kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor …/kinerja... · kinerja pelayanan pengujian...
TRANSCRIPT
KINERJA PELAYANAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
JENIS ANGKUTAN BARANG DI DINAS PERHUBUNGAN
KOTA SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
Toffa Anggara Fajar C.A D1106545
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Drs. Muchtar Hadi, M.Si
NIP. 195303201985031002
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si (………………….)
NIP. 196010091986011001 Ketua
2. Drs. Ali, M.Si (………………….)
NIP. 195408301985031002 Sekretaris
3. Drs. Muchtar Hadi, M.Si (………………….)
NIP. 195303201985031002 Penguji
Mengetahui
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi, SN. SU
NIP. 195301281981031001
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada
v Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang dan doa’ nya.
v My Sister beserta Keluarga Besarku you all is my inspiration in my life.
v My Best Friend” Ana”, semangat dan doronganmu yang membawaku sampai
saat ini.
v Sahabat-sahabat yang ada di sekelilingku, terima kasih atas jalinan
pertemanan ini dan nggak akan aku lupakan seumur hidupku.
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu ”
(Al-Baqarah: 46)
Restu Orang tua lebih berharga dari sekedar harta benda
(Penulis)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih dan karunia-Nya hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “
Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis Angkutan Barang
di Dinas Perhubungan Kota Surakarta”, guna memenuhi persyaratan
menyelesaikan program S1 Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini disusun dengan bantuan dari berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terwujud. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Muhtar Hadi M.Si , selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan sampai selesainya skripsi ini
2. Bapak Ali, M.Si, selaku Pembimbing Akademis yang banyak memberikan
bantuan dan dukungan moral
3. Bapak Drs. Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Bapak Drs. Sudarto selaku Ketua Program Jurusan Ilmu Administrasi Negara
5. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.T.I selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Non Reguler.
6. Bapak Yosca, selaku Kepala Kantor Dinas Perhubungan kota Surakarta yang
telah memberi ijin penelitian di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta
7. Semua pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang telah membantu
penulis dalam mendapatkan informasi dan memperoleh data
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan segala kerendahan hati
penulis mohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang ada. Kritik dan
saran senantiasa diharapkan untuk awal yang lebih baik dikemudian. Semoga
karya ini dapat bermanfaat nantinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2010
Toffa Anggara Fajar C.A
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………........................................ i
PERSETUJUAN……………………………. ..................................... ii
PENGESAHAN…………………………….. ..................................... iii
MOTTO…………………………………….. ..................................... iv
PERSEMBAHAN…………………………… .................................... v
KATA PENGANTAR……………………… ..................................... vi
DAFTAR ISI……………………………….. ...................................... viii
DAFTAR TABEL………………………. ........................................... xi
DAFTAR GAMBAR ……………………… ...................................... xii
ABSTRAK……………………………………. .................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN………………… .................................... 1
A. Latar Belakang Masalah………… ................................... 1
B. Perumusan Masalah……………. ..................................... 8
C. Tujuan Penelitian………………. ..................................... 8
D. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran ..................... 10
D.1. Tinjauan Pustaka………. .................................... 10
a) Pengertian Kinerja…. ..................................... 10
b) Pelayanan………….. ...................................... 13
i. Pengertian Pelayanan .................................. 13
ii. Bentuk Pelayanan ....................................... 16
iii. Pentingnya Pelayanan ................................. 23
c) Pengujian Kendaraan Bermotor ...................... 25
d) Kinerja Pelayanan ........................................... 27
e) Perngertian Kepuasan Konsumen ................... 33
D.2. Kerangka Pemikiran ................................................ 35
E. Metodologi Penelitian....................................................... 37
1. Jenis Penelitian ............................................................ 37
2. Lokasi Penelitian ......................................................... 37
3. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 37
4. Sumber Data .............................................................. 38
5. Teknik Pengambilan Sampel ...................................... 39
6. Validitas Data .............................................................. 40
7. Teknik Analisa Data.................................................... 42
BAB II DESKRIPSI LEMBAGA ...................................................... 42
A. Lokasi Pengamatan .......................................................... 42
B. Sejarah Berdirinya Dinas Perhubungan Surakarta ........... 42
C. Visi dan Misi .............................................................. 43
D. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan ............................. 44
E. Struktur Organisasi ........................................................... 45
F. Pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta ................... 56
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 60
A. Kinerja Pelayanan ............................................................ 60
a) Prosedur Pelayanan ..................................................... 60
b) Waktu Pelayanan ........................................................ 65
c) Biaya Pelayanan .......................................................... 67
d) Jenis Pelayanan ........................................................... 70
e) Sarana dan Prasarana .................................................. 74
f) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan .................... 78
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 81
A. Kesimpulan……. ............................................................. 81
B. Saran……………. ........................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi Angkutan
Barang Perhubungan Kota Surakarta Tahun 2008……………... 6
1.2 Jumlah Pegawai Berdasar Jabatan Tugas………………………. 57
1.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan……………... 58
1.4 Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Perhubungan Kota
Surakarta ………………………………………………………. 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1 Bagan Kerangka Pemikiran……………………………………….. 36
1.2 Bagan Skema Analisis Data……………………………………….. 41
1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta………….. 47
1.4 Bagan Prosedur Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Surakarta……………………………………… 62
ABSTRAK
Toffa Anggara Fajar Cipto Adi. D1106545. Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis Angkutan Barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta,2010.
Dinas Perhubungan merupakan suatu organisasi yang berfungsi untuk menyelenggarkan pelayanan publik di bidang lalu lintas angkutan jalan. Salah satu program Dinas Perhubungan yaitu pengaturan angkutan barang melalui pengujian kendaraan bermotor. Tujuan penelitian yaitu terdiri dari : Tujuan operasional yaitu untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai kinerja pelayanan berdasarkan indikator pelayanan pengujian kendaraan bermotor antara lain prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana pelayanan dan kompetensi petugas di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Serta tujuan fungsional yaitu penelitian ini diharapkan menjadi input yang berguna bagi peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu mengambil sampel orang yang benar-benar mengerti tentang permasalahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dan untuk menjamin validitas data digunakan tiga komponen data yaitu data reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang Dinas Perhubungan Kota Surakarta termasuk dalam kategori baik, hal ini ditunjukkan oleh beberapa hal sebagai berikut : (1) Prosedur pelayanan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan kota Surakarta sudah berjalan baik. (2) Waktu penyelesaian petugas dalam hal ketepatan pekerjaan sudah dilakukan dengan cepat dan sesuai standar. (3) Biaya pelayanan sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. (4) Jenis pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang ada sudah cukup baik. (5) Sarana dan Prasarana yang disediakan sudah cukup baik dalam menunjang kinerja pelayanan. (6) kompetensi petugas di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta bagian pengujian kendaraan bermotor dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja cukup baik.
ABSTRACT
Toffa Anggara Fajar Cipto Adi, D1106545, THE SERVICE PERFORMANCE OF COMMERCIAL VEHICLE TESTING DEPARTMENT OF TRANSPORTATION OF SURAKARTA. Thesis, The Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University.2010
A good performance of an organization has a great influence to public service that have purpose to give satisfaction to the consumers. The department of transportation is organization of Surakarta is a institution of public service in transportation that must always give maximum service for consumers especially in term of vehicle testing. The vehicle testing is very important and has impact to the land transportation that is held by the government in order to create safety, smooth, and well-ordered traffic. A good service performance from the department of transportation of Surakarta is very required by consumers in order to gain good result in the vehicle testing.
This research has two purposes that is operational and functional purpose. The operational purposes of this research are to find out and to gain the description of service performance and indicators that influence service performance as below : services procedures, time of allocation, cost of services, services product, facilities, and officer competence the department of transportation of Surakarta. While, the functional purpose is the writer hopes that this research will become useful input for the increasing the service of commercial vehicle testing in the department of transportaion of Surakarta.
This is qualitative descriptive research in order to gain the clear description of service performance of commercial vehicle testing of the department of transportation of Surakarta. The data collecting techniques are interview, observation, and documentation. The sampling technique is purposive sampling that is taking the samples of people who understand about the problems. While, data analysis technique is interactive model and for assuring the data validity, the writer used three data component that is reduction, data presentation and conclusion.
The result of this research shows that service performance of commercial vehicle testing of the department of transportation of Surakarta is in good category, it can be proven by (1) the procedure of service of vehicle testing in the department of transportation of Surakarta is running well. (2) The time allocation of officer to accomplish the task is quickly and properly. (3) The cost of service is appropriate with the rules. (4) The type of vehicle testing is good enough. (5) The facilities are good enough in supporting the service performance. (6) The officer competence in the department of transportation of Surakarta in vehicle testing
section in term of knowledge, skill, and work performance is good enough. The officers have been fixed in their own work result in they can work their tas and function in order to gain the purposes.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai macam aspek
kehidupan masyarakat yang sangat luas dan kompleks. Kinerja organisasi
yang baik sangat berpengaruh terhadap pelayanan publik yang mengutamakan
kepuasan pelanggan (masyarakat). Namun, selama ini birokrasi belum mampu
menunjukkan kondisi prima sesuai dengan harapan masyarakat. Kondisi
tersebut merupakan salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan kinerja
birokrasi dalam upaya menuju Good Governance.
Organisasi publik merupakan penyelenggara pemerintahan dan
pelayanan bagi warga Negara. Peran organisasi publik sangat sentral dalam
sistem pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
Sehingga terciptanya suatu kinerja yang tinggi dalam organisasi publik perlu
diupayakan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan responsif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
semakin kompleks.
Karakteristik negatif tentang birokrasi di Indonesia seperti inefisiensi,
kaku, prosedural, lamban, berbelit-belit dan korup terlanjur melekat dalam
persepsi masyarakat tentang birokrasi yang ada di Indonesia. Meskipun setiap
instansi pemerintah telah mengadakan perbaikan dan peningkatan yang
signifikan setiap tahunnya, namun masih dirasa kurang. Peningkatan kinerja
menjadi salah satu faktor utama untuk memperbaiki kondisi birokrasi di
Indonesia. Adanya evaluasi kinerja dalam suatu organisasi merupakan upaya
peningkatan kinerja yang optimal. Organisasi publik masih mengalami
kesulitan tentang kinerja pelayanan yang sesuai dibandingkan dengan privat.
Dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, partisipasi masyarakat
juga menjadi faktor dominan untuk menunjang tercapainya tujuan. Masyarakat
sebagai pelaku utama (pelanggan) dan ditunjang oleh pemerintahan yang
responsive dapat menunjang keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang
optimal. Dinas Perhubungan kota Surakarta sebagai lembaga pelayanan publik
bidang transportasi, harus memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat terutama dalam kegiatan pelayanan pengujian kendaraan
bermotor.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Umum dalam pasal 13 mengartikan bahwa Pengujian kendaraan
bermotor merupakan pengujian terhadap tipe atau contoh produksi kendaraan
bermotor untuk memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sebelum tipe
kendaraan bermotor tersebut disetujui diimpor atau diproduksi dan atau dirakit
secara massal. Termasuk dalam uji tipe ini adalah uji sampling yaitu pengujian
terhadap salah satu dari seri produksi kendaraan bermotor yang tipenya telah
disahkan dan disetujui. Untuk menjamin agar kendaraan bermotor selalu
dalam kondisi memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, maka
diberlakukan uji berkala dalam satu periode tertentu.
Pentingnya diadakan pengujian kendaraan bermotor dimaksudkan agar
kendaraan bermotor yang akan digunakan di jalan memenuhi persyaratan
teknis dan layak jalan, termasuk persyaratan ambang batas emisi gas buang
dan kebisingan yang harus dipenuhi. Pengujian kendaraan juga untuk
mengurangi banyaknya kecelakaan yang disebabkan oleh kelayakan
kendaraan bermotor yang tidak lolos uji.
Tujuan diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor yang
tercantum pada UU No.14 tahun 1992 pasal 14 ayat 1 adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib administrasi, pengendalian kendaraan yang dioperasikan di Indonesia.
2. Mempermudah penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang menyangkut kendaraan yang bersangkutan serta dalam rangka perencanaan, rekayasa dan manajemen lalu lintas dan angkutan jalan dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional.
3. Menjamin keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan maka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dilakukan tidak pada satu tempat tertentu dan tidak secara terus menerus.
Pengujian kendaraan bermotor memang penting dan juga berpengaruh
pada transportasi jalan yang diselenggarakan oleh Negara dengan tujuan untuk
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda
transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong,
penggerak dan penunjang pembangunan nasional.
Untuk mendukung pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor juga
dikeluarkan PERDA No. 13 Tahun 2002 tentang Pengujian Kendaraan
Bermotor. Dinas Perhubungan mempunyai tugas dan fungsi dalam
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang lalu lintas angkutan jalan,
yaitu :
1. Penyelenggaraan tata usaha dinas. 2. Pengaturan angkutan orang dan angkutan barang. 3. Penyelenggaraan uji kendaraan. 4. Pembinaan usaha sarana dan prasaran teknis kendaraan maupun
bengkel. 5. Penyelenggaraan penyuluhan dan manajemen rekayasa lalu lintas, serta
bimbingan keselamatan dan ketertiban lalu lintas. 6. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Terutama dalam hal ini pengujian kendaraan bermotor untuk angkutan
barang yang menjadi salah satu moda transportasi penting dalam membantu
kelancaran pemenuhan kebutuhan masyarakat. Kendaraan bemotor angkutan
barang sangat penting dalam membantu masyarakat umum dalam berbagai hal
seperti angkutan untuk bahan makanan pokok, bahan pakaian , maupun bahan
bangunan yang merupakan kebutuhan primer masyarakat. Selain kebutuhan
primer tersebut juga masih banyak kebutuhan masyarakat yang perlu dipenuhi
untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut harus didukung
transportasi angkutan barang yang memadai dan bisa memberikan manfaat
terhadap masyarakat. Sehingga organisasi pelayanan publik dalam hal ini
Dinas Perhubungan sangatlah diperlukan untuk membantu terciptanya moda
transportasi angkutan barang yang bisa membantu masyarakat agar tercipta
keamanan dan ketertiban dalam berlalu lintas melalui pengujian kendaraan
bermotor angkutan barang sesuai dengan UU yang telah ditetapkan
pemerintah.
Pemerintah berupaya membantu masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan agar tidak terhambat dengan permasalahan kendaraan bermotor
angkutan barang yang tidak sesuai dengan standar kelayakan dalam berlalu
lintas. Hal ini akan merugikan pemilik kendaraan bermotor angkutan barang
dan masyarakat, sehingga pengujian kendaraan bermotor angkutan barang
yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan perlu didukung dengan standar
pelayanan yang memadai untuk membantu para pemilik kendaraan bermotor
angkutan barang dalam mengontrol kendaraan mereka apakah telah layak uji
untuk melakukan kegiatan berlalu lintas.
Dinas Perhubungan dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang
baik kepada pengguna kendaraan bermotor angkutan barang agar mereka mau
melakukan uji kelayakan kendaraan. Pelayanan kepada masyarakat dalam hal
ini pemilik kendaraan bermotor angkutan barang diperlukan suatu kinerja
pelayanan publik yang baik agar tercipta tujuan yaitu kepuasaan pengguna
jasa pengujian kendaraan bermotor.
Pelayanan pengujian kendaraan bermotor angkutan barang di Dinas
Perhubungan Kota Surakarta menjadi salah satu tempat pelayanan publik yang
penulis teliti untuk bisa melihat apakah pengujian kendaraan bermotor
angkutan barang sudah berjalan dengan baik dan dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat khususnya pengguna jasa pengujian.
Berdasarkan hal tersebut kita bisa melihat data dari Dinas Perhubungan
Kota Surakarta mengenai hasil pegujian kendaraan bermotor angkutan barang
pada tahun 2008 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR WAJIB UJI & REALISASI ANGKUTAN BARANG DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA
TAHUN 2008
Sumber : Bagian Teknik Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Surakarta
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pada bulan Maret, Mei,
Agustus, September, Desember realisasi angkutan barang wajib uji yang
bersifat pribadi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta tidak sesuai dengan
jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji, pada bulan Maret dari KBWU
sejumlah 1977 unit hanya terealisasi 1954 unit, bulan Mei dari KBWU
sejumlah 1932 unit hanya terealisasi 1902 unit, bulan Agustus dari KBWU
sejumlah 1981 unit hanya terealisasi 1947 unit, bulan September dari KBWU
sejumlah 1863 unit hanya terealisasi 1797 unit, bulan Desember dari KBWU
Bulan KBWU Realisasi % Umum Pribadi Umum Pribadi Umum Pribadi
Januari 4 1969 4 1969 100 100
Februari 11 1882 11 1882 100 100
Maret 13 1977 13 1954 100 98,8
April 11 2120 11 2120 100 100
Mei 8 1932 8 1902 100 98,4
Juni 11 1759 11 1759 100 100
Juli 5 2008 5 2008 100 100
Agustus 10 1981 10 1947 100 98,2
September 13 1863 13 1797 100 96,4
Oktober 11 2128 11 2128 100 100
November 8 1956 8 1956 100 100
Desember 21 1708 21 1690 100 98,9
sejumlah 1708 unit hanya terealisasi 1690 unit. Sedangkan untuk kendaraan
angkutan barang yang bersifat umum dalam kurun waktu satu tahun di Dinas
Perhubungan Kota Surakarta presentase yang diperoleh sudah sesuai antara
data kendaraan bermotor wajib uji dengan realisasi pelaksanaan pengujian
kelayakan.
Pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Surakarta
berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa untuk kendaraan angkutan barang
yang bersifat pribadi dan umum masih ada yang belum melakukan uji
kelayakan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kinerja pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Kota Surakarta terhadap proses pengujian kendaraan bermotor angkutan
barang dilihat dengan indikator standar pelayanan minimal sesuai Keputusan
MENPAN No. 63 tahun 2004 yaitu meliputi prosedur pelayanan, waktu
pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana pelayanan, dan
kompetensi petugas pemberi pelayanan. Oleh karena itu, penulis mengambil
judul penelitian “Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Jenis
Angkutan Barang Di Dinas Perhubungan Kota Surakarta”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tentang latar belakang masalah di atas maka penulis perlu
merumuskan permasalahan mengenai kinerja Dinas Perhubungan dalam
pelaksanaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang
sebagai berikut :
”Bagaimana kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan
barang di Dinas Perhubungan kota Surakarta” ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai kinerja
pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas
Perhubungan kota Surakarta berdasarkan indikator pelayanan pengujian
kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas Perhubungan kota
Surakarta.
2. Tujuan Fungsional
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input yang berguna bagi
peningkatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan
barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Penelitian ini juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua yang berkepentingan, baik bagi
pembaca, maupun kantor Dinas Perhubungan kota Surakarta itu sendiri.
3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
D.1. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Kinerja
Jika dilihat dari kata asalnya, kata kinerja adalah terjemahan dari
kata performance, yang menurut The Scribner-bantam English Dictionary,
terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata to
Perform dengan beberapa ”entries” yaitu : (1) melakukan, menjalankan,
melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi dan
melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfill; as
vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab ( to
execute or complete an understanding); dan (4) melakukan sesuatu yang
diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is espected of a person
machine) (Veithzal Rivai, 2005: 14). Menurut Soekanto (1993 :365),
kinerja adalah cara bagaimana melaksanakan suatu kegiatan dan hasil dari
kegiatan tersebut (hasil kerja).
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan kemampuan melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil yang diharapkan, agar tujuan yang ditetapkan
tercapai.
Bernandin dan Russel dalam Gomes (1997 : 135) memberikan
batasan mengenai performansi sebagai ”..........the recort of outcomes
produced on a specified job function or activity during a specified time
periode” . Jadi merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi
suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.
Lembaga Administrasi Negara dalam Joko Widodo (2001 : 206)
mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan / program kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, visi , dan misi organisasi.
Sedangkan menurut Suyadi (1992:2), performance atau kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang / kelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral atau etika.
Hersey dan Balncard, 1993 dalam Veithzal Rivai (2005:15)
menyebutkan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan
kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus
memiliki derajad kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan
dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan
organisasi dalam mencapai hasil sesuai dengan target yang ditetapkan
dalam suatu periode waktu tertentu.
Menurut G.A Boyne dalam Jurnal Public Service Performance
(2006 ) menyebutkan bahwa :
“Measuring performance represent a part of management process of
strategy to know the strategy totally so that each;every aspect in knowable
organization and connected by a overlap in order not to or overlapping of
between one with other. Measuring performance mean to determine
periodical operational effectiveness of organization”.
(Mengukur kinerja merupakan suatu bagian dari proses manajemen
strategi untuk mengetahui strategi menyeluruh sehingga setiap aspek
dalam organisasi dapat diketahui dan dihubungkan agar tidak tumpang
tindih atau overlapping antara satu dengan yang lainnya. Mengukur kinerja
bermaksud menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi).
Pencapaian kinerja sebenarnya dapat dinilai menurut pelaku, yaitu
hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu), oleh kelompok
(kelompok kinerja), oleh institusi (kinerja organisasi), dan oleh suatu
program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). Kinerja individu
menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan
tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetepkan oleh
sekelompok atau institusi. Kinerja kelompok menggambarkan sampai
seberapa jauh suatu kelompok telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokoknya sehingga mencapai hasil sebagaimana ditetapkan oleh institusi.
Kinerja institusi berkenaan dengan seberapa jauh suatu institusi telah
melaksanakan semua kegiatan pokok sehingga mencapai visi atau misi
institusi. Sedangkan kinerja program atau kebijakan berkenaan dengan
seberapa jauh kegiatan-kegiatan dalam program atau kebijakan telah
dilaksanakan sehingga dapat mencapai tujuan program atau kebijakan
tersebut (Yeremias T. Keban, 2004: 93).
b. Pelayanan
i. Pengertian Pelayanan
Setiap organisasi yang menyelenggarakan pelayanan
publik akan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, karena pada dasarnya pelayanan publik mempunyai
target atau sasaran yaitu memenuhi apa yang diharapkan
masyarakat selaku pengguna layanan tersebut.
Pelayanan menurut Moenir adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung (Moenir,
2000:16). Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan orang lain.
Sedangkan definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos
dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih sebagai berikut :
”Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal
lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen /
pelanggan”.(Gronroos, 1990:27).
Sementara menurut Kamus Bahasa Indonesia
kontemporer (1991:841) pengertian layanan / pelayanan adalah
cara melayani . Senada denganitu pengertian pelayanan menurut
Kamus Besar Indonesia (1996:571) adalah perihal / cara melayani
sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus)
apa yang diperlukan seseorang. Jadi pelayanan adalah kegiatan
yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa
yang diperlukan orang lain. Oleh karena itu pelayanan tidak
terlepas / selalu menyangkut kepentingan umum.
Kepentingan umum sendiri merupakan bentuk-bentuk
kepentingan yang menyangkut orang banyak / masyarakat, tidak
bertentangan dengan norma dan aturan yang bersumber dari
kebutuhan (hajat) hidup orang banyak / masyarakat. (H.A.S
Moenir, 2000: 10). Kepentingan ini dapat bersifat kolektif dan
dapat pula bersifat individual. Kepentingan umum diawali oleh
lahirnya kepentingan individual dan karena bersamaan kepentingan
maka kepentingan individual berkembang menjadi kepentingan
umum.
Adapun maksud dan tujuan dari pelayanan yang diberikan
oleh aparat pemerintah, yang bekerja berdasarkan tugas dan fungsi
pemerintah, yakni untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik
secara individual maupun kolektif. Jadi sasaran pelayanan adalah
tercapainya kepuasan masyarakat. Untuk mencapai derajat
kepuasan masyarakat, maka pelayanan harus dilaksanakan secara
adil dan merata.
Berkaitan dengan hal tersebut lebih lanjut H.A.S Moenir
(2000:41) mengungkapkan perwujudan pelayanan yang
didambakan adalah :
1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan
pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang
terkadang dibuat-buat.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu / sindiran
yang mengarah pada permintaan sesuatu baik dengan alasan
untuk dinas maupun kesejahteraan.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap
kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.
4. Pelayanan yang jujur dan terus terang.
Keempat hal itulah yang menjadi dambaan setiap orang
yang berurusan dengan instansi / badan pelayanan publik yang
bertugas melayani masyarakat. Apabila hal ini dapat dipenuhi,
masyarakat akan puas dan dampak kepuasan masyarakat terlihat
pada :
a. Masyarakat sangat menghargai (respect) kepada korp pegawai
yang bertugas di bidang pelayanan umum. Mereka tidak
memandang remeh dan mencemooh korp itu tidak berlaku
sembarangan.
b. Masyarakat terdorong mematuhi aturan dengan penuh
kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun dapat
terbentuk sistem pengendalian diri (self control) yang akan
sangat efektif dalam ketertiban berpemerintahan dan bernegara.
c. Dan rasa bangga pada masyarakat atas karya korp pegawai di
bidang layanan umum, meskipun di lain pihak ada yang merasa
ruang geraknya dipersempit karena tidak dapat lagi ’
mempermainkan ’ mereka. Rasa bangga itu akan membawa
dampak positif terhadap usaha mempertahankan citra pegawai
yang tangguh, tanggap, dan disiplin.
d. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan
dan ditiadakan. Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan
kegiatan di masyarakat di semua bidang kegiatan baik
ekonomi, sosial, maupun budaya.
e. Karena adanya kelancaran di bidang pelayanan umum, gairah
usaha dan inisiatif masyarakat, yang akan meningkatkan pada
usaha pengembangan ipoleksosbud masyarakat ke arah
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
ii. Bentuk Pelayanan
Moenir (2000:190-196) menyatakan bahwa layanan
umum yang dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari
3 macam, yaitu :1) layanan dengan lisan, 2) layanan melalui tulisan
dan, 3) layanan dengan perbuatan. Ke tiga bentuk tersebut tak
selamanya berdiri sendiri secara murni, melainkan sering
berkombinasi. Bentuk layanan dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Layanan dengan lisan, dilakukan oleh petugas-petugas di
bidang hubungan masyarakat (HUMAS), bidang layanan
informasi di bidang-bidang lain tugasnya memberikan
penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.
Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang
diharapkan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku
layanan yaitu :
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam
tugasnya
b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan
lancar , singkat tetapi cukup jelas
c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah
d. Meski dalam keadaan sepi tidak ngobrol dan bercanda
dengan teman karena tamu menjadi segan untuk bertanya
e. Tidak melayani orang-orang yang sekedar “ ngobrol”
dengan cara yang sopan
Jadi layanan lisan haruslah sesuai dengan norma, budaya dan
tingkah laku yang berlaku di Indonesia, baik tertulis maupun tidak
tertulis.
2. Layanan dengan tulisan, merupakan bentuk pelayanan yang
paling menonjol dalam pelaksanaan tugas, pada dasarnya
layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi layanan
jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk
tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang
harus diperhatikan ialah factor kecepatan baik dalam
pengolahan masalah maupun dalam proses penyelesaian
(pengetikan, penandatangan, dan pengiriman kepada yang
bersangkutan). Layanan tulisan ada 2 jenis yaitu : layanan
dalam bentuk petunjuk yang harus dan perlu diketahui umum
dan layanan dalam bentuk surat-menyurat. Layanan dalam
bentuk surat menyurat hendaknya mengikuti pedoman yang
berlaku dalam tata persuratan baik yang bersifat umum maupun
khusus.
3. Layanan berbentuk perbuatan, pada umunya layanan dalam
bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-petugas
tingkat menengah dan bawah karena itu factor keahlian dan
keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap
hasil perbuatan atau pekerjaan. Jenis layanan ini memang
terhindar dari layanan lisan, jadi antara layanan perbuatan dan
layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan hubungan
lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan perbuatan.
Secara umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui
hubungan tulis karena faktor jarak) jadi tujuan utama orang
yang berkepentingan mendapatkan pelayanan dalam bentuk
perbuatan atau hasil perbuatan bukan sekedar penjelasan dan
kesanggupan secara lisan.
Jadi dapat disimpulkan dari ke tiga bentuk layanan tersebut
saling terkait yang hasilnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan memuaskan mereka yang berkepentingan. Proses pelayanan
adalah serangkaian proses pelayanan suatu pekerjaan terdiri atas
beberapa perbuatan atau aktifitas yang dilakukan secara beruntun
atau sistematis dengan kata lain kegiatan satu dengan yang lainnya
saling berkaitan dan berurutan sesuai dengan daur kegiatannya.
Perbuatan atau aktivitas tersebut dapat diperhitungkan,
direncanakan dan ditetapkan standar waktunya untuk mengetahui
berapa waktu yang diperlukan dalam pembuatan atau memproses
suatu pekerjaan perlu pengamatan berulang-ulang terhadap proses
pelayanan.
Menurut Said Djamaludin dalam Jurnal The Quality in
Perspective of Service Management of Land Transport (2008: 135)
menjelaskan bahwa :
“Service have the unique certain marking and very related to used
quality strategy. service entangle the many people or institute the,
medium, pre of medium and management and also have the
implication strategy of quality organization”.
(Pelayanan mempunyai ciri-ciri tertentu yang unik dan sangat
terkait dengan strategi kualitas yang digunakan. Penyediaan jasa
melibatkan banyak orang atau lembaga, sarana, pra sarana dan
manajemen serta mempunyai implikasi pada strategi kualitas
organisasi).
Dalam pelayanan umum terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi baik tidaknya suatu pelayanan. Pengaruh di sini
bisa bersifat positif jika adanya faktor tersebut dapat semakin
meningkatkan kualitas pelayanan dan sebaliknya bisa pula
menghambat atau menjadi tantangan jika faktor tersebut tidak ada
atau tidak mendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut
adalah : (H.A.S. Moenir, 2000 : 88).
a. Faktor kesadaran
Kesadaran merupakan hasil suatu proses berfikir melalui
metode renungan, pertimbangan dan perbandingan, sehingga
menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan
keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk
perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian. Proses
tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang baik dalam hal
kecepatan maupun dalam hal kualitas sehingga usaha
membangkitkan kesadaran ini biasanya melalui pemberian
dorongan atau motivasi. Adanya kesadaran ini dapat membawa
seseorang pada keikhlasan dan kesungguhan dalam suatu
kehendak karena kesadaran berdampak luas menjiwai tingkah
laku dan perbuatan selanjutnya.
b. Aturan
Aturan adalah perangkat penting dalam tindakan dan
perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat
makin besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak
dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan. Oleh karena
peranan aturan demikian besar dalam hidup bermasyarakat
maka dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi dan
diawasi sehingga dapat mencapai sasaran sesuai dengan
maksudnya. Manusia biasa menjadi subjek maupun obyek
peraturan berdasarkan pertimbangan kewenangan, pengetahuan
dan pengalaman, kemampuan, pemahaman pelaksana dan
kedisiplinan.
c. Organisasi
Organisasi pelayanan adalah mengorganisasir fungsi
pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya
yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan. Di
dalam organisasi terdapat sistem, prosedur, dan metode yang
berfungsi sebagai tata cara / tata kerja agar
pelaksanaanpekerjaan dapat berjalan lancar dan berhasil
dengan baik.
d. Pendapatan
Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai
imbalan atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk orang
lain atau organisasi baik dalam bentuk uang maupun fasilitas,
dalam jangka waktu tertentu.
e. Kemampuan dan Ketrampilan
Kemampuan atau sering diidentikkan dengan skill
merupakan sesuatu yang perlu dikuasai dalam manejemen
organisasi, Robert. R.Kartz menyebutkan ada tiga jenis
kemampuan dasar yang dimiliki orang-orang dalam organisasi
agar bisa berdaya guna dan berhasil yakni kemampuan teknik
(technical skill), kemampuan bersifat manusiawi (human skill)
dan kemampuan membuat konsepsi (conceptual skill). Adanya
kemampuan tersebut perlu didukung dengan keterampilan yang
memadai, sehingga pelaksanaan tugas perlu atau pekerjaan
dapat dilakukan dengan baik. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan adalah dengan
sarana diklat, training atau pelatihan maupun belajar dari
pengalaman yang sudah ada.
f. Sarana pelayanan
Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat
utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan berfungsi
sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja itu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelancaran
pelayanan sangat tergantung kepada adanya kesadaran para petugas
terhadap kewajiban yang dibebankan, sistem dan prosedur yang
memadai, kemampuan / ketrampilan para petugas maupun saran
penunjang lainnya yang memadai.
iii. Pentingnya Pelayanan
Perkembangan sosial, politik, dan ekonomi pada masa
kini dan masa datang, saat globalisasi tidak dapat dihindarkan lagi
serta tuntutan rakyat terhadap sistem demokrasi sudah demikian
kuatnya, maka fungsi aparatur pemerintah yang paling menjadi
sorotan dan tuntutan masyarakat adalah fungsi pelayanan.
Hal ini sejalan juga dengan perkembangan administrasi
publik di negara-negara maju yang mengurus pada upaya
mewirausahakan birokrasi, yang inti sasarannya adalah agar
dimungkinkan untuk menyediakan pelayanan yang prima kepada
publik dengan cara paling efisien. (Boediono, 2003 : 60).
Sedangkan dalam bukunya H.A.S. Moenir,
mengemukakan tentang pentingnya pelayanan. Berikut ini akan
dijelaskan tentang pentingnya pelayanan :
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai
usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar
dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di
masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasaran
atau langganan. Dengan adanya kompetisi seperti itu menimbulkan
dampak positif dalam organisasi / perusahaan, ialah mereka yang
bersaing dalam pelaksanaan layanan, melalui berbagai cara, teknik
dan metode yang dapat menarik lebih banyak orang menggunakan/
memakai jasa/ produk yang dihasilkan oleh organisasi/ perusahaan.
Persaingan yang ada dalam masyarakat usaha (business)
tidak hanya pada segi mutu dan jumlah tetapi juga dalam hal
layanan. Justru dalam hal terakhir inilah persaingan makin seru
dengan pengenalan sistem layanan baru yang serba cepat dan
memuaskan. Memperhatikan peran layanan yang semakin
menonjol maka tidaklah heran apabila masalah layanan mendapat
perhatian besar dan berulang-kali dibicarakan, baik oleh
masyarakat maupun manajemen sendiri baik secara khusus maupun
kaitannya dengan pokok usaha/ kegiatan organisasi.
Dibidang Pemerintahan tidaklah kalah penting masalah
pelayanan itu, bahkan lebih besar karena menyangkut kepentingan
umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Karena
peranan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
melibatkan seluruh aparat pegawai negeri makin terasa dengan
adanya peningkatan kesadaran bernegara dan bermasyarakat, maka
pelayanan telah meningkat kedudukannya dimata masyarakat
menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.
Namun ternyata hak masyarakat atau perorangan untuk
memperoleh pelayanan dari aparat pemerintah terasa belum dapat
memenuhi harapan semua pihak, baik masyarakat itu sendiri
maupuan pemerintah dan pelayanan umum belum menjadi
”budaya” masyarakat. Di sana-sini masih selalu ditemui
kelemahan-kelemahan yang dampaknya sering merugikan
masyarakat yang menerima layanan.
Oleh karena itu di bidang pelayanan umum masih perlu
pembenahan sungguh-sungguh dalam berbagai sektor yang
menjadi pendukung terhadap pelayanan umum yang baik.
c. Pengujian Kendaraan Bermotor
Menurut UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Umum dalam pasal 13 mengartikan bahwa Pengujian
kendaraan bermotor merupakan pengujian terhadap tipe atau contoh
produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan sebelum tipe kendaraan bermotor tersebut disetujui diimpor
atau diproduksi dan atau dirakit secara massal.
Termasuk dalam uji tipe ini adalah uji sampling yaitu pengujian
terhadap salah satu dari seri produksi kendaraan bermotor yang tipenya
telah disahkan dan disetujui. Untuk menjamin agar kendaraan
bermotor selalu dalam kondisi memenuhi persyaratan teknis dan layak
jalan, maka diberlakukan uji berkala dalam satu periode tertentu.
Pentingnya diadakan pengujian kendaraan bermotor
dimaksudkan agar kendaraan bermotor yang akan digunakan di jalan
memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, termasuk persyaratan
ambang batas emisi gas buang dan kebisingan yang harus dipenuhi.
Kendaraan-kendaraan khusus harus diuji secara khusus, karena di
samping memiliki persyaratan standar yang dipersyaratkan untuk
kendaraan bermotor pada umumnya, kendaraan khusus memiliki
peralatan tambahan yang bersifat khusus untuk penggunaan khusus,
misalnya katup penyelamat, tangki bertekanan dan lain sebagainya.
Tujuan diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor
yang tercantum pada UU No.14 tahun 1992 pasal 14 ayat 1 yaitu :
1. Untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk tertib
administrasi, pengendalian kendaraan yang dioperasikan di
Indonesia.
2. Mempermudah penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang
menyangkut kendaraan yang bersangkutan serta dalam rangka
perencanaan, rekayasa dan manajemen lalu lintas dan angkutan
jalan dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka
perencanaan pembangunan nasional.
3. Menjamin keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan
angkutan jalan maka pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat ini dilakukan tidak pada satu tempat tertentu dan tidak secara
terus menerus.
Pengujian kendaraan bermotor sangat penting dan juga
berpengaruh pada Transportasi jalan yang diselenggarakan oleh
Negara dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan
jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman
dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya,
menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang
pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak
dan penunjang pembangunan nasional.
d. Kinerja Pelayanan
Berdasarkan penjelasan teoritik tentang kinerja organisasi
publik maka konsep kinerja organisasi publik dapat diartikan sebagai
hasil kerja organisasi publik dalam melayani dan memenuhi kebutuhan
pelanggan atau pengguna jasa agar tercapainya kepuasan.
Dalam melakukan pengukuran kinerja pelayanan publik
seringkali ditukarkan dengan kinerja pemerintah. Hal ini tidaklah
mengherankan karena pada dasarnya pelayanan publik memang
menjadi tanggung jawab pemerintah. Dengan demikian ukuran kinerja
pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelanggarakan
pelayanan publik. Demikian juga dalam organisasi swasta, kinerja
pelayanan sering dilihat sebagai kinerja organisasi tersebut karena
organisasi tersebut menjalankan pelayanan. Sehingga apabila
organisasi tersebut menyelenggarakan pelayanan dengan baik maka
kinerja organisasi tersebut dianggap baik.
Melakukan penilaian kinerja, sulit untuk menentukan berhasil
tidaknya misi pelayanan organisasi publik tanpa adanya kriteria
kinerja. Kriteria kinerja haruslah menggambarkan aspek apa yang
ingin diukur karena itu kriteria kinerja dapat berupa ukuran kuantitatif,
kualitatif, atau keduanya yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Secara umum
kriteria mempunyai fungsi untuk membangun dasar bagi pengukuran,
analisis, dan evaluasi kinerja organisasi atau unit kerja.
Berdasarkan review literature dari beberapa ahli dalam
Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2005 : 174) dikemukakan adanya
beberapa kriteria penyusun kinerja. Kriteria-kriteria ini sangat
bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks penelitian yang dilakukan
dalam proses penemuan dan penggunaan kriteria tersebut. Beberapa
diantara kriteria tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1). Mcdonald dan Lawton (1977) meliputi :
a. Output oriented measure throughput
b. Eficiency
c. Effectifeness
2). Salim & Woodward (1992) meliputi
a. Economy
b. Efficiency
c. Effectiveness
d. Equity
3). Lenvinne (1990) meliputi
a. Responsibility
b. Responsiveness
c. Acountability
4). Zeithaml, Parasuraman, & Berry (1990) meliputi
a. Tangibles
b. Reliability
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Empathy
5). Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2004 Asas Pelayanan,
meliputi:
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Kesamaan Hak
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
6). Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2004 Standar Pelayanan
Minimal, meliputi ;
a. Prosedur Pelayanan
b. Waktu Penyelesaian
c. Biaya Pelayanan
d. Produk Pelayanan
e. Sarana Pelayanan
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan.
Dari berbagai kriteria atau standar penilaian kerja yang telah
dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
kriteria yang relevan dengan kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan
Bermotor di Dinas Perhubungan Surakarta. Indikator tersebut
berdasarkan SK MENPAN No.63 Tahun 2004 mengenai Standar
Pelayanan Publik antara lain Prosedur pelayanan, Waktu penyelesaian,
Biaya pelayanan, Produk pelayanan, Sarana dan prasarana, dan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan.
Alasan pemilihan kriteria tersebut adalah karena indikator
tersebut merupakan keputusan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui kinerja
pelayanan publik. Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Surakarta
merupakan salah satu organisasi publik yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam bidang transportasi dan angkutan jalan
khususnya pengujian kendaran bermotor.
Organisasi publik juga harus tanggap terhadap keinginan dan
kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang harus efektif dalam
menjalankan tugas dan fungsinya kepada masyarakat. Dinas
Perhubungan Kota Surakarta mempunyai tugas dan fungsi yang harus
dicapai yaitu Penyelenggaraan uji kendaraan, pengaturan angkutan
barang dan angkutan orang, penyelenggaraan manajemen rekayasa lalu
lintas, serta bimbingan keselamatan dan ketertiban lalu lintas,
pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Berikut ini akan
dijelaskan kriteria yang digunakan untuk mengetahui kinerja pelayanan
pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan barang di Dinas
Perhubungan Surakarta :
1. Prosedur Pelayanan
Yang dimaksud prosedur adalah rangkaian tata kerja yang
berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya urutan
tahapan secara jelas serta cara-cara yang harus ditempuh dalam
rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. (Boediono, 2003:62)
Prosedur pelayanan publik harus sederhana, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan, serta
diwujudkan dalam bentuk Bagan Alur yang dipampang dalam
ruang pelayanan.
2. Waktu Penyelesaian
Adalah jangka waktu penyelesaian suatu pelayanan
publik mulai dari dilengkapinya / dipenuhinya persyaratan teknis
atau persyaratan administrasi sampai dengan selesainya suatu
proses pelayanan. (Ratminto dan Atik Septi Winarsih). Waktu
penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan.
3. Biaya Pelayanan
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan
memberi manfaat saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi.
(Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen, 1999 :36). Kepastian
dan rincian biaya pelayanan publik harus diinformasikan secara
jelas dan diletakkan di dekat loket pelayanan, ditulis dengan huruf
cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang minimum 3 (tiga)
meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan.
4. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan merupakan salah satu hal yang paling
penting dalam organisasi di bidang jasa, karena bersangkutan
langsung dengan pengguna jasa.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat
utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga
berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang0orang yang
sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu. (Moenir,
2000:119)
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Adalah kemampuan petugas pemberi pelayanan yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dari uraian di atas, maka penulis memberikan batasan mengenai
Kinerja Dinas Perhubungan dalam melaksanakan pelayanan pengujian
kendaraan bermotor kepada masyarakat (pemohon uji kendaraan
bermotor) dan memenuhi kebutuhan mayarakat dalam bidang
Pengujian kendaraan bermotor sesuai visinya yaitu terwujudnya lalu
lintas angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur,
nyaman, serta efisien yang mampu memadukan moda transportasi
sebagai pendorong, penggerak, dan penunjang pembangunan sektor
transportasi yang berwawasan lingkungan di kota Surakarta.
e. Pengertian Kepuasan Konsumen
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu instansi pleyanan publik
agar bisa memberikan pelayanan untuk mencapai tujuan yaitu kepuasan
konsumen dalam hal ini penggunan jasa pengujian kendaraan bermotor.
John C. Mowen dan Michael Minor alih bahasa Dewi Kartini
Yahya (2002 : 89) mendefinisikan ” kepuasan konsumen (consumer
Satisfaction) sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas
barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya.”
Sementara itu Zulian Yamit (2002 : 78) mendefinisikan ”kepuasan
konsumen adalah hasil (out come) yang dirasakan atas penggunaan
produk, jasa sama atau melebihi harapan yang diinginkan.” sedangkan
”Kepuasan konsumen menurut Vincent Gaspersz (2005: 34) pada
dasarnya dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan
dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi
melalui produk yang dikonsumsi.”
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen mecakup perbedaan
antara kinerja dan harapan atau hasil yang dirasakan. Secara umum
definisi diatas menitikberatkan pada kepuasan produk atau jasa, dalam
arti selama dan setelah mengkonsumsi produk atau jasa konsumen mulai
mengembangkan rasa puas dan tidak puas.
Kepuasan pelanggan boleh dinyatakan sebagai suatu rasio atau
perbandingan artinya jika pelanggan merasakan bahwa kinerja dari
pelayanan melebihi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka maka
kepuasan pelanggan akan menjadi tinggi, sedangkan pada sisi lain
apabila pelanggan merasakan bahwa kinerja pelayanan lebih kecil dari
kebutuhan keinginan dan harapan mereka maka kepuasan pelanggan
akan menjadi lebih rendah.
D. 2. Kerangka Pemikiran
Secara garis besar masalah-masalah yang akan diteliti akan
dituangkan dalam suatu kerangka berpikir untuk memperjelas dan
mengarahkan jalannya pemikiran agar tidak menyimpang dari pokok
permasalahan.
Kinerja Dinas Perhubungan merupakan kemampuan melaksanakan
tugas dan fungsinya secara optimal untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki. Tugas dan fungsi Dinas Perhubungan memberikan pelayanan
administratif kepada masyarakat (pemohon uji kendaraan bermotor) dan
memenuhi kebutuhan mayarakat dalam bidang Pengujian kendaran bermotor
sesuai visinya yaitu terwujudnya lalu lintas angkutan jalan yang selamat,
aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, serta efisien yang mampu
memedukan moda transportasi sebagai pendorong, penggerak, dan
penunjang pembangunan sektor transportasi yang berwawasan lingkungan di
kota Surakarta.
Dinas Perhubungan kota Surakarta mengupayakan memberikan
kinerja pelayanan yang baik untuk mencapai sasaran pelayanan yaitu
tercapainya kepuasan masyarakat, dalam hal ini untuk memberikan
kepuasan bagi masyarakat yang menggunakan jasa pengujian kendaraan
bermotor, dengan mengacu pada misi yang ada yaitu, mewujudkan moda
transportasi yang memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan,
menyelanggarakan transportasi handal, terpadu, guna meningkatkan
mobilitas orang, barang dan jasa.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat maka kinerja pelayanan pengujian kendaraan
bermotor di Dinas Perhubungan kota Surakarta dapat dilihat dari beberapa
indikator berdasarkan SK MENPAN No. 63 tahun 2004 mengenai Standar
Pelayanan Publik yaitu Prosedur Pelayanan, Waktu Penyelesaian, Biaya
Pelayanan, Produk Pelayanan, Sarana dan Prasaranan dan Kompetensi
Petugas Pemberi Pelayanan..
Kerangka berpikir dari kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan
Bermotor di Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat dilihat darigambar di
bawah ini
Bagan I.1
Kerangka Pemikiran
Kepuasan pengguna Jasa Pengujian Kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Surakarta
Pelayanan Publik : 1. Prosedur Pelayanan 2. Waktu Penyelesaian 3. Biaya Pelayanan 4. Jenis pelayanan 5. Sarana dan prasarana 6. Kompetensi petugas
pemberi pelayanan
Permohonan Uji Kendaraan Masyarakat
E. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi adalah cara kerja untuk memahami objek yang
menjadi sasaran yang diteliti. Metode dipilih untuk digunakan dalam
rangka memperoleh suatu data yang akurat dan relevan, sehingga dapat
dianalisis serta dapat disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan
diadakan penelitian tersebut.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang
terjadi secara sistematis, aktual dan akurat sesuai dengan fakta yang
ada dengan mengumpulkan data, menjelaskan dan menganalisa secara
obyektif dalam arti hasil penelitian ini lebih menekankan gambaran
mengenai kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis
angkutan barang di Dinas Perhubungan kota Surakarta.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor di
Dinas Perhubungan Kota Surakarta, peneliti mengambil lokasi di
Dinas Perhubungan Kota Surakarta dengan alasan :
a. Dinas Perhubungan merupakan Dinas pelayanan pengujian
kendaraan bermotor yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Tersedianya data yang mendukung penelitian yang akan dilakukan
3. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara berupa tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematik dan dilandaskan pada tujuan penelitian. Tanya jawab ini
dilakukan langsung dengan responden, dalam hal ini petugas atau
pejabat di lingkungan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota
Surakarta yang berkaitan dengan kinerja pelayanan pengujian
kendaraan bermotor.
b. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mendatangi lokasi penelitian
untuk melihat secara langsung mengenai kegiatan yang ada dan
sedang berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan observasi tak
berperan atau teknik observasi non partisispasi, dimana peneliti
tidak terlihat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh
objek penelitian.
c. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melalui pencatatan
dokumen-dokumen, arsip, formulir, dan lain-lain. Teknik ini
dipakai untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan objek
penelitian yang diambil dari beberapa sumber.
4. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung melalui
wawancara dan observasi, dalam hal ini petugas atau pejabat di
lingkungan Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berkaitan
dengan kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,
melalui dokumentasi dan buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Data ini digunakan sebagai pelengkap dan
pendukung data primer.
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu dengan mengambil sampel orang yang benar-benar
mengerti tentang permasalahan yang selanjutnya disebut key
informant. Dalam penelitian yang termasuk key informant adalah
pegawai Dinas Perhubungan yaitu Kepala Seksi Teknik Sarana dan
Prasarana, petugas penguji kendaraan.
6. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini
maka peningkatan validitas akan dilakukan secara triangulasi data,
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu, (Moleong, 2000: 178). Ini berarti dalam
mengecek kebenaran data tersebut penulis menggunakan beberapa
sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.
Dengan demikian data yang diperoleh dari suatu sumber akan
dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda.
7. Teknik Analisa Data
Analisa data yang dipergunakan adalah model interaktif. Model ini di
dalamnya terdapat tiga komponen utama yaitu :
a. Data reduksi
Merupakan bagian dari analisis. Suatu bentuk analisis yang
mempertegas atau memperpendek, membuat fokus, membuang hal
yang tidak penting, dan mengatur sedemikian rupa sehingga
kesimpulan akhir dapat dilakukan.
b. Sajian data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data,
peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis tindakan lain berdasar
pengertian tersebut.
c. Penarikan kesimpulan
Dalam pengumpulan data, peneliti harus sudah mulai mengerti arti
dari hal-hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, dan proposisi-proposisi. Tetapi peneliti
juga harus bersikap terbuka. Kesimpulan yang dibuat awalnya
kurang jelas, kemudian semakin meningkat secara eksplisit dan
memiliki landasan yang kuat (H.B Sutopo, 2002: 91)
Bagan I.2
Skema Analisis data
BAB II
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
Sajian Data
DESKRIPSI LEMBAGA
A. Lokasi Pengamatan
Pengamatan ini mengambil lokasi di kantor Dinas Perhubungan kota
Surakarta, khususnya Sub Din Teknik Sarana dan Prasarana yang beralamat
di Jl. Menteri Supeno No. 7 Manahan Surakarta 57139.
B. Sejarah Berdirinya Dinas Perhubunagan Kota Surakarta
Sejak zaman colonial hingga tahun 1951 pemerintah belum memiliki
perundang-undangan lalu lintas secara nasional, sehingga undang-undang
yang mengatur jalan dan lalu lintas kendaraan didasarkan pada perundang-
undangan yang dibuat oleh Belanda. Undang-undang lalu lintas kendaraan di
Indonesia yang pertama adalah Motor Reglement pada tahun 1917, dalam hal
pengaturan pengujian kendaraan bermotor dipercayakan kepada pemerintah
lokal sesuai dengan kebutuhan setempat.
Pada tahun 1933 Motor Reglement diganti dengan Undang-Undang
Lalu Lintas Jalan atau Wogver keersordonnatie (stattblods 1933 No. 86)
dimana telah ditentukan keharusan pengujian di seluruh negeri bagi setiap
bus, mobil, gerobag, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan
penumpang umum. Kemudian undang-undang ini diikuti dengan peraturan
pelaksanaan pemerintah (wagvekeerding) tanggal 15 Agustus 1936 (staat
blads 1936 no. 451).
Pada tahun 1951 pemerintah Indonesia telah meninjau kumpulan
Undang-Undang Lalu Lintas Jalan dan wogverkeersverrordening tahun 1936,
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah dikeluarkan sebagai
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1951 tentang Lalu Lintas Jalan
(Lembaran Negara No. 144) kemudian keputusan Direktur Perhubungan dan
Irigasi (wogver keersbesluit-ven w) tanggal 26 September 1936 juga
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai keputusan Menteri
Perhubungan No. 2441 / Ment, tanggal 1 Juli 1951 (lembaran Negara No.
144).
Pada tahun 1965 Undang-Undang Lalu Lintas Jalan No. 7 tahun 1951
untuk pertama kalinya diganti dengan undang-undang baru yaitu Undang-
Undang No. 3 tahun 1965 (lembaran Negara No. 25 tahun 1965) yang secara
khusus mencabut Undang-Undang yang lama. Dengan dikeluarkannya
Undang-Undang No. 3 tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Raya tersebut, segala peraturan lalu lintas jalan lama tidak berlaku lagi.
Namun dari pasal 36 Undang-Undang No. 3 tahun 1965 ada keputusan-
keputusan tentang lalu lintas jalan yang akan terus berlaku sampai dirubah
atau diganti dengan peraturan-peraturan yang dikeluarkan berdasarkan
Undang-Undang tersebut.
C. Visi dan Misi Dinas Perhubungan kota Surakarta
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Perhubungan kota
Surakarta mempunyai visi dan misi yang tercantum dalam Renstra (Rencana
Strategi) tahun 2003 – 2008.
Visi tersebut:
“Terwujudnya lalu lintas Angkutan Jalan yang selamat, aman, cepat, lancer,
tertib, teratur, dan nyaman serta efisien yang mampu memadukan moda
transportasi sebagai pendorong, penggerak, dan penunjang pembangunan
sector transportasi yang berwawasan lingkungan di kota Surakarta”.
Sedangkan misinya yaitu:
1. Menyelenggarakan transportasi yang handal, terpadu, dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat guna meningkatkan mobilitas orang, barang, dan
jasa.
2. Mewujudkan moda transportasi yang memenuhi persyaratan teknik dan
laik jalan.
3. Menyelenggarakan management dan rekayasa lalu lintas serta bimbingan
keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
4. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sektor transportasi.
D. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan
Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas angkutan Jalan
dan mempunyai fungsi antara lain:
a. Penyelenggaraan tata usaha Dinas
b. Penyusunan rencana program pengendalian evaluasi dan pelaporan.
c. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta bimbingan
keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
d. Pengaturan angkutan orang dan angkutan barang.
e. Pembinaan usaha sarana dan prasarana teknis kendaraan dan bengkel.
f. Penyelenggaraan uji kendaraan.
g. Penyelenggaraan penyuluhan.
h. Pembinaan jabatan fungsional.
i. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
E. Struktur Organisasi
Susunan dan struktur organisasi di Dinas Perhubungan kota Surakarta
diatur dalam Peraturan Daerah kota Surakarta No. 6 tahun 2001 tentang
susunan Organisasi dan tata kerja Perangkat Daerah kota Surakarta. Adapun
struktur organisasi pada Dinas Perhubungan kota Surakarta adalah sebagai
berikut:
a. Kepala Dinas
b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum
2. Sub Bagian Kepegawaian
3. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Dinas Bina program, terdiri dari:
1. Seksi perencanaan
2. Seksi pengendalian evaluasi dan pelaporan
d. Sub Dinas Lalu Lintas, terdiri dari:
1. Seksi Manajemen dan rekayasa lalu lintas
2. Seksi bimbingan keselamatan dan ketertiban
e. Sub Dinas Angkutan, terdiri dari:
1. Seksi Angkutan orang
2. Seksi Angkutan barang
f. Sub Dinas teknik sarana dan prasarana, terdiri dari:
1. Seksi teknik kendaraan dan bengkel
2. Seksi uji kendaraan
g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari:
1. Unit Pelaksana Teknik Dinas Terminal
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas Perparkiran
Dari struktur organisasi tersebut, kepala Dinas Perhubungan kota Surakarta
membawahi kepala Bagian Tata Usaha, ka sub din bina program, ka sub din
lalu lintas, ka sub din teknik sarana dan prasarana dan 2 Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) yaitu UPTD Terminal dan UPTD Perparkiran. Berikut
ini adalah uraian tugas masing-masing jabatan.
1. Kepala Dinas
Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan.
a. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas sesuai
dengan Program Pembangunan Daerah (Propeda)
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi
penyimpangan.
e. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan
hambatan serta memberikan jalan keluarnya.
f. Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan
kinerja.
g. Merumuskan kebijakan teknis pemberian bimbingan dan pembinaan
terhadap urusan bina program, lalu lintas, angkutan, dan teknis sarana
dan prasarana.
h. Melaksanakan pengelolaan terminal dan perparkiran.
i. Memberikan perizinan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
j. Menyelenggarakan pengamanan dan pengendalian teknis atau
pelaksanaan tugas sesuai dengan yang ditetapkan oleh walikota
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
k. Menyelenggarakan urusan tata usaha Dinas.
l. Menyelenggarakan pembiaan unit pelaksana teknis dinas dan
kelompok jabatan fungsional.
m. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan guna menyiapkan
bahan petunjuk pemecahan masalah.
n. Menyelenggarakan tertib administrasi serta membuat laporan berkala
dan tahunan.
o. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait guna kelancaran
tugas.
p. Pemberian usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Kepala Bagian Tata Usaha. Mempunyai tugas melaksanakan administrasi
umum, perijinan, kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan
teknik yang ditetapkan oleh kepala Dinas tugas-tugasnya sebagai berikut:
a. Menyusun program kerja Bagian Tata Usaha berdasarkan rencana
strategis dan program kerja tahunan Dinas.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi
penyimpangan.
e. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan
hambatan serta memberikan jalan keluarnya.
f. Menilai hasil kerja bawahan secara periodic guna bahan peningkatan
kinerja.
g. Menyusun rencana kegiatan di lingkungan Bagian Tata Usaha.
h. Mengelola administrasi surat menyurat, peralatan dan perlengkapan
kantor, rumah tangga serta dokumen dan perpustakaan.
i. Menyiapkan dan merumuskan administrasi perijinan serta mekanisme
pemberiannya.
j. Mengelola administrasi kepegawaian dan keuangan.
3. Kepala Sub Dinas Bina Program
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan rencana strategis dan
program kerja tahunan Dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian
serta evaluasi dan pelaporan sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh kepala Dinas.
a. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas sesuai
dengan Program Pembangunan Daerah (Properda).
b. Menyusun program kerja Sub Dinas Bina Program berdasarkan
rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.
4. Sub Dinas Lalu Lintas
Kepala Sub Dinas Lalu Lintas mempunyai tugas menyelenggarakan
pembinaan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta bimbingan
keselamatan dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala Dinas.
Uraian tugasnya antara lain:
a. Menyusun program kerja Sub Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
berdasarkan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan
hambatan serta memberikan jalan keluarnya.
e. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan
hambatan serta memberikan jalan keluarnya.
f. Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan
kerja.
g. Menyiapkan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian
lalu lintas dan angkutan jalan.
h. Menyusun rencana operasional ketertiban dan kelancaran lalu lintas
angkutan orang dan barang serta pengamanan jalan dan jembatan.
i. Meneliti dan menyelidiki teknis sebab-sebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas.
5. Sub Dinas Angkutan
Kepala Sub Dinas Angkutan mempunyai tugas menyelenggarakan
pengaturan dan pembinaan manajemen dan rekayasa angkutan orang,
angkutan barang serta angkutan khusus pada jaring trayek dan jaring
lintas di wilayah kota sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Dinas.
Uraian tugasnya antara lain:
a. Menyusun program kerja Sub Dinas Angkutan sesuai dengan rencana
strategis dan program kerja tahunan Dinas.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi
penyimpangan.
e. Memeriksa hasil kerja bawahan agar tidak terjadi penyimpangan.
f. Menilai hasil kerja bawahan agar tidak terjadi penyimpangan.
g. Memberi bimbingan manajemen dan rekayasa angkutan orang,
angkutan barang dan angkutan khusus.
h. Memberi saran pertimbangan dan petunjuk terhadap penyelenggaraan
angkutan orang, angkutan barang dan angkutan khusus.
i. Memberikan rekomendasi perijinan trayek dan atau operasi
pengangkutan orang, pengangkutan barang dan pengangkutan khusus
serta mengawasi penyelenggaraannya.
6. Sub Dinas Teknik Sarana dan Prasarana
Kepala Sub Dinas Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan teknik kendaraan bermotor dan tidak bermotor /
becak, bengkel serta uji kendaraan berdasarkan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas.
Uraian tugasnya antara lain:
a. Menyusun program kerja Sub Dinas Teknik Sarana dan Prasarana
berdasarkan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi
penyimpangan.
e. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan
hambatan serta memberikan jalan keluarnya.
f. Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan
kinerja.
g. Menyusun petunjuk teknis persyaratan yang harus dimiliki setiap
pemilik kendaraan bermotor wajib uji dan tidak bermotor / becak serta
menyiapkan inventarisasi kendaraan bermotor wajib uji dan tidak
bermotor / becak sesuai ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
h. Memberi petunjuk teknis, pengarahan, pengendalian dan pemberian
ijin perbengkelan serta perusahaan pembuat karoseri.
i. Mengelola unit pengujian kendaraan bermotor wajib uji dan tidak
bermotor / becak, pemantauan serta penilaian terhadap
penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor dan tidak bermotor /
becak.
7. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD)
1. Kepal UPTD Terminal mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
terminal sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
Uraian tugasnya antara lain:
a. Menyusun program kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Terminal
sesuai dengan rencana strategis dan program kerja tahunan Dinas.
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta
pemerataan tugas.
c. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
d. Melaksanakan pengelolaan terminal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
e. Melaksanakan pemungutan retribusi daerah di lingkungan terminal.
f. Melaksanakan ketertiban dan keamanandi lingkungan terminal.
g. Melaksanakan pemeliharaan bangunan, halaman, taman, peralatan
dan inventaris milik Pemerintah kota Surakarta yang berada di
komplek terminal.
2. Kepala UPTD Perparkiran mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan perparkiran sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas.
Uraian tugasnya antara lain:
a. Menyusun program kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Perparkiran sesuai dengan rencana strategis dan program kerja
tahunan Dinas.
b. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan
pelaksanaan tugas.
c. Mengelola tugas.
d. Memungut retribusi parkir.
e. Memproses ijin parkir.
f. Memproses ijin pengelolaan parkir.
g. Menyusun rencana pengembangan lahan parkir.
F. Pegawai Dinas Perhubungan kota Surakarta
Pegawai Dinas Perhubungan kota Surakarta terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Tenaga Harian Lepas (THL), untuk Pegawai Negeri Sipil
berjumlah 148 orang dan jumlah Tenaga Harian Lepas 152 orang. Jadi secara
keseluruhan terdapat 300 pegawai. Berikut ini adalah jumlah pegawai Dinas
Perhubungan kota Surakarta dalam jabatan tugas berdasarkan Peraturan
Daerah No. 6 tahun 2001.
Tabel 1 Jumlah Pegawai Berdasar Jabatan Tugas
Sumber : Bag. Tata Usaha Dinas Perhubungan kota Surakarta
Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai
No Jabatan Jumlah
1. Kepala Dinas 1 orang
2. Ka. Bag. Tata Usaha 1 orang
3. Ka. Subag Umum 1 orang
4. Ka. Subag Keuangan 5 orang
5. Ka. Subag. Kepegawaian 3 orang
6. Ka. Subdin Bina Program 1 orang
7. Kasi Evaluasi & Pelaporan 2 orang
8. Kasi Perencanaan 2 orang
9. Ka. Subdin Lalu Lintas 1 orang
10. Kasi. Manaj. & Rekayasa LL 9 orang
11. Kasi. Bimb. Keselamatan & Ketertiban 9 orang
12. Ka. Subdin Angkutan 1 orang
13. Kasi. Angkutan Barang 9 orang
14. Kasi. Angkutan Orang 7 orang
15. Ka. Subdin Teknik Sarana dan Prasarana 1 orang
16. Kasi. Uji Kendaraan 12 orang
17. Kasi. Tk. Kendaraan dan Perbengkelan 2 orang
18. Ka. UPTD Perparkiran 8 orang
19. Ka. UPTD Terminal 73 orang
JUMLAH 148 orang
berikut:
Tabel 2
Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN
PENDIDIKAN JUMLAH PENDIDIKAN JUMLAH
1. Pasca Sarjana (S2) 4 Pasca Sarjana (S2) -
2. Sarjana (S1) 40 Sarjana (S1) 6
3. D4 3 D4 -
4. Sarmud 3 Sarmud 1
5. Diploma III (D3) 3 Diploma III (D3) -
6. Diploma II (D2) 1 Diploma II (D2) -
7. SLTA 66 SLTA 12
8. SLTP 6 SLTP -
9. SD 2 SD 1
Jumlah PNS laki-laki 128 Jumlah PNS Perempuan 20
Jumlah PNS keseluruhan 140
Sumber: Bag. Tata Usaha Dinas Perhubungan Surakarta
Tabel 3
Untuk jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Perhubungan kota Surakarta
adalah sebagai berikut :
SUBDIN/UPTD SK. Walikota
(orang)
SK. Kadin
(orang) Jumlah
UPTD Terminal 62 31 93
UPTD Perparkiran 9 2 11
Subdin Angkutan 30 140 40
Subdin Teksar - 4 4
Subdin Lalu Lintas 3 1 4
Jumlah 104 48 152
Sumber: Bag. Tata Usaha Dinas Perhubungan Surakarta
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kinerja Pelayanan
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
tentang kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor jenis angkutan
barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berfokus pada prosedur
pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, produk pelayanan, saranan
dan prasarana serta kompetensi petugas pemberi pelayanan, yang juga akan
dijelaskan mengenai kepuasan pengguna jasa pengujian kendaraan bermotor.
Dengan melihat kinerja pelayanan pengujian kendaraan bermotor Dinas
Perhubungan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan
maupun peningkatan kinerja pelayanan Dinas Perhubungan untuk periode
waktu berikutnya. Untuk mengetahui kinerja Pelayanan pengujian kendaraan
bermotor Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat dilihat dari kriteria sebagai
berikut :
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan digunakan sebagai salah satu indikator untuk
melihat apakah kinerja pelayanan organisasi yang dalam hal ini pengujian
kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Kota Surakarta baik atau buruk.
Prosedur pelayanan dalam hal ini pengujian kendaraan bermotor dalam hal
ini diukur dari apakah selama ini Dinas Perhubungan Kota Surakarta telah
melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan prosedur pelayanan yang
telah ditetapkan dan apakah prosedur yang telah dibuat sudah dianggap
baik oleh pengguna jasa. Akan tetapi apabila Dinas Perhubungan Kota
Surakarta belum sesuai dengan prosedur pelayanan yang telah ditetapkan
sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa Dinas Perhubungan Kota
Surakarta dalam melaksanakan tugas dan fungsinya belum baik dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pada dasarnya tugas dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Surakarta
di bagian pengujian kendaraan bermotor kegiatannya dimulai dari
pengumpulan data pemohon, administrasi data pemohon, proses
pemeriksaan kendaraan sampai dengan hasil pengujian kendaraan.
Sehingga dengan demikian target yang ingin dicapai oleh Dinas
Perhubungan Kota Surakarta bagian pengujian kendaraan bermotor adalah
tertib administrasi dan kepuasan pengguna jasa pengujian terhadap
pelayanan yang diberikan.
Kegiatan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan
Kota Surakarta dapat dijelaskan dengan bagan prosedur pelayanan
pengujuan kendaraan bermotor dari tahap pengumpulan data pemohon,
administrasi baik berkas maupun biaya administrasi, proses pemeriksaan
sampai dengan hasil pengujian adalah sebagai berikut :
Bagan 2.1
Prosedur Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan Kota Surakarta
Pengujian Kendaraan telah selesai
Dari Prosedur di atas menerangkan bahwa pemohon atau pemilik
kendaraan yang akan mengujikan kendaraannya terlebih dahulu
mendaftarkan ke bagian pendaftaran dan membayar biaya pengujian
kendaraan kepada kantor bagian bendahara. Para pemohon atau pemilik
kendaraan membawa kelengkapan-kelengkapan seperti buku uji
kendaraan, surat tanda kendaraan bermotor, dan BPKB. Setelah selesai
Petugas Pendaftaran Memeriksa Kelengkapan persyaratan
Gedung PKB Proses Pengujian/ Pemeriksaan Kendaraan
Pemasangan Tanda Uji Pengecatan Tanda samping
BKP Bend 26
ADMINISTRASI PKB Proses: -KIP -Buku uji -Plat uji -Tanda samping -Surat-surat Kasi Teknik / PKB
Pemohon / Pemilik +
Kendaraan
dalam pembayaran biaya pelayanan maka pemohon membawa
kendaraannya ke gedung Pengujian kendaraan bermotor untuk melakukan
proses pengujian kendaraan. Petugas di gedung PKB memeriksa dan
mencatat kelengkapan-kelengkapan setiap kendaraan seperti Kartu
Pengujian, Buku uji, Surat-surat kelengkapan. Setelah selesai melakukan
pengujian kendaraan maka para pemohon pengujian kendaraan meminta
plat uji kepada petugas untuk di pasang di plat nomor kendaraan pemohon
uji kendaraan.
Data dan informasi kendaraan yang akan diuji diperoleh pada saat
pemohon memasukkan berkas permohonan pengujian kendaraan bermotor
yang bersangkutan. Seperti disampaikan oleh Kasi Pengujian Kendaraan
Bermotor Bapak Wagiman mengatakan bahwa :
“Bagian pendaftaran calon penguji kendaraan bermotor menerima permohonan pengujian dengan mengisi surat permohonan. Pemohon membawa kelengkapan berkas-berkas yang menjadi persyaratan untuk melakukan uji kendaraan bermotor dan Petugas pendaftaran mulai memeriksa kelengkapan persyaratan dengan mengisi formulir pendaftaran permohonan uji kendaraan bermotor. Prosedur Pelayanan pengujian kendaraan bermotor ini sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan (wawancara, tanggal 21 September 2009)
Menurut pengguna jasa Dishub Surakarta mengenai prosedur
pelayanan pengujian kendaraan bermotor Dishub kota surakarta sebagai
berikut :
Pendapat dari Bapak Yanto sebagai berikut :
“ Wah kalau soal prosedurnya saya kurang tahu ya mas, pokoknya yang saya tau cuma datang ke loket pendaftaran di Dishub dengan membawa syarat-syarat yang dibutuhkan dan diproses trus udah selesai gitu aja”. (Wawancara, 21 September 2009)
Selain bapak Yanto, ada bapak Suwarno berpendapat tentang
Prosedur pelayanan tersebut sebagai berikut:
“ Prosedurnya kan ada tahapan-tahapannya, apabila ada masalah tentang kelengkapan surat-surat ya harus dilengkapi dulu kekurangannya. Trus ini saya datang lagi untuk serahkan kelengkapan surat-surat yang kurang ke petugasnya katanya suruh nunggu dulu. Saya rasa ,mudah mas soalnya cuma suruh lengkapi persyaratannya saja langsung bisa diproses”. (Wawancara, 21 September 2009).
Kesimpulan dari wawancara tersebut bahwa para pengguna jasa
tidak merasa kesulitan dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak
Dinas Perhubungan karena mereka bisa mendapatkan pelayanan dan
kemudahan apabila kesulitan dalam hal administrasi. Para pengguna jasa
sudah terbiasa dengan proses yang berlaku sehingga prosedurnya dapat
terlaksana dengan baik dan mereka sudah cukup puas dengan prosedur
yang ditetapkan terutama untuk pemohon pengujian yang termasuk
pemohon lama, namun bagi pemohon baru mungkin masih butuh
pengarahan dari pihak petugas. Sehingga prosedur pelayanan ini masih
belum efektif bagi pengguna jasa pengujian baru.
Dari hasil kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
prosedur pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang ada di Dishub
Surakarta sederhana dan mudah. Prosedur pelayanan pengujian kendaraan
bermotor di Dinas perhubungan yaitu dimulai dengan pemohon uji
kendaraan mengajukan permohonan wajib uji ke Gedung PKB dengan
membawa berkas-berkas persyaratan pengujian kendaraan yang
diperlukan. Kemudian setelah diterima dan diteliti oleh petugas, berkas-
berkas tersebut diberikan kepada pemohon uji kendaraan untuk diteliti.
Apabila persyaratan telah lengkap dan bisa dianggap sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan maka persyaratan permohonan uji
kendaraan akan dilimpahkan ke bagian atau seksi terkait untuk diproses
sesuai dengan jenis permohonan pengujian. Setiap berkas pengujian
kendaraan bermotor tersebut dicatat dan dan disahkan oleh Kasi uji
kendaraan. Setelah disahkan maka berkas pemohon uji kendaraan
diberikan kembali kepada masing-masing pemohon wajib uji. Tetapi
apabila berkas wajib uji kendaraan tersebut tidak lengkap atau tidak lulus
uji maka akan ditolak oeh petugas dan menyuruh untuk melengkapi atau
memperbaiki kendaraannya ke bengkel.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian dapat dijadikan sebagai salah satunya untuk
mengukur kinerja pelayanan karena dengan melihat waktu penyelesaian
yang tepat membuat masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak
resah terhadap pelayanan yang diberikan. Semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk memberikan pelayanan maka menunjukkan pelayanan
semakin baik.
Menurut Kasi Uji Kendaraan Bapak Wagiman :
“Begini mas, waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dari pengisian surat permohonan pendaftaran sampai dengan pemasangan tanda uji dan pengecetan tanda samping membutuhkan waktu maksimal 2 jam , itupun kalau surat-surat kelengkapan kendaraannya lengkap”. (Wawancara, 21 September 2009).
Menurut Staff Pemeriksa uji kendaraan bapak Agus Wiyanto
sebagai berikut :
“ Memang ada standar waktu penyelesaian mas tapi dalam kondisi kenyataan susah dilaksanakan karena jumlah kendaraan yang semakin bertambah dan jam kerja yang tidak begitu panjang, tapi kami sudah berusaha melaksanakan pengujian dengan baik dan secepat mungkin agar tidak ada pemohon uji yang kecewa karena menunggu lama”.(Wawancara, 21 September 2009) .
Pendapat dari pengguna jasa mengenai waktu penyelesaian untuk
proses pengujian kendaraan bermotor sebagai berikut :
Pendapat dari Bapak Yanto selaku pengguna jasa :
“Ya yang lama tu ngantrinya mas, soale banyak yang tidak tertib, selain itu ngga ada petugas yang mengatur, tapi kalau proses pelayanan pengujiannya saya cukup puas cuma kalau antri itu yang saya ndak suka kurang perhatian dari petugas ”. (Wawancara, 21 September2009).
Ada pendapat juga dari bapak Suwarno mengenai waktu penyelesaian
yaitu :
“ Kalau waktu penyelesaian tidak pasti mas bisa sampai dua atau tiga jam tergantung dari proses administrasi dan pemeriksaan mobil yang diuji, kalau dapat nomor antrian pemohon banyak ya pasti antrinya lama. Tapi menurut saya kalau proses pengujiannya sendiri cepat dan sudah baik cuma yang lama antrinya aja. Tapi ada juga sih mas petugas yang kerjaannya cuma ngobrol-ngobrol saja”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berdasarkan dari wawancara tersebut diatas bahwa para pengguna
jasa tidak merasa keberatan dengan waktu penyelesaian yang dilakukan
oleh petugas karena sebagian besar persoalannya hanya pada waktu antri
nomor pemohon memang cukup lama menunggu dikarenakan jumlah
kendaraan bermotor yang begitu banyak. Tetapi, pada proses pengujiannya
para petugas melaksanakan tugasnya dengan cepat dan sesuai dengan
standar, sehingga dari wawancara diatas penulis dapat melihat para
pengguna jasa sudah cukup puas dengan kegiatan pengujian yang
berlangsung.
Dari kesimpulan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh
Dishub kota Surakarta mulai dari pengisian surat permohonan pendaftaran
sampai dengan pemasangan tanda uji dan pengecetan tanda samping
apabila dilakukan lewat prosedur yang benar maka proses dan waktu
penyelesaian pengujian dapat terselesaikan dengan baik.
Sedangkan efektifitas petugas dalam melaksanakan pengujian
kendaraan masih belum maksimal. Hal ini disebabkan adanya perilaku
petugas yang sering mengobrol dapat menghambat kinerja pelayanan dan
menghambat waktu penyelesaian pengujian kendaraan .
c. Biaya Pelayanan
Seperti yang dijelaskan sebelum-sebelumnya bahwa Kantor Dinas
Perhubungan kota Surakarta merupakan organisasi pemerintah yang
bergerak di bidang pelayanan pengujian kendaraan bermotor . Untuk
melakukan pengujian tersebut dikenai biaya pelayanan.dan strutur biaya
pelayanan telah diatur dalam pasal 27 Perda tahun 2001 yang berisi
tentang ketentuan Tarif Pengujian yaitu sebagai berikut :
a). Tarif Pengujian
Kendaraan Bermotor dengan JBB (Jenis Berat yang diperbolehkan)
adalah sebagai berikut :
1. JBB dibawah 2100 kg = Rp 22.500,-
2. JBB 2.101 s/d 3500 kg = Rp 25.000,-
3. JBB 3.501 s/d 8000 kg = Rp 28.500,-
4. JBB 8.001 s/d 15.000 kg = Rp 31.500,-
5. JBB diatas 15.000 kg = Rp 34.000,-
6. Kereta Gandengan = Rp 35.000,-
7. Kereta Tempel = Rp 40,000,-
b). Pengganti tanda uji berkala = Rp 2.500,-
c). Penggantian buku uji = Rp 5.000,-
d). Pengecetan tanda samping = Rp 2.500,-
e). Kendaraan yang melakukan uji
di luar daerah / mutasi uji dikenakan
penambahan biaya retribusi numpang uji = Rp 10.000,-
Keterlambatan pengujian kendaraan bermotor telah diatur dengan
pasal 28 yaitu sebagai berikut :
“Setiap keterlambatan pengujian berikutnya bagi kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (1) Perda ini dikenakan sanksi
keterlambatan setiap bulan sebesar Rp 7.000,-(Tujuh Ribu Rupiah)”.
Berikut wawancara dengan Bapak Wagiman selaku Kasie Uji
Kendaraan mengenai biaya pelayanan yang dikenakan oleh Dishub kota
Surakarta :
“ Begini mas, biaya tersebut dikenakan bagi pemohon yang akan mengujikan kendaraannya , dan sesuai dengan tarif pelayanan yang telah ditentukan” . (wawancara, 21 September 2009)
Senada dengan pendapat Bapak Joko wiyanto selaku staff penguji
kendaraan yaitu :
“ Biaya pelayanan sudah ditentukan dari pihak Dinas Perhubungan sesuai ketetapan biaya pelayanai, sehingga para pemohon tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tambahan untuk proses pengujian jadi tidak ada pungutan-pungutan di luar ketentuan”.(Wawancara, 21 September 2009).
Berikut pendapat dari pengguna jasa mengenai biaya pelayanan untuk
proses pengujian kendaraan bermotor sebagai berikut :
Pendapat pengguna jasa mengenai biaya pelayanan dari Bapak Yanto :
“ Kalau saya ngga masalah mas, kan biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dicantumkan. Yang penting tidak dikenai biaya-biaya yang lain lagi, saya sudah puas dengan biaya retribusi yang ditetapkan tidak memberatkan menurut saya”.(wawancara, 21 September 2009)
Bapak Suwarno selaku pengguna jasa juga berpendapat :
“ Ya kalau biaya pelayanan kan disuruh bayar sesuai dengan yang tertera diberkas formulir mas, ya saya manut aja dengan peraturannya, lagipula biayanya tidak mahal memang sudah seharusnya yang penting saya senang karena tidak ada pungutan liar diluar biaya administrasi yang sudah ditetapkan.\\\\ ”. (wawancara, 21 September 2009)
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil wawancara di atas
mengenai biaya pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang telah
ditetapkan pihak Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta para
pengguna jasa tidak merasa keberatan dengan jumlah yang telah
ditetapkan karena menurut mereka biaya yang dikenakan sesuai dengan
kemampuan. Para pengguna jasa pengujian sudah puas dengan biaya yang
ditetapkan sesuai peraturan dan tidak ada pungutan diluar biaya retribusi
yang sudah mereka bayarkan.
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa Kantor
Dinas Perhubungan Surakarta dalam hal ini subdin Teknik sarana dan
prasarana mengenakan biaya pelayanan kepada pemohon uji kendaraan
telah sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa KantorDinas Perhubungan Surakarta dalam hal ini
subdin Teknik Sarana dan Prasarana telah menunjukkan kualitas
pelayanan yang baik mengenai biaya pelayanan sesuai dengan peraturan
yang sebelumnya sudah ditentukan.
d. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan dapat digunakan sebagai salah satu jenis indikator
untuk melihat kinerja pelayanan suatu organisasi yang dalam hal ini adalah
Kantor Dinas Perhubungan Surakarta subdin Teknik Sarana dan Prasarana.
Jenis Pelayanan administrasi yang diberikan oleh Dinas Perhubungan
dalam hal pengujian kendaraan bermotor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mutasi atau Numpang Uji
Yang dimaksud dengan mutasi atau numpang uji kendaraan adalah
apabila suatu kendaraan yang akan mengajukan permohonan untuk
mengujikan kendaraan dari luar daerah masuk ke daerah yang baru atau
mengujikan kendaraan dari daerah asal ke daerah yang lain.
2. Permohonan uji kendaraan baru
Yang dimaksud dengan permohonan uji kendaraan baru adalah
Permohonan uji yang diperuntukkan untuk kendaraan yang baru pertama
kali diujikan di Dinas Perhubungan.
3. Permohonan uji berkala
Yang dimaksud dengan permohonan uji kendaraaan berkala adalah
permohoana uji yang dilaksanakan tiap 6 bulan sekali secara rutin.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pelayanan yang diberikan
oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta ada 3 macam. Pelayanan Mutasi
dan Numpang Uji merupakan jenis pelayanan yang wajib diajukan untuk
melakukan pengujian apabila berada di daerah atau kota yang berbeda.
Sedangkan Permohonan Uji Berkala merupakan jenis pelayanan yang
harus dilaksanakan setiap 6 bulan sekali dan dilakukan secara rutin.
Jenis pelayanan merupakan salah satu hal yang paling penting
dalam organisasi yang bergerak di bidang jasa, untuk itu jenis pelayanan
harus betul-btul diperhatikan karena bersangkutan langsung dengan
pengguna jasa. Dengan demikian jenis pelayanan bisa dijadikan indikator
pengukuran kinerja pelayanan, apakah pengguna jasa sudah merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan. Pengguna jasa sudah merasa puas
apabila keinginan konsumen sesuai dengan harapannya. Karena kesalahan
pelayanan dapat berpengaruh terhadap kepuasan penggguna jasa dalam
melakukan proses pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan
Kota Surakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Wagiman selaku Kasie Uji
berikut ini :
“ Jenis Pelayanan Numpang Uji dan Mutasi diberikan apabila ada permohonan dari pemilik kendaraan yang berasal dari luar daerah, misalnya Wonogiri, Sukoharjo, Semarang dan ada juga yang dari Jakarta. Permohonan tersebut diberikan jika pada saat sudah habis masa berlakunya tetapi kendaraan tersebut tidak berada di kota asalnya atau sebaliknya (Wawancara, 21 September 2009).
Senada dengan penjelasan bapak Agus Wiyanto selaku staff
pemeriksa uji kendaraan yaitu :
“Menurut saya jenis pelayanan di Dinas Perhubungan yang paling utama terdiri dari pelayanan Numpang Uji, Mutasi dan Permohonan uji Berkala. Jenis pelayanan tersebut yang biasa kami berikan untuk pemohon uji baik dari dalam kota maupun dari luar kota yang sudah waktunya untuk melakukan pengujian. Kami sebagai petugas pengujian sudah memberikan pelayanan yang maksimal untuk Numpang Uji, Mutasi dan permohonan uji berkala dan selama ini belum ada permaslahan dari pihak pengguna yang merasa dirugikan”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berikut juga datang pendapat dari Bapak Heri selaku Pemohon Uji baru :
“ Saya baru kali ini mas mengajukan permohonan uji kendaraan bermotor, jadi kalau permohonan numpang uji dan mutasi masih belum mengetahui , kalaupun belum tahu kan bisa tanya petugasnya”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berikut ini penulis sampaikan pendapat menurut pengguna jasa
Dishub Surakarta mengenai Jenis pelayanan pengujian kendaraan
bermotor Dishub kota Surakarta sebagai berikut :
Pendapat yang datang dari pengguna jasa bapak Yanto :
“ Ya kalau pas waktu pengujian saya lagi ndak di kota asal mobil saya biasanya saya proses di kota tersebut dengan mutasi jadi tidak perlu repot-repot ke Solo, begini dulu truk saya lagi ada pengiriman barang ke Semarang dan saya juga pindah domisili ke sana, ya saya minta surat mutasi mas dari sini Dinas Perhubungan Surakarta untuk disertakan pada saat mengujikan di Semarang, jadi saya tidak perlu repot balik ke Solo lagi kalau mau pengujian cukup dengan surat pengantar mutasi yang saya bawa. Saya jadi senang dan merasa puas karena biaya yang saya keluarkan tidak dobel buat bolak-balik dari Semarang ke Solo”. (Wawancara, 21 September 2009).
Kemudian ada pendapat juga datang dari bapak Suwarno :
“ Ya katanya pegawai di loket kalau numpang uji suruh langsung saja di ujikan nanti petugasnya membuatkan surat keterangan yang isinya menerangkan kalau kendaraan saya sudah di uji disini, saya jadi mudah mas kalau lagi ndak di Solo bisa proses pengujian di mana saja asal dibekali surat pengantar pengujian dari sini, pokoknya enaklah prosesnya tidak susah”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berdasarkan wawancara tersebut diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa para pengguna jasa pengujian bisa mendapatkan jenis pelayanan
seperti mutasi, numpang uji kalau memang lagi di luar kota atau sudah
pindah domisili jadi bisa lebih mudah melakukan pengujian tanpa harus ke
tempat asal kendaraan. Mereka sudah cukup puas dengan jenis pelayanan
yang diberikan untuk memudahkan pengujian bagi pengguna jasa yang
berasal dari dalam kota maupun luar kota untuk melakukan proses
pengujian.
Pelayanan yang diberikan telah dikonfirmasikan kepada pengguna
jasa pelayanan Numpang uji dan Mutasi tetapi pemberitahuan kepada
pemohon uji baru masih belum jelas. Penulis mengamati tentang jenis
pelayanan yang diberikan di Dinas Perhubungan Kota Surakarta memang
kadang kekurangan dalam hal sosialisai terhadap para pemohon uji baru.
Tetapi tidak ada kesalahan yang berarti di dalam pemberitahuan
kepada pengguna jasa, hal tersebut dikarenakan dengan banyaknya
pekerjaan di Dinas Perhubungan Kota Surakarta, maka kesalahan tersebut
bisa dimaklumi.
Penulis dapat memberikan pengamatan bahwa jenis pelayanan
yang diberikan pihak Dinas Perhubungan Kota Surakarta sudah baik dan
tidak ada kesalahan-kesalahan yang berarti yang dapat mengecewakan
para pengguna jasa pengujian.
e. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana juga dapat digunakan sebagai indikator untuk
mengukur kinerja pelayanan. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarana
yang ada sangat erat kaitannya dengan pembentukan persepsi masyarakat
pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
Sarana dan prasarana yang dimaksudkan yaitu sarana untuk
penunjang kerja petugas pengujian kendaraan bermotor yang ada di Kantor
Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Fasilitas pelayanan yang ada di dinas
Perhubungan Kota Surakarta digunakan untuk menunjang kegiatan
pelayanan kepada pengguna jasa pengujian kendaraan bermotor
diantaranya ruang tunggu, tempat parkir, tempat pengujian kendaraan dan
lain-lain. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai maka
petugas dapat melakukan tugasnya dengan maksimal dan pengguna jasa
juga dapat merasa nyaman dan aman. Sehingga pelaksanaan kegiatan
pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan dapat memberikan
kepuasan bagi pengguna jasa selama proses pengujian dan petugas lebih
baik dalam melaksanakan pelayanan.
Untuk dapat mengetahui apakah Kantor Dinas Perhubungan Kota
Surakarta telah memiliki dan memberikan sarana dan prasana yang
memadai, berikut pendapat yang datang dari Bapak Wagiman Kasi
pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Surakarta :
“ Saya rasa sarana dan prasaran sudah memadai, hampir semua kegiatan disini sudah menggunakan peralatan yang modern seperti komputer untuk administrasi dan peralatan pendukung lain seperti alat untuk pemasangan tanda uji dan pengecatan tanda samping apabila telah lulus uji. Jumlah komputer juga sudah memadai untuk membantu proses pelayanan pengujian agar pemohon dapat memperoleh hasil dengan cepat dan baik. Dan untuk fasilitas seperti tempat tunggu, tempat parkir dan tempat pengujian selama ini saya rasa memadai juga nyaman dan bersih”. (Wawancara, 21 September 2009).
Datang juga pendapat dari Bapak Agus Wiyanto selaku staff
pemeriksa uji kendaraan, sebagai berikut :
“ Kalau sarana untuk membantu petugas dalam melaksanakan tugasnya ya disini ada komputer dan sudah dengan program administrasi yang baru, sehingga bagian pemeriksa mudah untuk meneliti kelengkapan pemohon yang melakukan pengujian. Ya, kalau ruang tunggu saya pikir sudah enak dan nyaman, ada tv, kipas angin pokoknya memadai begitu pula untuk tempat pengujian semua sudah dibuat senyaman mungkin bagi petugas dalam bekerja”. (Wawancara, 21 September 2009).
Pendapat para pengguna jasa mengenai sarana dan prasarana di
Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
Pendapat dari bapak Yanto selaku pengguna jasa yaitu :
“ Kalau mengenai sarana dan prasarana di Kantor Dinas Perhubungan terutama bagian pengujian kendaraan bermotor ya masih kurang memadai mas, tempat duduk dan ruang tunggu kurang luas... Kalau sarana bagian administrasi kan ada computer jadi ya cepet prosesnya, saya piker udah memadai.”. (Wawancara, 21 September 2009).
Demikian halnya dengan pendapat Bapak Suwarno mengenai sarana dan
prasarana di Dinas Perhubungan :
“ Iya sudah bagus mas tempatnya, pokoknya saya sudah merasa nyaman kalau sedang nunggu proses pengujian, tapi kalau lagi penuh ya kadang ndak kebagian tempat duduk tapi ndak apa-apa memang tempat umum bisa saya maklumi. Kalau untuk peralatan penunjang administrasi menurut saya sudah modern dan cepat kan sudah ada computer jadi ndak masalah saya senang dengan pelayanannya”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berdasarkan wawancara dengan pengguna jasa diatas dapat
disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dipakai dan disediakan
sudah memadai dan baik. Sarana dan Prasarana yang diseiakan untuk
pengguna jasa sudah diupayakan oleh pihak Dinas Perhubungan agar
merasa nyaman selama menunggu proses pengujian kendaraan bermotor.
Menurut pengguna jasa fasilitas seperti tempat duduk untuk ruang tunggu
sudah memadai walaupun masih kurang jumlahnya kalau pemohon uji
sedang banyak, tapi mereka sudah merasa maklum karena tempat
pelayanan umum sudah berusaha dengan baik untuk membuat para
pengguna jasanya nyaman. Penulis mengamati bahwa para pengguna jasa
sudah merasa puas dengan sarana dan prasarana yang mereka dapatkan
disaat melakukan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan
Kota Surakarta.
Dari hasil wawancara tentang sarana dan prasarana di Dinas
Perhubungan Kota Surakarta tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana yang telah dipakai dan disediakan sudah memadai dan baik.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana telah
dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya seperti komputer merupakan alat yang penting sebagai
perangkat untuk pengumpulan dan pengolahan data yang memudahkan
bagian adminitrasi.
Begitu juga dengan prasarana publik seperti tempat tunggu
pemohon, tempat parkir maupun tempat pengujian sudah memenuhi
standar. Yang penulis lihat selama ini, sarana dan prasarana di Kantor
dinas Perhubungan Kota Surakarta sudah memadai untuk membantu
menyelesaikan Pekerjaan para petugas pengujian maupun pengguna jasa.
Sehingga dengan tersedianya sarana dan prasarana yang telah memadai
diharapkan dapat membantu kinerja pelayanan sesuai dengan ketetapan
yang berlaku.
F. Kompetensi petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan merupakan faktor yang
terpenting sebagai salah satu indikator untuk mengukur kinerja pelayanan.
Kompetensi petugas sangat mempengaruhi dalam menjalankan kegiatan
yang ada dalam organisasi tersebut, dengan kompetensi atau kemampuan
yang memadai maka kegiatan yang ada dalam organisasi akan dfapat
berjalan dengan baik sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Kompetensi petugas yang dimaksud antara lain kemampuan petugas
pemberi pelayanan yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja.
Aspek pengetahuan menjadi syarat penting mengenai pekerjaan
yang dilakukan petugas untuk mencapai hasil kerja yang baik, karena
dengan pengetahuan yang baik akan diketahui bagaimana cara bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang dikehendaki.
Kemudian dari aspek keterampilan, tingkat keterampilan
mempunyai peran penting bagi para petugas dalam melakukan tugas dan
fungsinya dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang ada. Tingkat
Keterampilan yang mereka miliki akan membantu mereka dalam
memahami pekerjaan yang ada.
Dan yang terakhir aspek sikap kerja pegawai, untuk dapat
menghasilkan pelayanan yang berkualitas demi kepuasan pengguna jasa
dibutuhkan kemampuan/keandalan serta profesionalisme dari pegawai
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Namun kemampuan
yang mereka miliki tidak hanya kemampuan teknis tetapi juga kemampuan
non teknis.
Berdasarkan uraian diatas dapat diperoleh informasi dari
wawancara dengan kepala Kasi pengujian kendaraan Bapak Wagiman,
sebagai berikut :
“ Tentang kompetensi petugas terutama bagian pengujian kemampuannya sudah bagus seperti keterampilan, pengetahuan yang dimiliki serta sikap
kerja sudah bisa menjalankan tugasnya sesuai prosedur yang sudah ditetapkan pihak Dinas Perhubungan Surakarta. Dan tentu saja mas, para petugas pengujian bisa bekerja secara profesiaonal dan bisa memuaskan para pengguna jasa pengujian”. (Wawancara, 21 September 2009).
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Agus Wiyanto selaku
staff pemeriksa penguji kendaraan, sebagai berikut:
“ Untuk kompetensi petugas disini ya cukup, karena petugas yang bekerja disini benar-benar meiliki kemampuan yang bagus karena melalui tes yang rumit dan hanya sedikit yang bisa lolos ujian. Jadi saya yakin untuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap kerja pasti sudah memenuhi standar kerja”. (Wawancara, 21 September 2009).
Pendapat pengguna jasa mengenai kompetensi petugas pemberi
pelayanan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek keterampilan, aspek
pengetahuan dan sikap kerja. Sementara berikut ini akan disajikan kutipan-
kutipan wawancara dari pengguna jasa mengenai pendapatnya tentang
kompetensi petugas yang ada di Dinas Perhubungan di Kota Surakarta
bagian pengujian kendaraan bermotor. Kutipan dari pendapat bapak Yanto
:
“ Pengetahuan dan keterampilan petugas di sini ya saya kira cukup bagus lah mas, mereka itu kan lulusan sarjana yang benar-benar terpilih saya piker mereka sudah baik dalam menjalankan tugasnya. Sikap mereka juga ramah dan sopan dalam melayani pengujian, ya bagus menurut saya tidak perlu dipertanyakan lagi kepinterannya. Saya sudah puas dengan kemampuan petugasnya mas nyatanya saya belum pernah ada masalah selama proses pengujian maupun setelahnya baik-baik saja”. (Wawancara, 21 September 2009). Berikut juga penjelasan dari Bapak Suwarno yaitu sebagai berikut : “Kalau petugas disini ya biasa baik, menurut saya pengetahuan dan keterampilannya sudah cukup bagus.. Pokoknya yang saya tahu sih petugas selama ini dalam melayani tidak pernah membuat saya tidak senang baik kok mas semuanya. Ya saya cukup puas untuk kemampuan
petugas dalam administrasi dan pemeriksaan”. (Wawancara, 21 September 2009).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa
kompetensi petugas di Kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta bagian
pengujian kendaraan bermotordalam hal pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja cukup baik. Para petugas sudah disesuaikan dengan pekerjaan
masing-masing sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tentang kompetensi petugas pemberi pelayanan penulis amati
bahwa pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja mereka telah sesuai
dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan kepada para
pemohon pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan. Untuk itu
penulis menyatakan kompetensi tugas dalam memberikan pelayanan
cukup bagus.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka
dapat disimpulkan bahwa Kinerja Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
Jenis Angkutan Barang di Dinas Perhubungan Kota Surakarta telah berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kriteria yang digunakan untuk melihat
kinerja yaitu prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan, jenis
pelayanan, sarana dan prasarana, dan kompetensi petugas pemberi pelayanan
berikut ini :
1. Prosedur Pelayanan
Prosedur Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas
Perhubungan Kota Surakarta sudah cukup baik hal itu bisa dilihat dari para
penguji kendaraan bermotor yang sudah mengetahui prosedur yang
dibutuhkan dalam proses pengujian kendaraan. Para petugas Dinas
Perhubungan Kota Surakarta selalu memberikan pelayanan mengenai
prosedur pengujian agar dalam proses pengujian berikutnya dapat berjalan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Prosedur pengujian di Dinas
Perhubungan Kota Surakarta dimulai dengan pemohon uji kendaraan
mengajukan permohonan wajib uji ke Gedung PKB dengan membawa
berkas-berkas persyaratan pengujian kendaraan yang diperlukan.
Kemudian setelah diterima dan diteliti oleh petugas, berkas-berkas tersebut
diberikan kepada pemohon uji kendaraan untuk diteliti. Apabila
persyaratan telah lengkap dan bisa dianggap sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan maka persyaratan permohonan uji kendaraan akan
dilimpahkan ke bagian atau seksi terkait untuk diproses sesuai dengan
jenis permohonan pengujian. Setiap berkas pengujian kendaraan bermotor
tersebut dicatat dan dan disahkan oleh Kasi uji kendaraan. Setelah
disahkan maka berkas pemohon uji kendaraan diberikan kembali kepada
masing-masing pemohon wajib uji. Tetapi apabila berkas wajib uji
kendaraan tersebut tidak lengkap atau tidak lulus uji maka akan ditolak
oeh petugas dan menyuruh untuk melengkapi atau memperbaiki
kendaraannya ke bengkel.
2. Waktu Penyelesaian
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efektifitas petugas
dalam hal ketepatan penyelesaian pekerjaan selalu dilaksankan dengan
cepat dan sesuai dengan standar. Para penguji kendaraan sudah merasa
puas dengan kerja petugas dari mulai proses pendaftaran pengujian
sampai proses pemasangan dan pengecatan tanda uji tidak perlu menuggu
terlalu lama sudah berjalan dengan lancar, hanya saja untuk menunggu
proses pengujian setelah pendaftaran masih cukup lama karena banyak
sekali pengguna jasa pengujian yang ingin melakukan proses pengujian.
3. Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan pengujian kendaraan bermotor Kantor Dinas
Perhubungan Surakarta dalam hal ini subdin Teknik sarana dan prasarana
telah sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa KantorDinas Perhubungan Surakarta dalam hal ini
subdin Teknik Sarana dan Prasarana telah menunjukkan kualitas
pelayanan yang baik mengenai biaya pelayanan sesuai dengan peraturan
yang sebelumnya sudah ditentukan.
4. Jenis Pelayanan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa jenis pelayanan yang ada di
Kantor Perhubungan Kota Surakarta sudah baik hal ini dapat dilihat dari
para pengguna jasa pengujian yang bisa mendapatkan jenis pelayanan
seperti mutasi, numpang uji kalau memang lagi di luar kota atau sudah
pindah domisili jadi bisa lebih mudah melakukan pengujian tanpa harus ke
tempat asal kendaraan. Namun untuk jenis pelayanan yang sudah ada
masih kurang diinformasikan kepada para pemohon uji yang baru sehingga
masih mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengujian kendaraan
bermotor seperti pelayanan numpang uji dan mutasi. Sehingga masih perlu
sosialisasi oleh petugas pengujian kendaraan bermotor dalam memberikan
informasi kepada para penguji baru untuk lebih memudahkan proses
pengujian.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di Kantor Dinas Perhubungan Kota
Surakarta dalam hal ini dalam menunjang kinerja para petugas pengujian
kendaraan bermotor dan bagi pengguna jasa pengujian sudah cukup baik.
Sarana dan prasarana yang digunakan para petugas dalam menjalankan
tugasnya dengan peralatan yang sudah modern seperti komputer dan
peralatan yang dipakai untuk pemasangan tanda uji dan pengecatan tanda
samping apabila lulus uji. Sedangkan untuk pengguna jasa pengujian
sarana dan prasarana yang disediakan seperti tempat tunggu, tempat parkir
sudah cukup memadai dan nyaman.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pengujian kendaraan bermotor dalam hal
pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja sudah cukup baik.
Pengetahuan dan keterampilan para petugas memang sudah disesuaikan
dengan pekerjaan yang mereka kerjakan agar bisa menjalankan tugas
dengan baik dan tercapai hasil yang memuaskan. Sikap yang diperlihatkan
oleh petugas pengujian dalam memberikan pelayanan pada pengguna jasa
pengujian ramah dan baik sehingga mereka nyaman dan puas dalam
melakukan proses pengujian.
B. SARAN
Saran perbaikan yang dpat diberikan berkaitan dengan kinerja
pelayanan pengujian kendaraan bermotor Dinas Perhubungan Kota Surakarta
adalah sebagai berikut:
1. Dalam hal waktu penyelesaian proses pengujian kendaraan bermotor
sebenarnya untuk proses pengujian tidak mengalami masalah namun untuk
menunggu giliran proses pengujian setelah pendaftaran masih cukup lama.
Untuk itu penulis menyarankan untuk memberikan batas maksimal
kendaraan bermotor yang akan diuji, sehingga tidak terjadi antrian yang
panjang dan para petugas proses pengujian dapat menjalankan tugas
dengan baik dan selesai dengan hasil yang memuaskan.
2. Dalam hal jenis pelayanan masih kurangnya informasi kepada para penguji
baru kendaraan bermotor untuk melakukan proses pengujian dari prosedur
yang harus dilakukan seperti berkas-berkas yang diperlukan. Untuk itu
penulis menyarankan untuk memberikan informasi seperti papan
pengumuman yang berisi prosedur dari proses pengumpulan berkas yang
diperlukan, pendaftaran pemohon uji, sampai dengan proses pengujian
kendaraan. Dan penulis menyarankan untuk disediakan petugas khusus
untuk memberikan informasi secara lebih jelas mengenai jenis pelayanan
pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kendaraan Kota
Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA
B. Boediono.2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Don. R. Hansen dan Maryane M. Mowen. 2006. Management Acounting. Jakarta : Salemba Empat.
Faustino Cardoso Gomes. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi Offset.
H.A.S Moenir. 2000. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
H.B Sutopo. 2002. Pengantar Penilitian Kualitatif. Suarakarta : Puslit UNS
Joko Widodo. 2002. Good Governance. Surabaya : PT. Insan Cendekia.
Lexy. J. Moeleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remadja Rosdakarya.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar. Soejono Soekanto. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : Rajawali Press.
Suyadi Prawirosentono. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE
Vinzent Gasperz. 2005. Total Quality Management. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama. Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik (
Konsep, Teori dan Isu). Yogyakarta: Gava Media Zulian Yamit. 2002. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa.. Ekonosia :
Yogyakarta.
Sumber lain :
Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.1991. Jakarta : Modern English press.
Surat Keputusan MENPAN No. 63 Tahun 2004 Tentang Standar Pelayanan
Publik. Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Umum Perda No. 13 Tahun 2002 Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor
Jurnal Internasional
www. Publicservice.ac.uk/wp-content/uploads/boyne.pdf (explaining public service performance, 2006 : G.A Boyne)
Juhani Ukko, The impacts of performance measurement on the quality of
working life: Int. J. Business Performance Management, Vol. 10, No. 1, 2008.