kti eni nofaliya

Upload: setiowagiyanto

Post on 08-Jul-2015

315 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARATERISTIK IBU DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI BALITA ( 3 5 TAHUN ) DI WILAYAH PUSKESMAS NUSA INDAH TANAH PATAH BENGKULU TAHUN 2011

Disusun Oleh :

ENI NOFALIYA NIM : PO 5130008 036

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU JURUSAN GIZI TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KARATERISTIK IBU DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI BALITA ( 3 5 TAHUN ) DI WILAYAH PUSKESMAS NUSA INDAH TANAH PATAH BENGKULU TAHUN 2011

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah 1

Disusun Oleh :

ENI NOFALIYA NIM : PO 5130008 036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU JURUSAN GIZI TAHUN 2011

Motto &PersembahanMotto :Kegagalan Adalah Kesuksesan Yang Tertunda. Tiada Keberhasilan Tanpa Usaha & DOA Seseorang Akan Maju Bila Dapat Membedakan Mana Yang Benar Dan Mana YangSalah,Yang Baik Dan Buruk, Bila Dalam Bersikap , Selalu Menyampaikan Apa Yang Diperbuat, Serta Selalu Berbuat Apa Yang Dikatakan, Sebaliknya Akan Mundur Bila Tidak Mensyukuri Apa Yang Telah Diperoleh, Dan Bersikap Mau Menang Sendiri Dengan Mencari Kesalahan Dan Kelemahan Orang Lain, Padahal Dia Maklum Mengapa Kekurangan Itu Bisa Terjadi, Karena Telah

Mengalami Dan Permasalahan Itu.

Mengetahui

Liku-Liku

KTI ini Ku Persembahakan untuk :Allah SWT, ALHAMDULILLAHIRABBILALAMI N, puji syukur kehadirat MU ya Rabb, sandaran hidupku, tempatku bersersah diri, kebesaran Mu tak kan pernah ku ragukan ya Rabb.. My lovely family,, Ayah ku tercinta (A.Taher) penopang dan penuntun jalan hidupku, ibu ku tersayang (Rodia) motivator utama ku,hanya dengan mengingat betapa besar kasihmu semangatku tak kan pernah layu kasih-sayangmu tak kan pernah pudar , aku mencintaimu ayah dan ibuku sayang, Adikku (Lidia Kontesa) dan kakakku ( Harmanto) yang sangat kusayangi,

penyemangat setiap langkahku, i love you brothers. Keluarga besarku, kedua nenek-kakekku yang selalu mendoakanku, Uwak-Uwak, Mak wo, Bakwo, Pak cik, Makcik, Oom, Tanteku, Sepupu-sepupuku yang nggak bisa aku sebutin satu-satu, yang sudah banyak membantuku, keponakan-keponakanku tercinta yang lucu-lucu yang selalu menjadi penghiburku. Seseorang yang namanya tertulis di hatiku yang sudah banyak membantuku Untuk Si hitam dan biru donkker dan almamaterku yang selalsu menemani di setiap saat aku butuhkan Sahabat-sahabat ku tersayang Thanks atas dukunga dan doanya.Teman-teman se-angkatan dan Teman teman seperjuangan ku : Untuk kiki, terimakasih sudah mengantar aku kemana-mana dan yang selalu membantu ku.

Untuk rekan-rekan RSIJ (ica sijangkung, meka sidewasa, iviet sipendiam, leni sicantik dan nuro siideal ) yang selalu kocak dan sabar . Untuk rekan-rekan Pagar Agung (kiki, septi, medan, yeni, berta, pak yuni, nezi. Serta untuk semua teman-teman yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebaikan yang telah kalian berikan ke padaku selama ini Untuk Semuanya, perjalan masih panjang sobat,tetap semangat dan saling dukung ya, be dbest 4ever. Seluruh Dosen,Staff POLTEKKES BENGKULU Jurusan Gizi Pembimbingku,yang sudah sabar banget bimbing aku, serta temen-temen yang berada di kampus lain untuk kalian semuanya,makasih,makasih,Cuma ini yang bias aku ucapin,makasih semuanya.

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah serta kemudahan yang diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Hubungan karateristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita diwilayah kerja puskesmas nusa indah tanah patah Bengkulu ini untuk memenuhi karya tulis ilmiah. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penyusun telah mendapatkan masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nur Elly, Skp. M.kes selaku Direktur Poltekkes Bengkulu 2. Bapak Tonny Cortis Maigoda, SKM.MA Selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Bengkulu 3. Pak Tonny Cortis Maigoda, SKM.MA selaku pembimbing I dalam penyusunan karya tulis ilmiah 4. Pak Dahrizal, SKp.MPH selaku pembimbing II dalam penyusunan karya tulis ilmiah 5. Seluruh dosen yang telah memberikan masukan guna terselesaikannya karya tulis ilmiah ini 6. Ayah dan ibuku tercinta serta kakak dan adik ku tersayang, terima kasih yang tak terhingga atas segala doa-doanya untuk penulis

7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan kritik dan saran guna membantu terselesaikannya karya tullis ilmiah ini.

Penulis mengharapkan saran-saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Bengkulu , 15 Agustus 2011

Bengkulu

ABSTRAK Berdasarkan prevalensi. Secara umum prevalensi gizi buruk di Provinsi Bengkulu adalah 4,8% dan gizi kurang 12,0%. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita (35 tahun) di wilayah kerja puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu Tahun 2011 Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang di ambil adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita usia 3-5 tahun dengan menggunakan uji-square, pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan kriteria inklusi dan eklusi (85 sampel). Pengolahan data dilakukan dengan program komputeri. Analisa univariat disajikan secara deskriftif dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square dan corelation. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 20 tahun (85,9%), jenis pekerjaan kebanyakan ibu rumah tangga (57,6%), pendidikan tinggi (63,5%), pengetahuan baik (88,2%) dengan uji Chi-square . Sebesar 82,4% balita asupan karbohidrat kurang dari AKG, protein (92,9%) asupan baik, lemak (97,6%) asupan baik dan energy (54,1%) kurang, dengan uji corelasi didapat ada hubungan karbohidrat, protein dengan status gizi, sedangkan asupan zat gizi yang lain (makro) tidak ada hubungan dengan status gizi balita di wilayah puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu. Pada penelitian ini diperoleh bahwa pekerjaan (57,6%) tidak bekerjan, pendidikan (63,5%) tinggi. penelitian ini juga ada hubungan pengetahuan ibu tentang menu seimbang dan umur ibu dengan status gizi balita berdasarkan kesimpulan BB/U, dimana berdasarkan uju chi-square diperoleh P value 0,002 < (0,05). Ada hubungan umur ibu dengan status gizi balita berdasarkan uji chi-square diperoleh p value 0,004 < (0,05). Diperlukan upaya untuk memberi informasi atau penyuluhan kepada orang tua balita tentang kesehatan khususnya masalah status gizi balita sehingga gizi balita tetap normal.

Kata kunci : Karakteristik, Asupan Zat Gizi Makro, Status Gizi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU ......................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

i i ii iii iv v vii viii ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1 Latar belakang ............................................................................... 1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 1.4 Manfaat penelitian ......................................................................... 1.5 Keaslian penelitian ........................................................................

1 1 5 5 6 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2.1 Status gizi ....................................................................................... 2.2 Penilaian status gizi secara langsung ............................................. 2.3 Indek antropometri ......................................................................... 2.4 Penilaian status gizi secara tidak langsung .................................... 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ................................ 2.6 Metode pengukuran konsumsi makanan ........................................ 2.7 Standar asupan ................................................................................ 2.8 Karateristik ..................................................................................... 2.9 Hubungan Pekerjaan Ibu dengna Status Gizi Balita ..................

9 9 10 12 15 17 19 21 21 26

2.10 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Balita .............. 2.11 Hipotesis Penelitian ....................................................................

27 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 3.1 Desain penelitian ........................................................................... 3.2 Kerangkah konsep .......................................................................... 3.3 Rancangan penelitian ..................................................................... 3.4 Definisi operasional ........................................................................ 3.5 Lokasi dan waktu penelitian ........................................................... 3.6 Variabel penelitian ......................................................................... 3.7 Teknik pengambilan data ............................................................... 3.8 Jenis data ........................................................................................

29 29 29 30 30 30 33 33 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 39 1. Jalan Penelitian ......................................................................................... 39 2. Hasil Penelitian ........................................................................................ 39 a. Analisis Univariat................................................................................ 40 b. Analisis Bivariat ................................................................................. 42 B. Pembahasan .................................................................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................... 54 B. Saran ................................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ...58 LAMPIRAN ......................................................................................................... 60

DARTAR TABEL

Nomor Tabel 2.2

Judul

Halaman

Baku antropometri menurut standar WHONCHS

16

4.1

Distribusi Frekuensi status gizi gizi Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Distribusi Frekuensi karakterisrik ibu dan status gizi di puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu Tahun 2011 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat, protein Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Distribusi frekuensi asupan lemak, energy Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Hubungan karakteristik ibu dengan Status Gizi Balita (3 5 Tahun) di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu Hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas nusa indah tanah pata bengkulu tahun 2011 Hubungan Asupan protein dan lemak dengan status gizi pada balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas nusah indah tanah patah bengkulu Hubungan Asupan Energi dengan status gizi pada balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas nusah indah tanah patah bengkulu

40

4.2

40

4.3 & 4.4

41

4.5 & 4.6

42

4.7

43

4.8

44

4.9 & 4.10

45

4.11

46

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar 3.1 Kerangka konsep

Judul

Halaman

30

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran 1 2 3 4 Kuesioner Food recall Master Tabel Table angkah kecukupan gizi

Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arah dan kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan, diantaranya menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk di dalamnya keadaan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada

umumnya (suhardjo, 2003). Anak balita (1-5 tahun) merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (KEP) atau termasuk salah satu kelompok masyarakat yang rentan gizi, gizi kurang atau gizi buruk pada balita dapat berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani, pertumbuhan terhambat, penyakit tertentu dan kecerdasan mereka. (Ahmad Djaeni, 2000) Persentase balita menurut status gizi di indonesia dilaporkan bahwa pada tahun 2003 terdapat balita dengan status gizi buruk sebesar 8,55%, gizi kurang sebesar 19,62%, gizi normal sebesar 69,59%,dan gizi lebih sebesar 2,24%.(Depkes RI, 2006). Secara umum prevalensi gizi buruk di Provinsi Bengkulu adalah 4,8% dan gizi kurang 12,0%. Sebanyak 4 Kabupaten masih memiliki prevalensi gizi buruk di atas prevalensi nasional dan kabupaten/kota lainnya sudah berada di bawah prevalensi nasional, yaitu : Bengkulu Utara, Kaur, Seluma Lebong dan Kota Bengkulu. Prevalensi gizi buruk dan kurang di Provinsi Bengkulu adalah 16,8%. Bila dibandingkan dengan target pencapaian program perbaikan gizi (RPJM) tahun 2015

1

2

sebesar 20% dan target MDGs untuk Indonesia sebesar 18,5%, maka di Provinsi Bengkulu target tersebut sudah terlampaui. Namun pencapaian tersebut belum merata di 9 kabupaten/kota. (Riskesda 2007) Anak balita mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga memerlukan zat-zat makanan yang relative lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi. hasil pertumbuhan menjadi dewasa sangat tergantung dari kondisi gizi dan kesehatan sewaktu masa balita. Status gizi dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya yaitu status gizi langsung dan tidak langsung, pengasuhan sangat

berperan dalam proses tumbuh kembang anak serta melalui zat gizi makanan yang diberikan. Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh karakteristik ibu dan asupan makanan. (Ahmad Djaeni, 2000). Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawata anak, Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. pendidikan ini diperlukan agar seseorang tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya untuk menangani gizi kurang. (Depkes RI, 1990) Rendahnya pengetahuan ibu merupakan factor penyebab mendasar terpenting karena sangat mempengaruhi tingkat kemampuan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang ada untuk mendapatkan kecukupan serta

3

Pengetahuan gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor, Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dan harus dimiliki oleh ibu sebagai orang yang mempunyai peranan besar dalam menentukan konsumsi makanan anak balita disamping pendidikan yang pernah dijalani, faktor lingkungan sosial dan frekuensi kontak dengan media massa juga mempengaruhi pengetahuan gizi. Salah satu sebab gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemauan untuk menerapkan informasi. ( Himawan, 2006 ) Umur yang baik bagi ibu untuk menikah adalah umur 20 - 35 tahun, karena pada umur yang kurang dari 20 tahun kondisi ibu masih dalam pertumbuhan, sehingga asupan makanan lebih banyak digunakan untuk mencukupi kebutuhan si ibu. surpei awal yang dilakukan terdapat bahwa memang ada di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah kota Bengkulu yang menikah dibawah umur 20 tahun, Umur ibu juga bisa mempengaruhi status gizi anak karena belum mengertinya cara pengasuhan dan mendidik anak secara benar dan asupan zat gizi yang bagaimana yang baik untuk balitanya dan pemberian makanan yang harus disesuaikan dengan usia anak balita. (unicef, 2002 ) Beban kerja yang berat pada ibu yang melakukan peran ganda dan beragam akan dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan status gizi anak balitanya, pada dasarnya hal ini dapat dikurangi dengan merubah pembagian kerja dalam rumah tangga. Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering terkena KEP, beberapa kondisi yang merugikan penyediaan makan bagi kebutuhan balita ini, anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke orang dewasa, jadi masih

4

adaptasi. Anak balita masih belum dapat mengurus diri dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukan untuk makannya. (Ahmad Djaeni, 2000) Energy berlangsungnya manusia demi energy kehidupannya sangat ditentukan oleh atau bergeraknya proses-proses dalam tubuhnya, seperti

berlangsungnya proses peredaran / sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan, pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya. Selanjutnya bergerak melakukan berbagai kegiatan / pekerjaan fisik untuk semua diperlukan energy. Protein mempunyai fungsi sebagai zat pembangun, pertumbuhan dan pemeliharaa jaringan, menggantikan sel-sel yang mati. (Almatsir, 2002). Apabila kekurangan protein maka biasa mengakibatkan resiko kwashiorkor dan marasmus. Sedangkan kelebihan protein menyebabkan obesitas, dapat memberatkan ginjal dan hati, sehingga menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah dan deman.( Almatsir, 2002) Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan, fungsi karbohidrat terutama adalah sebagai sumber utama energy. Ada beberapa resiko yang berhubungan dengan karbohidrat, penyakit kurang kalori dan protein dan penyakit kegemukan dan obesitas yang penyebabnya adalah karena ketitidak seimbangan konsumsi makanan dan kebutuhan energy tubuh yaitu konsumsi yang lebih besar dari kebutuhan. ( Almatsir, 2002)

5

Lemak merupakan sumber tenaga kedua sesudah karbohidrat, disamping itu lemak juga dibutuhkan oleh tubuh kerena merupakan pelarut dari vitamin-vitamin A, D, E, dan K yang menyebabkan akan mengalami kekurangan vitamin-vitamin tersebut apabila tubuh mengalami kekurangan lemak. (Didik, 2001) Berdasarkan survey awal dari puskesmas nusa indah kota Bengkulu didapat 34 balita umur 3 5 tahun, dari 34 anak balita tersebut 2 balita gizi buruk, 21 gizi kurang, 11 gizi baik. Status gizi balita merupakan salah satu indicator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilayan status gizi adalah dengan melihat berat badan dibandingkan dengan umur yang menggunakan indeks berat badan menurut umur serta indeks tinggi badan menurut umur (BB/U). pada tahun 2009 diprovinsi Bengkulu dari 117.678 balita, yang ditimbang sebanyak 81,833 balita (46,1%). Dengan berat badan naik 61.336 (75%), dan jumlah balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 142 (0,2 %). ( propil kesprop Bengkulu, 2009) Wilayah kelurahan tanah patah merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan ratu agung dan termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Nusa Indah, Berdasarkan data yang diperoleh bahwa di Kelurahan tanah patah status gizi balita kurang sebanyak 11,40%. Sebagian besar ibu balita berpendidikan SMP 48,4%, Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara karakteristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita di Kelurahan tanah patah Kecamatan ratu agung.

6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita (3-5 tahun) di wilayah kerja puskesmas nusa indah tanah patah Bengkulu. 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita (3 5 tahun ) di Wilayah puskesmas nusa indah tanah patah Bengkulu. 1.1.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran status gizi balita 2. Untuk mengetahui gambaran umur ibu 3. Untuk mengetahui gambara pengetahuan ibu 4. Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu 5. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu 6. Untuk mengetahui gambaran asupan makan 7. Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan status gizi anak balita usia 3-5 tahun 8. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita usia 3-5 tahun 9. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi anak balita usia 3-5 tahun

7

10. Untuk mengetahui hubungan antarapekerjaan ibu dengan status gizi anak balita usia 3-5 tahun 11. Untuk mengetahui hubungan antara asupan makan ( karbohidrat, protein, lemak dan kalori ) dengan status gizi anak balita usia 3-5 tahun 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi Instansi Terkait Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas tentang karateristik ibu ( keterkaitan antara tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, umur ) dengan status gizi balita sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan program gizi kedepan yang lebih baik . 1.4.2 Bagi Masyarakat Memberikan masukan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu balita agar lebih mengerti dan memperhatikan kecukupan gizi balita agar selalu dalam kondisi status gizi baik dan terjaga kesehatannya. Bagi Masyarakat Terutama Kaum Ibu Dapat mengetahui pentingnya pengetahuan tentang gizi sehingga diharapkan (dalam mengkonsumsi makanan) selalu memperhatikan aspek gizi untuk makanan yang diberikan kepada balitanya. 1.4.3 Bagi Peneliti Sebagai latihan dalam memecahkan masalah-masalah gizi yang ada di masyarakat dalam lingkup mikro dan hasil penelitian itu dapat di gunakan sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya. 1.4.4 Bagi Jurusan gizi

8

Penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk diadakan penelitian selanjutnya tentang karakteristik ibu di wilayah yang lain. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan mendapatkan tambahan ilmu, pengalaman sehingga dapat menyampaikan pada masyarakat tentang cara-cara untuk meningkatkan status gizi balita 1.4.5 Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah Sebagai bahan referensi bagi para petugas kesehatan dan pemerintah sehingga mereka dapat memberikan informasi, arahan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu agar memperhatikan asupan makan dan perkembangan status gizi balitanya. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah diteliti oleh Arif Wahyu Himawan, 2006 pada wilayah kerja puskesmas di kelurahan sekaran kecamatan gunungpati semarang Tahun 2006, antara karakteristik ibu dan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas sekaran kecamatan gunung pati semarang tahun 2006, sedangkan peneliti ini meneliti Hubungan karateristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita (3 5 tahun) di wilayah kerja puskesmas nusa indah tanah patah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi Status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gizi kurang merupakan keadaan tidak seimbangnya konsumsi makanan dalam tubuh seseorang (I Dewa Nyoman, 2002). Status gizi yaitu keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Suhardjo, 2003). Zat gizi (nutrient) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,yaitu menghasilkan energy, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.(Almatsir,2002) Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsure ynag terdapat dalam makanan dan dapat mempengaruhi kesehatan. gizi adalah suatu proses organism menggubakan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolism, pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy. (Waryono, 2010 )

9

10

Penilaian keadaan gizi dari suatu kelompok individu atau masyarakat perlu memperhatikan 2 masalah dasar yaitu : pertama, memeriksa bagaimana hubungan antara tingkat hidup keluarga dengan status gizi masyarakat. Kedua, menelaah tingkat gizi secara individu atau perseorangan (I Dewa Nyoman, 2002). penilaian status gizi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. 2.2 Penilaian Status Gizi secara langsung Penilaian statu gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu : antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. 2.2.1 Antropometri Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. (supariasa, 2002) Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian ini bersifat sangat umum sekali. Pengertian dari sudut pandang gizi telah banyak diungkapkan oleh para ahli Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa : Nutritional Anthropometry is measurement of the Variations of the Physical Dimensions and the Gross Composition of the Human Body at Different age levels and Degree of Nutrition.

11

Dari definisi tersebut dapat ditarik pengertian bahwa antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. 2.2.2 Jenis parameter Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. 2.2.3 Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. 2.2.4 Berat badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi. Pada masa bayi balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.

12

2.2.5 Tinggi badan Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di samping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan. 2.2.6 Lingkar lengan atas Lingkar lengan atas dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga lebih murah. 2.2.7 Lingkar kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah hidrosefalus dan mikrosefalus. 2.2.8 Lingkar dada Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. 2.3 Indeks antropometri Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi, Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan baku HARVARD dan untuk lingkar lengan atas (LLA)

13

digunakan baku WOLANSKI. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). 2.3.1 Berat badan menurut umur Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat badan/umur digunakan sebagai salah satu cara mengukur status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka berat badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang. BB/U dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. BB sensitif terhadap

perubahanperubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga. (I Dewa Nyoman Supariyasa, 2002). 2.3.2 Tinggi badan menurut umur Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek.

14

Pengaruh definisi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relative lama. (I Dewa Nyoman Supariyasa, 2002). 2.3.3 Berat badan menurut Tinggi badan Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecapatan tertentu. indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). (I Dewa Nyoman Supariyasa, 2002). 2.3.4 Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. 2.3.4.1 Biokimia Yaitu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. 2.3.4.2 Biofisik Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik.

15

2.4 Penilaian Status Gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 penilaian yaitu : survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. 2.4.1 Survei konsumsi makanan Yaitu metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Penggunaannya dapat untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. 2.4.2 Statistik vital Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan lain-lain. Penggunaan

dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. 2.4.3 Faktor ekologi Penilaian yang didasarkan pada hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang di gunakan di indonesia adalah WHO-NCHS (Supariasa,2002) Untuk menentukan klasifikasi status gizi digunakan Z-skor sebagai batas ambang kategori. Standar deviasi unit (Z-score) digunakan untuk meneliti dan memantau pertumbuhan serta mengetahui klasifikasi status gizi.

16

Rumus perhitungan Z-skor adalah sebagai berikut : Z-skor : Nilai Individu subyek Nilai median baku rujukan Nilai simpangan baku rujukan

Dibawah ini adalah kategori status gizi menurut indikator yang digunakan dan batasan-batasannya, yang merupakan hasil kesepakatan nasional pakar gizi di Bogor bulan Januari 2000 dan di Semarang bulan Mei 2000.

Tabel 2.2 Baku Antropometri Menurut Standar WHO-NCHS

Indikator 1 Berat badan Gizi baik menurut umur Kurang (BB/U) Buruk Lebih

Status gizi 2

Keterangan 3 >-2 SD s/d + 2 SD >-3 SD s/d -3SD > + 2 SD

Sumber : Depkes RI, 2005

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu : makanan yang dimakan dan keadaan kesehatan. Kualitas dan kuantitas makanan seorang anak tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian makanan tambahan di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang makanan dan kesehatan. Keadaan kesehatan anak juga berhubungan dengan karakteristik ibu terhadap makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada tidaknya

17

penyakit

infeksi

dan

jangkauan

terhadap

pelayanan

kesehatan.

(I Dewa

Nyoman,2002).

2.5.1 Asupan Energi Defisiensi zat gizi yang paling berat dan meluas terutama di kalangan anakanak ialah akibat kekurangan zat gizi sebagai akibat kekurangan konsumsi makanan dan hambatan mengabsorbsi zat gizi. Zat energi digunakan oleh tubuh sebagai sumber tenaga yang tersedia pada makanan yang mengandung karbohidrat, protein yang digunakan oleh tubuh sebagai pembangun yang berfungsi memperbaiki sel-sel tubuh. Kekurangan zat gizi pada anak disebabkan karena anak mendapat makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan badan anak atau adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan gizi dari segi kuantitatif maupun kualitatif. (Sjahmien, 2003) 2.5.2 Asupan Protein Protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organism. protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Unsur nitrogen adalah unsure utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tatapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Protein mempunyai fungsi sebagai zat pembangun, pertumbuhan dan pemeliharaa jaringan, menggantikan sel-sel yang mati. (Almatsir, 2002).

18

Apabila kekurangan protein maka bias mengakibatkan penyakit kwashiorkor dan marasmus. Sedangkan kelebihan protein menyebabkan obesitas, dapat memberatkan ginjal dan hati, sehingga menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah dan deman.( Almatsir, 2002). 2.5.3 Asupan karbohidrat karbohidrat merupakan energy utama dalam makanan utama Indonesia, Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energy utama bagi manusia yang harganya relative murah, Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. (waryono, 2010 ) Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat, penyakit kurang kalori dan protein dan penyakit kegemukan dan obesitas yang penyebabnya adalah karena ketidak seimbangan konsumsi makanan dan kebutuhan energy tubuh yaitu konsumsi yang lebih besar dari kebutuhan. 2.5.4 Asupan lemak Selain mensuplai energy, lemak berfungsi sebagai cadangan energy tubuh, pelindung organ tubuh, dan menyediakan asam lemak esensial yang berfungsi sebagai anti peradangan, bagi kelancaran aliran darah, dan fungsi sendi. Bahan makanan yang kaya akan lemak antara lain, lemak pada bahan makanan hewani, minyak, alpukat, biji berminyak (wijen, kemiri ), santan, coklat, kacang tanah. (waryono, 2010 ).

19

2.6 Metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu menurut : 2.6.1 metode food recall prinsip dari meted recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi (asupan zat gizi),pada periode 24 jam yang lalu. Jenis dan jumlah bahan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden diruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemaren atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. 1) Petugas atau wawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun waktu 24 jam yang lalu. 2) Menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi dengan menggunakan daftar keadaan bahan makanan (DKBM) 3) Membandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan (DKGA) atu angkah kecukupan gizi (AKG) untuk Indonesia 2.6.2 Estimasi food recall Metode ini digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi, Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam ukuran rumah tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2 - 4 hari berturut-turut) termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.

20

1) Responden mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram 2) Petugas memperbaiki URT ke ukuran berat (gram) untuk bahan makanan yang dikonsumsi 3) Menganalisa bahan makanan kedalam zat gizi dengan DKBM 4) Membandingkan dengan AKG 2.7 Standar asupan Berdasarkan standar asupan yang dianjurkan di indonesia adalah berdasarkan angkah kecukupan gizi (AKG) 2.8 Karakteristik ibu Status gizi yang dipengaruhi oleh masukan zat gizi secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa factor, Diantaranya adalah karakteristik keluarga, Karakteristik keluarga khususnya ibu berhubungan dengan tumbuh kembang anak. Ibu sebagai orang yang terdekat dengan lingkungan asuhan anak ikut berperan dalam proses tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang diberikan. Karakteristik ibu ikut menentukan keadaan gizi anak (Unicef, 2002). 2.8.1 Umur Ibu dengan status gizi balita Untuk seorang ibu yang menikah diatas usia 20 tahun akan menjamin kematangan untuk mendidik anak dan mengasuh anak yang lebih aman atau baik tetapi hingga saat ini masih banyak perempuan yang menikah dibawah usia 20 tahun, secara fisik dan mental mereka belum sepenuhnya bisa merawat anak atau mengasuh serta membesarkan balitanya. Apabila seseorang menikah dibawah umur 20 tahun maka kurun waktu tersebut akan berpengaruh terhadap status gizi anak balitanya

21

karena belum mengertinya cara pengasuhan dan mendidik anak secara benar dan asupan zat gizi yang bagaimana yang baik untuk balitanya, kurun waktu menikah yang baik adalah pada usia 20 35 tahun (Unicef, 2002).

2.8.2 Tingkat Pendidikan Ibu Pendidikan adalah dasar untuk menyediakan bimbingan pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang (UU RI No 2,1999) Pendidikan dibedahkan menjadi 2 : 1.pendidikan formal Adalah pendidikan yang dimulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah menengah atas (SMA) Dan sekolah perguruan tinggi. 2.pendidikan informal Adalah pendidikan yang diperoleh dari kursus-kursus atau les privat maupun melalui latihan ketrampilan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam kesehatan terutama pada pengasuahn anak, alokasi sumber zat gizi serta utilisasi informasi lainnya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menangani masalah gizi dan keluarga serta anak balitanya.(Herman, 1990) Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhaan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah

22

menerima informasi kesehatan khususnya di bidang gizi, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari- hari. Yang merupakan suatu proses yang berjalan berkesinambungan, Mulai dari usia anak-anak sampai dewasa karena itu memerlukan beraneka cara dan sumber. (Depkes RI, 1990) 2.8.3 Pekerjaan Ibu Pekerjaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah mata pencaharian, apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Seseorang dikatakan bekerja pabila bekerja selama 6 8 jam, Lamanya seseorang bekerja sehari-hari pada umumnya 6 8 jam (sisa 16 18 jam) di pergunakan untuk kehidupan dalam keluarga, masyarakat, istirahat, tidur, dan lainlain. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40 50 jam. Ini dapat dibuat 5 - 6 hari kerja dalam seminggu, sesuai dengan Pasal 12 ayat 1 Undang-undang Tenaga Kerja No. 14 Tahun 1969. Beban kerja yang berat pada ibu yang melakukan peran ganda dan beragam akan dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan status gizi anak balitanya. Yang pada dasarnya hal ini dapat dikurangi dengan merubah pembagian kerja dalam rumah tangga. Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering kena KEP. Seberapa kondisi yang merugikan penyediaan makan bagi kebutuhan balita ini, anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke orang dewasa, jadi masih adaptasi. Anak balita masih belum dapat mengurus diri dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukan untuk makannya. (Ahmad Djaeni, 2000)

23

2.8.4 Pengetahuan ibu Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang sebagian yang harus diperoleh malalui melihat dan mendengar (Noto admojo, 2007) Menurut Noto Atmojo 2007, tingkat-tingkat pengetahuan antara lain : 2.8.4.1 Tahu (know) Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluru bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Menurut ( Poedjawitma, 1998 dalam purwanto, 2008 ) pengetahuan mencakup dua tingkatan, yaitu : 1. Pengatahuan biasa adalah pengetahuan yang digunakan orang dalam hidupnya sehari-hari tanpa mengetahui seluk beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Misalnya tahu bahwa air akan mendidih kalau dipanaskan. 2. Ilmu Ilmu adalah minat pada pengetahuan yang bukan hanya pada gangguan tapi juga berusaha memuaskan keinginan lebih mendalam. Misalnya : tidak puas dengan mengetahui bahwa air yang dipanaskan akan mendidih maka manusia mempelajari sifat air, unsur air, syarat

24

mendidih

dan

sebagainya.

Menurut

(Arikunto,

2006

dalam

handavani.w, 2009) tingkat pengetahuan, yakni : 1) 2) 3) Baik, bila pertanyaan dijawab 76% - 100% Cukup, bila pertanyaan dijawab 56% - 76% Kurang, bila pertanyaan dijawab 2 SD 1). normal : 2 s/d 2 SD

Usia ibu

Usia terakhir menikah

ibu Wawancara

Kuesioner

0).kurang Ordinal bila menikah dibawah usia 20 tahun 1).baik bila menikah diatas usia 20 tahun 0).rendah Ordinal (SD,SMP tidak tamat SMA) 1.tinggi (SMA, perguruan tinggi ) 0).kurang Ordinal bila jumlah jawaban responden yang benar < dari nilai median 1).baik bila jumlah jawaban responden yang benar >

Pendidikan ibu

Jenjang pendidikan Wawancara formal terakhir

Kuesioner

Pengetahua n ibu

Segala sesuatu yang Wawancara diketahui ibu tentang asupan zat gizi makro anak balita berdasarkan penilaian dari jumlah jawaban yang benar.

Kuesioner

31

dari nilai median Pekerjaan Ibu Lamanya seseorang Wawancara bekerja sehari-hari pada umumnya 6 8 jam Kuesioner 0 = Ibu tidak Bekerja 1 = ibu bekerja gr Ordinal

Asupan karbohidrat

Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi oleh responden

Food recall kuesioner 24 jam, 3 hari berturutturut

Rasio

Asupan protein

Jumlah protein yang dikonsumsi oleh responden

Food recall kuesioner 24 jam, 3 hari berturutturut

gr

Rasio

Asupan lemak

Jumlah lamak yang dikonsumsi oleh responden

Food recall kuesioner 24 jam, 3 hari berturutturut

gr

Rasio

Asupan energi

Jumlah lamak yang dikonsumsi oleh responden

Food recall kuesioner 24 jam, 3 hari berturutturut

gr

Rasio

32

3.5 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di puskesmas nusa indah tanah patah kota Bengkulu pada tahun 2011 3.5.1 Populasi Populasi yaitu keseluruhan subyek penelitian atau yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan (Notoatmojo, 2005) Populasi di dalam penelitian ini adalah ibu balita yang memiliki balita 3-5 tahun yang berdomisili di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah Bengkulu. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 107 ibu balita. 3.5.2 Sampel Sampel yaitu pembagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi, Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita yang memiliki balita umur 3-5 tahun yang terdaftar di Posyandu di kecamatan ratu agung tanah patah. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam penentuan dan pemilihan sampel penelitian. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel minimal yang terdapat dalam populasi yaitu dengan : Rumus :

n= N 1+N(d2 ) Keterangan : N : besar populasi

33

n : besar sampel d : penyimpangan terhadap populasi (0.05) n= N 1 + N ( d) 2 107 1 + 107 (0,05)2 84,41 85 sampel

n=

n= =

Berdasarkan karakteristik sampel maka sampel minimal yang diambil sebanyak 85 ibu dan balita dengan menggunakan teknik simple random sampling.

3.6 Variabel penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel bebas (independen) dan variabel dependen (terikat) 3.6.1 Variabel bebas (independen) Variabel bebas (independen) asupan makan (karbohidrat, protein, lemak ) dan karakteristik ibu yang meliputi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan gizi ibu). 3.6.2 Variabel terikat (dependen) Variabel terikat (dependen) berupa status gizi balita

34

3.7 Teknik pengambilan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 3.7.1 Metode Observasi Metode observasi atau yang sering disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Metode observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kondisi fisik balita secara langsung. 3.7.2 Pengukuran Antropometri Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data berat badan yang diukur dengan timbangan injak dan tinggi badan Setelah itu dikaitkan dengan data umur dan tinggi badan, data ini dibandingkan dengan BB/U standar WHO NCHS. 3.7.3 Metode kuesioner kuesioner adalah metode pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh responden dan ditentukan skor nilainya dari tiap-tiap pertanyaan. Metode ini digunakan untuk mengetahui karakteristik ibu dan balita mereka. Adapun responden dalam penelitian ini yaitu ibu yang mempunyai balita. 3.7.4 Metode Wawancara Metode wawancara atau kuesioner lisan adalah yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui konsumsi makanan dan mengetahui tingkat kecukupan gizi pada anak balita

35

3.7.5 Metode Recall Metode recall adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui jenis dan jumlah bahan makanan yang telah dikonsumsi selama 2 hari secara berselang oleh balita.

3.8 Jenis data 3.8.1 Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti seperti : 1. Identitas responden meliputi : nama ibu dan nama balita serta umur balita. 2. Data tentang variable independen (status gizi dan asupan makan) 3. Data tentang pengukuran antropometri menggunakan indeks BB/U 3.8.2 Data sekunder Data yang diperoleh dari dinas kota Bengkulu, gambaran umum status gizi balita khususnya diwilayah kerja puskesmas nusa indah tanah patah Bengkulu. 3.8.2.1 Pengolahan data Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan program soft ware computer dengan tahap sebagai berikut : 1. Editing (pemerikasaan data) Kegiatan ini meliputih pemeriksaan serta melengkapi dan

memperbaiki data yang telah ada secara keseluruhan.

36

2. Coding (pengkodean data ) Pengkodean atas jawaban responden untuk mempermudah pengolahan data. 3. Tabulating (tabulasi data) Data yang dipindahkan dari sorting card kedalam table tabulasi. 4. Entry data ( memasukkan data) Tahap memasukkan data kedalam computer sesuai dengan variable yang sudah ada. 5. Cleaning data (pembersihan) Setelah data disusun dan selesai maka dilakukan kembali pemeriksaan data agar data-data tersebut bebas dari kesalahan. 3.8.2.2 Analisis data Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. 1. Analisis univariat Bertujuan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari variable bebas (independen ) dan variable terikat (dependen) sehingga dapat diketahui variasi masing-masing variable. 2. Analisis bivariat Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007) adalah suatu tabel yang menyajikan data dari dua variabel secara silang yang bertujuan untuk

mengetahui faktor yang behubungan antara variabel Dependent dengan variabel Indenpendent yang diteliti.

37

Analisis Bivariat ini menggunakan metode Chi square berdasarkan hasil Chi-Square dapat diketahui hubungan antara dua variabel atau tidak, bermakna atau peran peluang (probalitas) terlalu besar (p 0,05) atau terlalu kecil (p 0,05) sehingga keterkaitan dapat dikatakan tidak bermakna atau bermakna.

38

Keputusan uji : 1 Bila nilai p value < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, ini berarti ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. 2 Bila nilai p value 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna, ini berarti tidak ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Jalannya penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Kota Bengkulu pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2011. Populasi

penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak usia 3 5 tahun yang berjumlah 85 orang. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan cara wawancara dan mengukur berat badan anak yang telah didapat. Data sekunder didapat dari Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu yang berumur 3 5 tahun, nama-nama anak balita dan umur, dalam penelitian ini terdapat 85 sampel dengan jumlah populasi 107 orang. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan agar mudah melakukan entri data. Setelah diberikan kode dan dianalisa dengan menggunakan komputerisasi.

30

31

A. 1.

Analisis Univariat Analisis Univariat Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yang

diteliti dari variable independent (asupan zat gizi makro, karakteristik ibu) dengan variable dependent (status gizi). Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah secara komputerasisasi dengan hasil analisa univariat dapat dilihat pada table 4.5 Table 4.1 Distribusi frekuensi status gizi Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011Status gizi Normal Tidak normal Total Jumlah 68 17 85 Persentase (%) 80 20 100

Berdasarkan table 4.1 diketahui produktifitas asupan lemak di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu status gizi normal yaitu 68 balita dengan persentase (80 %) dan status gizi tidak normal yaitu 17 anak dengan persentase (20 %). Table 4.2 Distribusi Frekuensi karakterisrik ibu dan status gizi di puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu Tahun 2011No 1 Jenis kategori Umur ibu < dari 20 tahun > dari 20 tahun Pengetahuan Kurang Baik Pendidikan Rendah Tinggi Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Jumlah (orang) 12 73 10 75 31 54 Persentase (%) 14,1 85,9 11,8 88,2 36,5 63,5

2

3

4

36 49

42,4 57,6

32

Berdasarkan table 4.2. Diatas terlihat dari 85 responden, dilihat dari kategori Umur ibu (85,9%) lebih dari 20 tahun. Pengetahuan (88,2%) baik. Pendidikan (63,5%) tinggi. Pekerjaan (57,6%) bekerja. Table 4.3 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Asupan karbohidrat Kurang Cukup Total Jumlah 75 10 85 Persentase (%) 88,2 11,8 100

Berdasarkan table 4.3 diketahui produktifitas asupan karbihidrat di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu asupan karbohidrat normal yaitu 10 anak dengan persentase (11,8 %) dan asupan karbohidrat kurang yaitu 75 anak dengan persentase (88,2 %). Table 4.4 Distribusi frekuensi asupan protein Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Asupan protein Baik Kurang Total Jumlah 79 6 85 Persentase (%) 92,9 7,1 100

Berdasarkan table 4.4 diketahui produktifitas asupan protein di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu asupan protein baik yaitu 79 anak dengan persentase (92,9 %) dan asupan protein kurang yaitu 6 anak dengan persentase (7,1 %)

33

Table 4.5 Distribusi frekuensi asupan lemak Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Asupan lemak Baik Kurang Total Jumlah 83 2 85 Persentase (%) 97,6 2,4 100

Berdasarkan table 4.5 diketahui produktifitas asupan lemak di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu asupan lemak baik yaitu 83 anak dengan persentase (97,6 %) dan asupan energi kurang yaitu 2 anak dengan persentase (2,4 %). Table 4.6 Distribusi frekuensi asupan energy Di puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu Tahun 2011 Asupan energi Cukup Kurang Total Jumlah 39 46 85 Persentase (%) 45,9 54,1 100

Berdasarkan table 4.6 diketahui produktifitas asupan energi di wilayah puskesmas nusa indah tanah patah bengkulu asupan energi cukup yaitu 39 anak dengan persentase (45,9 %) dan asupan energi kurang yaitu 46 anak dengan persentase (54,1 %) 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat menggunakan 2 uji yaitu uji Chi-Square dan uji correlation dimana uji Chi-Square digunanakan pada salah satu variabel

34

independent (karakteristik) dengan tingkat kepercayaan 95%

dan uji

correlation digunakan pada variabel independent juga yaitu (asupan zat gizi makro) hal ini dikarenakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent (asupan zat gizi makro, karakteristik ibu) dengan dependent (status gizi). Table 4.7 Hubungan karakteristik ibu dengan Status Gizi Balita (3 5 Tahun) di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu Karakteristik ibu Umur ibu < Dari 20 th >Dari 20 th Pengetahuan Kurang Baik Pendidikan Rendah Tinggi Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Status gizi Tidak Normal Normal n % n % 7 10 6 11 6 11 6 11 58,3 5 13,7 63 60 4 14,7 64 19.4 25 20,4 43 16,7 30 22,4 38 41,7 86,3 40 85,3 80,6 79,6 83,3 77,6 Total n % value OR 95% (CI) variabel

12 73 10 75 31 54 36 49

100 100 100 100 100 100 100 100

0,002

8.820

0,004

8.732

1,000

-

0,591

-

Dari tabel Dapat dilihat dari umur ibu yang memenuhi status gizi Balita hanya (41,7%) dengan status gizi normal dan (58,3%) tidak normal, dengan diperoleh nilai P Value 0,002 < 0,05 ini berarti ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan status gizi balita. Diketahui sebagian besar responden yang pengetahuan baik 85,3 % memiliki status gizi normal dan

35

14,7% tidak normal, untuk jumlah pengetahuan gizi ibu diperoleh dengan nilai P Value 0,004 < 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi balita. Untuk kategori pendidikan 20,4% pendidikan tinggi dengan status gizi tidak normal dan 80,6% pendidikan rendah dengan status gizi normal dengan P Value 1,000 > 0,05. Pekerjaan 83,3% tidak memiliki pekerjaan dengan status gizi normal dan 22,4% memiliki pekerjaan dengan status gizi tidak normal dengan P Value 0,591 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

pendidikan dan pekerjaan tidak ada hubungan yang signifikan dengan status gizi balita (3-5 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu. Hasil analisis bivariat antara asupan karbohidrat, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi balita dapat dilihat pada masing-masing table di bawah ini : Table : 4.8 hasil analisis hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas nusa indah tanah pata bengkulu tahun 2011 Variabel Asupan karbohidrat dengan status gizi Nilai r Pearson correlation 0,214 Nilai P 0,050

Tabel 4.8 menunjukan bahwa hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi menunjukkan hubungan yang lemah dan berpola positif (0.214),

36

artinya semakin tinggi asupan karbohidrat semakin tinggi status gizi. Dari hasil uji statistik didapat ada hubungan yang bermakna, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value (0.050) < 0.05. Tabel 4.9 Analisis Hubungan Asupan protein dengan status gizi pada balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas nusah indah tanah patah bengkulu Variabel Asupan protein dengan status gizi Nilai r Pearson correlation 0,352 Nilai P 0,001

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa hubungan antara asupan protein dengan status gizi menunjukkan hubungan yang lemah dan berpola positif (0,352), artinya semakin tinggi asupan protein semakin tinggi terhadap status gizi. Dari hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang bermakna, hal ini ditunjukkan oleh p value (0.001) < 0,05.

Tabel 4.10 Analisis Hubungan Asupan Lemak dengan status gizi pada balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas nusah indah tanah patah bengkulu

Variabel Asupan Lemak dengan status gizi

Nilai r Pearson correlation 0,60

Nilai P 0,548

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa hubungan antara asupan lemak dengan status gizi menunjukkan hubungan yang lemah dan berpola positif (0,60), artinya

37

semakin tinggi asupan lemak semakin tinggi status gizi. Dari hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna, hal ini ditunjukkan oleh p value (0.548) > 0,05. Tabel 4.11 Analisis Hubungan Asupan Energi dengan status gizi pada balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas nusah indah tanah patah bengkulu

Variabel Asupan Energi dengan status gizi

Nilai r Pearson correlation 0,109

Nilai P 0,319

Dari tabel 4.11 diketahui bahwa hubungan antara asupan Energi dengan status gizi menunjukkan hubungan yang lemah dan berpola positif (0,109), artinya semakin tinggi asupan lemak semakin tinggi status gizi. Dari hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna, hal ini ditunjukkan oleh p value (0.319) > 0,05.

4.3 PEMBAHASAN 4.3.1 Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan dan Umur ibu dengan Status Gizi balita 1. Status Gizi balita Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat, kebutuhan fisik akan energy dan zat-zat gizi lain

38

yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (soeharjo, 1996) Salah satu indicator dari status gizi adalah antropometri yaitu pengukuran berat badan, berat badan seseorang dapat menggambarkan status gizi pada saat sekarang. 2. Hubungan Pengetahuan Gizi ibu dengan Status Gizi balita Berdasarkan Hasil univariat dan bivariat di dapatkan pengetahuan ibu tentang pola menu seimbang pengetahuan kurang 11,8% kemudian dengan status gizi tidak normal 60%. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang pola menu seimbang dengan status gizi batita. Hasil penelitian membuktikan pada responden dengan pegetahuan kurang sebagian besar memiliki balita dengan status gizi kurang dan secara statistik terbukti bahwa ada hubungan pengetahuan dengan status gizi balita. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Balawati (2004), bahwa kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Demikian juga menurut (Suharjo, 2003), salah satu penyebab masalah gizi adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi atau kemauan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Herman (1990), yang menyatakan bahwa Pengetahuan gizi ibu merupakan salah satu faktor yang

39

dapat mempengaruhi konsumsi pangan. Ibu yang cukup pengetahuan gizinya akan dapat memperhitungkan kebutuhan gizi anak balitanya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu pengetahuan yang dimiliki ibu akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi anaknya. Salah satu sebab gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemauan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi yang nantinya berdampak positif terhadap keadaan gizinya. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Moehji (2002), yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang gizi dalam berbagai bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu dalam memilih bahan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu dalam memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal tapi nilai gizinya tinggi. Dengan pengetahuan gizi yang baik, ibu dapat memilih dan memberikan makanan pada balita baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang memenuhi angka kecupan gizi yang dapat mempengaruhi status gizi. Semakin bertambah pengetahuan ibu maka ibu akan semakin mengerti jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi balita. Semakin banyak pengetahuan gizi ibu pasti akan mempertimbangkan jenis makanan yang dipilih untuk dikonsumsi dan yang kurang pengetahuan gizinya tentang gizi akan memilih makanan yang menarik tanpa mempertimbangkan nilai gizinya

40

sehingga dapat dilhat ibu yang mempunyai pengetahuan rendah kurang mengetahui tentang gizi seimbang sedangkan ibu yang berpengetahuan baik mengetahui tentang gizi seimbang (Sedoetama, 2000). 3. Hubungan Pendidikan ibu dengan Status Gizi balita Berdasarkan Hasil univariat dan bivariat di dapatkan pendidikan ibu, pendidikan rendah 36,5% kemudian dengan status gizi tidak normal 19,4%. Hasil penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi batita. Hal ini sejalan dengan pendapat Benny A. Kodyat (1997), yang menyatakan bahwa peningkatan tingkat pendidikan akan mempermudah seseorang menerima informasi, termasuk informasi gizi dan kesehatan sehingga dapat meningka tkan pengetahuan gizi dan kesehatan yang selanjutnya akan menimbulkan sifat yang positif dibidang kesehatan. Keadaan ini akan mencegah masalah gizi yang tidak diinginkan. 4. Hubungan Pekerjaan ibu dengan Status Gizi balita Berdasarkan Hasil univariat dan bivariat di dapatkan pekerjaan ibu, yang tidak bekerja 42,4% kemudian dengan status gizi tidak normal 16,7%. Hasil penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi batita.

41

Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyati,Sri (1990), yang menyatakan bahwa perhatian terhadap pemberian makan pada anak yang kurang dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi, yang selanjutnya berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak dan perkembangan otak mereka. Salah satu dampak negatif yang dikhawatirkan timbul sebagai akibat dari keikutsertaan ibu-ibu pada kegiatan di luar rumah adalah keterlantaran anak terutama anak balita, padahal masa depan kesehatan anak dipengaruhi oleh pengasuhan dan keadaan gizi sejak usia bayi sampai anak berusia 5 tahun merupakan usia penting, karena pada umur tersebut anak belum dapat melayani kebutuhan sendiri dan bergantung pada pengasuhnya. Oleh karena itu alangkah baiknya balita yang ditinggalkan dapat dipercayakan kepada pengasuh atau anggota keluarga yang lain untuk dirawat dan diberi konsumsi makanan yang baik. Menurut Rini (2002), mengatakan dengan turut bekerjanya ibu berarti sumber pemasukan dalam keluarga tidak hanya satu melainkan dua, dengan demikian dapat mengupayakan kualitas hidup yang lebih baik untuk keluarga seperti dalam hal kesehatan, status gizi dan pendidikan untuk anak-anaknya. 5. Hubungan Umur Ibu dengan Status Gizi balita Berdasarkan Hasil univariat dan bivariat di dapatkan umur ibu, yang kurang dari 20 tahun 14,1% kemudian dengan status gizi tidak normal

42

58,3%. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan status gizi batita. Untuk seorang ibu yang menikah diatas usia 20 tahun akan menjamin kematangan untuk mendidik anak dan mengasuh anak yang lebih aman atau baik tetapi hingga saat ini masih banyak perempuan yang menikah dibawah usia 20 tahun, secara fisik dan mental mereka belum sepenuhnya bisa

merawat anak atau mengasuh serta membesarkan balitanya. Apabila seseorang menikah dibawah umur 20 tahun maka kurun waktu tersebut akan berpengaruh terhadap status gizi anak balitanya karena belum mengertinya cara pengasuhan dan mendidik anak secara benar dan asupan zat gizi yang bagaimana yang baik untuk balitanya, kurun waktu menikah yang baik adalah pada usia 20 35 tahun (Unicef, 2002). 4.3.2 Hubungan Asupan Zat Gizi Makro (Energy, Karbohidrat, Protein dan Lemak) dengan Status Gizi. Pada hasil penelitian ini, asupan zat gizi makro (energy, karbohidrat, perotein dan lemak) tidak dipengaruhi oleh status gizi seseorang. Hal ini dilihat secara statistik dari nilai Corelasi terdapat nilai negatif yang berarti semakin meningkatnya asupan zat gizi maka semakin menurun status gizi dan memang tidak berhubungan atau bermakna namun secara klinis dapat digambarkan bahwa semakin tinggi asupan lemak dan protein maka status gizi menurun.

43

Hal ini dikarenakan asupan lemak dan protein meningkat setelah dikombinasikan dengan karbohidrat kemudian dikonversikan menjadi kalori masih belum memenuhi kebutuhan kalori yang dibutuhkan secara teori hubungan tersebut sangatlah berhubungan karena intake atau asupan makanan secara langsung pada berat badan. Hal ini sesuai dengan oleh Jahari,2002 yaitu kebutuhan zat gizi adalah keadaan seimbang antara asupan (intake) dan kebutuhan zat gizi. Status gizi baik (seimbang) bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang dibutuhkan. Status gizi tidak seimbang dapat dipresentasikan dalam bentuk gizi kurang yaitu jumlah asupan zat gizi kurang dari yang dibutuhkan, sedangkan status gizi lebih bila asupan zat gizi melebihi dari yang dibutuhkan. Perubahan status gizi seseorang karena status gizi merupakan keadaan tubuh sbagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi ini karena adanya faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti jenis penyakit, stress, sosial, olahraga, obesitas dan lain-lain.status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup-cukup zat gizi yang diinginkan secara efisien, sehingga memungkinkan pertambahn fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2004)

44

Asupan zat gizi sangat berpengaruruh terhadap status gizi seseorang, apabila asupan zat gizi baik, maka status gizi juga akan ikut baik diluar adanya factor-faktor lain diluar gizi yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang baik factor penyebab langsung maupun tidak langsung. 4.4 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini juga terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil penelitian yaitu dari metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode recall 3x24 ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Kemudian recall juga tidak mesti dilakukan

berturut-turut dapat juga berselang waktunya karena hal ini dapat menyebabkan the flat slope syndrome. Kemudian dari jumlah responden dan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini cukup, bias dari jawaban responden juga tinggi karena ratarata di atas umur 20 tahun keatas sehingga daya ingat responden cukup kuat. Estimasi yang dilakukan juga mempengarui dari hasil perhitungan kalori asupan makanan yang dikonsumsi responden kemungkinan adanya perbedaan untuk porsi dan Ukuran Rumah Tangga (URT) antara responden dan peneliti dalam mengestimasi makanan yang dikonsumsi responden. Pada penelitian ini selain kelemahan diatas juga terdapat kelemahan yang lainnya yaitu penelitian ini hanya menggunakan satu index saja yaitu

45

hanya menggunakan BB/U, sehingga dapat mempengaruhi dari hasil penentuan status gizi responden dan hanya melihat status gizi saat pada sekarang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Menu Seimbang, Pendidikan, umur dan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Batita ( 3 -5 tahun) serta hubungnan asupan zat gizi makro di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Indah Tanah Patah Bengkulu tahun 2011 maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian kecil dari anak usia 3-5 tahun yang mengalami status gizi tidak normal 2. Sebagian kecil pengetahuan ibu tentang menu seimbang kurang 3. Hampir setengah dari pendidikan ibu yang rendah 4. Hampir setengah dari ibu yang tidak bekerja 5. Hampir setengah dari ibu berusia > dari 20 tahun 6. Sebagian besar asupan makan yang dikonsumsi Balita cukup

7. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang menu seimbang dengan Status Gizi Balita 3-5 tahun 8. Ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan Status Gizi balita umur 3-5 tahun 9. Tidak terdapat adanya hubungan yang bermakana antara pendidikan dengan status gizi balita 30

31

10. Tidak terdapat adanya hubungan yang bermakana antara pekerjaan dengan status gizi balita 11. Tidak terdapat adanya hubungan yang bermakna antara lemak dan energi dengan status gizi balita, tetapi pada karbohidrat dan protein terdapat adanya hubungan yang signifikan dengan status gizi balita.

32

B. SARAN 1. Bagi masyarakat Hendaknya ibu-ibu dapat mempelajari tentang gizi dan mamfaat gizi untuk anak-anak mereka agar anak mereka dapat tumbuh kembang dengan baik. 2. Bagi Instansi Terkait Tenaga gizi puskesmas meningkatkan penyuluhan kesehatan pada ibu balita tentang gizi menu seimbang terutama dalam pecegahan dan penanggulangan masalah gizi tidak normal. Selain itu juga mendorong ibu-ibu aktif ke posyandu. 3. Bagi Peneliti Lain Hendaknya bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seperti, kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh, keadaan sanitasi lingkungan dan ekonomi serta menggunakan metode dan desain yang berbeda. 4. Bagi jurusan Gizi Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam pengembangan dan melaksanakan penelitian selanjutnya yang mengenai hubungan karakteristik ibu dan asupan zat gizi makro dengan status gizi balita Untuk menambah pengetahuan mahasisiwa diharapkan perpustakaan menyediakan jurnal ilmiah sosial

33

terbaru yang bisa digunakan membantu menyusun karya tulis ilmiah dan Poltekkes memperbanyak menyediakan komputer yang bisa digunakan mahasiswa secara bebas guna mengakses informasi ilmiah lewat internet. 5. Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah Ada baiknya dari pihak pemerintah melakukan pendataan penduduk dan memberikan informasi tentang kesehatan secara langsung .

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Aritonan,I. 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Yogyakarta: Kanisius Arikunto,S. 2006. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Citra Baliwati,Y,F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Depkes RI. 1990. Pedoman Tenaga Gizi Puskesmas. Jakarta: Depkes RI http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH4efb/1844a8c 6.dir/doc.pdf Depkes RI. 1995. Pedoman Pelayanan Antenal di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH4efb/1844a8c 6.dir/doc.pdf Didik,S.2001.ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta : departemen kesehatan RI Djaeni,A.2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat Himawan. 2006. Hubungan karakteristik ibu dengan status gizi balita. Skripsi. Untuk Universitas Negri Semarang. http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH4efb/1844a8c 6.dir/doc.pdf Kodiat,A, Benny. 1997. Dasar-Dasar Pendidikan dan Informasi : Jakarta : PT. Bina Rupa Moehji,S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penaggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Mulyati,S.1990. Penelitian Gizi dan Makanan. Puslitbang Bogor Notoatmodjo,S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sastroasmoro,S. 1995. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : Bina Rupa Aksara

30

31

http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH4efb/1844a8c 6.dir/doc.pdf Santoso,S. dan Ranti,A.L. 2004. Kesehatan dan gizi. Jakarta : PT Rineka Cipta dan PT Bina Adi Aksara Sedoetama. 2000. Pengetahuan Kesehatan Keluarga : Jakarta : PT Bumi Aksara Sulistijan, D. A dan Herliyant, M.P. 2003. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta: Puspa Swara Supariyasa,I.D.N, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi Jakarta : PT. Bumi Aksara . 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi Jakarta : PT. Bumi Aksara Unicef. 2002. Pedoman sehat. Jakarta. Unicef http:/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH4efb/1844a8c 6.dir/doc.pdf

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Riha

32

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN JUDUL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI BALITA (3 - 5 TAHUN) DI WILAYAH PUSKESMAS NUSA INDAH TANAH PATAH BENGKULU TAHUN 2011ENUMERATOR

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU JURUSAN GIZI TAHUN 2011

KUESIONER PENELITIAN

Identitas responden (ibu balita ) Nama ibu : Tempat dan tanggal lahir :

Identitas balita Nama balita : Data antropometri

Jenia kelamin : 1. Laki-laki 2. perempuan Status gizi : 1. Normal 2. Tidak normal

Umur

: bulan

Umur / usia : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : a) Pengetahuan gizi

Berat badan

: kg

1. Yang termasuk makanan pokok adalah : a. kentang, cabe, wortel c. ketelah pohon, tempe b. beras, gandum 2. Lauk hewani dan nabati termasuk sumber : a. sumber energy b. zat pembangun 3. Sayuran dan buahan termasuk sumber : a. sumber energy b. zat pembangun c. zat pengatur c. zat pengatur

4. Makanan yang bergizi bagi balita adalahp : a. mengandung energi, Protein dan vitamin b. makanan yang enak c. makanan yang murah

5. contoh menu makanan yang baik untuk balita: a. menu 4 sehat b. vitamin dan susu c. menu seimbang

6. Sebutkan contoh makanan yang mengandung energi : a. nasi uduk, lontong, nasi goring b. pempek, tempe goreng, tahu goreng 7. Sebutkan contoh makanan yang banyak mengandung zat pembangun : a. nasi uduk, lontong, nasi goring c. buah-buahan c. buah-buahan

b. ikan goreng, tempe goreng, tahu goreng 8. Contoh makanan yang baik untuk anak balita adalah : a. makanan yang mengandung energi c. makanan yang enak

b. makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan minera 9. Sebutkan manfaat makanan bagi tubuh : a. meningkatkan prestasi b. agar kenyang dan gemuk 10. Sebutkan contoh bakteri yang baik dalam susu bagi anak balita : a. Bakteri jahat b. laktobacilus protektus c. laktamil dan prenagen c. untuk meningkatkan energi

Lampiran 2 FORM RECALL

Nama balita

: .

Jenis kelamin : . Umur : bulan/tahun

Hari 1

Hari dan tanggal Bentuk makanan Berat Hidangan Bahan makanan URT Gram

Pagi

Siang

Malam

Lampiran FORM RECALL

Nama balita

: .

Jenis kelamin : . Umur : bulan/tahun

Hari 2

Hari dan tanggal Bentuk makanan Berat Hidangan Bahan makanan URT Gram

Pagi

Siang

Malam

Lampiran FORM RECALL

Nama balita

: .

Jenis kelamin : . Umur : bulan/tahun

Hari 3

Hari dan tanggal Bentuk makanan Berat Hidangan Bahan makanan URT Gram

Pagi

Siang

Malam

Frequencies Umur*status giziStatistics Umur N Valid Missing 85 0 Umur Cumulative Frequency Valid Kurang Baik Total 12 73 85 Percent 14.1 85.9 100.0 Valid Percent 14.1 85.9 100.0 Percent 14.1 100.0

CrosstabsCase Processing Summary Cases Valid N Umur * statusgizi 85 Percent 100.0% N 0 Missing Percent .0% N 85 Total Percent 100.0%

Umur * Status_Gizi Crosstabulation Status_Gizi Tidak Normal Umur Kurang Count Expected Count % within Umur Baik Count Expected Count % within Umur 7 2.4 58.3% 10 14.6 13.7% Normal 5 9.6 41.7% 63 58.4 86.3% Total 12 12.0 100.0% 73 73.0 100.0%

Total

Count Expected Count % within Umur

17 17.0 20.0%

68 68.0 80.0%

85 85.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

dfa

sided) 1 1 1 .000 .001 .001

12.832

10.194 10.447

.002 12.682 85 1 .000

.002

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.40. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Umur (Kurang / Baik) For cohort Status_Gizi = Tidak Normal For cohort Status_Gizi = Normal N of Valid Cases 8.820 Lower 2.339 Upper 33.265

4.258

2.015

9.001

.483 85

.246

.949

FrequenciesPengetahuan*status giziStatistics Pengetahuan N Valid Missing 85 0

Pengetahuan Cumulative Frequency Valid Kurang Baik Total 10 75 85 Percent 11.8 88.2 100.0 Valid Percent 11.8 88.2 100.0 Percent 11.8 100.0

CrosstabsCase Processing Summary Cases Valid N Pengetahuan * Status_Gizi 85 Percent 100.0% N 0 Missing Percent .0% N 85 Total Percent 100.0%

Pengetahuan * Status_Gizi Crosstabulation Status_Gizi Tidak Normal Pengetahuan Kurang Count Expected Count % within Pengetahuan Baik Count Expected Count % within Pengetahuan 6 2.0 60.0% 11 15.0 14.7% Normal 4 8.0 40.0% 64 60.0 85.3% Total 10 10.0 100.0% 75 75.0 100.0%

Total

Count Expected Count % within Pengetahuan

17 17.0 20.0%

68 68.0 80.0%

85 85.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

dfa

sided) 1 1 1 .001 .003 .003

11.333

8.677 9.076

.004 11.200 85 1 .001

.004

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pengetahuan (Kurang / Baik) For cohort Status_Gizi = Tidak Normal For cohort Status_Gizi = Normal N of Valid Cases 8.727 Lower 2.114 Upper 36.023

4.091

1.943

8.612

.469 85

.218

1.007

FrequenciesPendidikan * status giziStatistics pendidikan

N

Valid

85

Missing

0

pendidikan Cumulative Frequency Valid rendah tinggi Total 31 54 85 Percent 36.5 63.5 100.0 Valid Percent 36.5 63.5 100.0 Percent 36.5 100.0

CrosstabsCase Processing Summary Cases Valid N pendidikan * statusgizi 85 Percent 100.0% N 0 Missing Percent .0% N 85 Total Percent 100.0%

pendidikan * statusgizi Crosstabulation statusgizi 2 pendidikan rendah Count Expected Count % within pendidikan tinggi Count Expected Count % within pendidikan Total Count Expected Count % within pendidikan 14 9.1 45.2% 11 15.9 20.4% 25 25.0 29.4% 3 11 13.1 35.5% 25 22.9 46.3% 36 36.0 42.4% 4 6 8.4 19.4% 17 14.6 31.5% 23 23.0 27.1% 4.9 0 .4 .0% 1 .6 1.9% 1 1.0 1.2% Total 31 31.0 100.0% 54 54.0 100.0% 85 85.0 100.0%

FrequenciesPekerjaan * status giziStatistics pekerjaan N Valid Missing 85 0

pekerjaan Cumulative Frequency Valid tidak bekerja bekerja Total 36 49 85 Percent 42.4 57.6 100.0 Valid Percent 42.4 57.6 100.0 Percent 42.4 100.0

CrosstabsCase Processing Summary Cases Valid N pekerjaan * statusgizi 85 Percent 100.0% N 0 Missing Percent .0% N 85 Total Percent 100.0%

pekerjaan * statusgizi Crosstabulation statusgizi 2 pekerjaan tidak bekerja Count Expected Count % within pekerjaan bekerja Count Expected Count % within pekerjaan Total Count Expected Count % within pekerjaan 15 10.6 41.7% 10 14.4 20.4% 25 25.0 29.4% 3 16 15.2 44.4% 20 20.8 40.8% 36 36.0 42.4% 4 5 9.7 13.9% 18 13.3 36.7% 23 23.0 27.1% 4.9 0 .4 .0% 1 .6 2.0% 1 1.0 1.2% Total 36 36.0 100.0% 49 49.0 100.0% 85 85.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 7.991a

df 3 3 1

sided) .046 .034 .005

8.642 7.776 85

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .42.

FrequenciesKarbohidrat * status giziStatistics kh N Valid Missing 85 0

kh Cumulative Frequency Valid kurang cukup Total 75 10 85 Percent 88.2 11.8 100.0 Valid Percent 88.2 11.8 100.0 Percent 88.2 100.0

CorrelationsCorrelations karbohidra karbohidra Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N statusgizi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 85 .214*

statusgizi 1 .214*

.050 85 1

.050 85 85

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

FrequenciesProtein * status giziStatistics protein N Valid Missing 85 0

protein Cumulative Frequency Valid kurang baik Total 6 79 85 Percent 7.1 92.9 100.0 Valid Percent 7.1 92.9 100.0 Percent 7.1 100.0

CorrelationsCorrelations statusgizi statusgizi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N protei Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 85 .352**

protei 1 .352**

.001 85 1

.001 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

FrequenciesLemak * status giziStatistics lemak N Valid Missing 85 0

lemak Cumulative Frequency Valid kurang baik Total 2 83 85 Percent 2.4 97.6 100.0 Valid Percent 2.4 97.6 100.0 Percent 2.4 100.0

CorrelationsCorrelations statusgizi statusgizi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N lmak Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 85 .060 .584 85 85 1 lmak .060 .584 85 1

Frequenciesenergi* status giziStatistics energi N Valid Missing 85 0

energi Cumulative Frequency Valid kurang cukup Total 46 39 85 Percent 54.1 45.9 100.0 Valid Percent 54.1 45.9 100.0 Percent 54.1 100.0

CorrelationsCorrelations statusgizi statusgizi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N enrgy Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 85 .109 .319 85 85 1 enrgy .109 .319 85 1

MASTER TABEL

No

Nama ibu

Pekerjaan ibu

Pendidikan ibu

Umur ibu

Pengeta huan ibu 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 9 7 6 5 7 5 8 8 8 5 7 6 7 8 8 8 8 5 8 7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030

Ibu RT Swasta Swasta Swasta Ibu RT Swasta IRT Swasta Swasta Swasta Hakim IRT IRT Swasta Swasta IRT Swasta Swasta IRT IRT Swasta Kantoran PNS IRT Sawsta Tidak bkrj Swasta Tidak bkrj Swasta IRT

SMK SMK SMEA SMEA SMA SMA SMA SMA SMA SMEA S2 hukum SD SMA SMA SMA SD SMA SD SMP SMP SMA S1 S1 SMP SMA SD SMA SMP SMA SMP

32 tahun 28 tahun 41 tahun 41 tahun 34 tahun 41 tahun 29 tahun 28 tahun 27 tahun 25 tahun 35 tahun 18 tahun 26 tahun 27 tahun 26 tahun 19 tahun 29 tahun 24 tahun 32 tahun 18 tahun 29 tahun 36 tahun 31 tahun 20 tahun 30 tahun 23 tahun 32 tahun 24 tahun 28 tahun 34 tahun

Jenis kelam in balita L L L L P P P P L L P P L P p p p p P L L L L P L L P P L L

Umur balita

Berat Badan Balita 13 kg 15 kg 11 kg 11,2 kg 14,6 kg 13,8 kg 16,5 kg 10,9 kg 11,2 kg 13,7 kg 16,4 kg 13 kg 12 kg 16,8 kg 15,3 kg 13 kg 11 kg 15 kg 14 kg 12.3 kg 16 kg 17,2 kg 14 kg 12,6 kg 15,6 kg 12 kg 15 kg 10 kg 16,4 kg 16,1 kg

Energy

Protein

Lema k

Kh

Status gizi

3,6 tahun 4 tahun 3 tahun 3 tahun 3 tahun 4,7 tahun 4,5 tahun 2,8 tahun 3 tahun 2,8 tahun 4,8 tahun 3 tahun 2,2 tahun 4 tahun 3,4 tahun 3 tahun 2,4 tahun 4,3 tahun 3,2 tahun 2,3 tahun 4,3 tahun 4.9 tahun 3 tahun 2,6 tahun 3,8 tahun 2,6 tahun 4,8 tahun 2,4 tahun 4,5 tahun 4,9 tahun

1979 779,2 527,7 527,7 779,2 856 357,8 994 787 994 731,26 916 707,36 895,6 881 950,6 680,9 1172,6 719,76 680,9 943,4 595,9 731,2 602,7 877,6 569,6 610,8 731,2 858,8 1077

26,3 31,13 10,18 10,18 31,13 32,9 13,6 26,3 33,46 26,3 24 31,76 29,56 43,7 32,6 33,4 15,5 33,7 35,97 15,5 38,2 24,03 24,5 17,87 19,1 21,6 18,4 24,53 28,16 33,6

56,6 33 9,5 9,5 33 29,3 8,97 31 29,3 31 28 29,6 19,6 29,6 25,3 31 12,5 56,3 25,3 12,5 22,6 23 28 15,9 27 19,6 26,3 28 34,3 27

303,6 91,3 98,3 98,3 91,3 112,6 46 152,3 109,6 152,3 95 129,6 107,3 113,6 115 138 127 135,3 145,3 127,3 146 73,6 95,3 83,3 143 79 76 97,3 113,6 171,6

Normal Normal Tidak normal Tidak normal Normal Tidak normal Normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Tidak normal Tidak normal Normal Normal

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

031 032 033 034 035 036 037 038 039 040 041 042 043 044 045 046 047 048 049 050 051 052 053 054 055 056 057 058 059 060 061 062 063 064 065 066 067 068

Swasta IRT Tidak bkrj Tidak bkrj Tidak bkrj Swasta PNS PNS Swasta Tidak bkrj Tidak bkrj Swasta Tidak bkrj Swasta Swasta Tidak bkrj PNS PNS PNS Swasta PNS Swasta Swasta IRT IRT Swas01ta IRT Swasta PNS Tidak bkrj Tidak bkrj IRT Swasta IRT Swasta IRT Swasta IRT

SMA SMP SMP SMP SMA SMA S1 S1 S1 SMA SD SD SMP SMA SMP SMP S1 S1 S1 SMA S1 SMA SMA SMA SMP SMA SMP SMA S1 SMP SMA SMP SMP SMA SMP SMA SMP SMP

28 tahun 24 tahun 21 tahun 23 tahun 26 tahun 19 tahun 36 tahun 28 tahun 29 tahun 25 tahun 19 tahun 45 tahun 44 tahun 27 tahun 27 tahun 18 tahun 29 tahun 32 tahun 27 tahun 32 tahun 34 tahun 35 tahun 32 tahun 32 tahun 23 tahun 24 tahun 21 tahun 36 tahun 30 tahun 19 tahun 19 tahun 23 tahun 26 tahun 22 tahun 19 tahun 26 tahun 24 tahun 22 tahun

6 8 8 7 8 7 7 7 7 7 8 5 5 8 8 7 7 7 8 8 8 6 8 7 6 6 5 6 6 7 7 7 6 6 7 7 6 8

P P P L P P P L L P L L P P P L P P L P P L L L L L L P P L P P P L P P L L

3,4 tahun 2,3 tahun 2,2 tahun 2,4 tahun 3,5 tahun 3 tahun 4,3 tahun 3,6 tahun 4,7 tahun 3,2 tahun 3,2 tahun 4,6 tahun 3,4 tahun 2,8 tahun 3,9 tahun 3 ,7 tahun 4,6 tahun 3,3 tahun 4,6 tahun 4,5 tahun 3,2 tahun 3,5 tahun 2,8 tahun 3 tahun 3,8 tahun 3,2 tahun 3,4 tahun 4,1 tahun 2,8 tahun 2,3 tahun 3,2 tahun 2,5 tahun 3 tahun 2,8 tahun 2,3 tahun 3,1 tahun 3,5 tahun 2,7 tahun

14 kg 12 kg 10 kg 10,4 kg 13,8 kg 12 kg 15,9 kg 14 kg 16 kg 13,9 kg 13 kg 15,8 kg 13,4 kg 11,2 kg 15 kg 11 kg 16 kg 14 kg 15,9 kg 16 kg 14 kg 14 kg 11 kg 14 kg 14 kg 14 kg 14,3 kg 15 kg 13 kg 13.4 kg 13 kg 12 kg 13 kg 12 kg 11,1 kg 13 kg 13 kg 12,5 kg

750,5 564,8 699,4 645,9 898,63 699,4 731 805 1120 731,26 454,6 1172,6 968,4 898,63 647,9 1979 1077 833,64 711 731,2 905,6 919,9 701,8 718,6 755,76 787 335,9 679,6 537,7 892,4 855,6 961,6 467,5 645 600 527,7 504,8 787,7

24,9 23,2 22,1 18,6 28,26 22,16 24,5 32,9 29,2 24,5 24,06 33,9 32,6 28,26 18,6 50,5 33,6 20,2 23,2 24,5 33,4 35,97 12,74 24 26,3 33,46 36,1 29,3 16 22,5 24,16 28 19,16 18,6 21,46 10,19 15,9 24,76

28,3 18,66 16 17,6 17,6 16,6 28 27,6 11,3 28 23 56,3 36,3 176 17,6 56,6 27,6 25 30 28 31 25,3 21,3 28,3 26,3 29,3 41,3 20,3 16 25 22,6 28 7,9 17,6 15,3 9,5 20,3 33,1

97,6 79 104,6 106,3 154 104,6 95,3 104 219 95,3 73,6 135,3 128 154 106,3 313,6 171,6 142,6 92 95,3 138 145,3 117,3 99,6 103,3 109 122,3 96,6 82,6 142,6 136 148 80,3 106,3 92,3 98,3 76 97,3

Normal Normal Tidak normal Tidak normal Normal Tidak normal Normal Normal Normal Normal Tidak normal Normal Normal Tidak normal Normal Tidak normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Tidak normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Tidak normal Normal

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85

069 070 071 072 073 074 075 076 077 078 079 080 081 082 082 083 085

PNS Swasta Swasta IRT Swasta IRT Tidak bkrj IRT Swasta Swasta PNS IRT Swasta IRT PNS PNS IRT

S1 SMEA SMEA SMP SMA SMEA SD SMA SMA SMP S1 SMP SMA SMP S1 SMEA SD

25 tahun 33 tahun 29 tahun 34 tahun 19 tahun 23 tahun 19 tahun 33 tahun 29 tahun 18 tahun 36 tahun 20 tahun 26 tahun 30 tahun 39 tahun 19 tahun 33 tahun

9 8 8 8 7 7 6 7 8 8 7 6 8 6 7 8 6

L P P L P L L L P L P L P P P L P

3,8 tahun 4,3 tahun 2,2 tahun 4,8 tahun 2,3 tahun 3 tahun 2,