kti akbid paramata ariati
DESCRIPTION
KABUPATEN MUNATRANSCRIPT
1
LAPORAN PARTUS
OLEH :
NAMA : AYU LISTIAN
NIM : 2011 1B 004
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2011
2
3
4
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Ariati
2. Nim : 2011.IB.0002
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Tempat/ tanggal lahir : Ambon, 08 Januari 1995
5. Agama : Islam
6. Suku/Kebangsaan : Ambon/ Indonesia
7. Alamat : Jln, Lumba-Lumba
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Alimuddin. G/ Suriati
2. Pekerjaan : Wiraswasta
3. Alamat : Jln. Lumba-Lumba
C. Pendidikan
1. SD : SD Negeri 18 Katobu Tahun 2005
2. SMP : SMP Negeri 2 Raha Tahun 2008
3. SMA : SMA Negeri 1 Raha 2011
4. Akademi Kebidanan Paramata Raha tahun 2011 sampai sekarang.
5
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kasus ini.
Studi Kasus ini dapat dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “ Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan Ibu Hamil di
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09
s.d 31 Mei 2014
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa studi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan
Studi Kasus ini.
Dalam penulisan Studi Kasus ini banyak hambatan dan kesulitan yang
dijumpai namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga
Studi Kasus ini dapat diselesaikan, untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Arif Ndaga,
SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Rosdiana, S.ST selaku pembimbing II
atas kesediaannya berupa waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan
dorongan baik moril maupun materi yang begitu sangat berharga.
6
Demikian pula penulis banyak ucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Laode Muhlisi, A. Kep., M.Kes selaku ketua yayasa Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mannsyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Sitti Derita, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan
saran dan kritik dalam ujian Studi Kasus.
4. Bapak dan ibu dosen staff Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten
Muna yang telah banyak memberikan bantuan, pembimbing, pengetahuan
dan keterampilan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti
pendidikan..
5. Kepada orang tua tercinta, Ibunda Suriati dan Ayahanda Alimuddin. G
yang dengan penuh cinta mendidik, memberikan dukungan moril maupun
materi, do”a dan kasih sayang kepada penulis menyelesaikan pendidikan
DIII Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
6. Kepada kekasihku tercinta Ibrahim, yang penuh kasih sayang memberikan
dukungan , semangat dan pengorbanannya yang tak pernah penulis
lupakan selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna.
7. Kepada adik-adiku Harisman dan Sahrul dan serta keluarga besarku yang
telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama proses
penulisan Studi Kasus ini.
7
8. Kepada sahabat-sahabatku Selvyn, Intan, Osin, Esty, Sulis yang menjadi
motivator dan tempet curhat terbaik buat penulis.
9. Kepada teman-teman seangkatanku yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu terimah kasih banyak buat dukungan dan semangatnya selama
menyelesaikan DIII Kebidanan Paramata Raha.
10. Kepada teman-teman yang penulis sudah anggap seperti kakaku sendiri
ada Rocki, Ilan, Bento dan lain-lain yang penulis tidak bisa tulis pesatu
nama-namanya, yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal atas jerih payah dari semua pihak yang telah memberikan bantuan
kepada penulis dan semoga studi kasus ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua, amin.
Raha, Agustus 2014
Ariati
8
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………….................. i
Lembar Persetujuan…………………………………………………….................. ii
Lembar Pengesahan................................................................................................. iii
Riwayat Hidup ..................................................................................................... iv
Kata Pengantar ……….. .......................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................... vii
Daftar Tabel …………………………….…………………………………… viiii
Intisari ……………………………………………………………………….. ....... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Ruang Lingkup Pembahasan ...................................................3
C. Tujuan Telaah..........................................................................3
D. Manfaat Telaah........................................................................5
E. Metode Telaah .........................................................................6
F. Sistematika Telaah……………………………………….. .....7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ...............................................................................8
1. Komunitas ...............................................................................8
a. Pengertian ...........................................................................8
b. Ciri-ciri komunitas ………………………… .....................8
c. Peran bidan dikomunitas ....................................................9
2. Keluarga ................................................................................10
a. Pengertian .........................................................................10
b. Bentuk/ tipe keluarga .......................................................12
c. Peranan keluarga ..............................................................13
d. Tugas-tugas keluarga ........................................................14
3. Kehamilan .............................................................................14
a. Pengertian .........................................................................14
9
b. Perubahan anatomi dalam kehamilan ...............................15
c. Perubahan dan adaptasi dalam kehamilan ........................18
d. Asuhan neonatal ...............................................................19
4. Kehamilan dengan factor resiko(APGO) ...............................20
a. Pengertian .........................................................................20
b. Macam-macam kehamilan resiko tinggi ..........................20
c. Kehamilan dengan factor resiko tinggi .............................21
d. Bahaya yang terjadi pada ibu hamil .................................22
e. Primi tua sekunder ............................................................25
f. Bekas operasi sesar ...........................................................27
B. Konsep Manajemen Kebidanan ...................................................27
1. Pengertian ..............................................................................27
2. Langkah-Langkah Manajemen .............................................28
3. Pendokumentasian ................................................................31
BAB III STUDI KASUS
A. Pengumpulan Data Dasar .................................................................33
B. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Aktual ....................................43
C. Identifikasi Diagnosa dan Masaalah Potensial .................................46
D. Menilai Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi ...............................46
E. Perencanaan Asuhan Kebidanan ......................................................47
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ........................................................48
G. Evaluasi Kefektifan Asuhan .............................................................49
H. Pendokumentasian ...........................................................................50
I. Catatan Perkembangan .....................................................................55
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................67
B.Saran .......................................................................................................68
DaftarPustaka ....................................................................................................69
Lampiran-Lampiran
10
INTISARI
Ariati (2011.IB.0002), Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Komunitas pada Keluarga Tn”T” dengan IBU Hamil di
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna Tanggal 09
s.d 31 Mei 2014, di Bawah bimbingan Arif Ndaga dan Rosdiana.
Latar Belakang : Penulisan karya tulis ini karena melihat dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan umur lebih dari
35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan penanggulangan serius dari pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, karena masalah tersebut
apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa cacat.
Tujuan : Untuk dapat melakukan, memperoleh gambaran umum dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada klien dengan ibu hamil di
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu. Metode Penulisan : Pada karya tulis ini metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan. Waktu dan Tempat : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien Ny”L” di
Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna yang dilaksanakan pada tanggal 09 s.d 31 Mei 2014. Hasil : Yang didapatkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien melalui
evaluasi dalam mencatat perkembangan selama 3 minggu 1 hari menunjukan keadaan umum ibu baik, Kesadaran compesmentis, Tekanan Darah :120/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,80C, Pernapasan: 20x/menit. Dari diagnose
masalah dapat teratasi. Pembahasan : Pada Karya Tulis ini, membahas perbandingan antara teori dengan
kasus tentang ibu hamil dari segi pengkajian, diagnose kebidanan, rencana tindakan, pelaksanaan sampai evaluasi atau dengan menggunakan 7 langkah varney.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kasus ini menggunakan metode pendekatan proses keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara
sistematis dan berksinambungan sampai tercaainya penyembuhan. Kata kunci : Asuhan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil
Daftar pustaka : 14 (2008-2013)
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan kesehatan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencana,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.(Syafaruddin.2011/10/konsep
dasar kebidanan komunitas).
Kebidanan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh factor
lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social dan cultural dan spiritual
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, dalam upaya mencapai tujuan. Selain
itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan
mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan
kerjasama suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti
serta masyarakat / komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujua
ntersebut.(Syafaruddin.2011/10/konsep dasar kebidanan komunitas).
Kehamilan merupakan sesuatu yang unik dan penuh misteri bagi pasangan
suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir dengan aman dan
sejahtera baik bagi ibu maupun janinnya, oleh karena itu, pelayanan kesehatan
12
maternal sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan mendapatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan tersebut.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
pbesar di negara–negara berkembang, di negara miskin, 20%-50% kematian
wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut
data statistic yang dikeluarkan WHO bidan PBB yang menangani masalah bidang
kesehatan. Tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
mencapai 515.000 setiap tahun (Sarwono,2008).
Dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), masalah ibu hamil dengan
umur lebih dari 35 tahun perlu segera ditanggulangi, memerlukan perhatian dan
penanggulangan serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan,
karena masalah tersebut apabila tidak ditanggulangi maka akan mempengaruhi
kesehatan ibu, seperti pada hamil tua dapat terjadi tekanan darah tinggi, partus
macet, perdarahan, sedangkan bahaya terhadap janin yaitu kemungkinan bisa
cacat.(Manuaba,2010).
Survey awal yang telah dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
jumlah ibu hamil pada tahun 2013 sebanyak 4295 orang dan ibu hamil lebih dari
35 tahun sebanyak 353 orang , dan pada tahun 2014 sejak bulan Januari - April
sebanyak 2247 orang dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 496 orang .
(Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, 2013 - 2014).
Data dari Puskesmas Batalaiworu tahun 2014 sejak bulan Januari-Mei jumlah
ibu hamil sebanyak 122 dan ibu hamil lebih dari 35 tahun sebanyak 7 orang.
(Puskesmas batalaiworu, 2014)
13
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus pada
keluarga Tn.T dengan umur ibu hamil lebih dari 35 tahun dengan kategori
APGO. Dengan menelusuri kasus tersebut di harapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi bidan, bahwa asuhan bukan saja di berikan di klinik tetapi jg di
rumah klien bersama keluarga.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan studi kasus ini dalam manajemen asuhan
kebidanan komunitas pada keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu
kecamatan Batalaiworu kabupaten Muna, mulai tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
C. Tujuan Telaah
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas pada
Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil dengan menggunakan pendekatan manajemen
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan dapat :
a. Melaksanakan dan melakukan pengkajian dan pengumpulan analisis data
pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
b. Merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada Keluarga Tn. T dengan Ibu
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
14
c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada Keluarga Tn.T dengan Ibu
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
d. Menilai perlunya kebutuhan tindakan segera, konsultasi, dan kolaborasi pada
Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
e. Menetapkan rencana asuhan sesuai dengan rencana diagnosa aktual dan
potensial dan masalah pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil di Kelurahan
Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei
2014.
f. Ditetapkan asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan efektif pada
Keluarga Tn.T dengan ibu hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan
Batalaiworu Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
g. Terlaksanya tindakan yang telah dilakukan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu
Hamil di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna
tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
h. Terdokumentasinya asuhan kebidanan pada Keluarga Tn.T dengan Ibu Hamil
di Kelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu 09 s.d 31 Mei 2014.
15
D. Manfaat Telaah
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki status kesehatan ibu hamil
terhadap resiko yang terjadi.
2. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informsi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program baik pihak puskesmas dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program sebagai upaya pencegahan.
3. Manfaat Bagi institusi
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat di manfaatkn terutama dalam
pengembangan konsep tentang kategori APGO di Institusi Program Studi DIII
Kebidanan Paramata Raha.
4. Manfaat Bagi Penulis
a. Pengetahuan yang telah di peroleh khususnya asuhan sebagai salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir di jenjang pendidikan
Diploma III Kebidanan Paramata Raha.
b. Merupakan konstribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan
ilmu kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO.
16
E. Metode Telaah
Metode yang di gunakan dalam pembuatan studi kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Studi Kepustakaan yaitu dengan membaca buku-buku dan makalah yang
berhubungan dengan judul studi kasus ini.
2. Studi Kasus yaitu dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam
asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan
diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan
mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kategori APGO serta
mendokumentasikan.
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ini :
a. Anamnese/wawancara
Wawancara dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang di
perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut.
b. Observasi
Dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung keadaan dan pola
hidup klien juga termasuk lingkungan fisik dan keluarga.
c. Pemeriksaan fisik
Klien di lakukan pemeriksaan secara umum terdiri dari keadaan umum, tanda-
tanda vital, pemeriksaan secara sistematis dari kepala hingga kaki dengan
teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium.
17
3. Diskusi dan Tanya Jawab
Mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan bidan yang menangani langsung
klien tersebut dan dosen pembimbing studi kasus.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam pembuatan studi kasus ini yaitu :
1. Bab 1 pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup
pembahasan, tujuan telaah, manfaat telaah, metode telaah, dan sistematika
telaah.
2. Bab II tinjauan pustaka terdiri dari telaah pustaka dan konsep manejemen
kebidanan yang didalamnya terdapat pengertian, langkah-langkah manejemen
dan pendokumentasian.
3. Bab III studi kasus terdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa
dan masalah aktual, identifikasi diagnose dan masalah potensial, menilai
perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasi, perencanaan asuhan
kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi kefektifan asuhan dan
pendokumentasian.
4. Bab IV pembahasan
5. Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Selain itu, dalam pembuatan kasus ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka
dan lampiran- lampiran.
18
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Komunitas
a. Pengertian
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih
dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang
erat antar para anggota kunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau
values (kadra,200).
Komunitas terdiri dari sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga
dipandang sebagai target pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan
komunitas, komunitas tersebut harus dilibatkan secara aktif (syafrudin, 2009).
b. Ciri-Ciri Komunitas
Adapun ciri-ciri komunitas adalah sebagai berikut :
1) Adanya kesatuan wilayah (teritorialitas) terbatas.
2) Adanya kesatuan adat istiadat.
3) Berlaku nilai nilai kolektif
4) Adanya rasa identitas dan loyalitas terhadap komunitas (syafrudin, 2009).
19
c. Peran bidan dikomunitas
1) Pemberi pelayanan kesehatan (provider)
Memberikan pelayanan kebidanan secara langsung dan tidak langsung kepada
klien dengan menggunakan asuhan kebidanan terhadap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
2) Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko
tinggi dan kader kesehatan.
3) Pengelola
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan
mengevaluasi) pelayanan kebidanan baik secara langsung maupun tidak
langsung dan menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan
komunitas.
4) Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas.
5) Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat adalah kegiatan memberikan informasi dan
sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang
terbaik dan memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan
secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas kesehatan lain,
instansi atau anggota keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga
dalam pelayanan kebidanan komunitas.
20
6) Kolaborator/koordinator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu baik lintas program maupun sektoral.
7) Perencanaan
Peranan bidan dikomunitas sebagai perencana yaitu dalam bentuk
perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi
dalam perencanaan program-program dimasyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitanya dengan kesehatan.
8) Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas
(syafrudin,2009).
2. Keluarga
a. Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainya, bergantung pada
orientasi dan cara pandang yang di gunakan seseorang dalam mendefinisikanya.
Ada beberapa pengertian tentang keluarga antara lain
Menurut Bussard dan Ball (1966) keluarga merupakan lingkungan sosial yang
sangat dekat hubunganya dengan seseorang. Menurut WHO (1969) keluarga
adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi, atau perkawinan. Menurut Duval (1972) kelurga adalah sekumpulan orang
yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga.
21
Menurut Depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut UU.No 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
ang terdiri dari suami, istri, dan anaknya atau anak atau ayahnya dan anak atau
ibunya, dan anaknya.
b. Bentuk / Tipe kelurga
Pembagian tipe ini bergantung pada kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan :
1) Secara tradisional
Secara tradisional keluarga di kelompokan menjadi 2 yaitu:
a) Keluarga inti ( Nuclear Family )
Adalah keluarga yang hanya terdiri daria ayah, ibu,dan anak di peroleh dari
keturunan atau adopsi atau keduanya
b) Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain ang masih mempunyai
hubungan darah (kakek- nenek, paman, bibi).
2) Secara moderen
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,maka
pengelompokan tipe keluarga selain yang tersebut di atas adalah:
a) Dyadic Nucler yaitu Suami- istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.
22
b) Single parent yaitu satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasaganya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
c. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan indifidu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu di dasari dengan harapan dan pola perilaku dari kelurga,
kelompok dan masyarakat.
1) Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari sekelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungan.
2) Peran ibu
Sementara istri sebagai ibu dari anak-anaknya mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran anak
Sementara peran anak dalam melaksanakan peran psiko-sosial sesuai tingkat
perkembanganya sampai kelak menjadi orang tua baru (Effendy, 1998).
23
d. Tugas-tugas keluarga
Tugas-tugas keluarga mencakup :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanya.
4) Sosialisasinya antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Penetapan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
(Effendy, 1998).
2. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
memiliki organ reproduksi sehat, yang telah megalami menstruasi, dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat
besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini
direncanakan akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan (Mandriwati,
2007)
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (saifuddin,2007). kehamilan di bagi dalam
3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,triwulan
24
kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh
sampai 9 bulan (Ratna Pediastuti,2012:1)
Periode antepartun adalah periode kehamilan yang di hitung sejak hari
pertama haid terakhir sampai di mulainya persalinan.periode antepartum di bagi
atas 3 trimester yang masing-masing terdiri atas 13 minggu, pembgian waktu ini
diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan di
perkirakan kurang dari 40 minggu. Pada praktiknya,trimester 1 dipertimbangkan
secara umum berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12(12
minggu),trimester II minggu ke –13 sampai dengan minggu ke -27 (15 minggu ),
dan trimester III minggu ke-27 sampai dengan minggu ke-40 (13 minggu)
(Asrinah,2010)
b. Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi dalam Kehamilan.
Menurut Sarwono Prawiroharjo (2010), perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada ibu hamil adalah sebagai barikut:
1) Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh
desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan
ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir
kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus.
b) Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
25
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
c) Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas
vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina
supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,
jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
d) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal
e) Payudara
Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh aktifitas
hormon,jaringan glandular dari payudara membesar dan puting menjadi lebih
efektif walaupun perubahan payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada
waktu menjelang persalinan. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus
lactiforeus dan duktus juga menyebabkan penyimpangan lemak.progesteron
menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli lebih tervaskularisasi dan mampu
bersekresi. Hormon pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan
26
penting dalam perkembangan ini, Prolaktin merangsang produksi kolostrum dan
air susu ibu.(Nurul Jannah,2011)
f) Kulit
Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena hormon hipofis yaitu
MSH(Melanopshore Stimulating Hormon) meningkat, Kloasma gravidarum
adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dahi, pipi, hidung
dan leher, Peningkatan pigmentasi juga terdapat pada perut bawah bagian tengah
biasanya tampak garis gelap yang di sebut linea nigra. Srtriae grafidarum adalah
kulit perut tampak retak biru, di mana setelah partus tampak berwarna putih yang
di sebut striae albicans, Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robeknya serabut di bawah kulit sehingga timbul striae
grafidarum.(Manuaba, 2010).
c. Perubahan dan adaptasi psiklogik dalam kehamilan
1) Kehamilan pada trimester I
Setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat, ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,
lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat.
2) Kehamilan trimester II
Pada trimester ini biasanya ibu sudah merasa sehat, telah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Ibu telah meneriama kehamilanya dan mulai menggunakan energi
serta pikiran secara lebih konstruktif, pada trimester ini ibu sudah merasakan
pergerakan janinya.
27
3) Kehamilan trimester III
Pada trimester ini sering di sebut sebagai periode menunggu dan waspada
sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Kadang
ibu mersa khawatir bila bayinya lahir sewaktu-waktu, ibu merasa khawatir kalau
bayinya lahir tidak normal.
d. Asuahan Antenatal
Menurut Fraser, dkk (2012) asuhan antenatal di tujukan untuk memantau
kemajuan kehamilan guna mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin
normal.
1) Tujuan asuhan antenatal
Tujuan asuhan antenatala adalah sebagai berikut :
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian AsiI
ekslusif
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
28
4. Kehamilan dengan faktor resiko (APGO)
a. Pengertian
Kehamilan Risiko Tinggi adalah salah satu kehamilan yang di dalamnya
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan kehamilan
yang kebetulan atau unik. ( Manuaba,2010 )
b. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang
mengancam jiwa ibu atau janin yang dikandungnya.
Tanda bahaya pada kehamilan adalah:
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak menghilang
c. Perubahan visual yang hebat
d. Nyeri abdomen yang hebat
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
f. Pembengkakan pada wajah dan tangan
(Manuaba, 2010)
c. Faktor Resiko Umur >35 Tahun
Masalah-masalah utama pada resiko kehamilan usia diatas 35 tahun adalah
yang sering ditemukan para dokter pada wanita hamil dengan usia diatas 35 tahun
seperti diabetes gestasional (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan
darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia
lebih tua akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan
wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko lainnya adalah resiko
29
keguguran yang lebih besar. Kehamilan diusia > 35 tahun terjadi gangguan pada
sistem hormon seperti hormon progesteron dan estrogen. Selain jumlah sel telur
yang sedikit juga berpengaruh terhadap kemampuan rahim untuk menerima bakal
janin dan embrio faktor ini terkadang mengalami kesulitan untuk melekat
dilapisan dinding rahim atau endometrium, ini dapat meningkatkan terjadinya
keguguran. (Ridwanamiruddin, 2007)
Resiko bagi sang Ibu diantaranya adalah:
1) Tekanan darah tinggi dan diabetes.
2) Pendarahan yang dapat membahayakan Ibu dan bayinya.
3) Bayi dilahirkan secara Caesar.
4) Terjadi kehamilan diluar rahim.
Sedangkan resiko pada bayi adalah:
1) Cacat bawaan, bisa berupa kelainan kromosom pada anak
2) Keguguran, dikarenakan penurunan kemampuan rahim untuk menerima
janin.
3) Resiko meninggalnya bayi yang dilahirkan
4) Persalinan dengan bayi prematur (berat lahir rendah) (Saifudin, 2009).
d. Macam-macan kehamilan resiko tinggi
Menurut Poedji Rochyati dkk kriteria resiko tinggi adalah sebagai berikut:
1) Resiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
mendatang, seperti kematian, kesakitan, kecacatan, ketidak nyamanan, atau
30
ketidak puasan (5K) pada ibu dan bayi. Ukuran risiko dapat dituangkan dalam
bentuk angka disebut skor. Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka
dasar 2, 4 dan 8 pada tiap faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko
menengah, risiko tinggi.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi tiga kelompok:
a) Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Kehamilan tanpa masalah / faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar
diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
b) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun
janinnya yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun
janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
c) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
Kehamilan dengan faktor risiko:
(1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi
jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan tindakan
segera untuk penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu
dan bayinya.
(2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya
meningkat, yang membutuhkan pertolongan persalinan di rumah sakit oleh
dokter.
31
2) Batasan Faktor Risiko / Masalah
a) Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO
Kehamilan yang perlu di waspadai adalah sebagai berikut :
(1) Terlalu Tua
Hamil pada usia tua atau >35 tahun merupakan faktor resiko bahaya dalam
kehamilan baik bahaya bagi ibu maupun janin di mana pada usia tersebut keadaan
kesehatan dan fungsi alat reproduksinya mengalami penurunan fungsi sehingga
kemungkinan kehamilan dan persalinannya mengalami penyulit. Semakin tua
pertambahan umur atau lebih dari 40 tahun kemungkinan lebih besar mengalami
tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit kardiovaskuler selama kehamilan.
Pada beberapa wanita dengan usia lebih tua, penurunan kesehatan otot dan
fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata
lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus di lakukan opersi caesar
(SC) dan pertolongan kelahiran lain (ekstraksi vakum) (Murkoff, 2007).
(2) Terlalu Muda
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20
tahun akan meningkat 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
terjadi pada usia 20-29 tahun (Prawirohardjo, 2007).
Hamil pada usia muda atau <20 th merupakan faktor resiko bahaya kehamilan
bagi ibu maupun janin dimana pada usia tersebut keadaan kesehatan, kementalan
fisik dan fungsi alat reproduksi belum matang, belum siap untuk hamil (Murkoff ,
2007).
32
b) Bahaya yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
(1) Ibu hamil pertama pada umur ≥ 35 tahun. Pada usia tersebut mudah terjadi
penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua. Jalan lahir juga
tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan anak
cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan. Bahaya yang terjadi antara
lain:, Hipertensi / tekanan darah tinggi, Pre-eklamsia, ketuban pecah dini:
yaitu ketuban pecah sebelum persalinan, persalinan tidak lancar atau macet:
ibu mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu
sendiri melalui jalan lahir biasa., Perdarahan setelah bayi lahir, Bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.
c) Anak terkecil < 2 tahun
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada kemungkinan ibu
masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan dan perhatian orang tuanya.
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu lemah
2) Bayi prematur / lahir belum cukup bulan, sebelum 37 minggu
3) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr.
d) Primitua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu. Ibu dalam
kehamilan dan persalinan ini seolah-olah menghadapi persalinan yang pertama
lagi. Kehamilan ini bisa terjadi pada:
1) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
33
2) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.
Bahaya yang akan terjadi:
(a) Anak pertama mati, janin didambakan dengan nilai sosial tinggi
(b) Anak terkecil hidup umur 10 tahun lebih, ibu tidak ber-KB.
e) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering melahirkan
maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan:
1) Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi
2) Kekendoran pada dinding perut
3) Tampak ibu dengan perut menggantung
4) Kekendoran dinding rahim
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Kelainan letak, persalinan letak lintang
2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang
3) Persalinan lama
4) Perdarahan pasca persalinan.
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup atau mati
f) Umur 35 tahun atau lebih
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.
Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu. Bahaya
yang dapat terjadi :
34
1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklamsia
2) Ketuban pecah dini
3) Persalinan tidak lancar / macet
4) Perdarahan setelah bayi lahir
g) Tinggi badan 145 cm atau kurang
Terdapat tiga batasan pada kelompok risiko ini:
1) Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu
dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua
kemungkinan yang terjadi:
2) Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak
besar.
3) Panggul ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar
4) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi mati
dalam waktu (umur bayi) 7 hari atau kurang.
5) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup bulan, dan
berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat terjadi: persalinan
berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya. Kebutuhan pertolongan
medik : persalinan operasi sesar.
h) Riwayat obstetri jelek (ROJ)
Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:
Kehamilan kedua, dimana kehamilan yang pertama mengalami
1) Keguguran
2) Lahir belum cukup bulan
35
3) Lahir mati
4) Lahir hidup lalu mati umur ≤ 7 hari
5) Kehamilan ketiga atau lebih, kehamilan yang lalu pernah mengalami
keguguran ≥ 2 kali
6) Kehamilan kedua atau lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam kandungan.
Bahaya yang dapat terjadi:
1) Kegagalan kehamilan dapat berulang dan terjadi lagi, dengan tanda-tanda
pengeluaran buah kehamilan sebelum waktunya keluar darah, perut kencang.
2) Penyakit dari ibu yang menyebabkan kegagalan kehamilan, misalnya:
Diabetes mellitus, radang saluran kencing
i) Persalinan yang lalu dengan tindakan
Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-vaginam:
1) Tindakan dengan cunam / forcep / vakum. Bahaya yang dapat terjadi:
(a) Robekan / perlukaan jalan lahir
(b) Perdarahan pasca persalinan
2) Uri manual, yaitu: tindakan pengeluaran plasenta dari rongga rahim dengan
menggunakan tangan. Tindakan ini dilakukan pada keadaan bila:
(a) Ditunggu setengah jam uri tidak dapat lahir sendiri
(b) Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan banyak > 500 cc
Bahaya yang dapat terjadi:
(1) Radang, bila tangan penolong tidak steril
(2) Perforasi, bila jari si penolong menembus rahim
(3) Perdarahan
36
(4) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu
mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc,
sehingga ibu menjadi syok dan membutuhkan infus, serta transfusi darah.
j) Bekas Operasi Sesar
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena itu
pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada robekan
rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.
( deso, 2011)
B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, atau keterampilan dalam rangkaian tahapan
logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.( Erna Juliana
Simatupang,2008 )
2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan
Proses manajemen kebidanan terdiri dari atas 7 langkah. Manajemen asuhan
kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi
asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiru dari keseluruhan kerangka kerja yang
dapat di pakai dalam segala situasi.
37
a. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan,
langkah merupakan intelektual dan mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang
di laksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan
pengolahan.( Varney,2007 )
1) Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi
baik dari klien, keluarga maupun tim kesehatan lainnya atau data yang di peroleh
dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang di lakukan
dalam pengumpulan data meliputi:
a) Wawancara
Wawancara/ anamnese adalah tanya jawab yang di lakukan antara bidan
klien, keluarga maupun ytim medis lainya dan data ang di kumpulkan
mencangkup semua keluhan dan masalah yang di miliki
b) Observasi dan pemerikssan fisik
Pada saat observasi di lakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Pemeriksaan di lakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
2). Pengolahan data
Setelah data di kumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya di
kelompokan dalam:
a) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama. Riwayat penyakit,riwayat menstruasi,latar
belakang budaya,pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
38
psikososial.sehingga dalam hal ini kasus hiperemesis gravidarum berdasarkan
teori dan hasil pemerikssan yang biasa dikeluhkan oleh pasien yaitu,sering
muntah, lemas, dan cepat lelah.
b) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan
keadaan fisik obstetri.
b. Interprestsi Data Dasar
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang di putuskan
berdasarkan identifikasi yang di dapat dari analisa-analisa dasar.
Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional
sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang di tegakan
harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.( Varney, 2007 )
c. Merumuskan diagnosa/masalah potensial
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada
klien jika mendapatkan penanganan yang akurat, yang di lakukan melalui
pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi
bila tidak segera di tangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya
sehingga mengancam kehidupan pasien
d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segeradan Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindalkan segera oleh bidan atau dokter dan / untuk
di konsultasikan atau di tangani brersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.pada tahap ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan.
39
e. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya.juga mengantisipasi diagnosa dan masalah
kebidanan secara komprehensif yang di dasari atas rasional tindakan yang relevan
dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi brerdasarkan analisa dan
asumsi yang seharusnya boleh di kerjakan atau tidak oleh bidan.( Varney,2007 )
f. Langkah VI.Implementsi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan
tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,
konsultasi maupun kolaborsi, implementasi ang efisien akan mengungi waktu dan
biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
g. Langkah VII.Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan, meliputi pemenuhan
kebutuhan terhadap masalah yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosis
C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
1. Data Subyektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencangkup
nama,umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan dan
keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
40
2. Data Obyektif
Data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup
inspeksi,palpasi,perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium.
3 Assesment
Merupakan keputusan yang di tegakan dari hasil perumusan masalah yang
mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan
diagnosa kebidanan di jadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan pasien/ klien.
4 Planning/perencanaan
Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan
dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.
41
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapan manajemen kebidanan dalam
asuhan kebidanan pada keluarga Tn. T dengan ibu hamil kategori APGO di
Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu pada 09 s.d 31 Mei 2014, yang diawali
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
A. Identifikasi Data Dasar
1. Pengkajian Keluarga
Meliputi semua informasi yang akurat dan lengkap dari klien maupun keluarga
yang terdiri dari anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, dan
pemeriksaan penunjang.
a. Struktur dan Sifat Keluarga
1. Struktur Keluarga
Nama KK : Tn.T
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta(pedagang)
Perkawinan ke : I ( satu )
Lamanya menikah : ± 20 tahun
Penghasilan perbulan : ± Rp 800.000,_
Alamat : Laino
42
Tabel 1.1 Daftar anggota keluarga
No Nama Umur Agama Hubun
gan
Pendidikan Pekerjaan Penolong
persalinan L P
1. Ny .L 40
thn
Islam Istri SMP IRT Dukun
2. An .D 16
Thn
Islam Anak Sementara
SMA
Belum
kerja
Dukun
3. An. K 14
thn
Islam Anak Sementara
SMP
Belum
kerja
Dukun
4. An. F 11
thn
Islam Anak Sementara
SD
Belum
kerja
Bidan
5. An. K 9
thn
Islam Anak Sementara
SD
Belum
kerja
Bidan
6. An. K 4
thn
Islam Anak Belum
sekolah
Belum
kerja
Bidan
1) Sifat Keluarga
a) Tipe keluarga merupakan istri / Nuclear family.
b) Hubungan kepala keluarga dengan istri dan anak cukup baik
2) Peran Anggota Keluarga
Bapak sebagai suami dan kepala keluarga, ibu sebagai istri dan ibu rumah
tangga.
b. Pola Kebiasaan Sehari – Hari
1) Kebiasaan sehari-hari
a) Makanan pokok keluarga : Nasi
b) Pola makan keluarga : makanan pokok +sayur+lauk
c) Frekuensi makan : 3x sehari.
43
c. Jenis Rekreasi dan hiburan
1) Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi secara khusus.
2) Saat – saat santai digunakan untuk nonton televisi.
d. Pola komunikasi Keluarga
1) Bapak berperan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga
2) Dalam mencari jalan pemecahan masalah dalam keluarga dilakukan
dengan musyawarah keluarga.
3) Tidak ada konflik dalam keluarga.
e. Pola istrahat keluarga
1) Kebiasaan istrahat siang / tidur siang : ± 1 jam ( 13.00 – 14.00 Wita
2) Kebiasaan istrahat malam / tidur malam : ± 7 jam ( 22.00 – 05.00 wita ).
f. Personal hygiene keluarga
1) Rambut dicuci 2x seminggu menggunakan sampo.
2) Gosok gigi 2x sehari menggunakan pasta gigi.
3) Mandi 3x sehari memakai sabun
4) Keluarga mempunyai kebiasaan mencuci tangan, memakai alas kaki,
mencuci kaki sebelum tidur, memotong kuku 1x/ minggu.
5) Kebiasaan mengganti pakaian dan pakaian dalam 2x sehari.
2. Faktor Sosial Ekonomi Dan Budaya
a. Penghasilan dan pengeluaran
1) Pekerjaan kepala keluarga adalah Wiraswasta(pedagang)
2) Besarnya penghasilan yang di dapat setiap bulan Rp ± 800.000,-
3) Penghasilan dalam sebulan cukup untuk makan sehari – hari
44
4) Penentuan keuangan dalam keluarga adalah kepala keluarga, dan istri
bertanggung jawab mengatur kebutuhan rumah tangga sehari – hari.
b. Suku dan Agama
a. Bapak dan Ibu bersuku Buton.
b. Bapak dan Ibu beragama Islam dan melakukan sholat 5 waktu secara
rutin.
c. Peran Anggota Keluarga
1) Bapak sebagai pencari nafkah.
2) Ibu mengatur urusan rumah tangga dan segala hal keperluan pokok
sehari – hari.
d. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan baik dengan masyarakat sekitar dimana
bapak dan ibu selalu mengikuti kegiatan warga
3. Faktor lingkungan
a. Rumah
Keluarga menempati rumah sendiri dengan bentuk rumah papan dengan
ukuran 7x6 meter di atas tanah seluas 15x18 meter dengan kontruksi
rumah terbuat dari papan dan dinding papan.
45
Dena Rumah :
I
IV
II III
7 Meter
Ket :
I Ruang tamu dengan ukuran 7 x 2,5 meter
II Ruang tidur dengan ukuran 3 x 3,5 meter
III Ruang dapur dan ruang makan 3 x 3,5 meter
IV Wc 2x2 meter
a. Memiliki fentilasi dan jendela sehingga pertukaran udara dalam rumah baik
b. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya matahari
c. Pengaturan perabot dalam rumah dari kebersihan cukup terjaga
d. Sudah memiliki kamar mandi sehingga bila mandi langsung dalam kamar
mandi.
46
b. Sumber air minum dan sarana air bersih
1) Sumber air bersih di ambil dari air PAM yang keadaan airnya jernih tidak
berbau dan tidak berasa, dan keadaan sumur memenuhi syarat kesehatan
2) Pengolahan air untuk di minum dengan cara merebus sampai mendidih
selama ± 5-10 menit
c. Tempat pembuangan
1) Tinja keluarga di buang di Wc yang berbentuk leher angsa
2) Pembuangan sampah di buang pada tempatnya
3) Sampah kering di bakar
4) Sampah basah di kumpulkan di buang pada tempatnya
5) Pembuangan air limbah langsung digot
d. lingkungan Rumah
Lingkungan rumah tidak di tanami pohon
e. Fasilitas hiburan
Keluarga sudah memiliki televisi sebagai sarana hiburan dan informasi
4. Keadaan Kesehatan Keluarga Berencana
a. Keadaan kesehatan Keluarga
b. Kondisi kesehatan keluarga umumnya baik Bapak : Nampak sehat tidak ada
kelainan
c. Keadaan Kesehatan Ibu secara umum baik. Ibu dalam keadaan hamil, pada
kehamilannya sekarang ibu mengatakan :
1) Hamil yang kedelapan, pernah melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah
keguguran.
47
2) Hari pertama haid terakhir tanggal 30 – 09 - 2013.
3) Sudah merasakan pergerakan janinnya sejak umur kehamilan 4 bulan dan
masih dirasakan sampai sekarang.
4) Umur kehamilan ±8 bulan.
5) Ibu sudah disuntik imunisasi TT5
6) Status Gizi keluaga
Secara umum keadaan gizi keluarga baik.
7) Belum pernah menggunakan KB
d. Pemeriksaan Fisik
Sehubungan dengan kesehatan keluarga dilakukan pemeriksaan fisik yaitu:
1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan
a. Berat Badan : 59 kg
b. Tinggi Badan : 170 cm
c. Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36,8 0C
Pernapasan : 22 x / menit
2) Ibu mengatakan selama kehamilannya mengalami muntah-muntah
a. Keadaan umum ibu : kurang baik
b. Kesadaran : komposmentis
c. Tafsiran persalinan : 08-07-2014
d. Umur kehamilan : 31 minggu 3 hari
48
e. Tinggi Badan : 160 cm
f. Berat Badan : 60 cm
g. Tanda – tanda Vital :
Tekanan Darah : 100 / 70 mmHg
Nadi : 88 x / menit
Suhu : 36 0C
Pernapasan : 20 x / menit
h. Lila : 25 cm
i. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut dan kulit kepala bersih, tidak rontok dan tidak ada benjolan.
b. Wajah
Ekspresi wajah baik, tidak pucat, tidak ada Oedema.
c. Mata
Konjung tiva merah muda, sklera tidak ikterus.
d. Hidung
Bersih, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan.
e. Mulut dan gigi
Bibir tidak pecah – pecah, tidak ada karies pada gigi.
f. Telinga
Lekukan telinga normal dan bersih
49
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, arteri karotis, dan tidak ada
peningkatan vena jugularis.
h. Payudara
Putting susu menonjol, heperpigmentasi pada areola mamae,tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan dan kolostrum sudah ada bila dipencet.
i. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut kendor,pembesaran perut
sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850 Gram.
Leopold : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)
Leopold II : Teraba memanjang seperti papan(puki)
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting(kepala)
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul
Djj : 144x/menit
j. Ektremitas
Tidak ada oedema refleks patella (+) kiri kanan.
2) Pengkajian Psikososial
1. Status Emosi
Tingkat emosional keluarga cukup baik, bila ada masalah umumnya dapat
diselesaikan dengan baik.
2. Konsep diri
a) Pembawaan kepala keluarga dengan masyarkat sekitar baik.
b) Bapak cenderung pendiam dan tidak banyak bicara.
50
3) Pola interaksi
Pola interaksi keluarga cukup baik, bahasa yang digunakan sehari – hari
adalah bahasa daerah muna
4) Pola pertahanan keluarga
Bapak dan ibu saling memahami bila ada masalah dibicarakan bersama dan
demikian pula ada permasalahan dengan saudara/ tetangga.
5) Pengkajian Pengetahuan Terhadap Kesehatan
1) Keluarga sudah memahami tentanng pemanfatan fasilitas kesehatan,
sehingga memiliki kebiasaan memilih tenaga bidan yang pertama dihubungi
bila mengalami ,masalah kesehatan.
2) Keluarga belum mengetahui tentang resiko yang akan terjadi jika hamil di
atas umur 35 tahun
6) Harapan Keluarga Tentang Petugas Kesehatan
Dapat membantu keluarga untuk memahami risiko ibu hamil dengan umur
lebih dari 35 tahun.
51
B. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual
Pada langkah ini dignosa atau masalah berdasarkan interprestasi yang akurat
data-data yang telah dikumpulkan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
masalah yang spesifik, terdiri dari:
1. Kehamilan dengan kategori APGO
No. DATA ANALISIS DAN
INTERPRESTASI
1. Subyektif :
Ibu mengatakan : a. Hamil kedelapan,
melahirkan tujuh kali dan
belum pernah keguguran. b. Hari pertama haid terakhir
tanggal 30-09-2013
Obyektif :
a. Tonus otot perut kendor b. Ada striae albicans
c. Tafsiran persalinan tanggal 08-07-2014
a. Tonus otot perut kendor
disebabkan adanya peregangan pada kehamilan sebelumnya.
b. Nampak striae albicans yang merupakan retak-retak
jaringan kulit pada kehamilan sebelumnya yang bewarna kebiruan dan
berubah warna putih setelah melahirkan.
2. Subyektif :
Ibu mengatakan :
Umur ibu lebih dari 35 tahun.
Obyektif :
Umur ibu 40 tahun
Kehamilan yang terlalu tua dapat
beresiko pada ibu dan janinya.
52
Tabulasi Perumusan Masalah
Tabulasi perumusan masalah adalah
1. Ibu hamil
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 1
3 𝑥 1
1
3
Situasi krisis keluarga dan individu membutuhkan
penyesuaian terhadap perubahan diri dan perlu
mempersiapkan sumber daya dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan
bayi baru lahir.
2. Kemungkina
n masalah
dapat terjadi
0
2 𝑥 2
0
Kemungkinan masalah tidak
dapat di rubah karena
kehamilan tidak dapat di
rubah dengan tindakan
sebab kehamilan adalah
proses alamiah.
3. Potensial
masalah
untuk diubah
1
3 𝑥 1
1
3
Masalah tidak bisa di cegah
sampai proses kelahiran
selesai.
4. Menonjolnya
masalah
1
2 𝑥 1
1
2
Masalah perlu segera di
tangani karena proses kelahiran akan segera
berlangsung berlangsung.
Jumlah
1 1/6
53
2. Kehamilan dengan kategori APGO
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah
2
3𝑥 1
2
3
Merupakan ancaman
kesehatan yang dapat
mempengaruhi
kehamilan
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
0/2x2
0 Masalah dengan APGO
tidak dapat dirubah
3. Potensi
masalah untuk
dirubah
1/3x1
1
3
Potensi masalah untuk
dapat di rubah sangat
rendah
4. Menonjolnya
masalah
0/2x1
0 Masalah tidak langsung di rasakan oleh ibu saat
ini kecuali ada masalah pada saat persalinan
Jumlah 3
54
3. Masalah ibu yang belum menggunakan KB
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 2
3𝑥 1
2
3
Merupakan ancaman
kesehatan yang dapat
mempengaruhi
kehamilan
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
2
3𝑥 2
2
Kemungkinan masalah
dapat dirubah sebagian.
3. Potensi
masalah untuk
dirubah
2
3𝑥 1
2
3
Dengan memberi
penyuluhan pada
keluarga tentang
pentingnya ber KB.
4. Menonjolnya
masalah
2
2𝑥 1
1
Masalah tidak langsung
di rasakan oleh ibu saat
ini.
Jumlah
2 1/3
C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial
Berdasarkan keadaan kesehatan Ny”L” dapat ditetapkan adanya suatu masalah
potensial yang akan terjadi pada Ny”L” yaitu potensial terjadinya perdarahan post
partum.
D. Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
Berdasarkan data yang telah di kumpulkan pada Ny”L” tidak ada tindakan
kolaborasi dengan dokter.
55
E. Rencana Asuhan
Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka di susunlah
rencana rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan memenuhi
kebutuhan ibu yang meliputi preventif,promotif,dan rehabilitasi. Dalam memilih
asuhan yang akan di laksanakan di maksudkan untuk mencapai tujuan yang di
kehendaki berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada.
Untuk lebih jelas dapat di lihat pada uraian di bawah ini:
A. Tujuan :
1. Jangka panjang
a. Keadaan umum ibu baik
b. Keluarga dapat meningkatkan status kesehatannya yang baik.
c. Kehamilan berlangsung normal tanpa ada penyulit atau komplikasi sehingga
dapat melahirkan dengan normal.
d. Menganjurkan ibu untuk menggunakan KB yang sesuai keinginanya.
2. Jangka pendek
a. Keluarga memiliki pengetahuan tentang faktor risiko pada ibu hamil dengan
umur lebih dari 35 tahun.
b. Rencana melahirkan di bidan.
c. Ibu memeriksakan kehamilannya minimal empat kali dalam kehamilan.
d. Ibu belum menggunakan KB selama kehamilan nya ini.
B. Kriteria Keberhasilan
1. Keadaan umum ibu baik di tandai dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal, yaitu:
56
a. Tekanan darah : 100/70 MmHg
b. Nadi : 88 kali/ menit
c. Suhu : 36 0C
d. Pernapasan : 20 kali/ menit
2. Keadaan kesehatan ibu dan keluarga baik
3. Kehamilan berlangsung normal di tandai dengan tidak terjadi tanda-tanda
bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan pervaginam,nyeri kepala yang
hebat, penglihatan kabur, demam,oedema pada wajah, tangan dan kaki,dan
belum merasakan pergerakan janinya.
4. Ibu bersedia menggunakan KB dan KB pilihanya suntik 3 bulan
C. Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan pada keluarga
Rasional : keluarga bersikap ramah dan memberikan penerimaan yang baik.
2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
Rasional : Ibu koperatif dengan petugas
3. Beritahukan pada keluarga tentang masalah yang ada kehamilan dengan umur
lebih dari 35 tahun.
Rasional : keluarga dapat mengetahui tentang risiko yang terjadi pada ibu
hamil yang umur lebih dari 35 tahun.
4. Bersama Keluarga membahas masalah yang ada
c. Kehamilan dengan kategori APGO
Berikan penyuluhan pada keluarga tentang faktor resiko
akibat kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun
57
Rasional : Keluarga dapat mengetahui faktor resiko umur diatas 35 tahun
d. Menganjurkan pada ibu untuk membuat rencana persalinan di bidan serta
menyiapkan biaya dan kebutuhan lainya
Rasional : agar komplikasi dalam persalinan dapat dicegah
5. Memberitahu pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui tentang tanda – tanda persalinan.
F. Implementasi
Sistematika dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi kesehatan dari Ny”L” yang
teridentifikasi.
1. Lakukan pendekatan pada keluarga.
Hasil : Keluarga koperatif dengan petugas
2. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
Hasil : Tekanan darah : 110/80 MmHg
Nadi : 88 kala/ menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20 kali/menit
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah ibu yang hamil diatas umur 35
tahun, resiko yang terjadi pada ibunya tekanan darah yang tinggi, perdarahan
yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayi dilahirkan secara cesar, dan
terjadi kehamilan diluar rahim.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilan nya saat ini.
58
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan.
G. Evaluasi
Tanggal 09 Mei 2014 Jam: 12.15 WITA
1. Keadaan umum ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : 110/80 MmHg
Nadi : 88 kali/ menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20 kali/menit
2. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, TFU 30 cm, LP 95 cm, TBJ 2850
Gram. Leopold 1 : Teraba lunak, keras dan tidak melenting(bokong)
Leopold II : Teraba bagian yang datar, keras(punggung kiri)
Leopold III : Teraba keras, bulat, melenting(kepala)
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul
Djj : 144x/menit
H. Pendokumentasian
Pada langkah ini telah di uraikan tentang penerapan manajemen kebidanan
dalam 7 langkah Varney dan akan di persingkat menjadi pendokumentasia pada
ibu hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu
Kabupaten Muna tanggal 09 s.d 31 Mei 2014.
59
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan :
1. Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali dan tidak pernah keguguran
2. Hamil 8 bulan
3. Hari pertama haid terakhir tanggal 30-09-2013
4. Sudah merasakan pergerakan janinya dalam 1 hari pergerakan janinya
sering bergerak.
2. Data Obyektif (O)
1. Keadaan umum ibu : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tinggi badan : 160 cm
4. Berat badan : 60 kg
5. Lila : 25 cm
6. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 100/70 MmHg
b. Nadi : 80 kali/ menit
c. Suhu : 36,5 0C
d. Pernapasan : 20 kali/menit
7. Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi
a. Kepala dan rambut
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok
Palpasi : Tidak ada benjolan
60
b. Wajah/muka
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada
cloasma gravidarum.
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah
c. Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,
skelera tidak ikterus.
d. Hidung
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,
skelera tidak ikterus.
e. Telinga
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya
polieter.
f. Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah
bersih, gusi merah muda, tidak ada sariawan.
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh
limfe, tidak ada pelebaran vena jugularis.
h. Payudara
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae.
61
Palpasi : Tidak ada benjolan, kolostrum ada, payudara tegang.
i. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang,
tampak linea nigra, terdapat striae livide.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : Teraba bulat, lunak, tidak melenting(bokong)
Pengukuran:
Tinggu fundus uteri : 30 cm
Lingkar perut : 95 cm
Tafsiran berat janin : 2850 gram
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras
dan memanjang(punggung kiri)
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting
(kepala).
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala
belum masuk pintu atas panggul)
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan
frekuensi 140x/menit
j. Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks
patella (+) kiri dan kanan.
62
3. Assesment (A)
GVIIIPVIIA0,umur kehamilan 31 minggu 3 hari,punggung kiri, letak kepala,
belum masuk pintu atas panggul,intrauterin, tunggal, hidup, keadaan umum
ibu baik,dengan ibu hamil kategori APGO.
4. Planning (P)
1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan
Hasil : ibu bersedia dan mau di periksa.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu:
Tekanan darah : 100/70 MmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20 kali/menit.
Hasil : ibu mengerti dengan keadaanya saat ini.
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah factor resiko yang terjadi pada
ibu hamil diatas umur 35 tahun.
Hasil : Ibu dan keluarga merasa cemas dengan kehamilanya saat ini.
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35
tahun, bahaya nya pada ibu bias terjadi tekanan darah yang tinggi, perdarahan
yang dapat membahayakan ibu dan bayinya, bayinya dilahirkan secara cesar,
dan terjadi kehamilan diluar rahim.
Hasil : Ibu dan keluarga baru mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih
dari 35 tahun.
63
I. Catatan Perkembangan
Pada catatan perkembangan ini dilakukan pemantauan selama 3 minggu 1
hari mulai pada hari rabu dengan menggunakan metode pendekatan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn”T” dengan ibu hamil
APGO Dikelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu Kabupaten Muna 09 s.d 31
Mei 2014.
Kunjugan 1
Jum”at, 12 Mei 2014, Jam 11.30-13.30 WITA
a. Data subyektif (S)
Ibu mengatakan :
1) Hamil yang kedelapan, melahirkan tujuh kali, dan tidak pernah keguguran.
2) Sudah memeriksakan kehamilanya kepada bidan.
b. Data obyektif (O)
1) Keadaan umum ibu baik
2) Kesadaran composmentis
3) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 0c
4) Pemeriksaan fisik
1) Ibu
a) Keadaan umum ibu : Baik
64
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tinggi badan : 160 cm
d) Berat badan : 60 kg
e) Lila : 25 cm
f) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 MmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 36 oC
Pernapasan : 20 kali/menit
g) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi
(a) Kepala dan rambut
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok
Palpasi : Tidak ada benjolan
(b) Wajah/muka
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah
(c) Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera
tidak ikterus.
(d) Hidung
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak
ikterus.
65
(e) Telinga
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter.
(f) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih,
gusi merah muda, tidak ada sariawan.
(g) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak
ada pelebaran vena jugularis.
(h) Payudara
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan,
kolostrum ada, payudara tegang.
(i) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak
linea nigra, terdapat striae livide.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : Teraba lunak, bulat, tidak melenting(bokong)
Pengukuran:
Tinggu fundus uteri : 35 cm
Lingkar perut : 95 cm
Tafsiran berat janin : 2850 gram
66
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang(punggung kiri)
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala).
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum
masuk pintu atas panggul)
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi
140x/menit
(j) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks
patella (+) kiri dan kanan
c. Assessment (A)
Ibu hamil umur kehamilan 32 minggu, punggung kiri, letak kepala, kepala belum
msuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan umum ibu dan
janin baik.
d. Planning (P)
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu tentang pemeriksaan TTV,
pemeriksaan fisik.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2) Menjelaskan kepada ibu factor resiko hamil diatas umur 35 tahun
Hasil : ibu paham dengan penjelasan bidan
3) Memberikan obat tablet tambah darah pada ibu dan menjelaskan cara
mengkonsumsinya.
Hasil : ibu menerimah obat yang telah diberikan
67
4) Memberikan susu ibu hamil pada ibu
Hasil : ibu telah menerimah susu yang telah diberikan dan mau
mengkonsumsinya.
5) Menganjurkan ibu istrahat yang cukup
Hasil : ibu sudah mulai tidur siang
6) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan badan terutama kebersihan
daerah genitalia.
Hasil : ibu sudah mulai mengganti pakean dalam 2x sehari
Kunjungan 2
Minggu, 31 Mei 2014, Jam 08.30-10.00 WITA
b. Data subyektif (S)
Ibu mengatakan :
Usia kehamilanya 8 bulan lebih
c. Data obyektif (O)
1) Bapak Nampak sehat tidak ada kelainan.
a) Berat badan : 59 kg
b) Tinggi badan : 169 cm
c) Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50c
Pernapasan : 20x/menit
68
2) Ibu
b) Keadaan umum ibu : Baik
c) Kesadaran : Composmentis
d) Tinggi badan : 160 cm
e) Berat badan : 60 kg
f) Lila : 25 cm
g) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 MmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 36 oC
Pernapasan : 20 kali/menit
h) Pemeriksaan inspeksi,palpasi,dan perkusi
1) Kepala dan rambut
Inspeksi : Kepala dan rambut bersih, tidak rontok
Palpasi : Tidak ada benjolan
2) Wajah/muka
Inspeksi : Ekspresi wajah senang, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum.
Palpasi : Tidak ada oedema pada wajah
3) Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera
tidak ikterus.
69
4) Hidung
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, skelera tidak
ikterus.
5) Telinga
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada secret, tampak adanya polieter.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak ada caries gigi, lidah bersih,
gusi merah muda, tidak ada sariawan.
7) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
Palpasi : Tidak da pembesaran kelenjar gondok dan pembuluh limfe, tidak
ada pelebaran vena jugularis.
8) Payudara
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
hyperpigmentasi pada areola mammae. Palpasi : Tidak ada benjolan,
kolostrum ada, payudara tegang.
9) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tonus otot perut tegang, tampak
linea nigra, terdapat striae livide.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Leopold I : Teraba bulat, lunak dan tidak melenting(bokong)
70
Pengukuran:
Tinggu fundus uteri : 30 cm
Lingkar perut : 95 cm
Tafsiran berat janin : 2850 gram
Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang(punggung kiri)
Leopold III : Teraba bagian yang keras, bundar dan melenting (kepala).
Leopold IV : Tangan konvergen, jari-jari tangan bertemu(kepala belum
masuk pintu atas panggul)
Auskultasi DJJ : Denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dengan frekuensi
140x/menit
10) Ektermitas atas dan bawah, tidak ada varises,tidak ada oedema, refleks
patella (+) kiri dan kanan
e. Assessment (A)
Ibu hamil dengan usia kehamilan 34 minggu 5 hari, punggung kiri, letak kepala,
kepala belum masuk pintu atas panggul, intrauterine, tunggal, hidup, keadaan
umum ibu dan janin baik.
f. Planning (P)
1) Meminta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan
dilakukan.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
71
2) Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan
tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik.
Hasil : ibu mengerti dengan penyampaian bidan.
3) Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi susu yang telh diberikan,
Hasil : ibu telah mengkonsumsi susu yang telah diberikan.
4) Menjelaskan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu perdarahan dari jalan
lahir(pervaginam), sakit kepala hebat, mual muntah berlebihan, gangguan
penglihatan, gerakan janin berkurang/tidak da sama sekali, dan mengigil atau
demam.
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
5) Menganjurkan pada ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya tepat waktu
dan bila ada keluhan.
Hasil : ibu mau mengikuti anjuran bidan.
72
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas tentang kesenjangan teori dan hasil studi kasus
berdasarkan penerapan manajemen asuhan pada keluarga Tn.”T” dengan ibu
hamil kategori APGO di Kelurahan Laino Kecamatan Batalaiworu tanggal 09 s.d
31 Mei 2014.
Pembahasan ini disusun berdasarkan pendekatan manajemen kebidanan yang
terdiri dari 7 langkah.
A. Identifikasi Data Dasar
Pada langkah ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi
identitas klien, data biologis, data psikologis,sosial ekonomi dan
spritual.informasi yang di peroleh mengenai data-data tersebut penulis
mengadakan wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian
bersumber dari pemerisaan fisik.selain itu di peroleh dari petugas kesehatan yang
menangani klien.
Dalam proses pengumpulan data penulis tidak mengalami hambatan yang
dapat mempengaruhi perolehan data.
B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual
Berdasarkan data yang telah di kumpulkan, beberapa diagnosa dan masalah
ditemukan pada keluarga. Dan adapula diagnosa dan masalah yang spesifik terjadi
pada anggota.Adapun diagnosa dan masalah yang teridentifikasi pada keluarga
Tn.”T” adalah sebagai berikut:
73
1. Ibu hamil dengan Kategori APGO
Ibu hamil di atas umur 35 tahun
Dari beberapa diagnosa dan masalah yang ada secara keseluruhan memenuhi
standar diagnosa dengan kategori di akui dan telah di sahkan oleh profesi,
berhubungan langsung dengan praktik kebidanan dan dapat di selesaikan dengan
pendekatan manajemen kebidanan
C. Merumuskan Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang mungkin
terjadi pada Ny”L” berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan
observasi yang akurat kemudian di evaluasi apakah terdapat kondisi yang
abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan dapat menimbulakan
keadaan berbahaya dalam kehamilan sehingga mengancam kehidupan ibu dan
janin.
Berdasarkan teori, bahaya atau potensial yang akan terjadi pada kehamilan
adalah penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit
kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih
sering harus dilakukan operasi Caesar(SC) dan pertolongan kelahiran lain(ekstrasi
vakum).
74
D. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Dalam kasus ini penulis melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter untuk
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn”T”
E. Rencana Tindakan
Dalam merencanakan asuhan pada keluarga ini di dasarkan pada diagnosa dan
masalah yang teridentifikasi sebelumnya.Selain itu dalam perencenaan asuhan
juga memperhatikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang sehubugan
dengan kondisi kesehatan anggota keluarga sekarang ini. oleh karena itu maka
asuhan yang di rencanakan selai bersifat pengamatan pada keadaan kesehatan juga
asuhan di titikberatkan pada pendidikan kesehatan yang berorientasi pada upaya
preventif dan promotif.
Adapun rencana tindakan pada kasus keluarga ini adalah:
1. Kehamilan
a. Minta persetujuan pada ibu dan keluarga untuk setiap tindakan yang akan
dilakukan
b. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan kehamilanya
c. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang masalah yang ada
d. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil dengan
umur lebih dari 35 tahun.
e. Memberikan penyuluhan tentang be KB
f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan.
g. Anjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilanya di posyandu.
h. Beritahu ibu bahwa akan di kunjungi lagi tanggal 10-06-2014.
75
F. Pelaksanaan tindakan Asuhan Kebidanan
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.”T” seluruh
asuhan yang direncanakan terlaksana dengan baik. Asuhan yang diberikan tidak
memberatkan bagi keluarga sehingga setiap pelaksanaan asuhan selalu
mendapatkan respon yang baik dan diterima oleh keluarga.
Dalam pelaksanaan asuhan ada beberapa asuhan yang di laksanakan secara
terus menerus setiap waktu melakukan kunjungan , namun ada beberapa asuhan
hanya di berikan, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan keluarga.
1. Meminta persetujuan ibu untuk setiap tindakan yang akan di lakukan
Hasil : Ibu bersedia dan mau di periksa.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu yaitu keadaan umum ibu baik,
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 MmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu : 36,5oC,
Pernapasan : 20 kali/menit,.
Hasil : ibu mengerti dengan keadaan saat ini
3. Menjelaskan pada keluarga tentang masalah yang ada
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang masalah yang ada
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang bahaya pada ibu hamil lebih dari 35
tahun.
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui tantang bahaya pada ibu hamil lebih
dari 35 tahun.
76
5. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda – tanda persalinan
Hasil : Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang tanda – tanda persalinan
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses manajemen asuhan
kebidanan di mana pada tahap ini di nilai adanya kemajuan dan keberhasilaan
dalam mengatasi masalah yang di hadapi oleh keluarga.Dalam evaluasi selama
melakukan penelitian.
77
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek
melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn.”T”
dengan ibu hamil APGO diKelurahan Laiworu Kecamatan Batalaiworu, maka
dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran-saran.
A. Kesimpulan
1. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses
asuhan kebidanan, karena hal ini merupakan bukti penanggung jawaban
bidan terhadap klien. Potensial yaitu sampaikan hasil pemeriksaan dan
pengamatan pada keluarga. Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang
telah diberikan ada kasus ini ada kesesuaian antara teori dan kasus yang ada.
2. Pada manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga Tn.”T” mulai dari pengkajian sampai tahap akhir tidak ditemukan
adanya hambatan oleh karena adanya kerja sama antara klien dan petugas
kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik.
3. Kurangnya pengetahuan tentang ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur
35 tahun sehingga ibu tidak memikirkan dampak yang terjadi pada dirinya
dan janinya.
4. Dengan menilai ibu hamil yang beresiko hamil diatas umur 35 tahun
memerlukan tindakan segera atau berkolaborasi dengan dengan dokter.
78
5. Memberikan rencana asuhan terhadap ibu hamil diatas umur 35 tahun, asuhan
yang memenuhi tentang dampak dari ibu yang hamil diatas umur 35 tahun.
6. Asuhan yang diberikan kepada ibu secara efisien dan efektif , dan
menjelaskan tentang yang dialaminya sekarang.
7. Telah terlaksananya tindakan yang bidan lakukan terhadap pasien yang hamil
diatas umur 35 tahun.
8. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga Tn”T”
dan telah dijelaskan secara tepat.
B. Saran
1. Diharapkan bagi pihak puskesmas agar mempertahankan dan dapat
meningkatkan kualitas dalam penanganan APGO pada ibu hamil.
2. Diharapkan bagi ibu hamil dengan APGO untuk mengetahui tentang factor
resiko hamil diumur yang terlau tua, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
dinginkan oleh janinya.
3. Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa kebidanan) atau pembaca
disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari kasus ini sehingga apabila
mendapatkan ibu hamil dengan factor resiko tinggi, maka kita dapat melakukan
tindakan yang tepat agar masalah tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih
buruk.
79
DAFTAR PUSTAKA
Kadra. (2009) Kebidanan Komunitas Available at
kadrawilko.blogspot.2009/01/kebidanan-komunitas.
Mufdillah. (2009) Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Manuaba, Syafrudin (2010) Laporan Ujian Studi Kasus Available at
laporan-ujian-studi-kasus-kebidanan.html.
Mandriwati, G.A(2007) Asuhan Kebidanan Antenatal. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.EGC.
Murkoff , (2007). Kesehatan Ibu dan Anak.Kehamilan Dengan Resiko
Tinggi. kesehatan.ibu&anak.kehamilan.denganresikotinggi.htm
Nasrul, evendy(2010). Faktor Resiko.
Prawirohardjo, Sarwono. (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Ridwanamiruddin, (2007) . factor Usia. faktorusia.midwife.is.htm
Safiuddin, A.B (2011) Buku Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nonatal,
Jakarta : BP-SP.
Sutjahjo.(2011) Asuhan Keperawatan Kesehatan Available at
Salmah, et al.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta
Samineum. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta. EGC
sulistyoningsih. (2011). Factor Resiko Kehamilan diatas 30 tahun.
faktoresiko.kehamilandiatasusia30tahun.maulacute14.htm
80
81