kualitas air

25
Laporan Manajemen Kualitas air I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih kurang perempat bagian dari permukaan bumi tertutup oleh air. Dari segi ekosistem air dapat di bedakan menjadi air tawar, asin, laut, dan air payau. Dari beberapa air tersebut yang tersebar adalah air laut dan air payau, sisanya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidup. Perairan merupakan suatu tempat dimana makhluk hidup khususnya organisme akuatik melakukan proses kehidupannya dan sebagai tempat yang sangat penting bagi organisme tersebut. Suatu perairan didukung oleh faktor-faktor biotik dan abiotik yang akan saling berinteraksi satu sama lain. Perairan dapat dikategorikan beberapa jenis yang semuanya merupakan tempat yang baik untuk tempat budidaya yaitu terdiri dari laut, sungai, rawa, dan danau (Asmawi,1986).

Upload: abde-firmansyah

Post on 05-Dec-2014

148 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kualitas Air (Laporan)

TRANSCRIPT

Page 1: Kualitas Air

Laporan Manajemen Kualitas air

 I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Lebih kurang perempat bagian dari permukaan bumi tertutup oleh air. Dari segi ekosistem

air dapat di bedakan menjadi air tawar, asin, laut, dan air payau. Dari beberapa air tersebut yang

tersebar adalah air laut dan air payau, sisanya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh

manusia dan banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidup.

Perairan merupakan suatu tempat dimana makhluk hidup khususnya organisme akuatik

melakukan proses kehidupannya dan sebagai tempat yang sangat penting bagi organisme

tersebut. Suatu perairan didukung oleh faktor-faktor biotik dan abiotik yang akan saling

berinteraksi satu sama lain. Perairan dapat dikategorikan beberapa jenis yang semuanya

merupakan tempat yang baik untuk tempat budidaya yaitu terdiri dari laut, sungai, rawa, dan

danau (Asmawi,1986).

1 Air yang merupakan tempat hidup bagi organisme akuatik ataupun organisme lainnya haruslah memenuhi beberapa faktor-faktor yang mendukung yaitu dari segi Kimia, Fisika maupun Biologi. Dari segi kimia air sebagai pembentuk unsur-unsur hara, mineral, gas-gas terlarut dan sebagainya. Dari segi fisika air merupakan tempat hidup yang menyediakan ruang gerak bagi organisme didalamnya. Dari segi biologi air merupakan media untuk kegiatan biologi dalam pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik (Jangkaru, 1999).

Oleh karena itu untuk mengetahui faktor-faktor atau parameter-parameter serta kadar

yang terkandung di dalam perairan tempat budidaya, maka dilakukan Praktek Lapang

Manajemen Kualitas Air.

1.2  Tujuan dan Kegunaan

Page 2: Kualitas Air

Tujuan dilakukan Praktek Lapang Manajemen Kualitas Air adalah untuk mengetahui

apakah kualitas perairan yang terdapat pada kolam penduduk desa Tulo telah memenuhi syarat

untuk kegiatan budidaya atau tidak. Sedangkan kegunaan dari praktek ini adalah mahasisiwa

dapat mengetahui dan memecahkan masalah yang di hadapi oleh masyarakat desa setempat.

  

 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi Kolam

Kolam dalam pengertian teknis adalah suatu perairan buatan yang luasnya terbatas,

sengaja dibuat manusia dan mudah dikuasai. Mudah dikuasai di sini berarti mudah diisi air,

mudah dikeringkan, dan mudah diatur menurut kehendak kita (Susanto, 2009).

Kolam berbentuk segi tiga berfungsi membentuk badan air di dalamnya yang dalam,

dangkal, deras, tenang, dan tanpa endapan di dasarnya (Jangkaru, 2000).

2.2  Parameter Biologi Air

2.2.1 Flora ( Tumbuhan Tingkat Tinggi)

Tumbuhan air atau hidrofolik ialah golongan yang mencakup semua tumbuhan yang hidup

di air Bersauh (berakar dalam lumpur dan dasar air) atau tidak. Disamping tipe mikroskopik

yang mengapung bebas dan berenang-renang yang merupakan dasar utama pembentukan

kategori tersendiri yang di sebut plankton. Golongan hidrofolok cenderung melintas memotong

golongan lainnya dan dengan itu sering ditiadakan dari spectrum biologi (Polunin, 1994).

 

Flora di suatu wilayah yang biasanya dijelaskan dalam istilah biologi untuk menyertakan genus dan spesies tanaman hidup, pilihan mereka tumbuh berkembang biak atau kebiasaan, dan

Page 3: Kualitas Air

sambungan ke satu sama lain di lingkungan juga (http://ferrytaryono.wordpress.com/2009/08/06/pengertian-flora-fauna/).

2.2.2 Fauna ( Hewan Tingkat Tinggi)

Menurut Odum (1996), Pada perairan tawar, hewan yang paling umum mendominasi

adalah hewan-hewan dari golongan hewan bertulang belakang yakni ikan. Ikan-ikan tersebut

berada pada setiap lapisan perairan baik pada zona litoral dan zona limnetik. Hal ini disebabkan

oleh kemampuan gerak ikan. Biasanya ikan-ikan bergerak bebas antara zona litoral dan limnetik,

akan tetapi sebagian besar ikan-ikan menghabiskan waktunya di daerah litoral dan kebanyakan

dari mereka berkembangbiak di daerah tersebut.

2.3  Parameter Kimia Air

2.3.1 pH

Air hujan pada umumnya bersifat asam akibat kontak dengan karbondioksida dan senyawa

sulfur alami di udara. Sulfur dioksida, nitrogen oksida serta hasil emisi industri lainnya akan

lebih meningkatkan ke asaman air hujan. Adapun air murni bersifat netral (PH 7), pada kondisi

demikian maka ion-ion penyusunnya (H+ dan OH) akan terdisosiasi pada keadaan setimbang

(Irianto, 2005).

Menurut Susanto (1991), keasaman air atau yang populer dengan istilah pH air sangat

berperan dalam kehidupan ikan. Pada umumnya pH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan

berkisar antara 6,7 – 8,6. Namun begitu, ada jenis ikan yang karena hidup aslinya di rawa-rawa,

mempunyai ketahanan untuk tetap bertahan hidup pada kisaran pH yang sangat rendah ataupun

tinggi, yaitu antara 4 – 9, misalnya ikan sepat siam.

Page 4: Kualitas Air

2.3.2 Oksigen Terlarut (DO)

Menurut Mills dalam Effendi (2003), Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210

ml/liter. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang

terlarut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan

tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan

atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil.

Menurut Zonneveld dalam Kordi (2004), Kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek, yaitu

kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada

keadaan metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari

spesies tertentu di sebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan, yang

mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam

sel darah.

 Proses respirasi akar tanaman air yang menyerap oksigen dari udara dan melepaskan

karbondioksida yang menyebabkan aerasi buruk akan terjadi akumulasi karbondioksida dan

defisit oksigen. Konsekuensinya respirasi akar dan aktifitas mikrobia aerobik mutlak

membutuhkan oksigen yang terlibat dalam penyediaan hara akan terganggu (Hanafiah, 2005).

2.3.3 Karbondioksida Terlarut

Proses oksidasi akan mengeluarkan gas karbondioksida terlarut yang akan di gunakan lagi

oleh tumbuhhan air untuk melakukan proses fotosintesis. Bakteri aerob yang hidup dalam air

juga membutuhkan oksigen dalam proses pencernaan bahan organik yang berada dalam air

(Khiatuddin, 2003).

Gas karbondioksida di atmosfer, bersama-sama dengan gas hidrogen monoksida (HO), gas

metan (CH4) juga disebut gas-gas rumah kaca karena gas-gas tersebut ikut berperan terhadap

Page 5: Kualitas Air

terjadinya proses pemanasan global melalui peranannya dalam meningkatkan suhu atmosfer

(Asdak, 2007).

Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam jumlah atau kadar

tertentu, karbondioksida ini dapat merupakan racun. Ikan mempunyai naluri yang kuat dalam

mendeteksi kadar karbondioksida dan akan berusaha mengghindari daerah atau area yang kadar

karbondioksidanya tinggi (Lesmana, 2005).

 2.3.4 Alkalinitas

Kapasitas air tawar di tentukan oleh alkalinitas karbonat dan secara umum di gambarkan

sebagai setara dengan mg/liter kalsium karbonat (Irianto, 2005).

Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang

diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan

asam tanpa penurunan nilai pH larutan (http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas).

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat

dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar

(http://maswira.wordpress.com/2009/02/01/alkalinitas/).

2.3.5 Kesadahan

Menurut untung (2002), kesadahan air menunjukkan tingkat kandungan mineral seperti

kalsium, magnesium dan seng di dalam air. Jika kandungan unsur-unsur mineral tersebut tinggi

maka air tersebut termasuk “keras” (hardness).

Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap

jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya.  Disamping

itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk

memanipulasi nilai pH. (http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).

Page 6: Kualitas Air

2.3.6 Ca dan Mg

Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah

ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula

mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur

sehingga diabaikan (http://www.geocities.com/wpurwakusuma/parameter_air.htm).

Nilai kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk menganalisis pengaruh

litologi terhadap komposisi kimia air tanah. Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan

parameter besar kecilnya pengaruh pelarutan litologi dalam air

(http://wiretes.wordpress.com/2010/01/14/sifat-kimia-airtanah/).

2.4  Parameter Fisika Air

2.4.1 Salinitas

Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi

dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi

laju pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya

kelangsungan hidup (http://nopensetiawan.blogspot.com/2008/05/pengaruh-salinitas-terhadap-

pertumbuhan.html).

Page 7: Kualitas Air

Brotowidjoyo (1995), reproduksi pada ikan dipengaruhi oleh kadar air, air juga

mempengaruhi distribusi dan lama hidup ikan serta orientasi migrasi. Kadar garam yang

terkandung dalam air dapat juga mempengaruhi regulasi osmotik dan menentukan banyaknya

telur-telur ikan dalam kolam budidaya atau mempengaruhi reproduksi ikan.

2.4.2 Suhu

Suhu suatu perairan sangat dipengaruhi oleh musim, lintang dan ketinggian dari

permukaan laut. Waktu dalam suatu hari dan sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta

kedalaman dari perairan. Menurut pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu kisaran 25

– 32 ºC (http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).

Menurut Irianto (2005), organisme air memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan

dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan

dan resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan mengalami stres bila terpapar pada suhu

diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air

mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan

berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung.

Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme

dari makhluk hidup. Hal ini terbukti dari jumlah plankton yang banyak terdapat pada daerah

yang beriklim sedang dibandingkan dengan daerah yang beriklim panas yang mempunyai jumlah

plankton yang sedikit. Pada perairan yang terdapat pada iklim yang panas proses perombakan

berlangsung dengan cepat sehingga plankton-plankton yang dihasilkan didaerah tersebut tidak

mempunyai kesempatan untuk mencapai jumlah yang besar. Selain itu juga, Suhu mempunyai

kadar oksigen yang terlarut mengalami kejenuhan oksigen (Asmawi, 1986).

2.4.3 Kedalaman

Page 8: Kualitas Air

Dilihat dari kedalamannya, suatu perairan dapat dibedakan menjadi dua zona atau

mintakat yakni zona litoral yang dangkal dan masih bisa ditembus oleh cahaya matahari, zona

profundal merupakan zona yang tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari. Kedua zona ini

merupakan bagian dari zona benthal (Barus, 2002).

2.4.4 Kecerahan, Kekeruhan dan Warna perairan

Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya

yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air.

Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam

badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan

proses fotosintesis (Asdak, 2007).

Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagian cahaya yang diteruskan.

Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan yang diungkapkan dengan satuan meter

sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran dan padatan tersuspensi. Selain itu

kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka

daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya

(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).

 III. METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Lapang Mata Kuliah Manajemen Kualitas Air ini dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 01 Juni 2011, bertempat di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Desa Tulo, Kecamatan

Dolo, Kabupaten Sigi.

Page 9: Kualitas Air

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, dan alat dokumentasi.

Bahan yang gunakan adalah kuisioner untuk wawancara.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun cara kerja praktek lapang manajemen kualitas air ini adalah dengan melakukan

pengamatan langsung pada tempat atau wadah yang di gunakan untuk budidaya ikan lele di balai

benih ikan di desa tulo serta melakukan wawancara kepada masyarakat setempat yang memiliki

kolam mengenai kualitas air pada kolam pembudidaya.

IV.          

 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktek lapang yang telah dilakukan di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS)

Tulo diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Parameter Kualitas Air Saat Pengamatan

NoParameter

Biologi Kimia Fisika

1. BBI -     Keong Mas

-     Ikan Mas

-     Ikan Lele

Tidak Ada-       Suhu 27 0C-37 0C

-       Kedalaman 15 cm

untuk kolam

Page 10: Kualitas Air

penampungaan benih

-       Kedalaman ± 30 cm

untuk kolam

pembesaran

2.Kolam

Masyrakat

        Kangkung

        Bunga Teratai

        Keong Mas

        Ikan Mas

        Ikan Nila

Tidak Ada

-       Suhu 27 0C-37 0C

-       Kedalaman kolan

pembesaran ± 40 cm

 Tabel 2. Parameter Kualitas Air Saat Perlakuan

N

o

Paramete

r

Perlakuan

BBI Kolam

Masyarakat

1. Biologi -    Keong Mas

:

Disimpan

dalam bak

yang berada

di sebelah

bak

penampung

-    Keong mas:

masyarakat

biasanya

menanganinya

dengan

mengunakan

pestisida yang

diberikan pada

Page 11: Kualitas Air

an ikan

karena dapat

dijadikan

Pakan alami

untuk ikan

lele.

-    Ikan Mas:

apabila

keadaan air

menjadi

keruh maka

segera

dilakukan

pergantian

air.

-    Ikan Lele:

apabila

keadaan air

menjadi

keruh maka

segera

dilakukan

pergantian

saat persiapan

lahan. Atau

mengangkat satu

persatu koeng

tersebut dari

kolam kemudian

memusnahkann

ya.

-    teratai dan

kangkung:

dibiarkan

disekitar kolam

karena

kangkung juga

dapat di jadikan

pakan alami

bagi ikan.

-    Ikan mas dan

ikan nila:

merupakan

organisme yang

bidudidayakan.

Page 12: Kualitas Air

air.

2. Kimia -   

Pengapura

n:

dilakukan

pada saat

persiapan

lahan atau

sebelum

penebaran

benih.

Pengapuran

bertujuan

untuk

menaikkan

pH tanah

yang

bersifat

asam

menjadi

netral.

-    tidak ada

3. Fisika -   

Kekeruha

-    Suhu:

tergantung pada

Page 13: Kualitas Air

n:

dilakukan

Penyaringan

dengan

mengunaka

n batu dan

ijuk.

-    Konstruksi

bak

penyaringa

n:

dibuat

zigzag

bertujan

agar kualitas

air terjaga

dan kotoran

atau lumpur

dapat

mengendap.

kedalaman

kolam dan

melakukan

pengisian air.

4.2  Pembahasan

4.2.1 Parameter Biologi Air

Page 14: Kualitas Air

Dari hasil praktek di Balai Benih Ikan Sentral di desa Tulo kami menemukan bahwa

organisme-organisme yang terdapat di dalam maupun sekitar kolam pemijahan seperti keong

mas dapat di manfaatkan sebagai pakan alami bagi ikan-ikan yang di budidayakan, karena

keong memiliki nilai protein yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa disatu sisi keong mas dianggap

sebagai hama, tapi disisi lain keong sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi alternatif bagi

ternak dan ikan. Keong mas (setelah dicincang) merupakan makanan campuran sebagai sumber

protein yang murah. Selain mengandung banyak protein, keong mas juga kaya akan kalsium

http://wahyonouji76.wordpress.com/2009/03/25/keong-mas-sebagai-nutrisi-alami-alternatif-

edited-by-uji-wahyono/).

Pada kolam masyarakat, keong mas merupakan hama yang dapat mengganggu ikan-ikan

yang di budidayakan oleh masyarakat. Karena jumlahnya berlebihan, maka masyarakat perlu

melakukan pemberantasan keong ini secara masal. Masyarakat di desa tulo yang memiliki kolam

melakukan pemberantasan keong ini dengan menggunakan pestisida. Karena keong sangat cepat

untuk berkembang biak jika di biarkan. Sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa

keong emas merupakan hama yang cepat berkembang biak jika tidak dibasmi. Selain menabur

racun, keong emas juga dapat di basmi dengan cara dipungut langsung yang selanjutnya dibakar

atau dihancurkan (http://www.waspada.co.id/index.php?

Itemid=26&catid=13:aceh&id=167932:keong-emas-resahkan-

petani&option=com_content&view=article).

4.2.2 Parameter Kimia Air

Pengapuran kolam di Balai Benih Ikan Sentral di desa Tulo dilakukan bertujuan untuk

menaikkan pH tanah yang masam menjadi netral selain itu pengapuran juga bertujuan untuk

Page 15: Kualitas Air

membunuh hama dan penyakit pada bak. Jika tidak dilakukan pengapuran, maka tingkat

keasaman tanah akan dapat mengakibatkan kematian pada organisme yang di budidayakan.

Sesuai dengan adanya pernyataan yang menyatakan bahwa pengapuran dan pemupukan kolam

tujuannya yaitu untuk membunuh bibit penyakit

(http://hobiikan.blogspot.com/2010/01/pengapuran-dan-pemupukan-kolam-ikan.html).

4.2.3 Parameter Fisika Air

Pada bak penampungan di Balai Benih Ikan Sentral Desa Tulo, suhunya mencapai ± 27

0C – 37 0C. Ini merupakan suhu yang normal yang bisa di toleransi oleh organisme yang di

budidayakan. Sesuai pernyataan yang menyatakan bahwa suhu suatu perairan sangat dipengaruhi

oleh musim, lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Suhu perairan yang optimal yaitu

kisaran 25 – 32 ºC (http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).

Untuk kedalaman pada bak penampungan mencapai ± 15 cm sedangkan kedalaman

kolamnya mencapai ± 30 cm. Berbeda dengan apa yang kita lihat pada kolam masyarakat di

desa tulo, kedalaman kolamnya mencapai ± 40 cm. Hal ini bertujuan untuk menjaga volume air

pada kolam tetap terjaga. Kolam yang ada di Balai Benih Ikan Sentral Desa Tulo lebih baik di

bandingkan dengan kolam masyarakat setempat, karena kolam tanah pada umumnya volume

airnya tidak menentu karena beberapa faktor, biasanya terjadi kerusakan pematang, dan terdapat

lubang-lubang pada pematang yang diakibatkan oleh hewan perusak yang menyebabkan air

dapat keluar. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kondisi kolam tanah

rentan terhadap terjadinya kebocoran kolam akibat hewan perusak seperti kepiting, dan akibat

tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, pada kolam tanah sulit

untuk mengontrol hewan predator, sulit mengontrol debit air yang masuk

(http://hobiikan.blogspot.com/2010/01/kekurangan-dan-kelebihan-kolam-tanah.html).

Page 16: Kualitas Air

  

V.              

 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Lapang Mata Kuliah Manajemen Kualitas Air, maka dapat

ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1.       Keong emas dan kangkung dapat di jadikan pakan alami bagi ikan.

2.       Nilai pH dapat dinaikkan hingga menjadi normal dengan melakukan pengapuran pada kolam

namun dalam jumlah yang diperhitungkan

3.       Suhu perairan yang optimal yaitu berkisar antara 25 – 32 ºC.

4.       Kondisi kolam tanah rentan terhadap terjadinya kebocoran di bandingkan dengan kolam beton.

5.2    Saran

Dari data praktek lapang di desa Tulo, kecamatan Dolo, kabupaten Sigi kami sebagai

praktikan ingin menyarankan untuk praktikum selanjutnya alat yang di gunakan lebih lengkap

agar praktikan dapat mengukur parameter kimia pada kolam-kolam masyarakat.