konfigurasi transformator 3 fasa.docx

9

Click here to load reader

Upload: hilda-mega-marcella

Post on 15-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

trafo

TRANSCRIPT

Page 1: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

Konfigurasi Transformator 3 Fasa

1. Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)

Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).

Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara

delta. Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai

tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W

disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada

titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu

L1, L2 dan L3.

Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer

(sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan

pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran

1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan

arus line imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa

hubungan delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-

masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam

lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3

kali rating transformator tunggal.

Page 2: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa

Dihubungkan Pembangkit Listrik dan Beban (Load) 

2. Transformator hubungan bintang-bintang (wye–wye)

Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang.

Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu

diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral

(fase ke netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah

menghubungkan netral untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan

cara ditanahkan (ground), seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain

adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang

disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan tertiary untuk tiga transformator

Page 3: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering

menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana transformator dipasang.

Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran

(primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.

Gambar 4. Hubungan bintang-bintang.

Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.

3. Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye)

Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui

setiap lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan

saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang

melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73

kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama

dengan arus pada lilitan sekunder.

Page 4: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)

Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan

saluran masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line

keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti

dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok

beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan

paralel dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin

akan membuat hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran

tegangannya sebaliknya identik.

Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan

menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam

transformator. Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi) telah

diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.

Page 5: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor

Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta)

Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan

menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta.

Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta, kecuali

bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-delta

jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x

rating trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang. 

Gambar 7. Hubungan Open Delta.

Page 6: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–delta,

kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA.

karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani 86.6

kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih).

Hubungan open–delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika

3 transformator dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan

harus diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan

Transformator hubungan Zig-zag

Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan

primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan

biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban

antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-

Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5) 

Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1,

L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan

Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu

Page 7: Konfigurasi Transformator 3 Fasa.docx

dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2

mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan

Zig-zag garis tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°. 

Demikian sedikit ulasan mengenai konfigurasi hubungan belitan

transformator 3 fasa, Semoga bermanfaat.

Tweet

zzz