kompas geologi
DESCRIPTION
kompassTRANSCRIPT
KOMPAS GEOLOGI
Kompas geologi digunakan untuk mengukur arah (azimuth) pada suatu titik ataupun kelurusan struktur, mengukur kemiringan lereng,maupun mengukur jurus ataupun kedudukan perlapisan dan kemiringan lapisan batuan.Sebelum kita mengetahui tentang penggunaannya, terlebih dahulu kita harus mengetahui bagian-bagian dari kompas.
Setiap kompas geologi harus memiliki sebuah jarum magnit, lingkaran pembagi dalam derajat, nivo leveling (nivo mata lembu) dan sebuah clinometer dengan nivo tabung mengukur kemiringan.Cara menggunakan kompas geologi :1. Periksa Inklinasi dan Deklinasinya apakah sudah disesuaikan dengan daerah kerja.
Inklinasi : adalah keadaan dimana jarum magnit tidak berada dalam keadaan horizontal. Dan
kalau diletakkan horizontal, maka ujung jarum akan menyentuh kaca penutupnya, akibatnya
pembaca akan terganggu dan dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.
Cara mengatasinya adalah dengan menggeser bobot pada tangan-tangan jarum keujung atau
ketengah. Untuk daerah di Lintang selatan Indonesia pada tangan utara jarumnya.
Deklinasi : adalah besarnya sudut penyimpangan yang terbentuk antara arah utara magnetis
dengan arah utara sebenarnya (True North).
Besarnya sudut deklinasi untuk tiap-tiap daerah (local declination) selalu berbeda. Untuk
mengetahui dapat dilihat pada salah satu tepi dari peta. Kompas yang digunakan harus
disesuaikan dengan deklinasi setempat dengan cara memutar lingkaran berderajat dari kompas
itu ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah Magnetic North terhadap True North. Titik nol
disesuaikan terhadap “indeks pin” pada kompas berdasarkan besarnya deklinasi.
Contoh : Diketahui deklinasi 5º sebelah barat dari True North. Sehingga lingkaran berderajat
harus diputar sampai indeks menunjukkan angka 5º sebelah barat titik nol.
2. Setelah koreksi dilakukan, maka selanjutnya kita lakukan pengukuran-pengukuran untuk :
Menentukan arah (Azimuth)
Mengukur sudut lereng (slope)
Menentukan beda tinggi
Mengukur jurus dan kemiringan (strike dan Dip)
Mengukur kedudukan bidang
Menentukan ketinggian suatu titik (Elevasi)
Mengukur struktur garis
Menentukan arah (Azimuth)
Yang dimaksud dengan arah adalah arah lokasi titik yang akan dituju dari titik lokasi dimana
kita berdiri.
Caranya adalah sebagai berikut :
Pegang kompas dengan tangan kiri setinggi pinggang atau dada
Cermin (tutup kompas) dibuka ±135º dan menghadap kedepan.
Bila menggunakan kompas merek Brunton, maka “sighting arm” dibuka horizontal dan “peep
sight” ditegakkan.
Putar kompas sedemikian rupa sampai ke titik yang dimaksud tampak dalam cermin dan berimpit
dengan ujung jari “Sighting arm” dan garis hitam cermin.
Bila nivo leveling (nivo mata lembu) sudah berada ditengah, baca jarum utara kompas dan catat
angka yang ditunjuknya.
Mengukur sudut lereng (slope)
Besarnya sudut lereng dapat diukur menggunakan kompas dengan cara membaca klinometer.
Ketelitian pembacaan sudut lereng dengan kompas Brunton adalah seperempat derajat (15 detik).
Caranya adalah sebagai berikut :
Buka tutup kompas hingga membentuk sudut ± 45 º. Tangan-tangan penunjuknya dibuka dan
ujungnya ditekuk 90 º.
Pegang kompas dengan tangan yang ditekuk ±90 º dan pada posisi vertikal.
Bidik titik yang dituju melalui lubang “peep sight” dan “sighting window” dimana titik tersebut
tingginya harus sama dengan mata dan atur dengan menaik turunkan kompas.
Gerakkan klinometer dengan memutar pengatur datar yang terdapat dibagian belakang kompas,
sehingga gelembung dalam nivo lonjong berada ditengah dapat dilihat melalui cermin.
Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh klinometer.
Mentukan beda tinggi
Baca dan catat besarnya sudut lereng
Ukur jarak dari titik kita berdiri ketitik yang kita bidik dengan langkah atau roll meter (50 meter).
Beda tinggi didapat dengan rumus :
Beda tinggi = jarak x Sin sudut lereng (β)
ΔH = L sin β.
Mengukur jurus dan kemiringan
Mengukur jurus dan kemiringan pada bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar dan
sebagainya dapat dilakukan dengan cara seperti petunjuk dibawah sedangkan mengarahkan
jurus/strike dari tempat kita berdiri kesuatu titik yang jauh dapat dilakukan dengan cara :
Mengukur jurus/strike
a. Letakkan sisi yang bertuliskan E pada bidang yang diukur
b. Atur nivo mata lembu sampai gelembungnya berada di tengah
c. Baca jarum utaranya
Mengukur kemiringan/dip
a. Letakkan sisi yang bertulis W tegak lurus jurus yang sudah kita ukur (tanda garis yang sudah
kita buat).
b. Atur gelembungnya sampai gelembung pada nivo lonjong berada di tengah
Baca angka yang ditunjukkan pada skala clino.
Cara menulisan hasil pembacaan
a. Untuk kompas dengan sistem kuadran misalnya hasil pembacaan jurus 45º kemiringan 25º,
maka tata cara penulisannya adalah : S 45º W / 25º NW, dimana NW menunjukkan arah
kemiringan.
b. Untuk kompas dengan sistem azimuth misalnya hasil pembacaan jurus 50º dan kemiringan 42º,
maka tata cara penulisannya : N 50º N / 42º.
Menentukan kemiringa lapisan yang mempunyai sudut 5º Untuk lapisan yang mempunyai sudut kemiringan 5º sukar diukur dengan teliti. Untuk mengatasi hal ini dilakukan prosedur berikut :
Putar klinometer sehingga menunjukkan angka nol.
Kompas dalam keadaan terbuka penuh, tempelkan W pada bidang perlapisan hingga gelembung
pada nivo lonjong berada ditengah.
Tandai garis potong antara bidang lapisan dan kompas, ukur jurusnya melalui garis ini.
Letakkan kompas tegak lurus garis tersebut, baca kemiringan.
Mengukur kedudukan bidang
Mengukur kedudukan bidang dapat dilakukan dengan cara menentukan arah dan besarnya
kemiringan.
Caranya adalah sebagai berukut :
Letakkan kompas dalam posisi horizontal pada bidang yang diukur yaitu dengan menempelkan
sisi yang bertanda “S” dan baca angka yang ditunjukkan jarum utara, maka kita dapatkan arah
daripada kemiringan bidang perlapisan tersebut.
Ukur besar sudut kemiringan bidang tersebut.
Catat angka pembacaan yang kita amati, misalnya 30⁰ N 42⁰ E
Artinya sudut kemiringan sebesar 30⁰ miring kearah N 45⁰ E
Jurus daripada bidang dapat diketahui dengan jalan menarik garis tegak lurus pada arah
kemiringan.
Mengukur ketebalan lapisan dan menentukan kedalaman pemboran
Untuk mengukur ketebalan dengan kompas geologi dibutuhksn alat bantu yang disebut Jacob
staff. Dan dengan teknik ini kita sekaligus dapat merencanakan total kedalaman pemboran yang
kita inginkan.
Caranya adalah :
Ukur besarnya sudut kemiringan (dip) lapisan
Pegang kompas dan ketengahkan gelembung clino dengan sudut klinometer = dip dari perlapisan.
Atur posisi berdiri kita tepat pada batas bawah (floor) lapisan yang akan diukur. Dan arahkan
kompas mengikuti sudut kemiringan lapisan pada batas atas (roof) lapisan tersebut. Bila lapisan
tersebut tebalnya melebihi tinggi kita, maka pengukuran dilakukan beberapa kali.
Untuk mengetahui ketebalan yang kita ukur adalah =tinggi mata kita dari tanah x cos (dip). Untuk
lapisan yang sangat tebal maka tebalnya harus dikalikan dengan berapa banyak kita melakukan
pengukuran.
Sedang untuk mengetahui kedalaman pemboran pada titik yang kita tentukan adalah kedalaman
pada titik yang kita arahkan = kelipatan dari tinggi mata kita sampai ketitik yang dimaksud.
Mengukur Struktur Garis yang mempunyai “trend”
Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah : gores garis pada bidang sesar,
Arah arus pembentukan struktur sediment dan garis sumbu lipatan.
1.Mengukur arah “Trend”
Tempelkan alat bantu (buku lapangan atau “clipboard) pada posisi tegak dan sejajar dengan arah
struktur garis yang akan diukur.
Tempelkan sisi “W” atau “E” kompas pada posisi kanan atau kiri alat bantu dengan visir kompas
mengarah ke penunjaman struktur garis tersebut.
Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas adalah harga arah penunjuknya (trend).
Mengukur Struktur Garis yang tidak memiliki “trend”
Adapun yang termaksud struktur garis ini adalah umumnya berupa arah-arah kelurusan, seperti :
arah arah liniasi fragmen breksiasi, arah kelurusan sungai, arah kelurusan gawir sesar dan lain
sebagainya. Dalam hal ini yang diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.
1.mengukur “Bearing”
Arahkan visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan diukur,
misalnya sumbu memanjang fragmen breksiasi.
Levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horizontal), maka harga yang ditunjuk oleh
jarum utara kompas adalah harga arah “bearing”nya.
Pengukuran Dengan Kompas Geologi
Pengukuran Kedudukkan unsur struktur geologi, terutama kedudukan struktur bidang perlapisan batuan sedimen, kedudukan bidang foliasi, kedudukan bidang kekar, kedudukan bidang sesar, secara praktis dilakukan dengan cara mengukur jurus (’strike’) dan kemiringan (’dip’), yaitu:1. Tentukan lebih dahulu permukaan singkapan batuan dengan memilih yang masih utuh dan rata permukaannya, atau yang belum dipengaruhi pelapukan dan erosi.2. Letakkan kompas yang sudah dalam keadaan terbuka secara langsung pada permukaan kedudukan struktur bidang singkapan batuan terpilih, dengan menempelkan sisi bertuliskan E pada dasar kompas sambil mempertahankan kesetimbangan kedudukan horizontal kompas yang dapat dilihat pada posisi gelembung air dalam lingkaran merah pada nivo bundar,3. Baca dan catatlah nilai/angka jurus (’strike’)yang ditujuk oleh ujung jarum kompas yang bernoktah kuning.4. Berikan tandaa garis jurus (’strike’) pada permukaan bidang singkapan batuan yang diukur,5. Letakkan kompas dengan posisi tegak (kompas dalam keadaan terbuka penuh), perhatikan posisi klinometer, Nivo atau sisi bertuliskan E harus terletak di atas dan skala nnonius klinometer atau sisi bertuliskan W terletak dibawah, sumbu memanjang kompas letakkan tegak lurus dengan garis jurus (strike) yang digambar pada permukaan bidang singkapan batuan tadi,6. Setel Klinometer dengan memutar stelan klinometer pada bagian belakang kompas higga fgelembing air pada nivo tabung tepat berada ditengah atara 2 garis merah. Pertahan posisi kompas sampai selesai pembacaan nilai/ angka kemiringan (’dip’),7. Baca dan catatlah nilai / angka dip secara akurat dengan memperhatikan skala nonius klinometer,8. Pencatatan kedudukan unsur struktur batuan pada singkapan apabila memakai kompas tipe pembacaan sudut azimuth horizontal 0o – 360o ditulis : N 160oE/30o. Dengan mengingat apabila menggunakan kompas dengan pembagian derajat 0o – 90o berarti pembacaan angka sudut azimuth horizontal dimulai dari Utara ( N ) dan dari Selatan ( S ), sehingga penulisan nilai / angka kedudukan bidang unsur struktur singkapan batuan ditulis N30oE/25oNW, dapat juga dibaca dengan mengacu azimuth Selatan yang ditulis S60oW/25oNE9. Pengukuran kedudukan unsur struktur singkapan batuan dapat juga dilakukan dari jarak jauh, yang dilakukan apabila singkapan batuan tidak dapat didekati disebabkan terletak diseberang sungai, petunjuk pelaksanaan cara ini akan diterangkan secara langsung pada saat dituntun langsung dilapangan. Pengukuran Kedudukan Unsur Struktur Geologi dengan Meggunakan Kompas Geolog
I.3 Penggunaan Kompas Geologi
Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur
besarnya sudut lereng.
II.3.1 Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi
Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik
atau dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, dan lain-
lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai
berikut :
1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar II. 4A)
2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan “mata lembu” – 8 pada Gb. II.1) dan
dipertahankan demikian selama pengamatan.
3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan sighting arm dibuka
horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar II. 4B).
4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada
cermin dan berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada
cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang
berputar tetapi seluruh badan.
5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang
dimaksud. Pada gambar II.A, azimuth = S 45o dan pada gambar II.B, azimuth = N 220o E.
Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri,
dengan dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang
lokasinya diketahui dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut
ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya,
yang bila pembacaannya tepat, akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah
titik dimana pengamat berdiri (lihat juga II.6).
Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi
mata (Gambar II. 5A).
Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata (Gambar II.
5B). Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah
terbalik (menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana
dari kedua cara ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan
medan.
II.3.2 Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik
Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya di tekuk 90o.
2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.6. Skala klinometer
harus di sebelah bawah.
3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik
tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah
tempat berdiri.
4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang kompas,
sehingga gelembung udara dalam “clinometer level” berada tepat di tengah (Gambar
II.3A).
5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan dalam Gb. II. 3B. Satuan
kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.
Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan
mengukurnya di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung.
Perbedaan tinggi tersebut dapat juga diketahui dengan cara seperti yang diperlihatkan dalam
Gb. II.7. Dalam hal ini, ikutilah prosedur sebagai berikut :
1. Letakkan angka 0 klinometer berimpit dengan angka 0 pada skala.
2. Pegang kompas seperti Gb. II.6, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa sehingga
gelembung udara berada di tengah (no. 9 dalam Gb. II.1 atau Gb. II.3A).
3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis pada jendela
panjang (no. 4 pada Gb. II.1) berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus
tersebut akan “menembus” permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-
ingatlah titik “tembus” ini.
4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan “titik tembus” tadi sama dengan tinggi pengamat
dari telapak sepatu sampai mata.
5. Berpindahlah ke “titik tembus” tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas sampai
daerah yang akan anda ukur selesai.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng, dapat
digunakan kaki –tiga (tripod) seperti pada gambar II.8.
II.4 Mengukur kedudukan unsur struktur
Dalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua) jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang dan
struktur garis.
II.4.1 Mengukur kedudukan bidang
Yang dimaksud dengan struktur bidang adalah bidang perlapisan, kekar, sesar, foliasi, dan
sebagainya. Kedudukannya dapat dinyatakan dengan jurus dan kemiringan atau dengan arah
kemiringan dan kemiringan.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengukur kedudukan struktur demikian di
lapangan, dan cara mana yang paling baik tergantung dari selera masing-masing atau telah
ditetapkan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh instansi tempat kita bekerja. Di sini
hanya akan dikemukakan 3 (tiga) cara saja yang paling lazim dilakukan dan dapat dimengerti
oleh setiap pemeta atau geologiawan.
II.4.1.1 Dengan kompas azimuth
Mengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth, ikutilah prosedur sebagai berikut :
1. Bukalah cermin kompas > 90o
2. Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W (bukan N atau S) pada bidang yang
akan diukur.
3. Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horizontal dengan bantuan “mata lembu”.
Tetapi harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang diukur (bila
bidangnya renjul, lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau yang semacamnya).
4. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat, jarum akan
bergerak). Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur.
5. Tandailah garis potong antara : bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas (= bidang
horizontal). Biasanya dengan menekan angka keras atau menggeser agak keras.
6. Ubahlan posisi kompas sehingga bidang dasar komp;as tegak lurus terhadap garis potong (=
jurus) pada nomor 5.
7. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di tengah. Kemudian
bacalah angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang
diperoleh adalah besarnya kemiringan.
8. Putarlah kompas sedemikian rupa sehingga posisinya seperti dalam gambar II. 9C. Buatlah
horizontal dan bacalah arah yang ditunjukkan jarum utara : misalnya N, NE, E, SE, S, SW,
W, NW. Angkanya tidak perlu dicatat. Hasil pembacaan adalah arah kemiringan.
Kedudukan struktur bidang yang diukur dapat dicatat sebagai berikut : (misalnya) N
45oE/20oSE, artinya : jurus bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20o ke arah
tenggara. Bidang N 45oE/20o SE bisa juga dibaca dan dicatat sebagai N 225oE/20oSE. Angka
yang pertama diperoleh karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda E sedang angka yang
kedua karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda W.
II.4.1.2 Dengan kompas kwadran
Untuk mengukur jurus, lekatkan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakkan horizontal dan
baca salah satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka pada belahan utara
kompas (atau bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-
bacaan sebagai berikut N …E atau N….W (tidak akan terjadi S…E atau S…..W).
Untuk mendapatkan kemiringan prosedurnya sama seperti pada kompas azimuth, dan harus
dinyatakan kemana arah kemiringannya. Untuk arah kemiringan hanya jarum utara yang
dibaca.
Contoh : N 30o E/15o NW
N 40o W/20o NW
N 40o W/25o SW dan sebagainya
II.4.1.3 Membaca arah dan besarnya kemiringan
Cara ini dapat diterapkan baik untuk kompas azimuth maupun kwadran. Pada dasarnya cara
ini adalah mengukur arah dan besarnya kemiringan bidang. Artinya kemana arah
kemiringannya dan berapa besarnya. Jurusnya tidak diukur, tetapi dapat diketahui dengan
sendirinya yaitu tegak lurus pada arah kemiringan. Perbedaannya dengan kedua cara
terdahulu adalah pencatatan dan plotting dalam peta.
a. Pengukuran jurus
b. Pengukuran kemiringan
c. Pengukuran arah kemiringan
Prosedur mengukurnya adalah sebagai berikut :
a. Letakkan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama dengan
mendekatkan sisi kompas dengan tanda S) – Gb. II. 9C
b. Angka yang ditunjuk jarum utara adalah arah kemiringan bidang.
c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti pada cara
pertama dan kedua (Gambar II. 9B)
d. Hasil bacaanyna akan ditulis : 20o N 45o E artinya : bidang itu miring 20o ke arah timur laut.
Cara ini lebih cepat (karena hanya satu kali menentukan arah) dan tidak mungkin terjadi
kekeliruan dalam menentukan arah kemiringan bidang (kesalahan hanya akan terjadi apabila
kita salah membaca jarum kompas) cara ini juga banyak diterapkan terutama di Eropa
(Inggris) dan perusahaan-perusahaan minyak.
II.4.2 Mengukur kedudukan struktur garis
Struktur garis yang dimaksud disini dapat berupa : poros lipatan, Perpotongan 2 bidang, liniasi
mineral, garis-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breaksi dan sebagainya.
Gambar
Kedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau (“plunge”) dan “pitch”.
Yang dimaksud dengan arah disini adalah sama dengan yang dibahas pada II.3.1 (menentukan
azimuth), jadi cara mengukurnya juga sama. Letakkan atau arahkan kompas dalam posisi
horizontal sedemikian rupa sehingga salah satu sisinya berimpit dengan liniasi yang akan diukur
dan “sighting arm” sejajar dengan arah garis, kemudian dibaca jarum utara. Cara mengukurnya,
dapat dilakukan dengan meletakkan langsung kompas itu pada struktur yang diukur, atau sambil
berdiri seperti pada gambar. Adapun penunjaman atau “plunge” adalah besarnya sudut yang
dibuat oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal diukur pada bidang vertikal melalui
garis tersebut (Gambar II.10).
Cara menentukan besarnya penunjaman atau “plunge” (dibaca plans), adalah dengan membaca
klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan sisinya diletakkan seluruhnya (jangan
hanya ujungnya) pada garis yang diukur.
II.5 Membaca kompas dan cara “plotting”
II.5.1 Membaca arah
Perlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran, jarum yang
diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam gambar II.2A arah yang ditunjukkan kompas adalah S
45o E sedangkan dalam gambar II.2B adalah N 220o E.
II.5.2 Membaca jurus
Membaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus tidak lain dari pada
arah garis potong antara bidang lapisan dengan bidang horizontal.
Telah dianjurkan dalam II.4.1.2 bahwa membaca jurus pada kompas kwadran sebaiknya diamati
jarum yang berada di setengah lingkaran kompas yang bertanda N. Oleh karena itu dapat terjadi
bahwa yang berada di bagian yang bertanda N adalah jarum selatan.
II.5.3 Membaca sudut lereng, kemiringan lapisan atau penunjaman liniasi
Untuk membaca ketiga parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya yang
dibaca adalah skala “derajat”, tetapi khusus untuk sudut lereng kadang-kadang juga skala
persentase (%).
Untuk skala “derajat”, pembacaan dapat dilakukan sampai “menit” yaitu dengan
memperhatikan nonius yang tertera pada klinometer. Pada gambar II.3B, besarnya kemiringan
adalah 10o 30’. Cara pembacaannya adalah sebagai berikut :
- Garis berangka 0 (nol) pada klinometer menunjuk diantara angka 100 dan 110. Artinya lebih
besar dari 10o tetapi kurang dari 11o.
- Untuk membaca kelebihannya dari 10o, perhatikan garis-garis pada nonius, garis yang mana
yang berimpit dengan skala pada derajat. Dalam contoh adalah garis 30. Dengan demikian
angka kemiringannya adalah 10o 30’.
- Pada saat yang sama, kemiringan dalam “persen” adalah 19%.