kohesi sosial intern umat islam (studi terhadap relasi antara warga...

156
i KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : NILASARI UMININGSIH 11111180 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 15-Sep-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

i

KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM

(Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah

dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro

Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

NILASARI UMININGSIH

11111180

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

ii

Page 3: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

iii

Page 4: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

iv

Page 5: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

v

Page 6: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

vi

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Dan . . . kekuatan terbesar adalah DO”A

“Cukuplah Allah bagiku dan hanya kepada-Nya aku bertawakal “

(Q.S.At-Taubat : 129)

Page 7: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk. . .

Bapakku, Kamidi dan Ibuku, Sutarni;

“Jerih payahmu tidak akan pernah bisa aku balas” “Senantisa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah

putus untuk anak-anaknya, Terimakasih untuk segalanya”

Adik-adiku, Rico Dwi Maulana dan Arga Maulana; “Yang membuatku termotivasi dan semangat untuk melangkah menuju

kesuksesan” Bapak Drs. K.H.Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Asfiyah

“selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan Salatiga” “Yang senantiasa membimbingku dan memberikan bekal ilmu duniawi dan

akhirati”

Teman-teman PAI E (ExcLusive) dan Sahabat”ku; “Teruntuk teman-teman PAI E angakatan 2011 khususnya sahabat-sahabatku yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak. "

...........”Tiada hari yang indah tanpa kalian semua" ...........

*Arigato gozaimashita*

Page 8: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang

telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW., sehingga

penyusunan skripsi yang berjudul KOHESI SOSIAL INTERN UMAT

ISLAM(Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun

Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) di

IAIN Salatiga dapat terselesaikan.

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun

spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hanya bisa mengucapkan

banyak terima kasih dan dengan diiringi doa semoga amal baik yang telah di

berikan,mendapatkan balasan pahala dari sisi Allah SWT.

Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam.

3. Bapak Achmad Maimun, M.Ag selaku Pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan fikiranya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam

memberikan bimbingan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

Page 9: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

ix

4. Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada

penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

5. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesainya penelitian ini.

Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam penulisan

penelitian ini masih banyak kekurangannyadan penulis berharap saran dan

masukan dari para pembaca demi kebaikan penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca pada umumnya serta dapat menunjang pengembangan ilmu

pengetahuan.

Salatiga,15 September 2015

Penulis

Page 10: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

x

ABSTRAK

Ningsih Nilasari Umi, 2015.KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM(Studi

Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun

Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten

Magelang). Dosen Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag

Kata kunci: Kohesi Sosial Intern Umat Islam yang Berbeda Pemahaman

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: kohesi sosial

intern umat Islam (studi terhadap relasi antara warga muhammadiyah dan warga

NU di dusun Honggosari. Sehubungan dengan itu hendak diketahui bagaimana

relasi sosial antara kedua kelompok keagamaan tersebut serta faktor-faktor apa

yang mendukung terjadinya kohesi sosial yakni warga Muhammadiyah dan

Nahdlatul Ulama(NU). Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini

adalah (1) Bagaimana relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari? (2) Bagaimana cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan

NU terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari? (3)Faktor apa saja

yang melatarbelakangi kohesi Sosial warga Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari? (4)Bagaimana pendidikan keagamaan di kalangan warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari?

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

data maka digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.Subyek

penelitian ini adalahwarga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.Setelah

dianalisis dan disimpulkan bahwa perbedaan paham antara Muhammadiyah dan

Nahdlatul Ulama (NU) itu tidak menjadi masalah bagi warga dusun Honggosari

karena selama semua itu tidak melenceng dari Al-Qur’an dan Hadis. Serta, kohesi

sosial intern umat Islam antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari ini baik. Baik ini karena hubungan di antara mereka didasarkan

pada beberapa faktor, antara lain:1) kerjasama, baik dalam bidang keagamaan dan

sosial. Misalnya, dalam pengelolaan masjid, semua warga Muhammadiyah

maupun NU dilibatkan, dalam pengelolaan TPA, walaupun lembaga TPA

didirikan oleh warga Muhammadiyah, tetapi ada kerjasama dari warga NU, yaitu

dengan mengajikan anaknya di TPA tersebut. 2) Adanya rasa toleran, yaitu saling

menghargai pemahaman yang berbeda dan tetap berpegang terhadap pemahaman

masing-masing. Contohnya; ketika hari raya warga NU sholat ied di Masjid dan

warga Muhammadiyah di Lapangan, dan hal itu bagi warga NU maupun

Muhammadiyah tidak menjadi masalah. 3) Adanya kebersamaan antara warga

Muhammadiyah dan NU, seperti sholat bersama, mengurus masjid bersama. 4)

Serta cara pandang yang tidak fanatik, yaitu membiarkan orang lain berbeda

dengan pemahamannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankannya, di sisi

lain tetap berpegang teguh kepada yang diyakini benar.

DAFTAR ISI

Page 11: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

xi

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v

MOTTO .......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

E. Penegasan Istilah ...................................................................... 7

F. Metode Penelitian ..................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 18

Page 12: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kohesi Sosial Intern Umat Islam .............................................. 22

1. Kohesi sosial ...................................................................... 22

2. Ukhuwah dalam Islam........................................................ 23

a. Pengertian ukhuwah ........................................................ 23

b. Macam-macam ukhuwah ................................................ 26

c. Tingkatanukhuwah .......................................................... 28

d. Pentingnya ukhuwah..................................................... .. 29

B. Sekilas Sejarah Berdirinya NU dan Muhammadiyah ............... 30

1. Muhammadiyah.................................................................. 30

a. Sejarah berdirinya Muhammadiyah ................................ 30

b. Konsep ukhuwah Muhammadiyah ................................. 32

c. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah ............. 33

2. Nahdlatul Ulama(NU) ........................................................ 35

a. Sejarah berdirinya NU ................................................... 35

b. Ukhuwah NU .................................................................. 37

c. Basis massa NU .............................................................. 38

C. Pemahaman Keagamaan Antara Muhammadiyah dan NU ...... 39

1. Paham keagamaan Muhammadiyah ................................ 39

2. Paham keagamaan Nahdlatul Ulama .............................. 40

D. Prinsip-Prinsip keberagamaan Muhammadiyah dan NU ......... 42

1. Dasar-dasar paham keagamaan Muhammadiyah ............ 42

2. Dasar-dasar paham keagamaan Nahdlatul Ulama .......... 43

Page 13: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

xiii

BAB III LAPORAN PENELITIAN

A. Letak Geografis Dusun Honggosari ......................................... 46

1. Keadaan Monografi......................................................... 46

2. Keadaan Demografi ........................................................ 46

B. Keadaan Sosial Kemasyarakatan Agama ................................. 50

C. Struktur Organisasi Muhammadiyah dan NU .......................... 53

D. Kegiatan Bersama Muhammadiyah dan NU ............................ 56

E. Kerukunan dan Upaya Peningkatan ......................................... 57

F. Temuan Penelitian .................................................................... 62

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Data ............................................................................ 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 82

B. Saran ........................................................................................ 83

C. Penutup ..................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Instrumen

2. Pedoman Wawancara

3. Daftar Riwayat Hidup

4. Daftar SKK

5. Lembar Konsultasi

6. Surat Pembimbing

7. Surat Ijin Penelitian

8. Hasil Wawancara

9. Hasil Observasi

10. Dokumentasi

Page 15: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai keanekaragaman

agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, serta pemahaman agama yang

berbeda-beda. Agama merupakan sebuah sistem keyakinan yang berisikan

suatu ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat dunia akhirat

serta sarana bagi manusia untuk melakukan hubungan atau komunikasi dengan

Tuhan.Agama merupakan wujudyang mengatur kehidupan rohani manusia.

Islam yang berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan

patuh mengandung pengertian yang menunjukkan bahwa agama Islam adalah

agama yang mengajarkan pada pemeluknya untuk menyebarkan benih

perdamaian, keamanan, dan keselamatan untuk diri sendiri, sesama manusia,

dan kepada lingkungan sekitarnya sehingga dapat menciptakan suasana yang

rukun. Perdamaian, keamanan, dan keselamatan ini hanya dapat diperoleh

setiap muslim yang taat dan patuh pada perintah Allah SWT. dan menjauhi

larangan-Nya seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Sedangkan, kerukunan

adalah suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang berlainan, dan

setiap unsur tersebut saling menguatkan (Didiek, 2012: 54)

Salah satu masalah yang dihadapi umat Islam sekarang ini adalah

rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan mereka menjadi

Page 16: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

lemah, hal itu salah satunya disebabkan oleh rendahnya penghayatan terhadap

nilai-nilai Islam. Persatuan dikalangan muslim tampaknya belum dapat

diwujudkan secara nyata, perbedaan pemahaman sering kali menjadi sebab

kerenggangan umat Islam kadang kala di masyarakat, seperti warga

Muhammadiyah dan NU.Contohnya di desa Ketanggi kabupaten Suruh antara

warga Muhammadiyah dan NU ada semacam sekat.Misalnya, warga NU

mempunyai hajat, tetapi warga Muhammadiyah sama sekali tidak ikut

berpartisipasi dan sebaliknya. Maka dengan keadaan tersebut sangat terlihat

ketidakrukunan antara warga Muhammadiyah dengan NU di desa Ketanggi.

Namun, di dusun Honggosari ini antara warga Muhammadiyah dan NU sangat

rukun, mereka saling bergotong-royong baik masalah agama maupun masalah

sosial. Misalnya, sholat berjamaah antara warga Muhammadiyah dan warga

NU walaupun yang menjadi imam dari salah satu pihak, ketika ada yang

meninggal dunia baik warga Muhammadiyah maupun NU, semua ikut

berpartisipasi dalam proses pemakaman.

Dapat dilihat disisi lain,sering kali terjadi perbedaan pendapat atau

penafsiran mengenai suatu hukum yang kemudian melahirkan berbagai

pandangan yang berbeda. Misalnya,orang Muhammadiyah sholat subuh tanpa

doa qunut sedangkan orang NU menggunakan doa qunut, setiap malam jum’at

biasanya warga NU membaca surat yasin dan mungkin sebaliknya warga

Muhammadiyah juga membaca tetapi dengan bacaan surat al-kahfi, demikian

juga bacaan-bacaan sholatnya pun juga ada sebagian yang berbeda.

Seharusnya semua itu tidak menjadi masalah di kalangan umat Islam karena

Page 17: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

3

selama ajaran - ajaran tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis.

Maka, hal tersebut tidak boleh dipermasalahkan karena hal itu dapat

menimbulkan kerenggangan bahkan dapat menjadi perpecahan antara umat

Islam sendiri.

Di dalam Al-Qur’an di jelaskan dalam QS.Ali-imron[ 3] : 103

Artinya:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan

janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah

kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,

maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena

nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di

tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.

Demikianlah Allah SWT.menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar

kamu mendapat petunjuk. (QS.Ali-imron [3]: 103)

Sering dijumpai di sekitar umat Islam yang kurang menyatu karena

perbedaan pemahaman, mereka sama-sama berpegang teguh dan menguatkan

egonya masing-masing bahwa pemahaman yang di anutnya lah yang paling

benar dan seketika itu juga mereka mengecam bahwa pemahaman orang lain

itu tidak benar. Apabila umat Islam sendiri tidak dapat menjaga kesatuan, maka

agama lain akan memandang bahwa agama Islam bukanlah agama yang

Page 18: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

4

baik,sebab agama yang baik adalah agama yang mengajarkan kehidupan yang

rukun, damai, dan saling mengahargai satu sama lain.

Berbeda dengan yang telah dipaparkan di atas bahwa warga dusun

Honggosari meskipun mereka berbeda paham keagamaannya (ada yang

muhammadiyah dan ada yang NU), akan tetapi mereka dapat bekerjasama

dalam lingkup keagamaan maupun sosial.Di dusun Honggosari ini, mereka

saling menghargai satu sama lain dan menjadikan perbedaan pemahaman ini

suatu ilmu yang baru dan semata-mata dengan niat mencari ridho Allah SWT.

Kehidupan yang multikultural ini bisa berdamai dan saling tolong-

menolong dalam suka maupun duka. Manusia adalah insan sosial, dengan

demikian dia tidak bisa berdiri sendiri, antara satu sama lain saling

membutuhkan. Manusia yang satu dengan yang lainnya mempunyai corak yang

berbeda, kendati demikian keduanya mempunyai kepentingan yang sama

dalam menjalani kehidupannya.

Mengenai realita ini penulis ingin mencoba memberikan suatu gambaran

tentang kohesi sosial intern umat Islam studi terhadap relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan

Mertoyudan kabupaten Magelang, dimana masyarakat dusun ini semua

beragama Islam, tetapi terdapat 2 aliran atau pemahaman yang berbeda yaitu

Muhammadiyah dan NU.Namun, masyarakat di dusun ini mampu menerapkan

sikap toleransi antar umat Islam. Misalnya, warga Muhammadiyah dan warga

NU sama-sama mau mengurus masjid yang ada di dusun Honggosari ini

meskipun masjid tersebut diketuai oleh warga Muhammadiyah, dan setiap

Page 19: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

5

malam selasa di masjid tersebut ada kegiatan pengajian warga Muhammadiyah

dan warga NU pun juga ikut serta dalam pengajian tersebut. Perbedaan paham

itu tidak menjadi masalah bagi warga dusun Honggosari karena selama semua

itu tidak melenceng dari Al-Qur’an dan Hadis. Penulis mengangkat judul ini

agar dapat menjadi contoh di kalangan umat Islam yang lain.

Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut.

Maka, dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul KOHESI

SOSIAL INTERN UMAT ISLAM(Studi Terhadap Relasi antara Warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan

Mertoyudan kabupaten Magelang).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari?

2. Bagaimana cara pandangkeagamaan warga Muhammadiyah dan NU

terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari?

3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga Muhammadiyah

dan NU di dusun Honggosari?

4. Bagaimana pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari?

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

Page 20: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

6

1. Untuk mengetahuirelasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari.

2. Untuk mengetahui cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan NU

terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari.

3. Untuk mengetahui apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

4. Untuk mengetahui pendidikan keagamaan di kalangan warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas

tentangkohesi intern umat Islam studi terhadap relasi antara warga

Muhammadiyah dan NUdi dusun Honggosari.Dari informasi tersebut

diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktisyaitu:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan

khususnya tentang kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman

di dusun Honggosari dan menambah toleransi sesama umat Islam.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kerukunan umat Islam

yang mempunyai pemahaman agama Islam yang berbeda serta memberi

masukan bagi masyarakat muslim di lapangan setempat dalam menjaga

relasi antara umat Islam, antara lain :

Page 21: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

7

a. Dapat mempererat tali silaturrahim dan menghindari terjadinya

perpecahan.

b. Dapat menciptakan suasana damai dalam bermasyarakat.

c. Meminimalisir konflik yang mengatasnamakan agama.

E. Penegasan Istilah

Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini terlebih dahulu

peneliti memberikan penjelasan-penjelasan terhadap istilah-istilah yang

terkandung dalam skripsi ini, dengan maksud agar nantinya tidak salah

pengertian di kalangan pembaca dalam memahami skripsi ini. Adapun istilah-

istilah yang dimaksud adalah:

1. Kohesi Sosial

Kohesi adalah kesatuan, kohesi yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah ukhuwah, kata ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya

adanya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-

masing memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun

duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap

timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan

dan sikap saling membagi kesenangan kepada pihak lain mengalami

kesulitan.

2. Umat Islam

Menurut KBBI (1982: 1123), kata umat berarti : para penganut atau

pengikut suatu agama. Umat adalah sekelompok orang yang menganut

suatu agama dan melaksanakan ajaran agama tersebut. Islam adalah agama

Page 22: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

8

yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. (KBBI, 1982: 388).

Sedangkan menurut Mudjahid (1996: 125) Islam adalah penyerahan diri.

Islam mempunyai lima tiang utama yaitu : syahadat, sholat, puasa, zakat,

dan haji,Islam mengajarkan bahwa Allah SWT.menurunkan firman-Nya

kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya dan meyakini

dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul

terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT.

Jadi umat Islam adalah sekelompok orang yang mengakui bahwa

tidak ada Tuhan selain Allah SWT. yang wajib disembah dan Muhammad

adalah utusan-Nya serta mendirikan sholat, mengeluarkan zakat,

menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika mampu.

3. Muhamadiyah

Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir sebagai alterntif

berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam di Indonesia sekitar akhir

abad 19 dan awal abad 20 yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan(Mulkhan,

1990:1).

Warga Muhammadiyah lebih menekankan kepada amar ma’ruf nahi

mungkar, setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah

dengan sebaik-baiknya dan membudayakan ibadah sunah sesuai dengan

tuntutan Rasulullah SAW. serta tidak menjauhkan diri dari kehidupan

dengan landasan Iman, Islam, dan Ihsan.

Page 23: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

9

4. Nahdatul Ulama (NU)

Nahdatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi Islam yang didirikan

oleh Syaikh Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya

(Jaiz, 2006:141). NU pada dasarnya adalah sebuah identitas kultural

keagamaan yang dianut mayoritas umat Islam Nusantara. Warga NU

menganut paham ahlussunah wal jama’ah, bahwa mereka mengakui empat

madzhab dan menganut satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i,

Hambali) tersebut dalam menjalankan ibadahnya.

Jadi yang peneliti maksudkan kerukunan intern umat Islam yang

berbeda pemahaman adalah tidak terjadinya perpecahan umat Islamantara

Muhamadiyah dan NU dan saling menghargai pendapat satu sama lain.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Lexy J.Moleong

menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian.Misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah (Moleong, 1988:6).

Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah warga dusun

Honggosari yang beragama Islam .

Page 24: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

10

Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis

testing,sehingga teori yang dihasilkan bukan teori subtansif dan teori-teori

yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti hanya

mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di dusun

Honggosari.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data dilapangan.

Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah

berbagai bentuk alatbantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang

dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun

berfungsi sebagai instrument pendukung.Oleh karena itu, kehadiran

peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk

memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara

langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya disini

mutlak diperlukan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di dusun Honggosari desa Jogonegoro

kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang mulai bulan April hingga

selesai.

Pemilihan lokasi didusun Honggosari sebagai tempat penelitian

karena melihat realita yang ada yaitu rukunnya umat Islam yang berbeda

pemahaman agama Islam yaitu Muhamadiyah dan NU.

Page 25: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

11

4. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder. Menurut Lofland dan Lofland seperti yang

dikutip oleh Moelong (2010: 157) sumber data primer dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata perilaku dan data tambahan seperti dokumen.

Data yang dikumpulkan meliputi berbagai macam data yang berhubungan

dengan pola kerukunan hidup intern umat Islam yang berbeda pemahaman

di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten

Magelang. Sedangkan, data sekunder adalah sebagai data pendukung data

primer dari dokumen, serta data yang telah dikumpulkan oleh kantor balai

desaJogonegoro. Adapun data yang dapat diambil, sebagai berikut :

1) Data primer : data yang diambil dari hasil interview dengan

tokoh masyarakat setempat seperti pak lurah, pak kadus, tokoh

masyarakat, serta sebagian warga dusun Honggosari, yaitu tentang

keadaan sosio kultural masyarakat dusun Honggosari, bentuk

kerukunan hidup intern umat Islam yang berbeda pemahaman di

dusun Honggosari, dan faktor yang melatarbelakangi kerukunan

antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

2) Data sekunder :Keadaan geografis dusun Honggosari, sejarah

Masjid Al-Mubarok dusun Honggosari, serta struktur organisasi

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

Seperti halnya dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Page 26: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

12

Jenis data Sumber Data Tekhnik

Data Primer

1. kerukunan antara warga

Muhammadiyah dan NU

2. Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU

3. Cara pandang warga

Muhammadiyah dan NU

terhadap pemahaman yang

berbeda

4. Faktor yang

melatarbelakangi kohesi sosial

warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari

5. Pendidikan keagamaan

dikalangan warga

Muhammadiyah dan NU di

dusun Honggosari

1. Tokoh masyarakat

2. Pemuka Agama

3. Masyarakat

4. Warga

Muhammadiyah

5. Warga NU

wawancara

Data Sekunder

1. Keadaan geografis

2. Keadaan demografi

3. Sejarah masjid

4. Kegiatan masyarakat antara

warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari

5. Struktur organisasi warga

Muhammadiyah dan NU

1.

1. Dokumen dusun

Honggosari

2. Monografi

masyarakat

3. Pengurus

Muhammadiyah dan

NU

Observasi

Dokumentasi

6. Prosedur Pengumpulan Data

a. Observasi

Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan.

Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian observasi adalah

mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari

jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosialkeagamaan

Page 27: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

13

(perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol

tertentu) selama beberapa waktu tanpa memengaruhi fenomena yang

diobservasi yaitu dengan mencatat, merekam, memotret fenomena

tersebut guna penemuan data analisis (Thobrani, 2001: 167).Menurut

peneliti observasi adalah mengamati objek untuk dijadikan ukuran ada

tidaknya kerukunan intern agama Islam yang berbeda pemahaman di

dusun tersebut.

Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam dua

kelompok besar yaitu observasi nonpartisipan dan observasi

partisipan. Observasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah

observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut peranan

tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau fenomena

dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana

mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah

laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi ini bersifat terbuka

karena diketahui oleh subjek yang diteliti (Suprayogo,2003:167).

Data-data yang akan digali melalui observasi pengumpulan data

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1) Kondisi obyektif warga dusun Honggosari

Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung kondisi obyektif

warga dusun Honggosari dengan cara melakukan wawancara

kepada warga dan mengamati langsung keadaan yang ada.

Page 28: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

14

2) Kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman

Peneliti melakukan wawancara kepada masing-masing warga

Muhammadiyah dan warga NU dengan menggunakan pedoman

wawancara.

b. Interview / Wawancara

Interview yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu(Moleong,2011:186).

Sedangkan menurut Zulganef (2008:162) wawancara adalah suatu

proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan responden

dimana pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada

responden secara lisan, merangsang responden untuk menjawabnya,

menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara

terbuka dimana para subjeknya tahu bahwa mereka sedang

diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara

itu. Selain itu, penelitian ini juga termasuk kedalam jenis wawancara

terstruktur dimana dalam suatu kegiatan wawancara yang

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan

disusun dengan rapi dan ketat (Moleong, 2008:188).

Page 29: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

15

Untuk membantu mendapatkan data penting maka peneliti

menggunakan tape recorder. Dalam wawancara, pewawancara

harus mampu menciptakan hubungan yang baik, sehingga

informan bersedia bekerjasama dan merasa bebas berbicara serta

dapat memberikan informasi yang sebenarnya.

Wawancara akan dilakukan dengan beberapa warga dusun

Honggosari yang berpaham Muhammadiyah dan NU baik itu laki-

laki maupun perempuan. Metode ini digunakan untuk mencari

informasi mengenai kohesi sosial intern umat Islam studi terhadap

relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

c. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (1998:236) menjelaskan metode

dokumentasi yaitu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya

terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan

tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau

merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan dan buku.

Data-data yang akan digali melalui dokumentasi, antara lain

sebagai berikut :

1) Letak geografis dusun Honggosari

2) Sejarahmasjid Honggosari

3) Struktur organisasi Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari

Page 30: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

16

7. Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan

melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian

data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikupas secara

runtut.

Menurut Salim (Maslikhah, 2013:323) proses analisis data

sebagaimana penelitian kualitatif, maka digunakan teknik analisis data

dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data yaitu

proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan

transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan. Penyajian data yaitu

deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk

melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Verifikasi

dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari

gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola

penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur akusalitas, dan

proposisi. Jadi, dalam analisis data terdapat tiga hal yaitu dengan reduksi

data, penyajian data, dan verifikasi.

Maka dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif,

dimana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik yang

meliputi cara berfikir induktif, yaitu peneliti berangkat dari pengetahuan

yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.

Page 31: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

17

8. Pengecekan Keabsahan Temuan

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data yang

dikumpulkan, peneliti menggunakan trianggulasi. Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian

(Moloeng, 2011:330).

Dalam penelitian ini, Triangulasi yang peneliti gunakan yaitu,

metode wawancara, sumber, dan observasi. Triangulasi wawancara adalah

menggali kebenaran informan melalui wawancara dari informan tersebut,

dan triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informan tertentu

melalui sumber yang berbeda. Sedangkan, triangulasi observasi adalah

menggali kebenaran informan tertentu dengan mengamati langsung dan

dokumentasi. (http://mudjiarahardjo.com/component/content.html, diakses

8April 2015). Misalnya dengan bertanya kepada orang terdekat dari

informan untuk memperkaya pengetahuan peneliti.

9. Tahap-tahap penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke

lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap

penelitian laporan.Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

a. Tahap sebelum kelapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi

Page 32: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

18

lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi

fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman di

dusun honggosari.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh

melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam tentang

kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman. Kemudian,

dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan

cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data,

sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk

memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d. Tahap Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian, kegiatan pengumpulan data sampai pemberian

makna data. Setelah itu, melakukan konsultasi hasil penelitian dengan

dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan

Page 33: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

19

tersebut dengan peneliti skripsi yang sempurna.Langkah terakhir

melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat

dijabarkan sebagai berikut:

BABI PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan akan dibahas:

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Penegasan Istilah

F. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

2. Kehadiran Peneliti

3. Lokasi Penelitian

4. Sumber Data

5. Prosedur pengumpulan Data

6. Analisis Data

7. Pengecekan Keabsahan Data

8. Tahap-tahap Penelitian

G. Sistematika penulisan

Bab II LANDASAN TEORI

Page 34: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

20

Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang berhubungan

dengan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan, antara lain:

A. Kohesi sosialintern umat Islam

1. Kohesi sosial

2. Ukhuwah dalam Islam

a. Pengertian ukhuwah

b. Macam-macam ukhuwah

c. Tingkat ukhuwah

d. Pentingnya ukhuwah

B. Sekilas Sejarah Muhammadiyah dan NU

1. Muhammadiyah

a. Sejarah Muhammadiyah

b. Konsep ukhuwah Muhammadiyah

c. Keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah

2. Nahdalatul Ulama (NU)

a. Sejarah NU

b. Ukhuwah NU

c. Basis massa NU

C. Pemahaman keagamaan antara Muhammadiyah dan NU

1. Paham Muhammadiyah

2. Paham Nahdlatul Ulama (NU)

D. Prinsip-prinsip keberagamaan Muhammadiyah dan NU

Page 35: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

21

1. Dasar-dasar paham keagamaan Muhammadiyah

2. Dasar-dasar paham keagamaan NU

Bab III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini akan dibahas beberapa laporan penelitian antaralain:

1. Letak geografis dusun Honggosari.

2. Sejarah Masjid Al-Mubarok dusun Honggosari.

3. Struktur organisasi Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari.

4. Kondisi obyektif warga Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari.

Bab IV PEMBAHASAN

Meliputi :

1. Relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

2. Cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan NU

terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari.

3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga

Muhammadiyah dan NU di usun Honggosari.

4. Pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah

dan NU di dusun Honggosari.

Bab V PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

3. Penutup

Page 36: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kohesi Sosial Intern Umat Islam

1. Kohesi Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 712) salah satu

pengertian dari kohesi adalah hubungan yang erat; perpaduan yang kokoh.

Sedangkan, sosial adalah berkenaan dengan masyarakat; suka

memperhatikan kepentingan umum. Jadi, kohesi sosial adalah kekuatan

yang berlaku pada anggota suatu masyarakat untuk tinggal di dalamnya,

dan dengan aktif berperan untuk kelompok menjadi kompak.

(https://googleweblight.com/, di akses 14 September 2015)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa kohesi merupakan

usaha suatu kelompok untuk menyatu dengan kelompok yang lain.

Sedangkan, sosial adalah hubungan manusia dengan manusia dalam suatu

lingkungan, yang di dalamnya terdapat interaksi kehidupan seperti gotong-

royong. Jadi, kohesi sosial adalah keterikatan manusia dalam sebuah

kelompok yang saling mendorong dan membantu satu sama lain dengan

landasan kebersamaan dan persaudaran.

Persatuan adalah buah persaudaraan, di mana masyarakat Islam yang

bersaudara adalah masyarakat yang satu dalam akidah, ibadah, akhlak,

nilai-nilai kemanusiaan dan dasar-dasar hukumnya. Islam telah

menyatukan seseorang dalam ikatan persaudaraan yang di dalamnya

Page 37: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

23

terdapat berbagai perbedaan aliran pemikiran, keanekaragaman budaya,

serta tingkat kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik (Musa, 2005:68).

Kohesi dalam Islam tidak lain adalah ukhuwah, seperti halnya kohesi

kelompok dalam bidang akidah atau akhlak dapat dilihat secara real dalam

bentuk ukhuwah antar umat Islam.

2. Ukhuwah dalam Islam

a. Pengertian Ukhuwah

Ukhuwah berasal dari kata أخااا -يااا خ –أخااا yang berarti

“menjadikan saudara atau kawan” (Yunus, 1973: 36). Persaudaraan

yang dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara

yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara

seiman.Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh

suku, bangsa dan lain sebagainya.Adapun secara istilah ukhuwah

islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah

kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan

perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling

percaya terhadap saudara seakidah.

Ukhuwah (persaudaraan) adalah sesuatu yang telah dicontohkan

oleh Rasullullah SAW. dan menjadi salah satu keharusan dalam syariat

Islam di mana Islam begitu menjunjung tinggi persaudaraan, baik

sesama muslim maupun non muslim, dan inilah bukti bahwa Islam

adalah agama rahmatan lil alamin.

Page 38: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

24

Dengan berukhuwah akan timbul sikap saling tolong-menolong,

saling pengertian dan tidak mendzalimi harta maupun kehormatan

orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata. Sedangkan,

menurut Muhaimin, (2005: 357) ukhuwah berarti kesamaan dan

keserasian dalam banyak hal.Dengan konsep ukhuwah, diharapkan ada

persaudaraan dan persamaan yang tidak membeda-bedakan umat

manusia atas jenis kelamin, asal-usul, etnis, warna kulit, latar belakang

historis, sosial, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah

umat yang satu (QS.Al-Isra’ ayat 27).

Islam sangat menekankan pentingnya ajaran ukhuwah Islamiyah

(persaudaraan antara sesama muslim) baik dalam Al-Qur’an maupun

dalam Hadis. Ajaran tentang ukhuwah ini sangat ditekankan dengan

maksud untuk membina dan mengembangkan terciptanya pilar-pilar

kerukunan hidup dan hubungan harmonis antara sesama umat Islam

(Faisal, 2004: 41).

Jadi ukhuwah antar umat Islam itu didasarkan pada akidah

Islamnya dan pemenuhan kebutuhan sosial yang digambarkan

bagaikan satu bangunan, di mana umat Islam satu sama lain saling

menguatkan dan juga digambarkan seperti satu tubuh,jika ada bagian

tubuh yang sakit maka seluruh anggota tubuh merasakan sakit.

Ukhuwah sangat diperlukan bagi manusia dalam

mempertahankan hidupnya baik untuk dirinya sendiri, kelompok

ataupun untuk berbangsa. Manusia itu sendiri akan membentuk

Page 39: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

25

kelompok agar keinginan dapat terwujud, maka setiap kelompok

masyarakat harus dapat memelihara keberagaman agama dan

kerukunan tersebut.

Nilai-nilai sosial yang ditekankan oleh Islam adalah ukhuwah

(persaudaraan), maka hendaknya manusia hidup di masyarakat itu

saling mencintai dan saling menolong dengan diikat oleh perasaan

layaknya anak-anak dalam satu keluarga (Yusuf, 2003: 221).Di antara

buah persaudaraan adalah persatuan (wihdah).

Masyarakat Islam tidak pantas bila berpecah-belah seperti

masyarakat lainnya yang dipicu oleh fanatisme golongan, ras, warna

kulit, tanah air, bahasa, kelas sosial, madzhab, atau yang lainnya

sehingga umat Islam dapat bersatu dengan tidak memandang sebelah

mata perbedaan yang ada. Perbedaan pendapat tidak boleh menjadi

penyebab perpecahan atau permusuhan, karena para sahabat dan tabiin

juga berselisih dalam berbagai persoalan.Akan tetapi, hal itu tidak

membuat mereka berpecah-belah, bahkan mereka toleran dan saling

mendoakan (Yusuf, 2003: 238).

Al-Qur’an menegaskan konsep persaudaraan sesama umat Islam

dalam surat Al-Hujurat [49]: 10

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Oleh

sebab itu,damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua

Page 40: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

26

saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu

mendapat rahmat.Al-Hujurat [49]: 10

Berikut merupakan pengertian ukhuwah menurut beberapa ahli:

1) Menurut Imam Hasan Al Banna, ukhuwah adalah keterikatan hati

dan jiwa satu sama lain dengan ikatan akidah.

2) Menurut Ibnu Katsir, ukhuwah adalah semuanya adalah saudara

seagama, Rasulullah SAW. bersabda bahwa seorang muslim

saudara bagi muslim yang lain, tidak mendzalimi dan tidak

mencelakakannya.

Jadi ukhuwah adalah segala apa saja yang terhindar dari sesuatu

yang menunjukkan perbedaan ras ataupun golongan. Islam itu

didasarkan pada kasih sayang yang mencerminkan persatuan

dan persaudaraan.

b. Macam-macam Ukhuwah

Menurut Musa (2005: 67) manusia yang baik adalah manusia

yang dapat menjalin dan mempereratukhuwah antar sesama manusia.

Ada empat macam ukhuwah yang seharusnya dijalin dikehidupan

manusia.

1) Ukhuwah Basyariah adalah persaudaraan yang lahir dari kodrat

kehidupan manusia, terutama dalam dimensi kehidupan kebutuhan

yakni kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan fisik lainnya. Ini

antara satu dengan yang lainnya saling membutuhkan dan

tergantung, sehingga ketika muncul bahaya kelaparan yang ditandai

oleh adanya kekurangan makanan dan minuman, maka bahaya

Page 41: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

27

kelaparan itu sesungguhnya merupakan tantangan fundamental bagi

ukhuwah basyariah. Oleh karenanya, setiap individu sebagai

basyarberkewajiban untuk ikut membantu dan mengatasinya.

2) Ukhuwah Insaniyah adalah persaudaraan yang terbawa oleh kodrat

manusia sebagai makhluk berfikir yang menjadi basis

berkembangnya kemampuan penciptaan dan kreativitas. Ukhuwah

Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran, bahwa semua umat

manusia adalah makhluk Allah SWT. Sekalipun, Allah

memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran Islam, tetapi Allah

juga memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih

jalan hidup berdasarkan atas pertimbangan rasionya.

Apabila Ukhuwah Insaniyah, tidak dilandasi dengan ajaran

agama, keimanan, dan ketakwaan, maka yang akan muncul adalah

jiwa kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal atau

haram bahkan dapat bersikap kanibal terhadap sesamanya.

3) Ukhuwah Wathoniyah adalah persaudaraan yang diikat oleh jiwa

nasionalisme atau jiwa kebangsaan tanpa membedakan agama,

suku, warna kulit, adat istiadat, budaya, dan aspek-aspek

kekhususan lainnya. Semuanya itu adalah saudara yang perlu untuk

dijalin, karena sama-sama satu bangsa yaitu Indonesia. Mengingat

pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini Rasulullah SAW.

bersabda “hubbul wathon minal iman” artinya cinta sesama

saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.

Page 42: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

28

4) Ukhuwah Islamiyah adalahpersaudaraan yang lahir karena

keyakinan Islam yang dipeluk oleh sekelompok orang atau

masyarakat tanpa membedakan golongan, dengan Islam diletakkan

sebagai pedoman bagi kehidupannya. Sama akidahnyalaa ilaaha

illallah maka itu adalah saudara dan harus dijalin dengan sebaik-

baiknya.

Sesama umat Islam adalah saudara dan wajib menjalin terus

persaudaraan di antara sesama umat Islam, marilah yang

saudaradijadikan saudara dan janganlah saudara dianggap sebagai

musuh hanya karena masalah-masalah sepele kecil yang tidak

berarti. Jika dilakukan, maka akan terjadi permusuhan yang pada

akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa

terutama kerukunan umat Islam sendiri. Menurut Yusuf, (2003:

234) masyarakat Islam yang bersaudara adalah masyarakat yang

satu dalam sumber hukum sekaligus sebagai sumber hidayah yaitu

Al-Qur’an dan Sunnah, memiliki satu idola yaitu Rasulullah SAW.

sebagai uswah khasanah serta tidak berpecah-belah karena

fanatisme golongan, ras, kelas sosial, madzhab sehingga dapat

merongrong persatuan.

Jadi Islam memandang bahwa keempat bentuk ukhuwah itu

sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dan harus dijalankan

secara seimbang.Sebagai seorang muslim harus berupaya

semaksimal mungkin untuk mengaktualiksasikan keempat macam

Page 43: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

29

ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apabila

keempatnya terjadi secara bersamaan, maka yang harus

diprioritaskan adalah Ukhuwah Islamiyah, karena ukhuwah ini

menyangkut kehidupan dunia dan akhirat.

c. Tingkatan Ukhuwah

1) Kadar ukhuwah umat Islam menurun ke tingkat paling rendah dan

sewaktu-waktu bisa terjadi disintegrasi, manakala masalah-masalah

paham keagamaan ditanggapi tidak dengan pemahaman, melainkan

dengan emosi atau hawa nafsu.

2) Kadar ukhuwah umat Islam dapat mencapai tingkat tinggi dan utuh

serta tidak ada lagi batas minna wa minhum,manakala interaksi

antar kelompok umat Islam dilaksanakan menurut ketentuan Al-

Qur’an dan Hadis (Sjamsudduha, 1999:151).

d. Pentingnya Ukhuwah Dalam Kehidupan

Di tengah-tengah kehidupan zaman modern kerukunan atau

ukhuwah menjadi hal yang sangat penting untuk dibangun demi

terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai, menjaga

kerukunan adalah suatu bentuk ketakwaan kepada Allah SWT.

Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antar sesama

umat Islam, diantaranya:

1) Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan)

Sebagai contoh dapat dilihat dalam kisah heroik perjuangan

para pahlawan, bangsa negeri yang bisa dijadikan landasan, betapa

Page 44: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

30

ukhuwah benar-benar mampu mempersatukan para pejuang pada

waktu itu. Tidak ada rasa sungkan untuk berjuang bersama, tidak

terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah

keinginan bersama untuk merdeka, dan kemerdekaan hanya bisa

dicapai dengan persatuan.

2) Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan)

Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan kekuatan

(quwwah) karena rasa persaudaraan atau ikatan keimanan yang

sudah ditanamkan dapat menentramkan dan menenangkan hati

yang awalnya gentar menjadi tegar sehingga ukhuwah yang telah

terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat.

3) Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang)

Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah

tertanam kuat dengan baik pada akhirnya memunculkan rasa kasih

sayang antar sesama saudara seiman,yang dulunya belum kenal

sama sekali namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan

bersama. Inilah puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar

sesama umat Islam (http://cakhakam.blogspot.com, di akses 6

Agustus 2015).

Oleh karena itu, ikatan persaudaraan khususnya antara sesama

mukmin merupakan model persaudaraan yang paling berharga dan

hubungan paling mulia antara sesama manusia. Apabila umat Islam

bisa membangun persaudaraan yang lebih kokoh, tanpa memandang

Page 45: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

31

perbedaan akidah dan saling melengkapi satu sama lain, maka agama

Islam akan lebih indah dan bermakna. Seperti dalam sebuah hadits

yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dikatakan bahwa “hubungan

antara muslim itu bagaikan anggota tubuh yang tidak bisa terpisah

satu sama lain”.

B. Sekilas Sejarah Muhammadiyah dan NU

1. Muhammadiyah

a. Sejarah Muhammadiyah

Nama kecil KH Muhammad Dahlan ialah Muhammad Darwis,

semasa kecilnya, Muhammad Darwis tidak pernah pergi ke Sekolah.

Ayah Darwis sendirilah yang mendidiknya, seperti mengaji sebelum

mengirimkannya ke ulama lain untuk memperdalam agamanya,

kemudian ia menuntut ilmu di Mekkah dan melaksanakan ibadah haji

pada tahun 1890 saat berusia 22 tahun. Setelah melaksanakan haji, ia

berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Ia pernah berguru selama 2

tahun kepada Syekh Ahmad Chatib, ulamakelahiran Bukit Tinggi yang

berkedudukan di Masjid Al-Haram sebagai imam mazhab Syafii.

Ahmad Dahlan juga diperkenalkan kepada Hasyim Asy’ariyang kelak

menjadi pendiri Nahdlatul Ulama (Rusli, 1986: 3).

Organisasi Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal

8 Dzulhijjah tahun 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Masehi

(Umar Hasyim, 1990:5). Nama Muhammadiyah mengandung

pengertian sebagai sekelompok orang yang berusaha

Page 46: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

32

mengidentifikasikan dirinya atau membangsakan dirinya sebagai

pengikut, penerus, dan pelanjut perjuangan dakwah Rasulullah dalam

mengembangkan tata kehidupan masyarakat. Dengan

demikian,Muhammadiyah dimaksudkan sebagai organisasi yang gerak

perjuangannya ditujukan untuk mengembangkan suatu tata kehidupan

masyarakat sebagaimana dikehendaki Islam (Mulkhan, 1990: 8).

Organisasi Muhammadiyah ini pada mulanya hanya terbatas pada

lingkup Yogyakarta, kemudian berkembang di berbagai tempat Pulau

Jawa, dan pada akhirnya ke seluruh Indonesia. Perkembangan gerakan

Muhammadiyah yang cepat itu didukung oleh tiga faktor, yaitu:

keberadaan K.H.Ahmad Dahlan sebagai anggota yang berpengaruh di

organisasi Budi Utomo (BU), pengaruh kalangan pedagang dari

Sumatera Barat yang beroperasi di Pulau Jawa, sikap K.H.Ahmad

Dahlan sendiri yang akomodatif terhadap pihak-pihak yang

dipengaruhinya. Hal inilah yang menjadikan Muhammadiyah mampu

menjalin hubungan yang baik dengan pihak-pihak lain, sehingga

perkembangan Muhammadiyah pun semakin mengalami peningkatan

(Zudi, 2007: 71)

Organisasi Islam yang mempunyai peranan sangat penting di

Indonesia adalah Organisasi Muhammadiyah. Perjuangannya sangat

gigih dalam menyebarkan misi dakwah pada waktu itu, yang masih

banyak mengerjakan bid’ah dan lain sebagainya yang akan menjauhkan

Page 47: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

33

umatnya pada kesyirikan sehingga akan membawa kesesatan pada umat

manusia (Rusli, 1986: 290).

b. Konsep ukhuwah Muhammadiyah

Menurut Amin (1995: 66) konsep ukhuwah Muhammadiyah ini

dikembalikan pada tahuid atau keesaan Allah. Jalan akan lebih mudah

kalau berpegang pada tauhid dan amal shaleh sebagai hal yang pokok

dalam Islam. Perbedaan-perbedaan ajaran agama tidak menjadi masalah

untuk masuk surga selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan

Hadits.

Sedangkan bagi KH. Ahmad Dahlan, perbedaan adalah rahmat. Ia

tidak akan mengusik perbedaan yang terjadi di tengah-tengah

masyarakat bila tidak bersinggungan dengan agama Islam. Islam

mengajarkan bagaimana umatnya untuk selalu bersikap dan bertingkah

laku sesuai dengan syariat Islam (M. Sanusi, 2013: 158).

Sebagai seorang muslim seharusnya tidak perlu berdebat soal

dikotomi tradisional atau modern, qunut, tarawih 11 atau 23 rakaat, doa

pakai mengangkat dua tangan atau satu tangan. Semua itu tidak perlu

dipersoalkan yang penting adalah kesamaannya yaitu iman dan amal

shaleh. Kesamaan itulah yang harus menjadi perekat dalam ukhuwah

Islamiyah.

c. Keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah

keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah adalah

menyangkut fungsi dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan,

Page 48: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

34

khususnya di lingkungan masyarakat dan bangsa Indonesia, bahwa

Muhammadiyah mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk berusaha

bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil, makmur, dan

diridhoi Allah SWT.

Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah sebagai buah

pemikiran dasar Muhammadiyah yang mengandung risalah atau misi

Muhammadiyah,sertapaham Muhammadiyah tentang Islam dan

tanggung jawab Muhammadiyah terhadap Negara Republik Indonesia

yang berfalsafah Pancasila ini diyakini dan menjadi cita-cita hidup

Muhammadiyah (Haedar, 1992: 30). Keyakinan dan cita-cita hidup

Muhammadiyah antara lain sebagai berikut:

1) Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf

nahi munkar. Berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan

Hadis, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat

utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT. untuk

melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah

Allah dimuka bumi.

2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah

yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh,

Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya sampai kepada nabi penutup

yaitu Muhammad SAW. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada

umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup

materil dan spiritual, duniawi, serta ukhrawi.

Page 49: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

35

3) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan Al-Qur’an

dan Hadis.

4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam

yang meliputi bidang-bidang akidah, akhlak, ibadah dan muamalah.

5) Muhammadiyah mengajak lapisan bangsa Indonesia yang telah

mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai

kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia

yang berdasar Pancasila dan UUD 1945 untuk bersama-

samamenjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi

Allah SWT.

Menurut Rusli (1998:288) cita-cita hidup Muhammadiyah adalah

pengalaman Islam dalam rangka terjelmanya masyarakat yang mulia. Ia

membawakan suatu simponi wahyu Allah yang terakhir, yang

digemakan oleh nabi Muhammad SAW. yang memberi uswah khasanah

kepada umat manusia (muslimin) untuk mengubah dunia dengan iman,

amal, dan ilmu, serta akhlakul kharimah.

2. Nahdatul Ulama

a. Sejarah Nahdatul Ulama (NU)

Nahdatul Ulama (NU) didirikan oleh para ulama pesantren di

Surabaya Jawa Timur pada tahun 1926. Secara sosiologis-antropologis,

NU berakar kuat pada sendi-sendi paham keagamaan dan tradisi para

kiai serta ulama. Paham dan ajaran para kiai sangat kental mewarnai

Page 50: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

36

dasar-dasar pemahaman, bangunan tradisi dan perilaku sosial

keagamaan, dan kebudayaan yang dianut oleh NU (Faisal, 2004: 73).

Sejarah perkembangan NU secara luas bisa dibagi dalam tiga

fase: periode awal sebagai organisasi sosial keagamaan, periode tengah

sebagai partai politik atau menjadi unsur formal dari sebuah partai, dan

periode terakhir kembali ke aktivitas-aktivitas sosial keagamaan (Grek,

1996: 1).

Nahdatul Ulama (NU) adalah organisasi yang dalam hal berfiqih

menganut salah satu madzhab empat, dalam berakidah menganut

Asy’ari Maturidi. Bermazdhab adalah mengikuti salah satu mazdhab.

“Mazdhab” itu sendiri artinya aliran atau jalan, bagi orang NU kalau

tidak mau mengikuti NU berarti bukan orang NU. Sebab, bagi orang

NU beragama harus memakai dasar Al-Qur’an dan Hadis, tidak

sembarang orang boleh diikuti. Para ulama NU bersepakat, imam yang

layak dijadikan sebagai panutan hanya empat mujtahid, sedang

madzhab-madzhab yang sah diikuti oleh orang NU tidak lebih dari

empat madzhab yaitu; Hanafi, Maliki, syafi’i, dan Hambali.

Jadi ajaran Nahdlatul Ulama amat menghargai perbedaan

pendapat dan menjaga jangan sampai umat Islam terpecah-belah

dikarenakan berbeda melakukan ritual syari’ah. Dalam masyarakat,

perbedaan merupakan sebuah perbedaan yang pasti ada. Oleh karena

itu, saling menghargai sangat diperlukan agar hubungan antarsesama

manusia dapat berjalan dengan baik. Sebagai umat Islam, harus tetap

Page 51: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

37

menjaga harga diri dan identitas serta sikap sebagai seorang muslim

yang teguh dan baik. Dengan demikian, tugas manusia sebagai

rahmatan lil-alamindapat dilaksanakan dengan baik.

Keberagaman adalah keniscayaan hidup, tidak mungkin dunia

bisa diseragamkan, bahkan dalam suatu komunitas pun susah

memaksakan seluruh manusianya agar sepemikiran atau sepaham

(Ahmad, 2012: 84).Perbedaan merupakan sunatullah yang ditetapkan

Allah SWT. bagi sekalian makhluk-Nya, maka dengan perbedaan itulah

kehidupan di muka bumi ini dapat berlangsung dengan dinamis dan

interaktif. Untuk itulah,umat Islam harus meneladani contoh Rasulullah

SAW. bertoleransi dalam perbedaan yang ada.

b. Ukhuwah Nahdatul Ulama

Nahdatul Ulama dibangun berlandaskan perdamaian (islah).Hal

ini selaras dengan cita-cita pembangunan nasional secara aktif dan

positif bukan sekedar menjalankan tanggung jawab sebagai bangsa tapi

juga untuk melaksanakan kewajiban agama serta untuk merealisasikan

cita-cita (Grek, 1996: 82).

Tiga prinsip utama dalam paham ahlussunah wal jama’ah :

1) Tawasuth

NU memiliki prinsip tawasuthyang dimaksudkan sebagai sikap

tengah, yang berintikan pada prinsip hidup yang menjujung tinggi

keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan bersama dan

menghindari sikap ekstrim.

Page 52: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

38

2) Tasamuh

Tasamuh bagi NU diartikan sebagai sikap toleran terhadap perbedaan

pandangan, baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan, maupun

kebudayaan. NU mengajarkan untuk tidak pernah bersikap keras

apalagi memusuhi umat beragama lain.

3) Tawazun

NU memegang teguh prinsip tawazun yang berarti dalam setiap

gerakan maupun langkahnya harus bersikap seimbang. Sikap ini

menekankan keseimbangan pengabdian manusia terhadap Allah SWT.

dan sesama manusia. Warga NU menyeimbangkan antara

hubungannya dengan Allah serta hubungannya dengan sesama

manusia dan lingkungannya. NU juga memiliki sebuah prinsip, yakni

mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru

yang lebih baik atau dapat juga diartikan menyelaraskan kepentingan

masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang (Nur Khalik,

2010: 463).

c. Basis massa NU

Pembentukan NU sebagai sebuah organisasi keagamaan merupakan

upaya peneguhan kembali sebuah tradisi keagamaan dan sosial.

Lembaga-lembaga pesantren, kiai, santri, jama’ah, serta perkumpulan

tarekat berpaham ahlussunnah wal jama’ah yang tersebar di seluruh

pelosok tanah air sebagai unit-unit komunitas sosial budaya masyarakat

Islam yang telah menjadikan NU lebih mudah dalam melebarkan sayap

Page 53: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

39

organisasinya (Zudi, 2007:79). Basis massa NU atau jumlah warga NU

diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta orang yang berasal dari beragam

profesi, dan sebagian dari mereka adalah rakyat biasa baik di kota

maupun di desa.

Penyebaran NU di desa-desa pun menunjukkan hal yang

menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari jumlah anggota NU yang

semakin bertambah banyak. Mereka tidak hanya berasal dari kalangan

pesantren, tetapi juga masyarakat desa terutama di sekitar pondok

pesantren. Basis massa NU yang paling dominan hingga saat ini memang

masih terkonsentrasi di pondok-pondok pesantren. Hal ini karena NU

lahir dari kalangan pondok pesantren yang pada umumnya terletak di

pedesaan. Namun seiring berjalanya waktu, perkembangan NU mampu

mencakup wilayah pinggiran kota dan kota, kemudian banyak didirikan

pondok pesantren di wilayah perkotaan (Zudi, 2007: 86).

C. Pemahaman Keagamaan antara Muhammadiyah dan NU

1. Paham keagamaan Muhammadiyah

Muhammadiyah menganut paham amar ma’ruf nahi mungkar.

Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah

SWT, sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan diri

dari pada-Nya. Menurut Mulkhan (1990 : 64) agama menurut paham

Muhammadiyah adalah segala perintah dan larangan Allah SWT.yang

merupakan pola pengembangan hidup manusia duniawi dan ukhrawi.

Sedangkan, urusan dunia adalah segala masalah kehidupan manusia yang

Page 54: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

40

tidak dijelaskan secara detail baik dalam Al-Qur’an dan Hadis. Jadi,

masalah dunia adalah masalah yang dipercayakan kepada kreativitas

manusia, dan Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar

ma’ruf nahi mungkar berakidah Islam yang bersumber pada Al-Qur’an

dan Hadis.

Kata Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama

Rasulullah SAW. artinya bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi

yang mengikuti jejak perjuangan nabi Muhammad SAW. Sebagai

gerakan dakwah, Muhammadiyah mengajak umat manusia untuk

memeluk agama Islam, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar sehingga hidup manusia selamat, bahagia, dan sejahtera di

dunia dan akhirat. Maka, seluruh warga, pimpinan hingga berbagai

komponen yang terdapat dalam Muhammadiyah, termasuk amal usaha

dan orang-orang yang berada di dalamnya, haruslah memahami

Muhammadiyah serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata.

Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, QS.Ali Imran [3]: 104

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan,menyuruh kepada yang ma'ruf

dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang

yang beruntung.(QS.Ali-imron [3]: 104)

Page 55: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

41

Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyahmengandung

isyarat agar umat Islam dalam menjalankan dakwah secara terorganisasi dan

menjadi umat yang bergerak dalam kebajikan.

2. Paham keagamaan Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama menganut paham ahlussunah waljamaa’ah,

sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah, karena itu sumber

pemikiran bagi NU tidak hanya Al-Qur’an dan Hadis, tetapi juga

menggunakan kemampuan akal dan realita. ASWAJA (ahlusunnah wal

jama’ah) terbentuk dari tiga kata dasar yakni,Ahl, al-Sunnah, dan al-

Jama’ah. Dari kamus al-Munawwir, Ahl berarti family atau kerabat, al-

Sunnah berarti perilaku, dan al-jama’ah berarti kelompok (Badrun,

2000: 23). Menurut Zudi, (2007: 97) ahlussunnah berarti penganut

sunnah nabi Muhammad SAW. dan wal jama’ah adalah penganut

i’tiqad (kepercayaan) jama’ah sahabat-sahabat nabi Muhammad SAW.

Menurut istilah adalah kaum yang menganut i’tiqad yang dianut oleh

nabi Muhammad dan para sahabatnya.Sedangkan, menurut Fattah

(2006: 7) ahlusunnah wal jama’ah terdiri dari kata ahlun yang artinya

golongan, sunnah artinya hadits, dan jama’ah artinya mayoritas,

maksudnya adalah golongan orang-orang yang ibadah dan tingkah

lakunya selalu berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis, sementara

pengambilan hukum Islamnya mengikuti mayoritas ilmu fiqh (sebagian

besar ulama ahli hukum Islam).

Page 56: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

42

Nahdlatul Ulama menerapkan ahlussunah wal jama’ah sebagai

pemahaman keagamaan dengan metode yang komprehensif, yakni

dengan memadukan antara wahyu dan akal yang mencakup seluruh

aspek kehidupan. Dengan metode ini, NU merumuskan tiga prinsip

utama dalam paham ahlussunah wal jama’ah yang dianut oleh NU,

yaitu: tawasuth, tawazun, dan tasamuh (Zudi, 2007: 103).

Dalam menjalankan ritual agamanya warga NU menganut satu

dari madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Empat

ulama tersebut telah diakui para ulama di seluruh dunia bahwa mereka

sangat mumpuni dan termasuk tingkatan mujtahid karena kedalaman

ilmu agamanya, mereka berhak mengambil ketentuan ijtihad atas

hukum Islam dari sumbernya, yakni Al-Qur’an dan Hadits.

Dari pemahaman-pemahaman tersebut yang sering menyebabkan

munculnya perbedaan pendapat adalah :

1) Adanya paham-paham keagamaan yang dianggap sebagai kebenaran.

2) Kebenaran paham keagamaan yang dipegangi secara kukuh oleh

kelompok-kelompok masyarakat tersebut menyebabkan mereka

merasa paling benar

3) Kelompok yang berbeda paham keagamaan itu bersaing

menawarkan kebenaran pahamnya kepada orang-orang yang belum

menganutnya.

D. Prinsip-prinsip Keberagamaan Muhammadiyah dan NU

Page 57: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

43

1. Dasar-dasar keberagamaan Muhammadiyah

Muahammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan pada

Al-Qur’an dan Hadis dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan

ajaran Islam. Penggunaan akal fikiran hanya untuk mengembangkan

pemahaman dan pengalaman ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Sedangkan,

Menurut Haedar (1992: 104) ulama-ulama pada zaman dahulu

menunjuk Al-Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas sebagai sumber ajaran

Islam, maka majlis tarjih berpendirian hanya Al-Qur’an dan Hadis yang

menjadi sumber ajaran Islam, selebihnya masuk ke dalam ijtihad.

Dengan demikian, ijtihad di lingkungan Islam menurut Muhammadiyah

mutlak diperlukan.

1) Bidang Akidah, Muhammadiyah mengikuti ahlusunnah wal jama’ah.

tetapi tidak dibatasi dengan kriteria Nahdlatul Ulama (NU), dan

Muhammadiyah bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis. Akal

diperlukan untuk mengukuhkan kebenaran Nash (Al-Qur'an dan

Hadis ), bukan untuk mentakwil ajaran akidah yang memang di luar

jangkauan akal.

2) Di bidang Fiqih, Muhammadiyah berfiqih namun tidak dibatasi oleh

madzhab.

3) Di bidang tasawuf, Muhammadiyah tidak terlembagakan dalam

tasawuf .

Page 58: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

44

4) Di bidang Ijtihad, tidak dibatasi oleh hasil pemikiran ulama

terdahulu, maka langsung merujuk kepada Al-Qur’an dan sunnah,

serta ada lembaga tarjih.

2. Dasar-dasar paham keagamaan Nahdlatul Ulama (NU)

Menurut Nur Khalik (2010: 462) Nahdlatul Ulama mendasarkan

paham keagamaannya pada sumber ajaran agama Islam yaitu Al-

Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Dalam memahami dan menafsirkan

Islam dari sumber-sumbernya, NU mengikuti paham ahlussunnah wal

jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan madzhab, antara lain

sebagai berikut:

1) Di bidang akidah, Nahdlatul Ulama mengikuti ahlussunnah wal

jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam

Abu Manshur al-Maturidi.

2) Di bidang fiqih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan pendekatan (al-

madzhab) salah satu dari madzhab Abu Hanifah, Imam Malik bin

Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I, dan Imam Ahmad

bin Hanbal.

3) Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaid al-

Baghdadi, dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang lain.

4) Di bidang Ijtihad, merujuk kepada hasil ijtihad atau pemikiran

ulama-ulama tertentu maka disitu ada lembaga bahtsul masail.

Page 59: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

45

Sebagai suatu organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, NU

memiliki prinsip yang berkaitan dengan upaya untuk memahami dan

mengamalkan serta melaksanakan ajaran Islam, baik yang berhubungan

dengan komunikasi (vertikal) dengan Allah SWT. maupun komunikasi

(horizontal) dengan sesama manusia. Nahdlatul Ulama mengikuti

pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat

menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia.

Seperti halnya dalam tabel berikut :

Aspek Muhammadiyah Nahdlatul Ulama

Akidah Ahlusunnah wal jama’ah

tetapi tidak dibatasi dengan

kriteria di atas

Ahlusunnah wal jama’ah

Fiqih Berfiqih tapi tidak dibatasi

oleh madzhab

mengikuti salah satumadzhab

Tasawuf Tidak terlembagakan dalam

tasawuf dan thariqot

Mengikuti imam al-Junaid al

Baghdadi dan imam ghazali

Ijtihad Tidak dibatasi oleh hasil

pemikiran ulama terdahulu

(langsung merujuk kepada

Al-Qur’an dan sunnah) dan

ada lembaga tarjih

Merujuk kepada hasil ijtihad atau

pemikiran ulama-ulama tertentu

maka disitu ada lembaga bahtsul

masail

Page 60: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

46

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografisdusun Honggosari desa Jogonegoro

1. Keadaan Monografi

Desa Jogonegoro terdiri dari 9 dusun dan dusun Honggosari adalah

salah satunya. Desa Jogonegoro merupakan salah satu desa yang terletak di

kecamatan Mertoyudankabupaten Magelang.

Adapun dusun-dusun yang berbatasan dengan dusun Honggosari

sebagai berikut.

1) Sebelah utara :dusun Soroyudan.

2) Sebelah Selatan : perumahan Laguna.

3) Sebelah Timur : desa Sukorejo.

4) Sebelah Barat : dusun Kemaran.

Luas dusun Honggosari ± 5 ha yang terdiri dari 4 RT yaitu RT 01, RT

02, RT 03, RT 04.

2. Keadaan Demografi

Menurut data bulan April 2015, penduduk dusun Honggosari terdiri

dari 205 kepala keluarga dengan jumlah 660 jiwa, dari jumlah tersebut

terbagi 316 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 344 jiwa berjenis kelamin

perempuan. Di bawah ini adalah deskripsi penduduk dusun Honggosari desa

Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang berdasarkan data

yang diperoleh dari kantor kelurahan desa Jogonegoro.

Page 61: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

47

Tabel 3.1.

Jumlah penduduk menurut kelompok umur

No Uraian / Jenis Data jumlah Satuan

1. Jumlah Penduduk 660 Orang

a. Laki-laki 316 orang

b. Perempuan 344 orang

No Kelompok Umur Jumlah satuan

1 0-4 tahun 53 Anak

2 5-9 tahun 49 Anak

3 10-14 tahun 49 Anak

4 15-19 tahun 49 Anak

5 20-24 tahun 58 Orang

6 25-29 tahun 45 Orang

7 30-34 tahun 70 Orang

8 35-39 tahun 56 Orang

9 40-44 tahun 36 Orang

10 45-49 tahun 40 Orang

11 50-54 tahun 47 Orang

12 55-59 tahun 33 Orang

13 60-64 tahun 30 Orang

14 65-69 tahun 12 Orang

15 70-74 tahun 18 Orang

16 75tahun ke atas 15 Orang

Jumlah 660 Orang

Sumber: Dokumen dusun Honggosari

3. Keadaan Keagamaan

Masyarakat dusun Honggosari semua beragama Islam, namun

terdapat dua paham yaitu Muhammadiyah dan NU. Adapun paham yang

dianut oleh masyarakat dusun Honggosari adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Data Pemeluk Agama

Page 62: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

48

No Agama Pemahaman Prosentase

1

ISLAM

Muhammadiyah

40%

NU

60%

Sumber: Dokumen dusun Honggosari

4. Keadaan Pendidikan dan Mata Pencaharian

Dusun Honggosari ini letaknya sangat strategis, dusun ini dekat

dengan kantor walikota Magelang, Artos, dan kota Magelang. Maka,

masyarakat dusun Honggosari ini memiliki motivasi untuk memperoleh

pendidikan sangat besar, hal ini terbukti bahwa masyarakat dusun

Honggosari telah dinyatakan bebas dari tiga buta sejak 1990. Hal ini berarti

bahwa para orang tua memiliki kemauan yang tinggi untuk memasukkan

anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi walaupun harus ke

luar kota.

Eksistensi pendidikan merupakan satu hal penting yang harus

dipenuhi oleh setiap orang untuk memajukan tingkat kesejahteraan

masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Pendidikan membentuk dasar dari setiap masyarakat, karena pertumbuhan

masyarakat tergantung pada kualitas pendidikan yang disampaikan. Dengan

tingkat pendidikan yang tinggi maka akan memacu pemikiran masyarakat

yang maju. Pendidikan biasanya akan mempertajam pola pikir individu

sehingga mudah menerima informasi dan tidak gagap teknologi.

Menurut tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk dusun

Honggosari dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 63: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

49

Tabel 3.3.

Pendidikan Masyarakat

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 Universitas D4/S1/S2 32

2 Diploma I/ II/ III 26

3 SMA 75

4 SMK 79

5 SMP 146

6 SD 141

7 Tidak/ belum tamat SD 64

8 Tidak/ belum pernah sekolah 67

Sumber: Dokumen dusun Honggosari

Adapun sarana pendidikan yang ada di dusun Honggosari

Tabel 3.4.

Sarana Pendidikan

No Jenis Sarana Jumlah Jumlah Murid

1 PAUD Aisyiyah 1 32

2 TK Aisyiyah 1 78

Sumber: Dokumen dusun Honggosari

Perekonomian masyarakat dusun Honggosari dapat digolongkan

maju, terbukti sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

pegawai negeri, pedagang, buruh dan petani.

Adapun pekerjaan menurut lapangan usaha

Tabel 3.5

Pekerjaan menurut lapangan usaha

No Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Jumlah

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan 14 Orang

2 Pertambangan dan Penggalian 4 Orang

3 Industri Pengolahan 45 Orang

4 Listrik, Gas, dan Air bersih 4 Orang

5 Bangunan 45 Orang

Page 64: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

50

6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan hotel 51 Orang

7 Angkutan Penggudangan dan Komunikasi 2 Orang

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Sewa Bangunan, Tanah,

dan Jasa Perusahaan

4 Orang

9 Jasa kemasyarakatan 18 Orang

10 Rumah Usaha 8 Orang

11 Lain-lain 127Orang

Sumber: Dokumen dusun Honggosari

B. Keadaan Sosial Kemasyarakatan Agama

1. Keadaan Masjid

Dahulunya dusun Honggosari ini tidak mempunyai masjid sendiri,

masyarakat dusun ini ketika sholat berjamaah khususnya sholat jum’at di

Kemaran, kemudian mbah Abdurrahmanmewaqofkan tanah didusun

Honggosari. Setelah itu, Bapak Muhsalim dan Bapak Ahmad Mastur

mempunyai inisiatif untuk membangun masjid sendiri di dusun Honggosari.

kedua orang tersebut

kemudian silaturahmi

kepada kakaknya dan

meminta pendapat untuk

membuat masjid sendiri.

Setelah dirundingkan,

kemudian datang kepada

Bapak Sholehan Ihsan untuk meminta restu, dan pada akhirnya pada tahun

1932 mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk membangun seperti kusen,

pasir, batu bata, dan lain-lain. Kemudian, pada tanggal 10 April 1938 resmi

dibuat karena dirasa dana sudah mencukupi dan pada tahun 1975 baru diberi

nama AL-Mubarok oleh Mas Salim yang artinya memberkahi.

Page 65: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

51

Masjid tersebut memiliki 7 kubah, karena yang mewaqofkan tanah

tersebut 7 bersaudara dan masjid ini juga menjadikan kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari. Sebab, 7 kubah yang

dimaksud di sini mempunyai arti satu keturunan, 7 bersaudara tersebut

melahirkan generasi baru yaitu anak dan cucu yang juga bertempat tinggal

di dusun Honggosari. Jadi, 45 % masyarakat yang ada di dusun Honggosari

ini, masih kerabat keluarga dan di dalam keluarga tersebut juga terdapat dua

paham yaitu Muhammadiyah dan NU, sehingga menjadikan dusun ini rukun

dan damai karena warganya mayoritas masih kerabat keluarga dan

mayoritas dari keluarga tersebut menjadi tokoh masyarakat di dusun ini.

Seperti halnya yang di ungkapakan Bapak Fauzi,

“kebetulan 45 % tokoh-tokoh yang ada di sini juga keluarga semua.

Cikal bakal dusun Honggosari ini kan mbah-mbah saya, ya kebetulan

pahamnya mbah-mbah saya di sekolahkan di Muhammadiyah. Jadi,

kerukunan sudah tertanam sejak dulu”.(wawancara halaman 14)

2. Keadaan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an)

Taman pendidikan Al-Qur’an merupakan lembaga atau kelompok

masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non formal Islam yang

bertujuan untuk memberikan pengajaran Islam seperti membaca Al-Qur’an

dan memahami dasar-dasar Islam. Dahulunya di dusun Honggosari ada

lembaga TPA yang berada di Masjid Al-Mubarok, TPA ini sangat maju dan

berkembang. Anak-anak dusun Honggosari sangat antusias untuk menimba

ilmu di TPA tersebut. Mereka sangat senang dan gembira karena di TPA

tersebut, selain banyak teman, mereka juga mendapatkan ilmu.

Page 66: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

52

Ustadz dan

ustadzah di TPA

ini berasal dari

dusun Honggosari

juga yang ditunjuk

oleh takmir untuk

mengajar atas

sukarela. Namun, lambat laun TPA tersebut mulai surut, dikarenakan ustadz

dan ustadzah yang mengajar semakin berkurang hingga pada akhirnya

tinggal satu orang yang masih bertahan sampai sekarang. Hal tersebut

dikarenakan para pengajar semakin lama merasa bahwa mereka perlu uang

untuk memenuhi kebutuhannya sehingga lama-kelamaan para pengajar

berhenti dari TPA tersebut. Semua itu tidak dapat dipungkiri, bahwa semua

manusia pasti mempunyai kebutuhan, dan untuk mencukupi kebutuhannya

mereka membutuhkan uang.

Seperti halanya yang diungkapkan Bapak Safrudin :

”Saya kecewa mbak, dulu TPA Honggosari sangat makmur hampir

30-40 anak ikut di TPA tersebut, tapi sekarang kurang lancar

dikarenakan faktor dari pengajarnya. Saya usul kepada ketua takmir,

jadi gini yang namanya perjuangan kalau tidak di managemen

dengan baik kadang-kadang capek, tolong cari ustadz tapi di gaji tiap

bulan. Tapi takmir tidak setuju karena menurutnya ustadz adalah

pejuang dan menjadi pejuang itu harus ikhlas. Dalam hati saya mbak

berkata, di dunia ini siapa to yang ikhlas karena sekarang ini

kebutuhan sudah macam-macam. Kalau menurut saya, carikan guru

yang berkulitas tapi di gaji jadi sebenarnya TPA di sini menjadi

pecah beberapa tempat karena faktor pengajar yang tidak digaji dan

akhirnya muridnya juga ikut bubar.”(wawancara halaman 8)

Page 67: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

53

Setelah TPA di

dusun Honggosari

sudah tidak bisa di

pertahankan, kemudian

terpecah menjadi tiga

pusat, salah satunya

TPA yang berada di

Rumah Bu Syamhari yang dikelola oleh pemilik TPA sendiri. TPA ini

dikelola juga atas dasar sukarela. TPA ini dimulai pukul 15.00 – 16.30 WIB.

C. Struktur Organisasi Muhammadiyah dan NU

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan tugas

diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang luas adalah

badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka diperlukan organisasi yang teratur. Adapun organisasi

kepengurusan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di dusun Honggosari

kecamatan Mertoyudan adalah sebagai berikut :

Susunan dan Personalia

Pengurus ranting Muhammadiyah Jogonegoro

Periode Muktamar 46; 2011-2016

Penasehat : 1. H. Achroji

2. H.Thohari Syamhari, BA

Ketua I :Zaenal Arifin, A.Ma.Pd

Page 68: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

54

Ketua II : Hilal Muhtar, S.Ag

Sekertaris I : M.Irwanto, S.Pd.,MM.Pd

Sekertaris II : H.Masruri, S.Pd

Bendahara I : H.Purwanto, SH

Bendahara II : Suwardi

Bidang-bidang :

A. Bidang Dakwah : 1. H.Fatoni, BA

2. H.Achin

B. PKS/ Pembangunan : 1. Suwardi

2. H. Edi Suyanto

C. Wakaf : 1. H. Maryadi

2.Bambang Sukirman

3. M. Yasir

D. Kader : 1. H. Rasyid Ridho

2. Faesal Reza

3. Sulistyo

E. Pendidikan :1.H.M.Syafaat Haryanto,BA

2. Edy M. Fauzi

3. M. Zaeny, S.Pd

F. Humas : Bakin

Page 69: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

55

Susunan Pengurus

Ranting Nahdlatul Ulama Jogonegoro

Kecamatan Mertoyudan

A. Pengurus Syuriah

I. Mustasyar : 1. K.H. Nahrowi

2. K.H. Mahmudi

3. Ky. Abdul Azis

II. Rois Syuriah

Wakil Rois : Ky. Muflikhun

Wakil Rois : K.H. Sirojul Munir

Wakil Rois : Ky. Muhtar Arifin

III. Katib Syuriah : Ky. Yasak

Wakil Katib : Ky. Asrofi

Wakil Katib : Ky. Muhadi

IV. Akwan Syuriah : 1. H. Slamet

2. Ky. Subandi

3. Zubaedi

B. Pengurus Tanfidziyah

I. Ketua : H. Afif Ardani

Wakil Ketua : Purhadi BA.

Page 70: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

56

Wakil Ketua : Anwar Sofyan

Sekertaris : Ngelman Efendi

Wakil Sekertaris : Ghufron

Bendahara : Warasudin Santoso

Wakil Bendahara : M. Khabib

D. Kegiatan Bersama antara Warga Muhammadiyah dan NU

1. Kegiatan sosial warga Honggosari baik Muhammadiyah maupun NU.

Adapun kegiatan yang sifatnya sosial antara lain :

a. Kerja bakti dusun Honggosari yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap

hari minggu

b. Selapanan dusun Honggosari yang dilaksanakan 35 hari satu kali yang

bertempat di Masjid dan acara ini diwajibkan untuk warganya sebagian

membawa nasi serta lauk pauk dan sebagian membawa uang.

2. Kegiatan keagamaan warga Muhammadiyah

a. Kumpulan RT/ PKK dengan tausiyah dari ibu-ibu PKKyang

dilaksanakan 2 minggu sekali setiap malam jum’at .

b. Pengajian ibu-ibu aisiyah yang dilaksanakan setiap jum’at kliwon di

gedung Muhammadiyah Soroyudan.

c. Tafsir Al-Qur’an yang dilaksankan setiap malam selasa di Masjid Al-

Mubarok yang dipimpin oleh Bp.H.Tohari Syamhari.

d. Pertemuan organisasi Muhammadiyah yang dilaksanakan setiap 1 bulan

sekali.

Page 71: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

57

3. Kegiatan keagamaan warga NU

a. Kumpulan RT/ PKK dengan tausiyah dari ibu-ibu PKK yang dilaksankan

2 minggu sekali setiap malam jum’at.

b. Berjanji atau dzibaan yang dilaksanakan setiap malam jum’at.

c. Pertemuan organisasi NU yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali.

E. Kerukunan dan Upaya Peningkatan Umat Islam di Dusun Honggosari

1. Kerukunan di Masyarakat

Kondisi keagamaan masyarakat dusun Honggosari ini seluruh

masyarakatnya memeluk agama Islam dengan dua paham agama yang

berbeda yaitu Muhammadiyah dan NU, kondisi sosial masyarakat nampak

sangat baik, dengan terciptanya kerukunan yang harmonis dalam

masyarakat.

a. Tokoh masyarakat- dusun Honggosari

Di dusun Honggosari, seorang tokoh masyarakat tidak hanya diakui

sebagai pemimpin untuk menjaga dan melestarikan desanya yang telah

dipimpin, tetapi juga dianggap masyarakat sebagai bapak dari

masyarakatanya. Sebagai seorang pemimpin sekaligus seorang bapak

yang memiliki pengaruh tinggi pada kesejahteraan masyarakatnya, tokoh

masyarakat juga disegani, dihormati, dan dipatuhi.

Kerukunan masyarakat yang ada di dusun Honggosari ini dalam

bidang sosial berupa kerjasama antar warga, seperti kerjabakti dan

gotong-royong. Dalam kehidupan bermasyarakat, tokoh masyarakat

Page 72: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

58

berupaya untuk mempereratkan semua penduduk agar saling mengenal

satu sama lain, dengan cara memberikan arahan untuk hidup rukun serta

memberi contoh yang baik, sehingga hubungan mereka jauh lebih baik

lagi dan saling mengenal lebih dekat walaupun berbeda paham, hal

tersebut dilakukan agar tidak ada yang bermusuhan.

Dalam dunia kehidupan bermasyarakat, tokoh masyarakat

menempati stratifikasi sosial serta mempunyai kharismatik sebagai

seorang pemimpin. Maka, sebagai orang yang dituakan harus menjaga

kewibawaannya di masyarakat sebagai contoh dan suri tauladan yang

baik untuk rakyatnya. Seperti halnya yang diungkapakan Bapak Fauzi,

“ya pertama dari figur kepemimpinan mbak, orang itu kalau

memberi contoh yang baik, maka di bawahnya pun juga akan ikut

baik. Tapi kalau yang di atas sering ngompor-ngompori yang tidak

baik, ya itu jelas malah menanamkan kebencian, apalagi kan ada

dua kubu mbak. Apabila tokoh-tokoh yang dituakan memberi

contoh yang tidak baik otomatis akan menjadikan yang tidak baik

dan membentuk gep”.(wawancara halaman 14)

Sehingga hubungan kerukunan pemimpin dan masyarakatnya di

dusun Honggosari tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan perintah

Islam.

b. Tokoh agama – masyarakat Honggosari

Dalam menjaga kerukunan antar umat Islam, yang dilakukan oleh

tokoh agama, baik tokoh Muhammadiyah maupun tokoh NU adalah

menjaga hubungan baik antar sesama umat Islam. Ajaran agama Islam di

masyarakat muslim yaitu saling toleransi dan berbuat baik.

Page 73: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

59

Sebagai umat Islam hendaknya saling menghormati dan tolong-

menolong, tidak pandang bulu dalam membantu umat Islam yang

berbeda paham. Organisasi masyarakat baik Muhammadiyah atau NU itu

hanyalah sebuah organisasi yang pengikutnya dalam memahami

ajarannya berbeda-beda. Namun hal tersebut tidak menjadikan

perselisihan. Maka, wujudkanlah kerukunan dengan menerima perbedaan

yang ada”.

Hidup satu keluarga dengan keyakinan yang berbeda itu luar biasa.

Tidak ada konflik yang terjadi di dusun Honggosari ini, mereka hidup

berdampingan dengan tentram dan damai.

Tokoh agama NU juga mengatakan bahwa:

“gini mbak yang namanya organisasi apapun adalah sebuah

jembatan menuju ke Sana intinya semua kan Sana mbak. Dan

perbedaan adalah sebuah rahmah, rahmah adalah suatu anugrah.

Jadi, perbedaan jangan di jadikan satu-satunya perselisihan tapi

menambah wawasan. Kita harus syukuri dengan syarat saling

menghormati dan tidak usah merasa paling benar, paling

pintar”.(wawancara halaman 7)

c. Kerukunan masyarakat Honggosari

Dalam perspektif Islam, kerukunan merupakan ajaran Islam yaitu

hubungan manusia untuk memelihara kemaslahatan dan menghindarkan

dari kemadharatan, serta memelihara keserasian antara satu dengan yang

lainnya dalam rangka menciptakan kedamaian yang didasarkan pada

persaudaraan. Kehidupan kerukunan yang terjadi di dusun Honggosari

ini, semua masyarakatnya menganut agama Islam, akan tetapi ada paham

yaitu Muhammadiyah dan NU. Maka, untuk menjaga hubungan antara

Page 74: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

60

keduanya diperlukan sikap toleransi di masyarakat seperti halnya ketika

sholat berjamaah, mereka sholat bersama di Masjid walaupun ada

perbedaan paham di antara mereka. Seperti halnya yang dikatakan Bu

Muslimah,

“ya saya ikut sholat berjamaah mbak di Masjid dengan pak Tohari,

ya sebetulnya juga agak sulit bagi keyakinan saya. Tapi saya

niatnya untuk jama’ah saja, pasrah bongkoan saja”.(wawancara

halaman 34)

Kerukunan tersebut juga dilatarbelakangi oleh kegiatan-kegiatan

yang dilakukan antara warga Muhammadiyah dan NU. Misalnya, sholat

fardhu berjamaah di Masjid Al-Mubarok, pengajian bersama, PKK,

karang taruna, bersih-bersih masjid bersama, kerjabakti, dan peringatan

hari-hari besar Islam, seperti: Isro’ Miroj, syawalan, nyadran, pengajian

silaturahmi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut, maka warga

dusun Honggosari ini dapat mempererat tali silaturahmi dan terus dapat

menjaga kerukunan yang sudah tebina sejak dahulu.

2. Upaya peningkatan kerukunanmasyarakat Honggosari

Upaya yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, seperti tokoh agama

dan kepala desa yang kebetulan bertempat tinggal di dusun Honggosari ini,

mereka berusaha untuk meningkatkan kerukunan umat Islam yang berbeda

prinsip pemahaman dengan berbagai cara diantaranya, sebagai berikut :

a. Upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat

Pak Fauzi yang menjabat sebagai kepala desa Jogonegoro yang

kebetulan tinggal di dusun Honggosari ini berusaha meningkatkan

kerukunan pada warganya, dengan cara sering berkunjung dan bermain

Page 75: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

61

di lingkungannya untuk menjalin silaturahim pada warganya dan

membangun komunikasi yang lebih baik. Usaha lain yang

dilakukannyauntuk meningkatkan kerukunan sesuai dengan programnya

adalah melakukan kerjabakti bersama seluruh masyarakat desa

Jogonegoro.

“Semua dalam hal sosial bersama-sama mbak. Apalagi saya

pemimpin di sini, ya misal ada kerjabakti ya kita bersama-sama,

selain itu saya juga kadang-kadang berkunjung ke wilayah-wilayah

lain yang masih lingkup desa Jogonegoro, ya untuk menjalin tali

silaturahmi”.(wawancara halaman 12)

Dengan upaya yang dilakukannya tersebut, maka dapat

mempererat hubungan antara warga Muhammadiyah dan NU, tanpa

harus membedakan antar satu dengan yang lainnya,serta saling memiliki

toleransi yang tinggi. Dari pernyataan di atas, tercermin bahwa seorang

tokoh masyarakat berusaha untuk menanamkan sikap toleransi antar

sesama umat Islam.

b. Upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan tokoh agama

Untuk meningkatkan kerukunan setiap harinya yang dilakukan

ustadz Tohari sebagai tokoh agama Muhammadiyah adalah menjaga

hubungan dengan baik pada anggota masyarakat setiap harinya. Seperti

halnya yang diungkapkan Bapak Tohari,

“untuk menjaga kerukunan ya dengan cara mengadakan

pengajian-pengajian, jadi ketika saya mengisi pengajian tidak

pernah berkata bahwa kalau menurut Muhammadiyah ajarannya

seperti ini sedangkan menurut NU ajarannya seperti ini Tapi

qur’annya ini lho dan hadisnya ini lho. Jadi, marilah kita ngaji

trus sampai ketemu dalam satu titik”.(wawancara halaman 5)

Page 76: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

62

Sedangkan, upaya peningkatan kerukunan yang dilakukan oleh

tokoh masyarakat adalah berusaha menjaga hubungan dengan

masyarakat, khususnya masyarakat di dusun Honggosari, karena di

mana-mana yang namanya seorang pemimpin pasti berada di depan. Jadi,

sebagai orang yang berada di depan harus tanggap dan memberi contoh

yang baik kepada orang-orang yang ada di belakangnya, serta harus sigap

dan tanggap akan masalah yang ada.

“Kita harus tanggap mbak, jika ada rakyat kelakuannya kurang

baik maka harus ditegur. contoh ketika di kampung kok ngebut

naek motor ya saya tegur, soalnya kalau tidak langsung ditegur

maka akan menjadi kebiasaan”.(wawancara halaman 10)

F. Temuan Penelitian

Setelah melaksanakan wawancara dengan beberapa informan,maka peneliti

memperoleh data sebagai berikut:

Keadaan warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari rukun

dan baik dalam masalah keagamaan maupun sosial. Organisasi masyarakat

hanya merupakan jembatan untuk mencari ridho Allah SWT. Kerukunan

dusun Honggosari ini terbentuk dalam bidang keagamaan serta sosial.

Tokoh masyarakat seperti kepala desa merupakan orang yang dipercaya

untuk memimpin lingkungannya. Pemimpin dan panutan yang berada di

strata atas ini merupakan bapak serta panutan bagi masyarakat sebagai

contoh, yaitu seorang guru yang harus dihormati serta ditaati oleh murid-

muridnya.

Page 77: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

63

Tokoh masyarakat yang lain, seperti tokoh agama merupakan figur

yang dapat diteladani dan dapat membimbing masyarakatanya, sehingga apa

yang diperbuat oleh mereka akan dipercayai dan diikuti secara taat. Tokoh-

tokoh beragama sangat berperan dalam membina umat beragama, maka

harus ditingkatkan pengetahuan dan wawasannya dalam pengetahuan

agama. Jika pemuka-pemuka agama tidak bisa memahami dan meneladani

perbedaan dan persamaan antar pemahaman agama yang ada, maka akan

timbul kasus-kasus yang mengakibatkan konflik intern umat beragama,

yang di manfaatkan oleh golongan ekstrim dalam bentuk adu domba atau

memecah-belah.

Dalam meningkatkan kerukunan yang dilakukan para tokoh agama

yaitu saling menjaga hubungan baik, saling menyapa setiap harinya antara

tokoh agama dan masyarakat yang memilki keyakinan paham yang berbeda

agar tidak terjadi permusuhan, serta saling toleransi antar sesama. Toleransi

sangat dibutuhkan karena semua manusia sebagai makhluk sosial yang

mempunyai ketergantungan terhadap orang lain, sehingga mendambakan

kedamaian, tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Rasa tentram dan

susana saling menghormati merupakan kegiatan yang jelas diperlukan dalam

kehidupan beragama, karena hal itu memungkinkan umat Islam untuk

melaksanakan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya. Arti toleransi

banyak yang memberikan penafsiran, tetapi inti dari toleransi adalah

menerima perbedaan yang ada, selain itu juga menghargai dan menghormati

Page 78: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

64

perbedaan yang ada baik itu masalah agama atau keyakinan, ekonomi,

sosial, serta pendidikan.

Agama menjadi pondasi utama, sebab agama memiliki nilai-nilai

positif yang dapat mengikat dan merekatkan berbagai komunitas sosial

walaupun berbeda pemahaman, suku, maupun kelas sosial.Dalam membina

kerukunan, ada strategi yang digunakan yaitu menciptakan ukhuwah dengan

bertoleransi antar sesama, membimbing umat beragama agar semakin

meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. serta tidak

mencampuri urusan akidah orang lain dengan cara menghormati keyakinan

orang lain. Umat manusia perlu menyadari dan memahami bahwa semua

agama pada prinsipnya mengajarkan toleransi, perdamaian, dan kerukunan

dalam menjalani hidup, demikian semangat hidup bersama dapat terwujud

dalam kehidupan.

Umat Islam di dusun Honggosari mempunyai hubungan

kemasyarakatan yang akrab dan harmonis, hubungan yang akrab ini

dilandasi oleh kesadaran yang sangat terkait dengan pentinganya hidup

rukun antara sesama manusia, hubungan kemasyarakatan ini terlihat ketika

peringatan hari besar Islam. Dalam peringatan tersebut, semua warga datang

baik dari warga Muhammadiyah maupun NU, mereka bersama-sama

mendengarkan ceramah dari kiai, kehadiran semua warga tersebut

merupakan solidaritas. Solidaritas yang berarti ada rasa kebersamaan yang

terjalin dalam masyarakat untuk datang menghadiri peringatan hari besar

Islam tersebut.

Page 79: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

65

Jika Penulis amati, dalam pergaulan masyarakat dusun Honggosari

sehari-hari antara warga Muhammadiyah dan NU, mereka bergaul dengan

baik dan tidak memandang atau pilih kasih dalam bergaul, jadi mereka

berbaur menjadi satu dalam masyarakat.

Motivasi yang mendorong mereka untuk saling rukun walaupun

berbeda paham agama adalah karena tulus untuk menjalin

persaudaraan,serta di antara mereka masih banyak yang mempunyai

hubungan darah. Mereka juga saling berbagi suka maupun duka seperti

ketika tetangga sedang mengalami musibah seperti kematian, semua warga

ikut berpartisipasi membantu proses pemakaman, ketika ada yang sakit,

semua warga menjenguk, dan ketika ada yang membutuhkan bantuan baik

masalah ekonomi maupun sosial, mereka saling membantu.

Ketika masyarakat di dusun Honggosari dihadapkan pada kehidupan

masyarakat yang plural dalam perbedaan, mereka dapat hidup bersama dan

menerima perbedaan. Dalam suatu kegiatan keagamaan maupun sosial,

kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat, tetapi mereka bisa

menyelesaikan dengan baik dan mencari jalan keluar bersama-sama untuk

semua persoalan yang mereka hadapi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kohesi sosial yang terjalin

pada masyarakat dusun Honggosari didasarkan pada rasa kekeluargaan dan

kegotong-royongan, karena hidup pada masyarakat yang saling membantu

dalam bidang sosial bahkan dalam bidang keagamaan. Perilaku keagamaan

Page 80: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

66

mereka menuunjukkan sikap toleransi yang tinggi sebab mereka dapat

menurunkan egoisme dan memahami betul arti toleransi beragama.

Adapun faktor yang mempengaruhi mereka untuk bertoleransi dengan

sesama umat Islam walaupun berbeda paham adalah atas dasar kesadaran

masing-masing, serta berusaha mengikuti apa yang sudah ada di dusun

Honggosari. Seperti yang diungkapkan Bu Pras,

“yang pasti kesadaran mbak apalagi saya hanya pendatang, bukan

asli dari lahir di dusun ini. Jadi saya hanya mengikuti dan memahami

apa yang sudah ada di dusun Honggosari ini”.(wawancara halaman

29)

Sikap toleran yang dilakukan ini mempunyai dampak positif seperti

terjalinya sikap saling menghormati, terjalinya tali persaudaraan dan

solidaritas yang tinggi, sehingga menciptakan masyarakat yang harmonis.

Page 81: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

67

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Relasi Warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) di dusun

Honggosari

Muhammadiyin dan Nahdiyyin boleh berbeda pendapat dalam hal

keagamaan, tetapi dalam lingkup sosial, tidak ada alasan untuk memutus

tali silaturrahim.Muhammadiyah dan NU memang terbentang dalam

sebuah jarak pemikiran yang berbeda, sebagaimana Muhammadiyah yang

hanya menggunakan Al-Qur’an dan Hadis sebagai tolak ukur dalam

kehidupannya,akan tetapi berbeda dengan NU yang juga mengutamakan

ijma’ dan qiyas dalam memecahkan masalah, namun hal itu tidak menutup

kemungkinan untuk tetap bersatu.

Kini relasi antara Muhammadiyah dan NU semakin membaik,

misalnya saja dalam hal pengelolaan Masjid Al-Mubarok di dusun

Honggosari, dalam pengelolaan masjid semua warga dilibatkan baik dari

warga Muhammadiyah maupun dari warga NU. Mereka sama-sama

mengelola masjid tersebut dengan sebaik-baiknya, akan tetapi untuk

masalah peribadahan seperti imam, muadzin, dan khotib semua dari warga

Muhammadiyah, namun hal itu tidak dipermasalahkan. Selain itu, dalam

kelembagaan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), di dusun ini ada tiga

tempat yang menjadi pusat belajar anak-anak, jadi tidak terfokus pada satu

tempat saja. Seperti halnya yang diungkapkanBu lurah,

Page 82: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

68

“Kalau TPA di sini tidak hanya satu tempat mbak, ada tiga tempat

jadi pengurusnya ya sendiri-sendiri. Tiga tempat itu ada dari

Muhammadiyah dan ada juga dari NU dan untuk urusan anak-anak

yang mengaji campur ada yang dari NU ada juga yang dari

Muhammadiyah”.(wawancara halaman 16)

Seperti halnya yang diungkapakan Bapak Tohari juga bahwa,

“bersama kalau dalam kepengurusan masjid, namun dalam

peribadahan seperti imam, muadzin semua dari warga kami

Muhammadiyah”.(wawancara halaman 3)

Pengurus-pengurus TPA merupakan pemilik lembaga TPA tersebut

kecuali di Masjid Al-Mubarok yang secara langsung ditunjuk oleh takmir

dan atas dasar suka rela dari Bapak Muji yang mengajar TPA

tersebut.Namun, di dusun Honggosari ini walaupun ada tiga tempat TPA

tidak menutup kemungkinan untuk saling bersatu antara warga

Muhammadiyah dan NU.Misalnya, di TPA Bu SAM, guru yang mengajar

dari warga Muhammadiyah, tapi anak-anak yang mengaji di TPA tersebut

juga banyak dari warga NU. Bagi warga NU walaupun berbeda paham

ajarannya, tidak menjadi masalah selama masih dalam lingkup Islam dan

tidak melenceng dari Al-Qur’an dan sunnah, sebab mereka hanya ingin

membiasakan anak-anaknya untuk belajar sejak dini dan belajar menerima

perbedaan yang ada serta diniatkan untuk tholabul ilmi dan menambah

wawasan yang luas. Seperti yang diungkapkan ibu Muslimah,

“diniatkan silaturahmi saja mbak, kemudian tholabul ilmi dan

kerukunan saja”.(wawancara halaman 34)

Islam menyerukan persatuan dan menjadikan suatu keharusan untuk

berpegang teguh pada tali Allah SWT.sebagai poros, yang di sekitarnya

kaum muslimin wajib berhimpun. Sebagaimana dalam surat Ali-Imron

Page 83: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

69

ayat 112: “Hendaklah kalian semua berpegang teguh pada tali Allah dan

janganlah berpecah-belah” (Sayyid, 1984: 33).

Kohesi sosial intern umat Islam diikat oleh kesamaan akidah dan

sikap beragamanya didasarkan atas Al-Qur'an dan Hadis.Di dusun

Honggosari meskipun mereka berbeda pemahaman, tetapi mereka dapat

hidup dalam satu lingkup kerukunan yang mana beusaha untuk dapat

membaur menjadi satu dengan tujuan menciptakan suasana yang

damai.Mereka saling menghargai satu sama lain dan menjadikan

perbedaan pemahaman ini suatu ilmu yang baru dan semata-mata dengan

niat mencari ridho Allah SWT. Selain itu, mereka juga sangat menjaga

toleransi dalam hubungan sosial, seperti halnya dalam mengurus masjid

bersama, bekerja bakti bersama, pengajian bersama antara warga

Muhammadiyah dan NU, sebab toleransi dapat membentuk sikap lahiriyah

seseorang untuk dapat berhubungan baik dengan masyarakat.

Peneliti berpendapat bahwa sikap warga baik Muhammadiyah

maupun NU dalam mengikuti pengajian bersama terlihat baik. Dengan

demikian, interaksi sosial di antara mereka membentuk proses sosial yang

bersifat mendekatkan dan kemudian membawa ke dalam kehidupan yang

harmonis di dusun Honggosari. Kerukunan yang sudah terbina ini dapatlah

dijadikan teladan bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia dan patut

dikembangkan lebih luas.

Oleh karena itu, interaksi sesama menjadi penting, tanpa adanya

hubungan sosial yang ada adalah keegoisan masing-masing kelompok,

Page 84: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

70

sikap saling menyalahkan, dan ujung-ujungnya menjadi renggang bahkan

menjadi perpecahan umat. Maka dari itu, warga Muhammadiyah dan NU

harus bersikap terbuka satu sama lain agar ukhuwah di antara keduanya

tetap terjaga.

Ukhuwah Islamiyah saat ini menjadi prioritas utama bagi umat Islam

khususnya di dusun Honggosari, sebab ukhuwah dapat mendorong

seseorang agar saling membantu sehingga mewujudkan kesatuan umat

Islam. Menurut Syafiq (1991: 141) Al-Qur’an menegaskan bahwa kaum

mukmin itu bersaudara, maka carilah jalan kerukunan (ishlah) diantara

sesama saudara, Rasulullah SAW. juga menekankan bahwa kaum

muslimin itu bersaudara dan hendaknya kesadaran ini dipegang teguh.

Warga Muhammadiyah dan NU yang ikut dalam pengajian

menyadari bahwa diantara mereka terdapat perbedaan keyakinan dalam

Islam, tetapi sikap mereka sebagai sesama muslim dan sesama warga

dusun Honggosari tetap positif demi terbinanya ukhuwah Islamiyah dan

terciptanya kerukunan di dusun Honggosari. Hal tersebut tercermin dari

tingkah laku mereka yang teramati dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat, mereka berusaha saling menghargai dan menjauhi perdebatan

akibat perbedaan keyakinan dalam Islam.

Nasution (1976: 115) mengatakan ciri-ciri toleransi itu diantaranya

tergambar dalam kebesaran jiwa seseorang, keluasaan paham dan

pengertiannya, serta lapang dada dan sabar menghadapi pendapat-

pendapat atau pendirian orang lain yang bertentangan dengan pendapat

Page 85: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

71

dan pikirannya sendiri. Maka sikap toleransi menghendaki bahwa

perbedaan agama, paham atau kayakinan itu tidak boleh membuat satu

garis pemisah yang mempengaruhi hubungan di segala bidang kehidupan.

Organisasi apapun yang diduduki umat Islam hendaknya benar-benar

dijadikan perantara semata-mata untuk kepentingan yang lebih luas, yang

bermanfaat bagi umat Islam demi kemaslahatan dunia dan

akhirat.Muhammadiyah dan NU pada dasarnya adalah saudara di bumi ini,

karena sama-sama pewarna sejarah bangsa, pembela, dan pejuang sesuai

dengan karakternya masing-masing.Apabila dilihat dari sisi ajaran agama,

maka kedua organisasi tersebut memikul tugas yang berat dan bertanggung

jawab atas Islam dan kaum muslimin di Indonesia ke depannya.

2. Cara Pandang Keagamaan Warga Muhammadiyah dan

NUTerhadap Pemahaman yang Berbeda di dusun Honggosari

Umat Islam pada mulanya satu dan bersatu dalam keadaan yang

baik, tidak ada organisasi-organisasi seperti saat ini, semua membina

agamanya menurut caranya masing-masing yang dipermasalahkan

hanyalah di satu segi masalah syariat.Menurut Said (2001: 191) Syariat

adalah hukum yang diterapkan oleh Allah SWT.dengan perantaraan Rasul-

Nya di atas permukaan bumi ini. Hukum tersebut ada yang menyangkut

hubungan manusia dengan Allah SWT.dan hubungan antara sesama

manusia atau menyangkut dengan alam sekitarnya.Hukum Allah yang

dimaksud adalah hukum-hukum yang berhubungan dengan akidah atau

Page 86: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

72

tauhid dan hukum yang berkaitan dengan tingkah laku dan perbuatan para

mukallaf.

Perbedaan pendapat di kalangan umat Islam adalah suatu anugerah

termasuk dalam soal madzhab, kalau perbedaan pendapat itu tidak ada,

mungkin wawasan dan pikiran seseorang akan menjadi fanatik. Akan

tetapi, perbedaan pendapat tersebut bukan berarti perselisihan apalagi

permusuhan.Perbedaan di sini timbul untuk memecahkan masalah hukum

yang tidak diatur secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Hadis.

Islam mentoleransi perbedaan pendapat di kalangan umatnya, yang

mana perbedaan itu timbul oleh kemauan untuk mencari

kebenaran.Masing-masing menganggap ijtihadnya adalah yang paling

benar, namun sesungguhnya ada semacam tali pengikat di antara mereka.

Jadi, di antara perbedaan tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu

memperjuangkan Islam dancinta kepada Islam. Sehingga, perbedaan

tersebut jangan sampai memutuskan tali silaturahim, diskusi, dan

sebagainya. Seperti halnya yang dikatakan Mbak Dila,

“Pemahaman yang berbeda itu wajar ya mbak, setiap orang

memiliki pemikiran masing-masing, yang mana alur berfikirnya

pun juga berbeda-beda jadi tergantug kita yang menyikapainya.

Dari satu syariat Islam dipahami oleh banyak orang maka mereka

akan melahirkan pemahaman yang berbeda-beda termasuk dari

pakar pemimpin Muhammadiyah dan NU tersebut. Sebenarnya

perbedaan tersebut itu hanyalah masalah furu’ saja mbk, tapi kan

tujuanya sama yaitu sama-sama memperjuangkan

Islam”.(wawancara halaman 29)

Perbedaan lain yang masih ditolerir bahkan sampai pada batas yang

cukup tajam adalah perbedaan dalam masalah-masalah yang membahas

Page 87: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

73

ilmu fiqih, yang disebut furu’ (cabang-cabang agama) dan untungnya

perbedaan diantara umat Islam memang terbatas, hanya dalam masalah

furu’ saja.

Peneliti berpendapat bahwa masalah furu’ adalah masalah perbedaan

definisi saja, jadi tidak perlu dilemparkan pada masyarakat umum, sebab

hal ini akan mempersulit keadaan dan tidak akan memecahkan masalah.

Allah SWT.menurunkan syariat yang sama akan tetapi pendapat dan cara

pemahaman mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya, dalam arti

bahwa masing-masing ajaran memilki sifat dan tolak ukur sendiri-sendiri.

Jadi, setiap kolompok pasti memiliki prinsip atau dasar masing-masing

dalam memahami agamanya, namun pada dasarnya syariat itu benar dan

datang dari sumber yang sama yaitu Allah SWT.

Seperti halnya di dusun Honggosari yang hidup dalam satu agama

dengan paham yang berbeda, akan tetapi masih dalam lingkup sosial yang

sama. Warga Muhammadiyah memandang bahwa perbedaan paham

hanyalah pemahamannya saja yang berbeda kalau NU menggunakan

penalaran dalam ibadah mahdhoh sedangkan Muhammadiyah tidak.Dalam

segi latar belakang jelas berbeda, Muhammadiyah lahir karena masyarakat

banyak kurofat, tahayul, sedangkan NU lahir karena ada salah satu faktor

yaitu adanya gerakan Muhammadiyah. Seperti halnya yang dikatakan Pak

Tohari,

“Kalau NU menggunakan penalaran dalam ibadah mahdhoh

sedangkan Muhammadiyah tidak. Dalam segi latar belakang jelas

berbeda Muhammadiyah lahir karena masyarakat banyak kurofat,

tahayul, dan bid’ah. sedangkan NU mengikuti Islam yang nanti akan

Page 88: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

74

diluruskan oleh Hasyim Asy’ari dan muncul karena ada salah satu

gerakan yaitu Muhammadiyah”.(wawancara halaman 2)

Sedangkan warga NU berpendapat bahwa perbedaan paham adalah

sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan, setiap orang memiliki keyakinan

masing-masing dalam hidupnya khususnya dalam pelaksanaan ibadah.

Mereka mengaku Islam akan tetapi cara pengamalannya berbeda-beda

sesuai dengan apa yang mereka pelajari sebelumnya, yang terpenting

tidak keluar dari jalur Islam dan tetap pada prinsip dan keyakinan masing-

masing serta menjaga hubungan silaturrahim.

3. Faktor yang Melatarbelakangi Kohesi Sosial Warga Muhammadiyah

dan NU di dusun Honggosari

a. Kesadaran pentingnya ukhuwah

Membangun toleransi dalam keragaman harus berawal dari

kesadaran. Jadi, setelah individu sudah mengerti dan sadar tentang

pentingnya saling menjaga kerukunan, ukhuwah, maka akan mudah

untuk saling bersilaturahmi seperti halnya masyarakat di dusun

Honggosari.

Peneliti berpendapat bahwa kesadaran masyarakat dusun

Honggosari ini muncul karena ada faktor dari hati nurani yang

memang mengakui bahwa ukhuwah sangat penting dan agama Islam

pun juga mengajarkan untuk saling rukun.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ukhuwah dan

membangun toleransi di dusun Honggosari ini, memang terlihat sudah

berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil wawancara bahwa di

Page 89: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

75

dusun Honggosari tidak ada perselisihan yang mengatasnamakan

agama, kesadaran ini hadir di tengah-tengah masyarakat dalam

menjalankan kerukunan tanpa paksaan.Seperti yang diungkapkan

Bapak Safrudin,

“Kalau saya tetap berpaham bagaimana sikap saya untuk

masyarakat bahwa masjid itu tetap dipertahankan dan

dikembangkan, yang penting membawa kemaslahatan. Untuk

masyarakat Honggosari ini tidak berpandangan pada golongan,

Jadi, kesimpulanya tidak ada rencana untuk membuat masjid,

dulu sudah pernah mbak mau direncanakan, kalau ada dua

mushola pasti akan melemahkankebersamaanyang mana juga

akan melemahkan ukhuwah umat Islam”. (wawancara halaman

8)

b. Memiliki hubungan kekerabatan

Ada suatu keadaan yang berkembang di dusun Honggosari sejak

dahulu yang sangat mendukung kerukunan umat Islam, yaitu

kekerabatan. Mayoritas penduduk Honggosariini memiliki hubungan

keluarga dan mereka mempunyai paham yang berbeda yaitu

Muhammadiyah dan NU.Seperti halnya yang diungkapkanPak Lurah,

“Ya sebenarnya dari dulu kebetulan 45 % adalah keluarga,

tokoh-tokoh yang ada di sini juga keluarga semua. Cikal bakal

dusun Honggosari ini kan mbah-mbah saya, ya kebetulan

pahamnya mbah-mbah saya di sekolahkan di Muhammadiyah.

Jadi, kerukunan sudah tertanam sejak dulu”.(wawancara

halaman 11)

Terciptanya kerukunan umat Islam yang berbeda paham di

dusun Honggosari ini dikarenakan masih satu keturunan. Subyekitifas

perbedaan paham agama masyarakat terkalahkan olehkeeratan

kekerabatan keluarga. Di dusun ini sangat sukar untuk muncul konflik

antar umat Islam yang berbeda paham, apabila ada seorang profokator

Page 90: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

76

yang akan memicu konflik, maka dari berbagai keluarga baik dari

Muhammadiyah maupun NU akan mengantisipasi.

3. Kebersamaan antara warga Muhammadiyah dan NU

Toleransi merupakan dambaan semua umat manusia dalam

kehidupan bermasyarakat, sikap saling menghormati dan menghargai

adalah kunci utama dalam kehidupan sosial, memang tidak dapat

dipungkiri bahwa sebagian kecil dari mereka gigih dengan prinsip

agama mereka. Namun, hal itu sama sekali tidak menghalangi mereka

untuk menegakkan toleransi dalam hidup bermasyarakat, dan sampai

sekarang kerukunan itu masih tetap terjaga dengan baik.

Terhadap pemeluk Islam sendiri peraturan Islam sesungguhnya

terdapat toleransi.Artinya, dalam bidang ibadah pun juga terdapat

toleransi, karena Islam adalah agama fitrah dan sesuai dengan naluri

(Hasyim, 1979: 249).

4. Cara pandang antara warga Muhammadiyah dan NU

Muhammadiyah dan NU mewakili dua golongan besar umat

Islam, kedua organisasi ini memiliki berbagai perbedaan

pandangan.Berbeda pendapat atau pemahaman merupakan hal yang

wajar, maka yang terpenting adalah bagaimana cara

menyikapinya.Dalam kehidupan masyarakat perbedaan yang paling

nyata adalah masalah furu’.Misalnya, Muhammadiyah melarang

bacaan qunut di waktu subuh sedangkan NU mensunahkan. Namun,

perbedaan pandangan ini sudah tidak menjadikan pertentangan lagi di

Page 91: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

77

dusun Honggosari, karena cara pandang mereka yang tidak fanatik dan

toleransi yang besar sehingga dapat mewujudkan ukhuwah di antara

keduanya.

Seperti halnya di Masjid Al-Mubarok yang menjadi imam

adalah takmir masjid yaitu Pak Tohari dari warga Muhammadiyah.

Namun, para jamaahnya juga sebagian adalah wargaMuhammadiyah

dan sebagian warga NU.Mereka semua hidup rukun tanpa beradu

argumen, bahkan ketika sholat jamaah subuh pun warga NU tetap

mengikuti imam yang mana tidak membaca qunut dan ketika sholat

tarawih warga NU juga mengikuti 11 rokaat. Sama halnya warga

Muhammadiyah juga ikut berpartisipasi ketika warga NU mengadakan

berjanji (dzibaan). Contoh lain warga NU juga aktif dalam pengajian

Tafsir Al-Qur’an (Muhammadiyah) dan di dalam pengajian tersebut

mereka mendengarkan apa yang disampaikan tanpa memandang

perbedaan ajaran yang melekat. (Observasi halaman 3)

Peneliti berpendapat bahwa cara pandang keagamaan baik dari

warga Muhammadiyah maupun NU, keduanya tidak memandang

buruk satu sama lain, karena pada prinsipnya semua agama itu

mengajarkan sesuatu yang baik. Perbedaan paham yang sudah ada di

tengah-tengah kehidupan tersebut mereka jadikan ilmu yang baru,

sehingga mereka dapat menjalin hubungan sosial dengan baik dan

dapat memperkokoh ukhuwah antara umat Islam.

Page 92: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

78

Adapun cara menjaga kerukunan atau kohesi sosial dalam

masyarakat tersebut, antara lain:

1) Menjunjung tinggi toleransi antar umat Islam

Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal,

misalnya dalam hal kematian, apabila warga NU mengadakan ritual

keagamaan seperti 7 hari, 40 hari, dan seterusnya maka warga

Muhammadiyah tidak merasa keberatan. Bagi yang mau ikut

silahkan dan apabila tidak ikut juga tidak masalah, hal tersebut

merupakan cara warga Muhammadiyah untuk menghormati, apa

yang sudah menjadi kebiasaan warga NU.

2) Membantu siapa saja yang membutuhkan

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak bisa

hidup sendiri karena pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup

sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan nyata,

contohnya ketika membangun Rumah mereka butuh bantuan orang

lain, maka mereka bisa saling memanfaatkan satu sama lain.

Sebagai umat Islam maka harus selalu siap membantu sesama

dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status orang tersebut,

justru membantu mereka yang kesusahan maka akan mempererat

tali persaudaraan sehingga secara tidak langsung akan

memperkokoh persatuan. Saling tolong-menolong merupakan

pencerminan dari sikap gotong royong.

Page 93: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

79

3) Saling menghormati dan menghargai

Untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah harus dilandasi

dengan kerukunan. Dan untuk menciptakan kerukunan maka perlu

adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara satu sama

lain tanpa memandang perbedaan paham yang melekat. Misalnya

bersikap ramah, selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun,

mendengarkan pendapat orang lain meskipun tidak sependapat,

terlebih lagi menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan

yang ada. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan antar umat,

khususnya umat Islam.

4) Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, maka

selesaikan dengan kepala dingin dan damai tanpa harus saling

tunjuk dan menyalahkan. Para pemuka agama dan tokoh

masyarakat sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi

yang baik dan tidak merugikan pihak-pihak manapun, atau

mungkin malah menguntungkan semua pihak.Hal ini diperlukan

karena banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap

toleransi.

Cara di atas tersebut sangat penting demi menjaga tali kerukunan

umat Islam, karena jika rasa toleransi antar umat Islam semakin tinggi,

maka konflik-konflik yang mengatasnamakan agama Islam dengan

sendirinya akan berkurang.

Page 94: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

80

4. Pendidikan Keagamaan diKalangan Warga Muhammadiyah dan NU

di dusun Honggosari

Generasi muda merupakan generasi yang pada nantinya akan

meneruskan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Menjaga kerukunan

dan mengembangkan nilai-nilai positif bagi generasi muda sangatlah perlu

dilakukan agar mengerti.Penanaman moral sangatlah diperlukan sejak dini.

Misalnya saja orang yang lebih muda bisa menghormati orang yang lebih

tua, Jika memberikan bantuan kepada orang lain tidak boleh memandang

perbedaan yang ada, dapat menghargai pendapat orang lain.

Warga Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) di dusun

Honggosari ketika menanamkan keagamaan, mereka tidak menonjolkan

organisasi, sebab organisasi hanyalah sebuah jembatan menuju ke jalan

Allah SWT.Perbedaan adalah sebuah rahmat dan itu merupakan anugerah

dari Allah SWT.Jadi, perbedaan tidak dijadikan perselisihan,namun

menambah wawasan.Perbedaan harus disyukuri dengan syarat saling

menghormati dan tidak boleh merasa paling benar dan paling

pintar(wawancara halaman 6).

Ketika menanamkan kepribadian, mereka tidak menonjolkan

organisasi namun ajaran agamanya yang ditanamkan baik warga

Muhammadiyah maupun NU.Dalam arti adalah tholabul ilmi dan untuk

mencari ridho Allah SWT.dengan adanya pengajian, TPA, karang taruna,

Muslimatan, kerjabakti dapat menanamkan kerukunan di dusun

Honggosari. Jika semua itu dilakukan secara terus-menerus dari generasi

Page 95: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

81

ke generasi, maka kerukunan umat Islam dapat terwujud secara

nyata.Seperti yang diungkapakan Bu Muslimah,

“Di sini kan ada karang taruna, jadi mungkin ditanamkan

kerukunan juga. Masalahnya karang taruna sendiri kalau sholat

ied ada yang ke Masjid ada juga yang ke Lapangan. Maka dengan

hal tersebut sudah terlihat adanya toleransi dan

kerukunan”.(wawancara halaman 37)

Manusia diberikan akal untuk berfikir yaitu bagaimana manusia bisa

hidup berdampingan dengan rukun dan tidak harus membawa

bendera.Bendera hanyalah sebuah simbol dan keyakinan adalah sebuah

pedoman manusia untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Dengan

sebaik-baiknya.

Seperti yang diungkapkan Bapak Fauzi,

“Ya artinya gini, kita di dalam dua bendera itu tidak menonjolkan

benderannya. Jadi, ya ditanamkan agamanya saja, ditanamkan

akhlaknya. Di sini juga banyak kok anak dari warga NU di

sekolahkan ngaji di Muhammadiyah, jadi tidak apa-apa yang

penting sekolah di agama”.(wawancara halaman 14)

Islam adalah agama rahmatan lil alamin, yang mana Islam

merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam semeta,

termasuk hewan, tumbuhan, apalagi sesama manusia. Manusia adalah

khalifah di bumi yang bertugas untuk memakmurkan alam semesta.

Sebagai khalifah, manusia mempunyai tugas penting yang harus

dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Maka, untuk menjaga

alam yang penuh rahmat ini, sebagai hamba Allah SWT. harus dapat

menjaga apa yang sudah dititipkan di muka bumi ini, termasuk menjaga

hubungan dengan manusia secara baik.

Page 96: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

82

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian tentang kohesi sosial

intern umat Islam yang berbeda pemahaman antara Muhammadiyah dan

Nahdlatul Ulama (NU) di dusun Honggosari baik. Baik ini karena

hubungan di antara mereka didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:

1) Adanya kerjasama, baik dalam bidang keagamaan dan sosial. Misalnya,

dalam pengelolaan masjid, semua warga Muhammadiyah maupun NU

dilibatkan, dalam pengelolaan TPA, walaupun lembaga TPA didirikan

oleh warga Muhammadiyah, tetapi ada kerjasama dari warga NU, yaitu

dengan mengajikan anaknya di TPA tersebut. 2) Adanya rasa toleran, yaitu

saling menghargai pemahaman yang berbeda dan tetap berpegang terhadap

pemahaman masing-masing. Contohnya; ketika hari raya warga NU sholat

ied di Masjid dan warga Muhammadiyah di Lapangan, dan hal itu bagi

warga NU maupun Muhammadiyah tidak menjadi masalah. 3) Adanya

kebersamaan antara warga Muhammadiyah dan NU, seperti sholat

bersama, mengurus masjid bersama. 4) Cara pandang yang tidak fanatik,

yaitu membiarkan orang lain berbeda dengan pemahamannya dan

memberikan kebebasan untuk menjalankannya, di sisi lain tetap berpegang

teguh kepada yang diyakini benar.

Page 97: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

83

Di dusun Honggosari ini, mereka saling menghargai satu sama lain

dan menjadikan perbedaan pemahaman ini suatu ilmu yang baru dan

semata-mata dengan niat mencari ridho Allah SWT. Perbedaan paham itu

tidak menjadi masalah bagi warga dusun Honggosari, karena selama

semua itu tidak melenceng dari Al-Qur’an dan Hadis. Hal tersebut

dikarenakan adanya ukhuwah.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan khususnya masyarakat dusun

Honggosari yaitu agar tetap menjaga ukhuwah antara warga

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang sudah terjalin baik agar dapat

dipertahankan supaya tidak terjadi konflik-konflik yang dapat

menyebabkan kerenggangan bahkan dapat menjadi perpecahan antar umat

Islam. Mereka harus bisa hidup dalam kedamaian, saling tolong-

menolong, bekerjasama dalam hal kebaikan, dan tidak saling bermusuhan

agar agama Islam bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara

tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan negara. Sebagai umat

muslim sudah sepantasnya untuk bersatu, maka jadikan perbedaan itu

adalah sebuah ujian agar dapat mencari kebenaran Islam.

Page 98: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

84

C. Penutup

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi belum

mencapai tahap kesempurnaan.Hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan peneliti.Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, semoga

dengan kritik dan saran yang pembaca berikan dapat membangun skripsi

ini untuk mendekati tahap kesempurnaan

Page 99: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

85

DAFTAR PUSTAKA

Alena, Badrun. 2000. NU: Kritisisme dan Pergeseran makna ASWAJA.

Yogyakarta: Tiara Wacana. Cetakan pertama.

Al-Munawar, Said Agil Husin. 2001. Dimensi-Dimensi Kehidupan Dalam

Perspektif Islam. Malang: Pasca Sarjana Unisma.

Al-Riddlawi, Sayyid Murtadla. 1984. Membina Kerukunan Muslimin. Jakarta:

Pustaka jaya. Cetakan Pertama.

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asy’arie, Musa. 2005. Islam Keseimbangan, Rasionalitas, Moralitas, dan

Spiritualitas. Yogyakarta: Lesfi. Cetakan Pertama.

Barton, Grek. 1997. Tradisionalisme Radikal Persinggungan Nahdatul Ulama

Negara. Yogyakarta: LkiS. Cetakan Pertama.

Basri, Syafiq. 1991. Satu Islam. Bandung: Anggota IKAPI.

Fattah, Munawar Abdul. 2012. Tradisi orang-Orang NU. Yogyakarta: Pustaka

Pesantren.

Hasyim, Umar. 1979. Toleransi Kemerdekaan Beragama Dalam Islam Sebagai

Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya: PT. Bina

Ilmu.

Ismail, Faisal. 2004. Dilema NU Di Tengah Badai Pragmatisme Politik. Jakarta:

Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat Beragama

Puslitbang Kehidupan Umat Beragama Badan Litbang Agama dan Diklat

Keagamaan Departemen Agama RI. Cetakan Pertama.

Jaiz, Hartono Ahmad. 2006. Bila Kyai DiperTuhankan(membedah sikap

beragama NU). Jakarta :Pustaka Al-Kautsar. Cet.ke-7.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1982. Jakarta : Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.

Karim, M. Rusli. 1986. Muhammadiyah Dalam Kritik dan Komentar. Jakarta:

Rajawali.

Manaf, Mudjahid Abdul. 1996. Sejarah agama-agama. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Cetakan Ke-2.

Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja

Rosdakarya.

Muhaimin, 2005. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana. Cetakan

Pertama.

Mulkhan, Abdul Munir. 1990. Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah (dalam perpektif perubahan sosial). Jakarta : Bumi

Aksara.

Mulkhan, Abdul Munir. 2010. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: Buku Kompas.

Nashir, Haedar. 1992. Dialog Pemikiran Islam Sdalam Muhammadiyah.

Yogyakarta: BPK PP Muhammadiyah. Cetakan Pertama.

Nasution, Yunan. 1976. Pegangan Hidup. Jakarta: Publicita. Cetakan Pertama.

Qardhawi, Yusuf. 2003. Masyrakat Berbasis Syariat Islam. Solo : Era Intermedia.

Cetakan Pertama.

Page 100: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

86

Rais, Amien. 1995. Moralitas Politik Muhammadiyah. Yogyakarta: Dinamika.

Ridwan, Nur Khalik. 2010. NU dan Bangsa 1914-2010: Pergulatan Politik dan

Kekuasaan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. Cetakan Pertama.

Setiawan, Zudi. 2007. Nasionalisme NU. Semarang. CV. Aneka Ilmu.

Sjamsudduha. 1999. Konflik Dan Rekonsilasi NU-Muhammadiyah. Surabaya: PT

Bina Ilmu. Cetakan Pertama.

Supadie, Didiek Ahmad. 2012. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Cet.ke-2.

Suprayogo, Imam Thobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yunus, Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta : Padang.

https://googleweblight.com/, di akses 14 September 2015

http://cakhakam.blogspot.com, di akses 6 Agustus 2015

Page 101: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 102: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

KISI-KISI INSTRUMEN

KOHESI SOSIAL ANTARA WARGA MUHAMMADIYAH DAN NU DI

DUSUN HONGGOSARI

No Pokok

Masalah

Dimensi Sumber Tekhnik

Pengumpul

Data

Alat Pengumpul

Data

1 Gambaran

Umum

dusun

Honggosari

1. Profil Dusun

2. Keadaan

Monografi

3. Keadaan

Demografi

4. Keadaan

keagamaan

masyarakat

5. Keadaan

Pendidikan

dan mata

pencaharian

masyarakat

6. Keadaan

sosial

kemasyarakata

n

1. Kepala

dusun

Honggosari

2. Masyarakat

dusun

Honggosari

1. Wawancara

2. Observasi

1. Pedoman

wawancara

2. Dokumentasi

Dusun

Honggosari

2 Kerukunan

antara

warga

Muhammad

iyah dan

NU di

dusun

Honggosari

1. Relasi antara

warga

Muhammadiy

ah dan NU

2. Cara pandang

terhadap

pemahaman

yang berbeda

antara warga

Muhammadiy

ah dan NU

3. Faktor yang

melatarbelaka

ngi kerukunan

antara warga

Muhammadiy

ah dan NU

4. Pendidikan

kegamaan di

kalangan

warga

Muhammadiy

ah dan NU

1. Tokoh

masyarakat

2. Pemuka

agama

3. Masyarakat

4. Warga

Muhammadi

yah

5. Warga NU

1. Wawancara

2. Observasi

1. Pedoman

wawancara

2. Dokumentasi

Page 103: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana pandangan warga tentang paham Muhammadiyah dan NU?

2. Apa pendapat warga mengenai pemahaman yang berbeda tersebut?

3. Bagaimana hubungan antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun

Honggosari?

4. Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

5. Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan secara bersama-

sama antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari?

6. Bagaimana kerjasama antara warga Muhammadiyah dan NU dalam

kelembagaan, misalnya dalam mengurus masjid dan TPA ?

7. Apakahdalam pengelolaan masjid seimbang?

8. Apakah tidak ada rasa iri dari masing-masing paham?

9. Bagaimana dengan pengeolaan TPA?

10. Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut, jika ada

bagaimana cara menghadapi kendala tersebut?

11. Apa yang menjadi prinsip masing-masing paham dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan?

12. Apakah ada pergantian imam dalam sholat sehari-hari?

13. Apakah dalam sholat tarawih dilakukan bersama-sama antara

Muhammadiyah dan NU ?

14. Apakah sama dalam penentuan hari raya?

15. Bagaimana dengan hari raya idul adha, apakah penyembelihan qurban

secara bersama-sama?

16. Bagaimana jika membantu tetangga berbeda paham?

17. Apakah warga berpartisipasi ketika ada kematian, sedangkan mereka

berbeda paham?

18. Apakah masih ada ritual 7 hari, 40 hari,100 hari di dusunHonggosari?

19. Apa faktor yang melatarbelakangi kerukunan?

20. Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara warga

Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat dipertahankan?

Page 104: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Nilasari Uminingsih

Tempat/tanggal lahir : Semarang, 04 Juli 1992

NIM : 11111180

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Alamat Asal : Jl.Kaligawe Sawah Besar RT 03/RW 03, Gang III

Semarang

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Jenjang Pendidikan :

1. SDN Bangunharjo Semarang lulus tahun 2004

2. MTs N 02 Semarang lulus tahun 2007

3. MAN 1 Semaranglulus tahun 2010

4. S1 Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga tahun 2015

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 9 September 2015

Penulis

Nilasari Uminingsih

Page 105: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

3

Page 106: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

4

Page 107: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

5

Page 108: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

6

Page 109: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

7

Page 110: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

8

Page 111: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

9

Page 112: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

10

Page 113: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

Pengumpulan Data

No Metode Pengumpulan

Data

Sumber Data Jenis Data

1.

Wawancara

Tokoh masyarakat

Pemuka Agama

Masyarakat

Warga

Muhammadiyah

Warga NU

Remaja

Relasi antara warga

Muhammadiyah dan

NU

Cara pandang warga

Muhammadiyah dan

NU terhadap

pemahaman yang

berbeda

Faktor yang

melatarbelakangi

kohesi sosial warga

Muhammadiyah dan

NU di dusun

Honggosari

Pendidikan keagamaan

dikalangan warga

Muhammadiyah dan

NU di dusun

Honggosari

2.

Observasi

Dusun Honggosari

Pengurus

Muhammadiyah

Pengurus NU

Masyarakat

Profil dusun

Letak geografis

Letak demografi

Sejarah masjid

Struktur organisasi

Kondisi obyektif dusun

Honggosari

3.

Dokumentasi

Foto kegiatan

Page 114: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

Catatan Wawancara

Informan : THR (Muhammadiyah)

Hari, tanggal : Sabtu, 29 Agustus 2015

Jam : 18.30 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Sabtu tepatnya pada tanggal 29 Agustus 2015 pada malam hari sekitar

pukul 18.30 WIB.Saya berkunjung ke rumah bapak takmir yang bernama Pak

THR(berusia 70 tahun)yang kebetulan sudah membuat janji. Setelah tiba di

Rumahnya saya mengetuk pintu dan ternyata yang membukakan pintu adalah

istrinya. Kemudian saya dipersilahkan masuk dan duduk. Karena, Pak THR

sedang mandi, maka saya wawancara dengan istrinya dahulu, kemudian di tengah-

tengah wawancara saya dengan istrinya, Pak THR datang dan memberikan salam,

kemudian setelah selesai, saya mulai wawancara dengan Pak THR. Pak THR ini

merupakan takmir di Masjid Al-Mubarok, kesehariannya bekerja sebagai seorang

mubaligh.Pak THR dikaruniai 3 anak dari istrinya SAM dan kebetulan sudah

menikah semua.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan bapak tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Kalau NU menggunakan penalaran dalam ibadah mahdhoh

sedangkan Muhammadiyah tidak. Dalam segi latar belakang

jelas berbeda Muhammadiyah lahir karena masyarakat banyak

kurofat, tahayul, dan bid’ah. sedangkan NU mengikuti Islam

yang nanti akan diluruskan oleh Hasyim Asy’ari dan muncul

karena ada salah satu gerakan yaitu Muhammadiyah.

Page 115: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

3

Peneliti : Apa pendapat bapak mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Tidak masalah, pengikutnya saja memahaminya berbeda. saya

yakin umat Islam itu semakin pandai. Contoh; NU setiap hari

membaca qunut ketika sholat subuh. Sedangkan,

Muhammadiyah membaca qunut jika ada musibah, kemudian

NU bacaan Doa, tahlil akan sampai, sedangkan Muhammadiyah

tidak sampai.

Peneliti : Kemudian bagaimana hubungan antara warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini pak?

Informan : Rukun-rukun saja, saling menghormati dalam acara tahlilan ikut

serta.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada, kalau masalah kemasyarakatan bareng mbak. Misalkan,

kerjabakti, jadi ya sama-sama dikerjakan bareng-bareng.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ya ada, seperti peringatan hari-hari besar.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan pak, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ya ada, Bapak SN sebagai pembangunan, Bapak HR sebagai

keamanan, dan Bapak HN sebagai peralatan. Namun untuk

urusan imam dari warga NU belum ada yang memenuhi kriteria

untuk jadi imam.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan masjid seimbang ya pak?

Informan : Bersama kalau dalam kepengurusan masjid, namun dalam

peribadahan seperti imam, muadzin semua dari warga kami

Muhammadiyah.

Peneliti : Apakah tidak ada rasa iri dari warga NU Pak?

Informan : Ya kalau masalah iri mau iri bagaimana, masalahnya di sini dari

NU tidak ada yang memenuhi kriteria untuk jadi imam dan tidak

ada kemauan pula.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA pak ?

Informan : Di Rumah saya juga ada TPA, jadi yang mengurusi saya dengan

istri saya, TPA di sini ada tiga. Akan tetapi juga rukun, soalnya

yang sekolah ngaji TPA di tempat saya banyak juga dari warga

NU, mereka menyuruh anaknya ngaji di sini itu niatnya untuk

tholabul ilmi mbak.

Page 116: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

4

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana bapak menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada kendala, umpama kok yang meninggal

Muhammadiyah ya NU ya tetep ikut berpartisipasi dari

memandikan, ngafani.Kemudian dalam penyelenggara

pengajian, siapa yang mampu ya kita rekrut.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip bapak dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : ya tidak apa-apa.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahada pergantian

imam pak?

Informan : Ada mbak tapi dari Muhammadiyah semua, soalnya yang dari

NU tidak ada yang memenuhi kriteria imam. Kalau masalah

imam sudah di jadwalkan tapi ya masalah imam di Masjid dusun

ini dari Muhammadiyah semua.

Peneliti : Apakah dalam sholat tarawih dilakukan bersama-sama

antara Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Ya, tarawih kita bersama-sama 11 rokaat sama saya.

Peneliti : Kemudian dengan Hari Raya pak, apakah bersama?

Informan : Ini ada 2, sebagian besar ke Tanah lapangan dan sebagian ke

Masjid. Tapi saya amati mereka tidak ke Lapangan itu bukan

karena keyakinan tapi karena jauh, yang karena keyakinan itu

paling cuma satu dua.

Peneliti : Untuk hari raya idul Adha, Apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama pak?

Informan : Kalau idul adha misalkan ada dua versi, ada yang jum’at ada

yang sabtu, ya kita toleran. Misalkan tahun kemarin, kita yang

Muhammadiyah toleran ngemong yang lebaran besok, jadi

menyembelihnya setelah lebaran NU.

Peneliti : Bagaimana menurut bapak jika membantu tetangga

berbeda paham ?

Informan : Tetap di bantu. Misalnya, di Masjid ini kan, ketika pengajian

ada infaq khusus untuk dhuafa Jadi,tidak pandang bulu, di dusun

Honggosari siapa saja yang dhuafa ya kita bantu. Jadi, tidak ada

sekat satu sama lain.

Peneliti : Ketika ada warga NU yang sakit apakah bapak juga ikut

menjenguk ?

Informan : Ya ikut.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa bapak juga ikut

berpartisipasi jika warga NU meninggal dunia ?

Page 117: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

5

Informan : Iya jelas saya ikut.Kematian juga termasuk kemasyarakatan

mbak, jadi misal yang meninggal RT 2 jadi yang mencarikan

tempat ya RT 1.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Sekarang tradisi urusan kematian tidak lebih dari 3 hari, kalau 3

hari kan sesuai dengan Rasulullah SAW. batas takziyah kan 3

hari. Jadi, mereka-mereka tidak mengadakan acara 7 hari, dan

seterusnya itu bukan karena prinsip agama tapi karena

kebutuhan hidup yaitu selak nyambut gawe.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa yang melatarbelakangi kerukunan

iniPak?

Informan : Kesadaran pribadi masing-masing karena antaranya hanya beda

pemahaman saja, trus yang kedua apalagi 1 kampung kita kan

saudara semua. Contohnya yang samping ibunya fauzi masih

kakak adik, samping masjid buleknya sehingga kuat.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanpak ?

Informan : Untuk menjaga kerukunan ya dengan cara mengadakan

pengajian-pengajian, jadi ketika saya mengisi pengajian tidak

pernah berkata bahwa kalau menurut Muhammadiyah ajarannya

seperti ini sedangkan menurut NU ajarannya seperti ini Tapi

qur’annya ini lho dan hadisnya ini lho. Jadi, marilah kita ngaji

trus sampai ketemu dalam satu titik.

Peneliti : Bagaimana cara menanamkan kepribadian, sehingga tetap

menjaga kerukunan ?

Informan : oh ya di sini kan ada 4 RT ya, kebetulan mubaligh-mubalighnya

orang-orang kita (warga Muhammadiyah). Jadi, saya pesan

kepada para mubaligh untuk mengajak warganya bareng-bareng

dalam hal kebaikan di dusun Honggosari ini.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dihadapi informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutus

silaturahmi antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini,

sehingga kerukunan di dusun ini baik-baik saja.

Page 118: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

6

Catatan Wawancara

Informan : SN (NU)

Hari, tanggal : Sabtu, 29Agustus 2015

Jam : 20.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015 pada malam hari sekitar pukul

20.00 WIB, tepatnya setelah sholat isyak, saya berkunjung ke rumah Bapak

mantan DPR yang bernama Pak SN (berusia 66 tahun) yang belum membuat janji.

Rumahnya yang berada di samping masjid tersebut tampak sepi sekali, saya

berulang kali mengetuk pintu dengan mengucapkan salam. Namun, salam saya

tidak ada yang menjawab dan akhirnya saya menunggu di depan rumah, tampak

dari arah timur ada sebuah mobil datang menuju ke rumah Pak SN dan setelah

dibukapintu mobil tersebut ternyata Pak SN. Kebetulan saya sudah kenal waktu

KKN dan akhirnya saya dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya dan

dipersilahkan duduk. Kemudian saya menjelaskan bahwa saya sedang penelitian

skripsi dan ingin melakukan wawancara. Setelah itu saya dipersilahkan untuk

wawancara. Pak SN ini merupakan Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Jogonegoro,

beliau dikaruniai 5 anak dari istrinya dan kelima anaknya pun sudah berumah

tangga.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan bapak tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Gini mbak yang namanya organisasi apapun adalah sebuah

jembatan menuju ke Sana intinya semua kan Sana mbak. Dan

perbedaan adalah sebuah rahmah dan itu merupakan suatu

Page 119: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

7

anugerah. Jadi, perbedaan jangan dijadikan satu-satunya

perselisihan tapi menambah wawasan. Kita harus syukuri

dengan syarat saling menghormati dan tidak usah merasa paling

benar, paling pintar.

Peneliti : Apa pendapat bapak mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Ya menurut saya kita tidak usah mencampuri urusan orang lain,

maka aman-aman saja. Jadi, marilah kita bareng-bareng

fastabiqul khoirot dengan berlomba-lomba.

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana pak?

Informan : Owh aman-aman saja mbak, sangat rukun mbak.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Jelas mbak, Honggosari ini tempatnya kalau dalam urusan sosial

kita meninggalkan baju. Contoh, katakan ada hari besar Islam,

semua hadir bareng-bareng antara warga dan tokoh

Muhammadiyah dan NU semua ikut mendengarkan, Nyadran

ada tahlilanya, Muhammadiyah juga ikut entah itu ikhlas atau

tidak, yang penting kemasyarakatannya ikut.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ya tadi hari-hari besar mbak, misalnya Isro’ Miroj, syawalan,

nyadran, sholat dan ada juga kegiatan yang sama seperti ibadah

mahdhoh yaitu sholat wajib berjamaah di Masjid Al-Mubarok,

kadang sekali tempo berbeda, seperti sholat ied.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan pak, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Tadi saya sudah cerita di awal, kalau kita tidak selalu dipakai

padahal kita ada yang layak baik imam, khatib.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid seimbang ya pak?

Informan : Ya tadi mbak, masalah pengelolaan masjid dalam hal

pembangunan dan kepengurusan dilakukan seimbang tapi kalau

masalah imam, khotib, muadzin hanya sepihak. Jadi seolah-olah

Maasjid ini yang menguasai Muhammadiyah padahal

sebenarnya dari kelompok saya (NU) itu ada yang layak. Tapi

bagi kami tidak masalah,sebab yang namanya ibadah harus

dilandasi dengan ikhlas.

Page 120: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

8

Peneliti : Semisal ada tanah kosong, apakah dari warga NU di dusun

Honggosari ini tidak ingin membuat masjid sendiri ?

Informan : Kalau saya tetap berpaham bagaimana sikap saya untuk

masyarakat bahwa masjid itu tetap dipertahankan dan

dikembangkan, yang penting membawa kemaslahatan. Untuk

masyarakat Honggosari ini tidak berpandangan pada golongan,

Jadi, kesimpulanya tidak ada rencana untuk membuat masjid,

dulu sudah pernah mbak mau direncanakan,kalau ada dua

mushola pasti akan melemahkan kebersamaan yang mana juga

akan melemahkan ukhuwah umat Islam.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA pak ?

Informan : Lha kalau masalah TPA saya kecewa mbak, jadi gini mbak dulu

itu TPA di sini itu maju. Di Masjid Al-Mubarok bareng-bareng

semuanya ikut TPA baik dari Muhammadiyah maupun NU.

Tapi karena yang mengajar itu tidak di gaji ya sudah akhirnya

mrotoli mbak, namanya manusia itu kebutuhan pasti ada tapi

karena takmirnya tidak setuju untuk masalah gaji menggaji ya

sudah akhirnya TPA yang tadi bareng-bareng di Masjid pecah

karena tidak ada gurunya tapi masih satu guru yang setia

mengajar mbak. Jadi untuk TPA di sini ada 3 yang di Masjid, di

Rumah takmir, dan di tempat lain.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana bapak menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Ya gini mbak, jadi yang namanya perbedaan pasti punya efek.

Kalau tidak punya efek itu namanya tidak berbeda , tapi masih

bisa dikendalikan.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip bapak dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Gini, sebenarnya Allah SWT. sudah memberikan suatu tata cara

kita bermasyarakat. Jadi, yang namanya Islam itu kan rahmatan

lil alamin, ini penjabarannya luas. rahmatan lil alamin adalah

suatu sikap orang Islam yang bisa diterima kemanfaatannya

untuk orang banyak, walaupun di dalam Islam tidak ada

ajarannya.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahbapakjuga

sholat berjamaah di Masjid dengan imam yang berbeda

paham?

Informan : Owh iya saya ikut jamaah.

Peneliti : Kemudian jika sholat subuh, apakah bapak membaca qunut

?

Page 121: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

9

Informan : Itu keyakinan mbak, kalau saya tetap pakai qunut, itu keyakinan

owg mbak. Jadi, yang namanya keyakinan tidak boleh ragu-

ragu.

Peneliti : Apakah bapak juga melaksanakan sholat tarawih

berjamaah di Masjid ?

Informan : Ya saya ikut.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya pak, apakah bersama?

Informan : Ya kalau hari raya sekali tempo sama, sekali tempo berbeda.

Kalau masalah urusan hari raya kan yang Muhammadiyah

dengan perhitungan dan yang NU dengan ru’yah. Sholatnya pun

di bagi menjadi dua. Kalau NU di Masjid dan yang

Muhammadiyah di Lapangan.

Peneliti : Untuk hari raya idul Adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama pak?

Informan : Kalau masalah penyembelihan qurban, dikerjakan bareng-

bareng mbak. Itu kan sudah masalah sosial kemasyarakatan.

Peneliti : Lalu bagaimana prinsip bapak sebagai warga NU?

Informan : Ya gini mbak sebenarnya Allah kan sudah memberi lampu

kepada kita, memberikan tatacara dalam bermasyarakat. Islam

itu merupakan rahmatan lil alamin jadi satu manusia ini bisa

diterima kemanfaatanya untuk orang banyak.

Peneliti : Bagaimana menurut bapak jika membantu tetangga

berbeda paham ?

Informan : Nabi itu kan orang-orang yang betul-betul jadi pedoman ya

mbak, nabi itu tidak membeda-bedakan mbak. Jadi, kita sebagai

umatnyapunjuga tidak masalah mbak, dan apalagi seorang

pemimpin maka harus adil.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah bapak

juga ikut menjenguk ?

Informan : Oh di sini bareng-bareng mbak, di dusun Honggosari ini sudah

pas mbak untuk urusan sosial.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa bapak juga ikut

berpartisipasi jika warga Muhammadiyah meninggal dunia

?

Informan : Ya dateng mbak, intinya kita kan menghormati. Ada juga yang

tidak pakai tahlil, ya itu kan keyakinan dia, jadi kita tidak

masalah.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Page 122: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

10

Informan : Ya ada, gini mbak namanya anaknya orang banyak ya, jadi

pendapatnya juga berbeda-beda. Ada yang ekstrim tidak setuju

tapi ya masih berjalan.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa yang melatarbelakangi kerukunan

iniPak?

Informan : Semua yang namanya aturan kebijakan di desa manapun itu

menjadi rujukan, sifatnya mendidik, jadi memang dusun

Honggosari ini dari awalnya sudah terlatih, tertib, dan disiplin,

entah itu lewat pengajian, kelembagaan RT atau RW, jadi

kebersamaan, kalau mbak lihat setiap jumat pasti rapat.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanpak ?

Informan : Kita harus tanggap mbak, jika ada rakyat kelakuannya kurang

baik maka harus ditegur.contoh ketika di kampung kok ngebut

naek motor ya saya tegur, soalnya kalau tidak langsung ditegur

maka akan menjadi kebiasaan.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dilakukan informan ada kendala untuk urusan kepengurusan masjid dalam

peribadahan yaitu seolah-olah masjid tersebut dikuasai oleh Muhammadiyah.

Namun, hal tersebut tidak menjadikan kerukunan di dusun Honggosari ini

terepecah-belah karena Pak SN ini dapat menurunkan egonya demi kemaslahatan

bersama. Apalagi Pak SN ini adalah seorang tokoh masyarakat, jadi sebagai

seorang pemimpin masyarakat harus memberikan contoh yang baik untuk

masyarakatnya serta tanggap terhadap maslah yang ada.

Page 123: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

11

Catatan Wawancara

Informan : FZ (Muhammadiyah)

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2015

Jam : 08.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari minggu tanggal 30 Agustus 2015, pada pagi hari sekitar pukul

08.00 WIB. Saya menghampiri Pak FZ yang sedang duduk di ruang tengah,

karena sebelumnya saya sudah meminta ijin kepada Pak FZ untuk menginap di

rumahnya, dan kebetulan rumah Pak FZ ini adalah tempat tinggal saya ketika

KKN dulu. Jadi, saya dengan Pak FZ sudah lumayan akrab karena selama KKN

sudah saling kenal. Setelah samapai di ruang tengah saya dipersilahkan untuk

melakukan wawancara. Bapak Lurah FZ (berusia 50 tahun) merupakan Lurah di

desa Jogonegoro kabupaten Magelang ini sehari-harinya bekerja di kelurahan. Pak

Lurah dikaruniai 2 anak laki-laki dari istrinya ET.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan bapak tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Muhammadiyah adalah suatu organisasi di bidang sosial, kalau

NU ya intinya sama.

Peneliti : Apa pendapat bapak mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Ya pendapat saya, perbedaan pendapat itu tidak apa-apa.

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana pak?

Page 124: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

12

Informan : Ya baik-baik saja alhamdulillah, artinya jika NU ada kegiatan

Muhammadiyah mendukung.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Semua dalam hal sosial bersama-sama mbak. Apalagi saya

pemimpin di sini, ya misal ada kerjabakti ya kita bersama-sama,

selain itu saya juga kadang-kadang berkunjung ke wilayah-

wilayah lain yang masih lingkup desa Jogonegoro, ya untuk

menjalin tali silaturahmi.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ya ada kalau event peringatan hari besar pasti bareng, seperti ;

Isro’ Miroj, syawalan. Dan kalau untuk mengurusi hari-hari

besar misalnya siapa mubalighnya nanti. Itu semua saya yang

ngurusi.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan pak, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ya bareng-bareng, artinya gini kalau di dusun Honggosari ini,

memang ada dua bendera tapi kalau dalam hal keagamaan

maupun sosial bareng-bareng jadi tidak menonjolkan egonya

benderanya masing-masing. artinya kemasyarakatanya dan

gotong royongnya sama-sama.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid seimbang ya pak?

Informan : Seimbang mbak.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA pak ?

Informan : Ya TPA kan di sini ada tiga tempat jadi masalah pengelolaan ya

dikelola oleh orang yang bersangkutan dalam arti guru ngajinya

sendiri.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana anda menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip bapak dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Kalau masalah prinsip ini, sebelumnya maaf, memang saya dari

Muhammadiyah, saya agak condong dalam agama tapi saya

tidak menonjolkan organisasi. Saya saja kalau ngaji juga ke

mana-mana tidak memandang itu kyai Muhammadiyah atau dari

NU. ya pokoknya yang baik saya pakai.

Page 125: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

13

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahbapakjuga

sholat berjamaah di Masjid dengan imam yang berbeda

paham?

Informan : Ya kalau untuk sholat wajib saya bermajaah di dusun ini dengan

imam yang sepaham juga. namun ketika tarwih kemarin saya

juga ikut tarwih keliling mbak. Saya kan di sini pemimpin ya

mbak jadi saya berusaha memantau keadaan di luar juga. jadi

ketika sholat tarwih pada imam NU ya saya ikut tapi hanya

sampai 8 rokaat nanti saya nunggu witir baru ikut jamaah lagi.

Kalau dalam prinsip ibadah saya tetap Muhammadiyah tapi

kalau dalam sosial saya meninggalkan bendera saya. Artinya

saya tidak egois walaupun saya ikut berjamaah pada imam NU

tapi tetap 11 rokaat, dan apa yang saya kerjakan di sini kan

terselip rasa toleransi mbak.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya pak, apakah bersama?

Informan : Ya kalau hari raya berbeda mbak. Kalau masalah urusan hari

raya kan yang Muhammadiyah dengan hitungan dan NU ikut

pemerintah. sholatnya pun di bagi menjadi dua. Kalau NU di

Masjid dan yang Muhammadiyah di Lapangan.

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama pak?

Informan : Ya sama, kalau qurban kan dikelola oleh takmir dan takmirnya

di sini kan ada Muhammadiyah dan ada NU, jadi ya

pengelolaanya bareng-bareng di bawah naungan PHBI, ya PHBI

kan saya.

Peneliti : Kalau ada dzibaan, ziarah apa bapak juga ikut ?

Informan : Tidak mbak, tapi ya ada yang ikut kadang-kadang.

Peneliti : Bagaimana menurut bapak jika membantu tetangga

berbeda paham ?

Informan : Tidak masalah. artinya gini urusan sosial itu kita tidak ngurusi

golongan apa, golongan apa. Sosial kemasyarakatan bersama.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah bapak

juga ikut menjenguk ?

Informan : Ya ikut.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa bapak juga ikut

berpartisipasi jika warga Muhammadiyah meninggal dunia

?

Informan : Ya jelas ikut mbak.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Page 126: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

14

Informan : Kematian di sini sudah diputuskan di rapat RW tiga hari. Jadi, di

sini rata-rata sudah menggunakan 3 hari.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa pak yang melatarbelakangi

kerukunan ini ?

Informan : Ya pertama dari figur kepemimpinan mbak, orang itu kalau

memberi contoh yang baik maka di bawah nya juga akan ikut

baik. Tapi kalau yang di atas sering ngompor-ngompori yang

tidak baik ya itu jelas malah menanamkan kebencian. Apalagi

kan ada dua kubu apabila tokoh-tokoh yang dituakan memberi

contoh yang tidak baik otomatis akan menjadikan gep. Yang

kedua keluarga, kebetulan 45 % tokoh-tokoh yang ada di sini

juga keluarga semua. Cikal bakal dusun Honggosari ini kan

mbah-mbah saya, ya kebetulan pahamnya mbah-mbah saya di

sekolahkan di Muhammadiyah. Jadi, kerukunan sudah tertanam

sejak dulu.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankan pak ?

Informan : Saling menjaga, ya berusaha menanamkan kerukunan saja. Ya

di dalam pengajian tidak usah menonjolkan bendera. Jadi, ngaji

ya ngaji tidak usah membawa-bawa bendera.

Peneliti : Bagaimana cara menanamkan kepribadian, sehingga tetap

menjaga kerukunan ?

Informan : Ya artinya gini, kita di dalam dua bendera itu tidak menonjolkan

benderannya. Jadi, ya ditanamkan agamanya saja, ditanamkan

akhlaknya. Di sini juga banyak kok anak dari warga NU di

sekolahkan ngaji di Muhammadiyah, jadi tidak apa-apa yang

penting sekolah di agama.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dilakukan informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutus tali

silaturahmi antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini,

sehingga kerukunan di dusun ini baik-baik saja. Sebab, dimata Pak FZ perbedaan

hanyalah sebuah bendera yang menjadi simbol dan simbol itu tidak menjadikan

kerukunan di dusun Honggosari ini pecah. Namun, dalam hal agama Pak FZ

tetap berprinsip pada keyakinannya, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan

untuk tetap bersatu dengan semua masyarakat dan Pak FZ ini selalu menerapkan

sikap toleran.

Page 127: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

15

Catatan Wawancara

Informan : ET (NU)

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2015

Jam : 09.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 30 Agustus 2015, pada pagi hari sekitar pukul

09.00 WIB. Saya menghampiri Bu ET yang sedang masak untuk menanyakan

waktu luang untuk wawancara, kebetulan saya menginap di rumahnya dan

sebelumnya saya sudah meminta ijin kepada Bu ET untuk menginap di rumahnya,

dan kebetulan rumah Bu ET ini adalah tempat tinggal saya ketika KKN dulu. Jadi,

saya dengan Bu ET sudah sangat akrab karena selama KKN sudah saling kenal.

Kemudian, setelah saya bertanya tentang waktu luang untuk wawncara, saya

malah disuruh makan dulu. Akhirnya setelah selesai makan saya mulai wawancara

dengan Bu Lurah.Ibu Lurah yang bernama ET (berusia 51 tahun) ini sehari-

harinya adalah ibu rumah tangga dan Bu ET ini istri dari bapak FZ.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan ibuk tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Pandangan saya Muhammadiyah dan NU adalah sama-sama

organisasi yang sesuai ajaran Islam mbak.

Peneliti : Apa pendapat ibuk mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Bagi saya yang berbeda itu adalah pemahamannya, jadi orang

sendiri-sendiri menafsirkannya akan tetapi pada dasarnya satu

sumber yaitu Al-Qur’an.

Page 128: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

16

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana buk?

Informan : Hubungannya baik-baik saja mbak, secara menyeluruh rukun.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada mbak, ya seperti kerja bakti, PKK, gotong royong.

Seandainya ada event-event desa Muhammadiyah dan NU

rukun, misal dalam hal masak dalam acara besar, bagian masak

NU bagian snak Muhammadiyah. Jadi, gotong royong, ayo

baren-bareng.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, ya Isthigosah bersama, selapanan, pengajian, di sini

ada pengajian rutin yang dilakukan semua warga dalam arti dari

Muhammadiyah ikut dan dari NU juga ikut, seperti hari-hari

besar kecuali hari raya.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan buk, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ada mbak, di sini kalau memang tujuannya baik ya bareng-

bareng.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid seimbang ya buk ?

Informan : Ya seimbang.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA buk ?

Informan : Kalau TPA di sini tidak hanya satu tempat mbak, ada tiga

tempat jadi pengurusnya ya sendiri-sendiri. Tiga tempat itu ada

dari Muhammadiyah dan ada juga dari NU dan untuk urusan

anak-anak yang mengaji campur ada yang dari NU ada juga

yang dari Muhammadiyah.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana ibuk menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip ibuk dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Ya prinsip saya kerukunan itu berarti masalah sosial ya mbak,

jadi untuk urusan sosial saya melepaskan label yang melekat

pada diri saya.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahibukjuga sholat

berjamaah di Masjid dengan imam yang berbeda paham?

Page 129: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

17

Informan : ikut mbak, apalagi rumah saya depan masjid. Jadi untuk jamaah

saya sering ikut.

Peneliti : Kemudian jika sholat subuh, apakah ibuk membaca qunut ?

Informan : Ya kalau saya sholat sendiri ya pakai qunut tetapi kalau saya

ikut berjamaah ya saya mengikuti imam saja.

Peneliti : Apakah ibuk juga melaksanakan sholat tarawih berjamaah

di Masjid ?

Informan : Ya mbak, kalau masalah tarawih saya ikut imam nya saja,

kebetulan imamnya di sini adalah bapak THR beliau dari

Muhammadiyah, tapi saya tidak memandang dari

Muhammadiyah atau NU, yang saya pandang beliau adalah kyai

di sini.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya buk, apakah bersama?

Informan : Tidak mbak, kalau Muhammadiyah kan dengan hitungan dan

NU ikut ru’yatul hilal.

Peneliti : Untuk Hari Raya idul Adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama buk?

Informan : Kalau untuk urusan penyembelihan qurban kami bersama-sama.

Jadi, apabila dari Muhammadiyah lebaran duluan maka nunggu

NU lebaran dulu baru kemudian Qurban kita sembelih bersama-

sama. Toleransi di Dusun ini sangat diutamakan mbak.

Peneliti : Lalu bagaimana prinsip ibuk sebagai warga NU?

Informan : Ya sebenarnya di hati kecil saya NU tapi ya karna di keluarga

besar saya adalah Muhammadiyah, maka untuk urusan agama,

sayaikuti sesuai jalur yang ada saja. Jadi, bagi say

Muhammadiyah dan NU hanyalah urusan organisasi.

Peneliti : Bagaimana menurut ibuk jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Membantu tidak ada masalah jadi diniati gotong royong saja

mbak.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah ibuk

juga ikut menjenguk ?

Informan : Jelas ikut, apalagi saya adalah istri dari pemimpin dusun

Honggosari ini.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa ibuk juga ikut berpartisipasi

jika warga Muhammadiyah meninggal dunia ?

Informan : Ya sayaikut mbak

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Page 130: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

18

Informan : Ya selama ini 3 hari, sudah menjadi keputusan 3 hari, ya misal

ingin 7 hari, ya cuma satu keluargayang datang dalam acara

tersebut.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa buk yang melatarbelakangi

kerukunan ini ?

Informan : Yang pasti pemuka agamanya yang selalu mengajak-ajak untuk

saling bersatu, rukun antara umat Islam.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanbuk ?

Informan : Ya hidup sesuai dengan Al-Qur’an saja, apabila kita hidup

sesuai dengan pedoman Al-Qur’an maka kerukunan juga akan

terwujud dengan sendirinya.

Peneliti : Bagaimana cara menanamkan kepribadian, sehingga tetap

menjaga kerukunan ?

Informan : Penting kita rukun di dasari dengan kegotong-royongan, kita kan

hidup di dalam masyarakat.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dilakukan informan ada kendala dalam prinsip agama. Namun, hal tersebut tidak

menjadikan informan untuk tetap saling rukun dan toleransi antar umat Islam,

sehingga kerukunan di dusun ini baik-baik saja. Sertaprinsip Bu ET ini

bahwauntuk urusan sosial, dia melepaskan label organisasi yang melekat pada

dirinya.

Page 131: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

19

Catatan Wawancara

Informan : ASR (NU)

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2015

Jam : 09.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 30 Agustus 2015 pada pagi hari sekitar pukul

09.00 WIB. Pada waktu itu kami bertemu di jalan yang kebetulan hari minggu,

dia sedang libur sekolah. Saat itu dia sedang membeli sayur-sayuran, sepulang

dari warung sayuran, kami berpapasan di jalan depan Masjid Al-Mubarok dan

saya menghampirinya, kemudian saya memulai perbincangan dengan basa-basi

sedikit dan pada akhirnya niat saya, saya ungkapkan bahwa saya sedang penelitian

skripsi dan saya butuh untuk wawancara dengannya. Kemudian dengan senang

hati, dia mengajak saya untuk wawancara di rumahnya karena belanjaannya sudah

ditunggu ibunya. Dan sesampai di rumahnya saya dipersilahkan masuk dan duduk

dan kebetulan orang tuanya juga berada di rumah, setelah itu saya melakukan

wawancara. Remaja yang bernama ASR ini (berusia 17 tahun), dia masih duduk

di bangku SMA kelas 3.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan belum saling kenal dan

belum ada janji juga antara peneliti dengan informan.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan adek tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Apa ya mbak, kalau Muhammadiyah itu tidak ada nyadran dan

lebih cenderung pada agamanya. Sedangkan, kalau NU ada

nyadran dan biasa.

Peneliti : Apa pendapat adek mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Tidak ada masalah mbak.

Page 132: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

20

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana dek?

Informan : Tetap rukun mbak, ya mengikuti masing-masing.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada mbak seperti kerjabakti, karang taruna, REMAS, trus kalau

ada orang meninggal kita yang remaja ikut berpartisipasi seperti

bagian masang tenda.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, ya pengajian fatayat

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan dek, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Kurang tau mbak, tapi sepertinya ada.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid seimbang ya dek ?

Informan : Ya mungkin mbak

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA dek ?

Informan : Kalau TPA di sini banyak mbak. Kalau saya waktu kecil ikut di

Masjid sama pak MJ beliau dari Muhammadiyah, tapi sekarang

saya sudah tidak ikut TPA, ngaji sendiri di Rumah.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana aadek menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada mbak.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip adek dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Apa ya mbak prinsipnya, ya yang penting rukun mbak saling

menghormati dan saling menghargai.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahadekjuga sholat

berjamaah di Masjid ?

Informan : Ya, kadang-kadang.

Peneliti : Kemudian jika sholat subuh, apakah adek membaca qunut ?

Informan : Kalau sholat sendiri ya pakai qunut mbak, tapi kalau ikut

berjamaah tidak.

Peneliti : Apakah adek juga melaksanakan sholat tarawih berjamaah

di Masjid ?

Informan : Ya mbak ikut.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya dek, apakah bersama?

Informan : Ya kalau hari raya, NU sholat di Masjid tapi kalau

Muhammadiyah sholat di Lapangan.

Page 133: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

21

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama dek?

Informan : Ya mbak bersama-sama.

Peneliti : Lalu bagaimana prinsip adek sebagai warga NU?

Informan : Ya menyesuaikan saja mbak dalam hal ibadah selama tidak

melenceng dari aturan Islam.

Peneliti : Bagaimana menurut adek jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Tidak apa-apa mbak.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah adek

juga ikut menjenguk ?

Informan : Ikut mbak.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa adek ikut berpartisipasi jika

ada warga Muhammadiyah meninggal dunia ?

Informan : Ya saya ikut mbak, kalau untuk remaja bagian masang tenda.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Setau saya di sini cuma tiga hari mbak, tapi untuk acara-acara

seperti itu saya tidak ikut ,jadi untuk orang- tua saja.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa dek yang melatarbelakangi

kerukunan ini ?

Informan : faktor kesadaran dan saling toleransi.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankandek ?

Informan : Tetap adanya kebersamaan, saling menghormati, kumpul

bersama.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang dihadapi

informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutus silaturahmi antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini, sehingga kerukunan di

dusun ini baik-baik saja.Serta informan tidak mempermasalahkan perbedaan

pemahaman yang ada selama tidak melenceng dari aturan Islam.

Page 134: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

22

Catatan Wawancara

Informan : SAM (Muhammadiyah)

Hari, tanggal : Sabtu, 29Agustus 2015

Jam : 16.30 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015, pada sore hari sekitar pukul

16.30WIB. Saya berkunjung ke rumah Bu SAM, yang kebetulan sudah membuat

janji. Setelah tiba di Rumahnya saya mengetuk pintu dan yang membuka pintu Bu

SAM sendiri. Kemudian saya dipersilahkan masuk dan duduk. Setelah itu, saya

langsung melakukan wawancara. Bu SAM (berusia 65 tahun) ini merupakan

uztadzah TPA di dusun Honggosari. selain itu juga mengajar TPA anak-anak

dusun Honggosari, juga merupakan Ibu rumah tangga dan sudah dikaruniai 3

anak.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

(NU) di dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan ibuk tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Ya sama-sama organisasi masyarakat yang intinya mengajarkan

kebaikan untuk mencari pahala.

Peneliti : Apa pendapat ibuk mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Ya kalau masalah pemahaman ya berbeda, jadi Muhammadiyah

kalau sholat subuh ya tidak pakai qunut, trus bacaan iftitah juga

beda sini menggunakan Allahhumma bait sana kabiro.

Page 135: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

23

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana buk?

Informan : Baik-baik saja mbak, jadi tidak ada saingan apa-apa. Jika ada

warga NU mengadakan acara ya kita menghormati, kemudian

apabila suami saya THR mengisi pengajian RT ya semua

datang.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada, ya kerjabakti jadi ya dilaksanakan bareng-bareng, kalau

untuk urusan sosial Label NU dan Muhammadiyah tidak diikut-

ikutkan.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, sini kalau mengadakan pengajian ibu-ibu aisiyah ya

warga NU juga ada yang datang, kecuali yang NU fanatik

beneran.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan buk, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ada mbak, di sini untuk urusan pengelolaan masjid semua

warga dilibatkan. Tapi kalau imam nya dari Muhammadiyah

semua.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan masjid seimbang atau sepihak

buk?

Informan : Ya bisa dikatakan seimbang kalau dalam pembangunan masjid,

tapi bisa dikatakan sepihak kalau dalam urusan imam dan

muadzin.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA buk ?

Informan : Ya kalau TPA di sini banyak, kebetulan di Rumah saya juga ada

TPA. Jadi, masalah pengelolaan ya saya dengan suami saya.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana ibuk menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada, semua rukun di dusun Honggosari.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip ibuk dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Ya menyambung silaturahmi.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahibukjuga sholat

berjamaah di Masjid ?

Informan : Ya mbak.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya buk apakah bersama?

Page 136: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

24

Informan : Bersama, cuma bedanya tempatnya sholat ada dua di Masjid

sama di Lapangan.

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama buk?

Informan : Iya baren-bareng.

Peneliti : Kalau ada dzibaan, ziarah, apa ibuk juga ikut ?

Informan : Ya kalau saya pribadi tidak, tapi mungkin ada hanya beberapa

orang. Sebenarnya dzibaan kan hanya syair Islam mbak, jadi

hanya merupakan seni, kan tidak ada juga dalam perintah

Rasulullah SAW. dan kalau ziarah saya pun juga tidak ikut.

Peneliti : Bagaimana menurut ibuk jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Kalau membantu ya semua di bantu.

Peneliti : Ketika ada warga NU yang sakit apakah ibuk juga ikut

menjenguk ?

Informan : Ya ikut mbak

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa ibuk juga ikut berpartisipasi

jika warga NU meninggal dunia ?

Informan : Ya dateng, ya kalau ibu-ibu aisiyah terus langsung datang

mandiin yang putri.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Kalau di sini 3 hari sudah dibubarkan, jadi tidak sampai 7 hari.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa yang melatarbelakangi kerukunan

inibuk ?

Informan : Toleransi antar sesama, jadi dengan adanya toleransi tersebut

dapat memperkuat kerukunan di sini.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanbuk ?

Informan : Ya dengan adanya pengajian bersama, sholat berjamaah di

Masjid, PKK, kerjabakti itu upaya juga untuk menjaga

kerukunan di Dusun ini sebab dengan sering berinteraksi kita

lebih dapat menjalin silaturahmi.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dilakukan informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutus tali

silaturahmi antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini,

sehingga kerukunan di dusun ini baik-baik saja. Kebetulan Masjid dusun

Page 137: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

25

Honggosari ini lebih condong terhadap paham Muhammadiyah, jadi dalam hal

peribadahan tidak ada masalah.

Catatan Wawancara

Informan : PRS (NU)

Hari, tanggal : Sabtu, 29 Agustus 2015

Jam : 11.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015, pada siang hari sekitar pukul

11.00 WIB. Saya berkunjung ke rumah Bu PRS, yang kebetulan sudah membuat

janji. Sebelumnya saya telefon dahulu untuk menanyakan waktu luang guna

melakukan wawancara. Kemudian setelah saya tiba di rumahnya, saya mengetuk

pintu berulang-ulang tetapi tidak ada yang membukakan. Ternyata Bu PRS sedang

belanja ke Pasar, mungkin karena saya berangkat agak kepagian dari jadwal yang

sudah dijanjikan. Tak lama kemudian Bu PRS datang dengan menggunakan

sepeda motor dan membawa barang-barang belanjaannya. Bu PRS pun kaget

karena saya sudah berada di depan rumahnya, akhirnya saya dipersilahkan masuk

dan duduk. Kemudian saya ngobrol-ngobrol sedikit dan setelah itu baru mulai

wawancara. Bu PRS (berusia 50 tahun) ini merupakan ibu rumah tangga yang

sehari-harinyabekerja sebagai penjahit. Bu PRS dikaruniai 5 orang anak dan

suaminya bekerja sebagai kuli bangunan.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan ibuk tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Page 138: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

26

Informan : Menurut saya, semua agama sama dan tujuannya pun juga sama

yaitu mencari ridho Allah. Intinya semua agama baik mbak.

Peneliti : Apa pendapat ibuk mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Ya intinya semua agama itu baik, jadi bagi saya tidak masalah

asalkan tidak melenceng dari Al-Qur’an.

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana buk?

Informan : Owh masalah hubungan sangat rukun sekali mbak di dusun ini.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada mbak, ya seperti PKK, kerja bakti. Di sini ada yang

mengatur mbak dalam bidang sosial jadi kita sebagai warga

tinggal mengikuti saja.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, ya seperti pengajian silaturahmi, pengajian

syawalan, isro’ miroj, dan pengajian rutin 2 minggu sekali per

RT.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan buk, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Saya kurang faham mengenai itu mbak, masalahnya saya kan di

sini hanya warga biasa. Jadi, kalau masalah kepengurusan

kurang begitu faham tapi setau saya yang mengurusi dusun ini

kebanyakan dari waga Muhammadiyah mbak.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid hanya sepihak ya buk ?

Informan : Mungkin ya mbak, karena dusun ini tokoh-tokohnya

kebanyakan orang Muhammadiyah dan NU di sini dalam

kepengurusan tidak begitu menonjol.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA buk ?

Informan : Kalau TPA di sini tidak hanya satu tempat mbak.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana anda menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada mbak, ya tidak mempermasalahkan satu sama lain, di

sini intinya kalau mau ikut ya silahkan kalau tidak, ya tidak apa-

apa. Jadi sifat nya bebas, tidak memaksa.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip ibuk dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Page 139: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

27

Informan : Kita kan sebagai orang Islam ya mbak, jadi yang dicari adalah

kerukunan, yang penting ibadah mencari pahala. Kalau masalah

kecil di besar-besarkan akan pecah nantinya, ya di mana-mana

perbedaan pasti ada mbak.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahibukjuga sholat

berjamaah di Masjid dengan imam yang berbeda paham?

Informan : Terus terang saya belajar dari sini, doanya pakai

Muhammadiyah. Kalau masalah jama’ah saya terus terang tidak

jama’ah di Masjid, ya mungkin memang aku kesadarannya

masih kurang.

Peneliti : Kemudian jika sholat subuh, apakah ibuk membaca qunut ?

Informan : Ya tadi mbak, kalau saya sholat di Masjid ya saya ikut imam

saja, tapi kalau saya sholat di rumah ya pakai qunut.

Peneliti : Apakah ibuk juga melaksanakan sholat tarawih berjamaah

di masjid ?

Informan : Ya mbak, kalau masalah tarawih saya ikut imamnya saja,

kebetulan imamnya di sini adalah bapak THR beliau dari

Muhammadiyah, tapi saya tidak memandang dari

Muhammadiyah atau NU, yang saya pandang beliau adalah kyai

di sini.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya buk, apakah bersama?

Informan : Tidak mbak. Itu sesuai keyakinan masing-masing, yang

Muhammadiyah ya ikut Muhammadiyah dan yang NU ya ikut

NU.

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih

Qurbannya bersama buk?

Informan : Bersama-sama mbak.

Peneliti : Lalu bagaimana prinsip ibuk sebagai warga NU?

Informan : Saya tidak memandang Muhammadiyah atau NUnya mbak, jadi

selama ajaran itu baik ya saya gunakan.

Peneliti : Bagaimana menurut ibuk jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Tidak masalah mbak, kalau sini masalah kesusahan memang

semuanya ikut.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah ibuk

juga ikut menjenguk ?

Informan : Ikut mbak, itu tetap satu, sosial tidak bisa dipecahkan.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa ibuk juga ikut berpartisipasi

jika warga Muhammadiyah meninggal dunia ?

Informan : Ikut mbak

Page 140: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

28

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Kalau masalah 7, 40, 100 hari tergantung yang punya hajat

mbak. Tapi di sini rata-rata 3 hari sudah selesai baik yang

meninggal warga Muhammadiyah maupun NU.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa buk yang melatarbelakangi

kerukunan ini ?

Informan : Yang pasti kesadaran mbak apalagi saya hanya pendatang,

bukan asli dari lahir di dusun ini. Jadi, saya hanya mengikuti dan

memahami apa yang sudah ada di dusun Honggosari ini.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanbuk ?

Informan : Ya sama-sama saling memahami, istilahnya kalau situ mau

menjalani ya monggo tidak ya monggo, toleransilah mbak.

Peneliti : Bagaimana cara menanamkan kepribadian, sehingga tetap

menjaga kerukunan ?

Informan : Ya di sini kan ada perkumpulan remaja. Kan remaja tidak ada

mengecam, kamu warga Muhammadiyah kamu warga NU, tapi

saya juga tanamkan harus ngaji di luar. Jadi, pemahaman agama

bisa langsung sendiri

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang dihadapi

informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutustali silaturahmi

antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini, sehingga

kerukunan di dusun ini baik-baik saja.Apalagi Bu PRS ini hanyalah seorang

pendatang di dusun ini, jadi hanya mengikuti apa yang sudah ada di dusun

tersebut baik dari segi keagamaan maupun sosial. Bagi Bu PRS sebagai orang

Islam yang dicari hanyalah kerukunan, yang penting ibadah mencari pahala.

Kalau masalah kecil di besar-besarkan akan pecah nantinya karena perbedaan itu

di mana-mana pasti ada.

Page 141: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

29

Catatan Wawancara

Informan : DL (Muhammadiyah)

Hari, tanggal : Sabtu, 30 Agustus 2015

Jam : 11.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 30 Agustus 2015, pada siang hari sekitar pukul

11.00 WIB. Saya berkunjung ke rumah mbak DL dan sebelumnya memang saya

sudah membuat janji. Saat tiba di rumahnya, mbak DL mempersilahkan saya

masuk sebelumnya juga sudah kenal waktu KKN dulu, jadi sudah lumayan akrab.

Kebetulan hari itu kuliahnya juga libur, Kemudian saya langsung melakukan

wawncara dengannya. Mbak DL adalah Mahasiswa UMM (berusia 22 tahun) ini,

yang masih semester 5 jurusan ekonomi S1.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan mbak tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Informan : Paham Muhammadiyah dan NU, keduanya merupakan aliran

Islam termasuk aliran besar di Indonesia, yang mana keduanya

memiliki paham atau keyakinan masing-masing, keduanya

memiliki perbedaan dari segi pengamalan ibadah

Peneliti : Apa pendapat mbak mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : Pemahaman yang berbeda itu wajar ya mbak, setiap orang

memiliki pemikiran masing-masing, yang mana alur berfikirnya

Page 142: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

30

pun juga berbeda-beda jadi tergantug kita yang menyikapainya.

Dari satu syariat Islam dipahami oleh banyak orang maka

mereka akan melahirkan pemahaman yang berbeda-beda

termasuk dari pakar pemimpin Muhammadiyah dan NU

tersebut. Sebenarnya perbedaan tersebut itu hanyalah masalah

furu’ saja mbk, tapi kan tujuanya sama yaitu sama-sama

memperjuangkan Islam.

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana mbak?

Informan : Baik-baik saja mbak, ya layaknya sebagai masyarakat apalagi

orang desa, mereka mengedepankan adanya kerukunan. Jadi,

perbedaan paham seperti ini kita anggap sebuah kewajaran yang

mana tetap pada prinsip masing-masing, namun tetap menjaga

toleransi dan kerukunan dalam kehidupan sosial.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada mbak, ya kita sering seperti PKK, kerjabakti, bersih-bersih

masjid. jadi ya di laksanakan bareng-bareng, kalau untuk urusan

sosial label NU dan Muhammadiyah tidak diikut-ikutkan.

Pokoknya yang berbau sosial kita pro jadi tidak melihat

perbedaan paham kita.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, sholat berjamaah.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan mbak, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ada mbak, ya kita bareng-bareng mengelolanya, tapi biasanya

yang mengajar dan yang yang mengimami sering-seringnya dari

warga kami (Muhammadiyah).

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan Masjid tidak seimbang mbak?

Informan : Kurang tahu mbak.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA mbak ?

Informan : Ya kalau TPA di sini banyak, tidak hanya di Masjid tapi ada di

Rumah-rumah warga.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana mbak menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada, semua fine-fine saja, kita jalani kehidupan di

masyarakat ini dengan tentram dan sejahtera.

Page 143: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

31

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip mbak dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Prinsip saya adalah ya terpenting saya punya keyakinan sendiri

dalam hati, saya melakukan ini karena saya punya dasar seperti

ini dan saya berkata seperti ini karena saya punya prinsip seperti

ini.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahmbakjuga sholat

berjamaah di Masjid?

Informan : Kalau masalah sholat di Masjid, kadang-kadang mbak.

Kebanyakan sholatnya di Rumah.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya mbak apakah bersama?

Informan : Ya kalau hari raya berbeda.

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih hewan

qurbannya bersama mbak?

Informan : Iya kalau masalah idul adha bersama mbak.Ya kita nunggu

sebentar dan juga mengambil kemudahan agar pengelolaanya

bareng sekaligus.

Peneliti : Kalau ada dzibaan, ziarah, apa mbak juga ikut ?

Informan : Tidak mbak, itu memang rutinitas dari warga NU.

Peneliti : Bagaimana menurut mbak jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Kalau masalah bantu-membantu fine-fine aja mbak, tidak ada

masalah. Jadi, itu kan kaitannya dengan sosial, adapun dia

punya hajat ataupun sakit tetap dibantu.

Peneliti : Ketika ada warga NU yang sakit apakah mbak juga ikut

menjenguk ?

Informan : Ya ikut mbak, soal hati dan sosial itu kita sembunyikan dulu

paham yang melekat.

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa mbak juga ikut

berpartisipasi jika warga NU meninggal dunia ?

Informan : Ya kalau itu, saya ikut.

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari, apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Sudah jarang mbak, karena memang sudah jadi keputusan di sini

tiga hari sudah selesai tapi ya masih ada paling cuma beberapa

orang.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa yang melatarbelakangi kerukunan

inimbak ?

Page 144: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

32

Informan : Mayoritas di sini keluarga mbak, jadi misalnya saya

Muhammadiyah, pakde saya NU, bude saya Muhammadiyah.

Ya kita toleransi walaupun berbeda paham.

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanmbak ?

Informan : Ya intinya kita saling menghormati bahwa kita punya prinsip

sendiri-sendiri yang mungkin sebagian dari prinsip tersebut

tidak bisa dilakukan bersama dan tetap menjaga toleransi.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang

dilakukan informan tidak ada kendala atau problem yang dapat memutus tali

silaturahmi antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari ini,

sehingga kerukunan di dusun ini baik-baik saja, selain itu kerukunan di dusun

Honggosari ini ada kekerabatan juga sehingga bisa lebih mempererat ukhuwah di

Dusun ini.

Page 145: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

33

Catatan Wawancara

Informan : MSL (NU)

Hari, tanggal : Sabtu, 29 Agustus 2015

Jam : 21.00 WIB

Fokus : Kohesi Sosial Intern Umat Islam (Relasi antara warga

Muhammadiyah dan NU)

Kode : KS

Prolog

Pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015, pada malam hari sekitar pukul

21.00 WIB. Saya berkunjung ke rumah Bu MSL, dan karena saya belum tahu

rumahnya saya bertanya-tanya kepada warga sekitar. Namun, sebenarnya kami

sudah kenal sejak KKN dulu. Ketika di jalan untuk mencari rumahnya, ada

seorang ibu-ibu sedang berjalan, kemudian saya menghampirinya dan bertanya

rumah Ibu MSL dan ternyata dari tempat saya bertanya sudah dekat, kemudian ibu

tersebut menunjukkan rumahnya. Setelah itu, saya berjalan ke rumahnya dan

sesampai di rumahnya saya mengetuk pintu, tetapi yang membuka pintu adalah

anaknya. Dan saya memastikan dengan bertanya kepada anakanya, apakah benar

rumahnya Bu MSL dan ternyata benar. Kemudian dipanggilkan oleh anaknya, dan

akhirnya Bu MSL keluar dan mempersilahkan saya masuk dan duduk. Setelah itu,

saya ngobrol-ngobrol sebentar baru kemudian melakukan. Ibu Rumah tangga Bu

MSL yang (berusia 44 tahun) ini merupakan ibu rumah tangga dan penggerak NU

di dusun ini.

Sebelumnya antara peneliti dengan informan sudah kenal sejak KKN di

dusun Honggosari, karena kondisi peneliti yang sudah kenal dengan informan,

maka memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap informan.

Terjalinnya hubungan baik antara peneliti dengan informan juga cukup membantu

terhadap proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Kerukunan hidup antara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di

dusun Honggosari. Berikut adalah proses wawancara dengan informan.

Proses Wawancara :

Peneliti : Bagaimana pandangan ibuk tentang paham

Muhammadiyah dan NU ?

Page 146: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

34

Informan : Ya kalau saya pribadi dari NU tapi kalau untuk urusan

Muhammadiyah saya kurang paham, saya rasa sama.

Peneliti : Apa pendapat ibuk mengenai pemahaman yang berbeda

tersebut ?

Informan : bisa jalan bersama-sama mbak dengan kegiatan yang ada.

Peneliti : Kemudian hubungan antara warga Muhammadiyah dan

NU di dusun Honggosari ini bagaimana buk?

Informan : Alhamdulillah baik sekali mbak.

Peneliti : Apakah ada kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan?

Informan : Ada, kita kan dalam satu payung, satu wadah, satu dusun jadi

selalu bersama mbak. Kalau sudah terjun dalam sosial kita tidak

menyangkut-nyangkutkan akidah. NU dan Muhammadiyah

hanyalah akidah masing-masing saja.

Peneliti : Adakah kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan

secara bersama-sama antara warga Muhammadiyah dan

NU?

Informan : Ada mbak, ya seperti pengajian RT dan PKK. Kalau dzibaan

saja Muhammadiyah juga ada yang ikut mbak. Jadi kita di sini

intinya satu payung.

Peneliti : Apakah ada kerjasama antara warga Muhammadiyah dan

NU dalam kelembagaan buk, misalnya dalam mengurus

masjid dan TPA ?

Informan : Ada mbak. Jadi untuk mengurus masjid diambilkan dari semua

warga, tidak memandang dari Muhammadiyah ataupun NU.

Peneliti : Berarti dalam pengelolaan masjid seimbang ya buk ?

Informan : Ya seimbang mbak, kan diambilkan dari semua warga.

Peneliti : Kalau dalam pengeolaan TPA buk ?

Informan : TPA di sini banyak mbak jadi tidak terfokus pada satu tempat.

Peneliti : Adakah kendala yang dihadapi dalam kerukunan tersebut,

jika ada bagaimana anda menghadapi kendala tersebut ?

Informan : Tidak ada mbak, baik-baik saja di sini.

Peneliti : Lalu apa yang menjadi prinsip ibuk dalam menjalankan

kerukunan di bawah perbedaan ini ?

Informan : Diniatkan silaturahmi saja mbak, kemudian tholabul ilmi dan

kerukunan saja.

Peneliti : Kalau dalam masalah peribadahan, apakahibukjuga sholat

berjamaah di Masjid dengan imam yang berbeda paham?

Informan : Ya ikut sholat berjamaah mbak di Masjid dengan Pak Tohari, ya

sebetulnya juga agak sulit bagi keyakinan saya. Tapi saya

niatnya untuk jama’ah saja, pasrah bongkoan saja.

Page 147: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

35

Peneliti : Kemudian jika sholat subuh, apakah ibuk membaca qunut ?

Informan : Ya tadi saya ikut imam saja mbak, kalau imamnya tidak pakai

ya ikut imam saja.

Peneliti : Apakah ibuk juga melaksanakan sholat tarawih berjamaah

di Masjid ?

Informan : Terus terang saya pribadi untuk sholat tarawih saya tidak ke

Masjid, saya jamaah sendiri dengan suami saya di Rumah. Ya

memang mbak shalat tarawih di sunahkan untuk jamaah di

Masjid tapi ya karena keyakinan masing-masing tadi. Jadi,

alangkah lebih baik nya saya berjamaah sendiri dengan suami.

Peneliti : Kemudian dengan hari raya buk, apakah bersama?

Informan : Tidak mbak, yang Muhammadiyah di Lapangan dengan Pak

THR dan yang NU di Masjid sini dengan Pak SN. Ya kalau saya

ikut di Masjid.

Peneliti : Untuk hari raya idul adha, apakah menyembelih

Qurbannya bersama buk?

Informan : Bersama-sama mbak.

Peneliti : Lalu bagaimana prinsip ibuk sebagai warga NU?

Informan : Ya prinsip saya kalau untuk beribadah ya beribadah saja.

Peneliti : Bagaimana menurut ibuk jika membantu tetangga berbeda

paham ?

Informan : Tidak masalah mbak, semua kegiatan bentuk kerukunan tidak

masalah tapi satu prinsip untuk beribadah ya sesuai keyakinan

saya saja.

Peneliti : Ketika ada warga Muhammadiyah yang sakit apakah ibuk

juga ikut menjenguk ?

Informan : Ya mbak

Peneliti : Kalau dalam hal kematian, apa ibuk juga ikut berpartisipasi

jika warga Muhammadiyah meninggal dunia ?

Informan : Ikut mbak

Peneliti : Ritual 7 hari, 40 hari,100 hari apakah masih tetap

terlaksana di sini bagi warga NU ?

Informan : Kalau di sini tiga hari sudah jadi keputusan. Jadi, forum

resminya sudah ditetapkan tiga hari, tapi kalau untuk

melanjutkan ya silahkan. Selama tiga hari itu ya di isi dengan

tahlilan, ceramah.

Peneliti : Sebenarnya faktor apa buk yang melatarbelakangi

kerukunan ini ?

Informan : Ya insyaAllah kesadaran mbak serta kerukunan dari para tokoh-

tokoh di sini juga.

Page 148: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

36

Peneliti : Bagaimana upaya untuk menjaga agar kerukunan antara

warga Muhammadiyah dan NU di dusun ini dapat

dipertahankanbuk ?

Informan : Ditekankan bahwa masalah kerukunan dan silaturahmi antar

sesama, karena silaturahmi pahalanya kan banyak sekali. Jadi,

yang dipetik cuma hikmahnya saja.

Peneliti : Bagaimana cara menanamkan kepribadian, sehingga tetap

menjaga kerukunan ?

Informan : Di sini kan ada karang taruna, jadi mungkin ditanamkan

kerukunan juga. Masalahnya karang taruna sendiri kalau sholat

ied ada yang ke Masjid ada juga yang ke Lapangan. Maka

dengan hal tersebut sudah terlihat adanya toleransi dan

kerukunan.

Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kerukunan yang dihadapi

informan ada kendala dalam prinsip beribadah, Bu MSL merasa sulit karena itu

sudah menyangkut kayakinan. Namun, hal itu tidak membuat informan untuk

tetap saling rukun apalagi beliau adalah tokoh NU. Bagi Bu MSL umat Islam

merupakan satu payung, maka harus menjaga kerukunan.

Page 149: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

Catatan Observasi

Peristiwa : Selapanan

Hari, tanggal : Kamis, 16 April 2015

Jam : 19.30 WIB

Fokus : Kerukunan Hidup

Kode : KH

Prolog

Pada hari kamis tanggal 16 April 2015, tepatnya malam jumat pahing

sekitar pukul 19.30 WIB, saya mengikuti kegiatan rutin selapanan di Masjid Al-

Mubarok dusun Honggosari. Saya datang bersama Pak lurah dan Bu Lurah yang

kebetulan juga mengikuti acara tersebut.Dari rumah Pak Lurah, kami berjalan

menuju masjid, setelah sampai di Masjid Pak Lurah ikut berkumpul dengan

jama’ah laki-laki dan saya dengan Bu Lurah duduk didekat tangga. Sebenarnya

kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh jamaah laki-laki, akan tetapi saya mengikuti

kegiatan tersebut sebagai data observasi penelitian saya, dan seiring berjalannya

kegiatan tersebut, saya mengamati jalanya acara secara cermat yang didampingi

oleh ibu lurah.

Catatan Peristiwa

Pengajian Selapanan adalah kegiatan rutin masyarakat, setiap selapan hari

sekali atau setiap 35 hari sekali yang dilaksanankan pada malam hari di Masjid

Al-Mubarok, acara ini

diwajibkan bagi warga

dusun Honggosari

untuk menambah

kerekatan persaudaraan

dalam masyarakat.

Acara pengajian ini

disambut antusias oleh

semua warga dusun

Honggosari, hal ini

dibuktikan dengan

ramainya warga yang

datang ke Masjid.

Page 150: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

Budaya pengajian ini rutin dilaksanakan di mana anggota keluarga yang laki-laki

di setiap rumah datang berbondong-bondong ke Masjid dengan membawa uang

dan makanan sendiri yang nantinya akan disajikan pada saat pengajian, makanan

tersebut antara lain nasi, sambel goreng, mie goreng serta ayam dan telur. Malam

itu cuaca sangat terang, terlihat dari jalan satu persatu orang datang mengenakan

pakaian muslim rapi, bapak-bapak mengenakan baju koko dan ada juga yang

mengenakan batik lengan panjang, serta anak laki-laki yang juga mengenakan

pakaian muslim, semua jamaah laki-laki tersebut semua terlihat mengenakan

sarung dan peci.

Dalam acara ini, sebagian dari mereka membawa nasi serta lauk pauk dan

sebagian membawa uang. Setelah sampai di Masjid mereka akan mengumpulkan

uang tersebut sebagai kas pembangunan masyarakat dusun Honggosari dan

sebagian warga yang lain meratakan nasi tersebut di atas tempat yang sudah

disediakan oleh panitia. Sebelum memulai makan bersama, mereka berdoa

bersama dengan membaca tahlil yang dipimpin oleh Bapak Tohari dan

dikesempatan ini juga Pak lurah memberikan sambutan dengan menyampaikan

himbauan, informasi, laporan kondisi desa masyarakat, serta juga sebagai ajang

silaturahmi. Dalam kegiatan tersebut nampak tidak ada perbedaan antara warga

Muhammadiyah dan NU, semua masyarakat merasa menjalani kegiatan tersebut

atas dasar kebersamaan dan kerukunan.

Refleksi

Dari hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa inti kegiatan tersebut

adalah untuk menjaga kebersamaan dusun Honggosari dan membudayakan

sodaqoh terhadap sesama. Serta menjadikan masyarakat menjadi lebih rukun dan

juga sebagai ajang silaturahmi.

Page 151: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

3

Catatan Observasi

Peristiwa : Pengajian Tafsir Al-Qur’an

Hari, tanggal : Senin, 13 April 2015

Jam : 18.30 WIB

Fokus :Mencari Ilmu

Kode : MI

Prolog

TepatnyamalamSelasa tanggal 13 April 2015, saya mengikuti kegiatan

rutin pengajian tafsir Al-Qur’an yang dilaksanakan satu minggu sekali di Masjid

Al-Mubarok dusun Honggosari. Pengajian ini dipimpin oleh bapak takmir masjid

yaitu Bapak Tohari. Pengajian ini dilaksanakan setelah sholat maghrib, dan

kebetulan saya juga ikut sholat maghrib di Masjid tersebut, selesai sholat maghrib

kami menempatkan diri masing-masing dan Bapak Tohari berada di tengah-

tengan jama’ahnya seperti halnya halaqoh. Pada saat itu, saya tidak membawa Al-

Qur’an, kemudian saya disodori Al-Qur’an oleh bapak-bapak yang mana Al-

Qur’an tersebut sudah disediakan bagi yang tidak membawa dari rumah.

Kemudian saya mengikuti acara tersebut hingga selesai.

Catatan Peristiwa

Pengajian Tafsir Al-Qur’an ini dilaksanakan setiap 1 minggu sekali pada

malam Selasa setelah sholat maghrib berjamaah, yang bertempat di Masjid Al-

Mubarok. Pengajian ini

diikuti oleh bapak-bapak

dan ibu-ibu dusun

Honggosari baik dari warga

Muhammadiyah maupun

NU, semua mendengarkan

penjelasan Tafsir Al-Qur’an

yang disampaikan oleh Pak

Tohari sebagai kiai di dusun

Honggosari. Pak Tohari

membuka pengajian dengan

mengucapkan salam kepada

jama’ahnya, kemudian

Page 152: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

4

membaca surat Al-a’raf ayat 134 yang diawalinya, kemudian ditirukan oleh

jama’ahnya, setelah itu menerjemahkan ayat kata demi kata model pesantren

dengan pengantar bahasa Jawa. Setelah dijelaskan jama’ah tafsir Al-Qur’an diberi

kesempatan untuk bertanya bagi yang belum paham. Dan selesai pengajian

tersebut dilanjutkan sholat isyak berjamaah.

Refleksi

Dari hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa inti kegiatan tersebut

adalah untuk tholabul ilmi, karena pada dasarnya mencari ilmu itu penting dalam

kehidupan manusia, dengan ilmu manusia bisa menjalani hidup sesuai dengan

syariat Islam. Bagi warga Muhammadiyah maupun NU, apabila kegiatan tersebut

bertujuan baik dan diniatkan untuk mencari ridho Allah SWT. maka dilaksanakan

walaupun tidak sepaham, serta dengan kegiatan tersebut menjadikan masyarakat

menjadi lebih rukun dan juga sebagai ajang silaturahmi antara warga

Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari..

Page 153: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

1

DOKUMENTASI

Masjid Al-Mubarok

Pengajian per RT(Warga Muhammadiyah dan NU)

Page 154: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

2

Pengajian Tafsir Al-Qur’an

Selapanan

Page 155: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

3

Pengajian Muslimatan

Page 156: KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/111/1/Nila... · 2016. 2. 10. · (Studi Terhadap Relasi Antara Warga

4

TPA (Warga Muhammadiyah dan Warga NU)