konseling-kesehatan-remaja

Upload: hariyadi-arakawa

Post on 10-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

togd

TRANSCRIPT

  • KONSELING KESEHATAN REMAJA(Kajian Materi Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi

    Guru Pertama BK MTs)

    OlehAgus Akhmadi1

    Abstrak

    Peran Bimbingan dan konseling remaja sangat penting untuk membantuoptimalisasi perkembangan remaja dan sekaligus menyelesaikan masalah -masalah yenag dihadapi. Layanan bimbingan dan konseling yang bersifatpsiko-pedagogis penting untuk optimalisasi tugas perkembangannya,sekaligus membantu memandirikan remaja dengan konseling sebaya .Kompleksitas masalah yang dihadapi remaja dapat dibantu penyelesaiannyadan dilakukan dengan tahapan: Pengumpulan informasi, Evaluasi informasi,Umpan balik, Kesepakatan mengenai pembicaraan , Perubahan perilaku danPengakhiran. Karena tidak semua remaja mampu mengatasi permasalahanyang dihadapinya, sehingga guru bimbingan konseling sesuai dengan tugasprofesionalnya berperan memfasilitasi layanan konseling baik secaraindividual maupun kelompok, serta dengan me mbangun peran serta remajadalam konseling sebaya.

    Kata Kunci : Layanan BK, Pendidikan Karakter

    A. PENDAHULUAN

    Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakdan masa dewasa, berlangsung antara usia10 sampai 19 tahun. Masa remajaterdiri dari masa remaja awal (1014 tahun), masa remaja penengahan (14 17tahun) dan masa remaja akhir (17 9 tahun). Pada masa remaja, banyak terjadiperubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya prosespematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan psikososial.

    Seorang remaja tidak dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belumjuga dapat dianggap sebagai orang dewasa. ia ingin bebas dan mandiri, lepasdari pengaruh orang-tua, disisi lain ia tetap membutuhkan bantuan, dukunganserta perlindungan orang-tuanya. Orang-tua sering tidak memahami perubahan

    1 Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya

  • 2yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuhmenjadi seorang remaja. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitasemosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantarakeduanya. Apabila konflik antara orangtua dan remaja, menjadi berlarut -larutdapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendirimaupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang -tuanya. Kondisidemikian merupakan suatu stresor bagi remaja yang dapat menimbulkanberbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosialtermasuk pendidikan.

    Timbulnya berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya,maupun berbagai permasalahan yang b erdampak sosial seperti malas sekolah,membolos, ikut perkelahian antara pelajar dan menyalahgunakan NAPZA bilatidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat berkembang kearah yang lebih negatif, seperti masalah maupun gangguan kejiwaan dar i yangringan sampai berat. Kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus padaupaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non

    fisik (intelektual, mental emosional dan psikososial) , padahal faktor tersebutmerupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari.Faktor nonfisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yangmeliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat

    sekitarnya. Oleh karena itu guru dan orang tua perlu mengetahui ciriperkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwaremaja serta masalah gangguan jiwa remaja. Pengetahuan tersebut dapatmembantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepadahal yang negatif.

    Namun tidak semua remaja mampu mengatasi permasalahan yangdihadapinya. Karena itu guru bimbingan konseling sesuai dengan tugasprofesionalnya berperan memfasilitasi layanan konseling baik secara individualmaupun kelompok, serta dengan membangun peran serta rem aja dalamkonseling sebaya.

  • 3B. PROBLEMA REMAJA

    Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransiorang lain dan lingkungannya , dapat merupakan perbuatan yang melanggar hakazasi manusia sampai melanggar hukum. Pemberitaan media massa bebe rapatahun terakhir ini menunjukkan kenakalan remaja semakin marak danmeningkat, bukan saja dalam frekuensinya, tetapi juga dalam variasi danintensitasnya. Keadaan ini sangat memprihatinkan apa lagi bentuk kenakalanremaja telah bergeser ke arah tindakan kriminal yang mengancam tarafkeselamatan dan ketenteraman masyarakat seperti melawan orang-tua, tidakmelaksanakan tugas, mencuri, merokok, naik bus tanpa bayar, membolos, laridari sekolah, mengompas. Kenakalan remaja yang membahayakan antara lainmembongkar rumah, mencuri mobil, memperkosa, menganiaya, membunuh,merampok.

    Kenakalan remaja disebabkan terganggunya daya penyesuaian sosialremaja, yang diakibatkan faktor-faktor yang saling berinteraksi,a) Faktor genetik/ biologik/ konstitusional . Yaitu gangguan tingkah laku

    individual yang sudah mulai terlihat pada masa kanak, dan semakin parahdengan bertambahnya usia yang terlihat pada sikap kejam terhadapbinatang, suka main api. Kepribadian organik berupa perilaku impulsif,mudah marah, tak berfikir panjang, terjadi sesudah kerusakan permanenpada otak. Gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas, yaitugangguan yang diakibatkan kerusakan minimal pada otak.

    b) Faktor pola asuh orang-tua yang tidak sesuai dengan kebutuhanperkembangan anak. orang tua yang permisif, otoriter dan masa bodoh.

    c) Faktor psikososial yaitu rasa rendah diri, rasa tidak aman, rasa takut yangdikompensasi dengan berperilaku risiko tinggi. Pembentukan identitas diriyang kurang mantap dan keinginan mencoba batas kemampu annya,menyebabkan remaja berani/nekat . Proses identifikasi remaja terhadaptindak kekerasan. Penanaman nilai yang salah, yaitu orang atau kelompokyang berbeda misalnya seragam sekolah, etnik, agama dianggap musuh .

  • 4Pengaruh media massa (film, televis i) yang mempengaruhi tidak baik bagiremaja

    Sebelum memberilan layanan bimbingan dan konselin g remaja, perludilakukan penilaian secara cemat faktor yang melatarbelakangi terjadinyakenakalan remaja (aspek biologik, psikologik dan sosial) dan beratnya stresoryang dihadapi remaja. Program konseling remaja penting agar merekamenyadari bahwa dalam perkembangan nya membutuhkan dukungan. Pendidikdan orang-tua dapat berfungsi sebagai penyangga disaat remaja mengalamikrisis, baik dari dalam dirinya, ataupu n karena faktor luar, komunikasi dua arahyang demokratis dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih sehat.Konseling remaja diperlukan agar mereka mampu mengembangkan identitasdiri dan menyesuaikan dengan lingkungan secara sehat .

    Masalah remaja berasal dari diri sendiri, hubungan orang tua, atau akibatinteraksi sosial diluar lingkungan keluarga. Masalah kesehatan jiwa remajamanifestasinya bermacam-macam, antara lain:

    1. Kesulitan BelajarKesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana remaja tidak

    menunjukkan prestasi sesuai dengan kema mpuannya. Untuk membantumengatasi kesulitan belajar pada remaja perlu mengetahui faktor yangmempengaruhi terjadinya kesulitan belajar, yaitu 1) biologik dan bawaan:adanya penyakit, kurang gizi, kelelahan, kecerdas an kurang, gangguan sulitberkonsentrasi, gangguan perkembangan spesifik misalnya disleksia. 2)Psikologik dan pendidikan seperti strategi pembelajaran guru yang tidaktepat. 3) Lingkungan sosial dan budaya yaitu situasi keluarga yang tidakkondusif, tidak harmonis, perilaku orang tua atau saudara yang seringmempermalukan anak.

    2. Perilaku Seksual:Meningkatnya kadar hormon tesrosteron pada remaja mempengaruhi

    dorongan seksual, seiring dengan meningkatnya dorongan seksual timbul

  • 5sering terjadi konflik karena upaya untuk mengendalikan nya harus sesuai nilaidan norma yang dianut. Bentuk tingkah laku seksual berupa perasaan tertarik,berkencan, bercumbu sampai bersenggama. Obyek seksual bisa berupa oranglain, hanya dalam khayalan atau diri sendi ri.Tingkah laku ini bisa berdampakcukup serius seperti perasaan tegang, bingung, perasaan bersalah dan berdosa,sedih, dan marah. Dampak lainnya adalah kehamilan pranikah yangmenyebabkan pengguguran kandungan.

    Perilaku seksual pada remaja adalah:a. Masturbasi :

    Merupakan perbuatan untuk merang sang diri sendiri guna mencapaikepuasan seksual. Anggapan bahwa masturbasi dapat melemahkan syahwatatau mempengaruhi kemampuan untuk mendapakan keturunan seringkalidapat menimbulkan perasaan takut atau perasa an berdosa pada remaja.Konflik internal antara berbagai nilai tersebut sering berdampak padakecemasan dan mengganggu siswa.

    b. Seks pranikah

    Dipandang dari sudut norma normal maupun agama, tentu hubunganseksual merupakan suatu ungkapan bahasa cinta yang hanya dapatdilakukan oleh suami isteri dalam ikatan perkawinan. Dari sudut pandangmoral dan agama, tentunya hubungan seks pranikah mengarah kepadaungkapan nafsu seksual, yang dapat menodai keluhuran cinta serta kesucianpernikahan, bahkan terbuka kemungkinan untuk melahirkan anak diluarnikah. Remaja banyak yang kurang menyadari bahwa hubungan sekspranikah sebenarnya hanya didorong oleh kebutuhan dan kenikmatanfisik/biologik sesaat, yang dapat menimbulkan rasa bersalah.

    Hubungan seks pranikah belum tentu dilakukan oleh pasangan yangsaling mencintai, sehingga menimbulkan rasa bersalah terutama dipihakwanita. Penilaian etis maupun moral terhadap hubungan seks pranikahdapat memberikan dampak sebagai berikut: a) Aspek biologis:kemungkinan menjadi hamil diluar nikah yang sering berakhir denganaborsi, b) Aspek Mental emosional: kemungkinan timbul rasa bersalah,

  • 6kecewa, menyesal, bahkan hidupnya menjadi tidak tenang, c) Aspek Aspekpersonal: merendahkan martabat manusia , d) Aspek sosial: penilaiannegatif dari masyarakat sekitarnya,

    Pengguguran kandungan akibat kehamilan diluar nikah umumnyaberdalih menutupi aib bagi diri dan keluarga serta menggangu kelanjutanpendidikan sekolahnya. Remaja dapat mengalami komflik batin , merasaberdosa, depresi, takut bergaul, tidak percaya pada pria, takut tidak akandapat menikah karena kehilangan kegadisannya .

    3. Gangguan CemasCemas adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan suatu antisipasi

    terhadap bahaya, ini berbeda dengan rasa takut, yang merupakan bentukrespon emosional terhadap bahaya yang obyektif, walaupun manifestasifisiologik yang ditimbulkannya sama.

    Cemas merupakan suatu bentuk pengalanan yang umum, tapi dapatditemui dalam bentuk yang berbeda pada gangguan psikiatrik dan gangguanmedis. Diagnosis terhadap cemas dilakukan apabila gejala cemasmendominasi dan menyebabkan distres (rasa tertekan) atau gangguan yangnyata.

    Manifestasi cemas sangat bervariasi, beberapa gejala yang umum terdapat: 1) Kardiovaskuler: kenaikan tekanan darah ring an-sedang, muka merah ataupucat. 2) Pernafasan : nafas pendek dan cepat 3) Kulit: jerawat/bisul diwajah,kulit merah-merah, temperatur kulit berubah -ubah (kadang panas, kadangdingin), banyak keringat, kesemutan. 4) Muskuloskeletal: tremor, gemeter,ketegangan otot dan kejang otot. 5) Gastrointestinal: diare dan nyeri perut. 6)Kondisi fisik lain: sakit kepala, nyeri dada, kewaspadaan yang berlebihan,insomnia, pusing, pingsan, dan sering buang air kecil. 7) Gejala psikologis:merasa takut, tegang, gugup, marah, stres, rewel, gelisah dan bengong, dalamkondisi panik: merasa akan mati, perasaan derealisasi (merasa lingkunganberubah), dan tidak dapat berpikir, digambarkan oleh orang lain sebagainervous atau lekas gugup, Sering pula mengalami mimpi buruk, fa ntasi yang

  • 7menakutkan dan merasa diri berbeda . 8) Perilaku sosial: tampak sebagai

    orang yang tidak berdaya, selalu tergantung pada orang lain, pemalu, menarikdiri, mengalami kesulitan dalam situasi sosial. Reaksinya berlebihan atau tidakada reaksi, sering menolak untuk melakukan aktivitas yang berbahaya misalmemanjat pohon, atau sebaliknya berhubungan dengan sesuatu yangmempunyai risiko tinggi.

    Gangguan cemas merupakan gangguan yang banyak terjadi pada remaja.Fobia sosial ditemukan lebih banyak pada laki-laki, pada fobia yang simpel,gangguan menghindar dan agorafobia lebih banyak didapat pada anakperempuan. Sedangkan cemas perpisahan, gangguan cemas menyeluruh,gangguan panik didapatkan pada kedua jenis kelamin.

    C. KONSELING TERHADAP REMAJA

    1. Layanan KonselingMenghadapi permasalahan remaja, maka k onselor berperan sebagai

    terapis (the counselor as therapistor the counselor as an interviewer ).Konseling sebagai suatu layanan bagi siapapun juga yang mencari bantuandari seseorang yang terlatih secara profesional yang diberikan bisa secaraindividu atau kelompok dengan cara mengarahkan konseli untukmemahami dan menghadapi situasi kehidupan nyata sehingga bisamembuat suatu keputusan berdasarkan pemahaman tersebut untukkebahagiaan hidupnya.

    Fokus konseling dalam pengertian ini adalah membantu individuatau sekelompok individu untuk (a) mencapai tujuan -tujuan intrapersonaldan interpersonal, (b) mengatasi kekurangan -kekurangan pribadi dankesulitan-kesulitan perkembangan, (c) membuat keputusan da n membuatperencanaan untuk perubahan dan perkembangan, (d) meningkatkankesehatan fisik maupun mental dan kebahagian mencapai kebahagiaansecara kolektif. Peran tersebut mengimplikasikan perlunya keahlian dalampertumbuhan dan perkembangan manusia, ket erampilan interpersonal,

  • 8ketrampilan pembuatan keputusan dan pemecahaman masalah,keterampilan social, intervensi krisis perkembangan, orientasi teoritisuntuk membantu. Untuk itu fungsi yang dilakukan adalah melakukanwawancara, penilaian, evaluasi dan diagnosis.

    Konseling dengan kegiatan tatap muka, diselenggarakan secarasengaja, melibatkan dua pihak, yaitu koselor dan konseli. Konselor adalahpihak yang membantu dan konseli adalah pihak yang dibantu bertujuanmemberikan pencerahan kepada konseli agar ia lebih memahami dirinyadirinya, mengenal situasinya, melihat berbagai alternatif dalammemecehkan masalahnya dan memutuskan pilihannya.

    Dalam konseling adakalnya konselor merasa perlu melakukanpengambilan tes. Dalam hali ini konselor perlu menjelaskan maksud dantujuan pengambilan tes tersebut dan memintakan persetujuan konseli.Konselor juga perlu menekankan pentingnya kerjasama dengan konseliagar hasil tes yang diperoleh bisa akurat. Konseling psikologik biasanyamenggunakan tes untuk mengukur taraf kecerdasan, mengetahui gambarkepribadian, pengukuran bakat dan minat. Berdasarkan hasil tes tersebutmaka permasalahan konseli diharapkan bisa dicarikan alternatifpemecahannya secara lebih tepat, Pengambilan tes semacam ini bisanyadiperlukan untuk mengatasi kasus kegagalan di sekolah (kesulitan belajar,putus sekolah), pengenalan diri, masalah penyesuaiandiri (penerimaan diridi lingkungan, penampilan, komunikasi dengan lingkungan).

    Pada konseling juga perlu dilakukan pengamatan, Gibson & Mi tchell1981 ) mengemukakan tiga macam pengamatan, yaitu: 1) Pengumpulaninformasi melalui pengamatan biasa, Perilaku konseli diamati secara tidakberstruktur tanpa rencana. Konselor berusaha memperoleh kesan daripenampilan konseli seperti yang tampil dihadapannya. 2) Pengamatanterarah, konselor menggunakan rancangan yang telah disusunnya untukmengamati perilaku konseli, biasanya dalam bentuk daftar tilik (checklist)yang terdiri dari pokok-pokok perilaku yang ingin diamatinya. 3)

  • 9Pengamatan klinis, yang dilakukan secara berkala, merupakan kondisikontrol, dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

    Dalam melakukan pengamatan, Gibson & Mitchell memberikanpetunjuk: 1) Lakukan pengamatan terhadap seorang konseli untuk satusaat, 2) Buat kriteria khusus tenta ng hal-hal yang perlu diamati 3)Pertimbangkan lamanya pengamatan supaya tidak terkecoh oleh

    penampilan atau kesan selintas 4) Konseli diamati dalam pemahamankemungkinan adanya perbedaan sikap pada situasi sebenarnya dengankondisi ketika dilakukan pengamatan 5) Usaha untuk dapat mengamatikonseli secara menyeluruh (bukan hanya pada kondisi sesaat) 6) Data yangdiperoleh dari pengamatan hendaknya dipadukan dengan data lainnyauntuk dapat memperoleh kesimpulan yang lebih akurat. 7) Pengamatanhendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, dimana konselimerasa aman dan nyaman mengikutinya, tidak tertekan yang bisamengakibatkan kecemasan atau ketakutan .

    Cavanaugh, ME ( 1982 ) dalam The Counseling Experience

    Mengemukakan enam tahapan konseling , yaitu :

    a. Pengumpulan data:Interviu konseling diarahkan pada upaya pengumpulan Informasi

    yang bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan: Mengapa kamu berpendapat bahwa interviu ini dapat membantumu? Apa yang kamu rasakan sekarang ? Sudah berapa lama merasa seperti itu ? Menurut kamu, apa yang menyebabkan masalah ini ? Apa yang sudah kamu lakukan untuk mengatasinya ? Apa yang kamu harapkan dari konseling ini ? Berapa lama kesanggupanmu untuk menyelesaikan masalah ini ? Dapatkah kamu menceritakan tenta ng masa lalumu, yang mungkin

    dapat menolong saya lebih bisa memahami hal yang terjadi sekarangini ?

  • 10

    b. Evaluasi InformasiData yang dikumpulkan disesuaikan dengan:

    Gejala yang ditampilkan Penyebab pemunculan gejala Hilang nya gejala Kesiapan konseli untuk mengikuti konseling Kondisi konselor untuk menangani kasus tersebut

    c. Umpan balikPada tahapan ini diharapkan dapat diperjelas mengenai :

    Karakteristik informasi yang diperoleh Kekuatan dan kelemahan informasi yang dimiliki Macam pertanyan yang diajukan

    d. Kesepakatan melakukan konselingPercakapan diarahkan pada :

    Pembicaraan tentang hal-hal yang bersifat teknis Harapan konselor dan konseli Tujuan yang ingin dicapai

    e. Perubahan perilaku :Posisi konselor dalam membantu konseli untuk mengubah

    perilakunya digambarkan dalam situasi sebagai berikut:

    Ceritakan tentang dirimu hari ini dan masalahmu hari iniKemukakan harapan mu untuk pemecahannyaKatakan, kapan kamu siap dan bagaimana strategisnyaKatakan kapan kamu akan mencobakan strategi yang kamu pilih

    Perubahan perilaku bisa terjadi setelah konseli mengalamiproses pencarian diri, pencerahan, mawas diri, mau dan mampumenghadapi kenyataan, mendapat dukungan, yang membuatnyamampu melihat diri dan situasinya dalam perpektif baru .

  • 11

    f. PengakhiranDalam tahapan ini konselor menyiapkan konseli untuk

    menghentikan konseling. Koselor dapat melakukannya dengan caramenunjukkan kemampuan konseli, seperti yang telah diperlihatkan nyadalam proses konseling. Ungkapan seperti Tampaknya kamu sudahsemakin mampu melakukannya sendiri dengan baik , dapat digunakanuntuk menumbuhkan kemandirian konseli.

    2. Konselor RemajaKonselor sebaya bukanlah seorang profesional di bidang konseling,

    namun mereka diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan ko nselorprofesional. Menurut Judy (1985)

    peer counseling is defined as variety of interpersonal helpingbehaviours assumed by nonprofessionals who undertake a helping rolewith others. peer counseling includes one -to-one helping relationships,group leadership, discussion leadership, advisement, tutoring, and allactivities of an interpersonal human helping or assisting nature.

    Dengan konseling sebaya, maka layanan konseling diberikan olehteman sebayanya yang telah terlebih dahulu diberikan pelatihan-pelatihankonselor sebaya, sehingga dapat memberikan bantuan baik secaraindividual maupun kelompok kepada teman -temannya yang bermasalahatau mengalami hambatan dalam perkembangannya. Konseli yangmemanfaatkan layanan konseling sebaya mampu mela kukan identifikasidiri terhadap masalah dan menganggap bahwa konselor sebaya memilikikemauan membangun komunikasi. Selanjutnya Suwarjo (2008)membuktikan bahwa model koseling teman sebaya efektif dalammengembangkan daya lentur ( resilience) pada anak. Konseling sebayamemiliki peran kuat dan punya inisiatif untuk perlindungan hukum bagiperkembangan pendidikan, lingkungan dan keluarga. Anggota konseling

  • 12

    sebaya menjadi mediator bagi pencegahan maupun mengatasi berbagai

    konflik antara kelompok.

    Untuk itu perlu peningkatan kemampuan konselor sebaya, berupaketerampilan konseling non profesional meliputi: (1) Attending yaituperilaku yang secara langsung berhubungan dengan respek, yangditunjukan ketika konselor memberikan perhatian pada konseli, melaluikomunikasi verbal maupun non verbal, sebagai komitmen untuk fokuspada konseli, menjadi pendengar aktif , termasuk kemapuan komunikasiverbal dan non verbal, (2) Summarizing yaitu dapat menyimpulkanberbagai pernyataan konseli menjadi satu pernyata an sehingga memilikikesadaran untuk mencari solusi, (3) Questioning yaitu: proses mencari apayang ada di balik diskusi, dan seringkali berkaitan dengan kenyataan yangdihadapi konseli. Pertanyaan yang efektif dari konselor adalah yang tepat,bersifat mendalam untuk mengidentifikasi, untuk memperjelas masalah,dan untuk mempertimbangkan alternatif, (4) Keaslian adalahmengkomunikasikan secara jujur perasaan sebagai cara meningkatkanhubungan dengan dua atau lebih individu, (5) Assertiveness/ketegasan,termasuk kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaansecara jujur, yang ditunjukkan dengan cara berterus terang, dan respekpada orang lain, (6) Confrontation adalah komunikasi yang ditandaidengan ketidak sesuaian/ ketidakcocokan perilaku seseorang dengan yanglain, (7) Problem Solving adalah proses perubahan sesorang dari fasemengeksplorasi satu masalah, memahami sebab -sebab masalah, danmengevaluasi tingkah laku yang mempengaruhi penyelesaian masalah itu

    (Ivey (2003).Dalam pelatihan konselor sebaya, para profesional bertanggung

    jawab untuk memberikan penjelasan tentang standar etik, supervisi yangpantas, dan dukungan pada remaja yang dilatih dan dapat berkontribusipada tersedianya tenaga yang potensial. Untuk mampu menerapkankonseling sebaya yang memuaskan membutuhkan kondisi tertentu (Judy(1985), yaitu: (a) partisipan program perlu terlibat dalam perencanaan, (b)

  • 13

    rencana program pelatihan yang spesifik sangat penting. harus dibuatkomponen training yang efektif, (c) individu yang memiliki sensitivitas,kehangatan, dan kesadaran tentang orang lain menjadi trainees yangefektif (d) orang yang terlibat dalam program perlu tertarik dengan konsepdan aplikasi dari konseling sebaya, (e) siapapun yang merencanakan

    untuk mengimplementasikan progr am konseling sebaya di madrasah

    membutuhkan respon positif, dari berbagai personil, (f) perlu supervisoruntuk mengetahui perkembangan konseling, memberikan follow up padapeer-counseling yang sedang dijalankan konselor.

    Koselor sekolah menempati posisi yang strategis dalam upayapembinaan remaja, baik untuk tujuan preventif , kuratif, maupunrehabilitatif. Peranan guru bimbingan dan konseling disekolah sangatbermakna untuk dapat membantu remaja yang bermasalah, selain ituperanan konselor ditempat kerja, konselor keluarga, konselor yangtergabung dalam layanan masyarakat diperlukan untuk dapat membantumengatasi remaja bermasalah. Konselor remaja tentu harus memilikipengetahuan dan wawasan yang luas mengenai tahapan perkembanganfisik, mental, sosial, spiritual dimasa remaja. Corak kehidupan remaja,pemikiran tentang diri dan lingkungannya, gaya hidup yang dianut danpandangan remaja perlu dipahami dengan baik oleh konselor remaja.Kegelisahan yang dialami remaja sehubungan dengan kebutuhan memilik iindentitas diri ssangat perlu dipahami konselor dalam konteks kehidupanremaja sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada.

    Pertanyaan Siapa saya? dan apa yang bisa saya lakukan ?

    biasa dialami remaja dalam rangka pencarian identitas diri. Pertanyaa n iniperlu disikapi secara bijaksana oleh konselor remaja, apalagi kalau iamegalami kegelisahan yang cukup meresahkan diri, misalnya karenamerasakan ketidakpastian mengenai masa depan yang bisa diraihnya.Mungkin saja konseli mengemukakan pikiran yang t idak disetujuikonselor, tapi dalam percakapan konseling diharapkan konselor tetap

  • 14

    berusaha mendengar dengan empati dan menghindari pendekatan yangbersifat otoriter.

    Konselor remaja diharapkan menyiapkan diri dengan berbagaiinformasi yang bisa dipilih sesuai dengan kemampuan dan kondisi nya,termasuk cara memperoleh kesempatan dan persyaratan yang harusdipenuhi. Konseling untuk remaja bermasalah diarahkan terutama untukmembantu pengembangan rasa percaya diri dan sikap kemand irian dalammenjalani kehidupan.

    Kasus remaja biasanya merupakan rujukan, misalnya dari orangtua, guru atau pihak pembimbing. Konseling hendaknya diawali denganpenggalian motivasi remaja mengikuti kon seling dan tujuan yangdiharapkan. Motivasinya harus diperjelas dulu apakah bersumber daridirinya sendiri atau karena alasan lain, Kalau alasannya: saya disini karenadisuruh, Saya tidak tahu untuk apa ... maka konseling harus diarahkanpada percakapan yang mengubahnya menjadi Ya , saya disini karena sayamemerlukan bantuan . Selanjutnya, konselor berusaha meyakinkanbahwa konseli datang ke pihak yang tepat untuk dapat memecahkanmasalah nya atau mungkin meningkatkan kemampuan dirinya.

    Dalam rangka memecahkan masalah remaja, peran konselingdapat dilakukan oleh remaja (konselor sebaya).a. Persyaratan Konselor Remaja

    Konseling memerlukan keterampilan melakukan komunikasi

    antar pribadi atau komunikasi interpersonal. Kemampuan berempati(menghayati kondisi dan situasi orang lain ) juga menjadi persyaratanlainnya. Keluasan wawasan dan keluwesan sikap serta keterbukaanterhadap pendapat orang lain diharapkan dapat dipenuhi sebagaipersyaratan menjadi konselor. Kemampuan tersebut diperlukan agarkonselor dapat membantu mencarikan alternatif pemecahan masalahdan membantu proses pengambilan keputusan, keterampilanmemecahkan konflik juga diperlukan untuk dapat menjadi konselor.

  • 15

    Percakapan konseling dengan remaja diketemukan Rabichow &Sklansky ( 1980 ), yang menyarankan tahap percakapan konseli nguntuk remaja sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama hendaknyamemberi kesan yang menyenangkan bagi konseli, antara lain melaluisikap konselor yang menunjukkan kesediaannya untuk membantu. 2)konselor berusaha menunjukkan sikap bersahabat, terutama untukmenghilangkan kesenjangan berko munikasi seperti yang biasadijumpai dalam hubungan antara remaja dengan orang dewasa ,sehingga membuat remaja menaruh keperca yaan terhadap konselor.Caranya, dengan menunjukkan perhatian penuh, mendengar denganbaik dan aktif, memberikan respon yang mence rminkan adanyaempati, pemahaman konselor terhadap kondisi dan situasi yangdihadapi konseli dan membuat konseli merasa dirinya dimengerti dandihargai. 3) konselor menyampaikan harapan nya bahwa konseli akandapat memperoleh manfaat dari konseling yang di lakukannya. 4)konselor perlu mengajukan pertanyaan untuk menggali lebih dalammaupun memperkirakan alternatif pemecahan masalahnya, konselor

    bisa bersikap bijaksana, tidak interogatif. Konselor dapat menjelaskanmaksud pertanyaannya agar konseli dapat memahami tujuan danbersikap kooperatif dengan memberikan jawaban yang jujur danterbuka, 5) Konselor diharapkan menanggapi harapan konseli secaraproporsional dan membahasnya bersama konseli sampai konseli bisamemutuskan, apakah ia akan terus berharap seperti itu atau lebih baikmeninggalkan harapannya karena tidak realistis. 6) konselordiharapkan tidak bersikap menasihati karena bisa memunculkankesenjangan komunikasi. 7) Upaya membantu konseli dalammembangun konsep diri hendaknya menjadi perha tian utama konselor.8) Perbedaan pendapat patut disikapi secara bijaksana, dalammemberikan komentar sebaiknya dihindarkan kemungkinanmunculnya situasi yang membuat konseli merasa kehilangan muka,sehingga dia merasa malu, kesal, atau marah.

  • 16

    D. PENUTUPMasalah remaja dan kesehatan jiwa remaja merupakan hal yang penting

    dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungankondutif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang menjadi asetbangsa yang tidak ternilai. Untuk menciptakan remaja berkualitas perlu dilakukanberbagai upaya tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yangkuat dan tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup.

    Agar dapat melalui masa remajanya dengan baik, sangat penting peranorang tua, guru, tokok masyarakat dan masyarakat sekitarnya dalam memberikanbimbingan dan teladan.

    DAFTAR PUSTAKACarr, R.A. (1981). Theory and Practice of Peer Counseling . Ottawa: Canada

    Employment and Immigration Commission.Erhamwilda (2007). Survei terhadap Kecenderungan Siswa-Siswa SMA untuk

    Berkonsultasi dalam Mengatasi Masalahnya . Penelitian Mandiri. Tidakditerbitkan.

    Hurlock, E. B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York: Mc. GrawHill, Inc.

    Purwanto, E. (2012). Model Bimbingan Perkembangan. diunduh di www .Santrock, J. &. (1992). Child Development, 5 th Ed. Dubuque, IA: Wm, C.Brown.Shertzer, B. a. (1981). Fundamentals of Guidance. 4 -th Ed. Boston: Houghton

    Mifflin, Co.Soejanto, A. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.Sunarya Kartadinata, d. (1998). Sunarya Kartadinata, dkk. Jakarta: Depdikbud

    Dirjendikti, Proyek PGSD .Syaodih, E. (2012). Psikologi Perkembangan. diundah 29 september 2012 di

    www.upi.Suwardjo. (2008). Model Konseling Sebaya Untuk Pengembangan Daya Lentur

    (Resiliences). (Studi Pengembangan Modeling Teman Sebaya untukMengembangkan Daya Lentur Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak,

    Yusuf LN, S. (2009). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung:Remaja Rosdakarya.