kota ramah lingkungan

17
1 MENUJU KOTA RAMAH LINGKUNGAN Abstract Many big cities in Indonesia was known as high density housing which might have problem in preserving open land, natural areas and public open space. The results of those situations are low quality of air and water, lack of greenery, flood during rainy season and water scarcity during summer. It is all about environmental mismanagement by human as inhabitants including us. Besides ecological issues, open greenery space in neighborhood area such as community garden, natural landscape, undeveloped land, etc has so many functions as public activities place. Mix-used (commercial-residential or industrial-residential) neighborhoods in urban areas have common problem to create environmental friendly neighborhood, such as high cost land and limited spaces. Urban planner, architect, government, common people have important role in creating develop vibrant mix-used city while preserving natural environment and public open space (community open space). Grand design need to be made by local government to solve the problem. Those are creating accommodative open greenery public space, conserving river and water resources from any pollution. Architect and urban planner have to consider making environmentally friendly design while designing houses and planning urban spaces. Common people should do an active role preserving greenery space as healthy greenery resource on grounded level. A Neighborhood is more than just a geometric layout of building, walkways, and parking lot. It must provide well conceived environs for living the good, full life. Those include considerations of safety, convenience, and pleasure. Every home needs a place in which to set a plant. Every neighborhood needs a garden. (John Ormsbee Simonds, 1926). Key words: environment, city, open space, greenery LATAR BELAKANG Lebih dari 1.500 rumah terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang melewati wilayah bekas Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah, seperti di Kota Solo, Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri. Selain itu, lebih dari 600 hektar lahan pertanian dan kandang- kandang ternak juga terendam banjir, yakni di Kabupaten Klaten, Sragen, dan Karanganyar. Di Kota Solo, sedikitnya 800 rumah yang dihuni lebih dari 1.000 jiwa terendam banjir. Banjir terjadi di delapan kelurahan di tiga kecamatan, yakni Jebres, Pasar Kliwon, dan Serengan. Sebagian besar warga mengungsi ke rumah kerabat atau sanak saudara dan ke tenda-tenda yang didirikan di atas tanggul. "Rumah-rumah yang kebanjiran hampir semuanya yang berada di dalam tanggul dalam proses untuk relokasi. Sebagian kecil di dekat aliran sungai yang belum tanggulnya belum ditinggikan atau belum ada parapetnya (tembok pembatas)," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Kompas, 7 Januari 2013). Selain di Surakarta masalah banjir juga belum terselesaikan di Ibu Kota. Jakarta terendam banjir pada babak awal memasuki tahun 2013. Banjir cukup merata di seluruh wilayah Jakarta. Sejumlah akses jalan terputus. Air setinggi 20 hingga beberapa meter menggenangi jalanan Ibu Kota. Banjir pun tak pilih-pilih lokasi, mulai dari perkampungan hingga Kompleks Istana Kepresidenan kebanjiran. Salah satu faktor penyebabnya adalah berubahnya ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi Oleh : Inayati Fatimah, ST., MSc Dosen UNU Surakarta

Upload: vankhue

Post on 15-Jan-2017

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

1

MENUJU KOTA RAMAH LINGKUNGAN

Abstract

Many big cities in Indonesia was known as high density housing which might have problem inpreserving open land, natural areas and public open space. The results of those situations are lowquality of air and water, lack of greenery, flood during rainy season and water scarcity during summer.It is all about environmental mismanagement by human as inhabitants including us. Besides ecologicalissues, open greenery space in neighborhood area such as community garden, natural landscape,undeveloped land, etc has so many functions as public activities place.

Mix-used (commercial-residential or industrial-residential) neighborhoods in urban areas havecommon problem to create environmental friendly neighborhood, such as high cost land and limitedspaces. Urban planner, architect, government, common people have important role in creating developvibrant mix-used city while preserving natural environment and public open space (community openspace).

Grand design need to be made by local government to solve the problem. Those are creatingaccommodative open greenery public space, conserving river and water resources from any pollution.Architect and urban planner have to consider making environmentally friendly design while designinghouses and planning urban spaces. Common people should do an active role preserving greenery spaceas healthy greenery resource on grounded level.

A Neighborhood is more than just a geometric layout of building, walkways, and parking lot. Itmust provide well conceived environs for living the good, full life. Those include considerations ofsafety, convenience, and pleasure. Every home needs a place in which to set a plant. Everyneighborhood needs a garden. (John Ormsbee Simonds, 1926).

Key words: environment, city, open space, greenery

LATAR BELAKANG

Lebih dari 1.500 rumah terendam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang melewatiwilayah bekas Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah, seperti di Kota Solo, Kabupaten Karanganyar,Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri. Selain itu, lebih dari 600 hektar lahan pertanian dan kandang-kandang ternak juga terendam banjir, yakni di Kabupaten Klaten, Sragen, dan Karanganyar. Di KotaSolo, sedikitnya 800 rumah yang dihuni lebih dari 1.000 jiwa terendam banjir. Banjir terjadi di delapankelurahan di tiga kecamatan, yakni Jebres, Pasar Kliwon, dan Serengan. Sebagian besar wargamengungsi ke rumah kerabat atau sanak saudara dan ke tenda-tenda yang didirikan di atas tanggul."Rumah-rumah yang kebanjiran hampir semuanya yang berada di dalam tanggul dalam proses untukrelokasi. Sebagian kecil di dekat aliran sungai yang belum tanggulnya belum ditinggikan atau belumada parapetnya (tembok pembatas)," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Kompas, 7 Januari2013).

Selain di Surakarta masalah banjir juga belum terselesaikan di Ibu Kota. Jakarta terendambanjir pada babak awal memasuki tahun 2013. Banjir cukup merata di seluruh wilayah Jakarta.Sejumlah akses jalan terputus. Air setinggi 20 hingga beberapa meter menggenangi jalanan Ibu Kota.Banjir pun tak pilih-pilih lokasi, mulai dari perkampungan hingga Kompleks Istana Kepresidenankebanjiran. Salah satu faktor penyebabnya adalah berubahnya ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi

Oleh : Inayati Fatimah, ST., MScDosen UNU Surakarta

Page 2: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

2

kawasan pembangunan, seperti permukiman, gedung, dan jalan. Resapan air hujan semakinmenghilang. Solusi masalah banjir Jakarta tidak hanya dengan melakukan rekayasa teknis sepertimembuat sodetan dan gorong-gorong raksasa. Rekayasa sosial atau mengubah pola pikir masyarakat,menurutnya, lebih penting dilakukan. Pemerintah dan masyarakat harus sadar pentingnya ruangterbuka hijau, mengerti bahwa bantaran sungai bukanlah lokasi hunian. Sadar dengan tidak membuangsampah sembarangan. Rekayasa teknis tidak akan menyelesaikan masalah banjir tanpa adanyakesadaran masyarakat itu sendiri menjadi berkurang dan akhirnya air mengalir ke jalanan. (Kompas, 22Januari 2013)

Beberapa tahun terakhir ini banyak kota besar di Indonesia mengalami penurunan kualitaslingkungan hidup akibat kombinasi antara bencana alam dan ulah manusia. Banjir, udara yang penuhpolusi, suhu udara yang sangat panas, kurangnya peneduh di kawasan kota, sanitasi yang buruk, polusisumber daya air akibat limbah rumah tangga dan industri, sungai yang bau adalah masalah-masalahklasik kota-kota besar di Indonesia. Masalah tersebut sangat sering mengisi headline berita di mediamassa. Sampai saat ini hampir semua kota besar terus mengalami proses urbanisasi yang kemudianmengalami berbagai permasalahan kompleks tersebut. Kota masih menjadi sumber harapan, gula-gulauang dan tujuan tempat mencari nafkah bagi sebagian besar orang, terutama yang tinggal di daerahpinggiran atau suburban. Latar belakang para pendatang yang berbeda-beda dan kebanyakan berasaldari desa-desa di Indonesia dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda pula membuat penyelesaianmasalahnya menjadi kompleks juga. Karena kebudayaan masing-masing pendatang dan gaya hidupyang berbeda-beda menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi pemerintah kota dalam menyelesaikanmasalah perkotaan. Salah satu masalah yang menjadi fokus bahasan disini adalah permasalahan yangberhubungan dengan lingkungan hidup sebagai seting tempat tinggal sebenarnya manusia yangterkadang diabaikan. Terkadang manusia terlupa di bumi mana dia berpijak sampai bencana alammenimpa. Banjir yang datang mengingatkan manusia akan pengabaian fungsi sungai sebagai sumberdaya air yang perlu dilindungi dan perlunya daerah resapan air. Ketika panas sangat menyengat danpolusi udara sudah membuat sesak nafas, para penghuni kota baru menyadari pentingnya pepohonandan tanaman sebagai sumber penyejuk udara dan penyerap polusi udara. Ketika air bersih sulit didapat,bahkan ketika untuk air minum saja masyarakat kota harus membelinya, mereka baru tersadar tentangpentingnya memanen air hujan saat musim hujan untuk kemudian disimpan sebagai sumber air tanahsaat musim kemarau.

Semakin tingginya kemajuan teknologi saat ini membuat terkadang penyelesaian masalah diperkotaan bukannya diselesaikan dengan merunut pada akar masalah dan memberikan solusi jangkapanjang, namun malah membuat solusi praktis jangka pendek yang semakin mengabaikan lingkunganalam habitat manusia sendiri. Sebagai contohnya solusi polusi udara dan naiknya suhu udaradiselesaikan dengan maraknya penggunaan AC di kota-kota besar. Banjir yang datang diselesaikandengan menaikkan tanggul sungai di lokasi yang biasanya terjadi banjir, pengerukan air sungai danpembelian pompa sebanyak-banyaknya untuk menangani banjir. Kurangnya air bersih saat musimkemarau diselesaikan dengan membeli air mineral dan membeli air tangki secara berlangganan saatmusim kemarau. Solusi-solusi ini menjadi cermin ketidakpedulian masyarakat kota pada akar masalahdan penyelesaiannya secara menyeluruh. Penyelesaian masalah perkotaan membutuhkan rekayasatingkat kota yang komprehensif yang melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, arsitek, perencanakota dan masyarakat umum.

KOTA DAN MANUSIA

Menurut Ali Madanipour dalam Zahnd (1999), kota adalah kumpulan berbagai bangunan danartefak serta tempat untuk berhubungan sosial. Lebih lanjut Zahnd (1999) mengatakan bahwa kotaadalah salah satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks. Kebanyakan ilmuwanberpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota sebagai ekspresi kehidupan orang

Page 3: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

3

sebagai pelaku dan pembuatnya adalah paling penting dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebutkarena permukiman perkotaan tidak memiliki makna yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan darikehidupan di dalamnya.

Menurut Daldjoeni (1992), mengatakan bahwa community atau masyarakat dalam ekologisosial dapat dipandang sebagai suatu struktur yang unsur-unsurnya ada tiga yaitu: populasi (banyaknyamanusia), habitat (lingkungan) dan kebutuhan (segala yang dikejar melalui kegiatan hidup). Interaksiantara tiga unsur tersebut mendorong berfungsinya unsur tadi dalam perkampungan, kota, desa, daerahmaupun negeri. Dari pengertian Daldjoeni kita bisa melihat kota terdiri dari manusia sebagaipenghuninya, habitat atau lingkungan fisik dimana dia tinggal dan kebutuhan-kebutuhan manusiadalam melangsungkan kehidupannya yang kemudian mendorong terjadinya perubahan lingkungansecara signifikan. Terkadang karena faktor pemenuhan kebutuhan manusia, kelestarian habitat alamimanusia dikorbankan sedemikian rupa untuk hanya kepentingan sesaat yang pada akhirnya manusiabaru tersadar setelah bencana menimpa. Padahal bencana akibat perusakan lingkungan habitat alamimanusia akan berujung pada terganggunya pemenuhan kebutuhan manusia dalam jangka waktu yanglebih panjang.

OVERCROWDING

Daldjoeni (1992), mengatakan bahwa berjubelnya jutaan manusia di dalam kota-kota besaryang ruangannya semakin menciut ternyata membawakan bahaya bagi kehidupan dan kesehatanpenduduknya. Kota-kota telah yang menjadi dapur-dapur krisis dari peradaban umat manusia. Alamwajar menjadi langka, misalnya udara bersih, air bersih, ruang bebas yang diperlukan untuk perumahandan lalu lintas. Pun iklim kota menderita pencemaran. Aneka tanaman peka mati, misalnya pohoncemara dan buah-buahan. Hewan piaraan dan manusianya sendiri berkurang vitalitasnya. Berbagaipenyakit mudah berkembangbiak karena baksil dan bakteri telah menjadi kebal terhadap segala jenispengobatan. Uraian di atas menunjukkan dampak negatif secara fisik yang akan dialami manusia jikakrisis lingkungan kota terus terjadi. Hal ini sudah dirasakan banyak kota di Indonesia saat ini. Padahalselain krisis fisik berupa kerusakan lingkungan berupa bencana alam dan daya dukung alam kota yangsemakin menurun, krisis sosial jauh lebih berbahaya bagi berlangsungnya kehidupan manusia di kota.

Lingkungan fisik yang dihuni oleh manusia yang terlalu banyak sehingga penuh sesak akanmengakibatkan dampak sosial berupa meningkatnya agresifitas penghuni yang mengakibatkanmudahnya terjadi konflik akibat pergesekan kepentingan antar penghuni. Hal-hal sepele dan kecil bisamenjadi pemicu perselisihan yang berujung pada tawuran, kebutralan dan kekerasan lainnya. MenurutHyugen (dalam Daldjoeni, 1992) mengatakan bahwa overcrowding merupakan pendorong agresi padamanusia kota yang padat-sesak, juga berlaku di lingkungan dunia hewan. Tikus-tikus percobaan yangdijejalkan dalam ruangan sempit pun akan menampakkan agresi mereka; mula-mula terjadi saling usikkemudian kejar-kejaran, saling menggigit dan akhirnya terjadi tawuran dahsyat sehingga korbanberjatuhan. Lebih lanjut Huygen mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk biologis memiliki zonapribadi dimana dia akan merasa aman di dalam otonominya bersama keluarganya dari berbagai bentukancaman dan gangguan dari luar. Zona ini secara berbentuk ruangan-ruangan dalam unit terkecil yaiturumah.

Selain zona pribadi, menurut Hyugen (dalam Daldjoeni, 1992) manusia juga membutuhkanzona sosialibilitas dimana manusia berinteraksi dengan manusia lain, manusia dapat mengatur danmenyeleksi hubungan interaksi antar manusia berdasarkan tata kesopanan yang berlaku. Selain ituadapula zona berpetualang baik berpetualang, dimana manusia bisa berkarya berekspresi sesuaikeinginannya. Gesekan sosial terjadi karena tercampurnya ketiga zona ini dalam satu ruang yang penuhsesak. Manusia kemudian merasa saling terancam dan akhirnya ketegangan timbul dan mengakibatkan

Page 4: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

4

meningkatnya kekerasan antar penghuni, kebrutalan yang berujung pada penurunan kualitas hidupmanusia secara sosial di lingkungan huniannya.

Sebuah open space atau ruang terbuka yang berada di tengah-tengah kepadatan hunianpenduduk sangat dibutuhkan sebagai ruang interaksi sosial yang sehat dengan tetap masing-masingmanusia memiliki zona-zona pribadi yang aman dan nyaman bebas gangguan. Kebutuhan dasarmanusia untuk berinteraksi sosial, berkespresi dan tetap memiliki privasi harus diperhatikan sebagaikebutuhan dasar manusia. Ketersediaan ruang terbuka ini menjadi solusi tempat terpenuhinyakebutuhan dasar manusia tersebut. Fungsi ruang terbuka bukan hanya berfungsi ekologi tapi jugaberfungsi sosial.

PENTINGNYA KEBERADAAN RUANG TERBUKA HIJAU

Publik Open Space atau Ruang terbuka publik bisa berarti landscape, jalan raya, taman, arearekreasi, dan tempat pejalan kaki. Ruang terbuka publik ini bisa berbentuk garis lurus atau linier ataubisa berbentuk meruang (Shirvani, 1985). Ruang terbuka publik ini bisa berupa ruang terbuka hijaudengan pepohonan, tanaman dan rumput atau hanya berupa ruang terbuka publik yang berupa plazaperkerasan saja. Indonesia sendiri terutama di Jawa memiliki ruang terbuka publik seperti alun-alun,jalan raya dan jalur pejalan kaki. Alun-alun di Jawa merupakan lapangan formal yang erat kaitannyadengan upacara rutin kerajaan dan kegiatan religius. Sebagai contoh acara sekaten, gerebeg, Idul Fitrimaupun Idul Adha. Alun-alun ini umumnya terletak di pusat kota dengan bentuknya yang cenderungkotak. Sekitar alun-alun menjadi pusat pemerintahan dan bisnis. Selain alun-alun terdapat beberapataman kota lainnya, penghijauan di beberapa median dan trotoar jalan. Namun keberadaan alun-alun,dan ruang terbuka hijau lainnya tidak cukup mampu menjadi daya dukung penghijauan yang cukupuntuk kawasan kota yang terus semakin padat dan terus melebar ke arah pinggiran kota. Pertumbuhanbangunan bertingkat tinggi, jalan, perumahan, pertokoan, mall dan pusat bisnis lainnya semakinkencang dan sama sekali tidak diiringi dengan pembuatan ruang terbuka hijau. Malah semakinmenggusur lahan terbuka yang ada. Hujan deras yang pasti diiringi dengan banjir menjadi pertandarendahnya kemampuan daya serap kota terhadap air yang turun sehingga menggenang beberapa saatdalam bentuk bencana banjir untuk kemudian mengalir ke sungai. Hal ini semakin diperparah dengansemakin mengecilnya sungai akibat bangunan liar, sampah warga yang menggunung danmendangkalkan sungai. Padahal air hujan adalah air bersih yang bisa dijadikan sumber air saat musimkemarau. Cara terbaik menangani banjir adalah dengan mempercepat penyerapan air hujan ini dilingkungan kota untuk disimpan di dalam air tanah bawah dengan cara memperbanyak permukaandaerah tangkapan dan resapan air, yang bisa berupa taman kota lengkap dengan kolam besar danpepohonannya yang bisa menangkap air atau dengan memperbanyak sumur resapan. Taman, ruangterbuka hijau bisa menjadi tempat sempurna bagi air untuk meresap ke dalam tanah dan kemudiantersimpan di dalam tanah. Namun karena permukaan tanah yang berupa ruang terbuka hijau inisemakin jarang, air hujan yang turun hanya mengalir dan menggenang saja. Daya serap air di kawasankota tidak sebanding dengan curah hujan yang turun. Pembuatan ruang terbuka hijau ini bisa dalamskala hunian berupa halaman rumah warga, skala lingkungan berupa taman di lingkungan perumahan,bahkan bisa di tingkat kota berupa taman kota. Semua perlu diupayakan untuk memanen air hujan danmenghindarkan terjadinya banjir di kawasan kota.

Ruang terbuka hijau termasuk dalam kategori ruang luar, yaitu ruang yang berada di luarruangan. Menurut Yoshinobu Ashihara (1986:11,19), ruang luar adalah ruang arsitektural tanpa atap. Iamemberi penekanan perbedaan yang cukup jelas antara ruang luar dan alam. Ruang luar merupakanhasil dari upaya manusia membingkai alam (menata lingkungan alami) yang tak berbatas. Ruang inibisa disebut sebagai ruang positif, sedangkan ruang negatif merupakan ruang spontan dan tidakdirencanakan. Yoshinobu Ashihara juga mengungkapkan mengenai perbedaan hubungan bangunan

Page 5: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

5

dengan ruang luarnya di Jepang, Amerika dan Italia. Di Jepang ruang luar rumah biasanya merupakanbagian dari tatanan interior. Di Amerika ruang luar rumah berhubungan erat dengan tatanan lansekaplingkungan perumahan. Di Italia ruang luar berarti jalan dan plaza, karena rumah dan bangunan yangmenghadap jalan atau plaza umumnya tidak memiliki halaman.Uraian di atas menjelaskan bahwaruang luar adalah area luar bangunan hasil dari menata atau membatasi daerah alami dimana budayahidup masyarakat mempengaruhi karakter fisiknya. Contohnya adalah halaman rumah, taman dankebun.

Perbandingan Prinsip Ruang Luar di Jepang, Amerika dan ItaliaSumber : Ashihara, 1986

Kategori bentuk fisik ruang luar yang lebih sederhana diungkapkan oleh Rob Krier (1984: 17)yang menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua bentuk ruang eksterior, yaitu street dan square.Keduanya terbentuk dan dibedakan karena adanya dinding yang melingkupinya (enclosure).

a. Street, terbentuk dari sebaran bangunan yang melingkupi area terbuka membentuk jaringan yangsaling menghubungkan antar bangunan, biasanya merupakan area dimana orang dan kendaraanlewat.

b. Square, dalam konteks privat square, bisa berupa courtyard dalam hunian, sedangkan dalamkonteks publik, square bisa berupa lapangan parade, lapangan untuk upacara keagamaan, dankegiatan komunal lainnya. Bentuknya secara fisik bisa berupa bentuk geometris bujur sangkar,lingkaran ataupun segitiga yang beraturan ataupun tidak beraturan .

Gambar Street dan SquaresSumber : Urban Space, Rob Krier, hal 20,22,27

Ruang luar memiliki fungsi sesuai tujuan manusia dalam memanfaatkan ruang luar tersebut.Rustam Hakim (1993: 18) menyebutkan beberapa fungsi ruang luar dari segi sosial, ekologi danarsitektural; sebagai tempat bermain, berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempatperalihan, tempat menunggu, paru-paru lingkungan, untuk mendapatkan udara segar, saranapenghubung suatu tempat dengan tempat yang lain dan sebagai pembatas atau jarak di antar massabangunan. Clare Cooper Marcus (2003: 6.9-11) mengemukakan bahwa keberadaan ruang luar sebagai

Page 6: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

6

tempat terjalinnya hubungan sosial nonformal atau santai dalam masyarakat bisa memperkuathubungan sosial, menambah rasa tanggung jawab sosial dan meningkatkan keamanan lingkungan.

Fungsi Ruang Luar1 Fungsi Sosial Tempat berinteraksi sosial, bermain, bersantai,j alan penghubung

antar tempat, rekreasi, olahraga.2 Fungsi Arsitektural Pembatas dan jarak antar massa bangunan.

3 Fungsi Ekologi atauAlami

Taman lingkungan.

Teori-teori di atas menjelaskan bahwa ruang terbuka hijau termasuk ruang luar, ruang ini bisaberbentuk halaman, alam liar atau jalan-jalan penghubung sehingga bentuknya bisa kotak atau linierpanjang. Ruang terbuka hijau sebagai ruang luar memiliki tiga fungsi yaitu fungsi sosial, fungsiarsitektural dan fungsi ekologi. Karena fungsinya ini keberadaan ruang terbuka hijau di kota adalahsebuah keharusan. Pengadaan ruang luar yang berupa ruang terbuka hijau perlu dilakukan secara masifdilakukan baik dalam skala rumah, skala perumahan serta skala kota dalam rangka menangani masalahlingkungan dan masalah sosial. Keberadaan ruang terbuka hijau ini juga merupakan salah satu langkahuntuk mempercantik kota atau city beautification yang akan meningkatkan status kota, meningkatkankebanggaan warga akan kotanya yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup warganya.

BELAJAR DARI CONTOH TERBAIK

Sebegitusulitkah mewujudkan sebuah kota yang ramah lingkungan? Pertanyaan yang perlu kitaajukan pada diri sendiri mengapa permasalah kota tersebut merata terjadi hampir di seluruh kota-kotabesar di Indonesia. Lemahnya peran pemerintah, urban planner dan arsitek dalam menata kota secaramakro mengakibatkan kota-kota besar di Indonesia tumbuh secara alamiah dan mengakibatkanpermasalahan lingkungan yang cukup serius. Kota yang baik dan ramah lingkungan tidak bisaterbentuk dengan sendirinya. Karena kota adalah hasil dari karya manusia dan tidak bisa alamiahtumbuh sendiri seperti tanaman atau pepohonan. Untuk bisa menciptakan kota yang ramah lingkungankita bisa meniru dari berbagai contoh baik di berbagai kota di dunia dan bahkan dari Indonesia sendiritentang bagaimana menciptakan kota yang ramah lingkungan. Berikut ini beberapa contoh terbaikpenataan kota dalam rangka menciptakan ruang terbuka hijau berupa taman skala lingkungan, tamankota dan penataan kawasan sungai di beberapa Negara.

Central Park di Manhattan New York adalah contoh terbaik upaya pemerintah menciptakantaman kota di tengah-tengah gedung pencakar langit di New York. Taman ini berfungsi sebagai paru-paru kota, membersihkan udara dari polusi, daerah tangkapan air, sekaligus tempat warga melepaslelah, berinteraksi dan berekspresi. Taman kota skala besar ini hanya bisa terwujud jika ada upayaserius dari pemerintah untuk mewujudkannya..

Taman ini memiliki luas 3,41 km2 dengan panjang 4 km dan lebar 800m. Pengelolanya adalahorganisasi swasta nirlaba Central Park Conservancy yang dikontrak oleh Departemen Taman danRekreasi New York City. Walaupun terlihat alami, lansekap Central Park sepenuhnya hasil campurtangan manusia. Di dalam taman terdapat danau buatan dan kolam, jalan setapak, dua arena es skating,kawasan lindung hewan liar, lapangan rumput, dan arena bermain untuk anak. Central Park seringdidatangi burung migran sehingga menjadi tempat favorit bagi pengamat burung. Panjang keseluruhanjalan-jalan di dalam taman adalah 10 km. Pengunjung ramai berjogging, bersepeda, atau bersepaturoda, terutama di akhir pekan. Taman ini dilatarbelakangi oleh kepadatan penduduk New York City

Page 7: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

7

yang menjadi hampir berlipat empat antara tahun 1821 dan 1855. Kota menjadi semakin sesak, danpenduduk berdatangan ke sedikit ruang terbuka yang ada, terutama ke kuburan untuk menjauhkan diridari kebisingan kota. Sebelum pembangunan taman dimulai, lahan harus dibebaskan lebih dulu daripenduduk yang sebagian besar orang miskin. Pada tahun 1857, sekitar 1.600 jiwa harus pindah setelahtanah tempat tinggal mereka dibeli oleh proyek. Antara tahun 1860 dan 1873, pembangunan tamansudah hampir selesai. Sejumlah 14 ribu meter kubik tanah dibawa dari New Jersey sebagai penggantitanah lapisan atas yang kurang sesuai. Ketika pembangunan secara resmi dinyatakan selesai pada tahun1873, lebih dari tanah dan batu yang digali dari taman berjumlah sekitar sepuluh juta gerobak, danharus dibuang ke tempat lain. Ketika dibuka, Central Park memiliki sekitar 4 juta pohon yang mewakili1500 spesies (wikipedia.org).

Berdasarkan sejarah panjang Central Park di wikipedia, pengelolaan Central Park sejakdibuatnya tidaklah mudah. Beberapa kali taman ini terbengkalai dan rusak akibat kondisi finansialpemerintah yang terkadang kekurangan dana. Pada tahun 1960 taman ini rusak akibat vandalisme,orang yang membuang sampah sembarangan, corat-coret, dan berbagai acara yang diadakan di taman.Di bawah pengelolaan Central Park Conservancy, kemajuan mulai terlihat dalam usahamengembalikan Central Park sebagai milik warga kota. Central Park Conservancy membayar pekerjalepas, dan membentuk tim kecil untuk pemugaran bangunan, memulai proyek-proyek hortikultura, danmenghapus corat-coret vandalisme. Pemugaran Central Park diikuti perubahan mendasar di bidangmanajemen. Setelah dibangun kembali pada pertengahan 1980-an, Central Park sekarangmenggunakan sistem zona dengan seorang pengawas untuk setiap zona. Pemotongan anggaran padaawal tahun 1990-an menyebabkan Departemen Pertamanan kekurangan staf untuk pemeliharaan rutin.Sebagai pengganti, staf pemeliharaan diambil dari pekerja yang digaji Conservancy. Konsep "tukangkebun untuk masing-masing zona" begitu sukses sehingga keseluruhan taman sekarang dibagi menjadi49 zona. Setiap zona memiliki seorang kepala yang bertanggung jawab atas pemeliharaan sehari-hari(wikipedia.org).

Central Park New YorkSumber : green.kompasiana.com

Selain pembuatan taman-taman besar skala kota, seharusnya di tiap-tiap satuan hunianlingkungan terdapat pula taman-taman tempat warga bisa berinteraksi, melepas lelah, dan sebagaipenghijauan lingkungan dan daerah tangkapan air. Taman ini harus benar-benar direncanakan denganserius dan perhitungan yang sangat seksama. Hal yang perlu diperhatikan adalah memberikankeuntungan yang setimpal bagi para warga yang lahannya akan dijadikan sebagai taman. Sehinggapembebasan lahan yang dilakukan pemerintah bisa dilaksanakan dengan mudah. Berikut ini contoh

Page 8: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

8

pembebasan lahan dalam rangka mengatur hunian warga di Jepang. Peraturan ini merupakan salah-satuaturan pemerintah Jepang dalam mengatur kotanya supaya tetap memiliki ruang terbuka hijau di tengahsemakin padatnya hunian warga di kota.

Sistem Proyek Penyesuaian Tanah di JepangSumber : Quick Look At Housing in Japan

Gambar sistem di atas adalah contoh proyek pemerintah dalam mengatur pola pemukimanwarga di kota besar yang sudah sangat padat dengan bentuk-bentuk jalan sempit organik dan ketiadaantaman di tingkat pemukiman warga. Pemerintah memberikan arahan tentang sistem pengaturanpemukiman di tingkat pemukiman warga dengan tujuan untuk mendapatkan jalan yang lebih lebar danterciptanya taman di tingkat hunian warga. Masalah utama dalam mewujudkan ini adalah kesediaanwarga untuk mengorbankan sebagian lahannya untuk dijadikan fasilitas umum. Pemerintah melakukanpembebasan lahan dengan membeli tanah yang terpotong pada tiap-tiap site untuk dijadikan fasilitasumum dengan harga wajar. Setelah sebagian tanah milik warga dibeli, harga tanah dan properti disekitar lingkungan pemukiman tersebut naik karena semakin lebarnya jalan dan tersedianya tamanumum. Warga penghuni pemukiman tersebut mendapatkan keuntungan dari naiknya harga tanah danproperti di lingkungan tersebut. Pemerintah juga mendapatkan keuntungan dari sisa tanah hasilpenyesuaian pemukiman tersebut. Sisa tanah ini bisa dijual kepada masyarakat lain dan dana hasilpenjualannya bisa dijadikan sumber dana pembiayaan proyek tersebut.

Contoh lainnya adalah skema di bawah ini. Skema diatas sebagian besar dilakukan olehpemerintah sedangkan skema di bawah ini diprakarsai oleh pihak swasta yang memiliki dana danmasyarakat umum yang memiliki modal tanah miliknya. Pemerintah lokal mendorong penataankawasan pemukiman padat di wilayah kota seperti ini dengan cara memberikan subsidi biayapembangunan kawasan seperti ini. Cara ini bisa meningkatkan daya tampung kota untuk menampunglebih banyak keluarga baru bisa tinggal di tengah kota dengan kualitas rumah dan lingkungan yangbaik. Pihak pemerintah mendorong pihak swasta sebagai pemilik dana dan pelaksana untukmelaksanakan proyek ini sekaligus membangun plaza atau ruang terbuka di depan bangunan barunyadengan subsidi dari pemerintah karena plaza atau ruang terbuka yang terbangun akan menjadi fasilitasumum. Skema ini menjelaskan tentang sistem penataan kawasan kota yang sudah sangat padat dengan

Page 9: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

9

cara kerjasama antar warga yang diatur oleh pemerintah. Beberapa warga yang memiliki tanah bisabekerjasama dengan pemilik modal dana (pihak swasta) untuk merubah kawasan pemukiman denganhalaman (low residential area) menjadi pemukiman bertingkat tinggi (highrise residential area),sehingga bisa meningkatkan kapasitas daya tampung hunian. Setelah proyek selesai, pemilik tanahkemudian menjadi pemilik pada beberapa bagian di bangunan baru, dengan kualitas bangunan danlingkungan yang lebih baik dari bangunan lam. Sedangkan pihak swasta dengan modalnya bisamenjual atau menyewakan sebagian ruang di bangunan barunya tersebut. Pemerintah dalam hal inidiuntungkan karena kota semakin tertata dan tercipta plaza atau ruang terbuka di kawasan tersebut.

Sistem Proyek Pembaharuan Pemukiman di JepangSumber : Quick Look At Housing in Japan

Sistem Proyek Pembaharuan Pemukiman di JepangSumber : Quick Look At Housing in Japan

Page 10: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

10

Selain pembuatan taman kota dan pengaturan pengadaan ruang terbuka hijau di lingkunganpemukiman, pengadaan ruang terbuka hijau bisa juga dilakukan di area jalan raya. Langkah ini bisadilakukan dengan penanaman pohon-pohon peneduh dan taman-taman di trotoar dan median jalan.Pohon peneduh yang ada di pinggir jalan di Indonesia sering kurang diperhatikan keberadaannya olehwarga karena warga terkadang tidak merasakan manfaat langsung dari keberadaan pepohonan peneduhtersebut. Banyak diantara warga yang kemudian malah menebang pohon tersebut karena merasamenghalangi jalan, rontoknya daun yang mengotori halaman, bahkan merasa berbahaya jika ada anginkencang. Terkadang pepohonan malah dijadikan tempat untuk tiang memasang reklame yang beratatau reklame dengan ditanam paku-paku besar. Tanaman perdu yang berada di sekitar pepohonanpeneduh yang ditanam di sekitar median dan trotoar jalan seringkali rusak dan mati akibat tergusursampah, PKL dan pijakan kaki manusia yang tidak memperdulikan keberadaannya. Padahalkeberadaan pohon bisa menjadi penyaring debu dan polusi udara yang sangat ganas di jalanan kota.Kehadiran pepohonan juga bisa menurunkan suhu lingkungan sekitar 20-60 Celcius. Seharusnyapemerintah daerah dan pemerintah kota mulai memperhatikan pula jenis-jenis pohon peneduh yangberada di area jalan raya. Mengingat luas jalan raya yang sangat panjang dan lebar adalah tempatpaling potensial sebagai ruang terbuka hijau. Ruang jalan juga menjadi ruang kota yang paling polutif,panas dan tidak menyenangkan. Masyarakat saat ini juga semakin banyak menghabiskan waktunya dijalan raya karena banyak aktifitas warga yang menuntut mobilitas tinggi yang berujung pada tingginyapergerakan masyarakat di jalan raya.

Kita bisa meniru Jepang yang sangat memperhatikan jenis-jenis pohon yang tumbuh di sekitarjalan raya. Pohon peneduh di jalan raya dipilih yang berwarna indah dan berubah saat pergantianmusim, mereka menanam pohon maple, sakura atau pohon icho. Indonesia bisa meniru merahnyapohon maple dengan pohon flamboyan atau pohon lain yang bisa berubah warna. Indonesia sangatkaya akan berbagai jenis tanaman dan pepohonan yang berwarna-warni atau pohon yang banyakbuahnya. Selain pohon yang berubah warna saat pergantian musim bisa juga pohon peneduh ini digantidengan pohon yang buah-buahan atau berbunga. Keberadaan pohon yang indah ini akan meningkatkankecintaan warga akan lingkungan jalan dan pohon peneduhnya sehingga masyarakat akan merasakanmanfaat langsung dan kemudian ikut menjaga keberadaan pohon dan akan mempercantik lingkungandi sekitar kawasan tersebut.

Pohon Sakura dan Pohon Maple Sebagai Pepohonan Penedun di Pinggir Jalan di OsakaSumber : Dok. Pribadi

Page 11: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

11

Sampai saat ini sungai di kota-kota besar di Indonesia mengalami permasalahan yang hampirsama yaitu masih sungai tersebut masih dijadikan tempat sampah raksasa. Mental masyarakat kita yangmasih menjadikan sungai sebagai tempat buang sampah, tempat buang hajat dan mengganggapnyasebagai got besar perlu dirubah secara revolusioner. Lihat saja sungai di tengah kota baik di Solo,Semarang, Yogyakarta, Surabaya, bahkan Jakarta. Sampah menumpuk hampir di setiap sudut sungai,warna sungai yang hitam dan bau sudah menunjukkan bahwa sungai tersebut telah terpolusi dengnasangat berat. Jika tidak ada penganganan serius dari pemerintah dan masyarakat sendiri, ke depansungai semakin akan menjadi sangat buruk kondisinya. Tidak mengherankan jika saat banjir menimpasungai akan meluap dan warga di sekitar sungailah yang pertama akan merasakan akibatnya. Luapansungai ini akan disertai dengan berbagai penyakit yang akan menyerang warga. Dalam hal ini tidakhanya pemerintah saja yang menjadi objek yang patut disalahkan karena membiarkan sungai-sungaimengalami penurunan kualitas yang sangat buruk, tapi juga perilaku warga yang sangat buruk menjadipenyebab utama.

Pohon Famboyan di IndonesiaSumber : Foto Vanny Mediana

Kawasan Kumuh Pinggir Sungai Ciliwung JakartaSumber : Niluhputunita.blogspot.com

Page 12: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

12

Salah satu cara menjadikan sungai tidak dijadikan tempat sampah raksasa adalah menempatkansungai tersebut tidak dibelakangi oleh rumah-rumah warga namun dijadikan bagian depan rumah.Sudah menjadi kebiasaan warga jika memiliki rumah maka bagian depan rumah akan diperindah danbagian belakang rumah akan dibuat seadanya. Rumah di Indonesia masih menjadi symbol status sosialbagi warganya. Sehingga rumah yang berada di pinggir sungai biasanya tidak menghadap ke sungai,tapi membelakangi, karena sungai terlanjur sudah kotor dan tidak layak dijadikan bagian pemandanganhalaman depan rumah warga.

Salah satu langkah revolusioner dilakukan oleh seorang arsitek sekaligus seorang aktifislingkungan YB Romomangun Wijaya. Pada tahun 1980-an beliau menata kawasan pinggir SungaiCode Yogyakarta dengan merubah arah orientasi rumah-rumah di pinggir sungai tersebut menjadimenghadap ke sungai. Bagian depan rumah yang berada tepat di pinggir sungai menjadi diperindaholeh warga dan warga akhirnya mulai ikut aktif tidak mengotori sungai dan menjadikan sungai tersebutsebagai bagian alam yang wajib dijaga kebersihan dan keindahannya. Penataan kawasan ini hanyasebagian kecil di kawasan Sungai Code, namun efeknya meluas ke beberapa bagian lain pinggirsungai. Warga yang tinggal agak jauh dari kawasan yang ditata oleh YB Mangunwijaya kemudianmeniru langkah ini dan mulai menghadapkan rumahnya ke arah sungai, menata kawasan pinggir sungaidan menjadikan kawasan pinggir sungai sebagai jalan, taman, sekaligus ruang sosial. Kawasan Codeyang dahulunya merupakan kawasan kumuh dengan penduduk marginal kota sekarang menjadikawasan yang lebih rapi dan tertata. Meskipun kawasan sungai dan sempadan sungai seharusnyabenar-benar bebas dari bangunan dan para warga yang menghuni kawasan tersebut adalah illegal yangkemudian menghasilkan kawasan kumuh, namun terlepas dari fakta tersebut apa yang dilakukan YBMangunwijaya telah merubah mindset warga sekitar untuk tidak menjadikan sungai sebagai tempatsampah raksasa dan merubah perilaku warga untuk ikut menjaga kebersihan dan kealamiahan sungaibisa dianggap berhasil meskipun dalam skala yang tidak cukup luas.

Contoh lainnya adalah pembaharuan kota yang dilakukan oleh pemerintah Korea selatan disebuah sungai di pusat kota. Sungai Cheonggyecheon adalah sungai dengan panjang 8,4 km, sungaiini sekarang menjadi ruang rekreasi modern di pusat Kota Seoul Korea Selatan. Penataan kota secaramasif di pusat kota ini dilakukan menelan dana seikitar 281 juta dolar Amerika. Pada awalnya danayang sangat besar ini mengundang protes dari banyak pihak, namun setelah pembukaannya pada tahun2005 tempat ini menjadi tempat favorit bagi penduduk dan para turis. Sejarah penataan kawasanSungai Cheonggyecheon adalah sebagai berikut. Setelah Perang Korea tahun 1950-1953, banyak

Kawasan Pinggir Sungai Code Saat IniSumber : http://iqbal-elbantani.blogspot.com

Page 13: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

13

penduduk bermigrasi ke Seoul untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Karena kondisiekonomi para pendatang ini terbatas, mereka lalu mendirikan rumah-rumah tidak permanen disepanjang sungai. Pemukiman ini kemudian menjadikan kawasan Sungai Cheonggyecheon sangatkumuh, sampah dimana-mana, lumpur dan kekumuhan sungai merusak wajah kota Seoul. Kemudianpada tahun 1958 sungai ini ditutup seluruhnya dengan beton untuk dijadikan jalan, bahkan di atasnyadidirikan jembatan layang. Penutupan sungai ini terjadi selama lebih kurang 20 tahun. Pada saat itujalan di atas sungai dan jalan layang di pusat kota Seoul menjadi lambang kemajuan ekonomi danindustri Korea Selatan. Baru pada tahun 2003 seorang Walikota Seoul bernama Lee Myung-bakberinisiatif untuk memindahkan jalan dan jalan layang di atas Sungai Cheonggyecheon danmengembalikan sungai menjadi sungai terbuka dan memperbaikinya. Tujuannya adalah untukmengembalikan kealamiahan pada kota dan mempromosikan desain kota yang ramah lingkungan.Hadirnya sungai dengan air mengalir di kota membuat beberapa jenis ikan, burung dan serangga mulaikembali menghuni sungai. Suhu di sekitarnya juga menurun 3,60. Saat ini Sungai Cheonggyecheonmenjadi pusat budaya, rekreasi, taman kota dan pusat ekonomi bagi Seoul (wikipedia.org)

Upaya merubah dan mempercantik wajah kota juga dilakukan oleh Walikota Surabaya, IbuTrimahasrini. Beliau membuat berbagai taman kota di berbagai lokasi di Surabaya, yaitu TamanPrestasi, Taman Bungkul, Taman Kalimantan, Taman Apsari, Taman Flora, Taman Sulawesi, TamanYos Sudarso, Taman Dr. Soetomo, Taman Mayangkara, Taman Ronggolawe, Taman Pelangi, TamanMundu, dan Taman Buah Undaan. Taman-taman kota tersebut dibuat karena keseriusan pemerintahKota Surabaya untuk menciptakan ruang terbuka hijau yang alami dan bisa diakses masyarakat umum.Berkat kerja kerasnya ini beliau mendapatkan banyak penghargaaan di tingkat nasional bahkanInternasional. Beberapa diantaranya adalah taman yang merupakan taman revitalisasi dari taman yangsudah ada. Adapula yang merupah sebuah kebun luas menjadi taman. Bahkan ada yang merubah lahan

Sungai Cheonggyecheon Tahun 1950-anSumber : wikipedia.org

Sungai Cheonggyecheon Saat IniSumber : wikipedia.org

Sungai Cheonggyecheon Saat IniSumber : Foto Aprilia Norma Eka Sari

Page 14: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

14

SPBU menjadi taman. Pembuatan taman skala kota hanya bisa terwujud jika pemerintah kota seriusmewujudkannya.

Salah satu taman Surabaya adalah taman seluas 6.000 m2 bernama Taman Prestasi, taman inidihiasi sekitar 21 jenis tanaman sehingga terasa nyaman untuk melepas penat. Anak-anak pun dapatbermain sambil belajar mengenal lingkungannya. Area ini dilengkapi panggung terbuka, panggungteater, dan sarana permainan anak. Di sini, kita juga dapat menyaksikan replika penghargaan yangpernah diraih Kota Surabaya, seperti Wahana Tata Nugraha, Adipura Kencana, dan lain-lain. Obyekwisata ini juga menawarkan petualangan lain, seperti menyusuri Kalimas dengan perahu naga atauperahu dayung. Bahkan, bagi keluarga yang ingin menikmati suasana asri taman dengan menunggangkuda, telah tersedia kuda-kuda anak-anak. kekar yang siap mengantar (www.docnetter.wordpress.com).

Selain itu terdapat pula Taman Bungkul yang memiliki konsep Sport, Education, danEntertainment. Taman seluas 900 m2 yang dibangun dana sekitar Rp 1,2 milyar ini diresmikan padatanggal 21 Maret 2007. Taman ini dilengkapi berbagai fasilitas, seperti skateboard, sepeda BMX track,jogging track, plaza (sebuah open stage yang bisa digunakan untuk live performance berbagai jenisentertainment), akses internet nirkabel (Wi-Fi atau Hotspot), telepon umum, arena green park sepertikolam air mancur, dan area pujasera. Bahkan, taman ini juga dilengkapi dengan jalur bagi penyandangcacat agar mereka pun bisa ikut berekreasi. Taman yang berada di jalan protokol yakni di Jl. RayaDarmo itu makin bisa dirasakan manfaatnya bagi warga kota metropolitan Surabaya. Fungsi tamankota Surabaya sebagai tempat olahraga, rekreasi warga kota, hang out, dan menghirup udara segar.Surabaya bahkan telah memiliki taman lanjut usia atau taman lansia. Area yang dimanfaatkan sebagaitaman alternatif untuk para lanjut usia itu berlokasi di Jalan Kalimantan. Area seluas sekira 2.000 m2eks SPBU Kalimantan itu, di set up menjadi taman yang cantik sekaligus segar. Beragam tanaman danbunga cantik menghiasi. Di sela warna-warni tanaman indah itu tersedia track yang khusus dibuatuntuk kenyamanan kursi roda para lansia. Ada pula tempat duduk untuk pengantar saat menemani paralansia menikmati suasana kota di pagi atau sore hari. Kesejukan suasana di taman ini kian segar olehkeberadaan air mancur di tengah taman. Kesegaran itu tentu bisa memecah kepekatan polusi udara darikendaran bermotor yang cukup padat melewati bilangan ini (www.docnetter.wordpress.com).

Selain upaya membuat taman skala kota, di tingkat rumah bisa diupayakan berbagai cara untukmenciptakan rumah yang hemat energi den bisa menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang adadengan menjadikan lingkungan rumah sebagai daerah tangkapan air skala kecil. Rumah bisamemaksimalkan energi angin, memanfaatkan pepohonan halaman dan mensiasati sinar matahari untukmenurunkan suhu rumah sehingga tidak perlu menggunakan AC dan menghemat lampu. Untuk skalahunian atau rumah, berikut ini contoh rumah yang baik, yang memanfaatkan lingkungan sekitar denganmenangkap sinar matahari pagi dan sore untuk penerangan rumah sehingga menghemat listrik untukpenerangan rumah. Selain itu untuk mendapatkan hawa yang sejuk rumah harus memiliki ventilasi

Taman Prestasi dan Taman BungkulSumber : www.docnetter.wordpress.com

Page 15: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

15

silang dengan jendela-pintu yang terletak saling berseberangan yang menjadi tempat mengalirnyaangin untuk bisa mengganti udara dalam rumah dan menurunkan suhu rumah. Posisi massa rumahyang terbaik untuk menangkap angin adalah pada posisi tegak lurus arah angin. Menurut Frick (2006),orientasi bangunan ditempatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letakgedung berarah dari timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedungsebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.

Lebih lanjut Frick (2006) mengatakan di lingkungan rumah perlu dipersiapkan saluran danresapan air hujan dari atap dan halaman yang diperkeras. Lahan rumah terbangun harus menyisakanminimal 30% lahan bangunan terbuka untuk penghijauan dan tanaman. Selain itu rumah dan bangunandi Indonesia yang beriklim tropis panas lembap sangat membutuhkan perlindungan bangunan terhadapsinar matahari. Penyelesaian paling sederhana adalah dengan penanaman pohon peneduh. Pohonmemiliki banyak fungsi yaitu mampu membuat suhu udara di sekitarnya menjadi sejuk, memberiketeduhan, mengurangi debu, mengurangi kebisingan, memproduksi oksigen, tempat rekreasi dansebagai habitat alami binatang.

Secara konkret berikut ini usulan bagi pemerintah, arsitek, ahli tata kota, maupun masyarakatdalam rangka mewujudkan kota yang ramah lingkungan. Bagi pemerintah hendaknya membangun

Posisi Terbaik Rumah Terhadap Matahari dan Arah AnginSumber : Heinz Frick, 2006

Kondisi Ideal Rumah Dengan Halaman Peresapan Air HujanSumber : Heinz Frick, 2006

Page 16: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

16

taman skala kota yang pengelolaannya bisa dilakukan dengan kerjasama pihak swasta dan masyarakat,membuat penghijauan dan menanam pepohonan peneduh, memberikan insentif bagi masyarakat kotayang mau menyisakan minimal 30% dari lahan rumahnya sebagai ruang tanpa perkerasan danbangunan dan bagi masyarakat yang mau membuat sumur resapan dan membangun septic tank,menjaga daerah aliran sungai dari bangunan liar dan polusi industri dan rumah tangga, membuatperaturan tegas mengenai pelanggaran lingkungan.

Bagi para arsitek hendaknya Mendesain rumah yang ramah lingkungan, mengedukasi paraklien dan calon klien tentang pentingnya penghijauan bahkan dalam skala rumah, menghindari materialrumah yang tidak ramah lingkungan seperti kaca untuk seluruh dinding bangunan, menghabiskanseluruh site untuk bangunan, dll

Bagi urban planner, hendaknya merencanakan adanya ruang terbuka hijau di tiap-tiap unitperumahan yang dibangunnya atau permukiman yang ditatanya. Merancang penghijauan bagi kotayang indah yang bermanfaat langsung bagi warga dan mampu menjawab persoalan perilaku wargakota.

Bagi masyarakat umum selaku penghuni kota hendaknya tidak menutup seluruh site rumahnyadengan perkerasan, menyisakan minimal 30 % dari lahan rumahnya sebagai ruang tanpa perkerasandan bangunan, membangun sumur resapan sebagai tempat memanen air hujan dan menjagaketersediaan air bersih saat musim kemarau, tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, ikutmenjaga kebersihan sungai bagi warga yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai dengan caraikut menegur orang-orang asing yang ingin membuang sampah dan merusak sungai, tidak menutupdaerah aliran sungai dengan bangunan.

KESIMPULAN

Kota tanpa ruang terbuka hijau / greenery open space / taman adalah seperti manusia tanpaparu-paru. Manusia tidak bisa bernafas tanpa paru-paru, begitupula kota tanpa ruang terbuka hijautidak bisa bernafas. Kota tersebut akan menjadi kota sakit yang butuh perawatan serius dalam halkesehatan dan sosial. Ruang terbuka hijau menjadi penyeimbang kehidupan kota yang super keras,dingin dan tidak manusiawi. Ruang terbuka hijau bisa menjadi tempat membersihkan polusi udara,sumber oksigen, daerah tangkapan air dan habitat berbagai makhluk hidup lain selain manusia yangsemakin jarang ditemui di kota seperti burung, kupu-kupu, ikan, serangga, dll. Selain fungsi ekologi,ruang terbuka hijau juga menjadi tempat pelepasan stress, tempat berinteraksi dengan manusia lain,tempat berekreasi dan berekspresi. Ketegangan antar manusia kota yang terkadang menjadi pemicugesekan dan kerusuhan sosial bisa diredakan dengan kehadiran ruang terbuka hijau ini.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan ruang terbuka skala kota dengankerjasama antara pemerintah, arsitek dan para ahli tata kota. Namun untuk mewujudkan ruang terbukahijau bukanlah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah saja. Sebagai warga biasa kita bisamewujudkannya dalam skala rumah. Misalnya dengan membuat taman di sekitar rumah, kita bisamenjamin ketersediaan air bersih saat musim kemarau dengan cara membuat sumur resapan dilingkungan rumah. Menyisakan minimal 30 % sebagian lahan rumah sebagai daerah tidak terbangundan menanamnya dengan pepohonan dan tanaman sebagai sumber oksigen, penurun suhu lingkungan,penyaring debu dan polusi serta daerah tangkapan air. Membuat septink tank dan tidak membuanglimbah rumah tangga langsung ke sungai untuk mengurangi kerusakan lingkungan.

Page 17: KOTA RAMAH LINGKUNGAN

17

REFERENSI

Frick, Heinz; Mulyani, Tri Hesti, 2006, Arsitektur Ekologis; Konsep Arsitektur Ekologis di IklimTropis, Penghijauan Kota dan Kota Ekologis, Serta Energi Terbarukan, Kanisius,Yogyakarta.

Daldjoeni, 1992, Seluk Beluk Masyarakat Kota, Pusparagam Sosiologi Kota dan Ekologi Sosial,Alumni, Bandung.

Hester, R T. 1984. Planning Neighborhood Space with People; Second Edition. Van NostrandReinhold Company, New York.

Krier, Rob, 1979, Urban Space, Rizolli International Publication Inc, LondonMaryono, Agus. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Gadjah Mada University

Press.Shirvani, H, 1985, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company, New York.Zahnd, Markus, 1999, Perancangan Kota Secara Terpadu; Teori Perancangan Kota dan

Penerapannya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

www.docnetter.wordpress.comwww.wikipedia.orgwww. Niluhputunita.blogspot.com