korban perdagangan...
TRANSCRIPT
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
Laporan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan
Orang Tahun Anggaran 2018 ini dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja (LAKIN) ini secara garis besar memuat gambaran rencana,
pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah dicapai serta kendala yang dihadapi
selama pelaksanaannya berikut strategi pemecahannya untuk menjadi bahan
masukan dan acuan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang Tahun 2018 ini disusun berdasarkan 2 (dua) fungsi utama yaitu:
pertama, Laporan Kinerja ini sebagai sarana untuk pertanggungjawaban; kedua,
sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial dan Korban Perdagangan Orang dalam peningkatan kinerja pada tahun
mendatang.
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Jakarta, Desember 2018
DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL TS dan KPO
DR. SONNY W. MANALU, MM
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................................................... iv
BAB I :
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. GAMBARAN UMUM ............................................................................................ 1
1. Tugas Pokok ........................................................................................................ 1
2. Fungsi ................................................................................................................. 1
3. Struktur Organisasi ……………………………………………………………. 2
4. Unit Pelaksana Teknis ………………………………………………………….7
5. Dekonsentrasi …………………………………………………………………..8
B. DASAR HUKUM ................................................................................................... 8
C. ASPEK STRATEGIS ............................................................................................ 10
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN ............................................................................. 12
BAB II :
PERENCANAAN KINERJA .............................................................................................. 14
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional……………………………..14
B. Rencana Strategis 2015-2019 ................................................................................ 14
1. Arah Kebijakan ................................................................................................. 16
2. Tujuan Strategis Tahun 2015-2019 ............................................................... 17
3. Sasaran Strategis Tahun 2018 ........................................................................ 17
4. Indikator Kinerja Utama (IKU) ....................................................................... 19
5. Penetapan Kinerja ……………………………………………………………. 21
BAB III :
AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................................... 24
A. Capaian Kinerja Tahun 2018 ................................................................................. 24
B. Analisis Capaian Kinerja ....................................................................................... 28
C. Realisasi Anggaran ................................................................................................ 55
D. Perbandingan akumulasi capaian Kinerja ............................................................. 75
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
iii
BAB V :
PENUTUP ........................................................................................................................... 76
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 76
B. Saran ...................................................................................................................... 76
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .............................
Lampiran 2
Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 ...........................
Lampiran 3
Indikator Kinerja Utama Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .................
Lampiran 4
Indikator Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 .............................
Lampiran 5
Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018 ...............................
Lampiran 6
Realisasi Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Tahun 2018- ........................
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
iv
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang berisi laporan capaian kinerja (performance result)
dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
dan Korban Perdagangan Orang yang didalamnya menyajikan dan melaporkan
kegiatan yang dilakukan berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Sosial khususnya
di bidang Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang selama
pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2018.
Laporan Kinerja (LAKIN) dimaksudkan sebagai laporan Direktorat
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Rencana Kinerja
Tahunan dan Penetapan Kinerja serta Pengukuran Kinerja Tahun 2018 sebagai
umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial dan Korban Perdagangan Orang di tahun mendatang dengan memuat hasil
analisis capaian kinerja terutama sasaran yang bersifat strategis dengan indikator
kinerja yang terukur dan akuntabel.
Selama tahun 2018, sasaran-sasaran strategis yang berhasil dicapai oleh
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang adalah
sebagai berikut :
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
CAPAIAN SATUAN
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.450
11.537
Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang
1.550 1.868 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
v
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET
CAPAIAN SATUAN
mendapatkan fasilitasi askses usaha
Tercapainya target melebihi 100% pada sasaran-sasaran strategis sebagaiman
tersebut diatas disebakan oleh perencanaan yang matang, sosialisasi yang intensif,
koordinasi yang terus-menerus, serta sistem seleksi penerima manfaat dan
pendampingan yang baik.
Tidak tercapainya target 100 % di sebabkan karena tidak tercaainya target
pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia sebanyak 10.000 dan hanya
terealisasi sebanyak 7.920 orang di karenakan adanya perubahan kebijakan dari
pemerintah Malaysia terhadap anggaran pemulangan WNI-M KPO dari Indonesia
yang semula dianggarkan sampai ke tanjung pinang kepri menjadi pulang secara
mandiri.
Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran strategis, Direktorat Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang ditunjang dengan
alokasi anggaran sebesar Rp 99.818.520.000,- [Sembilan Puluh Sembilan Milyar
delapan ratus delapan belas juta lima ratus dua puluh ribu rupiah). Adapun realisasi
anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang
adalah sebesar Rp 94.035.589.477,- (Sembilan puluh empat ,ilyar tiga puluh lima juta
lima ratus delapan puluh Sembilan ribu empat raus tujuh puluh tujuh rupiah) atau
94,21 % , dengan rincin sebaga berikut:
NO. SATKER TARGET ANGGARAN
TARGET REALISASI % ANGGARAN REALISASI %
TOTAL 15.041 13.238 88,01%
99.818.520.000 94.035.589.477 94,21%
1. PUSAT 12.420 10.590 85,27%
45.542.283.000 41.408.860.390 90,92%
2. UPT 1.391 1.418 101,94%
46.587.159.000 45.831.179.738 98,38%
3. DEKON 1.230 1.230 100,00%
7.689.078.000 6.795.549.349 88,38%
Besarnya sisa anggaran tersebut sebagian besar disebabkan : (1)
Pengembalian sisa LS perjalanan (karena tiket harus real cost); (2)tidak terpenuhinya
target pemulangan WNI-M KPO deportasi Malaysia dikarenanya perubahan kebijakan
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
vi
dari pemerintah Malaysia untuk tidak mengganggarkan pemulangan WNI, sehingga
target hanya bisa tercapai jika pulang mandiri (3) Jumlah LKS yang menangani
permasalahan Tuna Susila dan Korban Perdagangan Orang terbatas, sehingga
sebagian anggaran untuk LKS dikembalikan ke Negara atau tidak terpakai (4) ada
beberapa Dinas Sosial propinsi yang belum maksimal dalam melaksanakan anggaran
yang diberikan.
Dari pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2018, ditemukan berbagai
permasalahan yang menjadi kendala, antara lain : (1) Adanya revisi anggaran
dikarenakan kebijakan pimpinan; (2) Banyaknya jenis PMKS yang menjadi tanggung
jawab Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (delapan Jenis PMKS) tidak
sebanding dengan alokasi anggaran sehingga sulit untuk mengoptimalkan target
kuantitatif maupun kualitatif; (3) Kesulitan dalam mendapatkan data by name by
address yang valid dan akurat; (4) Kurang optimalnya jaringan kerja antara sektor
terkait dalam penanganan masalah tuna sosial; (5) Kurangnya peran serta
masyarakat/Orsos dalam dalam penanganan masalah tuna sosial.
Meskipun target dapat tercapai 100% dalam pelaksanaan kegiatan, namun
masih memiliki kendala-kendala. Untuk mengatasi kendala tersebut, dilakukan
beberapa pemecahan masalah sebagai berikut : (1) Melakukan Revisi sesuai dengan
aturan dan Bagan Akun Standard; (2) Melakukan kegiatan dalam bentuk
pengembangan Model dengan harapan model tersebut dapat dijadikan acuan oleh
Pemerintah Daerah dalam penanganan PMKS sejenis ; (3) Direktorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Sosial pro aktif melakukan komunikasi baik lisan maupun tertulis kepada
Pemerintah Daerah dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang untuk mengirimkan hasil updating data; (4) Mendorong dan
memotivasi pemerintah daerah untuk mengalokasikan dana guna mendukung
kegiatan penanganan masalah tuna sosial dan (5) Mencari sumber-sumber baru
sebagai mitra serta Menumbuhkan partisipasi masyarakat.
Adapun capaian outcome rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan
orang pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
2018
vii
Kegiatan Outcome target Capaian
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Terpenuhinya kebutuhan dan hak dasar tuna sosial dan korban perdagangan orang
11.537
2.443
Meningkatnya akses tuna sosial dan korban perdagangan orang dalam mendapatkan fasilitas akses usaha
1.868
374
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
20/HUK/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI, tugas
pokok dan fungsi Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO adalah
sebagai berikut:
1. Tugas Pokok
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan
pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan
orang.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan orang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan
pengemis, tuna susila, bekas warga binaan lembaga pemasyarakatan,
korban perdagangan orang, tindak kekerasan, eks tuna susila, dan
pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok
minoritas;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan
pengemis, tuna susila, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban
perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan
pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok
minoritas;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang rehabilitasi
sosial gelandangan dan pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan,
korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila dan
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 2
pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok
minoritas;
d. Pemberian bimbingan teknis di bidang rehabilitasi sosial gelandangan
dan pengemis, bekas warga binaan pemasyarakatan, korban
perdagangan orang, korban tindak kekerasan, eks tuna susila, dan
pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan kelompok
minoritas;
e. Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
sosial gelandangan dan pengemis, bekas warga binaan lembaga
pemasyarakatan,korban perdagangan orang, korban tindak kekerasan,
eks tuna susila, dan pelayanan sosial orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
dan kelompok minoritas; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha, perencanaan program dan anggaran,
kepegawaian, dan rumah tangga Direktorat.
3. Struktur Organisasi
STRUKTUR DAN SUSUNAN ORGANISASI
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 3
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO, terdiri dari :
a. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis;
b. Subdirektorat Rehabilitasi Korban Perdagangan Orang dan Tindak
Kekerasan;
c. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan;
d. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Tuna Susila dan Orang dengan HIV/AIDS
dan Kelompok Minoritas; dan
e. Subbagian Tata Usaha.
Dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas Subdirektorat
Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial
gelandangan dan pengemis;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial
gelandangan dan pengemis;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis;
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang rehabilitasi sosial
gelandangan dan pengemis; dan
5. Penyiapan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial
gelandangan dan pengemis.
Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis terdiri dari:
a. Seksi Pemulihan; yang bertugas melakukan melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 4
Supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang
Pengembangan kemampuan; dan
b. Seksi Pengembangan Kemampuan, yang bertugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, evaluasi, dan Pelaporan di bidang pengembangan
kemampuan.
b. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang Dan
Korban Tindak Kekerasan.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang dan
korban tindak kekerasan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Subdirektorat
Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang dan tindak kekerasan
menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial Korban
perdagangan orang dan Tindak kekerasan;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial korban
perdagagangan orang dan tindak kekerasan;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang dan tindak
kekerasan;
4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
rehabilitasi sosial korban perdagangan dan korban tindak kekerasan;
dan
5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial
korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 5
Subdirektorat Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang dan tindak
kekerasan terdiri dari:
1. Seksi Rehabilitasi Sosial korban perdagangan orang bertugas
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang rehabilitasi sosial korban perdagangan orang; dan
2. Seksi Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan bertugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang rehabilitasi sosial korban tindak kekerasan.
c. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan
Pemasyarakatan
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial bekas warga binaan
pemasyarakatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Subdirektorat
Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial bekas
warga binaan pemasyarakatan;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial
bekas warga binaan pemasyarakatan;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan;
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 6
4. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan; dan
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang
rehabilitasi sosial bekas warga binaan pemasyarakatan.
Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Bekas Warga Binaan
Pemasyarakatan terdiri dari :
1. Seksi Reintegrasi Sosial, Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma,standard,prosedure,dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang reintegrasi sosial; dan
2. Seksi Pengembangan Kapasitas, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, serta pemanatauan, evaluasi, dan pelaporan dibidang
pengembangan Kapasitas.
d. Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Sosial Tuna Susila dan Orang Dengan
HIV/AIDS
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis, dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna susila dan orang dengan
HIV/AIDS dan Kelompok Minoritas.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Subdirektorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Susila dan Orang Dengan HIV/AIDS menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna
susila, orang dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas;
2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial
eks tuna susila, Orang dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila, kelompok minoritas, dan
orang dengan HIV/AIDS ;
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 7
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis supervisi di bidang rehabilitasi
sosial eks tuna susila, kelompok minoritas, dan orang dengan
HIV/AIDS; dan
5. Penyiapan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kebijakan di bidang rehabilitasi sosial eks tuna susila, kelompok
minoritas, orang dengan HIV/AIDS.
Subdirektorat Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV/AIDS terdiri dari :
1. Seksi Rehabilitasi Sosial Tuna Susila dan kelompok minoritas yang
bertugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan,
evaluasi,dan pelaporan di bidang rehabilitasi sosial tuna susila dan
Kelompok minoritas; dan
2. Seksi Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV/AIDS mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
penyusunan norma standart, prosedure dan kriteria pemberian
bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan dibidang rehabilitasi sosial orang dengan HIV/AIDS.
e. Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, dan rumah
tangga Direktorat.
4. Unit Pelayanan Teknis
Direktorat Rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang
mempunyai 5 unit peleksana teknis yaitu
1. Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
2. Panti Rehsos Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi
3. Panti Rehsos Orang Dengan HIV “ Bahagia” Medan
4. Panti Rehsos Orang Dengan HIV “Wasana Bahagia” Ternate
5. Loka Rehsos Orang Dengan HIV “Kahuripan” Sukabumi
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 8
5. Dekonsentrasi
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO memberikan dana
dekonsentrasi kepada 34 Provinsi dengan anggaran sebesar
Rp. 7.689.078.000,- (tujuh milyar enam ratus delapan puluh sembilan juta
tujuh puluh delapan ribu rupiah) dan target sebanyak 1.215 orang.
B. DASAR HUKUM
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO merupakan salah satu
unit teknis Kementerian Sosial RI dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial yang melaksanakan tugasnya berlandaskan
peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5);
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
Terhadap Wanita.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN
2016.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
8. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 Tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention of the elimination of all form
of discrimination against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277)
9. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberatasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 9
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1980 tentang
Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia., Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);
15. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan presiden Nomor 135 Tahun 2014
16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1983 tentang
Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.
17. Peraturan Bersama Menteri Hukum dan HAM, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Menteri Sosial Nomor :19 Tahun 2014, Nomor :11 Tahun
2014 dan Nomor : 04 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Program
Pelatihan Kerja Bagi warga Binaan Pemasyarakatan Serta Rehabilitasi Sosial
dan Reintegrasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan.
18. Peraturan Menpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah
19. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20/HUK/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 10
C. ASPEK STARTEGIS
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dimana Direktorat Jenderal rehabilitasi
Sosial telah menetapkan 3 prioritas yaitu : 1) Ketelantaran 2) Kecacatan 3)
Ketunaan Sosial. Prioritas yang terkait tugas dan fungsi Direktorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Sosial adalah prioritas ketiga ketunaan sosial. Ketunaan Sosial,
meliputi warga masyarakat yang mengalami gangguan fungsi sosial akibat
ketidakmampuan melakukan penyesuaian sosial, yaitu (a) tuna susila; (b) anak
berhadapan dengan hukum/nakal; (c) anak yang membutuhkan perlindungan
khusus; (d) korban penyalahgunaan napza; (e) gelandangan; (f) pengemis; (g)
orang dengan HIV/AIDS; (h) bekas narapidana. Berdasarkan hal tersebut diatas
dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 20/HUK/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI, PMKS tuna sosial yang menjadi
kewenangan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan
Orang meliputi: Gelandangan, pengemis, korban perdagangan orang dan tindak
kekerasan, bekas warga binaan pemasyarakatan, tuna susila dan orang dengan
HIV/AIDS serta kelompok minoritas dalam hal ini adalah waria.
Permasalahan ketunaan sosial sering kali dipacu oleh perubahan sikap dan
tingkah laku, pola dan gaya hidup serba instan serta memburu kesenangan sesaat
diantaranya terjadinya persaingan tenaga kerja yang sangat ketat menuntut
keahlian dan keterampilan tertentu disamping adanya tuntutan pemenuhan
kebutuhan dasar yang sangat mendesak. Fenomena tersebut merangsang
tumbuhnya berbagai penyakit masyarakat yang kronis, perilaku menyimpang,
ketunasusilaan, gelandangan, pengemis, perilaku kriminal dan sebagainya.
Pada sudut lain meningkatnya jumlah keluarga miskin dan angka putus
sekolah di berbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan kerja dan
maraknya berbagai konflik sosial dan politik yang muncul diberbagai wilayah.
Keadaan ini diperparah dengan terjadinya transisi sistem pemerintahan yang
bersifat sentralisasi ke desentralisasi dan era perdagangan bebas (AFTA). Dalam
situasi ini masih banyak implementasi konsep kebijakan yang membutuhkan
waktu cukup lama dalam penerapannya. Keadaan ini membuat sebagian
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 11
masyarakat tidak terkendali dan berusaha untuk survive dengan cara instan,
seperti mengemis, mencuri, memalak, menipu, menodong, melacur,
mengeksploitasi anak dan perempuan untuk tujuan seks, perdagangan orang dan
tindak kekerasan dan lain - lain cara mencari nafkah yang melanggar hukum dan
norma - norma sosial dan agama.
Selanjutnya program tersebut diimplementasikan dalam kegiatan teknis
melalui satuan kerja operasional baik satuan kerja kantor pusat dan satuan kerja
unit pelayanan teknis (panti/non panti), satuan kerja perangkat daerah serta
mengakomodasikan kegiatan yang bersifat intervensi pada basis masyarakat
dengan menitikberatkan pada pendekatan kewilayahan yang bertujuan untuk
meningkatkan keberfungsian dan keberdayaan potensi penyandang masalah dan
mitra kerja, dalam rangka pencapaian kesejahteraan sosial yang lebih tersruktur.
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
sesuai tugas dan fungsinya telah melaksanakan berbagai kegiatan program searah
dengan kebijakan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam kegiatan
penanganan masalah tuna sosial dengan mendayagunakan potensi dan sumber
kesejahteraan sosial (PSKS) yang tersedia. Seiring dengan perkembangan situasi
dan kondisi permasalahan tuna sosial terdapat penyesuaian penyebutan beberapa
PMKS pada penanganan permasalahan tuna sosial. Hal ini bertujuan untuk
menghindari adanya “stigma dan labeling” terhadap PMKS, sehingga upaya
penanganan masalah tuna sosial dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi sosial
bertujuan untuk :
a. Memberikan pelayanan, memulihkan dan mengentaskan penyandang masalah
sosial tuna sosial agar dapat hidup secara wajar.
b. Menggali dan memanfaatkan potensi sumber kesejahteraan sosial untuk
peningkatan dan pemerataan pelayanan sosial serta mengembangkan
kepedulian dan tanggung jawab sosial masyarakat.
c. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas sumber daya manusia
penyelenggara rehabilitasi sosial tuna sosial dan Korban perdagangan orang.
d. Memberikan perlindungan dan advokasi sosial bagi tuna sosial dan korban
perdagangan orang.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 12
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAPORAN KINERJA) ini
adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Direktorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Sosial & KPO selama tahun 2018. Capaian kinerja (performance
result) 2018 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance
plan) 2018 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Dengan pola
pikir tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas penjelasan umum organisasi,
dengan aspek strategis organisasi serta isu strategis.
Bab II Perencanaan Kinerja 2018, menjelaskan ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial & KPO tahun 2015-
2019.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO dikaitkan dengan
pertanggung jawaban publik terhadap pencapaian strategis untuk tahun
2018.
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang menguraikan rekomendasi yang diperlukan
untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Lampiran :
1. Rencana Kinerja Tahunan tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
& Korban Perdagangan Orang
2. Indikator Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang.
3. Indikator Kinerja Utama tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
Korban Perdagangan Orang.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 13
4. Penetapan Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang.
5. Perjanjian Kinerja tahun 2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang
6. Capaian Kinerja tahun 2018 Direktorat rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban
perdagangan orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 14
BAB II :
PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan
akuntabel, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada :
a. RPJMN 2015-2019;
b. Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial 2015-2019;
c. Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO Tahun
2018.
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2015-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2007. Visi Pembangunan Nasional Jangka Panjang 'terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Upaya
mencapai visi jangka panjang tersebut harus disusun secara sistematik dan
berkesinambungan, terorganisir, dan dilaksanakan dengan penuh ketekunan,
disiplin, dan kerja keras yang dinyatakan dalam rumusan misi dan sasaran .
Misi pembangunan 2015 - 2019 adalah :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis
berlandaskan negara hukum
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang mandiri, maju, dan
sejahtera
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 15
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Dengan amanah diatas maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah
2015 - 2019 ini juga diarahkan untuk menjadi sebuah rencana kerja jangka
menengah yang bersifat menyeluruh. Persoalan yang bersifat lintas sektor harus
ditangani secara holistik dan tidak terfragmentasi sehingga dapat menyelesaikan
persoalan yang sebenarnya. Pencapaian kinerja pembangunan tersebut menjadi
komitmen semua pihak khususnya instansi pemerintah untuk dapat
merealisasikannya secara sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat dan bangsa
Indonesia.
Sementara itu ada juga 9 program unggulan yang diberi nama nawacita, salah
satunya tentang komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Komitmen inilah
yang saat ini dinantikan seluruh rakyat Indonesia agar Presiden Jokowi
mengambil langkah tegas menyelamatkan KPK.
Berikut 9 program unggulan Presiden yang di sebut dengan “Nawa Cita” :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 16
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor
strategis ekonomi domestic
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
B. Rencana Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang Tahun 2015-2019
Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan
Orang tahun 2015-2019 telah disusun tetapi masih menunggu penyempurnaan
yang akan disesuaikan dengan unit eselon satu Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Sosial dan renstra Kementerian Sosial RI sehingga ditetapkan oleh Direktur
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang sebagai berikut :
1. Arah Kebijakan
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO sudah memiliki Renstra
2015-2019 yang telah ditetapkan oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial dan Korban Perdagangan Orang.
Adapun arah dari Renstra 2015-2019 adalah sebagai berikut :
a. Memujudkan perlindungan sosial yang komprehensif melalui rehabilitasi
sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang berbasis komunitas
dan pelayanan dalam lembaga / Panti sebagai alternative terakhir.
b. Mewujudkan pengembangan penghidupan yang berkelanjutan dalam
rangka peningkatan kapasitas dan keterampilan tuna sosial dan korban
perdagangan orang melalui pendampingan dan bantuan stimulant.
c. Mewujudkan perluasan pelayanan dasar melalui pemenuhan kebutuhan
dasar, fasilitasi akses hak dasar dan inklusivitas bagi PMKS tuna sosial
dan korban perdagangan orang pada setiap aspek kehidupan.
2. Tujuan Strategis Tahun 2015-2019
Adapun tujuan strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya kemampuan kelompok marginal lainnya dalam pemenuhan
hak dasar dan inklusivitas
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 17
b. Meningkatnya kualitas, kuantitas dan jangkauan di bidang rehabilitasi sosial
tuna sosial dan korban perdagangan orang.
c. Penguatan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyelenggara
Kesejahteraan Sosial
3. Sasaran Strategis Tahun 2018
Berdasarkan tujuan di atas, dalam menjabarkan sasaran-sasaran strategis
yang akan dicapai pada tahun 2018. Sasaran strategis dan indikator kinerja
sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama tahun 2015 - 2019
adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Progam Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meninggkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
Kelompok sasaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gelandangan dan pengemis
2. Bekas warga binaan pemasyarakatan (BWBP)
a. Eks napi
b. Keluarga napi
3. Tuna Susila.
a. WTS (Wanita Tuna Susila)
4. HIV dan AIDS
a. ODHA (orang dengan HIV dan AIDS)
b. ADHA (anak dengan HIV dan AIDS)
c. Keluarga ODHA dan ADHA
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 18
5. Kelompok Minoritas Waria penyandang PMKS
a. Waria
b. Keluarga waria
c. Lingkungan sosial
6. Korban Perdagangan Orang
7. Korban Tindak Kekerasan
8. Orang tua, keluarga dan masyarakat, yang berperan sebagai pendukung
pelayanan sosial bagi penyandang masalah tuna sosial.
9. Kelompok-kelompok dilingkungan luar keluarga penerima pelayanan,
seperti kelompok perkumpulan warga, tokoh masyarakat, tokoh agama,
adat dll.
10.Lembaga pemerintahan setempat, organisasi sosial/ LSM, Yayasan,
Perguruan Tinggi, dunia usaha, media massa, organisasi profesi, pemuka
masyarakat, relawan sosial maupun warga masyarakat lainnya yang peduli
terhadap permasalahan tuna sosial.
4. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO telah menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan
organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Indikator kinerja
utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada di
dalam Renstra Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun 2015-
2019, sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia
Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 19
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan
Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW
Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria
Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
Rehabilitasi Sosial
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 20
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan
BWBP melalui pengembangan usaha
Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui pengembangan usaha
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
C. Penetapan Kinerja
Rencana kinerja (Performance Plan) tahun 2018 merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Renstra Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, di dalamnya memuat
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 21
seluruh target kinerja yang hendak dicapai pada tahun 2018. Rencana Kinerja
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari periode Renstra 2015 – 2019 yang
disusun berdasarkan Renstra Kementerian Sosial RI. Berdasarkan atas rencana
kinerja tahunan tersebut, selanjutnya menyusun Rencana Kerja Kegiatan dan
Anggaran Kementerian Lembaga (RKA/KL). Setelah mendapatkan persetujuan
anggaran selanjutnya Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang telah menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2018 secara
berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi. Penetapan kinerja
tersebut merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja unit organisasi
yang bersangkutan pada akhir tahun 2018 dan akan dilaporkan dalam LAPORAN
KINERJA tahun 2018 sekaligus sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagi
dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan sanksi.
Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Target Satuan
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.420 Orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 22
BAB III :
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini akan dibahas tentang pertanggungjawaban penetapan kinerja sebagai
komitmen dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO di Tahun 2018.
A. Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang tahun 2018, dilakukan dengan cara membandingkan
antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran Tahun
2018. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
1(satu) tahun secara umum Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO
telah mencapai keberhasilan, yang ditunjukkan dari pencapaian target indikator
kinerja sasaran strategis pada tahun 2018.
Terkait dengan pencapaian target indikator kinerja sasaran strategis pada tahun
2018 Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial & KPO mempunyai realisasi
capaian kinerja sebanyak 15.041 orang atau sebesar 88,01 %. Dengan realisasi
anggaran sebesar Rp 94.035.589.477,- atau sebesar 94,21 %.
Tabel Capaian Target dan Anggaran tahun 2018
NO. SATKER TARGET ANGGARAN
TARGET REALISASI % ANGGARAN REALISASI %
TOTAL 15.041
13.238 88,01%
99.818.520.000 94.035.589.477 94,21%
1. PUSAT 12.420
10.590 85,27%
45.542.283.000 41.408.860.390 90,92%
2. UPT 1.391
1.418 101,94%
46.587.159.000 45.831.179.738 98,38%
3. DEKON 1.230
1.230 100,00%
7.689.078.000 6.795.549.349 88,38%
Berkaitan dengan pengukuran meningkatnya rehabilitasi sosial terhadap
penyandang masalah tuna sosial dan KPO, maka sasaran strategis, indikator
kinerja, target dan realisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 23
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
200 193
Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia
10.000 7.970
Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus
750 593
Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW
35 37
Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria
50 50
Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi
450 61
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280 280
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770 770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141 151
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100 100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120 117
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 24
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
1.215 1.215
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
50 KK 50 KK
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian
200 200
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha
150 150
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis
50 50
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
250 250
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha
100 100
Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian
100 100
Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian
- 300
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian
- 389
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi
450 61
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian
200 214
Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian
- 4
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 25
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280 280
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770 770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141 151
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100 100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120
117
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi
1.215 1.215
Tabel diatas dicapai oleh masing – masing pelaksana kegiatan dengan capaian sebagai
berikut :
NO. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI SATUAN
DIREKTUR REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
1. Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.420 10.538 Orang
2. Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550 1.550 Orang
KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL GELANDANGAN DAN PENGEMIS
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
6 7 Dokumen
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 26
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis
1 1 Dokumen
3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
400 400 Orang
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis
4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
400 400 Orang
5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya
400 400 Orang
6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha
400 400 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
6 6 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
6 6 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis
99 97,07 Persen
KASI PEMULIHAN
Terwujudnya Pemulihan dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pemulihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2 3 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis
- -
3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
200 200 Orang
Terwujudnya Pemulihan dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis
4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
200 200 Orang
5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya
200 200 Orang
6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha
200 200 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 27
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Pemulihan
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Pemulihan
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksi Pemulihan Baik Baik
Terkelolanya anggaran seksi Pemulihan yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi Pemulihan
99 97 Persen
KASI PENGEMBANGAN KAPASITAS
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Gelandangan dan Pengemis
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan kapasitas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4 4 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis
1 1 Dokumen
3. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
200 200 Orang
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi gelandangan dan Pengemis
4. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
200 200 Orang
5. Jumlah gelandangan dan pengemis yang terfasilitasi hak dasarnya
200 200 Orang
6. Jumlah gelandangan dan pengemis yang mendapatkan akses usaha
200 200 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi gelandangan dan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi pengembangan Kemampuan
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi pengembangan Kemampuan
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksi pengembangan Kemampuan
BAIK BAIK
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 28
Terkelolanya anggaran seksi pengembangan Kemampuan yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi pengembangan Kemampuan
99 97 Persen
KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL BWBP
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
6 6 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
1 1 Dokumen
3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
400 400 Orang
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
400 400 Orang
5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya
400 400 Orang
6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha
400 400 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
8 8 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
7 7 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
99 99,60 Persen
KASI REINTEGRASI SOSIAL BWBP
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 29
Terwujudnya Reintegrasi Sosial BWBP dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi Reintegrasi Sosial BWBP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3 3 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
1 1 Dokumen
3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
250 250 Orang
Terwujudnya Reintegrasi Sosial BWBP dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
250 250 Orang
5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya
250 250 Orang
6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha
250 250 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
5 5 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial gelandangan pengemis yang terverifikasi dan tervalidasi
4 4 Provinsi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Reintegrasi Sosial BWBP
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Reintegrasi Sosial BWBP
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksi Reintegrasi Sosial BWBP
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran seksi Reintegrasi Sosial BWBP yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi Reintegrasi Sosial BWBP
99 99 Persen
KASI PENGEMBANGAN KAPASITAS
Terwujudnya Pengembangan Kapasitas BWBP dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3 3 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
- -
3. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
150 150 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 30
Terwujudnya Pengembangan Kapasitas BWBP dalam fasilitas hak dasar bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan
4. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
150 150 Orang
5. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terfasilitasi hak dasarnya
150 150 Orang
6. Jumlah Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang mendapatkan akses usaha
150 150 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Bekas Warga Binaan Permasyarakatan yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial BWBP yang terverifikasi dan tervalidasi
3 3 Provinsi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN Seksi Pengembangan Kaspasitas BWBP
Baik Baik
Terkelolanya anggaran Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran Seksi Pengembangan Kapasitas BWBP
99 99 Persen
KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL KPO DAN KTK
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
7 7 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
1 1 Dokumen
3. Jumlah Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
10.785 8.900 Orang
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam fasilitas hak dasar bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
4. Jumlah Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi
10.785 8.910 Orang
5. Jumlah korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan yang terfasilitasi hak dasarnya
10.785 8.910 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 31
6. Jumlah Korban Perdagangan orang dan korban tindak kekerasan yang mendapatkan akses usaha
100 400 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi
27 33 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi
34 34 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan orang dan Korabn Tindak Kekerasan
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran subdit rehabilitasi sosial Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran subdit rehabilitasi sosial Korban perdagangan orang dan korban tindak kekerasan
99 86,57 Persen
KASI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PERDAGANGAN ORANG
Terwujudnya rehabilitasi sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban perdagangan orang
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi korban perdagangan orang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3 3 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi korban perdagangan orang
1 1 Dokumen
3. Jumlah korban perdagangan orang yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
10.000 8.270 Orang
Terwujudnya rehabilitasi sosial dalam fasilitas hak dasar bagi korban perdagangan orang
4. Jumlah korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi
10.000 8.270 Orang
5. Jumlah korban perdagangan orang yang terfasilitasi hak dasarnya
10.000 8.270 Orang
6. Jumlah korban perdagangan orang yang mendapatkan akses usaha
- 300 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi
- 6 Lembaga
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 32
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial korban perdagangan orang yang terverifikasi dan tervalidasi
16 27 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi rehabilitasi sosial
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi rehabilitasi sosial korban perdagangan orang
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksi rehabilitasi sosial BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran seksi rehabilitasi sosial yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi rehabilitasi sosial
99 86 Persen
KASI REHABILITASI SOSIAL KORBAN TINDAK KEKERASAN
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi Korban Tindak Kekerasan
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4 4 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi Korban Tindak Kekerasan
- -
3. Jumlah Korban Tindak Kekerasan yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
785 630 Orang
Terwujudnya Rehabilitasi Sosial bagi Korban Tindak Kekerasan yang mendapatkan fasilitas hak dasar
4. Jumlah jumlah korban tindak kekerasan yang diberi Rehabilitasi sosial di RPTC, RPSW dan masyarakat
885 730 Orang
5. Jumlah Korban Tindak Kekerasan yang mendapatkan hak dasar, makan dan sandang
885 730 Orang
6. Jumlah korban tindak kekerasan yang mendapatkan hak dasar melalui akses usaha
100 100 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi
27 27 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial Korban Tindak Kekerasan yang terverifikasi dan tervalidasi
34 34 Lokasi
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Rehsos KTK
98 98 Persen
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi rehsos KTK
10. Nilai SKP ASN seksi rehabilitasi sosial Korban Tindak Kekerasan
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran seksi rehsos KTK yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi Rehsos KTK
99 86 Persen
KASUBDIT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN ODHA
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 33
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi TS & ODHA
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan Rehabsos TS & ODHA berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
10 10 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi TS dan ODHA
2 2 Dokumen
3. Jumlah TS dan ODHA yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
700 738 Orang
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi TS & ODHA
4. Jumlah TS da ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
700 738 Orang
5. Jumlah TS da ODHA yang terfasilitasi hak dasarnya
700 738 Orang
6. Jumlah TS dan ODHA yang mendapatkan akses usaha
650 664 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi TS dan ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
7 12 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial TS dan ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
6 12 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Subdit Rehabsos TS dan ODHA
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai Subdit Rehabsos TS dan ODHA
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN Subdit Rehabsos TS dan ODHA
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran Subdit Rehabsos TS dan ODHA yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran Subdit RehabsosTS dan ODHA
99 89,69 Persen
KASI REHABILITASI SOSIAL TUNA SUSILA DAN KELOMPOK MINORITAS
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi TS dan KM
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksie pengembangan Rehabsos TS dan KM berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4 4 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi TS dan KM
1 1 Dokumen
3. Jumlah TS dan KM yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
500 504 Orang
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi TS dan KM
4. Jumlah TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi
500 504 Orang
5. Jumlah TS dan KM yang terfasilitasi hak dasarnya
500 504 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 34
6. Jumlah TS dan KM yang mendapatkan akses usaha
450 450 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi
4 8 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial TS dan KM yang terverifikasi dan tervalidasi
4 8 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksie Rehabsos TS dan KM
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksie Rehabsos TS dan KM
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksie Rehabsos TS dan KM
BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran seksi Rehabsos TS dan KM yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksie Rehabsos Ts dan KM
99 89 Persen
KASI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HIV-AIDS
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar bagi ODHA
1. Jumlah dokumen program dan kegiatan seksi pengembangan Rehabsos ODHA berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
6 6 Dokumen
2. Jumlah dokumen kebijakan bidang rehabilitasi sosial bagi ODHA
1 1 Dokumen
3. Jumlah ODHA yang terpenuhi kebutuhan dasarnya
200 234 Orang
Terwujudnya pengembangan kapasitas dalam fasilitas hak dasar bagi ODHA
4. Jumlah ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
200 234 Orang
5. Jumlah ODHA yang terfasilitasi hak dasarnya
200 234 Orang
6. Jumlah ODHA yang mendapatkan akses usaha
200 214 Orang
7. Jumlah lembaga penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
3 4 Lembaga
8. Jumlah lokasi rehabilitasi sosial ODHA yang terverifikasi dan tervalidasi
2 4 Lokasi
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten seksi Rehabsos ODHA
9. Persentase tingkat kehadiran pegawai seksi Rehabsos ODHA
98 98 Persen
10. Nilai SKP ASN seksi Rehabsos ODHA BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran seksi Rehabsos ODHA yang efisien dan akuntabel
11. Persentase penyerapan anggaran seksi Rehabsos ODHA
99 89 Persen
KASUBBAG TATA USAHA
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 35
Terwujudnya layanan perkantoran, tata usaha, dan rumah tangga direktorat RSTS dan KPO yang efektif
1. Jumlah laporan administrasi kepegawaian
1 1 Laporan
2. Jumlah layanan Perkantoran 12 12 Bulan
3. Jumlah laporan pengelolaan Rumah Tangga direktorat RSTS dan KPO dan operasional layanan perkantoran
1 1 Laporan
4. Jumlah laporan pengadaan perangkat pengolah data, pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran dan komunikasi
1 1 Laporan
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ANS) Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO yang kompeten
5. Persentase tingkat kehadiran pegawai 98 98 Persen
6. Nilai SKP ASN subbag Tata Usaha BAIK BAIK
Terkelolanya anggaran Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO yang efisien dan akuntabel
7. Persentase penyerapan anggaran Subbag Tata Usaha
96 91 Persen
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO
8. Persentase tingkat kehadiran pegawai Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO
98 98 Persen
9. Nilai SKP ASN Subbagian Tata Usaha Direktorat RSTS dan KPO
BAIK BAIK
B. Analisis Capaian Kinerja
Sasaran Strategis Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial :
Meninggkatn Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang
Indikator Kinerja I : Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak
dasar
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018 telah
menyelenggarakan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah
kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO (PMKS TS & KPO) dalam pemenuhan
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 36
kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar dengan target sebanyak 12.420 orang
dengan realisasi sebanyak 11.537 orang atau sebesar 92,89 % dengan rincian
sebagai berikut :
1) Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam
rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan
model “Desaku Menanti”
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi
sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku
Menanti” merupakan pengembalian gelandangan dan pengemis dari kota ke
desa dengan memperhatikan dan memberikan perlindungan hak-hak
dasarnya.
Dalam Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Desaku Menanti warga
binaan juga diberikan bantuan berupa jaminan hidup kepada keluarga
dengan indeks sebesar Rp. 25.000,-/orang/hari selama 2 bulan. Dengan
target sebanyak 200 orang dengan realisasi sebanyak 193 orang hal ini
dikarenakan dari 50 KK tidak semuanya mempunyai istri dan anak.
2) Pemulangan WNI – Migran Korban perdagangan orang deportasi dari
Malaysia.
Pemulangan WNI – Migran Korban perdagangan orang dan keluarganya dari
Malaysia melalu Tanjung Pinang dan Pontianak ke daerah asal, tahun 2018
ditargetkan sebanyak 10.000 orang dan terealisasi sebanyak 7.970 orang
atau sebesar 79.7 %.
Tidak tercapainya target pemulangan WNI M KPO deportasi dari Malaysia
dikarenakan adanya perubahan kebijakan pemerintah Malaysia terhadap
WNI M KPO. Pemerintah Malaysia tidak menganggarkan anggaran
pemulangan lagi sehingga mereka pulang mandiri.
Peralihan target dari pemulangan sebanyak 10.000 terdiri dari :
a) Pemulangan WNI M KPO deportasi dari Malaysia sebanyak 4.960
orang
b) Pemberian bantuan jadup kepada WNI M KPO sebanyak 3.010 orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 37
3) Rehabilitasi sosial dan Perlindungan Korban Perdagangan orang dan
korban tindak kekerasan di RPTC Bambu Apus Jakarta
Korban Perdagangan orang dan Korban Tindak Kekerasan yang Rehabilitasi
sosial dan hak dasar melalui RPTC Bambu Apus Jakarta untuk tahun 2018
ditargetkan sebanyak 750 orang dan terealisasi sebanyak 593 orang atau
tercapai 80 %, korban adalah rujukan dari Bareskrim Polri, BNP2TKI,
Kemenaker, LBH Apik, Komnas Perempuan, Kementerian Luar Negeri, Dinas
Sosial dan Masyarakat.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 38
4) Rehabilitasi Sosial Perempuan Korban Perdagangan Orang yang
dieksploitasi seksual di RPSW Pasar Rebo Jakarta
Perempuan Korban Perdagangan orang yang di eksploitasi seksual yang
mendapatkan Rehabilitasi sosial dan hak dasar melalui RPSW Pasar Rebo
Jakarta untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 35 orang dan terealisasi
sebanyak 37 orang atau tercapai 106 %, korban adalah rujukan dari
Bareskrim Polri, Kementerian Luar Negeri, Dinas Sosial dan Masyarakat.
Rehabilitasi Sosial di Rumah Perlindungan Sosial Wanita memberikan
perlindungan kepada para perempuan korban trafiking yang di eksploitasi
seksual serta pendampingan dalam pemulihan trauma korban.
Target sasaran di rumah Perlindungan sosial wanita di pasar rebo adalah
perempuan yang menjadi korban perdagangan orang dan dieksploitasi
seksual yang kemudian dirujuk dari berbagai instansi terkait dan LKS yang
menangani korban kasus trafiking. Biasanya penerima manfaat paling
banyak dari rujukan Bareskrim Polri, Dinas Sosial Provinsi, dan LKS.
Rehabilitasi sosial di rumah perlindungan sosial wanita berupa pemberian
kebutuhan dasar, pemeriksaan dan pengobatan IMS, bimbingan mental, fisik,
sosial dan keterampilan, khusus keterampilan diperuntukkan bagi korban
yang mau mempunyai keterampilan. Tetapi rehabilitasi utamanya adalah
memulihkan traumatisnya dan meyiapkan diri korban untuk kembali ke
keluarga dan masyarakat melalui manajemen kasus, Case Conference dan
tracing terhadap keluarga korban agar proses reintegrasi menjadi lebih
terarah.
5) Rehabilitasi Sosial melalui Rumah Singgah Waria
Kelompok Minoritas Waria yang terehabilitasi sosial yang mendapatkan
Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial Melalui Rumah Singgah dengan target
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 39
pada tahun 2018 sebanyak 50 orang, dan dilaksanakan telah teralisasi
sebanyak 50 orang atau sebesar 100 %.
Rehabilitasi sosial melalui rumah singgah diberikan Permakanan, kebutuhan
akan akses kesehatan, kebutuhan sehari-hari, bimbingan psikososial, mental,
spiritual, dan Komunikasi Informasi dan Edukasi.
Tujuan dari program kegiatan rehabilitasi sosial melalui rumah singgah
adalah :
- Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial bagi waria terlantar.
- Memberikan perlindungan bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial bagi waria terlantar.
- Meningkatnya kualitas hidup waria melalui pelayanan dan rehabilitasi
sosial melalui rumah singgah.
- Berkurangnya stigma dan diskriminasi bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial bagi waria terlantar
Dalam pelaksanaan rumah singgah waria yang menjadi sasaran dalam
mendapatkan manfaat dari rumah singgah adalah waria dengan kriteria
sebagai berikut:
- Terlantar di pinggir jalan
- Kehilangan tempat tinggal akibat kondisi darurat
- Tidak mempunyai tempat tinggal/tinggal di kolong jembatan
- Membutuhkan perlindungan sementara yang berkaitan dengan
kebutuhan dasar dan kesehatan.
6) Rehabilitasi Sosial tuna susila dalam rangka supporting penutupan
lokalisasi.
Rehabilitasi sosial tuna susila dalam rangka supporting penutupan lokalisasi
mempunyai target sebanyak 450 orang di 5 lokasi dalam tahun berjalan
Provinsi yang mengajukan supporting penutupan lokalisasi Provinsi
Kalimantan Tengah yang ditutup di 3 (tiga) lokalisasi diantaranya lokalisasi
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 40
Duku Mola, Sei Pakit dan Simpang Kodok dengan jumlah tuna susila
sebanyak 61 orang.
Hal ini disebabkan sampai dengan pertengahan tahun tidak ada lagi daerah /
Provinsi / Kab / Kota yang mengajukan supporting penutupan lokalisasi
sehingga sisa target direvisi menjadi rehabilitasi sosial tuna susila melalui
usaha kemandirian dengan target sebanyak 389 orang di 6 lokasi.
Tujuan Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila untuk
perubahan sikap terkait dengan perilaku pekerja malam ke pekerjaan yang
lebih produktif dan mandiri.
7) Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial melalui Tanggap Darurat
Target PMKS Tuna Sosial yang terehabilitasi sosial melalui kegiatan Tuna
Sosial Yang Mendapatkan Rehabilitasi Sosial Melalui Kegiatan Tanggap
Darurat sebanyak 35 orang dengan realisasi sebanyak 52 orang. Adapun jenis
tuna sosial tersebut meliputi perempuan korban traffiking dan ODHA
terlantar. Penanganan melalui tanggap darurat dilakukan melalui kerjasama
dengan Tim Reaksi Cepat (TRC). TRC adalah tim yang dibentuk oleh Direktur
Jenderal Rehabilitasi Sosial dalam rangka penanganan kasus atau masalah
dalam situasi darurat secara cepat, tepat dan terukur untuk mencegah
meluasnya masalah. Masalah yang ditangani meliputi :
a. Situasi darurat adalah keadaan luar biasa dan mendesak yang
mengakibatkan terjadinya penderitaan, baik fisik maupun mental yang
disebabkan oleh bencana atau perlakuan salah.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 41
b. Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan)
kesusahan, kerugian, atau penderitaan baik yang disebabkan oleh alam
maupun konflik sosial.
c. Eksploitasi adalah tindakan pemaksaan terhadap seseorang secara
melawan hukum untuk mencari keuntungan, baik material maupun
immaterial.
d. Tindak kekerasan adalah perlakuan dengan sengaja atau tidak sengaja
baik verbal maupun nonverbal yang ditujukan untuk mencederai atau
merusak orang lain, baik berupa perlakuan fisik, mental, sosial, maupun
seksual yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma dalam
masyarakat dan yang berdampak trauma psikologis bagi korban.
8) Rehabilitasi Sosial Odha Non Potensial di Shelter ODHA Surakarta
Kegiatan ini adalah tentang ODHA Non Potensial yang mendapatkan bantuan
pelayanan sosial melalui bantuan nutrisi di Provinsi, Provinsi Jawa Tengah
(Sheelter Lentera).
Target yang mendapatkan jaminan hidup sebanyak 20 orang dan
terealisasikan sebanyak 20 orang atau sekitar 100 %.
Kegiatan yang dilakukan melalui pemberian nutrisi bagi ODHA anak berupa:
permakanan, obat-obatan selama 365 hari dengan tujuan untuk pemulihan
kesehatan ODHA non potensial.
9) Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks
Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi
Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks
Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” Bekasi dilaksanakan dengan
target sebanyak 740 orang, dengan target dalam Panti sebanyak 500 orang
(2 angkatan) dan target penjangkauan sebanyak 240 orang.
Sampai dengan akhir tahun realisasi kinerja mencapai 770 orang atau sekitar
100 %.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 42
10) Rehabilitasi Sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna
Susila “Mulya Jaya” Jakarta
Rehabilitasi Sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila
“Mulya Jaya” Jakarta dilaksanakan dengan target sebanyak 280 orang (2
angkatan), dengan target dalam panti sebanyak 160 orang dan target
penjangkauan sebanyak 120 orang.
Sampai dengan akhir tahun capaian kinerja mencapai 100 % atau sebanyak
280 orang terealisasi.
11) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV di Panti Rehabilitasi Sosial Orang
dengan HIV “Wasana Bahagia” Ternate
Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 151
orang dan telah terealisasi sebanyak 151 orang atau sekitar 100 %.
Rehabilitasi Sosial ODHA di Panti Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV
“Wasana Bahagia” Ternate memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
klien, pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan,
pemberian bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri
dan dapat berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan
masyarakat. Selain pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan
after care, untuk memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali
ke lingkungan keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit,
reintegrasi sosial dengan keluarga dan bimbingan lanjut.
Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan
tidak menularkan ke masyarakat.
12) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV dan AIDS di Panti Rehabilitasi
Sosial Orang dengan HIV “Bahagia” Medan
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 43
Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 100
orang dan telah terealisasi sebanyak 100 orang atau sekitar 100 %.
Rehabilitasi Sosial ODHA di Panti Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV
“Bahagia” Medan memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi klien,
pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan, pemberian
bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri dan dapat
berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan masyarakat. Selain
pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan after care, untuk
memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali ke lingkungan
keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit, reintegrasi sosial
dengan keluarga dan bimbingan lanjut.
Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan
tidak menularkan ke masyarakat.
13) Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV dan AIDS di Loka Rehabilitasi
Sosial Orang dengan HIV “Kahuripan” Sukabumi
Target rehabilitasi sosial Orang dengan HIV dan AIDS adalah sebanyak 200
orang dan telah terealisasi sebanyak 117 orang atau sekitar 97,5 %.
Rehabilitasi Sosial ODHA di Loka Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV
“Kahuripan” Sukabumi memberikan pemenuhan kebutuhan dasar bagi klien,
pemberian bimbingan sosial, fisik, mental dan keterampilan, pemberian
bantuan stimulan UEP dengan tujuan agar mereka dapat mandiri dan dapat
berperan aktif kembali ketika kembali ke keluarga dan masyarakat. Selain
pelayanan tersebut diatas dilaksanakan juga pelayanan after care, untuk
memantau keberhasilan penerima manfaat setelah kembali ke lingkungan
keluarga dan masyarakat melalui kegiatan home visit, reintegrasi sosial
dengan keluarga dan bimbingan lanjut.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 44
Dalam kegiatan penjangkauan tersebut di berikan bimbingan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi bagi ODHA agar mereka dapat hidup mandiri dan
tidak menularkan ke masyarakat.
14) Rehabilitasi sosial Tuna Sosial dan KPO melalui dana dekonsentrasi
Rehabilitasi bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO yang di laksanakan di daerah
(34 provinsi) dilakukan dengan anggaran dekonsentrasi. Target yang akan
dicapai adalah sebanyak 1.230 orang. Sampai dengan akhir tahun realisasi
mencapai 1.230 orang atau 100 %.
Indikator Kinerja II : Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018 telah
menyelenggarakan rehabilitasi sosial kepada para penyandang masalah
kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO (PMKS TS & KPO) yang mendapatkan
fasilitasi akses usaha dengan target sebanyak 1.550 orang dengan realisasi
sebanyak 1.550 orang atau sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut :
1) Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui Desaku menanti
Kementerian Sosial mengembangkan sebuah model Rehabilitasi Sosial
Gelandangan dan Pengemis Terpadu berbasis Desa yang diberi nama
“Program Desaku Menanti” ini merupakan program terobosan dalam
penanganan Gelandangan dan Pengemis yang komprehensip dan
mengedepankan keterpaduan dalam rehabilitasi sosial Gelandangan dan
Pengemis.
Untuk tahun 2018 Program Pengembangan Model Desaku Menanti
dilaksanakan di 1 (satu) Provinsi, yaitu Kabupaten Karangasem – Bali dengan
target sebanyak 50 KK.
Kegiatan Pengembangan Model “Desaku Menanti” dilakukan dengan
beberapa tahapan antara lain:
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 45
Tahapan Koordinasi dengan Provinsi setempat dan LKS yang ditunjuk
sebagai pelaksana kegiatan
Tahapan Verifikasi dan validasi
Tahapan Pengolahan Data untuk menetapkan calon warga binaan yang
layak dan tepat menerima bantuan
Tahap Bimbingan Rehabilitasi Sosial dan Keterampilan
Tahap Pelaksanaan Kegiatan Desaku Menanti
Tahap supervise, Monitoring dan evaluasi
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Desaku Menanti melakukan
Tahapan Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan selama 6 bulan. Selama 2
bulan penerima manfaat diberikan bimbingan fisik, mental, sosial dan
keterampilan dengan indeks sebesar Rp. 1.000.000,- /KK, serta diberikan
bantuan berupa jaminan hidup kepada keluarga dengan indeks sebesar Rp.
25.000,-/orang/hari, Bantuan bahan baku rumah sebesar Rp. 30.000,000,- ,
bantuan modal kemandirian dengan indeks sebesar Rp. 5.000.000,-/orang,
Bantuan Peralatan Rumah Tangga sebesar Rp. 1.500.000,-/orang.
Untuk mendukung kegiatan tersebut LKS pendamping mendapatkan bantuan
operasional sebesar Rp. 15.000.000,-
No. Kota -Propinsi LKS
Pendamping Target Capaian Jenis usaha
1. Kabupaten Karangasem – Bali
Bhakti Laksana
50 KK 50 KK 1. Membuat
PENYERAHAN BANTUAN PELETAKAN BATU PERTAMA
PROSES PEMBANGUNAN SECARA SWADAYA FOTO BERSAMA DENGAN BUPATI KARANGASEM
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 46
2) Rehabilitasi Sosial gelandangan pengemis melalui usaha kemandirian
Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Gelandangan Pengemis dan
Pemulung melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018 ditargetkan
sebanyak 200 orang dan terealisasi sebanyak 200 orang atau tercapai 100
%, pemberian bantuan usaha kemandirian bagi gelandangan pengemis ini
dilakukan di 3 Provinsi yaitu:
No. Propinsi LKS Pendamping
Target Capaian Jenis usaha
1. Jawa Barat GANK 100 orang 100 orang 1. Jualan pulsa & asesories hp : 1 org
2. Kuliner : 26 org 3. Sembako : 33 org 4. Service hp : 3 org 5. Ternak ayam : 4 org 6. Ternak bebek : 5 org 7. Ternak ikan mas & nila :
11 org 8. Ternak domba : 5 org 9. Budidaya jamur tiram : 8
org 10. Rongsok : 4 org
2. Jawa Tengah
L – Paskah 50 orang 50 orang 1. Dagang Kelontong dll 12 orang
2. Dagang Makanan 29 orang 3. Ternak Kambing 3 orang 4. Nelayan 1 orang 5. Tambal Ban 2 orang 6. Bubut Kayu 1 orang 7. Laundry 1 orang 8. Reparasi Sofa 1 orang
3. Sulawesi Selatan
Ummi Nahriya 50 Orang 50 Orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 47
3) Rehabilitasi Sosial gelandangan pengemis melalui pengembangan
usaha
Gelandangan dan Pengemis yang sudah direhabilitasi melalui pengembangan
UEP untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 150 orang dan terealisasi
sebanyak 150 orang atau tercapai 100 %, pemberian bantuan pengembangan
UEP bagi gelandangan pengemis ini dilakukan di 2 Provinsi yaitu:
No. Propinsi LKS Pendamping
target Capaian Jenis usaha
1. DKI Jakarta Bakti Nurul Iman
100 orang
100 orang
DAGANG SEMBAKO
DAGANG GADO-GADO DAGANG NASI UDUK
DAGANG LAWUH MATANG
DAGANG MINUMAN
WARUNG KOPI +INDOMIE
DAGANG BAN DAN OLIE BENGKEL
DAGANG SOSIS BAKAR DAN
SEBLAK
DAGANG GORENGAN
DAGANG KUE
DAGANG SAYURAN
DAGANG MAKANAN BURUNG KERAJINAN
DAGANG BALON
PAKAIAN
DAGANG PULSA
35
1 14
5
5
15
3
6
4
1
1
1
1 1
1
1
ORANG
ORANG ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG
ORANG ORANG
ORANG
ORANG
2. NTB Anak Bangsa 50 Orang
50 Orang 1. Dagang = 23 2. Ternak =18 3. Pengepul = 2 4. Pengrajin kulit = 2 5. Bengkel = 2 6. Konter HP = 1 7. Bertani = 2
4) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui Program Agrobisnis
Maksud
Kegiatan pelatihan agrobisnis dimaksudkan untuk mempersiapkan, melatih
dan memotivasi BWBP agar dapat mandiri menentukan bidang usaha yang
dipilih sesuai dengan pelatihan agrobisnis yang telah dipelajari.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 48
Tujuan
1. Melatih dan mempersiapkan BWBP menjadi petani di masa depan yang
tangguh dan mampu mengembangkan usahanya di bidang agrobisnis
sesuai dengan pelatihan yang didapat.
2. Melatih dan memotivasi BWBP untuk meningkatkan taraf hidupnya
melalui usaha di bidang agrobisnis.
3. Mengembangkan jiwa kewirausahaan, kemandirian dan kepemimpinan
bagi BWBP melalui usaha di bidang agrobisnis.
4. Menggali dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan BWBP di bidang agrobisnis.
Pelaksanaan Kegiatan
1. LKS mengajukan proposal pengembangan usaha kemandirian di bidang
agrobisnis (pertanian dan peternakan terpadu) sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan, dan harus di rekomendasi oleh
Dinas Sosial Provinsi, serta ditujukan kepada Direktur RSTS dan KPO.
2. Petugas dari Subdit Rehsos BWBP melakukan validasi data melalui
kegiatan verifikasi data ke BWBP yang diusulkan dalam proposal.
3. Setelah melakukan verifikasi data, Subdit BWBP melaksanakan
pengolahan data untuk menetapkan BWBP yang akan mengikuti
program pengem-bangan usaha kemandirian di bidang agrobisnis
(pertanian dan peternakan terpadu).
4. Setelah dibuat SK penetapan peserta kegiatan pengembangan usaha
kemandirian di bidang agrobisnis, Subdit Rehsos BWBP melakukan
koordinasi dengan Pusdiklat Pertanian Terpadu “Karya Nyata” tentang
pelaksanaan pelatihan agrobisnis untuk BWBP dari Provinsi Banten.
5. Selanjutnya Subdit Rehsos BWBP melakukan pemanggilan kepada
BWBP untuk mengikuti pelatihan agrobisnis selama 15 hari di Pusdiklat
Pertanian Terpadu “Karya Nyata”.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 49
Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan
rehabilitasi melalui pengembangan usaha kemandirian di bidang
agrobisnis pada tahun 2018 mempunyai target sebanyak 50 orang, yang
tersebar di 1 (satu) provinsi, dan terealisasi 100 %, dengan rincian sebagai
berikut :
No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Banten 50 orang 50 orang 1. Ternak kambing, 40 orang
2. Ternak lele, 10 orang
5) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan
rehabilitasi dan perlindungan sosial pada tahun 2018 mempunyai target
sebanyak 400 orang, yang tersebar di 9 (sembilan) provinsi, dan terealisasi
sebanyak 400 orang atau sebesar 100 % dengan rincian sebagai berikut :
No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Sulteng (Kab. Poso) 35 orang 35 orang 1. Peternakan, 28 orang
2. Dagang, 5 orang 3. Bengkel, 1 orang 4. Menjahit, 1 orang
2. Sulawesi Selatan
(Makassar) 40 orang 40 orang 1. Peternakan, 33 orang
2. Warungan, 3 orang 3. Jual sayur, 2 orang 4. Bengkel motor, 2 orang
3. Gorontalo
(Kab. Boalemo)
46 orang 46 orang 1. Pertanian, 46 orang
4. Gorontalo (Kab. Pohuwato)
90 orang 90 orang 1. Pertanian, 78 orang 2. Ternak sapi, 7 orang 3. Warungan/dagang… 5 orang
5. Kalbar (Singkawang) 39 orang 39 orang 1. Warung/kue/pakaian, 21 orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 50
No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha
2. Jasa: bengkel/cuci mtr, 9 orang 3. Ternak kambing/ayam, 5 orang 4. Nelayan, 1 orang 5. Perkebunan, 3 orang
6) Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha
Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) yang mendapatkan
rehabilitasi melalui pengembangan usaha pada tahun 2018 mempunyai
target sebanyak 100 orang, yang tersebar di 4 (empat) provinsi, dan
terealisasi 100 %, dengan rincian sebagai berikut :
7) Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Korban Perdagangan
Orang melalui usaha kemandirian
Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Korban Tindak Kekerasan dan
Korban Perdagangan Orang melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018
ditargetkan sebanyak 100 orang dan terealisasi sebanyak 100 orang atau
tercapai 100 %, pemberian bantuan usaha kemandirian bagi Korban tindak
kekerasan dan Korban Perdagangan Orang ini dilakukan di 1 Provinsi yaitu:
No Propinsi LKS Pendamping
Target Capaian Jenis usaha
1. Yogyakarta Rifka Anisa 100 orang
100 orang 1. Makanan,Minuman, Kue, 40 orang
2. Perdagangan 6 orang 3. Toko Kelontong 13 orang 4. Menjahit 13 orang 5. Laundry 14 orang 6. Salon 5 orang 7. Peternakan 3 orang
No. Propinsi Target Capaian Jenis usaha 1. Jawa Barat 9 orang 9 orang 1. Peternakan, 5 orang
2. Pertanian, 3 orang 3. Jasa, 1 orang
2. Jawa Timur 8 orang 8 orang 1. Peternakan, 7 orang
2. Dagang, 1 orang
3. Sulawesi Barat 51 orang 51 orang 1. Peternakan, 41 orang 2. Pertanian, 4 orang 3. Warung dagang, 3 orang
4. Nusa Tenggara
Barat 32 orang 32 orang 1. Peternakan, 30 orang
2. Dagang, 2 orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 51
No Propinsi LKS Pendamping
Target Capaian Jenis usaha
8. EO 1 orang 9. Clothing desain 1 orang 10. Budidaya anggrek 1 orang 11. Percetakan batako 1 orang 12. Toko bunga 1 orang 13. Pulsa 1 orang
Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi Korban Perdagangan Orang
melalui Usaha Kemandirian untuk tahun 2018 dilakukan di 4 Provinsi yaitu:
No. Propinsi LKS Pendamping
Target Capaian Jenis usaha
1. Jawa Barat. Kab. Majalengka
Mawar Persada
50 orang 50 orang 1. Warung sembako =,23 orang 2. Bengkel motor = 1 orang 3. Peternakan - 12 orang, 4. Kreditan = 5 orang 5. Home industry = 9 orang
2. Jawa Barat, Kab. Cirebon
Balqis 50 orang 50 orang 1. Penjual online = 2 orang 2. Menjahit, 1 orang 3. Pengrajin celengan = 1 orang 4. Home industry = 5 orang 5. Dagang = 41 orang
3. Jawa Barat, Kab.Bogor
Kesuma 50 orang 50 orang 1. Berkebun = 1 orang 2. Konter pulsa = 2 orang 3. Menjahit = 1 orang 4. Toko baju & mainan = 2 orang 5. Bengkel = 1 orang 6. Jual bubur dan mie ayam = 2 orang 7. Jual rongsokan = 1 orang 8. Ternak = 16 orang 9. Toko sembako = 21 orang 10. Catering = 1 orang 11. Kreditan = 2 orang
4. JLampung Nurani Bunda
50 orang 50 orang 1. Toko sembako = 23 orang 2. Menjahit, 1 orang 3. Ternak = 7 orang 4. Konter pulsa = 3 orang
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 52
No. Propinsi LKS Pendamping
Target Capaian Jenis usaha
5. Makanan ternak =1 orang 6. Membuat taman = 1 orang 7. Warung makan = 3 orang 8. Pertanian = 2 orang 9. Reklame = 1 orang 10. Jual hasil bumi = 2 orang 11. Jual baju = 2 orang 12 Jual alat rumah tangga = 3 orang 13. Las = 1 orang
5. NTT Kab. TTU
Pah Timor 50 orang 50 orang 1. Jualan = 13 orang 2. Ternak = 33 orang 3. Menjahit = 1 orang 4. Pertukangan = 2 orang 5. Pembuatan kue = 1 orang
6. Jawa Tengah, Semarang
KJ HAM 50 orang 50 orang 1. Jualan buah = 2 orang 2. Jualan Makanan = 4 orang 3. Catering = 4 orang 4. Jual tabung gas = 1 orang 5. Merajut dan menjahit = 5 orang 6. Toko kelontong = 7 orang 7. Jual ikan = 1 orang 8. Printing kaos = 1 orang 9. Ternak = 24 orang 10. Salon = 1 orang
8) Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian
Pemberian Usaha Ekonomi Produktif bagi tuna susila melalui Usaha
Kemandirian untuk tahun 2018 ditargetkan sebanyak 389 orang dan
terealisasi sebanyak 100 orang atau tercapai 100 %, pemberian bantuan
usaha kemandirian bagi tuna Susila ini dilakukan di Provinsi DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, dan Kalimantan Selatan yaitu:
No Propinsi Target Capaian Keterangan 1 DKI Jakarta 63 orang 63 orang 2 Jawa Barat 90 orang 90 orang 3 Jawa Tengah 60 orang 60 orang 4 Banten 50 orang 50 orang 5 Lampung 60 orang 60 orang 6 Kalimantan
Selatan 66 orang 66 orang
Tujuan dari program kegiatan rehabilitasi sosial adalah :
- Tidak kembali lagi ke profesi yang lama
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 53
- Kemandirian untuk berwiraswasta
- Mempunyai penghasilan yang baru
- Meningkatnya kualitas hidup melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial.
Dalam pelaksanaan program kegiatan ini yang menjadi sasaran dalam
mendapatkan manfaat dari bantuan dengan kriteria sebagai berikut:
- Eks Wanita Tuna Susila
9) Rehabilitasi Sosial Eks Tuna Susila melalui Supporting Penutupan
Lokalisasi
Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila yang telah keluar dari
lokalisasi di Provinsi Kalimantan Tengah yang ditutup di 3 (tiga) lokalisasi
diantaranya lokalisasi Duku Mola, Sei Pakit dan Simpang Kodok, dengan
target sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100 %.
Tujuan Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila untuk
perubahan sikap terkait dengan perilaku pekerja malam ke pekerjaan yang
lebih produktif dan mandiri.
Penanganan dan pemberdayaan eks wanita tuna susila dilakukan melalui
tahapan pemberian bimbingan sosial dan keterampilan serta pemberian
bantuan UEP.
Penyerahan Bantuan Kepada Eks Tuna Susila Penghuni Eks Lokalisasi di Provinsi Kalimantan
Tengah
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 54
10) Rehabilitasi Sosial ODHA melalui Usaha Kemandirian
ODHA yang mendapatkan rehabilitasi sosial melalui usaha kemandirian
berjumlah 214 orang. Kegiatan ini dilaksanakan di 2 provinsi, yaitu di
Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Selatan di 3 LKS (LKS Resik, PKBI dan
Borneo Plus). Dengan rincian sebagai berikut :
No. Propinsi Target Capaian Keterangan 1. Jawa Barat 89 orang 89 orang 2.
Kalimantan Selatan PKBI
75 orang 50 orang
3. Kalimantan Selatan Borneo Plus
50 orang 50 orang
Adapun tujuan dari kegiatan Rehabilitasi Sosial ODHA melalui Usaha
Kemandirian adalah :
- Mampu menjaga kualitas hidup ODHA.
- Menguasai satu atau lebih keterampilan bagi ODHA dan Kelompok
Minoritas.
- Mampu melaksanakan berbagai kegiatan yang produktif.
- Menjaga pola perilaku positif.
- Mempunyai motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kemandirian.
- Mampu menjalin relasi sosial yang positif dengan keluarga dan
lingkungan masyarakat.
- Menerima ODHA dan Kelompok Minoritas terlibat dalam kehidupan
bermasyarakat
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 55
- Tidak memberikan stigma dan diskriminasi
- Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang HIV AIDS.
- Memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan perawatan
ODHA di rumah.
- Mampu melakukan pelayanan sosial sesuai dengan tahapan proses
pelayanan.
- Mampu membantu pemecahan permasalahan biopsikososial ODHA dan
Kelompok Minoritas.
11) Rehabilitasi Sosial di Unit Pelaksana Teknis
Rehabilitasi sosial di Unit Pelaksana Teknis Direktorat RSTS dan KPO selain
memberikan layanan kebutuhan dasar juga diberikan layanan akses terhadap
usaha, antara lain :
12) Rehabilitasi sosial Tuna Sosial dan KPO melalui dana dekonsentrasi
Rehabilitasi bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO yang di laksanakan di daerah
(34 provinsi) dilakukan dengan anggaran dekonsentrasi. Target yang akan
dicapai adalah sebanyak 4.348 orang.
Sampai dengan akhir tahun realisasi mencapai ……. orang atau 100 %.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan Pelayananan, Perlindungan dan
Rehabilitasi Sosial yang didukung dengan sistem penganggaran tersebut
meliputi :
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 56
Kegiatan Bimbingan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO yang
meliputi :
a. Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis
b. Rehabilitasi Sosial Tuna Susila
c. Korban Perdagangan Orang
d. Korban Tindak Kekerasan
e. Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan
f. Rehabilitasi Sosial Orang dengan HIV dan AIDS dan Kelompok
Minoritas
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dari tiap provinsi hanya
mendapatkan 1 (satu) prioritas penanganan saja dengan tahapan
sebagai berikut:
Pendataan dan seleksi
Rehabilitasi dan bimbingan sosial
Pemberian bantuan
Pendampingan
Kegiatan penunjang yang berupa kegiatan Kegiatan Administrasi dan
laporan serta penyusunan Program dan Anggaran daerah untuk tahun
2018
Kegiatan Sinkronisasi Program antara kegiatan pusat, daerah dan LKS
yang menangani PMKS Tuna Sosial.
Dengan terlaksananya kegiatan Pelayanan, Perlindungan dan Rehabilitasi
Sosial bagi PMKS Tuna Sosial dan KPO, diharapkan proses Rehabilitasi bagi
Tuna Sosial dan KPO dapat dilakukan secara maksimal.
Rincian dari target dan anggaran daerah adalah sebagai berikut:
NO PROVINSI PAGU TARGET
1 DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA 210.000.000
2 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA BARAT 275.000.000
3 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH 275.000.000
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 57
4 DINAS SOSIAL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
315.000.000
5 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR 322.000.000
6 DINAS SOSIAL ACEH 177.000.000
7 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
315.000.000
8 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT
235.000.000
9 DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU 177.000.000
10 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI
205.000.000
11 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN
171.500.000
12 DINAS SOSIAL PROVINSI LAMPUNG 210.000.000
13 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT
360.000.000
14 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
220.000.000
15 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
195.000.000
16 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
171.500.000
17 DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA
220.000.000
18 DINAS SOSIAL DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH
220.000.000
19 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN
244.500.000
20 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA
171.500.000
21 DINAS SOSIAL PROVINSI MALUKU 180.000.000
22 DINAS SOSIAL PROVINSI BALI 180.000.000
23 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
222.000.000
24 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
230.000.000
25 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROVINSI PAPUA
270.000.000
26 DINAS SOSIAL PROVINSI BENGKULU 171.500.000
27 DINAS SOSIAL PROPINSI MALUKU UTARA 195.000.000
28 DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN 190.000.000
29 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
190.000.000
30 DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO 197.700.000
31 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU
411.378.000
32 DINAS SOSIAL PROVINSI PAPUA BARAT 195.000.000
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 58
33 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI BARAT
195.000.000
34 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA
171.500.000
TOTAL 7.689.078.000
Output Sasaran :
1. Terbantunya pengembangan usaha ekonomi produktif bagi PMKS Tuna
Sosial dan KPO sebagai upaya peningkatan usaha.
2. Terehabilitasinya PMKS Tuna Sosial dan KPO ke dalam/luar panti dalam
rangka memenuhi kebutuhan hak dasar dalam memperoleh rehabilitasi
sosial
3. Terbantunya PMKS Tuna Sosial dan KPO dalam panti melalui keterampilan
kerja di panti sebagai hak pemenuhan kebutuhan hak dasar.
4. Terpenuhinya kebutuhan dasar WNI-M Korban Perdagangan Orang dan
keluarganya yang pulang dari Malaysia ke daerah asal
Outcome Sasaran :
Rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban perdagangan orang mempunyai
outcome terhadap Kementerian Sosial sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan dan hak dasar tuna sosial dan korban perdagangan
orang
Indikator untuk mencapai outcome kebutuhan dasar adalah :
a) Berat badan PMKS sebelum dan setelah rehab
b) Kebersihan penampilan fisik PMKS sebelum dan setelah rehab
c) Kesehatan jasmani sebelum dan sesudah rehab
d) PMKS yang mampu melakukan aktifitas pokok perawatan diri seperti
makan, minum, mandi, berpakaian, berpindah tempat, ke toilet, dan
mencuci tanpa atau dengan hanya sedikit bantuan orang lain.
Indikator untuk mencapai outcome hak dasar adalah : PMKS yang
memperoleh Akta Lahir, KTP, Surat Nikah dan KK sebagai hasil dari
pendampingan.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 59
2. Meningkatnya akses tuna sosial dan korban perdagangan orang dalam
mendapatkan fasilitas akses usaha
Indikator untuk mencapai outcome tersebut adalah :
a) Kemampuan keterampilan sebelum dan sesudah di rehab
b) Kemampuan sosial setelah dan sebelum di rehab
c) Kemampuan usaha sebelum dan setelah di rehab
d) Kondisi psikologis sebelum dan sesudah di rehab
Tabel Capaian Outcome rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban
perdagangan orang
Kegiatan Outcome Target Capaian
Meningkatnya keberfungsian
sosial PMKS dan kelompok
marjinal lainnya
Terpenuhinya kebutuhan dan hak
dasar tuna sosial dan korban
perdagangan orang
12.420 10.538
Meningkatnya akses tuna sosial dan
korban perdagangan orang dalam
mendapatkan fasilitas akses usaha
1.550 1.550
Perbandingan Antara Target Dan Realisasi Kinerja Tahun Ini
Analisis capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang untuk tahun 2018 sebagai berikut :
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET CAPAIAN SATUAN
Meningkatnya
keberfungsian
sosial PMKS dan
kelompok
marjinal lainnya
Persentase (%)
Tuna Sosial dan
korban
perdagangan
orang yang
mampu
memanfaatkan
bantuan
pemenuhan
kebutuhan
dasar
Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
bagi tuna sosial
dan korban
perdagangan
orang
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan bantuan
pemenuhan kebutuhan
dasar dan fasilitasi hak
dasar
12.420 10.538 Orang
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan fasilitasi
akses usaha
1.550 1.550 Orang
Perbandingan dan Akumulasi Capaian Target 2010 – 2018
Analisis capaian kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial untuk tahun
2010 – 2018 adalah sebagai berikut :
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 60
SASARAN STRATEGIS REALISASI TAHUN
2010 – 2017
REALISASI
TAHUN 2018
TOTAL REALISASI
2010 – 2018
Meningkatnya keberfungsian
sosial PMKS dan kelompok
marjinal lainnya
96.391 106.929 10.538
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2018 dengan Target RPJMN
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2018 dengan target RPJMN adalah
sebagai berikut :
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA RPJMN CAPAIAN %
Meningkatnya
keberfungsian
sosial PMKS dan
kelompok
marjinal lainnya
Persentase (%)
Tuna Sosial dan
korban
perdagangan
orang yang
mampu
memanfaatkan
bantuan
pemenuhan
kebutuhan
dasar
Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
bagi tuna sosial
dan korban
perdagangan
orang
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan bantuan
pemenuhan kebutuhan
dasar dan fasilitasi hak
dasar
108.853 10.538 9.68
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan fasilitasi
akses usaha
34.403 1.550 4,51
Berdasarkan table diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa capaian
kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan
Orang dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar baru
mencapai 9,68 %, sedangkan capaian dalam hal mendapatkan akses usaha bru
mencapai 4,51 %.
Perbandingan Realisasi Tahun 2018 dengan Standart Nasional
Capaian Standar Nasional dalam rehabilitasi sosial adalah keberfungsian sosial
bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial tuna sosial dan korban
perdagangan orang. Sampai saat ini belum ada satu instrument yang dibuat
untuk mengukur keberfungsian sosial, tetapi keberhasilan penangangan tuna
sosial dan KPO dapat dilihat dari beberapa media nasional yang memuat
hasilnya.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 61
Analisis Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja Tahun 2018
Keberhasilan program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
penangangan masalah sosial khususnya tuna sosial dan korban perdagangan
orang banyak didukung oleh beberapa factor antara lain :
a. Komitmen yang kuat dari seluruh personel di Direktorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Sosial dan KPO.
b. Dukungan Menteri Sosial dan Dirjen Rehabilitasi Sosial dalam
meningkatkan potensi yang ada di Direktorat RSTS dan KPO.
c. Adanya beberapa program dan kegiatan di Direktorat RSTS dan KPO
yang menjadi Progam Prioritas Nasional dan Prioritas Kementerian,
antara lain :
Prioritas Nasional
Rehabilitasi Sosial Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan Teroris
Prioritas Kementerian
Rehabilitasi sosial orang dengan HIV- Aids
Penangangan korban tindak kekerasan
Pemulangan WNI-M KPO
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui
pengembangan model “Desaku Menanti”
Supporting penutupan lokalisasi bagi eks wanita tuna susila dalam
rangka Indonesia Bebas Lokalisasi Prostitusi Tahun 2019
Kegagalan Program Direktorat RSTS dan kpo lebih banyak disebabkan oleh :
a. Keterbatasan anggaran
b. Lembaga kesejahteraan sosial yang menangani PMKS Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang masih terbatas
c. Adanya kebijakan Pemerintah Malaysia yang memberhentikan alokasi
anggaran untuk pemulangan WNI M KPO ke tanjung pinang sehingga
tidak tercapainya target pemulangan WNI M KPO yang dideportasi dari
Malaysia.
Efesiensi Penggunaan Sumber Daya
Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang
mempunyai efesiensi sumber daya sebagai berikut :
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 62
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PROGRAM
SASARAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
CAPAIAN
KINERJA
2018 (%)
PENYERAPAN
ANGGARAN
(%)
Meningkatnya
keberfungsian
sosial PMKS
dan kelompok
marjinal lainnya
Persentase (%)
Tuna Sosial dan
korban
perdagangan
orang yang
mampu
memanfaatkan
bantuan
pemenuhan
kebutuhan
dasar
Meningkatnya
penyelenggaraan
rehabilitasi sosial
bagi tuna sosial
dan korban
perdagangan
orang
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan
bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar dan
fasilitasi hak dasar
84,85 90,92
Jumlah tuna sosial dan
korban perdagangan orang
yang mendapatkan
fasilitasi akses usaha
100 90,92
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 63
BAB V :
PENUTUP
Pelaksanaan laporan kinerja memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
publik. Oleh karena itu, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO dalam
melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial menganggap bahwa penyusunan
Laporan Kinerja merupakan bagian integral dari proses pembangunan yang perlu
dilaksanakan secara berkala, sebagai wujud tanggung jawab dan evaluasi terhadap
upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. LAPORAN KINERJA ini
diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, serta
alat pendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
A. Kesimpulan
Dari Laporan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO yang
telah disusun ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial
dan KPO dapat berjalan dengan baik, lancar dan mencapai hasil yang
diharapkan.
2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial dan KPO telah meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan program di
masa yang akan datang.
3. Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO pada tahun 2018
ini cukup baik yaitu dengan realisasi progam mencapai 100% dengan
realisasi keuangan mencapai 90, 92 %.
B. Saran
Melihat ke depan permasalahan kesejahteraan sosial tuna sosial dan KPO terus
meningkat dan semakin kompleks, maka disarankan :
1. Peningkatan SDM pelaksana rehabilitasi sosial tuna sosial dan KPO di
lapangan agar lebih profesional dalam menjalankan tugas-tugasnya.
2. Peningkatan sarana dan prasarana perlu dilakukan untuk menunjang
penyelenggaran rehabilitasi sosial tuna sosial agar lebih optimal.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 64
3. Peningkatan koordinasi agar terbentuk jejaring yang kuat sehingga tercipta
sinergi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO
2018
Laporan Kinerja
Dit. RSTS dan KPO Tahun 2018 65
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 Rincian Program dan Kegiatan Direktorat
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun
2018
Lampiran 2 Rencana Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
Lampiran 3 Penetapan Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
Lampiran 4 Indikator Kinerja Utama Direktorat Rehabilitasi
Sosial Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
Lampiran 5 Indikator Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
Lampiran 6 Capaian Kinerja Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
Lampiran 7 Realisasi Anggaran Direktorat Rehabilitasi Sosial
Tuna Sosial dan KPO tahun 2018
RENCANA KINERJA TAHUNAN UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018
NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.420
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550
Kegiatan Anggaran
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Rp. 45.542.283.000,-
Jakarta, Januari 2018
Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT, UPT DAN DEKON
UNIT SATUAN KERJA : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018
NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
15.041
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550
Kegiatan Anggaran
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Rp. 99.818.520.000,-
Jakarta, Januari 2018
Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
KEMENTERIAN SOSIAL RI
JALAN SALEMBA RAYA NOMOR 28 JAKARTA PUSAT 10430 TELEPON 3103591 LAMAN : http://yanrehsos.depsos.go.id
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2018
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sonny W Manalu Jabatan : Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Edi Suharto Jabatan : Dirjen Rehabilitasi Sosial Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, Januari 2018
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN
ORANG
NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.420
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550
Kegiatan Anggaran
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Rp. 45.542.283.000,-
Jakarta, Januari 2018
Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
KEMENTERIAN SOSIAL RI
Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430
Telepon 3103591 Laman : https://www.depsos.go.id
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Sonny W Manalu Jabatan : Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : Edi Suharto Jabatan : Dirjen Rehabilitasi Sosial Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami. Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarta, Januari 2018
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN
ORANG
NO Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar
12.420
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha
1.550
Kegiatan Anggaran
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Rp. 45.542.283.000,-
Jakarta, Januari 2018
Menyetujui, Dirjen Rehabilitasi Sosial
Edi Suharto
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dan Korban Perdagangan Orang
Sonny W Manalu
INDIKATOR KINERJA UTAMA
UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG TAHUN ANGGARAN : 2018
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orangs
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [12.420 orang]
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
200
Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia
10.000
Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus
750
Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW
35
Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria
50
Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi
450
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
1.215
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha [1.550 orang]
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
50 KK
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian
200
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha
150
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis
50
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
250
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha
100
Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian
100
Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian
-
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian
-
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi
450
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian
200
Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian
-
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi
1.215
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
DR. Sonny W. Manalu, MM
NIP. 19610901 199103 1 002
CAPAIAN KINERJA
UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL TAHUN ANGGARAN : 2018
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi tuna sosial dan korban perdagangan orang
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [12.450 orang]
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
200 193
Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia
10.000 7.970
Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus
750 593
Rehabilitasi sosial korban trafficking perempuan di RPSW
35 37
Rehabilitasi dan perlindungan sosial waria di Rumah singgah waria
50 50
Rehabilitasi sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi
450 61
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280 280
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770 770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141 151
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100 100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120 117
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
1.215 1.215
Jumlah tuna sosial dan korban perdagangan orang yang mendapatkan fasilitasi akses usaha [1.550 orang]
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model “Desaku Menanti”
50 KK 50 KK
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui usaha kemandirian
200 200
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha
150 150
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui progam agrobisnis
50 50
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
250 250
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha
100 100
Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Kekerasan melalui usaha kemandirian
100 100
Rehabilitasi Sosial Korban Perdagangan Orang melalui usaha kemandirian
- 300
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui usaha kemandirian
- 389
Rehabilitasi Sosial Tuna Susila melalui supporting penutupan lokalisasi
450 61
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian
200 214
Rehabilitasi Sosial Kelompok Minoritas (waria) melalui usaha kemandirian
- 4
Rehabilitasi sosial wanita tuna susila di Panti Rehsos Wanita Tuna Susila “Mulya Jaya” Jakarta
280 280
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Progam
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Utama
Kegiatan Target Realisasi
Rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis di Panti Rehsos Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudiluhur” Bekasi
770 770
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Wasana Bahagia” Ternate
141 151
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Panti Rehsos ODH “Bahagia” Medan
100 100
Rehabilitasi sosial Orang dengan HIV di Loka Rehsos ODH “Kahuripan” Sukabumi
120
117
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan orang melalui dana dekonsentasi di 34 Provinsi
1.215 1.215
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan
Korban Perdagangan Orang
DR. Sonny W. Manalu, MM
NIP. 19610901 199103 1 002
REALISASI ANGGARAN
KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG UNIT SATUAN KERJA : DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KPO TAHUN ANGGARAN : 2018
No Nama Satker Ket
Total Barang Modal Bansos
1
DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
PAGU
28.740.283.000
675.000.000
16.127.000.000
45.542.283.000
REALISASI
24.659.029.590
669.980.800
16.079.850.000
41.408.860.390
PERSENTASE (85.80%) (99.26%) (99.71%) (90.92%)
SISA
4.081.253.410
5.019.200
47.150.000
4.133.422.610
REALISASI ANGGARAN
KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG UNIT SATUAN KERJA : UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) TAHUN ANGGARAN : 2018
No Nama Satker
Pagu Anggaran Realisasi Anggaran Total
B.Pegawai B.Barang B.Modal B.BanSos B.Pegawai B.Barang B.Modal B.BanSos Total Pagu Total Realisasi Sisa Persen
Realisasi
1
LOKA REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "KAHURIPAN" DI SUKABUMI
1.744.578.000 2.382.791.000 575.000.000 500.000.000 1.737.075.796 2.312.688.900 567.095.000 485.000.000 5.202.369.000 5.101.859.696 100.509.304 98,07
2
BALAI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "BAHAGIA" DI MEDAN
3.628.648.000 3.233.829.000 375.000.000 440.000.000 3.514.872.159 3.151.776.722 373.930.000 435.000.000 7.677.477.000 7.475.578.881 201.898.119 97,37
3
BALAI REHABILITASI SOSIAL ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS "WASANA BAHAGIA" DI TERNATE
3.416.592.000 4.504.437.000 675.000.000 492.000.000 3.297.810.455 4.409.445.787 652.302.633 492.000.000 9.088.029.000 8.851.558.875 236.470.125 97,40
4
BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS GELANDANGAN DAN PENGEMIS "PANGUDI LUHUR" DI BEKASI
5.436.067.000 6.148.892.000 324.750.000 1.012.220.000 5.404.857.398 6.142.020.220 319.902.800 1.011.712.550 12.921.929.000 12.878.492.968 43.436.032 99,66
5
BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS WANITA TUNA SUSILA "MULYA JAYA" DI JAKARTA
5.718.706.000 4.763.649.000 475.000.000 740.000.000 5.462.030.338 4.681.673.554 474.270.000 738.195.000 11.697.355.000 11.356.168.892 341.186.108 97,08
REALISASI ANGGARAN
KEGIATAN : REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN UNIT SATUAN KERJA : DEKONSENTRASI
NO SATUAN KERJA PAGU REALISASI
1 019029 DINAS SOSIAL PROVINSI DKI JAKARTA Rp 210.000.000 Rp 206.328.000
2 029005 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA BARAT Rp 275.000.000 Rp 270.972.000
3 039004 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Rp 275.000.000 Rp 272.773.000
4 049015 DINAS SOSIAL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Rp 315.000.000 Rp 315.000.000
5 059015 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR Rp 322.000.000 Rp 322.000.000
6 069007 DINAS SOSIAL ACEH Rp 177.000.000 Rp 133.773.200
7 079004 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA Rp 315.000.000 Rp 305.581.988
8 089030 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA BARAT Rp 235.000.000 Rp 233.176.500
9 099019 DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU Rp 177.000.000 Rp 159.280.000
10 109010 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI JAMBI Rp 205.000.000 Rp 174.957.500
11 119010 DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN Rp 171.500.000 Rp 156.571.000
12 129017 DINAS SOSIAL PROVINSI LAMPUNG Rp 210.000.000 Rp 210.000.000
13 139012 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT Rp 360.000.000 Rp 359.150.000
14 149018 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rp 220.000.000 Rp 168.509.000
15 159009 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Rp 195.000.000 Rp 161.104.210
16 169008 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Rp 171.500.000 Rp 154.180.000
17 179010 DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Rp 220.000.000 Rp 179.270.000
18 189014 DINAS SOSIAL DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH Rp 220.000.000 Rp 185.070.000
19 199008 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Rp 244.500.000 Rp 243.380.000
20 209014 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA Rp 171.500.000 Rp 171.500.000
21 219019 DINAS SOSIAL PROVINSI MALUKU Rp 180.000.000 Rp 180.000.000
22 229012 DINAS SOSIAL PROVINSI BALI Rp 180.000.000 Rp 160.925.000
23 239021 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Rp 222.000.000 Rp 210.761.000
24 249018 DINAS SOSIAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rp 230.000.000 Rp 179.628.000
25 259024 DINAS SOSIAL, KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROVINSI PAPUA Rp 270.000.000 Rp 254.650.000
26 269020 DINAS SOSIAL PROVINSI BENGKULU Rp 171.500.000 Rp 144.825.500
27 289017 DINAS SOSIAL PROPINSI MALUKU UTARA Rp 195.000.000 Rp 195.000.000
28 299014 DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN Rp 190.000.000 Rp 180.740.000
29 309017 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Rp 190.000.000 Rp 115.536.463
30 319012 DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI GORONTALO Rp 197.700.000 Rp 193.980.600
31 329002 DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU Rp 411.378.000 Rp 410.654.695
32 339001 DINAS SOSIAL PROVINSI PAPUA BARAT Rp 195.000.000 Rp 94.212.000
33 340012 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI BARAT Rp 195.000.000 Rp 185.260.000
34 417731 DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA Rp 171.500.000 Rp 50.721.000
RENCANA AKSI DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
TAHUN ANGGARAN 2018
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
Meningkatnya keberfungsian sosial PMKS dan kelompok marjinal lainnya
Persentase (%) Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mampu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Meningkatnya Penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial bagi Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang
Jumlah Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan fasilitasi hak dasar [18.990 Orang]
Pemberian bantuan jaminan hidup berupa permakanan dalam Rehabilitasi Sosial gelandangan Pengemis melalui pengembangan model “desaku Menanti”
200 orang
193 Orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS Gepeng
Januari s/d Desember 2018
Karang Asem Bali
Pemulangan WNI-M KPO deportasi dari Malaysia
10.000 orang
8.270 orang
Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS KPO dan KTK
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
Rehabilitasi dan perlindungan KTK di RPTC Bambu Apus
750 orang
593 orang
Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS KPO dan KTK
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsu dan Luar Negeri
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
Rehabilitasi Sosial Korban Trafiking Perempuan di RPSW
35 orang
37 orang
Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS KPO dan KTK
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsu dan Luar Negeri
Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Waria di Rumah Singgah waria
50 orang 54 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS TS dan ODHA
Januari s/d Desember 2018
DKI Jakarta, DEpok dan
Bogor
Rehabilitasi Sosial TS dan KPO melalui kegiatan kedaruratan
35 orang 52 orang Dit RSTS dan KPO
Subbag Tata Usaha
Januari s/d Desember 2018
Sesuai kebutuhan
Rehabilitasi Sosial Sosial Eks WTS melalui supporting penutupan lokalisasi
450 orang
61 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS TS dan ODHA
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di PSKW “MUlya Jaya “ Jakarta
280 orang
280 orang Ka Panti PSKW “Mulya Jaya” Jakarta
Ka Panti PSKW “Mulya Jaya” Jakarta
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
Rehabilitasi Sosial Gepeng di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
740 orang
770 orang Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
151 orang
151 orang Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Januari s/d Desember 2018
Ternate Malut Maluku Papua Papua Barat dan pulau Sulawesi NTT
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Bahagia” Medan
100 orang
100 orang
Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan
Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan
Januari s/d Desember 2018
Wilayah Sumatera dan Kalimantan
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
120 orang
117 orang Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
Januari s/d Desember 2018
Wilayah Pulau Jawa, Bali, NTB
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang melalui dana dekonsentrasi di 34 Provinsi
1.230 orang
1.230 orang
Kepala Dinas tiap Propvinsi
Kasi RSTS dan KPO Dinas Sosial Provinsi
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
Jumlah Tuna
Sosial dan Korban Perdagangan Orang yang mendapatkn fasilitasi askses usaha [1.550] orang]
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan model desaku menanti
50 orang
50 orang
Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS Gepeng
Januari s/d Desember 2018
Karang Asem Bali
Rehabilitasi sosial gepeng melalui usaha kemandirian
200 orang
200 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS Gepeng
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial Gepeng melalui pengembangan usaha
150 orang
150 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS Gepeng
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui program agrobisnis
50 orang 50 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS BWBP
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui usaha kemandirian
200 orang
200 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS BWBP
Januari s/d Desember 2018
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
Rehabilitasi Sosial BWBP melalui pengembangan usaha
150 orang
150 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS BWBP
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial Korban Tindak kekerasan melalui usaha kemandirian
100 orang
100 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS KPO dan KTK
Januari s/d Desember 2018
DI Jogjakarta
Rehabilitasi Sosial Tuna susila melalui usaha kemandirian
‘- orang 389 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS TS dan ODHA
Januari s/d Desember 2018
Lampung Banten
Rehabilitasi Sosial eks Tuna Susila melaui supporting penutupan lokalisasi
450 orang
61 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS TS dan ODHA
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial ODHA melalui usaha kemandirian
200 orang
234 orang Dir. RSTS dan KPO
Subdit RS TS dan ODHA
Januari s/d Desember 2018
Rehabilitasi Sosial Wanita Tuna Susila di
280 orang
280 orang Ka Panti PSKW “Mulya
Ka Panti PSKW “Mulya Jaya”
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
PSKW “MUlya Jaya “ Jakarta
Jaya” Jakarta
Jakarta
Rehabilitasi Sosial Gepeng di PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
740 orang
770 orang Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
Ka Panti PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
151 orang
151 orang Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Ka Panti PSRS ODH “Wasana Bahagia” Ternate
Januari s/d Desember 2018
Ternate Malut Maluku Papua Papua Barat dan pulau Sulawesi
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Bahagia” Medan
100 orang
100 orang
Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan
Ka Panti PSRS ODH “Bahagia” Medan
Januari s/d Desember 2018
Wilayah Sumatera dan Kalimantan
Rehabilitasi Sosial ODH di PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
120 orang
117 orang Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
Ka Panti PSRS ODH “Kahuripan” Sukabumi
Januari s/d Desember 2018
Wilayah Pulau Jawa, Bali, NTB dan NTT
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang melalui dana dekonsentrasi
1.230 orang
1.230 orang
Kepala Dinas tiap Propvinsi
Kasi RSTS dan KPO Dinas Sosial Provinsi
Januari s/d Desember 2018
34 Provinsi
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA PROGRAM
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
KEGIATAN TARGET
REALISASI PENANGG
UNG JAWAB
PELAKSANA WAKTU PELAKSANAAN
LOKASI
di 34 Provinsi
Jumlah Anggaran Kegiatan Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang :
Rp. 99.818.520.000,-
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang
DR. Sonny W. Manalu, MM
NIP. 19610901 199103 1 002