kompetensi profesional guru bidang studi ditinjau …
TRANSCRIPT
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI DITINJAU DARI
PERSEPSI SISWA KELAS XI SMK PL LEONARDO KLATEN
(Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Siswa Kelas XI SMK PL Leonardo
Klaten Terhadap Guru Matematika, Guru Bahasa Inggris, Guru Bahasa
Indonesia dan Implikasinya Pada Usulan Topik Program Pengembangan
SDM)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yulinda Kurniawati
151114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI DITINJAU DARI
PERSEPSI SISWA KELAS XI SMK PL LEONARDO KLATEN
(Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Siswa Kelas XI SMK PL Leonardo
Klaten Terhadap Guru Matematika, Guru Bahasa Inggris, Guru Bahasa
Indonesia dan Implikasinya Pada Usulan Topik Program Pengembangan
SDM)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yulinda Kurniawati
151114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi saya ini kepada:
Tuhan Yesus yang selalu menyertai saya dalam setiap proses
kehidupan saya.
Kedua orang tua saya Bapak Wardi dan Ibu Sunarsih yang selalu
memberikan semangat, motivasi serta doa.
Keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
(Filipi 4:13)
Nikmatilah setiap usaha yang kamu jalani dengan ikhlas
tentunya. Percayalah dari setiap kita telah memiliki
jalan terbaik yang diberikan Tuhan. Semesta selalu
menjadi saksi setiap kerja kerasmu.
(Dheanisa -Hipwee Community-)
Setiap orang mempunyai prosesnya masing-masing. Jika
kita bisa melalui proses itu dengan baik. Kita menang.
(Yulinda Kurniawati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI DITINJAU
DARI PERSEPSI SISWA KELAS XI SMK PL LEONARDO KLATEN
(Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Siswa Kelas XI SMK PL Leonardo
Klaten Terhadap Guru Matematika, Guru Bahasa Inggris, Guru Bahasa
Indonesia dan Implikasinya Pada Usulan Topik Program Pengembangan
SDM)
Yulinda Kurniawati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui seberapa baik kompetensi
profesional guru dari persepsi siswa SMK PL Leonardo Klaten; (2) mengetahui
apakah ada perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru Bahasa
Indonesia, guru Bahasa Inggris berdasarkan persepsi siswa SMK PL Leonardo
Klaten; (3) mengetahui topik-topik program yang bisa diusulkan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten
berdasarkan butir-butir kuisioner kompetensi profesional yang masih rendah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian
ini adalah siswa kelas XI SMK PL Leonardo Klaten yang berjumlah 119 siswa.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Kompetensi
Profesional yang berjumlah 52 item yang valid. Nilai koefisien reliabilitas
instrumen menggunakan KR-21 sebesar 0,915649. Skala disusun berdasarkan
aspek-aspek kompetensi profesional, yaitu: (1) menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
(2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu; (3) mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (4)
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) berdasarkan persepsi siswa
kelas XI, guru Matematika berada pada kategori yang sangat baik dengan
persentase 79,83%, guru Bahasa Indonesia berada pada kategori sangat baik
dengan persentase 70,58%, dan guru Bahasa Inggris berada pada kategori cukup
baik dengan persentase 29,41%; (2) berdasarkan persepsi siswa kelas
XI,kompetensi profesional guru Bahasa Inggris berbeda signifikan dengan
kompetensi guru Bahasa Indonesia dan Matematika, sedangkan kompetensi
profesional guru Bahasa Indonesia dan Matematikatidakberbeda; (3) adapun
usulan topik-topik program pengembangan SDM adalah Saya Guru yang Melek
Teknologi dan Saya Guru Kreatif.
Kata kunci: Kompetensi profesional, persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE PROFESSIONAL COMPETENCY OF SUBJECT TEACHERS SEEN
FROM THE PERCEPTION OF CLASS XI STUDENTS OF SMK PL
LEONARDO KLATEN
(A Descriptive – Quantitative study on the perception of Class XI Students of
SMK PL Leonardo Klaten Toward Mathematic Teacher, English Teacher, and
Indonesian Language Teacher and Its Implication On The Proposed Topic Of
Human Resource Development)
Yulinda Kurniawati
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This aim of the study was to: (1) find out how good the teachers’
professional competence is seen from the perception of SMK PL Leonardo Klaten
students; (2) find out any differences in the professional competencies of
Mathematic teachers, Indonesian Language teachers, English teachers based on
the perceptions of SMK PL Leonardo Klaten students; (3) know program topics
that can be proposed to improve the professional competence of SMK PL
Leonardo Klaten teachers based on the items on professional competency
questionnaires that considered low. The type of the research was quantitative
descriptive research. The subjects in this study were 119 students of Class XI of
SMK PL Leonardo Klaten.
The data collection technique used in this study was the Professional
Competency Scale, with 52 valid items. The reliability coefficient of the
instrument measured using KR-21 was 0.915649. The scale is arranged based on
aspects of professional competence, namely: (1) mastering the material, structure,
concepts, and scientific mindset that supports the subjects being taught; (2)
mastering the competency standards and basic competencies of the subjects being
taught; (3) developing learning materials that are taught creatively; (4) develop
professionalism in a sustainable manner by taking reflective action; (5) utilizing
information and communication technology to develop themselves.
The results of this study indicate that; (1) based on the perceptions of class
XI students, Mathematic teachers are in the very good category with a percentage
of 79.83%, Indonesian Language teachers are in the very good category with a
percentage of 70.58%, and English teachers are in the pretty good category with
a percentage 29.41%; (2) based on the perceptions of class XI students, the
English teachers' professional competence is significantly different from the
Indonesian and Mathematics teacher's competencies, while the Indonesian and
Mathematics teacher's professional competencies are no different; (3) As for the
proposed topics for HR development programs are I am a Technology Literate
Teacher and I am a Creative Teacher.
Keywords: Professional competence, perception
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat
dan berkat-Nya yang begitu besar kepada peneliti hingga akhirnya penelitian ini
dapat selesai dengan baik. Banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat luar
biasa bagi peneliti, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
dari awal sampai akhir.
Selama proses penulisan skripsi ini juga banyak pihak yang ikut terlibat
dalam proses membimbing, mendampingi, serta mendukung setiap proses yang
peneliti lakukan. Oleh sebab itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A selaku dosen pembimbing yang
dengan sabar membimbing, memotivasi dan memberikan banyak masukan
kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan dan
pengalaman berharga bagi peneliti.
5. Bapak Stefanus Priyatmoko atas kesabaran dan semangatnya dalam
membantu melayani proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
6. BruderPurwanto selaku Kepala SMK PL Leonardo Klaten dan segenap
civitas SMK PL Leonardo Klaten yang telah memberikan kesempatan bagi
peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Netty Kuswandari dan Pak Okta selaku Guru BK yang telah membantu
dan memberikan dukungan selama proses penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
G. Batasan Istilah ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Hakikat Persepsi ................................................................................ 10
1. Pengertian Persepsi .......................................................................... 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................... 12
B. Hakikat Kompetensi Guru ................................................................ 13
1. Pengertian Guru ............................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Pengertian Kompetensi Guru .......................................................... 15
3. Macam-macam Kompetensi Guru ................................................... 17
4. Kompetensi Profesional Guru SMA/SMK ...................................... 18
5. Aspek-aspek Kompetensi Profesional Guru SMA/SMK ................ 20
C. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................ 25
D. Kerangka Pikir ................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 27
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 28
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................... 28
1. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
2. Instrumen Pengumpulan data .......................................................... 29
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................ 32
1. Validitas Instrumen ......................................................................... 32
2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 34
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data .......................................... 35
2. Mengkategorisasikan Norma ........................................................... 35
3. Analisis Skor Item ........................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 40
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 40
B. Pembahasan ....................................................................................... 50
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 64
A. Kesimpulan ........................................................................................ 64
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 65
C. Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ........................................................ 28
Tabel 3.2 Norma Skoring Skala Kompetensi Profesional Guru ............. 30
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Kompetensi Profesional Guru ................. 30
Tabel 3.4 Item Valid dan Item Gugur ...................................................... 33
Tabel 3.5 Hasil Penghitungan Reliabilitas ............................................... 34
Tabel 3.6 Kriteria Guilford ...................................................................... 34
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi.................................................................. 36
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru
SMK PL Leonarod Klaten ........................................................ 37
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Item Kompetensi Profesional
Guru SMK PL Leonarod Klaten............................................... 38
Tabel 4.1 Kategorisasi Kompetensi Profesional
Guru Matematika SMK PL Leonardo Klaten .......................... 40
Tabel 4.2 Kategorisasi Kompetensi Profesional
Guru Bahasa Indonesia SMK PL Leonardo Klaten ................. 41
Tabel 4.3 Kategorisasi Kompetensi Profesional
Guru Bahasa Inggris SMK PL Leonardo Klaten ...................... 41
Tabel 4.4 Analisis Varians........................................................................ 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Tukey ........................................................................ 48
Tabel 4.6 Distribusi Perolehan Skor Item Kompetensi Profesional
Guru SMK PL Leonardo Klaten.............................................. 49
Tabel 4.7 Item-item Skala Kompetensi Profesional Guru
Kategori Rendah dan Sangat Rendah ....................................... 50
Tabel 4.8 Usulan Topik-topik Program Pengembangan Guru
SMK PL Leonardo Klaten ....................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ..................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kompetensi Profesional Guru Matematika
SMK PL Leonardo Klaten ....................................................... 42
Grafik 4.2 Kompetensi Profesional Guru Bahasa Indonesia
SMK PL Leonardo Klaten ....................................................... 43
Grafik 4.3 Kompetensi ProfesionalGuru Bahasa Inggris
SMK PL Leonardo Klaten ........................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................ 71
Lampiran 2 Skala Penelitian ....................................................................... 72
Lampiran 3 Tabulasi Data ........................................................................... 78
Lampiran 4 Uji Validitas ............................................................................. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk siswa.
Adanya pendidikan, siswa mendapatkan suatu pembelajaran, pengetahuan,
keterampilan, dan kreativitas. Pendidikan membuat siswa belajar lebih
banyak tentang ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak di dapat di rumah. Guru
memiliki peran yang sangat penting didalam pendidikan. Guru memiliki
peran untuk mendidik, mengajar,dan memberikan ilmu-ilmu yang telah
dipelajari. Salah satau terselenggaranya pendidikan yang baik adalah
kinerja dan kualitas yang dimiliki oleh guru.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 Tahun 2005). Guru
merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok
melaksanakankegiatan belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan
karena harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai standar
kompetensi tertentu serta norma dan nilai-nilai yang berlaku. Oleh sebab
itu guru memiliki peran yang sangat penting dan mempunyai pengaruh
yang besar didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru tidak terlepas
dari kompetensi yang miliki. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru dalam melaksankan tugas keprofesionalan (UU No 14 Th 2005).
Kompetensi sangat penting untuk dimiliki oleh guru, karena kompetensi
membuat guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru ada empat yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi profesional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru adalah komptensi profesional. Kompetensi profesional penting untuk
dimiliki oleh guru, karena kompetensi profesional merupakan salah satu
keberhasilan guru dalam mengajar. Menurut Depdiknas (Wahyudi, 2010)
kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum
tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2017 aspek-aspek yang terdapat didalam
kompetensi profesional adalah menguasai materi, struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu,
menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri.
Pada era globalisasi sekarang ini, kompetensi profesional sangatlah
perlu dimiliki dan diterapkan oleh guru karena kompetensi profesional
membuat guru lebih aktif dan inovatif dalam memberikan pengajaran
kepada siswa. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah
mencerdasakan kehidupan bangsa, oleh sebab itu guru diharapkan dapat
melakukan tanggungjawabnya secara profesional sebagai seorang guru
guna untuk mencerdaskan anak bangsa. Salah satu kunci terselenggaranya
pendidikan yang baik adalah guru yang memiliki kompetensi profesional.
Guru mampu menerapkannya di lingkungan sekolah dan kelas.
Keberhasilan seorang siswa tidak terlepas dari ketrampilan guru dalam
mengajar di kelas.
Seperti yang dilangsir di laman detik.com, membuktikan bahwa
masih banyak guru yang "tidak mau" mengembangkan diri untuk
menambah pengetahuan dan kompetensinya dalam mengajar, guru tidak
mau menulis, tidak membuat publikasi ilmiah, atau tidak inovatif dalam
kegiatan belajar, guru merasa hanya cukup mengajar. Berdasarkan berita
tersebut dapat dipahami bahwa guru-guru tersebut masih belum
memahami fungsi dari kompetensi, salah satunya ialah kompetensi
profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pada kenyataannya di sekolah SMK PL Leonardo Klaten tidak
semua guru mempunyai kompetensi profesional yang baik. Menurut hasil
observasi dari stakeholder di SMK PL Leonardo Klaten dapat diketahui
bahwa permasalahan yang terjadi antara lain ketidaksesuaian materi ajar
yang diberikan kepada siswa (tidak sesuai dengan program silabus RPP),
dari permasalahan ini dapat dilihat bahwa aspek menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu belum
dilakukan sepenuhnya. Guru tidak memberikan, menerangkan, atau,
menjelaskan materi dengan gamblang atau mudah ditangkap atau
dipahami peserta didik dari permasalahan ini dapat dilihat bahwa aspek
menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu belum dilakukan sepenuhnya.
Guru tidak mengajarkan dengan menarik, dari permasalahan ini dapat
dilihat bahwa aspek mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif belum dilakukan sepenuhnya.
Selanjutnya masalah yang ditemukan adalah guru tidak selalu
memberikan informasi baru sesuai dengan bidang studi yang digeluti atau
informasi baru secara umum, dari permasalahan ini dapat dilihat bahwa
aspek mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif belum dilakukan sepenuhnya. Guru tidak
menggunakan atau memanfaatkan alat-alat audiovisual atau TIK dalam
pengajarannya, dari permasalahan ini dapat dilihat bahwa aspek
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengembangkan diri belum dilakukan sepenuhnya. Guru tidak terampil
dalam menggunakan alat-alat audiovisual dan menarik bagi anak, dari
permasalahan ini dapat dilihat bahwa aspek memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri belum dilakukan
sepenuhnya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, apabila guru
mengabaikan kompetensi profesional maka akan berdampak pada
menurunnya pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap guru.
Selain itu juga akan berdampak pada menurunnya mutu pendidikan di
sekolah, siswa kurang mendapatkan pengetahuan yang maksimal, serta
akan berdampak pada program pengembangan SDM yang dibuat oleh
sekolah.
Peneliti memilih tiga guru yaitu guru Matematika, guru Bahasa
Indonesia, guru Bahasa Inggris sebagai objek penelitian karena peneliti
melihat bahwa tiga mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran
umum dan dasar. Selain itu peneliti juga melihat bahwa tiga mata
pelajaran tersebut juga ada pada semua jurusan. Oleh sebab itu peneliti
mengambil tiga guru mata pelajaran tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti kompetensi
profesional guru di SMK Leonardo karena peneliti ingin melihat apakah
guru-guru di sana memiliki kompetensi profesional yang baik atau tidak.
Selain itu berdasarkan kasus yang dilangsir di detik.com yaitu masih
banyak guru yang "tidak mau" mengembangkan diri untuk menambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pengetahuan dan kompetensinya dalam mengajar. Guru tidak mau
menulis, tidak membuat publikasi ilmiah, atau tidak inovatif dalam
kegiatan belajar. Guru merasa hanya cukup mengajar. Peneliti juga tertarik
meneliti kompetensi profesional guru untuk melihat apakah guru-guru
disana juga sama seperti apa yang diberitakan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin meneliti
kompetensi profesional guru ditinjau dari persepsi siswa kelas XI. Hal ini
dapat membantu guru BK dan pihak sekolah maupun yayasan dalam
menyusun program pengembangan SDM serta dapat membantu guru BK
untuk mendapatkan progres report dari guru mapel. Oleh karena itu,
peneliti ingin melihat lebih jauh tentang kompetensi profesional guru
dengan judul penelitian “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
BIDANG STUDI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA KELAS XI
SMK PL LEONARDO KLATEN.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
dirumuskan identifikasi masalah, sebagai berikut:.
1. Ketidaksesuaian materi ajar yang diberikan kepada siswa (tidak sesuai
dengan program silabus RPP).
2. Guru tidak memberikan, menerangkan, atau, menjelaskan materi
dengan gamblang/mudah ditangkap atau dipahami peserta didik.
3. Guru tidak mengajarkan dengan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Guru tidak selalu memberikan informasi baru sesuai dengan bidang
studi yang digeluti atau informasi baru secara umum.
5. Guru tidak menggunakan atau memanfaatkan alat-alat audiovisual
atau TIK dalam pengajarannya.
6. Guru tidak terampil dalam menggunakan alat-alat audiovisual dan
menarik bagi anak.
7. Guru tidak mau mengembangkan diri untuk menambah pengetahuan
dan kompetensinya dalam mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti mengambil masalah
yaitu pada kompetensi profesional pada guru di SMK PL Leonardo
Klaten.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Seberapa baik kompetensi profesional guru dari persepsi siswa SMK
PL Leonardo Klaten?
2. Apakah ada perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru
Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris berdasarkan persepsi siswa
SMK PL Leonardo Klaten?
3. Topik-topik program pengembangan apa saja yang dapat diusulkan
untuk meningkatkan kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo
Klaten berdasarkan butir-butir kuisioner kompetensi profesional yang
masih rendah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui seberapa baik kompetensi profesional guru dari persepsi
siswa SMK PL Leonardo Klaten.
2. Mengetahui apakah ada perbedaan kompetensi kompetensi profesional
guru Matematika, guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris
berdasarkan persepsi siswa SMK PL Leonardo Klaten.
3. Mengetahui topik-topik program yang dapat diusulkan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten
berdasarkan butir-butir kuisioner kompetensi profesional yang masih
rendah.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan informasi dan
sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di bidang lingkup
pendidikan, yaitu tentang kompetensi profesional guru dilihat dari
persepsi siswa SMK PL Leonardo Klaten. Selain itu, hasil penelitian
ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah
Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah agar sekolah
dapat mengetahui seberapa tinggi kompetensi profesional yang
dimiliki oleh guru-guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Bagi Guru
Manfaat dari penelitian ini bagi guru BK adalah agar guru
BK dapat memberikan pengembangan SDM terkait dengan
kompetensi profesional guru.
G. Batasan Istilah
1. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh
kompetensi yang ditetapkan.
2. Aspek-aspek kompetensi profesional yaitu menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian teori, kerangka pikir, dan kajian yang relevan.
A. Hakikat Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi setiap individu pasti berbeda beda. Hal tersebut dilihat
dari cara pendang mereka terhadap sesuatu. Menurut Rakhmat (2007)
persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesannya. Jadi, persepsi merupakan suatu pengalaman yang
dimiliki oleh individu dengan memberikan kesimpulan dan menafsirkan
apa yang yang sudah didapat.
Menurut Bimo Walgito (2010) persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berujud
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Suharman
(2015) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses
menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui
sistem alat indera manusia. Jadi, persepsi merupakan suatu proses melalui
sistem penginderaan kemudian informasi yang didapat melalui sistem
penginderaan ditafsirkan.
Menurut Irwanto (2010) persepsi adalah proses diterimanya
rangsangan obyek kualitas, hubungan antara gejala maupun peristiwa
sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti, karena persepsi bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sekedar penginderaan, maka ada yang menyatakan persepsi sebagai the
interpretation of experience (penafsiran pengalaman).
Koher (Maulana dan Gumelar 2013) mengatakan bahwa persepsi
sebagai proses bagaimana individu menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Jadi, persepsi merupakan proses
menginterpretasikan informasi yang didapat untuk menciptakan arti yang
didapat melalui informasi. Mangkunegara (Maulana dan Gumelar 2013)
berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau
makna terhadap lingkungan. Jadi, persepsi merupakan suatu informasi
yang didapat lalu diberi arti atau makna dari informasi tersebut.
Selain itu, persepsi mengandung suatu proses dalam diri untuk
mengetahui danmengevaluasi sejauh mana kita mengetahuiorang lain.
Pada proses ini kepekaan dalamdiri seseorang terhadap lingkungan
sekitarmulai terlihat. Cara pandang akanmenentukan kesan yang
dihasilkan dariproses persepsi (Rohmaul Listyana & Yudi Hartono, 2015).
Oleh sebab itu peneliti menyimpulkan dari paparan beberapa tokoh
di atas bahwa persepsi adalah suatu pandangan dari individu yang diterima
melalui proses penginderaan kemudian ditafsirkan menjadi suatu makna.
Berdasarkan paparan diatas mengenai persepsi, maka salah satu
obyek persepsi adalah kompetensi profesional guru. Maka pada penelitian
ini berfokus pada kompetensi profesional guru bidang studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Thoha (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
adalah
a. Faktor ekstern terdiri atas intensitas, ukuran, keberlawanan,
pengulangan gerakan, hal-hal baru dan familiar, latar belakang
keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebudayaan
sekitar.
b. Faktor intern terdiri dari proses belajar, perasaan, sikap, kepribadian,
individual, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus),
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat dan
motivasi diri individu.
Menurut Bimo Walgito (2001) faktor – faktor yang berpengaruh
dalam persepsi antara lain:
a. Keadaan individu yang datang dari dua sumber yaitu segi kejasmanian
yang meliputi kesehatan dan segi psikologis yang meliputi
pengalaman perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan dan
motivasi
b. Keadaan lingkungan/situasi yang melatar belakangi stimulus atau
obyek persepsi. Obyek persepsi adalah benda / manusia.
Maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang dapat dilihat dari faktor ekstern terdiri dari informasi
yang diperoleh, pengetahuan, pengulangan gerakan, dan faktor intern
terdiri dari perasaan, sikap, kepribadian, perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Hakikat Guru
1. Pengertian Guru
Undang-undang Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 39 ayat (2) dinyatakan bahwa“pendidik merupakan tenaga
profesional yangbertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan
pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Pada pasal 40 ayat (2)
dinyatakan bahwa: “pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (a)
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis; (b) mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan (c) memberi teladan dan menjaga
nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya”. Dalam pasal 42 ayat (1) juga dinyatakan
bahwa “pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional”.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru danDosen Bab I pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa“guru
adalah pendidik profesional dengan tugasutama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta
didik pada pendidikan anak usia dinijalur pendidikan formal, pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dasar, danpendidikan menengah”. Pada ayat (4) mengatakan bahwa
“profesional adalah pekerjaan atau kegiatanyang dilakukan oleh seseorang
dan menjadisumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentuserta memerlukan pendidikan profesi”.
Menurut Shabir (2015), guru adalah suatu sebutan bagi jabatan,
posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang
pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan
sistematis.Mulyasa (2013) mengatakan bahwa guru merupakan komponen
yang paling menentukan sistim pendidikan secara menyeluruh dan perlu
mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, sehingga guru merupakan
salah satu figur yang menjadi sorotan terkait masalah pendidikan.
Hadari Nawawi dalam Nurfuadi (2012) memberikan penjelasan
bahwa pengertian guru:
“Pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama secara sempit,
guru adalah yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni
orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas.
Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja
dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung-
jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan
masing-masing”.
Guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok yang
amat menentukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik.Fungsi guru dalam proses pendidikan adalah mengajar, mendidik,
membina, mengarahkan dan membentuk watak dan kepribadian sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manusia itu berubah menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan,
manusia yang cerdas dan bermartabat (Gaffar, 2007).
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh dapat menyimpulkan bahwa
guru adalah orang yang memiliki tanggungjawab untuk memberikan ilmu
kepada siswa dengan tugas mengajar, membimbing dan mendidik agar
siswa dapat menjadi pintar.
2. Pengertian Kompetensi Guru
Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata competenceyang
artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi,
menurut Sutrisno (Amika Sapan dkk, 2017), kompetensi diartikan sebagai
dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf
mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.
Pasal 10 ayat (1) UU guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dinyatakan
bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperloleh melalui pendidikan profesi. Dalam perspektif kebijakan
nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru,
sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi
pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Wujud profesional atau tidak
tenaga pendidik diwujudkan dengan sertifikat pendidik. Dalam pasal 1
ayat (12) ditegasakan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
profesional”.Menurut Mulyasa (2007b):
“kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kafah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran
yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.”
Menurut Depdiknas (2003), kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus sehingga
memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Menurut Cut Fitriani dkk (2017), kompetensi guru diartikan
sebagaipenguasaan terhadap suatu tugas (mengajar danmendidik),
keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya. Menurut Agus
Dudung (2018) kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat
pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki.Setelah
dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru
dalammelaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut
sebagai pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru adalah suatu kemampuan, keterampilan yang harus
dikuasai dan dimiliki oleh guru untuk keberhasilan dalam suatu
pembelajaran.
3. Macam-macam Kompetensi Guru
Menurut Janawi (2012), ada empat kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan
disiplin ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan
tugasnya sebagai guru. Oleh karena itu seorang calon guru (pendidik)
harus memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang relevan
dengan bidang keilmuannya.
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar tenaga
pendidik. Ia akan disebut profesional, jika ia mampu menguasai
keahlian dan keterampilan teoritik dan praktik dalam proses
pembelajaran. Kompetensi ini cenderung mengacu kepada
kemampuan teoritik dan praktik lapangan.
c. Kompetensi Kepribadian
Kemampuan ini memiliki kemampuan personalitas, jati diri sebagai
seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kompetensi inilah yang selalu menggambarkan prinsip bahwasanya
guru adalah sosok yang patut digugu dan ditiru.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru berinteraksi
dengan peserta didik dan orang yang ada di sekitar dirinya. Modal
interaksi berupa komunikasi personal yang dapat diterima oleh peserta
didik dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Oleh sebab itu peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 4
kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
4. Kompetensi Profesional Guru SMA/SMK
Undang-undang guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dan PP No.
19/2005 menyatakan, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,
pedagogik, profesional dan kompetensi sosial. Salah satu kompetensi yang
penting untuk dimiliki adalah kompetensi profesional. Menurut Khoiri
(2010), kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya. Sedangkan menurut Rina Febriana (2019), kompetensi
profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkan mereka
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Janawi (2012) mengatakan bahwa kompetensi profesional
merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang
harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Pendapat
berbeda diterangkan Mulyasa (2009) kompetensi profesional merupakan
kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitanya dengan pelaksanaan
tugas utamanya mengajar. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa:
“kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan.”
Kompetensi profesional mempunyai pengertian sebagai
kewenangan yang berhubungan dengan tugas mengajar yang mencakup:
(a) penguasaan pada bidang studi yang diajarkan, (b) memahami keadaan
diri siswa, (c) memahami prinsip-prinsip dan teknik mengajar, (d)
menguasai cabang-cabang ilmu pengetahuan yang relevan dengan bidang
studinya, dan (e) menghargai profesinya (Marno dan M. Idris, 2009).
Menurut Harsono dan Sofyan Arif (2010), kompetensi profesional
adalah kemampuan atas penguasaan materi pelajaran secara luas
danmendalam, dalam hal ini dituntut untuk menguasai ilmu di bidang studi
sertalangkah kritis pendalaman isi bidang studi berdasarkan standar
kompetensi dankompetensi dasar. Agus Dudung (2018) kompetensi
profesional guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai tenaga pendidik yang meliputi penguasaan pedagogik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengetahuan, metodologi, manajemen, dan sebagainya yang tercermin
dalam kinerja di lingkungan pendidikan
Guru yang mempunyai kompetensi profesional harus mampu
memilah dan memilih serta mengelompokkan materi pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan jenisnya. Tanpa kompetensi
tersebut, dapat dipastikan bahwa guru tersebut akan menghadapi berbagai
kesulitan dalam membentuk kompetensi siswa, bahkan akan gagal dalam
melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat beberpaa tokoh dapat disimpulkan bahwa
kompetensi profesional adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam
menguasai materi ajar yang sesuai dengan apa yang diajarkan secara luas
dan mendalam.
5. Aspek-Aspek Kompetensi Profesional Guru SMA/SMK
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dalam Payong
(2011)standar kompetensi profesional dijabarkan kedalam lima
kompetensi inti, yakni:
a. Materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
Penguasaan terhadap materi menjadi salah satu prasyarat untuk
dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif, karena guru sering
menjadi tempat bertanya bagi siswa dan dapat juga menjadi sumber
pemuas dahaga keingintahuan siswa. Penguasaan terhadap materi
dapat menjadi salah satu prasyarat bagi guru, untuk dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bantuan yang tepat terhadap permasalahan belajar yang dihadapu oleh
siswa.
Kesalahan atau ketidakmampuan menguasai konsep-konsep mata
pelajaran dapat berakibat fatal bagi para siswa, terlebih apabila
konsep-konsep yang salah itu kemudian diajarkan kepada para siswa.
Hal ini akan berdampak serius jika konsep-konsep keilmuan itu
menjadi prasyarat untuk mempelajari materi pada jenjang selanjutnya
atau belajar bidang-bidang yang lain. Karena itu penguasaan materi
dan bahan ajar sudah sepantasnya, menjadi salah satu tuntutan dalam
kompetensi profesional dalam standar kompetensi profesional.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
yang diampu.
Melalui penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran maka diharapkan guru dapat mengembangkan
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran secara. Hal ini karena
standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan dasar
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi.
Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar
menjadi prasyarat bagi guru untuk mengembangkan kurikulum di
tingkat satuan pendidikannya. Melalui penguasaan tersebut pada guru
dapat menjabarkan, menganalisis, dan mengembangkan indikator-
indikator pencapaian yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sekolah, serta kebutuhan dan karakteristik siswa yang dilayani.
Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar juga
dapat diketahui dari adanya kemampuan guru untuk mengembangkan
alat penilaian yang tepat, sesuai dengan indikator-indikatornya.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Pengembangan materi pembelajaran harus dapat mengikuti suatu
pola atau urutan logis tertentu, misalnya dari yang sederhana kepada
yang kompleks, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari yang
dekat kepada yang jauh. Prinsip utama dari penguasaan kompetensi ini
adalah agar materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa
menjadi bermakna bagi mereka, sehingga tidak hanya diketahui tetapi
juga dapat dihayati dan diamalkan oleh siswa. Melalui prinsip ini,
guru dapat mengembangkan materinya secara kreatif (asalkan tidak
menyimpang dari prinsip keilmuan) dengan menyesuaikannya dengan
kebutuhan khas siswa.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
Pengembangan profesi berkelanjutan merupakan satu keniscayaan
karena guru di abad ini haruslah menjadi teladan pebelajar seumur
hidup. Menurut Micheal Eraut, pengembangan profesionalisme
berkelanjutan merupakan suatu bentuk akuntabilitas moral sebagai
profesional karena guru memiliki: a) komitmen moral untuk melayani
kepentingan siswa melalui refleksi terus menerus terhadap praktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
profesionalnya sehingga dapat diketahui manakah yang terbaik yang
dapat diberikan kepada siswa, b) kewajiban profesional untuk
meninjau secara berkala efektivitas dari praktik pembelajarannya
sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran, manajemen, dan
pedagogi, c) kewajiban profesional untuk mengembangkan secara
terus-menerus pengetahuan-pengetahuan praktis baik melalui refleksi
pribadi maupun melalui interaksi dengan teman-teman sejawat.
Melalui kegiatan pengembangan profesional berkelanjutan guru
dapat mengasah kemampuan inovatifnya, mengembangkan kepekaan
terhadap perkembangan dan tuntutan-tuntutan baru dalam praktik
profesionalnya. Bolam yang dikutip Sogue, berpendapat bahwa tujuan
akhir dari pengembangan profesional berkelanjutan adalah di satu sisi
untuk meningkatkan kinerja belajar siswa, dan di sisi lain untuk
meningkatkan mutu pelayanan sekolah secara menyeluruh.
Agar proses belajar senantiasa berjalan secara berkesinambungan,
maka para guru harus selalu melakukan refleksi terhadap praktik-
praktik yang telah dilakukan sebelumnya, melakukan evaluasi diri
secara terus menerus dengan demikian praktik-praktik baru akan
segera bermunculan karena guru selalu belajar dari pengalaman-
pengalaman sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
Pemanfaatan teknologi komunikasi bagi guru diperuntukkan bagi
pengembangan diri atau berkomunikasi dengan kolega atau sejawat.
UNESCO mencatat bahwa agar supaya berhasil dalam hidup, belajar
dan bekerja dalam suatu masyarakat yang kompleks, kaya informasi,
dan berbasis pengetahuan, para siswa dan guru harus memanfaatkan
teknologi khususnya ICT secara efektif. UNESCO merumuskan
standar kompetensi IC bagi para guru yang didasarkan pada tiga
pendekatan yakni: a) pendekatan melek teknologi (technology literacy
approach) yakni meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi
dengan menggabungkan keterampilan teknologi ke dalam kurikulum,
b) pendekatan pendalaman pengetahuan (the knowledge deepening
approach) yakni meningkatkan kemampuan menggunakan
pengetahuan guna meningkatkan nilai bagi output ekonomi dengan
menerapkan pengetahuan itu, untuk mengatasi masalah yang
kompleks atau masalah nyata, c) pendekatan penciptaan pengetahuan
(the knowledge creation approach) yakni meningkatkan kemampuan
untuk berinovasi dan menghasilkan pengetahuan baru yang bisa
dimanfaatkan bagi warga negara yang lain.
Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam
kompetensi profesional adalah materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian Yani Setianingsih (2018) yang berjudul “Pengaruh
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi
Siswa Melalui Motivasi Belajar di MTs Samailul Huda Mlaten Demak”,
didapatkan hasil terdapat pengaruh signifikanpersepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar, terdapat pengaruh
signifikan persepsisiswa tentang kompetensi profesional guru terhadap
prestasi siswa sebesar, terdapat pengaruh signifikan motivasi belajar
terhadapprestasi siswa, dan terdapat pengaruhsignifikan persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru terhadap prestasi siswamelalui motivasi
belajar. Relevansi penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru.
Berdasarkan penelitian Mahdi Zuhri (2016) yang berjudul “Kompetensi
Profesional dan Pedagogik Guru Mata Pelajaran Sains (Studi di MIN
Purwokerto)”, didapatkan hasil bahwa guru telah memenuhi beberapa
indikator kompetensi profesional dari 5 kompetensi inti dan didapatkan hasil
bahwa kompetensi pedagogik guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan
berkompeten dengan terpenuhinya penguasaan terhadap indikator kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pedagogik. Relevansi penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada
kompetensi profesional.
D. Kerangka Pikir
Pada bagian ini dipaparkan mengenai kerangka pikir peneliti. Menurut
Standar Kompetensi Guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 16 Tahun 2007, standar kompetensi profesional dijabarkan kedalam
lima kompetensi inti/aspek. Kelima aspek tersebut apabila mampu dilakukan
oleh guru maka dapat membantu guru untuk meningkatkan kompetensi
profesionalnya dan mampu berdampak baik untuk siswanya. Agar lebih
mudah untuk dipahami, kerangka pikir penelitian dapat dilihat dalam gambar
2.1 berikut ini
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Asumsi Awal
Kompetensi Profesional Guru SMK PL
Leonardo Klaten
Persepsi siswa terhadap guru Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia, dan Matematika
5 Aspek Kompetensi Profesional Guru
Usulan Topik Program Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek atau populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas
instrumen, teknik analis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitianpendekatan kuantitiatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2015)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian di SMK PL Leonardo Klaten yang
beralamatkan di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 30 Klaten, Jawa tengah.
Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus 2018
sampai dengan bulan April 2019.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK PL Leonardo
Klaten. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel. Sugiyono (2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menjelaskan bahwa sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dipilih dari populasi.
Teknik penentuan subjek pada penelitian ini menggunakan simple random
sampling. Menurut Sugiyono (2015), teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel.
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Variabel
dalam penelitian ini adalah kompetensi profesional guru. Kompetensi
profesional guru adalah kemampuan guru untuk menguasai materi ajar secara
luas dan mendalam
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik
kuesioner (angket). Sugiyono (2015) mengatakan bahwa kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
No. Kelas Jumlah Siswa
1. TPA 34
2. TPB 35
3. TKRA 26
4. TKRB 24
Jumlah 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Adapun prinsip penulisan angket menurut Sugiyono (2015)
yang menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa
yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif,
pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa,
pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket tentang
kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten. Pengumpulan data
yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket
ke siswa. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala guttman yang terdiri atas “ya-tidak”. Penelitian menggunakan skala
guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap
suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2015). Skala guttman dapat
dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan dalam bentuk checklist. Pada
penelitian ini menggunakan bentuk checklist untuk memberikan jawaban
pernyataan.
Item pernyataan pada kuesioner ini terdapat pernyataan favorable dan
pernyataan unfavorable. Pernyataan favorable isinya menggambarkan
dukungan, keberpihakan atau menunjukkan kesesuaian dengan deskripsi
indikator, sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang
tidak mendukung atau tidak menunjukkan kesesuaian dengan deskripsi
indikator (Azwar, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 3.2
Norma Skoring Skala Kompetensi Profesional Guru
No.
Alternatif Jawaban
Skor
Item
Favorable
Item
Unfavorable
1. Ya 1 0
2. Tidak 0 1
Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada
masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor maka semakin baik
kompetensi profesional guru bidang studi. Sebaliknya jika semakin
rendah jumlah skor item maka semakin rendah kompetensi profesional
guru bidang studi. Kisi-kisi kuisioner kompetensi profesional guru yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuisioner Kompetensi Profesional Guru
No
Aspek
Indikator
No Item
Jumlah
Item Favorable Unfavorable
1. Materi,
struktur,
konsep, dan
pola pikir
keilmuan
yang
mendukung
mata
pelajaran
yang diampu,
menguasai
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar mata
pelajaran
a. Mampu
menginterpretasika
n materi yang
diajarkan dan
mampu
menginterpretasika
n kerangka pikir
dari materi yang
akan disampaikan.
1, 15, 29 42, 56 5
b. Mampu
menyusun struktur
materi yang
disampaikan.
43, 57 2, 16 4
c. Mampu
menerapkan
konsep materi yang
diajarkan dalam
3, 17 30, 44 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang diampu. kehidupan sehari-
hari.
2. Menguasai
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar mata
pelajaran
yang diampu.
a. Memahami
standar kompetensi
mata pelajaran
yang diampu.
31, 45 4, 18 4
b. Memahami
kompetensi dasar
mata pelajaran
yang diampu.
5, 19 32, 46 4
c. Memahami
tujuan
pembelajaran yang
diampu.
33, 47 6, 20 4
3. Mengembang
kan materi
pembelajaran
yang diampu
secara
kreatif.
a. Memberikan
materi pembelajaran
yang diampu sesuai
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik.
7, 21,58 34, 48 5
b. Mengolah materi
pelajaran yang
diampu secara
kreatif sesuai
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik
35, 49, 59 8, 22 5
4. Mengembang
kan
keprofesional
an secara
berkelanjutan
dengan
melakukan
tindakan
reflektif.
a Melakukan
refleksi terhadap
kinerja sendiri
secara terus
menerus.
9, 23 36, 50 4
b. Memanfaatkan
hasil refleksi dalam
rangka peningkatan
keprofesionalan.
37, 51 10, 24 4
c. Melakukan
penelitian tindakan
kelas untuk
peningkatan
keprofesionalan.
11, 25 38, 52 4
d. Mengikuti
kemajuan zaman
dengan belajar dari
berbagai sumber.
39, 53 12, 26 4
5. Memanfaatka a. Memanfaatkan 13, 27 40, 54 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
n
teknologi
informasi dan
komunikasi
untuk
mengembang
kan diri
teknologi informasi
dan komunikasi
dalam
berkomunikasi
b. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk
pengembangan diri.
41, 55, 60 14, 28 5
Total Item 60
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015). Pengujian validitas pada
instrumen ini menggunakan validitas isi.
Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-
skor item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi
Point Biserial. Formulasi yang digunakan dalam analisis konsistensi
internal butir item adalah sebagai berikut:
Formula:
√
Keterangan:
= korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
Mp = Rerata skor subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Mt = Rerata skor total
St = Standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah.
Pemeriksaan konsistensi internal dalam uji menggunakan program
Excel. Penentuan keterpenuhan indek konsistensi internal ditetapkan
berdasarkan Pv itu, yaitu: yang 0,05 dianggap memenuhi; apabila Pv
0,05 item tersebut di drop
Tabel 3.4
(Item Valid dan Item Gugur)
2. Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2015). Reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik Reliabilitas Kuder-Richardson.
Teknik ini sesuai dengan kuisioner untuk alternatif jawaban Ya atau Tidak
Item Valid Item Gugur
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
12, 13, 15, 16,17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 29,
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,
38, 39,, 42, 43, 44, 45, 46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, 56, 57, 58, 59, 60.
11, 14, 27, 28, 30, 40, 41,
55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
yang biasa biasa disebut dengan dikotomi. Rumus Kuder-Richardson
dikenal dengan K-R Formula 21, seperti yang ada di bawah ini :
)
)
Keterangan:
r K – R21 = koefisien reabilitas Kuder-Richardson
= varians skor tes
k = jumlah butir di dalam tes
m = skor rata-rata
Tabel 3.5
Hasil Penghitungan Reliabilitas
KR 21 N of Item
0,915649 52
Tabel 3.6
Kriteria Guilford
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2015) dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
Koefisien Korelasi Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
<0,20 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menggunakandeskriptif, penghitungan statistic annava, dan uji tukey. Kegiatan
dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Berikut merupakan langkah-langkah analisis
data yang ditempuh dalam penelitian ini:
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data
Penentuan skor item dilakukan dengan cara memberikan nilai 1 dan 0
berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan
favorable atau unfavorable. Kemudian skor dimasukan ke dalam tabulasi
data dan dijumlahkan. Selanjutnya akan dianalisis validitas dan
reliabilitasnya data dengan menggunakan program SPSS.
2. Mengkategorisasikan Kompetensi Profesional Berdasarkan Norma
Kategorisasi
Tujuan kategori adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah berdasarkan atribut yang diukur secara berjenjang
dan menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar
(2009). Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah
sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.7
Norma Kategorisasi
Norma/Kriteria Skor Kategori
μ + 1,5 σ < X Sangat Baik
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ Baik
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ Cukup Baik
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ Tidak Baik
X ≤ μ - 1,5 σ Sangat Tidak Baik
Keterangan :
Skor Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat
Skor Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat
Mean Teoritik (μ) : Rata-Rata teoritis skor maksimum dan
skor minimum
Standar Deviasi (σ) : Luas jarak rentang dibagi 6
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokkan kompetensi profesional guru di SMK PL Leonard Klaten
berdasarkan skala penilaian dengan jumlah item yang valid sebanyak 52.
Kategori subyek penelitian diperoleh dari melalui perhitungan sebagai
berikut.
Skor maksimum teoritik : 52 x 1 = 52
Skor minimum teoritik : 52 x 0 = 0
Luas jarak : 52-0 = 52
Standar deviasi (σ) : 53:6 = 8,6
Mean teoritik (μ) : (52+0) : 2 = 26
Hasil perhitungan data skor subjek disajikan dalam norma kategorisasi
kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.8
Norma Kategorisasi Skor Item Kompetensi Profesional Guru
SMK PL Leonardo Klaten
Selain norma kategorisasi untuk mengukur kompetensi profesional guru
SMK PL Leonardo Klaten, peneliti juga menyusun kategorisasi perolehan skor
butir pengukuran untuk mencari kategori tinggi rendahnya skor masing-masing
item pernyataan. Adapun skor-skor yang digunakan menyusun kategorisasi
perolehan skor adalah sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 357 x 1 = 357
Skor minimum teoritik : 357 x 0 = 0
Luas jarak : 357-0 = 357
Standar deviasi (σ) : 357:6 = 59,5
Mean teoritik (μ) : (357+0) : 2 = 178,5
Hasil perhitungan data skor item disajikan dalam norma kategorisasi
kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten sebagai berikut:
Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai Skoring Kategori
μ + 1,5 σ < X 39 – 52 Sangat Tinggi
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5 σ 30 – 38 Tinggi
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 22 – 29 Sedang
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 13 – 21 Rendah
X ≤ μ - 1,5 σ 0 – 12 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.9
Norma Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru SMK PL
Leonardo Klaten
3. Analisis Skor Item
a. Analisis Varians
Skor item yang sudah ada akan dianalisis menggunakan teknik uji
anava. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
rata-rata yang signifikan antara kompetensi profesional guru
Matematika, guru Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris
berdasarkan persepsi dari siswa. Jika terdapat perbedaan maka data
tersebut dapat dilanjutkan ke tahap penghitungan berikutnya.
Penghitungan ini menggunakan aplikasi software SPPS.
b. Uji Tukey
Setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata diantara
faktor-faktor tersebut maka selanjutnya dalah mencari tahu faktor
yang memiliki pengaruh yang paling tinggi, sehingga faktor tersebut
dapat ditunjuk sebagai faktor yang determinan.
Norma/Kriteria Skor Rentang Nilai Skoring Kategori
μ + 1,5 σ < X 268 – 357 Sangat Tinggi
μ + 0,5 σ < X ≤ μ + 1,5
σ
208 – 267 Tinggi
μ - 0,5 σ < X ≤ μ + 0,5 σ 149 – 207 Sedang
μ - 1,5 σ < X ≤ μ - 0,5 σ 89 – 148 Rendah
X ≤ μ - 1,5 σ 0 – 88 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Setelah mendapatkan hasil penghitungan, maka peneliti dapat
membandingkan hasilnya, sehingga ditemukan fakor yang dianggap
determinan. Uji Tukey ini menggunakan aplikasi software SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan kompetensi
profesional guru. Peneliti memaparkan hasil penelitian berdasarkan masalah yang
telah dipaparkan pada bab 1.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:
1. Tingkat kompetensi profesional guru dari persepsi siswa SMK PL
Leonardo Klaten.
Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui
Skala Kompetensi Profesional Guru pada subjek penelitian, dapat dilihat
gambaran kompetensi profesional guru pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru Matematika SMK PL Leonardo
Klaten
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 39 – X 95 79,83%
Tinggi 30 – 38 19 15,96%
Sedang 22 – 29 3 2,52%
Rendah 13 – 21 1 0,84%
Sangat Rendah X – 12 1 0,84%
Jumlah 99,99%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kompetensi profesional
guru Matematikan berdasarkan persepsi siswa, berada kategori sangat tinggi dan
memiliki persentase 79,83%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.2
Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru Bahasa Indonesia SMK PL
Leonardo Klaten
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 39 – X 84 70,58%
Tinggi 30 – 38 27 22,68%
Sedang 22 – 29 6 5,04%
Rendah 13 – 21 2 1,68%
Sangat Rendah X – 12 0 0%
Jumlah 99,98%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kompetensi profesional
guru Bahasa Indonesia berdasarkan persepsi siswa, berada kategori sangat tinggi
dan memiliki persentase 70,58%.
Tabel 4.3
Kategorisasi Kompetensi Profesional Guru Bahasa Inggris SMK PL
Leonardo Klaten
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 39 – X 25 21%
Tinggi 30 – 38 32 26,89%
Sedang 22 – 29 35 29,41%
Rendah 13 – 21 16 13,44%
Sangat Rendah X – 12 11 9,24%
Jumlah 99,98%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa kompetensi profesional
guru Bahasa Inggris berdasarkan persepsi siswa, berada kategori sedang dan
memiliki persentase 29,41%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kategorisasi kompetensi profesional guru apabila di gambarkan dalam
bentuk grafik berikut ini:
Grafik 4.1
Kompetensi Profesional Guru Matematika SMK PL Leonardo Klaten
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa:
a. Terdapat 79,83% atau sebanyak 95 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Matematika di SMK PL Leonardo Klaten
berada pada kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru sangat baik.
b. Terdapat 15,96 % atau sebanyak 19 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Matematika di SMK PL Leonardo Klaten
berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru baik.
c. Terdapat 2,52% atau sebanyak 3 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Matematika di SMK PL Leonardo Klaten
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sangat Tinggi79,83%
Tinggi 15,96 % Sedang 2,52 % Rendah 0,84% Sangat Rendah0,84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru cukup baik.
d. Terdapat 0,84% atau sebanyak 1 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Matematika di SMK PL Leonardo Klaten
berada pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru tidak baik.
e. Terdapat 0,84% atau sebanyak 1 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru matematika di SMK PL Leonardo Klaten
berada pada kategori sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru sangat tidak baik.
Grafik 4.2
Kompetensi Profesional Guru Bahasa Indonesia SMK PL Leonardo
Klaten
Berdasarkan grafik 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa:
a. Terdapat 70,58% atau sebanyak 84 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia di SMK PL Leonardo
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Tinggi70,58%
Tinggi 22,68% Sedang 5,04% Rendah 1,68% Sangat Rendah0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Klaten berada pada kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kompetensi profesional guru sangat baik.
b. Terdapat 22,68% % atau sebanyak 27 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru baik.
c. Terdapat 5,04% atau sebanyak 6 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru cukup baik.
d. Terdapat 1,68% atau sebanyak 2 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru tidak baik.
e. Terdapat 0% atau sebanyak 0 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kompetensi profesional guru sangat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Grafik 4.3
Kompetensi Profesional Guru Bahasa Inggris SMK PL Leonardo
Klaten
Berdasarkan grafik 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa:
a. Terdapat 21% atau sebanyak 25 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kompetensi profesional guru sangat baik.
b. Terdapat 26,89% atau sebanyak 32 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru baik.
c. Terdapat 29,41% atau sebanyak 35 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru cukup baik.
d. Terdapat 13,44% atau sebanyak 16 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMK PL Leonardo
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat Tinggi21%
Tinggi 26,89% Sedang 29,41% Rendah 13,44% Sangat Rendah9,24%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Klaten berada pada kategori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru tidak baik.
e. Terdapat 9,24% atau sebanyak 11 responden menunjukkan bahwa
kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMK PL Leonardo
Klaten berada pada kategori sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kompetensi profesional guru sangat tidak baik.
2. Perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru Bahasa
Indonesia, guru Bahasa Inggris.
a. Analisis Varian
Berdasarkan perolehan data penelitian yang telah dikumpulkan
melalui kuesioner dan dilakukan analisis data dengan melakukan uji
anova terlebih dahulu. Uji analisis varian digunakan untuk melihat
kemungkinan terdapat perbedaan atau tidak pada kompetensi
profesional guru Matematika, guru Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa
Inggris. Berikut akan ditampilkan pada tabel 4.2
Tabel 4.4
Analisis varian
Tests of Within-Subjects Effects
Source Type III
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
factor1 Sphericity
Assumed
12565.955 2 6282.978 90.520 .000
Greenhouse-
Geisser
12565.955 1.763 7127.193 90.520 .000
Huynh-Feldt 12565.955 1.788 7028.705 90.520 .000
Lower-
bound
12565.955 1.000 12565.955 90.520 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan tabel di atas diketahui:
1) Hipotesis
H0 =
H1 = tidak semua sama; i=1,2,3,…,k
2) Tingkat Signifikansi
3) Statistik Uji
P-value = 0.000
4) Daerah kritik
H0 ditolak jika H0 ditolak jika
5) Kesimpulan
Pada tabel di atas nilai p – value = 0,000 < , maka H0 ditolak.
Kesimpulannya adalah ada perbedaan kompetensi profesional guru
Matematika, guru Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris di SMK
PL Leonardo Klaten
b. Uji Tukey
Setelah mendapatkan perolehan hasil dari analisis varian,
selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Tukey. Tujuannya untuk
mengetahui perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru
Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.5
Hasil Uji Tukey
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Skor
Tukey HSD
(I)
Mapel
(J)
Mapel
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
MTK B.Ingg 13.0924* 1.08172 .000 10.5465 15.6384
B.Indo 1.0840 1.08172 .576 -1.4619 3.6300
B.Ingg MTK -13.0924* 1.08172 .000 -15.6384 -10.5465
B.Indo -12.0084* 1.08172 .000 -14.5543 -9.4625
B.Indo MTK -1.0840 1.08172 .576 -3.6300 1.4619
B.Ingg 12.0084* 1.08172 .000 9.4625 14.5543
Hasil uji tukeydiperoleh penilaian kompetensi profesional guru
Bahasa Inggris berbeda signifikan dengan kompetensi guru Bahasa
Indonesia dan Matematika, sedangkan kompetensi guru Bahasa
Indonesia dan Matematika tidak berbeda. Pada mata pelajaran
Matematika dengan Bahasa Inggris memiliki nilai 0,000 yang artinya
terdapat perbedaan signifikan antara skor Matematika dan Bahasa
Inggris. Mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia memiliki
nilai 0,576 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Mata
pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia memiliki nilai 0,000
Descriptive Statistics
Mean Std.Deviatio
n
N
SkorMTK 41.8319 6.11516 119
SkorB.Ingg 28.7395 11.15413 119
SkorB.Indo 40.7479 6.85963 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara skor Bahasa Inggris
dan Bahasa Indonesia.
3. Topik-topik program pengembangan yang dapat diusulkan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo Klaten
berdasarkan butir-butir kuisioner kompetensi profesional yang masih
rendah.
Hasil perhitungan skor item pengukuran kompetensi profesional guru
SMK PL Leonardo Klaten dikategorikan berdasarkan kategorisasi berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Perolehan Skor Item Kompetensi Profesional Guru SMK PL
Leonardo Klaten
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan
skala Kompetensi Profesional Guru SMK PL Leonardo Klaten berada pada
kategori sangat tinggi dan tinggi. Selain itu, item-item yang berada pada kategori
Kategori Interval Frekuensi Persentase Nomor Item
Sangat
Tinggi
268 – 357 28 53,84 % 1, 3, 5, 7, 8, 10, 18, 19,
20, 22, 24, 26, 29, 32,
33, 34, 36, 37, 38, 43,
44, 45, 47, 48, 52, 54,
57, 60
Tinggi 208 – 267 19 36,53 % 2, 4, 6, 12, 15, 16, 21,
23, 25, 31, 35, 39, 42,
48, 50, 51, 53, 56, 58
Sedang 149 – 207 3 5,76 % 9, 17, 59
Rendah 89 – 148 1 0,28 % 13
Sangat
Rendah
0 – 88 1 0,28 % 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
rendah dan sangat rendah akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun topik-
topik program pengembangan. Item-item yang berada pada kategori rendah dan
sangat rendah dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.7
Item-item Skala Kompetensi Profesional Guru
Kategori Rendah dan Sangat Rendah
B. Pembahasan
1. Tingkat kompetensi profesional guru dari persepsi siswa SMK PL
Leonardo Klaten
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, kompetensi
profesional guru Matematika dengan kategori sangat tinggi menunjukkan
bahwa kompetensi profesional yang dimiliki sangat baik. Kategori tinggi
juga menunjukkan bahwa kompetensi profesional yang dimiliki baik. Hal
ini mengartikan bahwa guru Matematika dapat menguasai keahlian
No. No.
Item
Aspek Indikator Rumusan
Pernyataan
Skor
1. 13 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk
mengembangkan
diri.
Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi
dalam
berkomunikasi
Guru memberikan
informasi
pemberian tugas
melalui media
komunikasi (WA,
SMS, dll).
84
2. 49 Mengembangkan
materi
pembelajaran yang
diampu secara
kreatif.
Mengolah materi
pelajaran yang
diampu secara
kreatif sesuai
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik
Guru memberikan
materi dengan
menggunakan
video-video yang
menarik
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ataupun keterampilan yang sesuai dengan kompetensi profesional, seperti
guru memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik hal ini akan
mempermudah dalam menyampaikan materi pada siswa, keahlian dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Janawi (2012)
mengatakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan,
keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Guru yang memiliki kompetensi
profesional berarti guru memiliki kemampuan, keahlian, dan kecakapan
dasar dalam menjalankan tugasnya.
Guru dengan kompetensi profesional sangat baik dan baik berarti
bahwa guru memahami dan menerapkan aspek-aspek kompetensi
profesional yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 yaitu
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Guru Matematika yang memiliki kategori sangat baik dan baik,
berarti siswa berpersepsi bahwa guru Matematika memiliki kompetensi
profesional yang baik, berdasarkan pengalaman siswa di kelas bersama
dengan guru. Siswa melihat bahwa cara mengajar guru Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mudah untuk dipahami. Siswa berpandangan bahwa guru Matematika
menguasi materi pelajaran dan memiliki metode dalam menjelaskan
materi.
Kategori sedang diartikan bahwa kompetensi profesional yang
dimiliki guru cukup baik. Guru yang memiliki kompetensi profesional
dalam kategori cukup baik artinya bahwa kemungkinan guru belum
sepenuhnya memahami dan menguasai keterampilan yang sesuai dengan
kompetensi profesional. Hal ini sejalan dengan pendapat Janawi (2012)
bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian,
kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru.
Kategori rendah diartikan bahwa kompetensi profesional yang
dimiliki guru tidak baik. Kategori sangat rendah diartikan bahwa
kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat tidak baik. Guru yang
memiliki kompetensi profesional yang tidak baik dan sangat tidak baik
diartikan bahwa guru belum mampu menguasai materi yang diampu. Hal
ini sejalan dengan pendapat Rina Febriana (2019) kompetensi profesional
adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang memungkinkan mereka membimbing
peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman dan penguasaan materi sangat penting
untuk guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Selain itu guru yang memiliki kompetensi profesional yang tidak
baik dan sangat tidak baik tidak sesuai dengan aspek-aspek yang ada
dalam kompetensi profesional yaitu materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru
Bahasa Indonesia dari persepsi siswa kelas XI SMK PL Leonardo Klaten
berada pada ketegori sangat tinggi dengan persentase 70,58% dan jumlah
responden sebanyak 84. Kategori tinggi dengan persentase 22,68% dan
jumlah responden sebanyak 27. Kategori sedang dengan persentase
5,04% dan responden sebanyak 6. Kategori rendah dengan persentase
1,68% dan jumlah responden sebanyak 2. Kategori sangat rendah dengan
persentase 0% dan responden 0.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kategori sangat
tinggi diartikan bahwa kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat
baik dan kategori tinggi diartikan bahwa kompetensi profesional guru
baik. Guru yang memiliki kompetensi profesional guru sangat baik dan
baik mengartikan bahwa guru memiliki kemampuan untuk memahami
dan menguasai materi yang diajarkan dengan mendalam. Hal ini sejalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dengan pendapat Khoiri (2010) kompetensi profesional adalah
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya. Guru memahami pentingnya
penguasaan materi dalam proses belajar. Keberhasilan siswa dalam
belajar salah satunya adalah peran guru dalam memberikan dan
menjelaskan materi yang diberikan dengan baik.
Guru dengan kompetensi profesional sangat baik dan baik berarti
bahwa guu memahami dan menerapkan aspek-aspek kompetensi
profesional yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 yaitu
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Guru Bahasa Indonesia yang memiliki kategori sangat baik dan
baik, berarti siswa berpersepsi bahwa guru Bahasa Indonesia memiliki
kompetensi profesional yang baik, berdasarkan pengalaman siswa di
kelas bersama dengan guru. Siswa melihat bahwa cara mengajar guru
Matematika mudah untuk dipahami. Siswa berpandangan bahwa guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Matematika menguasi materi pelajaran dan memiliki metode dalam
menjelaskan materi.
Kategori sedang diartikan bahwa kompetensi profesional yang
dimiliki guru cukup baik. Hal ini berarti bahwa kemampuan dalam
menguasai dan mempelajari materi masih sedikit. Hal ini sejalan dengan
pendapat Rina Febriana (2019) kompetensi profesional adalah
kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik
dalam menguasai materi yang diajarkan. Penguasaan materi pada guru
menjadi hal yang penting didalam kompetensi profesional.
Kategori rendah diartikan bahwa guru memiliki kompetensi
profesional yang tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
kompetensi profesional belum dipelajari dan dipahami dengan baik. Hal
ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2009) kompetensi profesional
merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitanya dengan
pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
Selain itu guru yang memiliki kompetensi profesional yang tidak
baik dan sangat tidak baik tidak sesuai dengan aspek-aspek yang ada
dalam kompetensi profesional yaitu materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
melakukan tindakan reflektif, memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mengembangkan diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru
Bahasa Inggris dari persepsi siswa kelas XI SMK PL Leonardo Klaten
berada pada ketegori sangat tinggi dengan persentase 21% dan jumlah
responden sebanyak 25. Kategori tinggi dengan persentase 26,89% dan
jumlah responden sebanyak 32. Kategori sedang dengan persentase
29,41% dan responden sebanyak 35. Kategori rendah dengan persentase
13,44% dan jumlah responden sebanyak 16. Kategori sangat rendah
dengan persentase 9,24% dan jumlah responden sebanyak 11.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kategori sangat
tinggi diartikan bahwa kompetensi profesional guru sangat baik dan
kategori tinggi diartikan bahwa kompetensi profesional guru baik. Hal ini
menunjukkan bahwa guru memiliki kemampuan atau keahlian dalam
memahami dan menguasai materi ajar secara mendalam. Hal ini sejalan
dengan pendapat Rina Febriana (2019) kompetensi profesional adalah
kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam, yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik
dalam menguasai materi yang diajarkan. Guru harus memiliki dan
memahami pengetahuan yang luas tentang materi yang diajarkan.
Guru dengan kompetensi profesional sangat baik dan baik berarti
bahwa guru memahami dan menerapkan aspek-aspek kompetensi
profesional yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 yaitu
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi
dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
Kategori sedang diartikan bahwa kompetensi profesional guru
cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
memahami materi ajar dan teknik ajar masih setengah-setengah. Janawi
(2012) bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian,
kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Kemungkinan guru juga masih
kurang untuk memahami aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi
profesional. Aspek-aspek dalam kompetensi profesional adalah sebagai
acuan atau poin-poin yang arus diperhatikan oleh guru.
Guru Bahasa Inggris yang memiliki kategori sangat baik dan baik,
cukup baik berarti siswa berpersepsi bahwa guru Bahasa Inggris
memiliki kompetensi profesional yang cukup baik, berdasarkan
pengalaman siswa di kelas bersama dengan guru.
Kategori rendah diartikan bahwa kompetensi profesional guru
tidak baik dan kategori sangat rendah diartikan bahwa kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
profesional guru sangat tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan atau keahlian dalam menguasai materi ajar belum dimiliki
oleh guru. Kompetensi profesional merupakan salah satu kompetensi
yang harus dikuasai oleh guru dan penting untuk dikuasai guru. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mulyasa (2009) kompetensi profesional
merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitanya dengan
pelaksanaan tugas utamanya mengajar. Keberhasilan siswa dalam belajar
salah satunya adalah guru yang memiliki kompetensi profesional.
Kompetensi profesional merupakan salah satu kompetensi yang
penting untuk dikuasai dan dipahami oleh guru. Dengan guru memiliki
kompetensi profesional, memudahkan guru untuk melakukan proses
belajar mengajar di kelas dan membuat siswa memahami apa yang
disampaikan. Keberhasilan seorang siswa tidak terlepas dari baiknya
guru dalam mengajar dan menguasai materi di kelas. Menurut Hamzah
B. Uno (2017) seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
yang dapat ditunjukkan oleh peserta didiknya. Hal ini mengartikan
bahwa cara mengajar dan pemberian materi yang baik akan
mempengaruhi hasil belajar dari siswa.
Jadi, berdasarkan persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru bidang studi, guru Matematika berada pada kategori sangat baik
dengan persentase 79,83% , guru Bahasa Indonesia berada pada kategori
sangat baik dengan persentase 70,58% , dan guru Bahasa Inggris berada
pada kategori cukup baik dengan persentase 29,41%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru Bahasa
Indonesia, guru Bahasa Inggris.
Kualitas seorang guru ditentukan dari keprofesionalan guru dalam
mengajar dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Salah satunya
adalah dengan menerapkan kompetensi profesional guru dalam proses
belajar dan mengajar. Setiap guru memiliki pemahamannya sendiri tentang
kompetensi profesional.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai adakah
perbedaan kompetensi profesional guru Matematika, guru Bahasa
Indonesia, guru Bahasa Inggris berdasarkan persepsi siswa SMK PL
Leonardo Klaten, peneliti mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan kompetensi profesional guru Matematika,
guru Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris. Hal ini didapatkan dari
hasil tukey yang menjelaskan bahwa kompetensi profesional guru Bahasa
Inggris berbeda signifikan dengan guru Matematika dan guru Bahasa
Indonesia, sedangkan kompotensi guru Bahasa Indonesia dan guru
Matematika tidak berbeda. Artinya bahwa guru Matematika dan guru
Bahasa Indonesia memiliki kompetensi yang baik, dibandingkan dengan
guru Bahasa Inggris yang memiliki kompetensi profesional yang kurang
baik.
Pada penelitian ini, adanya perbedaan kompetensi profesional
antara guru Matematika, guru Bahasa Indonesia, dan guru Bahasa Inggris
kemungkinan karena guru belum begitu menguasai kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
profesional guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2009)
menjelaskan bahwa kompetensi profesional merupakan kompetensi yang
harus dikuasai guru dalam kaitanya dengan pelaksanaan tugas utamanya
mengajar. Selain itu perbedaan kompetensi profesional guru Matematika,
guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris memiliki makna bahwa setiap
guru memiliki pemahamannya yang berbeda-beda mengenai kompetensi
profesional sehingga pemahaman yang berbeda-beda juga akan berdampak
pada hasil belajar mengajar. Kompetensi yang dimiliki oleh guru
mencerminkan kualitas guru tersebut.
Guru Matematika dan guru Bahasa Indonesia tidak memiliki
perbedaan yang signifikan hal ini terlihat dalam hasil uji tukey. Guru
Matematika dan guru Bahasa Indonesia dapat diartikan memiliki
kompetensi profesional yang baik, hal ini karna guru mampu menguasai
materi pembelajaran dan dapat menerapkan kompetensi profesional dalam
proses balajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rina Febriana
(2019) bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang
memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai
materi yang diajarkan. Guru Matematika dan guru Bahasa Indonesia juga
mampu memahami aspek-aspek kompetensi profesional (Permendiknas
No 16 Tahun 2007) yang harus dikuasai dan dipahami oleh semua guru.
Guru mampu menerapkan aspek-aspek tersebut ke dalam proses belajar
mengajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Guru Bahasa Inggris memiliki perbedaan yang signifikan dengan
guru Matematika dan guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Inggris dapat
diartikanmemiliki kompetensi profesional yang kurang baik, hal tersebut
kemungkinan guru belum dapat memahami aspek-aspek kompetensi
profesional yang seharusnya dikuasai dan dipahami oleh guru. Selain itu
kemungkinan guru kurang mampu dalam memahami hal-hal yang
berkaitan dengan kompetensi profesional, hal ini sejalan dengan pendapat
Harsono dan Sofyan Arif (2010) yang mengatakan bahwa kompetensi
profesional adalah kemampuan atas penguasaan materi pelajaran secara
luas danmendalam, dalam hal ini dituntut untuk menguasai ilmu di bidang
studi sertalangkah kritis pendalaman isi bidang studi berdasarkan standar
kompetensi dankompetensi dasar. Kompetensi yang dimiliki oleh guru
secara implisit adalah untuk menunjukkan kemampuan guru dalam
mengerjakan suatu pekerjaan.
Jadi, berdasarkan persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru bidang studi adalah kompetensi profesional guru Bahasa Inggris
berbeda signifikan dengan kompetensi guru Bahasa Indonesia dan
Matematika, sedangkan kompetensi guru Bahasa Indonesia dan
Matematika tidak berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Topik-topik program pengembangan yang dapat disusulkan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru SMK PL Leonardo
Klaten berdasarkan butir-butir kuisioner kompetensi profesional
yang masih rendah
Berdasarkan hasil analisis item pernyataan pada Skala Kompetensi
Profesional Guru menunjukkan bahwa terdapat 2 item dengan persentase
0,28 % yang teridentifikasi rendah dan sangat rendah dengan total skor
masing-masing 84 dan 79. Berdasarkan item-item yang rendah dan sangat
rendah, peneliti membuat usulan topik program pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru. Usulan program
pengembangan tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4.8
Usulan Topik-topik Program Pengembangan Guru SMK PL
Leonardo Klaten
No Item Indikator Aspek Topik Tujuan Metode
13 Guru
memberi
kan
informas
i
pemberia
n tugas
melalui
media
komunik
asi (wa,
sms, dll).
Memanfaatka
n teknologi
informasi dan
komunikasi
dalam
berkomunika
si
Memanfaa
tkan
teknologi
informasi
dan
komunikas
i untuk
mengemba
ngkan diri.
Saya Guru
yang
Melek
Teknologi
Guru
mampu
menguasai
teknologi
seiring
dengan
perkembang
an zaman.
Workshop
“Pemanfaat
an TI dalam
pembelajara
n”
49 Guru
memberi
kan
materi
dengan
menggun
Mengolah
materi
pelajaran
yang diampu
secara kreatif
sesuai
Mengemb
angkan
materi
pembelaja
ran yang
diampu
Saya Guru
Kreatif
Guru
mampu
menunjukka
n
kekreatifan
dan
Workshop
“Pengemba
ngan Diri
untuk
Menjadi
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
akan
video-
video
yang
menarik
dengan
tingkat
perkembanga
n peserta
didik
secara
kreatif.
keinginan
untuk
belajar
suatu hal
yang baru.
Kreatif”
Peneliti memilih topik “Saya Guru Yang Melek Teknologi”, untuk
membantu guru mengembangkan keahlian dalam bidang teknologi dan informasi
dalam belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Janawi (2012) yang
mengatakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian,
kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan
tugasnya sebagai guru.
Peneliti memilih topik “Saya Guru Kreatif”, untuk mempermudah guru
memberikan materi yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dalam Payong (2011) yang mengatakan
bahwa prinsip utama dari penguasaan kompetensi ini adalah agar materi
pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa menjadi bermakna bagi mereka,
sehingga tidak hanya diketahui tetapi juga dapat dihayati dan diamalkan oleh
siswa. Melalui prinsip ini, guru dapat mengembangkan materinya secara kreatif
(asalkan tidak menyimpang dari prinsip keilmuan) dengan menyesuaikannya
dengan kebutuhan khas siswa.
Oleh sebab itu, peneliti membuat usulan topik-topik program
pengembangan guru untuk membantu meningkatkan kompetensi profesional guru.
Usulan topik-topik yang dibuat sesuai dengan teori-teori dari Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dalam Payong (2011) dan Janawi (2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan dalam
penelitian yang dialami peneliti, dan saran peneliti kepada pihak-pihak yang
terkait dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kompetensi profesional guru Matematika berdasarkan persepsi siswa
kelas XI berada pada kategori sangat tinggi atau sangat baik dengan
persentase 79,83%. Kompetensi profesional guru Bahasa Indonesia
berdasarkan persepsi siswa kelas XI, berada pada kategori sangat tinggi
atau sangat baik dengan persentase 70,58%. Kompetensi profesional
guru Bahasa Inggris berdasarkan persepsi siswa kelas XI, berada pada
kategori sedang atau cukup baik dengan persentase 29,41%.
2. Berdasarkan persepsi siswa terdapat perbedaan kompetensi profesional
guru Matematika, guru Bahasa Indonesia, guru Bahasa Inggris.
Kompetensi profesional guru Bahasa Inggris berbeda signifikan dengan
kompetensi guru Bahasa Indonesia dan Matematika, sedangkan
kompetensi guru Bahasa Indonesia dan Matematikatidakberbeda.
Artinya bahwa guru Matematika dan guru Bahasa Indonesia memiliki
kompetensi yang baik, dibandingkan dengan guru Bahasa Inggris.
3. Berdasarkan hasil skor item yang rendah dan sangat rendah, peneliti
mengusulkan topik-topik program pengembangan. Topik-topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
diusulkan seperti “Saya Guru yang Melek Teknologi”, “Saya Guru
Kreatif”. Usulan topik-topik program pengembangan yang peneliti
usulkan, kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai tindak
lanjut dari hasil penelitian ini.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah
yang ada. Peneliti menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini:
1. Intrumen penelitian yang disusun belum sepenuhnya menggambarkan
kompetensi profesional guru.
2. Skala kemampuan mengelola emosi hanya dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing yang dianggap sebagai expert judgement. Peneliti
tidak mengkonsultasikan kepada ahli lain yang terkait dengan fokus
penelitian.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini akan dipaparkan beberapa saran
yang diajukan:
1. Bagi Pihak Sekolah SMK PL Leonardo Klaten
Bagi pihak sekolah SMK PL Leonardo Klaten,dapat menyusun
topik-topik program pengembangan yang didasarkan pada persepsi
siswa terhadap kompetensi profesional yang dimiliki guru-guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti lain dapat mencari referensi yang lebih banyak agar dapat
memperkuat isi.
b. Peneliti lain diharapkan melakukan observasi dan wawancara yang
lebih mendalam.
c. Peneliti diharapkan dapat menggunakan alat uji ukur kompetensi.
d. Peneliti lain diharapkan dapat menggunakan metode penelitian
yang beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifudin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, Saifudin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depdiknas. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi: Sosialisasi KSPBK Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dudung, Agus. 2018. Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Kesejahteraan
Keluarga dan Pendidikan. 5.1
Febriana, Rina. 2019. Kompetensi Guru. Jakarta: Bumi Aksara
Fitriani,Cut.,Murniati AR.,Nasir Uman. 2017. Kompetensi Profesional Guru
dalam Pengelolaan Pembelajaran di MTS Muhammadiyah Banda Aceh.
Jurnal Administrasi Pendidikan.5.2
Gaffar,Fakry Muhammad. 2007.Guru Sebagai Profesi.Jurnal Administrasi
Pendidikan.5.1
Harsono dan Sofyan Arif. 2010. Pengembangan Profesionalisme Guru.
Surakarta: FKIP-UMS.
Irwanto. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Prenhallindo.
Janawi. 2012. Kompetensi Guru (Citra Guru Profesional). Bandung : Alfabeta
Khoiri, Hoyyoima. 2010. Jitu dan Mudah Lulus Sertifikasi Guru. Jogjakarta:
Bening.
Listyana, Rohmaul dan Yudi Hartono. Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap
Penanggalan Jawa Dalam Penentuan Waktu Pernikahan (Studi Kasus Desa
Jonggrang Kecamaran Barat Kabupaten Magetan Tahun 2013). Jurnal
Agastya.5.1
Marno dan M. Idris. 2009. Strategi dan Metode Pengajaran.Jogjakarta: Ar-ruzz
Media.
Maulana, Gumerlar. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta Barat:
Akademia Permata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Miftah, Thoha. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar, dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto: STAIN Press.
Payong, Marselus R. 2011. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar,
Problematika, dan Implementasinya). Jakarta: PT Indeks.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 tahun 2007 tentang
StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Persepsi dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Setianingsih, Yani. 2018. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Prestasi Siswa Melalui Motivasi Belajar di
MTS Samailul Huda Mlaten Demak. Semarang: Universitas Islam Negeri
Walisongo.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharman. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
U, Shabir M. 2015. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik.Jurnal Pendidikan Dasar
Islam.2.2.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(Sikdinas). Jakarta: Depdiknas.
UU RI No. 14 Th 2005, Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika, 2006. hal 7.
Wahyudi. 2010. Standar Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Humaniora. 3.108.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Yunus, Syarifudin. 24 November 2017. Mengkritisi Kompetensi Guru. Detikcom
(Diakses tanggal 10 April 2019).
Zuhri, Mahdi. 2016. Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Mata
Pelajaran Sains (Studi di MIN Purwokerto). Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Disusun Oleh:
Yulinda Kurniawati
151114016
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
A. Identitas
1. Nama :
2. No Absen :
B. Kata Pengantar
Pada kesempatan ini saya meminta kesediaan anda untuk mengisi
kuesioner yang saya sediakan. Saya sangat berharap anda mengisi
kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan pengalaman yang
andaalami. Jawaban yang diberikan akan saya jamin kerahasiaannya. Atas
kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
C. Petunjuk Pengisian
Bacalah masing-masing pernyataan dengan urut dan teliti. Pilihlah
salah satu jawaban pada kolom yang telah disediakan yang sesuai dengan
pengalaman anda. Berikalanlah tanda ceklis pada kolom yang telah
disediakan. Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Pilihan YA jika pernyataan tersebut sesuai dengan pengalaman anda.
2. Pilih TIDAK jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan
pengalaman anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Pernyataan Ya Tidak
1. Materi yang disampaikan guru mudah dipahami.
2. Guru terkadang lupa dengan materi yang diajarkan.
3. Guru memberikan contoh-contoh konkret yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
4. Materi yang dijelaskan guru kurang sesuai dengan apa yang
dibahas.
5. Guru dapat menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan
oleh siswa.
6. Guru lebih banyak bercerita daripada menjelaskan materi
yang diberikan.
7. Guru menjelaskan materi dengan cara yang mudah dipahami.
8. Tugas-tugas yang diberikan guru jarang dibahas.
9. Guru memberikan refleksi diakhir semester.
10. Guru pasif ketika mengajar.
11. Guru menyebarkan angket kepada siswa tentang cara guru
mengajar di kelas.
12. Guru masih menggunakan buku-buku lama.
13. Guru memberikan informasi pemberian tugas melalui media
komunikasi (wa, sms, dll).
14. Guru lebih sering menggunakan papan tulis daripada lcd.
15. Guru memberikan rangkuman atau kesimpulan ketika selesai
menjelaskan materi.
16. Guru seringkali terbalik dalam menyampaikan materi
17. Guru mengajak siswa melihat langsung benda/objek
berdasarkan materi yang diajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No Pernyataan Ya Tidak
18. Guru menjelaskan materi melebihi jam pelajaran.
19. Guru menjelaskan secara detail istilah materi yang sulit
dipahami.
20. Terkadang guru menjelaskan materi tidak sesuai dengan
materi yang diajarkan.
21. Guru memberikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa.
22. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dimengerti.
23. Siswa memberikan masukan tentang cara mengajar guru
selama satu semester.
24. Bila diberi masukan guru saya suka marah-marah.
25. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberikan
kritik atau saran dalam proses mengajar.
26. Guru masih memanfaatkan barang-barang yang kurang
begitu mendukung pembelajaran.
27. Guru memberikan informasi melalui WA/SMS ketika tidak
masuk kelas.
28. Guru lebih senang menjelaskan materi secara langsung
daripada bantuan power point.
29. Guru memberikan poin-poin penting disetiap materi.
30. Guru banyak menjelaskan teori-teori daripada
praktek/pengaplikasiannya
31. Guru memaparkan rencana pengajaran atau materi yang
diajarkan
32. Guru mata pelajaran merangkap guru mata pelajaran lain.
33. Guru menjelaskan tujuan dari materi pada awal pelajaran.
34. Guru saya hanya fokus dengan siswa yang pintar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No Pernyataan Ya Tidak
35. Guru memberikan dinamika kelompok agar siswa semangat
dan paham atas materi yang diberikan.
36. Guru membiarkan siswa yang ribut di dalam kelas.
37. Ketika mendapatkan masukan dari siswa guru semakin baik
dalam mengajar.
38. Guru tidak pernah bertanya tentang kesulitan yang dihadapi
oleh siswanya.
39. Guru membagikan materi-materi yang di dapat dari
artikel,buku-buku baru, dan jurnal.
40. Guru memberikan PR secara langsung di kelas.
41. Guru seringkali meminta siswa untuk mengerjakan tugas
dengan menggunakan laptop.
42. Guru kurang jelas dalam menjelaskan materi.
43. Guru menyampaikan materi secara rinci dan sesuai dengan
apa yang diajarkan.
44. Dalam mengajar guru cenderung pasif.
45. Guru menerangkan konsep pembelajaran dari materi yang
diajarkan
46. Guru menjelasakan materi secara acak atau tidak berurutan.
47. Tujuan pembelajaran disampaikan guru dengan sederhana.
48. Guru menggunakan pemilihan kata yang sulit untuk
dipahami
49. Guru memberikan materi dengan menggunakan video-video
yang menarik.
50. Kebutuhan siswa kurang diperhatikan oleh guru.
51. Guru saya menyampaikan materi dengan santai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Pernyataan Ya Tidak
52. Guru cuek dengan lingkungan kelas.
53. Guru memberikan informasi terbaru mengenai
perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan.
54. Guru kesulitan mengoperasikan telepon genggam.
55. Guru memanfaatkan media lcd untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi.
56. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang sulit
dipahami.
57. Guru menjelaskan setiap pokok bahasan dari yang paling
mudah ke yang paling rumit, sehingga siswa lebih mudah
memahami.
58. Saat diskusi guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
secara acak dengan kemampuan yang bervariasi.
59. Saat siswa jenuh, guru mengganti cara mengajar yang lebih
menarik agar siswa tidak tambah jenuh.
60. Guru kurang mampu mengoperasikan komputer atau laptop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 3. Tabulasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4. Uji Validitas
Item MP MT MP-MT std p q akar p/q p bise Keterangan
1 42.849 39.350 3.499 9.985 0.759 0.241 1.775 0.622 valid
2 41.825 39.350 2.475 9.985 0.672 0.328 1.432 0.355 valid
3 41.544 39.350 2.194 9.985 0.860 0.140 2.478 0.544 valid
4 41.380 39.350 2.030 9.985 0.737 0.263 1.673 0.340 valid
5 40.859 39.350 1.509 9.985 0.857 0.143 2.449 0.370 valid
6 40.294 39.350 0.944 9.985 0.639 0.361 1.329 0.126 valid
7 42.893 39.350 3.543 9.985 0.762 0.238 1.789 0.635 valid
8 40.809 39.350 1.459 9.985 0.762 0.238 1.789 0.261 valid
9 42.985 39.350 3.634 9.985 0.543 0.457 1.091 0.397 valid
10 41.658 39.350 2.308 9.985 0.787 0.213 1.923 0.445 valid
11 40.748 39.350 1.397 9.985 0.289 0.711 0.637 0.089 in_valid
12 40.459 39.350 1.109 9.985 0.611 0.389 1.252 0.139 valid
13 41.690 39.350 2.340 9.985 0.235 0.765 0.555 0.130 valid
14 37.402 39.350 -1.948 9.985 0.328 0.672 0.698 -0.136 in_valid
15 42.213 39.350 2.863 9.985 0.748 0.252 1.722 0.494 valid
16 41.626 39.350 2.276 9.985 0.734 0.266 1.661 0.379 valid
17 43.000 39.350 3.650 9.985 0.420 0.580 0.851 0.311 valid
18 41.077 39.350 1.727 9.985 0.798 0.202 1.990 0.344 valid
19 42.007 39.350 2.657 9.985 0.801 0.199 2.007 0.534 valid
20 41.381 39.350 2.031 9.985 0.756 0.244 1.762 0.358 valid
21 42.193 39.350 2.843 9.985 0.697 0.303 1.518 0.432 valid
22 41.552 39.350 2.202 9.985 0.801 0.199 2.007 0.443 valid
23 42.698 39.350 3.348 9.985 0.594 0.406 1.209 0.405 valid
24 41.833 39.350 2.483 9.985 0.821 0.179 2.140 0.532 valid
25 43.214 39.350 3.864 9.985 0.588 0.412 1.195 0.463 valid
26 40.692 39.350 1.342 9.985 0.773 0.227 1.846 0.248 valid
27 41.089 39.350 1.739 9.985 0.126 0.874 0.380 0.066 in_valid
28 34.758 39.350 -4.592 9.985 0.266 0.734 0.602 -0.277 in_valid
29 41.108 39.350 1.757 9.985 0.885 0.115 2.776 0.489 valid
30 38.826 39.350 -0.524 9.985 0.305 0.695 0.663 -0.035 in_valid
31 42.802 39.350 3.452 9.985 0.681 0.319 1.460 0.505 valid
32 40.580 39.350 1.230 9.985 0.826 0.174 2.181 0.269 valid
33 42.349 39.350 2.999 9.985 0.762 0.238 1.789 0.537 valid
34 42.843 39.350 3.493 9.985 0.784 0.216 1.907 0.667 valid
35 42.483 39.350 3.133 9.985 0.672 0.328 1.432 0.449 valid
36 41.846 39.350 2.496 9.985 0.818 0.182 2.120 0.530 valid
37 42.612 39.350 3.262 9.985 0.773 0.227 1.846 0.603 valid
38 41.709 39.350 2.359 9.985 0.818 0.182 2.120 0.501 valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Item MP MT MP-MT std p q akar p/q p bise Keterangan
39 41.559 39.350 2.209 9.985 0.711 0.289 1.570 0.347 valid
40 36.259 39.350 -3.091 9.985 0.151 0.849 0.422 -0.131 in_valid
41 40.775 39.350 1.425 9.985 0.249 0.751 0.576 0.082 in_valid
42 44.016 39.350 4.666 9.985 0.692 0.308 1.498 0.700 valid
43 42.911 39.350 3.561 9.985 0.756 0.244 1.762 0.628 valid
44 42.859 39.350 3.509 9.985 0.773 0.227 1.846 0.649 valid
45 42.176 39.350 2.826 9.985 0.762 0.238 1.789 0.506 valid
46 42.075 39.350 2.724 9.985 0.751 0.249 1.735 0.473 valid
47 42.048 39.350 2.698 9.985 0.759 0.241 1.775 0.480 valid
48 42.730 39.350 3.380 9.985 0.717 0.283 1.592 0.539 valid
49 42.405 39.350 3.055 9.985 0.221 0.779 0.533 0.163 valid
50 42.962 39.350 3.612 9.985 0.669 0.331 1.423 0.515 valid
51 42.746 39.350 3.396 9.985 0.717 0.283 1.592 0.541 valid
52 42.908 39.350 3.558 9.985 0.759 0.241 1.775 0.632 valid
53 42.752 39.350 3.402 9.985 0.678 0.322 1.451 0.494 valid
54 41.469 39.350 2.119 9.985 0.818 0.182 2.120 0.450 valid
55 40.153 39.350 0.803 9.985 0.529 0.471 1.061 0.085 in_valid
56 43.061 39.350 3.711 9.985 0.686 0.314 1.479 0.550 valid
57 42.025 39.350 2.675 9.985 0.784 0.216 1.907 0.511 valid
58 42.042 39.350 2.692 9.985 0.728 0.272 1.637 0.441 valid
59 43.741 39.350 4.391 9.985 0.563 0.437 1.135 0.499 valid
60 41.693 39.350 2.343 9.985 0.784 0.216 1.907 0.447 valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI