known nature) volume 1/ no.: 1 / halaman 74 - 86 / agustus
TRANSCRIPT
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 74
Profil Histokimia dan Analisis In Silico Senyawa Metabolit Sekunder
pada Daun Zaitun (Olea europaea L.)
Histochemical Profile and In Silico Analysis of Secondary Metabolite
Compound in Olive Leaves (Olea europaea L .)
Lailatul Maghfiroh1 *)
, Tintrim Rahayu2 **)
, Ari Hayati3
123, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Malang, Indonesia
ABSTRAK
Zaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Mediterania yang juga dapat tumbuh di
Indonesia. Tanaman zaitun mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pertahanan hidup suatu
species tertentu. Salah satu pengujian untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada daun zaitun adalah
dengan analisis histokimia. Pengetahuan tentang kandungan metabolit pada suatu jaringan sel dapat dilakukan
pengujian lanjut untuk memastikan profil senyawa metabolit sekunder tanaman dalam bentuk struktur 3D
molekular, yaitu menggunakan analisis In silico. Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil histokimia dan
struktur molekuler 3D metabolit sekunder daun zaitun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dan penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan; uji histokimia dan dilanjutkan dengan visualisasi
struktur kimia metode in silico berupa struktur kimia gambar 3D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis
histokimia pada lima metabolit sekunder terkandung pada daun zaitun yaitu terpenoid, alkaloid, fenolik, lipofil,
dan flavonoid. Sedangkan senyawa tannin tidak terdeteksi. Semua senyawa metabolit sekunder yang terkandung
pada daun zaitun dapat dilihat dalam bentuk struktur 3D.
Kata kunci: Zaitun (Olea europaea L.), Metabolit sekunder, Histokimia, In silico
ABSTRACT
Olive (Olea europaea L.) is a plant that is native of the Mediterranean region which was also able to grow in
Indonesia. The plants contain secondary metabolite that will be useful for a survival of a certain species. One
of the tests to know a compound of the secondary metabolite on the leaves of zaitun is the histochemical
analysis. The knowledge about secondary metabolite containing on a tissue of cell can be done the continued
testing for ensure secondary metabolite profile of the compound in form of 3D molecular structure that is
using in silico analysis. The research aimed to know the histochemical profile and structure of 3D molecular
secondary metabolite of olive leaves. The method was used descriptive-qualitative and the research was done
two stages; histochemical testing and was continued with visualization of the chemical structure by ‘in silico’
method in form of chemical structure 3D image. The result showed that histochemical analysis at five these
secondary metabolites contained in olive leaves; the terpenoids, an alkaloid, phenolic, lipophilic, and
flavonoid. While the tannin compound undetectable. All these secondary metabolite containing in olive leaves
can be seen in form of 3D structure.
Keywords: Olive (Olea europaea L.), secondary metabolites, histochemical, In silico
*) Lailatul Maghfiroh, S.Si. Jurusan Biologi FMIPA UNISMA, Jl. MT. Haryono 193, Malang 65144, 085856245266
and e-mail: [email protected] **) Ir. Hj. Tintrim Rahayu, M.Si, Jurusan Biologi FMIPA UNISMA, Jl. MT. Haryono 193, Malang 65144, 08123308396
and e-mail: [email protected]
Diterima Tanggal 15 Agustus 2018 – Publikasi Tanggal 13 Nopember 2018
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 75
Pendahuluan
Tanaman zaitun (Olea europaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah
Mediterania yang sudah tumbuh sejak tahun 4000 SM. Saat ini tanaman zaitun dapat dikembangkan
di beberapa Negara termasuk Indonesia [1] Tanaman zaitun disebut beberapa kali dalam Al-Qur’an
salah satunya pada surat (An- Nahl [16] : 11) yang bermakna segala sesuatu yang diciptakan Allah
mempunyai manfaat bagi orang-orang yang berpikir. Tanaman zaitun merupakan tanaman yang
banyak manfaatnya yaitu sebagai bahan makanan, bahan bangunan, kosmetik, maupun sebagai
obat [2]. Minyak yang dihasilkan oleh tanaman zaitun sangat bermanfaat bagi kesehatan sebab
mengandung triasilgliserol, asam lemak, senyawa aromatik, sterol, tokoferol, fenol, dan lain
sebagainya [3].
Tanaman zaitun mengandung senyawa metabolit sekunder baik pada bagian akar, batang,
maupun daun. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terdapat pada tanaman yang tidak
terlibat secara langsung dalam proses pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi organisme [4].
Beberapa senyawa metabolit sekunder yang biasa ditemukan pada tanaman adalah terpenoid, alkaloid,
fenolik, flavonoid, steroid, dan tannin.
Senyawa metabolit sekunder dapat dilihat melalui beberapa pengujian, diantaranya yaitu uji
histokimia. Histokimia merupakan uji kimia yang bertujuan untuk melihat kandungan senyawa pada
suatu jaringan tertentu [5]. Uji histokimia diobservasi secara deskriptif berdasarkan hasil uji
menggunakan beberapa reagen. Hasil penelitian [6] bahwa uji histokimia pada struktur sekretori daun
kumis kucing dengan 3 varietas, positif mengandung terpenoid, alkaloid, lipofil, dan fenolik. Tetapi
negatif pada uji flavonoid. Pengujian lanjut untuk memastikan profil senyawa metabolit sekunder
tanaman, dapat dilakukan dengan mengetahui bentuk struktur molekular, yaitu menggunakan metode
In silico. Analisis in silico dapat digunakan untuk melihat bentuk senyawa secara 3D confermer pada
tanaman tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil histokimia metabolit sekunder dan
menganalisis struktur 3D secara in silico pada daun zaitun (Olea europaea L.).
Material dan Metode
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun zaitun (Olea europaea L.), CuSO4
5%, alkohol 70%, 85%, 95%, AlCl3 5%, gliserin 30%, reagen Wagner, sudan III 0,03%, FeCl3, dan
NaCO3.
Alat yang digunakan yaitu mikroskop Olympus DP73 dengan kamera opti lab dan mikroskop,
cawan petri, cover glass, objek glass, pipet tetes, pinset, beaker glass, gelas ukur, labu ukur,
waterbath, dan silet.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini terdiri dari dua analisis.
Analisis yang petama yaitu histokimia untuk mengetahui profil metabolit sekunder daun
zaitun dan analisis in silico untuk megetahui struktur 3D metabolit sekunder. Pengamatan
senyawa metabolit sekunder dilakukan dengan memberikan reagen atau larutan yang
berbeda-beda sesuai dengan uji senyawa tersebut, sedangkan pengamatan mikroskopik
senyawa metabolit dengan beberapa uji dan analisis in silico struktur 3D.
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 76
Cara Kerja
Profil Histokimia: Daun zaitun (Olea europaea L.) disayat membujur menggunakan silet. Kemudian
dilakukan uji histokimia terhadap beberapa senyawa metabolit sekunder. Hasil sayatan diuji dengan
beberapa macam reagen. Pengujian terpenoid pada sel atau jaringan dilakukan dengan pemberian
reagen CuSO4 5% mengikuti metode Harborne [7]. Adanya senyawa terpenoid ditandai dengan
warna kuning atau kuning kecoklatan. Pengujian alkaloid dilakukan dengan menggunakan reagen
Wagner, hasil positif alkaloid ditunjukkan dengan adanya warna coklat kemerahan atau kuning
mengikuti metode [8] Uji senyawa fenol dengan pemberian FeCl3 10% dan ditandai dengan warna
hijau gelap atau hitam sesuai dengan metode [9]. Kandungan senyawa lipofil diuji dengan pewarna
sudan III mengikuti metode [10] sayatan sampel dibilas menggunakan alkohol 70% selama 1
menit, kemudian direndam dalam larutan pewarna sudan III, lalu dipanaskan dalam water bath
pada suhu 40o
C selama 30 menit, sayatan sampel dibilas dengan alkohol 70%, kemudian diletakkan
di atas gelas objek yang diberi media gliserin 30% dan ditutup dengan gelas penutup. Adanya
kandungan senyawa lipofil ditandai dengan warna merah atau kuning hingga jingga. Pengujian
flavonoid dengan larutan AlCl3 dalam etanol 85% sesuai dengan metode [11]. Uji senyawa tannin
dengan FeCl3 dan akan memberikan warna hijau kebiruan untuk hasil yang positif mengandung tannin
[12].
Analisis In Silico Struktur 3D: Analisis struktur tiga dimensi senyawa metabolit pada daun zaitun
secara in silico bisa dilakukan melalui PubChem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ ). PubChem
merupakan database tentang molekul kimiawi yang disediakan dengan berbasis komputer. Dalam
PubChem akan diketahui tentang spesifikasi unsur kimia yang terdapat pada daun zaitun (Olea
europaea L.) dan bagaimana struktur tiga dimensi senyawa metabolit tersebut. Senyawa metabolit
yang terdapat pada suatu species tanaman dapat diketahui dari database KNApSAck-3D
(http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/top.html). Dari senyawa metabolit yang didapatkan maka akan
disaring lagi untuk mendapatkan turunan senyawa metabolit yang sama dengan pengujian histokimia,
kemudian untuk analisis struktur 3D senyawa metabolit dapat dilihat pada konten 3D konformer pada
PubChem.
Hasil dan Diskusi
Histokimia: Jaringan anatomi pada daun zaitun (Olea europaea L.) terdiri dari bagian-bagian penting
yang menyusun daun. Salah satu jaringan yang terdapat pada anatomi daun adalah jaringan epidermis.
Jaringan epidermis merupakan sel terluar dari suatu organ tanaman yang berfungsi untuk melindungi
sel yang ada di dalamnya [13[. Pada jaringan epidermis dapat dilakukan untuk pendeteksian adanya
kandungan senyawa metabolit sekunder dengan cara uji pewarnaan histokimia [14]. Uji histokimia
merupakan metode untuk mengetahui kandungan senyawa kimia pada suatu jaringan tanaman secara
kualitatif. Pengujian dapat dilakukan dengan menambahkan suatu reagen atau larutan khusus pada
sayatan organ dan akan menghasilkan warna yang spesifik. Hasil anatomi daun (Olea europaea L.)
menunjukkan adanya beberapa senyawa metabolit sekunder yang terdeteksi pada jaringan epidermis
daun zaitun.
Hasil uji histokimia untuk mengetahui adanya kandungan senyawa metabolit sekunder terlihat
nampak pada jaringan epidermis daun zaitun baik yang bagian abaksial ataupun adaksial daun. Hasil
uji histokimia untuk mengetahui adanya kandungan senyawa metabolit sekunder terlihat nampak pada
jaringan epidermis daun. Pada daun zaitun (Olea europaea L.) mengandung senyawa terpenoid,
alkaloid, fenolik, lipofil, dan flavonoid, sedangkan untuk senyawa tannin tidak terdeteksi dalam uji
histokimia daun zaitun (Olea europaea L.
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 77
Tabel 1. Hasil Uji Histokimia Kandungan Senyawa Metabolit pada Daun Zaitun (Olea europaea L.)
No. Bagian
Daun
Hasil Uji Histokimia Senyawa Metabolit Sekunder
T A F L Fl Tn
1. Abaksial
Daun + + + + + -
2. Adaksial
Daun + + + + + -
Keterangan : T: Terpenoid; A: Alkaloid; F: Fenol; L: Lipofil; Fl: Flavonoid; Tn: Tanin
(+) senyawa terdeteksi; (-) senyawa tak terdeteksi.
Gambar 1. Hasil Uji Histokimia pada Daun Zaitun (Olea europaea L.) dengan Mikroskop Olympus
DP73. (A) uji terpenoid, (B) uji alkaloid, (C) uji fenolik, (D) uji lipofil, (E) uji flavonoid,
(F) uji tannin. Lingkaran : jaringan epidermis pada bagian abaksial dan adaksail. Bar=
50μm, M=400X
D
A
E
B C
F
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 78
Tabel 2. Hasil Analisis In Silico Struktur 3D Metabolit pada Zaitun (Olea europaea L.)
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
1.
Alkaloid
(mengandung atom
nitrogen)
(Cinchonidine)
Mempunyai atom
C 19
H 22
N 2
O
Cinchonine
Mempunyai atom
C 19
H 22
N 2
O
2.
Flavonoid
Rumus molekul
C6-C3-C6
Cyanidin 3-rutinoside
Mempunyai atom
C 27
H 31
O 15
Rutin
Mempunyai atom
C 27
H 31
O 16
Peonidin 3-(6''-p-
coumarylglucoside)
Mempunyai atom
C 31
H 29
O 13
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 79
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
3.
Terpenoid
Rumus molekul
(C5H8)n
Oleanolic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 3
Erythrodiol
Mempunyai molekul
C 30
H 50
O 2
Tormentic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 5
19alpha-Hydroxyasiatic
acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 6
Oleuropein
Mempunyai molekul
C 25
H 32
O 13
Ursolic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 3
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 80
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
Lanosterol
Mempunyai molekul
C 30
H 50
O
Betulinic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 3
2 alpha-Hydroxyursolic
acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 4
Bryonolic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 3
Pomolic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 4
Rotundic acid
Mempunyai molekul
C 30
H 48
O 5
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 81
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
Uvaol
Mempunyai molekul
C 30
H 50
O 2
Isoprene
Mempunyai molekul
C 5
H 8
4.
Fenolik
Mengandung
gugus hidroksil
-OH
Acteoside
Mempunyai molekul
C 29
H 36
O 15
(+)-Cycloolivil
Mempunyai molekul
C 20
H 24
O 7
5.
Lipid
trans-2-Hexenal
Mempunyai molekul
C 6
H 10
O
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 82
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
Acetic acid
Mempunyai molekul
C 2
H 4
O 2
Ethyl acetate
Mempunyai molekul
C 4
H 8
O 2
Oleuroside
Mempunyai molekul
C 25
H 32
O 4
Ethyl propionate
Mempunyai molekul
C 5
H 10
O 2
Butyl acetate
Mempunyai molekul
C 6
H 12
O 2
cis-2-Hexen-1-ol
Mempunyai molekul
C 6
H 12
O
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 83
No. Nama Senyawa
dan ciri umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
Methyl nonanoate
Mempunyai molekul
C 10
H 20
O 2
6.
Tannin
- -
Keterangan:
Merupakan atom Karbon (C)
Merupakan atom Oksigen (O)
Merupakan atom Hidrogen (H)
Merupakan atom Nitrogen (N) (Sumber: PubChem, 2018)
Tabel 3. Senyawa Spesifik yang Hanya Ada pada Daun Zaitun (Olea europaea L.)
No. Nama Senyawa dan ciri
umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
1. 1-Acetoxypinoresinol
(Struktur 3D)
Mempunyai atom C
22
H 24
O 8
2. Oleuroside
(Struktur 2D)
Mempunyai atom C
25
H 32
O 13
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 84
No. Nama Senyawa dan ciri
umum
Nama Senyawa Spesifik
dan Gambar Keterangan
3. Cis-3-Hexenyl acetate
(Struktur 3D)
Mempunyai atom C
8
H 14
O 2
4. cis-2-Hexen-1-ol
(Struktur 3D)
Mempunyai atom C
6
H 12
O
5. Methyl nonanoate
(Struktur 3D)
Mempunyai atom C
10
H 20
O 2
Keterangan:
Merupakan atom Karbon (C)
Merupakan atom Oksigen (O)
Merupakan atom Hidrogen (H)
Merupakan atom Nitrogen (N) (Sumber: PubChem, 2018)
Pembahasan
Histokimia: Hasil uji histokimia kandungan metabolit sekunder pada daun zaitun (Olea europaea L.)
terdapat pada jaringan epidermis daun zaitun bagian abaksial dan adaksial mengandung sejumlah
senyawa metabolit sekunder diantaranya terpenoid, alkaloid, lipofil, fenolik, dan flavonoid.
Sedangkan pada uji tannin tidak terdeteksi adanya senyawa tannin pada daun zaitun (Olea europaea
L.).
Pada Gambar 1. merupakan hasil pengujian histokimia untuk melihat adanya kandungan
senyawa metabolit sekunder pada jaringan epidermis. Hasil yang telah didapatkan yaitu pada jaringan
epidermis bagian adaksial terkandung senyawa terpenoid, alkaloid, fenolik, lipofil, dan flavonoid.
Sedangkan pada uji tannin tidak terdeteksi. Sedangkan untuk uji histokimia pada jaringan epidermis
bagian abaksial daun zaitun dapat dilihat bahwa Nampak adanya trikoma non glanduler dan sel-sel
yang dapat berubah warna sesuai dengan teori pada jaringan epidermis.
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 85
Metode in silico merupakan salah satu pendekatan untuk menemukan atau merancang obat
dengan membuat struktur tiga dimensi pada suatu senyawa yang akan di uji. Struktur tiga dimensi
senyawa dapat dilihat dengan metode in sillico. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa kandungan senyawa metabolit pada zaitun (Olea eurpaea L.) ada 54 senyawa metabolit
yang didapat dari KNApSAcK-3D (http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/top.html). KNApSAck adalah
sebuah pangkalan data yang menyediakan daftar metabolit dari suatu spesies tumbuhan untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan riset terkait metabolomik.
Penggolongan senyawa metabolit sekunder yang sama dengan pengujian histokimia pada
analisis in silico hanya terdapat 29 senyawa metabolit sekunder yang ditemukan yang didapat dari
PubChem (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ ). PubChem merupakan database molekul kimia dan
aktivitasnya terhadap penelitian biologi. Beberapa senyawa metabolit sekunder ini merupakan
senyawa spesifik yang hanya terdapat pada daun zaitun (Olea europaea L.).
Dalam analisis in silico juga dapat diketahui senyawa metabolit yang spesifik pada suatu
tanaman. Secara in silico tanaman zaitun (Olea eurpaea L.) teridentifikasi 5 senyawa spesifik yang
terdapat di dalamnya, antara lain: 1-Acetoxypinoresinol dari senyawa aromatik benzena , Oleuroside
merupkan kategori turunan dari senyawa lipid, cis-3-Hexenyl acetate yang masih belum terdeteksi
tentang klasifikasi lengkapnya di PubChem, Methyl nonanoate turunan dari senyawa lipid, dan Cis-2-
Hexen-1-ol juga turunan dari senyawa lipid.
Hasil Analisis in silico tanaman zaitun menunjukkan bahwa senyawa metabolit yang spesifik
pada tanaman zaitun dapat diketahui dari table 3. Secara in silico teridentifikasi 5 senyawa spesifik
yang terdapat di dalamnya, antara lain yaitu 1-Acetoxypinoresinol dari senyawa aromatik benzena ,
Oleuroside merupakan kategori turunan dari senyawa lipid, Cis-3-Hexenyl acetate yang masih belum
terdeteksi tentang klasifikasi lengkapnya di PubChem, Cis-2-Hexen-1-ol yang mana turunan dari
senyawa lipid, dan Methyl nonanoate yang merupakan turunan dari senyawa lipid.
Kesimpulan
Berdasarkan profil histokimia dan In silico senyawa metabolit sekunder pada daun zaitun
(Olea europaea L.) dapat disimpulkan bahwa hasil analisis histokimia daun zaitun (Olea europaea L.)
senyawa metabolit sekunder yang terdeteksi adalah alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenolik, dan,
lipofilik. Sedangkan senyawa yang tidak terdeteksi pada analisis histokimia adalah tannin. Sedangkan
untuk analisis in silico ada 54 metabolit sekunder yang terdeteksi pada tanaman zaitun (Olea
europaea L.) dan hanya 29 senyawa metabolit sekunder yang termasuk golongan senyawa metabolit
terpenoid, alkaloid, fenolik, lipofil, flavonoid, dan tannin. Di dalam analisis in silico juga dapat
diketahui bahwa senyawa metabolit yang spesifik hanya terdapat pada tanaman zaitun ada 5 senyawa
diantaranya : 1-Acetoxypinoresinol, Oleuroside, Methyl nonanoate, Cis-3-Hexenyl acetate, dan
Cis-2-Hexen-1-ol.
Daftar Pustaka
[1] Niam, L., Rahayu, T. dan Hayati, A. 2015. Perlakuan Asam Amino dalam Partikulasi Asap dan
Hormon terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Zaitun (Olea europaea). Biosaintropis
(Bioscience-Tropic) 1(1): 54–60. URL:
http://biosaintropis.unisma.ac.id/index.php/biosaintropis/article/view/45
[2] Omar, R. J. 2012. Morphological And Genetical Characterisation Of The Main Palestinian Olive (
OLea europaea L .) Cultivars. Saudi Journal Of Biological Sciences. An-Najah National
University.
e-Jurnal Ilmiah SAINS ALAMI (Known Nature) Volume 1/ No.: 1 / Halaman 74 - 86 / Agustus Tahun 2018
ISSN(e):
Biosaintropis Profil Histokimia dan Analisis In Silico 86
[3] Omar, S. H. 2010. Oleuropein in Olive and its Pharmacological Effects. doi:
10.3797/scipharm.0912-18.
[4] Rahayu, T. 2012. Deteksi Senyawa Isoflavon Daidzein Dan Genistein Pada Kultur In-Vitro Kalus
Kedelai ( Glycine max Merr.). Hayati 18:75–78.
[5] Muliyah, E. 2017. Analisis Struktur Sekretori, Histokimia, Fitokimia, Dan Potensi Antibakteri
Tumbuhan Obat Antiinfeksi Di Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
[6] Nurafifah, N. 2016. Analisis Struktur Anatomi dan Histokimia Tiga Varietas Kumis Kucing
(Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.). Departemen Biologi FMIPA ITB. Bandung.
[7] Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (Penerjemah Padmawinata K, Soediro I, Editor: Niksolihin S.). Edisi ke 2. ITB.
Bandung.
[8] Furr, M. and Mahlberg, P. G. 1981. Histochemical Analyses Of Laticifers And Glandular
Trichomes In Cannabis Sativa. Journal of Natural Products 44(2):153–159.
[9] Martin, D., Tholl, D. and Gershenzon, J. 2002. Methyl Jasmonate Induces Traumatic Resin Ducts ,
Terpenoid Resin Biosynthesis , and Terpenoid Accumulation in Developing Xylem of
Norway Spruce Stems 1. Plant Physiology 129:1003–1018. doi:
10.1104/pp.011001.McGarvey.
[10] Boix YF, Victorio CP, Defaveri ACA, Arruda R, Sato A, Lage CLS. 2011. Grandular trichomes
of Rosmarinus officinalis L.: anatomical and phytochemical analyses of leaf volatiles.
Plant Biosyst. 145(4): 848-856.
[11] Guerin HP, Delaveau PG, Paris RR. 1971. Localizations histochimiques: procédés simples de
localization de pigments flavoniques. Application á quelques phanérogrames. Bull. Soc.
Bot. Fr. 118:29-36.
[12] Johansen, D. A. 1940. Plant Microtechnique. First Edition. McGraw-Hill Book Co. Inc.. New
York.
[13] Dorly, D., Ningrum, R. K., Suryantari, N.K., dan Anindita, F.La.R. 2016. Studi Anatomi Daun
dari Tiga Anggota Suku Malvaceae di Kawasan Waduk Jatiluhur Leaf Anatomical Study of
Three Members of Malvaceae Family in Jatiluhur. Proceeding Biology Education
Conference. 13(1): 611-618.
[14] Rosmilawanti, R. 2016. Studi Anatomi Daun, Analisis Struktur Sekretori Dan Histokimia
Rimpang Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Institut Pertanian Bogor. Bogor.