komodifikasi warisan budaya sebagai daya ......ii komodifikasi warisan budaya sebagai daya tarik...
TRANSCRIPT
i
DISERTASI
KOMODIFIKASI WARISAN BUDAYASEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI PURA PENATARAN SASIH PEJENGGIANYAR
ANAK AGUNG GD RAKANIM 1190371032
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
i
ii
KOMODIFIKASI WARISAN BUDAYASEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI PURA PENATARAN SASIH PEJENGGIANYAR
Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktorpada Program Doktor, Program Studi Kajian Budaya
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ANAK AGUNG GD RAKA1190371032
PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2015
iii
Lembar Pengesahan
DISERTASI INI TELAH DISETUJUITANGGAL 01 APRIL 2015
Mengetahui
Promotor,
Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A.NIP 195202181980031002
Kopromotor I,
Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.NIP 194807201978031001
Kopromotor II,
Dr. I Ketut Setiawan, M. Hum.NIP 195802281985031003
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana
Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp. S (K)NIP 195902151985102001
KetuaProgram Studi Doktor (S3)Kajian Budaya Program PascasarjanaUniversitas Udayana
Prof. Dr. A. A. Bagus Wirawan, S.U.NIP 194807201978031001
iv
Disertasi Ini Telah Diuji pada Ujian TertutupTanggal 1 April 2015
Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK RektorUniversitas Udayana No: 890/HK/2015, Tanggal 30 Maret 2015
Ketua : Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A.
Anggota:
1. Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A.
2. Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U.
3. Dr. I Ketut Setiawan, M.Hum.
4. Prof. Dr. A.A.N. Anom Kumbara, M.A.
5. Prof. Dr. I Made Sukarsa, S.E., M.S.
6. Dr. Putu Sukardja, M.Si.
7. Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si.
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA : Anak Agung Gd Raka
NIM : 1190371032
PROGRAM STUDI : Kajian Budaya
JUDUL DISERTASI : “Komodifikasi Warisan Budaya sebagai Daya
Tarik Wisata di Pura Penataran Sasih Pejeng,
Gianyar”.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah disertasi ini bebas plagiat. Apakah di
kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17,Ttahun
2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 30 Maret 2015
Anak Agung Gd Raka
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puja dan puji syukur dipersembahkan ke hadapan Tuhan Yang Mahakuasa
(Ida Sang Hyang Widhi Wasa) berkat perlindungan dan cinta kasih yang
diberikan, disertasi yang merupakan salah satu persyaratan terakhir untuk
memperoleh gelar doktor di Program Pascasarjana, Universitas Udayana
Denpasar, dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang direncanakan.
Dengan penuh kesadaran bahwa semua ini dapat dilakukan berkat kerja keras
tanpa mengenal lelah, dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
didukung rasa tanggung jawab moral yang tinggi sebagai penerima Beasiswa
Pendidikan Pascasarjana (BPPS) sehingga dapat memicu semangat studi. Di balik
semua kelancaran proses tersebut, tentu tidak dapat diabaikan bantuan dari
berbagai pihak.
Atas segala bantuan yang diberikan, melalui kesempatan ini disampaikan
ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat Prof. Dr. I
Wayan Ardika, M.A. yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sejak
studi di Pascasarjana Unud. Beliau adalah pembimbing akademik dan sekaligus
sebagai promotor. Dengan demikian, beliau mengetahui dan memahami betul
keberadaan penulis sehingga tanpa ada rasa keraguan dalam membimbing dan
mengarahkan penulis, sejak awal sampai masa akhir studi dengan penuh
kesabaran. Prof. Dr. A. A. Bagus Wirawan, S.U. sebagai kopromotor I dan Dr. I
Ketut Setiawan, M.Hum. sebagai kopromotor II, yang selalu mengingatkan
penulis agar tetap konsentrasi sepenuhnya dalam penyelesaian disertasi ini.
Terima kasih disampaikan kepada semua dosen Program Studi Kajian
Budaya, yang telah banyak memberikan tuntunan sewaktu perkuliahan sesuai
vii
dengan bidang studi yang diampu sehingga dapat membuka ruang dan cakrawala
berpikir dalam penyelesaian disertasi ini. Atas segala petunjuk dan arahannya,
bersama ini pula disampaikan salam hormat kepada Prof. Dr. I Made Suastika,
S.U., Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A., Prof. Dr. Anak Agung Ngurah Anom
Kumbara, M.A., Prof. Dr. I Gde Semadi Astra., Prof. Dr. Aron Meko Mbete.,
Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A., Prof. Dr. Emiliana Mariah, M.S., Prof. Dr. I
Nyoman Kutha Ratna, S.U., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, M.A., Prof. Dr. Ir.
Sulistyawati, M.S., Prof. Dr. I Dewa Komang Tantra, M.Sc., Ph.D.; Prof. Dr. I
Nyoman Weda Kusuma, M.S., Prof. Dr. I Ketut Nehen, S.E., M.Ec., Prof. Dr. I
Made Sukarsa, S.E., M.S., Dr. Putu Sukardja, M.Si., Dr. I Gusti Ketut Gde
Arsana, M.Si., Dr. I Gde Mudana, M.Si., dan Dr. Ni Made Wiasti, M.Hum.
Selanjutnya ucapan terima kasih juga disampaikan dengan hormat kepada
Rektor Universitas Udayana yang telah memberikan rekomendasi izin penelitian;
Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) yang banyak
memberi tuntunan selama studi; Asisten Direktur I, Prof. Dr. Made Budiarsa,
M.A. atas berbagai arahan akedemik dan fasilitas perkuliahan yang disediakan;
Asisten Direktur II, Prof. Dr. Made Sudiana Mahendra, M.App.Sc. yang banyak
membantu dalam pengurusan beasiswa dan berbagai fasilitas lainnya; Ketua
Program Studi Kajian Budaya, Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U., dan
Sektretaris Program Studi Kajian Budaya, Dr. Putu Sukardja, M.Si. yang selalu
menanyakan perkembangan studi. Demikian pula kepada para karyawan/wati
Program Studi Kajian Budaya, yaitu Bapak I Wayan Sukariawan, S.T., Dra. Ni
Luh Witari, Ni Wayan Ariyati, S.E., I Ketut Budiarsa, dan A.A.Ayu Indrawati,
atas segala pelayanan yang diberikan, baik berkenaan dengan administrasi
viii
akademik maupun administrasi keuangan selama studi; rekan-rekan angkatan
tahun 2011/2012, yang selalu mengingatkan untuk lebih konsentrasi
menyelesaikan studi, seperti Salman Alfarisi, Wayan Sudipa, Ni Gusti Ayu Suci
Murni, Arba Wirawan, dan yang lainnya. Camat Tampaksiring, yang banyak
membantu tentang pendataan perkembangan jumlah penduduk di Desa Pejeng;
Tjokorda Gde Pemayun Putra (Bendesa Ageng Jero Kuta); Tjokorda Rai Widiarsa
P. (Ketua Kerta Desa Jero Kuta); Tjokorda Rai Pemayun (Bendesa Adat Jero
Kuta); Panitia Karya Pujawali Pura Penataran Sasih; Desak Made Ayu (Pemangku
Pura Penataran Sasih); para sutri; para informan; penjaga objek, dan yang lainnya
atas segala perhatian, bantuan, dan dorongannya selama waktu penelitian. Tidak
kalah pentingnya ucapan terima kasih dan rasa cinta kasih yang mendalam
disampaikan kepada istri (Anak Agung Ayu Raka) yang penuh pengertian; anak-
anak (A.A. Istri Manik Warmadewi dan A. A. Gde Raka Gunawarman) secara
teknis banyak membantu proses kelancaran penulisan disertasi ini.
Sebagai akhir kata, atas segala perhatian, motivasi, dan bantuan yang
diberikan semua pihak, penulis hanya dapat membalasnya dengan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya. Di samping itu sekaligus menyampaikan
permohonan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang diperbuat, baik
sengaja maupun tidak disengaja. Semoga Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa)
selalu memberikan perlindungan dan sinar suci-Nya, sehingga berbagai kesulitan
yang dialami dapat diatasi dengan tenang dan damai.
ix
Abstrak
Pada era pariwisata global ini komodifikasi warisan budaya sudah tidakasing di Bali. Sebagai salah satu produk budaya dari masyarakat globalkomodifikasi tidak mengenal adanya batas-batas sakral dan profan terhadapkeberadaan warisan budaya yang dipuja dan disakralkan oleh warga masyarakat.Fenomena seperti itu tampak terjadi di Pura Penataran Sasih dewasa ini, yaitukaburnya batas-batas kesucian pura. Dikomodifikasinya warisan budaya sebagaidaya tarik wisata terobsesi oleh ideologi kapitalis di mana pariwisata dapatmeningkatkan kesejahteraan hidup warga masyarakat.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanabentuk komodifikasi warisan budaya sebagai daya tarik wisata di Pura PenataranSasih; (2) bagaimana proses komodifikasi warisan budaya sebagai daya tarikwisata di Pura Penataran Sasih Pejeng; dan (3) apa dampak dan maknakomodifikasi warisan budaya sebagai daya tarik wisata di Pura Penataran Sasihbagi warga masyarakat Desa Pejeng. Kemudian dalam pemecahanpermasalahannya digunakan tiga teori, yaitu teori komodifikasi digunakan untukmemecahkan permasalahan pertama; teori hegemoni digunakan untukmemecahkan permasalahan kedua; dan teori kekuasaan dan pengetahuandigunakan untuk memecahkan permasalahan yang ketiga.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui danmemahami kenyataan faktual komodifikasi warisan budaya di Pura PenataranSasih yang sengaja diproduksi layaknya komoditas yang di dalamnya saratkepentingan kekuasaan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahuibentuk komodifikasi, memahami proses komodifikasi, dan menjelaskan dampakdan makna komodifikasi warisan budaya tersebut bagi warga masyarakat DesaPejeng. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, dengan metodepengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Selanjutnyasemua data yang telah dikumpulkan diolah secara deskriptif kualitatif.
Simpulan penelitian adalah (1) bentuk-bentuk komodifikasi terdiri atas (a)nekara “Bulan Pejeng” didukung mitos “Bulan Pejeng”, buku-buku, jurnal,artikel, purana, media sosial; warisan budaya berupa arca-arca, prasasti, upacarakeagamaan; (b) dalam mendistribusikan hingga sampai kepada konsumendilakukan oleh pemerintah, lembaga bisnis, kaum intelektual, dan lembaga desaadat; dan (c) yang mengonsumsi adalah masyarakat lokal, masyarakat luar daerah,dan masyarakat internasional; (2) proses komodifikasi berawal dari kehadiranwisatawan asing sebagai peneliti yang diterima secara tradisional oleh masyarakatlokal kemudian sampai pada komodifikasi; (3) komodifikasi warisan budaya, dibalik dampak yang ditimbulkan, ternyata memiliki makna tersendiri, sepertimakna informasi pendidikan tentang kehidupan sosial keagamaan, sosial budaya,dan sosial politik; makna pencitraan simbolik bagi masyarakat lokal, masyarakatluar daerah, dan masyarakat internasional; makna estetika; dan makna ekonomi.
Kata Kunci: komodifikasi, warisan budaya, daya tarik wisata
x
ABSTRACT
In global era tourism commodification of cultural heritage is not strangein Bali. As one of the cultural products of global community commodificationdoes not recognize the limitation of sacred and profane, including the existence ofcultural heritage in the holy places revered and sacred by the community. Suchphenomenon appears to occur be in Penataran Sasih Temple, which obscures theboundaries of the holiness of Penataran Sasih. Commodifcation of culturalheritage as a tourist attraction is a form of influence of the power of capitalistswhich one hand tourism can improve the lives of the community.
The problems raised in this study are: (1) what is the form of thecommodification of cultural heritage as a tourist attraction in Penataran SasihTemple; (2) how is the process of commodification of cultural heritage as a touristattraction in Penataran Sasih Pejeng; and (3) what are the impact and the meaningof the commodification of cultural heritage as a tourist attraction in PenataranSasih Temple for Pejeng Village community. Then, for problem solving, it isapplied three theories, namely: the commodification theory is used to solve thefirst problem; hegemony theory is used to solve the second problem; and thetheory of power and knowledge is used to solve the third problem.
In general, the objective of this research is to know and understand thefacts of the commodification of cultural heritage in Penataran Sasih Temple whichis deliberately produced like commodities which is full of interests in it.Particularly, this study aims at determining the forms and process ofcommodification and understanding and explaining the meaning of thecommodification of cultural heritage for the people of Pejeng Village. Qualitativeapproach was applied in the study; with data collection methods selected wereobservation, interviews, and literature. Furthermore, all the data that have beencollected are qualitatively and descriptively analyzed.
The conclusions of this study are (1) the forms of commodificationconsist of : (a) nekara "Bulan Pejeng" supported by the myth of "Bulan Pejeng",books, journals, articles, purana, social media; cultural heritage in the forms ofstatues, inscriptions, religious ceremonies; (b) the distribution was executed by thegovernment, business organizations, the intellectuals, and traditional villageinstitutions to reach the consumers, and (c) the consumers are local community,community outside the region and international community; (2) the process ofcommodification was originated from the presence of foreign tourists asresearchers, as lovers of culture, recreation, traditionally accepted by localcommunity; and finally leads to commodification ; (3) that the commodificationof cultural heritage in Penataran Sasih Temple, in addition to the negative impactswhich might arise, it has a special meaning, such as : the meaning of educationalinformation on the past of religious social life, social culture and social politic;the meaning of symbolic image for local community, community outside theregion and the international community; aesthetic meaning; and economicsignificance.
Key words: commodification, cultural heritage, tourist attractions
xi
RINGKASAN
Pesatnya perkembangan pembangunan di Bali tidak terlepas dari
keberadaan sektor pariwisata. Pariwisata dengan arus budaya global yang
digandengnya merupakan faktor dominan pemicu pembangunan dan tidak
dimungkiri bahwa kehadirannya dapat berdampak luas terhadap kehidupan
masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi mengingat pariwisata merupakan ajang
pertemuan dua kebudayaan atau lebih yang berbeda, baik dalam nilai, norma, adat
istiadat, kepercayaan, maupun yang lainnya. Walaupun demikian, karena
pariwisata sudah merupakan pilihan, sebagai konsekuensinya berbagai elemen
yang berbeda tersebut hendaknya diterima secara selektif. Selanjutnya
disinergikan sehingga terbangun dalam sebuah dialektika untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan integrasi yang indah dan harmoni. Gianyar sebagai salah satu
kabupaten/kota di Bali menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Untuk
menopangnya semua elemen yang dibutuhkan, Kabupaten Gianyar telah
menyediakan berbagai fasilitas, seperti akomodasi (penginapan), restoran, sarana
transportasi, ruang rekreasi, media hiburan, ruang belanja, dan berbagai daya tarik
wisata lainnya.
Pura Penataran Sasih Pejeng merupakan salah satu daya tarik wisata yang
berada di zona Gianyar Bagian Tengah dipilih sebagai objek dalam penelitian ini
dan warisan budaya dijadikan sebagai pokok kajian, tidak terlepas dari potensi
yang dimilikinya. Nilai keunikan yang melekat pada nekara “Bulan Pejeng”
merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke objek
tersebut. Fenomena menarik yang tampak di Pura Penataran Sasih dapat
memberikan arah yang jelas kepada penelitian ini untuk fokus kepada upaya
interpretasi dan pendeskripsian warisan budaya yang ada, kemudian dikelola dan
dikemas sebagai suatu produk yang menarik untuk wisatawan. Target yang
hendak dicapai oleh pengelola (desa adat) adalah meningkatkan kehadiran
wisatawan berkunjung ke Pura Penataran Sasih dan segala upaya yang dapat
dilakukan untuk mempertahankan keberlanjutan pariwisata tersebut.
xii
Berdasarkan fenomena bertemunya dua kelompok masyarakat atau lebih
dengan latar belakang budaya yang berbeda, di balik sinergi harmoni yang saling
menguntungkan di antara kedua belah pihak, tidak dimungkiri timbulnya suatu
dilema di kalangan beberapa warga masyarakat lokal. Setelah diidentifikasi dan
dirumuskan, ada tiga permasalahan pokok yang dapat diangkat, yaitu (1)
bagaimana bentuk-bentuk komodifikasi warisan budaya sebagai daya tarik wisata
di Pura Penataran Sasih Pejeng; (2) bagaimana proses komodifikasi warisan
budaya sebagai daya tarik wisata di Pura Penataran Sasih Pejeng; dan (3) apa
dampak dan makna komodifikasi warisan budaya sebagai daya tarik wisata di
Pura Penataran Sasih bagi warga masyarakat di Desa Pejeng. Sebagai kerangka
analisisnya digunakan beberapa teori sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang
diangkat, seperti teori komodifikasi untuk membedah permasalahan pertama, teori
hegemoni untuk membedah permasalahan kedua, dan teori pengetahuan dan
kekuasaan untuk membedah permasalahan ketiga.
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dan dalam
pengumpulan datanya dipilih metode observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Semua data yang telah dikumpulkan diolah secara deskriptif kualitatif. Dalam
penerapan metode dan analisisnya, lebih dikedepankan sikap kritis, dengan
harapan validitas hasil yang dicapai dapat dipertanggungjawabkan secara
akademis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dari observasi dan wawancara, kemudian dilengkapi data sekunder
yang diperoleh dari studi pustaka dan dokumentasi. Hasil analisisnya disajikan
dalam bentuk deskripsi dilengkapi dengan gambar dan tabel.
Simpulan hasil penelitian bertolak dari permasalahan yang diangkat, yaitu
(1) bentuk-bentuk komodifikasi warisan budaya yang dijadikan daya tarik wisata
di Pura Penataran Sasih meliputi: nekara “Bulan Pejeng” didukung dengan tradisi
lisan (mitos) bulan jatuh dari langit; buku-buku, jurnal, artikel, purana, dan media
sosial; seni arca, prasasti, dan upacara keagamaan “maplengkungan”; (2) proses
komodifikasi berawal dari kehadiran wisatawan asing yang diterima secara
tradisional oleh masyarakat lokal tanpa donasi; dengan meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan kemudian dilakukan penataan pura, warisan budaya dan
perombakan nista mandala pura menjadi ruang parkir dan pertokoan; (3)
xiii
komodifikasi warisan budaya di Pura Penataran Sasih, di balik dampak positif dan
negatif yang ditimbulkan, ternyata memiliki makna tersendiri, baik bagi
masyarakat lokal, masyarakat luar daerah, maupun masyarakat internasional,
seperti makna informasi pendidikan masa lalu tentang kehidupan sosial budaya,
sosial keagamaan, dan sosial politik; makna pencitraan simbolik bagi masyarakat
lokal, masyarakat luar daerah, dan masyarakat internasional; makna estetika yang
diindikasikan oleh kemampuan teknologi dan pola hias nekara; dan makna
ekonomi khususnya bagi masyarakat Desa Pejeng.
Beberapa temuan yang dihasilkan dalam penelitian di Pura Penataran
Sasih adalah sebagai berikut:
(1) Komodifikasi warisan budaya yang memberikan keleluasaan ruang dan waktu
masuk ke pura bagi wisatawan mengakibatkan terjadinya desakralisasi
terhadap warisan budaya dan Pura Penataran Sasih.
(2) Dalam proses komodifikasi membutuhkan perluasan ruang untuk fasilitas
pariwisata, seperti parkir, ruang belanja, dan sebagainya, sehingga harus
mengorbankan nista mandala pura.
(3) Komodifikasi selain berdampak negatif, seperti kaburnya batas-batas nilai
sakral dan profan yang berujung pada desakralisasi tempat suci, juga dapat
memberikan makna positif bagi warga masyarakat di Desa Pejeng, seperti (a)
makna pendidikan tentang sejarah budaya masa lalu, kehidupan sosial politik,
kehidupan sosial keagamaan pada masa lalu; (b) makna pencitraan simbolik
bagi warga masyarakat lokal, masyarakat luar daerah, dan masyarakat
internasional; (c) makna estetika merujuk kepada tingginya tingkat peradaban
budaya masa lalu; dan (d) makna ekonomi yang ditandai oleh meningkatnya
kesejahteraan warga masyarakat.
(4) Komodifikasi menuntut pengambil kebijakan (bendesa ageng) untuk
mengupayakan kelengkapan informasi tentang Pura Penataran Sasih. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah penelusuran nilai arsip warisan budaya
tersebut. Di samping itu disadari bahwa kegiatan tersebut berhasil
menemukan asal-usul sejarah pura, asal usul warisan budaya, status pura, dan
fungsi pura. Bahkan, tidak kalah pentingnya, yaitu temuan menunjukkan
xiv
bahwa pada zaman Bali Kuno Desa Pejeng diketahui sebagai pusat kerajaan
sekaligus sebagai pusat aktivitas agama dan kebudayaan.
(5) Pola pengelolaan daya tarik wisata dan pengelolan hasil donasinya
sepenuhnya ditangani oleh desa adat. Di pihak lain untuk objek dan daya tarik
wisata lainnya di Kabupaten Gianyar, umumnya dikelola oleh Dinas
Pariwisata Pemerintah Kabupaten, dengan perimbangan perdapatan 60 %
untuk pemerintah kabupaten dan 40 % untuk desa adat.
Untuk diketahui bahwa temuan nomor urut satu sampai dengan nomor urut
tiga tersebut juga merupakan bagian dari simpulan. Selanjutnya temuan nomor
urut empat dan nomor urut lima merupakan temuan di luar permasalahan yang
diangkat dalam penelitian.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSYARATAN GELAR ............................................................................. ii
LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI DISERTASI………………iv
SURAT PERNYATAN BEBAS PLAGIAT.....................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................vi
ABSTRAK .....................................................................................................ix
ABSTRACT ....................................................................................................x
RINGKASAN DISERTASI............................................................................xi
DAFTAR ISI .................................................................................................xv
DAFTAR TABEL .........................................................................................xx
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xxi
GLOSARIUM ............................................................................................xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................14
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................14
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................................14
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................15
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................15
1.4.1 Manfaat Teoretis .................................................................................15
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, DESKRIPSI KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................17
2.2 Deskripsi Konsep ...................................................................................22
2.2.1 Komodifikasi ......................................................................................23
2.2.2 Warisan Budaya ..................................................................................24
xvi
2.2.3 Daya Tarik Wisata...............................................................................25
2.3 Landasan Teori ......................................................................................27
2.3.1 Teori Komodifikasi .............................................................................27
2.3.2 Teori Hegemoni ..................................................................................29
2.3.3 Teori Kekuasaan dan Pengetahuan ......................................................30
2.4 Model Penelitian ....................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................35
3.2 Lokasi Penelitian....................................................................................36
3.3 Jenis dan Sumber Data ...........................................................................37
3.3.1 Data Primer.........................................................................................37
3.3.2 Data Sekunder.....................................................................................38
3.4 Instrumen Penelitian...............................................................................38
3.5 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................39
3.5.1 Observasi ............................................................................................39
3.5.2 Wawancara .........................................................................................41
3.5.3 Studi Pustaka.......................................................................................42
3.6 Teknik Analisis Data..............................................................................42
3.7 Penyajian Hasil Analisis Data ................................................................43
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA PEJENG DAN PURA PENATARAN
SASIIH
4.1 Gambaran Umum Desa Pejeng...............................................................45
4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis ............................................................45
4.1.2 Kependudukan ....................................................................................48
4.1.3 Sistem Kemasyarakatan.......................................................................50
4.1.4 Mata Pencaharian Hidup Masyarakat ..................................................53
4.1.5 Kehidupan Sosial Budaya....................................................................55
4.1.6 Kehidupan Sosial Keagamaan .............................................................58
4.1.7 Zona Konservasi dan Warisan Budaya ................................................61
4.1.8 Pejeng Pusat Kerajaan Zaman Bali Kuno ..........................................102
xvii
4.2 Gambaran Umum Pura Penataran Sasih ...............................................108
4.2.1 Sejarah Pura ......................................................................................109
4.2.2 Struktur Pura, Palinggih dan Fungsi ..................................................111
4.2.3 Fungsi Pura .......................................................................................117
4.2.4 Status Pura ........................................................................................120
4.2.5 Pangemong dan Panyungsung Pura...................................................121
4.2.6 Upacara Piodalan, Makiis, dan Pamangku Pura ................................123
4.2.7 Kegiatan Seni Budaya .......................................................................126
4.2.8 Sumber Dana.....................................................................................127
4.3 Pura Penataran Sasih dan Pariwisata.....................................................129
BAB V BENTUK KOMODIFIKASI WARISAN BUDAYA SEBAGAI
DAYA TARIK WISATA DI PURA PENATARAN SASIH
PEJENG.......................................................................................135
5.1 Produksi...............................................................................................140
5.1.1 Nekara “Bulan Pejeng” .....................................................................141
5.1.1.1 Tradisi Lisan ..................................................................................147
5.1.1.2 Ratu Bintang ..................................................................................153
5.1.1.3 Buku, Artikel, Jurnal, Purana, dan Naskah Media Sosial ................154
5.1.2 Seni Arca dan Warisan Budaya Lainnya............................................156
5.1.3 Pura Penataran Sasih .........................................................................160
5.1.4 Tradisi Upacara Maplengkungan .......................................................166
5.2 Distribusi .............................................................................................177
5.2.1 Pemerintah ........................................................................................179
5.2.2 Lembaga Bisnis.................................................................................181
5.2.2.1 Nonmedia.......................................................................................181
5.2.2.2 Media.............................................................................................183
5.2.3 Intelektual .........................................................................................185
5.2.4 Masyarakat........................................................................................187
5.3 Konsumsi .............................................................................................188
5.3.1 Masyarakat Lokal..............................................................................194
5.3.2 Masyarakat Luar Daerah Bali ............................................................196
xviii
5.3.3 Masyarakat Internasional...................................................................198
BAB VI PROSES KOMODIFIKASI WARISAN BUDAYA SEBAGAI
DAYA TARIK WISATA DI PURA PENATARAN SASIH
PEJENG......................................................................................206
6.1 Faktor Pendorong Komodifikasi...........................................................206
6.2 Proses Komodifikasi ............................................................................210
6.2.1 Masa Sebelum 1990 ..........................................................................210
6.2.2 Masa 1990 - sekarang........................................................................218
6.3 Pengelolaan Warisan Budaya ...............................................................224
6.3.1 Warisan Budaya sebagai Benda Keramat dan Pemujaan....................226
6.3.2 Warisan Budaya sebagai Daya Tarik Wisata......................................230
6.4 Pengelolaan Donasi..............................................................................236
BAB VII DAMPAK DAN MAKNA KOMODIFIKASI WARISAN
BUDAYA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI PURA
PENATARAN SASIH PEJENG................................................242
7.1 Dampak Komodifikasi .........................................................................242
7.1.1 Dampak Positif..................................................................................245
7.1.2 Dampak Negatif ................................................................................251
7.2 Makna Komodifikasi............................................................................259
7.2.1 Makna Informasi Pendidikan.............................................................262
7.2.1.1 Pendidikan Sosial Keagamaan........................................................264
7.2.1.2 Pendidikan Sosial Budaya ..............................................................268
7.2.1.3 Pendidikan Sosial Politik................................................................271
7.2.2 Makna Pencitraan Simbolik...............................................................274
7.2.2.1 Pencitraan Masyarakat Lokal..........................................................275
7.2.2.2 Pencitraan Masyarakat Indonesia....................................................279
7.2.2.3 Pencitraan Masyarakat Internasional...............................................281
7.2.3 Makna Estetika..................................................................................285
7.2.4 Makna Ekonomi................................................................................288
xix
BAB VIII PENUTUP ................................................................................292
8.1 Simpulan..............................................................................................292
8.2 Temuan Baru Penelitian .......................................................................296
8.3 Refleksi................................................................................................296
8.4 Rekomendasi........................................................................................298
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................301
LAMPIRAN ................................................................................................312
Lampiran 1 : Daftar Informan ..................................................................312
Lampiran 2 : Panduan Wawancara Penelitian...........................................317
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Jumlah Kunjungan Wisata ke Kabupaten Gianyar .....9
Tabel 2.1 Model Penelitian..........................................................................34
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur ..........................................49
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin..............................50
Tabel 7.1 Sepuluh Destinasi Top Dunia.....................................................283
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pemandu Objek Pura Penataran Sasih.................................12
Gambar 5.1 Pamangku Pura Penataran Sasih .......................................138
Gambar 5.2 Tampak Depan Palinggih Ratu Sasih................................143
Gambar 5.3 Tampak Depan Nekara “Bulan Pejeng” ............................144
Gambar 5.4 Tampak Samping Nekara “Bulan Pejeng”.........................144
Gambar 5.5 Palinggih Ratu Bintang ....................................................154
Gambar 5.6 Palinggih Gedong Batur (Utara) .......................................156
Gambar 5.7 Palinggih Gedong Sakenan (Selatan)................................157
Gambar 5.8 Palinggih Gedong Batukaru (Barat)..................................157
Gambar 5.9 Palinggih Gedong Kemoning (Timur) ..............................158
Gambar 5.10 Prasasti Batu di Palinggih Gedong Sakenan......................159
Gambar 5.11 Prasasti Batu Parad Sang Hya(ng) (W)arama ....................159
Gambar 5.12 Pura Penataran Sasih ........................................................160
Gambar 5.13 Denah Pura Penataran Sasih, Pura Puseh-Desa, Pura
Ratu Pasek, dan Pura Amerta Sari.....................................161
Gambar 5.14 Denah Pura Taman ..........................................................164
Gambar 5.15 Denah Pura Ibu.................................................................165
Gambar 5.16 Penabuh Pengiring Sutri ...................................................167
Gambar 5.17 Sutri Pura Penataran Sasih ................................................168
Gambar 5.18 Sutri Pura Samuan Tiga ....................................................168
Gambar 5.19 Prosesi Ngeluaran ............................................................169
Gambar 5.20 Prosesi Nunas Amerta.......................................................170
Gambar 5.21 Prosesi Ngeber..................................................................171
Gambar 5.22 Maombak-ombakan ..........................................................172
xxii
Gambar 5.23 Siat Sampian ....................................................................173
Gambar 5.24 Makiis ..............................................................................174
Gambar 5.25 Segeh Agung.....................................................................175
Gambar 5.26 Rejang ..............................................................................175
Gambar 5.27 Maplengkungan ................................................................176
Gambar 5.28 Wisatawan Swis, Titus Palivan .........................................192
Gambar 5.29 Wisatawan Belanda, Cary Vanselaar.................................193
Gambar 5.30 Kegiatan PKL Mahasiswa Jurusan Arkeologi, Univ.
Udayana, Denpasar...........................................................196
Gambar 5.31 Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra
Universitas Warmadewa, Denpasar...................................198
Gambar 5.32 Wisatawan Prancis Fansicois Rudolf dan Sophie
Rudolf ..............................................................................199
Gambar 5.33 Wisatawan Amerika, Gabriel Jecan ..................................200
Gambar 5.34 Wisatawan Canada ...........................................................201
Gambar 5.35 Wisatawan Australia Darren dan Tricia Philips.................202
Gambar 7.1 Kompleks Pertokoan, Pasar Sengol Pejeng .......................249
Gambar 7.2 Balai Wantilan dan Pasar Sengol Pejeng...........................250
Gambar 7.3 Pedagang Kaki Lima Pasar Sengol Pejeng ........................251
Gambar 7.4 Areal Parkir Depan Jaba Pura Penataran Sasih Pejeng ......251
Gambar 7.5 Ida Pedanda Wayahan Bun, Geria Sanur, Pejeng ..............254
Gambar 7.6 Ida Pedanda Gede Burwan, Geria Sading, Pejeng .............255
Gambar 7.7 Bendesa Adat Kahyangan Tiga Jero Kuta Pejeng..............257
Gambar 7.8 Tokoh Puri Soma Negara (Cokorda Rai Widiarsa P.)........271
xxiii
GLOSARIUM
ajuman : bentuk persembahan (sodaan) yang intinya berupa penekgepeng sebanyak dua buah.
atita : masa lalu.awig-awig : peraturan (banjar, desa, subak) baik tertulis maupun tidak
tertulis yang merupakan hasil musyawarah anggotanya.babangkit : bentuk persembahan di dalamnya menggunakan daging
guling itik (bangkit sari) dan/atau bangkit guling kucit.batara : perwujudan dewa yang dipuja (istadewata)bebali : tari yang berfungsi mengiringi upacara keagamaanbhisama : semacam perintah yang harus dimuliakan.budal : sebuah istilah untuk menyebut ida batara (istadewata)
yang meninggalkan tempat suci atau suatu tempat dankembali ke kahyangan-Nya masing-masing.
candra sangkala : angka tahun berbentuk kalimat yang dibaca dari belakang.caru : bentuk upakara yang dipersembahkan kepada para
butakala yang secara kuantitas dan kualitas di bawahtawur.
catur lawa : empat pura yang menjadi bagian tak terpisahkan denganPura Penataran Sasih
catuspata : perempatan agung tempat dilaksanakannya tawur kesangadan kegiatan upacara lainnya.
datengan : nama sajen penjemputan.ida batara manca : sebuah istilah untuk menyebut Ida Batara Kahyangan
Tiga dari luar Jero Kuta Pejeng.istadewata : manifestasi Tuhan.jaba : halaman di luar ruang suci (jaba sisi/ halaman luar; jaba
tengah/halaman tengah).jajahitan : bentuk anyaman (upakara) yang dibuat dari daun kelapa
muda, daun rontal, atau jenis janur lainnya.jaladwara : lubang penyalur air (pancuran).jempana : wahana pengusung istadewata.jero kuta : istilah lain untuk menyebut Desa Pejeng (wilayah kota).kasineb : disemayamkan.kerta : aman.
kerta desa : sebuah lembaga dalam desa adat yang bertugas danberkewajiban memberikan pertimbangan dan arahankepada bendesa adat.
komoditas : berbagai produk yang memiliki nilai pakai dan nilai tukar.komoditi : produk, yang di samping memiliki nilai pakai juga
memiliki nilai tukar.komodifikasi : sesuatu yang mulanya bukan komoditas dijadikan
komoditas.komoditisasi : sesuatu yang mulanya bukan komoditas dijadikan
komoditas.kurma : kura-kura.
xxiv
lawangan : pintu masuk ke tempat suci (pura).makiis : perjalanan suci ke laut, danau, sungai, atau ke sumber
mata air lainnya untuk memohon amerta (air kehidupan).mamungkah : bentuk upacara terkait dengan penanaman padagingan.makotek : berperang (mapalu) katik pajeng pada upacara
maplengkungan.maplengkungan : sebuah bentuk rangkaian upacara yang dilaksanakan tiga
hari setelah pujawali (upacara besar) di Pura PenataranSasih Pejeng.
masiat : berperang.menur : puncak bangunan.nagata : masa datang.nampyog : nama gerak tari yang menjadi ikon dari sutri.natar : pelataran.ngabejiang : prosesi upacara penyucian pratima dari istadewata yang
dipuja di Pura Penataran Sasih.ngadeg : kehadiran istadewata dalam bentuk simbol-simbol di alam
nyata sebagai representasi dewa atau roh suci yang dipuja.nganteb : mengantarkan upacara persembahan kepada yang dipuja.ngayah : kerja tanpa pamrih. :ngeber : sebuah istilah untuk menyebut menabur amerta ketika
upacara maplengkungan yang disimbolkan dengan geraktari oleh para sutri.
ngenteg linggih : mengokohkan posisi tempat/ sthana hyang istadewata.nista mandala : halaman depan (jaba sisi) tempat suci.nyambleh : sebuah bentuk upacara kurban persembahan kepada
butakala yang dilaksanakan di depan pintu masuk puradan/ atau menjelang prosesi inti upacara maplengkungan.
nyatur : sebuah istilah untuk menyebut pujawali.nyejer : ngadeg (hadir) dalam bentuk simbol-simbol dan diberikan
spirit oleh istadewata yang diwakili.oneng-onengan : hiburan (kesukaan).pacalang : petugas keamanan desa adat/ pakraman.padmakurung : bangunan suci berbentuk padmasana yang posisinya di
tengah-tengah halaman suci di Pura Penataran Sasih.padudusan : bentuk dan tingkatan upacara nyatur, di dalamnya ada
babangkit, bale gading.pakem : hukum (persyaratan) dalam tabuh-tabuh gamelan.pakoleman : bentuk persembahan, yang secara kualitas dan kuantitas
lebih tinggi dari datengan dan dapat diantarkan olehpendeta (padanda) atau cukup pamangku.
palinggih : sthana sementara dari istadewata.pamalepeh : bentuk upacara dan upakara permohonan maaf, sementara
dapat dilaksanakan sebagaimana layaknya.pamedek : sebutan untuk warga masyarakat beragama Hindu yang
hadir, baik ngayah (kerja) maupun sembahyang di tempatsuci
pangemong : pangempu (penanggung jawab) tempat suci.
xxv
panggung : salah satu bentuk upakara yang menentukan besarkecilnya tingkatan upacara yang dilaksanakan.
panyungsung : penyembah (panyiwi).pasanekan : balai tempat peristirahatan di pura (tempat suci).pasantian : sebuah istilah untuk menyebut organisasi sosial
keagamaan yang bergerak di bidang sastra, seperti kidungwargasari, mawirama, dan sejenisnya.
pawaregan : istilah lain untuk menyebut dapur di pura atau tempat suci.pawedalan : upacara kelahiran (wedal) sebuah tempat suci.pawisik : petunjuk dari hyang niskala.pejati : bentuk upakara yang berintikan daksina (sesantun)
dilengkapi dengan sodaan, ketupat kelanan, dan ketupatdampulan.
pendem : tanam.piodalan : upacara yang dirayakan terkait dengan kelahiran (wedal)
sebuah tempat suci.pradaksina : perputaran mengelilingi palinggih mengikuti arah jarum
jam.pratima : simbol (perwujudan) istadewata yang dipuja.profan : biasa (umum).pujawali : istilah untuk menyebut upacara yang tingkatannya lebih
tinggi daripada piodalan.purohita : pendeta istana.rejang : tarian pelengkap upacara keagamaan.rerahinan : hari-hari suci keagamaan dalam agama Hindu.sakral : tenget (keramat).sangku : sebuah benda seperti periuk tanpa leher yang berfungsi
sebagai tempat air suci.sapelutan : sesuai kemampuan.sarwa sadhaka : sebuah istilah untuk menyebut para sulinggih
(orang suci).segara : laut.sasepen : upacara piodalan alit (upacara kecil)setra : kuburan.sthana : tempat kediaman para istadewata.sudamala : penyucian kotoran.sulinggih : sebuah istilah untuk menyebut orang suci.sungsung : pujatawur : istilah untuk menyebut tingkatan buta yadnya yang
statusnya lebih tinggi dari macaru.tpas : bangunan suci seperti padmasana, tetapi tanpa kursi
(singhasana).upakara : istilah lain untuk menyebut bentuk persembahan (sesaji).wali : istilah lain untuk menyebut upacara piodalan.wartamana : masa sekarang.wiku : istilah lain untuk menyebut pendeta, baik Siwa maupun
Budha.