konsep filosofis tentang arti pendidikan islam · pdf filekehidupan manusia, ... berhubungan...
TRANSCRIPT
1
KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abdullah Hadziq, M.A.
Disusun oleh:
Abdul Ghofur
NIRM. 016.11.10.2717
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
SURAKARTA
2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan atau tarbiyah dalam pandangan Islam merupakan
sebagian dari tugas kekhalifahan manusia, karena manusia adalah khalifah
Allah yang mengandung arti bahwa manusia mendapat kuasa dan
limpahan wewenang dari Allah untuk melaksanakan pendidikan terhadap
alam dan manusia, maka manusialah yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan pendidikan tersebut.
Pendidikan Islam mutlak bertujuan untuk penghambaan dan
aktualisasi terhadap peran dan posisi kekhalifahan manusia di muka bumi
(khalifatullah fi al-ardh). Sesuai dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-
Baqarah ayat 30 yang artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).
M. Quraish Shihab menegaskan kata khalifah dalam ayat tersebut
pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa
yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami khalifah
dalam arti menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan
menerapkan ketetapan-Nya. Namun Allah bermaksud dengan
pengangkatan itu untuk menguji manusia dan memberinya penghormatan.
Jadi kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas
melaksanakan tugas sesuai petunjuk Allah yang memberi tugas dan
wewenang.1
1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
Volume 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 142.
3
Mendidik atau melaksanakan aktivitas tarbiyah menurut arti
dasarnya adalah menumbuhkan dan mengembangkan alam dan manusia.
Ini berarti manusia harus mendidik dirinya sendiri agar menjadi tumbuh
dan berkembang bersama dengan pertumbuhan dan perkembangan alam.
Jadi, pendidikan adalah aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk
manusia. Pendidikan menyangkut dan berhubungan dengan hidup dan
kehidupan manusia, dan menyangkut pula masalah-masalah yang
berhubungan dengan sifat dasar dan hakikat manusia dan tujuan hidupnya.
Islam tentunya memberikan garis-garis besar tentang pelaksanaan
pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep yang mendasar
tentang arti, dasar, dan tujuan pendidikan Islam serta menjadi
tanggungjawab manusia untuk menjabarkan dan mengaplikasikan konsep-
konsep tersebut dalam praktek nyata kependidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pendidikan Islam?
2. Apa dasar pendidikan Islam?
3. Apa tujuan pendidikan Islam?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui dasar pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam
Adapun manfaat penulisan makalah ini agar dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman secara lebih mendalam dan komprehensif
mengenai konsep filosofis tentang arti, dasar, dan tujuan pendidikan Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu
kepada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah
tersebut term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam
adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim jarang
digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal
pertumbuhan pendidikan Islam.
Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term tersebut
memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki
perbedaan, baik secara tekstual maupun konstektual. Untuk itu, perlu
dikemukakan uraian dan analisis argumentasi tersendiri dari beberapa
pendapat para ahli pendidikan Islam.
1. Istilah al-Tarbiyah
Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun
kata ini memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya
menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.2
Dalam penjelasan lain, kata al-tarbiyah berasal dari tiga kata,
yaitu: Pertama, rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan
berkembang. Kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga,
rabba-yarubbu berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun,
dan memelihara.
Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Fatihah: 2
(alhamdu lil Allahi rabb al-alamin) mempunyai kandungan makna
yang berkonotasi dengan istilah al-tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan)
dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan
2 Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubiy, Tafsir Qurthuby, Juz 1,
(Kairo: Dar al-Sya‟biy, tt), hal. 120.
5
hal ini, maka Allah adalah pendidik yang Maha Agung bagi seluruh
alam semesta.3
Uraian di atas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses
pendidikan Islam adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan
Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia.
Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang
dikandung dalam term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur
pendekatan, yaitu: (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik
menjelang dewasa (baligh), (2) mengembangkan seluruh potensi
menuju kesempurnaan, (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju
kesempurnaan, (4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.4
Penggunaan term al-tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan
Islam dapat dipahami dengan merujuk firman Allah SWT yang artinya:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.” (Q.S. Al Israa‟: 24).
2. Istilah al-Ta’lim
Istilah al-ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan
pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih universal dibanding
dengan al-tarbiyah maupun al-ta’dib. Rasyid Ridha, misalnya
mengartikan al-ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan
tertentu. Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada QS. Al-
Baqarah ayat 151 sebagai berikut:
Artinya: sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al-
Baqarah:151).
3Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falasafah Pendidikan Islam, terj. Hasan
Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 41. 4Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode …., hal. 32.
6
Kalimat wa yu’allimu hum al-kitab wa al-hikmah dalam ayat
tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan
tilawah al-Qur‟an kepada kaum muslimin. Menurut Abdul Fatah Jalal,
apa yang dilakukan Rasul bukan hanya sekedar membuat Islam bisa
membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai
pendidikan tazkiyah an-nafs (penyucian diri) dari segala kotoran,
sehingga memungkinkannya menerima al-hikmah serta mempelajari
segala yang bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, makna al-
ta’lim tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah akan
tetapi mencangkup pengetahuan teoritis, mengulang secara lisan,
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan;
perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk
berperilaku.5
Kecenderungan Abdul Fatah Jalal di atas, didasarkan pada
argumentasi bahwa manusia pertama yang mendapat pengajaran
langsung dari Allah adalah Nabi Adam a.s. Hal ini secara eksplisit
disinyalir dalam QS. Al-Baqarah ayat 31, pada ayat tersebut
dijelaskan, bahwa penggunaan kata ‘allama untuk memberikan
pengajaran kepada Adam a.s memiliki nilai lebih yang sama sekali
tidak dimiliki para malaikat.
3. Istilah al-Ta’dib
Menurut Al-Atas, istilah yang paling tepat untuk menunjukan
pendidikan Islam adalah al-ta‟dib.6 Al-ta’dib berarti pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri
manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala
sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini,
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan
5Abdul Fatah Jalal, Azaz-azaz Pendidikan Islam, Terj. Hery Noer Ali, (Bandung:
Diponegoro, 1988), hal. 29-30. 6Muhammad Nuquib al-Attas, Konsep Pendidikan Islam, Terj. Haidar Bagir, (Bandung:
Mizan, 1994), hal. 60.
7
dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan
kepribadiannya.
Lebih lanjut ia ungkapkan bahwa penggunaan tarbiyah terlalu luas
untuk mengungkap hakikat dan operasionalisasi pendidikan Islam.
Sebab kata al-tarbiyah yang memiliki arti pengasuhan, pemeliharaan,
dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk melatih dan memelihara
binatang atau makhluk Allah lainnya. Oleh karena itu, penggunaan
istilah al-tarbiyah tidak memiliki akar yang kuat dalam khazanah
Bahasa Arab.
Dengan demikian istilah al-ta’dib merupakan term yang paling
tepat dalam khazanah bahasa Arab karena mengandung arti ilmu,
kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuhan yang
baik sehingga makna al-tarbiyah dan al-ta’lim sudah tercakup dalam
term al-ta’dib.
Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term di atas, secara
terminologi para ahli pendidikan Islam menyebutkan pengertian
pendidikan Islam sebagai berikut:
a. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, mengemukakan bahwa
pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu
peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam
sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian
banyak profesi dalam masyarakat.7
b. Muhammad Fadhil Al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam
sebagai upaya mengembangkan mendorong serta mengajak peserta
didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut
diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang sempurna,
7 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam …., hal. 399.
8
baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun
perbuatannya.8
c. Ahmad D. Marimba, mengemukakan bahwa pendidikan Islam
adalah bimbingan atau pemimpin secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).9
d. Ahmad Tafsir, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang
secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.10
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan
Islam adalah suatu sistem bimbingan secara sadar dan terencana oleh
pendidik yang memungkinkan seseorang (peserta didik) mampu
mengembangkan semua potensi dirinya terdiri dari akal, perasaan maupun
perbuatan (jasmani dan rohani) agar dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat
dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sendiri sesuai dengan nilai-
nilai ajaran Islam yang diyakininya menuju terbentuknya kepribadian yang
utama (insan kamil).
B. Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang mendasari seluruh
aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan
fundamental, maka diperlukan landasan dan pandangan hidup yang kokoh
dan komprehensif, serta tidak berubah. Hal ini karena telah diyakini
kebenarannya yang telah teruji oleh sejarah. Kalau nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang dijadikan dasar pendidikan itu bersifat relatif dan
8Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat, (al-syirkat al-Tunisiyat li al-
Tauzi‟, 1977), hal. 3. 9Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif,
1989), hal. 19. 10
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992), hal. 32.
9
temporal, maka pendidikan akan mudah terombang-ambing oleh
kepentingan dan tuntutan sesaat yang bersifat teknis dan pragmatis.11
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan
kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar
yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberi arah bagi
pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini,
dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber
nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke
arah pencapaian pendidikan.
Dasar pelaksanaan pendidikan Islam adalah Al-Qur‟an dan Al-
Hadis. Dalam Al-Qur‟an surat Asy-Syura ayat 52 disebutkan:
Artinya: “dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al
Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya,
yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura: 52)
Adapun dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Sesungguhnya orang mukmin yang paling dicintai oleh Allah
ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan
nasehat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta
menasehati pula akan dirinya sendiri, menaruh perhatian serta
mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan
memperoleh kemenangan ia.” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin: 90).
Dari ayat Al-Qur‟an dan Hadis Nabi di atas dapat diambil titik
relevansinya sebagai dasar pendidikan agama Islam, mengingat:12
11
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hal. 81.
10
1. Bahwa Al-Qur‟an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi
petunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan
ke arah jalan yang diridhai Allah SWT;
2. Menurut hadis Nabi bahwa di antara sifat orang mukmin ialah saling
menasehati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat
diformulasikan sebagai usaha dalam bentuk pendidikan Islam;
3. Al-Qur‟an da Hadis tersebut menerangkan bahwa Nabi adalah benar-
benar memberi petunjuk ke jalan yang lurus, sehingga beliau
memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk,
memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
Moh. Athiyah al-Abrasyi menegaskan bahwa pendidikan agama
adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah
(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya
ikhlas dan jujur.13
Menetapkan Al-Qur‟an dan Hadis sebagai dasar pendidikan Islam
bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada
keimanan semata. Namun justru karena kebenaran terdapat dalam dua
dasar tersebut dapat diterima oleh akal manusia dan dapat dibuktikan
dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-
Qur‟an tidak ada keraguan padanya (QS. Al-Baqarah/2: 2). Ia tetap
terpelihara kesuciannya dan kebenarannya (QS. Ar-Ra‟d/15: 9), baik
dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek sosial budaya
dan pendidikan. Demikian pula kebenaran hadis sebagai dasar kedua bagi
pendidikan Islam. Kepribadian Rasul (QS. Al-Ahzab/33: 21). Oleh karena
itu perilakunya senantiasa terpelihara dan terkontrol oleh Alllah SWT (QS.
An-Najm/53: 3-4).
Dalam pendidikan Islam, Sunnah Rasul mempunyai dua fungsi,
yaitu: (1) Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-
12
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 154. 13
Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustani A. Goni
& Djohar Bahri LIS, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), hal. 15.
11
Qur‟an dan menjelaskan hal-halbyang tidak terdapat di dalamnya, (2)
Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasululllah SAW
bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak dan pendidikan
keimanan yang pernah dilakukannya.14
Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali,
sebagaimana dikutip Hasan Langgulung terdiri atas enam macam, yaitu:
Al-Qur‟an, Sunnah, qaul shahabat, Maalih al-mursalah, „urf, dan
pemikiran hasil dari ijtihad intelektual muslim.15
Seluruh rangkaian dasar
tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem pendidikan
Islam.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Jika kita berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti
berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini
mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adala tujuan
yang merealisasi idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada
hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan
mutlak yang harus ditaati.
Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun
horizontal;
2. Sifat-sifat dasar manusia;
3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan;
4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dalam aspek ini setidaknya
ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu: (a) mengandung nilai yang
berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia, (b)
mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk
14
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode …, hal. 47. 15
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), hal. 38.
12
meraih kehidupan akhirat yang membahagiakan, (c) mengandung nilai
yang dapat memadukan kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.16
Berdasarkan batasan di atas, para ahli pendidikan (muslim)
mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Di antaranya Omar
Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, mengemukakan bahwa tujuan
tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan
akhirat.17
Sementara tujuan akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan
fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan dan akalnya secara dinamis,
sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksaan
fungsinya sebagai khalifah di dunia.18
Pendekatan tujuan ini memiliki
makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim
sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak” Tuhan sesuai dengan
syariat Islam, serta mengisi tugas kehidupannya di dunia dan menjadikan
kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikannya.
Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam
menurut Al-Qur‟an meliputi: (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai
manusia di antara makhluk Allah lainnya dan tanggungjawabnya dalam
kehidupan ini, (2) menjelaskan hubungannya sebagai makhluk sosial dan
tanggung jawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, (3)
menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk
mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta,
(4) menjelaskan hubungannya dengan Khaliq sebagai pencipta alam
semesta.19
Sedangkan menurut Moh. Athiyah al-Abrasyi menyimpulkan
bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling asasi, yaitu:20
16
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 120. 17
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam …., hal. 410. 18
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan …., (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989),
hal. 67. 19
Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Nahwa Tarbiyat Mukminat …., hal. 17. 20
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam …, hal. 164-166.
13
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia, bahwa pendidikan
akhlak adalah jiwa pendidikan Islam – buitstu li utammima makarimal
akhlak dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan
sebenarnya;
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat;
3. Menumbuhkan ruh ilmiah (scientific spirit) pada pelajaran dan
memuaskan keinginan hati untuk mengetahui (curiosity) dan
memungkinkan ia mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu.
4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan,
sehingga mampu mencari rezeki dalam hidup dan hidup dengan mulia
di samping memelihara kerohanian dan keagamaan;
5. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya.
Adapun menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
memperjelas adanya tujuan antara dalam pendidikan Islam, yaitu:21
1. Tujuan individual, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kepribadian
individu dan pelajaran yang dipelajarinya;
2. Tujuan sosial, yaitu tujuan yang berkaitan dengan kehidupan sosial
anak didik secara keseluruhan.
3. Tujuan profesional, yaitu tujuan yang berkaitan dengan pendidikan
sebagai ilmu, seni, profesi, dan sebagai suatu aktivitas yang berada di
tengah masyarakat.
Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah penyerahan
dan penghambaan diri secara total kepada Allah SWT. Tujuan ini bersifat
tetap dan berlaku umum, tanpa memperhatikan tempat, waktu, dan
keadaan.
21
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam …., hal. 399.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian pada makalah ini maka dapat disimpulkan:
1. Dalam konteks pendidikan Islam, dikenal term al-tarbiyah, al-
ta’dib, dan al-ta’lim, namun yang populer digunakan adalah term
al-tarbiyah. Dapat dipahami pendidikan Islam adalah suatu sistem
bimbingan secara sadar dan terencana oleh pendidik yang
memungkinkan seseorang (peserta didik) mampu mengembangkan
semua potensi dirinya terdiri dari akal, perasaan maupun perbuatan
(jasmani dan rohani) agar dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
dengan ideologi Islam.
2. Dasar utama pelaksanaan pendidikan Islam adalah Al-Qur‟an dan
Al-Hadis. Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam berkembang
yaitu Al-Qur‟an, Sunnah, qaul shahabat, Maalih al-mursalah, „urf,
dan pemikiran hasil dari ijtihad intelektual muslim. Seluruh
rangkaian dasar tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan
sistem pendidikan Islam.
3. Tujuan pendidikan Islam adalah merealisasi idealitas Islami.
Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah penyerahan
dan penghambaan diri secara total kepada Allah SWT. Tujuan ini
bersifat tetap dan berlaku umum, tanpa memperhatikan tempat,
waktu, dan keadaan.
B. SARAN
Sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab terhadap para
peserta didiknya, hendaknya setiap pendidik memiliki pemahaman
yang kuat tentang arti, dasar, dan tujuan pendidikan Islam. Sehingga
dalam ranah aplikasi mampu mengejawantahkan pendidikan Islam
dengan sebenar-benarnya sebagai bentuk ikhtiar untuk andil
mewujudkan generasi masa depan yang berilmu dan berakhlak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fatah Jalal. 1988. Azaz-azaz Pendidikan Islam. Terj. Hery Noer Ali.
Bandung: Diponegoro.
Abdurrahman An-Nahlawi. 1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam.
Bandung: Diponegoro.
Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-
Ma‟arif.
Ahmad Tafsir. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hasan Langgulung. 1989. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
M. Arifin. 1991. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an Volume 1. Jakarta: Lentera Hati.
Moh. Athiyah Al-Abrasyi. 1980. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj.
Bustani A. Goni & Djohar Bahri LIS. Jakarta: Bulan Bintang.
Muhammad Fadhil Al-Jamaly. 1977. Nahwa Tarbiyat Mukminat. Tunisia: al-
Syirkat al-Tunisiyat li al-Tauzi‟.
Muhammad Nuquib al-Attas. 1994. Konsep Pendidikan Islam. Terj. Haidar Bagir.
Bandung: Mizan.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany. 1979. Falsafah Pendidikan Islam.
Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.
Zuhairini, dkk. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.