konstruksi radikalisme di media islam (analisis …
TRANSCRIPT
KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM
(ANALISIS WACANA PEMBERITAAN ISIS DI
REPUBLIKA ONLINE DAN SUARAISLAM.COM)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
DEVI YULIANA
NIM 1112051100016
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
i
Nama : Devi Yuliana
NIM : 1112051100016
ABSTRAK
KONSTRUKSI RADIKALISME DI MEDIA ISLAM (ANALISIS WACANA
PEMBERITAAN ISIS DI REPUBLIKA ONLINE DAN SUARAISLAM.COM)
Istilah radikalisme umumnya dipakai media massa merujuk pada gerakan
Islam politik yang berkonotasi negatif. Namun media massa bukanlah sekadar
saluran yang bebas, media massa juga subjek yang mengonstruksi realitas,
lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Teknologi informasi dan
komunikasi modern, berkontribusi besar dalam transmisi paham radikal.
Kementrian Komunikasi Informatika pernah memblokir 19 situs Islam yang
dianggap menyebarkan paham radikalisme seperti ISIS. Kecuali Republika Online
dan SuaraIslam.com, hingga kini mengawal pemberitaan Islamic State of Iraq and
Syria. Penelitian ini akan membongkar bagaimana dan dengan cara apa kedua
media tersebut mengkonstruksi realitas ISIS.
Dari latar belakang di atas, ditemukan rumusan masalah bagaimana
Republika Online dan SuaraIslam.com mewacanakan pemberitaan ISIS pada level
teks? Bagaimana Republika Online dan SuaraIslam.com mewacanakan
pemberitaan ISIS pada segi kognisi sosial dan konteks sosial?
Untuk menganalisa masalah yang diteliti, peneliti menggunakan Analisis
Wacana model Teun A. Van Djik, yaitu meneliti beberapa dimensi dalam melihat
sebuah wacana. Pertama, segi teks, dengan tujuan untuk melihat strategi
representasi dari seseorang atau realitas tertentu dalam sebuah wacana. Kedua,
segi kognisi sosial, melihat pemahaman penulis terhadap realitas tertentu yang
akan ditulis. Ketiga, segi konteks sosial, bagaimana wacana yang berkembang
dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau realitas
digambarkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini
melakukan penelitian mendalam dengan mengumpulkan data yaitu pemberitaan
ISIS dan dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan
data secara menyeluruh. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif, karena
peneliti ingin menggambarkan dan menjelaskan wacana pemberitaan yang ada.
Hasil penelitian, wacana yang dimunculkan Republika Online dan
SuaraIslam.com mengenai aksi ISIS cenderung memiliki citra buruk,
dikategorisasikan sebagai gerakan terorisme, radikal, dan ekstremisme, secara
tidak langsung mendelegitimasi kelompok tersebut. Secara kognisi sosial,
wartawan Republika Online menunjukan bentuk rasa tidak bersimpatik terhadap
kelompok ISIS, dinilai telah melecehkan agama Islam dalam setiap aksinya.
Sedangkan SuaraIslam.com menanggapi isu internasional ini dengan tidak
memposisikan sebagai pendukung atau pun menentang ISIS, sebab kebenaran
pelaku ISIS belum terungkap. Secara konteks sosial, kelompok ISIS dinilai
sebagai ancaman bagi dunia, sebab segala bentuk kekerasan dan teror ISIS
berdampak dengan tersudutkannya Islam. Keadaan ini meresahkan dan
memprihatinkan khususnya bagi umat Muslim.
Kata kunci: Wacana, Radikalisme, ISIS
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi Rabbil ‘Alamiin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT. Pemberi rahmat dan sumber kekuatan setiap hamba-Nya.
Karena ridho-Nya pula penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Konstruksi Radikalisme Di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan
ISIS di Republika Online dan SuaraIslam.com)”, yang disusun untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di lingkungan Universitas
Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta.
Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan sampai masa penyelesaian
skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
baik dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak lainnya yang telah banyak
berjasa bagi penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan,
M.Ag., Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Drs. Jumroni, M.Si, selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum dan Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag., selaku wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
2. Kholis Ridho, M.SI, ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, M.A, sekretaris Konsentrasi Jurnalistik.
3. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan kepada penulis, terima kasih telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan membagi ilmu-ilmu yang dimilikinya.
4. Agung Sasongko, Redaktur dan seluruh staf Republika Online, serta M.
Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com. Terima kasih telah
meluangkan waktu di tengah kesibukkannya.
5. Secara khusus dan yang paling penulis banggakan, kedua orangtua tercinta
Bapak Udin Saparudin dan Ibu Sumiyati atas doa dan kasih sayangnya,
serta dukungan secara materi dan non materi kepada penulis. Semoga
Bapak dan Ibu selalu bahagia dan bangga kepada penulis.
iii
6. Kakak tercinta Dita Amelia S.si, Adik tercinta Vina Tri Noviaty, Dicky
Maulana, dan Veni Febriyanti. Terima kasih atas dukungan dan
semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Arie Iran Darusalam, yang banyak sekali membantu peneliti dalam
berbagai hal sampai selesainya skripsi ini. Melinda Sulistyo Rini, Annisa
Novianti dan Atika Suri atas dukungannya. Teman-teman Jurnalistik
angkatan 2012 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, semoga
persahabatan dan persaudaraan kita akan terus terjalin.
8. Semua pihak dan teman-teman yang telah mendukung dan mendoakan.
Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah membalas serta melipatgandakan segala kebaikan dan jasa kalian
semua. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Jakarta, 22 November 2016
Devi Yuliana
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
E. Metodologi Penelitian ........................................................... 6
1. Paradigma Penelitian ....................................................... 6
2. Metode Penelitian ............................................................ 8
3. Subjek dan Objek Penelitian ............................................ 8
4. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 9
5. Teknik Analisis Data ....................................................... 9
F. Teknik Penulisan Skripsi ...................................................... 11
G. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
A. Teori Konstruksi Sosial ......................................................... 14
B. Radikalisme ........................................................................... 17
C. Konsep Media Massa ............................................................ 21
1. Pengertian Media Massa ................................................. 21
2. Media Massa Online ....................................................... 24
D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Djik .......................... 26
1. Teks.................................................................................. 27
2. Kognisi Sosial .................................................................. 32
3. Konteks Sosial ................................................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Republika Online .................................................................... 35
1. Profil Republika Online.................................................... 35
2. Visi dan Misi Republika Online ....................................... 37
3. Struktur Organisasi Republika Online ............................. 37
4. Prinsip Dasar Republike Online ....................................... 39
5. Produk Republika Online ................................................. 39
B. SuaraIslam.com ...................................................................... 40
1. Profil SuaraIslam.com ..................................................... 40
2. Visi dan Misi SuaraIslam.com ......................................... 42
3. Struktur Organisasi SuaraIslam.com ............................... 43
C. Islamic State of Iraq And Syria .............................................. 44
v
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Level Teks ................................................................ 50
1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS
di Republika Online.......................................................... 50
a. Analisis Level Teks Berita I ....................................... 50
b. Analisis Level Teks Berita II ...................................... 58
c. Analisis Level Teks Berita III ..................................... 66
2. Analisis Wacana Kritis Level Teks berita Aksi Radikal ISIS
di SuaraIslam.com ........................................................... 74
a. Analisis Level Teks Berita I ....................................... 74
b. Analisis Level Teks Berita II ...................................... 82
c. Analisis Level Teks Berita III ..................................... 88
B. Analisis Kognisi Sosial .......................................................... 94
1. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di
Republika Online .............................................................. 94
2. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di
SuaraIslam.com ................................................................ 98
C. Analisis Konteks Sosial ......................................................... 101
1. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di
Republika Online .............................................................. 101
2. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di
SuaraIslam.com ................................................................ 104
D. Interpretasi Penelitian............................................................. 108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 113
B. Saran ...................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik................ 11
2. Tabel 2.1 Proses Konstruksi Media Massa ............................................. 18
3. Tabel 2.2 Skema Penelitian dan Motode Teun A. Van Djik ................... 29
4. Tabel 2.3 Elemen Wacana Van Djik ....................................................... 30
5. Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online .................................... 40
6. Tabel 3.2 Struktur Organisasi Suara Islam ............................................. 45
7. Tabel 4.1 Kesimpulan Analisis Teks Berita I ......................................... 56
8. Tabel 4.2 Kesimpulan Analisis Teks Berita II ........................................ 64
9. Tabel 4.3 Kesimpulan Analisis Teks Berita III ....................................... 72
10. Tabel 4.4 Kesimpulan Analisis Teks Berita IV ...................................... 80
11. Tabel 4.5 Kesimpulan Analisis Teks Berita V ........................................ 87
12. Tabel 4.6 Kesimpulan Analisis Teks Berita VI ...................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini semangat keagamaan di berbagai negara telah diwarnai dengan
sikap berlebihan dan ekstrem. Aksi kekerasan dan terorisme selalu terdengar dan
biasanya dilakukan oleh mereka yang menganut paham radikalisme. Istilah
radikalisme Islam menunjuk pada munculnya berbagai gerakan Islam yang
menggunakan berbagai bentuk kekerasan dalam rangka perjuangan untuk
mendirikan ‘Negara Islam’.1
Radikalisme Islam adalah suatu gerakan yang memiliki ciri radikal dengan
indikator adanya karakter keras dan tegas, cenderung tanpa kompromi dalam
mencapai agenda-agenda tertentu yang berkaitan dengan kelompok muslim
tertentu, bahkan dengan pandangan dunia (world view) Islam tertentu sebagai
sebuah agama. Kesan karakter gerakan yang keras tersebut bisa terlihat dari nama
dan terminologi yang mereka gunakan sebagai nama kelompok mereka yang
berkonotasi kekerasan dan militeristik, seperti Jundullah (tentara Allah), Laskar
Jihad, dan Hizbullah (partai Allah) atau Front Pembela Islam.2
Sampai saat ini, terdapat dua jenis gerakan radikalisme Islam di Indonesia.
Pertama, gerakan Islam yang bersifat terbuka dan cair (Loosely Organization).
Gerakan ini mudah dikenali karena jelas siapa pemimpin, anggota, dan pusat
kegiatannya. Ciri lain kelompok jenis ini adalah rekrutmen keanggotaan yang
diselenggarakan secara terbuka. Gerakan ini masih terbagi lagi; yaitu kelompok
Islam yang lahir dari tanah air sendiri, seperti Laskar Jihad Forum Komunitas
1 J.U Thalib, Radikalisme dan Islamophobia, Islam dan Terorisme, (Yogyakarta: UCY,
2003), h. 107. 2 M.I. Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 153.
2
AhlusSunnah Wal-Jama’ah (LJ-FKAWJ), Front Pembela Islam (FPI), Majelis
Mujahidin Indonesia (MMI), dan beberapa kelompok militan yang lebih kecil
seperti Front Pembela Islam Surakarta, Hizbullah, dan Jundullah. Jenis lainnya
adalah kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Islam di Timur Tengah,
seperti Ikhwanul Muslimin (JAMI) yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di
Mesir, dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang berafiliasi dengan Hizbut Tahrir
di Yordania dengan mengusung Syariah dan Khilafah. Gerakan ini memiliki
tujuan membentuk "Khilafah Islam" atau negara Islam dengan menyatukan
komunitas Muslim dalam negara Islam kesatuan. Kedua, gerakan Islam yang
bersifat tertutup, yang kerap disebut sebagai organisasi bawah tanah
(Underground Organization). Gerakan ini sulit diidentifikasikan, proses
rekrutmen keanggotaannya juga dilakukan secara rahasia. Termasuk organisasi ini
adalah Jamaah Islamiyah (JI) memiliki komitmen untuk memapankan Negara
Islam atau merevitalisasi kekhalifahan Islam melalui jihad.3
Negara Islam Irak dan Suriah atau dikenal dengan sebutan ISIS merupakan
salah satu kelompok radikalisme didirikan pada tahun 2013 diketuai oleh Abu
Bakar al-Baghdadi. Sepak terjang ISIS di Irak dan Suriah kerap menarik perhatian
dunia sebab kelompok yang diciptakan Al-Qaeda tersebut terkenal sangat radikal
baik paham maupun aksi-aksi mereka.
Media mainstream tidak henti-hentinya memberitakan perkembangan
seputar gerakan ISIS maupun berbagai aksinya. Banyak ahli ikut angkat bicara
mengenai organisasi yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi tersebut. Tidak
ketinggalan, pemerintah Indonesia dalam hal ini yang diwakili oleh Kementrian
3 Ridwan al-Makassary dan Ahmad Gaus AF, Benih-Benih Islam Radikal di Masjid, Studi
kasus Jakarta dan Solo, (Jakarta: Center for the study of Religion and Culture (CSRC), 2010), h.
3-4.
3
Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) telah mengambil langkah-langkah
dalam menanggapi fenomena tersebut, di antaranya pemerintah pernah memblokir
19 situs yang dianggapnya turut menyebarkan faham radikalisme seperti ISIS di
Indonesia. Melalui surat nomor 149/K. BNPT/3/2015, Badan Nasional
Penanggulangan Teroris meminta 19 situs diblokir karena dinilai sebagai situs
penggerak paham radikalisme dan sebagai simpatisan radikalisme.4
Melalui wacana-wacana yang diangkat, media massa bukanlah sekedar
saluran yang bebas, media massa juga subjek yang mengonstruksi realitas,
lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Seperti dikatakan Tony
Bennet, media massa dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingan.5 Media massa membentuk
dunia lewat wacana dengan cara mengarahkan pemikiran pembaca sesuai dengan
cara pandang mereka. Dengan begitu, pembaca diajak mengikuti apa yang
menjadi pandangan pembuat teks wacana.
Penelitian ini akan membongkar wacana dalam pemberitaan aksi
radikalisme ISIS di media Islam. Peneliti akan menggunakan media Republika
Online dan SuaraIslam.com yang membahas terkait pemberitaan aksi radikalisme
ISIS. Sebagai media yang mensegmentasikan bagi umat Islam di Tanah Air serta
menyuarakan aspirasi dan hak-hak umat Islam, bagaimana memandang isu
internasional radikalisme ISIS? Mengingat setiap media memiliki warna berbeda
baik dalam penyajian beritanya maupun ideologinya.
4 Diakses dari http://www.republika.co.id/Alasan-Kemenkominfo-Blokir-19-Situs-
Radikal pada Kamis 2 Juni 2016, pukul 15.00 wib. 5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2012),
h. 36.
4
Adapun alasan peneliti memilih Republika Online atau ROL merupakan
salah satu media online Islam di Indonesia. Pengunjung ROL mampu mencapai
194.498 dalam sehari. Sebagai media Islam, secara update menginformasikan
berita mengenai perkembangan isu internasional Negara Islam Irak dan Suriah.
Mengingat Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, menjadi
penting dalam mengawal isu tersebut.6 Republika Online adalah salah satu situs
yang tidak diblokir pemerintah atas dugaan situs radikal. Secara umum
pemberitaan ISIS di Republika Online memuat perkembangan serta gerakan
maupun aksi kekerasan yang dilakukan.
Sedangkan alasan peneliti memilih media online Suara Islam atau
SuaraIslam.com, adalah salah satu media masa Islam termasuk tidak diblokir
pemerintah. Dalam menulis sebuah pemberitaan SuaraIslam.com
memperjuangkan aspirasi dan hak-hak umat Islam. Sebagai media yang ingin
mencerahkan pembacanya khususnya umat Islam, media ini tidak luput memuat
pemberitaan gerakan ISIS maupun terkait perkembangannya. Berdasarkan
pengamatan peneliti, dalam sebulan SuaraIslam.com hanya mengupdate 38
hingga 40 pemberitaan seputar ISIS, sangat jauh bila dibandingkan dengan media
Republika Online mampu memuat 80 artikel topik ISIS dalam sebulan.
Pada akhirnya, berdasarkan hal-hal di atas, peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat pemberitaan ISIS sebagaimana gerakan radikalisme, dengan harapan
memberikan pengetahuan terhadap pembaca akan keragaman dimensi
pemberitaan yang ada di media massa dalam mengonstruksi sebuah berita melalui
wacana. Terhadap penelitian ini, peneliti mengambil judul “Konstruksi
6 Wawancara pribadi dengan Redaktur Republika Online Agung Sasongko, Jakarta 16
Agustus 2016.
5
Radikalisme Di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan ISIS di
Republika Online dan SuaraIslam.com)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, pemberitaan ISIS di Republika Online memuat 80
berita dalam sebulan, peneliti membatasi pada edisi 23 Maret, 14 dan 24 Mei
2016. Adapun di SuaraIslam.com memuat 38 berita terkait ISIS dalam sebulan,
peneliti membatasi pada edisi 20 Maret, 2 dan 13 Juli 2016. Pemberitaan tersebut
dipilih karena fokus pada pemberitaan tentang aksi radikal ISIS.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah pada penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan
SuaraIslam.com dilihat dari level teks?
2. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan
SuaraIslam.com dilihat dari level kognisi sosial?
3. Bagaimana wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan
SuaraIslam.com dilihat dari level konteks sosial?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini ialah:
1. Mengetahui tentang wacana pemberitaan ISIS dalam Republika Online dan
SuaraIslam.com dilihat dari level teks.
2. Mengetahui kognisi sosial yang melatarbelakangi pemberitaan ISIS dalam
Republika Online dan SuaraIslam.com.
6
3. Mengetahui konteks sosial dari pemberitaan ISIS dalam Republika Online
dan SuaraIslam.com.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Sebagai karya ilmiah diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan komunikasi
khususnya jurnalistik dan kajian analisis teks media yang menggunakan teori
analisis wacana kritis Teun A. Van Djik.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan data
bagi Mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah, khususnya mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik dalam
meningkatkan pengetahuan di bidang Karya Jurnalistik, terutama terkait
dengan analisis teks media online menggunakan analisis wacana kritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan khususnya bagi
para praktisi media, mahasiswa jurnalistik dan umumnya kepada seluruh
lapisan masyarakat peminat kajian bidang analisis teks media online.
Wartawan dalam kerja jurnalistiknya tidak lepas dari ideologi media di mana
wartawan bekerja.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis pada
pemberitaan ISIS di Republika Online dan Suara-Islam.com. Dalam
paradigma kritis media tidaklah dipandang sebagai saluran yang netral,
7
melainkan dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu dan digunakan untuk
mendominasi kelompok minoritas.
Dilihat dari ontologis paham paradigma ini sama dengan Post-
Positivisme yang menilai objek dan realitas secara kritis (critical realism)
yang tidak dapat dilihat secara benar oleh pengamatan manusia. Oleh karena
itu untuk mengatasi masalah ini, secara metodologis paham ini mengajukan
metode dialog dengan transformasi untuk menemukan kebenaran realitas
yang hakiki.7
Paradigma kritis ini sebenarnya ingin mengoreksi pandangan
konstruktivis yang dianggap kurang sensitif pada proses produksi dan
reproduksi makna yang terjadi secara historis ataupun institusional. Analisis
wacana dalam paradigma kritis ini menekankan pada konstelasi kekuatan
yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Individu tidak
dipahami sebagai subjek netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai
dengan pikirannya.8
Bahasa ini tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar
diri si pembicara. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai
representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema
wacana tertentu, ataupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu,
analisis wacana kritis digunakan untuk membongkar kuasa yang ada dalam
setiap proses bahasa.9
7 Norman K. Denzin, dan Egon Guba, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial
(Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001), h. 41. 8 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2001),
h. 6. 9 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h. 6.
8
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif dengan
pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Wacana Kritis
(Critical Discourse) model Teun A. Van Djik. Adapun level yang diteliti
menurut Teori CD Fairclough, yaitu level segi teks, level segi kognisi social,
dan level segi konteks social.
Critical Discourse Analysis (CDA) adalah jenis penelitian wacana
yang mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta
ketimpangan yang terjadi, direproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan
dalam konteks sosial dan politik. Dengan begitu penelitian analisis wacana
kritis mengambil posisi lebih eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos,
serta mengulas ketimpangan sosial yang terjadi.10
Menurut Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan nilai-nilai.
Penelitian ini dilakukan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.11
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah media Republika Online dan
SuaraIslam.com. Sedangkan Objek dari penelitian ini adalah pemberitaan
aksi radikal ISIS.
10
Teun Van Djik, Principles of Critical Discourse Analysis, (London: Sage, 2002), h.
352. 11
J. Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda,
2007), h. 6.
9
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi Teks
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode participant
observer dan non participant observer. Participant observer yakni
observasi atau pengamantan secara langsung terlibat dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang sedang diamati. Sedangkan non
participant yakni observasi yang penelitiannya tidak ikut secara
langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang sedang
diamati.12
b. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan metode wawancara yakni
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari narasumber.13
c. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik dokumentasi. Yakni
dengan mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam
data tertulis, seperti buku, artikel, majalah atau jurnal di perpustakaan
atau website yang dapat dijadikan bahan analisis dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Penulis dalam menganalisis data dengan tahapan data yang terkumpul
melalui observasi participant dan non participant, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Kemudian data terkumpul dari hasil pengumpulan di atas
12
Hendry, “Metode Pengumpulan Data” diakses pada 3 Juni 2016 dari http://teorionline
.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ 13
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 35.
10
dianalisis secara mendalam menggunakan metode analisis wacana kritis Teun
A. Van Djik.
Teori ini digambarkan mempunyai tiga level tahapan analisis, yaitu
level segi teks, segi kognisi sosial, dan segi konteks sosial. Ketiga level
tahapan ini merupakan bagian yang digabungkan ke dalam satu kesatuan
analisis.
Pada dimensi teks, Van Djik melihat suatu teks terdiri atas beberapa
struktur/tingkatan yang masing-masing bagiannya saling mendukung. Ia
membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu Struktur Makro, Superstruktur,
dan Struktur Mikro. Sementara pada aspek kognisi sosial meneliti proses
produksi teks berita dengan melibatkan wartawan sebagai penulis teks berita.
Terakhir adalah konteks sosial, yaitu membahas mengenai suatu masalah
yang terbangun dan berkembang di masyarakat.
Tabel: 1.1
Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik
Struktur Wacana HAL YANG DIAMATI
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana
yang digunakan untuk menggambarkan
seseorang atau peristiwa tertentu.
Bagaimana strategi tekstual dipakai untuk
memarjinalkan suatu kelompok, gagasan
atau peristiwa tertentu.
Critical Linguistic
11
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisi penulis
dalam memahami seseorang atau
peristiwa tertentu yang akan ditulis.
Wawancara Mendalam
Konteks Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang
berkembang dalam masyarakat, proses
produksi dan reproduksi seseorang atau
peristiwa digambarkan.
Studi Pustaka, Penelusuran
Sejarah dan Wawancara
F. Teknik Penulisan Skripsi
Dalam penelitian skripsi ini penulis mengacu pada buku pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi
skk, yang diterbitkan oleh CeQDA (Center of Quality Development and
Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Tinjauan Pustaka
Sebelum penulis melakukan penelitian ini lebih lanjut, penulis terlebih
dahulu melakukan penelusuran koleksi skripsi di Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama
Universitas Indonesia, Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Universitas Indonesia. Dari koleksi skripsi yang telah ditelusuri, terdapat
beberapa skripsi yang fokusnya hampir sama dengan penelitian ini, namun
berbeda dengan beberapa aspek, diantaranya ialah;
12
1. “Analisis Wacana Kritis Lagu Eminem”, ditulis oleh mahasiswa
Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program
Studi Inggris, Yaitu Nadya Nurfadhillah Delima.
2. “Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Israel-Palestina pada
Republika Online”, ditulis oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik, yaitu Miskatun Nikmah.
Dari kedua skripsi di atas, terdapat beberapa aspek perbedaan yang
mendasari skripsi penulis.Skripsi pertama ditulis oleh Nadya Nurfadhillah
Delima mahasiswa Universitas Indonesia Gakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Program Studi Inggris membahas tentang “Analisis Wacana Kritis Lagu
Eminem”. Pada skripsi ini metode analisis yang digunakan sama dengan
peneliti yakni analisis wacana kritis Norman Fairclough. Namun yang menjadi
perbedaannya adalah Objek penelitiannya adalah meneliti lirik lagu Eminem
sementara objek yang penulis teliti adalah pemberitaan terkait ISIS dan HTI.
Pada skripsi kedua yang ditulis oleh Miskatun Nikmah mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik membahas tentang
“Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Konflik Palestina-Israel di Republika
Online. Pada skripsi ini sama-sama menggunakan analisis wacana
kritis,namun Miskatun Nikmah menggunakan metode analisis wacana kritis
Teun A. Van Djik.
13
H. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistem penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Bab ini memuat penjelasan Konstruksi Sosial Media Massa, Model Teun A. Van
Djik, dan Berita.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Bagian ini berisi mengenai sejarah dan perkembangan, visi dan misi, serta struktur
redaksional Republika Online dan Suara-Islam.com.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN TEMUAN DATA
Bagian ini berisi tentang pemaparan hasil analisa dan temuan data terkait
penelitian yang diteliti peneliti. Peneliti akan memaparkan analisa wacana terkait
pemberitaan ISIS.
BAB V : PENUTUP
Adapun dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari peneliti mengenai hal-hal
yang dibahas dalam penelitian ini.
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Konstruksi Sosial
Konsep awal mengenai teori ini dikemukakan oleh Alfred Schultz melalui
konsep fenomenologi, yang kemudian dikembangkan oleh Peter Berger dan
Thomas Luckman. Dengan dukungan dari aliran interaksi simbolis dan
fenomenologi Schultz. Berger berpendapat bahwa konstruksi realitas secara sosial
memusatkan perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi kejadian di
sekitarnya berdasarkan pengalaman mereka.14
Dalam bukunya, Berger dan
Luckman berkata: “Pengertian dan pemahaman kita terhadap sesuatu muncul
akibat komunikasi dengan orang lain. Realitas sosial sesungguhnya tidak lebih
dari hasil konstruksi sosial dalam komunikasi tertentu.”15
Seringkali sebuah peristiwa dalam media massa yang kita akses berbeda
dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Media mengonstruksi fakta peristiwa
disesuaikan dengan ideologi, kepentingan, keberpihakkan media dalam
memandang sebuah berita. Isi media merupakan hasil konstruksi realitas dengan
bahasa sebagai dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempresentasikan
realitas, tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa
tersebut tentang realitas. Sehingga media massa memiliki peluang yang sangat
besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas
yang dikonstruksinya.
14
Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh
Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008), h. 22-23. 15
Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in
The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.
15
Menurut Burhan Bungin, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas
realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi,
objektifitas, dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan yang
lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial
tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis intersubjektif. Realitas objektif
adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di
luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis
merupakan ekspresi simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk.
Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses
penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui
proses internalisasi.16
Sedangkan Berger mengatakan eksternalisasi (penyesuaian diri),
sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckman merupakan produk-produk
sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang sui generic
dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks lingkungannya, maka
penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang
berakar dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak.
Manusia harus terus-menerus mengeksternalisasikan dirinya dalam aktivitas.
Objektivitas, pada tahap produk sosial, terjadi dalam dunia intersubjektif
masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada
proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckman, dikatakan
memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik
bagi produser-produsernya, maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia
16
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 202.
16
bersama. Objektivitas ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka
dimana mereka dapat dipahami secara langsung.17
Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu
peristiwa objektif sebagai pengungkap suatu makna, artinya, sebagai suatu
manifestasi dari proses-proses subjektif orang lain yang demikian menjadi
bermakna subjektif bagi (individu) sendiri.18
Internalisasi dalam arti umum
merupakan dasar bagi pemahaman “sesama saya”, yaitu pemahaman individu dan
orang lain serta pemahaman mengenai dunia sebagai suatu yang maknawi dari
kenyataan sosial.
Sosialisasi yang tidak sempurna berakibat terbentuknya konstruksi sosial
baru di masyarakat. Inilah proses eksternalisasi yang dimaksud Berger dan
Luckman. Di mana realitas sosial bisa saja menciptakan suatu realitas pencitraan
kelas tertentu bagi kelompok-kelompok sosial dibawahnya melalui pemaknaan
dalam interaksi simbolis maupun proses totemisme (paham kebendaan/binatang
yang dipandang suci).
17
Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise
in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri,h. 75. 18
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 197-198.
17
Tabel 2.1
Proses Konstruksi Media Massa19
B. Radikalisme
Secara etimologis radikalisme sendiri berasal dari kata radix yang artinya
“mendasar” dan “ekstrem”. Secara terminologis radikalisme dipakai untuk
menggambarkan segala macam orientasi politik yang memiliki kesamaan analisis
terhadap kemelut-kemelut politik yang menuntut kembali ke akar-akarnya, atau
pun suatu program yang dideduksi dari prinsip-prinsip pertama.20
Dalam konteks itu Thalib, misalnya, mencontohkan bahwa radikalisme
Islam adalah suatu gerakan yang memiliki ciri radikal dengan indikator adanya
karakter keras dan tegas, cenderung tanpa kompromi dalam mencapai agenda-
agenda tertentu yang berkaitan dengan kelompok muslim tertentu, bahkan dengan
pandangan dunia (world view) Islam tertentu sebagai sebuah agama. Kesan
karakter gerakan yang keras tersebut bisa terlihat dari nama dan terminologi yang
19 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 195. 20
Dikutip dari situs http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-radikalisme/ pada
tanggal 29 Desember 2016, pukul 14.53 WIB.
18
mereka gunakan sebagai nama kelompok mereka yang berkonotasi kekerasan dan
militeristik, seperti Jundullah (tentara Allah), Laskar Jihad, dan Hizbullah (partai
Allah) atau Front Pembela Islam.21
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa radikalisme
Islam adalah sebuah gerakan berbasis Islam yang dimaksudkan untuk melakukan
perbaruan dalam masalah sosial, politik, atau keagamaan, dilakukan dengan cara
drastis, keras, dan tanpa kompromi kepada pihak-pihak yang dianggap musuh,
dengan satu prinsip bahwa hanya Syariat Islam yang mampu mengatasinya
sehingga pendirian Negara Islam dan penerapan Syariat Islam menjadi ide
perjuangannya.22
Lahirnya kelompok-kelompok Islam garis keras atau radikal tidak bisa
dipisahkan dari latar belakang sosial dan cara pandang mereka. Paling tidak ada
dua sebab yang mendorong terjadinya perilaku radikal, pertama, para penganut
Islam garis keras mengalami semacam kekecewaan dan aliensi karena
“ketertinggalan” umat Islam terhadap kemajuan barat, akhirnya mereka
menggunakan kekerasan untuk menghalangi ofensif materialistik dan penetrasi
barat. Kedua, kemunculan kelompok-kelompok garis keras itu tidak terlepas dari
adanya pendangkalan agama dari kalangan umat Islam sendiri, khususnya
angkatan mudanya. Pendangkalan itu terjadi karena mereka terpengaruh atau
terlibat dalam gerakan-gerakan Islam radikal atau garis keras yang umumnya
terdiri dari mereka yang berlatar belakang pendidikan eksakta dan ekonomi. Latar
belakang seperti itu menyebabkan fikiran mereka penuh dengan hitungan-
hitungan matematik dan ekonomis yang rasional dan tidak ada waktu untuk
21
M.I. Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 153. 22
Nurjannah, Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas Nama Dakwah, (Jurnal
Dakwah, Vol. XIV, No. 2 Tahun 2003), h. 181.
19
mengkaji Islam secara mendalam. Mereka mencukupkan diri dengan interpretasi
keagamaan yang didasarkan pada pemahaman secara literal atau tekstual. Bacaan
atau hafalan mereka terhadap ayat-ayat suci al-Qur’an dan Hadist dalam jumlah
besar memang mengagumkan. Akan tetapi, pemahaman mereka terhadap
substansi ajaran Islam lemah karena tanpa mempelajari pelbagai penafsiran yang
ada, kaidah-kaidah ushul fiqh, maupun variasi pemahaman terhadap teks-teks
yang ada.23
Akar terorisme yang melibatkan banyak kelompok Islam berpandangan
radikal di Indonesia saat ini bisa dilacak dengan baik dengan melihat hubungan
dengan gerakan-gerakan Islam radikal yang telah ada sebelumnya. Penulis melihat
bahwa radikalisme Islam saat ini merupakan “turunan” dari radikalisme Islam
yang diawali sebelumnya oleh Kartosoewirjo dengan Darul Islam-nya (DI) sejak
1950-an dan gerakan Komando Jihad atau Komji yang muncul akhir 1970-an.
Hubungan ini nyata terlihat tidak hanya dari segi ideologi, tapi bahkan juga segi
biologis. Beberapa nama terduga teroris, baik yang ditangkap hidup-hidup atau
tertembak mati, tercatat telah memiliki sejarah panjang tersangkut paut dengan
gerakan teror keagamaan sebelumnya.24
Maka perlu kiranya membagi aksi teror dan radikalisme agama pasca
kemerdekaan ke dalam beberapa fase ketiga yang merupakan evolusi dua fase-
fase sebelumnya. Fase pertama telah disebut sebelumnya, ditandai dengan
munculnya gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Kartosoewirjo
yang kemudian diikuti oleh Kahar Muzakkar dan Daud Beureuh. Fase kedua
23
Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda dan Islam Kita: “Agama Masyarakat
Negara Demokrasi”, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006), h. xxvi. 24
M. Zaki Mubarak, Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran dan
Prospek Demokrasi, (Jakarta: LP3ES, 2008).
20
munculnya gerakan komando jihad 1970-an hingga 1980-an yang beberapa aktor
utamanya adalah mantan anggota DI/TII era Kartosoewirjo. Nama Abdullah
Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir, yang kemudian dikenal luas sebagai amir
Jamaah Islamiyah (JI), telah muncul pada fase itu. Fase ketiga, berbagai gerakan
teror dan kekerasan yang terjadi saat dan pasca reformasi, akhir 1990-an hingga
saat ini. Fase keempat, ditandai dengan berkembangnya kelompok-kelompok
Islam radikal baru, terutama dari kelompok muda, yang tidak atau hanya sedikit
memiliki keterkaitan dengan para tokoh generasi sebelumnya. Radikalisasi
mereka lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. Faktor teknologi
informasi dan komunikasi modern menjadi hal penting yang berperan dalam
transmisi paham atau sikap radikal kelompok baru ini.25
Istilah Radikalisme umumnya dipakai baik oleh kalangan akademisi
maupun media massa untuk merujuk pada gerakan-gerakan Islam politik yang
berkonotasi negatif seperti “ekstrem, militan, dan non-toleran” serta “anti
Barat/Amerika.” Bahkan sejak dikumandangkannya genderang perang melawan
terorisme oleh Presiden AS George W. Bush pasca serangan 11 September 2001,
istilah radikalisme dan fundamentalisme dicampur-adukkan dengan terorisme.
Ironisnya, tak jarang pula cap fundamentalisme diberikan kepada orang Islam
yang menerima Qur’an dan Hadist sebagai jalan hidup mereka. Dengan kata lain,
“kebanyakan dari penegasan kembali agama dalam politik dan masyarakat
tercakup dalam istilah fundamentalisme Islam”.
25
M. Zaki Mubarak, Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam
Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume 10 No. 1, Juni 2015, h. 81.
21
C. Konsep Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Media ialah agen memilih sumber berita. Media massa atau Mass
Media adalah saluran-saluran atau cara bagi pesan-pesan massa. Media massa
dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM, computer, TV, radio, dan
sebagainya.26
Sumber berita tidak memilih kepada khalayak, karena dengan
posisinya sebagai menyampaikan pendapatannya kepada khalayak, karena
dengan posisinya sebagai agen, juga memilih dan menentukan siapa yang
berhak dan dalam kapasitas apa seseorang berperan sebagai sumber berita.
Pekerjaan media pada dasarnya adalah pekerjaan yang berhubungan dengan
pembentukan realitas. Pada dasarnya, realitas bukan sesuatu yang tersedia,
yang tinggal ambil oleh wartawan. Sebaliknya, semua pekerjaan jurnalis pada
dasarnya adalah agen. Bagaimana peristiwa yang acak, kompleks, itu disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu berita.27
Manusia membutuhkan komunikasi sebagai jembatan yang mampu
mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok,
antarsuku, antarbangsa dan antarras, serta membina persatuan dan kesatuan
umat manusia.28
Salah satu fungsi penting dalam komunikasi bagi masyarakat
yaitu, kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Fungsi memberikan
informasi diartikan bahwa media massa menyebarkan informasi kepada
khalayak. Khalayak selalu haus akan informasi tentang segala sesuatu yang
26
Lynn H Turner, Pengamat Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika, 2008), h. 41. 27
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta:
LkiS, 2002), h. 27. 28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003), h. 27.
22
terjadi di sekitarnya. Semakin berkembangnya teknologi saat ini pun, telah
memberikan kontribusi besar dalam penyebaran informasi. Komunikasi
media massa semakin canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang
lebih dari massa ke massa.29
Di dalam pandangan kaum konstruksionis, media dilihat bukan
sebagai saluran bebas seperti yang dipandang oleh kaum positivis. Media
ialah subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias
dan pemihakkannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas. Dalam hal ini digambarkan, bagaimana media
memahami dan memaknai sebuah realitas dan dengan cara apa realitas itu
dibingkai oleh media.
Bingkai media diperlihatkan melalui konsepsi dan skema interpretasi
wartawan dalam menyusun, mengisahkan, menulis dan menekankan fakta
dari suatu peristiwa tertentu. Setiap berita memiliki bingkai yang menjadi
pusat ide. Apa saja tersaji dalam berita yang kita baca setiap hari adalah
produk dari pembentukan realitas media.
Realitas pada media tidak serta melahirkan berita, melainkan melalui
proses interaksi antar penulis berita (wartawan) dengan fakta. Terjadi proses
dialektika antara apa yang dipikirkan dan apa yang dilihat oleh wartawan
sehingga isi berita merupakan realitas yang telah mengalami proses
konstruksi kembali. Pembuatan berita pada dasaranya merupakan proses
penyusunan atau konstruksi kumpulan realitas sehingga menimbulkan wacana
yang bermakna. Media massa sudah menyelimuti setiap aspek kehidupan
29
Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007), h. 3.
23
manusia hingga saat ini. Dapat dikatakan, tak seorang pun yang dapat
menghindarkan diri dari terpaan berita yang disajikan media massa. Karena
sifat dan faktanya, pekerjaan media massa yaitu menceritakan peristiwa
sehingga kesibukan utama media massa ialah mengonstruksikan berbagai
realitas yang akan disampaikan kepada khalayak.30
Berita yang kita baca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan
hanya menunjukkan pendapat sumber berita, tetapi juga konstruksi dari media
itu sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinya, media ikut
membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.
Selain dibentuk dalam berbagai jenis, berita pun disajikan dengan
konstruksi tertentu. Adapun unsur-unsur yang menjadi konstruksi berita
adalah.31
a. Headline (judul berita)
Headline dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek. Tapi cukup
memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakan.
b. Lead (teras berita)
Lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa
yang dilaporkannya.
c. Body (kelengkapan atau kejelasan berita)
Body adalah penjelasan secara rinci dan dapat melengkapi serta
memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead tadi.
30
Ibnu Hamas, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.
11. 31
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik
(Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h. 115-130.
24
2. Media Massa Online
Media online adalah media yang berbasiskan teknologi komunikasi
interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan oleh karenanya ia memiliki
cirri khas yang tidak dimiliki media konvensional lainnya, salah satunya
adalah pemanfaatan internet sebagai wahana dimana media tersebut
ditampilkan, sekaligus sarana produksi dan penyebaran informasinya.
Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan
komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni
TCP/IP. Kata “internet” bisa didenotasikan sebagai perangkat program
komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi,
memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar
informasi. Awal 1970 internet mulai merambah penggunaannya di perguruan
tinggi dan memasuki 1980 internet sudah bisa diakses oleh publik. Kini
pemanfaatan internet telah menjangkau banyak bidang. Media massa
tradisional seperti koran, majalah, radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai
bersaing dengan internet, penyebaran iklan yang bisa menjangkau potential
buyer dari berbagai belahan dunia, pertukaran informasi serta data yang bisa
lebih cepat dibanding jasa pos. Perkembangan program seperti email, IRC,
bulletin boards, wide web itu sendiri pada dasarnya adalah pembuktian bahwa
teknologi dunia baru cum media komunikasi itu semakin berkembang.32
Oleh karena itu, peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet,
sangatlah besar dalam mendukung setiap proses penyelenggaraan media
online. Besarnya pengaruh teknologi internet dalam penyelenggaraan media
32
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber (Penerbit: Kencana
Prenada Media Group, 2012), h. 52-55.
25
online ditunjukkan lewat pengeksplorasian setiap karakter yang dimiliki
internet yang kemudian diadopsi oleh media online.
Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya
pada bidang teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-
budaya, termasuk media massa. Dengan adanya internet, terjadi pemekaran
(konvergensi) dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya.
Perkembangan teknologi media yang cepat dengan kemampuan
konvergensinya secara perlahan tapi pasti akan berdampak pada sistem kerja
media massa, terutama praktik jurnalistik. Meskipun prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan etika dasar tetap dipertahankan sesuai nilai universal
jurnalisme: akurat, objektif, fair, seimbang, dan tidak memihak, namun dalam
praktiknya, kehadiran jurnalisme online yang difasilitasi internet sedikit
banyak mereduksi teknik-teknik jurnalisme konvensional yang selama ini
berlaku.
D. Model Analisis Wacana Teun A. Van Djik
Analisis wacana model Teun A. Van Djik sama seperti dengan analisis
wacana model lain, seperti model Roger Fowler dan kawan-kawan, model Theo
van Leeuwen, model Sara Mills, dan model Norman Fairclough, yang meneliti
sebuah teks dan dihubungkan pada konteks sosial. Analisis wacana model Teun
A. Van Djik merupakan model analisis yang banyak digunakan pada sebuah
penelitian karena Van Djik telah menggabungkan beberapa elemen wacana,
sehingga sangat praktis digunakan dan cocok untuk meneliti berbagai wacana.
Analisis wacana model Van Djik meneliti bagaimana sebuah teks
diproduksi. Menurut Van Djik, teks memiliki arti dalam sebuah struktur
26
masyarakat. Bukan hanya sisi teks saja yang perlu diteliti, tapi bagaimana
kesadaran pembuat teks dalam memahami konteks sosial yang ada. Dengan
analisis ini akan terlihat bagaimana wartawan menggambarkan nilai-nilai yang
ada di masyarakat melalui kesadarannya, dan digunakannya dalam membuat teks.
Selain itu, dalam analisis wacana ini juga meneliti bagaimana sebuah konteks
sosial berkembang di masyarakat.33
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis wacana
model Teun A. Van Djik meneliti beberapa dimensi atau bangunan dalam melihat
sebuah wacana, yaitu meneliti dimensi struktur teks, dimensi kognisi sosial yang
merupakan kesadaran dari wartawan, dan dimensi konteks sosial yang
berkembang dalam masyarakat. Berikut skema penelitian model Van Djik beserta
penjelasannya:
Tabel 2.2
Skema Penelitian dan Motode Teun A. Van Djik34
STRUKTUR Metode
Teks
Menganalisis teks dengan tujuan
untuk melihat strategi representasi
dari seseorang atau realitas tertentu
dalam sebuah wacana.
Critical Linguistic
Kognisi Sosial
Menganalisis kognisis sosial si
33
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2005),
h. 222. 34
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 275.
27
penulis, untuk melihat pemahaman
penulis terhadap seseorang atau
realitas tertentu yang akan ditulis.
Wawancara Mendalam
Konteks Sosial
Menganalisis bagaimana wacana
yang berkembang dalam
masyarakat, proses produksi dan
reproduksi seseorang atau realitas
digambarkan.
Studi Pustaka. Penelusuran sejarah,
dan wawancara
1. Teks
Teks merupakan salah satu bagian dari bangunan wacana yang
terdiri beberapa tingkatan yang saling mendukung seperti yang dikatakan
Van Djik. Tingkatan ini terbagi menjadi tiga bagian: struktur makro,
merupakan topik atau tema yang terlihat dalam suatu berita, topik akan
menentukan makna teks secara keseluruhan. Suprastruktur, bagian ini
merupakan wacana yang berhubungan dengan suatu teks, yang terdiri dari
teras berita, tubuh berita, dan penutup. Struktur mikro, mengamati makna
wacana dari pemilihan struktur kebahasaan dari yang terkecil, yaitu kata,
kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar.35
Berikut uraian dari elemen wacana Van Djik secara detail. Elemen-
elemen ini merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung
satu sama lain.
35
Teun A. Van Djik, News as Discourse, (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates,
1988), h. 17.
28
Tabel 2.3
Elemen Wacana Van Djik.36
Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen
Struktur Makro
Tematik
Tema yang dikedepankan
dalam suatu berita
Topik
Superstruktur
Skematik
Bagaimana urutan atau
susunan berita dalam teks.
Skema
Struktur Mikro
Semantik
Adanya penekanan makna
dalam teks berita.
Latar, detail,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi.
Struktur Mikro
Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,
susunan) yang dipakai.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti.
Struktur Mikro
Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
dipakai
Leksikon
Struktur Mikro
Retoris
Bagaimana dan dengan cara
apa penekanan dilakukan
Grafis, Metafora,
ekspresi.
36
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228.
29
a. Tematik
Elemen ini merupakan gagasan inti dari suatu teks, yang
menggambarkan apa maksud yang ingin disampaikan seorang wartawan
ketika melihat suatu peristiwa. Elemen ini disebut sebagai tema atau topik.
Tema dan topik merupakan elemen yang mewakili dari keseluruhan ini
teks, elemen lain dilihat sebagai cara yang digunakan wartawan untuk
mendukung tema atau topik yang ditekankan berdasarkan pada
pemahaman wartawan dari suatu peristiwa.37
Untuk mengetahui topik dari
sebuah berita, kita harus membaca terlebih dahulu berita tersebut sampai
selesai, setelah itu kita dapat menarik kesimpulan hal penting apa yang
telah ditekankan wartawan pada hasil produksinya tersebut.
Misalkan terdapat sebuah wacana yang memiliki subtopik dengan
judul bahaya bahan kimia yang terdapat pada alat kosmetik, buah-buahan
dan sayur-sayuran baik untuk kesehatan dan kecantikan, rutin olahraga
teratur dan perbanyak minum air putih. Dari judul subtopik tersebut
terlihat saling mendukung, dan memperkuat, jika ditarik kesimpulan
subtopik ini membentuk topik utama, yaitu tips menjaga kesehatan dan
kecantikan secara alami. Maka dapat dipahami bahwa penulis wacana ini
berpikir bahwa cantik tidak selalu menggunakan make up, tapi dapat
disiasati dengan pola kehidupan yang baik.
37
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229-231.
30
b. Skematik
Skematik merupakan skema atau alur sebuah teks. Alur ini
membentuk sebuah susunan atau urutan dari bagian-bagian dalam teks.
Alur ini merupakan bagian pendahuluan sampai akhir dalam sebuah teks.
Jika dalam sebuah karya ilmiah, alur ini dimulai latar belakang, tujuan,
hipotesis, isi, dan kesimpulan. Sebuah berita pada umumnya juga terdapat
skema besar yang terbagi menjadi dua, judul dan lead. Kedua, story yaitu
isi berita secara menyeluruh.38
c. Semantik
Semantik dalam skema Van Djik adalah menelaah hubungan
antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna dalam
sebuah teks, dengan maksud menunjukkan bagian penting dari struktur
wacana, bahkan mengiringi ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa.39
Dalam semantik terdapat beberapa elemen, seperti latar, detil,
maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Latar berupa pemilihan latar
belakang dari suatu peristiwa oleh wartawan untuk digunakan sebagai
kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Detil merupakan
penambahan juga pengurangan informasi demi keuntungan komunikator.
Elemen maksud mirip seperti detil, elemen maksud juga demi keuntungan
si komunikator, dengan cara memperjelas atau memperbelit informasi
yang ditulisnya. Selain itu, Praanggapan merupakan pernyataan yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Hampir serupa dengan
latar yang berupaya mendukung pendapat dengan jalan member latar
38
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232. 39
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,
dan Analisis Framing, (Bangdung: Rosdakarya, 2009), h. 78.
31
belakang. Namun, praanggapan adalah upaya mendukung pendapat
dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya.40
d. Sintaksis
Sintaksis melihat bagaimana pemilihan kalimat (bentuk, susunan)
dalam sebuah teks. Sintaksis ini meliputi: bentuk kalimat, koherensi, dan
kata ganti. Bentuk kalimat merupakan teknis kebenaran tata bahasa yang
menentukan makna dalam susunan kalimat dengan memfokuskan salah
satu aktor atau pernyataan. Koherensi, menghubungkan dua buah kalimat
yang berlainan fakta sehingga terlihat saling berhubungan. Selanjutnya,
kata ganti adalah elemen yang digunakan komunikator untuk
menempatkan dimana posisi seseorang.41
e. Stilistik
Stilistik adalah penggunaan gaya bahasa yang digunakan
komunikator kepada komunikan agar tercipta maksud dan kesan tertentu.42
Gaya bahasa yang dimaksud yaitu Leksikon, yang merupakan pemilihan
sebuah kata dari beragam macam kata yang tersedia dengan tingkatan
makna yang berbeda-beda.43
Sebagai contoh, kata waria memiliki kata lain
seperti bencong, dan transgender, dari kata-kata tersebut terdapat arti yang
sama namun maknanya berbeda. Komunikator akan memilih salah satu
pilihan kata tersebut sesuai dengan sikap dan cara pandang komunikator.
40
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 256. 41
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-253. 42
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82. 43
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 225.
32
f. Retoris
Retoris adalah strategi untuk melakukan penekanan, menonjolkan
hal yang dianggap penting. Retoris ini terdiri dari grafis, metafora, dan
ekspresi. Penekanan penyataan yang penting dengan elemen grafis yaitu
berupa pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf
dengan ukuran yang berbeda, termasuk pemakaian caption, grafik,
gambar, dan table. Sedangkan metafora merupakan ornament dari suatu
berita untuk memperkuat pesan, ornament ini berupa kiasan atau ungkapan
yang telah menjadi kepercayaan masyarakat.44
2. Kognisi Sosial
Metode analisis model Teun A. Van Djik menawarkan suatu
analisis yang disebut kognisi sosial. Selain menganalisis sebuah struktur
teks, kita juga harus meneliti bagaimana teks tersebut diproduksi, yaitu
dengan melakukan penelitian atas kesadaran mental wartawan dalam
memandang peristiwa yang diangkat pada sebuah teks (Eriyanto,
2001:260).
Dengan menggunakan analisis kognisi sosial wartawan, maka akan
terpecahkan kenapa struktur teks dalam berita bisa seperti itu,
sesungguhnya struktur teks yang penuh makna tersebut merupakan karya
seseorang wartawan yang memiliki kesadaran, Eriyanto mengatakan
bahwa wartawan bukan individu yang netral, tetapi memiliki nilai,
pengalaman, dan pengaruh ideologi yang didapat dari kehidupannya.
44
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 257-249.
33
Maka, struktur teks yang dibuat beberapa wartawan hasilnya tidak
akan sama, karena teks bukan sekedar menyusun kata menjadi kalimat,
kalimat menjadi sebuah paraghraf. Setiap orang memiliki nilai,
pengalaman, dan pengaruh ideologi yang berbeda. Hal ini terjadi karena
masing-masing daerah memiliki nilai, dan ideologi yang tidak sama,
sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahami suatu realitas.
Begitupun seorang wartawan, akan menghasilkan teks berita berdasarkan
kesadaran yang diperoleh dari pengalan hidup pribadi.
Kognisi sosial menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan
untuk memahami teks wacana. Oleh karena itu, dibutuhkan peneliti atas
kognisi dari wartawan yang memproduksi teks wacana tersebut. Adapun
cara pencarian data dengan melakukan proses wawancara mendalam pada
narasumber yang berkaitan, terutama penulis teks wacana.
3. Konteks Sosial
Salah satu cara dari analisis wacana adalah meneliti sebuah wacana
yang terkonstruksi dalam masyarakat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
melihat bagaimana sebuah makna tersebar dan dianut bersama dalam
masyarakat.45
Dalam hal ini yang diteliti adalah keberadaan sebuah
peristiwa yang telah terjadi di lingkungan masyarakat, yang mana
peristiwa tersebut digunakan wartawan untuk dijadikan sebagai bahan
beritanya.
Van Djik dalam Eriyanto mengatakan, ada dua poin penting dalam
menganalisis mengenai masyarakat, yaitu kekuasaan, dan akses.
45
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 271.
34
Kekuasaan dilihat sebagai alat kontrol yang dimiliki kelompok dominan
yang mempengaruhi cara pandang, seperti kepercayaan, sikap, dan
pengetahuan. Dengan memiliki uang, status, dan pengetahuan, umumnya
akan memperoleh suatu kekuasaan.
Dengan kekuasaan, maka kelompok dominan akan leluasa dalam
membuat keputusan karena kedudukannya yang tinggi dan merasa berhak
untuk mengeluarkan suara atas kepentingannya, yang suara kelompok
minoritas akan terkalahkan oleh suara kelompok dominan. Dalam media
massa, orang yang diwawancarai dan mendapatkan porsi yang besar dalam
berita merupakan orang yang memiliki kedudukan tinggi dan pengetahuan
yang lebih bidang yang ditekuninya.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Republika Online
1. Profil Republika Online
Sebelum menjelaskan profil dari Republika Online, peneliti akan
menguraikan ide awal lahirnya Republika Online yang dimulai dengan
sejarah terbentuknya Republika cetak. Republika merupakan koran
nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di
Indonesia. Kehadiran media ini selain memberi saluran bagi aspirasi
namun juga menumbuhkan pluralisme informasi masyarakat. Penerbitan
tersebut merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya
para wartawan profesional muda yang telah menempuh beberapa langkah.
Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dapat
menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan. Republika
terbit pertama kali pada 4 Januari 1993.
Pada 1995, Republika menyajikan layanan berita di situs web
internet, dengan alamat www.republika.co.id. Ini adalah koran pertama di
Indonesia yang tampil di dunia internet, situs ini kemudian dinamakan
Republika Online (ROL). Rol muncul pertama kali di internet pada awal
1995 atau sekitar dua tahun setelah surat kabar Republika terbit. Sebagai
situs berita, pada saat itu, muatan Rol hanya menduplikasi materi berita-
berita koran Republika secara lengkap.46
46
Company Profile Republika Online
36
Tujuan utama penerbitan Republika versi internet adalah untuk
melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk
pembaca yang berada di luar negeri. Pada fase berikutnya Rol secara
bertahap mulai berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi.
Desain dan berbagai layanan web dan materi beritanya pun lebih
diperkaya.
Kemudian sejak pertengahan 2008 Rol mengalami perubahan
besar, dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia.
Perubahan tersebut terjadi sebagai jawaban atas munculnya tantangan
industri media yang mulai memasuki era konvergensi media. Dalam hal
ini Republika dituntut untuk memiliki dan mendistribusikan content
medianya dengan format cetak, online dan mobile.
Sesuai dengan falsafah dasar Republika, muatan Rol tetap
mengedepankan komunitas Muslim sebagai basis penjunjungnya.
Tampilan Rol terbaru inilah yang diluncurkan kembali (relaunching) pada
6 Februari 2008.47
Republika Online ini lahir sebagai bentuk respon terhadap
perkembangan teknologi. Pada awalnya Republika.co.id itu hanya sebagai
website pelengkap, artinya sebagian isinya itu lebih banyak dari berita-
berita yang dimuat di koran Republika, artinya memindahkan berita dari
koran ke internet pada awalnya. Kemudian, pada tahun 2009
Republika.co.id tidak hanya menjadi website yang hanya memindahkan
berita Koran ke internet. Tetapi Republika.co.id sejak 2009 mulai
47
Company Profile Republika Online
37
memporsikan diri menjadi portal berita, artinya website yang
menampilkan berita-berita setiap saat dan lebih cepat.48
2. Visi dan Misi Republika Online
Adapun visi dari Republika Online adalah menjadikan HU
Republika sebagai koran umat terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai
universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan professional, namun
mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan
kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil Alamin.
Sedangkan misinya adalah menciptakan dan menghidupkan sistem
manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu
mempertanggungjawabkan secara profesional
3. Struktur Organisasi Republika Online
Berdasarkan data company profil Republik Online, berikut ini
adalah susunan redaksi Republika Online.
Tabel 3.1
Struktur Organisasi Republika Online49
Pemimpin Redaksi Irfan Junaidi
Wakil Pemimpin
Redaksi
Nur Hasan Murtiaji
Redaktur Pelaksana
Republika Online
Maman Sudiaman
Asisten Redaktur Didi Purwadi, Muhammad Subarkah
48
Company Profile Republika Online 49
Dikutip dari http://www.republika.co.id/page/about diakses pada 31 Mei 2016 pukul
20.45 wib.
38
Pelaksana Republika
Online
Tim Redaksi
Agung Sasongko, Bayu Hermawan, Bilal
Ramadhan, Citra Listya Rini, Damanhuri
Zuhri, Esthi Maharani, Hazliansyah, A.
Syalaby Ichsan, Ilham Tirta, Indira Rezkisari,
Israr Itah, Julkifli Marbun, M. Akbar, Taufik
Rahman, Winda Destiana Putri, Yudha
Manggala Putra, M. Amin Madani, Sadly
Rahman, Ririn Liecthiana, Fian Firatmaja,
Ani Nursalikah, Angga Indrawan, Dwi
Murdaningsih, Nidia Zuraya, Nur Aini,
Teguh Firmansyah, Andi Nur Aminah, Karta
Raharja Ucuy.
Sales Coordinator Heru Supriyatin
Tim Sales dan Promosi W.K. Hadi Laga, Rani Kurniasari, Rizka
Vardya, Ade Afriyani, Achmad Yani,
Annisha Ravka Batra.
Tim Sosial Media Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari,
Dian Alfiah, M. Fauzul Abraar, Inarah.
Tim IT dan Desain Mohammad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul
Gadir, Nandra Maulana Irawan, Mardiah,
Kurnia Fakhrini.
Kepala Support dan Slamet Riyanto
39
GA
Tim Support Firmansyah
Sekred Erna Indrianti
Rol Shoop Ricky romadon
4. Prinsip Dasar Republika Online50
a. Mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam format
netizen (citizen journalism).
b. Member ruang luas bagi content how to, tips, people, dan service
c. Santun, ramah dan akrab dengan keluarga.
d. Dekat dengan semua komunitas.
e. Mengutamakan berita dengan informasi keislaman.
f. Menyeimbangkan good news dengan bad news.
g. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat.
h. Mudah diakses.
5. Produk Republika Online51
a. Portal internet yang menampilkan content dalam format teks, voice,
dan mendistribusikan content secara online dan mobile, print.
b. Media interaktif komunitas Muslim untuk membangun partisipasi
dan kesadaran umat terhadap plurarisme informasi berkualitas.
c. Fokus pada pengembangan content berbasis keislaman.
d. Memberi ruang informasi sangat luas dan cepat ‘Tersaji begitu
terjadi’.
50
Company Profile Republika.co.id 51
Company Profil Republika.co.id
40
e. Melayani segmen audiens level SES Class A-B dengan usia 18-50
tahun.
B. SuaraIslam.com
1. Profil SuaraIslam.com
Suara Islam Media Group adalah media komunikasi dan informasi
yang bertujuan untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam
kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara. Berdiri sejak Juli 2006,
Suara Islam lahir atas prakarsa para tokoh, kyai, ulama dan habib serta
pemimpin ormas Islam yang bergabung dalam Forum Umat slam
(FUI). Di antara tokoh Islam yang merintis lahirnya media ini adalah
KH Yusuf Hasyim (alm), KH Hussein Umar (alm), Dr H Ahmad
Sumargono (alm) dan HM Cholil Badawi.52
Awalnya, Tabloid Suara Islam hanya sebuah bulletin mingguan
yang mengambil artikel-artikel dari tokoh-tokoh pemuka agama dan
sumbangsih karya tulis pemuka FUI (Forum Umat Islam), dan
sirkulasinya pun hanya disebarkan ke masjid-masjid sekitar homebase
FUI. Namun, setelah almarhum KH. Yusuf Hasyim merintis Suara
Islam menjadi tabloid pada pertengahan 2006, perkembangan Suara
Islam lambat laun semakin baik. Pada awal lahirnya Tabloid Suara
Islam, pemasaran tabloid ini hanya di sekitar Jakarta, Depok, dan
Bekasi. Sekitar 8 bulan berjalan, Suara Islam sudah memiliki biro di
daerah jabodetabek.
52
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi kantor redaksi
Suara Islam.
41
Suara Islam mempunyai tagline “Memperjuangkan Aspirasi dan
Hak-hak Umat” karena lahir dari sebuah keprihatinan saat itu bahwa
tidak adanya media yang pro terhadap perjuangan umat Islam, ini
dikarenakan sebagai agenda perjuangan yang dilakukan umat Islam
baik dalam lingkup nasional maupun daerah tidak dapat tersampaikan
dengan baik kepada umat Islam yang lainnya. Aspirasi dan hak-hak
umat Islam menjadi terbengkalai jika hanya mengandalkan media
massa sekuler. Karena sebaliknya, berbagai fitnah dilancarkan oleh
media-media sekuler untuk menghantam Islam, ormas Islam dan
tokoh-tokohnya. Nyaris, umat Islam tanpa pembelaan sedikitpun dari
sisi media massa.
Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, selain dalam format
tabloid, Suara Islam juga hadir dalam bentuk online (daring), dengan
alamat www.suara-islam.com. Sesuai dengan misi perjuangan Forum
Umat Islam (FUI) untuk mewujudkan NKRI Bersyariah, maka sejak
2013, Suara Islam Online mengemban motto “Mengawal NKRI
Bersyariah.”53
Dasar Pendirian Suara Islam Media Group:
1. Am al Rasul yang terus menerus sejak di Makkah hingga akhir hayat
di Madinah sebagai penyampai risalah Islam (Qs. An Nuur 54).
2. Pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan (Qs. Al Ahzab 45-47).
3. Perintah Allah untuk Kelompok Dakwah Dakwah (Qs. Ali Inron 104)
53
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor
redaksi Suara Islam.
42
2. Visi dan Misi SuaraIslam.com54
Dengan berdasarkan latar belakang dan dasar pendirian Suara
Islam Media Group yang berorientasi dalam rangka dakwah, pengurus
atau redaksi selaku hamba Allah, Suara Islam mempunyai visi dan
misi sebagai media yaitu:
Visi Suara Islam
1. Media penyampai risalah Islam.
2. Media penjaga Islam dan pembela umat Islam.
3. Media penyeru kepada terwujudnya kehidupan Islam.
4. Media penerang sistem ajaran Islam.
5. Media silaturrahmi umat Islam.
6. Media penyeimbang informasi.
Misi Suara Islam
1. Menyampaikan risalah Islam.
2. Menjaga Islam dari propaganda pihak manapun.
3. Membela nasib umat Islam di dalam maupun luar negeri.
4. Menyerukan terwujudnya sistem Islam dalam kehidupan masyarakat
dalam seluruh aspeknya.
5. Menerangkan sistem ajaran Islam secara kaffa.
6. Meningkatkan kesadaran umat Islam secara luas terhadap realitas
kehidupan dan ajaran Islam sebagai solusi seluruh persoalan
kehidupan.
54
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor
redaksi Suara Islam.
43
7. Memfasilitasi silaturrahmi Umat Islam dan lembaga-lembaga yang
dimiliki oleh umat Islam.
8. Menyeimbangkan informasi media sekuler yang senantiasa miring
kepada Islam dan umat Islam.
Tabel 3.2
Struktur Organisasi Suara Islam55
Pemimpin Umum KH. Muhammad Al-Khaththath
Pemimpin Redaksi HM. Aru Syeiff Assadullah
Wakil Pemimpin
Redaksi
HM. Luthfie Hakim
Staf Ahli Amran Nasution
Redaktur Senior
Rahimi Sabirin, HM. Mursalin, R.
Mahendradatta, Iskandar Zulkarnaen,
Joserizal, Jurnalis, Ummu Dilla,
Munarman, Agung Laksono, Bernard
Abdul Jabbar, Achmad Michdan, Nuim
Hidayat.
Sekertaris Redaksi M. Syah Agusdin, M. Shodiq Ramadhan
Redaktur
Abu Zahra, Ummu Hanifa, Ummu Dhuha,
Fachrurozi, Nurbowo, Oma R. Rasyid,
Kusfiardi, Mulyadi.
Desain dan Pra Cetak Irwan AR
55
Dokumen Resmi Tabloid Suara Islam dan SuaraIslam.com, konfirmasi dari kantor
redaksi Suara Islam.
44
Direktur H. Tabrani Sabirin
Wakil Direktur Sudadi
Legal Officer H. Munarman SH., h. Wiraman Adnan SH.
Manajer Produksi H. M. Hijrah Dahlan
Manajer Pemasaran M. Shodiq Ramadhan
Manajer Keuangan Syaiful Falah
Alamat Redaksi Jl. Kalibata Tengah No. 3A Jakarta Selatan
Telpon/Fax. 021-7942240,
Website www.suara-islam.com
E-mail [email protected]
C. Islamic State of Iraq And Syria (ISIS)
Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria
(Islamic State in Iraq wa asy-Syam) merupakan terjemah dari organisasi
Ad-Dhaulah al-Islamiyah di al-Iraq wa asy-Syam. Tapi Associated Press
dan Amerika Serikat menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The
Levant (ISIL).57
Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan
Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk
bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di
bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama
organisasi yang menyebut istilah “Ad-Dhaulah Al-Islamiyah” (Islamic
State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan
56
Tabloid Suara Islam Edisi 194 Tanggal 18 Rabiul Awal – 2 Rabiul Akhir 1536 H/ 9 –
23 Januari 2015. 57
Dikutip dari http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis-dan-
perkembangannya, diakses pada Sabtu, 25 Juni 2016 pukul 10.15 wib.
45
di berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiannya di
bawah payung organisasi yang besar
Perkembangan Islamic State of Iraq and Syria atau yang biasa
dengan sebutan ISIS, merupakan sebuah kekhalifahan ekstremis jihadis
Sunni yang berbasis di Iraq dan Syria, Timur Tengah, dimulai pada tahun
1990. Pada saat itu kelompok ini masih bernama Jama’at al-Tawhid wal-
Jihad dan pendahulu dari Tanzim Qaidat al-Jihad di Billad al-Rafidayn
yang biasa dikenal Al-Qaeda.58
Sejarah lahirnya ISIS bermula dari Jama’at al-Tawhid wal-Jihad,
sebuah pasukan milisi yang dipimpin dan didirikan oleh seorang
berkebangsaan Jordania, Abu Muzab al-Zarqawi. Menyusul invasi Iraq
pada tahun 2003, Jama’at al-Tawhid wal-Jihad berhasil menjadi terkenal
pada era-era awal kekacauan di Iraq bukan hanya menyerang tentara
koalisi, tapi juga serangan bunuh diri yang berkali-kali dilakukan yang
tidak jarang menjadikan sipil sebagai target mereka. Hal lain yang
membuat nama mereka dikenal dunia adalah pemenggalan tawanan.59
Puncaknya adalah pada Oktober 2004, dimana secara resmi
kelompok ini memutuskan untuk bergabung dengan jaringan Al-Qaeda
milik Osama bin Laden dan mengganti namanya menjadi Tanzim Qidat
Al-Jihadfi-Bilad Al-Rafidayn yang juga dikenal Al-Qaeda in Iraq (AQI).60
Sejak saat itu serangan AQI terhadap masyarakat sipil dan pemerintah
58
Dikutip dari http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada
Sabtu, 25 Juni 2016 pukul 12.01 wib. 59
http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada Sabtu, 25 Juni
2016, Pukul 16.35 wib. 60
http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html diakses pada Sabtu, 25 Juni
2016, Pukul 17.01 wib.
46
Iraq, serta pasukan keamanan meningkat tajam. Dalam surat yang
ditujukan untuk Al-Zarqawi pada Juli 2005, pemimpin deputi Al-Qaeda
saat itu, Zayman Al-Zawahiri menuliskan sebuah rencana empat tingkat
yang akan dilakukan untuk memperluas perang Iraq yang di dalamnya
termasuk menendang keluar tentara Amerika dari Iraq, membangun
sebuah kekhalifahan, memperluas konflik ini kepada tetangga Iraq yang
sekuler, dan ikut serta dalam konflik Arab dan Israel. Pada Mei 2010
diangkatlah pemimpin baru yaitu Abu Bakar Al-Baghdadi yang
menggantikan Abu Umar Al-Baghdadi yang telah meninggal.61
ISIS menjalankan aksinya selama ini lewat struktur organisasi
cukup rapi yang terbagi dalam dua wilayah kekuasaan yakni Iraq dan
Suriah. Pimpinan ISIS yakni Abu Bakar Al-Baghdadi menunjuk sejumlah
perwakilan di bawah dirinya untuk memimpin masing-masing departemen,
dari mulai penjualan minyak hinggakeputusan tahan mana yang akan
dieksekusi dan bagaimana cara menghabisinya.62
61
Dikutip dari http://www.ensiklopediasli.co.id/2015/06/sejarah-isis-di-dunia-dan-
diindonesia-serta-apa-tujuannya.html diakses pada Minggu, 26 Juni 2016 pukul 09.25 wib. 62
Dikutip dari http://www.merdeka.com/struktur-organisasi-isis yang diakses pada
Selasa, 28 Juni 2016 pukul 21.10 wib.
47
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Level Teks
1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS di
Republika Online
Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, ditinjau
dari segi teks Van Djik membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama,
Struktur Makro, terdiri dari tematik. Kedua, Superstruktur, terdiri dari
skematik. Ketiga, Struktur Mikro, terdiri dari semantik, sintaksis,
stilistik, dan retoris.
Analisis Berita I Judul: “ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom
Brussels yang Tewaskan 30 Orang” (Edisi 23 Maret 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang
ingin diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.63
Tema pada teks berita terdapat pada paragraf 1:
“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan
stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa
yang merenggut 30 jiwa”64
Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini
berdasarkan pada informasi sebuah media yang berpaut pada ISIS,
memuat pengakuan ISIS melakukan serangkaian serangan di
tempat-tempat umum di Brussels, Belgia.
63
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),
h. 229. 64
“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang”
diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
48
b. Super Struktur: Skematik
Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema
pemberitaan pada teks pertama sebagai berikut:
1) Bagian awal pada berita adalah pengakuan di media Amaq
bahwa ISIS menyerang Bandar Udara Brussels, serta stasiun
kereta di kota Belgia yang menewaskan 30 orang.
“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan
stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada
Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah kantor berita yang
berafiliasi dengan kelompok tersebut melaporkan”65
(paragraf 1)
2) Pada bagian isi berita adalah bentuk sikap negara Belgia serta
langkah yang dilakukan dalam menganalisa bukti setelah
penyerangan terjadi.
“Serangan-serangan terkoordinasi memicu kewaspadaan
keamanan di seantero Eropa dan mengundang pernyataan
dukungan global..”(paragraf 3). “Media Belgia memublikasikan
sebuah gambar kamera keamanan tampak tiga pemuda yang
mendorong troli berisi barang-barang di bandara itu dan
melaporkan bahwa polisi menyangka mereka adalah calon
penyerang”(paragraf 5)
3) Berita ini ditutup dengan alasan di balik terjadinya serangan.
Pihak kepolisian yang sudah mewaspadai kemungkinan akan
terjadi aksi pembalasan, namun justru kecolongan atas
penyerangan di tempat yang tidak diperkirakan sebelumnya.
“Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang
tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di
Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur
Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi
65
“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang” diakses
dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
49
serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat
orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 66
(paragraf 8)
c. Struktur Mikro:
1) Semantik
Latar
Latar pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1.
“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan
stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada
Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah kantor berita yang
berafiliasi dengan kelompok tersebut melaporkan”67
(paragraf 1)
Detil
Detil pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1 dan 5.
“serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan stasuin kereta
metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa yang
merenggut 30 jiwa”68
(paragraf 1)
“Media Belgia memublikasikan sebuah gambar kamera
keamanan tampak tiga pemuda yang mendorong troli berisi
barang-barang di bandara itu dan melaporkan bahwa polisi
menyangka mereka adalah calon penyerang”69
(paragraf 5)
Maksud
Maksud pada pemberitaan teks pertama terdapat pada paragraf
3.
“Serangan-serangan terkoordinasi memicu kewaspadaan
keamanan di seantero Eropa dan mengundang pernyataan
dukungan global, empat hari setelah polisi Brussels menangkap
tersangka utama yang masih hidup dalam serangan-serangan
ISIS di Paris, November lalu”(paragraf 3)
Pra-Anggapan
66
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 67
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 68
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 69
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
50
Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada
paragraf 8. Pra-anggapan dibuat oleh penulis, yakni keterkaitan
dengan serangan di Paris , untuk mendukung berita penyerangan
di Brussels.
“Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang
tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di
Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur
Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi
serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat
orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 70
(paragraf 8)
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat pasif dan kalimat aktif terdapat pada
paragraf 8.
1) “Ledakan-ledakan tersebut terjadi setelah penangkapan seorang
tersangka di Brussels yang ikut melakukan serangan-serangan di
Paris yang menewaskan 130 orang. Polisi dan pasukan tempur
Belgia di jalan-jalan telah bersiaga atas aksi pembalasan, tetapi
serangan-serangan terjadi di kawasan-kawasan padat tempat
orang-orang dan tas-tas tidak digeledah” 71
(paragraf 8)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi bersifat aditif atau
penambahan “dan”, seperti pada kalimat:
“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan
stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada
Selasa yang merenggut 30 jiwa”(paragraf 1)
2) Menggunakan kata hubung pertentangan “tetapi”, seperti pada
kalimat:
70
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 71
“ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang Tewaskan 30 Orang” diakses
dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
51
“Polisi dan pasukan tempur Belgia di jalan-jalan telah bersiaga
atas aksi pembalasan, tetapi serangan-serangan terjadi di
kawasan-kawasan padat tempat orang-orang dan tas-tas tidak
digeledah”(paragraf 7)
3) Menggunakan kata hubung penanda waktu, seperti pada
kalimat:
“Mereka mengatakan, dua tersangka telah meledakkan diri,
sementara polisi memburu seorang lagi”(paragraf 6)
Kata Ganti
1) Menggunakan kata ganti “ia” sebagai kata ganti orang kedua,
seperti pada kalimat:
“Seorang saksi mata mengatakan, ia mendengar teriakan-
teriakan dalam bahasa Arab”(paragraf 4)
2) Menggunakan kata ganti “mereka” sebagai kata ganti orang
ketiga jamak, seperti pada kalimat:
“..dan melaporkan bahwa polisi menyangka mereka adalah
calon penyerang”(paragraf 5)
3) Stilistik
Leksikon
1) “Media Belgia melaporkan, polisi sedang memburu seorang
penyerang yang hidup”(paragraf 2)
2) ”Para petempur Negara Islam melepaskan tembakan di dalam
Bandara Zaventem, ”(paragraf 7)
4) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut:
ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Brussels yang
Tewaskan 30 Orang
52
Gambar 4.1 : Asap membubung dari Bandara Brussels, Belgia
setelah terjadi ledakan.
Pada gambar pemberitaan iniRepublika Online
menampilkan foto Bandara Brussels, Belgia pasca ledakan yang
dilakukan anggota ISIS. Dalam foto ini nampak asap akibat
ledakan di beberapa titik membubung ke atas. Keadaan dalam foto
ini pun pasca ledakan terlihat nampak sepi.
Metafora
Unsur metafora dalam berita pertama ini terdapat pada paragraf
1.
“Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar Udara Brussels dan
stasuin kereta metro pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada
Selasa yang merenggut 30 jiwa,”(paragraf 1)
Ekspresi
53
Ekspresi yang menggambarkan sikap histeris terdapat pada
paragraf 4.
“Seorang saksi mata mengatakan, ia mendengar teriakan-
teriakan dalam bahasa Arab dan tembakan-tembakan beberapa
saat sebelum dua serangan itu menghantam bagian
keberangkatan bandara yang penuh sesak di Brussels”(paragraf
4)
Tabel 4.1: ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom
Brussels yang Tewaskan 30 Orang
Struktur Elemen Keterangan
Makro Tema Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
mengklaim bertanggung jawab atas
serangan-serangan di Bandar Udara
Brussels dan stasuin kereta metro pada
jam sibuk di ibu kota Belgia pada Selasa
yang merenggut 30 jiwa. (paragraf 1)
Superstruktur Skematik Pendahuluan: Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung
jawab atas serangan-serangan di Bandar
Udara Brussels dan stasuin kereta metro
pada jam sibuk di ibu kota Belgia pada
Selasa yang merenggut 30 jiwa, sebuah
kantor berita yang berafiliasi dengan
kelompok tersebut melaporkan.
(Paragraf 1)
Isi: “Serangan-serangan terkoordinasi
memicu kewaspadaan keamanan di
seantero Eropa dan mengundang
pernyataan dukungan global.”(paragraf
3). “Media Belgia memublikasikan
sebuah gambar kamera keamanan
tampak tiga pemuda yang mendorong
troli berisi barang-barang di bandara itu
dan melaporkan bahwa polisi
menyangka mereka adalah calon
penyerang”(paragraf 5)
Penutup: Ledakan-ledakan tersebut
terjadi setelah penangkapan seorang
tersangka di Brussels yang ikut
melakukan serangan-serangan di Paris
yang menewaskan 130 orang. Polisi dan
pasukan tempur Belgia di jalan-jalan
54
telah bersiaga atas aksi pembalasan,
tetapi serangan-serangan terjadi di
kawasan-kawasan padat tempat orang-
orang dan tas-tas tidak digeledah”
(paragraf 8)
Mikro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar : terdapat di paragraf 1, ISIS
mengaku atas serangannya yang
merenggut 30 jiwa di Brussels, Belgia.
Detil: terdapat di paragraf 1 dan 5,
pernyataan yang menjelaskan jumlah
korban atas pengeboman tersebut dan
sebuah rekaman video seseorang di
bandara yang dicurigai sebagai pelaku.
Maksud: terdapat di paragraf 3,
serangkaian penyerangan dan teror
terkoordinasi ini memicu kewaspadaan
keamanan seantero Eropa.
Praanggapan : terdapat di paragraf 8,
dalam pernyataan serangan di Brussels
diduga upaya balas dendam akibat
penangkapan anggota ISIS pada
serangan Paris.
Koherensi: berita ini banyak jalinan
kata yang menunjukkan pertentangan,
penambahan dan penanda waktu, seperti
kata ‘dan’, ‘tetapi’, ‘sementara’.
Bentuk Kalimat: berita ini banyak
menggunakan kalimat aktif atau
berawalan me- seperti ‘menewaskan’,
dan kalimat pasif atau berawalan di-
seperti ‘digeledah’.
Kata Ganti: menunjukan kata ganti
orang kedua seperti ‘ia’, dan kata ganti
orang ketiga jamak seperti ‘mereka’.
Leksikon : terdapat pemilihan
kata‘memburu’, dan ‘petempur’.
Grafis : ditujukkan dengan foto asap
membubung dari Bandara Brussels,
Belgia pasca ledakan.
Metafora : terdapat kata yang bukan
makna sebenarnya yaitu ‘merenggut’.
Ekspresi : terdapat kata yang
menunjukkan ekspresi histeris yaitu
‘teriakan-teriakan’.
55
Analisis Berita II Judul: “Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan
Belasan Orang” (Sabtu, 14 Mei 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Tema dalam teks berita ini terdapat di paragraf 1:
“Penembakan dan serangan bom yang diklaim kelompok
bersenjata ISIS menewaskan setidaknya 16 orang di bagian utara
Baghdad..”
Tema yang diangkat penulis dalam berita ini berdasarkan
keterangan bahwa ISIS merenggut belasan nyawa akibat
melakukan serangan bom di daerah yang mayoritas adalah Muslim
Syiah.
b. Super Struktur: Skematik
Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema
pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:
1) Bagian awal pemberitaan yaitu menceritakan kapan tepatnya
insiden penyerangan ISIS terjadi dan bagaimana kejadiannya.
“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah
ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap
langkah keamanan pemerintah. Tiga orang pelaku bersenjata
melepaskan tembakan dengan sejumlah senjata mesin pada
tengah malam di sebuah kafe yang terletak di kota Balad, yang
didominasi kelompok Muslim Syiah”72
(paragraf 2)
2) Pada bagian tengah berita, berisi tentang jumlah korban
penyerangan, dalam sebuah media yang berpaut pada ISIS pun
mengklaim atas penyerangan dan menceritakan kronologi versi
ISIS.
72
“Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan Belasan Orang” diakses pada Minggu, 15
Mei pukul 22.10 wib.
56
“Empat orang tewas dan dua orang lainnya mengalami luka
kritis. Kelompok bersenjata ISIS mengatakan dalam sebuah
pernyataan online yang disebarluaskan oleh para
pendukungnya, tiga pelaku bunuh diri yang menyasar para
milisi Syiah telah meledakkan diri, meskipun sejumlah sumber
keamanan mengatakan mereka hanya mendapati seorang
pelaku yang meledakkan diri”(paragraf 4)
3) Berita ini diakhiri dengan penjelasan bahwa para pelaku
penyerangan telah lolos melewati pemeriksaan polisi sebelum
mencapai sasarannya.
“Para pelaku penyerangan Jumat itu telah melewati tiga pos
pemeriksaan polisi sebelum mencapai sasarannya. Sejumlah
pasukan keamanan dikerahkan di penjuru kota, berjaga-jaga
akan adanya serangan lanjutan”73
(paragraf 7)
c. Struktur Mikro:
1) Semantik
Latar
Latar pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 1.
“Penembakan dan serangan bom yang diklaim kelompok
bersenjata ISIS menewaskan setidaknya 16 orang di bagian
utara Baghdad pada Jumat (13/5)” 74
(paragraf 1)
Detail
Detail pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2, 3 dan 4.
”Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan
sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe
yang terletak di kota Balad..”(paragraf 2).
“Setidaknya 12 orang tewas dan 25 lainnya terluka..” (paragraf
3)
Maksud
Maksud pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2.
73
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 74
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
57
“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah
ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap
langkah keamanan pemerintah”(paragraf 2)
Pra-Anggapan
Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada
paragraf7.
“Mereka mengatakan mereka membakar orang itu hidup-hidup
setelah orang itu memberikan pengakuan. Seorang pejabat
intelijen membenarkan kejadian itu. Kelompok bersenjata ISIS
hampir menguasai Balad, yang terletak sekitar 80 kilometer ke
arah utara Baghdad, pada 2014 dan mempertahankan sebuah
garis depan sekitar 40 kilometer.”75
(paragraf 7)
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Terdapat kalimat pasif dan kalimat aktif pada paragraf 2 dan 8.
1) “Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan
sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe yang
terletak di kota Balad, yang didominasi kelompok Muslim
Syiah”76
(paragraf 2)
2) “Para pelaku penyerangan Jumat itu telah melewati tiga pos
pemeriksaan polisi sebelum mencapai sasarannya. Sejumlah
pasukan keamanan dikerahkan di penjuru kota, berjaga-jaga
akan adanya serangan lanjutan”77
(paragraf 8)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi rentetan “kemudian”, dalam
kalimat:
“Pelaku kemudian melarikan diri dan beberapa jam kemudian
salah satunya meledakkan diri di sebuah pasar terdekat setelah
pihak kepolisian dan milisi Syiah menyudutkan dirinya di
sebuah bangunan dan terjadi baku tembak,”(paragraf 4).
75
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 76
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib. 77
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016, pukul 21.00 wib.
58
2) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “meskipun”,
dalam kalimat:
“tiga pelaku bunuh diri yang menyasar para milisi Syiah telah
meledakkan diri, meskipun sejumlah sumber keamanan
mengatakan mereka hanya mendapati seorang pelaku yang
meledakkan diri,”(paragraf 5)
Kata Ganti
1) Menggunakan kata ganti orang kedua “seorang”, seperti dalam
kalimat:
“Seorang saksi mata melihat badan hangus yang diduga
merupakan mayat pelaku di sebuah pos di luar kafe itu pada
Jumat pagi,”(paragraph 6)
2) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka” dalam
kalimat:
“Mereka mengatakan mereka membakar orang itu hidup-hidup
setelah orang itu memberikan pengakuan,”(paragraf 7)
3) Stilistik
Leksikon
1) “Tiga orang pelaku bersenjata melepaskan tembakan dengan
sejumlah senjata mesin pada tengah malam di sebuah kafe
yang terletak di kota Balad..”(paragraf 2)
2) “..pihak kepolisian dan milisi Syiah menyudutkan dirinya di
sebuah bangunan dan terjadi baku tembak..”(paragraf 4)
3) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut:
“Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan Belasan Orang”
59
Gambar 4.2 :Ilustrasi Bom – Teroris
Republika Online menampilkan gambar ilustrasi dengan
menggunakan majas metafor, yakni dengan menampilkan sosok
seseorang misterius yang memegang senjata api, serta dengan
background bayangan berbentuk sebuah bom. Sosok misterius
tersebut menggunakan penutup kepala dan muka seolah-olah
seperti yang dipakai oleh orang-orang Negara Timur Tengah. Hal
ini menandakan bahwa pelaku berasal dari Negara bagian Timur
Tengah, seperti kita ketahui bahwa ISIS berasal dari Negara Irak
dan Suriah. Ilustrasi dibalut dengan gambar berbentuk senjata api
seperti senapan dan bom. Ilustrasi ini mengindikasikan bahwa
sosok misterius adalah pelaku kekerasan yang sangat radikal.
Ekspresi
Ekspresi sebuah tanggapan atau kecaman, terdapat dalam
paragraf 2.
60
“Peristiwa itu terjadi beberapa hari setelah aksi bom terparah
ISIS di ibu kota yang memicu kritik masyarakat terhadap
langkah keamanan pemerintah”(paragraf 2)
Tabel 4.2: Serangan ISIS di Utara Baghdad Tewaskan
Belasan Orang
Struktur Elemen Keterangan
Makro Tema Penembakan dan serangan bom yang
diklaim kelompok bersenjata ISIS
menewaskan setidaknya 16 orang di
bagian utara Baghdad (paragraf 1)
Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,
berisi pernyataan bahwa serangan terjadi
setelah terjadinya aksi bom terparah ISIS
hingga memicu kritik masyarakat pada
langkah keamanan pemerintah dan
menjelaskan latar kejadian.
Isi : terdapat di paragraf 4, berisi
penyataan tentang jumlah korban
penyerangan, dalam media milik ISIS
menjelaskan kronologi penyerangan dan
mengakuinya.
Penutup : terdapat di paragraf 7, berisi
pernyataan bahwa para pelaku
penyerangan telah lolos melewati
pemeriksaan polisi sebelum mencapai
sasarannya.
Mikro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar : terdapat di paragraf 1, pernyataan
serangkaian serangan ISIS hingga
menewaskan 16 orang di utara Baghdad.
Detil : terdapat di paragraf 2 dan 3, pada
paragraf tersebut menjelaskan ciri pelaku
penyerangan serta menyebutkan para
korban jiwa maupun luka kritis.
Maksud : terdapat di paragraf 2,
pernyataan bahwa serangan ISIS yang
terkoordinasi terjadi akibat langkah dan
sikap pemerintah yang kurang siaga
terhadap keamanan negaranya.
Praanggapan : terdapat di paragraf 7,
pernyataan narasumber, bahwa kelompok
bersenjata ISIS hampir menguasai Balad
yang terletak sekitar 80 kilometer ke arah
utara Baghdad, pada 2014 dan
mempertahankan sebuah garis depan
sekitar 40 kilometer.
Koherensi : berita ini menggunakan
61
penanda koherensi rentetan dan
pertentangan, seperti kata ‘kemudian’,
‘meskipun’.
Bentuk Kalimat : berita ini banyak
menggunakan kalimat aktif atau
berawalan me- seperti ‘melepaskan’,
‘mencapai’dan kalimat pasif atau
berawalan di- seperti ‘dikerahkan’,
‘didominasi’.
Kata Ganti : menunjukan kata ganti
orang kedua seperti ‘seorang’, dan kata
ganti orang ketiga jamak seperti
‘mereka’.
Leksikon : terdapat pemilihan kata
‘senjata mesin’, ‘baku tembak’.
Grafis : ditujukkan dengan ilustrasi
menggunakan majas metafor, yakni
dengan menampilkan sosok seseorang
misterius yang memegang senjata api,
serta dengan background bayangan
berbentuk sebuah bom sosok tersebut
menggunakan penutup kepala atau
sorban seperti yang dipakai oleh orang-
orang Negara Timur Tengah.
Ekspresi : terdapat kata yang
menunjukkan tanggapan serius yaitu
‘kritik’.
Analisis Berita III Judul: “Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah”
(Sabtu, 24 Mei 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Tema pada teks berita ini terdapat di paragraf 1:
“..Insiden yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) menewaskan setidaknya 148 jiwa”78
Tema yang diangkat penulis berdasarkan insiden
penyerangan yang dilakukan oleh Negara Islam Irak dan Suriah
telah merenggut korban jiwa sebanyak 148 orang di Suriah.
78
“Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah” diakses dari www.republika.co.id pada
Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.
62
Penyerangan ini dilakukan dibeberapa tempat-tempat umum seperti
rumah sakit dan stasiun bus.
b. Super Struktur: Skematik
Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema
pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:
1) Bagian pendahuluan pada berita ketiga diawali dengan kutipan
Observatorium HAM. Melaporkan bahwa serangan yang
dilancarkan oleh ISIS dan melanda tempat umum di Suriah,
lebih khusus di tujukan ke Markas dan fasilitas militer Rusia.
“Dilansir Aljazirah, Observatorium HAM untuk Suriah
melaporkan bom mobil simultan dan pelaku bom bunuh diri
menghantam stasiun bus, rumah sakit dan tempat lain di kota-
kota pesisir antara lain Tartus dan Jableh pada Senin (23/5).
Serangan seperti ini merupakan yang pertama di Tartous yang
merupakan markas bagi fasilitas angkatan laut Rusia. Serangan
juga melanda Jableh, Provinsi Latakia yang dekat dengan
pangkalan udara yang dioperasikan Rusia”(paragraf 2)79
2) Pada bagian Isi berita ketiga berisi pernyataan narasumber
menjelaskan keadaan lokasi pasca kejadian dan para korban
yang akibat ledakan yang terjadi di stasiun bus, perusahaan
listrik dan pintu rumah sakit. Seorang dokter memberikan
kesaksian mendengar ledakan di stasiun bus, selang semenit
terjadi ledakan di rumah sakit.
“Rekaman dari saluran televisi Ikhbariya menunjukkan
beberapa mobil terlihat terlempar dan terbakar di Jableh.
Observatorium mengatakan 148 orang tewas dalam
serangkaian serangan tersebut. Mereka menyatakan tujuh
ledakan mengoyak dua lokasi secara bersamaan yakni empat di
Jableh dan tiga di Tartus.Namun ada perbedaan jumlah korban
tewas antara pemerintah dan Observatorium. Menurut
79
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.
63
keterangan televisi pemerintah Suriah, korban tewas berjumlah
78 jiwa.”(paragraf 3).
“Di Jableh puluhan orang tewas saat sebuah bom mobil
meledak dekat stasiun bus. Serangan berlanjut pada aksi
seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan sabuk peledak
di dalam stasiun. Dua orang juga meledakkan diri mereka di
perusahaan listrik dan di luar pintu masuk darurat di rumah
sakit kota itu” (paragraf 4).
“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia
mendengar ledakan di stasiun bus. Namun kurang dari satu
menit kemudian ledakan juga melanda rumah sakit. "Semua
orang masuk ke unit darurat, orang terluka mulai berdatangan,"
katanya” (paragraf 5)
3) Pada bagian penutup berita ketiga menjelaskan langkah dan
sikap yang diambil pemerintah Suriah atas serangan yang
terjadi itu.
“Pascakejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim
surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi
berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,
Ankara dan Doha. Pernyataan itu mengacu pada dukungan
yang diberikan oleh Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada
pemberontak”80
(paragraf 10)
c. Struktur Mikro:
1) Semantik
Latar
Latar dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 8.
“ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut,
melalui salah satu medianya Amaq. Pernyataan kedua dari ISIS
mengatakan, serangan dilakukan di kota-kota yang dikuasai
pemerintah agar mereka mengalami pengalaman yang sama
dengan kematian Muslim akibat serangan udara Rusia dan
pemerintahSuriah”81
(paragraf 8)
Detail
Detail dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 3, 5 dan 9.
80
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib. 81
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.
64
“Observatorium mengatakan 148 orang tewas dalam
serangkaian serangan tersebut”(paragraf 3)
“seorang pengebom bunuh diri yang meledakkan sabuk
peledak di dalam stasiun. Dua orang juga meledakkan diri
mereka di perusahaan listrik dan di luar pintu masuk darurat di
rumah sakit kota itu” (paragraf 5)
“Amaq mengatakan 10 anggota ISIS tewas dalam serangan,
lima di Tartous dan lima di Jableh” (paragraf 9)
Maksud
Maksud dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraph 8.
“Pascakejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim
surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi
berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,
Ankara dan Doha. Pernyataan itu mengacu pada dukungan
yang diberikan oleh Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada
pemberontak,”(paragraf 10)
Pra-Anggapan
Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada
paragraf 8. Praanggapan dibuat oleh penulis sebagai pendukung
dari isi berita yang disampaikan.
“ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut,
melalui salah satu medianya Amaq. Pernyataan kedua dari ISIS
mengatakan, serangan dilakukan di kota-kota yang dikuasai
pemerintah agar mereka mengalami pengalaman yang sama
dengan kematian Muslim akibat serangan udara Rusia dan
pemerintahSuriah”82
(paragraf 8)
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Terdapatkalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada
paragraf 1 dan 2.
1) “Serangkaian bom mobil dan serangan bom bunuh diri
melanda pintu masuk rumah sakit, stasiun bus, dan tempat-
82
Diakses dari www.republika.co.id pada Minggu, 15 Mei 2016 pukul 22.45 wib.
65
tempat lain di dua kota yang dikuasai pemerintah
Suriah”(paragraf 1)
2) Insiden yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) menewaskan setidaknya 148 jiwa”(paragraf 1)
3) “Serangan juga melanda Jableh, Provinsi Latakia yang dekat
dengan pangkalan udara yang dioperasikan Rusia”(paragraf 2)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “namun”,
dalam kalimat:
“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia
mendengar ledakan di stasiun bus. Namun kurang dari satu
menit kemudian ledakan juga melanda rumah sakit”(paragraf
6)
2) Menggunakan penanda koherensi waktu “sementara”, dalam
kalimat:
“Sementara puluhan lainnya tewas di Tartus, saat sebuah bom
meledak di stasiun bus”(paragraf 7)
3) Menggunakan penanda koherensi sebab-akibat “akibat”, dalam
kalimat:
“Pernyataan kedua dari ISIS mengatakan, serangan dilakukan
di kota-kota yang dikuasai pemerintah agar mereka mengalami
pengalaman yang sama dengan kematian Muslim akibat
serangan udara Rusia dan pemerintah Suriah”(paragraf8)
Kata Ganti
1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, dalam
kalimat berikut:
“Mereka menyatakan tujuh ledakan mengoyak dua lokasi
secara bersamaan yakni empat di Jableh dan tiga di
Tartus”(paragraf 3)
66
2) Menggunakan kata ganti orang kedua “ia”, dalam kalimat
berikut:
“Dokter di rumah sakit Jableh Younes Hassan mengatakan, ia
mendengar ledakan di stasiun bus”(paragraf 5)
3) Stilistik
Leksikon
Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini
terdapat pada paragraf 8.
1) “Pasca kejadian Kementerian Luar Negeri Suriah mengirim
surat kepada PBB. Mereka mengatakan ledakan adalah eskalasi
berbahaya dan bermusuhan oleh rezim ekstremis di Riyadh,
Ankara dan Doha”(paragraf 8)
4) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut :
“Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah”
Gambar 4.3 : Ilustrasi Pasca Serangan Bom
67
Pada gambar pemberitaan ini Republika Online
menampilkan foto sebagai ilustrasi serangan bom. Dalam foto
diatas nampak alas kaki yang berserakan serta tumbahan darah di
sekitarnya. Dalam foto ini Republika Online ingin memberikan
gambaran atas penyebab serangan ISIS. Banyaknya alas kaki yang
berserakan menggambarkan banyaknya korban berjatuhan, dan
darah disekitarnya menandakan bahwa para korban berjatuhan
banyak yang terluka parah hingga tewas. Berdasarkan isi berita pun
akibat serangan ISIS di Suriah telah menewaskan hingga 148
orang. Banyaknya korban tewas mengindikasikan bahwa ISIS
mampu menghabisi banyak jiwa tanpa ampun.
Metafora
Metafora dalam teks berita ini terdapat pada paragraf 3.
“Mereka menyatakan tujuh ledakan mengoyak dua lokasi
secara bersamaan yakni empat di Jableh dan tiga di
Tartus”(paragraf 3)
Ekspresi
Terdapat ekspresi bingung dan ekspresi sependapat. Ekspresi
tersebut terdapat pada paragraf 7 dan 10.
1) "Orang-orang mulai berlarian tak tahu arah, mobil terbakar
dan ada darah serta mayat di jalan," ujarnya salah seorang
warga Nizar Hamade”(paragraf7)
2) Pernyataan itu mengacu pada dukungan yang diberikan oleh
Arab Saudi, Turki dan Qatar kepada pemberontak.
Tabel 4.3: Bom ISIS Tewaskan 148 Orang di Suriah
Struktur Elemen Keterangan
Makro Tema Insiden yang diklaim dilakukan Negara
Islam Irak dan Suriah (ISIS)
68
menewaskan setidaknya 148 jiwa
(paragraf 1)
Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,
kutipan Observatorium HAM seperti
dilansir Ajazirah melaporkan bahwa
serangan yang dilancarkan oleh
kelompok ISIS melanda tempat-tempat
umum di Suriah, tak terkecuali Markas
dan fasilitas militer Rusia.
Isi : terdapat di paragraf 3, 4 dan 5.
Berisi pernyataan narasumber
menjelaskan keadaan lokasi pasca
kejadian dan para korban yang akibat
ledakan yang terjadi di stasiun bus,
perusahaan listrik dan pintu rumah sakit.
Seorang dokter memberikan kesaksian
mendengar ledakan di stasiun bus,
selang semenit terjadi ledakan di rumah
sakit.
Penutup : terdapat di paragrah 10,
menjelaskan langkah dan sikap yang
diambil pemerintah Suriah atas serangan
ISIS tersebut.
Mikro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar : terdapat di paragraf 8,
pernyataan ISIS mengakui
penyerangannya di Suriah. Sebagai
bentuk balas dendam atas kematian
Muslim akibat serangan udara Rusia dan
pemerintah Suriah.
Detil : terdapat di paragraf 3, 5 dan
9.pernyataansumber menyebutkan
serangan tersebut menyebabkan 148
orang tewas. Serangkaian penyerangan
terjadi setelah bom mobil meledak dekat
stasiun dilanjutkan seorang meledakkan
diri di dalam stasiun dan dua orang
meledakkan diri tempat umum.
Maksud : terdapat di paragraf 8,
penulisan berita ini dimaksudkan bahwa
Kemenlu Suriah mengatakan kepada
PBB bahwa ini adalah eskalasi
berbahaya dan bermusuhan oleh rezim
ekstremis di Riyadh, Ankara dan Doha.
Praanggapan : terdapat di paragraf 8,
pernyataan ISIS mengakui
penyerangannya di Suriah. Sebagai
bentuk balas dendam atas kematian
Muslim akibat serangan udara Rusia dan
69
pemerintah Suriah.
Koherensi : banyak penanda hubungan
yang menunjukkan penanda koherensi
pertentangan, sebab-akibat, dan waktu.
Seperti ‘namun’, ‘sementara’, ‘akibat’.
Bentuk Kalimat : terdapat kalimat aktif
berawalan me- seperti ‘melanda’,
‘menewaskan’dan kalimat pasif
berawalan di- dalam berita ini
‘dikuasai’, ‘diklaim’, ‘dioperasikan’.
Kata Ganti : menggunakan kata ganti
orang kedua ‘ia’, dan kata ganti orang
ketiga jamak ‘mereka’.
Leksikon : terdapat pilihan kata pada
berita ini‘eskalasi’ dan ‘ektremis’.
Grafis : ditunjukkan dengan foto
ilustrasi beberapa alas kaki ukuran
dewasa hingga anak-anak berserakan
dengan tumpahan darah. Foto ini
menggambarkan banyaknya korban
jatuh akibat serangan ISIS.
Metafora : terdapat kata yang bukan
makna sebenarnya ‘mengoyak’.
Ekspresi : terdapat ekspresi emosi dan
ekspresi sependapat seperti ‘berlarian
tak tahu arah’, ‘dukungan’.
2. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Aksi Radikal ISIS di
SuaraIslam.com
Analisis Berita I Judul: “Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi
Mesir di Semenanjung Sinai” (Edisi 20 Maret 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Struktur Makro ini diamati dengan melihat tema atau topik
pemberitaan. Tema atau topik terdapat pada paragraf 6 adalah:
“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi Sinai
telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi..”83
(paragraf
6)
83
“Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi Mesir di Semenanjung Sinai” diakses dari
www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
70
b. Super Struktur: Skematik
Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema
pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:
1) Bagian awal pemberitaan yaitu berisi informasi dari beberapa
sumber, yaitu korban akibat penyerangan yang dilakukan oleh
kelompok bersenjata yang sengaja ditujukan pada pos
pemeriksaan di Arish, Mesir.
“13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada
saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos
pemeriksaan di Kota Arish menurut sumber-sumber dari
kepolisian dan kesehatan, Sabtu (19/3/2016)”84
(paragraf 1)
2) Pada bagian Isi berita ini terdapat pada paragraf 2 dan 7.
Paragraf tersebut menjelaskan bahwa penyerangan yang
terjadi di Mesir dilakukan oleh ISIS, berdasarkan
pengakuannya pada sebuah situs. Selain itu paragraf 7
ungkapan presiden Mesir bahwa insiden ini merupakan
ancaman bagi negaranya yang juga merupakan sekutu
Amerika.
“Kelompok Islami State (IS) mengklaim bertanggung atas
serangan tersebut di beberapa situs dan media pemerintah
Mesir kemudian mengonfirmasinya”85
(paragraf 2)
“Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat
saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut
informasi dari para sumber” (paragraf 3)
“Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar
dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut
ditutup oleh pasukan keamanan” (paragraf 4)
84
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 85
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
71
”Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi
Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi
serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri
tersebut”(paragraf 6)
3) Pada bagian penutup berita isi berisi terjadinya serangan ISIS
pada Mesir dikarenakan ISIS telah menguasai Negara-negara
perbatasan Mesir.
“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta
ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti
dilansir kantor berita Reuters”86
(paragraf 8)
c. Struktur Mikro:
1) Semantik
Latar
Latar pada berita pertama ini terdapat pada paragraf 8.
“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta
ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti
dilansir kantor berita Reuters”87
(paragraf 8)
Detail
Detail pada berita pertama ini terdapat pada paragraf 1 dan 4.
“13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada
saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos
pemeriksaan di Kota Arish” (paragraf 1)
“Beberapa saksi mata melaporkan mendengar ledakan besar
dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut
ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)
Maksud
Maksud dalam berita pertama terdapat pada paragraf 7.
“Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang
memimpin penggulingan Presiden Mursi, menganggap milisi
86
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 87
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
72
Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika
Serikat”(paragraf 7)
Pra-Anggapan
Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.
“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi
Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi
serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri
tersebut”(paragraf 6)
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Terdapat kalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada
paragraf 1, 4 dan 8.
1) “13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada
saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos
pemeriksaan di Kota Arish menurut sumber-sumber dari
kepolisian dan kesehatan, Sabtu (19/3/2016)”88
(paragraf 1)
2) “Beberapa saksi mata melaporkanmendengar ledakan besar
dan mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut
ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)
3) “Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta
ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti
dilansir kantor berita Reuters”(paragraf 8)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi tempat “di dalam”, seperti
dalam kalimat:
“Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS Mesir cabang Provinsi
Sinai telah menewaskan ratusan personel tentara dan polisi
serta mulai menyerang target-target Barat di dalam negeri
tersebut”(paragraf 5)
88
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
73
2) Menggunakan penanda koherensi perbandingan atau komparasi
“seperti’, dalam kalimat:
“Kelompok IS menguasai wilayah luas di Irak dan Suriah serta
ada di Libya yang berbatasan dengan Mesir, demikian seperti
dilansir kantor berita Reuters”(paragraf 7)
Kata Ganti
1) Kata ganti diatas “milisi islam” digunakan sebagai kata ganti
Negara Islam Irak dan Suriah.
“Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan pemimpin militer yang
memimpin penggulingan Presiden Mursi, menganggap milisi
Islam sebagai ancaman utama bagi Mesir, sekutu Amerika
Serikat”
3) Stilistik
Leksikon
Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini
terdapat pada paragraf 1, 3 dan 4.
1) “13 polisi Mesir dikabarkan tewas di Semenanjung Sinai pada
saat kelompok bersenjata menembakkan mortir ke arah pos
pemeriksaan di Kota Arish ”(paragraf 1)
2) “Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat
saat berusaha menjangkau korban” (paragraf 3)
3) “mengatakan bahwa akses jalan keluar-masuk kota tersebut
ditutup oleh pasukan keamanan”(paragraf 4)
4) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut:
“Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi Mesir di
Semenanjung Sinai”
74
Gambar 4.4 : Foto Polisi Mesir
Pada gambar pemberitaan ini SuaraIslam.com
menampilkan foto para anggota polisi Mesir di pinggir jalan.
Dalam foto ini SuaraIslam.com ingin menampilkan bentuk
pengamanan kota anggota polisi yang lengkap dengan seragam,
senjata dan kendaraan. Tampak bahwa para polisi tersebut sedang
melakukan penjagaan ketat di pinggir jalan kota guna
mengantisipasi serangan kelompok radikal.
Metafora
Metafora dalam berita ini terdapat pada paragraf 3 dan 5.
1) “Ambulans-ambulans menjadi sasaran tembakan senjata berat
saat berusaha menjangkau korban yang terluka menurut
informasi dari para sumber,”(paragraf 3)
2) “Mesir berjuang menghadapi perlawanan yang makin meluas
setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad
Mursi..,”(paragraf 5)
Ekspresi
75
Ekspresi dalam berita ini bentuk unjuk rasa dan sikap tidak
suka terdapat pada paragraf 5.
“Mesir berjuang menghadapi perlawanan yang makin meluas
setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi dari
Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam tertua dan terbesar di Mesir,
pada pertengahan 2013 menyusul protes besar-besaran
menentang pemerintahannya”89
(paragraf 5)
Tabel 4.4: Kelompok Islamic State Tewaskan 13 Polisi
Mesir di Semenanjung Sinai
Struktur Elemen Analisis
Makro Tema Perlawanan yang dilakukan oleh ISIS
Mesir cabang Provinsi Sinai telah
menewaskan ratusan personel tentara
dan polisi (paragraf 6)
Superstruktur Skematik Pendahuluan :terdapat di paragraf 1,
yaitu pernyataan narasumber kepolisian
di kota Arish, Mesir, 13 polisi menjadi
korban tewas akibat tembakan yang
diduga dilakukan oleh ISIS.
Isi :terdapat di paragraf 2, 3, 4, dan 6,
pernyataan bahwa ISIS
bertanggungjawab atas serangan di
Mesir. Beberapa saksi mendengar
ledakan besar yang menimpa ambulans
yang membawa korban. Kejadian ini
menewaskan ratusan tentara dan polisi
juga target barat di negeri tersebut.
Penutup :terdapat di paragraf 8,
pernyataan bahwa serangan ISIS pada
Mesir dikarenakan ISIS telah menguasai
Negara-negara perbatasan Mesir.
Mikro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar :terdapat di paragraf 8, terjadinya
serangan ISIS di Mesir, sebab ISIS telah
menguasai wilayah luas di Irak, Suriah,
dan Libya yang berbatasan dengan
Mesir.
Detil :terdapat di paragraph 1 dan 4,
pernyataan bahwa penyerangan ISIS
menewaskan 13 polisi Mesir ketika
kelompok tersebut menembakkan
senjata mesin. para saksi juga
mendengar ledakan besar. Kejadian ini
89
diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib
76
hingga menutup jalan akses kota.
Maksud :terdapat di paragraf 7,
presiden Mesir, Abdel Fattah Al Sisi
mengatakan bahwa penyerangan tersebut
merupakan ancaman utama Mesir,
sekutu Amerika.
Praanggapan : terdapat di paragraf 6,
kejadian ini menewaskan ratusan tentara
dan polisi juga target barat di negeri
tersebut.
Koherensi :menggunakan penanda
koherensi perbandingan‘seperti’ dan
koherensi tempat ‘di dalam’.
Bentuk Kalimat :terdapat kalimat aktif
berawalan me- yaitu ‘menembak’,
‘melaporkan’, ‘menguasai’,
‘mendengar’. Dan kalimat pasif
berawalan di- yaitu ‘dikabarkan’, ‘
ditutup’, ‘dikuasai’.
Kata Ganti : menggunakan kata ganti
ISIS yaitu ‘milisi islam’, dan kata ganti
Leksikon :terdapat pilihan kata dalam
berita yaitu, ‘mortir’, ‘senjata berat’.
Grafis :ditunjukkan dengan foto para
anggota polisi yang sedang menjaga
keamanan kota lengkap dengan atribut
baik senjata maupun kendaraan.
Metafora :menggunakan kata bukan
makna sebenarnya, seperti ‘senjata
berat’, ‘menggulingkan’.
Ekspresi :terdapat ekspresi unjuk rasa
dan sikap tidak suka, seperti ‘protes’,
‘menentang’.
Analisis Berita II Judul: “Kelompok Islamic State Akui Serangan
Kafe di Bangladesh” (Edisi 02 Juli 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Tema pada teks berita ini terdapat pada paragraf 1:
“Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan
terhadap satu kafe di Dhaka, Bangladesh..”90
(paragraf 1)
b. Super Struktur: Skematik
90
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
77
1) Bagian pendahuluan pada berita berisi berdasarkan sumber
berita Amaq bahwa ISIS mengakui tindakan penyerangan di
Bangladesh.
“Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan
terhadap satu kafe di Dhaka, Bangladesh, Jumat (01/07/2016),
tempat orang-orang bersenjata menahan sandera saat polisi
mengepung gedung, menurut Kantor Berita Amaq”91
(paragraf
1)
2) Bagian isi pada berita ini terdapat pada paragraf 6 dan 7.
Paragraph ini menjelaskan bahwa Negara Bangladesh
mengalami peningkatan serangan yang sebelumnya jarang
terjadi, selain itu penyerangan ini menargetkan para kaum non
muslim.
“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di
satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan
mematikan yang menargetkan ateis, gay, kaum liberal, orang
asing dan anggota minoritas agama di negara mayoritas
Muslim itu”(paragraf 6)
“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya
bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun
serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi
yang lebih terkoordinasi”(paragraf 7)
3) Pada bagian akhir berita, Bangladesh menegaskan bahwa tidak
adanya hubungan antara milisi Bangladesh dengan jaringan
jihad internasional atau ISIS.
“Pihak berwenang setempat mengatakan tidak ada hubungan
operasional antara milisi Bangladesh dan jaringan jihad
internasional”92
(paragraf 8)
c. Struktur Mikro:
1) Semantik
91
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 92
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
78
Latar
Latar dalam berita ini terdapat poda paragraf 4.
“Dalam aksi bersenjata terbaru yang terjadi di negara Asia
Selatan, polisi mengatakan delapan sampai sembilan orang
bersenjata menyerang restoran Holey Artisan di wilayah kelas
atas Gulshan, Dhaka”(paragraf 4)
Detail
Detail dalam berita ini terdapat pada paragraf 2, 3 dan 4.
“Amaq juga mengatakan 24 orang tewas dan 40 luka-luka,
beberapa dari mereka adalah warga negara asing, dalam
serangan itu”93
(paragraf 2)
“Sementara Polisi Bangladesh melaporkan hanya dua polisi
ditembak mati dan setidaknya 15 orang terluka”94
(paragraf 3)
“polisi mengatakan delapan sampai sembilan orang bersenjata
menyerang restoran Holey Artisan di wilayah kelas atas
Gulshan, Dhaka” (paragraf 4)
Maksud
maksud dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.
“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di
satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan
mematikan yang menargetkan ateis, gay, kaum liberal, orang
asing dan anggota minoritas agama di negara mayoritas
Muslim itu” (paragraf 6)
Pra-Anggapan
Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 7.
Praanggapan dibuat wartawan sebagai pendukung isi berita.
“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya
bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun
serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi
yang lebih terkoordinasi”(paragraf 6)
93
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib. 94
Diakses dari www.SuaraIslam.com pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 13.00 wib.
79
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Terdapatkalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini pada
paragraf 5.
“Para penyerang, diyakini membawa senapan serbu dan granat,
melakukan baku tembak sporadis dengan polisi di luar gedung,
beberapa jam setelah serangan itu dimulai sekitar pukul 21:00
waktu setempat”(paragraf 5)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi pertentangan “namun”,
dalam kalimat berikut:
“Di negara berpenduduk 160 juta orang itu kekerasan biasanya
bersifat individu, sering kali menggunakan parang, namun
serangan di restoran adalah kejadian yang langka dari operasi
yang lebih terkoordinasi”(paragraf 6)
Kata Ganti
1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, seperti
dalam kalimat:
“Amaq juga mengatakan 24 orang tewas dan 40 luka-luka,
beberapa dari mereka adalah warga negara asing, dalam
serangan itu,”(paragraf 2)
3) Stilistik
Leksikon
Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini
terdapat pada paragraf 5 dan 6.
“Para penyerang, diyakini membawa senapan serbu dan granat,
melakukan baku tembak sporadis dengan polisi di luar gedung,
beberapa jam setelah serangan itu dimulai sekitar pukul 21:00
waktu setempat”(paragraf 5)
80
“Bangladesh telah mengalami peningkatan kekerasan milisi di
satu setengah tahun lalu, dengan serangkaian serangan
mematikan”(paragraf 6)
4) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut:
“Kelompok Islamic State Akui Serang Kafe di Bangladesh”
Gambar 4.5 :Foto Militer Bangladesh mengerahkan pasukan elite
dari berbagai kesatuan untuk membebaskan sandera.
81
Pada gambar pemberitaan ini SuaraIslam.com
menampilkan foto para anggota militer Bangladesh di jalan umum
dengan membawa senjata. Dalam foto ini SuaraIslam.com ingin
menampilkan bahwa terkait penyerangan kafe di Dhaka,
Bangladesh, membuat negara tersebut mengerahkan pasukan elite
militer untuk melakukan operasi pembebasan para sandera yang
diduga dilakukan oleh ISIS.
Tabel 4.5: Kelompok Islamic State Akui Serangan Kafe di
Bangladesh
Struktur Elemen Analisis
Makro Tema Kelompok ISIS mengaku bertanggung
jawab atas serangan terhadap satu kafe
di Dhaka, Bangladesh. (paragraf 1)
Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 1,
pernyataan ISIS di medianya mengaku
melakukan penyanderaan dan serangan
di sebuah kafe di Bangladesh.
Isi : terdapat di paragraf 6 dan 7.
Serangan di Bangladesh oleh ISIS yang
terkoordinasi ini, mengalami
peningkatan dan yang menjadi target
kaum liberal, asing, Bay, ateis, dan
minoritas agama selain Muslim.
Penutup : terdapat di paragraf 8,
pernyataan Bangladesh menegaskan
bahwa tidak adanya hubungan antara
milisi Bangladesh dengan jaringan
jihad internasional atau ISIS.
Mikro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar : terdapat di paragraf 4,
serangan aksi senjata terbaru yang
terjadi di negara Asia Selatan, polisi
mengatakan delapan sampai sembilan
orang bersenjata menyerang restoran
Holey Artisan di wilayah kelas atas
Gulshan, Dhaka
Detil : terdapat di paragraf 2, 3 dan 4,
Pernyataan bahwa korban serangan
ISIS setidaknya 24 orang tewas dan 40
luka-luka. Serta menewaskan 2 polisi.
Diketahui delapan sampai sembilan
82
orang bersenjata adalah pelaku
penyerangan.
Maksud :Bangladesh menjadi sasaran
kelompok ISIS, hal ini berdasarkan
analisa tulisan pada berita yang
menerangkan penyerangan ditujukan
khususnya kaum ateis, gay, dan liberal.
Selain itu terjadi peningkatan serangan
di Bangladesh.
Praanggapan :terdapat di paragraf 6,
di Bangladesh kekerasan dalam
penyerangan tidak seperti biasanya,
kali ini lebih terkoordinasi seperti yang
biasanya ISIS lakukan dalam aksi
penyerangan.
Koherensi : menggunakan penanda
hubungan koherensi pertentangan
‘namun’
Bentuk Kalimat : terdapat kalimat
aktif berawalan me- yaitu ‘melakukan’,
dan kalimat pasif berawalan di- yaitu
‘diyakini’
Kata Ganti :menggunakan kata ganti
orang ketiga jamak seperti ’mereka’.
Leksikon :terdapat pilihhan kata
dalam berita seperti ‘sporadis’,
‘mematikkan’.
Grafis :ditunjukkan dengan foto
Militer Bangladesh pasukan elite untuk
melakukan orasi membebaskan
sandera.
Analisis Berita III Judul: “Tentara Islamic State Tembak Jatuh
Helikopter Tempur Rusia” (Edisi 13 Juli 2016)
a. Struktur Makro: Tematik
Tema atau topik teks berita ini terdapat di paragraf 1:
“Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah menembak jatuh
helikopter tempur Rusia di wilayah Palmyra, Suriah. ..”
Tema dalam berita ini diangkat berdasarkan isi berita yaitu
bentuk penyerangan yang diakui kelompok ISIS, yaitu jatuhnya
83
helikopter tempur Rusia yang ditembaki oleh Islamic State hingga
menewaskan dua orang kru helikopter.
b. Super Struktur: Skematik
1) Bagian pendahuluan dalam berita diawali pernyataan kementrian
pertahanan Rusia, bahwa kelompok Negara Islam Irak dan Suriah
menyerangan helikopter tempur milik Rusia. Terdapat pada
paragraf 2.
"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter
mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara Rusia
tewas dalam konflik Suriah menjadi 12 orang," kata Kementerian
Pertahanan Rusia”95
(paragraf 2)
2) Bagian isi berita menjelaskan bahwa penyerangan akibat
sebelumnya Rusia melakukan serangan udara pada posisi ISIS.
terdapat pada paragraf 4.
“Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak
jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca
melakukan serangan. "Mereka telah menggunakan semua amunisi
yang mereka miliki, dan sedang dalam perjalanan pulang kembali,"
imbuhnya”96
(paragraf 4)
3) Bagian penutup berita berisi pernyataan ISIS menyerang helikopter
milik Rusia dilansir SITE yakni situs kontroversial pemantau
aktivitas jihad.
"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu Rusia
ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini
mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang yang
ada di dalam helikopter," kata ISIS, seperti dikutip
SITE”97
(paragraf 6)
c. Struktur Mikro:
95
“Tentara Islamic State Tembak Jatuh Helikopter Tempur Rusia” diakses dari
www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 96
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 97
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.
84
1) Semantik
Latar
Latar dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 6.
"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu
Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini
mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang
yang ada di dalam helikopter," kata ISIS, seperti dikutip
SITE”98
(paragraf 6)
Detail
Detail dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 2 dan 5.
"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter
mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara
Rusia tewas dalam konflik Suriah menjadi 12
orang”99
(paragraf 2)
“IS dalam pernyataannya menuturkan bahwa mereka suskes
menghacurkan helikopter, dan menewaskan pilot helikopter
tersebut..”(paragraf 5)
Maksud
Maksud dalam teks berita ini terdapat pada paragraf 4.
“Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak
jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca
melakukan serangan. "Mereka telah menggunakan semua
amunisi yang mereka miliki, dan sedang dalam perjalanan
pulang kembali," imbuhnya” (paragraf 4)
Pra-Anggapan
Praanggapan dalam teks berita terdapat pada paragraf 6.
Praanggapan dibuat wartawan sebagai pendukung pernyataan
helikopter milik Rusia jatuh.
“Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu
Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami. Hal ini
98
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 99
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.
85
mengakibatkan kehancuran dan menewaskan semua orang
yang ada di dalam helikopter”100
(paragraf 6)
2) Sintaksis
Bentuk Kalimat
Kalimat aktif dan kalimat pasif dalam berita ini terdapat pada
paragraf 1 dan 4.
1) “Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah menembak jatuh
helikopter tempur Rusia di wilayah Palmyra,
Suriah”101
(paragraf 1)
2) “Kementerian itu menambahkan bahwa helikopter itu ditembak
jatuh di saat berusaha kembali ke pangkalan udara, pasca
melakukan serangan”(paragraf 4)
Koherensi
1) Menggunakan penanda koherensi sebab-akibat “sehingga”,
dalam kalimat:
"Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter
mereka ditembak jatuh oleh ISIS, sehingga jumlah tentara
Rusia tewas dalam konflik Suriah menjadi 12 orang,"(paragraf
2)
2) Menggunakan penanda koherensi waktu “ketika”, dalam
kalimat:
"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu
Rusia ketika mencoba untuk menyerang posisi kami”(paragraf
6)
Kata Ganti
1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak “mereka”, seperti
pada kalimat:
“Dua pilot Rusia tewas di dekat kota Palmyra, ketika helikopter
mereka ditembak jatuh oleh ISIS”102
(paragraf 2)
100
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib. 101
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.
86
2) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak “kami”, pada
kalimat:
"Tentara kami telah menjatuhkan sebuah helikopter serbu Rusia
ketika mencoba untuk menyerang posisi kami”(paragraf 6)
5) Stilistik
Leksikon
Terdapat pilihan kata (Leksikon) dalam berita ketiga ini
terdapat pada paragraf 5.
1) “IS dalam pernyataannya menuturkan bahwa mereka suskes
menghancurkan helikopter, dan menewaskan pilot helikopter
tersebut” (paragraf 5)
6) Retoris
Grafis
Unsur grafis dalam berita pertama ini adalah foto sebagai
berikut:
“Tentara Islamic State Tembak Jatuh Helikopter
Tempur Rusia”
102
Diakses dari www.suaraislam.co.id pada Rabu, 18 Mei 2016 pukul 15.40 wib.
87
Gambar 4.6 : Helikopter Rusia (foto)
SuaraIslam.com menampilkan gambar helikopter tempur
milik Rusia. Dalamberita ini foto tersebut sebagai salah satu
helikopter yang jatuh ditembak oleh para anggota ISIS,
sebagaimana dalam berita. Helikopter diatas digunakan untuk
menyerang posisi ISIS sebelum akhirnya ditembak dan jatuh.
Tabel 4.6: Tentara Islamic State Tembak Jatuh
Helikopter Tempur Rusia
Struktur Elemen Analisis
Makro Tema Tentara Islamic State (IS) dilaporkan telah
menembak jatuh helikopter tempur Rusia di
wilayah Palmyra, Suriah (paragraf 1)
Superstruktur Skematik Pendahuluan : terdapat di paragraf 2,
pernyataan kementrian pertahanan Rusia,
melaporkan, ISIS menembak jatuh
helikopter tempur Rusia menewaskan dua
kru, kejadian ini menambah jumlah tentara
tewas menjadi 12 orang dalam konflik
Suriah.
Isi :terdapat di paragraf 4, pernyataan
kementerian menambahkan bahwa
helikopter ditembak jatuh saat berusaha
kembali ke pangkalan udara, pasca
melakukan serangan.
Penutup :terdapat di paragraf 6, dilansir
SITE, mengatakan bahwa ISIS menyerang
helikopter Rusia karena mencoba untuk
menyerang posisi kelompok radikal
tersebut.
Makro Semantik,
Sintaksis,
Stilistik,
Retoris.
Latar :terdapat paragraf 6, menyatakan
alasan ISIS menembak helikopter tempur
Rusia, seperti dilansir SITE, mengatakan
bahwa ISIS menyerang helikopter Rusia
karena mencoba untuk menyerang posisi
kelompok radikal tersebut.
Detil :terdapat di paragraf 2 dan 5,
pernyataan bahwa helikopter yang
ditembak jatuh oleh ISIS menewaskan 12
88
orang. ISIS pun mengakui hal tersebut
dengan menuturkan kesuksesan mereka
menghancurkan helikopter tempur.
Maksud : terdapat di paragraf 4. Dalam
berita ini tersirat maksud bahwa serangan
ISIS ditengarai oleh serangan Rusia yang
lebih dahulu menyerang posisi ISIS.
Praanggapan : terdapat di paragraf 6,
dalam penjelasan narasumber mengatakan
helikopter itu ditembak jatuh di saat
berusaha kembali ke pangkalan udara,
pasca melakukan serangan.
Koherensi :terdapat penanda koherensi
yang menunjukkan hubungan sebab-akibat
‘sehingga’ dan koherensi waktu ‘ketika’.
Bentuk Kalimat : terdapat kalimat aktif
berawalan me- yaitu ‘menembak’,
‘melakukan’ dan kalimat pasif berawalan
di- yaitu ‘dilaporkan’, ‘ditembak’.
Kata Ganti :menggunakan kata ganti
orang ketiga yaitu ‘mereka’ dan kata ganti
narasumber atas pernyataan ‘sambungnya’.
Leksikon :terdapat pilihan kata dalam
berita yaitu, ‘menghancurkan’.
Grafis :menunjukkan dengan foto
helikopter tempur milik Rusia. Sebagai
gambaran helikopter yang ditembak jatuh
oleh anggota ISIS.
B. Analisis Kognisi Sosial
1. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di Republika Online
Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk
mengamati kognisi sosial, yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi. Karena
teks berita merupakan suatu hasil dari buah pemikiran wartawan. Segala konsep
yang ada terlebih dulu akan melewati tahap pemikiran konsep dari para pelaku
media. Dalam analisis wacana Van Djik, kognisi sosial terutama dihubungkan
dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita
adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini
89
tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga
memasukkan informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan, dan
dimaknai oleh wartawan.103
Dalam penelitian ini, analisis tidak hanya dilakukan pada teksnya saja
tetapi juga dilakukan pendalaman mengenai bagaimana proses terbentuknya teks
tersebut sehingga bisa diterbitkan. Peneliti telah melakukan wawancara kepada
Agung Sasongko selaku Redaktur Republika Online. Dalam wawancara yang
dilakukan peneliti, Agung menyatakan bahwa proses produksi berita Republika
Online diawali dengan melihat isu dilapangan. Seperti yang dikatakan berikut ini:
“Dalam membuat berita biasanya kita mengawali dengan Redaktur
melihat isu yang ada di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan rapat
redaksi untuk mengungkap isu apa yang menarik, setelah menentukan apa
yang akan digarap dengan berbagai diskusi lalu kita kejar informasi
tersebut dengan mendistribusikan penugasan kepada para reporter. Kita
punya reporter sendiri, ada juga digabung dengan newsroom jadi ada dua,
jadi kita distribusikan misalnya dinewsroom dibagian apa, kita garap yang
lainnya di reporter.”104
Proses produksi berita di Republika Online, seperti yang telah dijelaskan
dalam kutipan wawancara, ada tiga tahapan dalam memproduksi sebuah berita
sebelum akhirnya diterbitkan di website Republika Online. Tahap proses ini
diawali dengan Redaktur melihat isu yang sedang terjadi di lapangan. Setelah
mengamati isu yang yang berkembang dimasyarakat, tahapan dilanjutkan dengan
rapat redaksi, untuk membahas dan mengungkap isu apa yang menarik. Hasil
rapat menentukan isu apa yang akan digarap. Tahap terakhir kemudian melakukan
pencarian informasi dengan mendistribusikan penugasan liputan kepada reporter.
103
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS,
2001), h. 266. 104
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
90
Republika Online menggunakan sistem newsroom atau ruang berita yaitu
sistem dimana para wartawan atau reporter Republika Online membuat berita
kemudian dikirim ke newsroom yang kemudian akan di publikasikan menjadi
sebuah berita untuk pembaca.
Berdasarkan pemaparan wawancara tadi, Republika Online dalam
menentukan berita yang akan dimuat didahulukan dengan melihat isu yang ada di
lapangan. Tak terkecuali dengan pemberitaan aksi-aksi radikal Negara Islam Irak
dan Suriah atau ISIS. Hingga kini, berbagai media di tanah air terus memuat
berita gerakan kelompok garis keras tersebut, hal ini menandakan eksistensi ISIS
terus berkembang.
Sebagai media online komunitas muslim terbesar di Indonesia. Republika
Online berusaha memberikan pencerahan atas isu internasional ini. Pentingnya
mengawal Isu ini yakni mengingat Indonesia adalah Negara dengan penduduk
mayoritas umat muslim, sangat sensitif dan berpengaruh dengan pemberitaan
Islam di Negara belahan dunia lain. Seperti dikatakan berikut ini :
“Kita memang mengikuti isu ini karena seperti yang dibilang tadi bahwa
ISIS ini jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil alamin, dan ini
berbahaya, selain merusak, lebih banyak negative kita melihatnya. Artinya
kita juga menilai kepada masyarakat bahwa Islam itu tidak seperti yang
dilakukan ISIS, kita ingin menampakkan bahwa Islam yang benar seperti
apa, kemudian kita tampilkan bahwa ISIS misalnya seperti ini, kemudian
gerak-geriknya seperti apa, itu harus kita tampakkan dan bagi Republika
itu penting untuk mengawal isu ini ya.”105
Dari kata-kata diatas, terlihat ketidaksetujuan penulis dengan kelompok
radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad, namun kerap
melakukan aksi-aksi kekerasan yang sama sekali jauh dari ajaran Islam yang tidak
105
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
91
mengajarkan bentuk kekerasan. Keadaan ini membuat Islam dipandang sebelah
mata oleh dunia dan menjadi momok menakutkan, ditandai dengan munculnya
istilah Islamophobia sebagai bentuk ketidaksukaan pada Islam atau anti Islam.
Maka dari itu sebagai media Islam, Republika Online ingin memberikan
pencerahkan kepada pembaca bahwa Islam tidak seperti yang terkonstruk dengan
adanya isu internasional ISIS ini.
Bentuk kekhawatiran Republika Online atas berkembangnya eksistensi
gerakan ISIS ini akan semakin menyudutkan Islam, memperluas opini di
masyarakat bahwa Islam negative dengan berbagai bentuk teror dan kekerasan.
Kecemasan ini lah yang membuat media Islam ini terus mengawal dan memuat
pemberitaan ini.106
Berdasarkan visi Republika Online memiliki prinsip yakni menjaga
persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan Rahmatan Lil
Alamin, dalam mengusung objektivitas suatu berita wartawan Republika Online
menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan. Artinya, Republika Online
tidak hanya menampilkan narasumber yang sepaham ideologi, sebab persoalan
gerakan ISIS ini dinilai menjadi kekhawatiran bersama jika ISIS masuk Indonesia,
sehingga dinilai perlu diatasi secara bersama-sama.107
Jadi secara kognisi sosial terlihat jelas bahwa wartawan Republika Online
memiliki motivasi kognisi sosial yang kuat dalam bentuk penolakan terhadap
kelompok radikal ISIS. Pertama, ketidaksetujuan penulis dengan gerakan
kelompok radikal ISIS yang mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad, serta
106
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016. 107
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
92
kerap melakukan aksi-aksi kekerasan hingga menimbulkan korban, hal ini
bukanlah Islam sebagaimana dikatakan Rahmatan Lil Alamin. Selain itu nampak
bentuk kekhawatiran akan eksistensi gerakan ISIS ini akan semakin menyudutkan
Islam, memperluas opini di masyarakat bahwa Islam negatif.
2. Analisis Kognisi Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di SuaraIslam.com
Penulis melakukan wawancara pribadi dengan Muhammad Syah Agusdin
selaku sekretaris redaksi media Suara Islam. Dalam wawancara yang berlangsung
selama dua jam, peneliti membahas pemberitaan aksi kelompok radikal yang
dimuat salah satu media online bernuansa Islam tersebut. Dari data yang didapat
dalam proses wawancara, Agusdin berpendapat bahwa SuaraIslam.com tidak pada
posisi mendukung atau menentang kelompok ISIS. Seperti dikatakan berikut ini :
“Kita tidak bisa langsung menilai ISIS itu bagaimana dan seperti apa. Kita
tidak mengecek langsung ke negaranya, tapi dilihat dari pemberitaannya,
ada yang menyebut bahwa ISIS adalah perpecahan dari tentara-tentara
Sunni-Irak, artinya juga anak buahnya Sadam Husein yang bergabung
dengan kelompok-kelompok milisi Sunni-Irak yang sesudah Irak dikuasai
ISIS tadi,istilahnya itu sebutlah syiah. Ditekan dia kemudian bentroklah
kelompok sunni dan kelompok syiah, di Irak itu ada kelompok bekas
tentara-tentara Sunni-Irak bergabung, kemudian juga al-Qaeda Irak
membentuk ISIS itu. Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari
CIA, Amerika. Nah sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai
teroris padahal mereka sendiri yang merekayasa”108
Dilihat dari pernyataan di atas menanggapi perihal isu internasional ISIS,
media SuaraIslam.com tidak dalam posisi sebagai media yang mendukung atau
menyudutkan ISIS, sebab SuaraIslam.com tidak memungkinkan untuk meliput
secara langsung ISIS di negaranya. Selama ini pemberitaan yang dimuat
berdasarkan pantauan pemberitaan ISIS yang berkembang, sehingga kebenaran
108
Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com,
Senin 8 Agustus 2016.
93
yang sebenarnya tidak dapat diungkap oleh SuaraIslam.com. Selain itu,
pemberitaan yang berkembang di media menyebutkan asal muasal ISIS dengan
versi yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa ISIS dibentuk oleh al-Qaeda,
sementara beredar pemberitaan terbentuknya kelompok radikal ISIS adalah hasil
rekayasa CIA-Amerika. Berdasarkan hal ini, SuaraIslam.com menilai tidak bisa
menjudge satu keburukan tanpa adanya kejelasan yang sebenar-benarnya
Lahirnya SuaraIslam.com berangkat dari kepedulian akan aspirasi dan
hak-hak umat Islam memungkinkan terbengkalai jika hanya mengandalkan media
massa sekuler. Membahas pemberitaan kelompok ISIS, memang banyak media
yang cenderung memarjinalkan dan mengkategorikan kelompok tersebut sebagai
gerakan terorisme, radikal dan eksremisme. Sebagai media yang berlandaskan
Islam, sangat perlu mengungkap kebenaran yang sebenar-benarnya menyangkut
isu internasional ISIS untuk memenuhi hak umat Islam di dunia. Namun
keterbatasan informasi yang valid membuat SuaraIslam.com berusaha untuk tidak
menyudutkan pihak manapun. Seperti kutipan berikut :
“Jadi selama ini kita tidak bisa menyudutkan ISIS begini begitu, juga tidak
bisa dikatakan ISIS itu pejuang-pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk
volume kita tidak pada posisi untuk mendukung atau menentang ISIS.”
Dalam wawancara terdapat pernyataan yang menunjukkan keraguan
narasumber terhadap ISIS sebagai kelompok pelaku kekerasan. Menurutnya,
pejuang Islam atau mujahidin yang mengusung Khilafah dalam gerakannya
seperti al-Qaeda, Talliban, atau mujahidin lainnya tidak melakukan kekerasan
yang tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Seperti dikatakan narasumber berikut
ini :
94
“Banyak aksi-aksi kesadisan yang tidak pernah dipraktikan oleh kelompok
mana, al-Qaeda enggak, talliban afganistan enggak, mujahidin enggak
seperti itu, yang ada seperti itu hitler, mossalini, ya kelompok-kelompok
nazi lah. Jadi kita berkesimpulan, apa iya pejuang Islam seperti ini ya kan,
apalagi kan ISIS mempromosikan khilafah juga.”
Menurut Agusdin ISIS dapat dikatakan sebagai kelompok jihad berfaham
radikal. Dalam bentuk kekerasan seperti yang dilakukan kelompok tersebut tidak
dibenarkan dalam Islam, namun tidak dapat dipungkiri dalam al-Qur’an terdapat
istilah Jihad, yaitu apabila seseorang dalam posisi diperangi, ditekan, disudutkan,
maka Islam memperbolehkan untuk membela diri.
“Apa jihad itu, radikal gak? Kan enggak, terserah mau bilang apa ini itu
tapi dalam al-Qur’an itu sendiri ada jihad. Kalo kita dalam satu posisi
diperangi, ditekan, Islam itu tidak bisa membiarkan kita dalam keadaan
itu, ada proses untuk membela diri. Dalam al-Qur’an itu bila kita dalam
posisi diserang, dihancurkan nah itu gak boleh kita berdiam diri aja kita
membela dengan cara jihad. Kita diperangi dengan fisik ya kita perang
dengan fisik, kita diperangi dengan senjata ya kita perang dengan senjata.”
Berkaitan dengan pemberitaan ISIS yang kerap diidentikkan sebagai
kelompok radikalisme, SuaraIslam.com menjelaskan bahwa dalam Islam tidak
mengenal istilah kata radikal, namun dalam anjuran Islam terdapat istilah Jihad,
yaitu suatu keadaan ketika situasi diperangi maka dianjurkan untuk tidak berdiam
diri.
Seluruh Negara di dunia kini mengkhawatirkan ISIS dan menempatkannya
sebagai musuh bersama. Pemberitaan di media menyudutkan dan memarjinalkan
kelompok tersebut tak terkecuali SuaraIslam.com. Dilihat dalam segi kognisi
sosial bahwa SuaraIslam.com sebagai media berlandaskan Islam, tidak
memosisikan medianya untuk menyudutkan ISIS, serta tidak pula mendukung
ISIS. Hasil analisis penulis berdasarkan pemaparan narasumber di atas,
95
berkesimpulan bahwa media SuaraIslam.com bersimpatik terhadap kelompok
radikalisme ISIS.
C. Analisis Konteks Sosial
1. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di Republika Online
Dimensi terakhir analisis Van Djik adalah analisis sosial. Menurut Guy
Cock, konteks merupakan salah satu dari tiga hal yang sentral dalam wacana. Ia
berpendapat bahwa konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada di
luar teks dan memengaruhi pemakaian bahasa. Analisis sosial (konteks sosial)
berkaitan dengan latar, situasi, peristiwa, atau kondisi sosial yang sedang terjadi
saat itu.
Dunia tentu masih ingat peristiwa serangan 11 Sepetember 2011, saat dua
pesawat jet penumpang dibajak dan ditabrakan ke kedua menara kembar di New
York City. Menara tersebut runtuh seketika dan memakan banyak korban jiwa.
Al-Qaeda selaku organisasi mendapat label dari Amerika sebagai teroris
internasional, mengingat Al-Qaeda adalah organisasi yang identik dengan
pemahaman Islam radikal yang dipimpin Osama bin Laden. Sejak saat itu nama
Islam mencuat kepermukaan dan menjadi paling disudutkan hingga fenomena
ISIS muncul.
Gerakan ISIS sangat menyita perhatian publik di seluruh dunia. Tentunya
perlu perhatian khusus untuk menyikapi fenomena ini. ISIS kini menjadi momok
yang berbahaya bagi sebagian besar negara di dunia. Kurangnya pemahaman
agama bagi sebagian masyarakat, dapat dengan mudah terpengaruh untuk menjadi
bagian kelompok radikal ini. Khususnya kalangan pemuda, radikalisasi mereka
lebih dipengaruhi oleh berbagai peristiwa global. Faktor teknologi informasi dan
96
komunikasi modern menjadi hal penting yang berperan dalam transmisi paham
atau sikap radikal kelompok baru ini.109
“Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Selasa (24/3/2015)
mengungkapkan, ISIS memilih menyebarkan pahamnya melalui jalur
dunia maya. Saat ini tercatat lebih dari 70 situs yang terkait ISIS dan
terorisme”110
Kelompok jihad di Indonesia begitu bersemangat membantu Mujahidin
Suriah, mulai dari mengumpulkan dana, mengirimkan berbagai macam bantuan
kemanusiaan, hingga mendorong orang agar ikut berperang di sana. Departemen
luar negeri Indonesia memperkirakan ada 50-an orang Indonesia yang berperang
di Suriah melawan pasukan pemerintah Bashar Al-Assad.111
Alasan isu internasional ISIS menjadi topik pemberitaan juga dikarenakan
isu ini menambah daftar pelecehan terhadap Islam, keadaan ini sangat
memprihatinkan terutama bagi masyarakat Muslim yang selalu disudutkankan
dalam berbagai aksi teror yang terjadi di manapun. Seperti aksi Mohamed
Lahouaiej Bouhlel yang menabrakkan truk berbobot 19 ton ke arah kerumunan
orang yang sedang merayakan Hari bastille di Nice, Perancis. Umat muslim
khususnya yang tinggal di Prancis kembali mendapatkan sorotan tajam setelah
terjadinya aksi penabrakan di Nice dan menewaskan puluhan orang termasuk
anak-anak.
“Walaupun ada kabar bahwa yang melakukan aksi tersebut adalah seorang
pemabuk dan tidak ada kaitannya dengan teror atau ISIS, namun
dikarenakan banyaknya tragedi yang berbuntut tewasnya banyak orang
109
M. Zaki Mubarak, Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam
Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume 10 No. 1, Juni 2015, h. 81. 110
Dikutip dari http://news.liputan6.com/read/2196152/begini-cara-isis-merayu-wni
diakses pada Jumat, 1 Juli 2016 pukul 10.15 wib. 111
Reno Muhammad, ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global, (Bandung: Mizan Media
Utama, 2014), h. 6.
97
karena ulah kelompok ekstrimis Islam, maka mau tidak mau umat muslim
di Prancis terkena getahnya”112
Seperti hal nya dalam pemberitaan di media massa Reuters yang sudah
pasti akan direlay berbagai media di dunia, termasuk media di Indonesia karena
adalah portal berita terkemuka, dianggap terpercaya. Namun, dalam pemberitaan
isu ISIS menyudutkan Muslim sebagai pelaku teror.
“Baru saja Reuters menurunkan berita Paris attacks kill 127, Islamic State
threatens France, dengan menyertakan paragraf ‘Tidak ada klaim
pertanggungjawaban secara langsung, tapi ISIS mengeluarkan video tanpa
tanggal. Video itu berisi ancaman ISIS bahwa Prancis tidak akan hidup
damai sepanjang tetap ikut serta mengebom ISIS bersama Amerika’
(Reuters.com 14/11 pukul 16.53 WIB)”
Ketidakjelasan kebenaran berita diatas tentu saja sangat disayangkan
karena belum ada investigasi, belum ada siaran pers dari yang mengaku
bertanggungjawab, Reuters sudah menanamkan zhon bahwa pelaku teror Paris
adalah Muslim. Sebagai media sudah mutlak untuk cover bot side dalam
pemberitaan. Elemen jurnalistik Bill Kovack rasanya perlu diingat terus, bahwa
kewajiban pertama jurnalistik adalah pada kebenaran.
Pada keadaan yang sama, Muslim melihat Palestina diserang Israel dalam
gelombang intifada ketiga dengan korban yang tak sedikit, tidak banyak media
yang memuat. Begitu juga saat Rusia atau tentara sekutu Amerika mengebom
Suriah empat hari lalu, media relatif sunyi.
Ini tentu saja tidak membantu terciptanya dunia yang aman, damai bagi
semua. Banyak penduduk umat Islam di dunia akan merasa tersudutkan dan
dibuat tidak nyaman dengan propaganda teror identik dengan Islam. Belum lagi
112
Dikutip dari https://www.suratkabar.id/16594/news/tragedi-di-nice-membuat-muslim-
di-prancis-tersudutkan diakses pada Kamis, 16 Agustus 2016 pukul 22.28 wib.
98
jika mereka melihat pada saat yang sama, tindakan serupa di belahan bumi
Muslim diakui sebagai tindakan memertahankan diri.
Banyaknya polemik yang memperkeruh keadaan atas isu internasional ini,
menjadi pekerjaan rumah bagi media Islam untuk terus mengawal pemberitaan
ini. seperti Republika Online, bardasarkan hasil wawancara dengan redaktur
Republika Online mengatakan situasi ini sangat mempengaruhi masyarakat
Muslim di Indonesia.
“dalam sehari wacana terkait ISIS bisa mencapai jutaan viewers, kita
punya sistemnya kita lihat pemberitaan ini sangat banyak peminatnya,
kemudian dari sisi komentar yang mereka share berita itu juga rata-rata
memang responnya bagus. Bagus dalam artian oh ini merasa tercerahkan
gitu. Ya kan banyak yang kita tahu mungkin media barat mengompor tapi
kita harus menggawangi dengan fakta-fakta yang tidak ditampilkan
mereka itu”113
Indonesia adalah negara mayoritas penduduk adalah umat Muslim.
Dipastikan masyarakat sangat tanggap adanya isu internasional ISIS ini. Selain
sebagai mewaspadai gerakan radikalisme yang berkembang, masyarakat juga
memiliki beban tersendiri sebagai jiwa muslim atas pelecehan bagi Islam.
2. Analisis Konteks Sosial Berita Aksi Radikal ISIS di SuaraIslam.com
Dalam analisis konteks sosial ini menurut Van Djik ada dua poin penting.
Yang pertama adalah kekuasaan (power) dan yang kedua adalah akses (acces).
Kekuasaan menurut Van Djik dapat diartikan sebagai kepemilikan yang dimiliki
oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain. Selain itu,
Van Djik memberi perhatian pada akses. Kelompok elit memiliki akses lebih
besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Mereka yang lebih
113
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
99
berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mempunyai akses pada
media, dan kesempatan besar untuk mempengaruhi kesadaran khalayak.114
Konstruksi praktik kekuasaan dalam isu internasional kelompok jihad
berfaham radikal yakni ISIS adalah dominasi ISIS dalam memperluas
kekuasaannya di Timur Tengah.
“November tahun lalu lalu, Baghdadi muncul dalam sebuah rekaman
audio, sekaligus menunjukkan bahwa dia masih hidup. Dalam rekaman itu,
Baghdadi menerima baiat dari wilayat di luar Irak dan Suriah,
mengumumkan perluasan khalifah menjadi tujuh wilayat di Yaman, Arab
Saudi, Aljazair, Libya dan Semenanjung Sinai di Mesir.”115
Dari tulisan paragraf di atas jelas sekali tingginya perhatian media
terhadap isu internasional ini adalah upaya kelompok ini dalam menguasai
sebagian besar wilayah di negara Timur Tengah. Situasi ini menjadi menekankan
bahwa ISIS bukanlah kelompok militan sembarangan. Sebuah bocoran dokumen
yang dikutip The Guardian menunjukkan bahwa ISIS serius membangun sebuah
negara.
ISIS mengatur wilayah secara ketat. Ada prosedur yang harus dipenuhi
agar sebuah daerah bisa menjadi wilayah ISIS. Di antaranya, seperti yang
diberitakan International Business Times, wilayah harus memiliki fungsi strategis
bagi ISIS, yaitu menerapkan syariat Islam dengan ketat.
Gejolak yang terjadi di negara-negara Timur Tengah sesungguhnya tidak
terlepas dari kelompok-kelompok jihad yang berfaham radikal yang berperan di
dalamnya, sebut saja kelompok bersenjata Syi’ah pemimpin Muqtada Al-Sadr
yang berusaha memukul mundur tentara USA dari tanah Najf Irak, Asa’ib Ahl-
114 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantara Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2001), h. 271-272. 115
Dikutip dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151228150715-120-
100731/mengukur-luas-wilayah-kekuasaan-isis-di-tahun-2015/ diakses pada Jumat 5 Agustus
2016 pukul 09.30 wib.
100
haq kelompok yang menamakan diri The League of Righteous (Liga Orang Benar)
yang juga bertempur melawan USA di tanah Irak, Kataib Hezbullah, Kelompok
bersenjata Sunni Dewan Militer Umum Pendukung Revolusi Irak, tentara Islam
Irak, Tentara Onde Naqsyabandi, dan yang paling hangat diperbincangkan saat ini
ialah Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq Ana Syiria/ ISIS).116
Pada 29 Juni 2014, ISIS memproklamirkan dalam khotbah di Masjid
Agung Kota Mosul, Irak. Pria bernama Abubakar al-Baghdadi, mengklaim
sebagai khalifah negara baru berlandaskan sepenuhnya pada agama Islam. ISIS
bagaikan wabah menyebar ke seluruh dunia. Mesin propaganda kelompok militan
itu sangat siap di dunia maya. Dalam waktu singkat menjelma jadi garda yang
sanggup menandingi kekuatan militer sebuah negara. Tapi sepak terjang ISIS
memicu ketakutan di mana-mana sebab aksi-aksinya yang kerap marenggut jiwa.
Situasi meresahkan publik dunia, hingga mempertanyakan apa maksud
dan tujuan sebenarnya dari ISIS. Maklumat yang disampaikan Abubakar al-
Baghdadi yakni membentuk khalifah namun disertai berbagai bentuk teror
kekerasan dinilai keliru. Hingga muncul pertanyaan siapa dalang dibalik
terbentuknya ISIS?
“Kamis (26/2), Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali Jaber yang berceramah di
Banda Aceh melontarkan pernyataan mengejutkan. Dia tegas menyebut
Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) bikin rusuh dunia Arab beberapa
waktu terakhir, sebetulnya didalangi Amerika Serikat”117
Tidak sedikit yang menyatakan ISIS adalah rekayasa buatan Amerika
Serikat, salah satunya seperti yang dikatakan Imam Masjid Nabawi, Syekh Ali
Jaber saat berceramah di Banda Aceh. Statement yang sama disampaikan oleh M.
116
Reno Muhammad, ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global, (Bandung: Mizan Media
Utama, 2014), h. 23-19. 117
Dikutip dari http://www.merdeka.com/ lima-teori-populer-ini-jelaskan-dalang-di-
balik-ISIS/ diakses pada Kamis 11 Agustus 2016.
101
Syah Agusdin ketika peneliti melakukan wawancara. Agusdin paparkan bahwa
ISIS bisa jadi hasil rekayasa negara Adidaya Amerika. Seperti hal nya Talliban
Afganistan ketika masih dikuasai oleh Soviet, Amerika tidak ingin tersaingi oleh
Soviet, maka dibentuklah mujahidin-mujahidin Afganistan untuk melawan
penjagaan Soviet.118
Dilihat dari paragraf diatas, faktor terbentuknya wacana di berbagai media,
disebabkan banyaknya versi yang berusaha mengungkap dalang terbentuknya
Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Seperti pernyataan diatas, namun tidak
sedikit media yang kerap menyudutkan umat Islam adalah pelaku terror yang
terjaring pada kelompok ISIS.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diasumsikan bahwa ISIS kini
dikenal dunia sebagai kelompok jihad yang berfaham radikal. Di atas agama
Islam, ISIS menyerukan jihad sebagai bentuk yang semestinya dilakukan sebagai
umat Muslim. Kenyataannya kini dalam pemberitaan bentuk-bentuk gerakan ISIS
yang radikal, dalam berbagai peristiwa kekerasan seperti pengeboman dan
penyerangan di berbagai negara, bahkan kelompok tersebut mengunggah video
pemenggalan terhadap manusia ke sosial media, sudah termasuk ke dalam
kategori teror dan ancaman bagi dunia.
Peristiwa-peristiwa tersebut semakin menambah situasi mencekam dan
membuat resah seluruh dunia terutama umat Muslim. Nampak ketika masing-
masing pemimpin negara mengharamkan faham tersebut masuk ke negaranya.
Keadaan ini berdampak pada umat Muslim di seluruh dunia yang termarjinalkan.
118
Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi Suara Islam, Senin 8
Agustus 2016.
102
Maka dari itu pentingnya media mengawal isu internasional ini, dengan tujuan
mengungkap yang sebenar-benarnya, khususnya bagi media-media Islam.
D. Interpretasi Penelitian
Dalam proses melakukan analisis, peneliti menggunakan teori konstruksi
sosial sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Konsep awal teori ini diawali
gagasan Alfred Schultz yaitu konsep fenomenologi. Merupakan sebuah konsep
yang mengamati gejala-gejala sehingga dapat menggambarkan bagaimana
fenomena tersebut dihadirkan di publik. Konsep ini didukung oleh Peter Berger
dan Thomas Luckman dengan aliran interaksi simbolis dan fenomenologi Schultz.
Berger berpendapat bahwa konstruksi realitas secara sosial memusatkan
perhatiannya pada proses ketika individu menanggapi kejadian disekitarnya
berdasarkan pengalaman.119
Mereka menyatakan bahwa pengertian dan
pemahaman kita terhadap sesuatu muncul akibat komunikasi dengan orang lain
realitas sosial sesungguhnya tidak lebih dari sekedar hasil konstruksi sosial dalam
komunikasi tertentu.120
Seperti yang telah dibahas dalam bab dua bahwa teori konstruksi sosial
atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi,
objektifitas, dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan yang
lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial
tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis intersubjektif.121
Berdasarkan
119
Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh
Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008), h. 22-23. 120
Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise
in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75. 121
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 202.
103
objek penelitian ini yaitu pemberitaan aksi radikal ISIS, oleh karena itu peneliti
memfokuskan hanya pada realitas subjektif dan realitas simbolik.
Proses sosial Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari
suatu peristiwa objektif sebagai pengungkap suatu makna, artinya sebagai suatu
manifestasi dari proses-proses subjektif orang lain yang demikian menjadi
bermakna subjektif bagi (individu) sendiri.122
Dalam proses inilah bangunan
realitas subjektif tercipta, yaitu bagaimana penulis berita atau wartawan dalam
memahami dan menafsirkan fenomena Islamic State of Iraq and Syria.
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Redaktur Republika Online,
Agung Sasongko, terdapat realitas subjektif yang tercipta di media tersebut
mengenai fenomena radikalisme ISIS. Penulis berita menafsirkan bahwa
kelompok radikal ISIS identik mengatasnamakan Islam dan menyerukan jihad,
namun tidak mancerminkan Islam rahmatan ‘lil alamin yakni memberikan
kedamaian yang menyeluruh dalam segala aspek kehidupan, namun justru kerap
melakukan aksi-aksi kekerasan yang dinilai sama sekali jauh dari ajaran Islam
yang tidak mengajarkan bentuk kekerasan. Seperti yang dikatakan berikut ini :
“Kita memang mengikuti isu ini karena seperti yang dibilang tadi bahwa
ISIS ini jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil alamin, dan ini
berbahaya, selain merusak, lebih banyak negative kita melihatnya. Selalu
melakukan kekerasan, baik itu pengeboman, pembunuhan, pemenggalan,
dan banyaklah, seperti yang kita saksikan di media.”123
Sebagai media yang notabene adalah media Islam di Indonesia, Republika
Online mengkhawatirkan eksistensi gerakan ISIS yang semakin menyudutkan
Islam, memperluas opini di masyarakat bahwa Islam adalah agama yang negatif
122
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, h. 197-198. 123
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
104
dengan berbagai bentuk kekerasan. Kecemasan ini lah yang membuat media ini
terus mengawal dan memuat pemberitaan ini serta berusaha memberikan
pencerahan atas isu internasional ini, mengingat negara Indonesia mayoritas
penduduk umat Muslim.124
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Agung Sasongko, peneliti
melakukan pengkajian terhadap realitas subjektif yang disampaikan narasumber.
Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa Republika Online tidak bersimpatik
terhadap kelompok radikalisme ISIS.
Di SuaraIslam.com peneliti juga melakukan wawancara dengan
Muhammad Syah Agusdin, selaku Sekretaris Redaksi media Suara Islam. Hasil
wawancara menjelaskan realitas subjektif yang ada di media tersebut mengenai
fenomena ISIS. SuaraIslam.com tidak dalam posisi sebagai media yang
mendukung atau menyudutkan ISIS, sebab SuaraIslam.com tidak memungkinkan
untuk meliput secara langsung ISIS di negaranya. Selama ini pemberitaan yang
dimuat berdasarkan pantauan pemberitaan ISIS yang berkembang, sehingga
kebenaran yang sebenarnya tidak dapat diungkap oleh SuaraIslam.com,
mengingat media massa memiliki kepentingan dan keberpihakkan. Selain itu,
pemberitaan yang berkembang di media menyebutkan asal muasal ISIS dengan
versi yang berbeda. Syah Agusdin juga mengatakan bahwa ISIS dibentuk oleh al-
Qaeda, sementara beredar pemberitaan terbentuknya kelompok radikal ISIS
adalah hasil rekayasa CIA-Amerika. Berdasarkan hal ini, SuaraIslam.com menilai
tidak bisa menjudge satu keburukan tanpa adanya kejelasan yang sebenar-
benarnya. Seperti yang dikatakan berikut :
124
Wawancara pribadi dengan Agung Sasongko, Redaktur Republika Online, Selasa 16
Agustus 2016.
105
“Kita tidak bisa langsung menilai ISIS itu bagaimana dan seperti apa. Kita
tidak mengecek langsung ke negaranya, tapi dilihat dari pemberitaannya,
ada yang menyebut bahwa ISIS adalah perpecahan dari tentara-tentara
Sunni-Irak, artinya juga anak buahnya Sadam Husein yang bergabung
dengan kelompok-kelompok milisi Sunni-Irak yang sesudah Irak dikuasai
ISIS tadi,istilahnya itu sebutlah syiah. Ditekan dia kemudian bentroklah
kelompok sunni dan kelompok syiah, di Irak itu ada kelompok bekas
tentara-tentara Sunni-Irak bergabung,kemudian juga al-Qaeda Irak
membentuk ISIS itu. Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari
CIA, Amerika. Nah sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai
teroris padahal mereka sendiri yang merekayasa”125
Lahirnya SuaraIslam.com berangkat dari kepedulian akan aspirasi dan
hak-hak umat Islam memungkinkan terbengkalai jika hanya mengandalkan media
massa sekuler. Membahas pemberitaan kelompok ISIS, memang banyak media
yang cenderung memarjinalkan dan mengkategorikan kelompok tersebut sebagai
gerakan terorisme, radikal dan eksremisme. Sebagai media yang berlandaskan
Islam, sangat perlu mengungkap kebenaran yang sebenar-benarnya menyangkut
isu internasional ISIS untuk memenuhi hak umat Islam di dunia. Namun
keterbatasan informasi yang valid membuat SuaraIslam.com berusaha untuk tidak
menyudutkan pihak manapun. Seperti kutipan berikut :
“Jadi selama ini kita tidak bisa menyudutkan ISIS begini begitu, juga tidak
bisa dikatakan ISIS itu pejuang-pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk
volume kita tidak pada posisi untuk mendukung atau menentang ISIS.”
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Muhammad Syah Agusdin,
peneliti melakukan pengkajian terhadap realitas subjektif yang disampaikan
narasumber. Hasil analisis peneliti menunjukkan bahwa SuaraIslam.com
memberikan ruang simpatik terhadap kelompok radikalisme ISIS.
125
Wawancara pribadi dengan M. Syah Agusdin, Sekretaris Redaksi SuaraIslam.com,
Senin 8 Agustus 2016.
106
Eksternalisasi (penyesuaian diri), ekspresi ini diwujudkan dengan tujuan
untuk mewarnai atau bahkan dalam kondisi ekstrem merubah nilai-nilai semula
dengan nilai baru yang diyakini kebenarannya. Dalam proses sosial ini, peneliti
menemukan realitas simbolik yang terjadi dalam memaknai sebuah realitas. Sejak
peristiwa serangan 11 September 2011, saat dua pesawat jet penumpang dibajak
dan ditabrakan ke kedua menara kembar di New York City, Al-Qaeda yang
notabene adalah organisasi Islam mendapat label dari Amerika sebagai teroris
internasional. Sejak itu nama Islam mencuat kepermukaan dan menjadi paling
disudutkan hingga fenomena ISIS muncul. ISIS melalui pengakuannya dan
pemberitaannya di media massa membuat realitas yang dimunculkan di media
dikenal sebagai momok yang mengkhawatirkan bagi publik. ISIS kini dikenal di
mata masyarakat sebagai kelompok yang ekstrem dan radikal yang seharusnya
dihindari. Berbagai media memunculkan pemberitaan radikal ISIS dengan
berbagai bentuk pengeboman, pembunuhan, pemenggalan dan kekerasan lainnya.
Kini muncul istilah Islamophobia atau anti Islam, keadaan ini melecehkan agama
Islam yang umat Islam pun prihatin atas tercorengnya Islam akibat aksi teror yang
dikaitkan dengan agama seperti ISIS.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan mengenai analisis wacana pemberitaan ISIS di
Republika Online dan SuaraIslam.com yang terlihat dari tiga dimensi yang
telah dijelaskan oleh Teun. A Van Djik adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi teks, ISIS memiliki Citra buruk dalam pemberitaan
baik di Republika Online maupun SuaraIslam.com, dikategorisasikan
sebagai gerakan terorisme, radikal, dan ekstremisme, secara tidak
langsung mendelegitimasi kelompok tersebut. Konstruksi ISIS di
Republika Online lebih menekankan makna dan pemilihan kata yang
ditonjolkan, bila dibandingkan dengan SuaraIslam.com. Sehingga
cenderung memarjinalkan kelompok tersebut sebagai gerakan
radikalisme. Republika Online juga lebih banyak menggunakan
kalimat aktif dibanding kalimat pasif.
2. Dilihat dari segi kognisi sosial, wartawan Republika Online
memandang Isu ini dengan rasa tidak bersimpatik terhadap kelompok
ISIS, sebab kerap melakukan bentuk kekerasan dan aksi teror,
meskipun dengan tujuan mendirikan negara Islam. Keadaan ini dinilai
Republika Online bukanlah wujud dari Islam yang dikatakan
Rahmatan ‘Lil Alamin. Stigma masyarakat terhadap Islam akibat
eksistensi ISIS dianggap sebagai pelecehan untuk agama Islam.
Sedangkan wartawan SuaraIslam.com menanggapi isu internasional
ini dengan tidak memposisikan sebagai pendukung atau pun
108
menentang kelompok radikal ini, disebabkan kebenaran sesungguhnya
dalang atau pelaku pembentuk ISIS belum terungkap. SuaraIslam.com
meyakini bahwa ISIS adalah bentuk rekayasa negara Amerika, sama
halnya seperti membentuk Talliban di Afganistan untuk memerangi
kekuasaan Soviet. Menurut wartawan SuaraIslam.com Islam tidak
mungkin melakukan tindak kekerasan seperti yang dituduhkan pada
ISIS tersebut. Berdasarkan analisis peneliti atas pemaparan
SuaraIslam.com, bahwa media tersebut memberikan rasa simpatik
terhadap kelompok ISIS.
3. Dilihat dari segi konteks sosial, ISIS kini menjadi momok yang
berbahaya bagi sebagian besar negara di dunia. Kekerasan yang
signifikan dilakukan ISIS, kerap menjadi topik hangat di berbagai
media massa. Tak jarang beberapa media menilai berbagai teror
diidentikan dengan Islam. Ini termasuk pelecehan terhadap Islam,
keadaan ini sangat meresahkan dan memprihatinkan terutama bagi
umat Islam. Sampai saat ini pun perbincangan masyarakat terkait
pelaku pendiri ISIS masih simpang siur kebenarannya.
B. Saran
Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi para pembaca diharapkan untuk lebih cermat dan teliti dalam
melihat dan menyikapi suatu berita yang diberikan oleh media,
109
sehingga tidak menciptakan anggapan negatif terhadap isu yang
sedang terjadi.
2. Masyarakat atau publik mampu bersikap kritis dan memberikan
penilaian terhadap isu pemberitaan, sehingga masyarakat mendapatkan
apa yang disampaikan sumber penulis berita.
110
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Al-Makassary, Ridwan dan Gaus AF, Ahamd. Benih-Benih Islam Radikal,
Studi Kasus Jakarta dan Solo. Jakarta: Center for teh Study of
Religion Ana Culture. 2010
Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2007.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. 2008.
Denzin, Norman K dan Guba, Egon. Teori dan Paradigma Penelitian
Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. 2001
Djik, Teun Van. Principles of Critical Discourse Analysis. London: Sage.
2002.
Djik, Teun A. Van. News as Discourse. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates. 1988.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti. 2003.
Eriyanto. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media.
Yogyakarta: LkiS. 2002.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LKiS. 2012.
Hamas, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta:
Granit. 2004.
Kuswarno M.S, Engkus. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan
Contoh Penelitiannya. Jakarta: Widya Padjajaran. 2008.
Luckman, Thomas dan Berger, Peter L. The Social Construction of
Reality, A Treatise in The Sosiological of Knowledge. Jakarta:
LP3ES.1990.
Mubarak, M. Zaki. Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan,
Pemikiran dan Prospek Demokrasi. Jakarta: LP3ES. 2008.
111
Mubarak, M. Zaki. 2015. Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan
Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer.
Episteme, Volume 10 (1).
Muhammad, Reno. ISIS: Kebiadaban Konspirasi Global. Bandung: Mizan
Media Utama. 2014.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya. 2006.
Moelong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda. 2007.
Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. 2012.
Nurjannah. 2003. Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas
Nama Dakwah. Jurnal Dakwah, Vol. XIV (2).
Rahmat, M.I. Arus Baru Islam Radikal. Jakarta: Erlangga. 2005.
Suhandang, Kustandi. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk
dan Kode Etik. Bandung: Penerbit Nuansa. 2004.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Semiotik, dan Analisis Framing. Bangdung: Rosdakarya.
2009.
Syam, Nur. 2006. Radikalisme dan Masa Depan Hubungan Agama-agama:
Rekonstruksi Tafsir Sosial Agama. Jurnal ilmu-ilmu Keislaman.
hlm. 208-209.
Taher, Tarmidzi. Islam dan Tantangan Radikalisme Global. Jakarta:
Republika. 1995.
Thalib, J.U. Radikalisme dan Islamophobia, Islam dan Terorisme.
Yogyakarta: UCY. 2003.
Turmudi, Endang dan Sihbudi, Riza. Islam dan Radikalisme di Indonesia.
Jakarta: Lipi Press. 2005.
Turner, Lynn H. Pengamat Teori Komunikasi dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika. 2008.
Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda dan Islam Kita: “Agama
Masyarakat Negara Demokrasi”. Jakarta: The Wahid Institute.
2006.
112
B. Website
http://www.republika.co.id/page/about
http://www.SuaraIslam.com
http://DahlanDahi.com/2013/08/jumlah-visitor
http://teorionline .wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
http://www.dakwatuna.com/2014/06/30/53863/asal-muasal-isis-dan
perkembangannya
http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-isis.html
http://www.ensiklopediasli.co.id/2015/06/sejarah-isis-di-dunia-dan-
diindonesia-serta-apa-tujuannya
http://www.merdeka.com/struktur-organisasi-isis
http://news.liputan6.com/read/2196152/begini-cara-isis-merayu-wni
https://www.suratkabar.id/16594/news/tragedi-di-nice-membuat-muslim-
di-prancis-tersudutkan
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20151228150715-120-
100731/mengukur-luas-wilayah-kekuasaan-isis-di-tahun-2015/
http://www.merdeka.com/ lima-teori-populer-ini-jelaskan-dalang-di-balik-
ISIS/
113
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Dengan : Agung Sasongko
Jabatan : Redaktur Republika Online
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016
1. BAGAIMANA SEJARAH BERDIRINYA REPUBLIKA ONLINE?
Jawab: Ketika pameran teknologi Republika Online untuk pertama kalinya
diperkenalkan sebagai sebuah portal pertama di Indonesia. Memang sifat
beritanya adalah religi edisi koran yang dionlinekan gitu. Tapi pada saat itu
sudah terhitung sangat bersejarah. Kemudian disempurnakan dari yang telah
dilakukan para pendahulu Republika, sehingga memiliki divisi sendiri di
Republika Online dari sistem keredaksian, pemberitaan, penulisan dan segala
macam. Selengkapnya silahkan cek di website kami.
2. APAKAH KARAKTER PENULISAN BERITA ROL SAMA DENGAN
TABLOID HARIAN REPUBLIKA ATAU MEDIA CETAKNYA ?
Jawab: Bisa dikatakan berbeda, sebab berita Online kan secara langsung
intinya tapi kontinu. Kita punya bank berita/ newsroom, adalah yang
membawahi reporter yang dapat diberdayakan orang, majalah, maupun
Online. Sistem karakternya seperti kebanyakan media Online namun tetap
dengan gaya bahasa Republika yang telah dikenal masyarakat. Meskipun
perkembangan bahasa Online tidak melulu mengacu pada kaidah bahasa
Indonesia tapi kita tetap dalam koridor kaidah jurnalistik.
3. ADAKAH CIRI KHAS MENGENAI GAYA PENULISAN YANG
DIMILIKI REPUBLIKA ONLINE?
Jawab: Kita menyesuaikan dengan pembaca Online, jika gaya penulisan
Online seperti koran, terlalu kaku. Nah untuk Online kita pilih kata yang
menarik tapi tidak kompor namun santun. Bahasa yang cerdaslah.
4. BAGAIMANA KEBIJAKAN REDAKSINYA, APA PERBEDAAN
KEBIJAKAN REDAKSI PADA REPUBLIKA ONLINE DENGAN
MEDIA CETAKNYA ATAU HARIAN REPUBLIKA?
Jawab: Kebijakan memang tidak berbeda, hanya kebutuhan pemberitaan saja
lebih kepada gaya penyajiannya. Artinya misalkan koran itu harus in depth
namun terbit besok. Sedangkan Online detik itu juga harus segera di upload
namun tidak in depth.
5. BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN BERITA DARI IDE AWAL
BERITA SAMPAI MENJADI SEBUAH BERITA DI REPUBLIKA
ONLINE?
Jawab: Biasanya redaktur terutama melihat isu di lapangan, dilanjutkan
diskusi semacam rapat redaksi menghasilkan isu apa yang menarik. Lalu
disusun apa yang ingin digarap. Lalu ditentukan persoalan mana yang segera
di running lalu kemudian didistribusikan kepada para reporter. ROL punya
reporter sendiri, tapi ada juga yang digabung dengan newsroom. Jadi
dinewsroom kepagian garap isu 1 reporter garap isu 2.
6. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES
PEMBUATAN BERITA HINGGA DITAMPILKAN DI SITUS ?
Jawab: Secepatnya ya, artinya reporter melakukan penugasan, lalu hasilnya
dikirim ke newsroom lalu segera di upload ke Republika Online.
7. BAGAIMANA REPUBLIKA ONLINE MEMANDANG ISU
INTERNASIONAL YAKNI NEGARA ISLAM IRAK DAN SURIAH ?
Jawab: Beberapa tahun belakangan memang ISIS menjadi isu tinggi bagi
Republika. Sebab diluar ISIS pun Islam menjadi paling tersudutkan
diberbagai isu, belum lagi bentuk pelecehan segala macam. ISIS salah
satunya, dapat dikatakan jauh dari apa yang dikatakan rahmatan lil lamin. Ini
berbahaya, selain merusak lebih banyak negatifnya kita melihat. Kita juga
ingin mengabarkan bahwa Islam itu bukan ISIS atau ISIS bukan Islam, kita
ingin menampakkan bahwa Islam yang benar. Kemudian kita tampilkan ISIS
seperti ini, gerak-geriknya, aksi-aksinya, itu harus kita tampakkan dan bagi
republika sangat penting untuk mengawal isu ini.
8. SEBAGAI MEDIA YANG BISA DIKATAKAN “DAKWAH BIL
QALLAM” APA YANG SUDAH REPUBLIKA ONLINE LAKUKAN
TERKAIT ISU INTERNASIONAL ISIS ?
Jawab: Kita punya rubrik khasanah, hikmah segala hikmah, kemudian
banyak rubrik-rubrik yang kita sajikan dari sisi fiqhnya ada dari segi fatwa
juga ada kemudian dari sisi sejarah ISISnya ada dan itu bagian dari dakwah
kami juga. Jadi kita membahas ISIS dari berbagai sudut pandang, dan itu
terlihat dari berita yang kami sajikan.
9. MENURUT ANDA SEBERAPA PENTING YANG DAPAT
DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT TERKAIT ISU
INTERNASIONAL INI ?
Jawab: Sangat penting sekali ya, masyarakat kita ini masih banyak yang
belum paham mengenai isu ini. kami khawatir ISIS ini menyudutkan Islam.
Opini masyarakat menilai Islam negatif, Islam kekerasan, Islam konservatif
dan lain-lain. Maka dari itu kami menginformasikan apa pun yang terkait
ISIS.
10. APAKAH NARASUMBER YANG DIPILIH REPUBLIKA ONLINE
DALAM SEBUAH BERITA BERDASARKAN SESUAI IDEOLOGI
REPUBLIKA ONLINE?
Jawab: Sebagai media harus cover booth ide ya, maka semua kalangan,
elemen kita minta pendapatnya. Dan isu ini sudah masuk ke negara kita maka
bukan lagi masalah satu agama saja kan. Yang dikhawatirkan ISIS ini masuk
ke Indonesia, maka kita harus bareng-bareng mengawal persoalan ini. dalam
hal ini kita merangkul agama lain, kita punya kekhawatiran yang sama.
11. APA HARAPAN PENULIS TENTANG PEMBERITAAN ISIS
TERSEBUT ?
Jawab: Tidak ada lagi ISIS yang lainnya, sebab formatnya berubah-berubah
nanti ISIS, besok apalah, ini itu dan macam-macam entah seperti apa lagi
bentuknya dan siapa lagi pelakunya. Artinya harapan kita ingin Islam itu
dengan format yang baik, cerdas. Tidak ada lagi yang mengatasnamakan
Islam dalam bentuk kekerasan, radikal, garis keras dan lain-lain.
12. MENURUT ANDA BAGAIMANA PENGARUH BERITA TERSEBUT
PADA MASYARAKAT ?
Jawab: Pengaruh indikatornya ada dua, pertama bisa dilihat jiwa
pembacanya yang melihat isu tersebut. Kita punya sistem yang menampilkan
berita dengan peminat yang tinggi. Kedua dari sisi komentar yang mereka
share berita tersebut. Rata-rata responnya bagus. Bagus dalam arti
tersecerahkan, kan banyak media yang barat yang mengompori tapi kita harus
menggawangi dengan fakta-fakta yang tidak mereka tampilkan.
13. BAGAIMANA CARA REPUBLIKA ONLINE DALAM MENJAGA
OBJEKTIVITAS SUATU BERITA YANG DIBUAT?
Jawab: Objektivitas itu sama seperti cover booth side harus dan selalu kita
jaga. Misalnya ini, kalau pun ada tudingan yang ditunggangi Barat hal itu
harus kita tampilkan dengan fakta dan data. Pokoknya kita pegang fakta, data,
akurasi segala macam.
14. APA SAJA KENDALA WARTAWAN DALAM MELIPUT SEBUAH
BERITA ?
Jawab: Kendala di lapangan sifatnya dinamis, tidak bisa diprediksi. Namun
sejak awal reporter kami latih melihat lapangan dengan hati. Mereka
disiapkan untuk menghadapi masalah di lapangan.
15. BERAPA JUMLAH PENGAKSES MEDIA ONLINE REPUBLIKA
ONLINE PERHARINYA ?
Jawab: Perhari ROL dapat mencapai jutaan viewers. Sebab itu kami menilai
ini sangat berpengaruh.
Asap membubung dari Bandara Zaventem, Brussels, Belgia, setelah terjadi ledakan pada Selasa (22/3).
Transkip Wawancara
Dengan : Muhammad Syah Agusdin
Jabatan : Sekretaris Redaksi Suara Islam
Hari/ Tanggal : Senin, 8 Agustus 2016
1. BAGAIMANA SEJARAH BERDIRINYA SUARAISLAM.COM ?
Jawab: Suara Islam itu mulanya adalah media cetak tabloid edisi perdananya
18 Juli 2006. Lalu 2009 kalau tidak salah ingat baru launching onlinenya.
Suara Islam diterbitkan dalam rangka untuk menampung dan menyuarakan
aspirasi umat Islam. Sebab saat itu media Islam sangat kurang dibandingkan
media non Islam. Kebanyakan media nasional sekuler. Jika masyarakat kita
membaca media sekuler maka akan berpengaruh pada sikap dan perilakunya.
Kemudian dari situlah kita terbit ingin menjadi bagian dari media-media Islam
untuk mencerahkan, mencerdaskan umat Islam. Lalu berkembangnya ilmu
teknologi muncul media online, menjadikan masyarakat lebih mudah
mengakses maka kami buat SuaraIslam.com.
2. APAKAH KARAKTER PENULISAN BERITA SUARAISLAM.CO,
SAMA DENGAN TABLOID SUARA ISLAM ATAU MEDIA
CETAKNYA ?
Jawab: Secara garis kebijakannya sama, tetapi jurnalisme online sama
jurnalisme cetaknya itu beda. Teknik penulisannya beda, tapi kebijakan dan
arah redaksinya itu sama.
3. ADAKAH CIRI KHAS MENGENAI GAYA PENULISAN YANG
DIMILIKI SUARAISLAM.COM?
Jawab: Kalo di online lebih bersifat straight news lebih lugas tapi tidak in
depth sebab 4 sampai 5 alinea saja sudah menjadi sebuah berita. Kalau
cetaknya kan harus in depth lebih mendalam.
4. BAGAIMANA KEBIJAKAN REDAKSINYA, APA PERBEDAAN
KEBIJAKAN REDAKSI PADA SUARAISLAM.COM DENGAN
TABLOID SUARA ISLAM ?
Jawab: Kita sering membaca media-media nasionalis sekuler yang
menampilkan pemberitaan dengan sudut pandang Islam yang minim. Sebab itu
Suara Islam memuat berita itu dengan sudut pandang Islam. Jadi kebijakan
redaksinya berdasarkan sudut pandang Islam karena kita menyuarakan aspirasi
umat Islam.
5. BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN BERITA DARI IDE AWAL
BERITA SAMPAI MENJADI SEBUAH BERITA DI
SUARAISLAM.COM ?
Jawab: Rapat redaksi pasti ada, namun jika untuk Online wartawan bisa
langsung mengupload di lapangan setelah meliput.
6. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES
PEMBUATAN BERITA HINGGA DITAMPILKAN DI SITUS ?
Jawab: Kalau Online cepat ya tidak seperti cetak pastinya. Tidak
membutuhkan waktu lama. Langsung di tempat kejadian pun jika bawa tab,
laptop wartawan kami bisa langsung mengupload.
7. BAGAIMANA SUARAISLAM.COM MEMANDANG ISU
INTERNASIONAL YAKNI NEGARA ISLAM IRAK DAN SURIAH ?
Jawab: Suara Islam memandang ISIS tidak bisa langsung menilai itu seperti
apa, sebab kita tidak mengecek langsung ke negaranya. Tapi melihat
pemberitaan-pemberitaannya, ada yang menyebut ISIS itu perpecahan dari
tentara-tentara sunni-Irak artinya juga anak buahnya Sadam Husein bergabung
dengan kelompok-kelompok milisi sunni Irak yang sesudah Irak dikuasai ISIS
tadi kemudian menjadi istilahnya, sebutlah syiah lalu ditekan dia kemudian
bentroklah kelompok sunni dan kelompok syiah di Irak itu. Kelompok bekas
tentara-tentara sunni Irak bergabung itu kemudian juga al-qaeda Irak
membentuk ISIS . Di pihak lain ada yang bilang ISIS itu bentukan dari CIA
sama kaya talliban jadi prosesnya itu sama kaya talliban Afganistan ketika
masih dikuasi oleh Soviet, Amerika tidak mau Afganistan yang dikuasai Soviet
itu menjadi kuat dan dia memerangi dengan cara mujahidin-mujahidin
Afganistan melawan penjagaan Soviet itulah yang dimanfaatkan Amerika,
CIA. Sekarang Amerika sendiri menganggapnya sebagai teroris padahal
mereka sendiri yang merekayasa. Karna kepentingannya udah berbeda dulu
untuk melawan Rusia, sekarang sama Irak juga begitu. Jadi selama ini kita
tidak bisa menjudge ISIS begini begitu, tidak bisa kalo ISIS itu pejuang-
pejuang islam di sana. Di sisi lain untuk volume kita tidak pada posisi untuk
mendukung atau menentang. Coba bayangkan banyak aksi-aksi kesadisan yang
tidak pernah dipraktikan oleh kelompok mana, al-qaeda enggak, talliban
Afganistan enggak, mujahidin enggak seperti itu ya kan, yang ada seperti itu
Hitler, Mossalini, kelompok-kelompok nazi. Jadi kita berkesimpulan, apa iya
pejuang Islam seperti ini ya kan, apalagi kan ISIS mempromosikan khilafah
juga.
8. SEBAGAI MEDIA YANG BISA DIKATAKAN “DAKWAH BIL
QALLAM” APA YANG SUDAH SUARAISLAM.COM LAKUKAN
TERKAIT ISU INTERNASIONAL ISIS ?
Jawab: Jihad itu kan bukan radikal. Terserah mau bilang apa ini itu tapi dalam
al-Qur’an itu sendiri ada jihad. Dalam al-Qur’an bila kita dalam posisi
diserang, dihancurkan kita tidak boleh berdiam diri saja kita membela dengan
cara jihad. Kita diperangi dengan fisik yang kita perang dengan fisik, kita
diperangi dengan senjata ya kita perang dengan senjata. Jadi kalo kita
menyuarakan Islam dengan jihad bukan berarti kita radikal. Kalau pun disebut
sebagai radikal itu perseorangan. Misalnya palestina dijajah dengan Israel
lantas jika melakukan perlawanan apa bisa disebut radikal, tentu tidak. Jadi kita
tidak dalam posisi kita gak mau disebut sebagai media yang radikal, itu kan
menyudutkan. Tapi kalau nilai-nilai islam jika diserang kita melakukan
pertahanan perlawanan itu namanya konsep jihad. Ya mau dibilang radikal atau
gimana terserah tapi jihad itu memang ada.
9. MENURUT ANDA HAL PENTING APA YANG DAPAT
DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT TERKAIT ISU
INTERNASIONAL INI ?
Jawab: Isu internasional itu penting yak karena kita Indonesia, ini terutama isu
islam internasional, karena Indonesia ini umat islamnya besar bahkan disebut
umat Islam paling banyak di dunia. Setiap kejadian-kejadian terkait isu islam
internasional, penting buat umat Islam di Indonesia. Sebab muslim Indonesia
mana tau peristiwa yang terjadi pada Islam di belahan dunia lain.
10. APAKAH NARASUMBER YANG DIPILIH SUARAISLAM.COM
DALAM SEBUAH BERITA BERDASARKAN SESUAI IDEOLOGI
SUARA ISLAM?
Jawab: Tentu sesuai dengan ideologi kita, kalau kita mencari informasi dari
saluran media yang radikal, namanya kita media yang radikal begitu kan. Jadi
misalkan ada narasumber tokoh pandangannya radikal tentang ISIS ya kita
bersebrangan sama itu enggak, kita begini dia begitu. Upayanya agar isu ini
tidak memecahbelah kita gitu kan.
11. APA HARAPAN PENULIS TENTANG PEMBERITAAN ISIS
TERSEBUT ?
Jawab: Isu ini kan terus berkembang di masyarakat, kita gak bisa berhenti
pada satu titik, oh begini, gak bisa kan. Misalnya pada awal-awal isu ISIS ini
kan wah langsung booming ada yang pro ada yang kontra, kita sebagai
pembaca media bisa secara cerdas mengetahui bagaimana yang sebenar-
benarnya. Kita gak bisa secara face-to-face langsung ke irak, kan kita di sini
(Indonesia). Nah tujuan kita memuat berita-berita sana itu agar pembaca
Indonesia tau isu ini.
12. BAGAIMANA CARA SUARAISLAM.COM DALAM MENJAGA
OBJEKTIVITAS SUATU BERITA YANG DIBUAT?
Jawab: Berita internasional itu banyakan dari sumber kantor-kantor berita
sama. Contoh yang biasa menjadi sumber-sumber berita kita itu kan alArabiya,
alJazira, worldbulletin, arabnews, banyaklah, itu yang sudah kelas
internasional. Jadi kita membanding dengan media lain, misalnya alArabiya
memberitakan apa media ini memberitakan apa, itu ada yang sama tapi juga
ada variasi ya kita tergantung kreatifitas jurnalistiknya. Tapi pada inti beritanya
sama, makanya jika ditanya onjektifitasnya bagaimana, ya kita lihat media-
media lain pemberitaannya apa jadi berbagai sumber tapi yang Islam.
13. APA SAJA KENDALA WARTAWAN DALAM MELIPUT SEBUAH
BERITA ?
Jawab: Kendala yang umumnya masyarakat kita peminatnya kurang kepada
media Islam, lebih kepada media nasional. Karena umat kita itu masih
berpedoman pada nilai-nilai medianyanya sendiri dengan nilai Islamnya,
berbanding lurus. Ini membuktikan bahwa umat Islam Indonesia itu nilai-nilai
sekulernya masih tinggi. Orang bisa lihat sejauh mana media islam dalam
kendala itu dengan apa yang paling banyak dibaca oleh masyarakatnya itu.
Bukan salah mereka juga, kita mengajak mengubah perilaku mereka dari
kesenangannya yang sekuler menjadi kesenangan yang Islamic habbit.
14. BERAPA JUMLAH PENGAKSES MEDIA ONLINE
SUARAISLAM.COM PERHARINYA ?
Jawab: Alhamdulillah meningkat ya, perhati itu bisa mencapai puluhan ribu.
SURAT KETERANGAN No. 010-ist/Suara Islam/VIII/2016 Bersama ini Redaksi Suara Islam, menerangkan bahwa : N a m a : Devi Yuliana Tempat/Tgl/Lahir : Jakarta, 26 Desember 1993 No. Pokok : 1112051100016 Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta Fakultas :Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan/Konsentrasi :Jurnalistik Alamat : Jl. Rawa Bola RT.004/007No. 71 Ciracas, Kelapa II Wetan
Telah benar-benar melakukan WAWANCARA dengan Redaksi Suara Islam pada Hari Senin, Tanggal 8 Agustus 2016, untuk keperluan penulisan Skripsi dengan judul:
“KonstruksiRadikalisme di Media Islam, AnalisaWacanaPemberitaan Isi di Republika Online dan Suara-Islam.Com”
Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 10 Agustus 2016
Redaksi Suara Islam
Drs. M. Syah Agusdin Sekretaris Redaksi
Kantor: Jl. Kalibata Tengah No. 3-A, Jakarta Selatan, Telp 021-227914, 021-7942240e-mail : [email protected], website www.suara-islam.com Bank : Bank Mumalat Indonesia No. 121-077-4222, Bank Mandiri No. 132-000-5489-414 (a/n SyaifulFalah)