kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
TRANSCRIPT
GANGGUAN SOMATOFORM
Silvia Erfan
PENDAHULUAN
Somatoform dari bahasa Yunani “soma” yang artinya badan / tubuh.
Gangguan Somatoform kelompok luas penyakit yang ditandai oleh gejala pada tubuh sebagai komponen utamanya.
Merujuk pada interaksi pikiran – tubuh dan otak yang tidak sepenuhnya dimengerti; ada sinyal2 tertentu yang melewati kesadaran pasien sehingga menghasilkan masalah serius di badan.
meliputi gangguan sensasi dan gangguan fungsi tubuh, yang dipengaruhi oleh adanya gangguan pada pikiran.
Pemeriksaan fisik & laboratorium tidak dapat menjelaskan keluhan pasien.
Pasien yakin bahwa penderitaan berasal dari gangguan pada tubuh yang belum terdeteksi dan tidak dapat diobati.
Etiologi
Penggolongan (DSM-IV)
Gangguan Somatisas
i
Gangguan Somatoform
Undifferentiated
Gangguan
KonversiGangguan Nyeri
Hipokondriasis
Gangguan Dismorfik
Tubuh
Gangguan Somatoform
NOS
Penggolongan (ICD-X)Gangguan Somatisasi
Gangguan Somatoform tak terinci
Gangguan Hipokondrik
Disfungsi Otonomik
Somatoform
Gangguan Nyeri
Somatoform Menetap
Gangguan Somatoform
Lainnya
Gangguan Somatoform
YTT
Perjalanan Penyakit & Prognosis
-Berlangsung kronis-Berhubungan dengan kepribadian dan kognitif-Gejala tidak konsisten-Perubahan gejala idiopatik-Gejala bertambah-Depresi/cemas=Prognosis buruk
Gangguan somatisasi
Gangguan somatisasi
banyak gejala fisik, bersifat
idiopatik
tdk dpt dijelaskan dg adekuat
melalui Pemeriksaan fisik dan laboratorium
penderitaan dan disabilitas.
Pendahuluan
Dibedakan dengan gangguan somatoform lain banyak keluhan melibatkan banyak sistem organ.
Kronis.
- Berhubungan dgn distress psikososial tertentu- gangguan dlm hub sosial dan fungsi pekerjaan- perilaku mencari pertolongan medis berlebihan.
Faktor Biologis
•Bbrp studi terakhir mengarah kpd dasar neurofisiologis gangguan somatisasi.•sering ditemukan distraktibilitas berlebihan, tidak mampu adaptasi thd stimulus yg berulang, serta berkurangnya selektivitas
Etiologi (1)
Studi genetik ada kecenderungan genetik dimana cenderung muncul pd 10 -20% keluarga wanita derajat pertama yg juga mengalami gangguan somatisasi.
Kel pria derajat I cenderung menderita penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian antisosial.
Studi kembar 29% monozigot dan 10% dizigot.
Sitokin molekul messenger pada sistem imun yg berguna untuk komunikasi antar sel dan dalam kesatuan tertentu seperti sistem saraf, termasuk otak.
Eksperimen awal sitokin menyebabkan gejala non spesifik dari penyakit seperti hipersomnia, anoreksia, kelelahan dan depresi.
Etiologi (2)
Faktor Psikososi
al
•Adanya gejala pada komunikasi sosial seperti menghindari kewajiban, ekspresi emosi atau simbolisasi perasaan.
•Perspektif perilaku dari ggn somatisasi berkaitan dgn pengajaran oleh orang tua
•Biasanya muncul pada keluarga yang tidak stabil dan memiliki riwayat kekerasan fisik.
Epidemiologi
Umumnya muncul < 30 thn, sering pada usia remaja.
Sering pada tingkat ekonomi rendah, dengan pendapatan yg minimal.
Wanita lbh tinggi 5-20x, bisa dikarenakan keterlambatan diagnosis
pada pria.
Prevalensi wanita 0,2-2%; pria 0,2%.
Bisa bersamaan dgn:• Ggn mental lainnya.• GK menghindar.• GK paranoid.• GK Obsesif kompulsif.
Gangguan mental yang biasa ditemukan
bersamaan dengan ggn somatisasi
adalah ggn bipolar I dan
penyalahgunaan zat.
Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III
Berdasarkan DSM IV
Diagnosis PPDGJ III
Ciri utama gangguan ini adanya keluhan gejala
fisik yg berulang disertai dgn permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sdh berkali2
terbukti hasilnya negatif dan sdh dijelaskan oleh
dokter bhw tdk ditemukan kelainan yg
mjd dasar keluhan.
Penderita juga menyangkal dan menolak
utk membahas kemungkinan kaitan
antara keluhan fisiknya dgn problem / konflik dlm kehidupan yg dialaminya,
bahkan meskipun didapatkan gejala
anxietas dan depresi.
Gangguan somatisasi (PPDGJ )
Adanya byk keluhan2 fisik yg bermacam2 yg tdk dpt dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yg
sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.
Tdk mau menerima nasehat / penjelasan dari bbrp dokter bhw tdk ada kelainan fisik yg dpt
menjelaskan keluhannya.
Terdapat disabilitas dlm fungsinya di masyarakat dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat keluhan2nya
dan dampak dari perilakunya.
Diagnosis Banding (1)Kondisi medis :
Multiple sclerosis, miastenia gravis, SLE, AIDS, porfiria intermiten akut,
hiperparatiroid, hipertiroid dan inf. kronik sistemik.
Keluhan2 somatik pd ps > 40th hrs dipikirkan krn dasar kondisi medis non psikiatrik, bth follow-up menyeluruh.
Kondisi psikiatrik lainnya :
MDD, GAD, Skizofrenia.
Hipokondriasis ps yakin bhw
mereka menderita penyakit tertentu.
Ggn Konversi terbatas pd 1 atau 2 gejala neurologis.
Ggn Nyeri terbatas pada 1 atau 2 keluhan
nyeri.
Diagnosis banding (2)
Terapi
Visit reguler yg terjadwal,
biasa 1 bulan sekali.
Pemeriksaan lab. dan diagnostik
tambahan pertimbangkan (bisa gejala fisik
dan psikis).
Tujuan Meningkatkan
kesadaran pasien tentang adanya
kemungkinan faktor psikologis yg
menyebabkan gejala2 tersebut.
Hipokondriasis
PendahuluanHipokondriasis = hipokondrium = di bawah iga = keluhan abdomen >>
Interpretasi pasien yg tdk realistik thdp gejala / sensasi fisik preokupasi dan ketakutan bahwa mrk menderita penyakit yg serius, tdk ditemukan penyebab medis yg diketahui.
Preokupasi bg pasien disfungsi dlm peran personal, sosial, pekerjaan.
Epidemiologi
4-6% pd populasi klinis medis umum.
Laki-laki = Wanita. Onset paling sering 20-30
thn. Kelompok kulit hitam >
kulit putih. Posisi sosial, tk.
pendidikan & status perkawinan tdk mempengaruhi.
ETIOLOGI (1)
Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III
Berdasarkan DSM IV
Gangguan hipokondrik(a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang2nya 1
penyakit fisik yg serius mendasari keluhan2nya, meskipun pemeriksaan yg berulang2 tdk menunjang, ataupun adanya preokupasi yg menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tdk sampai waham).
(b) Tdk mau menerima nasehat / dukungan penjelasan dari bbrp dokter bhw tdk ditemukan penyakit / abnormalitas fisik yg melandasi keluhan2nya.
Kriteria diagnostik PPDGJ
Diagnosis Banding
Kondisi medis nonpsikiatrik.
Gangguan somatisasi.
Gangguan somatoform lainnya.
Gejala hipokondriakal pada ggn depresi dan ggn cemas.
Factitious disorder (ggn buatan) dgn gejala fisik.
TatalaksanaPsikoterapi kelompok → keuntungan bagi
pasien dukungan sosial dan interaksi sosial tampaknya menurunkan tingkat kecemasan.
Psikoterapi individual berorientasi tilikan, terapi perilaku, terapi kognitif dan hipnosis → berguna.
Jadwal pemeriksaan fisik teratur → menenangkan pasien bahwa keluhan mereka ditangani dengan serius.
Farmakoterapi → menghilangkan gejala hipokondriakal hanya jika pasien memilki suatu kondisi dasar yg responsif thd obat, misalnya ggn kecemasan atau ggn depresi mayor antidepresan
Hipokondriasis krn reaksi situasional yg sementara membantu mengatasi stres.
Edukasi agar TIDAK mendorong perilaku sakit pasien dan pemakaian peranan sakit sbg suatu pemecahan masalah.
Gangguan Konversi
DefinisiSuatu ggn yg ditandai adanya satu atau lebih gejala neurologis namun tdk dpt dijelaskan oleh ggn neurologis atau medis yang diketahuiPaul Briquet & Jean-Martin Charcot pengembangan konsep ada pengaruh herediter pada gejala dan berhubungan dgn peristiwa traumatik.
Istilah konversi dikenalkan oleh Freud pada hipotesa riset Anna O, bahwa gejalanya mencerminkan konflik bawah sadar.
Epidemiologi
Populasi umum 11-300 / 100.000♀ > ♂ , 2: 1
Komorbid dengan gangguan depresi mayor, gangguan cemas dan skizofrenia
Diagnosis (DSM IV)
A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.
B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.
C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat2 / berpura-pura
D. Gejala atau defisit tdk dpt dijelaskan sepenuhnya oleh KMU, efek langsung suatu zat, atau sebagai prilaku / pengalaman yang diterima secara kultural.
E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau ggn dalam fungsi sosial, pekerjaan / fungsi penting lainnya.
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata2 selama perjalanan gangguan somatisasi, tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain.
Sebutkan tipe gejala atau defisit:Dengan gejala atau defisit motorik.Dengan gejala atau defisit sensorik.Dengan kejang atau konvulsi.Dengan gambaran campuran
Gambaran Klinis
•Paralisis, kebutaan dan mutisme , berhubungan dengan gangguan kepribadian pasif-agresif, dependen, antisosial dan histrioniik
Paling sering
•Anestesia terutama ekstrimitas (stocking & glove), midline•Parestesia•Kebutaan tidak ada self-injury, pupil bereaksi terhadap cahaya•Tunnel vision•Tuli
Defisit Sensori
k
Gambaran Klinis• Paralisis refleks normal• Kelemahan• Gerakan involunter • Kelainan pergerakan akan memburuk jika
diperhatikan, co: astasia abasia (ataksik dan sempoyongan, disertai gerakan yang menyentak, iregular, dan kasar.)
• Aphonia• Opistotonus• Kejang kejang semu, tidak terjadi gigit lidah,
inkontinensia urin, reflek pupil dpt dipertahankan, tidak terjadi peningkatan konsentrasi prolaktin paska kejang.
Gejala motori
k•Psikogenik vomiting•Pseudocyesis•Retensi urin•Syncope
Gejala viscer
al
Diagnosis banding Gangguan neurologis penyakit degeneratif Tumor otak, penyakit ganglia basalis. Kelemahan myastenia gravis, polimiositis dan multiple
sklerosis Kebutaan neuritis optik. Sindrom Guillain-Barre, Creutz Jacob, paralisis periodik. Somatisasi penyakit kronis, gejala meliputi beberapa
sistem organ lain Hipokondriasis tidak ada distorsi fungsi dan no actual loss
Malingering pasien sadar, riwayat gangguan inkonsisten
Prognosis• Baik onset tiba2, stresor
dapat dikenali, penyesuaian pramorbid baik, tidak ada gangguan medis.
• Buruk lama mendapat gejala gangguan konversi
Terapi• Amobarbital dan
lorazepam terutama bila baru mengalami peristiwa traumatik.
• Psikoanalisis menggali konflik intrapsikis dan simbolisme dari gejala gangguan konversi.
• Psikoterapi supportif berorientasi tilikan dan terapi prilaku.
Gangguan DISMORFIK TUBUH
Definisi
Suatu preokupasi dengan suatu “cacat tubuh” yang dibayangkan, secara klinis bermakna menimbulkan penderitaan atau hendaya dalam berbagai fungsi
100 tahun lalu dysmorphophobia oleh Emil Kraepelin sebagai neurosis kompulsi
Pierre Janet menamakan obsession de la honte du corps (obsesi pada anggota tubuh yang memalukan).
Epidemiologi
Komorbid dengan gangguan mental lain 90% dengan depresi berat, 70% dengan gangguan cemas, 30% dengan gangguan psikotik.
Data yang didapat sedikit dermatologist, internis, bedah plastikUsia 15-30 tahun, ♀ > ♂
Tidak menikah
Etiologi
•Etiologi pasti tidak diketahui
•Komorbid > ggn. Depresif.
•Riw keluarga dgn ggn mood dan OCD.
•Patofisiologi ini mgkn melibatkan serotonin dan bhub. dgn gangguan mental lainny
Model psikodinamik cerminan displacement dari seksual atau konflik emosional ke bagian tubuh yang tidak berhubungan berhubungan dengan mekanisme pertahanan: represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi, dan proyeksi.
Diagnosis (DSM IV)
A. Preokupasi dgn bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali fisik, kekawatiran tersebut jelas berlebihan.
B. Preokupasi menyebabkan penderitaan secara klinis bermakna; ggn fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
C. Preokupasi ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain (misalnya, rasa tidak puas dengan bentuk dan ukuran tubuh pada Anoreksia Nervosa).
Gambaran Klinis Kebanyakan perhatian pd daerah muka biasanya daerah
yang spesifik seperti hidung, dagu Bagian lain yang biasanya menajdi perhatian rambut,
payudara, genitalia Gejala lain
ide/ waham rujukan orang lain memperhatikan kecacatan tubuhnya
Menghindari reflective objects Cek di kaca berkali-kali
1 dari 3 tdk meninggalkan rumah krn cemas tentang ejekan. 1 dari 5 mencoba bunuh diri. Komorbiditas: ggn depresi, cemas, GK Obsesi kompulsi,
skizoid, narsisistik.
Diagnosis banding
Anorexia nervosa
Perasaan tidak nyaman takut gemuk
GK cemas menghindar
Cemas akan menjadi malu dengan cacat yg
ada/ dlm khalayan, tetapi tidak menonjol, persisten, penderitaan
atau hendaya
OCDtidak terbatas pada perhatiannya pada
penampilan dan suatu ego-distonik
Diagnosis banding
Gangguan waham tipe somatik
Preokupasi disertai dengan intensitas
waham
Taijin kyofu- shopercaya memiliki bau tidak menyenangkan atau bagian
tubuh yang tidak menyenangkan.
Perjalanan penyakit dan Prognosis
Onsetnya dapat perlahan atau tiba-tibaPerjalanan penyakit panjang dan ada
saat symptom freeBagian tubuh yang menjadi perhatian
bisa berubah atau menetap
Terapi Pemberian obat2 trisiklik MAOI dan Pimozide
dilaporkan berhasil dalam kasus individual. Pemberian obat2 spesifik serotonin-specific;
Clomipramine dan Fluoxetine menurunkan gejala sedikitnya 50 % kasus.
Harus diterapi dengan farmakoterapi dan psikoterapi yang sesuai
Gangguan Nyeri Menetap
Definisi
Adanya rasa nyeri dari satu atau lebih bagian tubuh yang cukup berat dan menjadi perhatian klinis.
Disebut gangguan nyeri somatoform,
psikogenik, idiopatik atau atipikal
Epidemiologi
Di Amerika 10-15% 10 dewasa mengalami back pain yangmenyebabkan diasbilitas pada pekerjaan
Berhubungan dengan gangguan mood depresi (kronis), cemas (akut)
Dapat terjadi pada berbagai usia
Kira-kira 3% pada praktik umum nyeri persisten min 1 hari/bulan timbul gangguan pada aktivitas
Etiologi•Korteks serebral dapat menginhibisi bangkitan dari serat nyeri aferen
•Serotonin mungkin merupakan neurotransmiter utama dalam jalur inhibisi desenden, dan endorfin juga memegang peranan dalam sistim saraf pusat dalam mengatur nyeri
•Beberapa pasien mempunyai gangguan nyeri karena abnormalitas sensorik, struktur limbik dan kimiawi predisposisikan pengalaman nyeri
Diagnosis (DSM IV)A. Nyeri satu atau lebih bagian tubuh yg mjd fokus
menonjol dari gejala klinis yang diperlihatkan adalah cukup berat untuk memerlukan perhatian klinis.
B. Nyeri menyebabkan penderitaan secara klinis berrmakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya
C. Faktor psikologi dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksasebasi /bertahannya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
E. Nyeri tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mood, gangguan cemas, atau gangguan Psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.
Penulisan seperti berikut:Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis ditentukan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, ekserbasi atau bertahannya nyeri.
Diagnosis (DSM IV)
Gangguan nyeri yang berhubungan dengan faktor psikologi maupun KMU:
Baik faktor psikologis atau KMU dipertimbangkan mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri (lihat dibawah) yg bhub dituliskan pada aksis III.
Sebutkan jikaAkut: durasi kurang dari 6 bulan.Kronis: durasi 6 bulan atau lebih
Catatan: yang berikut ini tidak dipertimbangkan sebagai suatu gangguan mental dan dimasukkan disini untuk memudahkan diagnosis banding.
Diagnosis (DSM IV)
Gangguan nyeri yang berhubungan dengan kondisi medis umum: suatu kondisi medis umum mempunyai peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri (jika terdapat faktor psikologis ia tidak dipertimbangkan memiliki peranan penting dalam onset, keparahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri).
Penulisan diagnostik untuk nyeri dipilih berdasarkan pada kondisi medik umum yang berhubungan jika telah ditetapkan atau lokasi anatomis nyeri jika kondisi medis umum yang mendasari belum ditetapkan dengan jelas-sebagai contoh, pinggang , skiatik , pelvis, sakit kepala , wajah , dada , sendi, tulang , perut , payudara , ginjal, telinga, mata , tenggorokan, gigi dan saluran kemih
Gambaran klinis Tidak mempunyai gambaran klinis dengan
kelompok yang sama, tetapi bervariasi gambarannya, seperti LBP, headache, nyeri wajah atipikal, nyeri pelvis kronis, dll.
Nyeri pada pasien mungkin post-traumatik, neuropati, neurologi, iatrogenik atau muskuloskeletal disesuaikan dengan diagnosis gangguan nyeri.
Gambaran klinis Pasien dgn gangguan nyeri sering dengan
riwayat pengobatan dan perawatan bedah. Pasien sering menyangkal emosi diforiknya dan
mengungkapkan cara hidupnya dengan menimbulkan kesenangan dari nyerinya.
Pasien dapat memberikan gambaran klinis dengan komplikasi penyalahgunaan zat untuk mengurangi nyerinya seperti alkohol dan zat lainnya.
Diagnosis banding
Nyeri fisik berfluktuasi dalam intensitasnya dan sangat sensitif pada emosi, kognitif, atensi, dan pengaruh situasi.
Hipokondriasis preokupasi nyeri dan adanya aspek klinis pada hipokondriasis dan cenderung mempunyai banyak gejala daripada pasien dengan ggn nyeri
Gangguan konversi waktu yg singkat, sedangkan pd gangguan nyeri biasanya kronis
Malingering
Secara sadar memberikan laporan palsu, mengeluh untuk maksud tertentu
Perjalanan penyakit dan prognosis
Gangguan nyeri biasanya tiba2 dan meningkat derajat keparahannya dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
Prognosis bervariasi, sering kronis, sangat menderita, dan ketidakmampuannya menyeluruh.
Prognosis akut lebih baik daripada kronik. Pasien dengan gangguan nyeri biasanya datang
terlambat ke psikiater
Psikofarmaka• Analgesik tidak secara umum
bermanfaat.• Obat-obat sedatif dan anti-ansietas
tidak efektif pada penyalahgunaan zat.• Antidepresan seperti tricyclics dan
SSRIs cukup efektif (SSRIs memperkuat hipotesa bahwa serotonin penting pd patofisiologi gangguan ini)
• Amfetamin, bermanfaat pada beberapa pasien digunakan sebagai tambahan SSRIs, tetapi dosis harus dimonitor dengan ketat
Psikoterapi• Beberapa data menggunakan
psikodinamik psikoterapi bermanfaat.
• Pertama; mengembangkan hubungan yg kokoh dari terapis dengan memperlihatkan empati (terapis jgn mengkonfrontasi keluhan pasien).
• Bagi pasien nyeri adalah nyata terapis mengerti atas nyerinya dan mengerti terdapatnya konflik intrapsikis sebelumnya.
KESIMPULAN
Lima gangguan somatoform yang spesifik: Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik
yang mengenai banyak sistem organ. Gangguan konversi ditandai oleh satu atau dua keluhan
neurologis. Hipokondriasis ditandai oleh fokus gejala yang lebih
ringan dan pada kepercayaan pasien bahwa ia menderita penyakit tertentu.
Gangguan dismorfik tubuh ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat.
Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis.
TERIMA KASIH