanglahan
E. Jenis-Jenis Bentang lahan
1. Natural Landscape (NL) Bentangalam alami, merupakan
fenomena/perwujudan di muka bumi. Misal: gunung, laut.
2. Physical Landscape (PL) Bentangalam alami yang masih didominasi
unsur-unsur alam, yang diselang-seling dengan kenampakan budaya. Misal: jembatan, jalan.
3. Sosial Landscape (SL) Bentangalam dengan kenampakan fisik dan sosial
yang bervariasi karena adanya heterogenitas adaptasi dan persebaran penduduk terhadap lingkungannya. Misal: kota dan desa dengan berbagai fasilitas individual maupun publiknya.
4. Economical Landscape (EL) Bentangalam yang didominasi oleh bangunan
beragam yang berorientasi ekonomis. Misal: daerah industri, daerah perdagangan, daerah perkotaan, daerah perkebunan, dll.
5. Cultural Landscape (CL) Bangunan/unsur budaya dengan natural feature
sebagai latar belakangnya. Misal: daerah pemukiman dengan kelengkapan sawah, kebun, pekarangan.
Konsep geomorfologi (Thornbury, 1969).
1. Hukum-hukum fisika, kimia dan biologi pembentuk permukaan bumi yang berlangsung saat ini juga berlangsung pada masa lampau meskipun dengan intensitas yang berbeda.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol paling dominan dalam evolusi bentuklahan dan akan tercermin dalam bentuklahan
3. Relief muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya terjadi karena derajat pembentukannya yang berbeda
4. Proses-proses geomorfologi akan meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada bentuklahan dengan karakteristik tertentu.
5. Tenaga erosional yang bekerja di permukaan bumi berbeda-beda, maka akan menghasilkan tingkat perkembangan yang berbeda.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dijumpai dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana.
7. Bentuklahan di permukaan bumi yang berumur lebih tua dari Tersier jarang sekali dijumpai dan kebanyakan berumur Kuarter.
8. Penafsiran secara tepat terhadap bentangalam saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi yang terjadi selama zaman Kuarter.
9. Pemahaman iklim dunia sangat penting untuk memahami proses geomorfik yang berbeda-beda.
10. Walaupun fokus geomorfologi pada bentuklahan masa kini, namun untuk mempelajari diperlukan pengetahuan sejarah perkembangannya.
1. BENTUK LAHAN
Bentuk lahan dikaji secara kuantitatif maupun kualitatif (morfometri) dimana tujuannya mendiskripsikan relief bumi. Bentuk lahan konstruksional misalnya gunung api, patahan, lipatan, dataran, plato, dome dan pegunungan kompleks. Sedangkan bentuk lahan distruksional meliputi bentuk lahan erosional, residual dan deposisional. Cabang yang mengkaji tentang bentuk lahan disebut Geomorfologi Statis.
2. PROSES Mengkaji proses yang mengakibatkan perubahan
bentuklahan dalam jangka pendek (singkat), meliputi aspek:
1. Morfostruktur pasif: Meliputi litologi (tipe dan struktur batuan) yang
berhubungan dengan pelapukan mekanis, kimia dan biologis.
2. Morfostruktur aktif: Meliputi tenaga endogen atau tektonisme yang
menghasilkan lipatan dan patahan
3. Morfostruktur dinamik: Berupa tenaga eksogen yang berhubungan dengan tenaga
air, angin, gelombang, es, gerak masa batuan dan vulkanisme
3. GENESIS(Cara Terbentuknya)
Cara terbentuknya bentuk lahan dan perkembangan selanjutnya dalam waktu yang lama dikaji dalam Geomorfologi Genetik. Bentuk muka bumi disebabkan oleh adanya tenaga Geologi.
Menekankan pada evolusi perkembangan bentuklahan (morfokronologi), menentukan dan memerikan bentuklahan dan proses yang mempengaruhi dari segi umur relatif dan umur mutlak.
4. LINGKUNGAN1. Karena pembentukan bentang lahan
ditentukan oleh banyak faktor (topografi, bahan induk, iklim, organisme dan waktu) maka kaitan antar bentanglahan dg lingkungan banyak ditemukan
2. Kaitan antar aspek-aspek yang ada (bentang lahan, proses, dan genesis) dengan aspek lingkungannya misalnya: kaitan antara bentang lahan dengan air tanah dsbnya,
Berdasarkan genesisnya bentuk lahan dibagi menjadi 10 kelas utama
1. Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan kubah dan sebagainya.
2 . Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat
aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava.
3. Bentuk lahan asal denudasional, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak.
4. Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine.
5. Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit), tombolo, laguna.
6. Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena.
7. Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal, transversal,bintang.
8. Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala, polje, gua karst.
9. Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
10. Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia contohnya kota, pelabuhan.