konsep awal arah pengembangan industri besi-baja nasional

25
Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional Widodo Setiadharmaji Direktur Eksekutif IISIA Disampaikan pada Webinar; FGD Program Perlindungan Industri Logam - Direktorat Industri Logam Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Bandung, 25 Februari 2021

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Konsep AwalArah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Widodo SetiadharmajiDirektur Eksekutif IISIA

Disampaikan pada Webinar;FGD Program Perlindungan Industri Logam - Direktorat Industri Logam

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Bandung, 25 Februari 2021

Page 2: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

TOPIK BAHASAN

A. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

B. Utilisasi Industri Baja Nasional

D. Rencana Pengembangan Industri Baja Nasional 2050

A. Update Supply – Demand Industri Baja Nasional

A. Kelebihan Kapasitas Industri Baja GlobalB. Kondisi Persaingan Industri Baja Global

C. Peran Pemerintah dalam Industri Baja

IV. Penutup dan Permohonan Dukungan

I. Kondisi Industri Baja Global

II. Kondisi Industri Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja Nasional

B. Proyeksi Pertumbuhan Kebutuhan Baja Nasional

E. Pentahapan Rencana Pengembangan Kapasitas: Neraca Komoditas Industri Baja Nasional 2025– 2050

C. Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Baja Nasional

Page 3: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Bagian I: Kondisi Industri Baja Global

Page 4: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

4

• Industri Baja Global merupakan industri dengan kelebihan kapasitas yang sangat besar.

• Tahun 2019: kelebihan kapasitas global mencapai 500 juta ton.

ü 2020: +41,8 juta ton (Eurometal)

• Dampak kelebihan kapasitas baja global:

ü Ekspor dalam jumlah signifikan (30% produksi global: >400 juta ton) àmengganggu eksistensi industri baja lainnya.

ü Harga Rendah à profitabilitas sangat tertekan, kebangkrutan

ü Campur tangan Pemerintah:

Ø Mendukung ekspor (vs menutup)

Ø Melindungi industri dalam negeri

Sumber: OECD, Latest developments in steelmaking capacity, 2020

514

1.848

2.362

I. Kondisi Industri Baja Global

A. Kelebihan Kapasitas Industri Baja Global

Page 5: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

5

Steel Global Excess Capacity> 500 Million Ton

(30x Indonesia Demand)

China Exportat “Unrealistic Low Price”

(2019:~60 juta ton, 2020: ~50 juta ton)

Domestic producers cannotcompete:• Very Low Capacity Utilization• Financial Loss• Bankruptcies

China Capacity > 1.000 MTPY (50% Global Capacity)

China Government Supports:Extensive Financial & Non Financial

SupportOther Gov. Support vs China

Government Support?

The case of an Indonesia Steel Producer Unsustainable Financial Performances

WTO: Excess capacity in China hurts the global economy not only through direct exports from China, but also because lower global prices and a glut of supply make it difficult for even the most competitive producers to remain viable

Company vs Company Government vs Government

Shifting Market Competition Paradigms

State of the art technologies withglobal competitiveness

VS Cheap Chinese Imported Steel

Products

I. Kondisi Industri Baja Global

B. Kondisi Persaingan Industri Baja Global

Page 6: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

6

China Steel Industry Policies:Steel is a Strategic Industry

Made in China 2025

US: Buy America, Made it in America

India: Make in IndiaForms of Subsidies:• Loan interest subsidies• Direct financial grant: direct cash

grants, equity infusion• Tax Benefit• Tax Rebate• Land Use• Energy subsidies• Raw Material• Environment

• Steel Import Tax: 25%

• National Steel Policies: 300 MT by 2025• Import Duty: 15% (25% at peak rate)• Export Duty of High Grade Iron Ore:

30%• Cheap loan and Tax Incentives• Subsidized Land

Other Country Policies

Italy:

• Loan, equity intervention, tax allowances for ILVA: Euro 2 billion

Canada:

• US 250 million funding packages for steel industries (2019)

Belgium:

• State aid to Duferco Group: USD 230 million (2016)

China Government Subsidies: USD 4,4 billion (2016), USD 52 billion (2006)

UK:

• Financial Support for British Steel: £ 300 million rescue package + previous £ 150 million for EU carbon credit payment

Turkey:

• Low-interest development bank loans, export credits and insurance, tax benefits, and the provision of low-cost inputs to suppliers (state controlled energy price)Source: multiple internet source

I. Kondisi Industri Baja Global

C. Peran Pemerintah dalam Industri Baja (1/4)

In steel industries, higher government intervention intensity

Page 7: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Government Intervention Criteria:US Section 232 à excessive foreign imports are found to be a threat to US national security.• 26% market share• Utilization Rate: 71% (unsustainable profitability) à Target 80%

7

Steel is National Security The Steel Import Monitoring and Analysis (SIMA)

Reasons for Intervention Responses

• To protect domestic steel industry from unfair trade practices• To provide advance

information about steel imports to various stakeholders including producers and importers to have effective policy interventions

Unfair Trade Practices TariffTrade Remedies

Purposes

1

2

I. Kondisi Industri Baja Global

C. Peran Pemerintah dalam Industri Baja (2/4)

Page 8: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

8

Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, Meksiko, Norwegia, Rusia, Turki, India dan Swiss melayangkan gugatan resmi ke Dispute Settlement Body WTO

Uni Eropa: 25% BMTPS dalam bentuk kuota-tarif untuk 26 kategori produk baja (Juli 2018).

CATATANBMTP = Bea Masuk Tindakan Pengamanan (Safeguards Duty)BMTPS = Bea Masuk Tindangan Pengamanan Sementara

Kanada: 25% BMTPS untuk 7 produk baja (Okt’ 2018). Final Determination BMTP 10-20% hanya mengenakan heavy plate & stainless steel wire.

Tiongkok: bea masuk tambahan dengan rentang 15-25% untuk 128 produk asal Amerika Serikat, termasuk seamless steel pipe (April 2018).

Turki: 25% BMTP dalam bentuk kuota-tarif untuk 20 kode HS yang terdiri dari beberapa produk baja & peralatan kereta api (Sep’ 2018).

Asosiasi Baja India (ISA) mengajukan petisi safeguards (Feb’ 2019) tapi ditolak otoritas India pada Juli 2019. ISA berencana banding karena tertutupnya pasar AS dan UE masih merupakan ancaman (threat of injury).

• Kecepatan respons negara-2 lain dalam melindungi industri baja masing-masing (1 - 7 bulan)

Ø Maret 2018, Presiden Donald Trump mengenakan bea masuk tambahan sebesar 25% untuk impor baja

I. Kondisi Industri Baja Global

C. Peran Pemerintah dalam Industri Baja (3/4)

Page 9: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

9

• Indonesia termasuk 10 besar pengguna instrumen TR terhadap impor produk besi dan baja. Namun dibandingdengan negara maju seperti US, UE Canada, India dan bahkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand,Indonesia masi cukup tertinggal dalam penggunaan TR untuk melindungi industri baja dalam negeri.

• Produk baja asal RRT merupakan sasaran utama penerapan Trade Remedies dari negara-negara anggota WTO.

Sumber: WTO,2020.

269

136118

75 71 65 69 58 4933

81

1228

7 9 1 0 2 0 03 1 0 0 0 3 0 0 3 100

50

100

150

200

250

300

US EU Canada Mexico Australia India Argentina Brazil Thailand Indonesia

Penggunaan Trade Remedies Terhadap Produk Besi dan Baja (1995 - 2019)

AD

CVD

SFG• Impor 26%• Utilization Rate 71%

• Impor > 50 %• Utilization Rate <50%

• Impor 23 %• Utilization Rate >80%

I. Kondisi Industri Baja Global

C. Peran Pemerintah dalam Industri Baja (4/4)

Page 10: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Bagian II: Kondisi Industri Baja Nasional

Page 11: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

11

v Konsumsi baja nasional secara total(ASC: Apparent Steel Consumption)Tahun 2020 diperkirakan turun sekitar0,5%

v Impor Baja Tahun 2020 turun sekitar21%

v Ekspor meningkat sekitar 14-15%

v Utilisasi kapasitas industri baja 2020membaik

Kinerja Industri diperkirakan membaik, meskipun mengalami dampak negatif COVID 19, terutama karena penurunan volume impor yang signifikan dan perbaikan daya saing industri.

II. Kondisi Industri Baja Nasional

A. Update Supply – Demand Industri Baja Nasional

Page 12: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

12

• Meskipun terjadi peningkatan utilisasi kapasitas industri baja pada tahun 2020, namun demikian belum mencapai tingkat utilisasi sehat (2020: preliminary à ~+7% dari 2019)

Utilisasi Kapasitas Produksi Baja Nasional 2019

Unit dalam ribu ton Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), SEAISI. (diolah) 2020.

PRODUK KAPASITAS KONSUMSI PRODUKSI UTILISASI SUPPLYEKSPOR

SUPPLYDOMESTIK

SUPPLYIMPOR

SHAREIMPOR KETERANGAN

Hot Rolled Coil 4.900 3.759 2.047 42% 190 1.857 1.902 51% overcapacity

Plate 2.760 1.508 1.813 66% 778 1.035 473 31% overcapacity

Cold Rolled Coil 2.380 2.736 751 32% 1 750 1.986 73% -

Wire Rod 2.155 1.612 965 45% 43 922 690 43% overcapacity

Bar 8.478 3.165 2.746 32% 101 2.645 520 16% overcapacity

Section 1.727 1.088 833 48% 4 829 259 24% overcapacity

Coated Sheet 2.240 1.997 1.043 47% 10 1.033 964 48% overcapacity

Pipe 2.392 1.352 884 37% 195 689 663 49% overcapacity

27,032 11,082

• Utilization Rate: 71% (unsustainable profitability) à Target 80%

II. Kondisi Industri Baja Nasional

B. Utilisasi Industri Baja Nasional

Page 13: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

Bagian III: Arah Perkembangan Industri Baja Nasional

Page 14: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

14

v Kondisi ekonomi nasional tahun 2021 akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam pengendalian pandemi COVID-19

v Dalam Jangka Panjang Indonesia diproyeksikan akan menjadi kekuatan salah satu kekuatan ekonomi dunia

• PWC : # 4 dengan GDP 10,5T (2050)

• OECD : # 5 dengan GDP 13,6T (2060)

Sumber: Nota Keuangan 2021

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Proyeksi Ekonomi 2050 (PWC)

PwC, The World in 2050, The Long View How will the global economic order change by 2050?

III. Arah Pengembangan Industri Baja NasionalA. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Page 15: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja NasionalB. Proyeksi Pertumbuhan Kebutuhan Baja Nasional

2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050ASC Consumption Base 15,8 22 33 47 67 93 125ASC Consumption Optimistic 15,8 24 36 53 78 110 150ASC Consumption Pesimistic 15,8 20 28 39 54 76 100

15,8

125

150

100

0,020,040,060,080,0

100,0120,0140,0160,0180,0200,0

VOLU

ME

(MIL

LIO

N T

ON

S)Indonesia Apparent Steel Consumption Projection 2021 - 2050

• Asumsi dasar: • Base: PWC• Optimistik: +10% Base• Pesimistik; OECD

• Sektor-sektor pendorong pertumbuhan kebutuhan baja:• Konstruksi (~75%) • Manufaktur (~20%)• Pertambangan, migas, industri agro, serta jasa transportasi (~20%)

Sektor tersebut akan memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi menjadi negara maju di dunia.

Page 16: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

16

• Tantangan saat ini : Utilisasi kapasitas rendah (<50%), impor tinggi (>45% pangsa pasar domestik)

• Tantangan ke depan : Membangun kemandirian industri baja nasional, kapasitas ~125 juta ton pada tahun 2050

Kapasitas 125 juta ton pada tahun 2050

CAPEX USD ~ 100 miliar

Kebijakan PemerintahRoadmap IBN

Sumber: IISIA

2050~ 125 juta ton

III. Arah Pengembangan Industri Baja NasionalC. Dasar Pertimbangan Penyusunan Rencana Pengembangan Industri Baja Nasional

Page 17: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

17

2021 2025 2030 2035 2040 2045 2050

Basic Need: Capacity Utilization Increase

Balance Capacity Development

Strong & Sustainable Capacity Development

Kemandirian Industri Nasional

Sustainable Profitability à Utilization Capacity Rate > 80%

Ø Pengembangan Neraca Komoditas Industri Baja Nasional & Integrated IT SystemØ Mendorong daya saing industri nasional: P3DN, lingkungan hidup, energi, SNIØ Melindungi praktik perdagangan tidak sehat: trade remedies, inspeksi & verifikasiØ Mendorong investasi sesuai neraca komoditas: insentif investasi fiskal & non fiskal, infrastruktur

• Daya tarik investasi Indonesia vs regional (ASEAN)

Kebijakan Pemerintah Terintegrasi PP UU Cipta Kerja

Pengembangan Peta Jalan (Roadmap) Industri Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja NasionalD. Rencana Pengembangan Industri Baja Nasional 2050

• Slag • Scrap• Mill Scale • Debu EAF• PS Ball

Page 18: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja NasionalE. Pentahapan Rencana Pengembangan Kapasitas: Neraca Komoditas Industri Baja Nasional 2025– 2050

Neraca Komoditas Baja Karbon – Flat Product Tahun 2025Proyeksi CAGR 8%

• Perlu dilakukan investasi penambahan kapasitas untuk Plate dan CRC

• Kapasitas slab dan HRC masih mencukup sampai tahun 2025

• Diperlukan program substitusi impor untuk produk HRC, Plate, CRC dan Coated agar impor dapat ditekan menjadi < 30% konsumsi domestik.

Produksi:5,1 juta ton

Slab BajaKapasitas: 6,4 juta tonUtilisasi: 80%

Konsumsi Slab Domestik:6,8 Juta ton

Ekspor Slab 0,2 juta ton

HRCKapasitas: 5,3 juta tonUtilisasi: 75%

Impor Slab 1,9 juta ton

Produksi:4,0 juta ton

Ekspor HRC 0,3 juta ton

Ekspor Plate 1,1 juta ton

Produksi:2,8 juta ton

Konsumsi HRC Domestik:5,5 Juta ton

Impor HRC1,8 juta ton(32%)

Konsumsi Plate Domestik:2,4 Juta ton

Impor Plate 0,7 juta ton

PlateKapasitas: 2,5 juta ton(kapasitas kurang)

CRCKapasitas: 1,7 juta ton(kapasitas kurang)

Produksi:3,0 juta ton

Ekspor CRC 0,01 juta ton

Konsumsi CRC Domestik:

4,3 Juta ton

Coated SheetKapasitas: 3,4 juta tonUtilisasi: 87%

Produksi:2,96 juta

Ekspor Coated 0,03 juta ton

Konsumsi Coated sheet:4,25 Juta ton

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Impor Coated1,34 juta ton(31,5%)

Impor CRC1.3 juta ton(30%)

2025 investasi 0.5 jutaKapasitas: 3,0 juta tonUtilisasi: 93%

2025 investasi 1.5 jutaKapasitas: 3,2 juta tonUtilisasi: 94%

substitusi impor

substitusi imporsubstitusi impor substitusi impor

PipaKapasitas: 3,1 juta tonUtilisasi: 29%

Produksi:0,9 juta ton

Konsumsi Pipa Domestik:

1,34 Juta tonP

Impor Pipa0,7 juta ton

Ekspor Pipa 0,2 juta ton

substitusi impor

Page 19: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja Nasional

Neraca Komoditas Baja Karbon – Long Product Tahun 2025Proyeksi CAGR 8%

• Belum perlu dilakukan investasi pengembangan kapasitas, utilisasi masih relatif rendah.

• Diperlukan program substitusi impor untuk produk Bar, Section dan WR agar impor dapat ditekan menjadi < 30% konsumsi domestik.

E. Pentahapan Rencana Pengembangan Kapasitas: Neraca Komoditas Industri Baja Nasional 2025– 2050

Produksi:4,4 juta ton

Billet BajaKapasitas: 9,5 juta tonUtilisasi: 46%

Konsumsi Billet Domestik:

7,7 Juta ton

Ekspor Billet 0,0 juta ton Bar

Kapasitas: 12,6 juta tonUtilisasi: 37%

Impor Billet 3,3 juta ton

Produksi:4,5 juta ton

Ekspor Bar0,1 juta ton

Ekspor Section 0,01 juta ton

Produksi:1,3 juta ton

Konsumsi Bar Domestik:

5,1 Juta ton

Impor Bar0,8 juta ton (16%)

Konsumsi Section Domestik:

1,7 Juta ton

Impor Section 0,4 juta ton(23%)

SectionKapasitas: 2.1 jutaUtilisasi: 62%

Wire MeshKapasitas: 3,0 juta tonUtilisasi: 53 %

Produksi:1,6 juta ton

Automotive &Construction

2,9 juta ton

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

WRKapasitas: 3,1 juta tonUtilisasi: 55%

Produksi:1,7 juta ton

Konsumsi WR Domestik:2,6 Juta ton

Wire Nail & FastenerKapasitas: 1,2 juta tonUtilisasi: 58 %

Produksi:0,7 juta ton

PC Wire/BarKapasitas: 0,5 juta tonUtilisasi: 60%

Produksi:0,3 juta ton

Impor Wire Product0,3 juta ton

Impor WR1,0 juta ton(38%)

Ekspor WR 0,1 juta ton

substitusi impor substitusi impor

substitusi impor

Perlu modernisasi & rekondisi

Perlu modernisasi & rekondisi

Page 20: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja Nasional

Neraca Komoditas Baja Karbon – Flat Product Tahun 2050Proyeksi CAGR 7%

• Perlu dilakukan investasi secara masih untuk mencapai proyeksi kebutuhan baja pada tahun 2050 kebutuhan baja nasional telah meningkat pesat menjadi 125 juta ton (base case)

- Kapasitas Slab Baja ditargetkan menjadi 32 juta ton, HRC 24 juta ton, Plate 7,5 juta ton, CRC 21 juta ton, Coated Sheet 21 juta ton, Pipe 8 juta ton

• Apabila program investasi secara masif berjalan sesuai harapan maka Indonesia akan memiliki kemandirian di sektor industri baja

E. Pentahapan Rencana Pengembangan Kapasitas: Neraca Komoditas Industri Baja Nasional 2025– 2050

Produksi:36 juta ton

Slab BajaKapasitas: 38 juta tonUtilisasi: 95%

Konsumsi Slab Domestik:40 Juta ton

Ekspor Slab 0 juta ton

HRCKapasitas: 30 juta tonUtilisasi: 95%

Impor Slab 4 juta ton(10%)

Produksi:28,6 juta ton

Ekspor HRC 0 juta ton

Ekspor Plate 0 juta ton

Produksi:9,6 juta ton

Konsumsi HRC Domestik:

31,7 Juta ton

Impor HRC3,2 juta ton(10%)

Konsumsi Plate Domestik:

10,7 Juta ton

Impor Plate 1,1 juta ton

PlateKapasitas: 10 juta tonutilisasi 96%

CRCKapasitas: 25 juta tonUtilisasi 96%

Produksi:24 juta

Ekspor CRC 0 juta ton

Konsumsi CRC Domestik:

26,7 Juta ton

Coated SheetKapasitas: 24 juta tonUtilisasi: 95%

Produksi:22,7 juta

Ekspor Coated 0 juta ton

Konsumsi Coated sheet:25,2 Juta ton

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Impor Coated2,5 juta ton(10%)

Impor CRC2,7 juta ton(10%)

investasi 7,5 juta ton

investasi 23 juta ton

PipaKapasitas: 11 juta tonUtilisasi 93%

Produksi:10,2 juta ton

Konsumsi Pipa Domestik:

11,4 Juta ton

Impor Pipa1.1 juta ton(10%)

Ekspor Pipa 0 juta ton

investasi 24 juta ton

investasi 8 juta ton

investasi 21 juta ton

investasi 32 juta ton

Page 21: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

III. Arah Pengembangan Industri Baja Nasional

Neraca Komoditas Baja Karbon – Long Product Tahun 2050Proyeksi CAGR 7%

• Penambahan investasi di long product sangat penting untuk dilakukan secara masif untuk mendukung program infrastruktur menjadi negara maju nomor 4 dunia di tahun 2050

• Sebelum tahun 2050 kapasitas billet baja ditargetkan menjadi 35 juta ton, Bar 12 juta ton, WR 11 juta ton, Section 6 juta ton.

E. Pentahapan Rencana Pengembangan Kapasitas: Neraca Komoditas Industri Baja Nasional 2025– 2050

Produksi:43 juta ton

Billet BajaKapasitas: 45 juta tonUtilisasi: 96%

Konsumsi Billet Domestik:47 Juta ton

Ekspor Billet 0 juta ton

BarKapasitas: 25 juta tonUtilisasi: 94%

Impor Billet 4 juta ton

Produksi:23,5 juta ton

Ekspor Bar0 juta ton

Ekspor Section 0 juta ton

Produksi:7,8 juta ton

Konsumsi Bar Domestik:

26,1 Juta ton

Impor Bar2,6 juta ton (10%)

Konsumsi Section Domestik:

8,6 Juta ton

Impor Section 0,9 juta ton(10%)

SectionKapasitas: 8 jutaUtilisasi: 97,5%

Wire MeshKapasitas: 10 juta tonUtilisasi: 90 %

Produksi:9 juta ton

Automotive &Construction

15 juta ton

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

Negara Mitra Dagang (Ekspor/Impor)

WRKapasitas: 14 juta tonUtilisasi: 94%

Produksi:13,1 juta ton

Konsumsi WR Domestik:

14,5 Juta ton

Wire Nail & FastenerKapasitas: 4 juta tonUtilisasi: 88 %

Produksi:3,5 juta ton

PC Wire/BarKapasitas: 2 juta tonUtilisasi: 100%

Produksi:2 juta ton

Impor Wire Product0,5 juta ton

Impor WR1,5 juta ton(10%)

Ekspor WR 0 juta ton

investasi 35 juta ton

investasi 12 juta ton

investasi 6 juta ton

investasi 11 juta ton

Page 22: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

22

IV. Penutup dan Permohonan Dukungan (1/3)

Penutup:I. Kondisi Baja Global

1. Industri Baja merupakan industri dengan kelebihan kapasitas global yang sangat besar dengan keterlibatan pemerintah yang tinggisehingga persaingan yang terjadi sesungguhnya bukanlah persaingan bisnis murni namun terkait erat dengan kebijakanpemerintah/negara.

2. Hampir semua negara, bahkan negara-negara maju, memberikan dukungan bagi industri baja domestik masing-masing agar mampubersaing dan bertahan hidup dalam kondisi bisnis baja yang sangat menantang dengan tingkat profitabilitas sangat rendah

II. Kondisi Baja Nasional1. Meskipun terdampak pandemi COVID-19, Industri baja nasional justru menunjukkan kinerja positif melalui peningkatan produksi dan

utilisasi kapasitas sebagai dampak penurunan impor yang signifikan.2. Namun demikian, kondisi Industri baja nasional masih sangat tertekan dengan tingkat utilisasi kapasitas sangat rendah (<60%) dan porsi

impor yang sangat tinggi (>45%) Industri baja dengan tingkat daya saing global dan teknologi paling mutakhir (state of the art) yangberoperasi di Indonesia tidak dapat memiliki kinerja profitabilitas berkelanjutan (sustainable profitability)

III. Perkembangan Perekonomian dan Industri Baja Nasional1. Indonesia diproyeksikan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor 4 pada tahun 2050.2. Industri Baja Nasional diperkirakan akan tumbuh sekitar 7-8% seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia

• Tahun 2025 : 22 juta ton• Tahun 2050 : 125 juta ton

3. Perlu investasi masif untuk mencapai kemandirian pasokan baja yang diperkirakan mencapai 125 juta ton pada tahun 20504. Rencana pengembangan industri baja nasional perlu dilakukan berdasarkan Neraca Komoditas Industri Baja Nasional

• Peningkatan utilitas kapasitas untuk mencapai “sustainable profitability” (80% utilisasi kapasitas) à substitusi impor• Penyelarasan kebutuhan – pasokan• Pertumbuhan kapasitas (massive capital investment)

5. Diperlukan penyusunan kebijakan pemerintah terintegrasi dalam pengembangan industri baja nasional melalui penyusunan Peta JalanPengembangan Industri Baja Nasional agar kebutuhan investasi industri baja nasional dapat terpenuhi.

Page 23: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

23

IV. Penutup dan Permohonan Dukungan (2/3)

Permohonan Dukungan:

1. Pemerintah menyusun Rencana Pengembangan Industri Baja Nasional yang merupakan kebijakan industriterintegrasi dari Kementerian/Lembaga terkait.

2. Pemerintah mengembangkan Neraca Komoditas Industri Baja Nasional dan Sistem Informasi implementasinyasebagai dasar pengambilan kebijakan di sektor industri baja nasional.

Selanjutnya .....

Page 24: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

24

IV. Penutup dan Permohonan Dukungan (3/3)

• Terus melakukan perlindungan atas impor baja àPorsi impor masih tinggi (>45%) melalui trade remedies, pemberlakuan SNI wajib• Pelaksanaan P3DN secara lebih intensif dan

konsisten dalam pembangunan infrastruktur dan industri nasional• Relaksasi regulasi lebih lanjut: limbah B-3 dan

kemudahan impor bahan baku (scrap)• Harmonisasi kebijakan untuk memperkuat struktur

industri (tarif, investasi, SNI, PI)• Menetapkan kebijakan energi sebagai modal

dasar pembangunan dengan memberikan harga energi kompetitif bagi industri• Turut mendorong upaya mengatasi kelebihan

kapasitas global à Partisipasi aktif dalam G-20 Global Steel Excess Capacity serta secara khusus memonitor dan mengendalikan kelebihan kapasitas domestik

Nucor: 2nd World Most Competitive Steelmaker

Ø Several times declared bankruptØ Take over by China’s Jingye Group

200 Industri Baja Nasional

Page 25: Konsep Awal Arah Pengembangan Industri Besi-Baja Nasional

25

Terima kasih